CONTRIBUTED By Alam Pamudjo Alvin Oscar Anggana Sufriadin Melanie Musta kim Nurul Rahma Rizky So fyadi Sandi Riyanto
Poultry Breeder
NewsThatWorks
MANAGED & DESIGNED By Nurul Rahma
Internal Newsletter of Poultry Breeder Division, PT. Charoen Pokphand Indonesia
EDITED By Alvin Oscar Novyta Gultom
Berubah...Berubah...Berubah
Edition 3 - 07
November 2007
Hari kemenangan telah tiba…sudah siapkah Anda menja di pemenang dengan mental pemenang? Menaklukkan tantangan, mengubah cara berpikir, belajar dari kegagalan, terus menin gkatkan prestasi dan tidak pernah berhenti belajar adalah faktor penentu kemenangan. Semuanya terwakili oleh satu kata: perubahan. Karena itulah, lewat edisi ini kami membawa oleh-oleh spesial (bukan batagor atau peuyeum) dari Rapat Koordinasi Nasional PGA-HC 2007 beberapa waktu lalu di Bandung, yaitu tekad untuk berubah. Selanjutnya, mari menjawab tantangan dari diri sendiri serta belajar dari pengalaman melalui artikel OSHE, RUJAK, serta kilas kejadian di Poult ry Breeder September lalu. Ada pula ”Oleh-oleh dari Mars dan Venus”, bawaan Ibu Melanie, berisi perubahan dalam arti peningkatan kinerja dan dedikasi . Sorotan berikut kami arahkan ke Anyer, tempat berlangsungnya train ing Hatchery, di mana mereka berlomba-lomba mengasah kesiapan mental untuk mencapai target. Selanjutnya, laporan hasil audit tim OSHE dan artikel kiriman Bapak Alam Pamujo tentu dapat menjadi cambuk bagi kita untuk terus mawas diri dan memupuk mental ”tidak pernah puas berprestasi”. Seiring dengan bergemanya takbir kemenangan, mari kita ajak diri kita dan orang lain di sekitar kita agar mau berbuat lebih selayaknya semboyan Rakornas: Challenge Yourself to the Next Level! Selamat Membaca...(Tim Redaksi PB NewsThatWorks)
E DI SI
3 - 0 7
Oleh: Alvin Oscar, PB-HC, Mantan Ketua Umum Rakornas HC -PGA 2007
P A G E
1
Tiga Hari untuk Selamanya... Lebaran belu m juga tiba, tapi suasana silaturahmi sudah lebih dulu mewarnai Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) PGA-HC 2007. Jelas, dong, jarang-jarang ada kesempatan buat PGA seluruh Indonesia dan HC ngumpul bersama. Apalagi setelah tahun 2003, baru tahun ini diadakan lagi acara rapat koordinasi yang menyatukan HC dan PGA. Bisa kita bayangkan suasana ramai dan hangat menaklu kkan tenang dan din gin nya Lembang, Bandung. Sesuai dengan tema “Challenge Yourself to the Next Level”, Rakornas yang berlangsung dari 30 Agustus hingga 1 September 2007 lalu sengaja kita buat berbeda, baik dari peserta, acara dan tempat. Maksudnya tidak lain adalah untuk memberikan suasana dan semangat baru bagi para peserta dalam berdiskusi, berbagi, dan memperkuat kerja tim.
Hari pertama diisi dengan “Paradigma Baru Peran HC dalam Proses Bisnis” oleh Pak Sudirto Lim; dilanjutkan dengan kisah perjalanan hid up Pak Shu Ling, pembicara tamu kita, dalam melakukan perubahan dan meraih sukses. Peserta tampak sangat termotivasi mendengar cerita beliau yang sesekali ditimpali humor segar. Lalu giliran Pak Jimmy Peranginangin , Pak Cosmas Wardojo, Pak Agung Budiyanto dan Pak Hadianto Karta tampil; masingmasing dengan materi tentang praktek pemberdayaan fungsi PGA di tiap divisi. Setelah mendapat “masukanmasukan” tadi, peserta diminta untuk mendiskusikan rencana tindakan tiap area dalam menja wab tantangantantangan bagi PGA-HC saat ini dan di masa depan hingga sampai ke suatu kesimpulan kolektif. Sesi kepemimpinan oleh Ibu Hana, salah satu undangan, menjadi pembuka di hari kedua. Di sini peserta dibagi menjadi beberapa kelompok untuk melakukan berbagai aktivitas, seperti membuat menara dari koran, dan
E D IS I 3- 0 7
Lanjutan, Tiga Hari Untuk Selamanya...
P A G E
1
Kebersamaan PGA-HC berlanjut dalam suasana yang lebih santai melalui unju k bakat. Udara din gin Lembang tidak menyurutkan semangat tiap kelompok untuk berjuang memikat hati juri à la “Mamma Mia”: Pak Cosmas Wardojo, Pak Sunyoto dan Pak David Sumarlie. Apa hendak dikata para juri akhirnya terpikat dengan goyangan maut sekelompok perjaka dari kelompok “Papa Eroth” dan menobatkan mereka sebagai kelompok terbaik. Rangkaia n kegia tan team building di hari terakhir Rakornas menguji kebersamaan dan nyali peserta. Di uji kebersamaan, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok kemudian melakukan aktivitas seperti melewati rintangan dan memindahkan balok. Sementara “terjun bebas” dan “flying fox” sempat membuat beberapa peserta ketar-ketir karena ketinggian yang tidak main main. Tapi, acungan jempol patut kita berikan pada mereka yang telah berhasil menaklukkan tantangan rasa takut, meskipun dikemas dalam berbagai ekspresi yang mengocok perut. Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang. Setelah berkemas dan makan siang,
akhirnya, Pak David Sumarlie menutup Rakornas dengan mengajak peserta meneriakkan “Berubah, berubah, berubah!!!” sebagai simbol tekad mereka untuk menjadi lebih baik, sebagai memindahkan botol. “Bahaya HIV dan Narkoba di Tempat Kerja” juga tidak mau ketinggalan dalam menin gkatkan kesadaran kita akan bahaya tersebut di unit. Bagian ini cukup membuat heboh karena fasilitator meminta beberapa pasang peserta “muda-mudi” untuk mempraktekkan cara memasang kondom, tapi dengan alat peraga tiruan, lho! Siang hari peserta mendengarkan apa harapan dan masukan dari divisi yang memakai jasa kita. Dimulai dengan Pak Emmanuel Ramli dari divisi Feed, Dilanjutkan oleh Pak Yusry Surjadi dari divisi Poultry Breeder. Divisi Aqua juga ikut berbagi bersama kita melalui Pak Fajar Azis. Sorenya, peserta kembali berdiskusi dalam bentuk panel, dipandu oleh Pak Syafri Afriansyah dari HC.
individu, dala m tim maupun sebagai penyedia jasa bagi unit bisnis. Kini Lembang telah kembali sunyi karena tiga hari telah berlalu, namun pengalaman, cerita, tekad dan semangat untuk menjadi lebih baik yang kita dapat dari tiga hari tersebut adalah…selamanya.
Oleh: Rizki Sofyadi, PB-HC
E D IS I 3- 0 7
P A G E
1
Kapoknya Kapan? Pengalaman adalah guru terbaik dalam mempelajari kehidupan ini. Begitu kata orangorang bijak dahulu. Pengalaman adalah bekal kita untuk melangkah. Pada kesempatan ini kami akan menyampaikan empat kejadian di Poultry Breeder dalam waktu sebulan terakhir ini. Hendaknya dapat menjadi pengalaman berharga buat kita, karyawan maupun pihak manajemen, dan semoga tidak terulang lagi....
Meledak: Aki Genset Rentetan kejadian “September kelam” dibuka dengan meledaknya accu (aki) genset di Farm Balikpapan pada September 2007, 08.30 WITA. Tiga karyawan PT. Istana Satwa Boneo terpaksa dilarikan ke rumah sakit karena cedera. Menurut evaluasi bagian MEE (Mechanical Electrical Engineering), penyebab ledakan aki adalah proses warming up yang kurang sempurna, padahal warming up sebelum menghidupkan genset sangat penting untuk membantu dorongan putaran mesin (engine) sehingga kerja aki tidak berat. Tidak adanya pemeriksaan berkala terhadap gravity accu juga menjadi penyebab ledakan. Kondisi aki yang meledak, terlihat bodi aki tersebut pecah.
Terbakar: Panel Dua hari kemudian, Farm Kaduagung mendapat giliran. Kali ini terbakarnya panel pada kandang 5 dan 6 akibat arus pendek yang menyebabkan timbulnya api sehingga kerusakan menyebar pada alat lain di dalam panel. Penyebabnya adalah kurang kontrol rutin terhadap alat sehingga degradasi/penurunan kemampuan alat dalam panel tidak terdeteksi. Tak ayal lagi panel yang terbakar beserta komponen di dalamnya rusak.
Korsleting: Panel Gardu Induk Farm Cikupa ketiban sial seminggu berselang. Kala itu 10 September 2007 pukul 07.30 WIB, terjadi korsleting pada panel gardu induk yang menyebabkan terputusnya aliran listrik PLN ke farm. Kerugian material berupa penggantian peralatan listrik, penggantian kabel tanah untuk distribusi listrik ke farm, serta penggunaan solar untuk genset untuk pengadaan listrik sementara. Kejadian berawal dari pembuatan atap di dekat gardu PLN di mana pekerja menggali tanah dengan linggis untuk memperkuat berdirinya bambu penyangga atap terpal. Panel yang terbakar (panel 5 dan 6), panel yang terbakat ditunjukan dengan lingkaran merah.
E D IS I 3- 0 7
Lanjutan, Kapoknya Kapan?
P A G E
1
Linggis tersebut mengenai kabel tanah sehingga menyebabkan isolasi kabel terkelupas sehingga korslet dan fuse (sekring) di gardu putus. Sebenarnya hal ini bisa dihindari jika unit melakukan komunikasi dengan kontraktor sebelum melakukan aktivitas untuk mencari tahu lokasi kabel tanam di sekitar unit, kemudian unit memberi tanda khusus pada lokasi kabel tanam.
Kebakaran: Gudang Kebakaran gudang serutan Farm Kopo 1 di pagi 16 September 2007 melengkapi rangkaian kejadian. Beruntung karyawan cukup sigap dan bahu-membahu sehingga api tidak menyebar ke seluruh bagian gedung. Namun kerugian material berupa rusaknya bagunan serta terbakarnya serutan dengan total nilai kurang lebih 21 juta rupiah tak terhindarkan.
Mari Kita Kapok... Kejadian di atas tak perlu kita sesali namun peningkatan kewaspadaan itu mutlak ada, khususnya terhadap lokasi-lokasi “rawan” seperti gudang serutan, gudang bahan kimia, ruang genset, tangki solar dan BBM jenis lainnya, tabung gas, gudang karton boks, panel atau instalasi listrik, ruang trafo, gudang karung, gudang peti telur, mess serta tempat parkir dan kantin. Mari kita mulai dan tingkatkan tindakan preventif seperti pengecekan berkala terhadap panel listrik, sambungan listrik, pipa BBM maupun selang gas dan accu. Contoh lain adalah pengawasan terhadap proses kerja yang beresiko: saat fumigasi, pisahkan bahanGudang serutan yang terbakar di kopo 1, terlihat atap gudang bahan pemicu api (PK dan bromoquad) serta dibuat bolongan untuk mencegah api melebar dan juga untuk beri label; pastikan sirkulasi udara di memudahkan pemadaman api. Terlihat juga sebagian serutan ruangan dalam kondisi baik, pastikan tata yang ada masih sempat dikeluarkan dari gudang. letak dan kebersihan ruangan, terutama ruangan penyimpanan, serta tunjuk salah satu karyawan untuk mengawasi. Ada pepatah bilang gajah tidak akan jatuh dua kali dalam lubang yang sama, kenapa begitu, sebab si gajah belajar bahwa di jalan tersebut ada lubang maka sang gajah akan menghindari lubang tersebut agar tidak terjatuh lagi. Begitu pula dengan kita, pengalaman dari peristiwa yang ada kita jadikan bahan pelajaran yang berharga untuk kita renungkan bersama dan tidak mengulanginya lagi. Jadi, berhati-hatilah dan mari kita jadikan rentetan peristiwa di atas sebagai yang terakhir. Kejadian di tempat kerja adalah kerugian karyawan juga. Jadi mari kita kapok....pok...pok....yuuks.
seorang karyawan menyiramkan air ke sisa serutan yang terbakar untuk memastikan seluruh api telah mati.
E D IS I 3- 0 7
Oleh: Sandi Riyanto, PB-OSHE
P A G E
1
Ketika “Sepele” adalah Penting
”Korsleting!”. ”Hubungan singkat”, itulah kata yang kerap muncul tiap terjadi kebakaran. Ya, data Dinas Kebakaran DKI tahun 1992-1997 menyebutkan dari 4.244 kasus kebakaran, sekitar 50% kasus di antaranya adalah akibat korsleting listrik. Kok bisa, ya? Jangan kaget bila penyebab utamanya adalah hal yang terlihat sepele, yaitu buruknya instalasi, perawatan, dan penggunaan kabel. Seperti ilustrasi dibawah ini: Ilustrasi: Penyambungan kabel antara kabel jenis serabut dan kabel pejal yang tidak sesuai standar adalah salah satu penyebab short circuit yang merupakan awal dari pemicu kebakaran.
Seorang teknisi harus punya perhatian dan perencanaan tepat dalam membuat jaringan instalasi. Bila kabel yang ukuran arus maksimumnya 10 A digunakan untuk instalasi ke motor 3 Phasa 20 A maka kabel akan meleleh dan terjadi hubungan pendek. Lupa menggunakan skun saat menghubungkan kabel serabut ke terminal juga bisa beresiko korslet. Selanjutnya, teknisi harus mengerti tentang penggunaan kabel; salah pilih kabel bisa menyesal seumur hidup! Karena itu, sebelum memilih kabel kita harus memahami konsep dasar penggunaan kabel yaitu : 1. Kapasitas dan fungsi 2. Pemilihan kabel (harus memiliki perencanaan) a. Design layout instalasi/single line diagram b. Sambungan dan hubungan c. Luas penampang kabel d. Nomenklatur/kode huruf bahan kabel e. Warna standar 3. Manufacturer recommendation (usia–Standar Nasional (SPLN) dan/atau Standar Internasional). 4. Perawatan kabel – recondition cable.
Konstruksi kabel
Kebanyakan kabel tersusun atas tiga bagian: bagian konduktor berpenampang lintang untuk dialiri dengan beban arus, bagian isolasi yang berwarna atau bernomor kode untuk identifikasi, dan bagian lapisan luar sebagai pelindung terhadap kerusakan mekanis.
Jenis-jenis logam sebagai bahan dasar kebanyakan konduktor kabel listrik antara lain:
Tembaga
Gambar 1. Kabel terisolasi dan tersarungi PVC ganda dan arde
Ciri-ciri: logam coklat kemerahan Sifat: mudah ditempa, konduktor yang baik, non magnetik, tahan terhadap korosi dengan peleburan dan elektrolisa.
Lanjutan, Ketika Se pele adalah Penting...
E D IS I 3- 0 7
P A G E
1
Kegunaan: membuat kabel listrik, sistem pemanas, tabung pendingin, radiator kendaraan, untuk keperluan listrik, komponen terbesar dari logam campuran kuningan ini disaring sampai kemurnian 98.8 %, kotoran dikeluarkan dari bijih-bijih tembaga
Alumunium
Ciri-ciri: logam putih keabu-abuan Sifat: konduktor yang sangat baik, non magnetik, tahan korosi, sangat lunak dan ringan
Kuningan
Kuningan adalah alloy non-ferrous terbuat dari campuran tembaga dan seng Sifat: mudah dibentuk, lebih keras dari tembaga maupun alumunium, karenanya lebih mudah dikerjakan dengan mesin
Pemilihan Ukuran dan Jenis kabel Pemilihan jenis kabel dan penghantar (tabel 2) harus mempertimbangkan hal-hal seperti: KHA (Kekuatan Hantar Arus), dengan melihat pada jenis isolasi dan cara pemasangannya; susut tegangan maksimum sesuai impedansi kabel dan karakteristik beban; kinerja pada hubungan pendek dari arus gangguan yang mungkin terjadi dan karakteristik gawai proteksi; kekuatan mekanik dan pertimbangan fisik lainnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai arus (KHA) adalah: Arus desain, yaitu kabel harus membawa arus penuh; tipe kabel seperti PVC, konduktor tembaga, atau konduktor alumunium; Kondisi instalasi atau penempatan kabel tersebut; Temperatur lingkungan; Tipe perlindungan, artinya berapa lama kabel harus membawa arus besar. KHA jenis-jenis kabel dapat kita lihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 1. Kemampuan Hantar Arus Kabel Instalasi Pada Suhu Keliling 30˚C dengan Kondisi Suhu Kabel Maksimum 70˚C Kabel NYY atau NYFGBY
NYA dalam Instalasi
NYM dalam Instalasi
Arus Nominal
Arus Nominal
Ditanahkan
Di udara
Ditanahkan
Di udara
mm2
AMP
AMP
AMP
AMP
AMP
AMP
1.5 2.5 4 6 10 16 25 35 50 70 95 120 150 185 240 300
10 20 25 35 50 63 80
20 25 35 50 63 80 100
36 47 59 78 102 134 160 187 231 280 320 356 409 472 525 605
39 38 48 66 90 120 150 180 230 275 320 375 430 510 590 710
32 41 52 69 89 116 138 165 205 245 280 316 356 414 463 534
25 34 44 60 80 105 130 160 200 245 285 325 370 435 500 600
Luas Penampang Nominal
400
Berurat 2
Berurat 3 dan 4
Lanjutan, Ketika Se pele adalah Penting...
E D IS I 3- 0 7
P A G E
1
Nama kabel
Kabel tanah berisolasi dan berselubung termoplastik
Nomenklatur
NYY
Kabel tanah berisolasi dan berselubung termoplastik dengan perisai kawat baja
NYGbY
a. Kabel rumah termoplastik berselubung
NYM
b. Kabel rumah termoplastik berselubung oval
Kabel rumah termoplastik
0.6 / 1 kV
Luas Penampang Nominal mm2
Penggunaan utama
Penggunaan dengan pembatasan
1 s.d 4
1.5 s.d 400
Kabel tenaga: di dalam ruang, saluran kabel, dan di alam terbuka, untuk mesin tenaga, lemari penghubung, instalasi industri bila diharapkan tidak terjadi kerusakan mekanis
Dalam tanah dengan pelindung bila diperhitungkan kemungkinan terjadi kerusakan mekanis
2 ... 4
4….400
3…4
25….400
Di dalam ruang, saluran kabel, dan di dalam tanah untuk instalasi industri dan lemari penghubung serta untuk mesin tenaga bila mungkin terdapat gangguan mekanis ringan
Dalam instalasinya jangan terlalu banyak tarikan yang berlebihan. Kabel jenis ini dobel perisai pita baja yang digalvanis
1.5 s.d 35 Bila berinti tunggal hanya sampai 16 mm2
Di atas, di dalam dan di bawah plester/lantai, juga diatas kayu
Penempatannya dengan memerhatikan pengaruh kimia dan termis
0.5 s.d 400
Dalam pipa yang dipasang di atas atau di dalam plesteran (pada kamar mandi hotel, hanya pipa plastik), pasangan terbuka pada isolator di atas plesteran di luar jangkauan tangan, dalam alat listrik, lemari hubung bagi
Tidak boleh digunakan di ruang basah, gudang dengan tingkat kebakaran yang tinggi dan hanya digunakan di ruang kering
Jumlah Inti
Sda
1 s.d 5
230 / 400 V NYM ( O )
NYA
2 dan 3
400 / 690 (600) V
1
Oleh: Drh. Alam Pamudjo
P A G E
1
Awas Ketinggalan!!!
Tabel 2: Jenis-jenis Kabel yang biasa digunakan Tegangan Nominal
E D IS I 3- 0 7
Mengubah paradigma ”sepele” menjadi ”penting” berarti segala instalasi harus mengikuti SOP. Teknisi atau non-teknisi, selama berdampak luas, perubahan ini adalah tanggung jawab kita bersama....Ayo berubah!
Persaingan bisnis bukanlah hal baru. Iklim kompetisi yang memprioritaskan aspek mutu dan harga telah membuat perusahaan dan pekerja dihadapkan pada keadaan saling ketergantungan yang tinggi. Perusahaan tidak mau terlibas dalam persaingan sehingga hanya akan mempertahankan pekerja dengan kinerja sesuai yang diharapkan. Dan sebagai pekerja, kita berhadapan dengan ribuan pencari kerja dengan kualitas yang sama atau bahkan lebih baik, siap menggantikan kita kapan saja.
Berani Berubah: Mulailah dari Diri Sendiri Oleh karena itu penting bagi kita untuk terus membenahi dan mengembangkan diri secara mandiri sehingga tercipta hubungan saling menguntungkan antara perusahaan dan pekerja: Maksimal dan Sungguh-Sungguh dalam bekerja, terutama dalam menjalankan SOP (Standard Operational Procedure) yang berlaku dan memberikan kontribusi dalam sistem kerja. Selalu Meningkatkan Kedisiplinan dan Komunikasi. Seringkali faktor internal menjadi penyebab utama kerugian perusahaan, antara lain: ketidak-akuratan dan ketelambatan masuknya informasi, serta ketidakdisiplinan segelintir pekerja. Misalnya, apakah kita sudah sering bertukar informasi yang bermanfaat dengan rekan di luar pulau dengan memanfaatkan fasilitas yang tersedia seperti email atau yahoo messenger? Apakah ada kegiatan diskusi internal rutin untuk saling meng-update rekan satu tim? Jangan lupa bahwa kita juga dihadapkan pada realita bahwa rata-rata pekerja masih tidak disiplin dan berpikiran konservatif. Potret nyatanya adalah perilaku "titip absen”; overtime oriented bukan production oriented; kurangnya kesadaran untuk menjaga sanitasi di dalam dan luar kandang; membuang sampah sembarangan; mengabaikan prosedur mobilitas pekerja antar kandang; serta mengabaikan biosecurity.
Mulai Berubah dan Tingkatkan Lagi! Perubahan menuju proses komunikasi yang jujur namun cerdas sangat penting dalam mengantisipasi dan mengatasi masalah yang timbul. Salah satu caranya dengan memanfaatkan sarana komunikasi yang tersedia secara efektif dan efisien. Tidak susah kok! Tantangan terbesar ada pada diri kita sendiri. Individu merupakan komponen penting dari usaha gabungan antara semua unsur di perusahaan dalam memahami dan menjalankan tugas dan tanggung jawab sesuai SOP. Dengan demikian, akan tercipta interaksi selaras antara sesama pekerja dan antar pekerja dan atasan. Proses perubahan dan keselarasan ini hendaknya terus dibarengi dengan penerapan 4B, yaitu: Belajar dari orang lain, yakni melihat / mencontoh cara kerja orang lain yang lebih produktif dan sesuai SOP dalam bekerja sehingga kita bisa sama produktif dan disiplinnya dengan mereka. Jangan malu bertanya atau meminta masukan pada atasan, rekan kerja atau pakar di bidangnya. Berbagi ilmu; pertukaran informasi dan pengetahuan dapat menciptakan suasana belajar dan kerja sama yang baik dan harmonis. Banyak baca – banyak tahu, manfaatkan buku, koran, atau situs internet. Jika saja ini bukanlah sekedar wacana, akan tetapi implementasi nyata dari budaya kerja, maka pasti akan berdampak positif terhadap proses dan hasil produksi. Bukankah setiap input yang positif akan menghasilkan output yang positif pula? Jika produksi baik, perusahaan akan untung, hasilnya kualitas hidup pekerja pun makin sejahtera. Siapa menabur kebaikan akan menuai kebaikan...Setuju?
E D IS I 3- 0 7
Reportase oleh: Anggana Sufriadin, Learni ng Dept.
P A G E
1
Dari Anyer Menuju Nomor Satu “ Hatchery!! First Choice!! Hatchery!! Zero Complaint!! Hatchery!! Customer Satisfaction!! 2008!! Number One!!” teriakan lantang memecah Mambruk Resort, Anyer, padahal saat itu sudah jam 9 malam. Semangat sekali peserta training “Teamwork for Excellence” ini demi
E D IS I 3- 0 7
Lanjutan, Dari Anyer Me nuju Nomor Satu...
P A G E
1
Dimulai dengan icebreaking untuk mencairkan suasana, peserta kemudian mengikuti Profiling Team, untuk mengidentifikasi kecenderungan karyawan Hatchery di lingkungan kerja, baik dalam menjalankan tugas maupun dalam menghadapi orang lain. Hasilnya, teridentifikasi bahwa mereka tergolong dalam beragam tipe dan masing-masing tipe tentunya punya nilai positif yang dapat memperkuat performa tim Hatchery.
Inspira lalu menguji kerjasama dan kekompakan tim Hatchery dalam Team Challenge, dan hasilnya, tantangan demi tantangan bisa mereka lalui.
mencapai “Target Luar Biasa” tahun 2008: First Choice, Zero Complaint, and Customer Satisfaction. Antusiasme peserta, tidak terkecuali Bpk. Jittin Udnoon, seakan tak kunjung padam selama 2 hari training yang merupakan kerjasama antara Hatchery dengan HC dan difasilitasi oleh Inspira, Co. Training yang berlangsung pada 3–4 September 2007 ini merangkai kegiatan Meeting Tahunan Hatchery, 4 hingga 8 September 2007 lalu. Sebanyak 46 peserta terlihat bergairah dan bersemangat dalam melakukan berbagai aktivitas di dalam dan luar ruangan, mengikuti panduan Bpk. Niam Muiz beserta 3 co-fasilitator dari Inspira.
Sebagai penutup, ada Reward Game, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta untuk memberikan penghargaan kepada peserta lain yang dianggap paling memberikan kontribusi dalam keseluruhan proses training. Training telah usai, namun kita harap tiap peserta membawa pulang semangat dan tekad untuk menjadi nomor 1. Jadi, jangan heran jika kita tiba-tiba mendengar teriakan ”2008!!! Number One!!!”, pasti itu orang Hatchery.
E DI SI
3 - 0 7
Oleh: Nurul Rahma, PB-HC
P A G E
1
Anda Problem Junkies? UBAH CARA PIKIR Dong! “Pecandu Masalah Memelihara Masalah Seperti Kerang Memelihara Mutiara” (Problem Junkies Nurture Problems like Oysters Nurture Pearls) Apakah Anda pernah merasa sulit mendapatkan solusi yang kreatif namun dengan mudahnya memperburuk keadaan atau bahkan menciptakan masalah baru? Waspadalah! Anda mungkin termasuk si ”Pecandu Masalah alias Problem Junkies”. Bagaimana cara berpikir dan cara bertindak si Pecandu Masalah? Simak bahasan berikut ini. Mungkin salah satunya adalah kebiasaan Anda...tapi tenang, karena kita juga punya solusi untuk mengubahnya. ”Semuanya jelek, berantakan, nggak benerr….nggak bakalan berhasil deh”. Satu aspek negatif diambil dan seluruh situasi diwarnai dengan satu aspek negatif ini. Kita melihat gelas setengah kosong dan mengabaikan aspek-aspek lainnya yang positif. Berubah: Berpikir positif, melihat gelas setengah penuh, fokus pada bagaimana memanfaatkan dan mengembangkan hal-hal positif yang ada, mengambil hikmah atau kesempatan dari hal-hal yang negatif dan menemukan solusi untuk mengatasinya.
Negatif
”Dukung saya atau kamu jadi musuh saya”. Melihat hal hanya dari dua sisi saja, bagus atau jelek, hitam atau putih. Tipe yang berpandangan sempit ini tidak mengakui sesuatu yang ”di tengah-tengah” atau menolak untuk melihat dari sisi lain. Berubah: Berpikir realistis, dunia penuh warna dan tidak ada yang sempurna. Fokus pada bagaimana mengambil hal-hal yang baik, mengubah hal-hal yang buruk menjadi hal-hal yang baik dan mengembangkan hal-hal yang kurang baik menjadi lebih baik.
Ekstrim
”Saya senyum sama dia tadi saat berpapasan, eh dia cuek aja, dasar sombong, belagu! Kita membuat kesimpulan yang sangat luas hanya berdasarkan satu potongan kejadian/bukti. Padahal, bisa aja rekan yang tidak membalas senyuman itu karena dia tak melihat kita pada saat itu. Satu atau dua kualitas/perilaku menjadi penilaian keseluruhan atas karakter seseorang. Berubah: Jangan lagi mengambil kesimpulan dan membuat penilaian bila buktinya hanya sepotongpotong. Fokus untuk menganalisis secara komprehensif dengan mempertimbangkan konteks, latar belakang, serta data/bukti yang objektif dan memadai.
Generalisasi
”Dia bertingkah seperti itu pasti karena dia cemburu tuh...”. Kita membuat asumsi yang biasanya terlihat “benar” dengan menggunakan perasaan kita sebagai “bukti” atas kebenaran asumsi tersebut. Kita membaca, menebak motif atau pribadi orang lain dan bertindak hanya berdasarkan perasaan. Berubah: Jangan hanya memakai perasaan. Fokus untuk mengobservasi atau mendengarkan lebih dalam lagi karena tidak semua yang kita lihat atau kita rasa ”benar” adalah benar.
Tidak Ilmiah
”Harusnya bos bisa perhatiin saya, harusnya saya dikasi kerjaan yang lebih menantang, harusnya kamu sudah ngerti, harusnya jangan lakukan itu, harusnya...”. Kita mengeluarkan segenap perhatian dan energi untuk mengubah orang lain karena sumber kebahagiaan kita adalah dari bagaimana orang lain memenuhi kebutuhan kita.
Penuntut
E D IS I 3- 0 7
Lanjutan, Anda Problem Junkies...
P A G E
1
Hasilnya adalah tipe orang yang pemarah, kasar, kritis berlebihan, galak dan reseh. Berubah: Introspeksi, ubah diri sendiri sebelum mengubah orang lain. Berusaha untuk mengubah keadaan boleh-boleh saja, tapi kita harus bisa menerima fakta bahwa ada hal-hal di luar kuasa kita, sehingga energi dan emosi kita tidak terbuang sia-sia. Ganti pemikiran, bahwa kebahagiaan kita, kita ciptakan sendiri, dengan mengubah cara berpikir kita terhadap sesuatu. ”Itu salah kamu!, kalo aku kan memang sudah begini adanya..”. Kita takut disalahkan atau takut terpojok sehingga merasa perlu membela diri sekuat tenaga dengan menjatuhkan orang lebih dahulu. Kita pikir pendapat dan tindakan kita benar. Kita tidak berminat pada kemungkinan adanya pendapat/ide lain. Pandangan kita jarang bisa berubah karena kesulitan menerima informasi baru. Jika fakta tidak sesuai dengan pandangan kita, kita akan mengabaikannya. Berubah: Santai. Dengarkan orang lain. Hindari terlalu fokus ke diri sendiri atau merasa selalu benar. Dengan kemauan mendengarkan orang lain, akan muncul keterbukaan terhadap kritik dan ide-ide baru, serta memicu keinginan untuk berbagi dan maju bersama orang lain.
Defensif
”Saya ngga akan pernah bisa tenang sebelum dia kena batunya... Kita terus memikirkan hal tertentu hingga hal tersebut seolah menjadi satu-satunya hal yang paling penting di dunia; hingga hal tersebut seolah seperti masalah hidup atau mati. Hal tersebut bermacam-macam, bisa obsesi terhadap seseorang, obsesi terhadap kegagalan, balas dendam, cinta atau apa saja. Berubah: Lepaskan, lakukan hal-hal yang penting untuk dilakukan. Imbangi dengan nalar yang logis bahwa perasaan yang begitu kuat pada sesuatu itu sebenarnya tidak penting untuk diikuti dan bahkan malah merusak kehidupan kita.
Terobsesi
Aaah ngga papa kok, semuanya baik-baik aja tuh, ngga ada masalah…Kita mengingkari diri sendiri dan realitas. Kita meyakinkan diri sendiri bahwa tidak ada masalah (padahal ada masalah) atau sesuatu tidak penting bagi kita (padahal itu penting). Kita mengingkari perasaan kita yang kuat pada sesuatu dengan berpura-pura tidak ada apa-apa. Berubah: Jadilah realistis, lihat dunia apa adanya. Bila ada masalah, selesaikan tapi jangan malah mencari-cari masalah. Jangan pula membesar-besarkan sesuatu yang kecil atau mengecilkan sesuatu yang besar. Fokus pada solusi yang tepat untuk segala sesuatu sesuai porsinya.
Mengingkari
”Setelah semua yang telah saya lakukan, cuman segini aja yang saya dapatkan?”. Bayang-bayang untuk mendapat penghargaan selalu ada setiap kali kita berbuat baik. Hasilnya, saat imbalan tak datang, kita jadi kesal dan marah. Berubah: Tulus dan ikhlas dalam melakukan semua hal (namun bukan berarti mengabaikan hak, seperti gaji pokok tiap bulan). Jangan terlalu ngoyo. Percayalah bahwa ada nilai amal dan pembelajaran di balik kerja keras kita. Bonus dan promosi, sih, akan datang di saat-saat tak terduga, toh atasan Anda tidak buta, kan?
Berorientasi pada Imbalan
E D IS I 3- 0 7
Oleh: Rizky Sofyadi, PB-HC
P A G E
1
Harre Genee Masih Takut Vaksin Flu?
”iih, kok geli sih bukan sakit..ini disuntik atau diapai n ya..hihi geli”
”aduh si bapak tangannya gede bener, bisa nancep ga nih jarum suntiknya”
”Udah belum seeeh nyuntiknya? masak ga kerasa apa-apa, boongan ya nyuntiknya”
Tahu kan kalau kita juga butuh vaksin, terutama vaksin flu? Tahu juga, kan, kalau program vaksinasi flu mulai dilakukan sejak tahun 2004 dan kemudian rutin dilakukan tiap pertengahan tahun? Pokphand mempunyai kewajiban untuk melindungi karyawannya, termasuk pencegahan terhadap flu burung. Apalagi jenis usaha kita, terutama Divisi Poultry Breeder, memiliki tingkat intensitas yang tinggi terhadap penyakit khususnya flu burung. Kesimpulannya, perusahaan peduli terhadap keamanan perusahaan, baik karyawan dan maupun ”iih serem liat jarumnya merem ah, tapi nanti dokternya salah nyuntik lagi mending ngintip dikit ah keselamatan biar keliatan” ayam-ayam.
Vaksin untuk Keamanan Keluarga Tanggung jawab perusahaan juga meliputi pemberian vaksin Muka-muka cemas menanti giliran terhadap di suntik... keluarga karyawan, baik yang tinggal di mess maupun di luar mess. Hal ini untuk memberikan perlindungan pada keluarga karyawan terhadap bibit penyakit yang dibawa karyawan dari lingkungan farm/ hatchery maupun dari lingkungan sekitar. Demikian, vaksin flu memberi benteng bagi kita dan keluarga terhadap bibit penyakit flu.
Seperti tahun lalu, vaksin flu tahun 2007 dilakukan pada bulan Juli – Agustus 2007, serentak untuk seluruh area Divisi Poultry Breeder. Target sasaran suntik adalah karyawan dan anggota keluarga yang tinggal di mess. Area west sendiri diperkirakan mempunyai 3.148 target suntik. Jadi, sudahkah Anda divaksin flu? Ayooo, harree gene masih takut vaksin flu?
E D IS I 3- 0 7
Oleh: Melanie Mustakim, Secretar y to Yusry Surj adi
P A G E
1
Oleh-Oleh dari Mars & Venus “Masalah yang sering timbul antara atasan dan bawahan adalah, si bos memiliki kemauan yang terkadang “ajaib“ dan bagi staf ia adalah seperti mahluk asing dari Mars yang tidak mudah dimengerti. Lebih parahnya staf tidak memiliki pilihan lain kecuali harus mengerti, Jika tidak, itu bukan salah bosnya, melainkan kekurangan karyawan!“, karena memang karyawan ”makhluk lemah” yang berasal dari…Venus!!! (dikutip dari Seminar Pengembangan Diri untuk Sekretaris Profesional oleh Niam Muiz dari Inspira Consulting “School is not Enough”) Berikut poin-poin pembelajaran yang akan dibagi oleh Ibu Melanie Mustakim kepada para pembaca:
1. Mental Melayani. Sebagai karyawan, kita bertugas membantu siapa saja baik manager
(atasan) maupun sesama kolega, dengan demikian kita bisa bekerja dengan siapa saja (memberi jasa dan solusi bagi organisasi). Apapun posisi kita, milikilah aspirasi untuk selalu berkarya, seperti pepatah: ”Aspirasi adalah hamparan rumput, seluas apa yang anda kehendaki, sebanyak apa yang anda mau tanami, dan sedalam yang anda boleh gali ”
2. Komunikasi Personal dan Profesional.
Kualitas personal kita harus pula ditunjang dengan profesionalitas, karena percaya atau tidak, penilaian terhadap keduanya tak terpisahkan, bahkan seringkali diidentikkan. Kita punya kecenderungan egois dalam mencoba mengekspresikan diri dan menyampaikan pesan. Akibatnya, komunikasi yang kita berikan seringkali penuh dengan ekspresi personal. Cobalah introspeksi, kenali diri kita di mata orang lain, tanyakan pendapat mereka tentang perilaku kita sehari-hari dan minta masukan. Kita akan belajar menerima kritikan dan menjadikannya cambuk untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Kuncinya ada pada cara berkomunikasi. Berkomunikasilah secara langsung, jelas, transparan, spesifik, detil, kooperatif dan ramah; berbicara dengan penuh keyakinan, menarik, besemangat dan tepat, namun tetap berdasarkan fakta. Tunjukkan bahwa kita adalah pribadi menarik (sikap, cara bicara) sekaligus kompeten secara profesional (isi pembicaraan). Ingatlah bahwa ”Kepercayaan dibangun berdasarkan apa yang kita berikan, bukan apa yang kita dapat.”
3. Pemahaman terhadap Tipe Orang yang Berbeda.
Amati tingkah laku mereka (bahasa tubuh, nada bicara, dan pilihan kata-kata), apakah ia lebih berorientasi pada tugas (TASK) atau lebih mementingkan orang lain (PEOPLE), Kemudian tentukan apakah ia bekerja sesuai aturan (RULES) atau sesuai kemauannya sendiri (EASY GOING). Tiap tipe punya keunikan dan antartipe dapat saling mengisi.
4. Pemahaman terhadap Perbedaan dalam Lingkungan Kerja.
Sadari tipe, kecenderungan, dan gaya komunikasi Anda, kemudian temukan dan kenali tipe pribadi dari rekan kerja yang paling cocok dalam berkomunikasi dan bekerja sama, ajak mereka bergabung dan semuanya akan berjalan lebih lancar. Perbedaan sering memunculkan konflik. Jadi, untuk mengantisipasinya, siapkan diri kita dalam menerima dan mentoleransi gaya komunikasi dan cara kerja yang berbeda dari rekan dalam kelompok. Beradaptasi dan bersikaplah fleksibel dalam interaksi dengan rekan yang berlainan tipe dengan Anda, temukan cara berkomunikasi dan bekerja sama yang paling efektif untuk mencapai tujuan. Mengalah adalah bentuk fleksibilitas sekaligus cara untuk menghindari konflik, termasuk dengan atasan. Sebenarnya banyak cara dapat kita terapkan untuk mencapai tujuan, namun pada akhirnya, apa tujuan kita menjalani hidup? Uang? Kepuasan diri? Hanya Anda yang bisa menjawab; tapi apapun itu, “ Tumbuhlah, dan Jangan Berhenti untuk Tumbuh!.”
EDIS I
Oleh: Pembaca & Tim Redaksi PB-NTW
3- 0 7
P A G E
1
RUJAK = RUbrik tanya JAwab asiK) Dear NTW, senang sekali ada wadah tanya-jawab seperti ini. Kebetulan saya sedang bingung soal perbedaan antara job description dengan kompetensi. Kenapa kita mesti punya yang namanya kompetensi, kalo job description saja udah cukup jelas? Tolong beri penjelasan pada saya, terima kasih. Jaya selalu NTW! Resdar Sembodo – PGA Lampung
Job Desc…. Kompetensi… . Kompetensi…..Job Desc... apa bedanya yaaah, kok kayaknya mirip-mirip seeeh???
Pak Resdar, terima kasih atas partisipasinya. Kami juga merasa senang jika dapat berdiskusi bersama pembaca setia NTW. Sebenarnya job description dan kompetensi itu saling berhubungan. Kalau job desc itu isinya menjelaskan tugas apa saja yang harus karyawan kerjakan, nah kalau kompetensi adalah kemampuan apa yang dibutuhkan karyawan agar tugas yang tercantum di job desc bisa dikerjakan secara baik. Contoh gampangnya sih gini: di job desc, Supervisor Produksi Farm bertugas melakukan koordinasi dengan sesama Supervisor Produksi, Data Analyst dan Supervisor Administrasi serta caretaker yang menjadi bawahannya agar tercipta kerja sama yang baik dalam rangka pelaksanaan tugas yang diberikan oleh Farm Manager. Sesuai dengan fungsinya untuk melakukan koordinasi dengan berbagai bagian, maka kompetensi yang dibutuhkan adalah Kerja Tim dan Kerjasama; yaitu: “Memastikan efektifitas kerja tim sesuai dengan sasaran dan tujuan tim”.
Perlu kita catat bahwa kompetensi tidak spesifik pada satu pekerjaan tertentu. Misalnya, bandingkan dengan job desc Supervisor Hatchery yang bertugas mengkoordinasi dengan bagian delivery sehingga proses distribusi DOC ke customer dapat berjalan dengan lancar. Meskipun masingmasing job desc-nya berbeda, baik Supervisor Farm maupun Supervisor Hatchery sama-sama dituntut memiliki kompetensi Kerja Tim dan Kerjasama. Semoga Bapak puas dengan jawaban kami. Anggana Sufriadin, Learning Dept.
Silakan mengirimkan pertanyaan seputar pekerjaan/organisasi kepada kami melalui alamat Redaksi NTW. Pertanyaan Anda akan dijawab langsung oleh Tim Redaksi NTW, Tim HC, atau Tim PB lainnya sesuai dengan bidang dan keahliannya masing-masing.
Silakan Hubungi Kami di: E-mail:
[email protected] / Alamat: Redaksi PB-NTW, Maspion Plaza Lt. 10, Jl. Gunung Sahari Raya Kav 20-27 Jakarta 14420 / Telp: 021-64701272, Ext. 130 (Alvin), atau 132 (Novy), atau 249 (Nurul Rahma) / Fax: Kepada Redaksi PB-NTW, 021-64701273