NEWS
VOL 001 - JANUARI 2012
WASH TALK @america KREDIT FOTO: IUWASH JAKARTA
ARTIKEL EDISI INI: IUWASH Mendukung Konferensi Sanitasi dan Air Minum Nasional 2011 1 Menghidupkan Sumber Air
3
Membangun Hubungan dan Menegaskan Komitmen Pemerintah
4
WASH Week 2011
6
IUWASH News adalah lembar berita elektronik yang diproduksi dan disebarluaskan oleh Indonesia Urban Water, Sanitation and Hygiene. Indonesia Urban Water, Sanitation and Hygiene (IUWASH) adalah program lima tahun yang didanai oleh United States Agency for International Development (USAID) dan dilaksanakan di bawah kepemimpinan Development Alternatives, Inc. (DAI). Berbagai pendapat yang dikemukakan oleh para penulis yang menyumbangkan tulisannya di lembar berita ini tidak mewakili pendapat IUWASH, lembaga mitranya, USAID, atau Pemerintah Indonesia. IUWASH News diterbitkan sebagai forum untuk berbagi opini dan informasi seputar kegiatan IUWASH.
Indonesia Urban Water, Sanitation and Hygiene (IUWASH) Mayapada Tower lantai 10 Jl. Jenderal Sudirman Kav. 28 Jakarta 12920, Indonesia Tel. +62-21 522 - 0540 Fax. +62-21 522 - 0539 www.iuwash.or.id www.facebook.com/iuwash twitter @airsanitasi
Sekitar 300 pelajar SMA dari Jakarta dan Bekasi, serta jurnalis media kaum muda berkumpul di @america untuk memahami lebih jauh kondisi terkini dari air, sanitasi dan kebersihan di Indonesia.
IUWASH Mendukung Konferensi Sanitasi dan Air Minum Nasional 2011 Sekitar 1.000 peserta dari 330 kabupaten/kota di Indonesia berkomitmen untuk menjamin akses air minum aman dan sanitasi dasar Konferensi Sanitasi dan Air Minum Nasional 2011 diadakan pada tanggal 11-13 Oktober 2011 di Jakarta, dihadiri oleh 1.000 pejabat pemerintah daerah, staf PDAM dan pemangku kepentingan air dan sanitasi lain dari 330 kota/ kabupaten di seluruh Indonesia. Konferensi tiga hari tersebut mengkaji berbagai cara untuk mengatasi masalah sanitasi dan memastikan akses air minum, serta sinergi menggiatkan pembangunan sektor air minum dan sanitasi di tingkat lokal dan nasional. Fokus KSAN 2011 adalah layanan sanitasi yang baik akan menjaga kualitas sumber air minum. Pada acara pembukaan, Djoko Kirmanto, selaku Menteri Pekerjaan Umum menyatakan bahwa laju penyediaan infrastruktur air minum dan sanitasi belum dapat mengimbangi laju pertumbuhan penduduk. Selain itu, masih rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai sanitasi dan air minum dan dampaknya terhadap kesehatan, serta rendahnya perilaku sehat dan kemampuan ekonomi menyebabkan kebutuhan air minum yang aman dan sanitasi belum menjadi prioritas utama bagi masyarakat.
Di sisi lain, upaya mengatasi tantangan di atas telah muncul. Ada 80 kabupaten/ kota yang telah mengembangkan Strategi Sanitasi Kota/Kabupaten, sebuah dokumen penting yang memaparkan rencana nyata untuk memperbaiki kondisi sanitasi di tingkat kabupaten/ kota. Selain itu, ada 16 pemerintah daerah yang menyisihkan anggaran APBD untuk sektor sanitasi dan air minum. Saat ini, kedua sektor tersebut mendapatkan peningkatan alokasi sebesar 4-10 persen.
Sekitar 300 pemangku kepentingan air minum dan sanitasi lokal dan nasional menghadiri ketiga lokakarya yang diadakan IUWASH. Lebih dari 500 orang menghadiri dua sesi lain yang pembicaranya diundang IUWASH. Selain itu, kegiatan USAID di bidang air dan sanitasi juga ditampilkan pada acara pameran. Sekitar 100 peserta konferensi bergantian mengunjungi gerai pamer USAID, yang merupakan hasil kerjasama dengan Mitra Urban Air dan Sanitasi USAID, yaitu Proyek High Five dan Indonesia Water SMS.
Masih Perlu Usaha: Mencapai Target MDG Berdasarkan laporan terakhir Bappenas, “Peta Jalan Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia”, Indonesia masih harus mengisi kekurangan 21,26 persen untuk mencapai target Tujuan Pembangunan Milenium, yaitu 68,87 persen penduduk memiliki akses ke air minum layak, serta kekurangan 11,22 persen untuk memenuhi target 62,41 persen penduduk memiliki akses ke sanitasi yang layak.
Ardita Çaesari/ IUWASH Jakarta
KREDIT FOTO: IUWASH JAKARTA
IUWASH turut mendukung KSAN 2011dengan mengelola tiga lokakarya, yaitu “Regionalisasi Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah”, “Sinergi Dokumen Perencanaan” dan “Septage Management”. Untuk lokakarya terakhir, IUWASH bekerja sama dengan ECO Asia dan Mercy Corps Indonesia yang menjadi pembicara. IUWASH juga mengundang Kepala Dinas PU Kota Medan, Iriadi Irawadi untuk berbagi
pengalaman mengatasi masalah air, sanitasi dan kesehatan di Medan pada sesi Urban WASH. Ibu Siti Nurlela, teladan IUWASH dari Jawa Barat, berbagi kisah suksesnya meningkatkan suplai air melalui sumur resapan pada sesi Rencana Pengamanan Air Minum – Kelompok Daerah Tangkapan.
Inisiatif Terpuji untuk Memperbaiki Akses terhadap Air Minum dan Sanitasi di Indonesia Gerai pamer USAID pada Konferensi Air Minum dan Sanitasi 2011 adalah hasil kerja bersama Mitra Air dan Sanitasi USAID (Proyek High Five, Indonesia Water SMS dan IUWASH).
2 | iuwashnews vol 001 - Januari 2012
Menghidupkan Sumber Air
KREDIT FOTO: USAID ESP
Sumur resapan adalah sumur kecil yang menampung air hujan, menghidupkan kembali sumber air dan sumber kehidupan bagi banyak orang
Siti Nurlela dari Desa Cibogo berkata, “Dua atau tiga kemarau lalu, air sumur kami kering. Kami harus berjalan satu kilometer untuk mengambil air. Setelah membuat sumur resapan, sekarang air sumur kami tidak kering.” IUWASH bekerja dengan pemerintah daerah, masyarakat setempat, dan sektor swasta untuk memperluas penerapan teknologi sederhana namun efektif yang dikembangkan oleh Proyek ESP tersebut serta membantu mengatasi masalah penyediaan air di perkotaan Indonesia. Di sekitar Medan, IUWASH bersepakat dengan Coca-Cola untuk membuat lebih banyak sumur resapan. Bekerjasama dengan sebuah lembaga swadaya masyarakat setempat, IUWASH dan Coca-Cola akan membuat sumur resapan di kompleks mata air Sibolangit, sekitar 60 kilometer dari Medan. Sumur tersebut akan membantu memasok 15-20 persen air baku PDAM Tirtanadi yang akan menyalurkannya ke dua juta penduduk Medan pengguna air perpipaan. Asep Mulyana, Ardita Çaesari, Louis O’Brien, Pat Tale/ IUWASH Jakarta
Panen Air Hujan Sumur resapan menampung air hujan yang biasanya mengalir sebagai air larian agar dapat meresap ke dalam lapisan akuifer, yaitu lapisan dalam tanah yang dapat menahan air.
Tujuan utama Proyek Indonesia Urban Water, Sanitation and Hygiene (IUWASH) adalah meningkatkan akses terhadap air minum yang aman bagi dua juta orang, terutama masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan. Namun, survai di banyak lokasi sasaran IUWASH menunjukkan usaha tersebut dapat terhambat oleh menurunnya ketersediaan air baku dari mata air dan sumur, keduanya adalah sumber air baku utama banyak PDAM di Indonesia. Salah satu dampak perubahan iklim adalah berkurangnya persediaan air tanah. Demi mengatasi hal ini, IUWASH mengembangkan pendekatan untuk melestarikan air tanah sekaligus beradaptasi terhadap perubahan cuaca, yaitu sumur resapan. Sumur tersebut berukuran kecil dan berfungsi untuk menampung air hujan (yang biasanya hilang sebagai air larian) agar dapat meresap ke dalam lapisan akuifer, yaitu lapisan dalam tanah yang dapat menahan air. Berdasarkan keberhasilan proyek USAID sebelumnya, yaitu Environmental Services Program (ESP), teknologi sederhana ini sangat menjanjikan. ESP bersama masyarakat Cikareo di wilayah
Bandung, Jawa Barat membuat 20 sumur resapan, setiap sumur memiliki volume delapan meter kubik, untuk memanen air hujan agar debit mata air Cikareo yang berkurang drastis segera meningkat. Masyarakat setempat kemudian membuat 31 sumur resapan tambahan. Kerja keras mereka segera membuahkan hasil. Pengukuran air awal menggunakan digital flow meter oleh kelompok masyarakat menunjukkan debit mata air Cikareo meningkat dari 48 liter per detik pada bulan Juli 2007 menjadi 110 liter per detik pada bulan Juli 2009, sehingga menghidupkan kembali sumber air penting dan sumber kehidupan bagi masyarakat sekitar. Dampak positif lainnya adalah sumur resapan Cikareo mampu mengurangi ketegangan konflik air antara masyarakat dan PDAM setempat. Saat itu, PDAM setempat ingin membuat bangunan yang melindungi mata air agar penyediaan air PDAM bagi pelanggannya di daerah hilir tetap terjamin. Masyarakat di sekitar mata air khawatir tidak dapat mengambil air dan pembuatan bangunan membuat air sumur mereka kering, terutama saat musim kemarau. Teknologi sumur resapan memecahkan masalah tersebut.
Bagaimana perubahan iklim berdampak terhadap ekosistem air tanah? Iklim adalah cuaca rata-rata yang terjadi dalam kurun waktu yang panjang. Lebih rinci lagi, iklim bisa dilihat dari angka rata-rata dan variasi suhu, curah hujan dan angin dalam waktu panjang. Iklim yang stabil membuat manusia dapat memproduksi dan menyalurkan bahan pangan, bepergian dengan aman, dan membangun rumah yang nyaman. Memanasnya suhu bumi mengakibatkan hujan lebat makin kerap dan kemarau lebih panjang. Hujan lebat menyebabkan lebih banyak air larian, sehingga mengurangi volume air yang diserap tanah agar menjadi air tanah. Kombinasi dari curah hujan tinggi dalam waktu singkat, tanaman lebih cepat melepaskan kelembapan, dan air menguap lebih cepat dari permukaan tanah mengakibatkan berkurangnya volume air yang dapat menggantikan air tanah. Iklim yang lebih panas mengurangi pasokan air dan meningkatkan permintaan akan air, sehingga persediaan air tanah makin berkurang.
iuwashnews vol 001 - Januari 2012 | 3
Membangun Hubungan dan Menegaskan Komitmen Pemerintah
KREDIT FOTO: IUWASH JAKARTA
Proses pemilihan lokasi Proyek IUWASH adalah upaya membangun hubungan dan menegaskan komitmen pemerintah daerah di seluruh Indonesia Proses Pemilihan Lokasi Pada bulan Mei dan Juni 2011 IUWASH mengawali kegiatan dengan memilih lokasi di Sumatera Utara; Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta; Jawa Tengah; Jawa Timur; Sulawesi Selatan, Ambon, Jayapura. Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan informasi langsung tentang kondisi air dan sanitasi, serta mendapatkan dukungan dan komitmen pemerintah daerah. Keberhasilan IUWASH bergantung pada proses pemilihan lokasi yang efektif, karena hal ini menentukan kabupaten dan kota yang akan mendapatkan dukungan IUWASH untuk mengatasi persoalan air dan sanitasi mereka. Sepanjang bulan Mei-Juni 2011, IUWASH mengadakan perjalanan ke berbagai kabupaten/kota dan mengunjungi pejabat pemerintah daerah, seperti gubernur, walikota dan bupati. Dalam rangka penilaian
Kesepakatan Kemitraan H. Fadeli, SH. MM, Bupati Lamongan menandatangani kesepakatan kemitraan dengan IUWASH, disaksikan oleh, Direktur Program Lingkungan Hidup USAID; Saifullah Yusuf, Wakil Gubernur Jawa Timur; Kristen F. Bauer, Konsul Jenderal Amerika Serikat pada Konsulat Jenderal Surabaya, Louis O’Brien, IUWASH Chief of Party.
awal, IUWASH mengumpulkan data tentang air dan sanitasi dari berbagai lembaga terkait di tingkat kabupaten dan kota, seperti Bappeda, Bappedalda, BLH, KLH, Dinas PU (Cipta Karya atau Tarkim), Dinas Kesehatan, Puskesmas, Dinas Pertambangan, serta PDAM. Walikota dan bupati yang tertarik bekerja sama dengan IUWASH diminta menyiapkan surat minat yang menyatakan kesediaan mereka untuk mendukung proyek dan menyediakan informasi seputar sektor air dan sanitasi.
Proses Seleksi Lokasi IUWASH
Koordinasi dengan Tim Teknis Bappenas
Proses seleksi lokasi IUWASH menggunakan metode yang disetujui Tim Teknis, sebuah tim yang dipimpin Bappenas, hasil keputusan Perjanjian Bantuan USAID-Pemerintah Indonesia. Proses ini memiliki dua fase. Fase pertama dilaksanakan di tingkat nasional, menggunakan kriteria minimum, data, dan informasi dari lembaga terkait, serta diskusi dengan Tim Teknis. Fase ke dua terjadi di tingkat provinsi dan kabupaten/ kota, saat tim IUWASH melaksanakan penilaian awal dan menyampaikan temuannya pada Tim Teknis.
Faktor penting dalam mencapai sasaran proyek dan memastikan keberlanjutan proyek adalah koordinasi erat dan kolaborasi dengan pemangku kepentingan proyek, terutama pemerintah pusat dan daerah. IUWASH menyampaikan hasil awal proses seleksi lokasi di provinsi sasaran kepada Tim Teknis Air Bersih, Sanitasi dan Kebersihan yang dipimpin oleh Bappenas. Setelah melalui proses penilaian proyek yang rinci dan memeriksa proses seleksi lokasi, Tim Teknis menyetujui rencana IUWASH bekerja di 34 kabupaten dan kota di sembilan provinsi.
4 | iuwashnews vol 001 - Januari 2012
“IUWASH harus segera menetapkan kegiatan di lapangan agar dapat segera bekerja sama dengan pemerintah lokal,” tutur Eko Wiji Purwanto, Kasubdit Air Minum, Direktorat Permukiman dan
Tim Teknis untuk Air Bersih, Sanitasi dan Kebersihan Tim Teknis untuk Air Bersih, Sanitasi dan Kebersihan terdiri dari kementerian utama dalam sektor air bersih, sanitasi dan kebersihan yang mengkoordinasikan pelaksanaan IUWASH sebagai proyek bilateral antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Amerika Serikat. Tim ini juga mengkoordinasikan kegiatan untuk meningkatkan akses air bersih dan sanitasi bagi masyarakat berpenghasilan rendah, sekaligus memonitor dan mengevaluasi proyek. Anggota Tim Teknis Air Bersih, Sanitasi dan Kebersihan adalah direktorat penting yang terkait erat dengan kegiatan IUWASH, yaitu Bappenas, Kemenkokesra, Kementerian PU, Kementerian Kesehatan, Kementerian Keuangan, Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Dalam Negeri.
KREDIT FOTO: IUWASH JAKARTA
Prioritas Kegiatan Potensial di Lokasi Kerja IUWASH:
KREDIT FOTO: IUWASH JAKARTA
Seleksi Lokasi Tim seleksi lokasi IUWASH melakukan kunjungan resmi ke kantor Sekretaris Daerah di kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Kolaborasi Bilateral IUWASH menyampaikan hasil pemilihan lokasi kerjanya di hadapan anggota Tim Teknis di kantor Pokja AMPL di Jakarta..
Perumahan, Bappenas, seraya menutup acara presentasi dan menyepakati kota dan kabupaten yang diajukan IUWASH. IUWASH kemudian menetapkan kegiatan program prioritas di setiap lokasi kerjanya dan memantapkan komitmen pemerintah daerah melalui
penandatanganan kesepakatan kemitraan dan acara peluncuran kegiatan. Hingga Januari 2012, ada 30 kesepakatan kemitraan yang telah ditandatangani dan peluncuran kegiatan telah dilaksanakan di 11 kabupaten dan kota.
• Peningkatan akses masyarakat untuk air bersih, • Peningkatan akses masyarakat untuk sanitasi yang layak, • Restrukturisasi utang PDAM, • Penguatan kinerja PDAM di bidang manajemen, teknis dan keuangan, • Pendampingan Pemda untuk penguatan kebijakan sektor air bersih dan sanitasi, • Pendampingan Pemda untuk penganggaran sektor air bersih dan sanitasi (termasuk penganggaran jangka panjang), • Dukungan dan promosi Program STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat), • Peningkatan pelibatan masyarakat untuk program air minum dan sanitasi, • Kredit Mikro untuk air bersih dan sanitasi, • Pembentukan Pokja AMPL dan penyusunan SSK serta Buku Putih, • Pendampingan Pokja AMPL dan pembaruan Buku Putih dan SSK serta penyusunan Memorandum Program, • Studi Air Baku PDAM, • Promosi sistem pengolahan air limbah, • Rehabilitasi Instalasi Pengelolaan Limbah Terpadu (IPLT), • Melaksanakan asesmen pemeringkatan (creditworthiness assessments) PDAM.
Ardita Çaesari/ IUWASH Jakarta
Daftar Kota dan Kabupaten Lokasi Kerja IUWASH Sumatera Utara (1)
Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten
Jawa Tengah
Jawa Timur (1)
Sulawesi Selatan, Ambon, Jayapura
Kota Binjai Kota Medan Kota Pematang Siantar Kota Tanjung Balai Kota Tebing Tinggi PDAM Kabupaten Langkat (3)
DKI Jakarta (2) Kabupaten Karawang (1) Kabupaten Serang (1) Kabupaten Tangerang (1) Kabupaten Bekasi Kota Bekasi Kota Bogor (1) PDAM Kabupaten Lebak (1)
Kabupaten Kendal Kabupaten Kudus Kabupaten Semarang Kota Semarang Kota Surakarta (2)
Kabupaten Gresik Kabupaten Lamongan Kabupaten Mojokerto Kabupaten Sidoarjo Kota Probolinggo Kota Surabaya (2)
Kabupaten Enrekang Kabupaten Jayapura (1) Kabupaten Jeneponto Kabupaten Maros Kabupaten Takalar Kota Ambon (1) Kota Jayapura (1) Kota Makassar (2) Kota Parepare
(1) Peluncuran proyek diadakan di wilayah/kota/kabupaten ini. (2) Kesepakatan kemitraan sedang dalam proses. (3) Tidak memerlukan kesepakatan kemitraan. iuwashnews vol 001 - Januari 2012 | 5
WASH Week 2011 IUWASH merangkul anak muda dan media untuk advokasi akses ke air minum dan sanitasi dasar
IUWASH turut melakukan advokasi terhadap pentingnya akses terhadap air minum yang aman dan sanitasi dasar bagi seluruh masyarakat Indonesia sebagai komitmen terhadap Pemerintah Indonesia untuk mempercepat pencapaian Sasaran Pembangunan Milenium bidang Air Minum dan Sanitasi.“WASH (Water, Sanitation, and Hygiene) Week” adalah kampanye yang dirancang IUWASH untuk meluaskan gema kerja advokasi bidang air minum dan sanitasi yang sedang dilancarkan Pemerintah Indonesia. WASH Week terdiri dari serangkaian acara, yaitu WASH Student Lecture and Visual Art Competition, Diskusi Media saat Konferensi Sanitasi dan Air Minum Nasional 2011, Kampanye Radio dan WASH TALK, sebuah diskusi terbuka dengan pelajar sekolah menengah atas dan media anak muda. Ardita Çaesari/ IUWASH Jakarta
“Terror” Bekerja sama dengan Institut Kesenian Jakarta (IKJ), IUWASH mengadakan WASH Student Lecture and Visual Art Competition, yaitu kuliah umum bagi mahasiswa/i IKJ, disusul dengan kompetisi seni visual oleh peserta kuliah umum. Toto Muhammad Setiawan sebagai pemenang kompetisi, memerlukan waktu empat hari untuk menyelesaikan lukisan berjudul “Teror” yang menggambarkan dampak polusi air pada manusia. Turut berkompetisi adalah 29 mahasiswa/i jurusan desain grafis hingga seni instalasi. Karya seni mereka turut menyumbang bagi advokasi pencapaian target Sasaran Pembangunan Millennium bidang Air Minum dan Sanitasi 2015.
WASH TALK @america Tanggal 14 Oktober 2011, IUWASH mengadakan WASH TALK di @ america Jakarta yang menghadirkan Alfred Nakatsuma, Direktur Program Lingkungan (USAID Indonesia); Oswar Mungkasa, Direktorat Perumahan dan Pemukiman (Bappenas); Alanda Kariza, penerima Ashoka Young Changemakers Awards 2010. Diramaikan oleh 300 siswa/i SMA dari Bekasi dan Jakarta dan sekitar 20 media khusus anak muda, acara WASH TALK menutup kampanye WASH Week 2011.
Sebagai bagian dari KSAN 2011, pada tanggal 12 Oktober 2011 IUWASH mengadakan diskusi media yang menghadirkan Glenn Anders, Mission Director (USAID); Dedy S. Priatna, Deputi Bidang Sarana dan Prasarana (Bappenas), Wilfred Hasiholan Purba, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) (Kementerian Kesehatan). Diskusi tersebut dihadiri sekitar 15 media cetak dan elektronik. Pada hari yang sama, IUWASH juga mengadakan kampanye radio dengan mengudarakan berbagai fakta penting seputar kondisi dan tantangan air minum aman dan sanitasi layak di Indonesia bagi masyarakat umum dan mengundang beberapa pemangku kepentingan di bidang air minum dan sanitasi untuk menanggapi keadaan tersebut.
6 | iuwashnews vol 001 - Januari 2012
PHOTO CREDIT: IUWASH JAKARTA
Diskusi Media