MOTIVASI BERJILBAB MAHASISWA (STUDI KASUS PADA MAHASISWA STAIN SALATIGA SEMESTER 1 DAN 7) TAHUN 2012 SKRIPSI DiajukanUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam
OLEH : ISTIQOMAH 111 08 008
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2013
i
ii
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02Telp (0298) 323706,323433 Fax323433 Salatiga 50721 Website :www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
Dra. Djami’atul Islamiyah, M,ag Dosen STAIN Salatiga Persetujuan Pembimbing Lamp. : 4 Eksemplar Hal : NaskahSkripsi Saudara : Istiqomah Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga Assalamu’alaikumWr.Wb. Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara: Nama
: Istiqomah
Nim
: 111 08 008
Jurusan/Progdi : Tarbiyah/ Pendidikan Agama Islam Judul
: Motivasi Berjilbab Mahasiswa (Studi Kasus Pada Mahasiswa STAIN Salatiga Semester 1 dan 7) Tahun 2012
Dengan ini kami memohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosahkan. Demikian agar menjadimaklum. Wassalamu’alaikumWr. Wb. Salatiga, 15 Maret 2013 Pembimbing
Dra. Djami’atulIslamiyah, M.ag NIP. 19570812 1988 2 001 iii
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
MOTIVASI BERJILBAB MA HASISWA (STUDI KASUS PADA MAHASISWA STAIN SALATIGA SEMESTER 1 DAN 7) TAHUN 2012 SKRIPSI DISUSUN OLEH: ISTIQOMAH NIM: 11108008 Telahdipertahankan di depanPanitiaDewanPengujiSkripsiJurusanTarbiyah,SekolahTinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, padatanggal01 April 2013 dantelahdinyatakanmemenuhisyaratgunamemperolehgelarsarjana S1 KependidikanIslam. SusunanPanitiaPenguji KetuaPenguji
: Dr. ImanSutomo, M.Ag
SekretarisPenguji
: Drs. DjokoSutopo
Penguji I
: Drs. Bahroni, M.Pd
Penguji II
:Dra. Maryatin
Penguji III
:Dra. DjamiatulIslamiyah, M,Ag Salatiga, 01 April2013 Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP: 19580827 198303 1002
iv
KEMENTRIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: ISTIQOMAH
NIM
: 11108008
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kodeetik ilmiah.
Salatiga,25 Maret2013 Yang menyatakan,
Istiqomah NIN : 111 08 008
v
MOTTO
“Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu,
anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang
mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya
mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak
diganggu dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”(Qs Al-Ahzab 59).
vi
PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan untuk: Kedua orang tuaku Bapak Broto Jumadi & Alm Ibu Siti Fatimah tersayang yang telah membesarkanku dengan penuh cinta dan kesabaran. Kedua saudaraku kakakku Mas Purnomo danadikku Sumayah Umus Syahidah, terimakasih atas motivasi yang kalian berikan. Keluarga Mas Agus Warsito, terima kasih atas support dan doanya . Temanku mbak Siti Ivayatun yang selama ini memberikan support dalam kelancaran penyelesaian skripsi. Teman keluarga Besar PAI A angkatan 2008, yang telah memberikan motivasi untukku. Seluruh keluarga besarku terima kasih atas doa dan motivasi yang telah diberikan. Semua pihak yang selalu memberi semangat dan dukungan bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu
vii
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillahirobil’alamin, segala puji dan Syukur peneliti panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan Taufiq serta Hidayah-Nya yang tiada terhingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Motivasi Berjilbab Mahasiswa (Studi kasus pada mahasiswa semester 1 dan 7) tahun 2012” Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan nabi Agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat-sahabatnya, serta para pengikutnya yang setia yang mana beliaulah sebagai Rosul utusan Allah untuk membimbing umat manusia dari zaman jahiliyah sampai pada zaman yang modern ini. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat dan tugas untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (SPd.I) di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Skripsi ini berjudul “Motivasi Berjilbab Mahasiswa (Studi kasus pada mahasiswa semester 1 dan 7) tahun 2012” Peneliti skripsi ini pun tidakakan dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu peneliti menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku Ketua Progdi PAI STAIN Salatiga.
viii
3. Dra. Djami’atul Islamiyah M.Ag selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bantuan dan bimbingan dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 4. Bapak dan Ibu dosen STAIN Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, sehingga peneliti mampu menyelesaikan penelitian skripsi ini. 5. Karyawan-karyawati STAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan. 6. Ayah dan Ibu tercinta yang telah mengasuh, mendidik, membimbing serta memotivasi kepada peneliti, baik moral maupun spiritual. 7. Semua pihak terutama mahasiswa STAIN Salatiga yang telah membantu dalam penelitian ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik semoga amal kebaikannya diterima disisi Allah SWT. Skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan semoga hasil penelitian ini dapat berguna bagi peneliti khususnnya serta para pembaca pada umumnya.
Salatiga, 25 Maret 2013
ISTIQOMAH 11108008
ix
ABSTRAK Istiqomah. 2013. Motivasi Berjilbab Mahasiswa (Studi Kasus Pada Mahasiswa STAIN Salatiga Semester 1 dan 7) tahun 2012. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Kata Kunci: Motivasi, Berjilbab, Mahasiswa STAIN Jilbab merupakan pakaian longgar yang dikenakan wanita Islam untuk menutup auratnya dari kepala hingga kaki agar kehormatan terjaga. Dengan memakai jilbab maka seorang wanita akan dihargai dan dihormati. Dan tentunya berjilbab itu harus sesuai dengan tuntutan agama Islam. Hal ini menarik minat peneliti untuk menguak lebih jauh mengenai: 1 Bagaimana variasi pemahaman mahasiwa tentang berjilbab? 2 Apa motivasi mahasiswa terhadap pemakaian berjilbab. Setelah dilakukanya penelitian secara mendalam diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang persepsi berjilbab, motivasi mahasiswa dalam berjilbab. Metode yang digunakan dengan pendekatan kualitatif. Responden adalah mahasiswa semester 1 dan 7 berjumlah 9 mahasiswa. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara mendalam dan observasi. Data dikumpulkan berdasarkan catatan lapangan dan observasi, kemudian data ditranskrip menjadi data yang lengkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi pemahaman mahasiswa tentang berjilbab, berjilbab merupakan pakaian yang wajib bagi seorang muslimah, mencerminkan perilaku pemakainya, merupakan pakaian kehormatan, untuk menutup aurat, dan ada juga yang menyatakan berjilbab dengan alas an modis namun tetap syar’i. Motivasi mahasiswa memakai jilbab merupakan symbol ketakwaan, menimbulkan perasaan nyaman, symbol keanggunan, symbol kemoderenan.
x
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL …………………………………………...………………i LOGO STAIN……………………………………………………………………ii PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………………….iii PENGESAHAN KELULUSAN…………………………………………………iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................v MOTTO……………………………………………………………….………….vi PERSEMBAHAN ...............................................................................................vii KATA PENGANTAR .......................................................................................viii ABSTRAK ............................................................................................................x DAFTAR ISI .................................................................................................……xi DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xiv BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah ................................................................1 B. Rumusan Masalah...........................................................................6 C. Tujuan Penelitian ..........................................................................7 D. Manfaat Penelitian ........................................................................7 E.
Penegasan Istilah .......................................................................8
F.
Metode Penelitian ..........................................................................9
G. Sistematika Penulisan ...................................................................14 BAB II KAJIAN PUSTAKA................................................................................15 A. Jilbab …………………………….…….…….....................................15 1. Pengertian Jilbab…………………………………………………15
xi
2. Kriteria-kriteria Jilbab yang Islami………………………………17 3. Ayat-ayat Tentang jilbab…………………………………………19 4. Hukum Tentang jilbab……………………………………………25 B. Motivasi…………………………..…………………………………..26 1. Pengertian Motivasi……………………………………………...26 2. Hal-hal yang bias menimbulkan motivasi berjilbab……………...27 3. Pengaruh Adanya Motivasi dalam Berjilbab…………………….30 4. Macam-macam motivasi…………………………………………31 5. Faktor Motivasi…………………………………………………..32 6. Fungsi Motivasi…………………………………………………..33
C. Mahasiswa …………………………………………………………...34 1. Pengertian mahasiswa……………………………………………34 2. Fungsi mahasiswa………………………………………………..39 D. Motivasi berjilbab mahasiswa ……………………………………….42 BAB III HASIL PENELITIAN …………………………………………………44 A. Gambaran umum Mahasiswa STAIN Salatiga ……………………..44 B. Hasil Penelitian………………………………………………………49 BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................62 A. Variasi Pemahaman Mahasiswa Tentang Berjilbab……………..……….62 B. Motivasi berjilbab mahasiswa……………………………………………68 BAB V PENUTUP .............................................................................................74
xii
A. Kesimpulan .............................................................................................74 B. Saran ........................................................................................................74 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran1 Pedoman Wawancara .............................................................102 Lampiran 2 Riwayat Hidup .......................................................................105 Lampiran 3 Keterangan SKK Lampiran 4 Lembar Konsultasi
xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama Islam adalah agama yang sempurna. Ajarannya tidak hanya pada doktrin keimanan dan ketakwaan tetapi juga mengatur tentang etika dan moral. Hal-hal kecil mulai dari berpakaian bersuci, makan, minum, bahkan adab tidur, diatur oleh Islam. Islam juga mengajarkan kita untuk menutup aurat bagi kaum muslimin dan muslimat. Menutup aurat berarti memakai pakaian yang mengandung hikmah, tak lain dan tak bukan untuk menjaga kehormatan dan kesucian. (Abdilah, 2007:68). Seorang muslim diharapkan mengenakan pakaian rohani dan jasmani yang menggambarkan identitasnya. Sebagian kelompok masyarakat untuk mengenalkan kelompoknya pada pihak lain salah satunya dengan memakai pakaian identitas atau pakaian seragam. Begitu juga dengan muslimah, agar dapat dibedakan dengan wanitawanita non muslim maka diperintahkan untuk memakai jilbab yang merupakan pakaian identitas bagi muslimah. Berjilbab merupakan kewajiban bagi para muslimah, sebab ini merupakan wujud ketaatan kepada Allah dan menetapi perintah agama (Tsuwaini, 2007:40).
1
Dalam Alqur’an juga dijelaskan tentang berjilbab yaitu Surat Al-ahzab ayat 59 yang berbunyi:
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak diganggu dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Perintah ini jelas bagi para muslimah untuk menjulurkan jilbab-jilbab mereka yang merupakan identitas mereka agar mereka lebih mudah untuk dikenal. Karena hal itu bertujuan untuk membedakan secara jelas antara wanita muslim yang merdeka dengan hamba sahaya pada waktu itu. Jilbab bukan hanya dipakai untuk mengikuti tren mode atau karena adanya peraturan memakai jilbab di instansi tertentu atau karena pengaruh dari orang-orang di sekitarnya. Namun pemakaian jilbab semestinya disadari secara penuh oleh para muslimah sebagai kewajiban menjalankan perintah
2
Allah yang tidak dibataasi ruang, waktu dan tempat selama tidak ada hal-hal yang membolehkan untuk membuka jilbab. Jilbab dipakai untuk menutup aurat seorang wanita muslim. Adapun yang boleh melihat aurat seorang wanita muslim adalah mereka yang masih mempunyai hubungan darah yang haram dinikahi atau yang disebut mahram. Aurat wanita wajib ditutup sebagaimana perintah Allah kecuali pada orangorang tertentu, seperti yang termaktub dalam Al-qur’an surat An-Nur: 31:
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya, dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah 3
menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayanpelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlahkamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”
Pada
kenyataannya
banyak
wanita
muslim
yang
masih
memperlihatkan aurat mereka pada orang-orang yang bukan mahramnya. Jilbab hanya dipakai ketika sedang melaksanakan acara-acara tertentu, seperti pengajian, acara walimahan, dan acara-acara keagamaan lainnya. Jilbab juga hanya dikenal sebagai pakaian santri di mana jilbab dipakai ketika masih menjadi santri. Setelah selesai menjadi santri maka selesai pula mereka dalam memakai jilbab. Harus diakui bahwa pakaian tidak menciptakan santri, tetapi dia dapat mendorong pemakainya untuk berperilaku seperti santri atau sebaliknya seperti setan, tergantung pada cara dan model pakaiannya. Ini salah satu yang dimaksud Al-qur’an dengan wanita-wanita memakai jilbab (Shihab, 1994: 169). Sekarang ini jilbab banyak dipakai oleh muslimah di semua lapisan masyarakat, mulai pejabat tinggi negara sampai ibu-ibu penjual sayuran di pasar. Tidak ketinggalan juga di sektor pendidikan. Diantaranya mahasiswa
4
yang memakai jilbab. Mulai dari yang model syar’i sampai yang gaul dan trendi. Semua mewarnai model-model jilbab saat ini. Dari keanekaragaman model-model jilbab yang selalu berkembang ini berpengaruh pada niat dan motivasi para muslimah dalam menjalankan perintah Allah untuk memakai jilbab. Tidak menutup kemungkinan niat dan motivasi mahasiswa dalam berjilbab. Tidak sedikit yang menganggap jilbab hanya sebagai baju dipakai ketika mengikuti perkuliahan atau sebagai seragam saat kuliah. jilbab ini akan dipakai lagi jika ada kegiatan-kegiatan lainnya. Padahal jilbab adalah pakaian luar yang dikenakan perempuan di atas pakaian kesehariaannya (Ambarwati, 2003:36). Hal ini terjadi karena kurangnya motivasi dalam berjilbab. Mahasiswa adalah pelajar, atau seseorang yang menghadiri sebuah institusi pendidikan. Di beberapa negara, istilah bahasa Inggris (atau kognitif dalam bahasa lain) adalah diperuntukkan bagi mereka yang menghadiri universitas, sementara anak sekolah di bawah usia delapan belas disebut murid dalam bahasa Inggris (atau yang setara dalam bahasa lain). Dalam penggunaannya luas, mahasiswa digunakan untuk siapa saja yang belajar. (http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2090806-pengertianmahasiswa/#ixzz1vss4GK4t). Mahasiswa pun bisa dilihat kepribadiannya dengan melihat cara mereka berpakaian ataupun cara memakai jilbab.
5
Kedewasaan seorang mahasiswa sebagai agent of change yaitu memahami ketika melaksanakan segala sesuatu yang didasari oleh pengetahuan. Dari wacana-wacana tersebut diharapkan mahasiswa ketika bertindak dan berperilaku memakai dasar-dasar yang jelas, sehingga dalam berjilbab pun mereka mengetahui seluk-beluk tentang jilbab. Mulai dari alasan memakai jilbab, hukum tentang jilbab, dan siapa yang wajib memakai jilbab. STAIN Salatiga merupakan lembaga pendidikan Islam yang telah berdiri lama yang mempunyai visi “Menjadi perguruan tinggi yang berkualitas dalam mewujudkan keseimbangan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual”. Sebagai lembaga yang berada di bawah naungan Departemen Agama (DEPAG) tentu ajaran ataupun tata cara, serta aturan-aturan yang dipakai juga bernafaskan Islam, termasuk juga dalam berpakaian. Di STAI N bagi semua civitas akademika perempuan wajb memakai jilbab ketika berada di lingkungan kampus, termasuk semua mahasiswa perempuan. Namun jilbab yang dipakai belum konsisten karena hanya dipakai ketika di lingkungan kampus atau hanya untuk acara-acara tertentu saja, banyak dari mereka yang melepas jilbab ketika berada di luar kampus.
Tanpa mereka sadari mereka telah memberikan contoh yang tidak baik bagi lingkungan mereka ketika berinteraksi setiap harinya. Pemakaian jilbab yang lepas pakai menunjukkan kedewasaan mahasiswa yang belum matang, karena mereka tidak memikirkan apa yang mereka perbuat dan akan
6
berdampak negatif atau positif bagi lingkungannya. Hal ini terjadi karena kurangnya motivasi tentang berjilbab. Mahasiswa semester 1 adalah mahasiswa semester baru yang belum banyak
mendapatkan pendidikan keagamaan di Kampus sedangkan
mahasiswa semester 7 adalah mahasiswa akhir yang sudah banyak mendapatkan pendidikan keagamaan di Kampus. dalam hal ini penulis ingin mengetahui bagaimana motivasi mahasiswa antara semester 1 dan semester 7. Bekaitan dengan latar belakang masalah di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan “MOTIVASI BERJILBAB MAHASISWA
(STUDI
KASUS
PADA
MAHASISWA
STAIN
SALATIGA SEMESTER 1 dan 7). B. Rumusan Masalah Berdasarkan judul dan latar belakang masalah di atas dapat dikemukakan beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana variasi pemahaman mahasiswa tentang keharusan berjilbab? 2. Motivasi apa saja yang mendorong mahasiswa memakai jilbab? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui bagaimana variasi pemahaman mahasiswa tentang keharusan berjilbab
7
2. Untuk mengetahui motivasi yang mendorong mahasiswa memakai jilbab. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat teoritis maupun praktis: 1. Manfaat secara teoritis Manfaat teoritik yang pertama yaitu menambah wawasan pandangan dan rujukan yang berkaitan dengan hukum-hukum jilbab. Manfaat yang kedua yaitu memperbaiki persepsi tentang jilbab di kalangan wanita muslim pada umumnya dan di kalangan mahasiswa pada khususnya. 2. Manfaat secara praktis Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para mahasiswa
untuk
lebih
mengembangkan
kemampuannya
dalam
mewujudkan kepribadian dengan tampilan yang Islami sehingga mampu memberikan contoh-contoh yang baik dan benar untuk lingkungan keluarga, kampus, dan masyarakat pada umumnya. E. Penegasan Istilah Dalam mengantisipasi kesalah pemahaman dalam memaknai judul maka dibutuhkan adanya penegasan istilah dalam judul ini yaitu:
8
1. Motivasi Motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat (Uno, 2008:3). Sedangkan motivasi yang dimaksud penulis adalah dorongan yang ada pada mahasiswa mahasiswa untuk memakai jilbab dalam kegiatan sehari-hari. 2. Mahasiswa Mahasiswa adalah pelajar, atau seseorang yang menghadiri sebuah institusi pendidikan. Di beberapa negara, istilah bahasa Inggris (atau kognitif dalam bahasa lain) adalah diperuntukkan bagi mereka yang menghadiri universitas, sementara anak sekolah di bawah usia delapan belas disebut murid dalam bahasa Inggris (atau yang setara dalam bahasa lain). Dalam penggunaannya luas, mahasiswa digunakan untuk siapa saja yang belajar. (http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2090806pengertian-mahasiswa/#ixzz1vss4GK4t). 3. Jilbab Jilbab adalah baju kurung yang longgar dilengkapi dengan kerudung penutup kepala (Shihab, 1999: 172). Dalam penelitian ini yang dimaksud jilbab oleh peneliti adalah pakaian longgar yang menutup aurat dan
9
dipakai wanita muslim yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari di manapun mereka berada. F. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendek
atan dan jenis penelitian yang digunakan adalah
pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor adalah
metodologi
kualitatif
sebagai
prosedur
penelitian
yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang berperilaku yang dapat diamati (Moleong, 2009: 4). Penelitian kualitatif dari sisi definisi lainnya dikemukakan bahwa hal itu merupakan penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan dan perilaku individu atau kelompok (Moleong, 2009:5). Tujuan penelitian kualitatif tidak selalu mencari sebab-akibat sesuatu, tetapi lebih berupaya memahami situasi tertentu. 2. Lokasi dan waktu Lokasi penelitian ini yaitu STAIN Salatiga terletak di Kota Salatiga dengan tahun ajaran 2012. Peneliti bermaksud untuk mengungkap dan mengetahui apa yang menjadi penyebab Mahasiswa STAIN jarang
10
berjilbab, dan bagaimana persepsi mereka terhadap jilbab. Karena STAIN merupakan kampus yang berbasis Islam, yang seharusnya para Mahasiswanya selalu berjilbab di manapun berada. 3. Sumber data Sesuai judul penelitian, maka yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah para mahasiswa perempuan yang belajar di STAIN Salatiga semester 1 dan 7. Jenis data yang didapat atau dicari adalah data deskriptif. Data ddeskriptif merupakan data yang disusun sesuai dengan temanya. Tema tersebut merupakan konseptialisasi data yang lebih cenderung merupakan ikhtisar kata-kata langsung dari data (Corbin, 2007: 12). 4. Metode pengumpulan data a. Metode Wawancara Wawancara adalah mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden. Wawancara ini penulis tujukan kepada para Mahasiswa STAIN Salatiga untuk memperoleh informasi tentang motivasi berjilbab. b. Metode Observasi
11
Metode observasi dilakukan untuk mengetahui secara langsung subyek yang diteliti. Metode ini memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh metode lain, karena peneliti bisa mengetahui dan merasakan secara langsung fenomena yang diteliti. Metode ini digunakan penulis untuk mendapatkan data tentang gambaran umum tentang STAIN Salatiga. c. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah pengumpulan data penelitian dengan bersumber pada tulisan (Arikunto, 2002:94). Metode ini digunakan untuk meneliti dokumen-dokumen yang telah ada untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam penelitian. 5. Instrumen Dalam penelitian ini yang menjadi instrumen penelitian adalah penelitian sendiri sebab ini adalah penelitian kualitatif dimana peneliti harus terjun langsung kelapangan sehingga paham dengan situasi yang terjadi dan dapat melaporkan hasil penelitian yang benar. 6. Metode Analisis Data Untuk memperoleh hasil penelitian yang lengkap, tepat, dan benar, maka diperlukan metode yang valid di dalam menganalisis data. Adapun
12
analisis data yang digunakan adalah menganalisa data kualitatif dengan langkah-langkah: a. Untuk memperoleh data dari lapangan yang dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengambilan data atau alat ukur. Kalau alat pengambilan data cukup reliable dan valid, maka datanya juga cukup reliable dan valid. b. Reduksi data Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada penyederhanaan, transformasi “kasar” yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Reduksi data di sini bukanlah suatu hal yang terpisah dari analisis, tapi merupakan bagian dari analisa. c. Penyajian data Penyajian data di sini dibatasi sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan penarikan tindakan. d. Penarikan kesimpulan/ Verifikasi Penarikan kesimpulan dalam pandangan ini hanyalah sebagian dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi
13
pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran penganalis selama menulis dan merupakan suatu tinjauan ulang pada catatan lapangan dan mungkin begitu seksama dan akan memakan tenaga dengan peninjauan kembali (Asmaiyah, 2009). 7. Pengecekan Keabsahan Data Dalam penelitian ini peneliti berusaha memperoleh keabsahan data temuannya. Tehnik yang dipakai untuk menguji keabsahan temuan tersebut yaitu tehnik triangulasi. Tehnik triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsaha data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong, 2008:8). Karena ini menggunakan beberapa sumber buku metode dan pengecekan sesuai hasil. 8. Tahap-Tahap Penelitian a. Kegiatan administratif yang meliputi, pengajuan ijin operasional untuk penelitian dari ketua STAIN Salatiga selaku penanggung jawab, kemudian menyusun pedoman wawancara dan melakukan administrasi lainnya. b. Kegiatan lapangan yaitu meliputi: 1) Survei awal untuk mengetahui gambaran lokasi penelitian, yaitu STAIN Salatiga.
14
2) Menemui para mahasiswa yang akan dijadikan subjek penelitian. 3) Melakukan observasi langsung ke lapangan dengan melakukan wawancara kepada para responden atau informan sebagai langkah pengumpulan data. 4) Menyaji data dengan susunan dan urutan yang memungkinkan untuk memudahkan dalam melakukan pemaknaan. 5) Melakukan verifikasi untuk membuat kesimpulan-kesimpulan sebagai deskriptif temuan penelitian. 6) Menyusun laporan akhir untuk dijilid dan dilaporkan. G. Sistematika Penulisan Skripsi Bab I Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, fokus penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Kajian Pustaka, berisi tentang pengertian jilbab, pengertian motivasi, pengertian mahasiswa dan perannya dalam masyarakat Bab III Laporan hasil penelitian, gambaran umum mahasiswa yang menjadi subjek penelitian, hasil wawancara mengenai variasi pemahan mahasiswa tentang berjilbab dan motivasi mahasiswa dalam berjilbab.
15
Bab IV Analisis, variasi pemahaman mahasiswa tentang berjilbab dan motivasi mahasiswa dalam berjilbab. Bab V Penutup, kesimpulan, dan saran.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Jilbab 1. Pengertian Jilbab Jilbab adalah pakaian longgar yang dikenakan wanita Islam untuk menutup auratnya dari kepala hingga kaki agar kehormatan terjaga. Dalam
16
pengertian lain jilbab adalah pakaian penutup seluruh tubuh, kecuali muka, telapak tangan sesuai syariat Islam (Sriyanti, 2005 :3). Dalam bukunya Mahali mengatakan jilbab adalah pakaian yang menutup seluruh tubuh dari ujung kepala sampai ujung kaki (almahalli, 2003 : 172). Ada juga yang mengatakan jilbab adalah gamis atau baju panjang (Muhyudin, 2008 : 230). Syaikh Bakar Zaid, menjelaskan dalam bukunya Hirasatul Fadhilah, “Bentuk jama’ dari jilbab adalah jalabib, yaitu: baju kurung yang tebal yang dikenakan seorang wanita dari kepala hingga kedua kakinya dan menutupi seluruh tubuhnya berikut pakaian dan perhiasannya (Muhsin: 21). Tidak berbeda dengan pendapat di atas Al-Biqo’i juga berpendapat bahwa jilbab adalah baju yang longgar atau kerudung penutup kepala wanita, atau dipakai yang menutup baju dan kerudung yang dipakainya atau semuanya (Shihab, 2004:321). Pemakaian sendiri yaitu dengan cara mengulurkannya. Quraish Shihab juga berpendapat tentang makna mengulurkan jilbab dalam Qur’an Surat Al-ahzab: 59 yaitu jika dimaksudkan dengannya adalah baju maka ia adalah menutupi tangan dan kakinya, kalau kerudung, maka perintah mengulurkannya adalah menutup wajah dan lehernya. Kalau maknanya
17
pakaian yang menutup baju maka perintah mengulurkannya adalah membuatnya longgar menutupi semua badan dan pakaian. Ayat di atas lebih menekankan kepada wanita muslim untuk mengulurkan jilbabnya bukan hanya perintah memakai jilbab saja (Shihab, 2004: 321). Yang dimaksud dengan “mereka mengulurkan keseluruh tubuh mereka adalah mengenakan pakaian longgar yang menutupi seluruh tubuh mereka (Asttuwani, 2007 :39). Karena pada dasarnya jilbab dipakai untuk menutup aurat wanita muslim. Selain dari pengertian di atas ada juga dimensi dari jilbab, yaitu dimensi material, ruang, komunikatif, dan religius (El Guindi, 2004:30). Tetapi hanya ada tiga dimensi pertama yang digunakan sebagai pengertian jilbab. Pertama, dimensi material. Jilbab yang dimaksud adalah “kerudung”, yaitu pakaian yang digunakan perempuan muslim Indonesia untuk menutupi kepala, leher dan sebagian dada tanpa menutupi muka (alBaghdady dalam Yulienni, 2004) batas bawah yang ditutup adalah bagian kerah baju yang memerlihatkan leher dan dada (Tafsir al-Azhar jus XVIII dalam Yulienni, 2004), serta dengan pakaian yang hanya membuka tangan (al-Quthubi dalam Quraish Shihab, 2005:51). Kedua, dimensi ruang. Jilbab adalah layar (tabir, tirai) yang membagi ruang secara fisik. Ketiga, dimensi
komunikatif
(nonverbal)
yang
menekankan
makna
penyembunyian dan ketidaktampakkan (privasi). Dimensi keempat, yaitu
18
dimensi religious, tidak termasuk dalam pengertian jilbab dalam buku ini karena dianggp masih bersifat hipotesis dan arena itu perlu penelitian lebih lanjut. (Juneman, 2010:7) 2. Kriteria-Kriteria Jilbab yang Islami Memakai jilbab bukanlah memakai hiasan yang bertujuan untuk menarik perhatian-perhatian orang yang memandangnya, bukan juga untuk mengikuti mode-mode pakaian yang lagi ngetren pada masanya. Namun memakai jilbab merupakan bentuk ibadah kita sebagaimama yang bertakwa kepada-Nya. Sehingga dalam pemakaiannya pun kita harus sesuai aturan-aturan yang sudah ada karena pada dasarnya memakai jilbab untuk menjaga kehormatan kita baik dihadapan Allah khususnya dan di hadapan manusia pada umumnya. Adapun kriteria-kriteria jilbab yang Islami adalah: a. Menutup seluruh badan kecuali yang dikecualikan yaitu wajah dan tangan. b. Berfungsi untuk menutup perhiasan bukan sebagai hiasan. c. Kainnya tebal tidak tipis atau tembus pandang sehingga biasa menutupi postur tubuhnya. Sesuai hadist nabi yang dituturkan Aisyah “Asma’ binti Abu Bakar pernah menghadap Rosulullah dengan
19
pakaian tipis yang Nampak postur tubuhnya. Lalu Rosulullah memalingkan wajahnya. Rosulullah kemudian bersabda, Ya Asma’, apabila
wanita
telah
usia
baligh,
maka
tidak
sepantasnya
memperlihatkan bagian tubuhnya, kecuali ini dan ini. Beliau berkata demikian sambil mengisyaratkan pada wajah dan telapak tangannya” (H.R Abu Daud). d. Harus longgar, tidak ketat sehingga menutupi lekuk-lekuk tubuhnya. Pesan Rosulullah kepada sahabatnya Dihyah bin Khaflah Al-Kalabi dalam hal pakaian yang dikenakan wanita harus tebal lagi longgar. “…Dan perintahlah istrimu untuk mengenakan pakaian di bawahnya hingga tidak terlihat lekuk-lekuk tubuhnya”. e. Tidak diberi wewangian atau parfum. f. Tidak menyerupai pakaian laki-laki. g. Bukan pakaian untuk popularitas atau pakaian syuhrah, yaitu pakaian yang dipakai dengan tujuan meraih popularitas di tengah-tengah orang banyak, baiki pakaian tersebut mahal yang dipakai seseorang untuk berbangga dengan gaunnya dan perhiasannya, maupun yang bernilai rendah yang dipakai oleh seseorang untuk menampakkan ke zuhudannya (Muhsin :93)
20
Sedangkan dalam buku Dilema Gadis Berjilbab karya Dra. Lilik Sriyanti M Si, syarat jilbab Islami yaitu: a. Menutup seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan. b. Longgar sehingga tidak menampakkan bentuk tubuh. c. Terbuat dari bahan-bahan yang cukup tebal, tidak tipis atau transparan sehingga tidak menembus warna kulit atau bentuk tubuh. d. Tidak menyolok sehingga tidak menarik perhatian orang. e. Tidak menyerupai pakaian laki-laki dan tidak menyerupai pakaian non muslim. f. Tidak dimaksudkan untuk riya (menyombongkan diri) (Sriyanti, 2005:40). 3. Ayat-ayat tentang jilbab A. Perintah menutup aurat (Q.s Al-A’raf: 26)
Hai anak Adam, Sesungguhnya kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. 21
dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.
ayat ini menjelaskan beberapa fungsi pakaian diantaranya untuk menutup aurat dan berfungsi sebagai perhiasan 1. Pakaian sebagai penutup aurot Dalam fungsinya sebagai penutup, pakaian dapat menutupi segala yang enggan untuk diperlihatkan oleh pemakai sekalipun seluruh badannya (Shihab, 1999:162). Dalam pemahamannya tuntunan atau hukum gama, aurat dipahami sebagai anggota badan tertentu yang tidak boleh dilihat kecuali oleh orang-orang tertentu. Para ulama’ pun sepakat menyangkut kewajiban berpakaian sehingga aurat tertutup, hanya saja mereka berbeda pendapat tentang batas aurat itu (Shihab, 1999:162) 2. Pakaian sebagai perhiasan Dalam Al-Qur’an surat Al-A’rof ayat 31 yang berbunyi:
22
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) masjid, Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orangorang yang berlebih-lebihan.
.
Dalam ayat di atas dijelaskan untuk memakai pakaian yang indah ketika ke Masjid karena disini pakaian berfungsi sebagai hiasan. Perhiasan dipakai untuk mempersolek (Shihab, 1999:163). Elok yaitu sesuatu yang menghasilkan kebebasan dan keserasian. Pakaian yang elok adalah memberi kebebasan kepada pemakainya untuk bergerak. Adapun perhiasan seorang wanita adalah segala sesuatu yang menambahkan keelokan dirinya atau sesuatu yang menambahkan kecantikannya. Bisa berupa pakaian, atau bentuk tubuh yang ideal serta hal-hal lainnya. Sedang menurut
Imam Fahrur Rozi yang
memahami
pengertian perhiasan dengan indahnya bentuk tubuh. Dan dia berarguentasi dengan mengatakan:
23
a) Kebanyakan wanita memiliki postur tubuh yang khusus dalam bentuk penciptaannya. Bila kita pahami demikian, maka dapat juga memberikan pengertian maksud yang lebih umum dan tidak menghalangi cakupan selain bentuk tubuh. b) Firman Allah, “…Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudungnya ke dadanya” menunjukkan bahwa pengertian perhiasan mencakup bentuk tubuh dan perhiasan lainnya. Seakan Allah melarang wanita memperlihatkan kelenturan bentuk
tubuh
mereka
dengan
menutupkan
pakaian
kerudungnya (Almahalli, 2003: 147-148). Dalam pengertian lain mereka mengklasifikasikan menjadi 3 macam yaitu: 1.) Kosmetik seperti celak, lipstick, pitek, dan bedak. 2.) Perhiasan seperti cincin, gelang, anting-anting, dan kalung. 3.) Pakaian seperti kerudung, baju, nyamping dan selendang (Almahalli, 2003: 148) Sehingga pakaian juga memiliki fungsi untuk dijadikan perhiasan bagi si pemakainya untuk menutupi perhiasanperhiasan dalam dirinya. Karena dengan memakai pakaian bisa
24
menambahkan keelokan sipemakai atau juga sebaliknya. Dalam bahasa Jawa ada istilah, ajining diri soko lati ajining rogo soko busono yang memiki makna bahwa harga diri kita tercermin dalam kesopanan ketika dalam berbicara dan dalam berbusana. B. Perintah untuk memakai jilbab (Q.s Al-Ahzab: 59)
Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Dalam Qur’an surat Al-Ahzab ayat 59 ini ada beberapa pesan yang ingin disampaikan di antaranya yaitu: 1) Untuk memakai jilbab 2) Untuk mengulurkan jilbabnya
25
3) Untuk memakai jilbab agar mereka lebih mudah untuk dikenal 4) Agar terhindar dari godaan lelaki. Dalam Al-Qur’an surat ini lebih menekankan kepada wanita muslim untuk mengulurkan jilbabnya bukan hanya sekedar perintah memakai jilbab saja (Shihab, 2004:321). Karena sebelum Islam memerintahkan untuk mengulurkan jilbabnya kaum wanita sudah memakai kerudung namun
hanya sekedar saja, mereka tidak
memakainya secara sempurna untuk menutupi auratnya. Sedangkan mengulurkan jilbab yang dimaksud dalam ayat ini yaitu jika yang dimaksudkannya adalah baju, maka ia adalah menutupi tangan dan kakinya. Kalau yang dimaksud dengannya adalah kerudung, maka perintah mengulurkannya adalah membuatnya longgar sehingga menutupi semua badan dan pakaiannya (Shihab, 2004 :231). Jilbab dipakai untuk membedakan antara wanita terhormat dengan wanita lainya, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal dan tidak diganggu oleh para lelaki. Jilbab ini dipakai jika hendak keluar rumah untuk menutupi semua kepentingan. Menurut AL Qurtubi, apabila wanita keluar rumah dengan mengenakan jilbab, maka berarti dia sudah menunjukkan memuliakan dirinya, yang
26
sekaligus memberikan pertanda bahwa dirinya adalah wanita yang terjaga kehormatannya (Almahalli, 2003:172) a. Batasan-batasan Ketika Berjilbab Qur’an surat An-Nur : 31
Artinya: Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki
27
mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanitawanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayanpelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.
Dalam ayat ini dijelaskan siapa saja yang boleh melihat batasan aurat seorang wanita muslim diantaranya suami mereka, ayah mereka, ayah mertua mereka, putra-putra mereka, atau putra-putra suami (anak tiri) mereka, saudara-saudara laki-laki mereka, atau putraputra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka dan perempuan sesame muslim, hamba sahaya yang mereka miliki atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunya keinginan terhadap perempuan dan anak-anak kecil yang belum mengerti tentan aurot. C. Hukum tentang jilbab Sejak Islam mengenal Jilbab, sejak itu pula Islam mewajibkan jilbab bagi perempuan. Perintah berjilbab langsung dari Allah, mengenakan jilbab sebagai sebuah kewajiban bagi kaum yang beriman. Wajibnya adalah mutlak bukan relatif (Muhyidin, 2008:233). Muslim yang menyatakan bahwa jilbab tidak wajib, layak diragukan keislamannya, seperti yang tercantum dalam QS. Ahzab 36.
28
Perintah tentang kewajiban memakai jilbab dalam Al-Quran surat Al-Ahzab ayat 59 diterangkan bukan hanya untuk istri-istri nabi, anak-anak gadis nabi, tetapi juga wanita-wanita yang beriman. Pemakaian jilbab disyaratkan bagi setiap mukmin dan mukminat yang sudah akil baligh (Tabloid Republika, 2009:2). Sabda nabi kepada Asma’ binti Abu Bakar, “HAI Asma’ sesungguhnya seorang perempuan apabila telah datang waktu haid, tidak patut diperlihatkan tubuhnya melainkan ini dan ini (Rosul berkata sambil menunjuk muka dan telapak tangannya hingga pergelangannya”. (HR Abu Daud). Sesungguhnya kewajiban memakai jilbab bagi kaum perempuan erat kaitannya dengan penjagaan kehormatan, kemuliaan, dan kesucian mereka sebagai perempuan (Muhyidin, 2008: 139). D. Batasan-batasan dalam Pemakaian Jilbab Begitu masuk masa baligh, pada anak perempuan berlangsung lebih awal yakni 9-12 tahun, seorang anak mulai dibebani dengan hukum syara’ (mukallaf). Amal dan dosanya dihisab. Agar saat baligh anak telah siap menjalankan hukum syara’, anak perlu dilatih dan dibiasakan menjalankannya sedari kecil. bersabda
29
Rasulullah SAW
“Jika seorang anak telah mampu membedakan tangan kanan dan kirinya maka perintahkanlah ia untuk melakukan shalat.” (HR Thabrani). Begitu juga beliau SAW bersabda: “Perintahkan anakmu shalat usia 7 tahun, dan bila telah berusia 10 tahun pukullah bila ia mengabaikannya .” (HR Abu Dawud, Tirmidzi dan Daruquthni). Wajibnya mengenakan jilbab dan kerudung adalah kewajiban yang sama dengan wajibnya shalat atau puasa. Dengan demikian, melatih anak perempuan mengenakan jilbab dan kerudung juga sama wajibnya dengan melatih anak untuk shalat atau berpuasa. Pembiasaan semenjak dini akan menjadikan anak merasa lebih nyaman dan tidak canggung lagi saat mengenakan jilbab dan kerudung telah menjadi wajib baginya.
Upaya pembiasaan mengenakan jilbab dan kerudung bagi anak-anak dapat dilakukan secara bertahap. Pertama, tentu perlu adanya teladan dari orangtuanya. Anak-anak akan merasa gembira meniru apa yang dilakukan oleh orang tuanya, terutama anak perempuan meniru ibunya.
Untuk kenyamanan anak perlu di
pertimbangkan bahan jilbab dan kerudung yang akan dikenakan, misalnya
bahan
kaos
yang
dingin
dan
menyerap
keringat
(http://mediaumat.com/muslimah/4237-99-membiasakan-anak-
berjilbab-sejak-kecil.html).
30
B. Motivasi 1. Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat (Uno, 2008:3). Motif adalah keadaan kewajiban mendorong mengaktifkan atau menggerakkan dan motif itulah yang mengarahkan dan menyalurkan perilaku, sikap dan tindak tanduk seseorang yang berkaitan dengan pencapaian tujuan baik tujuan organisasi maupun
tujuan
pribadi
masing-masing
anggota organisasi
yang
bersangkutan (Siagian, 2004:142) Dengan demikian motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya (Uno:2008). Sehingga ketika seseorang sudah termotivasi untuk memakai jilbab ada kekuatan dalam dirinya untuk berusaha menjadi lebih baik dari hari yang kemarin terutama dalam hal berpakaian sehingga diharapkan akan mempengaruhi tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-hari. Motivasi didefinisikan dengan tiga komponen utamanya yaitu berupa kebutuhan, dorongan dan tujuan (Siagian, 2004: 142).
31
a. Kebutuhan yang merupakan segi pertama dari motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang apabila ia merasa kekurangan dalam dirinya. b. Dorongan sebagai segi kedua motivasi berorientasi pada tindakan tertentu yang secara sadar dilakukan oleh seseorang. Dorongan dapat bersumber dari dalam diri seseorang dan dapat pula bersumber dari luar diri orang tersebut (Siagian, 2004: 143). c. Tujuan adalah segala sesuatu yang dijadikan acuan atau keinginan yang ingin dicapai dalam melakukan tindakan. 2. Hal-hal yang Bisa Menimbulkan Motivasi Berjilbab a. Fakta Teologis Yaitu alasan memakai jilbab sebagai kewajiban agama. Mereka yang mengenakan jilbab ini akan memahaminya sebagai kewajiban yang tidak bisa ditinggalkan. Pemakaian jilbab pun sesuai dengan standar-standar syariat, tidak hanya sebagai penutup rambut dan kepala, namun pemakaian jilbab menurut mereka yaitu mengulurkan jilbab sampai kedada. Pemakaian jilbab dimaksudkan menjaga mehormatan dengan menutup aurat dari pandangan orang-orang yang bukan bukan muhrimnya sebagaimana dalam Al-Qur’an surat An-Nur ayat 31. Perempuan yang mengenakan jilbab seperti ini akan selalu konsisten dalam berjilbab dan berhati-hati dalam bergaul. Dalam hal 32
ini jilbab yang dipakai berdasarkan fungsi iman, dimana pakaian mencerminkan
keimanan
pemakai,
bagaimana
cara
seseorang
mengenakan pakaian bisa merupakan wujud dari keimanannya kepada Allah SWT. Umunya perubahan seseorang dalam berpakaian menjadi busana yang lebih islami menunjukkan adanya perubahan dalam penghayatan ajaran agama karena itu, pakaian akhirnya mencerminkan kualitas moral seseorang, lambang kesadaran dan keinsafan seseoran terhadap syariat agama (Sriyanti, 2005: 43-44). b. Fakta Psikologis Perempuan yang berjilbab atas motif ini, tidak memandang lagi jilbab sebagai kewajiban agama, namun sebagai budaya dan kebiasaan yang bila ditinggalkan, akan membuat suasana hati tidak tenang. Kita bisa menemukan muslimah yang progresif daan liberal masih mengenakan jilbab, karena kenyamanan psikologis tersebut. Bentuk dengan jilbab yang dikenakan berbeda dengan model pertama dan disesuaikan dengan konteks dan fungsinya. Demikian juga dengan gaya hidup pemakainya jauh lebih terbuka, dan pergaulan mereka sangat luas, berbeda dengan para wanita muslim yang memakai jilbab dengan alasan teologis di atas.
33
Menurut Surti Retna dkk Jilbab ini mempunyai fungsi emosional, jilbab mencerminkan emosi pemakainya, wanita yang memakai jilbab mencerminkan citra diri yang stabil, cenderung mengendalikan emosi. Pakaian mencerminkan kepribadian, nilai citra dan estetika pemakai (Sriyanti, 2005: 43). c. Jilbab dengan Alasan Modis, Gaul, dan Trendi Jilbab adalah ketentuan syari’at. Karena itu segala bentuk dan model jilbab harus memiliki aturan dalam syariat. Realita yang terjadi tidaklah selalu demikian. Berbagai nuansa jilbab telah berkembang, seiring perkembangan berbagai corak pemikiran dikalangan umat Islam. Secara umum setidaknya ada beberapa istilah dalam jilbab yang kini dapat dilihat di tengah masyarakat yaitu jilbab syar’i, jilbab gaul, jilbab modis, dan jilbab trendi. d. Jilbab dengan Motif Estetika dan Kesehatan Oleh sebagian wanita muslim jilbab dipakai karena alasan kesehatan. Dengan jilbab bisa melindungi kulit dari bahaya sinar matahari yang bisa menyebabkan kanker kulit. Jilbab terbukti sangat banyak manfaatnya misalnya, untuk melindungi kepala dan rambut dari sinar ultra violet pada siang hari dan perlindungan dari debu yang ada dijalanan ketika keluar rumah (Siregar, 2010:18).
34
Dengan berjilbab juga bisa menimbulkan unsur estetika atau keindahan bagi pemakainya, karena dengan memakai jilbab mampu menyembunyikan kekurangan-kekurangan yang oleh sebagian orang dianggapsuatu aib. Dengan jilbab bisa dipakai untuk menutupi rambut yang mulai beruban, atau masalah-masalah yang berkaitan dengan kepala seperti, kerontokan rambut, ketombe, kebotakan, dan masalahmasalah rambut lainnya. Sehingga dengan memakai jilbab akan mampu menutupi aib yang ada dibagian-bagian tubuhnya. 3. Pengaruh Adanya Motivasi dalam Berjilbab Ada banyak alasan yang bisa dijadikan motivasi oleh para wanita muslim dalam berjilbab. Berkaitan dengan adanya motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik dalam memakai jilbab, hal ini akan berpengaruh dalam kekonsistenan wanita muslim untuk memakai jilbab dikehidupan seharihari. Seseorang yang mengenakan jilbab atas kemauan sendiri, tidak merasa terpaksa, menunjukkan adanya sikap positif, terhadap jilbab dan itu berarti wujud kecintaan terhadap Islam dan ajarannya. Berjilbab adalah konsekuensi atau cermin dari muslimah, sebab hanya orang-orang yang beriman yang ikhlas yang taat dan patuh dalam melaksanakan seluruh misi yang diperintahkan Allah (Sriyanti, 2005: 51).
35
Dorongan memakai jilbab yang bersumber dari dirinya, sebagai refleksi diri merupakan wujud kesadaran untuk melaksanakan ajaran agama secara kaffah (sempurna). Dalam hal ini jilbab merupakan cermin religiusitas seseorang, kesadaran serta komitmen atas kecintaan terhadap agamanya, cermin dari iman. Gadis (wanita muslim) yang berjilbab atas dasar dorongan ekstrinsik bisa muncul karena ada institusi yang mendukungnya seperti tuntutan lembagga pendidikan, ikut-ikutan teman atau lingkungan, mengikuti mode, bisa juga kerena tradisi yang sudah dilakukan secara turun-temurun. Pada kelompok ini jilbab elum tentu cermin dari kesadarannya untuk melaksanakan ajaran agama (Sriyanti, 2005: 62-53). Sehingga dalam pemakaian jilbab hanya bersifat kondisional saja dalam artian jilbab hanya dipakai ketika ada iven-iven keagamaan atau dipakai jika sedang bepergian. 4. Macam-macam motivasi Para ahli psikologi mengklasifikasikan motivasi menjadi beberapa macam atau jenis, berikut ini akan dikemukakan macam-macam motivasi dilihat dari beberapa titik pandangan yang berbeda. a. Pembagian Motivasi berdasarkan atas terbentuknya motif-motif yaitu:
36
a)
Motif-motif bawaan yaitu motif yang dibawah sejak lahir, jadi ada tanpa di pelajari separti dorongan untuk makan minum dan bergerak dan seterusnya
b)
Motif-motif yang dipelajari yaitu motif yang timbul karena dipelajari seperti dorongan menggunakan atau memilih media dan semua hal yang perlu dipelajari. Motif-motif ini sering disebut dengan motif yang diisyaratkan secara sosial.
b. Pembagian motivasi berdasarkan jalaran motif yaitu: a)
Motivasi Instrinsik adalah motivasi yang timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dan dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan sendiri misalnya seseorang yang membaca tidak perlu ada yang mendorongnya ia telah mencari sendiri buku untuk dibacanya.
b)
Motivasi Ekstrinsik ialah motivasi yang berfungsi karena adanya pengaruh atau rangsangan dari luar. Jenis motivasi ini timbul akibat pengaruh dari luar individu apakah karena ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi demikian, iamau melakukan sesuatu misalnya, seorang anak mau belajar karena ia mau mendapat peringkat pertama dikelasnya.
37
c. Pembagian motivasi berdasarkan isi atau persangkut pautnya itu digolongkan menjadi: a) Motivasi jasmaniah yang termasuk jenis motivasi ini misalnya refleks yaitu nafsu. b) Motivasi rohaniah yaitu berupa kemauan yang terbentuk dari momen- Momen timbulnya alasan- Momen pilih- Momen putusanMomen terbentuknya kemauan. (http://id.shvoong.com/socialsciences/psychology/2207189-macam-macam-motivasi)
5.
Faktor Motivasi
Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan (Sardiman, 1994:73). Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting yang diantaranya adalah:
a)
Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem ”neurophysiological” yang ada pada organism manusia. Karena menyangkut perubahan energy manusia (walaupun motivasi itu
38
muncul
dari
dalam
diri
manusia),
penampakannya
akan
menyangkut kegiatan fisik manusia. b)
Motivasi
ditandai
dengan
munculnya,
rasa/”feeling”,afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan. Afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah-laku manusia. c)
Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang/terdorong oleh adanya unsur lain dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.
Dengan ketiga elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai sesuatu yang komples. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Senua ini didorong karena adanya tujaun, kebutuhan atau keinginan.
6.
Fungsi Motivasi
39
Sadirman AM mengatakan bahwa fungsi motivasi adalah:
1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. 2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. 3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisikan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut (Sadirman, 1990:83).
C. Mahasiswa 1. Pengertian Mahasiswa Mahasiswa adalah pelajar, atau seseorang yang menghadiri sebuah institusi pendidikan. Seperti yang berlaku di beberapa Negara di dunia. dalam istilah bahasa Inggris mahasiswa adalah diperuntukkan bagi mereka yang menghadiri universitas, sementara anak sekolah di bawah usia delapan belas
40
disebut murid dalam istilah bahasa Inggris juga. Dalam penggunaannya yang luas,
mahasiswa
digunakan
untuk
siapa
saja
yang
belajar.
(http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2090806-pengertianmahasiswa/#ixzz1zwpfRhMY) Pengertian mahasiswa menurut beberapa ahli: 1) Menurut Ahmad Barizi (2011:95) mahasiswa adalah sekelompok manusia yang berpikir ke depan, memiliki akses intelektual dan moral “tak terbtas” untuk diekspresikan. 2) Menurut Yusuf (1999:1) pengertian mahasiswa adalah pelajar tamatan Sekolah Menengah Atas (SMA), yang sekurang-kurangnya telah mencapai umur 17-18 tahun Hingga 4-5 tahun berikutnya mahasiswa ini masih disebut sebagai masa akhir remaja (masa adolesen), dimana seorang mahasiswa masih menuju kedewasaan dan kematangannya. Usia mahasiswa ditinjau dari sisi perkembangan jasmani, pertumbuhan mereka telah matang dan telah dapat menjalankan fungsinya seperti dari segi seks, mereka telah mampu berketurunan dimana dorongan seksual pada masa ini akan dapat mempengaruhi dorongan berbagai emosi. 3) Malik Fajar memberi arti mahasiswa sebagai anak usia muda yang miskin pengalaman. Namun pada suatu ketika beliau juga memberi
41
pengertian dan menggolongkan mahasiswa sebagai“The Best Human Material” (Fajar, 1991:18). Pengertian mahasiswa di atas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa adalah seorang pelajar tamatan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang setelah melalui proses akan memiliki pengetahuan akademik maupun non akademik. Menurut Geowana Yuka Purmana dalam blognya, yaitu bahwa Mahasiswa dapat dikatakan sebuah komunitas unik yang berada di masyarakat, dengan kesempatan dan kelebihan yang dimilikinya, mahasiswa mampu berada sedikit di atas masyarakat. Mahasiswa juga belum tercekcoki oleh kepentingan-kepentingan suatu golongan, ormas, parpol, dsb. Sehingga mahasiswa dapat dikatakan (seharusnya) memiliki idealisme. Idealisme adalah suatu kebenaran yang diyakini murni dari pribadi seseorang dan tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal yang dapat menggeser makna kebenaran tersebut. Berdasarkan berbagai potensi dan kesempatan yang dimiliki oleh mahasiswa, tidak sepantasnyalah bila mahasiswa hanya mementingkan kebutuhan dirinya sendiri tanpa memberikan kontribusi terhadap bangsa dan negaranya. Mahasiswa itu sudah bukan siswa yang tugasnya hanya belajar, bukan pula rakyat, bukan pula pemerintah. Mahasiswa memiliki tempat tersendiri di lingkungan masyarakat, namun bukan berarti memisahkan diri dari masyarakat. Oleh karena itu perlu dirumuskan perihal peran, fungsi, dan
42
posisi mahasiswa untuk menentukan arah perjuangan dan kontribusi mahasiswa tersebut. Geowana merumuskan perihal peran, fungsi, dan posisi mahasiswa untuk menentukan arah perjuangan tersebut adalah: 1. Peran Mahasiswa
a. Mahasiswa Sebagai Iron Stock
Mahasiswa dapat menjadi iron stock, yaitu mahasiswa diharapkan menjadi manusia-manusia tangguh yang memiliki kemampuan dan akhlak mulia yang nantinya dapat menggantikan generasi-generasi sebelumnya. Intinya mahasiswa itu merupakan aset, cadangan, harapan bangsa untuk masa depan. Tak dapat dipungkiri bahwa seluruh organisasi yang ada akan bersifat mengalir, yaitu ditandai dengan pergantian kekuasaan dari golongan tua ke golongan muda, oleh karena itu kaderisasi harus dilakukan terus-menerus. Dunia kampus dan kemahasiswaannya merupakan momentum kaderisasi yang sangat sayang bila tidak dimanfaatkan bagi mereka yang memiliki kesempatan.
Dalam konsep Islam sendiri, peran pemuda sebagai generasi pengganti tersirat dalam Al qur’an surat Al-Maidah:54, yaitu
43
pemuda sebagai pengganti generasi yang sudah rusak dan memiliki karakter mencintai dan dicintai, lemah lembut kepada orang yang beriman, dan bersikap keras terhadap kaum kafir.
Sejarah telah membuktikan bahwa di tangan generasi mudalah perubahan-perubahan besar terjadi, dari zaman nabi, kolonialisme, hingga reformasi, pemudalah yang menjadi garda depan perubah kondisi bangsa.
b. Mahasiswa Sebagai Guardian of Value
Mahasiswa sebagai guardian of value berarti mahasiswa berperan sebagai penjaga nilai-nilai di masyarakat. Menurut Geowana bahwa kita seharusnya melihat mahasiswa sebagai insan akademis yang selalu berpikir ilmiah dalam mencari kebenaran. Kita harus memulainya dari hal tersebut karena bila kita renungkan kembali sifat nilai yang harus dijaga tersebut haruslah mutlak kebenarannya sehingga mahasiswa diwajibkan menjaganya.
Sedikit sudah jelas, bahwa nilai yang harus dijaga adalah sesuatu yang bersifat benar mutlak, dan tidak ada keraguan lagi di dalamnya. Nilai itu jelaslah bukan hasil dari pragmatisme, nilai itu haruslah bersumber dari suatu dzat yang Maha Benar dan Maha
44
Mengetahui. Selain nilai yang di atas, masih ada satu nilai lagi yang memenuhi kriteria sebagai nilai yang wajib dijaga oleh mahasiswa, nilai tersebut adalah nilai-nilai dari kebenaran ilmiah.
c. Mahasiswa Sebagai Agent of Change
Mahasiswa sebagai agent of change, Artinya mahasiswa sebagai agen dari suatu perubahan. Menurut saya kondisi bangsa saat ini jauh sekali dari kondisi ideal, dimana banyak sekali penyakit-penyakit masyarakat yang menghinggapi hati bangsa ini, mulai dari pejabat-pejabat atas hingga bawah, dan tentunya tertular pula kepada banyak rakyatnya. Sudah seharusnyalah kita melakukan terhadap hal ini. Lalu alasan selanjutnya mengapa kita harus melakukan perubahan adalah karena perubahan itu sendiri merupakan harga mutlak dan pasti akan terjadi walaupun kita diam. Bila kita diam secara tidak sadar kita telah berkontribusi dalam melakukan perubahan, namun tentunya perubahan yang terjadi akan berbeda dengan ideologi yang kita anut dan kita anggap benar.
Perubahan merupakan sebuah perintah yang diberikan oleh Allah swt. Berdasarkan Qur’an surat Ar-Ra’d: 11, di mana dijelaskan bahwa suatu kaum harus mau berubah bila mereka
45
menginginkan sesuatu keadaan yang lebih baik. Lalu berdasarkan hadis yang menyebutkan bahwa orang yang hari ini lebih baik dari hari kemarin adalah orang yang beruntung, sedangkan orang yang hari ini tidak lebih baik dari kemarin adalah orang yang merugi. Oleh karena itu betapa pentingnya arti sebuah perubahan yang harus kita lakukan.
2. Fungsi Mahasiswa Berdasarkan tugas perguruan tinggi yang diungkapkan M.Hatta yaitu membentuk manusisa susila dan demokrat yang: a. Memiliki keinsafan tanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat b. Cakap dan mandiri dalam memelihara dan memajukan ilmu pengetahuan c. Cakap memangku jabatan atau pekerjaan di masyarakat Berdasarkan pemikiran M.Hatta tersebut, dapat kita sederhanakan bahwa tugas perguruan tinggi adalah membentuk insan akademis, yang selanjutnya hal tersebut akan menjadi sebuah fungsi bagi mahasiswa itu sendiri. Insan akademis itu sendiri memiliki dua ciri yaitu : memiliki sense of crisis, dan selalu mengembangkan dirinya.
46
Insan akademis harus selalu mengembangkan dirinya sehingga mereka bisa menjadi generasi yang tanggap dan mampu menghadapi tantangan masa depan. Dalam hal insan akademis sebagai orang yang selalu mengikuti watak ilmu, ini juga berhubungan dengan peran mahasiswa sebagai penjaga nilai, dimana mahasiswa harus mencari nilai-nilai kebenaran itu sendiri, kemudian meneruskannya kepada masyarakat, dan yang terpenting adalah menjaga nilai kebenaran tersebut. 3. Posisi Mahasiswa Mahasiswa dengan segala kelebihan dan potensinya tentu saja tidak bisa disamakan dengan rakyat dalam hal perjuangan dan kontribusi terhadap bangsa. Mahasiswa pun masih tergolong kaum idealis, dimana keyakinan dan pemikiran mereka belum dipengaruhi oleh parpol, ormas, dan lain sebagainya. Sehingga mahasiswa menurut saya tepat bila dikatakan memiliki posisi diantara masyarakat dan pemerintah.
Mahasiswa dalam hal hubungan masyarakat ke pemerintah dapat berperan sebagai kontrol politik, yaitu mengawasi dan membahas
segala
pengambilan
keputusan
beserta
keputusan-
keputusan yang telah dihasilkan sebelumnya. Mahasiswa pun dapat
47
berperan sebagai penyampai aspirasi rakyat, dengan melakukan interaksi sosial dengan masyarakat dilanjutkan dengan analisis masalah
yang
tepat
maka
diharapkan
mahasiswa
mampu
menyampaikan realita yang terjadi di masyarakat beserta solusi ilmiah dan bertanggung jawab dalam menjawab berbagai masalah yang terjadi di masyarakat.
Posisi mahasiswa cukuplah rentan, sebab mahasiswa berdiri di antara idealisme dan realita. Tak jarang kita berat sebelah, saat kita membela idealisme ternyata kita melihat realita masyarakat yang semakin buruk. Saat kita berpihak pada realita, ternyata kita secara tak sadar sudah meninggalkan idealisme kita dan juga kadang sudah meninggalkan watak ilmu yang seharusnya kita miliki. Contoh kasusnya yang paling gampang adalah saat terjadi penaikkan harga BBM beberapa bulan yang lalu. Mengenai posisi mahasiswa saat ini saya berpendapat bahwa mahasiswa terlalu menganggap dirinya “elit” sehingga terciptalah jurang lebar dengan masyarakat. Perjuanganperjuangan yang dilakukan mahasiswa kini sudah kehilangan esensinya, sehingga masyarakat sudah tidak menganggapnya suatu harapan pembaruan lagi. Sedangkan golongan-golongan atas seperti pengusaha, dokter, dsb. Merasa sudah tidak ada lagi kesamaan
48
gerakan.(http://geowana.wordpress.com/2008/08/10/peran-fungsiposisi-mahasiswa/)
D. Motivasi Berjilbab Mahasiswa
Motivasi berjilbab mahasiswa didorong dari berbagai segi diantaranya adalah mahasiswa itu memakai jilbab karena tuntutan dari lembaga pendidikan yang mereka tempati ada kalanya mahasiswa itu memakai jilbab atas motivasi dari kesadaran pribadi. Mahasiswa memakai jilbab karena adanya didorong oleh kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat (Uno, 2008:3). Sedangkan motif adalah keadaan kewajibab mendorong mengaktifkan atau menggerakkan dan motif itulah yang mengarahkan dan menyalurkan perilaku, sikap dan tindak tanduk seseorang yang berkaitan dengan pencapaian tujuan baik tujuan organisasi maupun tujuan pribadi masing-masing anggota organisasi yang bersangkutan (Siagian, 2004:142)
Dengan demikian mahasiswa yang berjilbab memiliki motivasi yang kuat terutama atas dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya (Uno:2008). Sehingga ketika seseorang sudah termotivasi untuk memakai jilbab ada kekuatan dalam dirinya untuk berusaha menjadi
49
lebih baik dari hari yang kemarin terutama dalam hal berpakaian sehingga diharapkan akan mempengaruhi tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-hari.
BAB III HASIL PENELITIAN
A.
Gambaran Umum Mahasiswa Yang Menjadi Subjek Penelitian Pada penelitian ini, peneliti bermaksud untuk mengetahui pemahaman mahasiswa tentang berjilbab. Mahasiswa yang menjadi subjek penelitian adalah mahasiswa semester 1 dan semester 7 di STAIN Salatiga. mahasiswa yang diteliti adalah yang masih aktif kuliah di kampus STAIN Salatiga pada tahun 2012. Jumlah dari mahasiswa STAIN Salatiga sangat banyak, namun tidak semua dari mahasiswa dijadikan subjek, karena mahasiswa yang dijadikan responden sebagian besar adalah semester 7, yang saat ini mereka kuliyahnya 50
sudah berkurang jadi sedikit sulit ditemui. Selain itu jawaban yang mahasiswa berikan baik yang semester 1 maupun semester 7 hasilnya sama, sehingga penelitian dihentikan. Penulis akhirnya nenentukan 9 responden yang terdiri dari semester 1 dan semester 7. Responden 1 (FNF) Responden ini lahir di Pati pada tanggal 10 November 1994, dengan demikian usia saat ini mencapai 18 tahun. Saat ini dia baru semester 1, dia adalah mahasiswa program studi TBI. Yang dilakukan setiap hari hanya kuliah dan mengikuti kegiatan kampus seperti Dinamika.diluar jam kuliah dia membantu tantenya berjualan makanan karena kebetulan orang tua dia menitipkan ke tantenya yang rumahnya dekat kampus. FNF merupakan anak dari keluarga yang agamis dan rumahnya terletak di lingkungan santri. Di sekitar rumahnya di Pati banyak berdiri pondok pesantren. Orang tuanya sangat perhatian dengan cara berpakaian, terutama dalam berjilbab. Ibunya selalu memberi contoh kepada anak-anaknya untuk selalu memakai jilbab tidak hanya ketika pergi tapi ketika di lingkungan rumahnya pun harus memakai jilbab. Sebelum kuliah di STAIN dia di Pondokkan oleh orang tuanya, dengan begitu FNF sudah terbiasa untuk selalu mengenakan jilbab.
51
Responden 2 (SRP) Responden ini lahir di Salatiga 15 Juni 1993. Dia anak pertama dari 4 bersaudara. Saat ini dia duduk di semester 1 Program Studi TBI. SRP merupakan mahasiswa yang aktif, dia banyak mengikuti kegiatan-kegiatan di Kampus. SRP lahir di keluarga yang agamis, Bapaknya dulu pernah mondok di magelang dan ibunya bekerja sebagai guru agama di sebuah sekolah dasar. Dengan begitu sudah tidak diragukan lagi kalau keluarga SRP merupakan keluarga yang agamis. Orang tua SRP selalu membiasakan anak-anaknya untuk selalu memakai jilbab ketika keluar rumah. Bahkan sejak dari TK orang tuanya selalu membiasakan anak-anaknya untuk selalu memakai jilbab ketika pergi. Walaupun ketika berada di sekitar rumah masih sulit untuk mengenakan jilbab. Selain itu keluarga SRP selalu menyekolahkan anak-anaknya di lembaga pendidikan yang berbasis Islami agar akhlak anak-anaknya baik dan terbiasa untuk memakai jilbab.
Responsen 3 (AA)
52
Responden ini lahir pada pada tanggal 20 April 1995 di Demak. Saat ini dia baru semester 1 mengambil jurusan PAI. Orang tuanya bernama Bapak Taryo dan ibu Sulastri. Dia juga memiliki 2 saudara, terdiri dari adik laki-laki yang sekarang masih duduk di bangku SMP. AA sudah dibiasakan memakai jilbab sejak kecil karena orang tuanya termasuk orang yang religius. Walaupun orang tuanya bukan termasuk orang berpendidikan tinggi tetapi dalam hal agama selalu mereka utamakan. Dari SD orang tuanya selalu menyekolahkan anak-anaknya di lembaga yang berbasis Islami.
Jadi tidak heran jika AA
mengenakan jilbab sejak dibangku SD.
Responden 4 (AS) Responden ini saat diwawancarai AS berumur 19 tahun yang masih kuliah di semester 1 Program Studi TBI. AS merupakan mahasiswa yang aktif dalam organisasi Racana. Dia dilahirkan di kota Salatiga tepatnya pada tanggal 14 februari 1994. Di Rumahnya AS tergolong anak yang tidak begitu diperhatikan cara berpenampilan termasuk berjilbab. Maklum orang tuanya tidak
mengharuskan
anaknya
memakai
berpakaiannya sopan.
Responden 5 (IS) 53
jilbab
yang
penting
cara
Saat di wawancarai di Masjid Darul Amal mahasiswa berinisial IS telah mengaku umurnya 18 tahun. IS adalah mahasiswa program studi PAI semester 1. IS memiliki 3 bersaudara yang terdiri dari kakak laki-laki dan adik perempuan yang masih duduk di bangku SMA. Responden ini tinggal di Boyolali bersama orang tuanya yang bekerja sebagai petani. Responden ini mengaku sudah dibiasakan berjilbab sejak kecil. Orang tuanya tergolong orang yang peduli terhadap berpakaian terutama dalam berjilbab. Adiknya yang masih SMA pun selalu dibiasakan untuk memakai jilbab ketika keluar rumah.
Responden 6 (SH) SH lahir di Magelang pada tahun 1991 tepatnya pada tanggal 10 November. Saat ini SH telah menginjak semester 7 jurusan tarbiyah program studi TBI. SH tinggal di kos letaknya di dekat kampus 2. Setiap 2 minggu sekali SH pulang ke rumah untuk menjenguk orang tuanya. Dia mengaku ketika di rumah selalu memakai jilbab namun ketika berada di kos dia masih jarang memakai jilbab maklum teman-temannya juga jarang memakai jilbab kecuali kalau kuliah.
Responden 7 (SWN) 54
Responden ini di lahirkan dri pasangan Bapak Budi dan Ibu Rebi di Batang. SWN kuliah di STAIN karena banyak tetangga dan temannya yang kuliah di STAIN. Jurusan yang diambil adalah jurusan PAI dan sekarang sudah semester 7. Dia tinggal bersama saudaranya di kos tepatnya di depan Apotek Kimia Farma. Selama kuliah dia tergolong mahasiswa yang cukup cerdas hal itu peneliti temukan saat ditanya tentang IPKnya. Lingkungan tidak mempengaruhi SWN dalam perpakaian terutama berjilbab. Karena SWN mengaku saat dia keluar dari kos dia tetap memakai jilbab meskipun lingkungan sekitar mayoritas beragama non Islam.
Responden 8 (ISH) Mahasiswa kelahiran Ambara ini mengaku usianya 22 tahun. Saat di wawancarai depan Perpustakaan STAIN mahasiswa Program studi PAI ini mengakui memakai jilbab saat duduk di bangku SMP. Saat itu dia menyadari bahwa berjilbab merupakan tuntutan dari sekolah. Sampai SMA pun dia belum ada kesadaran untuk selalu memakai jilbab. Berawal dari kuliah baru dia menyadari bahwa seorang muslimah itu wajib hukumnya untuk menutup aurat.
Responden 9 (MNW) 55
Di usianya yang masih tergolong muda MNW merupakan mahasiwa program studi PAI yang patut di contoh karena selain hidup dikeluarga yang agamis juga tinggal di Pondok pesantren selama 6 tahun. Orang tuanya sebagai pengasuh pondok pesantren tidak membuat mahasiswa yang kerap dipanggi bu nyai ini menjadi sombong malahan dia memiliki sikap yang rendah hati, baik hati dan tidak pandang bulu dalam bergaul. Sehingga baginya berjilbab itu bukan merupakan hal yang baru. Mahasiswa kelahiran Kab. Semarang 19 Januari 1991 ini sering dijadikan sebagai tempat konsultasi dalam bidang agama. Dia memiliki 4 saudara 2 adik perempuan dan 1 adik laki-laki. Semenjak ditinggal ayahnya wafat, gadis berkulit putih ini sekarang memiki peran penting dalam memajukan mutu pendidikan pondok pesantren khususnya dalam bidang agama.
B. Hasil Penelitian 1. Fariasi Pemahaman Mahasiswa Tentang Keharusan Berjilbab. Responden saat diwawancarai tentang jilbab, sebagian besar mereka mengatakan bahwa berjilbab itu dapat meutup aurat, menjaga martabat wanita, menjauhkan dari maksiyat terutama pada laki-laki, dan yang
56
terpenting adalah karena jilbab itu merupakan syari’at islam yang merupakan ciri khas seorang muslimah. a.
FNF (18 tahun) FNF menganggap bahwa jilbab itu cara untuk menghindari hal-hal yang tidak diharapkan, mengenal jilbab sejak kecil, adapun pemakaian jilbab itu dibiasakan sejak SMP, keluarga dan lingkungan sekitar juga sangat mendukung. Seperti ungkapan FNF berikut: “Menurut saya jilbab itu cara untuk menghindari hal-hal yang tidak diharapkan, maksudnya dengan berjilbab mungkin jika ada laki-laki yang ingin mengganggu akan mikir ulang ketika mau mengganggu wanita yang berjilbab, saya mengenal jilbab itu sejak kecil mbak, saya mengenakan jilbab sejak MTS, karena sekolah di MTS mau nggak mau harus memakai jilbab,keluarga sangat mendukung mbak karena menurut orang tua saya wanita yang sholikhah itu adalah bisa menutupi auratnya terutama berkerudung” (FNF, 12-12-2012).
b.
SRP (18 tahun) Jilbab menurut SRP adalah untuk menjaga dirinya sendiri. Tidak berbeda dengan FNF, SRP juga mengenal jilbab saat masih kecil, saat TK pun SRP sudah mengenakan jilbab. Sikap lingkungannya mendukung dengan berjilbab. menurut SRP berjilbab adalah suatu hal yang. harus dilakukan oleh seorang wanita, dengan memakai jilbab seorang wanita akan mulia dipandangan orang lain, sedang pandangan keluarga dan masyarakat sekitar tentang berjilbab juga sangat positif. Berikut yang diungkapkan SRP.
57
“Jilbab itu gawe njogo awakke dewe (jilbab itu untuk menjaga diri kita sendiri) menurut saya orang yang memakai jilbab itu akan lebih aman dan terlihat terhormat. Saya itu mengenal dan memakai jilbab sejak TK mbak. Dulu orang tua menyekolahkan TK di TK Islam, jadi saat itu juga saya mengenakan jilbab.lingkungan merespon baik. Enggak ada masalah dengan saya memakai jilbab”(SRP, 12-12-2012).
c.
AA (18 tahun) AA berpandangan bahwa jilbab adalah sebuah benteng. Mengenal jilbab sejak masih SD, karena awalya AA sekolah di lembaga pendidikan yang berbasis islami, tapi lama kelamaan memakai jilbab sudah menjadi kebiasaan AA, tujuan orang tua AA menyekolahkan di lembaga yang berbasis islami agar AA bisa menimba ilmu terutama dalam hal kesopanan (jilbab). Sikap keluarga dan lingkungan AA sangat mendukung terhadap wanita yang berjilbab. Seperti ugkapan AA berikut: “Kalau menurut saya sih jilbab itu sebagai benteng Mbak, benteng untuk berlaku yang tidak-tidak, tetap ada di jalur yang benar.Orang yang memakai jilbab seharusnya perilakunya baik. Saya memakai jilbab sejak masih kecil, iya lebih tepatnya sejak duduk di bangku SD, pas masih kecil saya memakai jilbab awalnya malu, soalnya teman-teman sebaya saya tidak ada yang memakai jilbab, tapi lama kelamaan berjilbab menurut saya adalah suatu hal yang harus dilakukan oleh seorang wanita, nggak ada masalah mbak dengan lingkungan saya, artinya mereka biasa-biasa aja dengan saya memakai jilbab” (AA,1212-2012).
58
d.
AS (19 tahun) Makna jilbab menurut AS merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan wanita. AS kenal sejak masih kecil, sedang untuk memulai itu berawal dari kelas 2 SMA sampai sekarang, keluarga AS dan kerabat bahkan lingkungan juga sangat mendukung, karena berjilbab dianggap dapat menjunjung tinggi seorang wanita selain itu berjilbab juga dianggap modis, Berikut ungkapan AS: ““Jilbab merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan wanita, seseorang yg memakai jilbab itu akan menjaga kehormatan wanita, itu menurut saya lho mbak. Saya mengenal ya sejak kecil lah mbak, dan memulai memakai jilbab ketika saya kelas 2 SMA, kelas 1 saya belum berjilbab karena udah telanjur buat seragam pendek, dan waktu kelas 2 banyak teman-teman yang memakai jilbab akhirnya saya ikut-ikutan memakai jilbab.orang tua sangat mendukung, ibu saya bilang jilbab itu bisa menjunjung tinggi seorang wanita”(AS, 13-12-2012).
e.
IS (18 tahun) Bagi IS jilbab merupakan penutup aurat. Sejak kecil IS sudah mengenal jilbab, lingkungan keluarga sangat mendukung bahkan keluarga IS yang dulu tidak memakai jilbab justru sekarang memakai jilbab, meskipun IS memakai jilbab sejak SMA, tapi menurut IS berjilbab dianggap sebagai pelengkap bagi wanita, dan menampilkan image baik. Seperti yang diungkapkan oleh IS saat diwawancarai: “Jilbab itu pakaian yang bisa menampikan image baik. Jika kita sudah memutuskan untuk berjilbab kita harus mampu untuk menjaga sikap dan tingkah laku dan perbuatan kita mbak. Mungkin sejak kecil 59
mbak saya mengenalnya tetapi baru memakai jilbab waktu sekolah SMA. keluarga saya, dulu tidak ada yang memakai jilbab, namun ketika saya SMA dan memakai jilbab, lama kelamaan keluarga saya tertarik dengan jilbab bahkan sampai sekarang keluarga saya terutama yang kaum wanita memakai jilbab semua” (IS, 13-12-2012).
f.
SH (22 tahun) Tidak berbeda dengan IS, SH menganggap jilbab sebaai penutup aurat. Mengenal jilbab sejak masih SD, sedang memakainya itu dimulai ketika SMA kelas XI, orang tua SH merasa senang karena sebelum SMA SH terbilang anak yang malas kalau memakai jilbab, bahkan bisa dikatakan tidak pernah mamakai jilbab, menurut SH orang yang memakai jilbab akan dihormati oleh orang, dan orang yang tidak memakai jilbab akan diremehkan oleh orang lain, selain itu berjilbab juga dianggap menarik. SH mengungkapkan sebagai berikut: “Jilbab itu apa ya mbak? Yang jelas jilbab itu untuk menutup aurat,yang wajib dilakukan bagi setiap perempuan. saya mengenal jilbab itu sejak SD sedangkan memulainya ketika SMA kelas XI, saya itu dulu kalau disuruh memakai jilbab sangat susah mbak, soalnya lingkungan saya dulu tidak ada yang memakai jilbab, namun ketika saya sudah kuliah, saya mulai menyadari bahwa jilbab adalah senjata ampuh untuk membedakan antara lak-laki dan perempuan, selain itu berjilbab juga sangat menarik, keluarga sangat mendukung, orang tua selalu memarahi jika metahuan saya nggak memakai jilbab” (SH, 14-122012).
g.
SWN (21 tahun)
60
Jilbab adalah slat untuk menutup aurat, itulah yang dikatakan SWN, SNW mengenal jilbab Sejak SD, namun memulai memakai sejak
untuk
waktu SMA, keluarga SNW mendukung bahkan
keluarganya yang dulu tidak memakai jilbab kini ikut memakai jilbab, untuk lingkungan juga mendukung, menurut SNW jilbab dianggap menarik selain menutup aurat buat wanita, juga modis. Seperti ungkapan SNW waktu diwawancarai: “Dulu menurut saya jilbab itu sangat kuno, tidak bisa mengikuti gaya rambut yang ngetren. Saya sadar sih kalau jilbab itu alat untuk menutupi aurat yang memang seharusnya ditutupi. Tetapi menurut saya jilbab itu pakaian muslimah namun saya senang yang modis tapi syar’i mbak, itu menurut saya. Saya mengenal jilbab sejak SD mbak, tetapi memulai memakai jilbab sejak SMA. Keluarga saya itu yang dulu tidak memkai jilbab sekarang ikut memakai jilbab, katanya jilbab itu nyaman dipakai” (SWN. 14-12-2012).
h.
ISH (22 tahun) ISH mengatakan bahwa berjilbab adalah sebuah pakaian muslimah untuk menutup aurat, ISH mengenal jilbab sejak kecil, namun memakai jilbabnya ketika SMP, ISH mengaku memakai jilbab itu ketika sekolah namun kalau sudah pulang sekolah tidak memakai jilbab lagi, maklum belum dibiasakan memakai jilbab sejak kecil, karena dulu ibunya tidak memakai jilbab, namun saat ini ibunya ikut memakai jilbab. Berikut ungkapan ISH:
61
““Jilbab itu ya pakaian yang harus dipakai oleh seorang muslimah mbak, dan itu hukumnya wajib. di Al-qur’an sudah dijelaskan tentang kewajilban memakai jilbab. saya mengenal jilbab sejak kapan ya, mungkin sejak kecil. Dan pertama kali mengenakan jilbab sejak SMP. Karena saya sekolah di MTS saya harus memakai jilbab ketika sekolah. Waktu itu ketika tidak sekolah saya belum memakai jilbab. Orang tua dan lingkungan saya mendukung mbak, terutama ibu dulu tidak memakai jilbab jadi saya ikut tidak memakai jilbab, tapi setelah saya memakai jilbab ibu kakak dan bahkan tetangga saya banyak yang mamakai jilbab”(ISH, 14-12-2012).
i.
MNW (21 tahun) Jilbab bagi MWN adalah sebuah tuntutan syari’at bai setiap muslimah, karena dengan berjilbab seorang wanita akan dapat menutup aurat dan jauh dari godaan laki-laki. Sejak kecil ketika masuk di madrasah diniyah saat usia SD, sedang memakainya saat sekolah di madrasah diniyah saja, keseharian jarang memakai jilbab, namun meski demikian, MNW juga sudah dibiasakan memakai jilbab sejak kecil, karena lingkungan keluarga terbilang sangat religi jadi kalau memiliki anak perempuan bila sudah menginjak remaja harus memakai jilbab. Seperti ungkapan MNW berikut: “Kain untuk menutupi aurat perempuan ketika dia di lihat orang lain, itu pemahaman saya tentang jilbab, ya jelas saya memakai jilbab sejak kecil, keluarga saya itu bisa dibilang sangat religi, jadi setiap ada keluarganya tidak memakai jilbab langsung ditegur dan disuruh untuk memakai jilbab, selain itu sejak kecil saya juga sudah dibiasakan pada lingkungan pendidikan yang berbau islami atau kalau sekarang itu madrasah diniyah jadi menurut saya memakai jilbab itu memang harus dibiasakan sejak kecil. Keluarga dan lingkungan sangat mendukung
62
sekali karena lingkungan rumah saya adalah pondok pesantren” (MNW. 14-12-2012).
Dari Sembilan responden diatas sebagian besar berpandangan bahwa mulai mengenal jilbab itu sudah sejak kecil namun memakainya ada yang sejak kecil, ketika sudah masuk sekolah SD/SMP/SMA.
1. Motivasi yang mendorong Mahasiswa memakai jilbab. Pada bagian ini peneliti ingin memperoleh informasi tentang motivasi berjilbab mahasiswa untuk mempermudah pemehaman mereka tentang masalah tersebut penulis mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan matifasi berjilbab mahasiswa. Adapun jawaban yang diperoleh dari hasil wawancara dengan mahasiswa adalah ingin menutup aurat, karena kenyamanan, kesehatan, agar terlihat anggun dan ingin terlihat modis.
a. FNF (18 tahun) Menurut FNF hal yang sangat menarik dalam berjilbab adalah selain menutup aurat juga modelnya yang bervariasi, sehingga dengan adanya pandangan yang positif terhadap jilbab membuat FNF sangat tertarik untuk memakai jilbab, perbedaan yang dirasakan setelah memakai jilbab 63
itu sangat banyak sekali diantaranya adalah, sangat nyaman dipakai, indah dilihat oleh mata, dapat menunjukkan sosok wanita yang sesungguhnya. Berikut yang diungkapkan FNF: “Wah itu lho mbak jilbab sekarang model-modelnya sangat bagus dan bervariasi, saya sangat suka oleh karena itu saya sangat tertarik untuk mengenakan jilbab.alasan saya selain untuk menutupi aurat jilbab sekarang modelnya sangat bervariasi. Dengan adanya model-model jilbab saat ini saya merasa senang karena banyak yang tertarik untuk mengenakan jilbab. Ketika saya mengenakan jilbab saya itu merasa aman dari godaan laki-laki, kalau digoda paling hanya mengucapkan salam. Dengan berjilbab saya merasakan ketenangan dan saya merasa lebih anggun ketika berjilbab, enak dilihat gitu lho mbak” (FNF, 12-12-2012).
b. SRP (18 tahun) SRP menganggap bahwa hal yang sangat menarik dari jilbab adalah karena saat ini jilbab sedang tren atau modis. Dengan anggapan seperti itu SRP tertarik untuk mengenakan jilbab. Menurut SRP perbedaan yang dialami setelah memakai jilbab adalah lebih merasa percaya diri dan merasa aman dari godaan laki-laki. Seperti ungkapan SRP berikut: “Jilbab jaman sekarang itu lagi trend Mbak jadi saya ikut memakainya, karena selain model-modelnya bagus juga membuat saya tampil percaya diri, kalau dulu khan memakai jilbab modelnya jadul jadi saya belum tertarik memakai jilbab, perbedaan yang saya rasakan ketika memakai jilbab saya lebih merasa percaya diri dan merasa aman dari godaan laki-laki. Dan perbedaan itu saya rasakan sekali Mbak, ketika saya tidak memakai jilbab banyak cowok-cowok yang menggoda dengan bermacam-macam kalimat, tapi ketika saya memakai jilbab godaan itu ssangat berkurang. Mungkin ketika sebelum kuliah saya masih bolongbolong. Tapi insya Allah sekarang saya sudah sadar bahwa memang 64
sudah kewajibannya seorang wanita untuk menutupi aurat. Dan saya sudah yakin untuk selalu memakainya” (SRP, 12-12-2012).
c. AA (18 tahun) Berbeda dengan SRP, AA menganggap bahwa hal yang menarik dari jilbab adalah bisa menambah keanggunan seorang wanita, dan berjilbab merupakan tututan dari agama, maka dari itu AA memutuskan untuk memakai jilbab. Seandainya tidak ada keharusan berjilbab di kampuspun AA tetap mengenakan jilbab. Perbedaan yang dirasakan ketika berbilbab menurut AA adalah merasa nyaman dan merasa bahwa dengan berjilbab seseorang bisa terhindar dari hal-hal yang negatif. Dan AA menganggap bahwa dengan berjilbab dapat menutupi kekurangan yang ada pada kepalanya. Berikut ungkapan AA: “Bagi saya memakai jilbab itu akan menambah keanggunan wanita, selain itu berjilbab juga bisa menutupi rambut saya yang sering rontok mbak, jika berjilbab kan juga harus memakai pakaian yang panjang mbak, jadi bisa menghindari dari sinar matahari dan kulit bisa lebih putih bagi Perbedaanya ketika saya memakai jilbab rasanya terlihat anggun dan cantik.saya sudah yakin untuk terus memakai jilbab”(AA, 12-122012)
d. AS (19 tahun) Hal yang menarik dari jilbab menurut AS adalah dapat menutup aurot dan dapat melaksanakan perintah agama. Sikap keluarga dan lingkungan
65
mendukung dengan jilbab yang dipakai oleh AS. Seandainya tidak ada keharusan berjilbab dalam kuliah AS tetap mengenakan jilbab karena AS memahami kalau berjilbab merupakan perintah agama. Setelah memakai jilbab ada perasaan nyaman dan aman dari godaan laki-laki yang iseng sehingga hal ini menjadikan AS lebih yakin untuk berjilbab. Manfaat dalam berjilbab yang dirasakan oleh AS yaitu lebih disegani oleh teman dan lingkungannya. Ungkapan AS saat diwawancarai berikut: “Hal yang paling menarik dalam jilbab menurut saya itu terutama dapat menutup aurat, karena saya tau bahwa memakai jilbab itu adalah tuntutan agama, terutama dalam agama islam.dan saya melakukan Insya Allah karena Allah. Seandainya tidak ada keharusan dalam kuliah pun saya akan tetap memakai jilbab karena itu sudah menjadi kewajiban seorang muslim.setelah memakai jilbab saya merasa nyaman dan aman dari godaan laki-laki yang iseng. Dengan begitu saya lebih yakin untuk selaku memakai jilbab”(AS, 13-12-2012)
e. IS (18 tahun) Sejak SMA IS telah mengenakan jilbab dan IS mendapat dukungan dari keluarganya. Jilbab yang menarik bagi IS adalah yang simple dan mudah dipakai. Dengan berjilbab IS merasakan perbedaan-perbedaan seperti, lebih menjaga pergaulan dengan menjaga pandangan dan termotivasi untuk mengenal dan memperdalam ajaran Islam. Selain itu sikap orang-orang disekitar semakin lama lebih menghormati, sehingga
66
dengan berjilbab mampu meningkatkan kehormatan dimata Allah dan manusia.
Berikut ungkapan IS: “Saya tertarik memakai jilbab selain untuk menutup aurat saya merasakan kenyamanan mbak, ketika berada dijalan saya lebih merasa terlindungi dari godaan-godaan syaiton. Hehe. Dan dengan memakai jilbab saya bisa menjaga pergaulan dengan menjaga pandangan ke lawan jenis, sebelum memakai jilbab saya itu orangnya cwawak’an mbak, dan sekarang saya ingin lebih memperdalam ajaran agama islam,setelah kuliah saya lebih yakin lagi untuk selalu memakai jilbab”(IS, 13-12-2012)
f. SH (22 tahun) Jilbab yang menarik menurut SH adalah karena saat ini Jilbab sedang ngetren, banyak mode-mode yang ditawarkan dipasaran. Menurut SH perbedaan yang dialami ketika berjilbab adalah bisa menutupi kulit dari sinar matahari sehingga menjadikan kulit lebih halus dan putih. Ungkapan SH: “Saya suka jilbab yang modis seperti model-model sekarang ini, agar penampilan saya tetap terjaga dan menarik, dipandang tidak monoton. sebelum memakai jilbab kulit saya hitam tetapi setelah berjilbab kulit saya semakin putih dan halus.,dengan memakai jilbab yang modis bisa menarik orang lain untuk memakai jilbab,saya yakin memakai jilbab sampai sekarang karena saya ingin menutupi aurat”(SH, 14-12-2012)
67
g. SNW (21 tahun) SNW berpendapat bahwa hal yang menarik dari jilbab adalah bisa menutup aurat atau penampilannya selalu terjaga, dan sekarang bentuk jilbab sangat bermacam-macam. Meskipun demikian alasan SNW memakai jilbab untuk menjalankan syariat dengan menutup aurot. Dengan berjilbab SNW merasakan semakin percaya diri dan lebih disegani oleh teman-temannya dan memberikan contoh yang baik pada adik adiknya. Berikut ungkapan SNW: “Yang menarik dari jilbab bagi saya saat ini yaitu bisa untuk menutup aurat, dan saya tertarik memakai jilbab karena saya ingin mematuhi perintah agama. dengan banyaknya model-model saat ini saya seneng Mbak, tapi kalau disuruh makai saya nggak mau karena terlalu ribet. Apalagi kalau sholat di masjid sini (STAIN) memakan waktu lama untuk memakai kembali. Dengan memakai jilbab saya lebih merasa percaya diri dan banyak di segani teman-teman di rumah. Saya yakin memakai jilbab karena memakai jilbab ingin mematuhi aturan agama”(SNW, 14-122012)
h. ISH (22 tahun) Dengan pengakuan ISH yang menarik dari jilbab adalah dapat menutup aurat. Dengan berjilbab ISH merasakan perbedaan yaitu merasakan jiwa yang tenang serta kenyamanan dalam berbusana sehingga menjadikan ISH lebih percaya diri serta dengan berjilbab menjadi control
68
dalam pergaulan. Berkaitan dengan mode-mode jilbab saat ini ISH merasa senang karena dengan adanya mode-mode jilbab yang variasi dan menarik mampu mengenalkan jilbab ke masyarakat sebagai ajang dakwah yang dulunya jilbab ditentang oleh masyarakat, namun sekarang jilbab bisa diterima oleh masyarakat bahkan menjadi tren mode. Namun ketentuan syari’at lebih diutamakan. Berikut ungkapan ISH saat diwawancarai: “Tentunya berjilbab itu untuk menutupi aurat, tetapi saya tertarik memakai jilbab karena dengan memakai jilbab saya merasa nyaman, tidak diganggu laki-laki yang iseng. Merasakan kenyamanan, lebih percaya diri dan sekarang bisa mengontrol pergaulan, yang dulunya masih sering kumpul dengan laki-lak sekarang bisa lebih menjaga. Saya sangat senang dengan adanya model-model jilbab saat ini, karena dengan banyaknya model-model bisa menarik masyarakat untuk memakai jilbab yang dulunya ditentang oleh masyarakat. Walaupun modis tapi harus syar’i lho Mbak. Setelah kuliah di STAIN saya sudah yakin untuk selalu mengenakan jilbab ketika keluar rumah mbak, memang saya akui ketika ada tamu di rumah kadang saya memakai kadang tidak Mbak, (ISH, 1412-2012)
i.
MNW (21 tahun) Yang menarik dari jilbab menurut MNW adalah dapat menutup aurot. Sekarang ini banyak mode-mode dalam berjilbab tetapi MNW kurang begitu suka karena mode-mode jilbab yang sekarang ini banyak yang keluar dari kaidah-kaidah Islam atau keluar dari ketentuan syariat karena dimanfaatkan untuk ajang bisnis atau untuk keperluan kompersial sehingga cenderung meninggalkan syariat.
69
“Yang menarik dari jilbab ya menutup aurat. Berkaitan dengan modemode sekarang ini saya prihatin mbak, karena mode-mode jilbab saat ini banyak yang keluar dari kaidah-kaidah Islam atau keluar dari ketentuan syari’at karena dimanfaatkan sebagai ajang bisnis untuk meraup keuntungan. Perbedaan yang saya alami ketika berjilbab saya merasa lebih terhormat mbak,setelah saya mengikuti kuliah saya lebih yakin untuk terus memakai jilbab”(MNW,14-12-2012).
Sembilan responden di atas berpandangan bahwa motivasi memakai jilbab adalah untuk menutup aurat, trend, modis, merasa nyaman, terlihat anggun, menjaga dari hal negatif terutama dari lawan jenis.
BAB IV PEMBAHASAN A. Variasi Pemahaman Mahasiswa Tentang Keharusan Berjilbab Sebagaimana telah di paparkan di bab sebelumnya bahwa pemahaman mahasiswa tentang keharusan berjilbab adalah bervariasi ada yang memberikan alasan berjilbab itu sebagai pakaian wajib bagi seorang muslimah,
mencerminkan
perilaku
70
pemakainya,
merupakan
pakaian
kehormatan, untuk menutup aurat, dan ada juga yang menyatakan berjilbab dengan alasan modis namun tetap syar’i. Mencermati kembali laporan hasil penelitian pada bab III, maka pembahasan tentang
variasi pemahaman
berjilbab
mahasiswa dapat
didiskripsikan sebagai berikut. hampir semua responden mengatakan jilbab sebagai: 1. Jilbab merupakan pakaian wajib bagi para muslimah Dalam agama Islam memang sudah dijelaskan bahwa seorang muslimah wajib untuk memakai jilbab.
Islam memerintahkan kaum
wanita untuk senantiasa menjaga auratnya. Salah satunya dengan cara memakai jilbab, sebagai pembeda antara wanita muslim dengan wanita non muslim. islam sudah memberitahukan melalui Alqur’an mengenai perintah menggunakan jilbab dan aturan bagi kaum muslimah dalam berbusana. Hal ini sesuai dengan pendapat responden di bawah ini:
“Jilbab itu ya pakaian yang harus dipakai oleh seorang muslimah mbak, dan itu hukumnya wajib. di Al-qur’an sudah dijelaskan tentang kewajilban memakai jilbab…” (ISH, 14-12-2012).
Orang yang sudah baligh dalam Islam wajib menjalankan hukum yang berlaku dalam Islam. Seorang wanita Islam wajib berjilbab ketika sudah
71
baligh ketika sudah mencapai usia 9 tahun atau jika sudah menstruasi. Para wanita Islam wajib untuk memakai jilbab dan wajibnya bersifat mutlak bukan relatif (Muhyidin, 2008:223). 2. Jilbab mencerminkan perilaku pemakainya Ketika seseorang sudah memutuskan untuk berjilbab biasanya diikuti dengan konsistensi untuk menjaganya, baik secara penampilan maupun perilaku. Jilbab dapat mencerminkan perilaku pemakainya meskipun kadang hal ini tidak didasari oleh pemakainya. Orang yang memakai jilbab biasanya perperilaku baik, menjaga pergaulan dan menjaga pandangan terhadap lawan jenis. Ada yang mengatakan bahwa jilbab itu sebagai benteng untuk selalu berperilaku baik. Hal ini sesuai dengan pendapat responden di bawah ini: “Kalau menurut saya sih jilbab itu sebagai benteng mbak, benteng untuk berlaku yang tidak-tidak, tetap ada di jalur yang benar.Orang yang memakai jilbab seharusnya perilakunya baik…”(AA,12-12-2012).
Ada juga responden lain yang mengatakan:
72
“Jilbab itu pakaian yang bisa menampikan image baik. Jika kita sudah memutuskan untuk berjilbab kita harus mampu untuk menjaga sikap dan tingkah laku dan perbuatan kita mbak…”(IS, 13-12-2012)
Berjilbab merupakan awal satu langkah untuk membentuk pribadi yang luhur bagi kaum wanita, satu langkah untuk kesempurnaan ibadah, kesempurnaan akhlak. Dan bukan berarti bahwa orang yang memakai jilbab itu pasti akhlaknya baik, Tapi, dengan berjilbab adalah satu usaha untuk menuju kesepurnaan akhlak, untuk menciptakan akhlak yang luhur sesuai dengan ajaran Agama. Dengan berjilbab, seorang muslimah mengidentifikasikan dirinya dengan ajaran Islam. Karena identifikasi ini, ia akan terdorong untuk berperilaku sesuai dengan ajaran Islam Jilbab pada hakekatnya adalah mengendalikan diri dari golongan syahwat, dan membentengi diri dari dari perilaku dosa dan maksiat. Dengan demikian jilbab tidaklah terkait dengan busana tertentu, tetapi lebih berkaitan dengan taqwa didalam hati. 3. Jilbab merupakan pakaian kehormatan. Semua orang menginginkan kedudukannya terhormat, mulia di sisi Allah, serta tidak diganggu oleh laki-laki yang tidak bertanggung jawab. Dan
73
seseorang yang memakai jilbab akan terjaga kehormatannya, Hal ini peneliti temukan pada responden di bawah ini: “Jilbab merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan wanita, seseorang yg memakai jilbab itu akan menjaga kehormatan wanita, itu menurut saya lho mbak…”(AS, 13-12-2012).
Ada juga responden yang menyatakan:
“Jilbab itu gawe njogo awakke dewe (jilbab itu untuk menjaga diri kita sendiri) menurut saya orang yang memakai jilbab itu akan lebih aman dan terlihat terhormat…”(SRP, 12-2013).
Dengan berjilbab kaum wanita akan lebih tinggi harga diri dan kehormatannya, sehingga tidak akan dilecehkan Menggunakan hijab berarti telah menyelamatkan tanda kehormatan kaum wanita.
Menjaga
batasan-batasan
aurat
yang
tidak
seharusnya
ditampakkan turut menguatkan agama dan akalnya, serta menjauhkan diri dari berbagai keraguan (Mariana, 2011: 15) 4. Jilbab adalah untuk menutup aurat Pendapat ini diungkapkan oleh responden yang telah memahami perintah memakai jilbab yang berfungsi untuk menutup aurat dari yang bukan muhrim. Seperti diungkapkan dibawah ini:
74
“Kain untuk menutupi aurat perempuan ketika dia di lihat orang lain, itu pemahaman saya tentang jilbab…”(14-12-2012)
Tidak berbeda dengan responden dibawah ini yang menyataka:
“Jilbab itu apa ya Mbak? Yang jelas jilbab itu untuk menutup aurat yang wajib dilakukan bagi setiap perempuan…”(SH, 14-12-2012).
Pernyataan ini disampaikan oleh responden yang telah benar-benar memahami makna jilbab bagi seorang wanita muslim dimana jilbab dipakai untuk menjaga kehormatan dengan cara menutup aurat. Aurat merupakan perhiasan yang wajib ditutupi, yang bisa melihat adalah mahromnya. Allah telah memberikan pengecualian mengenai larangan menampakkan aurat kepada beberapa orang yang menjadi mahramnya, seperti yang tersurat dalam Surat An-Nur ayat 31. Jaman sekarang ini banyak sekali kaum muda yang hancur karena telah memperlihatkan aurat yang seharusnya tidak diperlihatkan oleh orang lain. Banyak yang menjadi korban pemerkosaan yang mungkin penyebab yang pertama adalah tidak menutup auratnya yang bisa menarik syahwat seorang laki-laki. 5. Jilbab modis namun syar’i
75
Agama mengatur cara pemakaian jilbab yang syar’i seperti kainnya tebal, tidak transparan, longgar dan dipakai dengan dijulurkan sampai ke dada. Namun ada yang menginginkan jilbab dipakai dengan mengikuti mode tapi tidak meninggalkan aturan syari’at. Sebagaimana pendapat responden di bawah ini: “Dulu menurut saya jilbab itu sangat kuno, tidak bisa mengikuti gaya rambut yang ngetren. Saya sadar sih kalau jilbab itu alat untuk menutupi aurat yang memang seharusnya ditutupi. Tetapi menurut saya jilbab itu pakaian muslimah bisa dibuat bergaya karena sekarang ini banyak sekali model-model jilbab yang lagi netrend.namun saya senang yang modis tapi syar’i mbak, itu menurut saya…”(SWN. 14-12-2012).
Ada yang beranggapan bahwa meskipun memakai jilbab tapi tetap modis dan agama dan agama tidak melarang memakai jilbab dengan modis asal sesuai syari’at namun memakai jilbab dengan mengutamakan syari’at adalah hal yang utama. Berjilbab sesuai syari’at juga bisa menampilkan kesan modis oleh pemakainya yang bisa menarik minat wanita muslim untuk memakai jilbab. Saat ini jilbab sedang ngetren, para wanita banyak yang dulunya tidak memakai jilbab sekarang memakai, terutama di Indonesia perempuan berjilbab semakin meningkat. Ini dibuktikan dengan semakin banyaknya toko busana muslim dan butik yang memamerkan jilbab dengan model mutakhir dan tentunya dengan harga dari yang murah hingga yang termahal.
76
B. Motivasi Berjilbab Mahasiswa Dalam kaitannya motivasi terbagi menjadi 2 yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Sedang motivasi yang dipaparkan oleh responden pada bab sebelumnya ada yang tergolong pada motivasi intrinsik seperti adanya kesadaran manusia dalam memakai jilbab timbul dari diri sendiri, dia menyadari bahwa berjilbab adalah suatu hal yang harus dijadikan komitmen bagi seorang muslimah untuk menutup aurat. Namun ada juga motivasi ini tergolong dalam ekstrinsik, maksudnya seorang muslimah memakai jilbab karena didorong dari luar idividu seperti memakai jilbab karena sedang mendunia dikalangan masyarakat, sehingga dia ikut-ikutan memakai jilbab. Motivasi merupakan kekuatan yang terdapat dalam diri individu yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat untuk menjadi lebih baik. Setiap mahasiswa mempunyai motivasi yang berbeda-beda dalam memakai jilbab diantaranya yaitu: 1. Simbol Ketakwaan Memakai jilbab hendaknya dimulai dengan memahami ajaran Islam. Islam mengajarkan kepada para musimah untuk menutup auratnya sesuai dengan yang disyariatkan dalam agama. Dan tentunya itu dilakukan
77
semata-mata karena takut kepada Allah. Hal ini peneliti menemukan dari responden di bawah ini: “…hal yang paling menarik dalam jilbab menurut saya itu terutama dapat menutup aurat, karena saya tau bahwa memakai jilbab itu adalah tuntutan agama, terutama dalam agama islam.dan saya melakukan Insya Allah karena Allah…”(AS, 13-12-2012).
Responden lain mengatakan hal yang sama, berikut ungkapannya: “…yang menarik dari jilbab bagi saya saat ini yaitu bisa untuk menutup aurat, dan saya tertarik memakai jilbab karena saya ingin mematuhi perintah agama…”(SNW, 14-12-2012)
Barang kali ini yang dimaksud dengan motif teologis yang mengatakan bahwa, dalam hal ini jilbab dipakai berdasarkan fungsi iman yang mencerminkan religiusitas seseorang. Ummnya perubahan seseorang dalam berpakaian menjadi busana yang lebih islami menunjukkan adanya perubahan dalam penghayatan ajaran agama. Pakaian mencerminkan kualitas moral seseorang, lambing kesadaran dan keinsyafan seseorang terhadap syari’at agama (Sriyanti, 2005:43-44)
2. Menimbulkan perasaan nyaman Ketika seorang wanita keluar rumah dengan memakai jilbab berarti dia telah menjaga kehormatannya, dengan menjaga kehormatan dengan 78
berjilbab akan terhindar dari godaan laki-laki yang iseng serta mendapat kenyamanan dan jiwa yang tenang. Dengan memakai jilbab seseorang akan merasakan suasana yang berbeda seperti medapatkan perilaku sopan dari orang lain dan mendapatkan perasaaan tenang karena mampu menjalankan perintah agama dan aman dari hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti yang diungkapkan oleh responden di bawah ini: “…tentunya berjilbab itu untuk menutupi aurat, tetapi saya tertarik memakai jilbab karena dengan memakai jilbab saya merasa nyaman,tidak diganggu laki-laki yang iseng. Merasakan kenyamanan, lebih percaya diri…”(ISH, 14-12-2012)
Tiak jauh beda dengan ungkapan responden dibawah ini:
“…saya tertarik memakai jilbab selain untuk menutup aurat saya merasakan kenyamanan mbak, ketika berada dijalan saya lebih merasa terlindungi dari godaan-godaan syaiton. Hehe…”(IS, 13-12-2012)
Dari pernyatan responden di atas barang kali ini yang dimaksud dengan motif kenyamanan. Apabila jilbab tersebut tidak dikemanakan akan membuat suasana hati tidak tenang. Kita bisa menemukan mslimah yang progresif dan liberal masih mengenakan jilbab, karena kenyamanan psikologis tersebut (Sriyanti, 2005:43). Dengan berjilbab akan mendapatkan teman-teman yang seiman sehingga membuat jiwa menjadi tenang dan nyaman dalam pergaulan
79
terutama dalam hal berpakaian. Karena ketenangan seorang muslim mukmin yaitu ketika dia bisa menjalankan perintah Allah.
3. Simbol Keanggunan Dengan memakai jilbab kekurangan-kekurangan wanita akan tertutupi. Kekurangan-kekurangan itu seperti rambut yang sering rontok, kulit tidak lagi lembut atau karena tidak dirawat, sehingga dengan memakai jilbab akan menjadikan diri lebih percaya diri. Seperti yang diungkapkan responden dibawah ini: “…bagi saya memakai jilbab itu akan menambah keanggunan wanita, selain itu berjilbab juga bisa menutupi rambut saya yang sering rontok Mbak, jika berjilbab kan juga harus memakai pakaian yang panjang Mbak, jadi bisa menghindari dari sinar matahari dan kulit bisa lebih putih…”. (AA, 12-12-2012) Dengan berjibab juga bisa menimbukan unsur estetika atau keindahan bagi
pemakainya,
karena
dengan
memakai
jilbab
mampu
menyembunyikan kekurangan-kekurangan yang oleh sebagian orang dianggap suatu aib. Oleh sebagian wanita muslim jilbab dipakai karena alasan kesehatan. Dengan berjilbab bisa melindungi kulit dari bahaya sinar matahari dan bisa menebabkan kanker kulit. Jilbab terbukti sangat banyak manfaatnya missalnya, untuk melindungi kepala dan rambut dari sinar ultra fiolet pada
80
siang hari dan perlindungan dari debu yang ada dijalanan karena keluar rumah (Siregar, 2010: 18). alangkah baiknya jika semua perempuan memakai jilbab. Dengan berjilbab bisa mempercantik diri dan menjaga kesehatan sekaligus mendapat pahala dari Allah.
4. Simbol Kemoderenan jilbab gaul sudah menjadi fenomena yang tidak asing lagi, mungkin sering melihat baik di pusat perbelanjaan, kantor atau di kampus, banyak wanita yang memakai jilbab namun masih mempertontonkan lekuk tubuhnya atau bahkan auratnya. Jilbab hanya dipandang sebagai tren belaka. Barang kali karena di era sekarang banyak sekali macam-macam jilbab di pasaran dengan aneka warna, motif dan bentuk menjadikan jilbab berkembang dengan pesat. Dari segi positifnya kita sebagai umat muslim patut bersyukur karena semakin banyaknya wanita yang sadar akan kewajiban berjilbab, namun di sisi negatifnya masih banyak muslimah yang belum paham mengenai aturan berjilbab yang syar’i sesuai dengan syariat islam. Banyak yang menganggap jika berpakaian tidak sesuai dengan tren yang sedang berkembang akan dianggap kuper, nggak melek mode dan lain sebagainya. Hal ini peneliti temukan pada beberapa responden dibawah ini:
81
“…jilbab jaman sekarang itu lagi trend mbak jadi saya ikut memakainya, karena selain model-modelnya bagus juga membuat saya tampil percaya diri, kalau dulu khan memakai jilbab modelnya jadul jadi saya belum tertarik memakai jilbab…”( SRP, 12-12-2012).
Tidak berbeda dengan responden ini yang mengatakan:
“…wah itu lho mbak jilbab sekang model-modelnya sangat bagus dan bervariasi, saya sangat suka oleh karena itu saya sangat tertarik untuk mengenakan jilbab.alasan saya selain untuk menutupi aurat jilbab sekarang modelnya sangat bervariasi. Dengan adanya model-model jilbab saat ini saya merasa senang karena banyak yang tertarik untuk mengenakan jilbab…”(FNF, 12-12-2012).
Responden lain juga mengatakan hal yang sama:
“…saya suka jilbab yang modis seperti model-model sekarang ini, agar penampilan saya tetap terjaga dan menarik, dipandang tidak monoton…”(SH, 14-12-2012)
Dengan adanya mode jilbab saat memang merupakan salah satu cara untuk menarik minat para wanita muslim untuk memakai jilbab. Akan tetapi jangan hanya karena mengikuti mode, tren rela meninggalkan syariat islam. Sangat disayangkan sekali banyak wanita yang memakai jilbab yang keluar dari kaidah Islam. Ada responden yang menyatakan prihatin dengan adanya mode-mode yang keluar dari tuntunan Islam yang menyatakan:
82
“Berkaitan dengan mode-mode sekarang ini saya prihatin mbak, karena mode-mode jilbab saat ini banyak yang keluar dari kaidah-kaidah Islam atau keluar dari ketentuan syari’at karena dimanfaatkan sebagai ajang bisnis untuk meraup keuntungan…”(MNW,14-12-2012).
Fenomena jilbab gaul sekarang ini sesuai hadist yang meriwayatkan “Pada akhir ummatku nanti akan muncul para wanita yang berpakaian namun hakikatnya telanjang. Diatas kepala mereka terdapat sesuatu seperti punuk unta. Laknatlah mereka! Sesungguhnya mereka wanita-wanita terlaknat. Mereka tidak akan masuk syurga dan tidak akan mencium aromanya, padahal aroma syurga itu dapat tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian (HR Thabrani)
83
BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan 1. Variasi Pemahaman Mahasiswa tentang berjilbab, berjilbab merupakan pakaian yang wajib bagi seorang muslimah, mencerminkan perilaku pemakainya, merupakan pakaian kehormatan, untuk menutup aurat, dan ada juga yang menyatakan berjilbab dengan alasan modis namun tetap syar’i. 2. Motivasi Mahasiswa memakai jilbab merupakan simbol ketakwaan, menimbulkan perasaan nyaman, simbol keanggunan, simbol kemoderenan. B. Saran Diharapkan studi tentang motivasi berjilbab mahasiswa (studi kasus Mahasiswa STAIN Salatiga semester 1 dan 7) tahun 2012 dapat disempurnakan
84
dengan mengadakan penelitian lebih lanjut dari segi lain, sehingga dapat memberikan gambaran yang lengkap pada motivasi berjilbab. Untuk itu pengharapan peneliti sebagai berikut : 1. Mahasiswa Mahasiswa dalam memahami arti berjilbab hendaknya tidak hanya di nilai dari segi trend yang sedang mendunia akan tetapi pahamilah bahwa dengan berjilbab kehormatan seorang wanita akan terjaga. Dan berjilbab adalah ajaran Islam yang wajib dilaksanakan. Peneliti mengharapkan agar Mahasiswa STAIN Salatiga selalu memakai jilbab dimanapun berada. Dan jagalah perilaku yang baik tentunya sesuai dengan syari’at Islam. 2. Orang Tua Pemakaian jilbab dalam kehidupan sehari-hari sangat penting oleh karena itu bagi orang tua yang memiliki seorang anak perempuan biasakanlah mereka dengan berjilbab, lebih-lebih orang tua sendiri sudah membiasakan terlebih dahulu. 3. Peneliti lain Saran kepada peneliti lain yang hendak meneliti obyek yang sama yaitu, motivasi berjilbab mahasiswa (studi kasus mahasiswa STAIN Salatiga supaya mengambil tema yang lain agar lebih inovatif sekaligus menambah khasanah wawasan dan pengetahuan bagi masyarakat.
85
Daftar Pustaka
Al Mahalli, Abu Iqbal. 2003. Muslimah Modern Dalam Bingkai Al-qur’an dan Hadis. Yogyakarta: Mitra Pustaka Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bina aksara Asmaiyah. 2009. Peranan Pendidikana Ma’arif dalam Pengetahuan Kemandirian Pendidikan Islam. Ats tsuaini, Muhahhad Fahd. 2007. Makin Cantik dengan Jilbab. Solo: Mumtasa. Hamzah, B Unu. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. Juneman. 2010. Psychology of Fashion. Yogyakarta. Lkis Mariana, Anna. 2011. Ketika Allah Lebih Menyayani Wanita. Bandung: Kawan Pustaka Moleong, S Lexy. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Muhsin, Abdul. Misteri Jilbab Jangan Sampai Masuk Neraka Gara-gara Jilbab. Muhyidin, Muhammad. 2008. Membelah Lautan Jilbab. Yogyakarta: Diva Press. M Sardiman, A. 1994. Interaksi Grafindo Persada.
dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Jasa
Siagian, Sondang P. 2004. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta. Siregar, Harun. 2010. Makin Sehat dengan Jilbab. Yogyakarta: Pro-U Media. Shihab, Quraish. 1999. Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati. Sriyanti, Lilik. 2005. Dilema Gadis Berjilbab. salatiga: STAIN Salatiga Press. http://geowana.wordpress.com/2008/08/10/peran-fungsi-posisi-mahasiswa
http://mediaumat.com/muslimah/4237-99-membiasakan-anak-berjilbab-sejakkecil.html http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2090806-pengertianmahasiswa/#ixzz1vss4GK4t.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi Nama
: Istiqomah
Tempat, Tanggal Lahir
: Kab. Semarang, 17 Juli 1989
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Kewarganegaraan
: Indonesia
Alamat
: Surodadi, Patemon, Kec Tengaran, Kab Semarang
HP
: 085 726 902 247
Latar Belakang Pendidikan Formal 1997- 2002
: SD Patemon 01, Kec. Tengaran, Kab. Semarang
2002 - 2005
: SMP N 2 Tengaran, Kab. Semarang
2005 - 2008
: SMK Diponegoro Salatiga
2008 - Sekarang
: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN Salatiga)
PEDOMAN WAWANCARA 1. Apa pemahaman anda tentang jilbab? 2. Sejak kapan anda mengenal jilbab? 3. Sejak kapan anda mengenakan jilbab? 4. Bagaimana sikap keluarga atau lingkungan anda terhadap jilbab yang anda pakai? 5. Menurut anda apa yang menari dari jilbab? 6. Apakah alasan anda memakai jilbab? 7. Apakah anda mengalami perbedaan dalam diri anda antara sebelum memakai jilbab dan sesudah memakai jilbab? 8. Apakah anda merasakan perbedaan memakai jilbab sebelum dan sesudah mengikuti perkuliahan? 9. Apa yang membuat anda yakin memakai jilbab?
HASIL WAWANCARA
Responden
: Fika Munira Farah
Kode Responden
: FNF
Program Studi
: Tadris Bahasa Inggris (TBI)
Semester
:I
Hari, tanggal
: Rabu, 12 Desember 2012
Jam
: 10.00 WIB
Fokus
: Motivasi berjilbab mahasiswa
Peneliti
: Apa yang anda ketahui tentang jilbab?
Responden
: Jilbab itu cara untuk menghindari hal-hal yang tidak diharapkan
Peneliti
: Sejak kapan anda mengenal jilbab?
Responden
: Mengenal jilbab sejak kecil
Peneliti
: Sejak kapan anda mengenakan jilbab?
Responden
: Mengenakan jilbab sejak sekolah di MTS
Peneliti
: Bagaimana sikap keluarga dan lingkungan terhadap jilbab yang anda
pakai? Responden
: Keluarga sangat mendukung Mbak, karena menurut orang tua saya wanita yang sholikhah itu adalah bisa menutupi auratnya terutama kerudung.
Peneliti
: Menurut anda apa yang menarik dari jilbab?
Responden
: Wah itu lho Mbak jilbab sekarang ini model-modelnya sangat bagus dan bervariasi, saya sangat suka oleh karena itu saya sangat tertarik untuk mengenakan jilbab.
Peneliti
: Apakah alasan anda memakai jilbab karena jilbab saat ini sedang
ngetren? Responden
: Selain untuk menutup aurat, saya suka berjilbab karena sekarang model-modelnya sangat bervariasi.
Peneliti
: Apakah anda mengalami perbedaan dalam diri anda antara sebelum memakai jilbab dan sesudah memakai jilbab?
Responden
: Ketika saya mengenakan jilbab saya itu merasa aman dari godaan laki-laki, kalau digoda paling mengucapkan salam.
Peneliti
: Apa hanya itu saja dik?
Responden
: Ya selain itu saya merasakan ketenangan dan saya merasa lebih anggun ketika berjilbab, enak dilihat gitu lho Mbak.
Peneliti
: Selain di Kampus apakah anda tetap mengenakan jilbab?
Responden
: Insya Allah saya tetap mengenakan jilbab Mbak.
Peneliti
: Apakah anda yakin untuk selalu memakai jilbab.
Responden
: Saya sudah yakin untuk selalu memakai jilbab Mbak, karena jilbab itu adalah perintah agama.
Responden
: Sinta Risdi Purnama Sari
Kode Responden
: SRP
Program Studi
: Tadris Bahasa Inggris (TBI)
Semester
:I
Hari, tanggal
: Rabu, 12 Desember 2012
Jam
: 12.00 WIB
Fokus
: Motivasi berjilbab mahasiswa
Peneliti
: Apa yang anda ketahui tentang berjilbab?
Responden
: Jilbab itu gawe jogo awakke dewe (jilbab itu untuk menjaga diri kita
sendiri) Peneliti
: Maksudnya untuk menjaga diri itu yang bagaimana dik?
Responden
: Menurut saya orang yang memakai jilbab itu akan lebih aman dan terlihat terhormat.
Peneliti
: Sejak kapan anda mengenal jilbab?
Responden
: Saya mengenal jilbab dari TK Mbak.
Peneliti
: Sejak kapan anda mengenakan jilbab?
Responden
: Saya mengenakan jilbab juga dari TK mbak, dulu orang tua menyekolahkan TK di TK Islam, jadi saat itu juga saya mengenakan jilbab.
Peneliti
: Bagaimana sikap keluarga dan lingkungan anda terhadap jilbab yang anda pakai?
Responden
: Lingkungan merespon baik. Tidak ada masalah dengan jilbab yang
saya pakai. Peneliti
: Menurut anda apa yang menarik dari jilbab?
Responden
: Jilbab saat ini lagi ngetren Mbak jadi saya ikut memakainya. Karena selain model-modelnya bagus juga membuat saya tampil percaya diri.
Peneliti
: Apa alasan anda memakai jilbab?
Responden
: Ya itu tadi mbak, karena saat ini jilbab lagi ngetren, saya makin suka dengan berjilbab. kalau dulu kan memakai jilbab modelnya jadul jadi saya belum tertari untuk memakai jilbab.
Peneliti
: Apakah anda mengalami perbedaan dalam diri anda antara sebelum memakai jilbab dan sesudah memakai jilbab?
Responden
: Perbedaan yang saya rasakan ketika memakai jilbab saya lebih merasa percaya diri dan merasa aman dari godaan laki-laki. Dan perbedaan itu saya rasakan sekali Mbak, ketika saya tidak memakai jilbab banyak cowok-cowok yang menggoda dengan bermacammacam kalimat, tapi ketika saya memakai jilbab godaan itu sangat berkurang.
Peneliti
: Apakah anda merasakan perbedaan memakai jilbab sebelum dan sesudah mengikuti perkuliahan?
Responden
: Mungkin ketika sebelum kuliah saya masih bolong-bolong, tapi Insya Allah saya sudah sadar bahwa memang sudah kewajiban seorang wanita untuk menutupi aurat.
Peneliti
: Apakah anda sudah yakin untuk selalu mengenakan jilbab?
Responden
: Karena berjilbab merupakan kewajiban saya sudah yakin untuk terus memakainya.
Responden
: Ana Ardian
Kode Responden
: AA
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Semester
:I
Hari, tanggal
: Rabu, 12 Desember 2012
Jam
: 12.30 WIB
Fokus
: Motivasi berjilbab mahasiswa
Peneliti
: Apa pemahaman anda tentang jilbab?
Responden
: Jilbab adalah sebuah benteng, benteng untuk berlaku yang tidak-
tidak. Peneliti
: Berlaku yang tidak-tidak itu yang bagaimana dik?
Responden
: Tetap di jalur yang benar. Orang yang memakai jilbab seharusnya berperilaku baik
Peneliti
: Sejak kapan anda mengenal jilbab?
Responden
: Saya mengenal jilbab dari kecil.
Peneliti
: Sejak kapan anda mengenakan jilbab?
Responden
: Saya mulai mengenakan sejak duduk di bangku SD.
Peneliti
: Perasaannya bagaimana ketika memakai jilbab tetapi temantemannya tidak memakai jilbab?
Responden
: Pas masih kecil saya memakai jilbab awalnya malu, soalnya temanteman sebaya saya tidak ada yang memakai jilbab, tapi lama kelamaan berjilbab menurut saya adalah suatu hal yang harus dilakukan oleh seorang wanita.
Peneliti
: Bagaimana sikap keluarga atau lingkungan anda terhadap jilbab yang anda pakai?
Responden
: Tidak ada masalah Mbak dengan lingkungan saya, artinya mereka biasa-biasa saja dengan saya memakai jilbab.
Peneliti
: Menurut anda apa yang menarik dari jilbab?
Responden
: Bagi saya memakai jilbab itu akan menambah keanggunan wanita, selain itu berjilbab juga bisa menutupi rambut saya yang sering rontok Mbak. Jika berjilbab kan juga harus memakai pakaian yang panjang Mbak, jadi bisa menghindari dari sinar matahari dan kulit bisa lebih putih.
Peneliti
: Apakah anda mengalami perbedaan dalam diri anda antara sebelum memakai jilbab dan sesudah memakai jilbab?
Responden
: Perbedaannya ketika saya memakai jilbab rasanya terlihat anggun dan cantik. Hehe.
Peneliti
: Dengan munculnya model-model jilbab saat ini bagaimana menurut anda?
Responden
: Saya senang Mbak, dengan banyaknya model-model jilbab banyak juga yang tertarik untuk mengenakan jilbab.
Peneliti
: Selain di Kampus apakan anda selalu mengenakan jilbab?
Responden
: Insya Allah iya Mbak.
Peneliti
: Apakah anda merasakan perbedaan memakai jilbab sebelum dan sesudah mengikuti perkuliahan.
Responden
: Saya semakin yakin untuk terus memakai jilbab Mbak.
Peneliti
: Apa yang membuat anda yakin untuk terus memakai jilbab?
Responden
: Jilbab adalah sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan.
Responden
: Ain Salsabila
Kode Responden
: AS
Program Studi
: Tadris Bahasa Inggris (TBI)
Semester
:I
Hari, tanggal
: Kamis, 13 Desember 2012
Jam
: 09.00 WIB
Fokus
: Motivasi berjilbab mahasiswa
Peneliti
: Apa pemahaman anda tentang berjilbab?
Responden
: Jilbab merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan wanita, seseorang yang memakai jilbab akan menjaga kehormatan wanita.
Peneliti
: Sejak kapan anda mengenal jilbab?
Responden
: Saya mengenal jilbab sejak kecil lah Mbak.
Peneliti
: Dan sejak kapan anda mengenakan jilbab?
Responden
: Saya memulai memakai jilbab ketika saya kelas 2 SMA, kelas 1 saya belum berjilbab karena sudah terlanjur membuat seragam pendek, dan waktu kelas 2 banyak teman-teman yang memakai jilbab, akhirnya saya ikut-ikutan memakai jilbab.
Peneliti
: Berarti saat itu memakai jilbab hanya ikut-ikutan dik?
Responden
: Jujur saja iya Mbak
Peneliti
: Bagaimana sikap keluarga atau lingkungan terhadap jilbab yang
anda pakai? Responden
: Orang tua sangat mendukung, Ibu saya bilang jilbab itu bisa memjunjung tinggi seorang wanita.
Peneliti
: Menurut anda apa yang menarik dari jilbab?
Responden
: Hal yang paling menarik dalam jilbab menurut saya itu terutama dapat menutup aurat, karena saya tau memakai jilbab adalah tuntutan agama.
Peneliti Responden
: Apakah alasan anda memakai jilbab? :Saya melakukan Insya Allah karena Allah.
Peneliti
: Jika tidak ada tuntutan dari Kampus apakah anda tetap berjilbab?
Responden
: Seandainya tidak ada keharusan dalam kuliah pun saya akan tetap memakai jilbab karena itu sudah menjadi kewajiban seorang muslim.
Peneliti
: Apakah anda mengalami perbedaan antara sebelum memakai dan sesudah memakai jilbab?
Responden
: Setelah memakai jilbab saya merasa nyaman dan aman dari godaan laki-laki yang iseng. Dengan begitu saya lebih yakin untuk selalu memakai jilbab.
Responden
: Istiqomah
Kode Responden
: IS
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Semester
:I
Hari, tanggal
: Rabu, 12 Desember 2012
Jam
: 11.00 WIB
Fokus
: Motivasi berjilbab mahasiswa
Peneliti
: Apa pemahaman anda tentang jilbab?
Responden
: Jilbab itu bisa menampilkan image baik.
Peneliti
: Image baik yang bagaimana dik?
Responden
: Jika kita sudah memutuskan untuk berjilbab kita harus mampu untuk menjaga sikap dan tingkah laku dan perbuatan kita Mbak. Karena jilbab adalah sebuah image yang baik.
Peneliti
: Sejak kapan mengenal jilbab?
Responden
: Mungkin sejak kecil mbak saya memakainya.
Peneliti
: Dan kapan memulai untuk memakai jilbab?
Responden
: Baru memakai jilbab waktu sekolah SMA.
Peneliti
: Bagaimana sikap keluarga atau lingkungan terhadap jilbab yang
anda pakai? Responden
: Keluarga mendukung, dulu tidak ada yang memakai jilbab, namun ketika saya SMA dan memakai jilbab lama kelamaan keluarga saya tertarik dengan jilbab bahkan sampai sekarang keluarga saa terutama yang kaum wanita memakai jilbab semua.
Peneliti
: Menurut anda apa yang menarik dari jilbab?
Responden
: Saya tertarik memakai jilbab selain untuk menutup aurat saya merasakan kenyamanan Mbak.
Peneliti
: Apa alasan anda memakai jilbab?
Responden
: Karena untuk menutup aurat dan ketika dijalan saya lebih merasa terlindungi dari godaan syaiton. Hehe.
Peneliti
: Apakan anda mengalami perbedaan dalam diri anda antara sebelum memakai jilbab dan sesudah memakai jilbab?
Responden
: Dengan memakai jilbab saya bisa menjaga pergaulan dengan menjaga pandangan ke lawan jenis, sebelum berjilbab saya itu orangnya cwawakan Mbak.
Peneliti
: Apakah anda merasakan perbedaan memakai jilbab sebelum dan sesudah mengikuti perkuliahan?
Responden
: Setelah kuliah saya ingin lebih memperdalam ajaran agama Islam.
Peneliti
: Apakah anda sudah yakin untuk selalu memakai jilbab?
Responden
: Saya sudah yakin untuk selalu memakai jilbab Mbak.
Responden
: Sari Hidayah
Kode Responden
: SH
Program Studi
: Tadris Bahasa Inggris (TBI)
Semester
: VII
Hari, tanggal
: Jum’at, 14 Desember 2012
Jam
: 10.00 WIB
Fokus
: Motivasi berjilbab mahasiswa
Peneliti
: Apa pemahaman anda tentang jilbab?
Responden
: Jilbab itu apa ya Mbak? Yang jelas jilbab itu untuk menutup aurat yang wajib dilakukan bagi setiap perempuan
Peneliti
: Mengenal jilbab sejak kapan Mbak?
Responden
: Saya mengenal jilbab sejak SD.
Peneliti
: Kalau memakainya sejak kapan Mbak?
Responden
: Sedangkan memulai memakai jilbab ketika SMA kelas XI
Peneliti
: Kenapa baru SMA mbak memulai memakai jilbabnya?
Responden
: Saya itu dulu kalau disuruh memakai jilbab sangat susah Mbak, soalnya lingkungan saya dulu tidak ada yang memakai jilbab.
Peneliti
: Bagaimana sikap keluarga dan lingkungan terhadap jilbab yang anda
pakai? Responden
: Keluarga sangat mendukung, orang tua selalu memarahi jika ketahuan saya nggak memakai jilbab.
Peneliti
: Menurut anda apa yang menarik dari jilbab?
Responden
: Saya suka jilbab yang modis seperti model-model sekarang ini agar penampilan saya tetap terjaga dan menarik, dipandang tidak monoton.
Peneliti
: Apakah alasan anda memakai jilbab?
Responden
: Karena lagi ngetren Mbak. Hehe.
Peneliti
: Apakah anda mengalami perbedaan dalam diri anda sebelum memakai jilbab dan sesudah memakai jilbab?
Responden
: Sebelum memakai jilbab kulit saya hitam tetapi setelah berjilbab kulit saya semakin putih dan halus.
Peneliti
: Bagaimana perasaan anda jika memakai jilbab yang modis?
Responden
: Saya senang, dengan memakai jilbab yang modis bisa menarik orang lain untuk memakai jilbab.
Peneliti
: Apakah anda merasakan perbedaan memakai jilbab sebelum dan sesudah mengikuti perkuliahan?
Responden
: Apa ya Mbak? Kayaknya tidak ada.
Peneliti
: Apakah anda yakin untuk selalu memakai jilbab?
Responden
: Saya yakin memakai jilbab sampai sekarang karena saya ingin menutup aurat.
Responden
: Sri Wahyuningsih
Kode Responden
: SWN
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Semester
: VII
Hari, tanggal
: Jum’at, 14 Desember 2012
Jam
: 13.00 WIB
Fokus
: Motivasi berjilbab mahasiwa
Peneliti
: Apa pemahaman anda tentang jilbab?
Responden
: Dulu menurut saya jilbab itu sangat kuno, tidak bisa mengikuti gaya rambut yang ngetren.
Peneliti
: Tidak ada pemahaman lain tentang jilbab dik?
Responden
: Sekarang saya sadar sih kalau jilbab itu alat untuk menutupi aurat yang memang seharusnya ditutupi.
Peneliti
: Apakah sekarang masih menganggap jilbab itu kuno?
Responden
: Tidak Mbak, menurut saya jilbab itu pakaian muslimah namun saya senang yang modis namun tetap syar’I Mbak.
Peneliti
: Sejak kapan mengenal jilbab?
Responden
: Saya mengenal jilbab sejak SD Mbak.
Peneliti
: Mengenakan jilbabnya sejak kapan dik?
Responden
: Saya memukai memakai jilbab sejak SMA.
Peneliti
: Bagaimana sikap keluarga atau lingkungan terhadap jilbab yang
anda pakai? Responden
: Keluarga mendukung. Yang dulunya tidak memakai jilbab sekarang ikut memakai jilbab, katanya jilbab itu nyaman dipakai.
Peneliti
: Menurut anda apa yang menarik dari jilbab?
Responden
: Yang menarik dari jilbab bagi saya saat ini yaitu bisa untuk menutup aurat.
Peneliti
: Apakah alasan anda memakai jilbab?
Responden
: Saya ingin mematuhi perintah agama.
Peneliti
: Bagaimana pendapat anda mengenai munculnya jilbab yang modelmodelnya sangat bervariasi?
Responden
: Dengan banyaknya model-model saat ini saya seneng Mbak, tapi kalau disuruh makai saya tidak mau karena terlalu ribet. Apalagi kalau sholat di Masjid sini (STAIN) memakan waktu lama untuk memakai kembali.
Peneliti
: Apakah anda mengalami perbedaan dalam diri anda antara sebelum memakai jilbab dan sesudah memakai jilbab?
Responden
: Dengan memakai jilbab saya lebih merasa percaya diri dan banyak disegani teman-teman di rumah.
Peneliti
: Apa yang membuat anda yakin untuk terus memakai jilbab?
Responden
: Saya yakin memakai jilbab karena memakai jilbab ingin mematuhi aturan agama.
Responden
: Indah Sari Hardiana
Kode Responden
: ISH
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Semester
: VII
Hari, tanggal
: Jum’at, 14 Desember 2012
Jam
: 14.00 WIB
Fokus
: Motivasi berjilbab mahasiswa
Peneliti
: Apa pemahaman anda tentang jilbab?
Responden
: Jilbab itu ya pakaian yang harud dipakai oleh seorang muslimah Mbak, dan itu hukumnya wajib. Di Al-Qur’an sudah dijelaskan tentang kewajiban memakai jilbab.
Peneliti
: Sejak kapan mengenal jilbab?
Responden
: Mungkin sejak kecil saya mengenalnya.
Peneliti
: Memakai jilbab sejak kapan dik?
Responden
: Saya mengenakan jilbab sejak SMP. Karena saya sekolah di MTS saya harus memakai jilbab ketika sekolah.
Peneliti
: Bagaimana sikap keluarga dan lingkungan terhadap jilbab yang anda
pakai? Responden
: Orang tua dan lingkungan saya mendukung Mbak, terutama ibu dulu tidak memakai jilbab, tetapi setelah saya memakai jilbab ibu, kakak dan bahkan tetangga saya banyak yang memakai jilbab.
Peneliti
: Menurut anda apa yang menarik dari jilbab?
Responden
: Tentunya berjilbab itu untuk menutupi aurat, tetapi saya tertarik memakai jilbab karena dengan memakai jilbabsaya merasa nyaman, tidak diganggu laki-laki yang iseng.
Peneliti
: Apa alasan anda memakai jilbab?
Responden
: Untuk menutup aurat dan merasakan kenyamanan.
Peneliti
: Apakah anda mengalami perbedaan dalam diri anda antara sebelum memakai jilbab dan sesudah memakai jilbab?
Responden
: Saya merasakan kenyamanan, lebih percaya diri dan sekarang bisa mengontrol pergaulan, yang dulunya masih sering kumpul dengan laki-laki sekarang bisa lebih menjaga.
Peneliti
: Dengan adanya model-model jilbab yang beraneka ragam bagaimana pendapat anda?
Responden
: Saya sangat senang dengan adanya model-model jilbab saat ini, karena dengan banyaknya model-model bisa menarik masyarakat untuk memakai jilbabyang dulunya ditentang oleh masyarakat. Walaupun modis tapi tetap harus syar’i lho Mbak.
Peneliti
: Apakah anda selalu mengenakan jilbab ketika di luar Kampus?
Responden
: Saya selalu memakai jilbab Mbak.
Peneliti
: Ketika ada tamu dirumah apakah anda tetap mengenakan jilbab?
Responden
: Memang saya akui ketika ada tamu di rumah kadang saya memakai kadang tidak Mbak.
Peneliti
: Apakah anda merasakan perbedaan memakai jilbab sebelum dan sesudah mengikuti perkuliahan?
Responden
: Setelah kuliah di STAIN saya sudah yakin untuk selalu mengenakan jilbab ketika keluar rumah Mbak.
Responden
: Maulida Nurma Wati
Kode Responden
: MNW
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Semester
: VII
Hari, tanggal
: Jum’at, 14 Desember 2012
Jam
: 15.00 WIB
Fokus
: Motivasi berjilbab mahasiswa
Peneliti
: Apa pemahaman anda tentang jilbab?
Responden
: Kain untuk menutup aurat perempuan ketika dia di lihat orang lain, itu pemahaman saya tentang jilbab.
Peneliti
: Kapan mengenal jilbab?
Responden
: Sejak kecil saya memakai jilbab.
Peneliti
: Kapan mengenakan jilbab?
Responden
: Sejak kecil, sejak kecil saya sudah dibiasakan pada lingkungan pendidikan yang berbau Islami.
Peneliti
: Sejak kecil itu sejak kapan dik?
Responden
: Sejak kuliah di Madrasah diniyah. Menurut saya memakai jilbab itu memang harus dibiasakan sejak kecil.
Peneliti
: Bagaimana sikap keluarga atau lingkungan terhadap jilbab yang
anda pakai? Responden
: Lingkungan dan keluarga sangat mendukung sekali karena lingkungan rumah saya adalah pondok pesantren.
Peneliti
: Menurut anda apa yang menarik dari jilbab?
Responden
: Yang menarik dari jilbab itu ya menutup aurat.
Peneliti
: Apa alasan anda untuk memakai jilbab?
Responden
: Ya untuk mematuhi perintah agama to Mbak.
Peneliti
: Dengan adanya model-model yang beraneka ragam bagaimana pendapat anda?
Responden
: Berkaitan dengan mode-mode jilbab saat ini saya prihatin Mbak, karena mode-mode jilbab saat ini banyak yang keluar dari kaidahkaidah Islam atau keluar dari ketentuan syari’at karena dimanfaatkan sebagai ajang bisnis untuk meraup keuntungan.
Peneliti
: Apakah anda mengalami perbedaan dalam diri anda antara sebelum memakai jilbab dan sesudah memakai jilbab?
Responden
: Perbedaan yang saya alami ketika berjilbab saya merasa lebih terhormat Mbak.
Peneliti
: Apakah anda merasakan perbedaan memakai jilbab sebelum dan sesudah mengikuti perkuliahan?
Responden
: Setelah saya mengikuti kuliah saya lebih yakin untuk terus memakai jilbab.
DAFTAR NILAI SKK Nama
: Istiqomah
NIM
: 111 08 008
Jurusan
: Tarbiyah
Progdi
: Pendidikan Agama Islam
PA
: Prof.Dr. Budihardjo, M.Ag
No
Nama Kegiatan
1
2 3
4
5
6
OPSPEK (Orientasi Program Studi dan Pengenalan Kampus) “Implementasi Nilai-Nilai Kemahasiswaan Totalitas Gerakan Menuju Masyarakat Madani” STAIN Salatiga. Seminar Nasionaldengan Tema “Kajian Gander Dalam Perspektif Islam, Demokrasi dan budaya” Parade Musik Religi STAIN Musik Club (SMC) Salatiga Sarasehan “ Peran Pendidikan Keagamaan dalam Meningkatkan Spiritualitas, Intelektual, dan Moral Bangsa” Seminar Kebangsaan”Memperkokoh Kepeloporan Mahasiswa Dalam Pembangunan Menuju Kejayaan Indonesia di Pentas Global Seminar Rgional “Modernisasi Pendidikan Islam Berbasis Iptek
7
Praktikum Kepramukaan
8
Seminar Regional “Peran Pendidikan
Pelaksanaan
Keterangan
Nilai
25-27 Agustus 2008
Peserta
3
24 Januari 2009
Peserta
6
29 Agustus 2009
Peserta
3
9 September 2009
Peserta
3
2 Desember 2009
Panitia
3
3 Desember 2009
Peserta
4
Peserta
3
Peserta
4
15-17 Februari 2010 17 Mei 2010
No
Nama Kegiatan
9
10
11 12 13 14
15 16 17 18 19
20 21
Islam Dalam Membentuk Jati Diri Mahasiswa” Seminar Nasional “Aktualisasi NilaiNilai Pendidikan Dalam Upaya Membentuk Karakter dan Budaya Bangsa Advokasi “Penguatan Peran Mahasiswa Dalam Mengadvokasi Anggaran Untuk Kesejahteraan Rakyat” Praktikum Telaah Kurikulum Pendidikan Agama Islam Workshop Multimedia “Iptek Sarana Integritas Keilmuan Mahasiswa Praktikum Metodologi Pendidikan Agama Islam Pendidikan Pers Mahasiswa Tingkat Dasar (PPMTD) “Membangun Pola Pikir Kritis Progresif di Era Globalisasi Pendidikan Jurnalistik Tingkat Lanjutan (PJTL) “Mengembangkan Potensi Jurnalistik Berkarakter Akademis Sarasehan Keagamaan”Membedah Pemikiran dan Gerakan” Praktikum Baca Tulis Al-Qur’an Seminar Nasional dan Bedah Buku “Terpesona di Sidratul Muntaha” Seminar Regional “Reorientasi Peran Jurnalisti Dalam Perspektif Sosial dan Budaya Pada Era Post Moderen Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut (PJTL) “Menumbuhkan Nalar Kritis Jurnalis dalam Budaya Menulis Pelatihan Desain Grafis dan Editing
Pelaksanaan
Keterangan
Nilai
2 Juni 2010
Peserta
6
12-13 Oktober 2010
Peserta
3
Peserta
3
Peserta
3
1 Desember 2010
Peserta
3
25 Januari 2011
Peserta
3
13-14 Mei 2011
Peserta
3
6 Juni 2011
Peserta
3
25 November 2010 29-30 November 2010
22 Juni 2011
2
15 Juli 2011
Peserta
4
6 Oktober 2011
Panitia
4
3 Maret 2012
Peserta
3
8 April 2012
Peserta
3
No
Nama Kegiatan 22 23
Seminar Regional “Peran Mahasiswa Dalam Mengawal BLSM (BLT Tepat Sasaran” Seminar Nasional “Peran Mahasiswa dalam Realita dan Idealita Bangsa”
Pelaksanaan
Keterangan
Nilai
3 Mei 2012
Peserta
4
1 Juli 2012
Peserta
6
Total
79
Salatiga, 13 Maret 2013 Mengetahui, Pembantu Ketua III Bidang Kemahasiswaan
Drs. Agus Waluyo M.Ag NIP: 19750211 200003 1 001