PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KELAS KHUSUS INTERNASIONAL (KKI) STAIN SALATIGA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR INTRINSIK DAN PERSEPSI TERHADAP BEBAN STUDI
SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Kewajiban Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Tarbiyah
Disususn Oleh ERLINA NOFITASARI 11109066
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2013
i
ii
PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KELAS KHUSUS INTERNASIONAL (KKI) STAIN SALATIGA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR INTRINSIK DAN PERSEPSI TERHADAP BEBAN STUDI
SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Kewajiban Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Tarbiyah
Disususn Oleh ERLINA NOFITASARI 11109066
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2013
iii
iv
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Erlina Nofitasari
NIM
: 11109066
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI) Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Penadapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 03 Oktober 2013 Penulis
ErlinaNofitasari NIM. 11109066
vi
MOTTO
“Setiap pekerjaan dapat diselesaikan dengan mudah bila dikerjakan tanpa keengganan”. “untuk mencapai kesuksesan, kita jangan hanya bertindak tapi juga perlu bermimpi, jangan hanya berencana tapi juga perlu untuk percaya” (Anatole France).
vii
PERSEMBAHAN Kupersembahkan skripsi ini untuk: 1. Bapak Ibu tercinta, Ibu Eni Uliyah dan Bapak Sudiyono yang telah membimbing mendidik dan mendorong untuk terus maju dalam belajar, terima kasih atas doa restu dan kasih sayangnya. 2. Adikku tercinta Hendri Bagus Baktiono 3. Saudara-saudariku yang senantiasa selalu mendukung dan membantu dengan keikhlasannya. 4. Bu Muna Erawati, M.Si, yang telah bersedia memberikan pengarahan dan bimbingan penulis sehingga selesainya pembuatan skripsi ini. 5. Sahabat-sahabat terbaikku dan teman seperjuangan Pendidikan Agama Islam 2009 yang dengan sabar mendampingiku serta mengajarkanku arti sebuah persahabatan dan persaudaraan. 6. Rekan-rekan seperjuangan di SSC (Stain Sport Club) yang telah mewarnai kehidupan penulis.
viii
KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirrohim Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan petunjuk kepada manusia menuju kebaikan. Shalawat serta salam semoga terlimpah kepada Uswah Khasanah Rasulullah Muhammad SAW. Berkat Inayah Allah jualah penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi yang sederhana ini, untuk memenuhi tugas dan syarat guna memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam. Semoga penulis dan pembaca umumnya bisa mengambil manfaat dari tulisan ini. Ucapan terima kasih sedalam-dalamya, penulis sampaikan kepada yang terhormat: 1. Dr. Imam Sutomo, M. Ag., selaku ketua STAIN Salatiga 2. Suwardi, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian 3. Dra. Siti Asdiqoh, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah berjuang demi peningkatan kualitas lulusan Pendidikan Agama Islam 4. Muna Erawati, M.Si, selaku pembimbing yang senantiasa mengarahkan penulis dalam penyelesaian skripsi ini 5. Mufiq, S.Ag., M.Phil, selaku dosen pembimbing akademik yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi untuk menjadi yang terbaik 6. Bapak dan Ibu dosen serta karyawan STAIN Salatiga yang telah memberikan berbagi ilmu pengetahuan kepada penulis selama menuntut ilmu di bangku kuliah 7. Kedua orang tua dan saudara-saudara penulis yang telah rela berkorban baik material maupun spiritual ix
8. Sahabat-sahabat senasib seperjuangan khususnya Angkatan 2009 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu 9. Mas Hijri, Mas Teguh, Mbak Cupet, Mas. SS, Reiza, Nurul, Diana, Sodri yang tidak bosan membantu dan memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini 10. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu Besar harapan penulis, semoga amal baik tersebut diterima oleh Allah SWT dan mendapat pahala yang sepantasnya. Tak lupa penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi penyempurnaan skripsi ini, hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki penulis. Salatiga, 03 Oktober 2013 Penulis
x
ABSTRAK Nofitasari, Erlina. 2013. Prestasi Belajar Mahasiswa Kelas Khusus Internasional (KKI) Ditinjau dari Motivasi Belajar Intrinsik dan Persepsi terhadap Beban Studi. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Salatiga. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing. Muna Erawati, M. Si. Kata kunci: prestasi belajar, mahasiswa kelah khusus internasional, motivasi belajar intrinsik, persepsi terhadap beban studi. Penelitian ini digunakan untuk menjawab permasalahan, yaitu; pertama, apakah prestasi belajar mahasiswa KKI STAIN Salatiga dipengaruhi oleh motivasi belajar intrinsik? Kedua, apakah prestasi mahasiswa KKI STAIN Salatiga dipengaruhi oleh prestasi terhadap beban studi? Ketiga, apakah prestasi belajar mahasiswa KKI STAIN Salatiga dipengaruhi bersama-sama oleh motivasi belajar intrinsik dan persepsi terhadap beban studi? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; Pertama, untuk mengetahui apakah prestasi belajar mahasiswa KKI STAIN Salatiga dipengaruhi oleh motivasi belajar intrinsi. Kedua, untuk mengetahui apakah prestasi mahasiswa KKI STAIN Salatiga dipengaruhi oleh prestasi terhadap beban studi. Ketiga, untuk mengetahui apakah prestasi belajar mahasiswa KKI STAIN Salatiga dipengaruhi bersama-sama oleh motivasi belajar intrinsik dan persepsi terhadap beban studi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Subyek penelitian adalah mahasiswa KKI STAIN Salatiga sebanyak 59 responden. Pengumpulan data menggunkan angket dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian study populatif. Data penelitian yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Pengujian hipotesis menggunakan analisis statistik untuk koefisien korelasi dengan menggunakan alat bantu SPSS dengan formula analisis regresi linier. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:(1) tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara motivasi belajar intrinsik terhadap prestasi belajar mahasiswa KKI STAIN Salatiga dengan hasil probabilitas signifikansi yaitu sebesar 0,714 dan hasilnya tersebut dari taraf signifikan 0,05.(2) terdapat pengaruh positif dan signifikan antara persepsi terhadap beban studi terhadap prestasi belajar mahasiswa KKI STAIN Salatiga dengan hasil probabilitas signifikansi yaitu sebesar 0,037 dan hasilnya tersebut di bawah taraf signifikan 0,05. (3)terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi belajar intrinsik dan persepsi terhadap beban studi secara bersama-sama terhadap mahasiswa KKI STAIN Salatiga dengan hasil F Hitung sebesar 3,402 dengan tingkat probabilitas 0,040 nilai tersebut di bawah 0,05 sehingga signifikan pada P value 5% dan nilai F Hitung lebih besar dari 2. Penelitian ini menunjukkan sumbangan variabel motivasi belajar intrinsik sebesar 0,2% dan variabel persepsi terhadap beban studi sebesar 10%.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ..……………………………………………………… i HALAMAN LOGO ………………………………………………………….. ii HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… ….. iii PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………………………… ….. iv PENGESAHAN ……………………………………………………………… v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... ………………………………… vi HALAMAN MOTTO ……………………………………………………… vii HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………… viii KATA PENGANTAR ……………………………………………………… ix ABSTRAK …………………………………………………………………… xi DAFTAR ISI ………………………………………………………………… xii DAFTAR TABEL …………………………………………………………. xiv DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………… xv BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………... 1 B. Rumusan Masalah …………………………………………………… 5 C. Tujuan Masalah …………………………………………………….. 6 D. Hipotesis Penelitian …………………………………………………. 6 E. Manfaat Penelitian …………………………………………… ……….. 7 F. Definisi Operasional ………………………………………………….. 8 xii
G. Metode Penelitian …………………………………………………….. 10 H. Sistematika Penelitian ………………………………………………. 15 BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar …………………………………………………. 18 1. Pengertian Prestasi Belajar ………………………………….. 18 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ………… 20 3. Cara Pengukuran Prestasi
…………………………………… 23
B. Motivasi Belajar Intrinsik ………………………………………. 25 1. Pengertian Motivasi Belajar ………………………………… 25 2. Teori-teori Motivasi …………………………………………. 26 3. Jenis-jenis Motivasi …………………………………………. 29 4. Cara Pengukuran Motivasi Belajar Intrinsik ………………… 41 5. Indikator-indikator Motivasi Belajar ……………………….. 41 C. PERSEPSI 1. Pengertian Persepsi ………………………………………..
42
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi ……………… 43 3. Cara Pengukuran Persepsi terhadap Beban Studi ………… 45 4. Indikator-indikator Persepsi terhadap Beban Studi ………… 47 D. Pengaruh Motivasi Belajar Intrinsik dan Persepsi terhadap Beban Studi terhadap Prestasi Belajar ……………………..…………
48
BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum STAIN Salatiga ………………………………… 51 1. Sejarah STAIN Salatiga ………………………………………… 51
xiii
2. Asas, Fungsi dan Tujuan ………………………………………... 52 3. Visi dan Misi STAIN Salatiga ………………………………….. 54 4. Organisasi STAIN Salatiga …………………………………….. 55 5. Jurusan dan Program Studi STAIN Salatiga …………………… 55 B. PENYAJIAN DATA PENELITIAN 1. Data Responden …………………………………………………. 58 2. Hasil Angket …………………………………………………….. 60 BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Deskriptif ………………………………… ………………. 64 1. Analisis Data tentang Motivasi Belajar Intrinsik ………………. 64 2. Analisis Data tentang Persepsi terhadap Beban Studi ………… 67 3. Analisis Prestasi Belajar ………………………………………… 69 B. Uji Persyaratan Analisis……………………………………………… 71 C. Analisis Uji Hipotesis………………………………………………… 74 D. Pembahasan 1. Efek Motivasi Belajar Intrinsik dan Persepsi terhadap Beban Studi terhadap Prestasi Belajar ……………………………………… .. 79 2.
Efek Motivasi Belajar Intrinsik terhadap Prestasi Belajar ……. 80
3. Efek Persepsi terhadap Beban Studi terhadap Prestasi Belajar … 84 4. Keterbatasan Penelitian ………………………………………… 86 BAB IV : PENUTUP A. Kesimpulan ………………………………………………………… 88 B. Saran ………………………………………………………………… 89
xiv
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
xv
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN
:1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP…………….......97
LAMPIRAN
:2
DAFTAR ANGKET……………………………98
LAMPIRAN
:3
ORGANISASI STAIN SALATIGA…………..102
LAMPIRAN
:4
SKK……………………………………………..117
LAMPIRAN
:5
SURAT IJIN PENELITIAN……………………119
LAMPIRAN
:6
NOTA PEMBIMBING………………………….120
LAMPIRAN
:7
LEMBAR KONSULTASI………………………121
LAMPIRAN
:8
SURAT SELESAI PENELITIAN………………122
xvi
DAFTAR TABEL TABEL I
: DAFTAR NAMA RESPONDEN……………………..58
TABEL II
: ANGKET MOTIVASI BELAJAR INTRINSIK
TABEL III
: ANGKET PERSEPSI TERHADAP BEBAN
…. 60
STUDI………………………………………………... 62 TABEL IV
: SKOR MOTIVASI BELAJAR INTRINSIK…………105
TABEL V
: DAFTAR NOMINASI MOTIVASI BELAJAR INTRINSIK………………………………107
TABEL VII
: SKOR PERSEPSI TERHADAP BEBAN STUDI ….109
TABEL VIII
: DAFTAR NOMINASI PERSEPSI TERHADAP BEBAN STUDI……………………………………...111
TABEL X
: DAFTAR NILAI IPK MAHASISWA KII STAIN SALATIGA………........................…........ …..70
xvii
xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupapkan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya. Pembangunan dibidang pendidikan merupakan sarana dan wahana yang sangat baik di dalam pembinaan sumber daya manusia. Di dalam tujuan pendidikan nasional menurut UU No. 20 th 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk berkembangnya potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Implementasi dari Undang-undang tersebut diantaranya yaitu: usaha sadar dan terencana; mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya; dan memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadin, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Melihat implementasi dari undangundang tersebut STAIN Salatiga membuat program yang mengacu kepada implementasi undang-undang tersebut untuk mewujudkan mahasiswa yang memiliki kepribadian yang cerdas, berakhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
2
dan negara. Untuk bisa mencapai hal tersebut STAIN Salatiga membuat program yang bertaraf internasional. Agar terwujud program tersebut STAIN Salatiga melakukan hubungan internasional dengan berbagai lembaga dan perguruan tinggi luar negeri. Aktivitas dan jaringan internasional juga dilakukan oleh mahasiswa. Pada tahun 2009 dan 2010 beberapa mahasiswa STAIN Salatiga menjadi mahasiswa tamu di Universitasuniversitas di Amerika seperti: Ohio State University, Oregon, South Carolina, dan Syracuse University. Sebaliknya banyak mahasiswa dan tenaga asing yang menjadi tamu maupun melakukan penelitian di STAIN Salatiga, anatara lain dari Mesir, Arab Saudi, Kanada, Jepang, Jerman, Swiss, dan Australia. Apa yang dicapai oleh sivitas akademika STAIN Salatiga di atas, mendorong STAIN Salatiga untuk meningkatkan dan mengartikulasikan pengembangan kerja sama dan jaringan internasional melalui pembukaan kelas internasional pada tahun akademik 2010/2011. Yang dimaksud dengan kelas internasional adalah suatu kelas (kelompok mahasiswa) local, yang poses pembelajarannya dirancang beratmosfer internasional, dan memberikan pengalaman internasional (opportunity to get experience on living or studying abroad). Dalam jangka panjang, kelas internasional juga dirancang untuk menarik mahasiswa asing belajar tentang Indonesia, Islam di Indonesia, indigenous culture, maupun courses lain (Buku Panduan STAIN Salatiga tahun 2010). Pembukaan Kelas Khusus Internasional (KKI) pada STAIN Salatiga bertujuan untuk menyiapkan mahasiswa-mahasiswa yang berprestasi dan berpotensi yang bisa bersaing dengan dunia luar karena mereka merupakan generasi-generasi bangsa yang diharapkan bisa memajukan bangsa dan negara ini. Kelas interasional mahasiswa dituntut untuk bisa mengambil SKS yang lebih banyak daripada kelas reguler disamping itu
3
mahasiswa juga dituntut untuk bisa berbahasa inggris dan berbahasa arab dengan baik dan lancar karena itu adalah program unggulan yang diberikan kepada mahasiswa kelas internasioanal. Mahasiswa KKI dituntut untuk mengambil 30-45 SKS per semesternya sedangkan mahasiswa reguler maksimal hanya 24 SKS. Dengan SKS yang sebesar itu tentu tidak mudah dalam mencapai hasil yang memuaskan. Untuk melakukan beban studi yang berat tersebut tentu mahasiswa-mahasiswa KKI mempunyai prestasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa reguler meskipun tidak menutup kemungkinan bahwa mahasiswa reguler ada yang lebih berprestasi daripada mahasiswa KKI. Akan tetapi anggapan mahasiswa-mahasiswa reguler bahwa mahasiswa KKI adalah mahasiswa yang paling diunggulkan di STAIN Salatiga dan tentu memiliki prestasi yang lebih unggul daripada mahasiswa reguler. Selain prestasi yang lebih tinggi mereka juga memiliki motivasi yang lebih tinggi pula. Motivasi belajar sangat dibutuhkan untuk mengikuti program kelas khusus internasional. Ketika mahasiswa memiliki keinginan untuk mengenyam pendidikan perguruan tinggi yang beratmosfer internasional tentu mereka membutuhkan dorongan dan minat belajar yang tinggi maka cenderung akan memiliki motivasi yang tinggi agar dapat melaksanakan pembelajaran yang maksimal. Motivasi belajar adalah salah satu faktor internal belajar yang merupakan kunci keberhasilan belajar. Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Motivasi yang lemah akan melemahkan kegiatan belajar. Selanjutnya, mutu hasil belajar akan menjadi rendah (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 239). Pada umumnya beban studi untuk suatu program pendidikan lengkap satu jenjang ditentukan berdasarkan keadaan normal, baik yang menyangkut keadaan perguruan
4
tinggi, keadaan sosial ekonomi mahasiswa, maupun kemampuan mahasiswa. Atas dasar ini beban studi rata-rata bagi mahasiswa untuk satu semester ditentukan sama dengan program belajar rata-rata semesteran untuk jenjang itu. Misalnya, untuk jenjang pendidikan S1 yang berbobot minimum 144 sks, rata-rata program belajar semesterannya (yang berjumlah 8 semester) ialah 18 sks. Oleh sebab itu lazim ditetapkan batas beban studi semesteran itu untuk program diploma (S0) dan sarjana (S1) antara 9 dan 24 sks (Slameto, 1991:264). Dengan beban studi yang banyak persepsi terhadap beban studi juga berpengaruh terhadap prestasi mahasiswa tersebut. Apabila mereka menganggap bahwa itu sebagai beban maka mereka akan merasa keberatan dengan SKS yang sudah ditentukan. Akan tetapi, apabila mereka menganggap bahwa itu sebagai tantangan untuk mencapai pendidikan yang bertaraf internasional tentu mereka tidak akan merasa keberatan dengan SKS tersebut. Mahasiswa progdi KKI diharapkan bisa memberikan sumbangsih yang baik terhadap STAIN Salatiga, bisa menjadi mahasiswa yang bisa dikenal sampai ke luar negeri. Tetapi, pada kenyataanya sebagai mahasiswa KKI juga mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan beban studi tersebut. Perbedaan sikap dan penyesuaian diri mahasiswa KKI ini dimungkinkan dipengaruhi oleh motivasi belajar intrinsik dan persepsi terhadap beban studi yang mereka terima. Untuk itu maka penulis bermaksud untuk menguji pengaruh motivasi belajar intrinsik dan persepsi terhadap beban studi terhadap prestasi belajar mahasiswa KKI.
5
Berkaitan dengan ulasan yang telah dikemukakan di atas, peneliti mengambil judul
skripsi:
“PRESTASI
BELAJAR
MAHASISWA
KELAS
KHUSUS
INTERNASIONAL (KKI) STAIN SALATIGA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR INTRINSIK DAN PERSEPSI TERHADAP BEBAN STUDI”. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang ada maka pokok permasalahan dalam penelitian: 1. Apakah prestasi belajar mahasiswa KKI STAIN Salatiga dipengaruhi oleh motivasi belajar intrinsik? 2. Apakah prestasi belajar mahasiswa KKI STAIN Salatiga dipengaruhi oleh persepsi terhadap beban studi? 3. Apakah prestasi belajar mahasiswa KKI STAIN Salatiga dipengaruhi bersama-sama oleh motivasi belajar intrinsik dan persepsi terhadap beban studi? C. Tujuan Penelitian Sebagai konsekuensi dari permasalahan pokok, maka tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apakah prestasi belajar mahasiswa KKI STAIN Salatiga dipengaruhi oleh motivasi belajar intrinsik. 2. Untuk mengetahui apakah prestasi belajar mahasiswa KKI STAIN Salatiga dipengaruhi oleh persepsi terhadap beban studi. 3. Untuk mengetahui apakah prestasi belajar mahasiswa KKI STAIN Salatiga dipengaruhi bersama-sama oleh motivasi belajar intrinsik dan persepsi terhadap beban studi.
6
D. Hipotesis Suryabrata mengatakan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian. Kebenaran hipotesis harus masih diuji secara empiris (Suryabrata, 1995: 69). Hipotesis yang dapat dikemukakan sesuai dengan permasalahan di atas adalah: 1. Prestasi belajar mahasiswa KKI STAIN Salatiga dipengaruhi oleh motivasi belajar intrinsik. 2. Prestasi belajar mahasiswa KKI STAIN Salatiga dipengaruhi oleh persepsi terhadap beban studi. 3. Prestasi belajar mahasiswa KKI STAIN Salatiga dipengaruhi bersama-sama oleh motivasi belajar intrinsik dan persepsi terhadap beban studi. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis, yaitu: 1. Secara Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi dunia keilmuan. 2. Secara Praktis Manfaat penelitian secara praktis diharapkan bisa memberikan kemanfaatankemanfaatan sebagai berikut: a. Memberikan acuan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan dalam suatu lembaga pendidikan. b. Masukan bagi para dosen, dapat memperoleh pemahaman tentang arti pentingnya motivasi belajar intrinsik terhadap pendidikan, yang ternyata mempunyai
7
hubungan positif terhadap prestasi mahasiswa KKI dengan beban studi yang lebih banyak daripada mahasiswa reguler. c. Masukan bagi peneliti untuk dapat meningkatkan motivasi belajar demi tercapainya prestasi yang baik dan memberikan kontribusi yang berarti bagi pengembangan pendidikan.
F. Definisi Operasional Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang berbeda dengan maksud utama penulis dalam penggunaan kata dan judul penelitian ini, perlu penjelasan beberapa istilah pokok maupun kata-kata yang menjadi variabel penelitian: 1. Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah suatu pengertian yang terdiri dari rangkaian dua kata yaitu prestasi dan belajar. Prestasi adalah hasil yang dicapai (dilakukan, dikerjakan, dsb) (Poerwadarminto, 1982 : 108). Sedang belajar adalah “berusaha, (berlatih dan sebagainya) supaya mendapat suatu kepandaian” (Poerwadarminto, 1982 : 108). Prestasi belajar yang dimaksud disini adalah prestasi yang dicapai mahasiswa KKI yang ditunjukkan dengan hasil Indeks Prestasi Komulatif (IPK). Pada variabel ini penulis akan mengukur dengan alat ukur berupa data hasil IPK dari masing-masing mahasiswa KKI. 2. Motivasi Belajar Intrinsik Secara etimologi, motivasi berasal dari kata motivation yaitu kata benda yang berarti (peng) alas an, daya batin, dorongan, motivasi (Echolse Sadili, 1976:386).
8
Menurut Mc. Donald motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan (Hamalik, 1995:106). Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 1991: 1). Dalam penelitian ini yang akan ditujukan adalah terhadap motivasi belajar intrinsiknya. Dimana, motivasi intrinsik adalah motivasi yang menjadi aktif atau berfungsi, tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu (Sardiman, 2009: 89-90). Adapun indikator motivasi belajar intrinsik diadopsi dari Sardiman (2009:81) antara lain : a. Adanya ketekunan menghadapi tugas b. Adanya keuletan menghadapi masalah (tidak lekas putus asa) c. Adanya dorongan untuk bekerja mandiri d. Adanya keinginan untuk mempertahankan pendapatnya e. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal 3. Persepsi Terhadap Beban Studi Persepsi adalah menafsirkan stimulus yang telah ada di dalam otak (Mahmud, 1990:41). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:863), persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu. Atau dengan kata lain persepsi adalah
9
proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia (Slameto, 1991:104). Beban studi adalah beban belajar yang diberikan terhadap mahasiswa selama mereka mengenyam pendidikan diperguruan tinggi tersebut yang dinyatakan dalam bentuk jumlah sks yang harus diselesaikan dalam satu semester (Slameto, 1991:262). Jadi, persepsi beban studi adalah tanggapan yang diberikan oleh mahasiswa KKI dengan beban studi yang berupa SKS yang lebih banyak daripada mahasiswa reguler selama mereka mengenyam pendidikan di STAIN Salatiga. Indikator persepsi terhadap beban studi yang diadopsi dari (Robbins, 2003) (skripsi Kholimah tahun (2010) Hubungan antara Persepsi terhadap Lingkungan Kerja
Psikologis
dengan
Burnout
pada
Perawat
RSU
Budi
Rahayu
Pekalongan.Fakultas Psikologis, Universitas Diponegoro Semarang), yaitu: sikap, motif, kepentingan, pengalaman dan pengharapan. G. Metode Penelitian 1. Penentuan Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2010: 173). Dalam penelitian ini populasi adalah seluruh objek atau penduduk atau apa saja yang dijadikan sumber data dalam sebuah penelitian. Populasi ini mencakup seluruh mahasiswa KKI STAIN Salatiga yang berjumlah 59 mahasiswa. 2.
Sampel Menurut Arikunto (2010:174) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Peneliti merujuk pendapat Arikunto (2006: 120-121) sebagai berikut:
10
“Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10–15 % atau 20– 25 % atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana, sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data, besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih baik”. Adapun sampel peneliti mengambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 59 mahasiswa KKI di STAIN Salatiga karena semua populasi digunakan sebagai sampel. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil seluruh populasi untuk dijadikan sampel. Dengan demikian, maka skripsi ini merupakan penelitian dengan menggunakan study populatif.
3. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di Kampus 2 Stain Salatiga yang bertempat di Kembang Arum, Salatiga. Waktu penelitian dilaksanakan mulai dari bulan Juli sampai dengan bulan Agustus tahun 2013. 4. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Metode Angket
11
Menurut Arikunto (2010:194), yang dimaksud angket adalah: “Tehnik pengumpulan data yang diadakan dengan jalan mengajukan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui”. Dalam penelitian metode ini menggunakan IPK (Indek Prestasi Komulatif) dalam memperoleh data, adapun jenis angket yang penulis gunakan pada penelitian terdiri dari: 1. Angket pertama tentang Motivasi Belajar Intrinsik yang ditujukan kepada mahasiswa KKI STAIN Salatiga. 2. Angket kedua tentang Persepsi Terhadap Beban Studi yang juga ditujukan kepada mahasiswa KKI STAIN Salatiga. Metode angket yang digunakan adalah angket tertutup, dengan arti responden hanya tinggal memilih jawaban yang ada.
b.
Metode Dokumentasi Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-
barang. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturanperaturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya (Arikunto, 2010:201). Metode ini digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan data atau mencatat dokumen yang tersedia di dalam IPK mahasiswa KKI.
12
5. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2008: 102). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : a. Motivasi belajar intrinsik Rancangan angket motivasi belajar yang akan disebarkan adalah sebagai berikut : Table 1.1 Instrumen Angket motivasi belajar intrinsik No 1. 2. 3. 4. 5.
Indikator Tekun menghadapi tugas Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Lebih senang bekerja mandiri. Dapat mempertahankan pendapatnya. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Total
No aitem 1,6,11 2,7,12
Jumlah aitem 3 3
3,8,13 4,9,14
3 3
5,10,15
3 15
b. Angket persepsi terhadap beban studi Rancangan angket persepsi terhadap beban studi yang akan disebarkan sebagai berikut :
13
Table 1.2 Instrumen Persepsi terhadap beban studi No Indikator 1. Sikap 2. Motif 3. Kepentingan 4. Pengalaman 5. Pengharapan Total
No aitem 1,6,11 2,7,12 3,8,13 4,9,14 5,10,15
Jumlah aitem 3 3 3 3 3 15
6. Analisis Data Analisis data yaitu penyekoran atau mengubah data ke dalam bentuk angka-angka kuantitatif agar dapat dianalisis dengan teknik statistik. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui berbagai prestasi belajar mahasiswa KKI, motivasi intrinsik mahasiswa KKI dan persepsi terhadap beban studi mahasiswa KKI. Analisis selanjutnya dalam penelitian ini penulis menggunakan alat bantu program SPSS (Statistical Package For Social Sciences).16 sebagai piranti untuk menganalisis dengan formula analisis regresi linier. H. Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika yang dipakai dalam penulisan skripsi ini adalah dimulai dari bab muka skripsi yang meliputi : halaman judul, nota pembimbing, halaman pengesahan, kata pengantar, motto, dan daftar isi. Selanjutnya bab isi atau batang tubuh skripsi meliputi : BAB I : Pendahuluan Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
14
BAB II: Landasan Teori Berisi pengertian tentang: Prestasi Belajar, Motivasi Belajar Intrinsil, Beban Studi, Pengaruh Motivasi Belajar Intrinsik dan Persepsi terhadap Beban Studi terhadap Prestasi Belajar. BAB III: Laporan Hasil Penelitian Dalam bab ini membahas tentang: Gambaran umum tentang mahasiswa STAIN Salatiga, Letak geografis, Laporan data dari penelitian. BAB IV: Analisis Data Dalam analisis data meliputi: Analisis Deskriptif, Uji Persyaratan Analisis, Analisis Uji Hipotesis, Pembahasan. Adanya pengelolaan data yang telah diperoleh dari hasil penelitian. BAB V: Penutup Kesimpulan, saran-saran, dan kata penutup. Dalam bab ini meliputi : Kesimpulan, Saran–saran, Penutup
15
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah suatu pengertian yang terdiri dari rangkaian dua kata yaitu prestasi dan belajar. Prestasi adalah hasil yang dicapai (dilakukan, dikerjakan, dsb) (Poerwadarminto, 1982 : 108). Sedang belajar adalah “berusaha, (berlatih dan sebagainya) supaya mendapat suatu kepandaian” (Poerwadarminto, 1982 : 108). Untuk mengetahui pengertian prestasi belajar secara terperinci penulis akan menjelaskan definisi tentang belajar terlebih dahulu. Berikut definisi belajar dari beberpa ahli, diantaranya adalah : a. Menurut Whiterington Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian (Poerwadarminto, 1988 : 85). b. Menurut Elizabeth B. Hurlock “Learning is development that comes from wxercise and effort” (Hurlock : 28). Belajar adalah suatu perkembangan sebagai hasil daripada latihan dan usaha. c. Menurut Mergan
16
Beliau memberikan definisi belajar adalah : “Setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan dan pengalaman. Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa belajar adalah pada hakekatnya merupakan proses perubahan tingkah laku seseorang yang dilakukan dengan melalui usaha dan latihan serta pengalaman secara sadar dan sengaja yang menimbulkan perubahan baru. Dari pengertian tersebut di atas diambil kesimpulan bahwa : prestasi belajar adalah merupakan hasil dari usaha, latihan dan pengalaman serta dipengaruhi oleh faktor eksternal (dari luar diri siswa) dan faktor internal. Prestasi belajar dapat dilihat dari Indek Prestasi Komulatif (IPK). Indek Prestasi (IP) adalah nilai kredit rata-rata yang merupakan satuan nilai akhir yang menggambarkan mutu penyelesaian suatu program pendidikan (Bulu Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan STAIN Salatiga tahun 2009/2010). Sedangkan Indek Prestasi Komulatif (IPK) adalah mekanisme penilaian keseluruhan prestasi terhadap mahasiswa dalam sistim perkuliahan selama masa kuliah atau nilai IP yang dikumulatifkan (http.ilmushare.com). Penilaian hasil belajar dinyatakan dengan symbol huruf A, B, C, D, dan E masing-masing memiliki bobot 4, 3, 2, 1, dan 0.
17
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi balajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam (Muhibbin Syah,2010:145-155), yaitu : a. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani (aspek fisiologis) dan rohani siswa (aspek psikologis). 1) Aspek Fisiologis Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendisendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai pusing-pusing kepala misalnya, dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya
pun
kurang
atau
tidak
berbekas.
Untuk
mempertahankan tonus jasmani agar tetap bugar, siswa sangat dianjurkan mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi. Selain itu, siswa juga dianjurkan memilih pola istirahat dan olah raga ringan yang sedapat mungkin terjadwal secara tetap dan berkesinambungan. Hal ini akan menimbulkan reaksi tonus yang negatif dan merugikan semangat mental siswa itu sendiri. 2) Aspek psikologis Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran
18
siswa. Namun, di antara faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut : a) Tingkat kecerdasan atau inteligensi siswa, yaitu kemampuan psikofisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat (Reber, 1988). b) Sikap siswa adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. c) Bakat siswa adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang (Chaplin, 1972; Reber, 1988). d) Minat siswa adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. e) Motivasi siswa adalah keadaan internal organisme (baik manusia ataupun hewan) yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.
b. Faktor Eksternal Siswa yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa. 1) Lingkungan Sosial Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin
19
khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa. Selanjutnya, yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orangtua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orangtua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi keluarga (letak rumah), semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa. 2) Lingkungan Nonsosial Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Contoh: kondisi rumah yang sempit dan berantakan serta perkampungan yang terlalu padat dan tak memiliki sarana umum untuk kegiatan remaja (seperti lapangan voli) akan mendorong siswa untuk berkeliaran ke tempat-tempat yang sebenarnya tak pantas dikunjungi. Kondisi rumah dan perkampungan seperti itu jelas berpengaruh buruk terhadap kegiatan belajar siswa.
20
3. Cara Pengukuran Prestasi Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Dalam penelitian ini yang simaksud dengan cara pengukuran prestasi adalah bagaimana caranya memberikan penilaian terhadap tingkat keberhasilan mahasiswa. Jadi, cara pengukuran prestasi bisa dikatakan juga sebagai evaluasi. Evaluasi prestasi ada 3 macam (Muhibbin Syah, 2004: 158-162) yaitu: a. Evaluasi prestasi kognitif Mengukur keberhasilan siswa yang berdimensi kognitif (ranah cipta) dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik dengan tes tertulis maupun tes lisan dan perbuatan. Karena semakin membengkaknya jumlah siswa di sekolah-sekolah, tes lisan dan perbuatan hampir tak pernah digunakan lagi. Alasan lain mengapa tes lisan khususnya kurang mendapat perhatian ialah karena pelaksanaanya yang face to face (berhadapan langsung). Sebagai gantinya, dianjurkan untuk menggunakan tes pencocokan (matching test), tes isian, dan tes esai. Khusus untuk mengukur kemampuan analisis dan sistesis siswa, lebih dianjurkan untuk menggunakan tes esai, karena tes ini adalah satu-satunya ragam insrumen evaluasi yang paling tepat untuk mengevalusi dua jenis kemampuan akal siswa. b. Evalusi prestasi afektif Untuk merencanakan penyusunan instrumen tes prestasi siswa yang berdimensi afektif (ranah rasa) jenis-jenis prestasi internalisasi dan karakterisasi seyogianya mendapat perhatian khusus. Alasannya, karena kedua
21
jenis prestasi ranah rasa itulah yang lebih banyak mengendalikan sikap dan perbuatan siswa. Salah satu bentuk tes ranah rasa yang popular ialah “Skala Likert” (Likert Scale) yang bertujuan untuk mengidentifikasi kecenderungan atau sikap orang (Reber, 1998) dalam Muhibbin Syah (2004: 161). Bentuk skala ini menampung pendapat yang mencerminkan sikap sangat setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Rentang skala ini diberi skor 1 sampai 5 atau 1 sampai 7 bergantung kebutuhan dengan catatan skor-skor itu dapat mencerminkan sikap-sikap mulai sangat “ya” sampai “sangat tidak”. Perlu pula dicatat, untuk memudahkan identifikasi jenis kecenderungan afektif siswa yang representatif, item-item skala sikap sebaiknya dilengkapi dengan identitas sikap yang meliputi doktrin, komitmen, penghayatan dan wawasan. c. Evaluasi prestasi psikomotorik Cara yang dipandang tepat untuk mengevaluasi keberhasilan belajar yang berdimensi ranah psikomotor (ranah karsa) adalah observasi. Observasi, dalam hal ini, dapat diartikan sebagai sejenis tes mengenai peristiwa, tingkah laku, atau fenomena lain, dengan pengamatan langsung. Namun, observasi harus dibedakan dari eksperimen, karena eksperimen pada umumnya dipandang sebagai salah satu cara observasi (Reber,1988) ) dalam Muhibbin Syah ( 2004: 162). Guru yang hendak melakukan observasi perilaku psikomotor siswasiswanya seyogianya mempersiapkan langkah-langkah yang cermat dan sistematis menurut pedoman yang terdapat dalam lembar format observasi
22
yang sebelumnya telah disediakan, baik oleh sekolah maupun oleh guru itu sendiri. B. Motivasi Belajar Intrinsik 1. Pengertian Secara etimologi, motivasi berasal dari kata motivation yaitu kata benda yang berarti (peng) alasan, daya batin, dorongan, motivasi (Sadili, 1976:386). Menurut Mc. Donald motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan (Hamalik, 1995:106) Penelitian ini ditujukan terhadap motivasi intrinsiknya. Dimana, motivasi intrinsik adalah motivasi yang menjadi aktif atau berfungsi, tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu (Sardiman, 2009: 89-90). Motivasi intrinsik ini dikarenakan orang tersebut senang melakukannya, sebagai contoh seorang mahasiswa yang membaca sebuah buku karena ingin mengetahui kisah seoarang tokoh dan itu bukan tugas kuliah. Motivasi memang mendorong terus dan memberi pada tingkah laku setelah mahasiswa tersebut menamatkan sebuah buku, maka ia mencari buku yang lain untuk memahami tokoh yang lain sehingga menimbulkan keinginan yang baru untuk membaca buku yang lain dan mengarah pada timbulnya motivasi berprestasi. Dengan demikian mahasiswa yang memiliki motivasi intrinsik akan memilih tujuan menjadi orang yang terdidik dan tujuan itu akan tertuju dengan
23
belajar, karena tanpa belajar tidak mungkin mendapat pengetahuan dan tidak mungkin menjadi seorang yang ahli. 2. Teori-teori Motivasi (Irwanto,197-208) a. Teori instink Instink adalah suatu disposisi (kecenderungan) yang ditentukan secara genetis untuk berperilaku dengan cara tertentu bila dihadapkan pada rangsangrangsang tertentu. Teori instink banyak dipengaruhi oleh teori evolusi Charles Darwin (1809-1882) dan teori perilaku dari William James (1842-1910). William James beranggapan bahwa sebagian besar perilaku manusia ditentukan oleh instink. Ia bahkan berpendapat bahwa perilaku yang dibawa sejak lahir pada manusia lebih banyak daripada binatang. b. Teori Drive vs Teori Arousal Teori drive didasarkan atas determinan-determinan yang sifatnya biologis. Teori ini dipelopori oleh Hull (1884-1925). Hull dan kawan-kawan berpendapat bahwa bila tubuh organisme kekurangan zat tertentu, seperti lapar atau haus, maka akan timbul suatu kebutuhan yang menciptakan ketegangan dalam tubuh (tension). Ketegangan ini berupa aktivitas neural (eksitasi) yang meningkat, makin hebat bila kebutuhan tidak segera dipenuhi. Keadaan ini akan mendorong (driving state) organisme berperilaku untuk menghilangkan ketegangan, atau mengembalikan keseimbangan dalam tubuh, dengan memenuhi kebutuhan tadi. Keadaan keseimbangan itu disebut homeostasis. Homeostatis ini merupakan tujuan dari perilaku bermotif. c. Aktualisasi diri
24
Pada pertengahan abad ke-20, timbul reaksi yang kuat terhadap pandangan mekanistik –behavioristik mengenai perilaku. Reaksi ini tercermin dalam pandangan-pandangan yang bersifat kognitif-humanistik yang dicetuskan antara lain oleh Rogers (1902-1987) dan Maslow (1908). Mereka beranggapan bahwa manusia adalah makhluk rasional, oleh karena itu setiap rangsang akan mengalami proses kognitif sebelum terjadinya suatu respons. Berdasarkan rasionalitas inilah manusia mampu mengarahkan perilakunya untuk mencapai tujuan setinggi mungkin. Seorang tokoh psioanalitis, Jung (1875-1941)
menyatakan
bahwa
motif
tertinggi
manusia
adalah
mengembangkan kapasitas atau potensi-potensinya setinggi mungkin. Motif ini dinamakan aktualisasi diri yang kemudian dikembangkan berdasarkan penelitian-penelitian Rogers dan Maslow (1908). Rogers beranggapan bahwa perilaku manusia dikuasi oleh the actualizing tendency, yaitu suatu kecenderungan inheren manusia untuk mengembangkan kapasitasnya sedemikian rupa guna memelihara dan mengembangkan diri, motivasi yang timbul akibat kecenderungan ini meningkatkan kemandirian dan mengembangkan kreativitas. Berdasarkan berbagai studi kasus yang pernah dilakunnya, Maslow menulis suatu teori motivasi yang ia susun secara hirarkis. Pada tingkat yang paling bawah, dicantumkan berbagai kebutuhan-kebutuhan dasar yang bersifat biologis, kemudian pada tingkatan yang lebih tinggi dicantumkan berbagai kebutuhan yang lebih bersifat sosial. Pada tingkatan teratas dicantumkan kebutuhan untuk mengaktualisasi diri.
25
3. Jenis-jenis Motivasi Pada dasarnya motivasi belajar dapat dibedakan dari beberapa sudut pandang anatara lain (Sardiman, 1994: 85-90): a. Motivasi di Lihat dari Dasar Pembentukannya 1) Motivasi oleh bawaan yaitu makan yang dibawa sejak lahir, jadi tanpa dipelajari seperti dorongan untuk makan, minum, bekerja, dorongan seksual, dorongan bergerak dan istirahat. Motif-motif ini seringkali juga disebut motif-motif yang diisyaratkan secara biologis, artinya dalam warisan biologis manusia. 2) Motivasi yang dipelajari yaitu motivasi yang timbulnya karena dipelajari. Contohnya
dorongan
belajar
dan
mengajar
suatu
cabang
ilmu
pengetahuan. b. Jenis-jenis Motivasi Menurut Pembagian dari Wood Worth dan Marguis 1) Motif atau kebutuhan organis, meliputi misalnya, kebutuhan untuk minum, makan, bernafas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk istirahat. 2) Motif-motif darurat yang termasuk dengan jenis motif ini antara lain dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk berusaha, untuk memburu. 3) Motif-motif obyektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat, motif-motif ini muncul karena dorongan untuk dapat mengadapi dunia secara efektif. c. Motivasi Jasmani dan Rohani
26
Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi itu menjadi dua jenis yakni motivasi jasmaniah dan motivasi rohaniah. Yang termasuk motivasi jasmaniah seperti misalnya: reflex, instink otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah, yaitu kemauan. Soal kemauan itu pada setiap diri manusia terbentuk melalui empat momen. 1) Momen timbulnya alasan. Sebagai contoh seorang pemuda yang sedang giat berlatih olah raga untuk menghadapi suatu porseni di sekolahnya, tetapi tiba-tiba disuruh ibunya untuk mengantarkan seseorang tamu membeli tiket untuk karena tamu itu mau kembali ke Jakarta. Si pemuda itu kemudian mengantarkan tamu tersebut. Dalam hal ini si pemuda tadi timbul alasan baru untuk melakukan sesuatu kegiatan (kegiatan mengantar). Alasan baru itu bisa karena untuk tidak mengecewakan ibunya. 2) Momen pilih Momen pilih, maksudnya dalam keadaan pada watak ada alternatif-alternatif yang mengakibatkan persaingan di antara alternatif atau alasan-alasan itu. Kemudian seseorang menimbang-nimbang dari berbagai alternatif untuk kemudian menentukan pilihan alternatif yang akan dikerjakan. 3) Momen putusan Dalam persaingan antara berbagai alasan, sudah tentu akan berakhir dengan dipilihnya satu alternatif. Satu alternatif yang dipilih inilah yang menjadi putusan untuk dikerjakan.
27
4) Momen terbentuknya kemauan Kalau seseorang sudah menetapkan satu putusan untuk dikerjakan maka timbullah dorongan pada diri seseorang untuk bertindak, melaksanakan putusan itu. d. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik 1) Motivasi Intrinsik Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu di rangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu, contoh: seseorang yang sedang membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah paham mencari buku-buku untuk di bacanya. 2) Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motiv-motiv yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Contoh: seseorang itu belajar, karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan mendapat nilai baik sehingga akan di puji pacarnya atau temannya. Dalam pembelajaran, motivasi
ekstrinsik
sangat
berpengaruh
terhadap
keberhasilan
pembelajaran tersebut. Misalnya penerapan metode, teknik, strategi maupun taktik pembelajaran yang baik dan berpengaruh terhadap motivasi peserta didik dalam belajar. Sedangkan belajar mengandung arti berusaha (berlatih dan sebagainya) supaya mendapat suatu kepandaian ( Poerwadarminta, 1976: 108).
28
Menurut Slameto belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (1991: 1). Witherington, dalam bukunya Educational Psycology, mengemukakan, “ belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian (Rahman, 2008: 208). Dengan pengertian ini, sebagaimana penulis telah jelaskan dimuka, bahwa pada dasarnya manusia dianugerahi akal dan pikiran untuk bisa merubah dirinya menjadi lebih baik. Untuk dapat yang merubah tingkah lakunya menjadi lebih baik setiap manusia dianjurkan untuk menuntut ilmu atau belajar karena dengan belajarlah manusia dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Dalam Islam pun semua muslim diwajibkan untut menuntut ilmu seperti yang sudah dijelaskan dalam Hadis Nabi SAW yang berbunyi: ْضةٌ َعلَى ُك ِّل ُم ْسلِ ٍم َو ُم ْسلِ َم ٍة َ طَلَبُ ْال ِع ْل ِم فَ ِري Artinya: “Menuntut ilmu wajib atas tiap-tiap muslim laki-laki dan muslim perempuan”. Allah SWT juga menjajikan kepada setiap muslim yang menuntut ilmu akan dijunjung derajatnya seperti yang dijelaskan dalam Q.S. Al-Mujadilah: 11 yang berbunyi:
29
Artinya: Hai orang-orang yang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan member kelapangan untukmu dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah: a. Faktor intern 1) Faktor jasmaniah a) Faktor kesehatan Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, tidur, makan, olah raga dan rekreasi. b) Cacat tubuh
30
Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal ini terjadi hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu. 2) Faktor psikologis a) Inteligensi Inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsepkonsep
yang
abstrak
secara
efektif,
mengetahui
relasi
dan
mempelajarinya dengan cepat. b) Perhatian Perhatian menurut Ghazali adalah keaktian jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan obyek. Untuk bisa menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. c) Minat Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya. Karena tidak ada daya tarik baginya.
31
d) Bakat Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Bakat mempengaruhi belajar. Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya . e) Motif Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang hendak dicapai. Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau padanya mempunyai motif untuk berpikir dan memusatkan perhatian. 3) Faktor kelelahan Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani.Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuhan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu yang hilang. Dari uraian di atas dapat dimengerti bahwa kelelahan itu mempengaruhi belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya. b. Faktor ekstern
32
1) Faktor keluarga a) Cara orang tua mendidik Mendidik anak hendaknya tidak dengan memanjakan ataupun dengan keras. Karena lembaga pendidikan yang pertama dan utama adalah di lingkungan keluarga. b) Relasi antar anggota keluarga Relasi antar anggota keluarga erat hubungannya dengan cara orang tua mendidik. Pengertian dan kasih sayang disertai dengan bimbingan dan bila perlu hukuman-hukuman untuk membantu menyukseskan belajar anak. c) Suasana rumah Situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga. Agar anak dapat belajar dengan baik perlu diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram. Jika rumah tenang dan tentram anak akan betah/kerasan tinggal di rumah, anak juga dapat belajar dengan baik. d) Keadaan ekonomi keluarga Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan
belajar anak.
Fasilitas belajar itu dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang untuk memenuhi kebutuhan fasilitasnya.
33
2) Faktor sekolah a) Metode mengajar Guru hendaknya menggunakan metode yang bervariasi agar anak tidak merasa bosan, mengantuk dan pasif metode megajar harus diusahakan yang tepat, efisien dan efektif mungkin. b) Kurikulum Kurikulum di sini diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar. c) Relasi guru dengan siswa Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Jika siswa menyukai gurunya maka siswa tersebut juga akan menyukai mata pelajarannya. d) Relasi siswa dengan siswa Menciptakan relasi yang baik antar siswa sangat perlu, agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa. e) Disiplin sekolah Kedisiplinan erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Agar siswa belajar lebih maju, siswa harus disiplin dalam belajar baik di sekolah, di rumah dan di perpustakaan. Dari uraian di atas dapat dimengerti bahwa peran orang tua sangat diperlukan untuk meningkatkan kondisi sekolah yang lebih baik, misalnya saja orang tua mendukung program kurikulum yang sudah
34
dibuat sekolah, menanamkan disiplin waktu kepada anak-anaknya dalam hal belajar, berangkat sekolah,dll. 3) Faktor masyarakat Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat. a) Kegiatan siswa dalam masyarakat Siswa harus bisa membatasi kegiatan dalam masyarakat supaya jangan sampai mengganggu belajarnya. Jika mungkin memilih kegiatan yang mendukung belajar. Kegiatan itu misalnya: kursus bahasa Inggris, PKK remaja, kelompok diskusi, dsb. b) Mass media Mass media memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya dan sebaliknya juga dapat memberi pengaruh yang jelek terhadap siswa. Jadi siswa perlu mendapat bimbingan dan kontrol yang cukup bijaksana dan pihak orang tua dan pendidik, baik di dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. c) Teman bergaulSiswa harus mempunyai teman bergaul yang baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang tua dan pendidik harus cukup bijaksana (jangan terlalu ketat tetapi juga jangan lengah). d) Bentuk kehidupan masyarakat
35
Kehidupan masyarakat di sekitar sangat berpengaruh terhadap belajar siswa. Maka perlu diusahakan lingkungan yang baik agar dapat memberi pengaruh yang positif terhadap anak sehingga dapat belajar dengan sebaik-baiknya (Slameto, 1991: 56-57). Jadi, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan penggerak daya gerak pada diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu, agar tujuan yang hendak dicapai oleh siswa dapat terwujud. Dikatakan keseluruhan karena pada umumnya ada beberapa motiv yang bersama-sama menggerakkan siswa untuk belajar. Motiv merupakan suatu pendorong dalam melakukan aktivitas guna mencapai suatu tujuan sebagaimana yang dikatakan oleh Sumadi Suryabrata bahwa “ motiv sebagai kedudukan yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan “. Dalam uraian tersebut jelas bahwa motivasi mendorong timbulnya kekuatan dan mempengaruhi prestasi belajar siswa.
4. Cara Pengukuran Motivasi Cara pengukuran motivasi bisa dilihat dari seberapa jauh usaha yang dilakukan untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Ibaratnya seseorang itu menghadiri suatu ceramah,
36
tetapi karena ia tidak tertarik pada materi yang diceramahkan, maka tidak akan mencamkan, apalagi mencatat isi ceramah tersebut. Seseorang itu tidak memiliki motivasi, kecuali karena paksaan atau sekedar seremonial. Seorang siswa yang memiliki intelegensia cukup tinggi, boleh jadi gagal karena kekurangan motivasi yang tepat. Bergayut dengan ini maka kegagalan belajar siswa jangan begitu saja mempersalahkan fihak siswa, sebab mungkin saja guru tidak berhasil dalam memberi motivasi yang mampu membangkitkan semangat dan kegiatan siswa untuk berbuat/belajar. Jadi tugas guru bagaimana mendorong para siswa agar pada dirinya tumbuh motivasi. (Sardiman, 1994: 75-76) 5. Indikator-indikator motivasi belajar intrinsik: a. Tekun menghadapi tugas, yaitu dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai. b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya). c. Lebih senang bekerja mandiri, yaitu ia tidak suka bergantung dengan orang lain dalam menyelesaikan pekerjaannya atau tugas-tugasnya. d. Dapat mempertahankan pendapatnya. Apabila ia sudah yakin dan dipandang cukup rasional maka ia akan mempertahankan pendapatnya tersebut. e. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Apabila mengalami masalah dalam mengerjakan soal-soal maka ia akan berusaha mencari jawaban dari soal-soal tersebut dan tidak akan menyerah sebelum mendapatkan jawabannya itu.
37
C. Persepsi 1. Pengertian Kehidupan seseorang tidak dapat lepas dari lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial. Sejak individu lahir, maka sejak itu pula dia berhubungan dengan dunia luarnya. Individu dalam mengenali stimulus merupakan soal persepsi. Persepsi dianggap sebagai sebuah pengaruh ataupun sebuah pesan oleh benda yang semata-mata menggunakan pengamatan pengindraan. Persepsi adalah menafsirkan stimulus yang telah ada di dalam otak (Mahmud, 1990:41). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:863), persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu. Atau dengan kata lain persepsi adalah proses yang menyangkut masknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia (Slameto, 1991:104). Dari definisi-definisi tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu proses psikologis yaitu bagaimana individu menerima stimulus yang di inderanya itu, kemudian bagaimana selanjutnya kita membedakan, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan suatu obyek sehingga individu itu menyadari tentang apa yang diinderanya itu. Dengan demikian, adanya persepsi dapat dilihat dengan adanya tanggapan atau penilaian seseorang atas obyek atau stimulus yang diterimanya, yakni fungsi psikis yang dimulai dari sensasi, kemudian diteruskan dengan proses pengelompokan menggolong-golongkan, mengartikan dan mengaitkan beberapa rangsang sekaligus. Adapun persepsi yang dimaksudkan skripsi ini adalah persepsi mahasiswa terhadap beban studinya karena pada dasarnya mahasiswa KKI mempunyai
38
beban studi atau yang biasa disebut dengan SKS yang lebih banyak daripada mahasiswa regular. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi Secara sederhana dapat dikatakan proses persepsi dimulai dengan diterimanya
stimulus
lewat
indera,
kemudian
diorganisasikan
dengan
pengalaman-pengalaman masa lalu yang ada dalam diri seseorang dan membentuk penilaian atas suatu hal tertentu. Dari proses yang demikian tersebut tentu ada faktor-faktor yang mempengaruhi, sehingga menyebabkan mengapa dua orang yang melihat sesuatu yang sama mungkin memberikan interpretasi yang berbeda atas apa yang telah dilihatnya. Karena persepsi lebih bersifat psikologis daripada proses penginderaan saja, maka ada beberapa faktor yang mempengaruhinya (Irwanto, 1990: 96-97) a. Perhatian yang selektif Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali rangsang dari lingkungan. Meskipun demikian ia tidak harus menanggapi semua rangsang yang diterimanya untuk itu individu harus memusatkan perhatian pada rangsang-rangsang tertentu saja, sehingga obyek gejala lain tidak akan tampil kemuka sebagai obyek pengamatan. b. Ciri-ciri rangsang Rangsang yang bergerak diantara yang dian akan lebih menarik perhatian, demikian juga rangsang yang paling besar diantara yang kecil, yang kontras latar belakangnya dan intensitas rangsangnya paling kuat. c. Nilai dan kebutuhan individu
39
Seorang seniman mempunyai pola dan cita rasa yang berbeda dalam pengamatannya dibanding yang tidak seniman, anak-anak dari golongan ekonomi rendah melihat koin lebih besar daripada anak-anak orang kaya. d. Pengalaman dahulu Pengalaman-pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsikan dunianya. Cermin bagi kita tentu bukan barang baru, akan tetapi lain halnya bagi orang-orang mentawai di pedalaman Irian (Abdul Rahman Saleh, 2004:119). Faktor lain yang juga mempengaruhi persepsi adalah perhatian, perhatian terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indera kita, dan mengesampingkan masukan-masukan melalui indera yang lain (Jalaludin Rahmat, 1999:52). Perhatian dipengaruhi oleh dua faktor yaitu pertama ekternal perhatian seperti gerakan, intensitas stimuli, kebaruan, dan perulangan. Kedua faktor internal pengaruh perhatian, kecenderungan kita melihat apa yang ingin kita lihat, dan mendengar apa yang ingin kita dengar. Perbedaan perhatian timbul dari faktor-faktor dalam diri kita. Dari beberapa faktor tersebut dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya persepsi dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal individu. Faktor internal dipengaruhi oleh karakteristik individual seperti: sikap, motif, minat, kepentingan, pengalaman, dan harapannya. Sedangkan faktor eksternal dipengaruhi oleh objek atau sasaran persepsi atau stimulus itu sendiri dari faktor situasi. 3. Cara pengukuran persepsi terhadap beban studi
40
Cara pengukuran persepsi adalah dengan cara melihat sejauh mana mahasiswa memberikan tanggapan terhadap beban studi yang dijalaninya. Karena, dalam hal mengatur beban belajar semesteran, terutama untuk tujuan yang menyangkut aktivitas penyelenggaraan pendidikan dan penyesuaiannya terhadap keadaan siswa secara perseorangan perguruan tinggi dapat menetapkan batas minimum dan maksimum beban belajar bagi mahasiswa, tetapi hendaknya tidak terlalu kaku. Misalnya apabila seorang mahasiswa pada semester yang baru lalu menunjukkan prestasi yang amat baik, maka selain ia diizinkan mengambil beban belajar samapai batas maksimum, juga diperkenankan mengambil beban tambahan pada semester berikutnya. Sebaliknya mahasiswa yang pada akhir semester yang lalu itu menunjukkan prestasi yang amat rendah, selain ia tidak diperkenankan mengambil beban belajar yang terlalu banyak pada semester berikutnya, ia juga tidak boleh dipaksa memikul beban belajar sampai batas minimum yang telah ditetapkan itu. Pengaturan beban beelajar seperti ini, tidak saja dapat dipakai sebagai wahana pengendalian proses pendidikan di perguruan tinggi, tetapi juga benar-benar menerapkan pertimbangan yang didasarkan atas keadaan mahasiswa (Slameto, 1991:263). Setiap mahasiswa memiliki persepsi sendiri-sendiri dalam menyikapi beban studi yang diterimanya. Ada mahasiswa yang beranggapan dengan beban studinya itu memotivasi dirinya untuk lebih giat belajar lagi dan menjadi tantangan tersendiri buat mereka. Akan tetapi, ada mahasiswa yang beranggapan dengan beban studinya itu menjadi suatu beban yang amat berat untuk dijalani
41
sehingga mereka menjadi stress dan akhirnya bisa saja mereka menyerah dengan hal itu.
4. Indikator-indikator persepsi terhadap beban studi a. Sikap Sikap
yaitu
gejala
internal
yang berdimensi
afektif
berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespons (response tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya baik secara positif maupun negatif. Sikap (attitude) siswa yang positif terutama kepada anda dan mata pelajaran yang anda sajikan merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa terebut. Sebaliknya, sikap negatif siswa terhadap anda dan mata pelajaran anda, apalagi jika diiringi kebencian kepada anda atau kepada mata pelajaran anda dapat menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut (Muhibbin Syah, 2010: 150). b. Motif Motif dapat diartikan yang member alasan, penyebab, pendorong bagi seseorang sehingga yang berseangkutan dapat berbuat. Motif selalu menuju ke suatu tujuan. Tujuan motif dusebut incentif. Jadi kalau motifnya lapar, incentifnya makanan, motifnya haus incentifnya minuman dan sebagainya (Dakir, 1993: 102). c. Kepentingan Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku karena adanya dorongan untuk memenuhi
42
kepentingan. Kepentingan ini sifatnya esensial bagi kelangsungan hidup individu itu sendiri, jika individu berhasil memenuhi kepentingannya, maka ia akan merasakan kepuasan dan sebaliknya kegagalan
dalam memenuhi
kepentingan akan menimbulkan masalah baik bagi dirinya maupun bagi lingkungannya. d. Pengalaman Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan pertambahan perkembangan potensi bertingkah laku baik pendidikan formal maupun non formal bisa diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi. Suatu pembelajaran yang mencakup perubahan yang relatif tepat dari perilaku yang diakibatkan pengalaman, pemahaman dan praktek (Kners dan Haditono, 1999). e. Pengharapan Pengharapan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI)
diterangkan bahwa pengharapan berasal dari kata dasar harap yang berarti mohon, minta, keinginan supaya sesuatu terjadi dan sesuatu itu biasanya hal yang sesuai dengan kebutuhan atau keinginan. D. Pengaruh Motivasi intrinsik dengan persepsi beban studi terhadap prestasi belajar Sesuai dengan pengertian motivasi intrinsik dapat disimpulkan sementara bahwa setiap orang pasti mempunyai motivasi-motivasi tersendiri yang bisa menjadikan mereka bersemangat dalam melakukan suatu hal. Dengan adanya motivasi belajar yang tinggi yang muncul dari diri siswa dengan tanpa paksaan
43
dengan spontan akan dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa dalam belajarnya. Maka dalam penjelasan di atas sudah dijelaskan bahwa motivasi belajar siswa berasal dari beberapa faktor, baik faktor yang berasal dari internal siswa maupun faktor yang berasal dari eksternal. Faktor yang dominan dapat mempengaruhi motivasi belajar adalah motivasi yang berasal dari dalam (motivasi intrinsik). Dalam konteks mahasiswa KKI Stain Salatiga untuk dapat mencapai prestasi belajar yang maksimal tentunya mereka mempunyai motivasi intrinsik yang tinggi mengingat beban studi mereka cukup berat. Tanpa adanya motivasi intrinsik yang tinggi maka mereka akan merasa berat dalam menjalankan studinya karena tanpa niat yang kuat dalam dirinya serta kemauan atau motivasi yang kuat dalam dirinya maka mereka tidak akan mencapai prestasi yang maksimal. Selain motivasi intrinsik, persepsi tentang beban studi juga berpengaruh terhadap prestasi belajar karena apabila mahasiswa berpendapat bahwa beban studi itu sebagai suatu tantangan tersendiri untuk mencapai prestasi yang tinggi tentu mereka akan bersungguh-sungguh
dalam
menempuh
pendidikannya
tetapi
jika
mereka
beranggapan bahwa beban studi itu sebagai suatu beban yang berat maka mereka akan merasa stres dan merasa kesulitan dalam menempuh studinya. Oleh karena itu persepsi mahasiswa terhadap beban studi juga berpengaruh terhadap prestasi belajar nantinya. Seperti yang sudah dijelaskan pada penelitian sebelumya yang dilakukan oleh Fajar Kurniawan Saputro (2007) yang berjudul “Pengaruh Motivasi dan Disiplin terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri 12 Semarang Tahun Pelajaran 2005/2006. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan
44
bahwa motivasi
merupakan hal yang sangat penting dalam rangka seseorang menjalankan hal-hal yang berkaitan dengan pengembangannya sendiri, termasuk dalam belajar. Ada banyak hal yang perlu dilakukan oleh seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sendiri, namun bila usaha itu tidak dilakukan dengan motivasi yang kuat, maka hasilnya pun tidak akan memuaskan sebagaimana diharapkan. Seperti yang diungkapakan Mc Donald dalam Sutikno (2007: 106) yang menyatakan bahwa motivasi merupakan perubahan energy di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Uraian di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa terdapat hubungan antara motivasi belajar intrinsik dan persepsi terhadap beban studi, yaitu mahasiswa yang mempunyai motivasi belajar intrinsik yang tinggi akan merasa terdorong dalam melaksanakan studinya, dan akan berpersepsi yang positif terhadap beban studinya.
45
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum STAIN Salatiga Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga berlokasi di Salatiga, Jawa Tengah. Lembaga ini merupakan satu-satunya perguruan tinggi negeri yang ada di Salatiga. Perguruan tinggi ini mempunyai dua lokasi yang cukup strategis yaitu lokasi kampus I yang bertempat di jalan Tentara Pelajar no. 2, dan lokasi kampus II yang bertempat di Kembang Arum Salatiga. Lembaga ini merupakan peralihan dari fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang di Salatiga. Peralihan status tersebut tertuang dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 11 tahun 1997, tanggal 21 Maret 1997. Sebagai salah satu perguruan tinggi, lembaga ini memiliki keunikan sejarah, visi dan misi, tujuan, serta jati diri. 1. Sejarah STAIN Salatiga Sejak berdirinya sampai saat ini, STAIN Salatiga telah melewati sejarah yang cukup panjang dan mengalami beberapa kali perubahan kelembagaan. Pendirian lembaga ini bermula dari cita-cita masyarakat Islam Salatiga untuk memiliki Perguruan Tinggi Islam. Oleh Karen itu didirikanlah Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) “Nahdlatul Ulama” di Salatiga. Lembaga ini menempati gedung milik yayasan “Pesantren Luhur”, yang berlokasi di Jalan Diponegoro nomor 64 Salatiga, lembaga ini berdiri berkat dukungan dari berbagai pihak, khususnya para ulama dan pengurus Nahdlotul Ulama Jawa Tengah.
46
Dalam waktu kurang dari setahun, lembaga ini diubah yang semula FIK IKIP menjadi Fakultas Tarbiyah. Maksud perubahan tersebut adalah agar lembaga ini dapat dinegerikan bersamaan dengan persiapan berdirinya IAIN Walisongo Semarang. Tercatat mulai tahun 1982 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga hijrah dari kampus lama ke kampus baru milik sendiri, tepatnya di Jalan Caranggito 2 (sekarang berubah menjadi Tentara Pelajar 2). Kampus baru dinilai sebagai jawaban tepat yang bersifat fisik atas tantangan rencana rasionalisasi. Bahkan kampus tersebut dirasakan mampu membangkitkan kembali optimis dan antusiasme seluruh civitas akademikanya. Setelah mengalami proses yang cukup panjang, akhirnya pada tahun 1987 tampaknya relevan untuk dipahami sebagai awal perkembangan kinerja bagi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga. Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 1987 tentang ststus IAIN/Fakultas merupakan justifikasi yuridis yang amat mengokohkan eksistensi lembaga pendidikan tinggi Islam ini. 2. Asas, Fungsi, dan Tujuan Dalam menyusun dan mengembangkan program, STAIN Salatiga berasaskan Pancasila dan dasar operasionalnya adalah:
a. Undang-undang Dasar 1945 b. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional c. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1990 tantang Pendidikan Tinggi d. Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 1997 tentang Pendirian STAIN e. Status Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga 47
f. Peraturan-peraturan lain yang terkait Keberadaan STAIN Salatiga mempunyai fungsi: a. Merumuskan kebijaksanaan dan perencanaan program b. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran ilmu pengetahuan agama Islam dan teknologi serta seni yang bernapaskan Islam c. Melaksanakan penelitian dalam rangka pengembangan ilm-ilmu keislaman dan teknologi serta seni yang bernapaskan Islam d. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat e. Melaksanakan pembinaan kemahasiswaan f. Melaksanakan kegiatan civitas akademika dan hubungan dengan lingkungannya g. Melaksanakan kerja dengan Perguruan Tinggi dan/atau lembaga-lembaga lain h. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan kegiatan i. Melaksanakan penilaian prestasi dan proses penyelenggaraan kegiatan serta penyusunan laporan Adapun tujuan penyelenggaraan pendidikan STAIN Salatiga adalah: a. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan
akademik
dan/atau
profesional
yang
dapat
menerapkan,
mengembangkan, data/atau menciptakan ilmu-ilmu keislaman dan teknologi serta seni yang bernapaskan Islam. b. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu-ilmu keislaman dan/atau teknologi serta seni yang bernapaskan Islam, dan mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. 3. Visi dan Misi STAIN Salatiga
48
Visi lembaga sebagai berikut: “Menjadi perguruan tinggi yang berkualitas dalam mewujudkan keseimbangan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual”. Dengan visi tersebut, maka misi yang diemban lembaga diuraikan sebagai berikut: a. Mengantarkan mahasiswa memiliki kemantapan aqidah, kedalaman spiritual, keluhuran akhlak, dan keluasan ilmu pengetahuan. b. Memberikan layanan kepada civitas akademika dan masyarakat dalam menggali ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. c. Mengembangkan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat melalui kinerja internal dan eksternal. d. Mengembangkan college based management dengan melibatkan stake holder dan masyarakat. e. Mewujudkan tempat rujukan dalam keteladanan nilai-nilai Islam dan budaya bangsa. 4. Organisasi STAIN Salatiga Organisasi STAIN terdiri dari: (terlampir) 5. Jurusan dan Program Studi STAIN Salatiga Dalam pengabdiannya STAIN Salatiga membuka dua jurusan dan beberapa program studi yang dapat dipilih oleh mahasiswa. Jurusan dan beberapa program studi yang dikembangkan oleh STAIN Salatiga pada tahun akademik 2008/2009 (Buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan, 2009:14-15), meliputi: a. Jurusan Tarbiyah
49
Jurusan tarbiyah berfungsi untuk menyelenggarakan pendidikan akademik dan profesional. Tujuannya adalah untuk membentuk Sarjana Pendidikan Islam, yang memiliki keahlian dalam pendidikan dan pengajaran Islam dengan keahlian khusus dalam bidang studi pendidikan agama Islam, bahasa Arab, bahasa Inggris, dan guru Madrasah Ibtidaiyah serta kewenangan menjadi guru atau mengajar dalam bidang studinya. Adapun gelar sarjana yang diterimanya untuk alumni Strara satu adalah S.Pd.I atau sesuai peraturan yang berlaku. Jurusan Tarbiyah memiliki empat program studi yaitu: 1) Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) 2) Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) 3) Program Studi Tadris Bahasa Inggris (TBI) 4) Program Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) 5) Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Raudhatul Atfal (PGRA) b. Jurusan Syari’ah Jurusan syari’ah berfungsi untuk menyelenggarakan pendidikan akademik dan profesional, yang bertujuan untuk membentuk Sarjana Hukum Islam, yang memiliki keahlian dalam bidang hukum Islam maupun hokum positif dengan keahlian khusus dalam bidang Ahwal al-Syakhshiyyah (peradilan agama) dan Muamalah (ekonomi Islam). Gelar kesarjanaan yang diperolehnya adalah S.HI. Program D.III dengan konsentrasi Perbankan Islam menyelenggrakan pendidikan profesional bertujuan membentuk ahli madya yang memiliki keahlian dalam bidang manajemen dan akuntansi keuangan baik di lembaga keuangan maupun perbankan. Gelar sarjana yang diperolehnya adalah A.Md.
50
Jurusan Syari’ah memiliki empat program studi, yaitu: 1) Program Studi S-1, Program Studi Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah (Peradilan Agama) a. Program Studi S-1 Perbankan Syari’ah b. Program Studi S-1 Sejarah Kebudayaan Islam c. Program Studi S-1 Hukum Ekonomi Syari’ah d. Program Studi S-1 Komunikasi dan Penyiaran Islam e. Program Studi S-1 Al-Qur’an dan Ilmu Tafsir c. Program Khusus Kelas Internasional (KKI) Program Khusus Kelas Internasional (KKI) mulai dibuka pada tahun akademik 2010/2011, diikuti oleh 20 orang mahasiswa (satu kelas) yang berasal dari berbagai program studi. Program ini dirancang untuk memberikan suasana pembelajaran yang beratmosfer internasional, dan memberikan pengalaman internasional (opportunity to get experience on living or studying abroad). Dalam jangka panjang, kelas internasional juga dirancang untuk menarik mahasiswa asing belajar tentang Indonesia, Islam di Indonesia, indigenous culture, maupun courses lainnya. Pembukaan Kelas Khusus Internasional pada STAIN Salatiga bertujuan untuk: 1) Memberikan layanan pendidikan dan pembelajaran yang lebih baik kepada mahasiswa berpotensi, agar mereka terbiasa dengan atmosfer internasional sehingga memiliki kesiapan untuk memasuki era global. 2) Menyediakan kelas yang bisa diikuti oleh mahasiswa dari Negara lain.
51
3) Menjadi pemicu dan pemacu untuk melakukan kerja sama luar negeri dan internasionalisasi STAIN Salatiga. 4) Khusus untuk Jurusan Tarbiyah, pembukaan kelas ini bertujuan untuk menjadi pilot project Penyiapan Guru Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional. Pada tahun akademik 2012/2013 program KKI apabila dimungkinkan akan menerima dua kelas, yaitu untuk jurusan Tarbiyah dan Syariah masingmasing satu kelas (apabila jumlah pendaftar dan criteria nilai bahasa asing terpenuhi). d. Program Pascasarjana Selain program Sarjana, STAIN Salatiga mulai tahun akademik 2011/2012 juga menyelenggarakan Program Pascasarjana, Program Studi Pendidikan Agama Islam. Saat ini PPs STAIN Salatiga telah memiliki mahasiswa dua angkatan, yaitu tahun 2011 (dua kelas) dan 2012 (dua belas) dan 2013. B. Penyajian Data Penelitian Sebelum peneliti menyajikan data penelitian, terlebih dahulu penulis sajikan data tentang daftar nama yang menjadi responden dalam penelitian ini. 1. Data Responden Tabel I Daftar Nama Responden
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Nama Responden MU SA KH YA FI IS WA 52
Angkatan 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012
8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52.
AN AR IF RY FA AZ SH IS RA SY HF HI RO NG SO AF HY EG NS MA HK HD WT NR ID MM BT UM UT RD SL DR NJ WN HN RP NL AS MN UL MA AK NV KS KA
2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 53
53. 54. 55. 56. 57. 58. 59.
LL KB TA AU KO IF DR
2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010
2. Hasil Angket Dalam penelitian ini terdapat 3 (tiga) variabel yaitu Motivasi Belajar Intrinsik dan Persepsi terhadap Beban Studi sebagai variabel X dan Prestasi Belajar Mahasiswa Kelas Khusus Internasional (KKI) sebagai variabel Y. Untuk memperoleh data kedua variabel tersebut maka perlu diberikan angket kepada mahasiswa KKI angkatan 2010 sampai 2012 sebagai responden dalam penelitian ini. Angket yang dimaksud berdasarkan kasing-masing variabel yang telah ditetapkan pada BAB I, sebagaimana tersebut dalam lampiran I. Adapun hasil angket dari mahasiswa KKI yang menjadi responden adalah sebagai berikut: Tabel Hasil II Angket Motivasi Belajar Intrinsik
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Nama Responden SL 1 7 3 2 5 6 7 4 4 8 3 6 5
MU SA KH YA FI IS WA AN AR IF RY FA AZ 54
Jawaban SR KD 6 7 3 1 3 7 5 4 9 0 3 3 1 4 2 8 3 6 0 4 4 4 2 5 2 7
TP 1 4 2 4 1 3 3 1 2 3 4 2 1
14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58.
SH IS RA SY HF HI RO NG SO AF HY EG NS MA HK HD WT NR ID MM BT UM UT RD SL DR NJ WN HN RP NL AS MN UL MA AK NV KS KA LL KB TA AU KO IF
8 2 1 1 3 2 3 4 7 0 1 2 3 3 2 0 5 2 6 5 1 2 2 2 2 6 4 3 5 4 4 6 6 5 6 5 6 7 6 8 7 3 7 6 4 55
0 7 6 6 3 3 1 3 1 3 2 6 5 5 6 7 3 5 0 1 5 2 5 5 5 2 3 6 2 10 9 8 7 7 9 8 8 8 8 6 6 10 5 7 10
0 5 5 6 4 6 6 5 4 8 8 6 2 7 7 8 1 8 4 6 9 7 7 5 7 7 7 2 3 1 2 1 1 3 0 1 1 0 0 1 2 2 3 2 1
7 1 3 2 5 4 5 3 3 4 4 1 5 0 0 0 6 0 5 3 0 5 1 3 1 0 1 4 5 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0
59.
DR
5
10
0
0
Tabel Hasil III Angket Persepsi Terhadap Beban Studi
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
Nama Responden SS 3 4 5 4 5 9 3 4 7 7 4 5 3 8 2 3 4 5 3 7 2 3 4 0 0 1 6 3
MU SA KH YA FI IS WA AN AR IF RY FA AZ SH IS RA SY HF HI RO NG SO AF HY EG NS MA HK 56
Jawaban S KS 5 5 4 2 5 1 5 6 9 0 2 3 7 5 3 3 3 2 4 1 7 2 4 3 5 6 0 0 7 3 5 7 6 4 2 6 3 5 0 3 7 6 8 2 6 4 5 10 10 5 8 6 3 4 6 3
TS 2 5 4 0 1 1 0 5 3 3 2 3 1 7 3 0 1 2 4 5 0 2 1 0 0 0 2 3
29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59.
HD WT NR ID MM BT UM UT RD SL DR NJ WN HN RP NL AS MN UL MA AK NV KS KA LL KB TA AU KH IF DR
0 3 0 5 5 3 4 7 5 1 8 5 5 0 8 5 5 5 7 6 6 6 6 7 9 7 3 7 4 3 12
57
5 7 7 4 4 7 3 2 6 8 3 5 4 9 5 7 9 7 6 5 6 7 6 7 5 6 6 5 7 12 2
10 4 6 3 4 4 9 5 1 6 2 2 4 0 2 3 1 3 2 3 3 2 3 1 1 2 6 3 4 0 1
0 1 2 3 2 1 0 1 3 0 2 3 2 6 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
BAB IV ANALISIS DATA Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya yang penulis tempuh adalah menganalisis data sebagai tindak lanjut dalam upaya mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan sebagaimana termuat dalam bab 1. Sedangkan untuk memudahkan penganalisisan maka ditempuh tahapan-tahapan analisis sesuai dengan jenis data, yaitu sebagai berikut: A. Analisis Deskriptif Analisis data deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana prestasi mahasiswa Kelas Khusus Internasional (KKI), motivasi belajar intrinsik dan persepsi terhadap beban studi. 1. Analisis Data tentang Motivasi Belajar Intrinsik a. Untuk mengetahui tingkat motivasi belajar intrinsik, penulis menggunakan instrument beberapa angket yang terdiri dari 15 item pertanyaan dan penulis berikan penilaian dengan pedoman penilaian sesuai dengan buku Penyusunan Skala Psikologi (Saifuddin Azwar, 2012: 64-70) dan Pengembangan Alat Ukur Psikologi (Sumadi Suryabrata, 2000: 189) sebagai berikut: a) Pilihan jawaban Selalu (SL) dengan nilai 3 b) Pilihan jawaban Sering (SR) dengan nilai 2 c) Pilihan jawaban Kadang-kadang (KD) dengan nilai 1 d) Pilihan jawaban Tidak Pernah (TP) dengan nilai 0 Dengan demikian setelah masing-masing jawaban diberi skor angka maka akan diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel IV Skor Motivasi Belajar Intrinsik (terlampir). 58
Berdasarkan nilai hasil angket motivasi belajar intrinsik diperoleh nilai tertinggi 37 dan nilai terendah 14. Kemudian ditetapkan interval sebagai berikut : i = ( nilai tertinggi – nilai terendah) + 1 3 = (37 – 14) + 1 4 =6 Setelah diketahui lebar intervalnya, maka langkah selanjutnya memasukkan data nominasi klasifikasi motivasi belajar intrinsik tersebut dapat didistribusikan dalam table berikut : Tabel V Daftar Nominasi Motivasi Belajar Intrinsik (terlampir). b. Nominasi dan Prosentase Hasil Angket Dari table nominasi klasifikasi motivasi belajar intrinsik tersebut kemudian dihitung frekuensi masing-masing klasifikasi serta dihitung persentasenya dengan rumus :
P
=
x 100%
Keterangan : P
= Proporsi individu dalam golongan
F
= Frekuensi
N
= Jumlah subyek keseluruhan
Dari tabel V tentang nominasi motivasi belajar intrinsik dapat diketahui yang mempunyai motivasi belajar intrinsik : 59
a. Sangat Baik (kategori A) mencapai 17 anak b. Baik (kategori B) mencapai 10 anak c. Cukup Baik (kategori C) mencapai 26 anak d. Kurang Baik (kategori D) mencapai 6 anak Hasil penghitungan dari data tersebut dapat dilihat secara jelas pada tabel berikut : TABEL VI PERSENTASE MOTIVASI BELAJAR INTRINSIK No Klasifikasi Motivasi Belajar Intrinsik 1. Sangat Baik 2. Baik 3. Cukup Baik 4. Kurang Baik
Interval
Frekuensi Prosentase
32-37 26-31 20-25 14-19
17 10 26 6
29 % 17 % 44 % 10 %
59
100%
Jumlah
Dari tabel tersebut terlihat motivasi belajar intrinsik mahasiswa KKI STAIN Salatiga dalam kategori sangat baik sebanyak 17 dari 59 responden atau sekitar 29 %. Adapun respon dalam kategori baik ada 10 orang atau sekitar 17 %, 26 orang atau sekitar 44 % dalam kategori cukup baik dan 6 orang atau sekitar 10 % dalam kategori kurang baik. 2. Analisis data tentang persepsi terhadap beban studi a. Untuk mengetahui tingkat persepsi terhadap beban studi, penulis menggunakan instrument bebarapa angket yang terdiri 15 item pertanyaan dan penulis berikan penilaian dengan pedoman penilaian sebagai berikut : a) Pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) dengan nilai 3
60
b) Pilihan jawaban Setuju (S) dengan nilai 2 c) Pilihan jawaban Kurang Setuju (KS) dengan nilai 1 d) Pilihan jawaban Tidak Setuju (TS) engan nilai 0 Dengan demikian setelah masing-masing jawaban diberi skor angka maka akan diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel VII Skor Persepsi Terhadap Beban Studi (terlampir). Berdasarkan nilai hasil angket persepsi terhadap beban studi diperoleh nilai tertinggi 41 dan nilai terendah 18, kemudian ditetapkan interval sebagai berikut : i=
( Nilai tertinggi – Nilai terendah ) + 1 4
=
( 41– 18 ) + 1 4
=
6 Setelah diketahui lebar interval, maka langkah selanjutnya memasukkan
data nominasi klasifikasi persepsi terhadap studi tersebut dapat didistribusikan dalam tabel berikut: Tabel VIII Daftar Nominasi Persepsi Terhadap Beban Studi (terlampir). b. Frekuensi dan Prosentase Hasil Angket Dari tabel nominasi klasifikasi persepsi terhadap beban studi tersebut kemudian
dihitung
frekuensi
masing-masing
prosentasenya dengan rumus (Irianto, 2004: 22) : P=
61
x 100 %
klasifikasi
serta
dihitung
Keterangan : P = Proporsi individu dalam golongan F = Frekuensi N = Jumlah subyek keseluruhan Dari tabel VIII tentang nominasi persepsi terhadap beban studi dapat diketahui mahasiswa yang mempunyai persepsi terhadap beban studi : a) Sangat Setuju (kategori A) mencapai 4 anak b) Setuju (kategori B) 17 anak c) Kurang Setuju (kategori C) 31 anak d) Tidak Setuju (kategori D) 7 anak Hasil penghitungan dari data tersebut dapat dilihat secara jelas pada tabel berikut : TABEL IX FREKUENSI DAN PROSENTASE PERSEPSI TERHADAP BEBAN STUDI No
Klasifikasi Persepsi Terhadap Beban Studi 1. Sangat Setuju 2. Setuju 3. Kurang Setuju 4. Tidak Setuju Jumlah
Interval
Frekuensi
Prosentase
36-41 30-35 24-29 18-23
4 17 31 7 59
7% 29 % 52 % 12 % 100 %
Dari tabel tersebut terlihat persepsi mahasiswa KKI STAIN Salatiga terhadap beban studi dalam kategori sangat tinggi sebanyak 4 dari 59 respoden atau sekitar 7 %. Adapun respon dalam kategori tinggi ada 17 orang atau sekitar 29 %, 31 orang atau sekitar 52 % dalam kategori sedang dan 7 orang atau sekitar 12 % dalam kategori rendah. 62
3. Analisis Prestasi Belajar Untuk mengetahui tingkat prestasi belajar mahasiswa KKI, penulis menggunakan nilai IPK mahasiswa KKI yang dikomulatifkan. Rincian hasil nilai IPK mahasiswa KKI dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel X Daftar Nilai IPK Mahasiswa KKI STAIN Salatiga No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
Nama respoden MU SA KH YA FI IS WA AN AR IF RY FA AZ SH IT RA SY HF HI RO NG SO AF HY EG NS MA HK
IPK 3.46 3.25 3.38 3.43 3.78 3.35 3.59 3.64 3.34 3.39 3.35 3.63 3.28 3.42 3.13 3.55 3.43 3.41 3.50 3.43 3.48 3.47 3.48 3.55 3.00 3.47 3.51 3.56 63
29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59.
HD WT NR ID MM BT UM UT RD SL DR NJ WN HN RP NL AS MN UL MA AK NV KS KA LL KB TA AU KH IF DR
2.93 3.23 3.40 3.67 3.68 3.28 3.27 3.38 3.38 3.44 3.08 3.40 3.57 3.44 3.68 3.55 3.55 3.53 3.56 3.5 3.51 3.54 3.44 3.6 3.63 3.61 3.13 3.61 3.22 3.75 3.36
Dari tabel tersebut terlihat bahwa prestasi mahasiswa KKI yang dilihat dari nilai IPK nilai IPK tertingginya yaitu 3.78 dan nilai IPK terendahnya adalah 2.93. B. Uji Persyaratan Analisis Analisis data yang digunakan adalah analisis statisti. Perhitungan dan analisis data dilakukan dengan program SPSS 16 for windows. Sebelum tahap pengujian hipotesis,
64
untuk memenuhi persyaratan tersebut, harus dipenuhi beberapa analisis, diantaranya uji normalitas, uji linieritas, dan uji multikolinieritas
1. Uji Normalitas
Berdasarkan tabel di atas nilai signifikan variabel Motivasi Belajar Intrinsik (X1) 0, 690, Persepsi terhadap Beban Studi (X2) 0,49 dan Prestasi Belajar Mahasiswa KKI (Y) 0,55 lebih besar dari alpha (0,05). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa distribusi data dari masing-masing variabel terdistribusi normal. 2. Uji Linieritas
65
Uji linieritas antara variabel bebas (Motivasi Belajar Intrinsik dan Persepsi terhadap Beban Studi) dengan variabel terikatnya (Prestasi Belajar Mahasiswa KKI) dilihat dari diviation from liniarity. Menurut hasil perhitungan didapatkan nilai deviation from liniarity sebesar 0,301 antara Motivasi Belajar Intrinsik dan Prestasi Belajar Mahasiswa KKI, sebesar 0,025 antara Persepsi terhadap Beban Studi
dan Prestasi
Belajar Mahasiswa KKI. Menurut kriterianya adalah jika harga deviation from liniarity lebih besar dari taraf signifikansi yang diambil (5%) berarti hubungan linier. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Motivasi Belajar Intrinsik dengan Prestasi Belajar Mahasiswa KKI bersifat linier sedangkan Persepsi terhadap Beban Studi dengan Prestasi Belajar Intrinsik bersifat tidak linier.
66
3. Uji Multikolinieritas
Hasil analisis yang disajikan dalam tabel menunjukkan bahwa nilai korelasi antara semua variabel bebas sebesar 0,454 lebih kecil dari 0,60 sehingga dapat disimpulkan bahwa antar variabel bebas tidak ada yang berkorelasi secara sempurna atau tidak terjasi multikolinier. C. Analisis Uji Hipotesis Dalam analisis ini penulis menggunakan analisis regresi linier dengan menggunakan aplikasi SPSS 16 untuk mengetahui serta membuktikan hipotesis yang penulis ajukan yaitu pengaruh motivasi belajar intrinsik dan persepsi terhadap beban studi terhadap prestasi belajar mahasiswa KKI STAIN Salatiga. Langkah-langkah analisis yang ditempuh menurut Ghozali (2001: 46) adalah sebagai berikit:
67
1. Buka file Crossec.xls 2. Memasukkan jumlah skor tiap responden, baik dalam variabel X1 (motivasi belajar intrinsik), variabel X2 (persepsi terhadap beban studi) maupun variabel Y (prestasi belajar) 3. Dari menu utama SPSS, pilih menu Analyze kemudian sub menu Regression, lalu pilih Linear 4. Memasukkan variabel 3 pada box Dependent 5. Memasukkan variabel 1 dan variabel 2 pada box Independent 6. Pada box Method pilih Enter 7. Abaikan yang lain dan tekan OK Dari langkah-langkah tersebut output SPSS yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
68
1. Koefisien Determinasi Model Summary Dari tinjauan output SPSS dapat dilihat besarnya Adjusted R2 adalah 0,076. Hal ini berarti bahwa 7,6% variasi prestasi belajar intrinsik bisa dijelaskan oleh variasi kedua variabel independen motivasi belajar intrinsik dan persepsi terhadap beban studi. Sedangkan sisanya (100% - 7,6% = 92,4%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain di luar model. 2. Uji Signifikansi Sigmultan (Uji Statistik F) 69
Dari uji ANOVA atau F test, didapat F Hitung sebesar 3,402 dengan tingkat probabilitas 0,040. Nilai F Hitung lebih besar dari 2 maka dapat dikatakan hasil perhitungan regresi tersebut signifikan. Selanjutnya, dapat dilihat hasil signifikansi sebesar 0,040. Nilai tersebut di bawah 0,05 sehingga signifikan pada P value 5%. Maka model regresi tersebut dapat digunakan untuk memprediksi prestasi belajar atau dapat dikatakan bahwa motivasi belajar intrinsik dan persepsi terhadap beban studi secara bersama-sama berpengaruh terhadap prestasi belajar. 3. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t Statistik) Untuk menginterpretasikan koefisien variabel motivasi belajar intrinsik dan persepsi terhadap bebab studi dapat menggunakan Unstandardized Coefficiens maupun Standardized Coefficients. a. Unstandardized Beta Coefficients Dari kedua variabel independen yang dimasukkan dalam regresi, variabel X1 (motivasi belajar intrinsik) tidak signifikan dan X2 (persepsi terhadap beban studi) signifikan. Hal ini bisa dilihat dari probabilitas signifikansi untuk variabel X1 sebesar 0,714 dan variabel X2 sebesar 0,037. Dari sini dapat disimpulkan bahwa variabel Y tidak dipengaruhi oleh X1 tetapi dipengaruhi variabel X2 dengan persamaan matematis: Y= b + b1 x1 + b2 x2 + e Y= 3,054 + 0,002 X1 + 0,010 X2 + e Y = prestasi belajar X1 = motivasi belajar intrinsik X2 = persepsi terhadap beban studi
70
Dari persamaan tersebut dapat diambil beberapa kesimpulan: 1) Konstanta sebesar 3,054 menyatakan bahwa jika motivasi belajar intrinsik dan persepsi terhadap beban studi dianggap konstan, maka prestasi belajar mahasiswa KKI sebesar 3,054. 2) Koefisien regresi motivasi belajar intrinsik sebesar 0,002 menyatakan bahwa apabila motivasi belajar intrinsik ditingkatkan 1 point maka akan memiliki pengaruh sebesar 0,002 terhadap prestasi belajar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar intrinsik memiliki sumbangan sebesar 0,2% terhadap prestasi belajar mahasiswa KKI. 3) Koefisien regresi persepsi terhadap beban studi sebesar 0,010 menyatakan bahwa apabila persepsi belajar intrinsik ditingkatkan 1 point maka akan memiliki pengaruh 0,010 terhadap prestasi belajar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi terhadap beban studi memiliki sumbangan sebesar 10% terhadap prestasi belajar mahasiswa KKI. 4) Koefisien regresi motivasi belajar intrinsik sebesar (0,002) lebih besar daripada koefisien regresi persepsi terhadap beban studi (0,010), sehingga persepsi terhadap beban studi lebih besar memberikan sumbangan terhadap prestasi belajar dibandingkan dengan motivasi belajar intrinsik. b. Standardized Beta Coefficients 1) Dari hasil output SPSS dapat dilihat koefisien beta pada variabel X1 sebesar 0,52 yang berarti bahwa motivasi belajar intrinsik memiliki pengaruh sebesar 52% terhadap prestasi belajar dengan taraf signifikansi 0,714.
71
2) Pada variabel X2 dapat dilihat koefisien beta sebesar 0,302 yang berarti bahwa persepsi terhadap bebna studi memiliki pengaruh sebesar 30,2% terhadap prestasi belajar dengan taraf signifikan 0,037. D. Pembahasan 1. Efek motivasi belajar intrinsik dan persepsi terhadap beban studi terhadap prestasi belajar Berdasarkan analisis data dengan memakai program SPSS diperoleh nilai ρ 0,040 sehingga nilai ρ lebih besar dari nilai α yang digunakan (0,040 < 0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa Ho ditolak atau Ha diterima, ini berarti ada pengaruh yang signifikan motivasi belajar intrinsik dan persepsi terhadap beban studi terhadap prestasi belajar pada mahasiswa KKI STAIN Salatiga. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Reni Wijayanti (2009) dengan judul “Pengaruh Persepsi Siswa Terhadap Profesionalisme Guru dan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII Semester II SMP Negeri 1 Berbah Kabupaten Sleman 2008/2009”. Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh yang positif dan signifikan antara persepsi siswa terhadap profesionalisme guru dan motivasi belajar secara bersama-sama mempengaruhi prestasi belajar matematika dengan koefisien korelasi ganda sebesar 0,586 dan persamaan regresi linier ganda Yˆ = -1,971 + 0,090 X1 + 0,055 X2. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa semakin tinggi (positif) motivasi belajar dan persepsi terhadap suatu hal maka akan semakin tinggi pula prestasi belajar siswa, dan sebaliknya jika motivasi belajar dan persepsi terhadap suatu hal semakin rendah (negatif) maka prestasi belajar siswa semakin rendah pula.
72
2.
Efek motivasi terhadap prestasi belajar Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh motivasi belajar intrinsik terhadap prestasi belajar mahasiswa KKI STAIN Salatiga. Berdasarkan data penelitian yang dianalisis maka dilakukan pembahasan tentang hasil penelitian sebagai berikut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh motivasi belajar intrinsik terhadap prestasi belajar mahasiswa KKI STAIN Salatiga. Dengan analisis menggunakan regresi linier diperoleh dari hasil probabilitas signifikansi yaitu sebesar 0,714. Sehingga bisa disimpulkan bahwa motivasi belajar intrinsik tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar karena jauh dari taraf signifikan 0,05 tetapi motivasi belajar intrinsik memiliki sumbangan sebesar 0,2% terhadap prestasi mahasiswa KKI. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Moh. Hamzah Ismail (2009) yang berjudul “Pengaruh Lingkungan dan Motivasi Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa di Kejar Paket C PKBM Sultan Kesambi Kota Cirebon”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika siswa karena nilai ρ lebih besar pada tingkat α yang digunakan (yaitu 0,05) atau 0,421>0,05, sehingga Ho diterima. Tidak adanya hubungan positif dan signifikan moivasi belajar terhadap prestasi belajar dalam penelitian yang dilakukuan oleh peneliti mendukung pendapat yang dikemukakan oleh Moh. Hamzah Ismail. Hal-hal lain yang dimungkin bisa mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa KKI STAIN Salatiga sebagai mana yang dikemukakan oleh Muhibbin Syah (148153), yang mempengaruhi presatsi belajar siswa yaitu tingkat kecerdasan atau
73
inteligensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa. Dalam penelitian ini yang digunakan untuk mengukur prestasi balajar mahasiswa adalah motivasi belajar intrinsik setelah diteliti ternyata hasilnya tidak signifikan akan tetapi sedikit memberikan sumbangan terhadap prestasi mahasiswa KKI. Faktor-faktor lain yang dimungkinkan bisa dijadikan tolak ukur prestasi belajar mahasiswa, diantaranya yaitu: a. Inteligensi Siswa atau Tingkat Kecerdasan Hal ini dikarenakan bahwa peran otak dalam hubungannya dengan inteligensi manusia lebih menonjol daripada peran organ-organ tubuh lainnya, lantaran otak merupakan “menara pengontrol” hamper seluruh aktivitas manusia. Tingkat kecerdasan atau inteligensi (IQ) siswa tak dapat diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini bermakna, semakin tinggi kemampuan inteligensi seorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan inteligensi seorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk memperoleh sukses. b. Sikap Siswa Sikap
adalah
gejala
internal
yang
berdimensi
afektif
berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespons (response tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa yang positif, terutama kepada anda dan mata pelajaran yang anda sajikan merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut. Sebaliknya, sikap negatif siswa terhadap anda dan mata pelajaran anda, apalagi jika diiringi kebencian kepada anda atau kepada mata
74
pelajaran anda dapat menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut. Selain itu, sikap terhadap ilmu pengetahuan yang bersifat conserving, walaupun mungkin tidak menimbulkan kesulitan belajar, namun prestasi yang dicapai siswa akan kurang memuaskan. c. Bakat Siswa Secara umum, bakat (aptitude) adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Jadi, secara global bakat itu mirip dengan inteligensi. Itulah sebabnya seorang anak yang berinteligensi sangat cerdas (superior) atau cerdas luar biasa (very superior) disebut juga sebagai talented child, yakni anak berbakat. d. Minat Siswa Secara sederhana minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Misalnya, pada mahasiswa KKI yang menaruh minat besar terhadap bahasa inggris dan bahasa arab akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada mahasiswa lainnya. Kemudian, karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan mahasiswa tadi untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.
75
Pengaruh-pengaruh lainnya yang dimungkinkan motivasi belajar intrinsik tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa KKI STAIN Salatiga diantaranya yaitu: a.
Mahasiswa KKI adalah mahasiswa pelihan yang dianggap mempunyai prestasi yang lebih daripada mahasiswa-mahasiswa lainnya. Tentunya mereka sudah mempunyai pola belajar yang baik dan kecerdasan yang lebih. Jadi, dimungkinkan bahwa meskipun mahasiswa mempunyai motivasi belajar tinggi maupun rendah, motivasi belajar intrinsik kurang berpengaruh terhadap prestasi mahasiswa KKI STAIN salatiga.
b. Dosen cenderung memberikan nilai yang baik terhadap mahasiswa KKI karena mengingat beban mereka sudah terlalu banyak dan mahasiswanya sedikit sehingga dosen-dosen tidak menutup kemungkinan akan memberikan nilai yang bagus-bagus terhadap mereka. c. Alat ukur yang kurang memadai sehingga dimungkinkan hasil dari penelitian ini motivasi belajar intrinsik tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar. 3. Efek persepsi terhadap beban studi terhadap prestasi belajar Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh persepsi terhadap beban studi terhadap prestasi belajar mahasiswa KKI STAIN Salatiga. Berdasarkan data penelitian yang dianalisis maka dilakukan pembahasan tentang hasil penelitian sebagai berikut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh persepsi terhadap beban studi terhadap prestasi belajar mahasiswa KKI STAIN Salatiga. Dengan analisis menggunakan regresi linier diperoleh dari hasil probabilitas signifikansi yaitu sebesar 0,037. Sehingga bisa disimpulkan bahwa persepsi terhadap
76
beban studi berpengaruh terhadap prestasi belajar karena hasilnya di bawah taraf signifikan 0,05 serta persepsi terhadap beban studi memiliki sumbangan sebesar 10% terhadap prestasi mahasiswa KKI. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dyahnita Adiningsih (2012) yang berjudul “Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru dan Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Program Keahlian Akuntansi SMK Batik Perbaik Purworejo Tahun Ajaran 2011/2012”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas X Program Keahlian Akuntansi di SMK Perbaik Purworejo tahun ajaran 2011/2012. Hal ini ditunjukkan dengan harga r sebesar 0,639 dan r2 sebesar 0,409, harga thitung > ttabel pada taraf signifikan 5% yaitu 7.754 > 1990 (sig 0,000 < 0,050). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi (positif) persepsi siswa tentang metode mengajar guru maka akan semakin baik pula prestasi belajar akuntansi yang akan dicapai siswa. Adanya hubungan positif dan signifikan persepsi siswa tentang suatu hal terhadap prestasi belajar siswa dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti mendukung pendapat yang dikemukakan oleh Dyahnita Adiningsih. Kajian teori Bimo Walgito (1985) mengatakan bahwa: Persepsi adalah proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris. Hal tersebut berarti bahwa stimulus dapat mempengaruhi syaraf dan pola pikir seseorang. Pola pikir yang telah terbentuk atas adanya obyek atau kejadian tersebut akan berpengaruh terhadap perilaku seseorang. Dengan demikian dikatakan bahwa semakin tinggi (positif) persepsi mahasiswa tentang beban studi akan semakin
77
tinggi pula prestasi belajar mahasiswa KKI, dan sebaliknya jika persepsi mahasiswa terhadap beban studi rendah (negatif) maka prestasi belajar mahasiswa KKI akan semakin rendah. 4. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini telah diusahakan dan dilakukan sesuai prosedur ilmiah, tetapi masih memiliki keterbatasan anatara lain: a. Peneliti menggunakan hasil IPK yang belum menggambarkan kemampuan siswa seutuhnya. b. Disadari bahwa terdapat banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa KKI, sementara ini peneliti hanya melibatkan dua variabel saja yaitu motivasi belajar inrinsik dan persepsi terhadap beban studi. c. Meskipun variabel bebab dan variabel terikat memiliki pengaruh dan sumbangan sebesar 7,6%, tetapi masih terdapat pengaruh sebesar 92,4% dari faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hal ini menunjukkan bahwa dua variabel yang diteliti belum dapat menjelaskan secara menyeluruh mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa KKI STAIN Salatiga. d. Meskipun terdapat asumsi bahwa dengan digunakannya angket sebagai teknik pengumpulan data maka responden diharapkan akan memberikan jawaban sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya, tetapi kenyataannya hal tersebut sulit untuk dikontrol.
78
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah penulis mengumpulkan data dalam rangka membuktikan hipotesis yang diajukan dan mengolahnya dengan teknik statistik dengan menggunakan rumus regresi ganda melalui perhitungan SPSS, selanjutnya penulis dapat menarik kesimpulan dari penelitian yang berjudul “ prestasi belajar mahasiswa kelas khusus internasional (KKI) STAIN Salatiga ditinjau dari motivasi belajar intrinsik dan persepsi terhadap beban studi “ sebagai berikut: 1. Motivasi belajar intrinsik mahasiswa KKI Motivasi belajar mahasiswa KKI STAIN Salatiga dalam kategori sangat tinggi sebanyak 17 dari 59 responden atau sekitar 29%. Sumbangan motivasi belajar intrinsic sebesar 0,2% terhadap prestasi belajar mahasiswa KKI. 2. Persepsi terhadap beban studi Persepsi terhadap beban studi pada mahasiswa KKI STAIN Salatiga dalam kategori tinggi sebanyak 4 dari 59 responden atau sekitar 7%. Sumbangan persepsi terhadap beban studi memiliki sumbangan 10% terhadap prestasi belajar mahasiswa KKI. 3. Prestasi belajar mahasiswa KKI Prestasi mahasiswa KKI STAIN Salatiga dalam kategori tinggi sebesar 3,78 dari 59 respoden yang dilihat dari hasil IPK mahasiswa. 4. Kesimpulan yang diperoleh dari ketiga variabel dapat disimpulkan sebagai berikut bahwa 79
Hasil uji ANOVA atau F test, didapat sebesar 3,402 dengan tingkat probabilitas 0,40. Nilai tersebut signifikan pada p value 5% maupun 1%. Maka model regresi tersebut dapat digunakan untuk memprediksi prestasi belajar atau dapat dikatakan bahwa motivasi belajar intrinsik dan persepsi terhadap beban studi secara bersamasama berpengaruh terhadap prestasi belajar. B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas penulis memberikan beberapa saran baik kepada dosen, orang tua maupun mahasiswa yaitu: 1. Saran untuk penelitian selanjutnya Penelitian ini memberikan informasi bahwa motivasi beajar intrinsik dan persepsi terhadap beban studi berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa KKI STAIN Salatiga sebesar 7,6%. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar mahasiswa KKI masih banyak dipengaruhi oleh faktor lain. Oleh karena itu, diharapkan dalam penelitian selanjutnya untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa KKI selain yang diteliti dalam penelitian ini.
2. Saran Kepada Dosen a. Dosen harus selalu menanamkan dan menciptakan motivasi pada diri mahasiswa agar mereka bisa melaksanakan pembelajaran secara efektif sehingga hasil pembelajaran dapat secara maksimal.
80
b. Dosen haruslah bertanggung jawab penuh dalam proses pembelajaran agar prestasi mahasiswa dapat terus meningkat. c. Lembaga dan dosen sebaiknya bisa menyederhanakan kurikulum yang sudah ada agar mahasiswa KKI tidak merasa terbebani dengan beban studi yang terlalu banyak tersebut sehingga prestasi mereka akan lebih meningkat. 3. Saran Kepada Orang Tua a. Orang tua harus selalu membimbing dan mendorong anaknya untuk belajar di rumah maupun di kampus. b. Hendaknya orang tua selalu memberikan perhatian kepada anaknya agar mereka selalu bersikap baik dalam pergaulannya sehari-hari. 4. Saran Kepada Mahasiswa a. Mahasiswa harus memiliki motivasi belajar yang tinggi serta berusaha belajar semaksimal mungkin untuk dapat meraih prestasi dan cita-citanya. b. Mahasiswa hendaknya memiliki persepsi yang baik serta bisa menerima semua mata kuliah yang diajarkan.
81
DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono. 2008. Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Adiningsih, Dyahnita. 2012. Pengaruh Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru dan Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Program Keahlian Akuntansi SMK Batik Perbaik Purworejo Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Yogyakarta Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta Azwar, Saifuddin. 2012. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar Dakir. 1993. Dasar-dasar Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Echolse, John. M dan Hassan Sadili. 1976. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta:Gramedia Ismail, Hamzah (2009). Pengaruh Lingkungan dan Motivasi Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa di Kejar Paket C PKBM Sultan Agung Kesambi Kota Cirebon. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Tarbiyah. STAIN Cirebon Jalaluddin, Rakhmat. 1999. Rekayasa Sosial. Bandung: Remaja Rosda Karya Hadi, Sutrisno. 1997. Analisis Butir untuk Instrumen. Yogyakarta: Andi Offset Hamalik, Oemar. 1995. Dasar Motivasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Haditono dan Kners. 1999. Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagi Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Irawanto. 1994. Psikologi Umum. Jakarta: Gramedia Kholimah, Khusnul (2010). Hubungan antara Persepsi terhadap Lingkungan Kerja Psikologis dengan Burnout RSU Budi Rahayu Pekalongan. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Fakultas Psikologis. Universitas Diponegoro Semarang Kurniawan, Fajar S (2007). Pengaruh Motivasi dan Disiplin terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri 12 Semarang Tahun Pelajaran 2005/2006. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang 82
Mahmud, Dimyati. 1990. Psikologi Suatu Pengantar. Yogyakarta: BPFE – YOGYAKARTA Poerwadarminto, WJS. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Poerwadarminto, WJS. 1982. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Robith. 2011. Apa iti IPK? Bagaimana cara menghitung IP dan IPK?. Online. 3 September 2013 Sardiman, A.M. 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada Sardiman, A.M. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester SKS. Jakarta:Bumi Aksara Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada Suryabrata, S. 1995. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada Suryabrata, S. 2000. Pengembangan Alat Ukur Psikologi. Yogyakarta: Andi Offset Walgito, Bimo. 1985. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset Winarno, Surakhmad. 1992. Pengantar Penelitian Dasar, Metode dan Teknik. Bandung: Tarsito Wijayanti, Reni (2009). Pengaruh Persepsi Siswa terhadap Profesionalisme Guru dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII Semester II SMP Negeri 1 Berbah Kabupaten Sleman Tahun Pelajaran 2008/2009. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
83
Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
84
Lampiran 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: ERLINA NOFITASARI
Temapat/tanggal lahir
: Kab. Semarang, 03 Oktober 1991
NIM
: 11109066
Jurusan
: Tarbiyah
Alamat
: Tegalrejo, Rt. 03/ Rw. 02 Tegalrejo, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang
Jenis Kelamin
: Perempuan
Jenjang Pendidikan
: 1. SD N Tegalrejo 1 2. SMP N 1 Tengaran 3. SM A N 1 Tengaran
Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 03 Oktober 2013 Penulis
Erlina Nofitasari
85
Lampiran 2 IDENTITAS DIRI Nama
:
Nim
:
Kelas/angkatan
:
Petunjuk pengisian: 1. Jawablah pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan cara memberi tanda centang ( ) sesuai dengan kondisi yang saudara/i rasakan dan pikirkan. 2. Jawablah sejujur-jujurnya dan penulis menjamin kerahasiaan dari identitas dan jawaban saudara/i. 3. Jawaban tidak akan mempengaruhi penilaian saudara/i selama mengikuti perkuliahan di progdi KKI STAIN Salatiga. 4. Terimakasih atas partisipasinnya.
ANGKET A No
Pertanyaan
SL
1.
Saya berusaha untuk selalu tekun dalam belajar.
2.
Untuk menyelesaikan tugas, saya memilih cara termudah meskipun hasilnya tidak maksimal.
3.
Saya berusaha mengerjakan secara mandiri tugas saya, tanpa menggantungkan diri pada orang lain.
4.
Saya akan melakukan suatu tindakan dengan alasan yang jelas.
5.
Saya enggan mengerjakan tugas-tugas yang saya anggap sulit.
6.
Terlambat dalam melaksanakan tugas merupakan hal yang biasa bagi saya.
7.
Saat berhadapan dengan tugas yang amat berat, saya
86
SR
KD
TP
terdorong untuk belajar lebih giat. 8.
Tugas-tugas saya adakalanya diselesaikan oleh orang lain.
9.
Saya dapat memberikan bukti atas pendapat yang saya ajukan.
10.
Jika ada tugas mata kuliah yang sulit, saya tidak akan menyerah sebelum bisa memecahkan masalah atau tugas tersebut.
11.
Saya merasa malas dalam menyelesaikan tugas-tugas dari dosen.
12.
Walaupun tugas mata kuliah tidak menarik, tapi saya tetap berusaha untuk mengerjakannya.
13.
Saya tidak senang berdiskusi dengan teman-teman saat perkuliahan maupun di luar jam kuliah.
14.
Saya tidak bisa menjelaskan dasar dari jawaban yang saya berikan pada dosen.
15.
Apabila ada materi yang kurang jelas, saya mendiskusikannya dengan teman-teman saya.
Keterangan SL
= selalu
SR
= sering
KD
= kadang-kadang
TP
= tidak pernah
87
ANGKET B No. 1.
Pertanyaan
SS
Saya merasa bangga bisa masuk kelas khusus internasional meskipun beban studinya lebih banyak daripada progdi reguler.
2.
Dengan masuk kelas khusus internasional saya berharap dapat menguasai bahasa Inggris dan bahasa Arab dengan baik dan lancar.
3.
Saya menganggap sebagian mata kuliah yang ditawarkan progdi KKI tidak mendukung profesi yang akan saya tekuni.
4.
Saya merasa terbebani dengan SKS yang terlalu banyak.
5.
Saya tidak yakin dapat lulus dari program KKI dengan IPK yang memuaskan.
6.
Saat perkuliahan, saya sulit berkonsentrasi karena beban studi yang terlalu banyak.
7.
Besar harapan saya dengan masuk KKI nanti setelah lulus saya bisa meneruskan studi saya di luar negeri.
8.
Materi-materi kuliah yang ada dalam progdi KKI membuat kemampuan bahasa asing saya meningkat.
9.
Saya mengalami kesulitan menyesuaikan jadwal kuliah yang padat.
10.
Saya berkeinginan untuk pindah ke progdi reguler karena tidak sanggup dengan beban studi yang banyak.
11.
Saya merasa rugi bila membolos karena mengingat beban studi saya yang banyak.
12.
Dengan masuk KKI saya ingin menjadi mahasiswa yang berprestasi di STAIN Salatiga.
13.
Materi-materi kuliah yang ada dalam progdi KKI membuat saya lebih percaya diri untuk berhadapan dengan berbagai orang asing dari luar negeri.
14.
Setelah masuk progdi KKI, saya lebih bersemangat untuk 88
S
KS
TS
mengikuti perkuliahan. 15.
Saya yakin setelah lulus dari progdi KKI saya akan mendapatkan pekerjaan yang saya impikan.
Keterangan SS
= sangat setuju
S
= setuju
KS
= kurang setuju
TS
= tidak setuju
89
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Erlina Nofitasari
Progdi
: Pendidikan Agama Islam
NIM
Dosen PA
: Mufiq, S.Ag.M.phil
: 11109066
No 1.
Nama Kegiatan Opak 2009
2.
Pelatihan ESIQ
3.
User Education
4.
Parade Musik Religi SMC Salatiga Diskusi Panel dan Buka Bersama Turnamen Wushu Nasional Terbuka Seminar Regional
5. 6. 7. 8. 9. 10.
11. 12. 13. 14. 15. 16.
SK Pengurus SSC STAIN Salatiga Praktikum Etika Profesi Keguruan Pekan Olahraga STAIN (PORS) Salatiga Cabang Bela Diri Wushu Praktikum Kepramukaan Praktikum Metodologi Pendidikan Agama Islam SK Pengurus SSC STAIN Salatiga Pendidikan dan Pelatihan Dasar (DIKLATSAR) III Praktikum Mata Kuliah Telaah Kurikulum PAI Pekan Olahraga STAIN (PORS) IV
Waktu 18-20 Agustus 2009 21 Agustus 2009
Penyelenggara Panitia OPAK STAIN Salatiga Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga 25-29 Agustus UPT 2009 Perpustakaan 29 Agustus 2009 SMC STAIN Salatiga 5 September 2009 CEC, ITTAQO, dan LDK 14-19 Desember Walikota 2009 Salatiga 17 Mei 2010 HMJ Tarbiyah STAIN Salatiga 19 Juli 2009 Ketua STAIN Salatiga 25 Nopember 2010 Kaprogdi PAI STAIN Salatiga 22 Mei 2011 Wushu Putra Nusantara 22 Juli 2011 23 September 2011 3 Januari 2012
Status Peserta
3
Peserta
3
Peserta
3
Peserta
3
Peserta
3
Panitia
3
Peserta
4
Pengurus
4
Peserta
3
Panitia
3
Jurusan Tarbiyah Peserta Jurusan Tarbiyah Peserta
3 3
Kepala UPK STAIN Salatiga 22-29 Januari 2012 SSC STAIN Salatiga 13 Maret 2012 Kaprogdi STAIN Salatiga 7-8 April 2012 SSC STAIN Salatiga 90
Nilai
Pengurus
4
Panitia
3
Peserta
3
Panitia
3
91
92
93
94