PERSEPSI DAN MOTIVASI GURU DALAM BERJILBAB (Studi pada Guru SMA N I Suruh Tahun 2010)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S.Pd.I) Dalam Ilmu Tarbiyah
Disusun Oleh :
ISNI ARIYANTI NIM 111 06 080
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudari: Nama
: Isni Ariyanti
NIM
: 111 06 080
Jurusan
: Tarbiyah
Program studi : Pendidikan Agama Islam Judul
: PERSEPSI DAN MOTIVASI GURU DALAM BERJILBAB ( Studi pada Guru SMA N I Suruh Tahun 2010)
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, Agustus 2010 Pembimbing
Dra. H. Lilik Sriyanti, M.Si. NIP. 19661408 199103 2 003
ii
KEMENTRIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 Kode Pos 50721 Salatiga http//www.salatiga.a.c.i.d e-mail:
[email protected]
PENGESAHAN
SKRIPSI Saudari : Isni Ariyanti dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 06 080 yang berjudul PERSEPSI DAN MOTIVASI GURU DALAM BERJILBAB (Studi pada Guru SMA N 1 Suruh tahun 2010) telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari Selasa, 31 Agustus 2010 yang bertepatan dengan tanggal 21 Ramadhan 2431 H. Dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. PdI).
Salatiga,
31 Agustus 2010 M 21 Ramadhan1431 H
Panitia Ujian Ketua Sidang
Sekretaris
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 19580827 198303 1 002
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd NIP. 19670112 199203 1 005
Penguji I
Penguji II
Dr. Adang Kuswaya, M.Ag NIP :19720531 199803 1 002
Winarno, S.Si, M.Pd NIP : 19730526 199903 1 004
Pembimbing
Dra. H. Lilik Sriyanti, M.Si NIP. 19961 408 199103 2 003
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Isni Ariyanti
NIM
: 11106080
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, Agustus 2010 Yang Menyatakan,
Isni Ariyanti
iv
MOTTO
Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rosul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan , akan ada pilihan lain ( yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rosul-Nya maka , sungguh dia telah tersesat dengan kesesatan yang nyata. (Q.S Al Ahzab 36)
Utamakan pandangan Allah dari pada pandangan manusia Allah mengetahui dari segala sesuatu yang nampak maupun yang tidak nampak
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1. Untuk Bapakku Mulyono dan Ibuku Nur Hidayati tercinta semoga Allah selalu memberikan kesebaran dalam mendidik putra-putrinya. 2. Untuk kakakku Maftoha Yusuf dan isterinya yang telah banyak memberikan dukungan moril maupun materiil. Semoga Allah memberikan kebahagian pada kita semua. 3. Untuk kakakku Lilis Susiyanti dan suaminya yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis . 4. Untuk adik-adikku Riski, Edi, dan Sita yang telah banyak memotivai penulis dan maaf karena sering merepotkan. 5. Untuk saudariku Nafisatuz Zumroh yang baik hati jazakillah khoiron katsiro ya ukhti semoga Allah selalu memudahkan langkahmu
dalam hidup ini
menuju kesuksesan. 6. Keluarga besar Pon Pen An-Nida yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan skripsi ini. 7. Keluarga besar LDK Darul Amal STAIN, dan KAMMI Komsat Salatiga yang telah banyak mewarnai dan memberikan motivasi dalam hidup penulis
vi
KATA PENGANTAR
بسم اهلل الرحمن الرحيم Dengan mengucap Alhamdulillahirobbil „alamin keharibaan Allah yang telah memberikan segala kemurahan-Nya kepada kita semua untuk menyelesaikan tugas dalam perjalanan hidup ini dan kepada penulis khususnya untuk mennyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad yang dengan perantaranya semoga kita mendapatkan kebahagian di dunia dan akherat. Berkat kemurahan yang Allah berikan kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini yang bertujuan untuk mendapatkan gelar sarjana di STAIN Salatiga. Ungkapan terima kasih, jazakallah khoiron kastiro dan penghargaan yang setingggi-tingginya kepada: 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M. Ag selaku ketua STAIN Salatiga 2. Bapak Fatchurrohman, M.Ag selaku ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam yang telah demisioner dan Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku progdi STAIN terpilih 3. Ibu Dra. H. Lilik Sriyanti, M.Si selaku pembimbing yang dengan tulus telah meluangkan waktu tenaga dan pikirannya untuk mengarahkan penulis dalam skripsi ini. 4. Bapak Mulyono dan Ibu Nur Hidayati sebagai pendidik pertama dalam hidup ini semoga Allah melimpahkan kesabaran dalam membimbing ke-6 putranya.
vii
5. Kepada ke-5 saudaraku yang telah memberikan dukungan baik moril maupun material terutama kepada Mas Sup yang menjadi motivator sejak SMP sampai sekarang ini. 6. Drs.Hendro Sapto selaku kepala sekolah SMA N I Suruh yang telah memberikan izin untuk penelitian. 7. Ibu Fitri selaku guru agama SMA N I suruh yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. 8. Teman-teman Pon Pes An-Nida yang telah
memudahkan penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini (Mbak nafis, mbak zuch, mbak Aliyah ) Semoga Allah membalas amal kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dengan limpahan keberkahan di dunia dan di akherat . Semoga sripsi yang sederhana ini mampu memberikan manfaat untuk menuju kebaikan dalam hidup ini. Penulis menyadari akan banyaknya kekurangan maka saran kritik sangat diharapkan agar penulisan skripsi ini lebih baik.
Salatiga, Agustus 2010 Penulis
Isni Ariyanti
viii
ABSTRAK
Ariyanti, Isni. 2010. Persepsi dan Motivasi guru dalam berjilbab pada guru SMA N I Suruh Tahun 2010.Sripsi. Jurusan Tarbiyah.Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.Pembimbing: Lilik Sriyanti,M.Si. Kata Kunci : Persepsi dan Motivasi Guru berjilbab Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui persepsi dan motivasi para guru SMA N I Suruh dalam berjilbab. Pertanyaan utama yang ingin diketahui melalui penelitian ini adalah (1) bagaimana persepsi ibu-ibu guru di SMA N I Suruh yang berkaitan dengan jilbab? Dan (2) Motivasi apa saja yang bisa mendasari para guru SMA N I Suruh memakai jilbab? Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa guru SMA N I Suruh yang menyatakan persepsi dan motivasinya dalam berjilbab a) Bukan hanya arti jilbab namun lebih meluas lagi mengenai ketentuanketentuan jilbab yang syar‟i serta cara pemakaian jilbab sesuai ketentuan agama. b) Motivasi guru SMA N I Suruh dalam berjilbab bervariasi meskipun begitu banyak yang menyatakan untuk menjalankan perintah agama. c) Menutup aurot untuk menjaga kehormatan,membedakan diri dengan orangorang yang non muslim. d) Untuk menjalankan perintah Allah dalam berjilbab seharusnya didasari dengan ilmu bukan hanya sekedar tahu sehingga dalam menjalankannya konsisten. e) Orang yang berilmu itu wajib untuk menjalankan apa yang telah diketahuinya dan bagi yang belum mengetahui maka wajib untuk mencari ilmu.
ix
DAFTAR ISI
SAMPUL .....................................................................................................
i
LEMBAR BERLOGO .................................................................................
ii
HALAMAN JUDUL ...................................................................................
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................
iv
PENGESAHAN KELULUSAN....................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .....................................................
vi
HALAMAN MOTTO ..................................................................................
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................
viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................
ix
ABSTRAK ..................................................................................................
xi
DAFTAR ISI ................................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….
xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...............................................................
1
B. Fokus Penelitian ..........................................................................
6
C. Tujuan Penelitian ..........................................................................
6
D. Kegunaan Penelitian .....................................................................
7
E. Penegasan Istilah...........................................................................
7
F. Metode Penelitian..........................................................................
9
G.Sistematika Penulisan ....................................................................
14
x
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Jilbab .........................................................................................
16
1. Pengertian Jilbab ....................................................................
16
2. Kriteria Jilbab yang Islami ....................................................
17
3. Ayat-ayat tentang Jilbab ........................................................
19
4. Hukum tentang Jilbab.............................................................
25
B. Persepsi ......................................................................................
26
1. Pengertian Persepsi ................................................................
26
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Persepsi ...........................
27
C. Motivasi .....................................................................................
29
1. PengertianMotivasi ................................................................
29
2. Hal-hal yang Menimbullkan Motivasi ....................................
30
3. Pengaruh Adanya Motivasi dalam berjilbab ...........................
34
D. Guru .........................................................................................
35
1. Pengertian guru ......................................................................
35
2. Tugas-tugas Guru ...................................................................
37
3. Peran Guru dalam Masyarakat ...............................................
40
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum SMA N I Suruh .........................................
45
1. Profil Sekolah SMA N I Suruh .........................................
45
2. Visi dan Misi SMA N I Suruh............................................
45
3. Tenaga Kepegawaian SMA N I Suruh ..............................
47
4. Organisasi SMA N I Suruh ...............................................
49
xi
B. Penyajian Data ......................................................................
52
BAB IV PEMBAHASAN A. Persepsi Guru Tentang Jilbab .................................................
66
B. Motivasi Guru dalam Berjilbab ..............................................
74
C. Persepsi dan Motivasi guru dalam berjilbab ...........................
81
BAB V PENUTUP A.
Kesimpulan ...........................................................................
86
B.
Saran .....................................................................................
86
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN SURAT KETERANGAN PENELITIAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xii
DAFTAR TABEL
TABEL I
Daftar Guru SMA N I Suruh .................................................
48
TABEL 2
Daftar Pegawai Tata Usaha SMA N I Suruh ...........................
49
TABEL 3
Susunan Keorganisasian Osis Sma N I Suruh ..........................
49
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I
Panduan Wawancara
Lampiran II
Hasil Wawancara
Lampiran III Surat Penelitian Lampiran IV Surat Tembusan dari Diknas Lampiran V Surat Keterangan Penelitian Lampiran VI SKK. Lampiran VII Riwayat Hidup
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Islam mengajarkan pada kita untuk menutup aurot muslimin dan muslimat. Menutup
bagi kaum
aurot berarti memakai pakaian yang
mengandung hikmah tak lain dan tak bukan untuk menjaga kehormatan dan kesucian kita. (Abdilah, 2007:68). Seorang muslim diharapkan mengenakan pakaian ruhani dan jasmani yang menggambarkan identitasnya. Qurais Shihab mengatakan “Identitas/kepribadian sesuatu adalah yang menggambarkan eksistensinya serta membedakan diri dengan yang lainnya. Eksistensi/keberadaan seseorang ada yang bersifat material dan ada juga yang bersifat immaterial/ruhani. Hal-hal yang bersifat material antara lain tergambar dalam pakaian yang dikenakan” (Shihab,1994:249). Sebagian kelompok masyarakat untuk mengenalkan kelompoknya pada pihak lain salah satunya dengan memakai pakaian identitas atau pakaian seragam. Begitu juga dengan muslimah, agar mampu atau dapat dibedakan dengan wanita-wanita non muslim maka diperintahkan untuk memakai jilbab yang merupakan pakaian identitas bagi muslimah. Berjilbab merupakan kewajiban bagi para muslimah sebab ini merupakan wujud ketaatan kepada Allah dan menetapi perintah agama (Tsuwaini, 2007:40). Dalam Al-qur‟an surat Al-ahzab:59
1
Artinya:
Hai nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak diganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Perintah ini jelas bagi para muslimah untuk menjulurkan jilbab-jilbab mereka yang merupakan identitas mereka agar mereka lebih mudah untuk dikenal. Karena hal itu bertujuan untuk membedakan secara jelas antara wanita muslim yang merdeka dengan hamba sahaya pada waktu itu. Jilbab bukan hanya dipakai untuk mengikuti tren mode atau karena adanya peraturan memakai jilbab di instansi tertentu atau karena pengaruh dari orang-orang di sekitarnya. Namun pemakaian jilbab semestinya disadari secara penuh oleh para muslimah sebagai kewajiban menjalankan perintah Allah yang tidak dibatasi ruang waktu dan tempat, selama tidak ada hal-hal yang membolehkan untuk membuka jilbab. Jilbab dipakai untuk menutup aurot seorang wanita muslim. Adapun yang boleh melihat aurot seorang wanita muslim adalah mereka yang masih mempunyai hubungan darah yang haram dinikahi atau yang disebut mahram. Aurot wanita wajib ditutup sebagaimana perintah Allah kecuali pada orangorang tertentu, seperti yang termaktub dalam Al-qur‟an surat An-Nur: 31
2
Artinya:
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau Saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” Namun pada kenyataannya banyak wanita muslim yang masih
memperlihatkan aurot mereka pada orang-orang yang bukan mahramnya. Dan jilbab hanya dipakai ketika sedang melaksanakan iven-iven tertentu, seperti pengajian, acara walimahan dan acara-acara keagamaan lainnya. Jilbab juga hanya dikenal sebagai pakaian santri di mana jilbab akan dipakai ketika masih menjadi santri. Setelah selesai menjadi santri maka selesai pulalah mereka dalam memakai jilbab. Harus diakui bahwa pakaian tidak menciptakan santri, tetapi dia dapat mendorong pemakainya untuk berperilaku seperti santri atau sebaliknya seperti setan, tergantung pada cara dan model pakaiannya. Ini salah satu yang dimaksud Al-qur‟an dengan memerintahkan wanita-wanita memakai jilbab (Shihab, 1994:169). Sekarang ini jilbab banyak dipakai oleh muslimah di semua lapisan masyarakat, mulai pejabat tinggi negara sampai ibu-ibu penjual sayuran di
3
pasar. Tidak ketinggalan juga di sektor pendidikan. Diantaranya para guru dan siswa yang memakai jilbab. Mulai dari yang model syar‟i sampai yang model gaul, dan trendi. Semua mewarnai model-model jilbab saat ini. Dari keanekaragaman model-model jilbab yang selalu berkembang ini berpengaruh pada niat dan motivasi para muslimah dalam menjalankan perintah Allah untuk memakai jilbab. Tidak menutup kemungkinan niat dan motivasi guru dalam berjilbab. Tidak sedikit yang menganggap jilbab hanya sebagai baju dinas dan dipakai ketika mengajar ke sekolah dan setelah proses belajar mengajar selesai, maka selesai pulalah mereka dalam memakai jilbab. Jilbab ini akan dipakai lagi jika ada kegiatan-kegiatan lainnya. Padahal jilbab adalah pakaian luar yang dikenakan perempuan di atas pakaian kesehariannya (Ambarwati, 2003:36). Hal ini terjadi karena pengaruh persepsi dan motivasi dalam berjilbab yang berbeda-beda. Guru juga sebagai sosok masyarakat yang digugu dan ditiru dengan mengembangkan nilai-nilai perilaku. Status guru mempunyai implikasi terhadap peran dan fungsi yang tidak dapat terpisahkan antara kemampuan mendidik, membimbing, mengajar dan melatih. Keempat kemampuan tersebut merupakan kemampuan integratif antara yang satu dengan yang lain tidak dapat dipisahkan (Suparlan, 2007:25). Seorang guru bukan hanya menyampaikan ilmu pengetahuan saja, tetapi juga menyangkut pengembangan kepribadian dan pembentukan nilainilai pada siswa dengan memberikan contoh-contoh yang baik dan benar. Menurut Slameto, guru yang mempunyai aktivitas atau semangat untuk
4
memberikan layanan pada siswa, sekolah dan masyarakat adalah salah satu ciri guru yang profesional (Slameto, 1991:56). Kepribadian yang sesungguhnya adalah abstrak (ma‟nawi) sukar dilihat atau diketahui secara nyata, yang dapat diketahui adalah penampilan atau bekasnya dalam segala segi dan aspek kehidupan. Misalnya dalam tindakannya, ucapannya, caranya bergaul, berpakaian dan dalam menghadapi setiap persoalan atau masalah baik yang ringan maupun berat
(Daradjat,
1980:16). Guru pun juga bisa dilihat kepribadiannya dengan melihat cara mereka dalam berpakaian. Kedewasaan seorang guru yaitu paham ketika melaksanakan segala sesuatu yang didasari oleh pengetahuan. Dari wacana-wacana tersebut diharapkan guru ketika bertindak dan berperilaku memakai dasar-dasar yang jelas sehingga dalam berjilbab pun mereka mengetahui seluk beluk tentang jilbab. Mulai dari alasan memakai jilbab, hukum tentang jilbab dan siapa saja yang wajib memakai jilbab. SMA N I Suruh merupakan lembaga pendidikan yang telah berdiri sejak tahun 1995 yang mempunyai visi dan misi untuk menciptakan generasi yang berprestasi dan berbudi luhur. Pada awalnya di SMA N 1 Suruh hanya ada 2 guru yang memakai jilbab. Beriringnya waktu banyak guru di SMA N 1 Suruh yang memakai jilbab. Namun, jilbab yang dipakai belumlah konsisten karena hanya dipakai ketika mengajar atau hanya untuk mengikuti iven-iven tertentu saja.
5
Tanpa mereka sadari mereka telah memberikan contoh yang tidak baik bagi lingkungan mereka ketika berinteraksi setiap harinya. Pemakaian jilbab yang lepas pakai menunjukkan kedewasan guru yang belum matang karena mereka tidak memikirkan apa yang mereka perbuat dan akan berdampak negatif atau positif bagi lingkungannya. Hal ini terjadi karena adanya persepsi dan motivasi berjilbab yang berbeda-beda diantara mereka. Berkaitan dengan latar belakang masalah di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan PERSEPSI DAN MOTIVASI GURU DALAM BERJILBAB (STUDI PADA GURU SMA N I SURUH KAB. SEMARANG TAHUN 2010)
B. Fokus Penelitian Berdasarkan judul dan latar belakang masalah di atas dapat dikemukakan beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana persepsi guru SMA N I Suruh terhadap jilbab? 2. Apa motivasi para guru SMA N I Suruh dalam berjilbab?
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Untuk mengetahui persepsi guru SMA N I Suruh terhadap jilbab 2. Untuk mengetahui motivasi guru SMA N I Suruh dalam berjilbab
D. Kegunaan Penelitian
6
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat teoritis maupun secara praktis: 1. Manfaat secara teoritis Manfaat teoritik yang pertama yaitu menambah wawasan pandangan dan rujukan yang berkaitan dengan hukum-hukum jilbab. Manfaat yang kedua yaitu memberikan motivasi dan memperbaiki persepsi tentang jilbab dikalangan wanita muslim pada umumnya dan dikalangan guru pada khususnya. 2. Manfaat secara praktis Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para
guru
untuk
lebih
mengembangkan
kemampuannya
dalam
mewujudkan kepribadian dengan tampilan yang Islami sehingga mampu memberikan contoh-contoh yang baik dan benar untuk lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat pada umumnya.
E. Penegasan Istilah Dalam mengantisipasi kesalahan pemahaman dalam memaknai judul maka dibutuhkan adanya penegasan istilah dalam judul ini yaitu 1. Persepsi Persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu. Persepsi adalah mereaksi stimulus dengan membangun kesan pribadi yang berorientasi pada pengamatan masalah sekarang dan harapan masa yang akan datang (Sumanto, 1990:24). Sedang persepsi yang dimaksud di sini adalah pandangan guru SMA N I Suruh terhadap jilbab. Sebagian guru 7
beranggapan bahwa jilbab merupakan bentuk mode pakaian yang sopan ketika dipakai untuk mengajar. 2. Motivasi Motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam
individu, yang menyebabkan individu
tersebut bertindak atau berbuat (Uno, 2008:3). Sedangkan motivasi yang penulis maksud adalah dorongan yang ada pada guru untuk memakai jilbab dalam mengajar. Pada sebagian guru termotivasi memakai jilbab dengan alasan estetika, ada juga unsur psikologis yaitu merasa nyaman dengan memakai jilbab. 3. Guru Guru adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempattempat tertentu, tidak mesti di lembaga formal, tetapi bisa juga di masjid, di surau atau di musholla, di rumah dan sebagainya (Isjoni, 2008:84). Guru adalah orang yang pekerjaannya mengajar, baik mengajarkan bidang studi maupun mengajarkan ilmu pengetahuan kepada orang lain. Orang lain itu dapat berupa murid yang duduk di bangku sekolah, dapat pula bukan murid sekolah. Dalam penelitian ini yang dimaksud guru adalah orang yang pekerjaannya
mengajarkan ilmu pengetahuan kepada murid dibangku
sekolah khususnya di SMA N 1 Suruh.
8
4. Jilbab Jilbab adalah baju kurung yang longgar dilengkapi dengan kerudung penutup kepala (Shihab, 1999:172). Dalam penelitian ini yang dimaksud jilbab oleh peneliti adalah pakaian longgar yang dipakai wanita muslim yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari di manapun mereka berada.
F. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan dan
jenis penelitian yang digunakan adalah
pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah menurut Bogdan dan Taylor,
metodologi
kualitatif
sebagai
prosedur
penelitian
yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang berperilaku yang dapat diamati (Moleong, 2009:4). Penelitian kualitatif dari sisi definisi lainnya dikemukakan bahwa hal itu merupakan penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan dan perilaku individu atau kelompok orang (Moleong, 2009: 5). Tujuan penelitian kualitatif tidak selalu mencari sebab akibat sesuatu, tetapi lebih berupaya memahami situasi tertentu (Moleong, 2009: iii). 2. Lokasi dan waktu Lokasi penelitian ini yaitu SMA N I SURUH Kab. Semarang yang terletak di Desa Suruh Kec.Suruh Kel. Suruh Kab. Semarang dengan tahun ajaran 2010. Peneliti bermaksud untuk mengungkap dan mengetahui apa 9
yang memotivasi para guru di SMA N I Suruh dalam berjilbab dan bagaimana persepsi mereka terhadap jilbab. Karena SMA N I Suruh merupakan sekolah yang berbasis umum bukan sekolah agama. 3.
Sumber Data Sesuai judul penelitian, maka yang menjadi subyek
dalam
penelitian ini adalah para ibu guru yang mengajar di SMA N I Suruh. Jenis data yang didapat atau dicari adalah data deskriptif. Data deskriptif merupakan data yang disusun sesuai dengan temanya. Tema tersebut merupakan konseptialisasi data yang lebih cenderung merupakan ikhtisar kata-kata langsung dari data (Corbin, 2007:12) 4. Metode Pengumpulan Data a. Metode Wawancara Wawancara adalah mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden. Wawancara ini penulis tujukan kepada para guru SMA N I Suruh untuk memperoleh informasiinformasi tentang persepsi dan motivasi guru dalam berjilbab serta informasi-informasi yang berkaitan dengan sejarah berdirinya SMA N I Suruh. b. Metode Observasi Metode observasi dilakukan untuk mengetahui secara langsung subyek yang diteliti. Metode ini memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh metode lain, karena peneliti bisa mengetahui dan merasakan secara langsung fenomena yang diteliti. Metode ini
10
digunakan penulis untuk mendapatkan data tentang gambaran umum tentang SMA N I Suruh. c. Metode Dokumentasi Metode Dokumentasi adalah pengumpulan data penelitian dengan bersumber pada tulisan (Arikunto, 2002:94). Metode ini digunakan untuk meneliti dokumen-dokumen yang telah ada untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam penelitian. Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai stuktur organisasi, jumlah guru, jumlah pegawai dan data-data yang dibutuhkan oleh peneliti. 5. Instrumen Dalam penelitian ini yang menjadi instrumen penelitian adalah peneliti sendiri sebab ini adalah penelitian kualitatif dimana peneliti harus terjun langsung kelapangan sehingga paham dengan situasi yang terjadi dan dapat melaporkan hasil penelitian dengan benar. 6. Metode Analisis Data Untuk memperoleh hasil penelitian yang lengkap, tepat dan benar, maka diperlukan metode yang valid di dalam menganalisis data. Adapun analisis data yang digunakan adalah menganalisa data kualitatif dengan langkah-langkah : a. Untuk memperoleh data dari lapangan yang dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengambilan data atau alat pengukur. Kalau alat
11
pengambilan data cukup reliable dan valid, maka datanya juga cukup reliable dan valid b. Reduksi Data Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada penyederhanaan, transformasi “kasar” yang muncul dari catatan tertulis dari lapangan. Reduksi data di sini bukanlah suatu hal yang terpisah dari analisa tapi merupakan bagian dari analisa. c. Penyajian Data Penyajian data di sini dibatasi sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan penarikan tindakan. d. Penarikan kesimpulan/ Verifikasi Penarikan kesimpulan dalam pandangan ini hanyalah sebagian dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran penganalisa selama menulis dan merupakan suatu tinjauan ulang pada catatan lapangan dan mungkin begitu seksama dan akan memakan tenaga dengan peninjauan kembali itu (Asmaiyah, 2009).
7. Pengecekan Keabsahan Data Dalam penelitian ini peneliti berusaha memperoleh keabsahan temuannya. Tehnik yang dipakai untuk menguji keabsahan temuan tersebut yaitu tehnik triangulasi. Tehnik triangulasi adalah tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain
12
(Moleong, 2008:8). Karena ini menggunakan beberapa sumber buku metode dan pengecekan sesuai hasil. Telah dikemukakan tiga hal utama, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan-kesimpulan atau verifikasi sebagai sesuatu yang jalin-menjalin pada saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar, untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis. Tiga hal utama itu dapat dilihat dari
Pengumpulan data
Penyajian data
Kesimpulankesimpulan penarikan/verifikasi
Reduksi Data
Gambar 1.1 Komponen-komponen (Huberman, 1992: 20)
Analisis
data
model
interaktif
Dalam pandangan ini tiga jenis kegiatan analisis dan kegiatan pengumpulan data itu sendiri merupakan siklus dan interaktif ( Huberman, 1992:19-20). 8. Tahap-Tahap Penelitian a.
Kegiatan administratif yang meliputi, pengajuan izin operasional untuk penelitian dari ketua STAIN Salatiga kepada pihak sekolah yaitu SMA N I Suruh, menyusun pedoman wawancara dan melakukan administrasi lainnya.
13
b.
Kegiatan Lapangan yaitu meliputi: 1) Survei awal untuk mengetahui gambaran lokasi penelitian yaitu SMA N I Suruh. 2) Menemui para guru yang akan dijadikan subjek penelitian. 3) Melakukan observasi langsung kelapangan dengan melakukan wawancara kepada para responden atau informen sebagai langkah pengumpulan data. 4) Menyaji data dengan susunan dan urutan yang memungkinkan untuk memudahkan dalam melakukan pemaknaan. 5) Melakukan verifikasi untuk membuat kesimpulan-kesimpulan sebagai deskriptif temuan penelitian. 6) Menyusun laporan akhir untuk dijilid dan dilaporkan.
G. Sistematika Penulisan Skripsi Bab satu pendahuluan ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, fokus penelitian, metode penelitian, sistematika penulisan skripsi Bab dua Kajian Pustaka berisi tentang pengertian jilbab, ayat-ayat tentang jilbab, hukum tentang jilbab, pengertian persepsi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi.Pengertian tentang motivasi, hal-hal yang bisa menimbulkan motivasi dalam berjilbab pengaruh adanya motivasi, pengertian guru, tugas-tugas guru, peran guru dalam masyarakat sekolah.
14
Bab tiga Laporan hasil penelitian, gambaran umum SMA N I Suruh, profil SMA N I Suruh, visi dan misi SMA N I Suruh, organisasi SMA N I Suruh, jurusan SMA N I Suruh, persepsi guru SMA N I Suruh dalam berjilbab, motivasi guru SMA N I Suruh dalam berjilbab Bab empat Analisis, persepsi guru dalam berjilbab, motivasi guru dalam berjilbab, persepsi dan motivasi guru dalam berjilbab Bab lima Penutup, kesimpulan, saran.
15
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Jilbab 1. Pengertian Jilbab Jilbab adalah pakaian longgar yang dikenakan wanita Islam untuk menutup aurotnya dari kepala hingga kaki agar kehormatannya terjaga. Dalam pengertian lain jilbab adalah merupakan pakaian penutup seluruh tubuh, kecuali muka, telapak tangan sesuai syariat Islam (Sriyanti, 2005 : 39). Pendapat lain tentang jilbab yaitu pakaian yang menutup seluruh tubuh dari ujung kepala sampai ujung kaki (Mahalli, 2003:172). Ada juga yang mengatakan jilbab adalah gamis atau baju panjang (Muhyidin, 2008: 230). Sedang
jilbab menurut Syaikh Bakar Zaid, menjelaskan dalam
bukunya Hirasatul Fadhilah, ”Bentuk jama‟ dari kata jilbab adalah jalabib, yaitu: baju kurung yang tebal yang dikenakan seorang wanita dari kepala hingga kedua kakinya dan menutupi seluruh tubuhnya berikut pakaian dan perhiasannya (Muhsin: 21). Sedang menurut Al-Biqo‟i jilbab adalah baju yang longgar atau kerudung penutup kepala wanita, atau dipakai yang menutup baju dan kerudung yang dipakainya atau semuanya (Shihab, 2004:321). Pemakaian jilbab sendiri yaitu dengan cara mengulurkannya. Quraish Shihab juga berpendapat tentang makna menngulurkan jilbab dalam Q.S Al-Ahzab: 59 yaitu jika yang dimaksudkan dengannya adalah 16
baju maka ia adalah menutupi tangan dan kakinya. Kalau kerudung, maka perintah mengulurkannya adalah menutup wajah dan lehernya. Kalau maknanya pakaian yang menutup baju maka perintah mengulurkannya adalah membuatnnya longgar menutupi semua badan dan pakaian. Ayat di atas lebih menekankan kepada wanita muslim untuk mengulurkan jilbabnya bukan hanya perintah memakai jilbab saja (Shihab, 2004:321). Yang dimaksud dengan “mereka mengulurkan keseluruh tubuh mereka adalah mengenakan pakaian longgar yang menutupi seluruh tubuh mereka (Ast-tuwani, 2007: 39). Karena pada dasarnya jilbab dipakai untuk menutupi aurot wanita muslim. 2. Kriteria-Kriteria Jilbab yang Islami Memakai jilbab bukanlah memakai hiasan yang bertujuan untuk menarik perhatian-perhatian orang yang memandangnnya, bukan juga untuk mengikuti mode-mode pakaian yang lagi ngetren pada masanya. Namun memakai jilbab merupakan bentuk ibadah kita kepada Allah sebagai wujud ketaatan kita sebagai hamba yang bertaqwa kepada-Nya. Sehingga dalam memakainya pun kita harus sesuai aturan-aturan yang sudah ada karena pada dasarnya memakai jilbab untuk menjaga kehormatan kita baik dihadapan Allah khususnya dan dihadapan manusia pada umumnya. Adapun kriteria-kriteria jilbab yang Islami adalah: a. Menutup seluruh badan kecuali yang dikecualikan yaitu wajah dan tangan.
17
b. Berfungsi untuk menutup perhiasan bukan sebagai hiasan. c. Kainnya tebal tidak tipis atau tembus pandang sehingga bisa menutupi postur tubuhnya. Sesuai hadist nabi yang dituturkan Aisyah “Asma‟ binti Abu Bakar pernah menghadap Rosulullah dengan pakaian tipis yang nampak postur tubuhnya. Lalu Rosullullah memalingkan wajahnya. Rosulullah kemudian bersabda, Ya Asma‟, apabila wanita telah usia baligh, maka tidak sepantasnya memperlihatkan bagian tubuhnya, kecuali ini dan ini. Beliau berkata demikian sambil mengisyaratkan pada wajah dan telapak tangannya” (H.R Abu Daud). d. Harus longgar, tidak ketat sehingga menutupi lekuk-lekuk tubuhnya. Pesan Rosulullah kepada sahabatnya Dihyah bin Khaflah Al-Kalabi daalm hal pakaian yang dikenakan wanita harus tebal lagi longgar. “…Dan perintahlah istrimu untuk mengenakan pakaian dibawahnya hingga tidak terlihat lekuk-lekuk tubuhnya”. e. Tidak diberi wewangian atau parfum. f. Tidak menyerupai pakaian laki-laki. g. Bukan pakaian untuk popularitas atau pakaian syuhrah, yaitu pakaian yang dipakai dengan tujuan meraih popularitas di tengah-tengah orang banyak, baik pakaian tersebut mahal yang dipakai seseorang untuk berbangga dengan gaunnya dan perhiasannya, maupun yang bernilai rendah yang dipakai oleh seseorang untuk menampakkan ke zuhudannya (Muhsin:93).
18
Sedangkan dalam buku Dilema Gadis Berjilbab karya Dra. Lilik Sriyani M Si, syarat jilbab Islami yaitu: a. Menutup seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan. b. Longgar sehingga tidak menampakkan bentuk tubuh c. Terbuat dari bahan-bahan yang cukup tebal, tidak tipis atau transparan sehingga tidak menembus warna kulit atau bentuk tubuh. d. Tidak menyolok sehingga tidak menarik perhatian orang. e. Tidak menyerupai pakaian laki-laki dan tidak menyerupai pakaian non muslim. f. Tidak dimaksudkan untuk riya (menyombongkan diri) (Sriyanti, 2005:40).
3. Ayat-ayat Tentang Jilbab a.
Perintah Menutup Aurot
Artinya : Hai anak Adam Sesungguhnya kami Telah menurunkan kepadamu Pakaian untuk menutup auratmu dan Pakaian indah untuk perhiasan. dan Pakaian takwa Itulah yang paling baik. yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, Mudah-mudahan mereka selalu ingat. (QS. Al A‟raf : 26)
19
Ayat di atas menjelaskan beberapa fungsi pakaian diantaranya untuk menutup aurot dan berfungsi sebagain perhiasan. 1) Pakaian sebagai penutup aurot Dalam fungsinya sebagai penutup, pakaian dapat menutupi segala yang enggan untuk diperlihatkan oleh pemakai sekalipun
seluruh
badannya
(Shihab,
1999:162).
Dalam
pemahamannya tuntunan atau hukum agama, aurot dipahami sebagai anggota badan tertentu yang tidak boleh dilihat kecuali oleh orang-orang tertentu. Para Ulama‟ pun sepakat menyangkut kewajiban berpakaian sehingga aurot tertutup, hanya saja mereka berbeda pendapat tentang batas aurot itu (Shihab, 1999:162). 2) Pakaian sebagai perhiasan Dalam Al-qur‟an surat Al A‟rof ayat 31 dijelaskan untuk memakai pakaian yang indah ketika ke masjid karena di sini pakaian berfungsi sebagai hiasan. Perhiasan dipakai untuk memperelok (Shihab,1999:163). Elok yaitu sesuatu yang menghasilkan kebebasan dan keserasian. Pakaian yang elok adalah memberi kebebasan kepada pemakainya untuk bergerak. Adapun perhiasan seorang wanita adalah segala sesuatu yang menambah keelokan dirinya atau sesuatu yang menambah kecantikannya. Bisa berupa pakaian, atau bentuk tubuh yang ideal serta hal-hal lainnya.
20
Sedang menurut Imam Fahrur Rozi yang memahami pengertian perhiasan dengan indahnya bentuk tubuh. Dan dia berargumentasi dengan mengatakan a)
Kebanyakan wanita memiliki postur tubuh yang khusus dalam bentuk penciptaannya. Bila kita pahami demikian, maka dapat juga memberikan pengertian maksud yang lebih umum dan tidak mmenghalangi cakupan selain bentuk tubuh.
b) Firman Allah, “…Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudungnya ke dadanya” menunjukkan bahwa pengertian perhiasan mencakup bentuk tubuh dan perhiasan lainnya. Seakan Allah melarang wanita memperlihatkan kelenturan bentuk
tubuh
mereka
dengan
menutupkan
pakaian
kerudungnya (Mahalli, 2003: 147-148). Dalam pengertian lain mereka mengklasifikasikan menjadi 3 macam yaitu 1) Kosmetik seperti celak, lipstik, pitek, dan bedak. 2) Perhiasan seperti cincin, gelang, annting-anting,dan kalung. 3) Pakaian seperti kerudung, baju, nyamping dan selendang (Almahalli, 2003:148). Sehingga pakaian juga memiliki fungsi untuk dijadikan perhiasan bagi si pemakainya untuk menutupi perhiasanperhiasan dalam dirinya. Karena dengan memakai pakaian bisa
21
menambah keelokan sipemakai atau juga sebaliknya. Dalam bahasa Jawa ada istilah, Ajining diri soko lati Ajining rogo soko busono yang memiliki makna bahwa harga diri kita tercermin dalam kesopanan ketika dalam berbicara dan dalam berbusana. b. Perintah untuk mengulurkan jilbab Artinya : Hai nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anakanak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah
mereka
mengulurkan
jilbabnya
ke
seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Ahzab : 59) Dalam Qur‟an surat Al-ahzab ayat 59 ini ada beberapa pesan yang ingin disampaikan diantaranya yaitu: 1)
Untuk memakai jilbab
2)
Untuk mengulurkan jilbabnya
3) Untuk memakai jilbab agar mereka lebih mudah untuk dikenal 4)
Agar terhindar dari godaan para lelaki. Dalam Al-Qur‟an surat ini lebih menekankan kepada
wanita muslim
untuk mengulurkan jilbabnya bukan hanya
22
sekedar perintah memakai jilbab saja (Shihab, 2004:321). Karena sebelum Islam memerintahkan untuk mengulurkan jilbabnya kaum wanita sudah memakai kerudung namun hanya sekedarnya saja, mereka tidak memakainya secara sempurna untuk menutupi aurotnya. Sedangkan mengulurkan jilbab yang dimaksud dalam ayat ini yaitu: Jika yang dimaksudkannya adalah baju, maka ia adalah menutupi tangan dan kakinya. Kalau yang dimaksud dengannya
adalah
kerudung,
maka
perintah
mengulurkannya adalah membuatnya longgar sehingga menutupi semua badan dan pakaian (Shihab,2004:231).
Jilbab dipakai untuk membedakan antara wanita terhormat dengan wanita lainnya, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal dan tidak diganggu oleh para lelaki. Jilbab ini dipakai jika hendak keluar rumah untuk memenuhi suatu kepentingan. Menurut Al Qurtubi, apabila wanita keluar rumah dengan
mengenakan
jilbab,
maka
berarti
dia
sudah
menunjukkan kemulian dirinya, yang sekaligus memberikan pertanda
bahwa
dirinya
adalah
kehormatannya (Almahalli, 2003:172). c. Batasan-batasan Ketika Berjilbab Qur‟an surat An- Nur : 31
23
wanita
yang
terjaga
Artinya : Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah
mereka
menutupkan
kain
kudung
kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau Saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka,
atau
putera-putera
saudara
perempuan
mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (Qs. An Nur : 31).
24
Dalam ayat ini dijelaskan siapa saja yang boleh melihat batasan aurot seorang wanita muslim diantaranya suami mereka, ayah mereka, ayah mertua mereka, putra-putra mereka, atau puttra-putra suami (anak tiri) mereka, saudara-saudara laki-laki mereka,atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putar saudara perempuan mereka dan perempuan sesama muslim, hamba sahaya yang mereka miliki atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan terhadap perempuan dan anak-anak kecil yang belum mengerti tentang aurot.
4. Hukum tentang Jilbab Sejak Islam mengenal jilbab, sejak itu pula Islam mewajibkan jilbab bagi perempuan. Perintah berjilbab langsung dari Allah, mengenakan jilbab sebagai sebuah kewajiban bagi kaum yang beriman. Wajibnya adalah mutlak bukan relatife (Muhyidin, 2008:233). Muslim yang
menyatakan
bahwa
jilbab
tidak
wajib,
layak
diragukan
keislamannya, seperti yang tercantum dalam QS. Al Ahzab 36 :
Artinya : Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan rasul-Nya Telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan barangsiapa
25
mendurhakai Allah dan rasul-Nya Maka sungguhlah dia Telah sesat, sesat yang nyata. Perintah tentang kewajiban memakai jilbab dalam Al-qur‟an surat Al-Ahzab ayat 59 diterangkan bukan hanya untuk istri-istri nabi, anakanak gadis nabi, tetapi juga wanita-wanita yang beriman. Pemakaian jilbab disyariatkan bagi setiap mukmin dan mukminat yang sudah akil baligh (Tabloid Republika, 2009:2). Sabda nabi kepada asma‟binti Abu Bakar, ”Hai Asma‟ sesungguhnya seorang perempuan apabila telah datang waktu haid, tidak patut diperlihatkan tubuhnya melainkan ini dan ini (Rosul berkata
sambil
menunjuk
muka
dan
telapak
tangannya
hingga
pergelangannya”. (HR.Abu Daud). Sesungguhnya kewajiban memakai jilbab bagi kaum perempuan erat kaitannya dengan penjagaan kehormatan, kemuliaan, dan kesucian mereka sebagai perempuan (Muhyidin, 2008: 139).
B. Persepsi 1. Pengertian Persepsi Yang dimaksud persepsi adalah bahwa apa yang ingin dilihat oleh seseorang belum tentu sama dengan fakta yang sebenarnya. Dalam pengertian lain disebutkan persepsi adalah mereaksi stimulus dengan membangun kesan pribadi yang berorientasi pada pengamatan masalah sekarang dan harapan masa yang akan datang (Sumanto, 1990: 24). Keinginan itulah yang menyebabkan mengapa dua orang yang melihat atau mengalami hal yang sama memberikan interpretasi yang berbeda tentang apa yang dilihat atau yang dialaminya itu (Siagian, 2004 :98-99 ) 26
Sedang menurut Rakhmat jalaludin adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan (http://wwww.damandiri.or.id/file/setiabudiipbtinjauan pustaka.pdf). Sedang persespsi menurut Atkinson dan Hilgard adalah sebagai cara pandang, persepsi timbul karena adanya respon terhadap stimulus. Stimulus yang diterima seorang sangat komplek, stimulus masuk kedalam otak, kemudian diartikan , ditafsirkan serta diberi makna melalui proses yang rumit baru kemudian di dihasilkan persepsi (http://wwww.damandiri.or.id/file/setiabudiipbtinjauan pustaka.pdf). Gibson berpendapat bahwa dalam hal ini, persepsi mencakup penerimaan stimulus (inpuls), pengorganisasian stimulus dan enerjemahkan atau penafsiran stimuls yang telah diorganisasi dengan cara yang dapat mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap, sehingga orang dapat cenderung menafsirkan perilaku orang lain sesuai degan keadaan nya sendiri (http://wwww.damandiri.or.id/file/setiabudiipbtinjauanpustaka.pdf, 28 April 2010).
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi a. Faktor diri orang yang bersangkutan sendiri yang meliputi: 1) Sikap Sikap ini akan berpengaruh pada persepsi seseorang terhadap suatu hal. Misal orang yang senang dengan jilbab maka dia akan bersikap positif terhadap orang-orang yang memakai jilbab. Berbeda dengan mereka yang tidak suka dengan jilbab maka dia akan bersikap negatif terhadap orang-orang yang memakai jilbab. 2) Motif Motif ini berkaitan dengan keinginan-keinginan dari pelaku. Semisal dua orang yang memakai jilbab yang sama dalam
27
hal ini orang yang memakai jilbab bisa memiliki motif yang berbeda dalam mengenakan jilbab. 3) Kepentingan Kepentingan sesorang biasanya mempengruhi persepsinya (Siagian, 2004: 101). Kepentingan memakai jlibab pun juga bermacam-macam dari yang hanya sekedar ingin saja sampai pada kepentingan untuk menjalankan perintah agama sebagai wanita muslim untuk mencari keridhoan Allah SWT. 4) Pengalaman Pengalaman juga berpengaruh pada persepsi seseorang. Hal-hal tertentu yang sudah berulang kali dialami seseorang akan dipandang dengan cara pandang orang lain yang belum pernah mengalaminya (Siagian, 2004: 102). Dalam hal ini berkaitan dengan jilbab, karena ada orang yang memakai karena adanya pengalaman religi yang pernah dialaminya sendiri ataupun karena berdasarkan pengalaman-penglaman yang di dapat dari orangorang di sekitarnya. 5) Harapan Dalam persepsi yang timbul akan menyisakan harapanharapan yang ingin dicapai atau harapan-harapan yang ingin diraih. Pada orang yang berjilbab harapan pada masing-masing orangorang berbeda. Ada juga yang menaruh harapan secara ukhrowi di mana dalam memakai jilbab hanya ingin mencari ridho Allah
28
dengan menjalankan perintah-Nya, sehingga akan menyelamatkan dirinya di kehidupan akhirat kelak. Karena mereka berpedoman bahwa jilbab adalah wajib bagi setiap wanita muslim, sehingga dalam menjalankannya berbuah pahala dan meninggalkannya akan berbuah dosa. Sedang menurut Rakhmat faktor-faktor fungsional yang menentukan persepsi seorang berasal dari kebutuhan , pengalaman masa lalu dan hal-hal lain termasuk yang kita sebut sebagai factorfaktor
personal.
Selanjutkan
Rakhmat
menjelaskan
yang
menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimulus, tetapi karakteristik orang yang memberi respon terhadap stimulus. (http://wwww.damandiri.or.id/file/setiabudiipbtinjauan pustaka.pdf 28 April 2010).
C. Motivasi 1. Pengertian Motivasi Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat (Uno, 2008:3). Motif adalah keadaan kejiwaan yang mendorong mengaktifkan atau menggerakkan dan motif itulah yang mengarahkan dan menyalurkan perilaku, sikap dan tindak tanduk seseorang yang berkaitan dengan pencapaian tujuan baik tujuan organisasi maupun tujuan pribadi masing-masing anggota organisasi yang bersangkutan (Siagian, 2004:142). 29
Dengan demikian motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya (Uno: 2008). Sehingga ketika seseorang sudah termotivasi untuk memakai jilbab ada kekuatan dalam dirinya untuk berusaha menjadi lebih baik dari hari yang kemarin terutama dalam hal berpakaian sehingga diharapkan akan mempengaruhi tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-hari. Motivasi di definisikan dengan tiga komponen utamanya yaitu berupa kebutuhan, dorongan dan tujuan (Siagian, 2004: 142). a. Kebutuhan yang merupakan segi pertama dari motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang apabila ia merasa kekurangan dalam dirinya. b. Dorongan sebagai segi kedua motivasi berorientasi pada tindakan tertentu yang secara sadar dilakukan oleh seseorang. Dorongan dapat bersumber dari dalam diri seseorang dan dapat pula bersumber dari luar diri orang tersebut (Siagian, 2004: 143). c. Tujuan adalah segala sesuatu yang dijadikan acuan atau keinginan yang ingin dicapai dalam melakukan tindakan. 2. Hal-hal yang Bisa Menimbulkan Motivasi dalam Berjilbab a. Karena Teologis Yaitu alasan memakai jilbab sebagai kewajiban agama. Mereka yang rnengenakan jilbab ini akan memahaminya sebagai kewajiban yang tidak bisa ditinggalkan. Pemakaian jilbab pun sesuai dengan standar-standar syariat, tidak hanya sebagai penutup rambut dan
30
kepala, namun pemakaian jilbab menurut mereka yaitu mengulurkan jilbab sampai kedada. Pemakaian jilbab dimaksudkan menjaga kehormatan dengan menutup aurot dari pandangan orang-orang yang bukan muhrimnya sebagai mana dalam Al-qur‟an surat An-nur ayat 31. Perempuan yang mengenakan jilbab seperti ini akan selalu konsisten dalam berjilbab dan berhati-hati dalam bergaul. Dalam hal ini jilbab yang dipakai berdasarkan fungsi iman, dimana pakaian mencerminkan
keimanan
pemakai,
bagaimana
cara
seseorang
mengenakan pakaian bisa merupakan wujud dari keimanannya pada Allah SWT. Umumnya perubahan seseorang dalam berpakaian menjadi busana yang lebih islami menunjukkan adanya perubahan dalam penghayatan ajaran agama karena itu, pakaian akhirnya mencerminkan kualitas moral seseorang, lambang kesadaran dan keinsafan seseorang terhadap syariat agama (Sriyanti, 2005: 43-44 ) b. Karena Psikologis Perempuan yang berjilbab atas motif ini, tidak memandang lagi jilbab sebagai kewajiban agama, namun sebagai budaya dan kebiasaan yang bila ditinggalkan, akan membuat suasana hati tidak tenang. Kita bisa menemukan muslimah yang progresif dan liberal masih mengenakan jilbab, karena kenyamanan psikologis tersebut. Bentuk dengan jilbab yang dikenakan berbeda dengan model pertama dan disesuaikan dengan konteks dan fungsinya. Demikian juga dengan gaya hidup yang memakainya jauh lebih terbuka, dan pergaulan
31
mereka sangat luas, berbeda dengan para wanita muslim yang memakai jilbab dengan alasan teologis di atas. Menurut Surti Retna dkk, Jilbab ini mempunyai fungsi emosional, jilbab mencerminkan emosi pemakainya, wanita yang memakai jilbab mencerminkan citra diri yang stabil, cenderung mengendalikan emosi. Pakaian mencerminkan kepribadian, nilai citra dan estetika pemakai (Sriyanti, 2005: 43). c. Jilbab dengan Alasan Modis, Gaul, dan Trendi Berjilbab adalah ketentuan syari‟at. Karena itu segala bentuk dan model jilbab harus memiliki aturan dalam syari‟at. Realita yang terjadi tidaklah selalu demikian. Berbagai nuansa jilbab telah berkembang, seiring perkembangan berbagai corak pemikiran di kalangan umat Islam. Secara umum setidaknya ada beberapa istilah dalam jilbab yang kini dapat dilihat di tengah masyarakat yaitu jilbab syar‟i, jilbab gaul, jilbab modis, dan jilbab trendi. Dalam hal ini muslimah yang mengenakan jilbab ingin tampil secara islami, namun enggan untuk mengesampingkan kesan gaul, modis dan trendi dalam berpakaian. Munculnya gaya berbusana unik ini tidak lepas dari ketidak pahaman terhadap makna jilbab yang sesungguhnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi hal tersebut diantaranya adalah :
32
1) Kerancuan pemahaman tentang jilbab yang dianggap sebagai penutup kepala dan leher. 2) Liberalisme
pemikiran
ditengah
umat
yangg
menyebabkan
runtuhnya batasan definisi baku terhadap berbagai istilah syari‟at. Akibat selanjutnya adalah terjadinya erosi dalam pemberlakuan hukum baik dari sisi ajaran agama Islam yang tercampakkan (Muhsin:52). 3) Budaya masyarakat sekitar yang menganggap jilbab gaul, modis dan trendi adalah sesuatu yang bisa memberikan nilai lebih pada pemakainya. Jilbab ini mampu meghadirkan sisi keindahan yang cukup memikat yang dianggap mendukung tampilan lahiriah pemakainya lebih modern, berkelas, lebih menimbulkan kecantikan lahiriah wanita yang mengenakannya (Muhsin: 60). 4) Jilbab dengan Motif Politik Munculnya jilbab politik di kelompok-kelompok Islam yang menggunakan simbol-simbol agama sebagai penghias politik. Dalam konteks ini, jilbab tidak lagi menjadi persoalan keimanan, kesalehan, dan kesadaran pribadi, namun akan dipaksakan keruang publik untuk menarik simpatisan sebagai simbol pemimpin yang bisa dipercaya, dan mampu memperjuangkan nilai-nilai Islam untuk menjadi lebih baik. d. Jilbab dengan Motif Estetika dan Kesehatan.
33
Oleh sebagaian wanita muslim jilbab dipakai karena alasan kesehatan.
Dengan jilbab bisa melindungi kulit dari bahaya sinar
matahari yang bisa menyebabkan kanker kulit. Jilbab terbukti sangat banyak manfaatnya misalnya, untuk melindungi kepala dan rambut dari sinar ultra violet pada siang hari dan perlindungan dari debu yang ada dijalanan ketika keluar rumah (Siregar, 2010: 18). Dengan berjilbab juga bisa menimbulkan unsur estetika atau keindahan bagi pemakainya, karena dengan memakai jilbab mampu menyembunyikan kekurangan-kekurangan yang oleh sebagian orang dianggap suatu aib. Dengan jilbab bisa dipakai untuk menutupi rambut yang mulai beruban, atau masalah-masalah yang berkaitan dengan kepala seperti, kerontokan rambut, ketombe, kebotakan, dan masalah-masalah rambut lainnya. Sehingga dengan memakai jilbab akan mampu menutupi aib yang ada dibagian-bagian tubuhnya. 3. Pengaruh Adanya Motivasi dalam Berjilbab Ada banyak alasan yang bisa dijadikan motivasi oleh para wanita muslim dalam berjilbab. Berkaitan dengan adanya motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik dalam memakai jilbab, hal ini akan berpengaruh dalam kekonsistenan wanita muslim untuk memakai jilbab dikehidupan seharihari. Seseorang yang mengenakan jilbab atas kemauan sendiri, tidak merasa terpaksa, menunjukkan adanya sikap positif, terhadap jilbab dan itu berarti wujud kecintaan terhadap Islam dan ajarannya. Berjilbab adalah konsekuensi atau cermin diri muslimah, sebab hanya orang-orang yang
34
berimanlah yang ikhlas yang taat dan patuh dalam melaksanakan seluruh misi yang diperintahkan Allah (Sriyanti, 2005: 51). Dorongan memakai jilbab yang bersumber dari dirinya, sebagai refleksi diri merupakan wujud kesadaran untuk melaksanakan ajaran agama secara kaffah (sempurna). Dalam hal ini jilbab merupakan cermin religiusitas seseorang, kesadaran serta komitmen atas kecintaan terhadap agamanya, cermin dari iman. Gadis (wanita muslim) yang berjilbab atas dasar dorongan ekstrinsik bisa muncul karena ada institusi yang mendukungnya seperti tuntutan lembaga pendidikan, ikut-ikutan teman atau lingkungan, mengikuti mode, bisa juga karena tradisi yang sudah dilakukan secara turun temurun. Pada kelompok ini jilbab belum tentu cermin dari kesadarannya untuk melaksanakan ajaran agama (Sriyanti, 2005: 52-53). Sehingga dalam pemakaian jilbab hanya bersifat kondisional saja dalam artian jilbab hanya dipakai ketika ada iven-iven keagamaan atau dipakai jika sedang bepergian.
D. Guru 1. Pengertian Guru Guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Sedang
guru dalam masyarakat adalah orang yang
melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga formal, tetapi bisa juga di masjid, di surau atau di mushola, di rumah dan sebagainya (Isjoni, 2008: 84). Guru merupakan model atau teladan bagi peserta didik dan semua orang menganggap dia sebagai guru. 35
Secara teoritis, menjadi teladan merupakan bagian integral dari seorang guru sehingga menjadi guru berarti menerima tanggung jawab untuk menjadi teladan. Kedudukan guru juga ditentukan oleh fakta bahwa ia orang dewasa. Dalam masyarakat kita orang yang lebih tua harus dihormati. Oleh sebab guru lebih tua dari pada muridnya maka berdasarkan usianya ia mempunyai kedudukan yang harus dihormati (Nasution, 1995: 92). Guru adalah pendidik yang menjadi tokoh, panutan dan idntifikasi bagi para peserta didik dan lingkungannya. Berdasarkan kedudukan sebagai pengajar dan pendidik, yakni sebagai guru maka harus menunjukkan kelakuan yang layak bagi guru menurut harapan masyarakat. Apa yang dituntut dari guru dalam aspek etis, intelektual dan sosial lebih tinggi dari pada yang dituntut dari orang dewasa lainnya. Guru sebagai pendidik dan pembina generasi muda harus menjadi teladan, di dalam maupun di luar sekolah. Guru harus senantiasa sadar akan kedudukannnya selama 24 jam sehari. Di mana dan kapan saja ia akan selalu dipandang sebagai guru yang harus memperlihatkan kelakuan yang
dapat
ditiru
oleh
masyarakat
khususnya
oleh
anak-anak
(Nasution,1995:91). Dalam hal berpakaian seorang guru juga akan disoroti di dalam masyarakat. Ketika seorang guru mamakai pakaian yang tidak pantas atau
36
tidak konsisten maka masyarakat pun akan memberikan penilaian terhadap guru tersebut. Dengan demikian, sifat utama seorang guru ialah kemampuannya dalam mewujudkan penampilan kualitas kepribadiannya dalam interaksi dengan lingkungan kerja yang sebaik-baiknya (Isjoni, 2008:41). Maka diharapkan seorang guru memiliki penampilan yang mencerminkan kualitas kepribadiannya. Dalam UU RI No.14 Tahun 2005 yang mengatur tentang guru dan dosen dalam pasal 10 ayat 1 menyatakan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan. Sedang yang dimaksud kompetensi paedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/ wali peserta didik dan masyarakat sekitarnya. Kompetensi profesonal adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Sedangkan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian guru
yang
mantap, berahlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan yang baik ( UU RI No. 14, 2006). Kepribadian efektif terwujud dengan berfungsinya keseluruhan potensi manusiawi secara penuh dan utuh melalui interaksi diri dan lingkungannya. Manusia lahir dengan membawa sejumlah potensi
37
manusiawi untuk memenuhi tugasnya melaksanakan perjalanan hidup secara optimal sebagai pribadi, anggota msyarakat, warga negara dan hamba Tuhan YME (Isjoni,2008:41-42). 2. Tugas-Tugas Guru Untuk mencapai kesuksesan dalam mencapai aspek, maka seorang guru harus mampu memahami dan menjalankan tugas-tugasnya. Tugastugas guru diantaranya sebagai: a. Edukator (pendidik) Guru sebagai educator merupakan tugas utama seorang guru yaitu mendidik murid-murid sesuai dengan materi pelajaran yang diberikan kepadanya (Asmani, 2010: 40) b. Leader (pemimpin) Guru juga seorang pemimpin kelas. Karena itu ia harus bisa menguasai,
mengendalikan,
dan
mengarahkan
kelas
menuju
pembelajaran yang berkualitas, sebagai seorang pemimpin guru harus terbuka, dan demokratis. c. Fasilitator Sebagai fasilitator, guru bertugas memfasilitasi murid untuk menemukan dan mengembangkan bakatnya secara pesat. Menemukan bakat anak didik bukan persoalan mudah,
ia membutuhkan
eksperimentasi maksimal, latihan terus menerus dan evaluasi rutin. Menurut E. Mulyasa guru sebagai fasilitator sedikitnya harus memiliki tujuh sikap sebagai berikut:
38
1) Tidak berlebihan mempertahankan
pendapat dan keyakinannya
atau kurang terbuka 2) Dapat lebih mendengarkan peserta didik terutama tentang aspirasi dan perasaannya. 3) Mau dan mampu menerima ide peserta didik yang inovatif dan kreatif, bahkan yang sulit sekalipun. 4) Lebih meningkatkan perhatiannya terhadap hubungan dengan peserta didik seperti halnya terhadap bahan pembelajaran. 5) Dapat menerima komentar balik (feedback), baik yang bersifat positif maupun yang negatife, dan menerimanya sebagai pandangan yang konnstruktif terhadap diri dan pelakunya. 6) Toleran terhadap kesalahan yang diperbuat peserta didik selama proses pembelajaran. 7) Menghargai prestasi peserta didik, meskipun biasnya mereka sudah tahu prestasi yang dicapainya (Ismani, 2010:45)
d. Motivator Sebagai seorang motivator, seorang guru harus mampu membangkitkan semangat anak didiknya. Mampu membaca situasi dan kondisi anak didiknya dan mampu untuk membimbing mereka untuk semanngat kembali dalam proses belajar mengajar. e. Administrator Tugas seorang guru, diantaranya melakukan tugas administrasi. Hal ini sudah biasa dilakukan oleh para guru mulai dari melamar
39
menjadi guru, kemudian di terima dengan bukti surat keputusan yayasan, surat instruksi kepala sekolah, dan lain-lain. Ketika mengajar, guru memulai dengan mengabsen terlebih dahulu, mengisi jurnal kelas dengan lengkap, mulai dari nama, materi yang disampaikan, kondisi siswa, dan tanda tangan. Guru juga harus membuat laporan berkala sesuai dengan sistim administrasi sekolah. Pada waku ujian, guru juga membuat soal ujian, mengawasi, mengoreksi, memberikan nilai rapor kepada wali kelas dan lain sebagainya. Dengan demikian administrasi itu harus dilakukan dengan baik dan professional, karena administtrasi tersebut akan dinilai dan diamati oleh orang lain, khususnya kepala sekolah dan yayasan. f. Evaluator Dalam setiap agenda yang dilakukan pasti ada kelebihan dan kelemahannya. Begitu juga dalam masalah belajar mengajar karena guru sebagai pendidik tak ubahnya sebagai manusia biasa yang tidak luput dari perbuatan-perbuatan salah. Guru sebagai evaluator berperan penting untuk mengevaluasi proses pembelajaran yang diterapkan (Asmani, 2010:39-54) 3. Peran Guru dalam Masyarakat Sejak dulu, guru menjadi panutan di dalam masyarakat. Guru tidak hanya diperlukan olah para murid di ruang-ruang kelas, tetapi juga diperlukan oleh masyarakat lingkungannya dalam menyelesaikan aneka ragam permasalahan yang dihadapi masyarakat. Masyarakat mendudukan
40
guru pada tempat yang terhormat dalam kehidupan masyarakat, yakni di depan memberi suri tauladan, di tengah-tengah membangun, dan dibelakang memberikan dorongan dan motivasi (ing ngarso sun tulodho ing madyo mangun karso, tut wuri handayani). Kedudukan guru tersebut senantiasa relevan dengan zaman dan sampai kapan pun guru tetap diperlukan di dalam masyarakat. Hal ini merupakan penghargaan masyarakat yang tidak kecil artinya bagi guru, sekaligus merupakan tantangan yang menuntut prestis dan pretasi yang senantiasa terpuji dan teruji dari setiap guru, bukan saja di depan kelas, tidak hanya di lingkungan sekolah tetapi juga di tengah-tengah masyarakat. Guru yang baik adalah yang menyadari kesenjangan antara apa yang diinginkan dengan apa yang ada pada dirinya, kemudian ia menyadari kesalahan ketika memang bersalah. Kesalahan perlu diikuti dengan sikap merasa dan berusaha untuk tidak mengulanginya (Isjoni, 2008:10-11). Keberadaan guru di tengah masyarakat bisa dijadikan teladan dan rujukan masyarakat sekitar. Di sinilah nilai strategis seorang guru sebagai penebar cahaya kebenaran dan keagungan nilai terpancar kuat. Hal ini meniscayakan seorang guru untuk selalu on the right track pada jalan yang benar, tidak menyimpang dan berbelok, sesuai dengan ajaran yang suci, adat istiadat yang baik dan aturan pemerintah (Asmani, 2010: 203). Guru yang baik adalah yang menyadari kesenjangan antara apa yang diinginkan dengan apa yang ada pada dirinya, kemudian ia
41
menyadari kesalahan ketika memang bersalah. Kesalahan perlu diikuti dengan sikap merasa dan berusaha untuk tidak mengulanginya (Isjoni, 2008:10-11). Keberadaan guru di tengah masyarakat bisa dijadikan teladan dan rujukan masyarakat sekitar. Di sinilah nilai strategis seorang guru sebagai penebar cahaya kebenaran dan keagungan nilai terpancar kuat. Hal ini meniscayakan seorang guru untuk selalu on the right track pada jalan yang benar, tidak menyimpang dan berbelok, sesuai dengan ajaran yang suci, adat istiadat yang baik dan aturan pemerintah (Asmani, 2010: 203). a. Guru sebagai Pendidik Sebagai pendidik guru bukan saja mendidik anak-anak di bangku sekolah, namun diharapkan guru juga mampu mengadakan pendidikan
non
formal
di
tengah-tengah
masyarakat.
Tujuan
memberikan pendidikan di masyarakat untuk menciptakan lingkungan sosial yang menghormati ilmu pengetahuan sehingga dari lingkungan tersebut akan melahirkaan generasi masa depan bangsa yang cerdas, bermoral tinggi. Di sinilah peran sentral guru ditunggu masyarakat ke arah nilai-nilai suci yang diajarkan agama dan bangsa. b. Penggerak Potensi Selain sebagai pendidik guru juga seorang penggerak yang aktif menggerakkan potensi umat untuk kesejahteraan, kemajuan, dan kemakmurannya. Dengan dimulai dari hal-hal kecil yang bermanfaat, misalnya dengan cara membentuk organisasi-organisasi yang bisa
42
menampung aspirasi rakyat. Diharapkan melalui ini potensi-potensi yang ada di masyarakat akan berkembang dan bisa menjadikan masyarakat akan berkembang dan bisa menjadikan masyarakat lebih baik dan lebih terarah. c. Pengatur Irama Dalam kehidupan sosial, pada dasarnya potensi masyarakat sangat banyak dan komplek. Potensi tersebut adanya generasi tua, muda, kalangan kelas atas, menengah dan bawah. Jika tidak ada yang mengelola dan mengatur irama permainan, maka potensi tersebut tidak akan menghasilkan sesuatu yang bermakna. Di sinilah peran guru sebagai pengatur irama, harus bisa membaca potensi seseorang menempatkannya pada posisi yang tepat dan mengatur irama yang saling melengkapi, menyempurnakan dan menutupi kelemahan masing-masing. Jadilah ia sebuah kekuatan yang membawa perubahan. Peran guru sangat dibutuhkan karena guru bisa duduk bersama denagan semua golongan dengan baik dan mampu memberikan contoh yang bisa diteladani oleh masyarakat sekitar. d. Penengah Konflik Dalam kehidupan bermaasyarakat, masalah adalah bagian dari variasi kehidupan sehari-hari. Setiap orang pasti mempunyai masalah, baik yang berhubungan dengan dirinya atau orang lain, namun setiap orang belum tentu mampu memecahkan masalah sendiri.
43
Peran guru sebagai penengah konflik yaitu mampu mencari solusi dari masalah-masalah yang ada dengan mengedepankan akal dan hati dari pada nafsu amarah. Orang yag mampu menengahi konflik adalah mereka yang bebas kepentingan, netral tidak memihak pada kelompok yang bertikai. Guru mampu berdiri tegak di antara dua kepentingan tidak ada keperpihakan, yang ada adalah obyektivitas, kedewasaan, kematangan Ada banyak alasan yang bisa dijadikan motivasi oleh para wanita muslim dalam berjilbab, dan responsibilitas yang tinggi. (Asmani, 2010: 204-209)
44
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMA N I Suruh E. Profil Sekolah SMA N I Suruh Kab Semarang a. Nama Sekolah/Madrasah: SMA N I SURUH b. No Statistik Sekolah/Madrasah :30 1 03 22 4 031 c. Alamat 1)
Jalan: Jati Rejo No 17 Suruh
2)
Desa /Kelurahan: Suruh
3)
Kecamatan: Suruh
4)
Kabupaten/Kota : Semarang
5)
Propinsi: Jawa Tengah
6)
Kode Pos : 50776
7)
Kode Area/ No Telp/Fax: (0298) / 317266/317266
8)
Jarak Sekolah Sejenis terdekat: 10 km
d. Sekolah Dibuka Tahun: 1995 e. Status Sekolah : Negeri f.
Waktu Penyelenggaraan Sekolah: Pagi
F. Visi dan Misi SMA N I Suruh a. Visi SMA N I Suruh “PRESTASI TINGGI LUHUR BUDI PEKERTI”
45
Visi SMA N I Suruh Kabupaten Semarang yang mulia ini dijadikan sebagai sumber motivasi bagi warga sekolah dalam menunaikan tugas dan kewajibannya. Seluruh warga sekolah harus senantiasa mempunyai semangat dan penuh mmotivasi untuk meraih prestasi yang tinggi disegala bidang. Kesempurnaann prestasi yang dicapai dihiasi dengan keluhuran budi pekerti. Indikator pencapaian visi sekolah tersebut adalah: 1)
Meningkatnya perolehan nilai ujian sekolah dan nasional bagi lulusan.
2)
Meningkatnya jumlah lulusan yang melanjutkan ke perguruan tinggi.
3)
Meraih prestasi dibidang akademik dan non akademik.
4)
Organisasian kesiswaan berjalan aktif (OSIS, Kerohanian Islam, Pramuka dan PMR).
5)
Terciptanya kedisiplinan bagi ssetiap warga sekolah.
6)
Terciptanya pribadi warga ssekolah religius, berahlak mulia, mempunyai kepekaan, dan kesetiakawanan sosial yang tinggi.
b. Misi 1) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan efektif sehingga siswa berkembang optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki. 2) Membantu
siswa
mengenali
dikembangkan secara optimal.
46
potensi
dirinya
untuk
dapat
3) Menyelanggarakan
program
kegiatan
ekstrakurikuler
yang
terprogram dan terarah sehingga bakat dan minat siswa tersalurkan dan terbina yang akhirnya akan melahirkan prestasi. 4) Menumbuh kembangkan semangat meraih prestasi di segala bidang kepada seluruh warga sekolah. 5) Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama budaya bangsa sebagai sumber kearifan dalam berperilaku. 6) Mengaktifkan organisasi kesiswaanan sebagai pembinaan fisik dan mental untuk membekali pribadinya mencapai kematangan dan kedewasaan. 7) Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga
sekolah
untuk
bersama-sama
memberikan
layanan
pendidikan yang memenuhi standar.
G. Tenaga Kepegawaian di SMA N I Suruh Di SMA N I Suruh terdapat 29 staff pengajar terdiri dari 9 staff pengajar putri dan 20 staff pengajar putra. Tenaga Administrasi ada 13 orang
terdiri dari 3 orang putri dan 10 orang putra. Dalam
kepegawaiannya terdapat 20 pegawai negeri sipil dan sisanya pegawai tetap dan honorer.
47
Tabel 1 Daftar Guru SMA N 1 Suruh No
Mata Pelajaran Yang
Nama Guru
Diajarkan
1.
Hendro Saptanto, Drs
Kepala Sekolah
2.
Cicik Dyah Wardani, Dra
BK
3.
Isrohning, Dra
BK
4.
Subroto, S.Pd
Matematika
5.
Kaswanto, Drs, M.Pd
Bahasa Indonesia
6.
Indrarti Agustin,Dra
Bahasa Jawa
7.
Ramidi, S.Pd
Fisika
8.
Chandra Satriono, Drs
Penjaskaes
9.
Sri Windari,S.Pd
Matematika
10.
Suswanto,S.Pd
PPKn
11.
Fitriyah Sukriyani, Dra
Agama
12.
Siswanto.S.Pd
Sejarah
13.
Yazid Al Johani, Drs
Kimia
14.
Dyah Rianasari, S.Pd
Biologi
15.
M. Rohib Hirzi, S.Pd
PPKn
16.
Solikin, S.Pd
Bahasa Inggris
17.
Dwi Hartati, S.Pd
Kimia
18.
Arif Ma‟ali, S.Pd
Pend.Seni
19.
Endah Budiyarti, S.Pd
Biologi
20.
Farida Rini Astuti, S.Pd
Bahasa Ingggris
21.
Noviani Ari Astuti,S.Pd
Fisika
22.
Nunuk Widayati, S.Pd
Ekonomi
23.
Kun Suartono, S.S
Sosiologi
23.
Tri Sulistyowati, S.Pd
Bahasa Indonesia
24.
Heri Gunawan S.Pd
Geografi
25.
Budi Santoso S.Pd
Geografi
48
26.
Riski Nugroho Aprianto, S.Pd TIK
27.
Eni Subiyanti, Dra
Ekonomi
28.
Anni Qori‟ah, S.Pd
Bahasa Indonesia
29.
Eny Kurniati, S.E
Ekonomi
49
Tabel 2 Daftar Pegawai Tata Usaha Sma N I Suruh No.
Nama
Lulusan
Jabatan
1.
Abrori
PLS
Kepala TU
2.
Teguh Arifto A.Md
Managemen
Tenaga Umum
3.
Moh Toha
SLTA / UPERS
Tenaga Umum
4.
Ahmad Rifa‟I S.Ag
S.1 IWS
Tenaga Umum
5.
Lasminingsih
SMEA
Bendahara
6.
Rohmad
SMEA
Tenaga Umum
7.
Endah Styowati A.Md
D3
Pustakawan
8.
Muh Zayin
SLTP
Tenaga Umum
9.
Sapariyanto
SMK
Satpam
10.
Siti Muafanah
SLTA
Petugas Koperasi
11.
Sholikhin
SMEA
Tenaga Umum
12.
W.Rohwahyu Gimin
SLTP
Tenaga Umum
13.
Wanhari
SLTA
Tenaga Umum
H. Organisasi SMA N I Suruh Berdasarkan surat keputusan kepala SMA N I Suruh dengan nomor: 421.3/198/2009 hanya ada satu organisasi yaitu OSIS (Organisasi Intra Sekolah) dimana dalam SMA N I Suruh ini guru-guru mata pelajaran bertugas sebagai pembinanya. Susunan keorganisasian OSIS SMA N I Suruh sebagai berikut: Tabel 3 Susunan Keorganisasian OSIS SMA N 1 Suruh NO
NAMA
NIS
KELAS
JABATAN
1
Intan Ikasari
1972
XI IPA 2
Ketua 1
2
Talitha samantha rahma
2191
XD
Ketua 2
50
NO
NAMA
NIS
KELAS
JABATAN
3
Afifah Muflihati
1958
XI IPS 1
Sekretaris 1
4
Maria Mila Susanti
2142
XC
Sekretaris 2
5
Rini Puspita
1950
XI IPS 1
Bendahara 1
6
Uswatun Hasanah
2093
XA
Bendahara 2
7
Lukman Hakim
2004
XI IPS 3
PHBI
8
Andriyani
2097
XB
PHBI
9
Isni Purwati
2136
XD
PHBI
10
Ardhian Tri Wiratno
2093
XI IPA 1
Seksi upacara
11
Nur Rohmad
2004
XI IPS 3
Seksi upacara
12
Anggi Raras Tuti
2097
XI IPA 2
Seksi upacara
13
Budi Heriyanto
2171
XD
Seksi upacara
14
Mahardika Bima sakti
2180
XD
Seksi Pendidikan
15
Tri Hartono
2193
XD
Seksi Pendidikan
16
Tia Lestari
1955
XI IPS 3
Sekbid Kepribadian dan Budi Pekerti Luhur
17
Puti Dien Beliyawati D
2121
XB
Sekbid Kepribadian dan Budi Pekerti Luhur
18
M Abdullah Munib
2181
XD
Sekbid Kepribadian dan Budi Pekerti Luhur
19
Gunar Adi Wiyanto
1972
XI IPS 1
Sekbid Kepribadian dan Budi Pekerti Luhur
20
Ismawati
2137
XC
Seksi Organisasi Pendidikan
21
Diah fauziah
2133
XC
Seksi Organisasi Pendidikan
22
Haryati
2040
XI IPS 3
Seksi Organisasi Pendidikan
23
M Agung Prasojo
2116
XB
Seksi Organisasi Pendidikan
51
NO
NAMA
NIS
KELAS
JABATAN
24
Neneng Khoirunnisa
2145
XC
Sekbid SENAM
25
Novia Fatmala Inayati
2118
XB
Sekbid SENAM
26
Agung Budiansyah
2026
XI IPS 3
Sekbid SENAM
27
Arista Gatot Anggara
2167
XD
Sekbid SENAM
28
Arif Triyanto
1997
XI IPS 1
Sekbid persepsi, apresiasi dan kreasi seni
29
Septia Wahyuningtyas
2123
XB
Sekbid persepsi, apresiasi dan kreasi seni
30
Afrilia Budi Pacsindra
1959
XI IPS 2
Sekbid persepsi, apresiasi dan kreasi seni
Di SMA N I Suruh terdapat macam-macam kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat wajib bagi siswanya dan ada yang bersifat pilihan. Kegiatan ekstra yang wajib bagi kelas X yaitu Pramuka dan wajib mengikuti 1 jenis ekstrakurikuler pilihan. Bagi kelas XI wajib mengikuti 1 jenis kegiatan ekstrakurikuler pilihan. Begitu juga bagi siswa kelas XII wajib mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Kerohanian Islam (ROHIS) adapun bentuk-bentuk kegiatan ekstrakurikuler pilihan di SMA N I Suruh yaitu meliputi: tenis meja, catur, bola basket, bola voly putra, bola voli putri, Palang Merah Remaja (PMR), seni Baca Tulis Al-Quran (BTA), bahasa Inggris, Paduan Suara (PS), karate, Kerohanian Islam (ROHIS) dan pramuka. Untuk pembina masingmasing ekstrakurikuler diampu oleh guru bidang studi yang telah ditunjuk oleh kepala sekolah dengan adanya SK dari kepala sekolah yang bersangkutan. Kegiatan ekstrakurikuler ini bertujuan untuk menggali dan mengembangkan potensi siswa agar terarah dan terasah.
52
Jurusan atau akademik yang ada di SMA N I Suruh terdiri dari dua pilihan yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Untuk tahun ini kelas IPA terdiri dari 4 ruang dengan rincian 2 ruang untuk kelas XI dan 2 ruang kelas XII sedang untuk kelas IPS terdiri dari 6 ruang dengan rincian 3 ruang untuk kelas XI dan 3 ruang untuk kelas XII.
B. Penyajian Data Transkip wawancara No Data
: 01
Responden
: Dwi Hartati S.Pd
Kode Responden : I Kode Data
: (W/ Dh/ 01 /20-07-2010 )
Hari,Tanggal
: Selasa, 20 Juli 2010
Tempat
: BK SMA N Suruh
Reduksi Dsta Kategori Persepsi (P) dan Motivasi (M) Jilbab bagi ibu Dh merupakan pakaian wanita muslim yang dipakai untuk menutup aurot kecuali muka dan telapak tangan (P). Jilbab sudah dikenal oleh ibu Dh sejak kecil, karena memang latar belakang keluarganya yang agamis sehingga jilbab bukanlah sesuatu yang asing atau baru bagi ibu Dh (M).
53
Namun jilbab baru dipake oleh ibu Dh ketika beliau kuliah meskipun dalam pemakaiannnya masih bersifat kondisional dan hal ini berlangsung sampai tahun 1997 ketika beliau sudah berprofesi sebagai seorang guru. Tahun 1997 pemahaman ibu Dh tentang jilbab mengalami peningkatan melalui membaca buku-buku islami yang berkaitan dengan jilbab dan membaca Al-qur‟an terjemahan. Pemahaman tentang jilbab juga diperoleh dengan melalui majlis-majlis taklim yang beliau ikuti sehingga menjadikan diri lebih konsisten dengan jilbab (M). Beliau berpendapat bahwa
jlbab adalah pakaian muslimah yang
bertujuan untuk menutup aurot dan bersifat wajib yang pemakaiannya dengan cara dijulurkan sampai ke dada seperti dalam perintah Allah dalam Q.S AlAhzab: 59 (P). Untuk menjadikan wanita muslim terbiasa memakai jilbab maka perlu adanya latihan sejak dini agar setelah dewasa jilbab bisa dikenakan dengan ringan di manapun berada (P). Jilbab saat ini memiliki banyak mendominasi mode di dunia fation sehingga mampu memberikan motivasi kepada para muslimah secara umum untuk berjlbab namun banyak mode jilbab yang jauh dari syariat. Sebenarnya mode boleh asal sesuai syari‟at (P). Jilbab merupakan pakaian identitas wanita muslimah (P) yang memberikan manfaat bagi si pemakai. Menurut ibu Dh jilbab bermanfaat untuk menutupi rambut yang mulai beruban serta kulit yang tak lagi halus atau mulai keriput karena usia dan tidak ada perawatan (M).
54
Dalam dinas juga ada kebijakan tentang jilbab yang menganjurkan pemakaian jilbab dengan cara memasukkan dengan tujuan agar atribut yang ada bisa terlihat. Namun ibu Dh berpendapat bahwa hal itu tidak sesuai syari‟at karena jilbab seharusnya dipakai dengan menjulurkannya sampai kedada dan aturan dinas tdak sesuai ketentuan syari‟at (P).
No Data
: 02
Responden : Widha Wirawanti S.Pd Kode Responden : 2 Kode Data
: (W/ Ww/ 02 /20-07-2010 )
Hari,Tanggal
: Selasa, 20 Juli 2010
Tempat
: BK SMA N Suruh
Bagi bu Ww jilbab adalah pakaian seorang wanita Islam (P). Jilbab sudah dikenal oleh bu Ww sejak SMA dari guru PAI. Meskipun mendapat dukungan dari keluarganya untuk memakai jilbab namun, beliau belum memakai jilbab secara kontinnue.(M). Ibu Ww berpendapat bahwa jilbab merupakan pakaian wanita muslimah yang wajib dipakai secara continue setiap saat setiap waktu dan di manapun berada (P). Jilbab sebaiknya dipakai sebagaimana mestinya, Jilbab juga mencerminkan perilaku pemakainya, jadi ketika seorang telah memutuskan memakai jilbab maka harus konsisten untuk menjaganya baik secara penampilan maupun perilaku, seperti yang diungkapkan bu Ww ( P ).
55
Untuk saat ini mode-mode jilbab sangat bagus-bagus tetapi semprawut karena mode-mode jilbab itu keluar dari fungsi dan norma-norma agama (P). Namun bu Ww berpendapat bahwa aturan dinas berkaitan dengan jilbab beliau setuju karena pemakaian jilbab dengan dimasukkan akan terlihat lebih rapi dan seragam. (P )
No Data
: 03
Responden
: Dra. Isrohning
Kode Responden : 3 Kode Data
: (W/ S/ 03 /20-07-2010 )
Hari,Tanggal
: Selasa, 20 Juli 2010
Tempat
: BK SMA N Suruh
Jilbab merupakan pakaian wanita muslim untuk menutup aurot dan wajib hukumnya (P). Jilbab sudah dikenal ibu S sejak dini karena beliau menyelesaikan studinya di yayasan pendidikan Islam. Meskipun demikian beliau memahami jilbab hanya sebagai formalitas saja yang dipakai secara kondisional meskipun beliau sudah berprofesi sebagai guru. Alasan memakai jilbab adalah untuk menutup aurot dan melaksanakan perintah agama (M). Sikap keluarga dan masyarakat mendukung dengan jlbab yang dipakai oleh ibu S.(M). Setelah memakai jilbab ada perasaan nyaman dan aman dari godaan laki-laki yang iseng sehingga hal itu menjadikan beliau lebih yakin untuk berjilbab (M). Dalam pemakaian jilbab sehaiknya dipakai yang modis dan trendi sehingga tidak monoton dan mampu menarik orang lain (P).
56
Manfaat dalam berjilbab yang dirasakan oleh ibu S yaitu lebih disegani oleh siswa dan teman-teman sejawat. Karena dengan jilbab kehormatan seorang wanita muslim terjaga (P). Berkaitan dengan mode jilbab saat ini banyak yang bervariasi sehingga mampu menarik minat wanita-wanita lain untuk memakai jilbab (M). Berkaitan dengan kebijakan dinas beliau menyatakan setuju karena dengan pemakaian jilbab yang dimasukkan akan terlihat lebih rapi dan menjadikan jilbab lebih diminati oleh guru (P).
No Data
: 04
Responden
: Dra. Cicik Dyah Wardani
Kode Responden : 4 Kode Data
: (W/ Ww/ 04 /20-07-2010 )
Hari,Tanggal
: Selasa, 20 Juli 2010
Tempat
: BK SMA N Suruh
Jilbab merupakan kain untuk menutup aurot (P). Namun hukum memakai jilbab beliau belum tahu seperti yang diungkapkan bu C kepada peneliti. Sebenarnya pemakaian jilbab oleh bu C sudah mendapat dukungan dari keluarga dan masyarakat sekitarnya. Dukungan dari keluarga berasal dari anaknya yang masih TK yang memberikan pemahaman tentang jilbab adalah wajib bagi seorang wanita untuk menutup rambut jika keluar rumah (M). Adanya mode-mode jilbab saat ini menjadikan jilbab lebih kelihatan modis dan rapi asal tidak menyalahi aturan syar‟i karena pada dasarnya jilbab
57
dipakai untuk menutup aurot (P). Aturan Dinas yang menyatakan jilbab harus dimasukkan beliau menyatakan tidak tahu dan tidak mau tahu.
No Data
: 05
Responden
: Dra. Fitriyah Sukriyani
Kode Responden : 5 Kode Data
: (W/ F / 05 /20-07-2010 )
Hari,Tanggal
: Rabu, 21 Juli 2010
Tempat
: Ruang guru SMA N Suruh
Bu F berpendapat bahwa Jilbab merupakan baju kurung atau panjang yang menutupi seluruh tubuh seorang wanita muslim kecuali muka dan telapak tangan (P). Beliau mengenal jilbab sudah sejak SMA meskipun cara pemakaiannya masih bersifat kondisisonal karena pada waktu itu merupakan tahun-tahun sulit untuk memakai jilbab secara continue. Namun kemudian belaiu melanjutkan ke IAIN sehingga beliau bisa memakai jilbab secara kontinu karena adanya paraturan yang mengharuskan untuk memakai jilbab (M) Sikap keluarga sangat mendukung terutama dari bapak karena adanya basic agamis dalam keluarganya yang islami jadi lebih mudah untuk memakai jilbab dalam kehidupan sehari-hari (M). Namun awal pemakaian jilbab sikap masyarakat banyak yang mencemooh dan bersikap sinis terhadap orangorang yang memakai jilbab sampai beliau mendapatkan julukan kathok nabi
58
Karena besarnya celana atau rok yang dipakainya. Belum lagi ungkapan-ungkapan yang seperti WTS (Wanita Tahan Sumuk), kaena jilbab tidak sesuai dengan adat dan budaya Indonesia. Namun karena adanya tekanan dalam masyarakat menjadikan beliau mempelajai ilmu- ilmu tentang jilbab sehingga menjadikan beliau lebih yakin dengan jilbab setelah mengetahui dasar-dasar tentang perintah memakai jilbab (M). Ditambah lagi banyaknya manfaat yang diperoleh selama berjilbab seperti terhindar dari godaan laki-laki yang iseng, memperoleh teman-teman yang seiman, serta mampu dijadikan sebagai control dalam pergaulan sehingga mampu menjaga kehornatan di hadapan Allah dan dihadapan manusia. Selain itu dengan jilbab mampu membedakan antara wanita muslim dengan wanita non muslim (M). Pada masyarakat sekarang ini banyak mode-mode jilbab yang beredar yang ikut andil dalam memasyarakatkan jilbab. Sebagian masyarakat yamg baru berproses atau belajar memakai jilbab akan memilih jilbab dengan mengedepankan model sehingga bisa dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu:
Orang yang mementingkan model
Orang yang mementingkan syari‟ah
Oramg yamg mementingkan model dan syari‟ah Seperti yang diungkapkan Bu F namun, apakah manusia hanya
berproses saja tanpa adanya nilai yangbisa untuk dijadikan pedoman dalam hidup ini (P).
59
No Data
: 06
Responden
: Dra. Eny Subyanti
Kode Responden : 6 Kode Data
: (W/ E/ 06 /20-07-2010 )
Hari,Tanggal
: Rabu, 21 Juli 2010
Tempat
:Ruang guru SMA N Suruh
Bu E yang memakai jilbab sejak tahun 1992 namun masih bersifat kondisonal dan setelah menikah beliau memakai jilbab secara continue karena beliau memahami jilbab sebagai pakaian menutup aurot yang hukumnya adalah wajib bagi wanita muslim (P). Awal pemakaian jilbab juga bersifat kondisional karena pada waktu itu beliau mengajar di 2 yayasan yang berbeda agama yaitu yayasan pendidikan islami dan yayasan pendidikan agama budha. Pada waktu mengajar di yayasan islami beliau memakai jilbab dan ketika mengajar di yayasan budha beliau melepas jilbab, peristiwa ini berjalan kurang lebiih satu tahun (P). Tahun 1996 beliau memutuskan untuk memakai jilbab secara continue karena memang menyadari bahwa jilbab adalah wajib bagi wanita muslim dimanapun berada (M). Pengambilan keputusan ini mendapat dukungan dari keluarganya terutama bapak karena memang latar belakang bu E adalah agamis ( M ).
60
No Data
: 07
Responden
: Dra. Indriati Agustin
Kode Responden : 7 Kode Data
: (W/ A/ 0 7/ 20-07-2010 )
Hari,Tanggal
: Rabu, 21 Juli 2010
Tempat
:Ruang guru SMA N Suruh
Tahun 2005 bulan april merupakan tahun pertama kali bu A memakai jilbab. Jilbab diketahuinya dari masyarakat yang sudah tidak marasa asing dengan jilbab (M). Meskipun beliau belum mengetahui ilmu-ilmu tentang jilbab secara menyeluruh. Menurut bu A jilbab adalah pakaian muslimah yang dipakai secara modis namun tetep syar‟i (P). Agar penampilan tetep terjaga dan menarik. Meskipun demikian alasan bu A memakai jilbab untuk menjalankan syariat dengan menutup aurot (M). Dengan jilbab bu A merasakan semakin percaya diri dan lebih disegani siswanya dan masyarakat sekitar serta memberikan keleluasaan ketika menegur siswa yang bermasalah dalam berpakaian dan mampu memberikan contoh yang baik pada siswa-siswanya (M).
No Data
: 08
Responden
: Woro Hapsari Oktriani, S. Pd.
Kode Responden : 8 Kode Data
: (W/ H/ 0 8/ 21-07-2010 )
61
Hari,Tanggal
: Rabu, 21 Juli 2010
Tempat
: Ruang Perpustakaan SMA N Suruh
Jilbab bagi bu H merupakan pakaian muslimah yang dipakai dimanapun berada (P). Bagi bu H menyatakan bahwa jilbab itu harus menarik tidak monoton, sehingga dapat menarik orang-orang untuk menarik jilbab. Jilbab yang menarik yaitu jilbab yang simple dan praktis seperti mode-mode jilbab sekarang ini (P). Dari pengakuan bu H jilbab telah dikenal sejak lama ketika masih kuliah dengan melihat fenomena orang-orang di sekitarnya. Pemakaian jilbab oleh bu H dapat dukungan penuh dari keluarganya, namun secara pribadi bu H menyatakan belum siap untuk berjilbab secara continue (M)
No Data
: 09
Responden
: Anni Qori‟ah, S. Pd.
Kode Responden : 9 Kode Data
: (W/ Q/ 0 9/ 21-07-2010 )
Hari,Tanggal
: Rabu, 21 Juli 2010
Tempat
:Ruang guru SMA N Suruh
Jilbab merupakan pakaian muslimah yang dipakai untuk menutupi seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan (P). Hukum pemakaiaannya adalah wajib, ketika sudah menginjak usia baligh kata bu A. jilbab telah dikenal bu A sejak masa SMP sekitar tahun 1990-an. Beliau memakai jilbab karena memang ada ketentuan dari sekolah untuk memakainya (M). 62
Seiring berjalannya waktu, pemahaman tentang berjilbab semakin bertambah melalui buku yang dibacanya seputar hukum dan dasar-dasarnya (M) Dengan berjilbab bu Q merasakan jiwa yang tenang serta kenyamanan dalam berbusana sehingga menjadikan bu Q menjadi percaya diri serta dengan jilbab menjadi control dalam pergaulan. Dengan berjilbab bu Q ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa wanita berjilbab juga bisa berprestasi dan bisa sekolah negeri (M) Berkaitan dengan mode-mode jilbab sekarang ini, bu Q berpendapat: 1. Prihatin, karena mode-mode jilbab yang sekarang ini banyak yang keluar dari kaidah-kaidah Islam atau keluar dari ketentuan syari‟at karena dimanfaatkan untuk ajang bisnis atau untuk keperluan kompersial sehingga cenderung meninggalkan syari‟at 2. Senang, karena dengan adanya mode-mode jilbab yang bervariasi dan menarik mampu mengenalkan jilbab ke masyarakat sebagai ajang dakwah yang dulunya jilbab ditentang dan ditolak masyarakat, namun sekarang jilbab bisa diterima oleh masyarakat bahkan menjadi tren mode. Namun ketentuan syari‟at lebih diutamakan (M) Ada ketentuan jilbab dari Dinas seperti jibab harus dimasukkan agar tanda-tanda kepegawaian dan pangkat dapat terlihat, namun hal itu bertentangan dengan aturan agama yang harus memakai jilbab dengan cara menjulurkannya sampai ke dada seperti yang diungkapkan oleh bu Q.
63
No Data
: 10
Responden
: Siti Mu‟afanah
Kode Responden : 10 Kode Data
: (W/ U/ 10/ 22-07-2010 )
Hari,Tanggal
: Kamis, 22 Juli 2010
Tempat
:Ruang Koperasi SMA N I Suruh
Jilbab merupakan pakaian yang dikenakan oleh wanita muslimah dengan cara dijulurkan sampai ke dada dan dipakai di manapun dan kapanpun berada kecuali dihadapan muhrimnya dan jilbab ini bersifat wajib tidak boleh adanya tawar menawar dalam memakai jilbab seperti yang diungkapkan oleh bu U (P). Bu U mengenal jilbab berawal dari perhatian saudara-saudaranya yang memberikan buku-buku islami kemudian dari seorang teman yang mengenalkan jilbab melalui pernak-pernik jilbab ditambah lagi dukungan keluarga yang berlatar belakang pondok pesantern (M) Meskipun awal-awal berjilbab mendapat tekanan dari masyarakat berupa celaan dan tanggapan sinis namun keimananlah yang menjadikan Bu U lebih mantap atau yakin dalam berjilbab karena takut dengan Allah. Karena kematian bisa datang kapan saja tidak mengenal usia, sedangkan sekarang ini banyak hal penting yang belum kita lakukan kata bu U (M) Dengan berjilbab bu U merasakan perbedaan-perbedaan seperti; lebih menjaga pergaulan dengan menjaga pandangan dan termotivasi untuk mengenal atau memperdalam ajaran Islam. Selain itu, sikap orang-orang
64
sekitar semakin lama lebih menghormati, sehingga dengan berjilbab mampu meningkatkan kehormatan dimata Allah dan manusia (M). Berkaitan dengan mode-mode jilbab saat ini beliau berpendapat tidak masalah asal sesuai dengan syari‟at.
No Data
: 11
Responden
: Ani Kurniawati
Kode Responden : 11 Kode Data
: (W/R / 11/ 22-07-2010 )
Hari,Tanggal
: Kamis, 22 Juli 2010
Tempat
: Ruang Koperasi SMA N I Suruh
Jilbab menurut bu R adalah pakaian yang dipakai oleh wanita Islam, dimana hokum memakai jilbab adalah wajib bagi para muslimah yang sudah siap secara lahir maupun batin kemanapun mereka keluar rumah (P). Sehingga dalam memakai jjilbab harus konsisten bbukan hanya bersifat kondisional. Sejak SMA bu R telah mengenal jilbab dan beliau mendapat dukungan dari keluarganya. Jilbab yang menarik bagi bu R adalah yang simple dan mudah dipakai (M). Berkaitan dengan jilbab yang ada di masyarakat saat ini beliau berpendapat bahwa model-model saat ini terlalu simple sehingga jauh dari aturan jilbab yang ada yaitu untuk menutup aurot (P).
65
No Data
: 12
Responden
: Sri Windari, S.Pd
Kode Responden : 12 Kode Data
: (W/ D/ 12/ 22-07-2010 )
Hari,Tanggal
:Kamis,22 Juli 2010
Tempat
: Ruang Koperasi SMA N I Suruh
Ibu D berpendapat tentang jilbab yaitu jilbab merupakan pakaian yang dipakai oleh seorang wanita Islam untuk menutup aurot memakainya merupakan sebuah kewajiban (P). Beliau mengenakan jilbab sejak tahun 2007 setelah mengikuti pesantren kilat yang diadakan oleh sekolah. Beliau mendapat dukungan dari keluarganya untuk memakai jilbab (M) dan adanya mode-mode jilbab yang simpel menjadikan beliau memakai jilbab. Namun untuk jilbab-jilbab yang terlalu membentuk tubuh beliau memberikan pendapat tidak setuju karena keluar dari syari‟at agama. Selain itu beliau memakai jilbab karena ingin mendekatkan diri kepada Allah karena usianya sekarang tidaklah lagi muda dan lingkungan beliau yang non muslim menjadikan beliau lebih yakin untuk memakai jilbab karena bisa membedakan dengan wanita-wanita non muslim (M). Dengan jilbab beliau merasakan aman ketika mengajar di kelas-kelas yang siswa-siswanya sudah menginjak usia dewasa serta untuk memberikan contoh kepada siswa-siswanya dalam memakai pakaian yang benar sehingga mampu untuk menjaga diri dan aman dari godaan orang yang iseng, seperti yang dipaparkan oleh bu D.
66
BAB IV PEMBAHASAN
A. Persepsi Guru tentang Jilbab Jilbab merupakan pakaian longgar yang dikenakan wanita Islam untuk menutupi aurot yang dipakai dengan cara dijulurkan sampai kedada. Hukum memakai jilbab adalah wajib, karena jilbab merupakan perintah Allah kepada kaum mukmin yang dilandaskan pada Al-Qur‟an . Hal ini sesuai dengan penuturan para subjek di SMA N I Suruh yang menyatakan : 1. Jilbab merupakan pakaian wajib bagi para muslimah. Seperti yang dituturkan para subjek dibawah ini: “…jilbab menurut saya ya mbak itu merupakan pakaian wanita muslim yang dipakai untuk menutup aurot kecuali muka dan telapak tangan dan hukum memakainya adalah wajib bagi wanita muslim yang sudah akil baligh.. gitu mbak…” (Verbatim, W/Dh/1/20-07-2010). “…Jilbab merupakan baju kurung atau panjang yang menutupi seluruh tubuh seorang wanita muslim kecuali muka dan telapak tangan...” (Verbatim,W/F/05/20-07-2010). “…Jilbab merupakan pakaian yanng dipakai oleh seorang wanita Islam untuk menutup aurot memakainya merupakan sebuah kewajiban…” (verbatim, W/D/12/22-07-2010) Orang yang sudah baligh dalam Islam wajib menjalankan hukum yang berlaku dalam Islam. Seorang wanita Islam wajib berjilbab ketika sudah baligh ketika sudah mencapai usia 9 tahun atau jika sudah
67
menstruasi. Para wanita Isam wajib untuk memakai jilbab dan wajibnya bersifat mutlak bukan relatif (Muhyidin, 2008:223). Dalam hadist Rosulullah disampaikan ketika seoarang wanita telah mencapai usia baligh maka wajib baginya ntuk menutup aurot kecuali ini dan ini (dengan menunjuk muka dan telapak tangan).
2. Jilbab mencerminkan perilaku pemakainya. Ketika seseorang sudah memutuskan untuk berjilbab maka harus konsisten untuk menjaganya, baik secara penampilan maupun perilaku. Hal ini diperkuat dengan pendapat subjek dibawah ini “… Jilbab itu apa ya mbak …oiy jilbab itu adalah pakaian muslimah ya mbak hehe…jilbab itu sebaiknya dipakai secara kontinu mbak, setiap saat, setiap waktu, jadi kalau sudah menyatakan siap untuk berjilbab, maka harus memakainya di manapun berada karena jilbab itu bagi saya menunjukkan perilaku seseorang itu ya mbak…” (Verbatim, W/Ww/02/20-07-2010). “…Jilbab itu wajib bagi wanita mulimah yang sudah siap lahir batin, namun ketika seseorang sudah menyatakan diri untuk berjilbab maka ia harus mampu untuk menjaga sikap dan tingkah laku dan perbuatannya …” (Verbatim, W/R/11/22-07-2010).
Ketika seseorang menyatakan keislamannya maka ia harus menjalankan semua yang diperintahkan dan segala yang dilarang oleh Allah sebagai wujud kepatuhannya sebagai seorang hamba. Berkaitan dengan jilbab , hal ini sudah seharusnya dijalankan sesuai perintah dengan dikenakan sebagai pakaian sehari-hari karena melihat salah satu fungsi dari jilbab yaitu untuk menutupi aurot dari pandangan yang bukan
68
muhrimnya. Jilbab juga dapat mencerminkan perilaku pemakainya meskipun hal ini tidak disadari oleh para pemakainya. Namun dengan berjilbab mampu menjadi kontrol dalam pergaulan. Selain itu adanya tuntutan masyarakat atau orang-orang sekitar terhadap wanita berjilbab untuk berperilaku terpuji. 3. Jilbab merupakan pakaian kehormatan. Dalam Al-qur‟an telah disampaikan bahwa dengan berjilbab maka para wanita muslim akan terhindar dari orang yang berniat untuk menganggu. Demikian penuturan subjek tentang hal itu dibawah ini “… dengan jilbab itu lho mbak saya merasakan kenyamanan , saya merasa nyaman karena tidak diganggu oleh laki-laki yang iseng. Pernah saya itu nganter siswa saya ke SMA Tengaran , waktu itu saya belum berjilbab dan saya menunggu siswa saya di depan SMA Tengaran tiba-tiba datang seorang laki-laki yang menghampiri saya pake mobil mbak dan berkata” mau ke Semarang bu, mari saya anter” saya keget mbak padahal saya berpakaian PNS ee..masih ada yang iseng, emang aku apaan…”( Verbatim, W/S/03/20-07-2010).
Pernyataan subjek diatas menunjukkan bahwa dengan memakai jilbab seorang wanita akan terjaga kehormatannya. Menurut Al-Qurtubi apabila seorang wanita keluar rumah dengan mengenakan jilbab, maka berarti dia sudah menunjukkan kemuliaan dirinya yang sekaligus memberikan pertanda bahwa dirinya adalah wanita yang terjaga kehormatannya (Mahalli, 2003:172) 4. Jilbab modis namun tetep syar‟i.
69
Agama mengatur cara pemakaian jilbab yang syar‟i seperti kainnya tebal, tidak transparan, longgar dan dipakai dengan dijulurkan sampai ke dada. Namun ada yang menginginkan jilbab dipakai dengan mengikuti mode tapi tidak meninggalkan aturan syar‟iat. Sebagaimana pendapat subjek dibawah ini. “…Jilbab itu adalah pakaian muslimah namun saya seneng yang modis tapi syar‟i mbak itu kalau saya …”(Verbatim, W/A/07/2007-2010). “… Saya itu memakai jilbab agar terlihat rapi...” (Verbatim, W/Dh/01/20-07-2010).
Ada yang beranggapan bahwa meskipun memakai jilbab tapi tetep modis dan agama tidak melarang memakai jilbab dengan modis asal sesuai syari‟at namun memakai jilbab dengan mengutamakan syari‟at adalah hal yang utama. Berjilbab sesuai syari‟at juga bisa menampilkan kesan modis oleh pemakainya yang bisa menarik minat wanita muslim untuk memakai jilbab.
5. Jilbab adalah pakaian yang menutup seluruh tubuh. Pendapat ini diungkapkan oleh subjek yang telah memahami perintah memakai jilbab yang berfungsi untuk menutup aurot dari nono muhrim seperti diungkapkan dibawah ini. “…Jilbab merupakan pakaian wanita muslimah dengan cara dijulurkan sampai kedada dan dipakai di manapun dan kapanpun berada kecuali di hadapan muhrimnya dan jilbab ini bersifat wajib
70
tidak boleh adanya tawar menawar dalam memakai jilbab…” (Verbatim, W/U/10/22-07-2010). “…jilbab menurut saya ya mbak itu merupakan pakaian wanita muslim yang dipakai untuk menutup aurot kecuali muka dan telapak tangan dan hukum memakainya adalah wajib bagi wanita muslim yang sudah akil baligh.. gitu mbak…” (Verbatim, W/Dh/1/20-07-2010). Pernyataan ini disampaikan oleh subjek yang telah benar-benar memahami makna jilbab bagi seorang wanita muslim dimana jilbab dipakai untuk menjaga kehormatan dengan cara menutup aurot. Aurot wanita meliputi seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan. Dalam AlQur‟an surat An-Nur :31 dijelaskan siapa saja yang diperbolehkan untuk melihat aurot seorang wanita Islam. 6. Jilbab wajib bagi wanita yang sudah baligh. Subjek yang menyatakan ini memiliki persepsi bahwa jilbab seharusnya dipakai untuk pakaian sehari-hari dan wanita berjilbab haruslah wanita yang sudah siap lahir batin atau yang sudah baligh. Karena jika sudah menyatakan untuk berjilbab maka harus konsisten untuk memakainya bukan hanya sekedar formalitas saja atau karena ada iven agama. Seperti yang dikatakan subjek dibawah ini. “…Jilbab itu wajib bagi wanita mulimah yang sudah siap lahir batin, namun ketika seseorang sudah menyatakan diri untuk berjilbab maka ia harus mampu untuk menjaga sikap dan tingkah laku dan perbuatannya. Tidak berjilbab tidak apa-apa asal hatinya yang berjilbab…” (Verbatim, W/R/11/22-07-2010). Bahkan subjek ini menyatakan jika seorang wanita belum siap lahir batin maka sebaiknya tidak usah memakai jilbab karena ketika seorang
71
sudah berjilbab maka ia harus mampu untuk menjaga perilakunya seharihari yang mencerminkan kepribadian pemakainya. Namun jilbab yang di perintahkan oleh agama adalah untuk para istri-istri orang-orang mukmin, perempuan-perempuan mukmin yang sudah dinyatakan baligh tidak menunggu apakah dia siap atau belum karena pada dasarnya jilbab itu wajib dan seorang muslim yang sudah baligh wajib untuk menaati perintah Allah. Dalam Al-Qur‟an Surat Al-Ahzab :36 dikatakan bahwa tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak pula bagi perempuan mukmin , apabila Allah dan Rosu-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rosul-Nya maka sesungguhnya dia telah sesat, sesat yang nyata. Berdasarkan hal tersebut pada hakikatnya para guru SMA N I Suruh memilliki persepsi yang sama dalam hal jilbab yang menyatakan bahwa jilbab adalah pakaian yang seharusnya dipakai oleh wanita muslim yang sudah menginjak usia baligh yang dipakai dengan dijulurkan sampai ke dada dan dipakai di manapun
dan kapanpun kecuali di hadapan
muhrim dan memakai jilbab merupakan sebuah kewajiban yang ada konsekuensinya ketika dijalankan, ditinggalkan ataupun dijalankan namun tidak sesuai aturan agama. Hal ini diperkuat dengan adanya petikan wawancara diantaranya: “…jilbab menurut saya ya mbak itu merupakan pakaian wanita muslim yang dipakai untuk menutup aurot kecuali muka dan 72
telapak tangan dan hukum memakainya adalah wajib bagi wanita muslim yang sudah akil baligh.. gitu mbak…” ( Verbatim, W/Dh/1/20-07-2010) “… Jilbab itu apa ya mbak …oiy jilbab itu adalah pakaian muslimah ya mbak hehe…jilbab itu sebaiknya dipakai secara kontinyu mbak, setiap saat, setiap waktu, jadi kalau sudah menyatakan siap untuk berjilbab, maka harus memakainya di manapun berada karena jilbab itu bagi saya menunjukkan perilaku seseorang itu ya mbak…” (Verbatim, W/Ww/02/20-07-2010). “…Jilbab itu adalah pakaian muslimah namun saya seneng yang modis tapi syar‟i mbak itu kalau saya …”(Verbatim, W/A/07/2007-2010). “…Jilbab merupakan pakaian wanita muslimah dengan cara dijulurkan sampai kedada dan dipakai di manapun dan kapanpun berada kecuali di hadapan muhrimnya dan jilbab ini bersifat wajib tidak boleh adanya tawar menawar dalam memakai jilbab…” (Verbatim, W/U/10/22-07-2010). Berkaitan dengan persepsi-persepsi yang telah diungkapkan oleh para guru SMA N I Suruh sesuai aturan agama yang memerintahkan kepada wanita-wanita Islam untuk mengulurkan jilbabnya kecuali pada orang-orang tertentu yang boleh melihat aurot mereka yaitu para muhrimnya seperti yang tercantum dalam Q.S An-Nur : 31 yaitu: 1. Suami- suami mereka 2. Ayah-ayah mereka 3. Ayah suami atau mertua mereka 4. Putra-putra mereka 5. Putra-putra suami mereka atau anak tiri mereka 6. Saudara-saudara laki-laki mereka 7. Putra-putra saudara-saudara laki-laki mereka
73
8. Putra-putra saudara perempuan mereka 9. Para perempuan sesama Islam 10. Hamba sahaya yang mereka miliki 11. Pelayan-pelayan laki-laki (tua) yang sudah tidak mempunyai keinginan terhadap perempuan. 12. Anak-anak yang belum mengerti aurot perempuan. Pada persepsi guru SMA N I Suruh tentang jilbab banyak dipengaruhi oleh faktor kepentingan untuk menjalankan perintah agama sebagai wanita muslim untuk mencari keridhoan Allah. Selain itu adanya faktor harapan yang ingin dicapai oleh para guru SMA N I Suruh. Para guru berharap dengan jilbab akan mampu memberikan contoh yang baik kepada siswa siswa mereka. “… Saya itu memakai jilbab agar terlihat rapi dan untuk mendapatkan ridho Allah..” (Verbatim, W/Dh/01/20-07-2010). “…Dengan jilbab saya merasa percaya diri dan ini mbak masyarakat lebih menghormati saya dan disekolahpun saya lebih leluasa ketika menagani atau menasehati murid-murid
yang
bermasalah dalam pakaian. Coba mbak bayangkan jika saya memakai pakaian pendek dan menegur anak-anak putri dalam hal pakaian pasti mereka akan bilang.. lha ibu aja pake pendek lak repot to mbak…” (Verbatim, W/a/07/20-07-2010). “…Jilbab itu wajib bagi wanita mulimah yang sudah siap lahir batin, namun ketika seseorang sudah menyatakan diri untuk berjilbab maka ia harus mampu untuk menjaga sikap dan tingkah
74
laku dan perbuatannya. Tidak berjilbab tidak apa-apa asal hatinya yang berjilbab…” (Verbatim, W/R/11/22-07-2010).
Sebagian subyek menyatakan bahwa dengan jilbab akan lebih menjaga perilaku, sopan santun dalam pergaulan yang menunjukkan bahwa wanita berjilbab harus konsekuen dengan jilbabnya karena jilbab mencerminkan pemakainya. Seperti dalam kutipan wawancara: “…Jilbab itu wajib bagi wanita mulimah yang sudah siap lahir batin, namun ketika seseorang sudah menyatakan diri untuk berjilbab maka ia harus mampu untuk menjaga sikap dan tingkah laku dan perbuatannya. Tidak berjilbab tidak apa-apa asal hatinya yang berjilbab…” (Verbatim, W/R/11/22-07-2010). “…Dengan memakai jilbab lebih menjaga pergaulan dan menjaga pandangan…” (Verbatim, W/U/10/22-07-2010).
Sehingga dengan demikian timbul persepsi bahwa orang yang memakai jilbab dipandang mempunyai nilai lebih dari pada orang-orang yang belum berjilbab , pada orang yang berjilbab seharusnya mereka bisa menjaga diri, baik secara tingkah laku
maupun ucapan. Karena jika
seseorang yang memakai jilbab tidak bisa menjaga diri dalam pergaulan akan merusak citra jilbab itu sendiri, sehingga ada persepsi pada orang yang belum memahami makna jilbab yang sebenarnya dengan mengatakan tidak berjilbab tidak apa-apa asal hatinya berjilbab. Seperti penuturan subjek dibawah ini : “…Jilbab itu wajib bagi wanita mulimah yang sudah siap lahir batin, namun ketika seseorang sudah menyatakan diri untuk 75
berjilbab maka ia harus mampu untuk menjaga sikap dan tingkah laku dan perbuatannya. Tidak berjilbab tidak apa-apa asal hatinya yang berjilbab…” (Verbatim, W/R/11/22-07-2010).
Dari penuturan subjek di atas terjadi ketidak singkronan antara pemahaman yang menyatakan jilbab itu wajib namun di satu sisi subjek itu juga menyatakan bahwa tidak berjilbab tidak apa-apa asal hatinya berjilbab, sedangkan jika suatu masalah dikenai wajib maka itu bersifat mengikat tanpa terkecuali
karena wajib akan membawa konsekuensi
pahala jika dijalankan dan dosa jika tidak dijalankan atau dijalankan tapi tidak sesuai yang sudah ditentukan.
B. Motivasi Guru dalam Berjilbab Motivasi merupakan kekuatan yang terdapat dalam diri individu yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat untuk menjadi lebih baik. Pada guru SMA N I Suruh mempunyai motivasi yang berbeda-beda dalam memakai jilbab diantaranya yaitu : 1. Motivasi Teologis Untuk menjalankan perintah agama, karena takut pada Allah. Ini merupakan motivasi terbesar seseorang untuk menjalani kehidupan. Mereka yang mengenakan jilbab sebagai pemahaman sebuah kewajiban yang tidak bisa ditinggalkan, dalam memakai jilbab cenderung memperhatikan
syari‟at
karena
76
mereka
menyadari
bahwa
jilbab
diperintahkan untuk menjaga kehormatan wanita dan menunjukkan bahwa mereka adalah wanita-wanita mukmin. Seperti petikan wawancara dari subjek dibawah ini. “…Yang menarik dari jilbab bagi saya saat ini yaitu bisa untuk menutup aurot dan saya tertarik untuk memakai jilbab karena ingin mematuhi aturan agama dalam surat apa itu mbak? Al Ahzab ya.. kalau nggak salah ayat ke 59..” (Verbatim, W/Dh/01/20-07-2010). “…Ya
saya
memakai
jilbab
karena
ingin
menjalankan
agama…”(Verbatim,W /S/ 03/20-07-2010). “..Saya berjilbab agar mendapatkan teman-teman yang seiman dan mampu
untuk memperbaiki diri saya menjadi lebih baik…”
(Verbatim, W/F/05/21-07-20101).
Karena umur manusia tidak ada yang tahu kematian bisa datang kapan saja dan pada semua usia, sedangkan banyak hal yang belum kita lakukan jadi selama kita diberi kesempatan untuk memperbaiki diri kenapa nggak kita manfaatkan…”(Verbatim, W/U /10/22-072010).
Dalam hal ini
jilbab dipakai berdasarkan fungsi iman yang
mencerminkan religiusitas seseorang. Umumnya perubahan seseorang dalam berpakaian menjadi busana yang lebih islami menunjukkan adanya perubahan dalam penghayatan ajaran agama. Pakaian mencerminkan kualitas moral seseorang, lambang kesadaran dan keinsafan seseorang terhadap syari‟at agama ( Sriyanti, 2005:43-44).
77
2. Motivasi Estetika Dengan memakai jilbab kekurangan-kekurangan wanita akan tertutupi.
Motivasi memakai jilbab untuk menutupi kekurangan-
kekurangan yang ada pada diri mereka yang berkaitan faktor usia. Kekurangan- kekurangan itu seperti rambut yang mulai beruban, kulit tidak lagi lembut atau karena tidak dirawat, bahkan kegemukan yang dialami oleh ibu-ibu dianggap aib oleh sebagian orang sehingga dengan memakai jilbab akan menjadikan diri lebih percaya diri. Seperti yang dinyatakan oleh subjek dibawah ini: “…Saya itu pakai jilbab karena saya sudah tua mbak sudah banyak uban…meh tobat..” (Verbatim,W/D/12/22-07-2010). “…dengan berjilbab saya lebih percaya diri hehe… karena bisa menutupi rambut saya yang mulai beruban. Untuk menutupi kulit yang tidak pernah pake hand body dan satu lagi mbak untuk menutupi kegemukan yang sering melanda ibu-ibu..” (Verbatim, W/Dh/01/20-07-2010).
Ini merupakan motivasi yang ada pada sebagian subjek. Namun demikian jilbab menjadikan mereka lebih islami dan merasa percaya diri karena pada umumnya seorang wanita ingin selalu terlihat cantik dihadapan siapapun, dihadapan suaminya, teman-temannya atau di hadapan anak didiknya. Jilbab memberikan solusi untuk masalah-masalah yang mereka alami dalam hal estetika. Karena pakaian mencerminkan kepribadian, nilai citra dan estetika pemakai (Sriyanti,2005:43). 3. Motivasi Keamanan 78
Wanita adalah perhiasan dunia dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholehah yang mampu menjaga kehormatannya. Ketika keluar rumah seorang wanita memakai jilbab
berarti dia telah menjaga
kehormatannya, menjaga kehormatan ayahnya, menjaga kehormatan suaminya dan menjaga kehomatan saudara-saudaranya sesama muslim. Karena dengan berjilbab terhindar dari godaan laki-laki yang iseng serta mndapatkan kenyamanan dan jiwa yang tenang. Dengan memakai jilbab seseorang akan merasakan suasana yang berbeda seperti mendapatkan perlakuan sopan dari orang lain dan mendapatkan parasaan tenang karena mampu menjalankan perintah agama dan aman dari hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti yang diungkapkan oleh beberapa subje dibawah ini: “…Wah dengan jilbab itu lho mbak saya merasakan kenyamanan, saya merasa nyaman karena tidak diganggu oleh laki-laki yang iseng. Pernah saya itu nganter siswa saya ke SMA Tengaran, waktu itu saya belum berjilbab dan saya menunggu siswa saya di depan SMA
Tengaran
tiba-tiba
datang
seorang
laki-laki
yang
menghampiri saya pake mobil mbak..dan berkata “ mau ke Semarang bu mari saya anter” saya kaget mbak padahal saya berpakaian PNS
ee
masih
ada
yang
iseng emang
aku
apaan…”(Verbatim, W/S/ 03/20-07-2010). “…Ini mbak saya kan memasuki kelasnya anak-anak yang mulai gede dan kebanyakan anak-anak laki-laki sini itu usil sama yang namanya guru perempuan. Jadi saya takut kalau memakai rok pendek akan diisengi anak-anak, wong kadang ada yang pake kaca itu lho yang ditaruh di bawah, kalau saya pake rok panjang lak aman tho mbak..” (Verbatim, W/D/12/22-07-2010).
79
“..Jelas dengan jilbab saya merasakan ketenangan… ini berkaitan dengan jiwa lho mbak.. dan saya merasa nyaman dalam berbusana…” (Verbatim,W/Q/09 /21-07-20101). “..Saya berjilbab agar mendapatkan teman-teman yang seiman dan mampu
untuk memperbaiki diri saya menjadi lebih baik…”
(Verbatim, W/F/05/21-07-20101).
Dari pernyataan subyek di atas menyatakan
bahwa dengan
memakai jilbab seseorang akan terhindar dari godaan-godaan laki-laki yang iseng. Dan akan mendapatkan teman-teman yang seiman sehingga membuat jiwa menjadi tenang dan nyaman dalam pergaulan terutama dalam hal berpakaian. Karena ketenangan seorang mukmin yaitu ketika dia bisa menjalankan perintah Allah.
4. Motivasi Memberikan Teladan Kebaikan Sebagai seorang guru tanpa mereka sadari mereka telah menjadi teladan setiap harinya di lingkungan mereka berada. Dalam hal ini pernyataan subyek menyatakan dengan berjilbab maka akan mudah memberikan contoh kebaikan pada orang lain dalam hal berpakaian. Seperti dalam kutipan wawancara di bawah ini. “… Dengan berjilbab saya merasa percaya diri dan ini mbak masyarakat lebih menghormati saya dan di sekolahan pun bisa memberikan contoh yang baik dalam berpakaian sehingga saya lebih leluasa ketika menangani atau menasehati murid-murid yang bermasalah dalam pakaian, coba mbak bayangkan jika saya memakai pakaian pendek dan menegur anak-anak putri dalam
80
berpakaian pasti mereka akan bilang ..‟ lha wong ibu aja pake pendek, lak repot tho mbak… meski hal itu ngggak diungkapkan..” (Verbatim,W/A/07/20-07-2010).
Guru merupakan figur panutan di lingkungan tempat ia berada. Guru sebagai pendidik dan pembina generasi muda harus menjadi teladan di dalam maupun di luar sekolah. Guru harus senantiasa sadar akan kedudukannya selama 24 jam sehari. Di mana dan kapan saja ia akan selalu dipandang sebagai guru yang harus memperlihatkan kelakuan yang dapat ditiru oleh masyarakat khususnya oleh anak-anak (Nasution,1995: 91). 5. Motivasi Mode Mode merupakan salah satu cara untuk menarik minat para wanita muslim untuk memakai jilbab. Karena dengan adanya mode jilbab yang bervariasi menjadikan jilbab lebih indah, jilbab tidak terkesan kuno dan monoton hanya itu-itu saja. Pendapat ini disampaikan oleh beberapa subjek diantaranya, “…Saya suka jilbab yang modis tapi syar‟i mbak agar penampilan saya tetep terjaga dan menarik..” (Verbatim,W/A/07/20-07-2010). “… jilbab itu harus yang menarik yang simpel dan praktis seperti mode-mode yang sekarang ini jadi tidak monoton sehingga menarik
orang
lain
untuk
W/H/08/21-07-2011).
81
memakai
jilbab..”
(Verbatim,
Sehingga dengan adanya mode membuat para wanita muslim tertarik untuk memakai jilbab meskipun banyak mode-mode yang keluar dari syari‟at karena hanya bersifat komoditi atau barang dagangan untuk mendapat keuntungan, sehingga mode-mode jilbab yang diciptakan hanya mementingkan aspek ekonomi. Ada subyek yang menyatakan prihatin dengan adanya mode-mode yang keluar dari tuntunan agama. Menurut subjek tentang jilbab sekarang ini: “… berkaitan dengan mode-mode sekarang ini saya senang dan prihatin mbak, karena apa? mode-mode jilbab sekarang ini banyak yang keluar dari kaidah-kaidah Islam atau keluar dari ketentuan syari‟at karena dimanfaatkan sebagai ajang bisnis untuk meraup keuntungan…” (Verbatim,W/Q/09/21-07-2010).
Hal ini disampaikan oleh subjek yang sudah memahami jilbab yang merupakan perintah Allah dalam Al-Qur‟an dan mengetahui eksistensi dari jilbab untuk menutup aurot dan saat ini banyak mode jilbab yang memprihatinkan karena tidak sesuai aturan syari‟at. 6. Motivasi Pakaian Identitas Firman Allah dalam Al-qur‟an kepada para hamba-Nya
yaitu
untuk memakai jilbab agar mereka mudah untuk dikenal dan supaya mereka tidak diganggu. Asbabun nuzul perintah memakai jlbab yaitu karena pada zaman itu masih berlaku sistem budak di belahan negara Arab. Di hadapan manusia budak tidak memiliki kehormatan oleh karena itu perlakuan yang tidak sopan sering terjadi diantara mereka, maka Allah
82
memerintahkan
para wanita mukmin untuk memakai jilbab agar bisa
dibedakan dengan budak dan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti yang diungkapkan oleh subyek berikut “…Wong saya ini tinggal di lingkungan nasrani mbak jadi saya pake jilbab agar bisa terlihat mana yang Islam dan mana yang non Islam...” (Verbatim,W/D/12/22-07-2010).
“…Ini mbak saya kan memasuki kelasnya anak-anak yang mulai gede dan kebanyakan anak-anak laki-laki sini itu usil sama yang namanya guru perempuan. Jadi saya takut kalau memakai rok pendek akan diisengi anak-anak, wong kadang ada yang pake kaca itu lho yang ditaruh di bawah, kalau saya pake rok panjang lak aman tho mbak..” (Verbatim, W/D/12/22-07-2010).
Namun zaman sekarang kita tidak mengenal istilah budak seperti pada zaman dahulu. Eksistensi jilbab sekarang dipakai untuk membedakan antara wanita Islam dan wanita non Islam. Sehingga dengan jilbab bisa menunjukkan identitas komunitas wanita muslim di manapun mereka berada seperti yang diungkapkan subjek diatas.
C. Persepsi dan Motivasi Guru dalam Berjilbab Dari hasil wawancara yang telah dilakukan sebagian besar guru SMA N I Suruh menyatakan bahwa jilbab adalah pakaian yang dikenakan oleh para wanita muslim untuk menutup aurot, mereka sudah mengenal jilbab dan memakai jilbab setelah usia baligh walaupun pemakaiannya masih bersifat
83
lepas pakai atau bersifat kondisional belum secara kontinyu seperti yang disyariatkan oleh agama bahwa jilbab dipakai oleh para muslimah setelah menginjak usia baligh dengan cara dijulurkan sampai ke dada dan yang boleh terlihat adalah muka dan telapak tangan. Walaupun sebagian besar guru menyatakan jilbab wajib dipakai namun pemahaman tentang cara dan pemakaian jilbab belum diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ada beberapa guru yang menyatakan. “…bahwa jilbab adalah wajib ketika seseorang sudah menyatakan diri siap untuk memakai jilbab maka ia harus mampu menjaga sikap, tingkah laku dan perbuatannya. Tidak berjilbab tidak apa-apa asal hatinya berjilbab dari pada berjilbab tapi masih suka menggunjing dan merusak citra jilbab itu sendiri…”(Verbatim, W/R/11/22-07-2010).
Dari ungkapan yang disampaikan di atas terjadi ketidak singkronan ketika menyatakan jilbab itu wajib bagi seorang muslimah namun mereka juga menyatakan bahwa tidak memakai jilbab tidak apa-apa asal hatinya berjilbab. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa sebenarnya para guru SMA N I Suruh mengetahui hukum jilbab adalah wajib namun, realita dalam pemakaiannya masih mengenal toleran dengan alasan-alasan yang mereka ungkapkan untuk membolehkan jilbab dipakai secara kondisisonal. Sedang dalam tuntunan Al-Qur‟an menyatakan bahwa jilbab diperintahkan untuk para wanita mukmin dan hanya orang-orang tertentu yang boleh melihat aurot kita karena pada prinsipnya jilbab dipakai untuk menutup aurot, seperti yang tercantum dalam Q.S An-Nur ayat 31tentang siapa saja
84
yang termasuk muhrim seorang wanita Islam yaitu : Suami-suami mereka, Ayah-ayah mereka, Ayah suami atau mertua mereka, Putra-putra mereka, putra-putra suami mereka atau anak tiri mereka, saudara-saudara laki-laki mereka, putra-putra saudara-saudara laki-laki mereka, putra-putra saudara perempuan mereka, para perempuan sesama Islam, hamba sahaya yang mereka miliki, pelayan-pelayan laki-laki (tua) yang sudah tidak mempunyai keinginan terhadap perempuan dan anak-anak yang belum mengerti aurot perempuan. Meskipun sebagian guru di SMA N I Suruh menyatakan yang menarik dari jilbab adalah menutup aurot untuk menjalankan perintah agama namun, berdasarkan pengamatan peneliti jilbab yang mereka pakai belum memenuhi standar syari‟at seperti yang tercantum dalam tuntunan Al-Qur‟an yang ketentuannya diatur oleh syari‟at seperti jilbab yang tidak tipis atau transparan dan cara memakainya harus dijulurkan sampai kedada namun pada guru SMA N I Suruh masih ada pemakaian jilbab yang dimasukkan untuk memenuhi ketentuan dinas dan ada juga yang berpendapat bahwa jilbab sebaiknya dipakai secara modis dan praktis sehingga tidaklah membuat repot si pemakai. Guru SMA N I Suruh menyatakan ada perbedaan antara sebelum memakai jilbab dengan sesudah memakai jilbab, baik pada guru yang sudah memahami pemakaian jilbab atau yang belum memahami jilbab. Adapun perbedaan yang dirasakan oleh para guru di SMA N I Suruh yaitu: 1. Marasa nyaman dan aman dari godaan-godaan yang meremehkan seorang perempuan . Hal ini sesuai janji Allah dalan Al-Qur‟an surat Al-Ahzab: 59
85
yang menyatakan bahwa” … Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya keseluruh tubuh agar mereka
lebih mudah untuk dikenali, sehingga
mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengasih dan Maha penyayang” (Q.S Al –Ahzab : 59). 2. Lebih dihormati dan disegani oleh orang-orang di sekitar mereka. Ketika di lingkungan sekolah mereka dihormati oleh murid-murid dan temanteman rekan kerja mereka. Bentuk penghormatan murid kepada guru yang berjilbab yaitu lebih menghargai nasehat yang disampaikan oleh guru-guru yang berjilbab dari pada yang belum memakai jilbab. 3. Lebih percaya diri dengan berjilbab. Guru SMA N I Suruh lebih percaya diri ketika mengajar. Karena secara estetika dan etika seorang guru yang ketika mengajar akan lebih rapi dan mampu menyembunyikan kekurangan-kekurangan dalam dirinya yang sering membuat para perempuan kehilangan rasa percaya diri seperti kulit yang mulai keriput, rambut yang mulai beruban, dan kegemukan yang sering dialami oleh ibuibu. Dengan jilbab ini mampu menyembunyikan kekurangan-kekurangan mereka. 4. Ada juga yang menyatakan dengan jilbab mampu menunjukkan kepada umum bahwa perempuan berjilbab juga mampu berprestasi. Para guru SMA N I Suruh semakin yakin dengan jilbab karena jilbab yang mereka pakai merupakan wujud kepatuhan mereka dengan aturan-aturan agama. Dengan memakai jilbab mereka mampu menjaga kehormatan seorang wanita muslimah agar tidak diganggu oleh laki-laki yang jahil dan dengan
86
jilbab juga mampu membedakan antara wanita muslim dengan wanita non muslim sebagaimana tercantum dalam Al-Qur‟an dimana dengan jilbab agar mudah dikenali oleh kelompok lain. Motivasi berjilbab cenderung datang dari keluarga mereka karena kebanyakan latar belakang keluarga guru di SMA N I Suruh merupakan keluarga yang agamis atau keluarga santri sehingga mendapat dukungan dalam memakai jilbab. Dukungan itu berasal dari ayah, suami, orang-orang yang masih kerabat keluarga bahkan dari seorang anak yang baru kelas TK yang di sekolahkan di lembaga pendidikan Islam yang memberikan pengertian tentang aurot dan wajibnya memakai jilbab bagi ibunya. Namun masih ada yang memakai jilbab hanya sebagai formalitas saja. Kemudian
adanya
dukungan
dari
masyarakat
sekitar
yang
membolehkan adanya pemakaian jilbab dalam kehidupan sehari-hari dengan mode dan pemahaman agama masing-masing. Walaupun awalnya masyarakat memberikan penekanan-penekanan dalam jilbab seperti bersikap sinis, mencemooh dan mengucilkan orang-orang yang berjilbab. Seperti yang dialami oleh para guru SMA N I Suruh dimana ketika awal-awal memakai jilbab sering mendapatkan ungkapan sinis dan cemoohan dari lingkugannya bahkan kekerasan fisik. Namun keimanan seseoarang mampu meyakinkan untuk menjalankan ajaran agama yang merupakan perintah Allah terutama untuk berjilbab menjadikan mereka ihlas dalam menghadapi perlakuan masyarakat terhadap mereka.
87
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap persepsi guru SMA N I Suruh tentang jilbab yaitu: a.
Jilbab merupakan pakaian wajib bagi para muslimah
b.
Jilbab mencerminkan perilaku pemakainya.
c.
Jilbab merupakan pakaian kehormatan.
d.
Jilbab modis namun tetep syar‟i.
e.
Jilbab adalah pakaian yang menutup seluruh tubuh.
f.
Jilbab wajib bagi wanita yang sudah baligh.
2. Sedang motivasi para guru SMA N I Suruh dalam berjilbab yaitu: a.
Karena faktor Teologis
b.
Karena faktor Estetika
c.
Karena faktor Keamanan
B. Saran 1. Bagi guru SMA N I Suruh a. Seorang guru adalah orang yang dipandang berilmu jadi ketika menjalankan atau melakukan sesuatu didasari dengan pengetahuan bukan hanya sekedar ikut-ikutan.
88
b. Jilbab sebaiknya dipakai secara kontinyu sesuai syari‟at bukan hanya sekedar formalitas saja atau ketika ada iven-iven yang membutuhkan jilbab. Utamakan pandangan Allah dari pada pandangan manusia. c. Ilmu tentang jilbab sebaiknya diterapkan bukan hanya bersifat pengetahuan d. Guru adalah figur teladan bagi anak didiknya, dengan berjilbab guru telah memberikan contoh yang baik dan menanamkan nilai moral agama pada anak didik. e. Jilbab bukan hanya formalitas saja namun ini ada makna religiusitas, sebagai wajud keimanan. 2. Bagi para Pendidik Generasi Bangsa. a. Seorang pendidik sebaiknya menyadari bahwa mereka adalah teladan bagi llingkungan keluarganya, bagi lingkungan sekolahnya dan bagi lingkungan masyarakat disekitarnnya. b. Pendidikan yang tepat buat anak-anak didik adalah keteladanan dari orang-orang di sekitarnya terutama orang tua dan guru di sekolah. c. Para orang tua mempercayakan anak-anak mereka untuk bersekolah agar mendapatkan pengajaran moral dan ilmu untuk masa depan mereka. d. Proses belajar mengajar di sekolah bukan hanya menyampaikan materi saja namun pembelajaran moral sangat dibutuhkan oleh anak didik. e. Pelajaran moral bukan hanya tanngung jawab guru agama dan PPKn saja namun seluruh guru mata pelajaran yang ada.
89
3. Bagi Wanita Muslim pada Umumnya a. Jika sudah megetahui hakikat jilbab yang sesungguhnya sebaiknya dijalankan dengan ihlas hanya untuk mengharap ridho Alah. b. Menjadi wanita-wanita yang sholihah tidak akan pernah rugi dan tidak akan menyesal. c. Dengan berjilbab setiap hari kita sudah berdakwah karean membawa identitas keislaman kita dimanapun kita berada.
90
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. 1994. Tafsir Ilmu Pendidikan dalam Perpekif Islam. Bandung: Rineka Rosdakarya. Almahalli, Abu Iqbal. 2003. Muslimah Moderen dalam Bingkai Al-qur’an dan Hadist. Yogyakarta: Mitra Pustaka. Asmaiyah. 2009. Peranan Pendidikan Ma’arif dalam Penguatan Kemandirian Pendidikan Islam Asmani, Jamal Ma‟mur. 2110. Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif,dan Inovatif. Yogyakarta: Diva Pres. Ats-tsuwani, Muhammad Fahd. 2007. Makin Cantik dengan Jilbab. Solo: mumtaza. Azzam. 2007. Jilbab itu Keren: Jakarta: Media Grafika. Darajat, Zakiyah. 1980. Kepribadian Guru.Jakarta: Bulan Bintang. Deasylawati. 2008. How to be a True Muslimah. Surakarta: Afra publishing. Elfata edisi 01. Vol 09. 2009. Huberman, A Michaeil dan Matthem B Miles. 1992. Analisis Data Kualitatif. UIPress. Jakarta. Hamzah, B.Uno. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. Isjoni. 2008. Guru sebagai Motivator Perubahan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Moleong, S Lexy. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Pusda Karya. Muhsin, Abdul. Misteri Jilbab Jangan Sampai Masuk Neraka Gara-gara Jilbab. Solo: Rumah dzikir. Muhyidin, Muhammad. 2008. Membelah Lautan Jilbab. Yogyakarta: Diva Press. Nasution S. 1995. Sosiologi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Shihab, Quraish.1999. Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera hati.
Siagian, Sondang P. 2004. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta. Siregar, Harun. 2010. Makin Sehat dengan Jilbab. Yogyakarta: Pro-U Media. Slameto.1991. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Sriyanti, lillik. 2005. Dilema Gadis Berjilbab, Salatiga: STAIN salatiga press. Suparlan, M. 2005. Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta: Hikayat. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. 2006. Jakarta: Sinar Grafika. http://wwww.damandiri.or.id/file/setiabudiipbinjauanpustaka.pdf. diakses Tanggal 28 April 2010.
Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA PERSEPSI TENTANG JILBAB Studi Pada Guru SMA N I Suruh Tahun 2010
Pertanyaan:
1. Apa yang Anda ketahui tentang jilbab? 2. Menurut Anda apa sebenarnya hukum memakai jilbab? 3. Sebaiknya kapankah seorang wanita memakai jilbab? karena apa? 4. Dari manakah Anda mengetahui tentang jilbab? 5. Bagaimanakah sebaiknya jilbab itu dipakai? 6. Sepengetahuan Anda adakah jilbab yang syar‟i itu? Jika ada bagaimana kriteri-kriterianya? 7. Adakah manfaat yang Anda rasakan selama berjilbab? 8. Bagaimanakah jilbab yang Anda sukai? 9. Bagaimanakah menurut Anda mode-mode jilbab saat ini? 10. Kenapa wanita muslim harus memakai jilbab? 11. Siapakah yang mengenalkan jilbab pertama kali kepada Anda? 12. Apakah Anda merasa nyaman ketika berjilbab? 13. Apakah Anda mengetahui aturan dinas terhadap jilbab? 14. Setujukah Anda terhadap peratuaran dinas terhadap mode atau cara berjilbab? Mengapa?
Lampiran 2 PEDOMAN WAWANCARA MOTIVASI GURU DALAM BERJILBAB Studi pada guru SMA N I Suruh
Pertanyaan 1. Sejak kapan Anda mengenal jilbab? 2. Sejak kapan Anda memakai jilbab? 3. Menurut Anda apa yang menarik dari jilbab? 4. Bagaimana sikap keluarga atau lingkungan Anda terhadap jilbab yang Anda pakai? 5. Apakah alasan anda memakai jilbab? 6. Apakah Anda mengalami perbedaan dalam diri Anda antara sebelum memakai jilbab dengan sesudah memakai jilbab? 7. Apa yang membuat Anda merasa yakin memakai jilbab?
Lampiran 3
No Data
: 01
Responden
: Dwi hartati, S. Pd
Kode responden
:1
Kode data
: W/Dh/01/20-07-2010
Hari/ tanggal
: Selasa,20 juli 2010
Tempat
: Ruang BK SMA N I Suruh
Peneliti
: Apa yang Ibu ketahui tentang jilbab?
Responden
:
Jilbab merupakan pakaian wanita muslim yangdipakai untuk
menutup aurot kecuali muka dan telapak tangan . Peneliti
: Sebenarnya apa hukum memakai jilbab bagi wanita Islam?
Responden
: Hukum memakai jilbab adalah wajjib bagi wanita muslim yang sudah akil baligh.
Peneliti
:Sebaiknya kapan seorang wanita memakai jilbab?karena apa?
Responden
: Jilbab sebaiknya dibiasakan sejak kecil sehingga nantiakan terbiasa jika sudah besarsehingga akan mudah untuk memakai jilbab sehari-hari.
Peneliti
:Dari manakah Ibu mengetahui tentang jilbab?
Responden
:Saya bersal dari keluarga yang mempunyai perhatian terhadap agama, saya sering diajak ikut pengajian oleh ibu saya dari situlah saya mengenal jilbab karena sering ikut pengajian sehingga mau
nggak mau saya harus memakai jilbab jika ngaji. Selain itu saya juga mendapatkan info-info tentang jilbabdengan membaca dan juga mendengarkan dari orang-orang yang membicarakan tentang jilbab mulai dari hokum dan cara memakainya dan syarat-syarat jilbab yang syar‟i‟ Peneliti
: Bagaimanakah sebaiknya jilbab itu dipakai?
Responden
: Jilbab sebaiknya dipakai sesuai tuntunan agama yaitu dijulurkan sampai kedada.
Peneliti
: Sepengetahuan Ibu adakah jilbab yang syar‟i itu?
Responden
: Jilbab yang syar‟i yaitu jilbab yang tidak transparan, kainnya tebal, warna tidak mencolok an memakainya dengan dijulurkan sampai kedada.
Peneliti
: Adakah manfaat yang Ibu rasakan selama berjilbab?
Respponden
: Manfaatnya yaitu dengan berjilbabakan bias menutupi rambut yang mulai beruban, menutupi kulit yang kusi karena nggak penah pake hand body, hehe….
Peneliti
: Bagaimanakah jilbab yang Ibu sukai/
Responden
: Yang praktis dan longgar tapi tetep yang besar yang menuup dada.
Peneliti
: Kenapa wanita muslim harus berjjilbab?
Responden
: Ya karena memang wajib.
Peneliti
: Siapakah yang mengenalkan jilbab pertama kali pada Ibu?
Respondden
: Orang.tua
Peneliti
: Apakah Ibu merasa nyaman ketika berjilbab?
Responden
: Adakah aturan dinas mengenai jilbab?Bagaimana pendapat Ibu?
Peneliti
: Ya ada, dari dinas ada ketentuan yanguntuk memasukkan jilbab dengan tujuan agar atribut PNS atau kepegawaian ini lho mbak bisa terlihat, namun hal itu tidak saya senangi karena tidak sesuai aturan agamayang memberikan arahan agar jilbab dipakai dengan menjulurkan sampai kedada.
Peneliti
: Sejak kapan Ibu mengenal jilbab?
Responden
: Sejak kecil.
Peneliti
: Sejak kapan Ibu memakai jilbab?
Responden
: Saya mulai memakai jilbab sejakmasa kuliah namunsaya memakai jilbab secara kontinyu sejak tahun 1997.
Peneliti
:Menurut Ibu apa yang menarik dari jilbab?
Responden
: Yang menarik dari jilbab yaitu bagi saya adalah bias menutup aurotDan saya tertarik untuk memakai jilbabkarena ingin mematuhi aturan agama.
Peneliti
: Bagaimana sikap keluarga atau lingkungan Ibu terhadap jilbab yan Ibu pakai?
Responden
: Karena memang keluarga saya adalah agamis sehingga mereka mendukung saya untuk memakai jilbab.
Peneliti
: Apakah alasan Ibu memakai jilbab?
Responden
: Agar terlihat lebih rapi dan untuk mendapatkan ridho Allah.
Peneliti
: Apakah Ibu merasakan perbedaan antara sebelum dan sesudah memakai jilbab?
Responden
: Ya…dengan jilbab saya lebih merasa percaya diri hehe…karena bias menutup rambut yang mullai beruban, menutupi kulit yang kusi karena tidak pernah pake hand body dan satu lagi mbak menutupi kegemukan yang sering melanda ibu-ibu, hehe…
Peneliti
: Apa yang membuat Ibu yakin untuk berjilbab?
Responden
: Karena sesuai ajaran agama.
No. Data
: 02
Responden
: Widha Wirawati, S.Pd
Kodde Data
: W/Ww/02/20-07-2010
Hari, Tanggal
: Selasa, 20 juli 2010
Tempa
: Ruang BK SMA N I Suruh
Peneliti
: Apa yang Ibu ketahui tentang jilbab?
Responden
: Jilbab itu apa ya mbak…ooiy jilbab itu adalah pakaian muslimah
Peneliti
: Menurut Ibu sebenarnya hukum memakai jilbab itu apa?
Responden
: Kalau hukumnya itu saya tahu sya tahu mbak yaitu wajib.
Peneiti
: Sebaiknya kapan seorang wanita memakai jilbab?
Responden
: Jilbab itu sebaiknya dipakai secara kontinyu, setiap saat,setiap waktu jadi ketika sudah menyatakan siap unuk berjilbab, maka harus memakainya dianapun berada karena jilbab itu bagi saya menuunjukkan perilaku seseprang.seseorang sudah.
Peneliti
: Dari mana Ibu engetahui tentang jilbab?
Ressponden
: Saya mengetahhui jilbab ini dari guru PAI waktu SMA mbak dan dari keluarga.
Peneliti
: Bagaimanakah sebaiknnya jilbab itu dipakai?
Responden
: Ya dipakai umumnya aja mbak..yang longgardan menutupaurot. Banyak kan mbak yang saat ini memakai jilbab secara ketat? Yang memperlihatkan aurot seperti ini mbak.. jilbab yang diikat di leherdan ditambah lagi dengan pakaian ketat membebtuk body wah-wah nggak bagus itu.
Peneliti
: Adakah manfaat yang Ibu rasakan ketika berjilbab?
Responden
:Belum tahu mbak.
Peneliti
: Bagaimanakah jilbab yang Ibu sukai?
Responden
:Yang simple tapi tetep baju e yang longgar.
Peneliti
: Apakah Ibu merasa nyaman ketika berjilbab?
Responden
: Belum kenapa? Karena saya belum berani berjilbab secara konsisten karena jika katika saya harus membeli susu anak saya kepasar saya dengan tergesa-gesa saya masih pake celana pendek.
Peneliti
: Untuk mode-mode jilbab saat ini bagaimana menurut Ibu?
Responden
: Bagus-bagus mbak tapi semprawut, secara fation memang bagus tapi banyak yang keluar dari norma-norma agama seperti tadi lho mbak ketat-ketat.
No.Data
: 03
Responden
: Dra. Isrohning
Kode responden
:3
Kode Data
: W/S/03/20-07-2010
Hari atau tanggal
: Selasa 20 Juli 2010
Tempat Ruang
: BK SMA N I Suruh
Peneliti
: Sejak kapan Ibu mengenal jilbab?
Responden
: Saya mengenal jilbab sejak kecil mbak.. karena saya SDnya di Muhammadiyah SMP, SMA dan IKIPnya aja saya di Muhammadiyah mbak jadi saya sudah mengenal jilbab sudah sejak kecil.
Peneliti
:Sejak kapan Ibu memakai jilbab?
Responden
: Saya memakai jilbab sejak masa SD tapi memakai jibab secara kontinyu sejak tahun 2005, tahun 1990 itu saya wiyata bakti di MAN tapi saya pake pas kesekolah aja dan ketika masuk ke SMA N I Suruh tahun 2005
Peneliti
: Menurut Ibu apa yang menarik dari jilbab?
Responden
: Ya itu mbak untuk melaksanakan perintah agama untuk menutup aurot berdasarkan surat An-Nisa‟ ya? Kalau nggak salah..
Peneliti
: Bagaimana sikap keluarga atau lingkungan Ibu terhadap jilbab yang Anda pakai?
Responden
: Sangat mendukung baik keluarga maupun masyarakat.
Peneliti
: Apakah alasan Ibu memakai jilbab?
Responden
: Untuk melaksanakan perintah agama mbak..
Peneliti
: Apakah Ibu mengalami perbedaan dalam diri Anda antara sebelum memakai jilbab dengan sesudah memakai jilbab?
Responden
: Ada mbak..wah dengan jilbab itu lho mbak saya merasakan kenyamanan , saya merasa nyaman karena tidak diganggu oleh laki-laki yang iseng. Pernah saya itu nganter siswa saya ke SMA Tengaran , waktu itu saya belum berjilbab dan saya menunggu siswa saya di depan SMA Tengaran tiba-tiba datang seorang lakilaki yang menghampiri saya pake mobil mbak dan berkata” mau ke Semarang bu, mari saya anter” saya keget mbak padahal saya berpakaian PNS ee..masih ada yang iseng, emang aku apaan…
Peneliti
: Apa yang membuat Ibu merasa yakin memakai jilbab?
Responden
: Setelah ada peristiwa itu mbak saya merasa yakin untuk berjilbab, setelah dipikir-pikir enak juga ya berjilbab.
No.Data
: 04
Responden
: Dra. Cicik Dyah Wardani
Kode responden
:4
Kode Data
: W/C/04/20-07-2010
Hari atau tanggal
: Selasa 20 Juli 2010
Tempat
: Ruang BK SMA N I Suruh
Peneliti
: Apa yang Ibu ketahui tentang jillbab?
Responden
: Jilbab merupakan pakaian atau kain untuk menutup aurot
Peneliti
: Bagaimanakah hukum memakai jilbab?
Responden
: Belum tahu katanya wajib
Peneliti
: Dari manakah Ibu menetahui dan mengenal jilbab?
Responden
: Dari putra saya mbak..ketika dia masih TK dia pernah bilang kesaya”bu rambut ibu itu aurot harus ditutupi, kalau ibu mau ke sekolah saya ibu harus pake jilbab, kalau nggak mau pake jilbab mending nggak usah ke sekolah saja” gitu mbak..
Peneliti
: Sebaiknya kapan eorang wanita memakai jilbab? Karena apa?
Responden
: Kalau keluar rumah katanya aurot itu hanya boleh dilihat oleh muhrim.
Peneliti
: Bagaiman jilbab yang Ibu sukai?
Responden
: Yang kelihatan modis tetep rapi
Peneliti
: Bagaiman mode jilbab saat ini?
Responden
: Asal tidak menyalahi syar‟i nggak papa.
Daftar Nama-Nama Subyek Penelitian Tabel 1.1 No.
Nama
1.
Dwi Hartati, S.Pd
2.
Widha wirawanti, S.Pd
..3.
Dra. Isrohning
4.
Dra. Cicik Dyah Wardani
5.
Dra. Fitryah Sukriyani
6.
Dra. Eny Subiyanti
7.
Dra. Indriyati Agustin
8.
Woro Hapsari Oktriani, S.Pd
9.
Anni Qori‟ah S.Pd
10.
Siti Muafanah
11.
Ani Kurniawati, S.E
12.
Sri Windari, S.Pd
Daftar Persepsi Guru Terhadap Jilbab No.
Nama guru
1.
Dwi Hartati, S.Pd
2.
Widha wirawanti, S.Pd
3. 4. 5.
Dra. Isrohning Dra. Cicik Dyah Wardani Dra. Fitryah Sukriyani
6.
Dra. Eny Subiyanti
7.
Dra. Indriyati Agustin
8. 9.
Woro Hapsari Oktriani, S.Pd Anni Qori‟ah S.Pd
10.
Siti Muafanah
Persepsi terhadap jilbab Jilbab merupakan pakaian wanita muslim yang untuk menutup aurot kecuali telapak tangan dan muka. Pakaian seorang wanita islam yang hukumnya wajib dan harus dipakai secara kontinyu Pakaian wanita mulim yang wajib hukunnya. Pakaian atau kain untuk menutup aurot Jilbab merupakan baju kurung atau panjang yang menutupi seluruuh tubuh seorang wanita muslim kecuali muka dan telapak tangan Jilbab sebagai pakaian penutup aurot yang hukumnya adalah wajib bagi wanita muslim Pakaian muslimah yang yang dippakai secara modis tapi tetep syar‟i Pakaian muslimah yang dipakai kemanapn berada Pakaian muslimah yany dipakai untuk menutupi seluruh tubuuh kecuali muka dan telapak tangan Pakaian yang dikenakan oleh wanita muslimah dengan cara dijulurkan sampai kedadadan dipakai
No.
Nama guru
11.
Ani Kurniawati, S.E
12.
Sri Windari, S.Pd
Persepsi terhadap jilbab dimanapun dan kapanpunberada kecuali dihadapan muuhrimnya dan jilbab ini bersifat wajib. Pakaian Yang Dipakai Wanita Islam,dimana hokum memakai jilbab wajib bagi muslimah yang sudah siap lahir batin Pakaian yang dipakai wanita islam untuk menutup aurot yang wajib hukumnya.
Daftar data Subyek yang konsisten dalam berjilbab No.
Nama
1.
Dwi Hartati, S.Pd
2.
Widha wirawanti, S.Pd
3.
Dra. Isrohning
4.
Dra. Cicik Dyah Wardani
5.
Dra. Fitryah Sukriyani
6.
Dra. Eny Subiyanti
7.
Dra. Indriyati Agustin
8.
WoroHapsariOktriani. S.Pd
9.
Anni Qori‟ah S.Pd
10.
Siti Muafanah
11.
Ani Kurniawati, S.E
12.
Sri Windari, S.Pd
Keterngan
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: ISNI ARIYANTI
Tempat Tanggal lahir
: Kab. Semarang, 7 Juli 1985
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
: Gundi Suruh Rt 08 /Rw 08
No.Hp
: 085760800822
Pendidikan
: 1. MI Suruh 01
Lulus tahun 1991
2. SMP N I Suruh
Lulus tahun 1992
3. SMA N I Suruh
Lulus tahun 2005
4. S I PAI STAIN SALATIGA
Lulus tahun 2010
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Salatiga,
Isni Ariyanti
Agustus 2010