PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEPSI GURU PAMONG TERHADAP KOMPETENSI MAHASISWA PPL Studi Kasus Pada Guru-Guru SMA dan SMK di Kabupaten Sleman
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi
Disusun Oleh : EPIFANIA PRABANINGRUM 021334 057
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
S ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO Bersyukurlah bahwa kamu belum siap memiliki yang kamu inginkan, Seandainya Sudah, apalagi yang harus diinginkan. Bersyukurlah bahwa kamu tidak tahu sesuatu karena itu memberimu kesempatan untuk belajar. Bersyukurlah untuk masa sulit karena di masa itulah kamu tumbuh Bersyukurlah untuk keterbatasanmu karena itu memberi kesempatan untuk berkembang Bersyukurlah untuk setiap tantangan baru karena itu yang akan membangun kekuatan dan kepribadianmu Bersyukurlah untuk kesalahan yang kamu buat karena itu merupakan pelajaran yang amat berharga Bersyukurlah karena rasa syukur dapat mengubah hal-hal negatif menjadi positif
(Cak Nurchabib SCTV 2004)
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini aku persembahkan untuk : Bapakku tercinta Antonius Suradjiya Ibuku tercinta Purwatiningsih
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK PERSEPSI GURU PAMONG TERHADAP KOMPETENSI MAHASISWA PPL Studi Kasus Pada Guru-Guru SMA dan SMK di Kabupaten Sleman Epifania Prabaningrum Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2007 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa PPL ditinjau dari pengalaman membimbing; (2) perbedaan persepsi guru terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan; (3) perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi mahasiswa PPL ditinjau dari pengalaman membimbing; (4) perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan; (5) perbedaaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi sosial ditinjau pengalaman membimbing; (6) perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi sosial mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan; (7) perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi profesional mahasiswa PPL ditinjau dari pengalaman membimbing; (8) perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi profesional mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan Penelitian dilaksanakan di SMA dan SMK yang ada di Kabupaten Sleman pada bulan Mei 2007. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 110 guru. Sampel penelitian berjumlah 91 guru. Tehnik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Teknik analisa data menggunakan uji Oneway Anova dan T-test . Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa PPL ditinjau dari pengalaman membimbing (Fhitung = 3,470> Ftabel = 3,101); (2) ada perbedaan persepsi guru terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan (t hitung =7,902> t tabel =1,990); (3) ada perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi mahasiswa PPL ditinjau dari pengalaman membimbing (Fhitung = 3,324> Ftabel = 3,101); (4) ada perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan (t hitung =3,202> t tabel =1,990);(5) ada perbedaaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi sosial mahasiswa PPL ditinjau dari pengalaman membimbing (Fhitung =3,757> Ftabel = 3,101); (6) ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi sosial pada mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan (t hitung =3,329> t tabel =1,990); (7) ada perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi profesional pada mahasiswa PPL ditinjau dari pengalaman membimbing; (Fhitung = 3,239> Ftabel = 3,101) (8) ada perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi profesional pada mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan (t hitung =2,702 > t tabel =1,990).
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT THE PERCEPTION OF SUPERVISOR TOWARDS THE COMPETENCE OF STUDENTS TEACHING PRACTICE A Case Study on SMA and SMK teacher’s in Sleman Regency Epifania Prabanimgrum Sanata Dharma University 2007 The purposes of this research are to know: (1) the difference of the supervisor’s perception toward students pedagogical competence based on the exprerience in guiding teaching practice; (2) the difference of the supervisor’s perception toward students pedagogical competence based on the level education; (3) the difference of the supervisor’s perception toward students personal competence based on the exprerience in guiding teaching practice; (4) the difference of the supervisor’s perception toward students competence the personal based on the level education; (5) the difference of the supervisor’s perception toward students social competence based on the exprerience in guiding teaching practice; (6) the difference of the supervisor’s perception toward students competence social competence based on the level education; (7) the difference of the supervisor’s perception toward students profesional competence based on the exprerience in guiding teaching practice; (8) the difference of the supervisor’s perception toward students profesional competence based on the level education. This research was conducted on most of SMA and SMK in Sleman Regency during Mei 2007. The method of data collection was questionnaire. The population of this research was 110 teachers. The samples of this research were 91 teachers. The technique of sampling taking samples was purposive sampling. The technique of data analysis was anova and t-test. The results of the research are: (1) there is difference of the supervisor’s perception toward students pedagogical competence based on the exprerience in guiding teaching practice (Faccount = 3,470> Ftable = 3,101); (2) there is difference of the supervisor’s perception toward students pedagogical competence based on the level education (taccount =7,902> ttable = 1,990); (3) there is difference of the supervisor’s perception toward students personal competence based on the exprerience in guiding teaching practice (Faccount = 3,324> Ftable = 3,101); (4) there is difference of the supervisor’s perception toward students competence the personal based on the level education (taccount =3,202> ttable = 1,990); (5) there is difference of the supervisor’s perception toward students social competence based on the exprerience in guiding teaching practice (Faccount = 3,757> Ftable = 3,101); (6) there is difference of the supervisor’s perception toward students competence social competence based on the level education (taccount =3,329> ttable = 1,990;(7) there is difference of the supervisor’s perception toward students profesional competence based on the exprerience in guiding teaching practice (Faccount = 3,239> Ftable = 3,101; (8) there is difference of the supervisor’s perception toward students profesional competence based on the level education (taccount =2,702> ttable = 1,990)
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih karena skripsi ini telah selesai tepat pada waktunya. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan
Akuntansi. Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini mendapatkan berbagai masukan, kritik dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Drama, Yogyakarta. 3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. 4. Bapak S. Widanarto P., S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini. 5. Ibu Cornelio Purwantini, Spd., MSi. selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skipsi ini. 6. Ibu B. Indah Nugraheni, S. Pd., S.I.P., M.Pd. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini. 7. Bapak Ibu guru di SMA,SMK negeri dan swasta se Kabupaten Sleman yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8. Kedua orang tuaku (Babe Anton Suradjiya dan ibu Purwatiningsih) yang dengan sabar memberikan dorongan, nasehat dan selalu berdoa untuk penulis. 9. Kakakku (Cek may) dan adikku ( Tole) 10. Temen-temen di bulan oktober Lusi, Kriwol, Bowo, Boim, Mumun, Erma, Yuni akhirnya kita dapat melewati semuanya 11. Sobat-sobatku She’ska, Tea-us, Kris-sum, Elly, Dhita, Dina 12. Temen-temen PAK 2002, Wiwin, Iin, Bulan, Indri, Imas, Dewa, April, Goris, Eri, Yoyok, Duwi, dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas doa kalian dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung Semoga semua kebaikan dan bantuannya mendapat imbalan yang sepantasnya dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Yogyakarta, Oktober 2007 Penulis
Epifania.P
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL………………………………………………………
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………….
ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………..
iii
MOTTO…………………………………………………………………...
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………..
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………………..
vi
ABSTRAK………………………………………………………………..
vii viii
ABSTRACT………………………………………………………………..
ix KATA PENGANTAR……………………………………………………. DAFTAR ISI………………………………………………………………
xi xvi
DAFTAR TABEL………………………………………………………… DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… BAB I
BAB II
xviii
PENDAHULUAN……………………………………………
1
A. Latar Belakang Masalah………………………………….
1
B. Rumusan masalah…….…………………………………..
5
C. Tujuan Penelitian…………………………………………
6
D. Manfaat Penelitian………………………………………..
7
TINJAUAN PUSTAKA……………………………………...
9
A. Pengertian Persepsi ……………………………………...
6
B. Guru Pamong…….……………………………………….
13
C. Kompetensi Guru…….…………………………………..
14
D. PPL…….…………………………………………………
24
E. Mahasiswa PPL…….…………………………………….
25
F. Tingkat Pendidikan…….………………………………...
26
G. Pengalaman Membimbing…….………………………….
28
H. Kerangka Berpikir…….………………………………….
xi
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN…………………………………….
A. Jenis Penelitian…………….……………………………..
41 41 41
B. Subjek dan Objek Penelitian……………….……………. 41 C. Waktu dan Tempat Penelitian…….……………………...
42
D. Populasi dan Sampel…….……………………………….
44
E. Variabel penelitian dan Pengukuran…….……………….
45 48
F. Kisi-kisi kuesioner……………………………………….. 51 G. Uji Instrumen penelitian…..……………………………... 51 H. Teknik Pengumpulan Data………………………………. 52 I. Teknik Analisis Data…………………………………….. 53 1. Pengujian Normalitas dan Homogenitas……………. 2. Pengujian Hipotesis………………………………… BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN………………………….
57
A. Deskripsi Data…………………………………....
58
1. Deskripsi Responden Penelitian……………...
58
a. Tingkat Pendidikan Guru………………...
58
b. Pengalaman Membimbing……………......
59
2. Persentase Persepsi Guru Pamong terhadap kompetensi pedagogik…………….................
60
3. Persentase Persepsi Guru Pamong terhadap kompetensi pribadi…………….......................
64
4. Persentase Guru Pamong terhadap kompetensi sosial……………………………
67
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Persentase Guru Pamong terhadap kompetensi professional……………...............
71
75 B. Analisis Data…………………………………….. 75 1. Pengujian Prasyarat Analisis………………… 75 a. Uji Normalitas…………………………... 76 b. Uji Homogenitas………………………... 78 2. Pengujian Hipotesis………………………….. a. Hipotesis Pertama (perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pedagogik ditinjau dari pengalaman membimbing)……………………………. b. Hipotesis Kedua (perbedaan persepsi guru terhadap kompetensi pedagogik ditinjau dari tingkat pendidikan) …………………………………………… c. Hipotesis Ketiga (perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi ditinjau dari pengalaman membimbing) …………………………………………… d. Hipotesis Keempat (perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi ditinjau dari tingkat pendidikan) …………………………………………… e. Hipotesis kelima (perbedaaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi sosial ditinjau dari pengalaman membimbing)…………………………….
f. Hipotesis Keenam (perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi sosial pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan)…………………
xiii
78
79
80
81
83
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85 g. Hipotesis Ketujuh (perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi profesional pada mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman membimbing)… h. Hipotesis Kedelapan (Perbedaan perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi profesional pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan……………………………….. C. Pembahasan……………………………………… 1. persepsi guru pamong terhadap kompetensi pedagogik ditinjau dari pengalaman membimbing………………………………… 2. persepsi guru terhadap kompetensi pedagogik ditinjau dari tingkat pendidikan) ………………………………………………. 3. persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi ditinjau dari pengalaman membimbing)……………………………….. 4. persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi ditinjau dari tingkat pendidikan ……………………………………………….. 5. persepsi guru pamong terhadap kompetensi sosial ditinjau pengalaman membimbing…………………………………. 6. persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi sosial pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan……………... 7. persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi profesional pada mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman membimbing…………………………………. 8. persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi profesional pada mahasiswa
xiv
86 88
88
91
94
97
99
101
104
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
praktikan ditinjau dari pengalaman membimbing…………………………………. BAB V
PENUTUP……………………………………………………
110
A. Kesimpulan ………………………………………………
111
B. Saran-saran……………………………………………….
111
C. Keterbatasan……………………………………………...
112
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………..............
113
LAMPIRAN…………………………………………….............................
115
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel
3.1 3.2 4.0 4.1 4.2 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8
Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11
Tabel 4.12 Tabel 4.13
Tabel 4.14
Tabel 4.15 Tabel 4.16 Tabel 4.17 Tabel 4.18
Daftar Tempat penelitian…………………………………... Hasil Pengukuran Validitas………………………………... Sebaran Responden Penelitian…………………………….. Deskripsi Responden Menurut Tingkat Pendidikan……….. Deskripsi Responden Menurut Pengalaman Membimbing... Persentase persepsi guru pamong terhadap kompetensi pedagogoik mahasiswa PPL……………………………….. Persentase persepsi guru pamong terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan……….………………………….……………... Persentase persepsi guru pamong terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa PPL ditinjau pengalaman membimbing………………………….…………………… Persentase persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi mahasiswa PPL……………………………………. Persentase persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan….. Persentase persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi mahasiswa PPL ditinjau dari pengalaman membimbing………………………………………………. Persentase persepsi guru pamong terhadap kompetensi sosial mahasiswa PPL……………………………………... Persentase persepsi guru pamong terhadap kompetensi sosial mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan…… Persentase persepsi guru pamong terhadap kompetensi sosial mahasiswa PPL ditinjau dari pengalaman membimbing……………………………………………….. Persentase persepsi guru pamong terhadap kompetensi profesional mahasiswa PPL……………………………….. Persentase persepsi guru pamong terhadap kompetensi profesional mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan…………………………………………………. Persentase persepsi guru pamong terhadap kompetensi profesional mahasiswa PPL ditinjau dari pengalaman membimbing………………………………………………..
43 49 58 58 59 61
61
62 65 65
66 69 69
70 72
73
74 76
Hasil Pengujian Normalitas………………………………... 77 Hasil Pengujian Homogenitas Tingkat Pendidikan………... Hasil Pengujian Homogenitas Pengalaman 77 Membimbing………………………………………………. Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru Pamong Terhadap Kompetensi Pedagogik ditinjau dari Pengalaman 79 Membimbing……………………………………………….
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.19
Tabel 4.20
Tabel 4.21
Tabel 4.22
Tabel 4.23
Tabel 4.24
Tabel 4.25
Tabel 4.26 Tabel 4.27
Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru Pamong Terhadap Kompetensi Pedagogik ditinjau dari Tingkat Pendidikan………………………………………………… Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru Pamong Terhadap Kompetensi Pribadi ditinjau dari Pengalaman Membimbing………………………………………………. Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru Pamong Terhadap Kompetensi Pribadi ditinjau dari Tingkat Pendidikan…………………………………………………. Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru Pamong Terhadap Kompetensi Sosial ditinjau dari Pengalaman Membimbing………………………………………………. Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru Pamong Terhadap Kompetensi Sosial ditinjau dari Tingkat Pendidikan…………………………………………………. Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru Pamong Terhadap Kompetensi Profesional ditinjau Pengalaman Membimbing………………………………………………. Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru Pamong Terhadap Kompetensi Profesional ditinjau dari Tingkat Pendidikan…………………………………………………. Kesimpulan Hasil Uji Hipótesis menggunakan Anova……. Kesimpulan Hasil Uji Hipótesis menggunakan T-test……..
xvii
80
81
82
83
84
85
86 87 88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1: Kuesioner LAMPIRAN 2: Pengujian Instrumen Penelitian LAMPIRAN 3: Data Mentah Peneltian LAMPIRAN 4: Pengujian Prasayarat Analis LAMPIRAN 5: Tabel F,Tabel T, Tabel R LAMPIRAN 6: Hasil Pengujian hipotesis LAMPIRAN 7: Surat Izin Penelitian dan Surat Keterangan Penelitian
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang Pengembangan sumber daya manusia merupakan penentu keberhasilan pembangunan nasional. Oleh sebab itu, pengembangan sumber daya manusia harus mendapat perhatian secara sungguh-sungguh dengan perencanaan yang berorientasi pada masa depan. Salah satu hal yang dilakukan dalam pengembangan sumber daya manusia melalui peningkatan kualitas pendidikan. Ada banyak faktor yang berkaitan dengan penentuan kualitas pendidikan yaitu siswa, sarana dan prasarana, kurikulum dan profesionalitas guru. Pada penelitian ini faktor yang menjadi pusat perhatian adalah profesionalitas guru. Guru ialah pendidik yang dalam kesehariannya berinterakasi dan beraktivitas memotivasi, membimbing dan mengarahkan kemajuan siswa sebagai peserta didiknya. Tidak heran kalau kualitas pendidikan di tanah air kita rendah disebabkan oleh rendahnya kualitas atau sering dikenal dengan kompetensi guru. Guru kurang menguasai 4 kompetensi dasar yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional seperti yang tercantum dalam UU 14 tahun 2005. Cukup banyak bukti yang dapat mendukung kesimpulan bahwa mutu pendidikan tanah air sampai saat ini rendah. Bukti tersebut antara lain rata-rata hasil ujian akhir nasional, ujian akhir sekolah untuk semua mata pelajaran berkisar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
pada rentangan 5 sampai 7 saja (kompas, 10 Januari 2005). Hasil ujian akhir menyebabkan pertanyaan besar tentang kualitas guru saat ini. Ketidakmampuan guru dalam menguasai kompetensi dasar khususnya tentang kualifikasi guru. Kualifikasi yang diminta oleh SLTP/SLTA tidak cocok dengan kualifikasi yang telah tersedia. Jika dilihat dari kebutuhan bidang studi distribusi penugasan yang tidak merata sehingga mutu akademik guru yang rendah dan aktifitas ilmiah yang jauh dari membanggakan serta kelayakan mengajar yang tidak memadai yang mengakibatkan pada rendahnya profesional guru. Menurut sumber kompas, 2 Desember 2004 Input guru di Indonesia sangat memprihatinkan kualitasnya. Data Balitbang Depdiknas (1999) menunjukkan dari puluhan ribu tes calon guru PNS menunjukkan rata-rata skor tes seleksinya sangat rendah dan mutu akademik guru juga memprihatinkan. Data Balitbang Depdiknas (2001) menunjukkan rendahnya mutu akdemik guru SD, SMP, SMA dan SMK di Indonesia. Penerapan pada kompetensi yang lain di sekolah guru tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga pendidik yang harus menerapkan nilai-nilai kependidikan. Di sekolah dan masyarakat seorang guru merupakan tokoh yang pantas diteladani, namun pada kenyataannya masih banyak guru berperan ganda dalam profesinya masih ada guru menjadi makelar, tukang ojek dan lain-lain. Hal ini mempengaruhi kinerja guru. Dan akhirnya akan mempengaruhi kualitas anak didik Tingkat kemampuan guru sejak semula disiapkan pada suatu lembaga pendidikan guru secara bertahap melalui lembaga yang dinamakan LPTK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
(Lembaga Pendidikan Tenaga kependidikan). Dalam proses pembelajaran di LPTK, para calon guru di didik agar bisa menguasai 4 kompetensi dasar sebagai syarat menjadi guru yang profesional. Salah satu usaha yang ditempuh oleh LPTK mempersiapkan calon guru yang profesional dengan mata kuliah ajar PPL (Program Pengalaman Lapangan) sebagai pembekalan seperangkat kompetensi yang diperlukan calon guru. Program pengalaman lapangan merupakan salah satu kegiatan intrakurikuler yang dilaksanakan oleh mahasiswa yang mencakup baik latihan mengajar maupun tugas-tugas kependidikan di luar mengajar secara terbimbing dan terpadu untuk memenuhi persyaratan pembentukkan profesi kependidikan (Hamalik,2002:171).
Pelaksanaan PPL, sebagai seorang calon guru tidak hanya dituntut untuk menguasai teori melalui mata kuliah prasyarat saja, tapi calon guru juga dituntut untuk menguasai keterampilan di dalam dirinya sendiri. Oleh sebab itu, sebelum melaksanakan PPL, perlu diadakan latihan yang bertahap untuk melatih calon guru menjadi guru. Pada awalnya mahasiswa praktikan dipersiapkan melalui PPL I yang meliputi pembelajaran beberapa keterampilan di hadapan teman sendiri dan PPL II mahasiswa belajar di sekolah-sekolah. Pelaksanaan PPL II merupakan mata kuliah wajib. Harapannya adalah untuk menghasilkan calon guru yang profesional di masa mendatang dapat terwujud. Mahasiswa praktikan melaksanakan kegiatan program pengalaman lapangan di sekolah kurang lebih selama tiga bulan. Kegiatan PPL II ini dipusatkan pada praktek/latihan lapangan, mulai dari observasi sampai dengan latihan mengajar mandiri. Dalam pelaksanaan PPL II mahasiswa mendapat bimbingan dari guru pamong di sekolah dan dosen pembimbing. Dosen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
pembimbing tidak selalu dapat membimbing mahasiswa selama praktek di sekolah dalam kesehariannya sedang guru pamong yang selalu memperhatikan perkembangan mahasiswa praktikan. PPL II ini sebagai sarana bagi mahasiswa yang manfaatnya
untuk mengetahui seberapa kemampuan mereka dalam
menerapkan teori maupun praktek PPL I yang telah dilaksanakan. Dalam penelitian ini, peneliti hanya menyoroti dari sisi guru pamong saja. Alasannya adalah guru pamong sebagai tenaga pendidik dalam sekolah yang paling banyak berhubungan langsung dengan mahasiswa praktikan selama melakukan latihan terbimbing dan latihan mandiri. Guru pamong yang diberi kewenangan untuk menilai, mengkritik, memberikan saran kemampuan mengajar mahasiswa praktikan. Dalam perkembangannya kemampuan mengajar mahasiswa praktikan dalam kesehariannya dipantau, ditentukan dari guru pamong tersebut dengan demikian penilaian yang dilakukan oleh guru pamong berguna untuk mengetahui tingkat kemampuan mengajar mahasiswa praktikan. Mahasiswa praktikan yang sudah diperkenankan untuk melakukan praktek di sekolah
dianggap sudah mampu dan berkompeten untuk mendidik,
mengajarkan, melakukan tugas-tugas di sekolah selayaknya guru. Menurut guru pamong, para mahasiswa yang memiliki kesiapan terutama dalam segi ketrampilan dan sikap mental, akan dapat tampil secara mantap dan menyakinkan. Begitu pula sebaliknya pada mahasiswa yang tidak memiliki kesiapan baik dari segi keterampilan dan mental akan terlihat pada kondisi kelas saat itu. Kondisi yang bervariasi menimbulkan persepsi dan penilaian guru pamong yang berbedabeda dalam melihat kemampuan mengajar mahasiswa praktikan. Dengan melihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
gambaran di atas untuk mengetahui kompetensi mengajar mahasiswa praktikan perlu diadakan penilaian berdasar “PERSEPSI GURU PAMONG TERHADAP KOMPETENSI MAHASISWA PPL”. Hasil dari penelitian dapat dijadikan bahan evaluasi guna meningkatkan kualitas mengajar mahasiswa praktikan.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas maka dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah ada perbedaan persepsi guru pamong PPL II terhadap kompetensi pedagogik
pada
mahasiswa
praktikan
ditinjau
dari
pengalaman
membimbing? 2. Apakah ada perbedaan persepsi guru pamong PPL II terhadap kompetensi pedagogik pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan? 3. Apakah ada perbedaan persepsi guru pamong PPL II terhadap kompetensi pribadi pada mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman membimbing? 4. Apakah ada perbedaan persepsi guru pamong PPL II terhadap kompetensi pribadi pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan? 5. Apakah ada perbedaan persepsi guru pamong PPL II terhadap kompetensi sosial pada mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman membimbing ? 6. Apakah ada perbedaan persepsi guru pamong PPL II terhadap kompetensi sosial pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
7. Apakah ada perbedaan persepsi guru pamong PPL II terhadap kompetensi profesional pada mahasiswa praktikan
ditinjau dari pengalaman
membimbing? 8.
Apakah ada perbedaan persepsi guru pamong PPL II
terhadap
kompetensi profesional pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan ?
C.Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui perbedaan persepsi guru pamong PPL II terhadap kompetensi pedagogik pada mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman membimbing. 2. Untuk mengetahui perbedaan persepsi guru pamong PPL II terhadap kompetensi pedagogik pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan. 3. Untuk mengetahui perbedaan persepsi guru pamong PPL II terhadap kompetensi
pribadi pada mahasiswa praktikan ditinjau dari
pengalaman membimbing. 4. Untuk mengetahui perbedaan persepsi guru pamong PPL II terhadap kompetensi pribadi pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan. 5. Untuk mengetahui perbedaan persepsi guru pamong PPL II terhadap kompetensi sosial pada mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman membimbing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
6. Untuk mengetahui perbedaan persepsi guru pamong PPL II terhadap kompetensi sosial pada
mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat
pendidikan. 7. Untuk mengetahui perbedaan persepsi guru pamong PPL II terhadap kompetensi profesional pada mahasiswa praktikan
ditinjau dari
pengalaman membimbing. 8. Untuk mengetahui perbedaan persepsi guru pamong PPL II terhadap kompetensi profesional pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Mahasiswa PPL Hasil
penelitian
pencapaian
memberi
kompetensi
gambaran
dasar
tingkat
keguruan
dan
keberhasilan
dalam
digunakan
sebagai
pembelajaran ke arah yang lebih baik di masa yang akan datang. 2. Bagi Guru Untuk dapat lebih banyak memberikan pendampingan, pembelajarannya dan kritik bagi mahasiswa PPL II agar pelaksanaan sesuai yang diharapkannya. 3. Bagi LPTK Dapat digunakan sebagai peningkatan kualitas pelaksanaan PPL secara efektif dan efisien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
4. Bagi penulis Dapat digunakan sebagai informasi seberapa besar kompetensi yang dapat dicapai oleh mahasiswa PPL.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Persepsi Persepsi merupakan bentuk pengalaman yang belum disadari benar, sehingga individu yang bersangkutan belum mampu membedakan diri sendiri dengan objek yang dihayati Mahfudh (1991:73). Sementara menurut Winkel (1998:10) persepsi adalah pengamatan secara global, belum disertai kesadaran, sedang obyek belum berbeda satu dengan yang lain atau kemampuan untuk membedakan antara obyek yang satu dengan yang lain, bedasarkan ciri-ciri fisik obyek-obyek itu (misal ukuran, warna, bentuk). Pendapat lain diungkapkan oleh Walgito (1994:53) persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu merupakan proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya. Persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubunganhubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan Rahmat (1985:64). Sementara Davidoff (1988:232) mengartikan persepsi adalah sebagai proses yang mengorganisir dan menggabungkan alat-alat indera kita (penginderaan) untuk ditimbangkan sedemikian rupa sehingga kita menyadari, mengerti tentang apa yang diindera itu. Persepsi itu adalah pengamatan secara global, belum disertai kesadaran, sedang subyek dan obyeknya belum terbedakan satu dari lainnya (baru ada proses”memiliki” tanggapan). Persepsi diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antara gejala, maupun peristiwa) sampai rangsang itu disadari dan dimengerti Irwanto (1988:55). Sedangkan menurut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
Sarwono (1992:44) persepsi berasal dari pengalaman itu sendiri yang diawali oleh penginderaan yaitu ditangkapnya rangsang-rangsang dari lingkungan oleh alatalat indera manusia. Selanjutnya, hasil penginderaan yang berupa impuls-impuls disalurkan melalui syaraf-syaraf penginderaan ke sistem syaraf pusat di otak. Menurut Walgito (1994:54) bahwa terjadinya proses persepsi adalah jika seseorang melihat objek akan menimbulkan stimulus dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor. Proses ini dinamakan proses kealaman (fisik) stimulus yang diterima oleh alat indera dilanjutkan oleh syaraf sensoris ke otak. Proses ini dinamakan proses fisiologis. Kemudian terjadilah suatu proses di otak, sehingga individu dapat menyadari apa yang ia terima dengan reseptor itu, sebagai suatu akibat dari stimulus yang diterimanya. Proses yang terjadi dalam otak atau pusat kesadaran itulah yang dinamakan proses psikologis. Dengan demikian, taraf terakhir dari proses persepsi ialah individu menyadari tentang apa yang diterima melalui alat indera atau reseptor. Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka penulis menyimpulkan bahwa persepsi merupakan proses pengamatan seseorang terhadap segala sesuatu yang diterimanya dengan menggunakan alat indera yang dimilikinya kemudian memberikan gambaran mengenai obyek yang diamati dengan cara pandang bersifat subyektif tergantung pada pengetahuan yang ada pada diri masing-masing sehingga hasil yang ditafsirkan seseorang berbeda satu dengan yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
Faktor-faktor
yang
berpengaruh
terhadap
persepsi
menurut
Irwanto (1988:76) adalah : 1. Perhatian yang selektif Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali rangsang dari lingkungannya. Dengan keadaaan tersebut manusia tidak harus menanggapi semua rangsang yang diterimanya. Untuk itu, individunya memusatkan perhatiannya pada rangsang-rangsang tertentu saja. Ada banyak hal dalam diri praktikan yang dapat diterima oleh guru pamong, tetapi tidak semuanya diterima oleh guru pamong dan dari perhatian inilah kemudian guru pamong membuat penilaian terhadap praktikan. 2. Ciri-ciri rangsang Rangsang yang bergerak di antara rangsang yang diam akan lebih menarik perhatian. Demikian juga rangsang yang paling besar di antara yang kecil yang kontras dengan latar belakangnya dan yang intensitas rangsangnya paling kuat. Seperti halnya dalam kedisiplinan praktikan harus datang tepat waktu sepuluh menit sebelum kegiatan belajar-mengajar. Semua praktikan yang mengikuti PPL II di sekolah menaati peraturan, kecuali ada salah satu praktikan yang hadir tidak tepat waktu dengan berbagai alasan. Misalnya letak rumahnya yang jauh, kesibukannya di kampus, macet di jalan dan lain-lain. Praktikan tampak tidak disiplin terhadap waktu dan akan mempengaruhi persepsi guru pamong baik ataupun buruk pada kompetensi sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
3. Nilai-nilai dan kebutuhan Individu Seorang seniman tentu punya pola dan cita rasa yang berbeda dalam pengamatannya dibandingkan seorang yang bukan seniman. Sama halnya penilaian pada guru pamong dengan guru lainya berbeda-beda pada kemampuan praktikan dalam menjalankan tugasnya sekolah. 4. Pengalaman Terdahulu Pengalaman-pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsi dunianya. Pengalaman yang diterima guru pamong selama berinteraksi dengan praktikan akan mempengaruhi persepsi guru pamong terhadap praktikan. Berdasarkan pengalaman, guru pamong mengharapkan kemampuan mengajar praktikan lebih baik daripada tahun lalu, atau bahkan mempertahankan jika praktikan tahun lalu mendapat kesan baik dan penilaian kemampuan mengajar yang baik pula. Harapannya adalah praktikan sebagai pendidik atau mengajar dapat memiliki profesionalisme keguruan. 5. Belajar atau Pengetahuan Persepsi terhadap rangsang berbeda antara satu individu dengan individu lain. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor belajar atau pengetahuan individu terhadap suatu rangsang tersebut. Pemahaman guru pamong diukur dari
tingkat pendidikan terakhirnya
maka pandangan pada
praktikan berbeda-beda menurut pengetahuan yang mereka peroleh. Misal praktikan dalam pengelolaan belajar mengajar menggunakan metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
diskusi kelompok. Pada saat itu juga kondisi kelas ramai sehingga menganggu kelas lain, karena tidak tahu atau tidak mengetahui dengan tepat maksud praktikan bahwa ia sedang melakukan diskusi, maka guru akan menilai kurang baik bahkan buruk terhadap praktikan dalam mengelola interaksi belajar mengajar.
B. Guru Pamong Guru pamong merupakan tenaga supervisor yang paling banyak berhubungan langsung dengan mahasiswa calon guru (Suparno, Suyadi& Wardani,1990:38). Tugas-tugas bimbingan yang harus diberikan oleh guru pamong antara lain meliputi: 1. memberikan tugas mengajar pada waktu latihan terbimbing dan mandiri 2. membantu mahasiswa calon guru dalam mengembangkan satuan pelajaran 3. menerapkan supervisi klinis dalam pemberian bimbingan kepada mahasiswa calon guru selama latihan mengajar 4. membimbing
mahasiswa
calon
guru
dalam
mengerjakan
tugas
memberikan bimbingan belajar para murid, administrasi kelas, serta tugas ko dan ekstrakurikuler serta bersama-sama dengan kepala sekolah dan dosen pembimbing menetapkan mahasiswa yang sudah memenuhi syarat untuk mengikuti ujian PPL. Buku III tentang Pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan menyebutkan bahwa guru pamong bertugas dalam membimbing mahasiswa dalam pelaksanaan pengalaman lapangan yaitu membantu merencanakan kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
belajar-mengajar yang berhubungan dengan urutan bahan pelajaran, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan bahan pelajaran, evaluasi meliputi lama waktu ulangan, bentuk soal ulangan, dan cara penilaian. Kesimpulannya adalah guru pamong diberi kepercayaan dan tugas untuk membimbing mahasiswa praktikan PPL dalam menerapkan kemampuan mengajar, kegiatan administrasi di sekolah, dan diberikan kewenangan dalam menilai kompetensi yang dicapai praktikan.
C. Kompetensi guru Kompetensi berarti kemampuan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu hal. Kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. The state of legally competent or
qualified (Mc. Leod 1989). Menurut Samana
(1994:44) kompetensi adalah seseorang yang menguasai kecakapan kerja atau keahlian selaras dengan tuntutan bidang kerja yang bersangkutan dan dengan demikian ia mempunyai wewenang dalam pelayanan sosial di masyarakat. Kompetensi keguruan menunjuk kuantitas serta kualitas layanan pendidikan yang dilaksanakan oleh guru yang bersangkutan secara terstandar. Adapun menurut Usman (1995:14) kompetensi guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak. Menurut Usman (1990:1) kompetensi merupakan suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun kuantitatif. Usman, Charles E. Johnson, (1974) mengungkapkan kompetensi merupakan gambaran hakikat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
kualitatif dari perilaku yang tampak sangat berarti. Barlow, Syah (1985: 229) kompetensi merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak. Kompetensi diartikan sebagai keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai seseorang yang telah menjadi bagian dirinya sehingga dapat melakukan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor dengan sebaik-baiknya Mc. A.Shan (1981). Adapun menurut Finc dan Crunfilon (1979) kompetensi sebagai penguasaan terhadap suatu tugas keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan. Dalam bukunya Djohar (2006:17) yang ditulis oleh Ellis (1984) kutipan dari Pearson tahun 1980 pada dasarnya kompetensi guru garis besarnya terdiri tiga hal yakni: kriteria yang harus dimiliki oleh seorang guru, sehingga ia dapat mengajar dengan memuaskan; ketrampilan yang diperlukan oleh seorang guru; syarat seseorang guru yang telah memiliki ketrampilan itu. Sedangkan menurut Piet (1994:56) ada 3 definisi yang dikemukakan mengenai kompetensi guru: Pertama kompetensi guru adalah kemampuan guru untuk mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan yang telah dirancangkan. Kedua, kompetensi guru adalah ciri hakiki dari kepribadian guru yang menuntunnya ke arah pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditentukkan. Ketiga, kompetensi adalah perilaku yang dipersyaratkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Kompetensi guru teletak pada kemampuan dasar tugas dan tanggung jawabnya. Tugas dan tanggung jawab tersebut erat kaitannya dengan kemampuan yang disyaratkan untuk memangku profesi tersebut. Cooper
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
(1984)
mengemukakan
empat
kompetensi
guru,
yakni
mempunyai
pengetahuan dan tingkah laku manusia; mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya; mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri,sekolah, teman sejawat dan bidang studi yang dibinanya; mempunyai
keterampilan teknik mengajar. Pendapat yang hampir serupa
dikemukakan oleh Glasser. Menurut Glasser (1970) ada empat hal yang harus dikuasai guru, yakni (a). menguasai bahan pelajaran, (b). kemampuan mendiagnose tingkah laku siswa, (c). kemampuan melaksanakan proses pengajaran, dan (d) kemampuan mengukur hasil belajar siswa Dalam undang-undang RI no 14 tahun 2005 pasal 8 menyebutkan guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi pendidik, sehat jasmani rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Pasal 10 menyebutkan kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Peraturan pemerintah RI no.19 tahun 2005 tentang standar nasional telah diatur standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan tinggi pendidikan pasal 28 juga menyebutkan bahwa kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, kompetensi sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
Berdasarkan uraian tentang kompetensi di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah kemampuan yang diperoleh melalui suatu proses pembelajaran dan mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya terhadap kemampuan yang dimilikinya sebagai seorang guru. Sehingga dapat dijabarkan pengertian dari 4 kompetensi dasar keguruan yaitu:
1. Kompetensi pedagogik Dalam UU RI no.14 kompetensi pedagogik adalah mengelola pembelajaran peserta didik. Kaltim post online dalam artikel berjudul:”Perlu Pahami Perkembangan Siswa Menuju Standar Kompetensi Guru”. Rabu 1 februari 2006 menyebutkan bahwa kompetensi pedagogik terdiri dari sub komponen pengelolaan
pembelajaran
berupa
penyusunan
rencana
pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, penilaian prestasi belajar anak didiknya. 2. Kompetensi kepribadian/personal Dalam UU RI no.14 kompetensi adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berahklak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. Menurut Buku Pola Pembaharuan Sistem Pendidikan Tenaga Kependidikan Di Indonesia kompetensi kepribadian sikap pribadi yang dijiwai oleh filsafat pancasila, yang mengagungkan budaya bangsanya, yang rela berkorban bagi kelestarian bangsa dan negaranya. Samana (1994: 53) kompetensi kepribadian disatukan dengan kompetensi sosial yaitu menunjuk perlunya struktur kepribadian dewasa yang mantap, susila, dinamik (reflektif serta berupaya untuk maju, dan bertanggung jawab).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
Usman (1995: 16) menyatakan kompetensi pribadi meliputi mengembangkan kepribadian, berinteraksi dan berkomunikasi, melaksanakan bimbingan dan penyuluhan dan melaksanakan administrasi sekolah. Komponen kompetensi personal yakni guru menghayati serta mengamalkan nilai hidup (termasuk nilai moral dan keimanan), guru bertindak jujur dan bertanggung jawab, guru mampu berperan sebagai pemimpin, baik di dalam lingkup sekolah maupun di luar sekolah, guru hendaknya memegang prinsip serta nilai hidup yang diyakininya, guru adalah pribadi yang mental sehat dan stabil, guru tampil secara pantas dan rapi, guru mampu berbuat kreatif. Maka kompetensi kepribadian yaitu kemampuan diri dalam guru yang mencakup jiwa pendidik, terbuka, mampu mengembangkan diri dan memiliki integritas kepribadian. 3.Kompetensi sosial Dalam UU RI no.14 kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Menurut Buku Pola Pembahruan Sistem Pendidikan Tenaga Kependidikan Di Indonesia kompetensi sosial atau kompetensi kemasyrakatan sebagai bentuk partisipasi sosial seseorang guru dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat di mana ia berada, baik secara formal maupun informal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
Buku III pedoman pelaksanaan PPL kompetensi sosial terdiri beberapa komponen yaitu pergaulan di sekolah baik dengan guru pamong, guru lain maupun petugas lain dan kerjasama dengan rekan mahasiswa, guru pamong/ atau pembimbing. Komponen kompetensi sosial dalam Samana (1994:55) guru bersikap bersahabat dan trampil berkomunikasi dengan siapapun demi tujuan yang baik,guru mampu berperan serta aktif dalam pelestarian dan pengembangan budaya masyarakatnya, guru bersedia ikut berperan serta dalam berbagai kegiatan sosial, baik dalam lingkup kesejawatannya maupun dalam kehidupan masyarakat pada umumnya; dalam keseluruhan relasi sosial dan pofesionalnya, guru hendaknya mampu bertindak tepat waktu dalam janji dan penyelesaian tugas-tugasnya, guru hendaknya menggunakan waktu luangnya di luar tuntutan tugas keguruannya secara bijaksana dan produktif. Peneliti menyimpulkan bahwa kompetensi sosial adalah guru mampu bekerjasama, melaksanakan tugas, berpartisipasi dalam kelembagaan dan kemasyarakatan. 4.Kompetensi profesional Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaaan materi pelajaran luas dan mendalam (UU RI no 14 tahun 2005). Kompetensi profesional berkaitan dengan 10 kompetensi guru yang telah ditetapkan. Sepuluh kompetensi guru merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang dalam menjalankan tugasnya dalam pengelolaan interaksi belajarmengajar. Menurut Sardiman(1986) yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
a. Menguasai bahan (materi) sebelum guru itu tampil di depan kelas mengelola interaksi belajar-mengajar, terlebih dahulu harus sudah menguasai bahan apa yang dikontakkan dan sekaligus bahan-bahan apa yang dapat mendukung jalannya proses belajar mengajar. Dalam hal ini yang dimaksud ”menguasai bahan” bagi seorang guru mengandung dua prinsip yaitu menguasai bahan bidang studi dalam
kurikulum
sekolah
dan
menguasai
bahan
pengayaan/penunjang bidang studi b.
Mengelola program belajar-mengajar. Guru yang kompeten, harus juga mampu mengelola program belajar-mengajar sesuai dengan satuan pembelajaran yang direncanakan. Ada beberapa langkah yang harus ditempuh oleh guru dalam pengelolaan belajarmengajar. Langkah-langkah itu sebagai berikut: 1) Merumuskan tujuan instruksional 2) Mengenal dan dapat menggunakan proses instruksional yang tepat 3) Melaksanakan program belajar-mangajar 4) Mengenal kemampuan anak didik 5) Merencana dan melaksanakan program remidial .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
c. Mengelola kelas untuk mengajar suatu kelas. Guru dituntut untuk mampu mengelola kelas dengan menyediakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya proses belajar-mengajar. Jika keadaan kelas belum kondusif, guru harus berusaha seoptimal mungkin untuk memperbaikinya. Oleh karena itu, kegiatan mengelola kelas akan menyangkut mengatur tata ruang kelas yang memadai untuk pengajaran dan menciptakan iklim belajarmengajar yang serasi dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Guru harus mampu menciptakan iklim kelas yang dinamis dan sesuai sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. d. Menggunakan media/sumber, agar proses belajar mengajar dapat tercapai secara maksimal, guru harus mampu memilih dan mengoperasikan media yang dipergunakan. Ada beberapa langkah dalam menggunakan media, yaitu: 1) mengenal, memilih dan menggunakan sesuatu media. 2) membuat alat-alat bantu pelajaran yang sederhana maksudnya
agar
mudah
di
dapat
dan
tidak
menimbulkan berbagai penafsiran yang berbeda. 3) menggunakan dan mengelola laboratorium dalam ruang proses belajar-mengajar. 4) menggunakan buku pegangan/buku sumber . 5) menggunakan perpustakaan dalam proses belajar mengajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
6) menggunakan unit microteaching e. Menguasai landasan-landasan kependidikan. Pendidikan adalah serangkaian usaha untuk pengembangan bangsa. Pengembangan bangsa itu akan dapat diwujudkan secara nyata dengan usaha menciptakan ketahanan nasional dalam rangka mencapai cita-cita bangsa. Mengingat hal itu maka sistem pendidikan akan diarahkan kepada perwujudan keselarasan, keseimbangan
dan keserasian
antara pengembangan kuantitas dan pengembangan kualitas serta antara aspek lahiriah dan aspek rohaniah. Itulah sebabnya pendidikan nasional kita dirumuskan sebagai usaha sadar untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya. f. Mengelola interaksi belajar-mengajar dalam proses belajar mengajar kegiatan interaksi antara guru dan siswa merupakan kegiatan yang cukup dominan kemudian di dalam kegiatan interaksi antar guru dan siswa dalam rangka transfer of values akan senantiasa menuntut komponen yang satu dengan yang lain. Serasi dalam hal ini berarti komponen-komponen yang ada pada kegiatan proses belajar-mengajar itu akan saling menyesuaiakan dalam rangka mendukung pencapaian tujuan belajar bagi anak didik. Jelasnya proses interaksi antara guru dan siswa tidak semata-mata hanya tergantung cara atau metode yang dipakai, tetapi komponenkomponen yang lain juga akan mempengaruhi keberhasilan interaksi belajar-mengajar tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
g. Menilai
prestasi
siswa
untuk
kepentingan
pengajaran
memperlancar pengelolaaan interaksi belajar-mengajar. Selain diperlukan kegiatan pengelolaan interaksi belajar-mengajar, masih juga diperlukan kegiatan sarana-sarana pendukung yang lain, termasuk antara lain sarana-sarana pendukung yang lain, antara lain mengetahui prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran. h. Mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan, di sekolah guru berperan pula sebagai pembimbing sehingga guru harus mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan serta penyelenggaraanya di sekolah sehingga interaksi belajar-mengajar di sekolah dapat tercapai secara optimal. i. Mengenal dan menyelenggarakan administrator. j. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian, guna keperluan pengajaran. Peran guru sebagai pendidik, pengajar dan pembimbing, dalam pengabdinnya kepada masyarakat guru harus mampu berperan sebagai peneliti artinya guru harus memahami hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan penelitian, seperti membuat proposal, melakukan observasi (pengamatan), mencatat hasil pengamatan, mengolah dan menganalisis data serta menulis laporan hasil penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
Sepuluh kompetensi guru di atas merupakan hasil pengembangan yang didasarkan atas analisis tugas-tugas yang harus dikuasai oleh seorang guru profesional yang tercermin sebagai performance dalam menjalankan tugas seharihari Dalam perkembangannya pengertian kompetensi pedagogik dan kompetensi professional hampir sama. Komponen yang ada dalam kompetensi pedagogik tercakup dalam kompetensi profesional, maka dapat disimpulkan bahwa komponen kompetensi profesional menguasai bahan (materi), mengelola kelas, menggunakan
media/sumber,
menguasai
landasan-landasan
kependidikan,
mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan, mengenal dan menyelenggarakan administrator, memahami prinsip-prinsip dan menafirkan hasil penelitian guna keperluan pengajaran
D. PPL (Program Pengalaman Lapangan) Program Pengalaman Lapangan (PPL) adalah suatu program dalam pendidikan prajabatan guru yang dirancang untuk melatih para calon guru menguasai kemampuan keguruan yang utuh dan terintegrasi, sehingga setelah menyelesaikan pendidikannya mereka siap secara mandiri mengemban tugas sebagai guru (Suparno, Suyadi& Wardani,1990:1). Sama halnya yang diungkapkan Suparno, dkk(1990:1) maka Hamalik (2002:171) berpendapat bahwa Program pengalaman lapangan merupakan salah satu kegiatan intrakurikuler yang dilaksanakan oleh mahasiswa yang mencakup baik latihan mengajar maupun tugas-tugas kependidikan di luar mengajar secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
terbimbing dan terpadu untuk memenuhi persyaratan pembentukkan profesi kependidikan. Menurut Samana (1994:42) PPL merupakan pembentukan kompetensi secara bertahap dan terintegrasi, mulai dengan pengenalan medan (observasi tahap awal), latihan
keterampilan terbatas (pengajaran mikro), dan dengan
melaksanakan tugas-tugas kependidikan di sekolah latihan secara utuh, aktual dan bersungguh-sungguh (menuntut dedikasi calon guru). Dari keterangan di atas dapat disimpulkan PPL adalah program kegiatan pendidikan pra-jabatan guru yang dalam pelaksanaan PPL dilakukan sesudah mahasiswa memperoleh
bekal yang memadai dalam berbagai bidang yang
berkaitan dengan tugasnya sebagai guru yang penerapannya dalam sekolah dengan melihat penguasaan kemampuan mengajar pada mahasiswa praktikan tersebut.
E. Mahasiswa PPL Mahasiswa PPL adalah salah satu komponen penting yang besar pengaruhnya dalam usaha pengembangan IKIP. Buku III tentang Pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan menyebutkan mahasiswa PPL sebagai calon pendidik dibimbing oleh guru pamong, dosen pebimbing dan kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya di sekolah secara terpadu dan terarah. Menurut Suparno,dkk(1990:5) untuk melaksanakan PPL mahasiswa melakukan latihan secara bertahap untuk menguasai berbagai keterampilan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
seperti tahap-tahap lathan PPL mulai dari pengenalan lapangan, latihan keterampilan, latihan terbimbing, latihan mandiri. Kesimpulannya mahasiswa PPL adalah program yang diikuti oleh para calon guru meliputi beberapa tahap untuk mencapai kompetensi yang telah diisyaratkan yaitu 4 kompetensi yang meliputi kompetensi profesional, kompetensi sosial, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian/personal mendapat bimbingan dan penilaian dari guru pamong, dosen pembimbing.
F.Tingkat Pendidikan Pendidikan menurut Siagian (1996:175) adalah keseluruhan proses teknik dan metode belajar mengajar dalam rangka mengalihkan sesuatu pengetahuan dari seseorang kepada orang lain sesuai standar yang ditetapkan. Sedangkan menurut Heidjrachman et-al (2000:77) pendidikan adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan umum seseorang termasuk didalamnya peningkatan penguasaan teori dan ketrampilan memutuskan terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kegiatan mencapai tujuan. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar
dan
proses
pembelajaran
agar
peserta
secara
aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
Republik Indonesia tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntunan perubahan zaman. Ada 3 jenis-jenis pendidikan dalam Undang-undang Sistem pendidikan Nasional ini yaitu: a.
Pendidikan formal yaitu jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Misalnya SD,SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.
b.
Pendidikan nonformal yaitu jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Misalnya berbentuk kursus-kursus.
c.
Pendidikan informal yaitu jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Menurut Winkel (1986:160) Pendidikan informal adalah suatu jenis pendidikan yang tidak terencana dan tersusun secara tegas dan tidak sistematis, dilaksanakan di luar sekolah terutama dalam keluarga. Lembaga Pengadaaan Tenaga Kependidikan (LPTK) mempunyai 4
macam program pendidikan guru Piet A. Sahertian (1994:68) terdiri atas: 1. Program gelar yang melalui jenjang sarjana (S1) dengan lama studi 4-7 tahun 2. Program Pasca Sarjana dengan lama studi 6-9 tahun (S2) 3. Program Doktor dengan lama studi 8-11 tahun (S3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
4. Program Non-Gelar (program diploma) dengan rician sebagai berikut: a. Program Diploma (D1) dengan lama studi 1-2 tahun b. Program Diploma 2 (D2) dengan lama studi 2-3 tahun c. Program Diploma 3 (D3) dengan lama studi 3-5 tahun Selain itu juga ada program akta mengajar, yang diberikan kepada mereka yang berasal dari fakultas non keguruan untuk memperoleh kemampuan mengajar pada berbagai tingkatan sekolah. Program akta mengajar ini terdiri atas: 1.Akta I sebanyak 20 SKS selama dua semester. 2.Akta II sebanyak 20 SKS dan dapat ditempuh bagi mereka yang sudah memperoleh 60 SKS dalam bidang non kependidikan. 3.Akta III sebanyak 20 SKS yang dapat ditempuh selama dua semester setelah memiliki 90 SKS untuk bidang studi non kependidikan. 4.Akta IV dengan beban kredit 20 SKS ditempuh selama dua semester setelah memiliki 120 SKS dalam bidang studi non kependidikan. 5.Akta V dengan beban kredit 20 SKS bagi mereka yang telah memiliki 160 SKS bidang studi di luar kependidikan.
G. Pengalaman Membimbing Pengalaman menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah barang apa yang telah dirasai, diketahui dan dikerjakan yang berasal dari “alam” berarti lebih mengetahui/ tahu benar (Poerwadarminto 1976:28). Menurut Gerungan (1986) proses terjadinya pengalaman didapatkan melalui proses dimanan rangsanganrangsangan dari luar seperti cahaya untuk mata,bunyi untuk telinga, bau untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
hidung dan lain sebagainya diteruskan melalui alat-alat tersebut ke otak lalu menafsirkan menjadi pengalaman. Pengalaman banyak mempengaruhi keahlian dan ketrampilan kerja guru yang bersangkutan. Pengalaman kerja yang banyak, memberikan kecenderungan bahwa yang bersangkutan memiliki keahlian dan keterampilan kerja yang relatif tinggi. Sebaliknya terbatasnya pengalaman yang dimiliki seseorang, kadang lebih dihargai daripada tingkat pendidikan yang lebih tinggi (Susila Murtoyo,1987:90). Menurut S.P Siagian (1984:174) seseorang yang mempunyai pengalaman kerja membawa dampak berbagai hal, seperti: 1. Cakrawala pandangan makin luas yang memungkinkan seseorang untuk lebih memahami dan mengantisipasi perubahan yang terjadi. 2. Meningkatkan produktivitas yang pada gilirannya dapat meningkatkan penghasilan seseorang sekaligus menambah kepuasan batin yang makin besar. 3. Meningkatkan promosi yang besar. Dalam bekerja, seorang guru akan mendapatkan tambahan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang pekerjaan. Pengalaman merupakan modal utama untuk terjun dalam suatu bidang garapan. Pengalaman yang dimiliki dalam hal ini pengalaman membimbing membuat seorang guru akan dapat bekeja lebih efisien. Untuk melaksanakan kegiatan membimbing mahasiswa praktikan perlu dipertimbangkan dan ditentukkan terlebih dahulu kualitas guru tersebut. Kemampuan yang dimiliki seseorang sangat besar pengaruhnya terhadap penguasaan tugas yang dihadapinya. Pengalaman yang didapat dari hasil belajar serta pengalaman yang diperoleh selama bekerja yang lebih banyak bagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
seseorang maka orang tersebut akan lebih mampu menguasai pekerjaan. Dalam mendapatkan suatu ketrampilan dibutuhkan pengulangan terhadap apa yang dipelajari atau dikerjakan. Apabila seseorang bekerja maka ia akan menemui halhal yang baru dan jika hal yang baru dipahami sebagai suatu pengetahuan sehingga dimilikinya, berarti ia telah mendapatkan pengalaman baru. Pengalaman sebagai pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan dalam kaitannya dengan kerja yang dapat dimiliki oleh seseorang setelah melaksanakan suatu pekerjaan dalam waktu tertentu secara kontinyu. Oleh karena itu, pengalaman bisa diperoleh apabila seseorang melakukan aktivitas secara berulang-ulang dan kontinyu maka dapat dikatakan bahwa banyak sedikitnya pengalaman kerja merupakan fungsi dari waktu dalam bekerja. Banyak sedikitnya pengalaman kerja juga akan menentukan atau menunjukkan bagaimana kualitas seseorang dalam bekerja, artinya mudah sukarnya atau cepat lambatnya seseorang dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan akan dipengaruhi oleh seberapa banyak orang tersebut telah memiliki pengalaman kerja dalam melaksanakan suatu pekerjaan.Apabila ia harus melakukan suatu pekerjaan yang sejenis tentu dapat diselesaikannya dengan cepat dan baik, sesuai dengan pernyataan Isbani (1992) bahwa pengalaman kerja merupakan salah satu indikator yang dipakai untuk menentukan kualitas tenaga kerja sebagaimana dapat dijumpai di banyak mass media. Bimbingan adalah tuntunan, bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam mengatasi kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu tersebut mencapai kesejahteraan hidupnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
(Bimo Walgito 1971: 4). Bimbingan yang dimaksud dalam hal ini diberikan dari guru pamong dengan perencanaan sebaik-baiknya agar benar-benar dapat membantu mahasiswa calon guru tumbuh dan berkembang menjadi guru yang profesional. Dari pendapat-pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan pengalaman membimbing adalah segala pengetahuan, ketrampilan maupun kemampuan yang diketahui dan didapatkan melalui pengamatan/partisipasi langsung selama membimbing mahasiswa praktikan. Semakin sering seseorang mengulang sesuatu, semakin bertambah kecakapan serta pengetahuannya terhadaphal-hal tersebut dan guru akan lebih menguasainya, sehingga dari pengalaman membimbing yang pernah diperolehnya, seorang dalam hal ini guru dapat mencoba dan mendapatkan hasil yang lebih baik. Semakin banyak pengalaman dalam membimbing, seorang guru akan mempunyai kualitas membimbing yang semakin baik.
H. Kerangka Berpikir Kompetensi guru terdiri dari 4 kemampuan/kompetensi merupakan kemampuan minimal yang harus dimliki oleh mahasiswa FKIP sebagai calon guru dalam proses pembelajaran disamping kemampuan yang lain. Tanpa mempunyai suatu kemampuan yang diisyaratkan bagi seorang guru, maka guru tidak akan berhasil mencapai tujuan yang diharapkan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
1) Persepsi guru pamong terhadap kompetensi pedagogik pada mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman guru pamong dalam membimbing. Cara pandang guru pamong terhadap kompetensi pedagogik pada mahasiswa praktikan dipengaruhi oleh pengalaman membimbing. Antara guru yang satu dengan guru yang lain mempunyai lama membimbing mahasiswa praktikan
yang
berbeda-beda.
Kesimpulannya
adalah
semakin
lama
pengalaman yang diperoleh seseorang semakin luas pengetahuannya pada bidang yang ia tekuni. Sama halnya pada guru pamong bahwa semakin lama pengalaman membimbing praktikan semakin tinggi tuntutan guru pamong pada praktikan dalam menerapkan kompetensi pedagogik di sekolah. Dalam artikelnya
“Ingin
Hidup
co.id/ekonomi/mandiri/2004/1102/man
Senang” 01.html
www.
Sinar
Harapan
disebutkan
bahwa
pengetahuan yang luas, keterampilan mereka yang baik, serta pengalaman yang luas merupakan daya tarik untuk mendapatkan pekerjaan yang baik. Dengan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang luas mereka bisa menarik orang lain berteman dengan mereka dan membantu mereka meraih sukses dan kebahagiaan. Orang pandai terlihat bahagia bukan karena keunggulan dalam pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya. Keunggulan yang dimiliki dari pengalaman yang mereka dapatkan bisa berasal dari membaca buku, diskusi, kegiatan, memberikan pelajaran berharga. Dari berbagai pengalaman tersebut akan didapatkan pengetahuan. Dari penjelasan di atas maka ditarik hipotesis sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
Ha1 = ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi pedagogik pada mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman membimbing
2) Persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi pedagogik pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan Tingkat pendidikan terakhir guru pamong berbeda-beda yang akan berpengaruh pada cara pandang dan penilaian pada mahasiswa praktikan. Pada umumnya semakin tinggi tingkat pendidikan yang dicapai oleh seseorang maka semakin tinggi tingkat pemahaman pada bidang tertentu sesuai keahlian yang ditekuni. Tingkat pendidikan akan mempengaruhi kualitas guru pamong tersebut dalam membimbing dan menilai kompetensi pedagogik mahasiswa praktikan. Guru pamong mempunyai tingkat pemahaman berbeda-beda dilihat dari tingkat pendidikan sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi cara pandang guru pamong terhadap kompetensi pedagogik pada mahasiswa praktikan. Hipotesis ini didukung oleh penelitian Christina Ririn (2002) yang berjudul persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari jenis kelamin, prestasi belajar siswa, pekerjaan orang tua dan tingkat pendidikan orang tua. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tidak ada perbedaaan persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari jenis kelamin, ada perbedaan persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari prestasi belajar siswa, tidak ada perbedaan persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari pekerjaan orang tua siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
dan ada perbedaan persepsi siswa terhadap profesi guru ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua siswa. Dari penjelasan di atas maka ditarik hipotesis sebagai berikut:
Ha2 = ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi pedagogik pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan
3) Persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi pada mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman guru pamong dalam membimbing. Cara pandang guru pamong terhadap kompetensi pribadi pada mahasiswa praktikan dipengaruhi oleh pengalaman membimbing. Antara guru yang satu dengan guru yang lain mempunyai lama membimbing yang berbeda-beda. Kesimpulannya adalah semakin lama pengalaman yang diperoleh seseorang semakin luas pengetahuannya pada bidang yang ia tekuni. Sama halnya pada guru pamong bahwa semakin lama pengalaman membimbing praktikan semakin tinggi tuntutan guru pamong pada praktikan dalam menerapkan kompetensi pribadi di sekolah. Dalam kehidupan manusia semakin tua maka akan mempunyai pengalaman banyak. Sebagai seorang guru yang melakukan pekerjaan mengajar di sekolah tentu memiliki pengalaman mengajar yang berbeda. Guru yang lebih dulu yang lebih bisa memiliki tugasnya di sekolah tentu memiliki pengalaman yang banyak daripada guru yang memulai tugasnya. Oleh sebab itu guru yang sudah lama mengajar akan memperoleh pengetahuan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
banyak tetntang proses pembelajaran di sekolah daripada guru yang baru memulai tugasnya di sekolah. Dari penjelasan di atas maka ditarik hipotesis sebagai berikut: Ha3 = ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi pribadi pada mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman guru pamong dalam membimbing
4) Persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi pribadi pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan Tingkat pendidikan terakhir guru pamong berbeda-beda yang akan berpengaruh pada cara pandang dan penilaian pada mahasiswa praktikan. Pada umumnya semakin tinggi tingkat pendidikan yang dicapai oleh sesorang maka semakin tinggi tingkat pemahaman pada bidang tertentu sesuai keahlian yang ditekuni. Tingkat pendidikan akan mempengaruhi
kualitas guru pamong
tersebut dalam membimbing dan menilai kompetensi pribadi mahasiswa praktikan. Guru pamong mempunyai tingkat pemahaman berbeda-beda dilihat dari tingkat pendidikan sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi cara pandang guru pamong terhadap kompetensi pribadi pada mahasiswa praktikan Pernyataan ini didukung oleh penelitian dari Hj. Mintarsi Danunijhardja pps. Upi.edu/org/abstrakthesis/ abstradpen 98. html. 65k www. Google.com dengan judul penelitian Pembinaan Kemampuan Profesional mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
praktiknya yang dilakukan oleh guru pamong di SMU Kotamadya Bandung (Evaluasi Tentang Kinerja Guru Pamong dan kinerja Mahasiswa Praktek). Implikasi dalam penelitian untuk meningkatkan kualitas kinerja PPL perlu komitmen yang dijadikan sumber penggerak untuk merealisasikan pembinaan kemampuan profesi dan untuk memenuhi tenaga pendidikan yang profesional di masa mendatang PPL perlu pembenahan pada guru pamong sebagai ujung tombak yang ada di barisan terdepan. Hasil penelitian Hj. Mintarsi bahwa guru pamong perlu pembinaan visi agar mampu merealisasikan misi yang diemban oleh guru pamong. Guru pamong yang perlu pembinaan terutama yang berpendidikan S1 diantaranya pembinaan diklat, seminar dan lokakarya. Dari penjelasan di atas maka ditarik hipotesis sebagai berikut:
Ha4 = ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi pribadi pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan
5) Persepsi guru pamong terhadap kompetensi sosial pada mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman guru pamong dalam membimbing. Cara pandang guru pamong terhadap kompetensi sosial pada mahasiswa praktikan dipengaruhi oleh pengalaman membimbing. Antara guru yang satu dengan guru yang lain mempunyai lama membimbing yang berbeda-beda. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin lama pengalaman yang diperoleh seseorang semakin luas pengetahuannya pada bidang yang ia tekuni. Sama halnya pada guru pamong bahwa semakin lama pengalaman membimbing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
praktikan semakin tinggi tuntutan guru pamong pada praktikan dalam menerapkan kompetensi sosial di sekolah Pernyataan ini didukung dalam artikel Pemberdayaan/ Memperdayai? http://sahe.Institute.Blogspot.Com/2005/01/pemberdayaan/memperdayai?Jum at, 28 Januari 2005. Banyak orang bijak mengatakan bahwa semakin banyak orang berjalan maka semakin banyak yang diketahui dan pengalaman kitapun akan bertambah. Begitupun dengan perjuangan rakyat mengutip kalimat tokoh revolusioner Tiongkok Mao “ semakin lama perjuangan kita maka semakin banyaklah hal yang kita pelajari dan tak akan mengulangi kesalahan yang sama dari pendahulu kita”. Dari penjelasan di atas maka ditarik hipotesis sebagai berikut: Ha5 = ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi sosial pada mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman membimbing
6) Persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi sosial pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan Tingkat pendidikan terakhir guru pamong berbeda-beda yang akan berpengaruh pada cara pandang dan penilaian pada mahasiswa praktikan. Pada umumnya semakin tinggi tingkat pendidikan yang dicapai oleh sesorang maka semakin tinggi tingkat pemahaman pada bidang tertentu sesuai keahlian yang ditekuni. Tingkat pendidikan akan mempengaruhi
kualitas guru pamong
tersebut dalam membimbing dan menilai kompetensi mahasiswa praktikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
Guru pamong mempunyai tingkat pemahaman berbeda-beda dilihat dari tingkat pendidikan sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi cara pandang guru pamong terhadap kompetensi sosial pada mahasiswa praktikan. Pernyataan ini didukung oleh penelitan dari Purnomo Setiadi Akbar berjudul “ Alternatif perubahan Pengembangan Guru di Indonesa” bahwa Reformasi dalam dunia pendidikan dimulai dari komponen guru dan semua aspek pribadi guru, organisasi dan instansinya. Prioritas dimulai dari komitmen jajaran pembinaan depdikbud dan stafnya untuk selalu memantau dan membina guruguru dengan berbagai aspeknya. Guru yang memasuki kemampuan paripurna bagaimanapun bentuk kurikulum yang selalu berubah beserta tuntutannya mereka diharapkan akan mampu melaksanakan tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Kajian Dikbud. No. 014. September 1998 hal 96-105 Dari penjelasan di atas maka ditarik hipotesis sebagai berikut: Ha6 = ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi sosial pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan
7) Persepsi guru pamong terhadap kompetensi profesional mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman guru pamong dalam membimbing. Cara pandang guru pamong terhadap kompetensi profesional pada mahasiswa praktikan dipengaruhi oleh pengalaman membimbing. Antara guru yang satu dengan guru yang lain mempunyai lama membimbing yang berbeda-beda. Kesimpulannya adalah bahwa semakin lama pengalaman yang diperoleh seseorang semakin luas pengetahuannya pada bidang yang ia tekuni.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
Sama halnya pada guru pamong bahwa semakin lama pengalaman membimbing praktikan semakin tinggi tuntutan guru pamong pada praktikan dalam menerapkan kompetensi personal di sekolah Disebutkan dalam www. Psikologi.ui.ac.id bahwa tenaga pengajar, guru besar, dosen harus memiliki tingkat pendidikan yang tinggi serta pengalaman yang luas agar dapat diterapkan untuk mahasiswa dalam mengalirkan ilmu pengetahuan dengan metode mengajar yang paling mutakhir sehingga mahasiswa dapat belajar melihat ide-ide baru dari sudut pandang psikologi, memahami, mendiskusi, dan menuliskannya Dari penjelasan di atas maka ditarik hipotesis sebagai berikut: Ha7 = ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi profesional pada mahasiswa praktikan
ditinjau dari pengalaman
membimbing
8) Persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi profesional mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan Tingkat pendidikan terakhir guru pamong berbeda-beda yang akan berpengaruh pada cara pandang dan penilaian pada mahasiswa praktikan. Pada umumnya semakin tinggi tingkat pendidikan yang dicapai oleh seseorang maka semakin tinggi tingkat pemahaman pada bidang tertentu sesuai keahlian yang ditekuni. Tingkat pendidikan akan mempengaruhi kualitas guru pamong tersebut dalam membimbing dan menilai kompetensi profesional mahasiswa praktikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
Guru pamong mempunyai tingkat pemahaman berbeda-beda dilihat dari tingkat pendidikan sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi cara pandang guru pamong terhadap kompetensi profesional praktikan.
Senada
dengan
artikel
pada mahasiswa dalam
www.
Sintang.go.id/social/default.asp? topical 36-45k Bahwa kemajuan suatu bangsa hanya ditentukkan oleh faktor penarik rakyatnya. Hal ini disebabkan semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan lebih mudah menerima dan mengembangkan pengetahuan dan teknologi diharapkan dapat menjadi sumber daya yang berperan dalam meningkatkan produktivitas yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dari penjelasan di atas maka ditarik hipotesis sebagai berikut: Ha8 = ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi profesional pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
BAB III METODA PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti.
B. Subjek dan Objek Peneltian 1.
Subjek
dalam
membimbing
dan
penelitian
ini
adalah
mendampingi
guru-guru
mahasiswa
pamong
praktikan
yang dalam
melaksanakan tugasnya di sekolah. 2. Objek penelitian dalam tulisan ini adalah persepsi guru pamong mengenai kompetensi mengajar ditinjau dari tingkat pendidikan dan pengalaman membimbing.
C. Waktu dan Lokasi penelitian Penelitian akan dilaksanakan di SMU dan SMK di Sleman. Waktu pelaksanaan Maret-Mei 2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
D. Populasi dan Sampel, Teknik Sampling 1. Populasi penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulan
(Sugiyono:1999). Sesuai dengan masalah yang diteliti maka yang menjadi populasi dalam penelitian guru-guru pamong SMA dan SMK di Sleman yang pernah membimbing mahasiswa praktikan Universitas Sanata Dharma khususnya Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan menurut data tahun 2004/2005/2006 untuk penerjunan I dan II yang ada jumlahnya 110 orang guru pamong 2. Sampel penelitian Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 1999:73). Pengukuran sampel ini dihitung dengan rumus Slovin (Consuelo, 1993:161): n=
N 1 + Ne 2
Keterangan: n
= ukuran sampel
N
= ukuran populasi
E
= nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel populasi)
Jadi jumlah sampel yang akan diambil (n), dengan nilai kritis/ batas kesalahan (e) 5% dari populasi (N) tersebut adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
n=
110 1 + 110(0,05) 2
= 86 orang yang akan menjadi sampel
3. Teknik pengambilan sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono 1999:78) yaitu sekolah tempat mahasiswa Universitas Sanata Dharma berpraktik PPL. Peneliti menentukkan sampel adalah guru dari 8 SMA dan 5 SMK.Berikut daftar sekolah tempat penelitian dilakukan: Nama Sekolah
Jumlah Guru Pamong
SMA Bina Harapan 6 guru Sinduharjo SMK N 2 Depok 18 guru SMA N I Depok SMA N I Kalasan SMA St. Mikael SMA Negeri 2 SMA Binatama
7 guru 10 guru 3 guru 2 guru 5 guru
SMKKanisius Pakem 13 guru SMA Mandala Bhakti 5 guru SMA Kolose De 5 guru Britto SMK YPKK 1 5 guru SMK Tarakanita SMK YPKK 3 Jumlah
9 guru 4 guru 91 guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
E. Variabel Penelitian,Pengukurannya 1. Variabel penelitiannya Adapun variabel dalam penelitian terdiri dari: a. Variabel Terikat: persepsi guru pamong 4 kompetensi dasar keguruan yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional terhadap mahasiswa PPL b.Variabel Bebas: tingkat pendidikan guru, pengalaman membimbing 2. Pengukuran Variabel Menggunakan skala likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian gejala sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. a. Kompetensi Guru Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan 4 alternatif jawaban yaitu: SS = Sangat Setuju, diberi skor 4 S = Setuju, diberi skor 3 TS = Tidak Setuju, diberi skor 2 STS = Sangat Tidak Setuju, diberi skor 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
b. Tingkat Pendidikan Guru D2= skor 1
D4/S1= skor 3
D3= skor 2
S2
= skor 4
c. Pengalaman Membimbing < 3 kali = kurang berpengalaman, diberi skor 1 3-5 kali = cukup berpengalaman, diberi skor 2 > 5 kali = sangat berpengalaman, diberi skor 3 F. Kisi-kisi Kuesioner variabel
Subvariabel
Sub-subvariabel
Indikator
Item (+)
Kompet ensi
1. Kompetensi A.Kompetensi Pedagogik pengelolaan program pengajaran
B.Kompetensi pengelolaan kelas
1. metode 1,2 mengajar 2. variasi mengajar 3. kemampuan penyusunan alat evaluasi 4. rencana 4,5,6 pembelajaran 5. kemampuan mencari materi dari berbagai sumber 6. pengelolaan anak didik 7. Keterbukaan 7,8 terhadap pendapat siswa 8. Bertanggung jawab atas proses belajar siswa 9. teguran pada siswa
(-) 3
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
10. Pengaturan tempat duduk 11. Kemampuan menghentikan dan mengarahkan tingkah laku 12. Pengambilan tindakan 13. Pemusatan perhatian pada siswa 14. Peraturan 15. Sanksi C.Kompetensi Penggunaan media
10,11
12,13, 14
16. Media 16,17 mengajar 17. Kemampuan membuat alat bantu pelajaran 18. Pemanfaatan perpustakaan
D.Kompetensi Pengelolaan Interaksi belajar mengajar
15
19. Interaksi 19,20 antara guru dan siswa 20. Kemampuan memotivasi belajar 21. Kemampuan 21,22 memberikan penguatan 22. Pemberian petunjuk dan penjelasan berkaitan dengan isi pelajaran 23. Kemampuan 23,24 merespon pertanyaan siswa 24. penggunaan
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
ekspresi
2.Kompetensi Kepribadian
E.Kompetensi menyelenggarakan administrasi
25. Kemampuan 25,26 komunikasi kerjasama dengan tugas Bimbingan Konseling 26. Kemampuan menguasai dan mengikuti peraturan tata usaha yang berlaku
F.Kompetensi kepribadian berwibawa menjadi teladan peserta didik
27. Tampil rapi 28. Tepat waktu
27
G.Kemampuan guru dalam mengembangkan diri
29. Berpikir kreatif
29
28
3. Kompetensi H.kemampuan Sosial berkomunikasi dengan lingkungannya
30. Sikap terbuka 30,31, 31. Sikap ramah, 32 sabar dan pengertian 32. Kemampuan bekerjasama
4. Kompetensi I.Kompetensi Profesional penguasaan materi
33. Pemahaman 33,35 kurikulum 34. Kemampuan materi bahasa baik dan benar 35. Kemampuan menjawab pertanyaan
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
36. Penguasaan 36,37, materi 38 37. kemampuan pemberian ilustrasi dan contoh 38. Kemampuan bertanya
G. Uji Instrumen penelitian 1. Uji validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut.
Prosedur
pengujian
dilakukan
dengan
cara
menganalisis setiap item dalam kuesioner dengan mengkorelasikan skor item (x) dengan skor total (y). Untuk digunakan teknik korelasi produk moment dengan rumus sebagia berikut. Rumus uji Validitas: rxy =
[N ∑ x
N ∑ xy − (∑ x )(∑ y ) 2
][
− (∑ x ) × N ∑ y 2 − (∑ y ) 2
2
]
Keterangan: rxy = korelasi product moment korelasi antara x dan y x = skor butir y = skor total sampel uji coba N = jumlah responden ∑ x = jumlah harga dari skor butir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
∑ y = jumlah harga dari skor total ∑ xy = jumlah hasil x skor butir dan skor total Besarnya rhitung dapat dihitung dengan menggunakan korelasi dengan taraf signifikansi ( α ) = 5 %. Jika rhitng lebih besar dari rtabel maka kuesioner yang digunakan sebagai alat ukur dapat dikatakan valid. Uji validitas ini menggunakan responden yang berjumlah 30 di luar sampel penelitian dengan db = n − 2 . Derajat kebebasan ini sebesar 28 (30-2) sehingga rtabel dari 0,05:28 = 0,239. Uji validitas dilakukan dengan bantuan program komputer SPPS 11,5 for windows. Pengujian validitas dilakukan di SMK Putratama. Adapun hasil pengujian validitas untuk 38 item pernyataan pada taraf signifikansi sebesar 5% adalah sebagai berikut: No item
rhitung
rtabel
keterangan No item
rhitung
rtabel
keterangan
Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 Item7 Item8 Item9 Item10 Item11 Item12 Item13 Item14 Item15 Item16 Item17 Item18 Item19
0,6746 0,6399 0,6475 0,5871 0,2526 0,5224 0,3358 0,6350 0,4428 0,3595 0,4517 0,6501 0,5779 0,4092 0,3915 0,5243 0,8103 0,5871 0,4428
0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239
valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
0,5808 0,7609 0,5628 0,6202 0,6479 0,4360 0,5153 0,8103 0,6921 0,5741 0,5885 0,6997 0,3709 0,4515 0,5313 0,3743 0,3312 0,3774 0,4416
0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239
valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
Item20 Item21 Item22 Item23 Item24 Item25 Item26 Item27 Item28 Item29 Item30 Item31 Item32 Item33 Item34 Item35 Item36 Item37 Item38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel konstruk. Kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk melakukan uji reliabilitas digunakan rumus Alpha Cronbah yaitu ( Suharsimi, 2002: 171) k r11 = (k − 1
∑ σb 1−
2
σt 2
Keterangan: r11 = reliabilitas instrumen k = banyak butir pertanyaan atau banyak soal ∑σb 2 = jumlah varians butir
σt 2 = varians total Pengujian reliabilitas juga perlu diuji signifikansinya dengan cara membandingkan niai rhitung dengan nilai rtabel pada taraf signifikansi 5% jika nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel maka dinyatakan reliabel tapi sebaliknya jika nilai rhitung lebih kecil dari rtabel maka dinyatakan tidak reliabel. Perhitungan reliabilitas instrumen penelitian dilakukan dengan bantuan komputer program SPPS 11,5 for windows. Dari hasil pengujian instrumen diperoleh rhitung
sebesar 0,9386 > 0,239 taraf signifikansi 5%
maka kuesioner dapat dipercaya/dapat diandalkan sebagai alat ukur. Dengan demikian berdasarkan perhitungan validitas dan reliabilitas di atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut sudah dapat dianggap memenuhi persyaratan sehingga dapat digunakan sebagai alat ukur
H.Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data menggunakan angket/ kuesioner. Kuesioner yaitu metode pengumpulan data dengan menggunakan sejumlah data pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk diisi sesuai dengan keadaan responden yang sebenarnya. Daftar pertanyaan tertulis yang diberikan kepada guru pamong sebagai responden untuk diisi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. I. Teknik Analisis Data Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis varian satu jalur (One Way Anova) dan T-test sampel. Agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari seharusnya, maka terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis. Pengujian prasyarat analisis mencakup uji normalitas dan uji homogenitas. 1. Pengujian Normalitas dan Uji Homogenitas a. Uji Normalitas Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang terjaring berdistribusi normal, sehingga analisis untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Dalam uji normalitas ini digunakan rumus uji satu sampel dari Kolmogorov-Smirnov, yaitu tingkat kesesuaian antara distribusi harga satu sampel (skor observasi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
dan distribusi teoritisnya. Uji ini menetapkan suatu titik dimana teoritis dan yang terobservasi mempunyai perbedaan terbesar. Artinya distribusi sampling yang diamati benar-benar merupakan observasi suatu sampel random dari distribusi teoritis (Imam Ghozali, 2002:3536). Alat statistik untuk pengujian normalitas data penelitian ini adalah tes Kolmogorov-Smirnov. Adapun rumus uji Kolmogorov-Smirnov untuk normalitas sebagai berikut (Imam Ghozali, 2002:36):
D = maksimum Fo ( X ) − S n ( X ) Keterangan: D = Deviasi maksimum Fo = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan Sn ( X ) = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi Kriteria penerimaan: -
Jika nilai Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari nilai probabilitas (ρ= 0,05), maka H0 diterima.
-
Jika nilai Kolmogorov-Smirnov lebih kecil dari nilai probabilitas (ρ= 0,05), maka H0 ditolak.
b. Uji Homogenitas Sebelum peneliti menggeneralisasikan hasil penelitian, maka terlebih dahulu harus dipastikan bahwa kelompok-kelompok yang membentuk sampel berasal dari populasi yang sama. Kesamaan asal sampel ini antara lain dibuktikan dengan adanya kesamaan variansi kelompok-kelompok yang membentuk sampel tersebut. Jika ternyata tidak terdapat perbedaan variansi diantara kelompok sampel, dan ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
mengandung arti bahwa kelompok-kelompok tersebut homogen, maka dapat dikatakan bahwa kelompok-kelompok sampel tersebut berasal dari populasi yang sama. Ada beberapa metode yang telah ditemukan untuk melakukan pengujian ini. Salah satunya yaitu menggunakan Analisis Varian Satu Jalur (Sugiyono, 1991:198-200). Adapun rumus untuk uji homogenitas adalah sebagai berikut : n
∑x
1
X=
i =1
n n
∑ (x
1−
S =
x)2
i =1
n −1
Harga F tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga F tabel dengan dk pembilang ηa – 1 dan dk penyebut ηc – 1. Apabila Fhitung < F tabel maka dapat disimpulkan bahwa varian data yang akan dianalisis adalah homogen, dan apabila F
hitung
≥F
tabel
maka dapat disimpulkan
bahwa varian data yang akan dianalisis tidak homogen sehingga perhitungan ANOVA dan T-test sampel tidak dapat dilanjutkan. 2. Pengujian Hipotesis Untuk menguji hipotesis 1,3,5,7 dilakukan langkah-langkah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
a.
Perumusan hipotesis Ho1: Tidak ada perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi mahasiswa PPL ditinjau dari pengalaman membimbing Ha1: Ada perbedaan persepsi guru terhadap kompetensi mahasiswa PPL ditinjau dari pengalaman membimbing
b.
Untuk menentukan tingkat signifikansi koefisien korelasi yaitu dengan membandingkan t hitung dengan t tabel pada taraf signifikan α = 0,05 dengan db = n – 2. Berikut ini disajikan rumus perhitungan nilai t :
t hit = r c.
n−2 1− r
Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan One Way Anova. Rumus yang digunakan untuk pengujian adalah sebagai berikut (Sugiyono, 1999: 75): Tj 2 T 2 − ∑ N j =1 nj k −1 F= k
n
k
i =1
k
Tj 2 ∑ j =1 j =1 nj N −k
∑∑ xij 2
−
Keterangan : Xij K Nj Tj T N
= Nilai Individu ke i dari sampel j = Banyaknya sampel ( sampel 1, sampel 2,…,sampel k) = Banyaknya individu (ukuran) sampel j. = Jumlah semua nilai individu dari sampel j. = T1 + T2 + T3 = Banyaknya semua sampel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
d.
Pengambilan keputusan Pengambilan keputusan didasarkan pada perbandingan Fhitung dengan F tabel adalah :
Jika Fhitung ≤ F tabel maka Ho diterima
Jika Fhitung > F tabel maka Ho ditolak
Pengambilan keputusan berdasarkan pada nilai probabilitas yaitu:
Jika nilai probabilitas (Sig.) > taraf nyata (0,05), maka Ho diterima.
Jika nilai probabilitas (Sig.) < taraf nyata (0,05), maka Ho ditolak
3. Pengujian Hipotesis Untuk menguji hipotesis 2,4,6,8 dilakukan langkah-langkah: a.
Perumusan hipotesis Ho2: Tidak ada perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi
mahasiswa
PPL
ditinjau
dari
tingkat
pendidikan Ha2: Ada perbedaan persepsi guru terhadap kompetensi mahasiswa PPL ditinjau dari pengalaman membimbing b. Pengujian varians pada data tingkat pendidikan tinggi dan rendah; pengujian asumsi kesamaan varians dilakukan lewat uji F. Hipotesis untuk pengujian varians:
Ho = kedua varians adalah identik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
Ha = kedua varians adalah tidak identik
c. Pengambilan keputusan berdasarkan pada nilai probabilitas yaitu:
Jika nilai probabilitas (Sig.) > taraf nyata (0,05), maka Ho diterima.
Jika nilai probabilitas (Sig.) < taraf nyata (0,05), maka Ho ditolak
d. Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan uji t dua sampel yang merupakan alternatif
uji
parametrik. Rumus yang
digunakan untuk pengujian adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2005: 198): t =
x1 − x 2 ( n 1 − 1) s 1 + ( n 2 − 1) s n1 + n 2 − 2 2
⎛ 1 1 ⎞ ⎟ ⎜⎜ + n 2 ⎟⎠ ⎝ n1
Keterangan: x = rata-rata sampel
n = jumlah sampel s = simpangan baku e. Pengambilan keputusan Pengambilan keputusan didasarkan pada perbandingan t dengan t tabel adalah : Jika thitung > t tabel maka Ho ditolak Jika t hitung ≤ t tabel maka Ho diterima
hitung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2007. Subjek penelitian ini adalah guru-guru pamong yang pernah membimbing mahasiswa praktikan Universitas Sanata Dharma pada 8 SMA dan 5 SMK di Kabupaten Sleman, SMA tersebut adalah SMA N I Kalasan, SMA Kolose Debritto, SMA N I Depok, SMA Mandala Bhakti, SMA Binatama, SMA Santo Mikael, SMA Bina Harapan, SMA Negeri 2 Ngaglik, SMK Tarakanita, SMK Kanisius Pakem, SMK YPKK 1, SMK YPKK 3, SMK Negeri 2 Depok. Jumlah responden penelitian adalah 110 guru dan kuesioner yang dikembalikan 95, sehingga
respon
rate
penelitian
sebesar
86,36%.
Semua
butir
pertanyaan/peryataan dalam penelitian ini telah diisi secara lengkap. Berdasarkan jawaban 110 responden dan data yang diperoleh dari penelitian ini sebanyak 91 responden yang semua butir pertanyaan/pernyataan dalam penelitan ini telah diisi secara lengkap dan dapat memenuhi syarat penelitian. Berikut ini akan disajikan tabel yang memuat uraian tentang responden dari masing-masing sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
Tabel 4.0 Sebaran Responden Penelitian Nama Sekolah
Jumlah Kuesioner Tdk Lengkap Responden yang dapat di olah 1 10
Tersebar
Kembali
SMA N I Kalasan
12
11
SMA Kolose Debritto SMA N I Depok SMA Mandala Bhakti SMA Binatama SMA Santo Mikael SMA Bina Harapan SMA N 2 Ngaglik SMK Tarakanita SMK Kanisius Pakem SMK YPKK 1 SMK YPKK 3
7 8 6 7 5 7 4 10 14 7 5
6 7 5 6 3 6 2 9 13 6 4
1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0
5 7 5 5 3 6 2 9 13 5 4
SMK N 2 Depok Jumlah
18 110
17 95
0 4
17 91
Berikut ini disajikan deskripsi data variabel-variabel penelitian ini. 1. Deskripsi Responden Penelitian a. Tingkat Pendidikan Guru Tabel 4.1 Deskripsi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Nama Sekolah
D2
D3
Pendidikan Guru S1 L P 2 5
SMA N I Kalasan
L 0
P 0
L 2
P 1
SMA Kolose Debritto SMA N I Depok SMA Mandala Bhakti SMA Binatama SMA Santo Mikael SMA Bina Harapan SMA N 2 Ngaglik SMK Tarakanita SMK Kanisius Pakem SMK YPKK 1 SMK YPKK 3
0 0 0 0 0 0 0 0 3 1 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
0 0 1 1 1 1 1 4 2 0 0
0 0 1 0 1 0 1 1 2 0 0
5 3 2 2 1 3 0 2 4 1 2
SMK N 2 Depok
0
0
3
0
9
S2
Jumlah
L 0
P 0
10
0 4 1 2 0 1 0 2 2 2 2
0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 7 5 5 3 6 2 9 13 5 4
5
0
0
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
Nama Sekolah
D2 L 4
Jumlah
D3 P 1
L 16
P 7
Pendidikan Guru S1 L P 36 26
S2 L 1
Jumlah P 0
91
Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa responden penelitian berpendidikan D2 ada 5 orang (4 laki-laki dan 1 perempuan), D3 ada 23 orang (16 laki-laki dan 7 perempuan), S1 ada 62 orang (36 laki-laki dan 26 perempuan) dan yang berpendidikan S2 ada 1 orang (1 laki-laki). Dengan demikian sebagian besar responden penelitian berpendidikan S1. b. Pengalaman Membimbing Tabel 4.2 Deskripsi Responden Menurut Pengalaman Membimbing Nama Sekolah
<3
Pengalaman Membimbing 3-5 >5 L P L P 0 1 1 5
Jumlah
SMA N I Kalasan
L 3
P 0
SMA Kolose Debritto SMA N I Depok SMA Mandala Bhakti SMA Binatama SMA Santo Mikael SMA Bina Harapan SMA N 2 Ngaglik SMK Tarakanita SMK Kanisius Pakem SMK YPKK 1 SMK YPKK 3
0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1
0 0 0 0 0 2 1 0 2 0 0
2 0 1 0 0 0 0 3 2 0 0
0 0 0 2 0 1 0 1 3 1 0
3 3 2 2 2 2 0 3 5 2 1
0 4 2 1 1 1 0 2 0 2 2
5 7 5 5 3 6 2 9 13 5 4
SMK N 2 Depok Jumlah
0 6
0 5
3 11
0 9
9 35
5 25
17 91
10
T abel 4.3 di atas menunjukkan bahwa responden penelitian berpengalaman membimbing <3 ( kurang berpengalaman) ada 11 orang (6 laki-laki dan 5 perempuan), 3-5 ( cukup berpengalaman) ada 20 orang (11 laki-laki dan 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
perempuan), >5 ( sangat berpengalaman) 60 orang (35 laki-laki dan 25 perempuan). Dengan demikian sebagian besar responden penelitian sangat berpengalaman dalam membimbing 2. Persentase Persepsi Guru Pamong terhadap Kompetensi Pedagogik Berdasarkan data penelitian (hal 139) maka peneliti mengelompokkan variabel kompetensi pedagogik untuk variabel bebas tingkat pendidikan dan pengalaman membimbing
ke dalam kategori positif dan negatif. Adapun
analisisnya adalah sebagai berikut: a. Mencari nilai tengah dengan cara mencari skor maksimal dan skor minimal yang dicapai kemudian di bagi dua Skor maksimal = skor tertinggi yang bisa dicapai x jumlah item kuesioner 4 x 26 = 104 Nilai tengah = (skor maksimal + skor minimal) : 2 = (104 + 26) : 2 = 65 Selanjutnya
persepsi
guru
pamong
terhadap
kompetensi
pedagogik
dikategorikan menjadi positif dan negatif. 1). Persepsi guru pamong positif apabila skor yang diperoleh guru pamong lebih
besar nilai tengah yaitu 65 (skor > 65 )
2). Persepsi guru pamong negatif apabila skor yang diperoleh guru pamong lebih kecil nilai tengah yaitu 65 (skor < 65 ) b. Mencari mean : Mean =
∑X
:N
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
= 7094 : 91
= 77,95 Berdasarkan kategori di atas maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata persepsi guru pamong terhadap kompetensi pedagogik adalah positif ( > 65) Tabel 4.3 Persentase persepsi guru pamong terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa PPL Persepsi
Responden
Persentase
61 30 91
80,22 % 19,78% 100%
Positif (>65) Negatif ( ≤ 65) Jumlah Sumber: lampiran 3
Berdasarkan data yang diperoleh, persentase persepsi guru pamong terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa PPL ternyata sebagian besar guru pamong mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa PPL. Dari 91 guru pamong yang mempunyai persepsi positif berjumlah 73 guru atau 80,22%. Guru pamong yang mempunyai persepsi negatif berjumlah 18 guru atau 19,78%. 1). Persentase persepsi guru pamong terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan Tabel 4.4 Persentase persepsi guru pamong terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan Persepsi
Positif
Tingkat Pendidikan Tinggi
%
Rendah
%
Jumlah
35
56,45%
26
89,65%
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
Negatif
27
43,55%
3
10,35%
30
Jumlah
62
100%
29
100%
91
Sumber: lampiran 3
Berdasarkan data persentase persepsi guru terhadap kompetensi menunjukkan guru pamong berpendidikan tinggi yang menjadi responden berjumlah 62 guru dan guru pamong berpendidikan rendah yang menjadi responden berjumlah 29 guru. Dari 62 guru tersebut, guru yang mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi pedagogik berjumlah 35 orang atau sebesar 56,45% kemudian guru yang mempunyai persepsi negatif terhadap kompetensi pedagogik berjumlah 27 guru atau sebesar 43,55%%. Jadi sebagian besar guru pamong berpendidikan tinggi mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi pedagogik. Dari data responden guru berpendidikan rendah berjumlah 29 guru. Dari 29 guru yang mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi pedagogik berjumlah 26 guru atau sebesar 89,65%. Guru yang mempunyai persepsi negatif terhadap kompetensi pedagogik berjumlah 3 guru atau sebesar 10,35%. Jadi sebagian besar guru berpendidikan rendah mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi pedagogik. 2). Persentase persepsi guru pamong terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa PPL ditinjau dari pengalaman membimbing Tabel 4.5 Persentase persepsi guru pamong terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa PPL ditinjau pengalaman membimbing Persepsi
Pengalaman membimbing %
Positif
Kurang berpengalaman 9
Negatif
2
18,18%
81,82%
Cukup berpengalaman 18 2
%
Jumlah %
90%
Sangat berpengalaman 34
56,63%
61
10%
26
43,33%
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
Jumlah
11
100%
20
100%
60
100%
91
Sumber: lampiran 3
Berdasarkan data persentase persepsi guru terhadap kompetensi pedagogik berdasarkan pengalaman membimbing ternyata guru pamong
kurang
berpengalaman yang menjadi responden berjumlah 11 guru, guru pamong cukup berpengalaman yang menjadi responden berjumlah 20 guru dan guru yang sangat berpengalaman yang menjadi responden berjumlah 60 guru. Dari 11 guru yang kurang berpengalaman tersebut, guru yang mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi pedagogik berjumlah 9 orang atau sebesar 82,82%, kemudian guru yang mempunyai persepsi negatif berjumlah 2 guru atau sebesar 18,18%. Jadi sebagian besar guru pamong yang kurang berpengalaman dalam membimbing mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi pedagogik. Dari 20 guru yang cukup berpengalaman tersebut, guru yang mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi pedagogik berjumlah 18 orang atau sebesar 90%, kemudian guru yang mempunyai persepsi negatif berjumlah 2 guru atau sebesar 10%. Jadi sebagian besar guru pamong yang cukup berpengalaman dalam membimbing mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi pedagogik. Data responden guru pamong sangat berpengalaman berjumlah 60 guru. Dari 60 guru yang mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi pedagogik berjumlah 34 guru atau sebesar 56,63%. Guru yang mempunyai persepsi negatif terhadap kompetensi pedagogik berjumlah 26 guru atau sebesar 43,33%. Jadi sebagian besar guru sangat berpengalaman mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi pedagogik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
3.Persentase Persepsi Guru Pamong terhadap Kompetensi Kepribadian Berdasarkan data penelitian (hal 139) maka peneliti mengelompokkan variabel kompetensi kepribadian untuk variabel bebas tingkat pendidikan dan pengalaman membimbing ke dalam kategori positif dan negatif. Adapun analisisnya adalah sebagai berikut: a. Mencari nilai tengah dengan cara mencari skor maksimal dan skor minimal yang dicapai kemudian di bagi dua Skor maksimal = skor tertinggi yang bisa dicapai x jumlah item kuesioner 4 x 3 = 12 Nilai tengah = (skor maksimal + skor minimal) : 2 = (12 + 3) : 2 = 7,5 Selanjutnya persepsi guru pamong terhadap kompetensi kepribadian dikategorikan menjadi positif dan negatif. 1) Persepsi guru pamong positif apabila skor yang diperoleh guru pamong lebih besar nilai tengah yaitu 7,5 (skor > 7,5 ) 2) Persepsi guru pamong negatif apabila skor yang diperoleh guru pamong lebih kecil nilai tengah yaitu 7,5 (skor < 7,5 b.Mencari mean : Mean =
∑X
:N
= 845 : 91 = 9,2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
Berdasarkan kategori di atas maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi adalah positif ( > 7,5) Tabel 4.6 Persentase persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi mahasiswa PPL Persepsi
Responden
Persentase
Positif (>7,5) Negatif ( ≤ 7,5) Jumlah
82 9 91
90,11% 9,89 % 100%
Sumber: lampiran 3
Berdasarkan data yang diperoleh, persentase persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi mahasiswa PPL ternyata sebagian besar guru pamong mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi pribadi mahasiswa PPL. Dari 91 guru pamong yang mempunyai persepsi positif berjumlah 82 guru atau 90,11%. Guru pamong yang mempunyai persepsi negatif berjumlah 9 guru atau 9,89% 1).Persentase persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan Tabel 4.7 Persentase persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan Persepsi
Tingkat Pendidikan Tinggi
%
Rendah
%
Jumlah
Positif
60
96,77%
22
75,86%
82
Negatif
2
3,23%
7
24,14%
9
Jumlah
62
100%
29
100%
91
Sumber: lampiran 3
Berdasarkan data persentase persepsi guru terhadap kompetensi pribadi berdasarkan tingkat pendidikan ternyata guru pamong berpendidikan tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
yang menjadi responden berjumlah 62 guru dan guru pamong berpendidikan rendah yang menjadi responden berjumlah 29 guru. Dari 62 guru tersebut, guru yang mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi pribadi berjumlah 60 orang atau sebesar 96,77%, kemudian guru yang mempunyai persepsi negatif terhadap kompetensi pribadi berjumlah 2 guru atau sebesar 3,23%. Jadi sebagian besar guru pamong berpendidikan tinggi mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi pribadi. Dari data responden guru berpendidikan rendah berjumlah 29 guru. Dari 29 guru yang mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi pribadi berjumlah 22 guru atau sebesar 75,86%. Guru yang mempunyai persepsi negatif terhadap kompetensi pribadi berjumlah 7 guru atau sebesar 24,14%. Jadi sebagian besar guru berpendidikan rendah mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi pribadi. 2). Persentase persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi mahasiswa PPL ditinjau dari pengalaman membimbing Tabel 4.8 Persentase persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi mahasiswa PPL ditinjau dari pengalaman membimbing Persepsi
Pengalaman membimbing %
Positif
Kurang berpengalaman 6
Negatif Jumlah
Jumlah
%
54,54%
Cukup berpengalaman 10
50%
Sangat berpengalaman 57
5
45,45%
10
50%
11
100%
20
100%
% 95%
73
3
5%
18
60
100%
91
Sumber: lampiran 3
Berdasarkan data persentase persepsi guru terhadap kompetensi pribadi berdasarkan pengalaman membimbing ternyata guru pamong kurang berpengalaman yang menjadi responden berjumlah 11 guru, guru pamong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
cukup berpengalaman yang menjadi responden berjumlah 20 guru dan guru yang sangat berpengalaman yang menjadi responden berjumlah 60 guru. Dari 11 guru yang kurang berpengalaman tersebut, guru yang mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi pribadi berjumlah 6 orang atau sebesar 54,54%, kemudian guru yang mempunyai persepsi negatif berjumlah 5 guru atau sebesar
45,45%.
Jadi
sebagian
besar
guru
pamong
yang
kurang
berpengalaman dalam membimbing mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi pribadi. Dari 20 guru yang cukup berpengalaman tersebut, guru yang mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi pribadi berjumlah 10 orang atau sebesar 50%, sedangkan guru yang mempunyai persepsi negatif berjumlah 10 guru atau sebesar 50%. Jadi jumlah guru pamong yang cukup berpengalaman dalam membimbing persepsi positif terhadap kompetensi pribadi sama dengan jumlah guru pamong cukup berpengalaman dalam membimbing persepsi negatif. Data responden guru pamong sangat berpengalaman berjumlah 60 guru. Dari 60 guru yang mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi pribadi berjumlah 57 guru atau sebesar 95%. Guru yang mempunyai persepsi negatif terhadap kompetensi pribadi berjumlah 3 guru atau sebesar 5%. Jadi sebagian besar guru sangat berpengalaman mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi pribadi. 4. Persentase Persepsi Guru Pamong terhadap Kompetensi Sosial Berdasarkan data penelitian (hal 139) maka peneliti mengelompokkan variabel kompetensi sosial untuk variabel bebas tingkat pendidikan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
pengalaman membimbing ke dalam kategori positif dan negatif. Adapun analisisnya adalah sebagai berikut: a. Mencari nilai tengah dengan cara mencari skor maksimal dan skor minimal yang dicapai kemudian di bagi dua Skor maksimal = skor tertinggi yang bisa dicapai x jumlah item kuesioner 4 x 3 = 12 Nilai Tengah = (skor maksimal + skor minimal) : 2 = (12 + 3) : 2 = 7,5 Selanjutnya persepsi guru pamong terhadap kompetensi sosial dikategorikan menjadi positif dan negatif. 1). Persepsi guru pamong positif apabila skor yang diperoleh guru pamong lebih besar nilai tengah yaitu 7,5 (skor > 7,5 ) 2). Persepsi guru pamong negatif apabila skor yang diperoleh guru pamong lebih kecil nilai tengah yaitu 7,5 (skor < 7,5 ) b. Mencari mean : Mean =
∑X
:N
= 864 : 91 = 9,47 Berdasarkan kategori di atas maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata persepsi guru pamong terhadap kompetensi sosial adalah positif ( > 7,5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
Tabel 4.9 Persentase persepsi guru pamong terhadap kompetensi sosial mahasiswa PPL Persepsi
Responden
Persentase
Positif (>7,5)
84
92,31%
Negatif ( ≤ 7,5)
7
7,69%
Jumlah
91
100%
Sumber: lampiran 3
Berdasarkan data yang diperoleh, persentase persepsi guru pamong terhadap kompetensi sosial mahaiswa PPL ternyata sebagian besar guru pamong mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi sosial mahasiswa PPL. Dari 91 guru pamong yang mempunyai persepsi positif berjumlah 84 guru atau 92,31%. Guru pamong yang mempunyai persepsi negatif berjumlah 7 guru atau 7,69% saja. 1). Persentase persepsi guru pamong terhadap kompetensi sosial mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan Tabel 4.10 Persentase persepsi guru pamong terhadap kompetensi sosial mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan Persepsi
Tingkat Pendidikan Tinggi
%
Rendah
%
Jumlah
Positif
60
96,77%
24
82,76%
84
Negatif
2
3,23%
5
17,24%
7
Jumlah
62
100%
29
100%
91
Sumber: lampiran 3
Berdasarkan data persentase persepsi guru terhadap kompetensi sosial berdasarkan tingkat pendidikan ternyata guru pamong berpendidikan tinggi yang menjadi responden berjumlah 62 guru dan guru pamong berpendidikan rendah yang menjadi responden berjumlah 29 guru. Dari 62 guru tersebut,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
guru yang mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi sosial berjumlah 60 orang atau sebesar 96,77%, kemudian guru yang mempunyai persepsi negatif terhadap kompetensi sosial berjumlah 2 guru atau sebesar 3,23%. Jadi sebagian besar guru pamong berpendidikan tinggi mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi sosial. Dari data responden guru berpendidikan rendah berjumlah 29 guru. Dari 29 guru yang mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi sosial berjumlah 24 guru atau sebesar 82,76%. Guru yang mempunyai persepsi negatif terhadap kompetensi sosial berjumlah 5 guru atau sebesar 17,24%. Jadi sebagian besar guru berpendidikan rendah mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi sosial 2. Persentase persepsi guru pamong terhadap kompetensi sosial mahasiswa PPL ditinjau dari pengalaman membimbing Tabel 4.11 Persentase persepsi guru pamong terhadap kompetensi sosial mahasiswa PPL ditinjau dari pengalaman membimbing Persepsi
Pengalaman membimbing
Jumlah
Kurang berpengalaman
%
Cukup berpengalaman
%
Sangat berpengalaman
%
Positif
8
72,73%
18
90%
58
96,67%
84
Negatif
3
27,27%
2
10%
2
3,33%
7
Jumlah
11
100%
20
100%
60
100%
91
Sumber: lampiran 3
Berdasarkan data persentase persepsi guru terhadap kompetensi sosial berdasarkan pengalaman membimbing ternyata guru pamong
kurang
berpengalaman yang menjadi responden berjumlah 11 guru, guru pamong cukup berpengalaman yang menjadi responden berjumlah 20 guru dan guru yang sangat berpengalaman yang menjadi responden berjumlah 60 guru. Dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
11 guru yang kurang berpengalaman tersebut, guru yang mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi sosial berjumlah 8 orang atau sebesar 72,73% %, kemudian guru yang mempunyai persepsi negatif berjumlah 3 guru atau sebesar
27,27%.
Jadi
sebagian
besar
guru
pamong
yang
kurang
berpengalaman dalam membimbing mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi sosial. Dari 20 guru yang cukup berpengalaman tersebut, guru yang mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi sosial berjumlah 18 orang atau sebesar 90%, kemudian guru yang mempunyai persepsi negatif berjumlah 2 guru atau sebesar 10%. Jadi sebagian besar guru pamong yang cukup berpengalaman dalam membimbing mempunyai persepsi positif terhadap
kompetensi
sosial.
Data
responden
guru
pamong
sangat
berpengalaman berjumlah 60 guru. Dari 60 guru yang mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi sosial berjumlah 58 guru atau sebesar 96,67%. Guru yang mempunyai persepsi negatif terhadap kompetensi sosial berjumlah 2 guru atau sebesar 3,33%. Jadi sebagian besar guru sangat berpengalaman mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi sosial. 5. Persentase Persepsi Guru Pamong terhadap Kompetensi Profesional Berdasarkan data penelitian (hal 139) maka peneliti mengelompokkan variabel kompetensi profesional untuk variabel bebas tingkat pendidikan dan pengalaman membimbing ke dalam kategori positif dan negatif. Adapun analisisnya adalah sebagai berikut: a. Mencari nilai tengah dengan cara mencari skor maksimal dan skor minimal yang dicapai kemudian di bagi dua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
Skor maksimal = skor tertinggi yang bisa dicapai x jumlah item kuesioner 4 x 6 = 24 Nilai tengah = (skor maksimal + skor minimal) : 2 = (24 + 6) : 2 = 15 Selanjutnya persepsi guru pamong terhadap kompetensi profesional dikategorikan menjadi positif dan negatif. 1) Persepsi guru pamong positif apabila skor yang diperoleh guru pamong lebih besar nilai tengah yaitu 15 (skor > 15 ) 2) Persepsi guru pamong negatif apabila skor yang diperoleh guru pamong lebih kecil nilai tengah yaitu 15 (skor < 15 ) b. Mencari mean : Mean =
∑X
:N
= 1689 : 91 = 18,57 Berdasarkan kategori di atas maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata persepsi guru pamong terhadap kompetensi profesional adalah positif ( > 15) Tabel 4.12 Persentase persepsi guru pamong terhadap kompetensi profesional mahasiswa PPL Persepsi
Responden
Persentase
Positif (>15) Negatif ( ≤ 15) Jumlah
76 15 91
83,52 % 16,48% 100%
Sumber: lampiran 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
Berdasarkan data yang diperoleh, persentase persepsi guru pamong terhadap kompetensi profesional mahasiswa PPL ternyata sebagian besar guru pamong mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi profesional mahasiswa PPL. Dari 91 guru pamong yang mempunyai persepsi positif berjumlah 73 guru atau 83,52%. Guru pamong yang mempunyai persepsi negatif berjumlah 15 guru atau 16,48% saja. 1). Persentase persepsi guru pamong terhadap kompetensi profesional mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan Tabel 4.13 Persentase persepsi guru pamong terhadap kompetensi profesional mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan Tingkat Pendidikan
Persepsi Tinggi
%
Rendah
%
Jumlah
Positif
57
91,9%
19
65,5%
76
Negatif
5
8,1%
10
34,5%
15
Jumlah
62
100%
29
100%
91
Sumber: lampiran 3
Berdasarkan data persentase persepsi guru terhadap kompetensi profesional berdasarkan tingkat pendidikan ternyata guru pamong berpendidikan tinggi yang menjadi responden berjumlah 62 guru dan guru pamong berpendidikan rendah yang menjadi responden berjumlah 29 guru. Dari 62 guru tersebut, guru yang mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi profesional berjumlah 57 orang atau sebesar 91,9%, kemudian guru yang mempunyai persepsi negatif terhadap kompetensi profesional berjumlah 5 guru atau sebesar 8,1%. Jadi sebagian besar guru pamong berpendidikan tinggi mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi profesional.Dari data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
responden guru berpendidikan rendah berjumlah 29 guru. Dari 29 guru yang mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi profesional berjumlah 19 guru atau sebesar 65,5%. Guru yang mempunyai persepsi negatif terhadap kompetensi profesional berjumlah 10 guru atau sebesar 34,5%. Jadi sebagian besar guru berpendidikan rendah mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi profesional. 2). Persentase persepsi guru pamong terhadap kompetensi profesional mahasiswa PPL ditinjau dari pengalaman membimbing Tabel 4.14 Persentase persepsi guru pamong terhadap kompetensi profesional mahasiswa PPL ditinjau dari pengalaman membimbing Persepsi
Jumlah
Pengalaman membimbing Kurang berpengalaman
%
Cukup berpengalaman
%
Sangat berpengalaman
%
Positif
7
63,64%
14
70%
55
91,67%
76
Negatif
4
36,36%
6
30%
5
8,33%
15
Jumlah
11
100%
20
100%
60
100%
91
Sumber: lampiran 3
Berdasarkan data ternyata persentase persepsi guru terhadap kompetensi profesional berdasarkan pengalaman membimbing ternyata guru pamong kurang berpengalaman yang menjadi responden berjumlah 11 guru, guru pamong cukup berpengalaman yang menjadi responden berjumlah 20 guru dan guru yang sangat berpengalaman yang menjadi responden berjumlah 60 guru. Dari 11 guru yang kurang berpengalaman tersebut, guru yang mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi profesional berjumlah 7 orang atau sebesar 63,64 %, kemudian guru yang mempunyai persepsi negatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
berjumlah 4 guru atau sebesar 36,36%. Jadi sebagian besar guru pamong yang kurang berpengalaman dalam membimbing mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi profesional. Dari 20 guru yang cukup berpengalaman tersebut, guru yang mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi profesional berjumlah 14 orang atau sebesar 70%, kemudian guru yang mempunyai persepsi negatif berjumlah 6 guru atau sebesar 30%. Jadi sebagian besar guru pamong yang cukup berpengalaman dalam membimbing mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi professional. Data responden guru pamong sangat berpengalaman berjumlah 60 guru. Dari 60 guru yang mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi profesional berjumlah 55 guru atau sebesar 91,67%. Guru yang mempunyai persepsi negatif terhadap kompetensi profesional berjumlah 5 guru atau sebesar 8,33%. Jadi sebagian besar guru sangat berpengalaman mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi profesional. B. Uji prasyarat analisis 1. Uji Normalitas Uji
normalitas
dalam penelitian ini
menggunakan
rumus
Kolmogorov–Smirnov dengan bantuan komputer program SPSS for windows. Hasil pengujian tersebut adalah sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
Tabel 4.15 Hasil Pengujian Normalitas A. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test TPrendah 29
TPtinggi 62
PMKB 11
PMCB 20
PMSB 60
Mean
115.41
110.31
111.18
108.25
113.30
Std. Deviation
12.707
14.320
15.549
10.487
14.642
.153
.114
.191
.147
.102
N Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
Absolute Positive
.099
.114
.183
.147
.102
Negative
-.153
-.078
-.191
-.125
-.093
Kolmogorov-Smirnov Z
.822
.897
.632
.656
.792
Asymp. Sig. (2-tailed)
.509
.397
.819
.782
.557
Hasil uji normalitas jika ditinjau dari tingkat pendidikan rendah, diperoleh nilai Z (Kolmogorov Smirnov) sebesar 0,822 dengan probabilitas (P) = 0,509 dan untuk tingkat pendidikan tinggi nilai Z sebesar 0,897 dengan probabilitas 0,397. Karena
nilai PValue tingkat
pendidikan rendah dan tinggi (0,509), (0,397) > 0,05 maka distribusi untuk tingkat pendidikan adalah normal. Hasil uji normalitas jika ditinjau dari kurang, cukup dan sangat berpengalaman diperoleh nilai Z (Kolmogorov Smirnov) sebesar 0,632; 0,656; 0,792 dengan probabilitas (P) =0,819; 0,782; 0,557. Karena nilai PValue 0,819; 0,782; 0,557 > 0,05 maka distribusi untuk pengalaman membimbing adalah normal.
2. Uji Homogenitas Untuk membuktikan bahwa kelompok-kelompok yang membentuk sampel berasal dari populasi yang sama. Pembuktian adanya kesamaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
variansi kelompok tersebut dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS for windows. Hasil pengujiannya adalah sebagai berikut : a. Uji Homogenitas Tingkat Pendidikan B. Tabel 4.16 C. Test of Homogeneity of Variances Hasil Pengujian Homogenitas Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Levene Statistic .326
df1
df2 1
Sig. 89
.723
Dari tabel 4.16 di atas diperoleh nilai Levene Statistic untuk tingkat pendidikan 0,326 dengan probabilitas (Sig.) sebesar 0,723. Karena PValue (0,723) > 0,05 maka data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians yang sama. b. Uji Homogenitas Pengalaman Membimbing D. Tabel 4.17 E. Test of Homogeneity of Variances Hasil Pengujian Homogenitas Pengalaman Membimbing Pengalaman Membimbing Levene Statistic 1.274
df1
df2 2
Sig. 88
.285
Dari tabel 4.17 di atas diperoleh nilai Levene Statistic untuk status guru 1,274 dengan probabilitas (Sig.) sebesar 0,285. Karena PValue (0,285) >
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
0,05 maka data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians yang sama. 3. Uji Hipotesis Untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini, penulis menggunakan uji One Way Anova dan T-test sampel. Data diambil dari jawaban kuesioner yang disebar kepada responden. Peneliti menggunakan bantuan komputer program SPSS 11.5 for windows untuk melakukan uji One Way Anova dan T-test. Data diambil dari jawaban kuesioner yang disebar kepada responden. Faktor – faktor yang mempengaruhi persepsi guru pamong terhadap kompetensi mahasiswa PPL dikelompokkan dalam 2 kelompok yaitu tingkat pendidikan, pengalaman membimbing. Dan hasil analisisnya adalah sebagai berikut : a. Pengujian Hipotesis 1 1) Rumusan Hipotesis
Ho1 = tidak ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi pedagogik pada mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman membimbing
Ha1 = ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi pedagogik pada mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman membimbing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
2) Uji Hipotesis Tabel 4.18 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru Pamong Terhadap Kompetensi Pedagogik Ditinjau dari Pengalaman Membimbing
Between Groups
Sum of Squares 684.747
2
Mean Square 342.373
Within Groups Total
8682.638
88
98.666
9367.385
90
df
F 3.470
Sig. .035
3) Penarikan Kesimpulan Hasil pengujian Persepsi Guru Pamong terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa PPL ditinjau dari pengalaman membimbing menunjukkan bahwa perhitungan uji ANOVA Fhitung = 3,470 lebih besar dari Ftabel =3,1013. Oleh karena probabilitasnya 0,035 < 0,05 maka disimpulkan bahwa H0 ditolak. Hal tersebut berarti bahwa ada perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa PPL ditinjau dari pengalaman membimbing.
b. Pengujian Hipotesis 2 1) Perumusan Hipotesis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
Ho2 = tidak ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi pedagogik pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan
Ha2 = ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi pedagogik pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan
2) Uji Hipotesis Tabel 4.19 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru Pamong Terhadap Kompetensi Pedagogik Ditinjau dari Tingkat Pendidikan Levene's Test for Equality of Variances F Sig. kompetensi pedagogis
Equal variances assumed Equal variances not assumed
2.920
.091
Sig.(2tailed)
t
7.902
.000
9.164
.000
3) Penarikan Kesimpulan Hasil pengujian Persepsi Guru Pamong terhadap kompetensi pedagogik
mahasiswa
PPL
ditinjau
dari
tingkat
pendidikan
menunjukkan bahwa perhitungan uji T-test terlihat thitung =7,902 lebih besar dari ttabel
=1,9903
dengan probabilitas 0,000 < 0,05 maka
disimpulkan H0 ditolak, hal tersebut berarti bahwa ada perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan c. Pengujian Hipotesis 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
1) Perumusan Hipotesis Ho3 = tidak ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi pribadi pada mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman membimbing Ha3 = ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi pribadi pada mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman membimbing 2) Uji Hipotesis Tabel 4.20 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru Pamong Terhadap Kompetensi Pribadi Ditinjau dari Pengalaman Membimbing Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
24.420
2
12.210
323.250
88
3.673
Total
347.670
90
F 3.324
Sig. .041
3) Penarikan Kesimpulan Hasil pengujian Persepsi Guru Pamong terhadap kompetensi pribadi mahasiswa PPL menunjukkan bahwa perhitungan uji ANOVA Fhitung = 3,324 lebih besar dari Ftabel =3,1013. Oleh karena probabilitasnya 0,041 < 0,05 maka disimpulkan bahwa H0 ditolak. Hal tersebut berarti bahwa ada perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi mahasiswa PPL ditinjau dari pengalaman membimbing. d. Pengujian Hipotesis 4 1) Perumusan Hipotesis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
Ho4 = tidak ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi pribadi pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan
Ha4 = ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi pribadi pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan 2) Uji Hipotesis Tabel 4.21 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru Pamong Terhadap Kompetensi Pribadi Ditinjau dari Tingkat Pendidikan Levene's Test for Equality of Variances F Sig. kompetensi pribadi
Equal variances assumed Equal variances not assumed
1.835
.179
Sig.(2tailed)
t
3.202
.002
2.925
.005
3) Penarikan Kesimpulan Hasil kompetensi
pengujian pribadi
Persepsi
mahasiswa
Guru PPL
Pamong
ditinjau
dari
terhadap tingkat
pendidikan menunjukkan bahwa perhitungan uji T-test terlihat t
hitung =
3,202 lebih besar dari t
tabel =1,9903
dengan probabilitas
0,002 <0,05 maka disimpulkan H0 ditolak, hal tersebut berarti bahwa ada perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan. e. Pengujian Hipotesis 5 1) Perumusan Hipotesis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
Ho5 = tidak ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi sosial pada
mahasiswa praktikan ditinjau dari
pengalaman membimbing Ha5 = ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi sosial pada
mahasiswa praktikan ditinjau dari
pengalaman membimbing 2) Uji Hipotesis Tabel 4.22 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru Pamong Terhadap Kompetensi Sosial Ditinjau dari Pengalaman Membimbing Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
14.303
2
7.151
167.521
88
1.904
Total
181.824
90
F 3.757
Sig. .027
3) Penarikan Kesimpulan Hasil kompetensi
pengujian pribadi
Persepsi
mahasiswa
Guru PPL
Pamong
menunjukkan
terhadap bahwa
perhitungan uji ANOVA Fhitung = 3,757 lebih besar dari Ftabel =3,1013. Oleh karena probabilitasnya 0,027 < 0,05 maka disimpulkan bahwa H0 ditolak. Hal tersebut berarti bahwa ada perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi mahasiswa PPL ditinjau dari pengalaman membimbing f. Pengujian Hipotesis 6 1) Perumusan Hipotesis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
Ha6 = ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi sosial pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan Ha6 = tidak ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi sosial pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan 2) Uji Hipotesis Tabel 4.23 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru Pamong Terhadap Kompetensi Sosial Ditinjau dari Tingkat Pendidikan Levene's Test for Equality of Variances F Sig. kompetensi sosial
Equal variances assumed
4.936
Sig.(2tailed)
t
.029
Equal variances not assumed
2.861
.005
3.329
.001
3) Penarikan Kesimpulan Hasil
pengujian
Persepsi
Guru
Pamong
terhadap
kompetensi sosial mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan menunjukkan bahwa perhitungan uji T-test terlihat bahwa t 3,329 lebih besar dari t
tabel =1,9903
hitung =
dengan probabilitas 0,001
<0,05 maka disimpulkan H0 ditolak, hal tersebut berarti bahwa ada perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi sosial mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan. g. Pengujian Hipotesis 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
1) Perumusan Hipotesis Ho7 = tidak ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi profesional pada mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman membimbing Ha7 = ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi profesional pada mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman membimbing 2) Uji Hipotesis Tabel 4.24 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru Pamong Terhadap Kompetensi Profesi Ditinjau dari Pengalaman Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
50.093
2
25.047
680.588
88
7.734
Total
730.681
90
F 3.239
Sig. .044
3) Penarikan Kesimpulan Hasil pengujian Persepsi Guru Pamong terhadap kompetensi pribadi mahasiswa PPL menunjukkan bahwa perhitungan uji ANOVA Fhitung = 3,239 lebih besar dari Ftabel =3,1013. Oleh karena probabilitasnya 0,044< 0,05 maka disimpulkan bahwa H0 ditolak. Hal tersebut berarti bahwa ada perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi profesi mahasiswa PPL ditinjau dari pengalaman membimbing. h. Pengujian Hipotesis 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
1) Perumusan Hipotesis Ho8 = tidak ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi profesional pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan Ha8 = ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi profesional pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan 2) Uji Hipotesis Tabel 4.25 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru Pamong Terhadap Kompetensi Profesional Ditinjau dari Tingkat Pendidikan Levene's Test for Equality of Variances F Sig. kompetensi profesional
Equal variances assumed Equal variances not assumed
1.028
.168
Sig.(2tailed)
t
2.702
.008
2.767
.008
3) Penarikan Kesimpulan Hasil
pengujian
Persepsi
Guru
Pamong
terhadap
kompetensi profesional mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan menunjukkan bahwa perhitungan uji T-test terlihat bahwa t
hitung =
2,702 lebih besar dari t
tabel =1,9903
dengan
probabilitas 0,008 <0,05 maka disimpulkan H0 ditolak, hal tersebut berarti bahwa ada perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi profesional mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
Tabel 4.26 Kesimpulan Hasil Uji Hipotesis menggunakan ANOVA No 1.
Hipotesis Ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi pedagogik pada mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman membimbing
Fhitung 3,470
3,1013
Probabilitas 0,05
3.
Ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi pribadi pada mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman guru pamong dalam membimbing
3.324
3,1013
0,05
Diterima
5.
Ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi sosial pada mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman membimbing
3.757
3,1013
0,05
Diterima
7.
Ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi profesional pada mahasiswa praktikan ditinjau dari pengalaman membimbing
3.239
3,1013
0,05
Diterima
Ftabel
Kesimpulan Diterima
Tabel 4.27 Kesimpulan Hasil Uji Hipotesis menggunakan T-test No 2.
Hipotesis Ada perbedaan persepsi guru pamong PPL
t hitung 7,902
t tabel 1,9903
probalitas 0,05
Kesimpulan Diterima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
4.
6.
8.
terhadap kompetensi pedagogik pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan Ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi pribadi pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan Ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi sosial pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan Ada perbedaan persepsi guru pamong PPL terhadap kompetensi profesional pada mahasiswa praktikan ditinjau dari tingkat pendidikan
3,302
1,9903
0,05
Diterima
3,329
1,9903
0,05
Diterima
2,702
1,9903
0,05
Diterima
C. Pembahasan 1. Perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pedagogik ditinjau dari pengalaman membimbing Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, terdapat perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pedagogik ditinjau dari pengalaman membimbing. Guru yang cukup berpengalaman cenderung mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi pedagogik, terlihat dari persentase guru pamong cukup berpengalaman, dari 20 orang yang berpersepsi positif adalah 90% lebih besar dibandingkan dengan guru kurang berpengalaman, dari 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
orang 81,82% berpersepsi positif dan guru sangat berpengalaman, dari 60 orang 56,63% berpersepsi positif. Hasil penelitian menunjukkan harga Fhitung 3,470 lebih besar dari Ftabel 3,1013 maka Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan persepsi terhadap kompetensi pedagogik antara guru pamong yang kurang, cukup dan sangat berpengalaman dalam membimbing atau dapat dikatakan bahwa persepsi guru pamong tidak sama antara guru yang kurang berpengalaman, cukup dan sangat berpengalaman. Dari 91 guru pamong yang mempunyai persepsi positif berjumlah 73 guru atau 80,22%. Guru pamong yang mempunyai persepsi negatif berjumlah 18 guru atau 19,78%. Hasil deskripsi data tentang persepsi guru pamong terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa ditinjau dari pengalaman membimbing secara umum dikategorikan positif. Hal tersebut ditunjukkan oleh mahasiswa dalam kemampuan mengelola program pengajaran, mengelola kelas, menggunakan media, berinteraksi dengan siswa dalam proses belajar mengajar, serta mampu mengadakan komunikasi kerjasama dengan tugas bimbingan konseling dan mengikuti peraturan tata usaha yang belaku. Berdasarkan hasil deskripsi data, pengalaman membimbing guru pamong sebagian besar guru sangat berpengalaman. Pada umumnya orangorang sependapat bahwa semakin banyak pengalaman membimbing praktikan semakin mengerti tingkat kelebihan dan kekurangan pada mahasiswa praktikan. Selain itu, semakin berpengalaman semakin tinggi tuntutan guru pamong pada praktikan dalam menerapkan kompetensi pedagogik di sekolah. Semakin lama pengalaman yang diperoleh guru pamong semakin luas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
pengetahuannya pada bidang yang di tekuni maka keinginan untuk mengembangkan kemampuan, kualitas dan keterampilan ternyata membuat pandangan guru terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa PPL berbeda pula. Hasil penelitian di peroleh guru cukup berpengalaman memiliki persepsi positif yang terbesar. Hal ini disebabkan guru yang cukup berpengalaman memiliki pandangan makin luas yang memungkinkan guru pamong untuk lebih memahami dan mengantisipasi perubahan yang terjadi. Sama halnya pada mahasiswa praktikan dari tahun ke tahun mengalami perubahan. Guru pamong yang cukup berpengalaman menghargai perubahan tersebut sebagai nilai yang positif. Ini terlihat pada penilaian guru pamong terhadap mahasiswa dalam
menerapkan kemampuannya memilih metode
mengajar, variasi mengajar, menyusun alat evaluasi, mengelola kelas, berinteraksi antara guru pamong dan siswa, menggunakan media mengajar sebagai alat bantu dalam proses belajar-mengajar serta memberikan petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan isi pelajaran adalah baik . Berbeda pada guru yang kurang dan sangat berpengalaman, guru yang kurang berpengalaman cenderung menilai negatif. Mereka hanya menilai terbatas
pada
membandingkan
pengalaman
waktu
itu
saja
sehingga
belum
dapat
kemampuan mahasiswa praktikan dari tahun ke tahun.
Mereka juga berpatokan pada dirinya maka kemampuan mahasiswa dapat dilihat dengan membandingkan pada kemampuan guru pamong itu sendiri, seperti dalam melihat mahasiswa praktikan membuat alat pelajaran, mengelola kelas, menyusun alat evaluasi, memotivasi siswa, serta dalam memilih media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
mengajar. Guru pamong yang sangat berpengalaman tentunya akan menunjukkan kualitasnya dalam bekerja karena guru pamong memiliki banyak pengalaman dan telah mengerti letak kelebihan serta kekurangan mahasiswa praktikan. Sehingga guru dapat lebih rinci dalam melakukan penilaian sebab ingin menunjukkan kualitas dengan harapan mahasiswa praktikan mengalami kemajuan dari tahun ke tahun sesuai dengan perkembangan ilmu saat ini. 2. Perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pedagogik ditinjau dari tingkat pendidikan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, terdapat perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pedagogik ditinjau dari tingkat pendidikan. Guru pamong yang berpendidikan rendah cenderung mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi pedagogik. Ini terlihat dari persentase guru berpendidikan tinggi, dari 62 orang yang berpersepsi positif adalah 56,45% lebih kecil dibandingkan dengan guru berpendidikan rendah, dari 29 orang 89,65% berpersepsi positif. Hasil penelitian menunjukkan harga t lebih besar dari t
tabel
hitung
7,902
1,990 maka Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa ada
perbedaan persepsi terhadap kompetensi pedagogik antara guru pamong yang berpendidikan tinggi dan rendah. Hasil deskripsi tentang persepsi guru pamong terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa ditinjau dari tingkat pendidikan secara umum dikategorikan positif. Hal tersebut ditunjukkan oleh mahasiswa dalam kemampuan mengelola program pengajaran, mengelola kelas, metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
pembelajaran dan mengevaluasi pembelajaran, berinteraksi dalam proses belajar mengajar, serta mampu mengadakan komunikasi kerjasama dengan tugas bimbingan konseling dan mengikuti peraturan tata usaha yang berlaku. Hasil deskripsi data tingkat pendidikan guru sebagian besar berpendidikan D4 atau S1. Hal tersebut menunjukkan bahwa guru yang ditunjuk sebagai guru pamong sebagian besar telah menempuh pendidikan formal yang tinggi. Pada umumnya orang-orang sependapat bahwa dengan semakin tinggi tingkat pendidikan yang dicapai oleh seseorang maka semakin luas wawasan serta pengetahuannya pada suatu bidang tertentu sesuai dengan profesi yang ingin diraihnya. Selain itu, semakin tinggi tingkat pendidikan guru akan semakin mempunyai keinginan yang lebih tinggi untuk mengembangkan prestasi di sekolah seperti membuat karya tulis, menulis buku, dan sebagainya. Guru dengan pendidikan S1 akan memiliki pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan keterampilan yang lebih mantap dibandingkan dengan guru yang berpendidikan D2 atau D3. Guru yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi dan rendah mempunyai pandangan yang berbeda terhadap kompetensi pedagogik. Namun hasil penelitian membuktikan bahwa pada umumnya guru memandang positif kompetensi pedagogik. Hal tersebut karena sebagian besar responden berpendidikan S1, sehingga kemungkinan besar guru merasa bahwa ilmu yang diterapkan mahasiswa lebih baik dari ilmu saat guru pamong menjalani pendidikan. Sama halnya dalam membimbing mahasiswa PPL guru pamong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
yang tingkat pendidikannya tinggi, pemikirannya lebih modern, wawasannya lebih luas pada cara pandang dalam menilai mahasiswa praktikan. Perbedaan persepsi guru terhadap kompetensi pedagogik jika ditinjau dari tingkat pendidikan, salah satunya adalah karena bagi guru yang tingkat pendidikan terakhirnya masih D2 atau D3 berbeda dengan para guru yang sudah menyandang gelar S1. Guru pamong berpendidikan tinggi lebih suka pada hal-hal yang baru, tidak monoton dan cenderung memandang dirinya sudah baik dalam menjalankan profesinya. Hal ini membuat penilaian pada mahasiswa praktikan disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki. Guru dengan berpendidikan tinggi cenderung lebih negatif dalam memberikan penilaian terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa PPL karena guru pamong merasa yakin bahwa mahasiswa praktikan masih dapat lebih kreatif dalam
kemampuan memilih metode mengajar, variasi mengajar, media
mengajar, menyusun alat evaluasi, mengelola kelas dan berinteraksi dalanm proses belajar mengajar. Berbeda pada guru pamong yang berpendidikan rendah. Mereka cenderung lebih positif dalam memberikan penilaian terhadap kompetensi pedagogik. Guru pamong merasa bahwa kemampuan mahasiswa PPL dalam mengajar dengan metode, variasi mengajar dan menyusun alat evaluasi serta berinteraksi dengan siswa dapat membantu siswa sebagai anak didiknya untuk lebih baik dalam kegiatan proses belajar mengajar. 3. Perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi ditinjau dari pengalaman membimbing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, terdapat perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi ditinjau dari perbedaan pengalaman membimbing. Guru yang sangat berpengalaman cenderung mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi pribadi, terlihat dari persentase guru sangat berpengalaman, dari 60 orang yang berpersepsi positif adalah 95% lebih besar dibandingkan dengan guru cukup berpengalaman, dari 20 orang 50% berpersepsi positif dan guru kurang berpengalaman, dari 11 orang 54,54% berpersepsi positif. Hasil penelitian menunjukkan harga Fhitung 3.324 lebih besar dari Ftabel 3,1013 maka Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan persepsi terhadap kompetensi pribadi antara guru pamong yang kurang, cukup dan sangat berpengalaman dalam membimbing atau dapat dikatakan bahwa persepsi guru pamong tidak sama antara guru yang kurang berpengalaman, cukup dan sangat berpengalaman. Hasil deskripsi data tentang persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi mahasiswa ditinjau dari pengalaman membimbing secara umum dikategorikan positif. Hal tersebut ditunjukkan oleh mahasiswa dalam pengelolaan kepribadian yang berwibawa dan menjadi teladan bagi peserta didik serta mempunyai kemampuan dalam mengembangkan diri. Berdasarkan hasil deskripsi data pengalaman membimbing guru pamong sebagian besar guru sangat berpengalaman. Pengalaman merupakan modal utama untuk terjun dalam suatu bidang garapan. Dalam kehidupan manusia, semakin tua maka akan mempunyai pengalaman semakin banyak. Pengalaman yang dimaksud yaitu pengalaman membimbing yang akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
membuat seorang guru dapat bekerja lebih efisien. Sama halnya sebagai seorang guru pamong yang melakukan pekerjaan membimbing di sekolah, tentu memiliki pengalaman membimbing yang berbeda. Guru yang lebih dahulu membimbing akan lebih memiliki banyak pengalaman daripada guru yang baru memulai tugasnya sebagai guru pamong. Oleh sebab, itu guru yang sudah lama membimbing akan memperoleh pengetahuan yang banyak tentang proses pembimbingan di sekolah daripada guru yang baru memulai tugasnya sebagai guru pembimbing PPL. Semakin lama pengalaman membimbing yang diperoleh guru pamong semakin luas pengetahuannya pada bidang yang ditekuni maka keinginan untuk mengembangkan kemampuan, kualitas dan keterampilan membuat pandangan guru terhadap kompetensi pribadi mahasiswa PPL berbeda. Hasil penelitian diperoleh guru sangat berpengalaman memiliki persepsi positif yang terbesar. Hal ini disebabkan guru telah membimbing mahasiswa praktikan memiliki pandangan yang luas dan memungkinkan seseorang untuk lebih memahami dan menghargai perubahan yang terjadi. Sama halnya pada mahasiswa praktikan dari tahun ke tahun mengalami perubahan. Guru pamong yang sangat berpengalaman menghargai perubahan tersebut sehingga memberi penilaian yang positif terhadap mahasiswa praktikan. Penilaian positif ini tampak pada pandangan yang baik terhadap mahasiswa dalam berpakaian rapi, disiplin waktu akan tanggung jawab dan tugasnya dalam sekolah, dan kemampuan mengembangkan diri dalam kegiatan yang ada di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
Berbeda pada guru yang kurang berpengalaman, mereka terbatas pada pengalaman waktu itu saja dan belum dapat membandingkan kemampuan mahasiswa praktikan dari tahun ke tahun. Guru berpatok pada dirinya sehingga kemampuan mahasiswa dilihat dengan membandingkan pada kemampuan diri guru pamong itu sendiri. Hasil penelitian membuktikan bahwa guru kurang berpengalaman memberi penilaian yang negatif terhadap mahasiswa
praktikan.
Nampak
pada
kemampuan
mahasiswa
dalam
penampilan rapi, disiplin waktu akan tanggung jawab dan tugasnya dalam sekolah, serta kemampuan mengembangkan diri dalam kegiatan yang diselenggarakan sekolah dinilai kurang baik. Guru yang sangat, cukup maupun kurang berpengalaman mempunyai pandangan yang berbeda terhadap kompetensi pribadi. Hal tersebut karena guru yang sangat berpengalaman lebih mampu menguasai pekerjaan. Suatu ketrampilan dapat dicapai melalui pengulangan terhadap apa yang dipelajari atau dikerjakan. Apabila seseorang bekerja maka ia akan menemui hal-hal yang baru dan jika hal yang baru dipahami sebagai suatu pengetahuan yang dimilikinya, ini berarti ia telah mendapatkan pengalaman baru yang dapat menyebabkan persepsi yang berbeda diantara para guru. 4. Perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi ditinjau dari tingkat pendidikan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, terdapat perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi ditinjau dari tingkat pendidikan. Guru yang berpendidikan tinggi cenderung mempunyai persepsi positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
terhadap kompetensi pribadi, terlihat dari persentase guru berpendidikan tinggi, dari 62 orang yang berpersepsi positif adalah 96,77% lebih besar dibandingkan dengan guru berpendidikan rendah, dari 29 orang 75,86% berpersepsi positif. Hasil penelitian menunjukkan harga t besar dari t
tabel
hitung
3,302 lebih
1,990 maka Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan
persepsi terhadap kompetensi pribadi antara guru pamong yang berpendidikan tinggi dan rendah. Tingkat pendidikan terakhir guru pamong berbeda-beda yang akan berpengaruh pada cara pandang dan penilaian pada mahasiswa praktikan. Hasil deskripsi data tentang persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi mahasiswa ditinjau dari tingkat pendidikan secara umum dikategorikan positif. Hal tersebut ditunjukkan oleh mahasiswa dalam pengelolaan kepribadian yang berwibawa dan menjadi teladan bagi peserta didik serta mempunyai kemampuan dalam mengembangkan diri. Hasil deskripsi data tingkat pendidikan guru sebagian besar berpendidikan D4 atau S1. Pada umumnya semakin tinggi tingkat pendidikan yang dicapai oleh sesorang maka semakin tinggi tingkat pemahaman pada bidang tertentu sesuai keahlian yang ditekuni. Tingkat pendidikan akan mempengaruhi
kualitas guru pamong tersebut dalam membimbing dan
menilai kompetensi pribadi mahasiswa praktikan. Guru pamong mempunyai tingkat pemahaman berbeda-beda dilihat dari tingkat pendidikan sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi cara pandang guru pamong terhadap kompetensi pribadi pada mahasiswa praktikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
Perbedaan persepsi guru terhadap kompetensi pribadi jika ditinjau dari tingkat pendidikan ini salah satunya adalah karena bagi guru yang tingkat pendidikan terakhirnya masih D2 atau D3 ilmu yang mereka peroleh ini berbeda dengan para guru yang sudah menyandang gelar S1. Guru pamong berpendidikan tinggi lebih suka pada hal-hal yang baru, tidak monoton cenderung memandang dirinya sudah baik dalam menjalankan profesinya maka hal ini membuat penilaian pada mahasiswa praktikan disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki. Hal inilah yang membuat guru pamong berpersepsi positif karena mereka lebih menghargai hal-hal yang baru dari mahasiswa praktikan dalam menerapkan dan mengembangkan ilmu yang diperoleh. Penilaian positif ini tampak pada pandangan yang baik terhadap mahasiswa dalam berpakaian rapi, disiplin waktu akan tanggung jawab dan tugasnya dalam sekolah, serta kemampuan mengembangkan diri dalam kegiatan yang diselenggarakan sekolah. Guru pamong berpendidikan rendah kebanyakan memberikan penilaian negatif karena pemikirannya belum modern sehingga membuat beda pendapat dengan mahasiswa praktikan, padahal praktikan ingin menciptakan cara yang baru untuk berinteraksi dengan siswa dalam sekolah maupun di luar sekolah. Perbedaaan persepsi antara guru berpendidikan tinggi dan rendah yang dilihat dari pengetahuan yang diperoleh selama menjalani pendidikan. Hal ini nampak pada kemampuan mahasiswa praktikan dalam menguasai kompetensi pribadi yaitu kemampuan diri untuk memahami yang memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
jiwa pendidik, terbuka, mampu mengembangkan diri dan memiliki integritas kepribadian serta penampilan rapi dalam berpakaian di nilai kurang baik 5. Perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi sosial ditinjau dari pengalaman membimbing Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, terdapat perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi sosial ditinjau dari pengalaman membimbing. Guru pamong yang sangat berpengalaman cenderung mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi sosial, terlihat dari persentase guru sangat berpengalaman, dari 60 orang adalah 96,67% yang berpersepsi positif adalah 96,67% lebih besar dibandingkan dengan guru cukup berpengalaman, dari 20 orang 90% berpersepsi positif dan guru kurang berpengalaman, dari 11 orang 72,73% berpersepsi positif. Hasil penelitian menunjukkan harga Fhitung 3.757 lebih besar dari Ftabel 3,1013 maka Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan persepsi terhadap kompetensi sosial antara guru pamong yang kurang, cukup dan sangat berpengalaman dalam membimbing atau dapat dikatakan bahwa persepsi guru pamong tidak sama antara guru yang kurang berpengalaman, cukup dan sangat berpengalaman. Hasil deskripsi data tentang persepsi guru pamong terhadap kompetensi sosial mahasiswa ditinjau dari pengalaman membimbing secara umum dikategorikan positif. Hal tersebut ditunjukkan oleh mahasiswa dalam kemampuan berkomunikasi, bersikap terbuka terhadap segala kritik dan saran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
baik itu dari siswa, guru, karyawan di dalam sekolah dan menunjukkan sikap ramah. Berdasarkan hasil deskripsi data pengalaman membimbing guru pamong sebagian besar sangat berpengalaman. Banyak orang bijak mengatakan bahwa semakin banyak orang berjalan maka semakin banyak yang diketahui dan pengalaman kitapun akan bertambah. Semakin lama perjuangan kita maka semakin banyaklah hal yang kita pelajari dan tak akan mengulangi kesalahan yang sama dari pendahulu kita. Semakin lama pengalaman membimbing yang diperoleh guru pamong semakin luas pengetahuannya pada bidang yang di tekuni maka keinginan untuk mengembangkan kemampuan, kualitas dan keterampilan ternyata membuat pandangan guru terhadap kompetensi sosial mahasiswa PPL berbeda pula. Banyak sedikitnya pengalaman membimbing ternyata menentukan atau menunjukkan kualitas guru pamong sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi kualitas kemampuan mahasiswa praktikan itu sendiri. Hasil penelitian di peroleh guru sangat berpengalaman dan cukup berpengalaman paling banyak memiliki persepsi positif. Guru telah membimbing mahasiswa praktikan memiliki pandangan yang luas dan memungkinkan seseorang untuk lebih memahami dan menghargai perubahan yang terjadi. Sama halnya pada mahasiswa praktikan dari tahun ke tahun mengalami perubahan. Dan guru pamong yang sangat berpengalaman menghargai perubahan tersebut nilai yang positif terhadap kompetensi sosial mahasiswa praktikan. Penilaian positif tersebut dalam hal kemampuan berkomunikasi, bersikap terbuka terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
segala kritik dan saran baik itu dari siswa, guru dan karyawan dalam sekolah serta bersikap ramah dan sopan baik itu di luar sekolah maupun dalam sekolah. Berbeda pada guru yang kurang berpengalaman cenderung menilai negatif, mereka terbatas pada pengalaman waktu itu saja dan belum dapat membandingkan kemampuan mahasiswa praktikan dari tahun ke tahun. Guru berpatokan
pada dirinya sehingga kemampuan mahasiswa dibandingkan
dengan kemampuan diri pada guru pamong itu sendiri. Guru membandingkan dirinya dengan mahasiswa praktikan dalam hal kemampuan berkomunikasi, bersikap terbuka terhadap segala kritik dan saran baik itu dari siswa, guru dan karyawan dalam sekolah serta bersikap ramah dan sopan baik itu di luar sekolah maupun dalam sekolah. 6. Perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi sosial ditinjau dari tingkat pendidikan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, terdapat perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi sosial ditinjau dari tingkat pendidikan. Guru pamong yang berpendidikan tinggi cenderung mempunyai persepsi positif
terhadap
kompetensi
pribadi,
terlihat
dari
persentase
guru
berpendidikan tinggi, dari 62 orang yang berpersepsi positif adalah 96,77% lebih besar dibandingkan dengan guru berpendidikan rendah dari 29 orang 82,76% berpersepsi positif. Hasil penelitian menunjukkan t besar dari t
tabel
hitung
3,329 lebih
1,990 maka Ho ditolak Hal ini berarti bahwa ada perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
persepsi terhadap kompetensi sosial antara guru pamong yang berpendidikan tinggi dan rendah. Hasil deskripsi data tentang persepsi guru pamong terhadap kompetensi sosial mahasiswa ditinjau dari tingkat pendidikan secara umum dikategorikan positif. Hal tersebut ditunjukkan oleh mahasiswa dalam kemampuan berkomunikasi, bersikap terbuka terhadap segala kritik dan saran baik itu dari siswa, guru maupun karyawan di dalam sekolah dan menunjukkan sikap ramah serta sopan Hasil deskripsi data tingkat pendidikan guru sebagian besar guru berpendidikan D4 atau S1. Guru pamong mempunyai tingkat pemahaman berbeda-beda dilihat dari tingkat pendidikan sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi cara pandang guru pamong terhadap kompetensi sosial pada mahasiswa praktikan. Sama halnya orang-orang sependapat bahwa dengan semakin tinggi tingkat pendidikan yang dicapai oleh seseorang maka semakin luas wawasan serta pengetahuannya pada suatu bidang tertentu sesuai dengan profesi yang ingin diraihnya. Selain itu, juga semakin tinggi tingkat pendidikan guru maka guru tersebut akan semakin mempunyai keinginan yang lebih tinggi untuk mengembangkan prestasi di sekolah seperti membuat karya tulis, menulis buku, dan sebagainya. Guru dengan pendidikan S1 akan meningkatkan kualitas pribadi sesuai pernyataan yang didukung oleh penelitian dari Purnomo Setiadi Akbar (1998) yang menyatakan bahwa reformasi dalam dunia pendidikan dimulai dari komponen guru dan semua aspek pribadi guru, organisasi dan instansinya. Prioritas dimulai dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
komitmen jajaran pembinaan depdikbud dan stafnya untuk selalu memantau dan membina guru-guru dengan berbagai aspeknya. Guru yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi maupun rendah berpandangan yang berbeda terhadap kompetensi sosial. Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa pada guru berpendidikan tinggi cenderung berpandangan positif terhadap kompetensi sosial. Hal tersebut karena guru merasa bahwa ilmu yang diterapkan mahasiswa lebih baik dari ilmu saat guru pamong menjalani pendidikan. Sama halnya dalam membimbing mahasiswa PPL guru pamong yang tingkat pendidikannya tinggi, wawasannya lebih luas pada cara pandang dalam hal menilai mahasiswa praktikan. Hal ini nampak pada kemampuan mahasiswa praktikan dalam menerapkan kompetensi sosial yaitu mahasiswa praktikan mudah bergaul dengan lingkungan sekolah, mampu
bersikap
ramah, sabar dan pengertian terhadap siswa, mampu
bekerjasama dengan guru-guru dan staf administrasi sekolah. Perbedaan persepsi guru terhadap kompetensi sosial jika ditinjau dari tingkat pendidikan ini salah satunya adalah karena bagi guru yang tingkat pendidikan terakhirnya masih D2 atau D3 pengetahuan yang mereka peroleh ini berbeda dengan para guru yang sudah menyandang pamong
berpendidikan
rendah
cenderung
menilai
gelar S1. Guru negatif
karena
pemikirannya belum modern dan pengetahuan belum luas. Sehingga hal inilah yang membuat adanya perbedaan pendapat dengan mahasiswa praktikan sedangkan praktikan ingin menciptakan membuat metode yang baru. Perbedaan persepsi antara guru berpendidikan tinggi dan rendah dilihat dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
pengetahuan yang diperoleh selama menjalani pendidikan nampak pada kemampuan
mahasiswa
praktikan
dalam
menguasai
kemampuan
berkomunikasi, bersikap terbuka terhadap segala kritik dan saran baik itu dari siswa, guru dan karyawan serta bersikap ramah dan sopan baik di luar maupun di dalam sekolah. 7. Perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi profesional ditinjau dari pengalaman membimbing Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, terdapat perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi profesional ditinjau dari pengalaman membimbing. Guru yang sangat berpengalaman cenderung mempunyai persepsi positif terhadap kompetensi sosial, terlihat dari persentase guru sangat berpengalaman, dari 60 orang yang berpersepsi positif adalah 91,67% lebih besar dibandingkan dengan guru cukup berpengalaman, dari 20 orang 70% berpersepsi positif dan guru kurang berpengalaman, dari 11 orang 63,64% berpersepsi positif. Hasil penelitian menunjukkan harga Fhitung 3,239 lebih besar dari Ftabel 3,1013 maka Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan persepsi terhadap kompetensi profesional antara guru pamong yang kurang, cukup dan sangat berpengalaman dalam membimbing atau dapat dikatakan bahwa persepsi guru pamong tidak sama antara guru yang kurang berpengalaman, cukup dan sangat berpengalaman. Hasil deskripsi data tentang persepsi guru pamong terhadap kompetensi profesional mahasiswa ditinjau dari pengalaman membimbing secara umum dikategorikan positif. Hal tersebut ditunjukkan oleh mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
praktikan yang mampu dalam memahami kurikulum, menjelaskan materi, menguasai dan menyampaikan materi. Berdasarkan hasil deskripsi data itu pula diketahui bahwa sebagian besar guru pamong sangat berpengalaman. Semakin lama pengalaman yang diperoleh seseorang semakin luas pengetahuannya pada bidang yang di tekuni. Sama halnya pada guru pamong bahwa semakin lama pengalaman membimbing praktikan semakin tinggi tuntutan guru pamong pada praktikan dalam menerapkan kompetensi profesional di sekolah. Disebutkan dalam www. Psikologi.ui.ac.id bahwa tenaga pengajar, guru besar, dosen harus memiliki tingkat pendidikan yang tinggi serta pengalaman yang luas agar dapat diterapkan untuk mahasiswa dalam mengalirkan ilmu pengetahuan dengan metode mengajar yang paling mutakhir sehingga mahasiswa dapat belajar melihat ide-ide baru dari sudut pandang psikologi, memahami, mendiskusi, dan menuliskannya. Guru yang sangat, cukup maupun kurang berpengalaman mempunyai pandangan yang berbeda terhadap kompetensi profesional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya guru sangat berpengalaman cenderung memandang positif kompetensi profesional karena pengalaman yang didapat dari hasil belajar serta pengalaman yang diperoleh selama membimbing lebih banyak maka guru pamong akan lebih mampu menguasai pekerjaan. Guru yang sangat berpengalaman dapat membandingkan kemampuan mahasiswa praktikan dari tahun ke tahun sehingga dapat melihat perkembangan mahasiswa. Hal ini terlihat pada mahasiswa dalam menerapkan kemampuannya menguasai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
materi, menjelaskan materi dengan bahasa yang baik dan benar, pemberian ilustrasi serta pemberian contoh yang konkrit. Berbeda pada guru yang kurang berpengalaman, guru yang kurang berpengalaman mengetahui untuk waktu itu saja sehingga belum mengetahui kualitas kemampuan mahasiswa praktikan dari tahun ke tahun. Maka guru pamong kurang berpengalaman cenderung menilai negatif karena guru melihat pada kemampuan profesional dalam dirinya, belum menyadari bahwa mahasiswa praktikan baru belajar mengembangkan ilmu dan kemampuan yang di peroleh. Penilaian negatif terlihat mahasiswa dalam menerapkan kemampuan memberikan ilustrasi, menjelaskan materi pelajaran dan mampu menjawab pertanyaan yang diajukan siswa. 8. Perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi profesional ditinjau dari tingkat pendidikan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, terdapat perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi profesional ditinjau dari tingkat pendidikan. Guru yang berpendidikan tinggi cenderung mempunyai persepsi positif
terhadap
kompetensi
pribadi,
terlihat
dari
persentase
guru
berpendidikan tinggi, dari 62 orang yang berpersepsi positif adalah 91,9% lebih besar dibandingkan dengan guru berpendidikan rendah, dari 29 orang 65,5% berpersepsi positif. Hasil penelitian menunjukkan harga menunjukkan t
hitung
2,702 lebih besar dari t
tabel
1,990 maka Ho ditolak. Hal ini berarti
bahwa ada perbedaan persepsi terhadap kompetensi profesional antara guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
pamong yang berpendidikan tinggi dan rendah. komponen kompetensi profesional Hasil deskripsi data tentang persepsi guru pamong terhadap kompetensi profesional mahasiswa ditinjau dari tingkat pendidikan secara umum dikategorikan positif. Hal tersebut ditunjukkan oleh mahasiswa praktikan mampu dalam memahami kurikulum, menjelaskan materi, menguasai dan menyampaikan materi. Hasil deskripsi data tingkat pendidikan guru sebagian besar berpendidikan D4 atau S1.Tingkat pendidikan terakhir guru pamong berbedabeda yang akan
berpengaruh pada cara pandang dan penilaian pada
mahasiswa praktikan. Pada umumnya semakin tinggi tingkat pendidikan yang dicapai oleh seseorang maka semakin tinggi tingkat pemahaman pada bidang tertentu
sesuai
mempengaruhi
keahlian
yang
ditekuni.
Tingkat
pendidikan
akan
kualitas guru pamong tersebut dalam membimbing dan
menilai kompetensi profesional mahasiswa praktikan. Sama halnya dalam artikel www. Sintang.go.id/social/default.asp? topical 36-45k disebutkan bahwa kemajuan suatu bangsa hanya ditentukkan oleh faktor penarik rakyatnya. Hal ini disebabkan semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan lebih mudah menerima dan mengembangkan pengetahuan dan teknologi diharapkan dapat menjadi sumber daya yang berperan dalam meningkatkan produktivitas yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendidikan guru pamong maka akan mudah menerima kelemahan, kelebihan dan hal-hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
yang baru dari mahasiswa dalam menerapkan kompetensi profesional. Guru yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi maupun yang rendah mempunyai pandangan yang berbeda terhadap kompetensi pedagogik. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa guru berpendidikan tinggi cenderung
memandang positif kompetensi pedagogik. Hal tersebut karena guru pamong yang tingkat pendidikannya tinggi, pemikirannya lebih modern, wawasannya lebih luas pada cara pandang dalam hal menilai mahasiswa praktikan. Penilaian positif ini tampak pada pandangan yang baik pada mahasiswa dalam kemampuannya menguasai materi, menjelaskan materi, dan menggunakan bahan pengajaran yang tercantum dalam kurikulum sekolah. Perbedaan persepsi guru terhadap kompetensi profesional ditinjau dari tingkat pendidikan ini salah satunya adalah karena bagi guru yang tingkat pendidikan terakhirnya masih D2 atau D3 ilmu yang mereka peroleh ini berbeda dengan para guru yang sudah menyandang gelar S1. Guru pamong berpendidikan tinggi tertarik pada hal-hal baru yang dilakukan oleh mahasiswa praktikan dalam menerapkan kemampuannya memberikan dan menjelaskan materi sesuai dengan ilmu yang praktikan peroleh untuk dapat mengembangkan kemampuannya. Sedangkan dengan guru pamong yang berpendidikan rendah cenderung menilai negatif karena pengetahuan mereka sebatas pada ilmu yang diperoleh selama menjalani pendidikan maka kecenderungan memandang dirinya sudah lebih baik daripada mahasiswa praktikan yang dengan segala usaha di tempuh untuk mengembangkan ilmu yang mereka peroleh selama kuliah. Hal ini nampak pada kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
mahasiswa praktikan dalam menguasai materi, menjawab pertanyaan yang diajukan siswa serta memberikan ilustrasi untuk menjelaskan materi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada Bab IV, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1 Ada perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa PPL ditinjau dari pengalaman membimbing. Hal ini didukung harga Fhitung = 3,470 lebih besar dari Ftabel = 3,101 pada taraf signifikasi ( α =5%) atau = 0,05. 2 Ada perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pedagogik mahasiswa PPL ditinjau dari tingkat pendidikan. Hal ini didukung dengan harga t
hitung
=7,902 lebih besar dari t
tabel
=1,990
pada taraf signifikasi ( α =5%) atau = 0,05. 3
Ada perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi mahasiswa PPL ditinjau dari pengalaman membimbing. Hal ini didukung harga Fhitung = 3.324 lebih besar dari Ftabel = 3,101 pada taraf signifikasi ( α =5%) atau = 0,05.
4 Ada perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi pribadi ditinjau dari tingkat pendidikan. Hal ini di dukung harga t =3,202 lebih besar dari t atau = 0,05.
tabel
hitung
=1,990 pada taraf signifikasi ( α =5%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
5
Ada perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi sosial ditinjau dari pengalaman membimbing. Hal ini di dukung harga Fhitung =3.757 lebih besar dari Ftabel = 3,1013 pada taraf signifikasi ( α =5%) atau = 0,05.
6 Ada perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi sosial ditinjau dari tingkat pendidikan. Hal ini di dukung harga t =3,329 lebih besar dari t
tabel
hitung
=1,990 pada taraf signifikasi ( α =5%)
atau = 0,05. 7
Ada perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi professional ditinjau dari pengalaman membimbing. Hal ini di dukung harga Fhitung = 3.239 lebih besar dari Ftabel = 3,1013 pada taraf signifikasi ( α =5%) atau = 0,05.
8 Ada perbedaan persepsi guru pamong terhadap kompetensi professional ditinjau dari tingkat pendidikan. Hal ini di dukung harga t
hitung
=2,702 lebih besar dari t
tabel
=1,990 pada taraf
signifikasi ( α =5%) atau = 0,05. B. Saran Berdasarkan pembahasan dan operasional maka dapat di ambil saran sebagai berikut : 1. Bagi guru a. Guru pamong menambah pengalamannya dengan mengembangkan kemampuan, kualitas dan keterampilan melalui membaca buku,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
diskusi, kegiatan yang memberikan pelajaran berharga. Dalam usaha mendapatkan suatu ketrampilan dibutuhkan pengulangan terhadap apa yang dipelajari atau dikerjakan. Melalui kegiatan tersebut, guru akan menemui hal-hal yang baru dan hal yang baru dipahami sebagai suatu pengetahuan, berarti ia telah mendapatkan pengalaman baru. b. Agar pengetahuan guru pamong tentang kompetensi mahasiswa PPL bertambah perlu pembinaan di antaranya dengan mengikuti diklat, seminar dan lokakarya. 2. Bagi Mahasiswa PPL Mahasiswa PPL perlu mempertahankan persepsi positif yang diberikan oleh
guru
pamong
dengan
cara
mahasiswa
harus
berusaha
mempertahankan kompetensi yang di miliki selama ini dan kalau mungkin ditingkatkan dengan membuka diri terhadap masukan dari guru pamong. 3. Para peneliti lain Para peneliti lain dapat melakukan penelitian serupa dengan memperluas area penelitian agar kesimpulan hasilnya lebih akurat. C. Keterbatasan 1. Peneliti tidak dapat mengetahui kejujuran responden dalam menjawab kuesioner. Apabila responden tidak menjawab dengan jujur , maka hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menjadi bias. 2. Keterbatasan waktu bersamaan dengan ujian akhir sekolah sehingga beberapa sekolah menolak sebagai tempat penelitian yang mengakibatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
jumlah sampel berkurang maka penelitian tentang persepsi guru pamong terhadap kompetensi mahasiswa PPL kurang representatif.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi.1997. Prosedur Penelitian Edisi Revisi V. Jakarta: Rineka cipta. Emory, Cooper terjemahan dari Irwin, Richard. 1995. Metodologi Penelitian dan Bisnis. Jakarta: Erlangga Gerungan,WA.1966. Psychology Social. Bandung: PT Eresco Hamalik, Oemar.2002. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: PT Bumi Aksara http: //www.sahe.Institute.Blogspot.Com/2005/01/pemberdayaan/memperdayai? http://www.Upi.edu/org/abstrakthesis/ abstradpen 98. html. 65k http://www. Suara Merdeka. Com/harian/0311/eko 5 html http://www. Sinar Harapan co.id/ekonomi/mandiri/2004/1102/man 01.html http://www.depdiknas.go.id Kajian Dikbud. No. 014. September 1998 hal 96-105 Irwanto.1988. Mengenal Psikologi. Jakarta : Arcan Joni, Raka, dkk. 1981. Pedoman Pelaksanaan Pola Pembahruan Sistem Pendidikan Tenaga Kependidikan di Indonesia Buku III tentang pelaksaanan Program Pengalaman Lapangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Pembinaan dan Pengendalian Proyek-proyek Direktorat Jenderal Pendidikan. Kuncoro, Mudrajad.2003. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga Nurhadi, Dr. 2004. Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta: Grasindo Prof.Dr.H.Djohar, MS. 2006. Guru Pendidikan dan Pembinannya (Penerapan dalam Pendidikan dan UU Guru). Yogyakarta: CV Grafika Indah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
Rakhmat, Jaluddin. 1985. Psikologi Manusia. Bandung. CV Remaja Rosdakarya Samana, Mpd. 1994. Profesionalisme Keguruan. Yogyakarta: Kanisius Shalahuddin, Mahfudh. 1991. Pengantar Psikologi Umum. Surabaya: PT Bina Ilmu Offset Suparno, Suyadi, Wardani. Panduan Program Pengalaman Lapangan. Editor I. G.A.K. Wardani. Penilai: Syamsu Mappa dan MOh. Fakry Gaffar Sardiman AM. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV Rajawali Sigit, Soehardi.2001. Pengantar Metodologi Penelitian sosial-bisnis-manajemen. Yogyakarata: Fakultas Ekonomi Universitas Sarjanawiyata Siagian, Sondang P.1987. Pengembangan Sumber Daya Insani. Jakarta: Gunung Agung Sugiyono. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta Undang-undang RI no. 14 tahun 2005 Undang-undang RI no. 20 tahun 2003 Usman, Uzer. 1990. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Rosdakarya Usman, Uzer. 1995. Menjadi Guru Profesi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Walgito, Bimo. 1994. Pengantar Psikologi Umum.. Yogyakarta: Andi Offset Wirawan, Sarlito. 1992. Psikologi Lingkungan. Jakarta: Grasindo Winkel,ws.1986. Psikologi pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT Gramedia,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN PENGUJIAN INSTRUMEN
T-Test PERSEPSI GURU DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN Group Statistics tingkat pendidikan
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
kompetensi pedagogis
=tinggi
62
79.65
8.616
1.085
=rendah
29
65.54
5.783
1.093
kompetensi sosial
=tinggi
62
9.46
1.501
.189
=rendah
29
8.57
.997
.188
=tinggi
62
9.68
1.721
.217
kompetensi pribadi kompetensi profesi
=rendah
29
8.32
2.178
.412
=tinggi
62
18.76
2.804
.353
=rendah
29
17.07
2.638
.498
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances F
kompetensi pedagogis
Equal variances assumed
2.920
Sig.
.091
Equal variances not assumed kompetensi sosial
Equal variances assumed
4.936
.029
t-test for Equality of Means t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper 10.566 17.665
7.902
89
.000
14.12
1.786
9.164
74.832
.000
14.12
1.540
11.046
17.184
2.861
89
.005
.89
.311
.272
1.506
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Equal variances not assumed kompetensi pribadi
Equal variances assumed
1.835
.179
Equal variances not assumed kompetensi profesi
Equal variances assumed
1.028
.168
Equal variances not assumed
3.329
75.425
.001
.89
.267
.357
1.421
3.202
89
.002
1.36
.425
.516
2.206
2.925
42.632
.005
1.36
.465
.423
2.300
2.702
89
.008
1.69
.626
.447
2.934
2.767
54.899
.008
1.69
.611
.466
2.915
ANOVA PERSEPSI GURU DITINJAU DARI PENGALAMAN MEMBIMBING ANOVA
kompetensi pedagogis Sum of Squares Between Groups
df
Mean Square
684.747
2
342.373
Within Groups
8682.638
88
98.666
Total
9367.385
90
F 3.470
Sig. .035
ANOVA
kompetensi sosial Sum of Squares Between Groups
df
Mean Square
14.303
2
7.151
Within Groups
167.521
88
1.904
Total
181.824
90
F 3.757
Sig. .027
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ANOVA
kompetensi pribadi Sum of Squares Between Groups
df
24.420
Mean Square 2
12.210 3.673
Within Groups
323.250
88
Total
347.670
90
F 3.324
Sig. .041
ANOVA
kompetensi profesi Sum of Squares Between Groups
df
Mean Square
50.093
2
25.047
Within Groups
680.588
88
7.734
Total
730.681
90
F 3.239
Sig. .044
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
KUESIONER
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
Hal : pengisian Kuesioner Kepada Yth: Bapak/Ibu guru SMU/SMK Dengan hormat, Saya adalah mahasiswa Program Pendidikan akuntansi, jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, FKIP, Universitas sanata Dharma. Saya bermaksud mengadakan kegiatan penelitian dengan judul “Persepsi Guru Pamong terhadap Kompetensi Mahasiswa PPL. Bagi saya penelitian ini merupakan kegiatan ilmiah dalam rangka penyusunan skripsi. Sehubungan dengan hal tersebut, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu Guru menjadi responden penelitian ini. Saya berharap bapak/Ibu Guru berkenan untuk menjawab keseluruhan pernyataan sesuai dengan keadaan sesungguhnya. Sejalan dengan etika penelitian, saya akan menjamin kerahasiaan jawaban Bapak/Ibu Guru dan memastikan bahwa jawaban bapak/Ibu Guru hanyalah semata-mata untuk mencapai tujuan penelitian ilmiah ini. Saya menyadari bahwa pengisian kuesioner ini sedikit banyak menganggu aktivitas bapak/Ibu guru. Oleh sebab itu, saya mohon maaf sebelumnya. Demikian permohonan saya,ata perhatian dan kerjasama, saya mengucapkan banyak terimakasih. Yogyakarta, februari 2007 Hormat saya,
Epifania. P Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117 KUESIONER A. Identitas Responden (coret salah satu) 1. Tingkat Pendidikan : a. D2 b. D3 c. S1 d. S2 2. Jenis Kelamin: laki-laki/perempuan 3. Pengalaman membimbing mahasiswa praktikan: a. < 3 kali b. 3-5 kali c. >5 kali B. Petunjuk Pengisian Berikut ini di sajikan beberapa pernyataan sebagai persepsi guru pamong terhadap kompetensi mahasiswa PPL untuk menyatakan persepsi terhadap kompetensi, Bapak/Ibu dihadapkan pada pernyataan-pernyataan yang diikuti skala sebagai berikut: 1. SS = Sangat setuju 2. S = Setuju 3. TS = Tidak Setuju 4. STS = Sangat Tdak Setuju Pilihlah salah satu pilihan tersebut di bawah ini dengan cara membubuhkan tanda X pada kolom pilihan yang sesuai dengan pendapat bapak/Ibu sendiri dalam hal ini tak ada jawaban yang dianggap salah.
Pernyataan-pernyataan berkaitan dengan Kompetensi Pedagogik No.
Pernyataan
Pendapat
1.
Dalam melaksanakan proses belajar-mengajar, SS mahasiswa praktikan menggunakan metode mengajar secara bervariasi yang sesuai dengan materi pelajaran
S
TS
STS
2.
Mahasiswa praktikan menggunakan mengajar dalam proses pembelajaran
variasi SS
S
TS
STS
3.
Mahasiswa praktikan tidak mengadakan tes di akhir SS pelajaran
S
TS
STS
4.
Setiap akan mengajar mahasiswa praktikan SS menyusun rencana pembelajaran sebagai pedoman dalam menyampaikan materi pelajaran
S
TS
STS
5.
Dalam proses pembelajaran mahasiswa praktikan SS menyebutkan buku lain selain buku wajib
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
6.
Dalam berbagai kesempatan mengajar mahasiswa SS praktikan berusaha untuk memahami perbedaan individu siswa terutama perbedaan kemampuan dan sikap
S
TS
STS
7.
Mahasiswa praktikan terbuka terhadap pendapat SS siswa
S
TS
STS
8.
Mahasiswa praktikan bertanggung pelaksanaan proses belajar siswa
atas SS
S
TS
STS
9.
Mahasiswa praktikan tidak menegur siswa yang SS mulai menunjukkan tanda-tanda tidak terlibat dan mulai menimbulkan gangguan di kelas
S
TS
STS
10.
Mahasiswa praktikan mengatur posisi duduk siswa SS secara bergiliran misalnya di depan ke belakang atau sebaliknya
S
TS
STS
11.
Mahasiswa praktikan mampu mengarahkan dan SS menghentikkan tingkah laku siswa yang kurang baik ke hal yang baik
S
TS
STS
12.
Mahasiswa praktikan mengatasi gangguan pada saat SS proses pembelajaran
S
TS
STS
13.
Mahasiswa praktikan mampu siswa pada materi pelajaran
S
TS
STS
14.
Mahasiswa praktikan membuat peraturan bersama
SS
S
TS
STS
15.
Mahasiswa praktikan senantiasa tidak memberikan SS sanksi kepada siswa yang melanggar peraturan bersama
S
TS
STS
16.
Dalam menyampaikan materi mahasiswa praktikan SS memanfaatkan media mengajar yang tepat dan sesuai dengan materi pelajaran
S
TS
STS
17.
Mahasiswa praktikan bersama-sama dengan siswa SS menciptakan alat bantu pelajaran
S
TS
STS
18.
Mahasiswa praktikan tidak pernah datang ke SS perpustakaan
S
TS
STS
19.
Mahasiswa praktikan berinteraksi pamong dengan seluruh siswa
guru SS
S
TS
STS
20.
Mahasiswa praktikan memberikan hadiah/pujian SS kepada siswa yang berprestasi
S
TS
STS
21.
Setelah siswa selesai mengerjakan tugas dengan baik, SS mahasiswa praktikan memberikan penghargaan baik dengan pujian ataupun sikap seperti acungan jempol
S
TS
STS
22.
Mahasiswa praktikan mampu memberikan petunjuk SS dan penjelasan berkaitan dengan isi pelajaran
S
TS
STS
jawab
menarik perhatian SS
antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
23.
Mahasiswa praktikan memberikan respon langsung SS terhadap jawaban siswa dengan kata “benar-salah”
S
TS
STS
24.
Ekspresi mahasiswa praktikan dalam mengajar baik
SS
S
TS
STS
25.
Dalam menangani anak bermaslah mahasiswa SS praktikan menjalin kerjasama dengan petugas Bimbingan Konseling
S
TS
STS
26.
Adanya petunjuk pelaksana dan petunjuk teknis yang SS dikeluarkan oleh Tata Usaha untuk membantu praktikan dalam membuat administrasi sekolah
S
TS
STS
Pernyataan-pernyataan berkaitan dengan kompetensi Pribadi No.
Pernyataan
Pendapat
1.
Mahasiswa praktikan berpenampilan rapi di dalam SS maupun luar kelas
S
TS
STS
2.
Mahasiswa praktikandatang mengajar tidak tepat SS waktunya
S
TS
STS
3.
Untuk mengembangkan diri maka mahasiswa SS praktikan mempelajari hal-hal baru yang berkaitan dengan bidangnya
S
TS
STS
Pernyataan-pernyataan berkaitan dengan kompetensi Sosial No.
Pernyataan mudah
Pendapat
1.
Mahasiswa praktikan lingkungan sekolah
bergaul
dengan SS
S
TS
STS
2.
Mahasiswa praktikan mampu bersikap ramah, sabar SS dan pengertian terhadap siswa
S
TS
STS
3.
Mahasiswa praktikan mampu bekerjasama dengan SS guru-guru dan staf administrasi sekolah
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
Pernyataan-pernyataan berkaitan dengan Kompetensi Profesional No.
Pernyataan
Pendapat
1.
Mahasiswa praktikan menggunakan bahan SS pengajaran yang tercantum dalam kurikulum sekolah
S
TS
STS
2.
Mahasiswa praktikan tidak menjelaskan materi dengan bahasa baik dan benar
SS
S
TS
STS
3.
Setiap pertanyaan yang diajukan siswa, dapat SS dijawab dengan baik dan benar oleh mahasiswa praktikan
S
TS
STS
4.
Mahasiswa praktikan menguasai materi yang akan SS diajarkan
S
TS
STS
5.
Penjelasan yang disampaikan mahasiswa praktikan SS disertai pemberian ilustrasi/ contoh konkrit
S
TS
STS
6.
Setelah selesai menyampaikan materi mahasiswa SS praktikan menanyakan siswa tentang materi-materi yang belum dipahami
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
PENGUJIAN INSTRUMEN PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
PENGUJIAN NORMALITAS
Descriptive Statistics
TPrendah
N 29
Mean 115.41
Std. Deviation 12.707
Minimum 90
Maximum 137
TPtinggi
62
110.31
14.320
90
144
PMKB
11
111.18
15.549
90
137
PMCB
20
108.25
10.487
90
125
PMSB
60
113.30
14.642
90
144
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test TPrendah 29
TPtinggi 62
PMKB 11
PMCB 20
115.41
110.31
111.18
108.25
12.707
14.320
15.549
10.487
.153
.114
.191
.147
.102
Positive
.099
.114
.183
.147
.102
Negative
N Normal Parameters(a,b)
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
Absolute
PMSB 60 113.3 0 14.64 2
-.153
-.078
-.191
-.125
-.093
Kolmogorov-Smirnov Z
.822
.897
.632
.656
.792
Asymp. Sig. (2-tailed)
.509
.397
.819
.782
.557
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Data untuk Uji Validitas dan Realibilitas
Guru SMK Putra tama
No. resp
Butir Pertanyaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
1
3
4
1
4
4
4
3
3
1
3
3
3
4
3
1
4
3
4
4
3
4
3
3
3
3
3
3
4
1
4
4
4
3
3
1
36 2
2
4
4
2
4
3
3
3
4
2
3
3
3
4
3
2
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
4
4
4
2
4
3
3
3
4
2
3
3
3
4
1
3
3
4
3
3
1
3
3
4
4
3
1
4
3
3
4
4
4
3
3
3
3
4
3
4
1
3
3
4
3
3
1
3
4
4
4
1
4
3
3
3
4
2
3
3
4
3
3
2
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
4
4
4
1
4
3
3
3
4
2
3
5
3
4
2
3
3
4
3
3
1
3
3
4
3
3
2
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
4
2
3
3
4
3
3
1
3
6
4
3
2
3
3
3
3
4
2
3
3
4
3
3
2
3
3
3
4
4
3
3
4
3
3
3
4
3
2
3
3
3
3
4
2
3
7
3
4
2
4
3
4
3
3
1
3
3
3
3
3
1
3
3
4
3
4
3
4
3
3
3
3
3
4
2
4
3
4
3
3
1
3
8
4
3
2
4
3
3
3
4
2
3
3
3
3
3
1
4
3
4
4
4
4
3
3
4
3
4
4
3
2
4
3
3
3
4
2
3
9
3
4
2
3
4
4
3
3
1
4
4
3
3
3
1
4
3
3
4
4
3
3
4
3
3
3
3
4
2
3
4
4
3
3
1
4
10
4
3
2
3
3
3
4
4
2
3
3
3
3
3
1
4
3
3
4
4
3
3
3
4
3
4
4
3
2
3
3
3
4
4
2
3
11
4
4
2
4
3
4
4
3
2
4
4
3
4
4
1
4
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
4
4
2
4
3
4
4
3
2
4
12
4
3
2
3
3
3
3
4
1
3
3
3
3
4
1
4
3
3
4
3
3
3
3
4
3
4
4
3
2
3
3
3
3
4
1
3
13
3
3
1
4
4
4
4
3
2
4
4
4
3
4
1
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
1
4
4
4
4
3
2
4
14
3
3
1
4
3
3
3
3
2
3
3
4
3
4
1
3
3
3
3
3
3
4
3
4
3
4
3
3
1
4
3
3
3
3
2
3
15
4
3
1
4
3
3
4
4
1
3
4
3
3
4
1
3
3
3
3
3
4
3
4
3
4
3
4
3
1
4
3
3
4
4
1
3
16
3
4
2
3
3
3
3
3
2
4
3
3
3
4
2
3
4
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
2
3
3
3
3
3
2
4
17
4
4
2
3
3
4
4
3
1
3
4
3
4
4
1
3
4
3
3
3
4
3
3
3
4
3
4
4
2
3
3
4
4
3
1
3
18
3
3
2
3
3
4
3
4
2
4
3
3
4
4
2
3
4
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
2
3
3
4
3
4
2
4
19
3
4
2
3
4
4
4
3
1
4
4
3
3
4
2
3
4
3
4
4
3
3
3
3
4
3
3
4
2
3
4
4
4
3
1
4
20
3
3
2
4
3
3
3
4
2
4
3
3
3
4
2
3
4
3
3
3
3
4
4
3
3
4
3
3
2
4
3
3
3
4
2
4
21
4
4
1
4
3
3
4
3
2
4
3
3
3
3
2
3
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
4
4
1
4
3
3
4
3
2
4
22
4
3
1
3
4
4
3
4
2
4
3
3
3
4
2
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
4
4
3
1
3
4
4
3
4
2
4
23
3
4
1
4
3
3
4
3
2
3
3
3
3
4
2
4
3
4
3
4
4
3
4
4
3
3
3
4
1
4
3
3
4
3
2
3
24
3
3
1
3
3
4
3
4
2
3
3
4
4
4
2
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
1
3
3
4
3
4
2
3
25
3
4
1
3
4
3
4
3
2
3
4
4
3
3
1
3
3
3
3
4
3
3
4
3
3
4
3
4
1
3
4
3
4
3
2
3
26
3
3
2
4
3
4
3
4
2
3
4
4
4
3
2
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
2
4
3
4
3
4
2
3
27
4
4
1
3
4
3
3
3
2
4
4
4
3
3
1
3
4
3
3
3
4
3
4
3
4
4
4
4
1
3
4
3
3
3
2
4
28
4
3
2
4
3
4
3
4
1
3
3
4
4
3
1
4
3
3
3
4
3
4
3
3
4
3
4
3
2
4
3
4
3
4
1
3
29
4
4
2
4
4
3
4
3
1
4
3
4
3
3
2
3
3
3
4
3
4
3
4
3
4
4
4
4
2
4
4
3
4
3
1
4
30
4
3
1
3
3
4
4
4
1
3
3
4
4
4
1
3
3
4
3
3
3
4
3
3
4
3
4
3
1
3
3
4
4
4
1
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
38
3
3
3
3
4
2
3
4
3
4
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
4
4
3
4
4
3
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
3
4
jml 117 123 118 124 120 124 122 129 129 129 138 127 136 128 133 133 138 138 143 140 142 142 143 140 144 148 150 149 155 149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel t dk 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 40 60 120
uji dua pihak 0.05 12.706 4.303 3.182 2.776 2.571 2.447 2.365 2.306 2.262 2.228 2.201 2.178 2.16 2.145 2.132 2.12 2.11 2.101 2.093 2.086 2.08 2.074 2.069 2.064 2.06 2.056 2.052 2.048 2.045 2.042 2.021 2 1.98
TABEL r 1 Tail 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
df
0.05 0.929 0.07 0.663 0.59 0.536 0.495 0.462 0.434 0.411 0.392 0.375 0.36 0.346 0.334 0.323 0.31 0.305 0.296 0.289 0.282 0.275 0.269 0.263 0.258 0.253 0.248 0.244 0.239 0.235 0.231
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46 47 48 49 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1 161.4476 18.5128 10.128 7.7086 6.6079 5.9874 5.5914 5.3177 5.1174 4.9646 4.8443 4.7472 4.6672 4.6001 4.5431 4.494 4.4513 4.4139 4.3807 4.3512 4.3248 4.3009 4.2793 4.2597 4.2417 4.2252 4.21 4.196 4.183 4.1709 4.1596 4.1491 4.1393 4.13 4.1213 4.1132 4.1055 4.0982 4.0913 4.0847 4.0785 4.0727 4.067 4.0617 4.0566
2 199.5 19 9.5521 6.9443 5.7861 5.1433 4.7374 4.459 4.2565 4.1028 3.9823 3.8853 3.8056 3.7389 3.6823 3.6337 3.5915 3.5546 3.5219 3.4928 3.4668 3.4434 3.4221 3.4028 3.3852 3.369 3.3541 3.3404 3.3277 3.3158 3.3048 3.2945 3.2849 3.2759 3.2674 3.2594 3.2519 3.2448 3.2381 3.2317 3.2257 3.2199 3.2145 3.2093 3.2043
df 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91
1 4.0304 4.0266 4.023 4.0195 4.0162 4.013 4.0099 4.0069 4.004 4.0012 3.9985 3.9959 3.9934 3.9909 3.9886 3.9863 3.984 3.9819 3.9798 3.9778 3.9758 3.9739 3.972 3.9702 3.9685 3.9668 3.9651 3.9635 3.9619 3.9604 3.9589 3.9574 3.956 3.9546 3.9532 3.9519 3.9506 3.9493 3.9481 3.9469 3.9457
2 3.1788 3.1751 3.1716 3.1682 3.165 3.1619 3.1588 3.1559 3.1531 3.1504 3.1478 3.1453 3.1428 3.1404 3.1381 3.1359 3.1338 3.1317 3.1296 3.1277 3.1258 3.1239 3.1221 3.1203 3.1186 3.117 3.1154 3.1138 3.1123 3.1108 3.1093 3.1079 3.1065 3.1052 3.1038 3.1026 3.1013 3.1001 3.0989 3.0977 3.0966
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.0517 4.0471 4.0427 4.0384 4.0343
3.1996 3.1951 3.1907 3.1866 3.1826
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN SURAT IZIN DAN SURAT KETERANGAN PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI