Wahana Didaktika Vol. 12 No. 3 September 2014 : 74-88
PERSEPSI GURU PAMONG TERHADAP KETERAMPILAN MENGAJAR MAHASISWA PRAKTEK LAPANGAN MATA PELAJARAN PENJASORKES DI SMA NEGERI KOTA PADANG Oleh: Mikkey Anggara Suganda (Dosen Universitas PGRI Palembang)
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi guru pamong terhadap keterampilan mengajar mahasiswa praktek lapangan mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di SMA Kota Padang. Jenis penelitian ini adalah deskriftive. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru pamong mata pelajaran penjasorkes yang ada di SMA Negeri Kota Padang. Sampel yang diambil dengan teknik total sampling, sebanyak 24 orang guru pamong. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa sub variabel kegiatan awal dalam pembelajaran penjasorkes diperoleh tingkat capaian sebesar 81% pada kategori “baik sekali”, dan untuk sub variabel kegiatan inti diperoleh tingkat capaian sebesar 85% berada pada kategori “baik sekali”, sedangkan untuk sub variabel akhir diperoleh tingkat capaian sebesar 83% berada pada kategori “baik sekali”, artinya secara keseluruhan persepsi guru pamong SMA Negeri Kota Padang baik sekali terhadap mahasiswa praktek lapangan dalam pembelajaran penjasorkes. Disarankan kepada guru pamong dan mahasiswa dalam pembelajaran lebih ditingkatkan. Kata Kunci: Persepsi Guru Pamong, Keterampilan Mengajar Mahasiswa PPL CLASSROOM TEACHERS’ PERCEPTIONS TOWARD PRACTITIONERS IN PENJASORKES SUBJECT AT SMAN PADANG Abstract This study aims to determine how is the perception of teacher toward practitioners’ skills in teaching penjasorkes at SMAN Padang. This research is descriptive. The population in this study was all teachers of penjasorkes in SMAN Padang. Samples were taken with a total sampling, as many as 24 teachers. Based on the analysis of data shows that the sub-variables early in the learning activities penjasorkes obtained achievement level of 81% in the category of "very well", and the sub variable core activity obtained at 85% level of achievement in the category "very well", while for sub-variables obtained final achievement level of 83% is in the category "very well", meaning that the overall perception of the teacher SMA Padang well. Once the students practice in the field of learning penjasorkes. It is Suggested to the teachers and students to increase learning quality. Keywords: Classroom Teachers’ Perceptions, Practitioners In Penjasorkes 74
Persepsi Guru Pamong terhadap...(Mikkey Anggara Suganda)
A. PENDAHULUAN Pendidikan pada hakekatnya merupakan proses pembangunan bangsa secara keseluruhan dan bertujuan dalam mengembangkan aspek-aspek kehidupan terutama dalam masa reformasi yang serba trasnsparan seperti sekarang ini. Pendidikan pada dasarnya bertujuan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa yang sasarannya adalah upaya meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 disebutkan bahwa fungsi dan tujuan pendidikan nasional adalah sebagai berikut. “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokrasi dan bertanggung jawab”. Dalam
rangka
mewujudkan
tujuan
pendidikan
nasional tersebut
pemerintah telah melakukan berbagai upaya seperti memasukkan mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (penjasorkes) di dalam kurikulum sekolah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menentukan terwujudnya masyarakat adil dan makmur, serta meningkatkan kualitas manusia, sebab pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjujung tinggi hak azazi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan, maka pelaksanaan pendidikan amat dituntut tanggung jawabnya. Dalam perkembangan kehidupan dewasa ini, tugas guru tampaknya semakin hari semakin berat. Guru selalu dituntut untuk mampu melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan bidang keahliannya sehingga dapat meningkatkan martabat guru. Salah satu permasalahan pokok dunia pendidikan adalah pengajaran. Kegiatan pengajaran akan melibatkan berbagai komponen antara lain guru, peserta didik, dan faktor pendukung lainnya. Bila salah satu komponen tidak berfungsi dengan baik, maka kegiatan pengajaran akan terganggu sehingga pencapain tujuan pendidikan tidak akan tercapai.
75
Wahana Didaktika Vol. 12 No. 3 September 2014 : 74-88
Guru sebagai salah satu komponen yang bertanggung jawab atas pencapaian pendidikan, keberadaan guru di sekolah sangat menentukan. Guru yang profesional harus mampu melibatkan anak didiknya secara fisik, mental dan emosional dalam pembelajaran. Pembelajaran bertujuan mengembangkan potensi siswa agar dapat mencapai tujuan yang di harapkan. Zalfendi (2010:123) mengemukakan “kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru olahraga melipitu 3 aspek, a) kompetensi pribadi, memiliki pribadi terpuji dengan nilai-nilai yang dianut oleh bangs. b) kompetensi profesional, kemampuan akademik yang dimiliki oleh tenaga kependidikan terpadu secara serasi dengan kemampuan teknis yang diperlukan dalam jabatannya. C) kompetensi kemasyaraktan, bahwa tenaga kependidikan harus mampu membina dan mengembangkan interaksi sosial”. Berdasarkan beberapa kompetensi yang telas dijelaskan di atas, pada saat pelaksanaan praktek tersebut guru pamong mempunyai suatu persepsi terhadap keterampilan mahasiswa praktek lapangan penjasorkes. Keterampilan mengajar kegiatan awal, keterampilan mengajar kegiatan inti, keterampilan mengajar kegiatan akhir, keterampilan mengajar menggunakan media, keterampilan interaksi belajar mengajar, motivasi terhadap pembelajaran penjasorkes, perilaku (disiplin, tanggung jawab, penampilan dan cara komunikasi). Untuk memiliki keterampilan yang baik, mahasiswa praktek penjasorkes perlu membina diri secara baik, karena fungsi guru itu sendiri adalah membina dan mengembangkan kemampuan secara profesional didalam pembelajaran. Mahasiswa praktek penjasorkes dituntun bekerja secara teratur, konste dan kreatif dalam mengahadapi pekerjaannya. Kemudian masih simpang siurnya peadangan guru pamong terhadap keterampilan mengajar mahasiswa praktek mata pelajaran penjasorkes. Hal ini disebabkan menurut beberapa pendapat guru, misalnya guru pamong SMA Negeri 7 Padang, Drs. Masri M.Pd yang selaku guru tetep dan mengajar mata pelajaran penjasorkes mengatakan “Mahasiswa praktek lapangan belum mampu untuk memulai pembelajaran, masih banyak mahasiswa praktek lapangan yang belum menguasai materi yang akan diajarkan dan pengelolaan kelas yang sangat kurang 76
Persepsi Guru Pamong terhadap...(Mikkey Anggara Suganda)
terkendali, baik pembelajaran yang dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir pembelajaran”. Apabila pandangan atau tanggapan guru pamong terhadapan keterampilan mengajar mahasiswa praktek mata pelajaran penjasorkes baik (Positif) maka tujuan pembelajaran akan mudah tercapai dan dibantu oleh faktorfaktor lainnya. Begitu juga pandangan atau tanggapan guru pamong terhadap keterampilan mengajar mahasiswa praktek mata pelajaran penjasorkes itu tidak baik (Negatif) tentu tujuan pembalajaran tidak tercapi. Pandangan atau tanggapan guru pamong berbeda-beda karena banyak faktor-faktor antara lain, guru pamong melihat keterampilan mahasiswa praktek dalam melaksanakan pembelajaran, mahasiswa praktek sering melalaikan tugas, kurang disiplin, kurang sesuai dengan program semester dengan apa yang ada disilabus, tidak membuat RPP sebelum mengajar, tidak adanya ujian ulang bagi nilai yang tidak mencukupi standar yang telah ditentukan. Diantara faktor-faktor tersebut, yang harus diperhatikan adalah faktor keterampilan mahasiswa praktek penjasorkes dalam melaksanakan pembelajaran, sebab di dalam pembelajaran terdapat bermacam-macam perbedaan. Perbedaan-perbedaan tersebut antara lain disebabkan oleh cara mahasiswa praktek penjasorkes mengajar dan pengetahuan yang dimiliki. Dalam rangka meningkatkan mutu guru, maka usaha yang dianggap efektif oleh para ahli adalah melalui pembinaan calon guru. Masing-masing calon guru dibekali dengan berbagai pengalaman, baik secara teoritis maupun prkatis. Pengalaman praktis diperoleh sewaktu mahasiswa prkatek penjasorkes mengikuti mata kuliah kependidikan seperti profesi kependidikan, pengantar pendidikan, telaah kurikulum, dan micro teaching. Universitas Negeri Padang sebagai salah satu lembaga pendidikan telah mencantumkan mahasiswa praktek lapangan kependidikan dalam suatu kegiatan kurikuler
yang
wajib
dilaksanakan
oleh
seluruh
mahasiswa
program
kependidikan. Itulah sebabnya dalam buku pedoman Universitas Negeri Padang (UNP: 1) dijelaskan: “pedoman pengalaman lapangan kependidikan (PPLK) adalah kegiatan akademik yang dilakukan oleh mahasiswa dalam rangka menerapkan dan meningkatkan kompetensi pedagogik, 77
Wahana Didaktika Vol. 12 No. 3 September 2014 : 74-88
profesional., kepribadian dan sosial yang mencakup pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku keguruan dengan segala aspeknya (kependidikan) yang dialami secara nyata di sekolah latihan”. Mahasiswa praktek harus menguasai keterampilan-keterampilan dasar yang harus dimiliki seorang calon guru, baik keterampilan mengajar maupun keterampilan non mengajar yang terintergrasi secara utuh dalam situasi yang sebenarnya. Ada beberapa peran yang menjadi tanggung jawab baik dosen pembimbing, guru pamong dan mahasiswa praktek lapangan: 1. Dosen pembimbing Dosen pembimbing adalah dosen di Fakultas yang ditugasi untuk membimbing mahasiswa praktek lapangan, yang menjadi peran dosen pembimbing dalam buku pedoman Universitas Negeri Padang (UNP, 2010:3) dijelaskan : “1) Mengadakan pertemuan konsultasi disekolah latihan, 2) Membantu memecahkan masalah yang dialami mahaiswa, 3) Memantau perkembangan pelaksanaan kegiatan, 4) Membimbing penulisan dan laporan mahasiswa, 5) Menerima buku evaluasi dan laporan mahasiswa dari pamong dan menyerahkan ke UPPL, 6) Mencatat kegiatan-kegiatan yang dilakukan dan masalah-masalah yang ditemui, 7) Menghadiri dan menilai ujian akhir mahsiswa di sekolah latihan”. Dosen pembimbing mempunyai peran yang penting bagi mahasiswa praktek lapangan, yang tentunyasebagai tempat bimbingan dan pembinaan bagi mahasiswa praktek lapangan dalam pelaksanaan pembelajaran praktek disekolah latihan nantinya. 2. Guru Pamong Guru pamong adalah guru disekolah latihan yang ditugasi untuk membimbing mahasiswa praktek lapangan selama mengikuti kegiatan pembelajaran disekolah latihan, yang menjadi peran guru pamong dalam buku pedoman Universitas Negeri Padang (UNP, 2010: 5) di jelaskan: “1) Menjelaskan kepada mahasiswa tugas-tugas seorang guru, 2) Memperkenalkan mahasiswa kepada siswa disekolah latihan, 3) memberi 78
Persepsi Guru Pamong terhadap...(Mikkey Anggara Suganda)
penjelasan kepada mahasiswa tentang masalah-masalah rutin dalam kelas, peraturan-peraturan dalam kelas dan sebagainya, 4) memberi penjelasan kepada mahasiswa tentang alat-alat pengajaran (media pendidikan), sumber-sumber belajar yang ada disekolah, serta pemakaian dan penggunaannya, 5) menyediakan dan memepersiapkan kelas untuk mahasiswa yang akan melakukan praktek mengajar (jumlah jam untuk praktek mengajar mahasiswa minimal 6 (enam) kali pertemuan/tatap muka setiap minggu, 6) meberikan bimbingan kepada mahasiswa dalam perencanaan dan pelaksanaan praktik mengajar, 7) mendiskusikan masalah-masalah dalam bimbingan, 8) mencatat kemajuan latihan di dalam buku evaluasi, 9) menguji dan menilai kegiatan mengajar dan kependidikan lainnya yang telas dilaksanakan mahasiswa serta mencatat hasilnya pada buku evaluasi, 10) menyerahkan buku evaluasi kepada dosen pembimbing”. Guru pamong mempunyai peran yang penting di sekolah latihan, yang tentunya sebagai tempat bimbingan dan pembinaan bagi mahasiswa praktek lapangan dalam pelaksanaan pembelajaran praktek lapangan di sekolah. 3. Mahasiswa praktek lapangan a. Mahasiswa praktek lapangan Mahasiswa praktek lapangan adalah mahasiswa sebagai calon guru yang mengikuti PPLK dan telah mendaftarkan diri sebagai peserta PPLK. Mahasiswa praktek lapangan juga diwajibkan mengikuti kegiatan pembekalan pelatihan, materi pelatihan antara lain terdiri dari kompetensi dan kode etik guru Indonesia, pengertian, ruang lingkup, pelaksanaan di sekolah, sistem bimbingan dan evaluasi serta program kegiatan PPLK. Setelah mahasiswa praktek lapangan mengikuti dan lulus kegiatan pembekalan maka mahasiswa praktek lapangan dinyatakan lulus kegiatan pembekalan maka mahasiswa praktek lapangan dinyatakan sudah mampu dan bersedia ditempatkan dimana saja pada sekolah mitra, kemudian mahasiswa praktek lapangan juga harus mengikuti kegiatan terbimbing, mandiri dan ujian kegiatan di sekolah mitra. b. Tujuan mahasiswa praktek lapangan
79
Wahana Didaktika Vol. 12 No. 3 September 2014 : 74-88
Dalam buku pedoman Universitas Negeri Padang (UNP:1) dijelaskan: “PPLK bertujuan untuk melatih mahasiswa agar memiliki kemampuan menggunakan ilmu yang dipelajarinya, baik kegiatan megajar maupun tugastugas non-mengajar”. Menekankan kepada pembinaan kemampuan dasar calon guru dan pemberian pengalaman nyata pada mahasiswa mengenai keadaan sesungguhnya dilapangan. Menurut Wardani (1994:6) tujuan yang ingin dicapai dengan adanya PPLK yaitu mempersiapkan calon guru agar: “a) Mengenal secara cermat lingkungan fisik, administrasi, serta akademik sosial sekolah tempatnya bertugas kelak, b) mampu menyusun pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa yang diajarkan, c) mampu menyiapkan dan mengatur fasilitas fisik yang diperlukan dalam mengajar, e) mampu menerapkan berbagai kemampuan keguruan secara utuh dan terintegrasi dalam situasi nyata disekolah dibawah bimbingan para pembimbing, f) mampu menerapkan berbagai kemampuan keguruan secara dan terintegrasi dalam situasi nyata disekolah mandiri, g) mampu menarik pelajaran dan pengahayatan dan pengalamannya selama latihan melalui refleksi, h) mampu berintergrasi dengan teman sejawat atau kelompok profesional keguruan untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan keguruan”. Dengan beberapa tujuan di atas, diharapkan mahasiswa praktek lapangan penjasorkes yang akam melaksanakan progran pengalaman lapangan kependidikan mempunyai gambaran yang jelas akan tugas-tugas yang dijalaninya selama program pengalaman lapangan kependidikan. Dalam praktek calon guru bukan hanya berkesempatan menerapkan pengalaman teoritis dan praktek saja, tetapi juga akan memperoleh pengalamanpengalaman baru yang tidak mungkin didapatkan dalam teoritis dan praktek, mahasiswa praktek penjasorkes melengkapi kemampuan profesi yang dimikinya. Dalam melaksanakan pelatihan calon guru akan memperoleh bimbingan dan pamongan. Bimbingan diberikan oleh suvervisor Universitas Negeri Padang dan pamongan akan diberikan oleh (guru yang ditunjuk sebagai guru pamong sekolah) dari sekolah latihan. 80
Persepsi Guru Pamong terhadap...(Mikkey Anggara Suganda)
Berdasarkan pengamatan penulis terlihat kenyataannya dan informasi kurang baiknya persepsi guru pamong terhadap keterampilan mengajar mahasiswa praktek lapangan penjasorkes, disebabkan karena kurangnya kemampuan mahasiswa praktek lapangan dalam melaksanakan pembelajaran. Maka oleh sebab itu penulis tertarik dengan persepsi guru pamong terhadap keterampilan mengajar mahasiswa praktek lapangan mata pelajaran penjasorkes di SMA Negeri Kota Padang. Penulis angkat sebagai judul penelitian karena penelitian ini untuk mengetahui bagaimana persepsi guru pamong terhadap mahasiswa praktek lapangan bidang studi penjasorkes di SMA Negeri Kota Padang. Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan diatas, amak msalah dalam penelitian in dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah guru pamong memiliki persepsi yang baik terhadap mahasiswa praktek lapangan dalam keterampilan mengajar kegiatan awal? 2. Apakah guru pamong memiliki persepsi yang baik terhadap mahasiswa praktek lapangan dalam keterampilan mengajar kegiatan inti? 3. Apakah guru pamong memiliki persepsi yang baik terhadap mahasiswa praktek lapangan dalam keterampilan mengajar kegiatan akhir? Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui persepsi guru pamong terhadap keterampilan mengajar mahasiswa praktek lapangan dalam kegiatan awal? 2. Untuk mengetahui persepsi guru pamong terhadap keterampilan mengajar mahasiswa praktek lapangan dalam kegiatan inti? 3. Untuk mengetahui persepsi guru pamong terhadap keterampilan mengajar mahasiswa praktek lapangan dalam kegiatan akhir?
B. METODE PENELITIAN Sesuai dengan masalah yang dikemukakan, maka penelitian ini tergolong jenis penelitian deskriptif, yang bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai situasi-situasi atau gejala-gejala dari suatu objek. Hal ini sesuai dengan Arikunto (1998:7) “ penelitian deskripsif adalah penelitian yang tidak bermaksud menguji 81
Wahana Didaktika Vol. 12 No. 3 September 2014 : 74-88
hipotesis tertentu, gejala atau keadaan”. Dengan demikian penelitian ini hanya akan menggunakan ataupun menggambarkan suatu gejala semata.
1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November s/d Desember 2010, dan tempat penelitian dilaksanakan di SMA Negeri Kota Padang.
2. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru pamong SMA Negeri di Kota Padang yang berjumlah sebanyak 24 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel bertikut ini. Tabel 1. Populasi penelitian No
Guru Pamong
Jumlah
1
SMAN 02 Jln. Musi
3 orang
2
SMAN 03 Jln. Gajah Mada
3 orang
3
SMAN 04 Jln. Lingkar Jati
3 orang
4
SMAN 05 Jln. Balai Baru
2 orang
5
SMAN 06 Jln. Sutan Sahril
1 orang
6
SMAN 07 Jln. Bunga Tanjung
3 orang
7
SMAN 08 Jln. Adinegoro km 18
3 orang
8
SMAN 09 Jln. Pasar Baru
1 orang
9
SMAN 10 Jln. Situjuh
2 orang
10
SMAN 13 Jln. Tanjung Aur
3 orang
Jumlah
24 orang
3. Teknik Pengumpulan Data 1. Jenis data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data skunder. Data primer dengan melakukan penyebaran angket kepada responden yang menjadi objek penelitian, sedangkan data skunder sebagai
82
Persepsi Guru Pamong terhadap...(Mikkey Anggara Suganda)
penunjang data primer yang dikumpulkan dar dokumentasi yang di Kota Padang. Angket yang disusun dengan menggunakan kategori yang dikemukan Ridwan (2002:17) yaitu: “penelitian yang mengguanakan Skala Guttman apabila ingin mendapatkan jawaban jelas (tegas) dan konsisten terhadap suatu pertanyaan yang ditanyakan. 2. Sumber data Sesuai dengan jenis data maka sumber data yang diperoleh dari Guru Pamong SMAN yang berada di Kota Padang. Data yang diperoleh ini adalah data langsung dari responden melalui penyebaran angket.
4. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan berupa statistik persentase, Nasution (1995:24)
menyatakan
"bila
semua
penelitian
bertujuan
untuk
menggambarkan/menentukan suatu sebagaimana adanya suatu objek dengan teliti maka teknik analisis yang dibutuhkan perhitungan persentase”. Sebagai berikut: P = x 100% Keterangan; P: Persentase jawaban f: Frekuensi n: Jumlah sampel Adapun untuk menentukan bagaimana persepsi guru pamong terhadap keterampilan mahasiswa praktek lapangan penjasorkes, dengan menggunakan kategori yang dikemukakan Arikunto (1998: 155) sebagai berikut: Baik sekali
= 80% - 100%
Baik
= 61% - 80 %
Cukup
= 41% - 60%
Kurang baik
= 21% - 40%
Tidak baik
= 0% - 20 %
83
Wahana Didaktika Vol. 12 No. 3 September 2014 : 74-88
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian a) Variabel kegiatan awal Persepsi guru pamong terhadap sub variabel kegiatan awal mahasiswa praktek lapangan dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di SMA Negeri Kota Padang, dengan mengajukan 15 item pertanyaan yang disebarkan kepada 24 orang guru pamong yang dijadikan sebagai responden, ditemukan jumlah total jawaban “YA” adalah sebesar 293 (81%) dan jumlah total jawaban “TIDAK” adalah sebesar 67 (19%) Dengan demikian diperoleh tingkat capaian persepsi guru pamong terhadapan kegiatan awal di dalam pembelajaran penjasorkes di SMA Negeri Kota Padang adalah sebesar 81%.
b) Variabel kegiatan inti Persepsi guru pamong terhadap sub variabel kegiatan inti mahasiswa praktek lapangan dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di SMA Negeri Kota Padang, dengan mengajukan 11 item pertanyaan yang disebarkan kepada 24 orang guru pamong yang dijadikan sebagai responden, ditemukan jumlah total jawaban “YA” adalah sebesar 225 (85%) dan jumlah total jawaban “TIDAK” adalah sebesar 39 (15%). Dengan demikian diperoleh tingkat capaian persepsi guru pamong terhadapan kegiatan awal di dalam pembelajaran penjasorkes di SMA Negeri Kota Padang adalah sebesar 85%.
c) Variabel kegiatan akhir Persepsi guru pamong terhadap sub variabel kegiatan inti mahasiswa praktek lapangan dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di SMA Negeri Kota Padang, dengan mengajukan 4 item pertanyaan yang disebarkan kepada 24 orang guru pamong yang dijadikan sebagai responden, ditemukan jumlah total jawaban “YA” adalah sebesar 80 (83%) dan jumlah total jawaban “TIDAK” adalah sebesar 16 (17%). 84
Persepsi Guru Pamong terhadap...(Mikkey Anggara Suganda)
Dengan demikian diperoleh tingkat capaian persepsi guru pamong terhadapan kegiatan awal di dalam pembelajaran penjasorkes di SMA Negeri Kota Padang adalah sebesar 83%.
2. Pembahasan Berdasarkan pertanyaan penelitian yang pertama yaitu bagaimana persespsi guru pamong terhadap keterampilan mengajar mahasiswa praktek lapangan mata pelajaran penjasorkes dalam kegiatan awal di SMA Negeri kota? Berpedoman pada hasil analisis data menunjukkan bahwa persepsi guru pamong terhadap mahasiswa praktek lapangan dalam melaksanakan kegiatan awal dalam pembelajaran penjasorkes adalah baik sekali. Hal ini terbukti dari tingkat capaian jawaban yang diberikan dari 24 orang guru pamong tersebut sebesar 81%. Menurut Arikunto (1989: 155) 81%-100% berada pada klasifikasi baik sekali. Kegiatan awal yang dimaksud disini adalah kegiatan guru sebekum melakukan proses pembelajaran yang bertujuan untuk mempermudah dalam proses pembelajaran/tahap persiapan, sehingga dengan adanya kegiatan awal mahasiswa praktek lapangan akan dapat mengelola kelas dengan baik. Hal ini berarti mahasiswa praktek lapangan baik sekali dalam melaksanakan kegiatan awal dalam pembelajaran penjasorkes. Kemudian pertanyaan penelitian yang kedua yang diajukan adalah bagaimana persespsi guru pamong terhadap keterampilan mengajar mahasiswa praktek lapangan mata pelajaran penjasorkes dalam kegiatan inti di SMA Negeri kota? Berpedoman pada hasil analisis data menunjukkan bahwa persepsi guru pamong terhadap mahasiswa praktek lapangan dalam melaksanakan kegiatan inti dalam pembelajaran penjasorkes adalah baik sekali. Hal ini terbukti dari tingkat capaian jawaban yang diberikan dari 24 orang guru pamong tersebut sebesar 85%. Menurut Arikunto (1989:155) 81%-100% berada pada klasifikasi baik sekali. Dari uraian diatas, dijelaskan bahwa mahasiswa praktek lapangan di SMA Negeri Kota Padang, dalam melaksanakan kegiatan inti dalam pembelajaran penjasorkes baik sekali. Kegiatan inti adalah interkasi yang terjadi antara guru dengan siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran, kegiatan inti juga 85
Wahana Didaktika Vol. 12 No. 3 September 2014 : 74-88
merupakan tahap pelaksanaan pengajaran. Dengan demikian dapat dikatakan mahasiswa praktek lapangan dalam menyampaikan materi pembelajaran, memilih metode yang digunakan dalam pembelajaran, penguasaan materi, pengelolaan kelas dan mampu mendemontrasikan materi pembelajaran penjasorkes dengan baik. Selanjutnya pertanyaan penelitian yang ketiga yaitu bagaimana persespsi guru pamong terhadap keterampilan mengajar mahasiswa praktek lapangan mata pelajaran penjasorkes dalam kegiatan akhir di SMA Negeri kota? Berpedoman pada hasil analisis data menunjukkan bahwa persepsi guru pamong terhadap mahasiswa praktek lapangan dalam melaksanakan kegiatan akhir dalam pembelajaran penjasorkes adalah baik sekali. Hal ini terbukti dari tingkat capaian jawaban yang diberikan dari 24 orang guru pamong tersebut sebesar 83%. Menurut Arikunto (1989:155) 81%-100% berada pada klasifikasi baik sekali. Dari uraian di atas, bahwa mahasiswa praktek lapangan memiliki keterampilan melaksanakan kegiatan akhir dalam pembelajaran penjasorkes. Kegiatan akhir yang dimaksud disni adalah kegiatan mahasiswa praktek lapangan sebagai calon guru guru, setelah melakukan proses pembelajaran yang bertujuan untuk mengevaluasi pembelajaran. Menurut Wahjodi (2001:11) evaluasi merupakan “proses pembelajaran pada dasarnya memfokuskan bagaimana guru dapat mengetahui efektivitas hasil pengajaran yang telah dilakukan”. Melalui evaluasi dapat diketahui sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran tersebut dinyatakan dalam bentuk nilai-nilai tertentu yang bersifat kualitatif. Berdasarkan temuan hasil penelitian tentang persepsi atau pendangan guru pamong di SMA Negeri Kota Padang terhadap mahasiswa praktek lapangan baik sekali, dalam hal keterampilan mengajar, baik dalam kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir dalam penmbelajaran penjasorkes. Artinya mahasiswa paham dan mengerti dalam memberikan pembelajaran penjasorkes, sehingga guru pamong memberikan persepsi atau pandangan yang baik sekali.
86
Persepsi Guru Pamong terhadap...(Mikkey Anggara Suganda)
D. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan a) Sub variabel kegiatan awal diperoleh tingkat capaian sebesar 81%. Artinya guru pamong di SMA Negeri Kota Padang mempunyai persepsi baik sekali terhadap mahasiswa praktek lapangam dalam kegiatan awal pembelajaran penjasorkes. b) Subvariabel kegiatan inti diperoleh tinkat capaian sebesar 85%. Artinya guru pamong di SMA Negeri Kota Padang mempunyai persepsi baik sekali terhadap mahasiswa praktek lapangan dalam kegiatan awal pembelajaran penjasorkes. c) Sub variabel kegiatan akhir diperoleh 83%. guru pamong di SMA Negeri Kota Padang mempunyai persepsi baik sekali terhadap mahasiswa praktek lapangan dalam kegiatan awal pembelajaran penjasorkes.
2. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka saransaran yang dapat ditujukan kepada: a) Mahasiswa
yang
melaksanakan
praktek
disekolah
agar
lebih
mempersiapkan diri, terutama pemahaman dan pengertian konsep dalam proses pembelajaran penjasorkes. b) Guru pamong agar lebih dapat meningkatkan kerjasama dalam bimbingan kepada mahasiswa praktek lapangan sebagai calon gurupenjasorkes nantinya, serta diberikan bekal pengalaman tentang pembelajaran. c) UPPL Universitas Negeri Padang agar lebih memperhatikan kebutuhan mahasiswa praktek lapangan dalam hal pembekalan yang berguna nantinya bagi mahasiswa di lapangan.
87
Wahana Didaktika Vol. 12 No. 3 September 2014 : 74-88
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Depdiknas. 2003. Undang-Undang Republik Pendidikan Nasional. Jakarta: Cipta.
Indonesia
Tentang
Sistem
Nasution, S. 1995. Diktat Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Riduwan, (2002). Skala Pengukuran Varibel-Variabel Penelitian. Bandung: CV. Alvabeta UNP.
2010. Pedoman Pelaksanaan Program Kependidikan Mahasiswa. UNP: Padang
Pengalaman
Lapangan
Wardani dan Anah Suhaenah Suparno. 1994. Program Pengalaman Lapangan (PPL). Jakarta: Depdikbud. Zalfendi, Hendri Neldi. 2010. Analisis Kurikulum dalam Pembelajaran Penjasorkes. Padang: Sukabumi Press.
88