MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE RESITASI PADASISWA KELAS VIII MTs. NEGERI MODEL LIMBOTO PADA MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME PRISMA DAN LIMAS Mohamad. Adnan Ibrahim, Perry Zakaria, dan Hj. Novianita Achmad Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Negeri Gorontalo Mohamad Adnan Ibrahim. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa kelas VIII MTsN. Model Limboto Pada Materi Luas Permukaan Dan Volume Prisma Dan Limas Melalui Metode Resitasi. SKRIPSI. Jurusan Pendidikan Matematika. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Gorontalo. 2012. Pembimbing I (Drs. Perry Zakaria, M.Pd) dan Pembimbing II (Hj. Novianita Achmad, S.Si, M.Si). Kata Kunci: Metode pembelajaran resitasi, hasil belajar meningkat. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa kelas VIII MTs. Negeri Model Limboto pada materi luas permukaan dan volume prisma dan limas yakni ditunjukkan dengan daya serap siswa pada materi ini sebesar 63, 5%. Hal ini di sebabkan karena metode pembelajaran yang digunakan belum memaksimalkan kompetensi siswa dalam menguasai materi yang diajarkan sehingga siswa masih pasif dalam pembelajaran. Rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah “apakah dengan metode menggunakan resitasi pada materi luas permukaan dan volume prisma dan limas kelas VIII akan meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi luas permukaan dan volume prisma dan limas melalui metode resitasi. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada kelas VIII5 MTs. Negeri Model Limboto tahun pelajaran 2010/2012. Siswa yang dikenai tindakan berjumlah 25 orang yang terdiri dari 12 orang laki-laki dan 13 orang perempuan. Tindakan penelitian dilaksanakan dalam dua siklus dengan tahapan siklus menurut KartWhol (dalam Uno,) yakni: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan tindakan, (3) Observasi, dan (4) Evaluasi. Pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan menggunakan instrumen berupa lembar pengamatan dan tes hasil belajar. Hasil analisis data menunjukkan pada siklus I bahwa dari 25 orang yang dikenai tindakan hanya 15 orang atau 40% mendapatkan nilai 75 ke atas yang memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar. Presentasi hasil belajar yang diperoleh siswa belum mencapai kriteria keberhasilan yang sudah ditetapkan. Jumlah dan presentasi ini meningkat pada siklus II, di mana dari 25 orang yang dikenai tindakan, 20 orang atau 80% memperoleh nilai 75 ke atas. Sehinggaindikator keberhasilan yang ditetapkan dipenuhi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran dengan menggunakan metode resitasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi luas permukaan dan volume prisma dan limas. Hal ini terbukti dengan hasil evaluasi siklus I dan siklus II pada penelitian ini. ABSTRACK Mohamad Adnan Ibrahim. The increase student Result of class VIII MTSN Model Limboto in surface area,and volume of prism and Pyramid by recitation method. Thesis. Mathematics department of Education. Mathematics faculty and natural Sciences. State University of Gorontalo. 2012. The First advisor (Drs. Perry Zakaria, MPd) and The Second advisor (Hj. NovianitaAchmad, S.Si, M.Si). Keywords: improved learning outcomes, recitation teaching methods.
The Research was motivated byThe lack of class VIII student learning outcomes MTsN. Model Limboto on The material surface area and Pyramid That is indicated By The absorption of The material By students at 63,5%. This is because the methods used have not been to maximize the learning competencies of students in mastering the material being taught until the students are still passive in learning. Formulation of Research problems in this class action is whether the method of using recitation on the material surface area and volume of prism and Pyramid eighth Grade Will increase. This Study aims to improve student learning outcomes on the material surface area and volume of prism and Pyramid by recitation method. Classroom Action Research was conducted in the classroom VIII5 MTsN. Model Limboto year 2010/2012.Students are subject to the actions amounted to 25 people consisting of 12 men and 13 women. Action Research was conducted in Two phases of the cycle Kart Whol (in Uno), namely; 1. Planning, 2. Implementation, 3. Observation and 4. Evaluation. Data collection is performed using instrumental such as observation sheets and achievement test. Result of data analysis showed that the cycle 1 of 25 people who are Measures only 15 people or 40% get 75 above that achieve completeness criteria of learning outcomes.Presentation of The Result obtained by students learning has not reached success criteria that have been defined amount and presentation of this increase in cycle 2, in which 25 people are subject to theaction, 20 people or 80% gained 75% above. With The Result that the successindicator that established can be complete. The conclusion, method of recitation could be improve student learning outcomes in the material surface area and volume of prism and Pyramid. This is evidence by the Results of The evaluation cycle 1 and cycle 2 in this study. PENDAHULUAN
Pada hakekatnya pendidikan matematika merupakan suatu sarana untuk mengembangkan cara berfikir siswa dalam kehidupan sehari-hari, sehingga itu pendidikan matematika perlu diberikan kepada siswa sejak dini. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari oleh siswa dilembaga pendidikan apapun di Indonesia. Matematika dari tahun ketahun berkembang semakin meningkat sesuai dengan tuntutan zaman. Tuntutan zaman mendorong manusia untuk lebih kreatif dalam mengembangkan atau menerapkan matematika sebagai ilmu dasar. Diantara pengembangan yang dimaksud adalah masalah pembelajaran matematika. Pengembangan pembelajaran matematika sangat dibutuhkan karena keterkaitan penanaman konsep pada siswa, yang nantinya para siswa tersebut juga ikut serta dalam pengembangan matematika lebih lanjut ataupun dalam mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam proses belajar matematika, siswa diperlakukan sebagai partner yang memiliki kemampuan yang perlu diwujudkan semaksimal mungkin agar nantinya siswa dapat mengembangkan pola pikir dan kemampuan yang dimilikinya sehingga dapat mengatasi kesulitan yang ada dalam matematika. Matematika tidak hanya sekedar siswa mahir dalam hitung - menghitung, melainkan juga sebagai alat yang ampuh untuk mengembangkan daya pikir seorang siswa. Daya pikir siswa dapat dikembangkan melalui materi dengan menggunakan berbagai metode. Namun Konsep ini terkadang diabaikan, oleh karena itu jika penerapan materi dapat dilakukan dengan pemilihan metode pembelajaran yang sesuai, akan memberikan peluang terhadap siswa dalam berpikir dan bertindak. Saat ini matematika masih merupakan salah satu pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa, sehingga kurang diminati di sekolah. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya
penggunaan metode yang monoton. Disamping itu pelajaran matematika masih mempunyai masalah pokok yang perlu mendapat perhatian dari guru yaitu yang berkaitan dengan kemampuan siswa dan bagaimanna cara siswa memahami pelajaran tersebut. Hal ini tidak terlepas dari strategi mengajar yang di gunakan oleh guru masih belum maksimal. Untuk itu dalam proses pembelajaran matematika menghendaki pendekatan metode-metode tertentu yang dirasa tepat untuk mengubah anggapan dari para siswa bahwa matematika itu sulit, sehingga diharapkan hasil belajar mereka akan mengalami peningkatan. Namun kenyataannya menunjukkan bahwa metode yang di gunakan oleh pendidik dalam hal ini guru belum mencapai hasil yang optimal, serta belum terlaksana sesuai dangan yang di harapkan. Hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya siswa yang mengalami kesulitan pada setiap materi, sesuai dengan data hasil belajar yang diperoleh oleh siswa sebelumnya. Terutama pada materi luas permukaan dan volume prisma dan limas. Dalam hal mencari rumus luas permukaan dan volume prisma dan limas kebanyakan siswa jika disodorkan dengan soal yang bekaitan materi tersebut siswa masih mengalami kesulitan, dikarenakan mereka tidak cukup terlatih untuk menganalisis bentuk soal yang diberikan oleh guru. Sebagai contoh dalam menentukan luas alas pada setiap luas permukaan dan volume prisma dan limas. Dalam pembelajaran matematika dikenal dengan beberapa metode diantaranya metode tanya jawab , metode inkuiri, metode ekspositori, metode resitasi dan lain-lain. Metode tersebut dikombinasikan sesuai situasi dan kondisi. Sebagai salah satu metode dalam pembelajaran matematika, metode resitasi atau pemberian tugas merupakan suatu metode yang dirasa tepat untuk digunakan pada matei luas permukaan dan volume prisma dan limas, karena pada materi ini sebagian besar siswa masih kurang mampu menyelesaikan dengan
benar soal yang berhubungan dengan materi tersebut. Dengan metode resitasi ini siswa dilatih dan dituntut untuk dapat mengemukakan ide-idenya sendiri. Selain itu, siswa dapat terlatih untuk menemukan jawaban-jawaban atas setiap pertanyaan yang diberikan oleh pendidik kepadanya karena metode ini lebih dititik beratkan pada pemantapan materi, sehingga pemahamannya pada materi tersebut akan lebih mendalam dan pelajaran matematika akan meningkat. Berdasarkan uraian di atas maka penulis ingin mengadakan suatu penelitian dangan formulasi judul: “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII MTs.Negeri Model Limboto Pada Materi Luas Permukaan dan Volume Prisma dan Limas Melalui Metode Resitasi”. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi luas permukaan dan volume prisma dan limas melalui metode Resitasi. KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 1.
Hakikat Belajar dan Hasil Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Oleh karenanya, pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik. Kekeliruan dan ketidak lengkapan persepsi mereka terhadap proses belajar dan hal-hal yang berkaitan dengannya mungkin akan mengakibatkan kurang mutunya hasil belajar yang dicapai peserta didik (Syah, 2006:63). Secara kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah), belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan faktor sebanyak-banyaknya. Secara Institusional (tinjauan kelembagaan), belajar dipandang sebagai proses validasi (pengabsahan) terhadap penguasaan siswa atas
materi-materi yang telah ia pelajari. Sedangkan pengertian belajar secara kualitatif (tinjauan mutu), ialah proses memperoleh artiarti dan pemahaman-pemahaman serta caracara menafsirkan dunia di sekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalahmasalah yang kini dan nanti dihadapi siswa (Syah, 20006: 67).Menurut pengertian secara psikologis, belajar suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Bruner (dalam Uno: 13), mengusulkan teorinya yang disebut free discovery learning. Secara umum belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Winkel (dalam Purwanto 2009:45) mendefinisikan bahwa“hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya”. Aspek perubahan itu mengacu pada taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom dan Krathwohl dalam (Uno, 2010:6667) yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
siswa, atau dimana saja asal tugas itu dapat dikerjakan. Tehnik resitasi biasanya digunakan dengan tujuan agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih mantap karena siswa melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi. Hal itu terjadi disebabkan siswa mendalami situasi atau pengalaman yang berbeda, waktu menghadapi masalah-masalah baru. Disamping itu untuk memperoleh pengetahuan dengan cara melaksanakan tugas akan memperluas dan memperkaya pengetahuan serta keterampilan siswa di sekolah. Ada beberapa fase yang dilakukan dalam menerapkan metode resitasi, hal ini diuraikan sebagai berikut: 1.
Dari pendapat para pakar di atas bahwa setiap orang yang belajar mengharapkan hasil yang maksimal. Kegiatan belajar akan diakhiri dengan hasil pencapaian pembelajaran, sehingga dengan adanya hasil belajar dapat mengevaluasi diri untuk pembelajaran berikutnya. Oleh sebab itu dalam kegiatan belajar didalamnya terdapat hasil belajar.
2.
2.
3.
Metode Resitasi
Menurut Djamarah dan Zain (2006:96) metode resitasi adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Masalah tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan didalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di rumah
a. b. c.
Fase pemberian tugas Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan: a. Tujuan yang akan dicapai. b. Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut. c. Sesuai dengan kemampuan siswa. d. Ada petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa. e. Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut. Fase pelaksanaan tugas a. Diberikan bimbingan pengawasan oleh guru. b. Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja. c. Diusahakan dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain. d. Dianjurkan agar siswa mencatat hasilhasil yang ia peroleh dengan baik dan sistematik. Fase mempertanggung jawabkan tugas Hal yang harus dikerjakan pada fase ini : Laporan siswa baik lisan maupun tertulis dari apa yang telah dikerjakannya. Ada tanya jawab/diskusi kelas. Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun non tes atau cara lainnya.
1.
2. 3. 4.
1. 2.
3.
Kelebihan dari metode ini adalah Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual ataupun kelompok Dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan guru. Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa. Dapat mengembangkan kreativitas siswa Kekurangan metode pemberian tugas adalah sebagai berikut Siswa sulit dikontrol, apakah ia yang mengerjakan tugas ataukah orang lain. Khususnya untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikannya adalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota lainnya tidak berpartisipasi dengan baik. Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa.
Jadi, luas permukaan dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut. Luas permukaan prisma = 2 . luas alas + luas bidang bidang tegak b. Volume Prisma Secara umum, volume prisma adalah hasil kali luas alas dengan tingginya Volume prisma = (La x tinggi) (Nuniek, 2008: 201-204) 2. Limas a. Luas Permukaan Limas Sama halnya dengan prisma, luas permukaan limas pun dapat diperoleh dengan cara menentukan jaring-jaring limas tersebut. Kemudian, menjumlahkan luas bangun datar dari jaring-jaring yang terbentuk.
Tinjauan Materi Tentang Luas Permukaan Dan Volume Prisma Dan Limas 1. Prisma a. Luas Permukaan Prisma Luas permukaan prisma dapat dihitung dengan menggunakan jaring–jaring prisma. Caranya adalah dengan menjumlahkan semua luas bangun datar pada jaring-jaring prisma.
Gambar diatas memperlihatkan sebuah limas segiempat E.ABCD beserta jaringjaringnya. Dengan demikian, luas permukaan limas tersebut adalah sebagai berikut. Luas permukaan limas E. ABCD = luas ABCD + luas ΔABE + luas ΔBCE + luas ΔCDE + luas ΔADE
Dari Gambar 3 tersebut terlihat bahwa prisma segitiga ABC.DEF memiliki sepasang segitiga yang identik dan tiga buah persegi panjang sebagai sisi tegak. Dengan demikian, luas permukaan prisma segitiga tersebut adalah Luas permukaan prisma = luas ΔABC + luas ΔDEF + luas EDAB + luas DFCA +luas FEBC = 2 · luas ΔABC + luas EDBA + luas DFAC + luas FEBC = (2 · luas alas) + (luas bidang-bidang tegak)
= luas ABCD + (luas ΔABE + luas ΔBCE +luas ΔCDE + luas ΔADE) Secara umum, luas permukaan limas adalah sebagai berikut. Luas permukaan limas = Luas alas + Jumlah luas sisi-sisi tegak b. Volume prisma
Volume limas adalah hasil kali sepertiga luas alas dengan tingginya. 1
Volume limas = ( 3 La x tinggi ) (Nuniek, 2008: 209-212)
Dalam implementasi metode resitasi terhadap materi luas permukaan dan volume prisma dan limas yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut: N o 1.
LangkahLangkah Pembelajara n Pemberian task kriteria
-
-
2.
Latihan pengembanga n
-
-
3.
Penyusunan data
Kegiatan Siswa
Kegiatan Guru -
-
Memperlihatka n benda-benda yang berbentuk prisma tegak dan limas. Menanyakan bangun datar apa saja yang ada, sehingga membentuk bangun prisma dan limas. Menanyakan bagaimana cara menghitung luas permukaan prisma tegak dan limas. Setelah task kriteria dijawab, guru mengarahkan siswa untuk mengerjakan LKS sesuai dengan langkahlangkah yang ada di LKS. Berkeliling kelas untuk memantau siswa.
-
Memberitahuk an kepada siswa untuk menyusun data yang telah didapatkan, terkait dengan soal yang di kerjakan
- Menyusun data yang telah diperoleh. - Merumuskan hasil yang diperoleh dan -
Menyimak dan memperhatikan penjelasan guru. Memahami masalah yang di berikan guru.
-
Mengerjakan LKS, sesuai dengan langkah-langkah yang ada di LKS
4.
5.
Prompting
Pengecekan konsep/prinsi p yang ditemukan
-
Memberikan data tambahan di LKS agar siswa lebih terarah dalam mengerjakan soal. Meminta perwakilan dari beberapa kelompok untuk
-
Menggunakan konsep/prinsi p yang sudah benar pada task kriteria
-
7.
Jawaban dari task kriteria diperoleh
-
8.
Latihan task ketangkasan
-
Memperhatikan penjelasan guru.
-
Mengerjakan dan menjawab task criteria yang diberikan
Memberikan penguatan atas jawaban yang diperoleh. Memberikan latihan soal kepada siswa secara individu.
-
Mendengarkan penguatan
-
Mengerjakan soal
Metodologi Penelitian
Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah siswa Kelas VIII 5 MTs Negeri Model Limboto Kabupaten Gorontaalo yang berjumlah 25 orang terdiri dari 12 orang lakilaki dan 13 orang perempuan pada tahun ajaran 2011-2012. Adapun hal-hal yang dilakukan pada prosedur ini adalah sebagai berikut :
Membimbing siswa yang mengalami kesulitan.
6.
-
Penelitian ini merupakan suatu Penelitian Tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan di MTs Negeri Model Limboto Kabupaten Gorontalo.
- membuat kesimpulan
-
-
mempresentasi kan konsep/prinsip yang ditemukan Memperbaiki jawaban, apabila terdapat kekeliruan dalam jawaban yang dirumuskan. Menanyakan berapa luas permukaan dari benda yang berbentuk prisma tegak dan limas pada task kriteria.
Memperhatikan penjelasan tentang hal-hal yang kurang jelas di LKS.
-
-
Mencatat data tambahan yang diberikan dan mengerjakanny a.
Perwakilan dari masing-masing kelompok mempresentasi kan jawabnnya.
1. Menghubungi Kepala Sekolah tempat penelitian. 2. Mengadakan observasi dan wawancara dengan pihak yang terkait (guru dan siswa) pada pelaksanaan tindakan. 3. Menyusun Rencana Pembelajaran. 4. Menyusun Lembar Observasi. 5. Merancang alat evaluasi. Jika tahap persiapan sudah matang, maka tahap berikutnya adalah pelaksanaan tindakan, yaitu menerapkan dan melaksanakan tindakan berdasarkan rencana yang telah ditetapkan pada setiap siklus. Apabila siklus I
belum menunjukan hasil yang diharapkan maka diadakan peninjauan kembali terhadap prosedur serta merumuskan rencana perbaikan/penyempurnaan yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya.
Untuk menganalisis kegiatan guru dan kegiatan siswa, hasil belajar siswa, maka analisis data yang dilakukan dengan menggunakan rumus. TingkatKemampuan =
Kegiatan pembelajaran siklus I, rencana dilaksanakan dalam empat kali pertemuan. Sesuai alokasi waktu yang ada di RPP. Ada beberapa kegiatan yang dilakukan. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan meliputi : (1) Mengadakan apersepsi; (2) Melaksanakan pembelajaran dengan materi yang ada; (3) Memberikan tugas berupa soal soal kepada siswa pada saat proses pembelajaran ; (4) Memberikan bimbingan terhadap siswa baik yang aktif maupun yang tidak aktif dalam pembelajaran; (5) Melaksanakan tes akhir, dan (6) melaksanakan analisis dan refleksi. Jika pada pelaksanaan tindakan Siklus I belum berhasil, maka sebagai alternatif untuk menyempurnakan kesalahan yang terjadi pada Siklus I adalah melalui pelaksanaan tindakan pada Siklus II. Adapun kegiatan yang dilakukan pada Siklus II adalah: 1. Merumuskan tindakan baru seperti halnya pada Siklus I. 2. Melaksanakan proses belajar mengajar. 3. Memberikan Tugas berupa soal soal kepada siswa. 4. Memberikan bimbingan terhadap siswa yang aktif maupun yang tidak aktif dalam menerima materi pelajaran yang disajikan. 5. Melaksanakan tes akhir, dan 6. Melaksanakan analisis dan refleksi. Pada tahap analisis dan refleksi peneliti melakukan hal-hal berikut ini 1. Data hasil belajar yang diperoleh dari pemberian evaluasi belajar berupa data kuantitatif dan akan dianalisis secara kuantitatif. 2. Data yang diperoleh dari lembar observasi berupa kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran dalam bentuk kuantitatif dan akan dianalisis secara kuantitatif. 3. Setiap akhir pemberian tindakan akan direfleksi bersama guru seprofesi terhadap pemberian pelaksanaan tindakan.
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑃𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘
𝑥 100.
Adapun indikator kerja pada penelitian ini adalah: 1. Kemampuan guru mengelola pembelajaran pada materi luas permukaan dan volume prisma dan limas dengan menggunakan metode resitasi minimal 75% dari semua aspek yang di amati memperoleh kategori minimal baik. 2. Hasil pengamatan tentang aktifitas siswa dalam pembelajaran, minimal mencapai 75% dari semua aspek yang di amati memperoleh kategori minimal baik. 3. Indikator keberhasilan belajar siswa adalah minimal 75% dari seluruh siswa memperoleh nilai 75 ke atas. HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN
DAN
Siklus I Berdasarkan hasil pengamatan kegiatan guru maupun kegiatan siswa dalam proses diperoleh data sebagai berikut : 1). Data Hasil Observasi Kegiatan Guru
N o
Kriteria yang
Aspek
Diamati/Dinilai
Jumlah
Nilai
(J)
(N)
J x N
Presen tasi (%)
1.
Sangat Baik (SB)
2
4
8
18,60
2.
Baik (B)
6
3
18
41,86
3.
Cukup ( C )
8
2
16
37,20
4.
Kurang ( K )
1
1
1
2,34
43
100
Total
Uraian dari tabel diatas diperoleh dari 17 aspek kegiatan yang diamati dari kegiatan guru selama pembelajaran dengan menggunakan metode resitasi pembelajaran diperoleh 2 aspek (18,60%) yang mencapai kriteria sangat baik, 6 aspek (41,86%) memperoleh kriteria baik, 8 aspek (37,20%) mencapai kriteria cukup, dan 1 aspek (2,34%)
mencapai kriteria kurang. Dengan demikian keseluruhan aspek kegiatan yang mencapai kriteria sangat baik dan baik adalah 8 aspek atau 60,46%. Ini artinya kegiatan guru dalam melakasanakan pembelajaran dengan metode resitasi belum memenuhi kriteria keberhasilan yang telah di tetapakan yaitu 75%. 2). Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa No 1. 2. 3. 4.
Kriteria Aspek yang Diamati/Dinilai Sangat Baik (SB) Baik (B) Cukup ( C ) Kurang ( K )
Jumlah (J)
Nilai (N)
5 3 -
4 3 2 1
Total
J x N 15 6 21
Presentasi (%) 71,43 28.57 100
Uraian dari tabel diatas terlihat bahwa dari 8 aspek yang diamati dari kegiatan siswa selama mengikuti pembelajaran dengan metode resitasi pembelajaran diperoleh 5 aspek (71,43%) mencapai criteria baik, dan 3 aspek (28,57%) memperoleh kriteria cukup. Dengan demikian keseluruhan aspek yang memperoleh kriteria baik sebanyak 5 aspek atau 71,43%. Hal ini menggambarkan bahwa kegiatan siswa dalam pembelajaran metode resitasi belum memenuhi kriteria keberhasilan yang sudah ditetapkan yaitu 75%. 3) Hasil Belajar Siswa Setiap akhir siklus untuk mengukur tingkat daya serap atau hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan metode resitasi pembelajaran pada materi luas permukaan dan volume prisma dan limas dilakukan tes evaluasi tertulis dalam bentuk soal essay. Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh peneliti bersama guru mitra diperoleh data penguasaan siswa yang dikenai tindakan sebanyak 25 orang terhadap materi luas permukaan dan volume prisma dan limas pada siklus I ditunjukkan oleh tabel berikut hasil evaluasi belajar berikut. NO
NILAI
HASI TES
PRESENTASE
1
75 - 100
15
60%
2
< 75
10
40%
Uraian dari tabel diatas bahwa hasil belajar siswa berada pada kualifikasi beragam yaitu 15 dari 25 siswa yang dikenakan tindakan atau 60% mendapatkan nilai 75 keatas atau dinyatakan tuntas dalam mengikuti pembelajaran, sedangkan 10 siswa lainnya yang memperoleh nilai kurang 40% dinyatakan tidak tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I belum memenuhi kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan. Siklus II Kegiatan pada siklus II hampir sama dengan pelaksanaan pada siklus I, tetapi telah dilakukan perbaikan tindakan yang didasarkan pada hasil refleksi pertama. Siklus II terdiri dari 2 kali pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 29 Mei 2012. Dari kesepakatan sebelumnya guru mitra bersama peneliti melakukan penyempurnaan tindakan terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode resitasi. Perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh guru tersirat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran sebagai acuan kegiatan yang akan dilakukan dalam siklus II. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dimaksud selengkapnya terdapat pada lampiran 1. Selain perbaikan langkah-langkah pembelajaran yang dituangkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Peneliti bersama guru memperbaiki aspek-aspek yang menyangkut kegiatan guru atau aktivitas siswa yang belum terlaksana secara optimal. 1). Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Kriteria Aspek yang
Jumlah
Presentasi
No
Diamati/Dinilai
(J)
(%
1.
Sangat Baik (SB)
7
41
2.
Baik (B)
10
59
3.
Cukup ( C )
-
-
4.
Kurang ( K )
-
-
17
100
Total
Uraian dari tabel diatas menujukkan bahwa dari 17 aspek kegiatan guru yang diamati selama pembelajaran dengan
menggunakan metode resitasi pada materi luas permukaan dan volume prisma dan limas diperoleh 7 aspek (41%) yang mencapai kriteria sangat baik (SB), 10 aspek (59%). Dengan demikian keseluruhan aspek kegiatan yang mencapai kriteria sangat baik dan baik adalah 17 aspek atau 100%. Ini artinya kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode resitasi telah memenuhi kriteria keberhasilan yang telah di tetapakan yaitu 75%. 2). Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa selama proses pembelajaran Kriteria Aspek yang
Jumlah
Presentasi
No
Diamati/Dinilai
(J)
(%)
1.
Sangat Baik (SB)
-
-
2.
Baik (B)
11
100
3.
Cukup ( C )
-
4.
Kurang ( K )
-
Total
11
100
Uraian dari tabel diatas terlihat bahwa dari 11 aspek yang diamati dari kegiatan siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode resitasi diperoleh 11 aspek memperoleh kriteria nilai pengamatan baik. Dengan demikian keseluruhan aspek yang memperoleh kriteria sangat baik dan baik sebanyak 11 aspek atau 100 %. Hal ini menggambarkan bahwa kegiatan siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode resitasi telah memenuhi kriteria keberhasilan yang sudah ditetapkan yaitu 75%. 3) Hasil Belajar Siswa Setiap akhir siklus untuk mengukur tingkat daya serap atau hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode resitasi pada materi luas permukaan prisma dan limas dilakukan tes evaluasi tertulis dalam bentuk soal essay. Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh peneliti bersama guru mitra diperoleh data penguasaan siswa yang dikenai tindakan sebanyak 25 terhadap materi luas permukaan dan volume prisma dan limas pada siklus II ditunjukkan oleh tabel hasil evaluasi belajar berikut.
NO
NILAI
HASI TES
PRESENTASE
1
75 - 100
20
80%
2
< 75
5
20%
Dari tabel diatas tersebut bahwa hasil belajar siswa berada pada kualifikasi beragam yaitu 20 dari 25 siswa yang dikenakan tindakan atau 80% mendapatkan nilai 75 keatas atau dinyatakan tuntas dalam mengikuti pembelajaran, sedangkan 5 siswa lainnya atau 20% yang memperoleh nilai kurang dari 75 dinyatakan tidak tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus II telah memenuhi kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan. Pembahasan Sebagaimana telah disinggung pada bagian-bagian sebelumnya bahwa pembelajaran matematika sebenarnya merupakan pembelajaran yang membutuhkan analisis dari setiap individu yang mempelajari matematika. Hal ini terbukti pada saat melihat hasil belajar siswa. Perolehan perbedaan nilai pada setiap siswa adalah salah satu bentuk kemampuan tersendiri yang dimiliki siswa dan diaplikasikan dalam bentuk menjawab soal yang sama pada setiap materi yang diberikan. Perbedaan pendapat tersebut peneliti tuangkan dalam bentuk siklus. Adapun hasil belajar siswa yang dilaksanakan dalam dua siklus dijelaskan berikut ini. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan guru mitra terhadap kegiatan guru siklus I, kategori sangat baik 12 %, kategori baik 35 %, kategori cukup 47 % dan kategori kurang 6%, Sedangkan hasil aktivitas kegiatan siswa siklus I untuk kategori baik 45.4%, cukup dan kurang masing-masing 27.3 %. Hasil belajar siswa pada siklus I menggambarkan bahwa siswa yang termasuk dalam kategori tuntas sebanyak 15 orang dengan persentase 60 %, dan siswa yang belum tuntas sebanyak 10 orang dengan persentase 40 %. Berdasarkan hasil siklus I memberikan gambaran bahwa proses pembelajaran belum berhasil secara maksimal. Oleh sebab itu perlu dilakukan peninjauan kembali dan perlu dilakukan tindakan ke siklus selanjutnya. Hal ini dimaksud agar kemampuan siswa pada
materi luas permukaan dan volume prisma dan limas melalui metode resitasi dapat berhasil dengan baik. Siklus II memberikan gambaran bahwa hasil observasi kegiatan guru, kategori sangat baik 41 %, baik 59 %. Sedangkan hasil aktivitas kegiatan siswa siklus II kategori baik 100 %. Tes hasil belajar siswa siklus II menggambarkan bahwa siswa yang termasuk dalam kategori tuntas sebanyak 20 orang dengan persentase 80 %, dan siswa yang belum tuntas sebanyak 5 orang dengan persentase 20 %. Dengan adanya hasil pada siklus II, maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran pada siklus II memberikan nuansa belajar secara maksimal. Hal ini dibuktikan dengan adanya hasil belajar siswa yang maksimal. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang berbunyi : Jika guru dalam mengajarkan materi luas permukaan dan volume prisma dan limas menggunakan metode resitasi maka hasil belajar siswa dapat meningkat’’, dapat di terima.
Referensi
Penutup
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain.2006. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Asdi Mahasatya.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Dengan menerapkan metode pembelajaran resitasi pada materi luas permukaan dan volume prisma dan limas dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari data bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang memperoleh nilai 75 ke atas (tuntas belajar) yakni sebesar 60% dari pembelajaran siklus I yang menunjukkan peningkatan menjadi 80% pada pembelajaran Siklus II.
Adinawan, Cholik dan Sugijono. 2007. Matematika untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Erlangga. Arikunto, suharismi . 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara Avianti, nuniek.2007. Mudah Belajar Matematika,untuk kelas VIII Sekolah Menengah pertama Pertama. Jakarta: Depdiknas. Cunayah Cucun. 2007. Ringkasan Dan Bank Soal Matematika SMP/MTs. Bandung: CV Yrama Widya Dimiyati dan Mudjiono.2006.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Katili, Nanncy. 2009. Strategi Belajar Mengajar Matematika (Bahan ajar). Gorontalo. Universitas Negeri Gorontalo Kurniawan. 2008. Mandiri Matematika. Jakarta: Erlangga Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama
Penerapan metode resitasi pada pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang menarik dan aktif, dimana siswa dilatih mengerjakan soal soal sendiri, sehingga siswa lebih aktif dan siswa juga dilatih untuk bekerja aktif dalam kelompok.
Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Penerapan metode resitasi dalam pembelajaran juga dapat mendukung pemecahan masalah siswa dalam menyelasaikan soal/permasalahan yang dihadapi sehingga hasil belajar siswa juga meningkat.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Rusman. 2010. Model Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Syah, Muhibbin. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta; Raja Grafindo Persada. Uno, Hamzah. 2010. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaraan. Jakarta; Bumi Aksara. Uno, hamzah . 2009 . Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : MQs Publishing . 2009 . Desain Pembelajaran. Bandung : MQs Publishing