Modul ke:
Psikologi Sosial 2 Dinamika Kelompok
Fakultas
PSIKOLOGI
Program Studi
Psikologi www.mercubuana.ac.id
Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si
Psikologi Sosial
Dinamika Kelompok
Dinamika Kelompok
… Area yang diperuntukkan untuk mengkaji pengetahuan tentang sifat alami kelompok…. “ (Cartwright & Zander, 1968)
DINAMIKA KELOMPOK Dinamika kelompok adalah adanya interaksi dan interdependensi di antara anggota kelompok dengan kelompok secara keseluruhan. Kelompok tersebut bersifat dinamis, artinya setiap saat kelompok yang bersangkutan dapat berubah. Dinamika kelompok adalah proses interpersonal yang saling mempengaruhi yang berlangsung dalam kelompok (Forsyth, 2006). Kurt Lewin (1951) menggambarkan dinamika kelompok sebagai cara kelompok dan individu bertindak dan bereaksi terhadap perubahan keadaan.
Performing
Task
Norming
Storming
Adjourning Forming
KOHESIVITAS KELOMPOK (GROUP COHESIVITY) • Kohesivitas (keutuhan / kepaduan) adalah kekuatan, baik positif maupun negatif yang menyebabkan anggota tetap berada dalam kelompok. Dalam beberapa kelompok, ikatan diantara anggota cukup kuat dan awet, semangatnya tinggi dan ada rasa kebersamaan. Dalam kelompok lain, anggotanya tidak terlalu erat hubungannya, kurang memiliki rasa kebersamaan, dan cenderung terpecah dari waktu ke waktu. Kohesivitas (keutuhan, kepaduan, kelekatan) merupakan karakteristik kelompok secara keseluruhan berdasarkan komitmen individu kepada kelompok.
Cohesivitas Kohesi kelompok: kekuatan yang mengikat jejaring individu-individu terhadap kelompok. Group Cohesion: the strength of the bonds linking individuals to the group Tertarik terhadap anggota dan upaya untuk menggapai gol atau tujuan Entitativitas adalah derajat persepsi sebagai bagian dari kelompok dibanding sebuah agregat atau individu yang tidak berhubungan satu sama lain.
Kohesivitas Teori Entitavitas Campbell (1958) Pengalaman bersama (Common Fate) – Apakah individu-individu dalam kelompok mengalami hasil atau capaian yang sama? Kesamaan - Apakah individu-individu dalam kelompok melakukan perilaku yang sama atau mirip satu sama lain. Kedekatan - seberapa dekat individu bersamasama dalam kelompok
Kohesivitas Kelompok
Kohesivitas kelompok dan Produktivitas
Kohesivitas dan Komitmen Tugas
Brown (2000), Paxton dan Moody (2003), Vugt dan Hart (2004) mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi kohesivitas kelompok: • Apabila anggota kelompok saling menyukai satu sama lain. • Terikat oleh hubungan pertemanan • Efektivitas interaksi anggota dan kerukunan serta sedikitnya konflik. Kita lebih suka pada tim kerja yg yng bekerja secara efisien drpd tim boros waktu. • Tujuan kelompok, ketertarikan seseorang pada kelompok akan bergantung pada kesesuaian antara tujuan personal atau individu dengan tujuan kelompok, dan pada seberapa sukses kelompok mencapai tujuannya. Berbagai tujuan tersebut antara lain uang, kesenangan, hiburan, pekerjaan, status.
Groupthink ( pemikiran kelompok) Teori Pemikiran Kelompok (groupthink) muncul dari penelitian yang dilakukan oleh Irvin L Janis. Groupthink atau pemikiran kelompok adalah pengambilan keputusan yang buruk berdasarkan pertimbangan alternatif yang tidak memadai. Groupthink merupakan proses pengambilan keputusan yang terjadi pada kelompok yang sangat kohesif, dimana anggota-anggota berusaha mempertahankan konsensus kelompok sehingga kemampuan kritisnya tidak efektif lagi.
• Groupthink muncul dari kelompok yang merasa sangat optimis dan tidak terkalahkan. Anggota-anggotanya melindungi diri mereka dari informasi luar yang mungkin melemahkan keputusan mereka. • Kelompok percaya bahwa keputusannya adalah bulat meski ada pendapat yang sangat bertentangan. Karena ketidaksepakatan didalam dan diluar kelompok dicegah, maka keputusannya terkadang keliru dan tidak masuk akal.
Group Polarization • Polarisasi kelompok adalah kecenderungan pada anggota kelompok, sebagai hasil dari diskusi kelompok untuk bergerak menuju posisi yang lebih ekstrim dari keputusan yang mereka pegang pada awalnya. • Ketika anggota individu dari suatu kelompok ditempatkan kearah resiko, proses diskusi kelompok akan memperkuat kecenderungan ke arah kutub akstrim yang sangat beresiko. Sebagai hasilnya, keputusan kelompok menjadi lebih penuh resiko dibanding rata-rata kecenderungan anggota sebelum mengikuti diskusi (1989). Dinamika ini disebut sebagai pergeseran yang penuh resiko (Risky Shift).
Apakah kelompok cenderung mengambil keputusan yang lebih konservatif ataukah lebih beresiko . Pada tahun 1968, James Stoner melaporkan bahwa keputusan kelompok sering lebih beresiko dibanding keputusan individu sebelum dia ikut diskusi kelompok. Temuan ini dinamakan sebagai Risky Shift (pergeseran resiko) menimbulkan minat besar, sebab ia tampaknya bertentangan dengan keyakinan umum bahwa kelompok cenderung relatif konservatif dan mencari posisi aman dalam mengambil keputusan. Risky Shift adalah diskusi kelompok dapat menyebabkan individu mengambil keputusan yang lebih beresiko daripada jika mereka mengambil keputusan sendiri.
Polarisasi Kelompok
Gambar Diadaptasi dari www.studyblue.com
Social Fasilitation (Fasilitasi Sosial) Fasilitasi sosial adalah berkinerja dengan lebih baik manakala individu berada ditengah-tengah orang lain dibanding dengan saat sendirian. Terkadang orang tampil lebih baik saat ditengahtengah orang lain daripada saat seseorang sendirian. Sebuah studi yang dilakukan Norman Triplet (1898). Triplet mengamati bahwa pengendara sepeda tampak mengayuh lebih cepat saat mereka berlomba daripada saat mereka sendirian. Untuk menguji observasi ini, dia menyusun eksperimen untuk melihat apakah anak akan bekerja lebih keras saat memancing bersama-sama dibandingkan ketika memancing sendirian. Seperti diprediksikan, anak-anak itu bekerja lebih keras saat ada orang lain.
I Can Do Better When You Are Watching Me" - Social Facilitation
Social inhibition (Inhibisi Sosial) Social inhibition dapat diartikan sebagai mengerjakan atau melakukan sesuatu dengan lebih buruk saat ada orang lain yang hadir dibandingkan dengan saat sendirian. Kehadiran orang lain akan mengganggu perhatian Menurut pandangan Baron (1986) pada teori distractionconflict model (Model Gangguan – Konflik), menyatakan bahwa kehadiran orang lain menciptakan konflik antara dua tendensi dasar: 1. Memberi perhatian pada audiens 2. Memberi perhatian pada tugas
Fasilitasi Sosial dan Inhibisi Sosial