MIMBAR SEKOLAH DASAR ISSN: 2355-5343 ~ Berkala terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober ~ Ketua Umum Julia, M.Pd Wakil Ketua Indra Safari, M.Pd Ketua Dewan Editor Diah Gusrayani, M.Pd Dewan Editor Dr. Tatang Muhtar, M.Si Dr. Ayi Suherman, M.Pd Dr. Prana Dwija Iswara, M.Pd Dr. Nurdinah Hanifah, M.Pd Atep Sujana, M.Pd Maulana, M.Pd Ani Nur Aeni, M.Pd Bendahara Aah Ahmad Syahid, M.Pd Karmah Setiawati, S.Pd Publikasi Online Dr. Prana Dwija Iswara, M.Pd
Berkala Mimbar Sekolah Dasar diterbitkan oleh Program Studi PGSD, Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang. Pelindung: Dr. Herman Subarjah, M.Si (Direktur). Pembina: Dr. Nurdinah Hanifah, M.Pd (Wakil Direktur). Penanggung Jawab: Drs. Dadan Djuanda, M.Pd & Dr. Tatang Muhtar, M.Si (Ketua Prodi PGSD Kelas dan PGSD Penjas). Berkala Mimbar Sekolah Dasar terbit pertama kali pada tahun 2014.
Alamat Redaksi: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang, Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang 45322 Jawa Barat. Telp & Fax (0261) 201244. Email:
[email protected]. Alamat Publikasi: http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbar
~~~
MIMBAR SEKOLAH DASAR VOLUME 2, NOMOR 2, OKTOBER 2015 Halaman 133 – 246 DAFTAR ISI 1. Pengaruh Penggunaan Metode Discovery Berbasis Media Realita Terhadap Hasil Belajar Matakuliah Konsep Dasar IPA 1…… hal. 133-142 ~ Idam Ragil Widianto Atmojo 2. Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Experiental Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial…… hal. 143-154 ~ Jenny Indrastoeti, SP, & Hasan Mahfud 3. Profil Keterampilan Sosial Siswa Sekolah Dasar Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Prasekolah (TK dan Non TK) …… hal. 155-169 ~ Ipah Saripah & Lia Mulyani
Program One Day One Juz (ODOJ)…… hal. 215-225 ~ Ani Nur Aeni 9. Persepsi Guru Mengenai Sex Education di Sekolah Dasar Kelas VI …… hal. 226237 ~ Regina Lichteria Panjaitan, Dadan Djuanda, dan Nurdinah Hanifah 10. Pengaruh Pendekatan Open-Ended Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Sekolah Dasar Kelas V …… hal. 238-246 ~ Egi Agustian, Atep Sujana, dan Yedi Kurniadi
4. Pengaruh Model Pembelajaran Transdisciplinary Terhadap Karakter Siswa Pada Sekolah Dasar Internasional Berbasis International Baccalaureate …… hal. 170-177 ~ Cucun Sunaengsih 5. Penerapan Media Monosa (Monopoli Bahasa) Berbasis Kemandirian Dalam Pembelajaran Di Sekolah Dasar …… hal. 178-192 ~ Sri Suciati, Ika Septiana, dan Mei Fita Asri Untari 6. Pengaruh Bahasa Pertama Terhadap Bahasa Kedua Dalam Karangan Siswa Kelas V SD …… hal. 193-201 ~ Hastuti 7. Analisis Kebutuhan Bahan Ajar Sejarah Lokal Lampung Untuk Sekolah Dasar …… hal. 202-214 ~ Yulia Siska 8. Menjadi Guru SD Yang Memiliki Kompetensi Personal-Religius Melalui Redaksi berkala Mimbar Sekolah Dasar menerima tulisan hasil penelitian, hasil ide/gagasan, atau resensi buku baru, yang merupakan kajian-kajian baik dalam tataran praktek maupun teori pendidikan, dan khusus berkaitan dengan ke-SD-an.
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 2 Oktober 2015
PROFIL KETERAMPILAN SOSIAL SISWA SEKOLAH DASAR BERDASARKAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN PRASEKOLAH (TK DAN NON TK) Ipah Saripah & Lia Mulyani
Program Studi Bimbingan dan Konseling FIP UPI Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung Email:
[email protected] ABSTRACT The background of this research is importance of mastering social skills by elementary school students, both of which had entered formal education (kindergarten) or informal education (family). The research objective is obtaining students' social skills profiles based on preschool educational background (kindergarten and nonkindergarten). The study was conducted in elementary schools Cijerokaso 1 and 2 Bandung using a quantitative approach and descriptive study method. The results have shown: (1) profile of social skills of elementary school students with a kindergarten background in general are at high qualifications and social skills profile of elementary school students with a non kindergarten background in general are at high and medium qualifications; (2) There is no difference in term of average social skills between elementary school students with kindergarten background and elementary school students with non kindergarten background, either in general or by each category. Keywords: social skills, elementary school student, preschool educational background.
PENDAHULUAN
~
Kata kunci: keterampilan sosial, siswa SD, latar belakang pendidikan prasekolah.
jenjang
Saat mengalami peralihan dari kehidupan
pendidikan formal pertama dan mendasar
prasekolah ke kehidupan sekolah, siswa di
bagi anak, SD (Sekolah Dasar) memiliki
SD dihadapkan pada berbagai keadaan
tujuan memberikan bekal kemampuan
yang
dasar kepada siswa (peserta didik) untuk
sebelumnya.
mengembangkan kehidupannya secara
lingkungan
pribadi,
aturan
anggota
Sebagai
ABSTRAK Penelitian dilatarbelakangi oleh pentingnya penguasaan keterampilan sosial oleh siswa Sekolah Dasar, baik yang pernah memasuki jalur pendidikan formal (Taman Kanak-kanak) maupun yang belajar secara informal (keluarga). Tujuan penelitian ialah diperolehnya profil keterampilan sosial siswa berdasarkan latar belakang pendidikan prasekolah (TK dan non TK). Penelitian dilakukan di SD Negeri Cijerokaso 1 dan 2 Bandung dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode studi deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan: (1) profil keterampilan sosial siswa SD berlatar belakang TK secara umum berada pada kualifikasi tinggi, dan profil keterampilan sosial siswa SD berlatar belakang non TK secara umum berada pada kualifikasi tinggi dan sedang; (2) Tidak terdapat perbedaan rata-rata keterampilan sosial antara siswa SD berlatar belakang TK dengan siswa SD berlatar belakang non TK, baik secara umum maupun berdasarkan tiap kategori.
masyarakat,
warga
cenderung Siswa fisik,
baru
berbeda
dari
dihadapkan
pada
individu-individu sehingga
dan
memerlukan
negara dan anggota umat manusia (PP
keterampilan-keterampilan yang mampu
No. 28 Tahun 1990), serta mempersiapkan
membuat anak bertahan dan diterima,
peserta didik utuk mengikuti pendidikan
yakni
menengah (UUSPN No.20 Tahun 2003 Pasal
memasuki
17).
keterampilan sosial melalui pendidikan
keterampilan SD,
sosial.
siswa
Sebelum
memperoleh
prasekolah, baik jalur informal (keluarga [155]
Ipah Saripah & Lia Mulyani, Profil Keterampilan Sosial Siswa Sekolah Dasar
dan masyarakat), formal (Taman Kanak-
dalam
kanak/TK
Athfal/RA),
memperoleh konfirmasi dan data empiris
(Tempat Penitipan
tentang profil keterampilan sosial siswa SD
dan
ataupun
Raudhatul
nonformal
Anak/TPA/Daycare Bermain/KB).
dan
TPA/KB
memberi
sosial.
Guna
Kelompok
berdasarkan latar belakang pendidikan
dari
prasekolah, maka perlu untuk dikaji lebih
Pendidikan
keluarga/masyarakat,
keterampilan
TK/RA,
maupun
pengaruh
terhadap
lanjut mengenai hal tersebut.
entering behavior keterampilan sosial siswa
Keterampilan
sosial
dapat
diartikan
ketika hendak memasuki SD.
sebagai kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain pada konteks sosial
Kurangnya sosial
penguasaan
keterampilan
dalam cara-cara spesifik yang secara sosial
dapat
menimbulkan
potensi
diterima atau bernilai dan dalam waktu
permasalahan,
sebaliknya
dengan
yang sama memiliki keuntungan untuk
memiliki keterampilan sosial siswa mampu
pribadi dan orang lain (Combs & Slaby
mencapai kesuksesan di sekolah dan
dalam Cartledge & Milburn, 1986: 7). Lebih
masyarakat, seperti yang diungkapkan
lanjut, Stephen (Cartledge & Milburn, 1986:
oleh Brigman, et.al (2001 323): ”...social skills
15) membagi keterampilan sosial dalam
(working-playing cooperatively with others
empat kategori, yakni: 1) environmental
and forming and maintaining friendship)
behavior; 2) interpersonal behavior; 3) self-
are essential for school success.”
related
behavior;
dan
4)
task-related
behavior. Penelitian
dan
data
mengenai
keterampilan sosial anak yang berasal dari
Environmental Behavior (Perilaku terhadap
lingkungan
Lingkungan)
keluarga
maupun
dari
lembaga pendidikan prasekolah seperti
Environmental behavior (perilaku terhadap
Taman Kanak-kanak menunjukkan hasil
lingkungan) merupakan bentuk perilaku
yang beragam. Hasil penelitian Field &
yang menunjukkan tingkah laku sosial
Roopnarine; Doyle, Connoly & Rivest,;
individu
Ladd, et al., menunjukkan, keterampilan
memperlakukan
sosial anak lebih baik jika diajarkan di
Lingkup
lingkungan rumah dan keluarga. Di sisi lain,
mencakup:
hasil penelitian Mueller & Brenner; serta
perilaku
Howes,
darurat; 3) perilaku di ruang makan; serta 4)
memperlihatkan
TK
dapat
meningkatkan interaksi dan keterampilan sosial
anak.
Berdasarkan
kedua
dalam
1)
peduli
berkenaan
dan
hidupnya. behavior
lingkungan;
dengan
2)
keadaan
gerak mengitari lingkungan.
hasil Interpersonal
maupun non TK (keluarga dan masyarakat)
Interpersonal)
menunjukkan
lingkungan
environmental
penelitian, baik anak yang berasal dari TK sama-sama
mengenal
keunggulan [156]
Behavior
(Perilaku
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 2 Oktober 2015
Interpersonal
behavior
(perilaku
menyelesaikan tugas-tugas; 4) mengikuti
interpersonal) ialah bentuk perilaku yang
arahan; 5) aktivitas kelompok; 6) kerja
menunjukkan tingkah laku sosial individu
mandiri; 7) perilaku berdasarkan tugas; 8)
dalam
tampil sebelum yang lain; serta 9) kualitas
mengenal
dan
mengadakan
hubungan dengan sesama individu lain (dengan
teman
Bentuk-bentuk meliputi:
1)
sebaya
atau
interpersonal menerima
kerja.
guru).
behavior
otoritas;
METODE
2)
Penelitian
menggunakan
pendekatan
mengatasi konflik; 3) memperoleh/menarik
kuantitatif dengan metode penelitian studi
perhatian; 4) memberi salam pada orang
deskriptif.
lain; 5) membantu orang lain; 6) bercakap-
dalam penelitian ialah angket dalam
cakap;
8)
bentuk force choice bagi orang tua siswa
bersikap positif terhadap orang lain; 9)
yang anaknya menjadi sampel penelitian.
bermain
Pengolahan
7)
melakukan
secara
permainan;
informal;
serta
10)
menjaga milik sendiri dan orang lain.
Instrumen
yang
digunakan
data
penelitian
menggunakan analisis statistik dengan teknik persentase dilengkapi penafsiran
Self-related
Behavior
(Perilaku
yang
dan pemaknaan sehingga didapatkan
berhubungan dengan Diri Sendiri)
gambaran tentang keterampilan sosial
Self-related behavior behavior (perilaku
siswa SD berlatar belakang pendidikan
yang berhubungan dengan diri sendiri)
prasekolah (TK dan non TK).
yaitu bentuk perilaku yang menunjukkan tingkah laku sosial individu terhadap dirinya
Populasi penelitian ialah seluruh siswa kelas
sendiri. Self-related behavior tergambar
I SD Negeri Cijerokaso 1 dan 2 Bandung.
melalui perilaku-perilaku sebagai berikut: 1)
Penarikan
menerima konsekuensi; 2) perilaku beretika;
belakang non TK menggunakan teknik
3) mengungkapkan perasaan; 4) sikap
sample jenuh (sensus) sebanyak 15 orang.
positif terhadap diri sendiri; 5) perilaku
Pengambilan sampel 15 orang siswa SD
bertanggungjawab; serta 6) peduli diri.
berlatar belakang TK menggunakan teknik
sampel
siswa
SD
berlatar
simple random sampling dengan jumlah Task-related
Behavior
(Perilaku
yang
yang sama yakni sebanyak 15 orang.
yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
berhubungan dengan Tugas) Task-related
behavior
(perilaku
berhubungan dengan tugas) merupakan
Profil Keterampilan Sosial Siswa SD
bentuk
berlatarbelakang TK dan Non TK
perilaku
atau
respon
individu
terhadap sejumlah tugas akademis. Wujud-
Sesuai
wujud task-related behavior mencakup: 1)
sosial yang telah dibuat, skor yang didapat
mengajukan dan menjawab pertanyaan;
didistribusikan sehingga menghasilkan profil
2)
keterampilan
perilaku
mengikuti
pelajaran;
3) [157]
dengan
klasifikasi
sosial
siswa
keterampilan
SD
Negeri
Ipah Saripah & Lia Mulyani, Profil Keterampilan Sosial Siswa Sekolah Dasar
Cijerokaso 1 dan 2 Bandung berlatar belakang TK dan non TK seperti pada Grafik 1 berikut.
100.0% 90.0% 80.0% 70.0%
Rendah Sekali
60.0%
Rendah
50.0%
40.0%
Sedang
33.3% 33.3%
40.0%
Tinggi
30.0%
Tinggi Sekali
20.0% 10.0% 0.0% TK
Non TK
Keterampilan Sosial Grafik 1. Profil Keterampilan Sosial Siswa SD Berlatar belakang TK dan Non TK
Pada
Grafik
1
terlihat,
mayoritas
sedang. Artinya, selain sebagian besar
keterampilan sosial siswa SD yang berasal
siswa
dari TK berada pada kualifikasi tinggi
menguasai
(40.0%). Menggambarkan, sebagian besar
mengarah pada pencapaian optimal,
siswa SD yang berasal dari TK, cenderung
sebagian
peduli
penguatan
terhadap
lingkungan
sekitar,
SD
berlatar
belakang
keterampilan besar untuk
non
sosial
TK
yang
masih
memerlukan
dapat
menunjukkan
memiliki keterampilan untuk mengadakan
perilaku-perilaku keterampilan sosial, baik
hubungan dengan orang lain melalui cara-
kepada lingkungan, orang lain, diri sendiri,
cara
maupun tugas.
yang
dapat
diterima,
serta
menunjukkan tingkah laku sosial terhadap diri sendiri dan tugas.
Siswa SD yang
Profil keterampilan sosial siswa SD Negeri
menunjukkan
Cijerokaso 1 dan 2 Bandung berlatar
persentase yang sama yakni 33.3% pada
belakang TK dan non TK tiap kategori
keterampilan sosial kualifikasi tinggi dan
disajikan pada Grafik 2 berikut.
berasal
dari
non
TK,
[158]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 2 Oktober 2015
100.0% 90.0% 80.0% 70.0% 60.0% 50.0% 40.0% 30.0% 20.0% 10.0% 0.0%
73.3% Rendah Sekali
46.7% 46.7% 40.0%
40.0% 40.0%
40.0% 33.3% 33.3%
Rendah
Sedang Tinggi Tinggi Sekali
TK
Non TK
TK
Environmental Behavior
Non TK
Interpersonal Behavior
TK
Non TK
Self-Related Behavior
TK
Non TK
Task-Related Behavior
Grafik 2. Profil Keterampilan Sosial Siswa SD Berlatar belakang TK dan Non TK Tiap Kategori
Grafik
2
menggambarkan
keterampilan
sosial
siswa
profil
SD
namun
berlatar
masih
untuk
memerlukan
dapat
penguatan
mengenal
belakang TK dan non TK pada tiap
memperlakukan
kategori, yakni environmental behavior
Kategori
(perilaku
lingkungan),
berlatar belakang non TK, tiga di antaranya
terhadap
lingkungan
dan
keterampilan
sosial
hidupnya. siswa
SD
interpersonal
behavior
(perilaku
berada pada kualifikasi sedang, yakni
interpersonal),
self-related
behavior
environmental
behavior
(40.0%),
(perilaku yang berhubungan dengan diri
interpersonal behavior (40.0%), self-related
sendiri), dan task-related behavior (perilaku
behavior
yang berhubungan dengan tugas).
kualifikasi sedang dan tinggi sekaligus untuk kategori
(46.7%),
serta
task-related
berada pada
behavior
(33.3%).
Tiga kategori keterampilan sosial siswa SD
Artinya, sebagian besar siswa SD yang
berlatar
pada
berasal dari non TK, masih memerlukan
interpersonal
contoh untuk mampu mengenal dan
belakang
kualifikasi
tinggi,
behavior
(40.0%),
TK
berada
yakni
behavior
memperlakukan lingkungan hidup, sesama
(46.7%), dan task-related behavior (40.0%),
individu lain, dan menunjukkan tingkah laku
serta satu kategori berada pada kualifikasi
sosial
sedang,
environmental
kemampuan menunjukkan tingkah laku
behavior (73.3%). Dapat diartikan, secara
sosial terhadap tugas, siswa SD berlatar
umum siswa SD berlatar belakang TK
belakang non TK selain sebagian besar
cenderung
membutuhkan penguatan, sebagian lain
yakni
self-related
kategori
mampu
mengenal
dan
terhadap
dirinya
mengadakan hubungan dengan sesama
mampu
individu lain, mampu menunjukkan tingkah
sosialnya terhadap tugas.
laku sosial terhadap diri sendiri serta tugas, [159]
menunjukkan
sendiri.
tingkah
Pada
laku
Ipah Saripah & Lia Mulyani, Profil Keterampilan Sosial Siswa Sekolah Dasar
Perbedaan
Keterampilan
Sosial
antara
siswa SD berdasarkan latar belakang TK
Siswa SD Berlatar Belakang TK Dan Non TK
dan non TK. Hasil perhitungan uji beda dua
Perhitungan uji beda dua rata-rata pada
rata-rata menggunakan uji Mann-Whitney
penelitian
dilakukan
U pada SPSS Versi 16.0, diperlihatkan pada
perbedaan
keterampilan
untuk
melihat
sosial
antara
Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Hasil Uji Mann-Whitney U Keterampilan Sosial Siswa SD Berlatar Belakang TK dan Non TK.
Env_Behv
Int_Behv
Self_Behv
Task_Behv
Soc_Skills
Mann-Whitney U
106
97.5
110.5
101.5
102.5
Wilcoxon W
226
217.5
230.5
221.5
222.5
-0.277
-0.624
-0.084
-0.461
-0.415
Asymp. Sig. (2-tailed)
0.782
0.533
0.933
0.645
0.678
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.806a
.539a
.935a
.653a
.683a
Z
Pada Tabel 1 nampak, nilai sig. (Asymtop
ditolak. Jika sig. ≤ α (0,05), maka H1 diterima
Signifikansi)
dan H0 ditolak), maka keputusan yang
keseluruhan
keterampilan ialah
sosial
0,678,
secara
nilai
sig.
diambil ialah H0 diterima dan H1 ditolak.
keterampilan sosial kategori environmental
Artinya, tidak terdapat perbedaan rata-
behavior ialah 0,782, keterampilan sosial
rata keterampilan sosial antara siswa SD
kategori interpersonal behavior memiliki
berlatar belakang TK dengan siswa SD
nilai sig. 0,533, keterampilan sosial kategori
berlatar belakang non TK.
self-related behavior bernilai sig. 0.933, dan nilai sig. untuk keterampilan sosial task-
Selanjutnya,
rekapitulasi
keterampilan
related behavior ialah 0,645. Mengacu
sosial secara umum, kategori dan indikator
pada dasar pengambilan keputusan, yakni
pada siswa SD Negeri Cijerokaso 1 dan 2
dengan melihat Asymtop Signifikansi (Jika
Bandung yang berasal dari TK dan non TK
sig. > α (0,05), maka H0 diterima dan H1
disajikan pada Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2. Rekapitulasi Keterampilan Sosial Siswa SD Berlatar Belakang TK dan Non TK secara Umum, Kategori dan Indikator. Jenis Keterampilan
Non TK
Kualifikasi
%
Kualifikasi
%
Keterampilan Sosial
Tinggi
40.0%
Tinggi & Sedang
33.3%
Environmental Behavior
Sedang
73.3%
Sedang
40.0%
Tinggi
66.7%
Rendah & Tinggi
46.7%
Rendah
53.3%
Tinggi
66.7%
Rendah Sekali
73.3%
Tinggi
46.7%
a.
Peduli Lingkungan
b.
Berkenaan dengan Keadaan Darurat
c.
TK
Gerak Mengitari Lingkungan
[160]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 2 Oktober 2015
Jenis Keterampilan Interpersonal Behavior
TK
Non TK
Kualifikasi
%
Kualifikasi
%
Tinggi
40.0%
Sedang
40.0%
a.
Menerima Otoritas
Tinggi
60.0%
Tinggi
46.7%
b.
Mengatasi Konflik
Sedang
46.7%
Rendah
40.0%
c.
Memperoleh atau menarik
Sedang
40.0%
Tinggi
53.3%
Rendah
40.0%
Tinggi
46.7%
Rendah
40.0%
Rendah
53.3%
Tinggi
60.0%
perhatian d.
Memberi salam pada orang lain
e.
Membantu orang lain
f.
Bercakap-cakap
Tinggi
53.3%
g.
Melakukan permainan
Tinggi
46.7%
h.
Bersikap positif terhadap orang
Rendah
53.3%
Rendah
53.3%
Tinggi
66.7%
Tinggi
53.3%
Tinggi
80.0%
Tinggi
60.0%
Tinggi
46.7%
Sedang
46.7%
lain i.
Bermain secara informal
j.
Properti: Milik sendiri dan milik orang lain Self-related Behavior
Rendah, Sedang & Tinggi
33.3%
a.
Menerima konsekuensi
Tinggi
40.0%
Tinggi
40.0%
b.
Perilaku beretika
Tinggi
60.0%
Tinggi
60.0%
c.
Mengungkapkan perasaan
Rendah Sekali
53.3%
d.
Sikap positif terhadap diri sendiri
Tinggi
40.0%
Sedang
40.0%
e.
Perilaku bertanggung jawab
Sedang
93.3%
Sedang
100.0%
f.
Peduli Diri
Tinggi
60.0%
Tinggi
53.3%
Tinggi
40.0%
Tinggi & Sedang
33.3%
Tinggi
53.3%
Tinggi
60.0%
Task-related Behavior a.
Mengajukan dan menjawab pertanyaan
Rendah Sekali, Sedang & Tinggi
33.3%
b.
Perilaku mengikuti pelajaran
Tinggi
80.0%
Tinggi
46.7%
c.
Menyelesaikan tugas-tugas
Tinggi
66.7%
Tinggi
66.7%
d.
Mengikuti arahan
Sedang
100.0%
Sedang
66.7%
e.
Aktivitas kelompok
Rendah
60.0%
Tinggi
60.0%
f.
Kerja mandiri
Tinggi
60.0%
Tinggi
60.0%
g.
Perilaku berdasarkan tugas
Sedang
80.0%
Sedang
80.0%
h.
Tampil sebelum yang lain
Tinggi
66.7%
Tinggi
53.3%
i.
Kualitas kerja
Tinggi
66.7%
Rendah & Tinggi
40.0%
Salah satu alasan tingginya keterampilan
mendapatkan stimulus dan kesempatan
sosial siswa SD berlatar belakang TK, ialah
untuk
karena siswa SD yang berasal dari TK
sosial di rumah maupun di TK sekaligus. [161]
mengembangkan
keterampilan
Ipah Saripah & Lia Mulyani, Profil Keterampilan Sosial Siswa Sekolah Dasar
Montessori (Hurlock dalam Syaodih, 2003: 8)
anak di TK, anak mulai mengembangkan
menegaskan,
keterampilan sosial.
periode
anak
usia
tiga
sampai enam tahun merupakan periode sensitif (masa peka), yakni periode suatu
Tersebarnya keterampilan sosial siswa SD
fungsi perlu dirangsang sehingga tidak
berlatar belakang non TK pada kualifikasi
terhambat perkembangannya. Anwar &
tinggi dan rendah dengan masing-masing
Ahmad (2009: V) menambahkan, saat
persentase 33.3%, mengisyaratkan anak
anak mencapai usia empat tahun, 80%
dapat
jaringan otaknya telah tersusun, dan akan
sosialnya di rumah atau keluarga. Seperti
berkembang optimal apabila mendapat
yang diungkapkan Soekanto (1990: 23),
rangsangan dari luar berupa pengalaman-
salah satu peranan keluarga batih (inti)
pengalaman. Stimulus yang diterima siswa
ialah
SD yang sebelumnya memasuki TK lebih
kaidah-kaidah
luas mencakup situasi sekolah TK, sehingga
sebagai wadah bagi manusia mengalami
keterampilan sosial siswa TK cenderung
proses sosialisasi awal, yakni suatu proses
tinggi. Di TK, anak “mau tidak mau” dituntut
mempelajari dan mematuhi kaidah-kaidah
mengembangkan
dan
keterampilan
sosial
mengembangkan
menumbuhkan
keterampilan
dasar-dasar
pergaulan
nilai-nilai
yang
hidup
berlaku
Keterampilan
bagi dan
dalam
karena mulai bertemu dengan lingkungan
masyarakat.
fisik, peran-peran serta aturan baru selain
diajarkan oleh orang tua kepada anak
yang ada di keluarganya.
melalui
proses
sosialisasi
sosial
yang
diantaranya
penguasaan diri, penanaman nilai-nilai, Ragamnya
metode
pengajaran
yang
serta
menarik juga merupakan salah satu bentuk stimulus
untuk
keterampilan
pengenalan
peran-peran
sosial
(Hamid, 2011: 7).
mengembangkan Metode
Menyebarnya keterampilan sosial siswa SD
pengajaran di TK dan Kelompok Bemain
berlatar belakang non TK pada kualifikasi
(KB)
tinggi dan sedang disebabkan karena
pada
sosial
di
umumnya
TK.
ialah
bercerita,
bercakap-cakap, diskusi, tanya jawab,
kapasitas
mengucapkan
“guru”
pemberian
tugas,
syair,
dramatisasi,
praktik
demonstrasi/percobaan
langsung,
anggota yang
keterampilan
(eksperimen),
cenderung
keluarga
sebagai
mengembangkan
sosial
anak
di
berbeda-beda.
rumah
Kapasitas
pantomim, menyanyi, skolastik/calistung
anggota
keluarga
dan kinestetik, bermain, wisata bermain,
mengembangkan
kerja kelompok, gerak dan lagu, senam,
anak bergantung pada pola kehidupan
menari, serta permainan musik dan atraktif
keluarga yakni tingkat pendidikan dan
(Hidayat, 2003: 21). Dengan keadaan baru
pekerjaan,
serta metode pengajaran yang dihadapi
diungkapkan Soekanto (1990: 25), pola
keterampilan
seperti
contoh
dalam sosial
yang
kehidupan keluarga batih (inti) pegawai [162]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 2 Oktober 2015
negeri berbeda dengan keluarga ABRI,
antara siswa SD berlatar belakang TK dan
dan selanjutnya juga berbeda dengan
non TK secara umum, maupun kategori
keluarga swasta.
mengindikasikan tiga hal, sebagai berikut.
Pemahaman anggota keluarga dalam
Karakteristik Kondisi Siswa Memengaruhi
mengembangkan
Keterampilan Sosial
keterampilan
sosial
anak juga berpengaruh. Berbeda antara
Kondisi siswa memiliki perbedaan satu
keluarga yang paham dan mengajarkan
sama lain, baik fisik maupun psikologis.
kepada anak cara-cara berinteraksi dalam
Alasan kondisi fisik mampu memengaruhi
konteks sosial, dengan keluarga yang
keterampilan sosial ialah karena menurut
kurang paham dan menganggap anak
Kartono (1995: 465), keterampilan (skill)
akan
merupakan suatu kemampuan bertingkat
menguasai
keterampilan
sosial
dengan sendirinya. Kurniati (2006: 113)
tinggi
mengungkapkan,
melakukan satu perbuatan motorik yang
banyak
anak
tidak
yang
memungkinkan
seseorang
pernah belajar tentang sikap yang dapat
kompleks
dengan
diterima lingkungannya, barangkali tidak
ketepatan.
Artinya,
diarahkan baik di rumah maupun di
mengandung unsur motorik, dan untuk
sekolah untuk dapat menguasai perilaku
dapat melakukan satu perbuatan motorik
sosial, atau bahkan tidak memiliki model
yang kompleks dengan lancar disertai
yang
ketepatan
dapat
dijadikan
contoh
dalam
lancar satu
(keterampilan)
disertai
keterampilan
dibutuhkan
membina kehidupan sosial, sehingga kerap
kondisi fisik yang memadai. Cattel et al.
memunculkan
(Yusuf
permasalahan
dalam
&
Nurihsan,
2008b:
21)
bersosialisasi. Artinya, kapasitas anggota
menambahkan, kemampuan belajar dan
keluarga dalam mengajarkan dan menjadi
penyesuaian diri individu dibatasi oleh sifat-
model keterampilan sosial di rumah amat
sifat inheren pada organisme individu
berguna, terlebih Michelson (Ma’ruf, 2010:
sendiri,
1)
sosial
(perawakan,
tidak
kemenarikannya),
menegaskan,
merupakan
keterampilan
keterampilan
yang
contohnya
dapat diperoleh sendiri melakinkan melalui
intelektual
proses belajar.
terbelakang).
Hasil
penelitian
terdapat
menunjukkan,
perbedaan
tidak
energi,
kapasitas
fisik
kekuatan,
dan
serta
(cerdas,
kapasitas
normal,
atau
Dilihat dari sisi psikologis, kondisi yang
rata-rata
memengaruhi
keterampilan
sosial
keterampilan sosial antara siswa SD berlatar
contohnya ialah emosi dan kemampuan
belakang TK dengan siswa SD berlatar
berempati. Penelitian Rubin, Coplan, Fox &
belakang non TK, baik secara umum,
Calkins (Rubin, Bukowski & Parker dalam
maupun tiap kategori. Tidak terdapatnya
Fajar, 2007: 1) membuktikan, pengaturan
perbedaan rata-rata keterampilan sosial
emosi sangat membantu, baik bagi anak [163]
Ipah Saripah & Lia Mulyani, Profil Keterampilan Sosial Siswa Sekolah Dasar
yang mampu bersosialisasi dengan lancar
sekitar 2.500 kata, dan pada masa akhir
maupun yang tidak. Anak yang mampu
sekolah (sekitar usia 11 sampai 12 tahun)
bersosialisasi dan mengatur emosi, akan
anak telah mampu menguasai sekitar 5.000
memiliki keterampilan sosial yang baik.
kata (Makmun, 2001 dan Syaodih, 1990
Anak yang kurang mampu bersosialisasi
dalam Yusuf & Sugandhi, 2011: 62). Artinya,
namun mampu mengatur emosi, walau
dengan bertambahnya perbendaharaan
jaringan sosialnya tidak luas tetapi mampu
kata dan kemampuan berbahasa, anak
bermain secara konstruktif dan mampu
mampu memperluas lingkungan sosialnya.
bereksplorasi saat bermain sendiri. Anak yang mampu bersosialisasi namun kurang
Selain emosi, serta perkembangan kognitif
dapat mengontrol emosi, cenderung akan
dan bahasa, motivasi serta cara ”coba-
berperilaku agresif dan merusak. Anak
coba” (trial and error) juga memengaruhi
yang
dan
keterampilan sosial, seperti diungkapkan
lebih
Daeng (Syaodih & Agustin, 2008: 2.23),
berani
terdapat empat faktor yang berpengaruh
tidak
mampu
bersosialisasi
mengontrol
emosi,
cenderung
pencemas
dan
bereksplorasi.
Dilihat
kurang dari
kemampuan
pada
kemampuan
bersosialisasi
anak,
berempati, Cartledge & Milburn (1986: 19)
yaitu: 1) kesempatan bergaul dengan
menjelaskan, kemampuan berempati juga
orang-orang sekitarnya dari berbagai usia
berperan
dan latar belakang; 2) minat dan motivasi
dalam
terutama
dalam
interpersonal persahabatan
keterampilan
keterampilan
seperti dan
sosial
untuk
bergaul;
3)
bimbingan
dan
menjalin
pengajaran dari orang lain, yang biasanya
konflik
menjadi ”model” bagi anak; 4) cara
mengatasi
dengan orang lain.
”coba-coba” (trial and error) yang dialami oleh
Kondisi psikologis lain yang memengaruhi
anak;
dan
5)
kemampuan
berkomunikasi yang baik.
keterampilan sosial ialah perkembangan kognitif dan bahasa. Dilihat dari segi
Pengaruh
kognitif, Robinson & Garber (Fajar, 2007: 1)
Keterampilan Sosial
menyatakan, kemampuan sosial kognitif
Teman
dapat memengaruhi keterampilan sosial
keterampilan sosial anak, karena dalam
anak, seperti kemampuan melihat dari
proses saling mengenal dan berhubungan,
perspektif orang lain (perspective taking)
anak
dan
Pada
pandangan serta penerimaan dari teman
perkembangan bahasa, Suherman (2008:
sebayanya. Respon yang diberikan teman
185) mengungkapkan, pada masa SD
sebaya
ditandai dengan perbendaharaan kata
berupa penguatan positif atau negatif
yang
masa
(positively or negatively reinforce), dan
sekolah, anak telah mampu menguasai
penerimaan dari teman sebaya (socially
kemampuan
bertambah.
berempati.
Pada
awal
[164]
Teman sebaya
mulai
kepada
Sebaya dapat
terhadap
memengaruhi
mempertimbangkan
perilaku
sosial
anak
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 2 Oktober 2015
acceptable)
menjadi
diperhatikan
unsur
anak
mengembangkan
yang
keterampilan sosial pada indikator lainnya,
dalam
keterampilan
siswa
sosial,
kemudian
mengembangkan
saling
meniru
keterampilan
dan sosial
karena selain teman sebaya merupakan
yang mampu mendapatkan penguatan
teman dengan karakteristik dan irama
positif (positively or negatively reinforce)
perkembangan yang sejalan, anak juga
dan dapat diterima secara sosial (socially
tidak ingin apabila sampai dijauhi teman
acceptable).
karena perilaku sosialnya tidak dapat diterima. Pentingnya respon positif dan
Keterampilan
penerimaan yang diberikan teman sebaya
dipelajari
juga dijelaskan Syaodih (2004: 8), pengaruh
antara keterampilan sosial siswa yang
interaksi
berasal dari TK dan non TK tidak terdapat
teman
perkembangan
sebaya perilaku
terhadap sosial
sosial
dan
dimiliki
pada
akhirnya
siswa
sehingga
anak
perbedaan yang signifikan. Kesempatan
termasuk
tinggi.
Besarnya
pengaruh
menjalin hubungan teman sebaya dan
interaksi
teman
sebaya
terhadap
saling mempelajari perilaku membawa
perkembangan perilaku sosial anak dapat
keuntungan
terjadi karena interaksi dengan teman
seperti diungkapkan Syaodih (2004: 8),
sebaya memberi anak standar perilaku
melalui interaksi dengan teman sebaya,
yang disetujui oleh kelompok sosialnya dan
anak tidak saja mempunyai kesempatan
memberi anak sumber motivasi untuk
untuk belajar tentang perilaku-perilaku
mengikuti
yang harus ditampakkan, tetapi juga
standar
perilaku
melalui
bagi
keterampilan
sosial,
persetujuan dan ketidaksetujuan sosial.
mendapatkan kesempatan untuk orang
Guna menjalani proses agar dapat sesuai
lain menilai perilaku anak. Hetherington &
dan mendapatkan persetujuan sosial, anak
Parke (Fajar, 2007: 1) menambahkan,
kemudian saling meniru satu sama lain.
pemberian kesempatan pada anak untuk
Meniru pada anak merupakan proses
menjalin hubungan dengan teman sebaya
penting dalam pembentukkan tingkah
merupakan
laku, seperti yang dijelaskan oleh Mulyadi
mencoba
(2008:
keterampilan sosial yang telah didapatnya
3),
anak-anak
senang
meniru,
karena salah satu proses pembentukan
media dan
bagi
anak
untuk
mengembangkan
dari orang tua dan sekolahnya.
tingkah laku anak diperoleh dengan cara meniru. Di SD, siswa yang berasal dari TK
Kecenderungan Persiapan Ketercapaian
bertemu dengan anak yang berasal dari
Kemampuan Akademik di TK
non
TK
Tidak terdapatnya perbedaan rata-rata
mengembangkan
yang signifikan antara keterampilan sosial
keterampilan sosial pada satu indikator,
siswa SD berlatar belakang TK dan non TK
dan siswa yang berasal dari non TK
disebabkan
mengetahui
pembelajaran
TK.
Siswa
mengetahui
yang berasal cara
cara
dari
mengembangkan [165]
karena dan
kecenderungan kegiatan
yang
Ipah Saripah & Lia Mulyani, Profil Keterampilan Sosial Siswa Sekolah Dasar
diberikan di TK lebih mengarah pada
belum
ketercapaian
kecakapan anak tidaklah hanya pada tiga
kemampuan
akademik
sebagai persiapan masuk SD.
menyadari
perkembangan
kemampuan akademis semata, yaitu baca tulis dan hitung (calistung). Pada segi
Diungkapkan
Semiawan
18-19),
tenaga kependidikan yang masih belum
menjadi kenyataan di TK ataupun kelas
memenuhi kualifikasi dijelaskan Mariyana
awal
(2007:
di
SD
(2003:
adalah
pengajaran
35)
yang
mengutip
UNESCO/OEDC
bukan
Review Project, The Background Report of
keterampilan
untuk
tertentu
memperoleh
Policy
kemudian
Indonesia yakni, kualifikasi lulusan guru TK
dipergunakan pada taraf perkembangan
yang ada di Indonesia adalah: 51% lulusan
lebih
lanjut,
untuk
Childhood
the
pengetahuan yang tidak mantap, artinya terutama
Early
Data
melainkan
penjajakan
SLTA
untuk
dihafalkan,
pendidikan TK, 10% SLTA atau SPG tanpa
diungkapkan secara berkala dalam ujian
pendidikan tambahan spesialisasi TK, 30%
tertentu.
berpendidikan
pengetahuan
Kecenderungan
menyiapkan
atau
SPG
dengan
empat
spesialisasi
tahun
S1
dari
anak ke arah ketercapaian kemampuan
berbagai jurusan, 6% dari program D2
akademik juga diketahui melalui laporan
PGTK,
Mulyana
pendidikan.
(2004:
46)
yang
mengutip
dan
4.1%
dari
Data
program
S1
menggambarkan
pengamatan tim APEID dan UNESCO yakni,
kualifikasi guru TK yang memadai dan
adanya
kaprah
sesuai
(TK)
hanya 6% dan hanya kualifikasi lulusan D2.
dalam
kecenderungan pendidikan
salah
prasekolah
Indonesia,
karena
lingkungan
(tuntutan
kuatnya
tekanan
pekerjaannya
Tidak semua TK hanya berfokus pada ketercapaian akademik. Penelitian yang
masyarakat) dan pandangan pendidik
dilakukan Agustin (2006: 151) di sebuah TK
mengenai
menghasilkan
merupakan
tua
bidang
dan
TK
orang
di
dengan
pendidikan
data,
dari
delapan
prasekolah (pra-SD), maka fungsi TK lebih
kecerdasan jamak yang dimiliki anak,
mengutamakan penyiapan anak untuk
pada
memasuki SD.
kecerdasan yang berhubungan dengan
kecerdasan
interpersonal
yakni
situasi sosial, anak menunjukkan perilaku: a) Kecenderungan mengarahkan anak pada
senang
ketercapaian
akademik
pada
sebaya; b) memiliki kemampuan menjadi
keterampilan
sosial,
dasarnya
pemimpin; c) memiliki empati kepada
bukan
pada
bersosialisasi
dengan
didukung oleh faktor tuntutan masyarakat
teman-temannya;
serta faktor tenaga kependidikan TK yang
memiliki
masih belum memenuhi kualifikasi. Dari segi
menerapkan proses belajar mengajar yang
faktor
mengacu
tuntutan
masyarakat
(termasuk
banyak pada
dan
d)
teman
cenderung
teman. semua
yang tahap
orang tua), Anwar & Ahmad (2009: 56)
perkembangan
mengemukakan, masih banyak orang tua
memperlihatkan hasil yang lebih baik [166]
anak,
TK
mampu
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 2 Oktober 2015
terhadap perilaku anak di kelas satu,
termasuk sedang, self-related behavior
seperti diungkapkan Harts et.al (Santrock,
tergolong sedang, dan task-related
2004: 254):
behavior termasuk sedang dan tinggi.
“In one study, the children who attended developmentally appropriate kindergartens displayed more appropriate classroom behavior and had better conduct and better work and study habits in the first grade than did the children who attended developmentally inappropriate kindergartens.”
2.
Tidak terdapat perbedaan rata-rata keterampilan sosial antara siswa SD berlatar belakang TK dengan siswa SD berlatar belakang non TK, baik secara umum, maupun tiap kategori.
REFERENSI
Makna yang terkandung pada ungkapan
Agustin, Mubiar. (2006). “Profil Kecerdasan
Harts et.al. ialah, pada sebuah penelitian,
Jamak Anak Usia Dini di TK Laboratorium
anak yang memasuki TK dengan mengacu
Universitas
pada
Pedagogia (Jurnal Ilmu Pendidikan). 4,
perkembangan
yang
sesuai
memperlihatkan perilaku kelas yang lebih sesuai,
kemampuan
memimpin,
Pendidikan
Indonesia”.
(2) 146-161.
serta
Anwar
&
Ahmad,
Arsyad.
(2009).
kebiasaan belajar dan bekerja yang lebih
Pendidikan Anak Usia Dini (Panduan
baik di kelas satu, dibanding siswa yang
Praktis Bagi Ibu & Calon Ibu). Bandung:
memasuki TK dengan tidak mengacu pada
Alfabeta.
tahap perkembangan yang sesuai.
Brigman, Greg. et al. (2001). ”Teaching Children School Success Skills”. Journal
SIMPULAN
Of Educational Research (Online). 92, (6)
Berdasarkan
hasil
penelitian
pembahasan
yang
telah
dan
323-329.
dilakukan,
Profil
keterampilan
sosial
siswa
di:
http://www.studentsuccessskills.com/Bri
diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1.
Tersedia
gman,%20Lane,%20Lane.%20Switzer,%2 SD
0and%20Lawrence%2099.pdf
berlatar belakang TK secara umum
(10
Oktober 2010).
berada pada kualifikasi tinggi, secara
Cartledge, Gwendolyn & JoAnne Fellows
kategori yaitu: environmental behavior
Milburn. (1986). Teaching Social Skills to
tergolong
Children (Innovative Approaches, 2nd
sedang,
interpersonal
behavior termasuk tinggi, self-related
Edition). New York: Pergamon.
behavior tergolong tinggi, dan task-
Fajar. (2007). Keterampilan Sosial Pada
related behavior termasuk tinggi. Profil
Anak Menengah Akhir (Online). Tersedia
keterampilan sosial siswa SD berlatar
di:http://f4jar.multiply.com/journal/item
belakang non TK secara umum tinggi
/191/Keterampilan_Sosial_Pada_Anak_
dan sedang, secara kategori yaitu:
Menengah_Akhir. (05 April 2011).
environmental sedang,
behavior
interpersonal
tergolong
Hamid, Mustofa Abi. (2010). Pengaruh
behavior
Lingkungan [167]
Keluarga
Terhadap
Ipah Saripah & Lia Mulyani, Profil Keterampilan Sosial Siswa Sekolah Dasar
Kepribadian Anak (Online). Tersedia di:
http://www.mappel.org/download-
http://www.uns.ac.id/data/sp4.pdfhttp:
document?gid=320. (10 Oktober 2010).
//mustofaabihamid.blogspot.com/2010
Santrock,
John
W.
(2004).
Life-span
/06/pengaruh-lingkungan-keluarga-
Development (9th Edition). New York:
terhadap.html. (20 Agustus 2011.
McGraw-Hill.
Hidayat, Heri. (2003). Aktivitas Mengajar
Semiawan,
Anak TK. Bandung: Katarsis. Kartono,
Kartini
Lengkap
(Eds).
Psikologi.
(1995).
Kamus
(2003).
Jakarta:
Sambil Bermain Pada Pendidikan Anak
Raja
Usia Dini.”
Buletin PADU: Jurnal Ilmiah
Anak Usia Dini (Menu Pembelajaran
Kurniati. Euis. (2006). “Program Bimbingan
PADU). 2, (1), 14-19.
untuk Mengembangkan Keterampilan Anak
R.
“Pengembangan Rambu-rambu Belajar
Grafindo Persada.
Sosial
Conny.
Melalui
Soekanto,
Permainan
Soerjono.
Keluarga
(1990).
Sosiologi
(Tentang Ikhwal
Keluarga,
Tradisional”. Pedagogia (Jurnal Ilmu
Remaja, dan Anak). Jakarta: Rineka
Pendidikan). 4, (2) 112-128.
Cipta.
Ma’ruf, Hidayah. (2010). Intervensi Perilaku Agresif
Siwa
Keterampilan
Melalui Sosial
Suherman (Eds). (2008). Konsep & Aplikasi
Pembelajaran dan
Bimbingan dan Konseling. Bandung:
Emosional
Jurusan
Psikologi
(Online). Tersedia di: http://hidayah-
Bimbingan
ilayya.blogspot.com/2009/08/intervensi-
Indonesia.
perilaku-agresif-aggressive_31.html. (05
Universitas
dan
Pendidikan
Syaodih, Ernawulan & Agustin, Mubiar.
Oktober 2010).
(2008). Bimbingan dan Konseling untuk
Mariyana, Rita. (2007). “Kompetensi Guru dalam
Pendidikan
Pembelajaran
Anak
Berbasis
Usia
Dini
(Modul).
Jakarta:
Universitas Tebuka.
Bimbingan di Taman Kanak-kanak.”
Syaodih, Ernawulan. (2003). Bimbingan di
Pedagogia (Jurnal Ilmu Pendidikan). 5,
Taman
Kanak-kanak.
(1), 35-46.
Departemen
Pendidikan
Bandung: Nasional
Mulyadi, Seto. (2008). “Mengembangkan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Kreativitas Anak Sejak Usia Dini” Makalah
Bagian Proyek Peningkatan Pendidikan
pada
Tenaga Kependidikan.
Seminar
Mengembangkan
Kreativitas Anak Sejak Usia Dini BEM
Syaodih,
KEMA Psikologi UPI. Bandung. Mulyana,
Rohmat
Membangun Pendidikan.
Pengasuhan
(Eds).
(2004).
Orang Tua,
Peranan Bimbingan
(2004).
Guru, dan Interaksi Teman Sebaya
Bangsa
Melalui
terhadap Perkembangan Perilaku Sosial
Bandung:
Remaja
Anak Taman Kanak-kanak. Semarang:
Rosdakarya.
UNNES.
PP No. 28 Tahun 1990 Tentang Pendidikan Dasar.
Ernawulan.
(Online).
Tersedia
UUSPN No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
di:
Pendidikan Nasional (Online). Tersedia [168]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 2 Oktober 2015
di:
http://www.inherent-
dikti.net/files/sisdiknas.pdf. (10 Oktober 2010). Yusuf, Syamsu & Nurihsan, A. Juntika. (2008b). Teori Kepribadian. Bandung: Remaja Rosadakarya. Yusuf, Syamsu & Sugandhi, Nani M. (2011). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
[169]
Indeks Penulis Berkala Mimbar Sekolah Dasar Volume 2 Maulana, “Interaksi Pbl-Murder, Minat Penjurusan, Dan Kemampuan Dasar Matematis Terhadap Pencapaian Kemampuan Berpikir Dan Disposisi Kritis”, Volume 2, Nomor 1, April 2015, hal. 1-20. Asiah, “Pendekatan Komunikatif Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Di Kelas IV SD”, Volume 2, Nomor 1, April 2015, hal. 21-36. Isrok’ Atun, “Menemukan Kembali Rumus Luas Persegi Panjang Dengan Konstruktivisme (Studi Kasus Pada Mahasiswa PGSD)”, Volume 2, Nomor 1, April 2015, hal. 37-47. Ocih Sukaesih, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Pembelajaran Mengidentifikasi Jenis Makanan Hewan Di SD”, Volume 2, Nomor 1, April 2015, hal. 48-63. Rana Gustian Nugraha, “Meningkatkan Ecoliteracy Siswa SD Melalui Metode Field-Trip Kegiatan Ekonomi Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial”, Volume 2, Nomor 1, April 2015, hal. 64-76. Fine Reffiane, Henry Januar Saputra, dan Taufik Hidayat, “Identifikasi Tingkat Kejujuran Siswa Sekolah Dasar Melalui Gerobak Kejujuran Di Kota Semarang”, Volume 2, Nomor 1, April 2015, hal. 77-83. Rif’at Shafwatul Anam, “Efektivitas Dan Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Pada Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar”, Volume 2, Nomor 1, April 2015, hal. 84-93. Yena Sumayana, “Penggunaan Metode Index Card Match Pada Mata Pelajaran IPS Pokok Bahasan Mengenal Sejarah Uang”, Volume 2, Nomor 1, April 2015, hal. 94-100. Maylan Sofian, “Siaran Radio Citra 99.4 FM Sebagai Media Pelestarian Tembang Sunda Bagi Siswa Sekolah Dasar”, Volume 2, Nomor 1, April 2015, hal. 101-120. Diah Gusrayani, “Learning Tasks’ What And How: Perspektif Dosen Dan Mahasiswa Mengenai Tugas Pembelajaran”, Volume 2, Nomor 1, April 2015, hal. 121-132. Idam Ragil Widianto Atmojo, “Pengaruh Penggunaan Metode Discovery Berbasis Media Realita Terhadap Hasil Belajar Matakuliah Konsep Dasar IPA 1”, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2015, hal. 133-142. Jenny Indrastoeti, SP, & Hasan Mahfud, “Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Experiental Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial”, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2015, hal. 143-154. Ipah Saripah & Lia Mulyani, “Profil Keterampilan Sosial Siswa Sekolah Dasar Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Prasekolah (TK dan Non TK)”, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2015, hal. 155-169. Cucun Sunaengsih, “Pengaruh Model Pembelajaran Transdisciplinary Terhadap Karakter Siswa Pada Sekolah Dasar Internasional Berbasis International Baccalaureate”, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2015, hal. 170-177. Sri Suciati, Ika Septiana, dan Mei Fita Asri Untari, “Penerapan Media Monosa (Monopoli Bahasa) Berbasis Kemandirian Dalam Pembelajaran Di Sekolah Dasar”, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2015, hal. 178-192. Hastuti, “Pengaruh Bahasa Pertama Terhadap Bahasa Kedua Dalam Karangan Siswa Kelas V SD”, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2015, hal. 193-201. Yulia Siska, “Analisis Kebutuhan Bahan Ajar Sejarah Lokal Lampung Untuk Sekolah Dasar”, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2015, hal. 202-214. Ani Nur Aeni, “Menjadi Guru SD Yang Memiliki Kompetensi Personal-Religius Melalui Program One Day One Juz (ODOJ)”, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2015, hal. 215-225. Regina Lichteria Panjaitan, Dadan Djuanda, dan Nurdinah Hanifah, “Persepsi Guru Mengenai Sex Education di Sekolah Dasar Kelas VI”, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2015, hal. 226-237. Egi Agustian, Atep Sujana, dan Yedi Kurniadi, “Pengaruh Pendekatan Open-Ended Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Sekolah Dasar Kelas V”, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2015, hal. 238-246.
Ucapan Terima Kasih Redaksi berkala Mimbar Sekolah Dasar mengucapkan terima kasih kepada Mitra Bestari yang telah mereview naskah pada terbitan Volume 2 tahun 2015 ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada: 1. Prof. Dr. Totok Sumaryanto, M.Pd. (FBS – Universitas Negeri Semarang) 2. Prof. Dr. Dwi Atmono, M.Pd., M.Si. (FKIP – Universitas Lambung Mangkurat) 3. Dr. Edy Suyanto, M.Pd. (FKIP – Universitas Lampung) 4. Andika Arisetyawan, M.Pd. (Prodi PGSD – Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Serang)
PEDOMAN BAGI PENULIS BERKALA MIMBAR SEKOLAH DASAR (Terbit April & Oktober) 1. Jenis Artikel Artikel dapat berupa kajian hasil penelitian, kajian setara penelitian (ide/gagasan), dan resensi buku baru. Semua jenis artikel belum pernah dimuat di media apapun. 2. Format Tulisan Artikel ditulis dalam Bahasa Indonesia dalam bentuk ESAI dengan extensi file docx (Microsoft Word) dan menggunakan acuan sebagai berikut: - Margin : Atas & Bawah (2,5 cm), Kanan & Kiri (2,5 cm) - Ukuran Kertas : A4 (21 cm x 29,7 cm) - Jenis huruf : Century Gothic - Ukuran Font : 10 pt - Spasi : 1,5 (kecuali judul, identitas penulis, abstrak dan referensi: 1 spasi) Penulisan pada judul dan sub-bagian artikel menggunakan aturan sebagai berikut: Tulisan level 1 (Huruf besar semua/UPPERCASE, rata kiri, cetak tebal) Tulisan level 2 (Huruf besar kecil/Capitalize Each Word, rata kiri, cetak tebal) Tulisan level 3 (Huruf besar kecil/Capitalize Each Word, rata kiri, cetak tebal & miring) Semua bagian penulisan level 1 dan 2 tidak menggunakan pointer – jika diperlukan keterangan atau penjelasan tambahan pada tubuh artikel gunakan footnote. Untuk keterangan tabel disimpan di atas tabel, untuk keterangan gambar atau diagram disimpan di bawahnya. Ukuran huruf di dalam tabel atau diagram lebih kecil, yakni dari 8-9 pt, spasi 1. Jumlah halaman termasuk tabel, diagram, foto, dan referensi adalah 1020 halaman. 3. Struktur Artikel a. Untuk artikel hasil penelitian menggunakan struktur sebagai berikut: Judul (Tidak lebih dari 15 kata); Identitas Penulis (Baris pertama: nama tanpa gelar. Baris kedua: prodi/jurusan/instansi. Baris ketiga: alamat lengkap instansi. Baris keempat: alamat email dan nmr HP); Abstrak (Dibuat dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, masing-masing maksimal 200 kata, disertai kata kunci masing-masing maksimal lima kata); Pendahuluan (Berisi latarbelakang disertai tinjauan pustaka, tujuan dan urgensi penelitian); Metode (Berisi metode/pendekatan, subjek, waktu dan tempat, teknik pengumpulan data dan analisis data); Hasil; Pembahasan; Simpulan (Sesuai dengan pendahuluan/rumusan masalah); dan Referensi (Memuat referensi yang diacu saja, minimal 80% terbitan 10 tahun terakhir). b. Untuk artikel setara penelitian (ide/gagasan) menggunakan struktur sebagai berikut: Judul (Tidak lebih dari 15 kata); Identitas Penulis (Baris pertama: nama tanpa gelar. Baris kedua: prodi/jurusan/instansi. Baris ketiga: alamat lengkap instansi. Baris keempat: alamat email dan nmr HP); Abstrak (Dibuat dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, masing-masing maksimal 200 kata; disertai kata kunci masing-masing maksimal lima kata); Pendahuluan (Berisi latarbelakang disertai tinjauan pustaka dan tujuan); Pembahasan (Judul bahasan disesuaikan dengan kebutuhan dan dapat dibagi ke dalam sub-bagian); Simpulan (Sesuai dengan pendahuluan); dan Referensi (Memuat referensi yang diacu saja, minimal 80% terbitan 10 tahun terakhir). c. Untuk artikel resensi buku menggunakan struktur sebagai berikut: Judul (Tidak lebih dari 15 kata); Identitas Penulis (Baris pertama: nama tanpa gelar. Baris kedua: prodi/jurusan/instansi. Baris ketiga: alamat lengkap instansi. Baris keempat: alamat email dan nmr HP); Identitas Buku (Berisi judul buku, penulis, penerbit, tahun terbit, jumlah halaman, ISBN, dan foto cover/sampul depan); Pembahasan (Judul bahasan disesuaikan dengan kebutuhan dan dapat dibagi ke dalam sub-bagian).
Penerbit Prodi PGSD UPI Kampus Sumedang http://kd-sumedang.upi.edu/
4. Referensi (Sumber Rujukan) Cara pengutipan mengacu pada model American Psychological Association (APA) yang telah diadaptasi sesuai kebutuhan Universitas Pendidikan Indonesia. Contoh dapat melihat pada artikel yang telah dimuat, atau selengkapnya dapat dilihat di akhir pedoman penulisan ini. 5. Penyuntingan a. Artikel dikirim kepada tim redaksi dengan alamat email:
[email protected]. Jika diperlukan, tim redaksi akan meminta file dalam CD dan print-out sebanyak tiga eksemplar yang dikirim ke alamat: Redaksi Jurnal Mimbar Sekolah Dasar, Prodi PGSD UPI Kampus Sumedang - Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang Jawa Barat 45322. b. Artikel yang telah dievaluasi oleh tim penyunting atau reviewer berhak untuk ditolak atau dimuat dengan pemberitahuan secara tertulis, dan apabila diperlukan tim penyunting akan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan revisi sesuai dengan rekomendasi hasil penyuntingan. Untuk keseragaman format, penyunting berhak untuk melakukan pengubahan artikel tanpa mengubah substansi artikel. c. Semua isi artikel adalah tanggung jawab penulis, dan jika pada masa pracetak ditemukan masalah di dalam artikel yang berkaitan dengan pengutipan atau HAKI, maka artikel yang bersangkutan akan dicancel untuk dimuat. Untuk artikel yang dimuat, penulis akan mendapatkan dua eksemplar berkala sebagai tanda bukti pemuatan serta 10 eksemplar cetak lepas untuk keperluan masing-masing penulis, dan wajib memberikan kontribusi biaya pencetakan sesuai ketentuan tim berkala Mimbar Sekolah Dasar sebesar Rp. 250.000 di luar ongkos kirim. CONTOH PENULISAN KUTIPAN DAN REFERENSI: JENIS RUJUKAN Seorang penulis
Dua orang penulis
Tiga s.d. 5 penulis
Penulis sebagai penerbit
DI DALAM TEKS A symbol is connected to its referent in the world by our sense of organs (Pinker, 2009 p.80) atau Pinker (2009, p. 80) claimed that a symbol .. A set of verbs with individually similar meanings can be juxtaposed with a set of nouns with individually similar meanings ... (Hunston & Oakey, 2010) atau Hunston dan Oakey (1991) mengklaim bahwa … Penjelasan (Coyle, Hood, & Marsh, 2010) menyimpulkan bahwa ... Kutipan berikutnya dalam teks: (Coyle et al., 2001) (Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan [Balitbang Depdiknas], 2010) Atau Badan Penelitian dan Pengembangan,
DI DALAM PUSTAKA ACUAN/REFERENSI/BIBLIOGRAFI Pinker, S. (2009). How the mind works. New York, NY: W.W. Norton & Company, Inc.
Hunston, S. & Oakey, D. (2010). Introducing applied linguistics: Concepts and skills. New York, NY: Routledge.
Coyle, D., Hood, P. And Marsh, D. (2010). CLIL: Content and language integrated learning. Cambridge: Cambridge University Press.
Badan Penelitian dan Pengembangan [Balitbang] (2007). The assessment of curriculum policy of language subjects: Assessment report. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan. Balitbang. (2008). The assessment of curriculum policies in secondary education: Assessment report. Jakarta: Badan Penelitian dan
Buku ber editor
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan [Balitbang Depdiknas], (2010) menunjukan bahwa .... Kutipan berikutnya: (Balitbang Depdiknas, 2010) (Waugh & Monville-Burston, 1990)
Beberapa karya dipublikasikan oleh seorang penulis pada tahun yang sama
(Sukyadi, 2011a, 2011b)
Buku yang disusun oleh sebuah lembaga atau institusi
Badan Standar Nasional Pendidikan (2012) merekomendasikan bahwa ... (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2012) (Laporan Tahunan Universitas Pendidikan Indonesia, BHMN, 2009)
Buku elektronik
Buku terjemahan
Most authors begin their articles by explaining what caused them to conduct their empirical investigations (Huck, 2012) (Young & Rang, 2005)
Bab dalam sebuah buku
(Richards, 2002) Gunakan penulis Bab, bukan editor buku tersebut
Kutipan lebih dari 1 halaman
Kutipan pertama: (Rush, Waldrop, Mitchell, & Dyches, 2005, pp. 283-284) Kutipan berikutnya dar sumber yang sama: (Rush et al., 2005, p. 291) (Crystal, 1987)
Dari ensiklopedia
Pengembangan. Balitbang. ....
Waugh, L.R., & Monville-Burston, M. (eds.). (1990). On language: Roman Jakobson. Cambridge, MA: Harvard University Press. Sukyadi, D., Setyarini, S. & Junida, A.I. (2011a). A Semiotic Analysis of Cyber Emoticons (A Case Study of Kaskus Emoticons in The Lounge Forum at Kaskus-the Largest Indonesian Community. K@ta: A Biannual Publication on the Study of Language and Literature, 13(1), pp. 37-50, Sukyadi, D. & Mardiani, R. (2011b). The Washback Effect of National Examination (ENE) on English teachers’ Classroom Teaching and Students’ Learning. K@ta: A Biannual Publication on the Study of Language and Literature, 13(1), pp. 96-111, (susun secara alfabetis berdasarkan judul) Badan Standar Nasional Pendidikan. (2010). Pedoman penulisan buku ajar untuk perguruan tinggi. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan. Laporan Tahunan Universitas Pendidikan Indonesia, Badan Hukum Milik Negara. (2009).Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia BHMN. Huck, S.W. (2012). Reading statistics and research. Boston, MA: Pearson Education, Inc. Available from NetLibrary database.
Young, Y. S. & Rang, K. I. (2005). Semua yang jorok ada di sini: Buku pengetahuan paling jorok sedunia (M. Ayudiah, Trans.). Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer. Richards, J. C. (2002) Theories of Teaching in Language Teaching. In Richards, J.C. and Renandya, W.A. (Eds.). (2002). Methodology in language teaching: An anthology of current practice. Cambridge: Cambridge University Press. Rush, K. L., Waldrop, S., Mitchell, C., & Dyches, C. (2005). The RN-BSN distance education experience: From educational limbo to more than an elusive degree. Journal of Professional Nursing, 21, 283-292. Crystal, D. (1987). The Cambridge encyclopedia of language). Cambridge: Cambridge University Press. Jika ada beberapa edisi dan volume, tuliskan
Dari artikel majalah Dari artikel koran cetak dengan penulis Dokumen pemerintah
(Aisy, 2012)
Undang-undang
Law of the Republic of Indonesia Number 2, 1989 on National Education System, Article 5, Verse 1, states that .. (Sukyadi, 2011)
Makalah seminar atau konferensi atau prosiding
Artikel jurnal dengan satu penulis Artikel jurnal dengan 3-6 penulis
(Kunaefi, 2012) Jalal, Samani, Chang, Stevenson, Ragats, and Negara (2009) report that despite the positive contributions of MGMP, there are also ..
(Karjo, 201) Atau Karjo (2011) berpendapat bahwa … (Sukyadi, Setyarini, & Junida, 2011)
Berasal dari tesis individu atau institusi
(Amalia, 2012)
Skripsi/tesis/di sertasi dari database
McNiel (2006) (MCNiel, 2006)
Abstrak dari basis data
(Morrissey, 2004)
Abstrak seminar atau simposisum
Brier, Pandelaere, Dewitte, & Warlop (2006)
volumenya setelah edisi. Misalnya (2nd ed., Vols. 1-5). Aisy, R. (2012, Maret 8-14). Jalma kufur, jadi mamala keur dirina. Mangle, 2364, pp.14-15. Kunaefi, R. Mengidamkan postur polisi ideal. (2012, January 4). The Republika, p. 4. Jalal, F., Samani, M., Chang, M. C., Stevenson, R., Ragats, A.B. and Negara, S.D. (2009). Teacher certification in Indonesia: A strategy for teacher quality improvement. Jakarta: Ministry of National Education and World bank. Retrived March 6, 2012, from: http://ddp-ext.worldbank.org/EdStats/ IDNprwp09c.pdf Law of the Republic of Indonesia, Number 2, 1989, on National Education System.
Pemakalah, A. A., & Pemakalah, B. B. (tahun). Judul Makalah atau prosiding. Dalam A. Editor (Ed.), Judul simposium atau konferensi pp. x-x). tempat: Penerbit. Penyaji, A. A. (Tahun, Bulan). Judul Makalah. Makalah disajikan dalam pertemuan nama organisasi, tempat Sukyadi, D. (2011). The metaphorical use of English address terms in indonesian blog comments (A pragmatic analysis of Indonesian bloggers). Disajikan pada Conference on English Studies (CONEST) 8, Unika Atma Jaya, Jakart Karjo, C.H. (2011). Investigation of scalar implicature of Binus University students. K@ta: A Biannual Publication on the Study of Language and Literature, 13(1), pp. 56-75, Sukyadi, D., Setyarini, S. & Junida, A.I. (2011). A semiotic analysis of cyber emoticons (A case study of kaskus emoticons in The Lounge Forum at Kaskus-the Largest Indonesian Community. K@ta: A Biannual Publication on the Study of Language and Literature, 13(1), pp. 37-50, Amalia, A. (2012). The use of video in teaching writing procedural text: A quasi-experimental study in one of Senior High Schools in Bandung (Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia, 2012, Tidak diterbitkan) McNiel, D. S. (2006). Meaning through narrative: A personal narrative discussing growing up with an alcoholic mother. Retrieved from ProQuest Digital Dissertations. (AAT 1434728) Morrissey, J. P. (2004). Medicaid benefits and recidivism of mentally ill persons released from jail (NCJ No. 214169) [Abstract]. Retrieved from National Criminal Justice Reference Service abstracts database. Briers, B., Pandelaere, M., Dewitte, S., & Warlop, L. (2006, June). Hungry for money: The desire for caloric resources increases the desire for
Skripsi/tesis/di sertasi dari Repositori
(Amalia, 2012)
Book review (Telaah Buku)
Cramond (2007)
Laman web dengan penulis
(Ljungberg, 2012)
Laman web tanpa tahun
(Sound Symbolism Checksheet, n.d.)
Bila kutipan dari laman web sebuah institusi
(Perpustakaan UPI, 2011) Sebagaimana dikatakan oleh Perpustakaan UPI (2011) (Sekolah Pascasarjana UPI, n.d.)
Gambar dari Web
Photo Paris Van JavaBandung-Indonesia (ID: 5081183ID, n.d.)
financial resources and vice versa. In S. Dewitte (Chair), Food & eating. Symposium conducted at the 18th annual meeting of the Human Behavior and Evolution Society. Abstract retrieved from http://www.hbes .com/HBES/abst2006.pdf. Amalia, A. (2012). The use of video in teaching writing procedural text: A quasi-experimental study in one of Senior High Schools in Bandung (Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia, 2012). Retrieved from http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_s kripsi=11587 Cramond, B. (2007). Enriching the brain? Probably not for psychologists [Review of the book Enriching the brain: How to maximize every learner’s potential]. PsycCRITIQUES, 52(4), Article 2. Retrieved from http://www.apa.org/psyccritiques/ Ljungberg, C.( 2012). Shadows, mirrors, and smoke screens: zooming on iconicity. Retrieved March 22, 2012, from http://www.iconicity.ch/en/iconicity/index.php Ling 131: Language & Style. (n.d.) Sound symbolism checksheet. Retrieved March 22, 2012, from http://www.lancs.ac.uk/fass/projects/stylistics/ topic5a/7soundchecksheet.htm Perpustakaan UPI. (2011). Menyimak fungsi perpustakaan. Retrieved March 26, 2012, from http://perpustakaan.upi.edu/index.php?option =com_content&task=view&id=26&Itemid=1 Sekolah Pascasarjana UPI. (n.d.). Sejarah. Diakses pada tanggal 26 Maret 2012 dari: http://sps.upi.edu/tentang-sps/sejarah/ Paris Van Java-Bandung-Indonesia [Photo] (n.d.). Retrieved March 25, 2012 from http://www.panoramio.com/photo/5081183
***