MIMBAR SEKOLAH DASAR ISSN: 2355-5343 ~ Berkala terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober ~ Ketua Umum Julia, M.Pd Wakil Ketua Indra Safari, M.Pd Ketua Dewan Editor Diah Gusrayani, M.Pd Dewan Editor Dr. Tatang Muhtar, M.Si Dr. Ayi Suherman, M.Pd Dr. Prana Dwija Iswara, M.Pd Dr. Nurdinah Hanifah, M.Pd Atep Sujana, M.Pd Maulana, M.Pd Ani Nur Aeni, M.Pd Tata Usaha Achdi, M.Pd Karmah Setiawati Pemasaran Drs. Dadan Djuanda, M.Pd Pelaksana Teknis Hj. Sri Utami, S.Pd Layout dan Publikasi Online Ariana, S.Kom Yudi Kusumah, M.Pd
Berkala Mimbar Sekolah Dasar diterbitkan oleh Program Studi PGSD, Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang. Pelindung: Dr. Herman Subarjah, M.Si (Direktur). Pembina: Drs. H. Dede Tatang Sunarya, M.Pd (Sekretaris). Penanggung Jawab: Riana Irawati, M.Si & Respati Mulyanto, M.Pd (Ketua Prodi PGSD Kelas dan PGSD Penjas). Berkala Mimbar Sekolah Dasar terbit pertama kali pada tahun 2014.
Alamat Redaksi: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang, Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang 45322 Jawa Barat. Telp & Fax (0261) 201244. Email:
[email protected]. Alamat Publikasi: http://jurnal.upi.edu/mimbar-sekolah-dasar
~~~
MIMBAR SEKOLAH DASAR VOLUME 2, NOMOR 1, APRIL 2015 HALAMAN 1 – 132
DAFTAR ISI 1. INTERAKSI PBL-MURDER, MINAT PENJURUSAN, DAN KEMAMPUAN DASAR MATEMATIS TERHADAP PENCAPAIAN KEMAMPUAN BERPIKIR DAN DISPOSISI KRITIS …… HAL. 1-20 ~ MAULANA 2. PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DI KELAS IV SD …… HAL. 21-36 ~ ASIAH 3. MENEMUKAN KEMBALI RUMUS LUAS PERSEGI PANJANG DENGAN KONSTRUKTIVISME (STUDI KASUS PADA MAHASISWA PGSD) …… HAL. 37-47 ~ ISROK’ATUN 4. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA PEMBELAJARAN MENGIDENTIFIKASI JENIS MAKANAN HEWAN DI SD …… HAL. 48-63 ~ OCIH SUKAESIH
7. EFEKTIVITAS DAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR …… HAL. 84-93 ~ RIF’AT SHAFWATUL ANAM 8. PENGGUNAAN METODE INDEX CARD MATCH PADA MATA PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN MENGENAL SEJARAH UANG …… HAL. 94-100 ~ YENA SUMAYANA 9. SIARAN RADIO CITRA 99.4 FM SEBAGAI MEDIA PELESTARIAN TEMBANG SUNDA BAGI SISWA SEKOLAH DASAR …… HAL. 101-120 ~ MAYLAN SOFIAN 10. LEARNING TASKS’ WHAT AND HOW: PERSPEKTIF DOSEN DAN MAHASISWA MENGENAI TUGAS PEMBELAJARAN …… HAL. 121-132 ~ DIAH GUSRAYANI
5. MENINGKATKAN ECOLITERACY SISWA SD MELALUI METODE FIELD-TRIP KEGIATAN EKONOMI PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL …… HAL. 64-76 ~ RANA GUSTIAN NUGRAHA 6. IDENTIFIKASI TINGKAT KEJUJURAN SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI GEROBAK KEJUJURAN DI KOTA SEMARANG …… HAL. 77-83 ~ FINE REFFIANE, HENRY JANUAR SAPUTRA, TAUFIK HIDAYAT
REDAKSI BERKALA MIMBAR SEKOLAH DASAR MENERIMA TULISAN HASIL PENELITIAN, HASIL IDE/GAGASAN, ATAU RESENSI BUKU BARU, YANG MERUPAKAN KAJIAN-KAJIAN BAIK DALAM TATARAN PRAKTEK MAUPUN TEORI PENDIDIKAN, DAN KHUSUS BERKAITAN DENGAN KE-SD-AN.
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 1 April 2015
SIARAN RADIO CITRA 99.4 FM SEBAGAI MEDIA PELESTARIAN TEMBANG SUNDA BAGI SISWA SEKOLAH DASAR Maylan Sofian
Prodi PGSD STKIP Sebelas April Sumedang Jl. Anggrek Situ No. 19 Sumedang Email:
[email protected] ABSTRACT This research inspect about preservation of traditional art through tembang sunda cianjuran on Citra radio 99, 4 FM Sumedang. The problems inspected in this research as follow, First, how does the preservation of tembang sunda cianjuran present on Citra Radio 99, 4 FM broadcast program ? Second, how does the contribution of electronic media Citra radio broadcast programme for tembang sunda cianjuran and the artist in Sumedang? In order to get the answer of the problems, the qualitative research done, that is content analysis. Content analysis is one of research method to produce objective and systematic description. The result of this research show that Citra Radio 99, 4 FM Sumedang broadcast program can be a system support to tembang sunda cianjuran. This broadcast can stimulate the listener memory about tembang sunda cianjuran that the listener ever heard or studied when they are still young. The contribution of the radio can be felt by the artist, especially to the popularity of the music player and the singer of Citra radio 99,4 FM.
ABSTRAK Penelitian ini mengkaji mengenai pelestarian seni tradisi melalui model seni tembang sunda cianjuran di Radio Citra 99,4 FM Sumedang. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini sebagai berikut. Pertama, Bagaimana pelestarian tembang sunda cianjuran yang dikemas dalam program siaran Radio Citra 99.4 FM? Kedua Bagaimana kontribusi program siaran media elektronik Radio Citra bagi seni tembang sunda cianjuran dan senimannya di Kabupaten Sumedang? Untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan – permasalahan itu, dilakukan penelitian kualitatif, yaitu analisis konten. Analisis konten adalah suatu metode penelitian untuk menghasilkan deskripsi objektif dan sistematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program siaran radio citra 99,4 FM Sumedang dapat menjadi suport sistem bagi seni tembang sunda cianjuran. Kontribusi radio terhadap seniman pun dapat dirasakan oleh seniman, terutama mengenai popularitas pengiring dan penembang dalam radio Citra 99,4 FM lebih dikenal oleh masyarakat luas.
Keywords: tembang, preservation, media.
Kata kunci: pelestarian, tembang, media.
PENDAHULUAN ~ Kesenian yang ada di
seperti
wayang
golek,
Sumedang menurut DISBUDPAR terdapat 28
renteng, dan yang lainnya.
calung,
goong
jenis kesenian di antaranya: kuda renggong, seni umbul, seni longer, badingkut, tayub,
Banyak budaya yang hidup di Sumedang,
reog,
tetapi dengan masuknya budaya-budaya
rengkong,
gemyung,
tarawangsa,
genggong,
bangreng, beluk,
baru, membuat budaya lokal tergantikan.
ujungan, pantun, celempungan, ketuk tilu,
Hal itu bisa terjadi karena media seperti
gondang, topeng kasumedangan, pencak
televisi,
silat, jenaka sunda, koromong, kliningan,
mengutamakan
tembang
angklung,
tujuan utamanya lebih bersifat komersial.
benjang, dan sandiwara. Dari catatan–
Pasar menjadi lahan yang terpenting dalam
catatan yang ditulis oleh DISBUDPAR masih
industri seni. Pemikiran masyarakat industri ini,
banyak
lebih berorientasi pada finansial sebanyak-
sunda,
kesenian
terbang,
degung,
yang
belum
tercatat,
radio,
dan
yang
industri
lainnya seni,
sehingga
banyaknya tanpa memikirkan konten. [101]
lebih
Maylan Sofian, Siaran Radio Citra 99,4 FM
Dengan
demikian
tidak
heran
kalau
ada karena masyarakat masih melakukan
kesenian tradisi akan semakin terkikis. Hal ini
kesenian
dapat
riungan peuting, biasanya dilakukan ketika
dilihat
dengan
tidak
adanya
celempungan
dalam
regenerasi yang dilakukan oleh beberapa
ronda
malam.
Topeng
seni
masih
bertahan
karena
tradisi
yang
ada
di
Kabupaten
kegiatan
kasumedangan memiliki
ruang
Sumedang, di antaranya seni badingkut,
seperti museum sebagai tempat latihan dan
tayub, reog, gemyung, genggong, terbang,
juga memiliki media pentas yang dilakukan
beluk, ujungan, pantun, ketuk tilu, jenaka
oleh museum Sumedang. Pencak silat masih
sunda, kliningan, benjang, dan sandiwara.
bisa
Kesenian-kesenian tersebut merupakan seni
pertunjukan
yang
dipertanyakan
Demikian halnya dengan kesenian gondang
keberadaannya. Jika dikatakan tidak ada,
dan longser ada ruang pertunjukan yang
kesenian tersebut masih bisa dipertunjukkan,
biasanya dilakukan pada sekolah-sekolah.
namun tidak ada media ekspresi untuk
Seni gondang dan longser hidup karena
pertunjukan seni–seni tradisi di atas, sehingga
sering dilakukan pasanggiri di tingkat SMA
menyebabkan
yang rutin dilakukan, sehingga kesenian ini
saat
ini
tidak
adanya
regenerasi
dalam kesenian-kesenian tersebut.
bertahan
karena
dalam
memiliki
kegiatan
media
pasanggiri.
menjamur di masyarakat dunia pendidikan di Kabupaten Sumedang.
Seni tradisi yang masih hidup pun tidak sedikit, seperti kuda renggong, seni umbul,
Masuknya
rengkong,
bangreng,
perubahan zaman yang berkiblat ke pasar
topeng
kasumedangan,
dan bersifat material. Sementara peran
pencak silat, kromong,
tembang sunda
media dalam seni tradisi hanyalah kulitnya
cianjuran, degung, angklung, longser, dan
saja. Salah satu bukti nyata di antaranya
gondang. Kesenian tradisi ini bisa bertahan
program siaran radio di Sumedang “jarang”
karena
untuk
ada yang menayangkan kesenian tradisi.
melakukan pertunjukan. Seperti pada kuda
Kesenian yang memiliki media, selain dari
renggong
karena
yang disebutkan di atas, ada yang paling
masih
unik yaitu tembang sunda cianjuran yang
menggunakan kuda renggong dalam acara
memanfaatkan media untuk bisa bertahan.
khitanan sehingga kesenian kuda renggong
Selain
tidak
dimanfaatkan tembang sunda cianjuran di
tarawangsa,
celempungan,
memiliki masih
masyarakat
akan
Sumedang
ruang/media bisa
bertahan
Sumedang
hilang
selama
masyarakat
mempertahankan
tradisi
media
dalam
Sumedang
baru
pasanggiri,
adalah
media Hal
tersebut
memberikan
tradisi ngarumat jagat masih dipertahankan.
bahwa media elektronik seperti radio dapat
Rengkong dan tarawangsa pun tidak akan
menjadi sebuah celah dalam melestarikan
hilang selama masyarakat Sumedang masih
seni tradisi.
[102]
terhadap
yang
khitanan. Seni umbul akan bertahan selama
melakukan ngalaksa. Celempungan masih
inspirasi
radio.
mempengaruhi
penulis
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 1 April 2015
Keadaan seni tradisi yang terpuruk bukan
Pasundan”. Gentra Pasundan ini merupakan
sepenuhnya kesalahan dari media, karena
sebuah program yang menyiarkan
selain media, peran seniman pun penting
tembang sunda cianjuran. Acara ini sangat
dalam melestarikan seni tradisi. Kurangnya
menarik
pemahaman seniman seni tradisi dalam
langsung (live). Berbeda dengan program
menjadikan
siaran yang lain seperti
wayang golek
misalnya
pertunjukannya
promosi,
media
terbukti
sebagai
alat
untuk
dengan
banyaknya
karena
pertunjukannya
yang
seni
bersifat
penolakan untuk mengisi acara di radio
menggunakan kaset (tapping). Walaupun
karena bayaran radio terhadap seniman
hanya dua program siaran mengenai seni
dipandang kecil. Para seniman seni tradisi
tradisi yang disiarkan oleh radio Citra 99.4 FM
menginginkan bayaran yang sama antara
di Kabupaten Sumedang, radio ini dapat
acara radio dengan pertunjukan yang biasa
dikatakan sebagai radio yang konsisten
mereka
dalam melestarikan seni tradisi, karena dari
lakukan,
pemahaman
ini
terjadi
tentang
karena
manajemen
seni
radio-radio
yang
ada
di
kabupaten
sangat kurang. Hal ini pun menjadi salah
Sumedang hanya radio Citra yang memiliki
satu
program
faktor
seni
tradisi
semakin
jarang
muncul. Kurangnya pemahaman seniman ini
siaran
seni
tradisi
yang
pertunjukannya live.
yang menyebabkan stasiun radio pun tidak mengambil pusing, yang pada akhirnya
Melihat fenomena tersebut, penulis tertarik
mereka pun membuat program siaran yang
untuk melakukan riset mengenai program
mudah untuk disiarkan. Hal ini berdampak
yang dibuat oleh radio citra 99.4 FM sebagai
besar
sebuah
terhadap
mengakibatkan
seni radio
tradisi, lebih
yang banyak
gerakan
khususnya
pelestarian
tembang
seni
sunda
tradisi
cianjuran.
menyiarkan program acara yang modern,
Mengingat hal itu, penelitian ini diharapkan
karena
dapat dijadikan
contoh bagi
kesenian
lain.
seni
populer
mengenai
lebih
memahami
manajemen,
mereka
tradisi
kesenian-
Setidaknya
proses
menginginkan musiknya diputar di radio
regenerasi akan tetap ada, karena memiliki
tanpa harus ada bayaran. Hal ini yang
media ekspresi melalui radio. Orientasi untuk
membuat radio lebih banyak memasukkan
masuk dalam program acara televisi atau
program siaran yang modern daripada seni
radio merupakan sebuah cara bagaimana
tradisi.
seni tradisi dikenal oleh masyarakat.
Harus diakui bahwa radio yang memiliki
METODE
program siaran seni tradisi hanya sedikit,
Metode yang digunakan dalam penelitian
salah satunya adalah Radio Citra. Radio
ini adalah metode penelitian kualitatif, yaitu
Citra 99.4 FM adalah salah satu radio yang
analisis konten. Analisis konten adalah suatu
berani
metode
dengan
membuat nama
program
seni
program siaran
sunda “Gentra
penelitian
untuk
menghasilkan
deskripsi objektif dan sistematik. Dalam hal ini
[103]
Maylan Sofian, Siaran Radio Citra 99,4 FM
menganalisis
pelestarian tembang sunda
cianjuran yang dikemas melalui program
dengan kesenian – kesenian tradisi yang ada di Kabupaten Sumedang.
siaran radio dan menganalisis kontribusi program siaran media elektronik Radio Citra
Oleh sebab itu, seni tradisi perlu dilestarikan
99.4 FM bagi seniman dan tembang sunda
karena seni tradisi merupakan identitas dari
cianjuran,
dapat
Kabupaten
Sumedang,
sehingga
proses
menggambarkan mengenai manfaat yang
pelestarian
seni
menjadi
sangat
dirasakan seniman dan seni tembang sunda
penting. Yang dimaksud dengan pelestarian
cianjuran itu sendiri.
di sini yaitu sebuah proses dalam melindungi
yang
diharapkan
tradisi
sebuah produk seni tradisi dari kepunahan. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam proses pelestarian banyak sekali cara
Pelestarian Tembang Sunda Melalui Radio
yang dapat dilakukan, seperti pewarisan
Citra 99,4 FM Sumedang
yang dapat dilakukan melalui pendidikan,
Pelestarian merupakan hal yang penting
pertunjukan, dan perlombaan.
dalam mempertahankan seni tradisi. Hal ini dianggap penting karena sebuah seni di
1. Pendidikan
suatu tempat akan mengalami transformasi.
Dalam dunia pendidikan, pelestarian dapat
Orang selalu berpergian dari satu tempat ke
dilakukan melalui pendidikan formal dan
tempat
dan
nonformal. Pendidikan formal seni tradisi
menerima pengaruh-pengaruh seni yang
dapat dijadikan sebagai bahan ajar dalam
berbeda-beda (Joost Smiers, 2009: 353). Hal
pendidikan di sekolah – sekolah, sedangkan
ini
adanya
nonformal bisa dilakukan melalui sanggar –
pengaruh dari luar, maka akan terbentuk
sanggar yang berkembang di masyarakat.
sebuah kesenian yang baru. Ketika hal itu
Hanya yang menjadi kendala dalam dunia
terjadi,
pendidikan
lain,
mereka
menunjukkan
tetapi
membawa
bahwa
kesenian
ketika
setempat
tidak
ini
banyak
sekali
faktor,
di
dilestarikan, maka akan kehilangan seni
antaranya tidak semua guru menguasai seni
tradisi, sehingga perlu adanya pelestarian
tradisi yang ada di Kabupaten Sumedang,
seni
Kabupaten
tidak semua seni tradisi bisa dipelajari di
Sumedang saja, banyak sekali warisan seni
pendidikan formal ataupun nonformal, dan
tradisi dari hasil kebudayan yang telah
kurangnya
dibentuk oleh para nenek moyangnya,
organisasi di sanggar – sanggar.
tradisi.
tetapi
Misalnya
setelah
di
terpengaruh
pemahaman
mengenai
oleh
kebudayaan luar, baik secara langsung atau
Dikatakan tidak semua guru menguasai
pun
tentang
tidak,
seni
yang
berkembang
di
seni
tradisi?
malah musik dari luar seperti menjamurnya
kendala yang dialami oleh guru sekolah
musik
lebih
dasar, yang menjadi kendala hampir semua
dibandingkan
guru yang mengajar seni budaya bukan dari
mengenal
musik
masyarakat
band
[104]
terjadi,
semua
tingkatan
Bahkan
ini
di
masyarakat bukan lagi seni tradisi, melainkan band.
masalah
Hampir
misalnya
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 1 April 2015
latar belakang pendidikan seni, tetapi dari
tidak
pendidikan dasar sehingga kesulitan untuk
malam Jumat dan hari Jumat, malam Jumat
mengajarkan seni. Akhirnya banyak yang
menurut perhitungan waktu mereka, yaitu
menggunakan
dalam
dari pukul 5 sore sampai pukul 5 pagi,
pelaksanaan pembelajarannya1, maka perlu
sedangkan hari Jumat itu dari pukul 5 pagi
adanya pelatihan bagi guru sekolah dasar
sampai pukul 5 sore. Selain dari waktu itu,
mengenai seni tradisi. Bagi sebagian guru
seni goong renteng dan kromong ini bisa
yang mengajar Seni Budaya, walaupun
dipertunjukkan.
media
gambar
bisa
dilakukan
pertunjukan
yaitu
bukan dari lulusan Pendidikan Seni ada juga yang memiliki kemampuan secara otodidak,
Pementasan
kesenian
atau lulusan dari sanggar – sanggar yang
digunakan
ada di Kabupaten Sumedang. Namun bagi
keluarganya, tidak semua anggota keluarga
sebagian guru Seni Budaya yang bukan dari
dapat
Pendidikan Seni dan tidak memiliki keahlian
biasanya kelihatan keturunan yang dapat
dalam bidang seni, menjadi
guru Seni
menjadi penerus, dari anggota keluarga
Budaya dikarenakan lowongan pekerjaan
pemain sejak mereka masih kecil, sehingga
sebagai guru yang masih ada itu hanya
sering diajak oleh orangtuanya untuk ikut
untuk pengajar Seni Budaya.
pertunjukan kalau ada panggilan untuk
sebagai
memainkan
–
kesenian
ajang
belajar
kesenian
ini,
ini, bagi
tetapi
mengisi acara. Ketika ada pertunjukan itu, Dikatakan tidak semua seni tradisi bisa
berlangsung juga proses pembelajaran bagi
dipelajari di pendidikan formal ataupun
anak – anak dari pemain goong renteng
nonformal?
tersebut.
Ini
terjadi
karena
banyak
Melihat
sudah
adanya
yang
kesenian tradisi yang diwariskan secara turun
disiapkan sebagai regenerasi dari kesenian
– temurun terhadap keluarganya. Kesenian
ini, penulis merasa bangga masih memiliki
ini biasanya berkaitan sekali dengan ritual.
generasi penerus, tetapi dikhawatirkan tidak
Proses pewarisan pun terjadi hanya pada
ada orang yang menjadikan kesenian ini
saat pertunjukan saja, biasanya kesenian
sebagai pengisi acara dalam kegiatan yang
ritual ini tidak mengalami proses latihan. Alat
dilakukan
– alat dari kesenian ini hanya boleh di
pertunjukannya yang semakin hari semakin
keluarkan
berkurang,
dari
tempat
pada
saat
oleh
masyarakat,
karena
ketika
sementara tidak
ada
pertunjukan saja. Di luar pertunjukan alat –
pertunjukan berarti proses pembelajaran
alat
dapat
yang dilakukan keluarga pun terhenti, jika
dikeluarkan. Kejadian ini terjadi dalam seni
kesenian ini tidak ada yang memanggil
kromong dan goong renteng. Bahkan tidak
untuk pertunjukan dalam waktu 20 tahun
setiap hari kesenian – kesenian ini bisa
saja maka regenerasi dari kesenian goong
dipertunjukkan ada hari yang dianggap
renteng ini akan hilang. Hal ini terjadi karena
dari
kesenian
ini
tidak
Hasil evaluasi pembelajaran oleh mahasiswa Semester 5 PGSD STKIP Sebelas April Sumedang dalam mata Kuliah Pendidikan Seni Tahun Ajaran 2012/2013. 1
proses pewarisan terjadi hanya pada saat pertunjukan saja, ketika pertunjukan tidak
[105]
Maylan Sofian, Siaran Radio Citra 99,4 FM
ada maka proses pewarisan pun akan ikut
Bagi pendidikan sekolah dasar, media radio
terhenti.
bisa dijadikan media pembelajaran CTL, karena
Dikatakan
kurangnya
pemahaman
dengan
mendengarkan
guru
mengajak
anak
radio
dalam
acara
mengenai organisasi di sanggar – sanggar?
tembang sunda hal ini sudah mengajak
Banyak sanggar – sanggar yang tidak
anak untuk belajar dalam matapelajaran
terdaftar di DISBUDPAR, sehingga ketika ada
seni budaya. Siswa pun langsung dapat
bantuan terhadap seni tradisi, mereka tidak
merasakan dan jika tertarik maka anak
mendapatkannya. Ada beberapa faktor, di
tersebut akan datang ke radio dan bisa
antaranya kurang pengetahuan mengenai
melakukan bernyanyi di radio. Sehingga
proses pendaftaran sanggar di dinas terkait,
pembelajaran
tidak ada sosialisasi mengenai hal tersebut,
menguntungkan. Guru SD tidak bermasalah
dan banyaknya orang dinas terkait yang
lagi dengan kesulitan pengajaran karena
membuat sanggar. Ketiga faktor ini yang
bisa mengenalkan melalui siaran di radio,
menyebabkan tidak semua sanggar merata
siswa dapat belajar tembang, dan radio pun
pengetahuannya,
memiliki pendengar.
yang
karena
mengetahui
ada
birokrasi
sanggar
ini
dapat
saling
sehingga
walaupun tidak ada proses latihan tetapi
2. Pertunjukan
mendapatkan
pemerintah
Pertunjukan merupakan salah satu cara
maupun pihak lain melalui dinas terkait.
untuk melakukan pelestarian seni tradisi
Proses latihan pun waktunya tidak tentu
karena dengan pertunjukan kesenian tradisi
tergantung dari kegiatan yang akan diikuti
bisa diketahui oleh masyarakat secara luas.
ataupun tergantung dari bantuan seperti
Hanya saja yang menjadi kendala tempat
apa. Tipe sanggar yang kedua yaitu sanggar
atau acara yang menampilkan pertunjukan
yang merupakan keluarga atau orang dekat
seni tradisi sudah banyak berkurang, ini
dinas terkait, proses latihan dan yang lainnya
terjadi
menunggu
dari
pengaruh kebudayaan lain yang masuk,
pemerintah melalui dinas terkait. Dan tipe
sehingga dalam acara khitanan saja, sudah
yang terakhir sanggar yang hanya menulis
jarang yang menampilkan pertunjukan seni
nama sanggar di tempat latihannya tanpa
tradisi.
mendaftarkan ke dinas terkait hal ini terjadi
beberapa faktor, di antaranya ketika sudah
karena ketidak tahuan dari pemilik sanggar,
masuk seni organ tunggal banyak kesenian
biasanya
tiap
tradisi yang tersisihkan dengan alasan biaya
minggu, baik ada pertunjukan ataupun tidak
lebih murah, tidak perlu banyak pemain,
ada
Tetapi
sehingga organ tunggal pun menjadi pilihan
sanggar yang
masyarakat dalam hiburan–hiburan yang
memang sudah rutin latihan dan terdaftar
mereka suguhkan. Kesenian tradisi dianggap
juga di dinas terkait.
kuno sehingga masyarakat lebih memilih
bantuan
kegiatan
proses
pertunjukan
banyak juga
dari
dan
latihan tetap
sanggar
–
bantuan
dilakukan latihan.
[106]
karena
Hal
ini
banyaknya
terjadi
pengaruh-
dipengaruhi
oleh
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 1 April 2015
mempertunjukkan kesenian yang sedang
pasanggiri
populer. Pengetahuan tentang seni tradisi
dapat dikenal oleh masyarakat luar. Seperti
kurang sehingga mengikuti kesenian yang
pada acara kuda renggong yang selalu
berkembang
rutin mengadakan festival kuda renggong
saat
itu.
masyarakat untuk kembali pertunjukan kurang.
seni
Kesadaran lagi
tradisional
Padahal
sebagai
kontek
pertunjukan
kepada
sehingga masyarakat Sumedang tidak ada
sangat
yang tidak mengetahui kuda renggong,
pun
mempertahankan
seni
sehingga kuda renggong sampai saat ini
tradisi merupakan sebuah kekuatan bagi
bisa bertahan, dan dikenal oleh masyarakat
masyarakat
Sumedang.
melalui festival kuda renggong. Begitu pun
keinginan
turis
Tidak
ada
domestik
lagi
maupun
dalam
wayang
mancanegara untuk datang ke Sumedang
masyarakat
kalau
wayang
bukan
dari
seni
tradisi
dan
di
golek
hampir
Sumedang
golek,
karena
semua
mengetahui selalu
ada
kebudayaannya. Misalnya kalau kita mau
wirojakrama yaitu suatu kegiatan pasanggiri
menjadikan hotel sebagai daya tarik kota
wayang se-Jawa Barat, sehingga seni ini
Sumedang, masih banyak hotel yang lebih
dikenal di Masyarakat. Seni tradisi lain yang
bagus di luar Kabupaten Sumedang. Kalau
berkembang melalui pasanggiri yaitu seni
mau menjadikan tahu sebagai daya tarik
pencak
orang datang ke Sumedang, sudah banyak
pasanggiri,
tahu Sumedang yang dijual di luar Kota
cianjuran memiliki kegiatan pasanggiri yang
Sumedang yang rasanya hampir sama,
rutin di adakan sehingga kesenian ini pun
sehingga hanya dengan seni tradisi dan
dapat berkembang.
silat,
bertahan
karena
termasuk
adanya
tembang
sunda
budaya yang dapat menjadi daya tarik bagi Kabupaten Sumedang.
Dalam
pasanggiri
ini,
banyak
yang
mengalami kendala untuk melakukan proses Hanya
saja
konsep
pertunjukan
untuk
pelestarian
karena
pasanggiri
tidak
kesenian tradisi pada saat ini sangat sedikit
dilakukan setiap saat ada waktu tertentu
sekali. Terbatas dalam acara – acara ulang
sehingga proses latihan pun biasanya terjadi
tahun Sumedang saja, yang dilakukan setiap
ketika sudah mendekati waktu pasanggiri.
satu tahun sekali. Itu pun tidak semua seni
Apalagi dalam wayang golek biasanya
tradisi dapat mengisi acara di ulang tahun
hanya untuk mengikuti kegiatan wirojakrama
Kabupaten Sumedang.
saja
tetapi
untuk
pertunjukan
di
luar
pasanggiri biasanya jarang terjadi bagi 3. Perlombaan Perlombaan
atau
dalang Sumedang. yang
sering
disebut
Pelestarian seni tradisi tidak cukup hanya
dengan pasanggiri ini menjadi faktor yang
dengan
paling membantu dalam proses pelestarian
pasanggiri saja, tetapi selain dari ketiga
seni tradisi, hal ini terbukti dengan adanya
unsur tersebut perlu memiliki media lain
seni
sebagai sarana informasi bagi masyarakat
tradisi
yang
masih
menggunakan
[107]
pendidikan,
pertunjukan,
dan
Maylan Sofian, Siaran Radio Citra 99,4 FM
Sumedang. Bisa melalui TV, radio, maupun
Tembang sunda cianjuran merupakan seni
media
tradisi yang pada saat ini masih memiliki
cetak
sebagai
sarana
publikasi.
Karena jika seni tradisi tidak dipublikasikan
banyak
maka masyarakat tidak akan mengetahui
pasanggiri tembang sunda cianjuran, di
ada kesenian tersebut. Misalnya dalam
Sumedang
kontek pasanggiri, ketika tidak ada yang
mengembangkan tembang sunda cianjuran
menginformasikan
kegiatan
ini, salah satunya adalah masuknya dalam
tersebut mungkin akan sedikit
siaran di radio Citra 99.4 FM melalui program
peserta yang mengikuti pasanggiri, maupun
acara Gentra Pasundan. Acara ini sudah
penonton kegiatan pasanggiri. Bukan hanya
berlangsung
pada saat pasanggiri saja termasuk juga
sekarang, acara ini termasuk kedalam acara
perlu
unggulan di radio Citra 99.4 FM Sumedang,
pasanggiri
wadah
mengenai
untuk
menginformasikan
penggemarnya. banyak
dari
acara
sekali
tahun
ini
Selain
1994
yang
sampai
kesenian – kesenian melalui media publikasi
karena
ini, sehingga masyarakat Sumedang dapat
PRAMTIME. Dalam acara televisi saja, jarang
memilih sendiri kesenian tradisi apa yang
sekali yang dapat bertahan begitu lama.
dapat digunakan untuk mengisi acara di
Dengan
resepsi –resepi yang akan dilakukannya.
perubahan, jarang sekali acara televisi yang
konsep
ditayangkan
dari
acara
tidak
pada
banyak
bisa bertahan lebih dari 10 tahun. Dalam Proses pelestarian bisa berjalan dengan baik
acara siaran di radio ini ada dua tipe
jika semua pihak saling melengkapi, baik
masyarakat, yaitu masyarakat yang suka
seniman yang siap untuk di publikasikan,
dengan lagunya saja, ada masyarakat yang
media publikasi, dan kesadaran masyarakat
suka dengan obrolan
untuk mempertunjukkan seni tradisi. Maka
sehingga penyiar harus bisa memenuhi,
kegiatan
keinginan
semua
pelestarian. Ketika melihat fakta dilapangan
Memanfaatkan
media
kerja sama ini belum terlihat. Masih banyak
efektif untuk memperkenalkan masyarakat
seniaman yang alergi dengan publikasi, dan
terhadap seni tembang sunda cianjuran.
ini
akan
membantu
proses
tentang budaya, pendengar. radio
ini
sangat
begitu pun dengan media publikasi. Masih belum ada persatuan di antara keduanya
Bentuk Pertunjukan
untuk bekerja sama. Namun tidak semua
Bentuk pertunjukan acara Gentra Pasundan
seni tradisi meenyia – nyiakan
media
ini yaitu bentuk pertunjukan seni tembang
publikasi hal ini dibuktikan oleh komunitas
sunda, yang dicampur dengan adanya
tembang sunda cianjuran yang sampai saat
dialog tentang budaya Sunda khususnya
ini memanfaatkan media publikasi sebagai
seputar tema menuju Sumedang Puseur
media promosi. Pelestarian tembang sunda
Budaya Sunda. Dialog ini digunakan supaya
cianjuran melalui media radio ini yang
tidak terlalu monoton, sehingga pendengar
penulis jadikan model dalam pelestarian
diajak untuk berdialog mengenai Sumedang
dengan memanfaatkan media publikasi.
ke depan. Walaupun acara dialog ini tidak [108]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 1 April 2015
memiliki tema setiap episode, tetapi hanya
“Angin Peuting” padahal lagu Angin Peuting
langsung membahas saja, baik dimaulai
bukanlah lagu tembang tapi itu adalah lagu
oleh penelepon atau dimulai oleh penyiar,
kawih
atau budayawan yang hadir dalam acara
dengan
tersebut.
pertunjukannya hanya Angin Peuting saja
atau
panambih
kalau
tembang,
disatukan
tetapi
jika
berarti itu masuk ke dalam kawih. Walaupun Bentuk
pertunjukan
sunda
demikian untuk tidak menyakiti pendengar
merupakan
akhirnya hanya menyanyikan lagu Angin
sebuah penyajian musik yang terdiri dari
Peuting saja, hal ini jika dibiarkan memang
vokal dan instrumen dalam membawakan
akan mengubah tembang sunda cianjuran
repertoar
seniman
dengan yang aslinya yang kemungkinan
tembang sunda cianjuran yang berperan
akan menyebabkan masyarakat tidak bisa
untuk
membedakan tembang dan kawih.
cianjuran
dalam
tembang
acara
lagu-lagunya.
menyajikan
ini,
Para
lagu-lagunya
disebut
Akan
penembang yang terkadang disebut juru
tetapi dengan menyanyikan lagu yang
mamaos.
juru
diminta bisa menarik pendengar untuk terus
mamaos terdiri dari wanita dan pria, tetapi
dapat mendengarkan kesenian ini, tinggal
juru mamaos wanita biasanya lebih dominan
bagaimana para seniman yang terlibat
dalam pertunjukan acara ini. Penembang di
dapat menjelaskan di sela – sela kegiatan.
acara
dengan
Bahkan ada juga masyarakat yang pesan
penembang pada umumnya. Hanya saja
memang lagu – lagu kawih, seperti Asa Tos
dalam acara Gentra Pasundan ini, lagu-lagu
Tepang, Angin Priangan, Kembang Tanjung
yang ditampilakan dalam acara
siaran
Panineungan. Berbeda dengan pendengar
dari
yang paham terhadap tembang sunda
Para
ini
penembang
tidak
merupakan
atau
berbeda
lagu-lagu
pesanan
pendengar. Masyarakat pendengar pun
cianjuaran
diberikan kebebasan untuk meminta lagu
paham terhadap tembang sunda cianjuran
yang
didengarkan.
memesan lagu lengkap tembang dengan
Namun para pendengar radio dalam acara
panambihnya misalnya minta lagu cianjuran
ini
“Goyong”
mereka
masih
sukai
banyak
untuk yang
tidak
paham
biasanya
dengan
pendengar
panambih
yang
“Angin
mengenai lagu – lagu tembang sunda
Peuting”. Selanjutnya pendengar yang tidak
cianjuran. Masih banyak masyarakat yang
paham sama sekali dengan seni tembang
memesan lagu di luar dari lagu tembang
sunda cianjuran, biasnya lagu – lagu yang di
sunda
pesan diluar kawih dan tembang seperti
cianjuran,
pemesanan
lagu
sehingga dapat
dalam dibedakan
lagu dangdut atau yang lainnya.
masyarakat yang paham dalam tembang sunda cianjuran dengan masyarakat yang
Berbeda dengan juru mamaos, seniman
kurang paham. Misalnya: kalau yang tidak
yang berperan dalam mengiringi lagu-lagu
paham mengenai tembang sunda cianjuran
mamaos atau yang disebut pamirig dalam
pendengar dalam meminta lagu Cianjuran
acara
[109]
ini
tidak
semua
seperti
pada
Maylan Sofian, Siaran Radio Citra 99,4 FM
tembang, tetapi instrumen yang digunakan
Berfungsi untuk mengatur volume suara yang
dalam acara ini hanya kacapi indung, dan
disesuaikan
suling saja. Bentuk pertunjukan dari acara ini
pertunjukan tembang yang dipancarkan
terlihat
lebih enak didengarkan oleh pendengar
seperti
ada
dua,
acara
yang
dengan
radio.
dan yang kedua kawih sunda. Kawih sunda
tembang sunda cianjuran, maka bubuka
muncul karena kurangnya pengetahuan
biasanya di awali oleh lagu tembang sunda
pendengar tentang lagu – lagu tembang,
cianjuran yang sedang terkenal, atau lagu
kebanyakaan pendengar hanya memesan
tembang
lagu panambih saja atau lagu kawih. Lagu
masyarakat akan mengenal lagu tembang
panambih ini lebih muncul di kalangan
terbaru, tapi proses ini sangatlah susah,
pendengar
terbukti dengan masih banyak pendengar
terlibat
tidak
mengenai
para
seniman yang
memberikan
pemesanan
penjelasan
tembang,
hanya
proses
dari
pertama acara tembang sunda cianjuran
karena
Dalam
kebutuhan
cianjuran
pembelajaran
tebaru,
sehingga
yang masih memesan lagu kawih bahkan lagu yang lainnya.
diberikan contoh saja pada saat bubuka, karena sudah biasa memesan panambih
1. Materi Lagu
saja, dan dilayani oleh senimannya yang
Materi lagu yang berkembang dalam acara
akhirnya pemesanan lagu panambih atau
ini, pada akhirnya terdapat dua yaitu lagu
kawih
kawih dan juga tembang. Hal ini terjadi
lebih
banyak
dari
pada
lagu
tembangnya sendiri.
karena pemahaman masyarakat mengenai tembang sunda cianjuran belum paham
Teknik pertunjukan tembang sunda cianjuran
betul, karena mereka tahunya semua seni
di radio Citra ini disajikan dalam satu
suara
ruangan siaran yang ukuranya 3 x 6 m, yang
sunda
terbagi menjadi
memberikan
tempat untuk pembawa
yang
berhubungan
dikatakan
dengan
tembang.
pemahaman
seni Untuk
terhadap
acara radio dan tempat untuk tembang.
pendengar, pada awal bubuka lagu yang
Berbeda
ditampilkan lagu tembang terklebih dahulu
dengan
pertunjukan
biasa,
pertunjukan di radio ini seperti pada saat
untuk
latihan saja tempatnya pun tidak teratur
pendengar.
rapi, tetapi berdasarkan kenyamanan dari
tergantung dari pesanan pendengar. dan
pemain
dan
tergantung dari laras apa yang digunakan
penembang, biasanya berbentuk hurup U
pada saat itu biasanya dalam satu acara
karena ruangannya kecil.
hanya satu atau dua laras saja. Laras yang
kecapi,
pemain
suling
memperkenalkan Materi
lagu
yang
terhadap disajikan
sering digunakan pada acara ini biasanya Semua pemain pun menggunakan busana
pelog, sorog dan juga salendro.
sehari – hari tidak menggunakan pakaian untuk pentas seperti pada umumnya, hanya
2. Tangga Nada
untuk kualitas sound yang lebih di utamakan. [110]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 1 April 2015
Tangga
nada
biasa
disebut
laras
di
salendro. Biasanya dalam pertunjukan satu
kalangan masyarakat Sunda. Tangga nada
episode hanya melayani dua laras saja
yang digunakan dalam program siaran
pelog dan sorog, atau yang lainnya bahkan
Gentra Pasundan ini yaitu menggunakan
dalam satu kali siaran itu hanya satu laras
laras pelog, salendro, dan sorog.
saja, misal pelog saja.
Laras
merupakan deretan nada – nada yang telah memiliki interval (jarak) antarsetiap
3.
Peralatan Musik
nadanya. Interval adalah jarak antarnada
Peralatan musik yang digunakan dalam
yang di hitung berdasarkan sen (cent)
acara ini yaitu kecapi indung, dan suling
(Wiradiredja dkk, 2003).
Dengan adanya
saja, hal ini dilakukan supaya biaya yang
interval ini kita bisa melihat perbedaan antar
dikeluarkan lebih murah. Karena tembang
laras – laras seperti pada tabel di bawah ini:
hanya dengan kacapi dan suling ditambah vokal saja sudah cukup, hanya kalau ingin
Tabel 1. Perbedaan Laras No
Laras
lebih bagus lagi perlu masuknya kecapi
Deretan
rincik,
Susunan Interval
Nada 1
Pelog
100,400,200,100,400
Sorog
ini
dengan
kecapi tersebut. Kelemahannya ketika ada
1–2–3
250, 250, 200, 250,
–4–5–
250
pendengar yang meminta lagu yang belum sesuai dengan surupan sehingga perlu di surupkan.
1 3
saat
mengurangi rasa indah yang keluar dari
1 Salendro
untuk
menggunakan dua alat saja diarasa tidak
1–2–3 –4–5–
2
tetapi
1–2–3
100,200, 400, 100,
–4–5–
400
a. Kecapi Indung Dalam
1
acara
digunakan
ini,
memiliki
kecapi
indung yang
perbedaan
dengan
Penulisan interval ini penulis ambil dari buku
pertunjukan pada umumnya. Salah satunya
mulok tembang sunda cianjuran yang juga
dari jumlah kawat. Kecapi ini bila dilihat dari
merupakan
data
Deni
jumlah dawai yang di gunakan termasuk
Hermawan
berjudul
Teori
kedalam kecapi siter/kecapi kawih, hanya
Karawitan Sunda”. Penulisan interval pada
dari segi bentuk hampir mirip dengan kecapi
tabel
penyesuaian
tembang. Dikatakan mirip dengan kecapi
dengan tangga nada diatonis sehingga
siter karena jumlah dawainya adalah 20
dapat juga disesuaikan menggunakan alat
sedangkan untuk kecapi tembang biasa
musik
Perubahan
jumlahnya hanya 18. Kenapa ini terjadi
surupan ini dapat dilakukan tergantung dari
karena banyaknya pesanan lagu kawih
pemesanan
sehingga dengan kecapi ini kawih maupun
di
atas
barat
hasil
penelitian
“Rekontruksi
merupakan
seperti lagu
piano. dari
pendengar.
Kebanyakan para pendengar yang sering
tembang dapat terpenuhi.
dilakukan adalah laras pelog, sorog, dan [111]
Maylan Sofian, Siaran Radio Citra 99,4 FM
namun karena dalam siaran ini pesanan lagu lebih banyak terhadap laras pelog dan sorog sehingga dalam acara ini hanya suling saja yang digunakan. Biasanya
rebab
digunakan untuk lagu – lagu yang berlaras salendro pada pertunjukan tembang pada umumnya. Namun pada siaran ini lebih banyak menggunakan suling karena jarang sekali yang minta lagu salendro kalaupun ada tetap saja diiringi oleh suling. 4. Pemain Gambar 1. Kecapi yang digunakan dalam
Pemain dalam acara ini banyak sekali terjadi perubahan,
acara Gentra Pasundan
hal
ini
disebabkan
oleh
berbagai faktor baik karena perubahan Kecapi indung merupakan instrumen pokok yang memiliki peranan sangat besar pada acara gentra pasundan ini, sama seperti peran di acar tembang biasanya, yang memiliki fungsi yang sangat penting yaitu sebagai aba – aba masuknya lagu, dan pengatur irama lagu. Hanya saja bentuk kacapi indungyang digunakan dalam acar ini,
memiliki
sedikit
perbedaan
dengan
kecapi indung pada umumnya, kecapi ini lebi
kecil
dari
kecapi
indung
pada
format
pertunjukan
maupun
dari
faktor
senimannya sendiri. Bagi para pemain yang pernah terlibat dalam acara ini mereka dapat merasakan bagaimana pentingnya media untuk promosi, perubahan pemain disini diakibatkan kurang pahamnya sistem promosi, sehingga bagi mereka ketika ada tawaran untuk manmggung di tempat lain, mereka pilih main di tempat lain dari pada siaran.
Pengalaman
mereka
ini
bisa
dijadikan contoh bahwa segala sesuatu tidak dapat dihitung dari segi finansial.
umumnya.
Apalagi yang berkaitan dengan seni, lain halnya dengan seniman yang masih terlibat
b. Suling Suling merupakan salah satu alat musik yang
digunakan
dalam
acara
gentra
pasundan. Suling memiliki fungsi sebagai
dalam
acara
ini,
mereka
mengalami
keberuntungan atas apa yang telah mereka capai.
pembawa melodi dan penuntun vokal, sama seperti pada, acara – acara tembang sunda cianjuran pada umumnya. Biasanya dalam acara tembang sunda juga ada alat yang
lain
yang
digunakan
sebagai
pembawa melodi dan penuntun vokal,
Kelemahan seniman tetap ada, yang penulis sarakan selama memperhatikan kegiatan ini, misalnya dalam disiplin waktu siaran, mereka masih menganggap sepele, datang untuk melakukan siaran selalu telat, bahkan sering
[112]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 1 April 2015
tidak
hadir,
acara
penembang cilik ini memiliki penambahan
pertunjukannya live. Hal ini juga mungkin
komunitas pendengar dari kalangan anak –
yang menambahkan ada dialog unek-unek
anak, yang berdampak kepada semakin
dalam acara tembang sehingga ketika para
banyaknya siswa yang belajar tembang ke
pemain tidak hadir tapi acara akan tetap
sanggar Gentra Pakuwon, karena tertarik
live, yang mengganti acara pemesanan
untuk bisa tampil di radio.
lagu
padahal
dengan
konsep
pertanyaan-pertanyaan
tentang kehidupan di masyarakat.
Teknik dan Konteks Pertunjukan Pada
dasarnya
bentuk
pertunjukan
Dalam siaran radio memang tidak begitu
tembang dalam radio ini, tidak mengalami
riskan karena para pendengar tidak bisa
perubahan,
hanya
saja
melihat secara langsung, dan masih bisa
masyarakat
yang
kurang
diakali dengan adanya rekaman, tetapi
tembang
kalau dalam televisi sikap seniman masih
berbeda. Misalnya permintaaan lagu dari
seperti ini, akan berakibat vital. Tetapi
pendengar hanya panambih saja, sehingga
penyiar acara ini harus tetap hadir, karena
mau tidak mau harus mengikuti keinginan
sudah memiliki profesional kerja. Jika penyiar
dari
tidak hadir tepat pada waktunya maka,
pendengar
akan berakibat fatal. Sehingga penyiar
pendengar akan pindah siaran. Selain itu
memiliki tanggung jawab yang besar.
salam-salam dari pendengar pun sangat
yang
pendengar, tidak
pengetahuan mengenai
membuat
karena
seolah-olah
jika
terpenuhi
keinginan
maka
para
mereka harapkan supaya mereka tetap Setelah munculnya lingkung seni gentra
terus bertahan.
pakuwon anak – anak usia muda pun banyak yang ikut belajar tembang, dan
Pada awal pertunjukan biasanya di awali
menjadikan
dengan musik bubuka lalu masuk penyiar
sebagai
acara
ajang
gentra
untuk
pasundan
mereka
tampil,
untuk
membuka
acara,
setelah
itu
beberapa minggu ini banyak siswa – siswa
dilanjutkan dengan lagu
yang berusia 10 tahunan ikut berpartisipasi
panambih dari kaset. Baru masuk kembali
untuk ikut melantunkan tembang, bahkan
penyiar, memperkenalkan grup dan pemain
suara vokal tembangnya pun tidak kalah
yang
menariknya seperti orang dewasa, sudah
membacakan sms dan telepon yang masuk,
memiliki
bagus.
sambil menunggu pendengar menelepon
Menunjukan bahwa anak – anak masih bisa
biasanya suka memperkenalkan dulu laras
diarahkan
yang akan digunakan, untuk membantu
karakter
sehingga membentuk
untuk
suara,
yang
menggemari
dengan karatker,
sendirinya dan
tembang, dapat
dalam
sudah
hadir,
mengarahkan
tembang dan
diteruskan
para
dengan
pendengar
penanaman
memilih lagu yang mereka inginkan. Walau
modal dasar, yang diharapkan dapat terus
pun dalam kenyataanya masih banyak para
berlanjut. Bagi radio dengan datanynya
pendengar yang belum paham terhadap
[113]
Maylan Sofian, Siaran Radio Citra 99,4 FM
teknis pemesanan di dalam lagu tembang
sunda saja pesanan yang bisa dilayani,
yang harus satu paket dengan panambih
diluar
malah tembangnya sendiri tidak diminta
Kemungkinan pesanan lagu yang tidak
yang muncul justru malah panambih. Dalam
sesuai dengan acara biasanya salah masuk
acara ini juga, sambil menunggu para
canel, kemungkinan fans dari radio lain yang
pemain
jam siarannya berbeda tetapi jamnya sama.
dalam
menyiapkan
lagu
atau
itu
biasanya
tidak
di
ikuti.
pindah laras biasanya suka ada interview seputar Sumedang Puseur Budaya Sunda,
Kontribusi
walaupun pembicaraannya belum terarah.
Seniman dan Seni Tembang Sunda Cianjuran
Dalam 2 jam siaran yaitu dari pukul 19.00 –
di Kabupaten Sumedang
20.00 WIB, banyak sekali iklan yang masuk
1. Kontribusi Program Siaran Radio Citra
Siaran
Radio
Bagi
99.4 FM bagi Seniman
sehingga group ini hanya menyanyikan 3 sampai 4 lagu saja.
Program
Banyak sekali kontrobusi yang dirasakan oleh seniman
dari
kegiatan
ini,
terutama
Sistem pemesanan lagu menggunakan dua
kaitannya dengan job yang mereka terima.
cara yaitu menggunakan sms dan juga
Setelah
telepon
dari
dirasakan Elin misalnya, sebelum tahun 2003
telepon
hampir tidak ada seniman yang mengenal
langsung diangkat ketika ada penelepon,
sosok Elin, tetapi setelah bergabung dalam
yang tidak bisa diganggu hanya pada saat
lingkung seni ini, banyak hikmah yang
iklan dan tembang saja diluar itu, audien
dirasakannya.
bisa menelepon kapan pun. Sedangkan
untuk pentas, banyak juga kiriman-kiriman
untuk sms biasanya dibacakan ketika jeda
seperti makanan, pakaian, bahkan ada juga
sebelum iklan, atau pada saat pemain
yang memberi sepatu2. Hal serupa hampir
mempersiapkan
dirasakan oleh pelaku-pelaku lain.
interaktif
pendengar,
secara
biasanya
lagu
langsung kalau
sms
biasanya
di
melakukan
Selain
kegiatan
banyak
ini,
yang
panggilan
bacakan, hanya untuk sms tidak semua di baca misalnya suka ada sms yang tidak
Munculnya komunitas-komunitas tembang
masuk konten acara sehingga smsnya tidak
sunda juga banyak yang terpengaruh oleh
dapat di bacakan.
adanya
acara
adanya
paguyuban
ini,
dibuktikan yang
dengan
dibuat
atas
Seperti yang dapat dilihat dari data sms
binaan dari Tatang salah seorang pemain
diatas ada yang minta tembang, tetapi lagu
dalam Gentra Pasundan. Paguyuban ini
yang
sunda
pada mulanya terbentuk dari aktivitas dr.
cianjuran malah lagu India seperti lagu
Nuroni yang kesehariannya mendengarkan
Kahona pyar hai, pesanan lagu seperti ini
tembang sunda cianjuran di radio, yang
biasanya tidak pernah ditanggapi karena
kemudian beliau memanggil Tatang selaku
lagu yang diminta sangat jauh diluar genre
pemain cianjuran di radio untuk melakukan
diminta
bukan
tembang
yang ada, hanya dibatasi sampai kawih
2
[114]
Wawancara dengan Elin tgl 20 Januari 2012.
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 1 April 2015
latihan tembang rutin di rumahnya. Akhirnya
bertambah
terbentuklah waktu latihan di rumah dokter
mengenal mereka. Sehingga bertampak
Nuroni pada hari Kamis dan Sabtu. Seiring
terhadap banyaknya tawaran untuk mengisi
dengan adanya latihan rutin di rumahnya,
diberbagai acara yang ada di masyarakat.
lahirlah paguyuban tembang sunda yang
Hal ini hampir dirasakan oleh semua seniman
diberi
dan
baik yang masih aktif siaran maupun yang
melahirkan album tembang. Paguyuban
sudah berhenti. Selain bagi seniman yang
yang dibuat oleh dr. Nuroni ini dibina oleh
terlibat, kontribusi radio ini juga memiliki
Tatang.
Tatang
dampak
yang
beliau
seniman
tembang
nama
dr
berawal
Gentra
Nuroni
Pakuwon
memanggil
dari
seringnya
banyaknya
positif
orang
bagi
yang
yang
seniman lain,
–
berikut
mendengarkan acara Gentra Pasundan. Dr.
pendapat – pendapat yang dirasakan oleh
Nuroni pun memberi nama grupnya dengan
seniman tembang sunda cianjuran diluar
Gentra Pakuwon dan melahirkan banyak
dari grup Gentra Pasundan. Banyak seniman
sekali seniman tembang. Dr. Nuroni juga
yang
menugaskan Tatang untuk membina anak
dengan adanya radio, ini menjadi lebih
didiknya menjadi seniman tembang sunda
mudah. Hanya saja tidak begitu mereka
cianjuran.
rasakan seperti pada group Gilang Mustika, bagi
kesulitan
seniman
mencari
secara
individu
mereka
merasakan
banyak
yang
lemparan job ketika grup Gilang Mustika
bermunculan. Dibuktikan dengan banyak
kebetulan sudah mempunyai acara di hari
peserta pasanggiri Damas dari kabupaten
yang sama.
tembang
sering
tetapi
Beberapa tahun terakhir, terlihat cukup seniman
karena
sinden,
menerima
Sumedang. Seniman tembang diluar Gentra Pasundan pun merasakan banyak sekali
2. Kontribusi Program Siaran Radio Citra
manfaat dari siaran ini. Banyak job yang
99.4 bagi Tembang Sunda Cianjuran di
dilempar dari citra kepada seniman-seniman
Sumedang
lain. Ketika di grup Gentra Sumedang sudah
Ketika
seniman
memiliki job di hari yang sama.
diuntungkan
oleh
tembang
merasa
keberadaan
tembang
sunda, maka untuk tembang nya sendiri Banyak seniman acara
kontribusi
yang
tembang ini,
yang
walaupun
menyadarinya.
dirasakan
Bahkan
oleh
apalagi,
dengan
banyaknya
terlibat
dalam
komunitas
sebagian
belum
penembang-penembang
kontribusi
yang
komunitas-
tembang,
membuktikan
ini
radio
memiliki
besar
terhadap
kontribusi
masih aktif saja tetapi bagi yang sudah
tembang sunda cianjuran di Kabupaten
berhenti
Sumedang.
pun
masih
merasakan
kotribusi dari hasil siaran ini. Kontribusi yang paling nyata dilihat dari banyaknya fans dan [115]
cukup
cilik
dirasakan bukan hanya oleh seniman yang siaran
yang
bahwa
banyaknya
Maylan Sofian, Siaran Radio Citra 99,4 FM
Banyak remaja yang datang ke radio untuk
sudah
melakukan
cianjuran
banyaknya regenerasi ini sangat membantu
merupakan salah satu bukti bermanfaatnya
untuk berkembangnya seni tembang sunda.
radio
itu
Selain itu dari pamirig pun sudah mulai ada
tentang
regenerasi dengan lahirnya golongan muda
tembang sunda sangat luas berkat adanya
seperti Gangan Gumilar, Gilang Mustika dan
radio, karena radio Citra ini jangkauannya
yang lainnya.
bagi
masyarakat
tembang
sunda
tembang yang
sunda,
selain
mengetahui
ada
generasi
cilik.
Dengan
sampai kepada wilayah majalengka. Radio menjadi
tempat
penggemar
bertemunya
tembang
sunda
para
cianjuran,
Sehingga
tembang
Kabupaten
Sumedang
sehingga mereka dipertemukan di radio.
berkembang.
Dan hal ini dapat memperkuat
keberlanjutan
sunda
cianjuran,
ditambah
tembang dengan
sunda
cianjuran masih
Apalagi disiarkan
Pertunjukan
di
setiap
di bisa
dengan acara
saat
radio. dapat
masyarakat-masyarakat awam yang ikut
mempengaruhi proses regenerasi berbeda
mendengarkan
dengan kesenian yang dilangsungkan setiap
siaran
dalam
tembang
sunda cianjuran.
hari pasti kesenian seperti ini sangat sulit untuk proses regenerasi. Harus merubah
Dengan masuknya anak – anak ke siaran di
paradigma pemikiran seniman tua yang sulit
radio ini, menambah komunitas pendengar,
dalam
sekaligus bertambah juga anak –anak yang
mengenai
ingin belajar tembang sunda cianjuran,
sedikitnya regenerasi.
menurunkan seni
ilmu
tradisi
pengetahuan
menjadi
faktor
sehingga radio memiliki suport sistem bagi tembang sunda cianjuran, hal ini juga
b. Munculnya
Muda di Kabupaten Sumedang
kemungkinan akan dirasakan oleh seni – seni tradisi yang lain.
Penembang-penembang
Sumedang merupakan daerah yang banyak melahirkan penembang-penembang muda,
a. Keberadaan
Grup-grup
Tembang
di
Kabupaten Sumedang Sumedang
tidak
banyak
sekali
penembang-penembang
muda yang ada di Sumedang. Hal ini
merasa
khawatir
atas
dikarenakan perhatian dari dr. Nuroni yang
keberadaan tembang sunda di Kabupaten
memberikan
Sumedang
generasi muda untuk belajar tembang baik
hal
banyaknya
ini
dibuktikan
regenerasi
dengan
terhadap
para
di
dari segi moril maupun materil. Sehingga
Kabupaten Sumedang, dari awal pada
dengan kemapanan ekonomi yang beliau
jamannya Bu Enah Sukaenah dilanjutkan
miliki,
generasi
dan
pelajar untuk belajar tembang, bahkan
generasi
kalau ada siswa yang kurang mampu dan
Purnamadewi, Nana
tembangnya bagus maka belia upun selalu
tengah
Ujang
sekarang bermunculan muda Warna,
seperti, Eva Acep
setia
tembang
dukungan
Supriatna, banyak
Firmansyah.
Bahkan
beliau
bisa
mengumpulkan
memberikan beasiswa.
[116]
para
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 1 April 2015
Kepedulian dr. Nuroni terhadap tembang
seperti halnya yang dirasakan oleh H. Trisno,
sunda
kesenengannya
seorang pendngar dari daerah panyingkiran
mendengarkan tembang, bahkan beliau
Majalengka, dengan adanya siaran ini bagi
merupakan salah satu pendengar radio citra
beliau, menambah persaudaraan, karena
dari awal sampai sekarang, hanya saja
mereka sering bertemu dengan penggemar
beliau mulai merintis dan mengumpulkan
yang lain. Hanya tidak di pungkiri bahwa H
siswa untuk belajar tembang setelah beliau
Trisno ini, mengenal tembang bukan di radio
pengsiun
juga
tetapi sebelum ada tembang di Radio pun
Pakuwon di
beliau sudah senang terhadap tembang
tidak
lepas
dari
sebagai
dokter.
Beliau
seorang pemilik rumah sakit Kabupaten
Sumedang,
sehingga
bagi
Sunda Cianjuran. Karena beliau dari kecil
beliau menyisihkan biaya untuk keperluan
sudah belajar pupuh, dan kesenian yang
tembang sunda cukup mudah, termasuk
lainnya terutama tembang. Sehingga ada
untuk beasiswa para penembang muda pun
yang
bisa belaiu berikan.
mendengarkan tembang. Kepedulian beliau
menarik
batin
untuk
terus
terhadap tembang pun sangat terlihat, Sehingga Sumedang tidak kekurangan stok
sampai – sampai beliau rela datang ke radio
penembang, selain itupun
beliau
tetap
citra
memperhatikan
formal
anak
kebetulan sedang siaran. Selain itu juga
tembang
pada tahun 2008, karena kecintaannya
memiliki lebih dari 20 orang siswa binaan, 20
terhadap tembang sunda cianjuran beliau
orang bagi seniman tembang sangatlah
menikahkan anaknya pun menggunakan
banyak dibandingkan lima tahun yang lalu
tembang.Selain
masih di dominasi oleh ibu-ibu dan orangnya
mendengarkan tembang suasana hatinya
hanya itu-itu juga.
yang beliau rasakan sangatlah tentram.
binaanya
pendidikan
sehingga
seniman
ketika
melintas
itu
Sumedang
juga
dan
dengan
Sehingga ada rasa tenang hati, dan merasa c. Kontribusi
Program
Siaran
Bagi
Pendengar
nyaman
ketika
sudah
mendengarkan
tembang.
Pendengar radio yang akrab dengan kata –
Begitupun yang di alami Nuroni Hidayat
kata
banyak
Suryadikusumah, yang sering akrab dengan
kontribusi yang mereka rasakan baik ketika
sapaan dr. Nuroni ini, mengenal tembang
sedang manco ataupun dilaur, diantaranya
sunda cianjuran dari semenjak masih kecil,
beberapa pendengar memiliki banyak sekali
beliau masih ingat ketika beliau sakit sering
pengalaman
oleh
diperdengarkan lagu – lagu kidung oleh
pendengar
neneknya, karena pada waktu itu belum
manco3
beberapa
ini
juga
seperti
memiliki
yang
pendengar.
dialami
Bagi
banyak sekali kontribusi yang dirasakan Manco merupakan sebutan yang dilakukan pendengar radio ketika mereka sedang mendengarkan siaran. 3
ada
alat
untuk
mendengarkan
lagu
tembang, sehingga hanya di dengarkan oleh neneknya. Sehingga dari pengalaman
[117]
Maylan Sofian, Siaran Radio Citra 99,4 FM
beliau
saat
masih
sekolah
yang
ada rasa untuk melestarikan tembang sunda
mengingatkan kembali tentang seni yang
cianjuran.Begitupun yang dirasakan oleh
pernah di pelajari. Adanya kekosongan
pasangan suami istri Oom Somantri dan
dalam hidup setelah menjelang pengsiun
Epong
yang memicu kembali untuk melakukan dua
pengalaman yang luar biasa mengenai seni
hal yaitu ibadah dan yang kedua hiburan,
Sunda
tembang merupakan kesenian yang enak
mendengarkan
untuk diresapi. Kontribusi dengan adanya
tembang saja mereka lebih tertarik juga
acara ini, memicu adanya suport sistem
pada lagu – lagu tembang laas.
Sofia,
mereka
sehingga
pun
memiliki
beliaupun
radio,
sering
bukan
hanya
yang dirasakan untuk melakukan sesuatu, sehingga untuk mengisi kekosongan waktu
Mendengar cerita – cerita yang di alami
pengsiun lebih banyak berbagi, sehingga
oleh pendengar banyak sekali hikmah yang
semua
seni
dapat di rasakan yang pertama, pendengar
saja.
dapat di bagi menjadi tiga, yaitu pendengar
kalangan
tembang
bisa
merasakan
bukanhanya
di
menak
Dengan membuka sanggar seni Gentra
yang
Pakuwon, sehingga diharapkan anak – anak
tembang cianjuran, yang kedua pendengar
yang kurang mampu tetap masih bisa
yang senang melakukan unjuk gigi dengan
belajar tembang. Dengan program gratis ini
cara sering menelepon di setiap acara yang
akhirnya
–
ada pada saat siaran dan yang ketiga,
kalangan.
karena penyaji atau yang membuat acara
banyak
penembang Terutama
sekali
dari
bagi
penembang
berbagai
kalangan
yang
kurang
mampu.
memang
senang
terhadap
seni
merupakan tetangga atau kerabat.Yang pertama, semua nya memag menyukai tembang dari sejak kecil sampai dirasakan
Begitupun pengalaman yang di alami DR. H.
saat ini, sampai dewasa sehingga ketika
Endang
menghadapi masa tua memori yang dulu
Sukandar,
Drs.
M.Si
beliau
merupakan salah seorang pendengar radio
disimpan
yang
dengan
mereka akan melakukan apa yang mereka
tembang sunda cianjuran, penggemar lagu
rasakan. Yang kedua merupakan yang hobi
goyong
satu
nelpon, biasanya tidak memiliki kesibukan
seni
yang padat, biasanya pola pemesanan
benar
–
ini
pendengar
benar
paham
merupakan, yang
peduli
salah terhadap
akan
kembali
lagi
sehingga
tembang sunda, hal ini terjadi karena beliau
lagu
tidak
sesuai
dengan
dikenalkan dengan seni tembang sejak
Sedangkan
yang
ketiga
masih kecil, ketika di radio disiarkan lagu
mendengarkan karena ada keluarga atau
goyong biasanya beliau selalu memberikan
teman yang menjadi pengisi acar, orang
sms “waas sok emut jaman kapungkur”.
seperti ini akan menjadi dua kemungkinan,
Selain itu juga beliau pun suka mengadakan
yaitu
panglawungan
jum’at yang
dekatnya sudah tidak bekerja lagi maka dia
menandakan beliau memang benar – benar
pun akan berhenti mendengarkan radio.
setiap
hari
[118]
kemungkinan
pertama
permintaan. yaitu
jika
yang
orang
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 1 April 2015
Sedangkan tipe kedua dia aka tetap terus
Komitmen
mendengarkan
siarang sangatlah kurang. Hanya saja radio
walaupun
pengisi
acara
bukan temannya lagi.
pengisi
acara
dalam
waktu
masih longgar dibandingkan televisi, karena penonton tidak bisa melihat keadaan yang
3. Komitmen
Seniman
Tembang
Sunda
sebenarnya. Hanya saja kebiasaan ini yang
Terhadap Program Siaran Radio Citra 99.4
harus dirobah oleh seniman sehingga dapat
Fm Sumedang
dispilin waktu dengan baik. Karena disini
Radio tidak akan begitu saja memberikan
berkaitan
waktu siaran terhadap seni Tembang sunda
penggiat seni, dan kedisiplinan waktu ini
Cianjuran, pasti ada yang diharapkan, salah
juga bukan hanya di dalam seniman ini saja,
satu harapan dengan adanya siaran ini,
hal ini juga dilakukan oleh seniman-seniman
pendengar
menelepon
lain. Apalagi dalam kaitannya proses latihan,
terhadap siaran Gentra pasundanpun itu
jarang sekali untuk melakukan latihan tepat
sudah menjadi target dari radio, karena
pada waktunya.
banyak
yang
dengan adanya telpon berarti acara ini sudah mendapatkan respon dari penonton. Sehingga
ada
komitmen
untuk
dapat
memuaskan penonton pun, tembang sunda sudah dikatakan berhasil.
dengan
kedisiplinan
para
b. Komitmen Terhadap Kreativitas dalam Siaran Dalam
kreativisnya
seniman
gentra
pasundan patut di acungi jempol, karena lagu apapun yang dipesan oleh pendengar
a. Komitmen Terhadap Waktu Siaran
berusaha merek penuhi, sehingga tidak ada
Di sini permasalahan yang penulis amati
kekecewaan
selama penelitian, pihak seniman kurang
pendengar
pemahaman terhadap pentingnya waktu.
apa yang ingin mereka dengar. Banyak
Sebaiknya para seniman hadir sebelum
sekali
acara
ketika menugggu pergantian surupan dalam
dimulai,
namun
kenyataannya
yang akbibat
dirasakan tidak
diputarkannya
kreativitas yang dilakukan
pertunjukan
bahkan tidak datang sama sekali, padahal
dengan pendengar. Hal-hal ini merupakan
pertunjukan live sangat dipengaruhi oleh
kreativitas yang dilakukan oleh grup ini.
waktu,
Selain itu juga grup ini tetap memberikan
disini
ada
kejujuran
dari
berdialog
penyiar, selalu mengatakan kalau pemain
apresiasi
belum pada hadir, untungnya masyarakat
cianjuran dengan cara pembukaan dan
tidak
penutupan menggunakan tembang sunda
paham
mengenai
masalah
ini,
mengenai
dengan
seperti
seniman sering sekali datang terlambat, dan
tetapi
dicoba
oleh
hal
ini
tembang
sehingga para senimanpun tidak merasa
cianjuran,
ada kesalahan ketika datang telat, hal ini
wawasan terhadap pendengar mengenai
karena tidak ada teguran.
lagu
tembang
kenyataanya
sangat
yang
sunda
memberikan
walaupun sedikit
sekali
pada para
pendengar yang memesan lagu tembang. [119]
Maylan Sofian, Siaran Radio Citra 99,4 FM
SIMPULAN
suport sistem bagi seni tembang sunda
Dari hasil analisa yang penulis lakukan,
cianjuran dan seniman tembang sunda
pelestarian tembang sunda cianjuran yang
cianjuran, bahkan bagi kesenian – kesenian
dikemas dalam program siaran Radio Citra
lain. Jika kegiatan seperti ini diterapkan
99,4 FM, disajikan sama halnya dengan
dalam pembelajaran di sekolah dasar maka
pertunjukan tembang sunda cianjuran pada
tidak menutup kemungkinan banyak siswa
umumnya. Hanya yang membedakan ada
yang tertarik bukan hanya terhadap media
dialog interaktif mengenai budaya ketika
radio saja tetapi juga terhadap tembang
menunggu pergantian lagu. Dari segi kostum
sunda, seperti yang dilakukan oleh Ai siswa
lebih bebas dibandingkan pada pertunjukan
Sekolah
biasa. Namun dari segi materi lagu yang
bahkan sering ikut untuk nembang di radio.
Dasar
yang
menyenangi
dan
disajikan, berbeda dengan tembang pada umumnya, dalam acara tembang sunda
REFERENSI
cianjuran di radio ini lagu yang dinyanyikan
Wiradiredja, HM Yusuf, dkk. (2003). Tembang
tergantung dari pesanan pendengar. Dalam
Sunda Cianjuran. Dinas P & K Kabupaten
kenyataannya materi lagu yang disajikan
Cianjur.
menjadi
tiga
jenis
yaitu,
lagu
–
lagu
tembang, lagu – lagu panambih, dan lagu – lagu
kawih.
Semua
lagu
disajikan
tergantung dari pesanan pendengar, hanya untuk
memberikan
informasi
pendengar
biasanya
pertunjukan,
pendengar
tembang
dan
terhadap
pada
awal
disajikan
lagu
panambihnya
sebagai
bubuka. Dalam program siaran Gentra Pasundan ini, banyak sekali kontribusi yang dirasakan oleh seni
tembang
senimannya,
sunda seperti:
cianjuran
dan
banyaknya
penembang – penembang muda yang ikut berlatih tembang sunda cianjuran, sehingga regenerasi tembang sunda cianjuran masih terus
terjadi.
Bagi
senimannya
sendiri,
banyak masyarakat yang mengenalinya, yang mengakibatkan banyaknya tawaran untuk tampil diberbagai acara. Sehingga dapat dikatakan bahwa radio bisa menjadi [120]
PEDOMAN BAGI PENULIS BERKALA MIMBAR SEKOLAH DASAR (Terbit April & Oktober) 1. Jenis Artikel Artikel dapat berupa kajian hasil penelitian, kajian setara penelitian (ide/gagasan), dan resensi buku baru. Semua jenis artikel belum pernah dimuat di media apapun. 2. Format Tulisan Artikel ditulis dalam Bahasa Indonesia dalam bentuk ESAI dengan extensi file docx (Microsoft Word) dan menggunakan acuan sebagai berikut: - Margin : Atas & Bawah (2,5 cm), Kanan & Kiri (2,5 cm) - Ukuran Kertas : A4 (21 cm x 29,7 cm) - Jenis huruf : Century Gothic - Ukuran Font : 10 pt - Spasi : 1,5 (kecuali judul, identitas penulis, abstrak dan referensi: 1 spasi) Penulisan pada judul dan sub-bagian artikel menggunakan aturan sebagai berikut: Tulisan level 1 (Huruf besar semua/UPPERCASE, rata kiri, cetak tebal) Tulisan level 2 (Huruf besar kecil/Capitalize Each Word, rata kiri, cetak tebal) Tulisan level 3 (Huruf besar kecil/Capitalize Each Word, rata kiri, cetak tebal & miring) Semua bagian penulisan level 1 dan 2 tidak menggunakan pointer – jika diperlukan keterangan atau penjelasan tambahan pada tubuh artikel gunakan footnote. Untuk keterangan tabel disimpan di atas tabel, untuk keterangan gambar atau diagram disimpan di bawahnya. Ukuran huruf di dalam tabel atau diagram lebih kecil, yakni dari 8-9 pt, spasi 1. Jumlah halaman termasuk tabel, diagram, foto, dan referensi adalah 1020 halaman. 3. Struktur Artikel a. Untuk artikel hasil penelitian menggunakan struktur sebagai berikut: Judul (Tidak lebih dari 15 kata); Identitas Penulis (Baris pertama: nama tanpa gelar. Baris kedua: prodi/jurusan/instansi. Baris ketiga: alamat lengkap instansi. Baris keempat: alamat email dan nmr HP); Abstrak (Dibuat dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, masing-masing maksimal 200 kata, disertai kata kunci masing-masing maksimal lima kata); Pendahuluan (Berisi latarbelakang disertai tinjauan pustaka, tujuan dan urgensi penelitian); Metode (Berisi metode/pendekatan, subjek, waktu dan tempat, teknik pengumpulan data dan analisis data); Hasil; Pembahasan; Simpulan (Sesuai dengan pendahuluan/rumusan masalah); dan Referensi (Memuat referensi yang diacu saja, minimal 80% terbitan 10 tahun terakhir). b. Untuk artikel setara penelitian (ide/gagasan) menggunakan struktur sebagai berikut: Judul (Tidak lebih dari 15 kata); Identitas Penulis (Baris pertama: nama tanpa gelar. Baris kedua: prodi/jurusan/instansi. Baris ketiga: alamat lengkap instansi. Baris keempat: alamat email dan nmr HP); Abstrak (Dibuat dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, masing-masing maksimal 200 kata; disertai kata kunci masing-masing maksimal lima kata); Pendahuluan (Berisi latarbelakang disertai tinjauan pustaka dan tujuan); Pembahasan (Judul bahasan disesuaikan dengan kebutuhan dan dapat dibagi ke dalam sub-bagian); Simpulan (Sesuai dengan pendahuluan); dan Referensi (Memuat referensi yang diacu saja, minimal 80% terbitan 10 tahun terakhir). c. Untuk artikel resensi buku menggunakan struktur sebagai berikut: Judul (Tidak lebih dari 15 kata); Identitas Penulis (Baris pertama: nama tanpa gelar. Baris kedua: prodi/jurusan/instansi. Baris ketiga: alamat lengkap instansi. Baris keempat: alamat email dan nmr HP); Identitas Buku (Berisi judul buku, penulis, penerbit, tahun terbit, jumlah halaman, ISBN, dan foto cover/sampul depan); Pembahasan (Judul bahasan disesuaikan dengan kebutuhan dan dapat dibagi ke dalam sub-bagian).
Penerbit Prodi PGSD UPI Kampus Sumedang http://kd-sumedang.upi.edu/
4. Referensi (Sumber Rujukan) Cara pengutipan mengacu pada model American Psychological Association (APA) yang telah diadaptasi sesuai kebutuhan Universitas Pendidikan Indonesia. Contoh dapat melihat pada artikel yang telah dimuat, atau selengkapnya dapat dilihat di akhir pedoman penulisan ini. 5. Penyuntingan a. Artikel dikirim kepada tim redaksi dengan alamat email:
[email protected]. Jika diperlukan, tim redaksi akan meminta file dalam CD dan print-out sebanyak tiga eksemplar yang dikirim ke alamat: Redaksi Jurnal Mimbar Sekolah Dasar, Prodi PGSD UPI Kampus Sumedang - Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang Jawa Barat 45322. b. Artikel yang telah dievaluasi oleh tim penyunting atau reviewer berhak untuk ditolak atau dimuat dengan pemberitahuan secara tertulis, dan apabila diperlukan tim penyunting akan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan revisi sesuai dengan rekomendasi hasil penyuntingan. Untuk keseragaman format, penyunting berhak untuk melakukan pengubahan artikel tanpa mengubah substansi artikel. c. Semua isi artikel adalah tanggung jawab penulis, dan jika pada masa pracetak ditemukan masalah di dalam artikel yang berkaitan dengan pengutipan atau HAKI, maka artikel yang bersangkutan akan dicancel untuk dimuat. Untuk artikel yang dimuat, penulis akan mendapatkan dua eksemplar berkala sebagai tanda bukti pemuatan serta 10 eksemplar cetak lepas untuk keperluan masing-masing penulis, dan wajib memberikan kontribusi biaya pencetakan sesuai ketentuan tim berkala Mimbar Sekolah Dasar sebesar Rp. 250.000 di luar ongkos kirim. CONTOH PENULISAN KUTIPAN DAN REFERENSI: JENIS RUJUKAN Seorang penulis
Dua orang penulis
Tiga s.d. 5 penulis
Penulis sebagai penerbit
DI DALAM TEKS A symbol is connected to its referent in the world by our sense of organs (Pinker, 2009 p.80) atau Pinker (2009, p. 80) claimed that a symbol .. A set of verbs with individually similar meanings can be juxtaposed with a set of nouns with individually similar meanings ... (Hunston & Oakey, 2010) atau Hunston dan Oakey (1991) mengklaim bahwa … Penjelasan (Coyle, Hood, & Marsh, 2010) menyimpulkan bahwa ... Kutipan berikutnya dalam teks: (Coyle et al., 2001) (Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan [Balitbang Depdiknas], 2010) Atau Badan Penelitian dan Pengembangan,
DI DALAM PUSTAKA ACUAN/REFERENSI/BIBLIOGRAFI Pinker, S. (2009). How the mind works. New York, NY: W.W. Norton & Company, Inc.
Hunston, S. & Oakey, D. (2010). Introducing applied linguistics: Concepts and skills. New York, NY: Routledge.
Coyle, D., Hood, P. And Marsh, D. (2010). CLIL: Content and language integrated learning. Cambridge: Cambridge University Press.
Badan Penelitian dan Pengembangan [Balitbang] (2007). The assessment of curriculum policy of language subjects: Assessment report. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan. Balitbang. (2008). The assessment of curriculum policies in secondary education: Assessment report. Jakarta: Badan Penelitian dan
Buku ber editor
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan [Balitbang Depdiknas], (2010) menunjukan bahwa .... Kutipan berikutnya: (Balitbang Depdiknas, 2010) (Waugh & Monville-Burston, 1990)
Beberapa karya dipublikasikan oleh seorang penulis pada tahun yang sama
(Sukyadi, 2011a, 2011b)
Buku yang disusun oleh sebuah lembaga atau institusi
Badan Standar Nasional Pendidikan (2012) merekomendasikan bahwa ... (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2012) (Laporan Tahunan Universitas Pendidikan Indonesia, BHMN, 2009)
Buku elektronik
Buku terjemahan
Most authors begin their articles by explaining what caused them to conduct their empirical investigations (Huck, 2012) (Young & Rang, 2005)
Bab dalam sebuah buku
(Richards, 2002) Gunakan penulis Bab, bukan editor buku tersebut
Kutipan lebih dari 1 halaman
Kutipan pertama: (Rush, Waldrop, Mitchell, & Dyches, 2005, pp. 283-284) Kutipan berikutnya dar sumber yang sama: (Rush et al., 2005, p. 291) (Crystal, 1987)
Dari ensiklopedia
Pengembangan. Balitbang. ....
Waugh, L.R., & Monville-Burston, M. (eds.). (1990). On language: Roman Jakobson. Cambridge, MA: Harvard University Press. Sukyadi, D., Setyarini, S. & Junida, A.I. (2011a). A Semiotic Analysis of Cyber Emoticons (A Case Study of Kaskus Emoticons in The Lounge Forum at Kaskus-the Largest Indonesian Community. K@ta: A Biannual Publication on the Study of Language and Literature, 13(1), pp. 37-50, Sukyadi, D. & Mardiani, R. (2011b). The Washback Effect of National Examination (ENE) on English teachers’ Classroom Teaching and Students’ Learning. K@ta: A Biannual Publication on the Study of Language and Literature, 13(1), pp. 96-111, (susun secara alfabetis berdasarkan judul) Badan Standar Nasional Pendidikan. (2010). Pedoman penulisan buku ajar untuk perguruan tinggi. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan. Laporan Tahunan Universitas Pendidikan Indonesia, Badan Hukum Milik Negara. (2009).Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia BHMN. Huck, S.W. (2012). Reading statistics and research. Boston, MA: Pearson Education, Inc. Available from NetLibrary database.
Young, Y. S. & Rang, K. I. (2005). Semua yang jorok ada di sini: Buku pengetahuan paling jorok sedunia (M. Ayudiah, Trans.). Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer. Richards, J. C. (2002) Theories of Teaching in Language Teaching. In Richards, J.C. and Renandya, W.A. (Eds.). (2002). Methodology in language teaching: An anthology of current practice. Cambridge: Cambridge University Press. Rush, K. L., Waldrop, S., Mitchell, C., & Dyches, C. (2005). The RN-BSN distance education experience: From educational limbo to more than an elusive degree. Journal of Professional Nursing, 21, 283-292. Crystal, D. (1987). The Cambridge encyclopedia of language). Cambridge: Cambridge University Press. Jika ada beberapa edisi dan volume, tuliskan
Dari artikel majalah Dari artikel koran cetak dengan penulis Dokumen pemerintah
(Aisy, 2012)
Undang-undang
Law of the Republic of Indonesia Number 2, 1989 on National Education System, Article 5, Verse 1, states that .. (Sukyadi, 2011)
Makalah seminar atau konferensi atau prosiding
Artikel jurnal dengan satu penulis Artikel jurnal dengan 3-6 penulis
(Kunaefi, 2012) Jalal, Samani, Chang, Stevenson, Ragats, and Negara (2009) report that despite the positive contributions of MGMP, there are also ..
(Karjo, 201) Atau Karjo (2011) berpendapat bahwa … (Sukyadi, Setyarini, & Junida, 2011)
Berasal dari tesis individu atau institusi
(Amalia, 2012)
Skripsi/tesis/di sertasi dari database
McNiel (2006) (MCNiel, 2006)
Abstrak dari basis data
(Morrissey, 2004)
Abstrak seminar atau simposisum
Brier, Pandelaere, Dewitte, & Warlop (2006)
volumenya setelah edisi. Misalnya (2nd ed., Vols. 1-5). Aisy, R. (2012, Maret 8-14). Jalma kufur, jadi mamala keur dirina. Mangle, 2364, pp.14-15. Kunaefi, R. Mengidamkan postur polisi ideal. (2012, January 4). The Republika, p. 4. Jalal, F., Samani, M., Chang, M. C., Stevenson, R., Ragats, A.B. and Negara, S.D. (2009). Teacher certification in Indonesia: A strategy for teacher quality improvement. Jakarta: Ministry of National Education and World bank. Retrived March 6, 2012, from: http://ddp-ext.worldbank.org/EdStats/ IDNprwp09c.pdf Law of the Republic of Indonesia, Number 2, 1989, on National Education System.
Pemakalah, A. A., & Pemakalah, B. B. (tahun). Judul Makalah atau prosiding. Dalam A. Editor (Ed.), Judul simposium atau konferensi pp. x-x). tempat: Penerbit. Penyaji, A. A. (Tahun, Bulan). Judul Makalah. Makalah disajikan dalam pertemuan nama organisasi, tempat Sukyadi, D. (2011). The metaphorical use of English address terms in indonesian blog comments (A pragmatic analysis of Indonesian bloggers). Disajikan pada Conference on English Studies (CONEST) 8, Unika Atma Jaya, Jakart Karjo, C.H. (2011). Investigation of scalar implicature of Binus University students. K@ta: A Biannual Publication on the Study of Language and Literature, 13(1), pp. 56-75, Sukyadi, D., Setyarini, S. & Junida, A.I. (2011). A semiotic analysis of cyber emoticons (A case study of kaskus emoticons in The Lounge Forum at Kaskus-the Largest Indonesian Community. K@ta: A Biannual Publication on the Study of Language and Literature, 13(1), pp. 37-50, Amalia, A. (2012). The use of video in teaching writing procedural text: A quasi-experimental study in one of Senior High Schools in Bandung (Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia, 2012, Tidak diterbitkan) McNiel, D. S. (2006). Meaning through narrative: A personal narrative discussing growing up with an alcoholic mother. Retrieved from ProQuest Digital Dissertations. (AAT 1434728) Morrissey, J. P. (2004). Medicaid benefits and recidivism of mentally ill persons released from jail (NCJ No. 214169) [Abstract]. Retrieved from National Criminal Justice Reference Service abstracts database. Briers, B., Pandelaere, M., Dewitte, S., & Warlop, L. (2006, June). Hungry for money: The desire for caloric resources increases the desire for
Skripsi/tesis/di sertasi dari Repositori
(Amalia, 2012)
Book review (Telaah Buku)
Cramond (2007)
Laman web dengan penulis
(Ljungberg, 2012)
Laman web tanpa tahun
(Sound Symbolism Checksheet, n.d.)
Bila kutipan dari laman web sebuah institusi
(Perpustakaan UPI, 2011) Sebagaimana dikatakan oleh Perpustakaan UPI (2011) (Sekolah Pascasarjana UPI, n.d.)
Gambar dari Web
Photo Paris Van JavaBandung-Indonesia (ID: 5081183ID, n.d.)
financial resources and vice versa. In S. Dewitte (Chair), Food & eating. Symposium conducted at the 18th annual meeting of the Human Behavior and Evolution Society. Abstract retrieved from http://www.hbes .com/HBES/abst2006.pdf. Amalia, A. (2012). The use of video in teaching writing procedural text: A quasi-experimental study in one of Senior High Schools in Bandung (Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia, 2012). Retrieved from http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_s kripsi=11587 Cramond, B. (2007). Enriching the brain? Probably not for psychologists [Review of the book Enriching the brain: How to maximize every learner’s potential]. PsycCRITIQUES, 52(4), Article 2. Retrieved from http://www.apa.org/psyccritiques/ Ljungberg, C.( 2012). Shadows, mirrors, and smoke screens: zooming on iconicity. Retrieved March 22, 2012, from http://www.iconicity.ch/en/iconicity/index.php Ling 131: Language & Style. (n.d.) Sound symbolism checksheet. Retrieved March 22, 2012, from http://www.lancs.ac.uk/fass/projects/stylistics/ topic5a/7soundchecksheet.htm Perpustakaan UPI. (2011). Menyimak fungsi perpustakaan. Retrieved March 26, 2012, from http://perpustakaan.upi.edu/index.php?option =com_content&task=view&id=26&Itemid=1 Sekolah Pascasarjana UPI. (n.d.). Sejarah. Diakses pada tanggal 26 Maret 2012 dari: http://sps.upi.edu/tentang-sps/sejarah/ Paris Van Java-Bandung-Indonesia [Photo] (n.d.). Retrieved March 25, 2012 from http://www.panoramio.com/photo/5081183
***