MIMBAR SEKOLAH DASAR ISSN: 2355-5343 ~ Berkala terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober ~ Ketua Umum Julia, M.Pd Wakil Ketua Indra Safari, M.Pd Ketua Dewan Editor Diah Gusrayani, M.Pd Dewan Editor Dr. Tatang Muhtar, M.Si Dr. Ayi Suherman, M.Pd Dr. Prana Dwija Iswara, M.Pd Dr. Nurdinah Hanifah, M.Pd Atep Sujana, M.Pd Maulana, M.Pd Ani Nur Aeni, M.Pd Tata Usaha Achdi, M.Pd Karmah Setiawati Pemasaran Drs. Dadan Djuanda, M.Pd Pelaksana Teknis Hj. Sri Utami, S.Pd Layout dan Publikasi Online Ariana, S.Kom Yudi Kusumah, M.Pd
Berkala Mimbar Sekolah Dasar diterbitkan oleh Program Studi PGSD, Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang. Pelindung: Dr. Herman Subarjah, M.Si (Direktur). Pembina: Drs. H. Dede Tatang Sunarya, M.Pd (Sekretaris). Penanggung Jawab: Riana Irawati, M.Si & Respati Mulyanto, M.Pd (Ketua Prodi PGSD Kelas dan PGSD Penjas). Berkala Mimbar Sekolah Dasar terbit pertama kali pada tahun 2014.
Alamat Redaksi: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang, Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang 45322 Jawa Barat. Telp & Fax (0261) 201244. Email:
[email protected]. Alamat Publikasi: http://jurnal.upi.edu/mimbar-sekolah-dasar
~~~
MIMBAR SEKOLAH DASAR VOLUME 2, NOMOR 1, APRIL 2015 HALAMAN 1 – 132
DAFTAR ISI 1. INTERAKSI PBL-MURDER, MINAT PENJURUSAN, DAN KEMAMPUAN DASAR MATEMATIS TERHADAP PENCAPAIAN KEMAMPUAN BERPIKIR DAN DISPOSISI KRITIS …… HAL. 1-20 ~ MAULANA 2. PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DI KELAS IV SD …… HAL. 21-36 ~ ASIAH 3. MENEMUKAN KEMBALI RUMUS LUAS PERSEGI PANJANG DENGAN KONSTRUKTIVISME (STUDI KASUS PADA MAHASISWA PGSD) …… HAL. 37-47 ~ ISROK’ATUN 4. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA PEMBELAJARAN MENGIDENTIFIKASI JENIS MAKANAN HEWAN DI SD …… HAL. 48-63 ~ OCIH SUKAESIH
7. EFEKTIVITAS DAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR …… HAL. 84-93 ~ RIF’AT SHAFWATUL ANAM 8. PENGGUNAAN METODE INDEX CARD MATCH PADA MATA PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN MENGENAL SEJARAH UANG …… HAL. 94-100 ~ YENA SUMAYANA 9. SIARAN RADIO CITRA 99.4 FM SEBAGAI MEDIA PELESTARIAN TEMBANG SUNDA BAGI SISWA SEKOLAH DASAR …… HAL. 101-120 ~ MAYLAN SOFIAN 10. LEARNING TASKS’ WHAT AND HOW: PERSPEKTIF DOSEN DAN MAHASISWA MENGENAI TUGAS PEMBELAJARAN …… HAL. 121-132 ~ DIAH GUSRAYANI
5. MENINGKATKAN ECOLITERACY SISWA SD MELALUI METODE FIELD-TRIP KEGIATAN EKONOMI PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL …… HAL. 64-76 ~ RANA GUSTIAN NUGRAHA 6. IDENTIFIKASI TINGKAT KEJUJURAN SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI GEROBAK KEJUJURAN DI KOTA SEMARANG …… HAL. 77-83 ~ FINE REFFIANE, HENRY JANUAR SAPUTRA, TAUFIK HIDAYAT
REDAKSI BERKALA MIMBAR SEKOLAH DASAR MENERIMA TULISAN HASIL PENELITIAN, HASIL IDE/GAGASAN, ATAU RESENSI BUKU BARU, YANG MERUPAKAN KAJIAN-KAJIAN BAIK DALAM TATARAN PRAKTEK MAUPUN TEORI PENDIDIKAN, DAN KHUSUS BERKAITAN DENGAN KE-SD-AN.
Rana Gustian Nugraha, Meningkatkan Ecoliteracy Siswa SD Melalui Metode Field-Trip
MENINGKATKAN ECOLITERACY SISWA SD MELALUI METODE FIELD-TRIP KEGIATAN EKONOMI PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Rana Gustian Nugraha
PGSD UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang Email:
[email protected] ABSTRACT The purpose of this research is to improve ecoliteracy students through field-trip method of the impact of economic activity in the form of waste tahu. This study uses observations in the form of method field-trip to the factory tahu and the school environment. The method used in this research is Classroom Action Research (clasroom action research) in the fourth grade students of SDN Lembur Situ , North Sumedang. Ecoliteracy indicator of this research is to use an indicator of Thomas Lickona (2012) in which there are knowledge aspect, awareness and application. The research instrument used was direct observation of a student observation sheets, questionnaires, student worksheets, test tool evaluation and field record sheets were used to obtain data through records in a form and format that checklist done by the author and our partners as an observer. Implementation of classroom action research was conducted three cycles. Results from this study is the increased understanding, awareness and application of students to ecoliteracy. Keywords: ecoliteracy, ekonomi, IPS, SD.
field-trip,
kegiatan
Kata kunci: ecoliteracy, ekonomi, IPS, SD.
Pendahuluan
~
Pendidikan
pengetahuan
sosial
merupakan
pelajaran
wajib
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk dapat meningkatkan ecoliteracy siswa melalui metode field-trip dampak kegiatan ekonomi yaitu berupa limbah tahu. Penelitian ini menggunakan pengamatan dalam bentuk metode filed-trip ke pabrik tahu dan lingkungan sekolah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (clasroom action research) pada siswa kelas IV SDN Lembur Situ Kecamatan Sumedang Utara. Indikator ecoliteracy penelitian ini adalah menggunakan indikator dari Thomas Lickona (2012) yang didalamnya terdapat aspek pengetahuan, kesadaran dan aplikasi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah observasi secara langsung berupa lembar observasi siswa, lembar wawancara, lembar kerja siswa, alat tes evaluasi dan lembar catatan lapangan yang digunakan untuk memperoleh data melalui catatan dalam bentuk format dan daftar isian yang dilakukan oleh penulis dan mitra peneliti sebagai observer. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan tiga siklus. Hasil dari penelitian ini adalah meningkatnya pemahaman, kesadaran dan aplikasi siswa terhadap ecoliteracy.
pelajaran yang diberikan pada jejang
mata
pendidikan
formal
dari
mulai
tingkat
sekolah dasar sampai dengan sekolah
hakikatnya
menengah atas. Ilmu pengetahuan sosial
manusia itu hidup tidak bisa terlepas dari
di sekolah dasar bertujuan mengenalkan
orang
siswa
karena
setiap
kegiatan
satuan
pendidikan,
bagi
ilmu
field-trip,
pada
disekelilingnya.
pengetahuan
sosial
Melalui
dengan
kondisi
yang
nyata
akan
terhadap kehidupan di masyarakat dan
mendapatkan pengetahuan bagaimana
lingkungan, memiliki nilai-nilai sosial, dan
cara
dengan
berinteraksi dengan baik terhadap orang
manusia lain ataupun dengan alam yang
lain dan alam sekitar. Menurut Depdiknas
berada
(2008:
berinteraksi
yang
disekitarnya.
pengetahuan
manusia
ilmu
sosial
baik
Pendidikan merupakan
ilmu mata [64]
45)
menyatakan
tujuan
Ilmu
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 1 April 2015
Pengetahuan
Sosial
adalah
sebagai
otaknya bila adanya suatu pengalaman,
berikut:
artinya pengetahuan didapatkan tidak
1. Mengenal
konsep-konsep
berkaitan
dengan
yang
langsung
kehidupan
kemampuan
utuh,
melainkan
pengetahuan itu masuk ke dalam memori
mayarakat dan lingkungannya. 2. Memiliki
secara
otak secara sedikit demi sedikit. Dalam hal untuk
ini sejalan dengan pendapat Baharudin
berpikir kritis logis dan kritis, rasa ingin
dan Esa (2007: 116) yang mengatakan
tahu, inkuri, memecahkan masalah,
bahwa,
dan keterampilan dalam kehidupan
membangun pengetahuan sedikit demi
sosial.
sedikit, yang kemudian hasilnya diperluas
3. Memiliki
komitmen
terhadap
dasar
dan
nilai-nilai
kesadaran
sosial
“Teori
konstruktivisme
adalah
melalui konteks yang terbatas dan tidak
dan
sekonyong konyong”.
kemanusiaan. 4. Memiliki
kemampuan
berkomunikasi,
Dalam
pembelajaran
IPS di
sangatlah
bekerjasama dan berkompetisi dalam
penting didalamnya
tujukan
masyarakat yang majemuk, di tingkat
meningkatkan
lokal, nasional, dan global.
berasal dari kata literacy yang berarti
ecoliteracy.
untuk
Ecoliteracy
melek dan eco yang berarti ekologi. Dalam mencapai tujuan pembelajaran
Definisi dari ecoliteracy adalah:
ilmu pengetahuan sosial di sekolah dasar
Kemampuan untuk memahami sistem
tersebut tentunya harus dilaksanakannya
alam yang membuat kehidupan di
proses belajar. Melalui belajar seseorang
bumi.
akan
ekoliterasi
tampak
perbedaan
dengan
Untuk ini
menjadi
sarana
memahami
prinsip-
makhluk lainnya. Menurut (Muhibbin, 1995:
prinsip organisasi masyarakat dalam
92)
“Belajar
ekosistem dan menggunakan prinsip-
tahapan
prinsip untuk menciptakan komunitas
mengemukakan
dapat
dipahami
bahwa sebagai
perubahan seluruh tingkah laku individu
manusia
yang
(Wikipedia:
relatif
menetap
pengalaman lingkungan
dan yang
sebagai
interaksi melibatkan
hasil
dengan
yang
berkelanjutan
http://en.wikipedia.org/wiki/Ecologic
proses
al_literacy).
kognitif”. Dari Proses
belajar
itu
hubungan interaksi lingkungan
tidak
terlepas
dari
paradigma
meningkatkan
Lingkungan
masyarakat.
kesadaran “Ecoliteracy
tersebut sangat mendukung seseorang
memperkenalkan
dalam
pemahaman
proses
belajar.
baru
yang
dipopulerkan oleh Fritjof Capra, bertujuan
seseorang dengan
disekitarnya.
sebuah
Pengetahuan
seseorang akan masuk ke dalam memori
dan
ekologis berupaya
memperbarui
masyarakat
akan
pentingnya kesadaran ekologis global, [65]
Rana Gustian Nugraha, Meningkatkan Ecoliteracy Siswa SD Melalui Metode Field-Trip
guna menciptakan keseimbangan antara
Berdasarkan hasil observasi peneliti pada
kebutuhan masyarakat dan kesanggupan
penelitian tanggal 15 Juni 2012 di kelas IV
bumi untuk menopangnya”. (Rafsanjani:
SDN Lembur Situ Kecamatan Sumedang
heilraff.blogspot.com).
Utara
Kabupaten
menemukan
Sumedang,
sebuah
masalah
peneliti dimana
Dalam proses pembelajaran seorang guru
terdapat tempat kegiatan ekonomi di
harus
komponen-
dekat SDN Lembur Situ yaitu pabrik tahu.
Komponen
Permasalah yang terjadi adalah limbah
memperhatikan
komponen
pembelajaran.
pembelajaran
itu
terdiri
dari
tujuan
dan polusi pabrik tersebut melewati aliran
pembelajaran, guru, siswa, model, materi,
sungai
media, sumber belajar dan evaluasi, dari
tinggal
kesemua komponen tersebut satu sama
berencana melakukan sebuah penelitian
lain saling mendukung dalam mencapai
dengan siswa sebagai subjeknya untuk
keberhasilan
Sumber
mengobservasi bahaya dari dampak dari
belajar merupakan salah satu komponen
pabrik tahu tersebut, dengan menganalisa
dalam
sehingga
bagaimana proses pembuatan tahunya,
kesesuaian suatu sumber pembelajaran
apakah air yg digunakan menggunakan
akan berpengaruh terhadap keberhasilan
air bersih?, apakah limbah air tahu sangat
pembelajaran. Sumber belajar itu sangat
berbahaya bila dibuang ke sungai?, dan
banyak
siswa dapat mengenal polusi apa saja yg
pembelajaran. pembelajaran,
sekali
ragamnya,
salah
satu
warga
siswa-siswa
diantaranya adalah lingkungan sebagai
dapat
sumber
belajar.
tersebut.
sumber
belajar
merupakan
Lingkungan
sebagai
(Suhardjono:
“Kesatuan
ruang
setempat
ditimbulkan
dan
tempat
bermukim.
Peneliti
dari
pabrik
tahu
2008) dengan
Field-Trip
ke
pabrik
tahu
dalam
semua benda dan keadaan makhluk
permasalahan ini dapat diterapkan untuk
hidup, termasuk didalamnya manusia dan
meningkatkan ecoliteracy siswa dalam hal
prilakunya serta makhluk hidup lainnya
limbah
yang
pembelajarannya
Pelaksanaan
memberikan
kemudahan
untuk
memperoleh
materi secara langsung pada siswa, dan
Sumber
belajar
ini
siswa ditugaskan mengamati apa yang
mengarahkan pada pembelajaran yang
sesungguhnya terjadi di sekitar pabrik tahu
mendekatkan siswa dengan lingkungan
tersebut,
yang berada disekitar siswa, maksudnya
mendapatkan
lingkungan
tentang pentingnya menjaga lingkungan.
bagi
dapat
tahu.
siswa
pengetahuan”.
belajar
tersebut
siswa
dijadikan
dalam
objek
guru
dengan
menyampaikan
begitu
siswa
pengalaman
akan belajar
memperoleh
pengetahuannya.
Dengan memperhatikan asumsi tersebut, maka
dalam
mengambil [66]
penelitian judul
ini
penulis
“Meningkatkan
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 1 April 2015
Ecoliteracy siswa SD Melalui Metode Field-
Berdasarkan pemecahan masalah di atas,
Trip
Mata
maka peneliti menargetkan selama proses
Sosial.
penggunaan
Kegiatan
Pelajaran
Ekonomi
Ilmu
Pada
Pengetahuan
pengamatan
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN
adalah sebagai berikut :
Lembur Situ Kabupaten Sumedang)“.
a. Pemahaman
langsung
b. Kesadaran Berdasarkan penelitian yang dilakukan, permasalahan
yang
muncul
c. Aplikasi
adalah
kurangnya kesadaran lingkungan siswa
Kemudian target dari hasil pembelajaran
tentang
ini secara umum siswa dapat memahami
disekitar
dampak
kegiatan
sekolahnya.
penulis
Oleh
merumuskan
tersebut
sebagai
peningkatan
itu
bahaya akan limbah tahu, dan secara
permasalahan
khusus siswa dapat siswa akan memiliki
berikut:
ecoliteracy
ekonomi karena
“Bagaimana siswa
sikap ecoliteracy yang baik.
setelah
mengamati dampak kegiatan ekonomi
Ecoliteracy
dengan menggunakan metode field-trip
Ecoliteracy
pada mata pelajaran IPS di kelas IV SDN
Indonesianya ekoliterasi berasal dari kata
Lembur Situ Kecamatan Sumedang Utara
eco dan literacy. Eco adalah ekologi yang
Kabupaten Sumedang?”.
berarti ilmu yang mempelajarai tentang
atau
dalam
bahasa
hubungan timbal balik antara manusia Untuk memecahkan masalah yang telah
dan lingkungan. Sedangkan litercy yang
dirumuskan di atas, maka peneliti harus
berarti
bisa
sadar.
mengembangkan
pembelajaran
yang
dapat
permasalahan
tersebut,
model
maka
peneliti
paham
atau
Ecologi menurut Capra (2002: 53) adalah “Studi
tahu
yang
lingkungan
terampil,
mengatasi
menggunakan metode field-trip ke pabrik dan
melek,
sekolah
untuk
meningkatkan ecoliteracy.
mengenai
hubungan-hubungan
memperhubungkan
segenap
anggota Rumah Tangga Bumi”. Literacy diartikan oleh kita sebagai kesadaran.
Metode field-trip ini, akan menimbulkan
Menurut Buletin Para Navigator dalam
dampak
Neolaka (2008 : 19) menyatakan bahwa:
positif
meningkatan
pada
siswa
ecoliteracy
dalam
terhadap
Kesadaran
adalah
modal
utama
lingkungan. Siswa sendiri yang melakukan
bagi setiap orang yang ingin maju.
pengamatan terhadap lingkungan yang
Secara garis besar sadar itu dapat
nyata, maka melalui metode field-trip ini
diukur dari berbagai aspek, antara
siswa langsung berinteraksi dengan apa
lain : kemampuan membuka mata
yang akan diamatinya tersebut.
dan menafsirkan apa yang dilihat,
[67]
Rana Gustian Nugraha, Meningkatkan Ecoliteracy Siswa SD Melalui Metode Field-Trip
kemampuan
aktivitas,
dan
komunitas
kemampuan berbicara.
mendapat
perhatian
utama dalam ekologi, seperti halnya arus uang dalam ekonomi.
Monowito
dalam
Neolaka
(2008:
19)
menyatakan bahwa “Kesadaran manusia
Ekologi mencoba memahami hubungan
dalam sadar itu dinamakan kesadaran,
timbal balik, interaksi antara
atau dapat dibalik bahwa kesadaran
tumbuhan, binatang, manusia dengan
ialah keadaan manusia dalam sadar/
alam
siuman”
menjawab pertanyaan dimana mereka
lingkungannya,
tumbuh-
agar
dapat
hidup, bagaimana mereka hidup dan Menurut Cafra (2002: 51), ada dua tipe
mengapa mereka hidup disana.
kesadaran yaitu, Tipe pertama, yang dikenal sebagai
Bila kita gabungkan maka ekoliterasi ini
kesaran
akan
primer
(primary
menjadi
sebuah
makna
lingkungan.
yaitu
consciousness), muncul bila proses-
kesadaran
proses kognitif disertai pengalaman
lingkungan menurut M. T. Zen dalam
perceptual, indrawi, dan emosional
Neolaka (2008: 20),
dasar. Tipe kedua, yang terkadang
Usaha
disebut
kesadaran
negara dalam menumbuhkan dan
(higher
order
melibatkan
tingkat
tinggi
consciousness)
swakesadaran
melibatkan
Kesadaran
membina
(self
setiap
warga
kesadaran
melestarikan
untuk
lingkungan,
awareness) yaitu suatu konsep diri
berdasarkan tata nilai, yaitu tata nilai
yang
dari
dimiliki
suatu
subjek
yang
berpikir dan merenung.
pada
lingkungan
itu
sendiri
dengan filsafat hidup secara damai dengan alam lingkungannya.
Sedangakan Ekologi menurut Soemarwoto (1991: 19),
Asas ini harus mulai ditumbuhkan melalui
Ekologi dapat dikatakan ekonomi
pendidikan sekolah dan luar sekolah, dari
alam,
transaksi
taman kanak-kanak hingga perguruan
dalam bentuk materi, energi dan
tinggi agar lambat laun tumbuh rasa cinta
informasi.
kasih kepada alam lingkungan, disertai
yang
mempunyai
melakukan
Ekologi
dan
banyak
ekonomi
persamaan,
tanggung
jawab
hanya saja dalam ekologi mata uang
manusia
yang
lingkungan.
dipakai
dalam
transaksi
untuk
sepenuhnya
memelihara
setiap
kelestarian
bukanlah uang, melainkan materi, anergi, dan informasi. Arus materi,
Emil Salim dalam Neolaka (2008: 19)
energi dan informasi dalam suatu
menyatakan
komunitas atau antara beberapa
sebagai berikut: [68]
kesadaran
lingkungan
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 1 April 2015
Kesadaran lingkungan adalah upaya
tetapi juga memiliki trickle down effect
untuk
yang
agar
menumbuhkan tidak
hanya
kesadaran
tahu
tentang
berbahaya
bagi
kehidupan
manusia. Entah itu akibat polutan atau
sampah, pencemaran, penghijauan
penyebaran
dan perlingdungan satwa langka,
pembawa penyakit yang berkembang
tetapi lebih daripada itu semua,
biak seiring makin panasnya cuaca.
membangkitkan lingkungan
serangga-serangga
kesadaran
manusia
Indonesia
Ancaman luar biasa dari pemanasan
khususnya pemuda masa kini, agar
global juga demi keberlangsungan bumi
mencintai
untuk
di masa depan, membuat upaya-upaya
Indonesia
anti tesis bagi pemanasan global menjadi
tanah
membangun
dan
tanah
air
air
yang adil, makmur serta utuh liestari.
arus
utama
perdebatan
masyarakat
dunia. Kita pun mengenal frasa think Selanjutnya
dikatakan
bahwa
sadar
globally,
act
locally,
lingkungan ini mendorong pribadi manusia
menggambarkan
untuk hidup serasi dengan alam dan
alam
dengan begitu menumbuhkan rasa religi
keseimbangan global.
di
kontribusi
tingkat
lokal
yang perbaikan terhadap
dan gandrung akan kasih Allah SWT yang sesungguhnya tertulis melalui isi bumi ini.
Itu merupakan dampak-dampak besar yang kemungkinan terjadi dimasa depan,
Beberapa pakar multidisiplin dari berbagai
dalam hal yang terkecil dampak-dampak
negara
dalam
perusakan lingkungan sekitar makin marak
Climate
kita jumpai, seperti halnya limbah-limbah
Change of the United Nations pada tahun
yang menggenangi sungai, tanah, udara
1988.
yang terkena polusi dari pabrik-pabrik.
berkumpul
Intergovernmental Mereka
kemungkinan bencana terakhir).
Panel
on
mencoba
menganalisis
penyebab
dalam Sebuah
rangkaian
beberapa hipotesis
tahun
Ekoliterasi, sebuah paradigma baru yang
kemudian
dipopulerkan oleh Fritjof Capra, bertujuan
dimunculkan bahwa pemanasan global
meningkatkan
akibat emisi gas rumah kaca, dapat
masyarakat.
memicu
perubahan
menghadirkan memicu
iklim
global,
memperkenalkan
gelombang
panas,
pemahaman
kenaikan
permukaan
kesadaran Ekoliterasi dan
ekologis berupaya
memperbarui
masyarakat
akan
laut,
pentingnya kesadaran ekologis global,
termasuk kekeringan dan banjir yang
guna menciptakan keseimbangan antara
datang silih berganti.
kebutuhan masyarakat dan kesanggupan bumi untuk menopangnya.
Perubahan iklim global, bukan semata
Rafsanjani (2008), menyatakan:
berdampak pada keseimbangan alam, [69]
Rana Gustian Nugraha, Meningkatkan Ecoliteracy Siswa SD Melalui Metode Field-Trip
Dengan yang
tingkat
baik,
‘melek
Metode Field-Trip
ekologis’
desain-desain
dalam
Menurut Roestiyah (2001: 85),
berbagai bidang kehidupan juga
Karya wisata bukan sekedar rekreasi,
akan
tetapi
berbasis
ekologi.
Dengan
untuk
belajar
atau
demikian, setiap bidang kehidupan
memperdalam pelajarannya dengan
(eco-economy,
eco-farming,
eco-
melihat kenyataannya. Karena itu
management,
hingga
eco-city)
dikatakan teknik karya wisata ialah
dapat
dirancang
ekologis
yang
membuat
dengan kental.
Hal
ecoliteracy
instrumen
yang
Terutama,
sangat
karena
kebijakan
yang
corak
cara
mengajar
yang
dilaksakan
ini
dengan mengajak siswa ke suatu
menjadi
tempat atau obyek tertentu di luar
penting.
sekolah
untuk
mempelajari
atau
kebijakan-
menyelidiki sesuatu seperti meninjau
mengintegrasikan
pabrik sepatu, suatu bengkel mobil,
pembangunan dan keseimbangan
toko
ekologis, hanya akan muncul dari
perkebunan, lapangan bermain dan
stakeholder
sebagainya.
dengan
yang
baik
mengetahui
nilai-nilai
serba
ada,
peternakan,
ekologi
tersebut. Ekoliterasi menjadi amat
Sedangkan
Surakhman
penting di negeri di mana para
mengatakan
pejabat (penguasa) dan pengusaha
karyawisata atau field-trip adalah metode
berkolusi melahirkan kebijakan yang
belajar dan mengajar di mana siswa
tidak prolingkungan.
dengan bimbingan guru diajak untuk mengunjungi
Selain
menjadikan
perdebatan
arus
masyarakat,
utama
(1980:
bahwa,
tempat
115)
“Metode
tertentu
maksud untuk belajar”. Berbeda
dengan halnya
komunitas-
dengan tamasya di mana seseorang pergi
komunitas hijau juga mengampanyekan
untuk mencari hiburan semata, field trip
integrasi
sebagai metode belajar mengajar lebih
antara
pemanasan
global
ideologi dan
kontra konsepsi
terikat oleh tujuan dan tugas belajar.
pembangunan berkelanjutan (sustainable development).
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa
metode
field-trip
Pembangunan berkelanjutan ini diawali
merupakan metode penyampaian materi
sekelompok
pelajaran
pemahaman
masyarakat kognitif
yang
dengan
dengan
cara
membawa
memadai
langsung siswa ke obyek di luar kelas atau
tentang hakikat dan prinsip-prinsip ekologi.
di lingkungan yang berdekatan dengan
Proses meningkatkan pemahaman inilah
sekolah agar siswa dapat mengamati
yang dinamakan ecological literacy atau
atau mengalami secara langsung.
ecoliteracy. [70]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 1 April 2015
Setiap metode yang digunakan sudah
“Metode field-trip itu memerlukan
pasti
biaya
mempunyai
kelemahan.
keunggulan
lebih
mahal
dan
memakan waktu lebih bila lokasinya
mengungkapkan bahwa metode field-trip
jauh dari sekolah, maka dari itu untuk
memiliki keunggulan seperti:
menghindari
a.
Memberikan informasi teknis, kepada
mengambil lokasi yang tidak jauh
peserta secara langsung,
dari sekolah, sehingga dalam biaya
c.
Memberikan
kesempatan
hal
tersebut
peneliti
untuk
akan jauh lebih irit karena tidak
melihat kegiatan dan praktik dalam
memerlukan transportasi, akan lebih
kenyataan atau pelaksanaan yang
menghemat
sebenarnya,
mempermudah perizinan dari kepala
Memberikan kesempatan untuk lebih
sekolah”.
menghayati d.
(2004:
yang
85)
b.
Suhardjono
dan
apa
yang
waktu
dan
dipelajari
sehingga lebih berhasil,
METODE
Member kesempatan kepada peserta
Dalam penelitian ini penulis melakukan
didik untuk melihat di mana peserta
penelitian ini dengan metode penelitian
ditunjukan
kelas. “Penelitian tindakan kelas adalah
kepada
perkembangan
tekhnologi mutakhir.
bagaimana
sekelompok
mengorganisasikan Setiap
ada
mempunyai
kelebihan
sudah
kekurangan
tentu
guru
dapat
kondisi
praktek
pembelajaran mereka, dan belajar dari
adapun
pengalaman
mereka
sendiri”
kekurangan dari metode field trip menurut
(Wiriaatmadja, 2005: 13). Penelitian ini
Suhardjono (2004: 85) adalah:
mampu menawarkan pendekatan dan
a.
Memakan waktu bila lokasi yang
prosedur
dikunjungi jauh dari sekolah,
langsung
Kadang-kadang sulit untuk mendapat
peningkatan profesionalisme guru dalam
izin
mengelola pembelajaran di kelas.
b.
dari
pimpinan/Kepala
sekolah
yang
mempunyai
untuk
dampak
perbaikan
dan
atau kantor yang akan dikunjungi, c.
Biaya
transportasi
dan
akomodasi
Tujuan utama penelitian tindakan kelas ini
mahal.
adalah
memikirkannya
disini
peneliti
sebelum
praktek
penelitian tindakan kelas ini pembelajaran
tentang kelemahan-kelemahan metode trip,
memperbaiki
pembelajaran di kelas. Namun dalam
Menurut pendapat para ahli di atas field
untuk
akan dilakukan berupa pengamatan di
sudah
luar kelas yaitu di pabrik tahu yang
mengangkat
bertujuan
judul dengan menggunakan metode field-
dampak
trip ini, menurut Suhardjono (2004: 85) :
mengamati kegiatan
limbah
pabrik
tahu
dan serta
mengamati lingkungan sekolah. Penelitian
[71]
Rana Gustian Nugraha, Meningkatkan Ecoliteracy Siswa SD Melalui Metode Field-Trip
tindakan kelas ini merupakan suatu bentuk
dasar
penelitian yang dilakukan ketika proses
pemecahan
belajar
mengajar
tampak pada gambar di bawah ini :
bersifat
reflektif
melalakukan
berlangsung kolaboratif
yang
untuk
suatu masalah.
ancang-ancang Sebagaimana
dengan
tindakan-tindakan
yang
tepat dengan subjek yang diteliti adalah siswa.
Penelitian tindakan kelas ini berfokus pada upaya
untuk
dengan
meningkatkan
ekoliterasi
menggunakan
metode
pengamatan langsung terhadap kegiatan ekonomi masyarakat setempat. Dalam kajian ini, penelitian tindakan dilakukan untuk
meningkatkan
pemahaman,
kesadaran dan aplikasinya. Desain Penelitian
Gambar 1. Model Spiral Kemmis dan Mc
Adapun model penelitian yang digunakan
Taggart
penulis adalah model siklus Kemmis dan
Wiriaatmadja, 2005: 66).
Mc
Taggart
(1998)
diadaptasi
(1998)
(Diadaptasi
dari
Wiriaatmadja (2005: 66) yang terdiri dari
HASIL DAN PEMBAHASAN
empat
Siklus 1 Pengamatan ke Pabrik Tahu A
komponen
tindakan,
yaitu,
pelaksanaan
Dari
rencana tindakan,
observasi, dan refleksi. Desain penelitian menurut Kemmis dan Mc. Taggart, yaitu model
siklus
yang
dilakukan
secara
berulang-ulang, semakin lama diharapkan semakin meningkat perubahannya atau pencapaian hasilnya.
Gambar 2
Gambar 3
Dalam perencanaan Kemmis dan Mc. Taggart
(1998)
diadaptasi
dari
Wiriaatmadja (2005: 66) menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali merupakan
Gambar 4 [72]
Gambar 5
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 1 April 2015
Gambar 2-5. Suasana siswa sedang melakukan pengamatan langsung ke pabrik tahu Siklus 2 Pengamatan ke Pabrik Tahu B
Gambar 6
Gambar 7
Gambar 8
Gambar 6-8. Suasana siswa sedang melakukan pengamatan langsung ke pabrik tahu B Siklus 3 Pengamatan di Lingkungan Sekolah
Gambar 9
Gambar 10
Gambar 12
Gambar 13
Gambar 11
Gambar 14
Gambar 9-14. Siswa Sedang Melakukan Pengmatan di Lingkungan Sekitar Sekolah Setelah dilakukan pembelajaran selama
1. Siswa sadar bahwa semua kegiatan
tiga siklus ini terjadi perubahan sikap pada
manusia
masing-masing siswa diantaranya:
berdampak buruk pada lingkungan.
[73]
sehari-hari
itu
telah
Rana Gustian Nugraha, Meningkatkan Ecoliteracy Siswa SD Melalui Metode Field-Trip
2. Siswa
sadar
akan
pentingnya
luar
kelas
terbukti
sangat
membantu
penjagaan lingkungan sekolah, rumah
pencapaian tujuan. Hal ini terbukti pada
dan masyarakat.
data
3. Siswa
sadar
pemahaman
empiris
dilapangan,
hasil
tentang
pemahaman, kesadaran dan aplikasinya
kebersihan kurang baik jika aplikasinya
melalui metode pembelajaran field-trip ke
tidak dilakukan dengan baik.
tempat kegiatan ekonomi
masyarakat
4. Siswa semakin sadar bahwa setiap
yang dilakukan dari siklus I sampai siklus III
lingkungan bersih akan menciptakan
telah meningkatan hasil tiap siklus dengan
suasana yang nyaman untuk tinggal.
bertahap. Ketika pembelajaran sampai
5. Siswa sadar menjaga kebersihan itu
pada
tidaklah sulit.
siklus
III,
persentase
ketuntasan
belajar dalam hal pemahaman meningkat yang semula pada siklus I 30%, siklus II 60%
Upaya perbaikan sikap dan nilai yang
dan pada siklus ke III menjadi 85%. Untuk
menyangkut aktivitas guru maupun siswa
lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik
dengan pembelajaran yang dilakukan di
berikut ini:
100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
85,00% 60,00%
30,00%
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Grafik 1. Peningkatan Hasil Pemahaman Dari Siklus I, Siklus II dan Siklus III
Sedangkan hasil kesadaran dan aplikasi
37,50%, siklus II 52,50% dan pada siklus ke III
siswa juga tidak lepas dari peningkatan
menjadi
karena didukung dengan pemahaman
dapat dilihat pada grafik berikut ini.
siswa yang setiap siklus meningkat maka berpengaruh
dalam
kesadaran
dan
aplikasi siswa selama pembelajaran. Ketika pembelajaran
sampai
pada
siklus
III,
persentase hasil kesadaran dan aplikasi siswa meningkat yang semula pada siklus I [74]
81,60%.
Untuk
lebih
jelasnya
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 2 Nomor 1 April 2015
100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
81,60%
52,50% 37,50%
Siklus I
Siklus II
siklus III
Grafik 2. Peningkatan Hasil Kesadaran dan Aplikasi Dari Siklus I, Siklus II dan Siklus III Berikut ini data perkembangan ecoliteracy
kesadaran lingkungan di kelas IV SDN
siswa melalui pengamatan langsung ke
Lembur Situ Kabupaten Sumedang pada
pabrik tahu yang mengamati tentang
setiap siklusnya.
limbah
tahu
untuk
meningkatkan
Tabel 1. Rekapitulasi Data Hasil Pemahaman, Kesadaran dan Aplikasi Siswa Kelas IV SDN Lembur Situ KETERANGAN Aspek Yang Diamati
Data Siklus I
Data Siklus II
Data Siklus III
Ket T = Tuntas
Pemahaman
30% (T)
55% (T)
85% (T)
Kesadaran dan Aplikasi Siswa
37,50%
52,50
81,60
Dari
tabel
perubahan setiap
diatas
diketahui
pencapaian
siklusnya,
hal
target
ini
terjadi
metode
field-trip
kegiatan
ekonomi
pada
masyarakat setempat pada pelajaran ilmu
membuktikan
pengetahuan sosial untuk meningkatkan
bahwa dengan melakukan field-trip
ke
ecoliteracy siswa di kelas IV SDN Lembur
pabrik
di
Situ Kabupaten Sumedang, maka dapat
tahu
dan
pengamatan
lingkungan sekolah pada kelas IV SDN Lembur
Situ
Kabupaten
ditarik kesimpulan sebagai berikut.
Sumedang
berhasil dilakukan dengan hasilnya adalah
Pada proses penelitian tindakan kelas ini,
ecoliteracy siswa meningkat.
terdiri dari tahapan perencanaan yang dilakukan oleh guru, tahap pelaksanaan
SIMPULAN
yang
Berdasarkan hasil pemaparan data dan
penelitian adalah aktivitas siswa dalam
pembahasan
meningkatkan
mengenai
penerapan
[75]
didalamnya
terdapat
fokus
pemahaman, kesadaran
Rana Gustian Nugraha, Meningkatkan Ecoliteracy Siswa SD Melalui Metode Field-Trip
dan aplikasi siswa terhadap lingkungan
dalam Pembelajaran IPS di kelas IV SDN
sekitar. Tahap evaluasi yang memfokuskan
Lembur Situ Kecamatan Sumedang Utara
kepada
Kabupaten
pelaksanaan
dilakukan
evaluasi
berdasarkan
indikator
penilaian
yang
pencapaian
pada
setiap
Sumedang
maka
akan
meningkatkan ekoliterasi siswa”.
alat
evaluasi yang digunakan pada penelitian
REFERENSI
tindakan kelas ini.
Baharudin, H. dan Esa, W. N. (2007). Teori Belajar & Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-
Pada
tahap
pelaksanaan,
peneliti
Ruzz Media Group.
melakukan field-trip ke pabrik tahu A pada
Capra, F. (2002). Jaring-Jaring Kehidupan.
siklus I, pabrik tahu B pada siklus II dan
Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru.
pengamatan di lingkungan sekolah pada
Capra, F. (2002). The Hidden Connections.
siklus III. Prosedur-prosedur yang sudah di
Bandung: Jala Sutra.
tetapkan dan dengan cara berkelompok
Muhibbin, S. (1995). Psikologi Pendidikan
siswa melakukan pengamatan langsung.
Suatu Pendekatan Baru. Bandung: PT
Setelah
Remaja Rosdakarya.
melakukan
mengerjakan
LKS
pengamatan berkelompok
dan siswa
Neolaka,
diberikan sebuah tes hasil belajar individu
A.
(2008).
Kesadaran
Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta.
untuk diketahui sejauh mana pemahaman
Rafsanjani,
A.
Ekoliterasi.
[Online].
masing-masing siswa. Data hasil yang
Available
diperoleh dari hasil tes ini siklus I 30%, hasil
Heilraff.Blogspot.com/2008/05/ekolitera
tes siklus II 60%, hasil tes siklus III 85%.
si.html.
Sedangkan aspek kesadaran dan aplikasi
Roestiyah.
siswa dapat dilihat dan ternilai melalui observasi empat
peneliti guru.
kesadaran
yang
dibantu
Persentase
dan
aplikasi
at:
(2008).
Strategi
Belajar
Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
oleh
Soemarwoto,
O.
(1991).
Ekologi,
pencapaian
Lingkungan Hidup dan Pembangunan.
siswa
Jakarta: Djambatan.
yang
disatukan menjadi aktivitas siswa peneliti
Suhardjono. (2004). Kekurangan Metode
mendapatkan data hasil siklus I 37,50%,
Field-Trip.
[Online].
Available
at:
siklus II 52,50%, siklus III 81,60%.
http//mariaulfah15.Multiply.com/journe y/item/3/metodepembelajaran.
Berdasarkan deskripsi diatas data yang
Suhardjono. (2012). Penelitian Tindakan
berasal dari hasil pengolahan dan analisis
Kelas dan Tindakan Sekolah. Malang:
data sebagai hasil penelitian tindakan
Cakrawala Indonesia.
kelas, telah membuktikan hipotesis yang diajukan
bahwa:
“jika
Surakhman,
pembelajaran
W.
(1980).
Pengantar
Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.
menggunakan metode field-trip kegiatan
Wiriaatmadja, R. (2006). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.
ekonomi masyarakat setempat diterapkan [76]
PEDOMAN BAGI PENULIS BERKALA MIMBAR SEKOLAH DASAR (Terbit April & Oktober) 1. Jenis Artikel Artikel dapat berupa kajian hasil penelitian, kajian setara penelitian (ide/gagasan), dan resensi buku baru. Semua jenis artikel belum pernah dimuat di media apapun. 2. Format Tulisan Artikel ditulis dalam Bahasa Indonesia dalam bentuk ESAI dengan extensi file docx (Microsoft Word) dan menggunakan acuan sebagai berikut: - Margin : Atas & Bawah (2,5 cm), Kanan & Kiri (2,5 cm) - Ukuran Kertas : A4 (21 cm x 29,7 cm) - Jenis huruf : Century Gothic - Ukuran Font : 10 pt - Spasi : 1,5 (kecuali judul, identitas penulis, abstrak dan referensi: 1 spasi) Penulisan pada judul dan sub-bagian artikel menggunakan aturan sebagai berikut: Tulisan level 1 (Huruf besar semua/UPPERCASE, rata kiri, cetak tebal) Tulisan level 2 (Huruf besar kecil/Capitalize Each Word, rata kiri, cetak tebal) Tulisan level 3 (Huruf besar kecil/Capitalize Each Word, rata kiri, cetak tebal & miring) Semua bagian penulisan level 1 dan 2 tidak menggunakan pointer – jika diperlukan keterangan atau penjelasan tambahan pada tubuh artikel gunakan footnote. Untuk keterangan tabel disimpan di atas tabel, untuk keterangan gambar atau diagram disimpan di bawahnya. Ukuran huruf di dalam tabel atau diagram lebih kecil, yakni dari 8-9 pt, spasi 1. Jumlah halaman termasuk tabel, diagram, foto, dan referensi adalah 1020 halaman. 3. Struktur Artikel a. Untuk artikel hasil penelitian menggunakan struktur sebagai berikut: Judul (Tidak lebih dari 15 kata); Identitas Penulis (Baris pertama: nama tanpa gelar. Baris kedua: prodi/jurusan/instansi. Baris ketiga: alamat lengkap instansi. Baris keempat: alamat email dan nmr HP); Abstrak (Dibuat dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, masing-masing maksimal 200 kata, disertai kata kunci masing-masing maksimal lima kata); Pendahuluan (Berisi latarbelakang disertai tinjauan pustaka, tujuan dan urgensi penelitian); Metode (Berisi metode/pendekatan, subjek, waktu dan tempat, teknik pengumpulan data dan analisis data); Hasil; Pembahasan; Simpulan (Sesuai dengan pendahuluan/rumusan masalah); dan Referensi (Memuat referensi yang diacu saja, minimal 80% terbitan 10 tahun terakhir). b. Untuk artikel setara penelitian (ide/gagasan) menggunakan struktur sebagai berikut: Judul (Tidak lebih dari 15 kata); Identitas Penulis (Baris pertama: nama tanpa gelar. Baris kedua: prodi/jurusan/instansi. Baris ketiga: alamat lengkap instansi. Baris keempat: alamat email dan nmr HP); Abstrak (Dibuat dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, masing-masing maksimal 200 kata; disertai kata kunci masing-masing maksimal lima kata); Pendahuluan (Berisi latarbelakang disertai tinjauan pustaka dan tujuan); Pembahasan (Judul bahasan disesuaikan dengan kebutuhan dan dapat dibagi ke dalam sub-bagian); Simpulan (Sesuai dengan pendahuluan); dan Referensi (Memuat referensi yang diacu saja, minimal 80% terbitan 10 tahun terakhir). c. Untuk artikel resensi buku menggunakan struktur sebagai berikut: Judul (Tidak lebih dari 15 kata); Identitas Penulis (Baris pertama: nama tanpa gelar. Baris kedua: prodi/jurusan/instansi. Baris ketiga: alamat lengkap instansi. Baris keempat: alamat email dan nmr HP); Identitas Buku (Berisi judul buku, penulis, penerbit, tahun terbit, jumlah halaman, ISBN, dan foto cover/sampul depan); Pembahasan (Judul bahasan disesuaikan dengan kebutuhan dan dapat dibagi ke dalam sub-bagian).
Penerbit Prodi PGSD UPI Kampus Sumedang http://kd-sumedang.upi.edu/
4. Referensi (Sumber Rujukan) Cara pengutipan mengacu pada model American Psychological Association (APA) yang telah diadaptasi sesuai kebutuhan Universitas Pendidikan Indonesia. Contoh dapat melihat pada artikel yang telah dimuat, atau selengkapnya dapat dilihat di akhir pedoman penulisan ini. 5. Penyuntingan a. Artikel dikirim kepada tim redaksi dengan alamat email:
[email protected]. Jika diperlukan, tim redaksi akan meminta file dalam CD dan print-out sebanyak tiga eksemplar yang dikirim ke alamat: Redaksi Jurnal Mimbar Sekolah Dasar, Prodi PGSD UPI Kampus Sumedang - Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang Jawa Barat 45322. b. Artikel yang telah dievaluasi oleh tim penyunting atau reviewer berhak untuk ditolak atau dimuat dengan pemberitahuan secara tertulis, dan apabila diperlukan tim penyunting akan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan revisi sesuai dengan rekomendasi hasil penyuntingan. Untuk keseragaman format, penyunting berhak untuk melakukan pengubahan artikel tanpa mengubah substansi artikel. c. Semua isi artikel adalah tanggung jawab penulis, dan jika pada masa pracetak ditemukan masalah di dalam artikel yang berkaitan dengan pengutipan atau HAKI, maka artikel yang bersangkutan akan dicancel untuk dimuat. Untuk artikel yang dimuat, penulis akan mendapatkan dua eksemplar berkala sebagai tanda bukti pemuatan serta 10 eksemplar cetak lepas untuk keperluan masing-masing penulis, dan wajib memberikan kontribusi biaya pencetakan sesuai ketentuan tim berkala Mimbar Sekolah Dasar sebesar Rp. 250.000 di luar ongkos kirim. CONTOH PENULISAN KUTIPAN DAN REFERENSI: JENIS RUJUKAN Seorang penulis
Dua orang penulis
Tiga s.d. 5 penulis
Penulis sebagai penerbit
DI DALAM TEKS A symbol is connected to its referent in the world by our sense of organs (Pinker, 2009 p.80) atau Pinker (2009, p. 80) claimed that a symbol .. A set of verbs with individually similar meanings can be juxtaposed with a set of nouns with individually similar meanings ... (Hunston & Oakey, 2010) atau Hunston dan Oakey (1991) mengklaim bahwa … Penjelasan (Coyle, Hood, & Marsh, 2010) menyimpulkan bahwa ... Kutipan berikutnya dalam teks: (Coyle et al., 2001) (Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan [Balitbang Depdiknas], 2010) Atau Badan Penelitian dan Pengembangan,
DI DALAM PUSTAKA ACUAN/REFERENSI/BIBLIOGRAFI Pinker, S. (2009). How the mind works. New York, NY: W.W. Norton & Company, Inc.
Hunston, S. & Oakey, D. (2010). Introducing applied linguistics: Concepts and skills. New York, NY: Routledge.
Coyle, D., Hood, P. And Marsh, D. (2010). CLIL: Content and language integrated learning. Cambridge: Cambridge University Press.
Badan Penelitian dan Pengembangan [Balitbang] (2007). The assessment of curriculum policy of language subjects: Assessment report. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan. Balitbang. (2008). The assessment of curriculum policies in secondary education: Assessment report. Jakarta: Badan Penelitian dan
Buku ber editor
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan [Balitbang Depdiknas], (2010) menunjukan bahwa .... Kutipan berikutnya: (Balitbang Depdiknas, 2010) (Waugh & Monville-Burston, 1990)
Beberapa karya dipublikasikan oleh seorang penulis pada tahun yang sama
(Sukyadi, 2011a, 2011b)
Buku yang disusun oleh sebuah lembaga atau institusi
Badan Standar Nasional Pendidikan (2012) merekomendasikan bahwa ... (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2012) (Laporan Tahunan Universitas Pendidikan Indonesia, BHMN, 2009)
Buku elektronik
Buku terjemahan
Most authors begin their articles by explaining what caused them to conduct their empirical investigations (Huck, 2012) (Young & Rang, 2005)
Bab dalam sebuah buku
(Richards, 2002) Gunakan penulis Bab, bukan editor buku tersebut
Kutipan lebih dari 1 halaman
Kutipan pertama: (Rush, Waldrop, Mitchell, & Dyches, 2005, pp. 283-284) Kutipan berikutnya dar sumber yang sama: (Rush et al., 2005, p. 291) (Crystal, 1987)
Dari ensiklopedia
Pengembangan. Balitbang. ....
Waugh, L.R., & Monville-Burston, M. (eds.). (1990). On language: Roman Jakobson. Cambridge, MA: Harvard University Press. Sukyadi, D., Setyarini, S. & Junida, A.I. (2011a). A Semiotic Analysis of Cyber Emoticons (A Case Study of Kaskus Emoticons in The Lounge Forum at Kaskus-the Largest Indonesian Community. K@ta: A Biannual Publication on the Study of Language and Literature, 13(1), pp. 37-50, Sukyadi, D. & Mardiani, R. (2011b). The Washback Effect of National Examination (ENE) on English teachers’ Classroom Teaching and Students’ Learning. K@ta: A Biannual Publication on the Study of Language and Literature, 13(1), pp. 96-111, (susun secara alfabetis berdasarkan judul) Badan Standar Nasional Pendidikan. (2010). Pedoman penulisan buku ajar untuk perguruan tinggi. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan. Laporan Tahunan Universitas Pendidikan Indonesia, Badan Hukum Milik Negara. (2009).Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia BHMN. Huck, S.W. (2012). Reading statistics and research. Boston, MA: Pearson Education, Inc. Available from NetLibrary database.
Young, Y. S. & Rang, K. I. (2005). Semua yang jorok ada di sini: Buku pengetahuan paling jorok sedunia (M. Ayudiah, Trans.). Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer. Richards, J. C. (2002) Theories of Teaching in Language Teaching. In Richards, J.C. and Renandya, W.A. (Eds.). (2002). Methodology in language teaching: An anthology of current practice. Cambridge: Cambridge University Press. Rush, K. L., Waldrop, S., Mitchell, C., & Dyches, C. (2005). The RN-BSN distance education experience: From educational limbo to more than an elusive degree. Journal of Professional Nursing, 21, 283-292. Crystal, D. (1987). The Cambridge encyclopedia of language). Cambridge: Cambridge University Press. Jika ada beberapa edisi dan volume, tuliskan
Dari artikel majalah Dari artikel koran cetak dengan penulis Dokumen pemerintah
(Aisy, 2012)
Undang-undang
Law of the Republic of Indonesia Number 2, 1989 on National Education System, Article 5, Verse 1, states that .. (Sukyadi, 2011)
Makalah seminar atau konferensi atau prosiding
Artikel jurnal dengan satu penulis Artikel jurnal dengan 3-6 penulis
(Kunaefi, 2012) Jalal, Samani, Chang, Stevenson, Ragats, and Negara (2009) report that despite the positive contributions of MGMP, there are also ..
(Karjo, 201) Atau Karjo (2011) berpendapat bahwa … (Sukyadi, Setyarini, & Junida, 2011)
Berasal dari tesis individu atau institusi
(Amalia, 2012)
Skripsi/tesis/di sertasi dari database
McNiel (2006) (MCNiel, 2006)
Abstrak dari basis data
(Morrissey, 2004)
Abstrak seminar atau simposisum
Brier, Pandelaere, Dewitte, & Warlop (2006)
volumenya setelah edisi. Misalnya (2nd ed., Vols. 1-5). Aisy, R. (2012, Maret 8-14). Jalma kufur, jadi mamala keur dirina. Mangle, 2364, pp.14-15. Kunaefi, R. Mengidamkan postur polisi ideal. (2012, January 4). The Republika, p. 4. Jalal, F., Samani, M., Chang, M. C., Stevenson, R., Ragats, A.B. and Negara, S.D. (2009). Teacher certification in Indonesia: A strategy for teacher quality improvement. Jakarta: Ministry of National Education and World bank. Retrived March 6, 2012, from: http://ddp-ext.worldbank.org/EdStats/ IDNprwp09c.pdf Law of the Republic of Indonesia, Number 2, 1989, on National Education System.
Pemakalah, A. A., & Pemakalah, B. B. (tahun). Judul Makalah atau prosiding. Dalam A. Editor (Ed.), Judul simposium atau konferensi pp. x-x). tempat: Penerbit. Penyaji, A. A. (Tahun, Bulan). Judul Makalah. Makalah disajikan dalam pertemuan nama organisasi, tempat Sukyadi, D. (2011). The metaphorical use of English address terms in indonesian blog comments (A pragmatic analysis of Indonesian bloggers). Disajikan pada Conference on English Studies (CONEST) 8, Unika Atma Jaya, Jakart Karjo, C.H. (2011). Investigation of scalar implicature of Binus University students. K@ta: A Biannual Publication on the Study of Language and Literature, 13(1), pp. 56-75, Sukyadi, D., Setyarini, S. & Junida, A.I. (2011). A semiotic analysis of cyber emoticons (A case study of kaskus emoticons in The Lounge Forum at Kaskus-the Largest Indonesian Community. K@ta: A Biannual Publication on the Study of Language and Literature, 13(1), pp. 37-50, Amalia, A. (2012). The use of video in teaching writing procedural text: A quasi-experimental study in one of Senior High Schools in Bandung (Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia, 2012, Tidak diterbitkan) McNiel, D. S. (2006). Meaning through narrative: A personal narrative discussing growing up with an alcoholic mother. Retrieved from ProQuest Digital Dissertations. (AAT 1434728) Morrissey, J. P. (2004). Medicaid benefits and recidivism of mentally ill persons released from jail (NCJ No. 214169) [Abstract]. Retrieved from National Criminal Justice Reference Service abstracts database. Briers, B., Pandelaere, M., Dewitte, S., & Warlop, L. (2006, June). Hungry for money: The desire for caloric resources increases the desire for
Skripsi/tesis/di sertasi dari Repositori
(Amalia, 2012)
Book review (Telaah Buku)
Cramond (2007)
Laman web dengan penulis
(Ljungberg, 2012)
Laman web tanpa tahun
(Sound Symbolism Checksheet, n.d.)
Bila kutipan dari laman web sebuah institusi
(Perpustakaan UPI, 2011) Sebagaimana dikatakan oleh Perpustakaan UPI (2011) (Sekolah Pascasarjana UPI, n.d.)
Gambar dari Web
Photo Paris Van JavaBandung-Indonesia (ID: 5081183ID, n.d.)
financial resources and vice versa. In S. Dewitte (Chair), Food & eating. Symposium conducted at the 18th annual meeting of the Human Behavior and Evolution Society. Abstract retrieved from http://www.hbes .com/HBES/abst2006.pdf. Amalia, A. (2012). The use of video in teaching writing procedural text: A quasi-experimental study in one of Senior High Schools in Bandung (Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia, 2012). Retrieved from http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_s kripsi=11587 Cramond, B. (2007). Enriching the brain? Probably not for psychologists [Review of the book Enriching the brain: How to maximize every learner’s potential]. PsycCRITIQUES, 52(4), Article 2. Retrieved from http://www.apa.org/psyccritiques/ Ljungberg, C.( 2012). Shadows, mirrors, and smoke screens: zooming on iconicity. Retrieved March 22, 2012, from http://www.iconicity.ch/en/iconicity/index.php Ling 131: Language & Style. (n.d.) Sound symbolism checksheet. Retrieved March 22, 2012, from http://www.lancs.ac.uk/fass/projects/stylistics/ topic5a/7soundchecksheet.htm Perpustakaan UPI. (2011). Menyimak fungsi perpustakaan. Retrieved March 26, 2012, from http://perpustakaan.upi.edu/index.php?option =com_content&task=view&id=26&Itemid=1 Sekolah Pascasarjana UPI. (n.d.). Sejarah. Diakses pada tanggal 26 Maret 2012 dari: http://sps.upi.edu/tentang-sps/sejarah/ Paris Van Java-Bandung-Indonesia [Photo] (n.d.). Retrieved March 25, 2012 from http://www.panoramio.com/photo/5081183
***