METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di peternakan domba PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. yang berada di desa Tajur Kecamatan Citeureup, Bogor. Penelitian dilakukan selama 9 minggu mulai awal bulan Agustus sampai pertengahan Oktober 2010. Materi Ternak Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah domba Garut yang terdapat di PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk sebanyak 24 ekor. Ternak domba yang digunakan terdiri dari delapan ekor domba jantan I0 dengan rataan bobot badan 16,44±2,83 kg, delapan ekor domba betina I0 dengan bobot badan 16±2,12 kg dan delapan ekor induk kering dengan bobot badan 28,44±4,5 kg. Gambar ternak yang digunakan pada saat penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
(a)
(b)
(c)
Gambar 1. (a) Induk Kering (b) Betina I0 (c) Jantan I0 Pakan Pakan yang diberikan adalah konsentrat dan hijauan berupa rumput Brachiaria humidicola. Padang rumput yang digunakan adalah padang rumput B.humidicola PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. Konsentrat yang diberikan sebanyak 200 g/ekor/hari untuk betina dan jantan I0, sedangkan untuk induk kering sebanyak 300 g/ekor/hari. Kandang dan Peralatan Peralatan yang digunakan pada penelitian ini meliputi timbangan badan, timbangan pakan, identitas domba berupa kalung nomor, alat tulis, ember pakan,
12
ember minum, tali tambang, kaca pembesar, alat cukur bulu domba, botol kecil, pinset dan stopwatch. Prosedur Domba Garut yang digunakan sebanyak 24 ekor yang terdiri dari jantan I0, betina I0 dan induk kering. Domba dikelompokan berdasarkan status fisiologis. Selain itu, dikelompokan berdasarkan perlakuan pencukuran yaitu ternak domba dicukur dan tidak dicukur. Pengamatan jenis dan jumlah ektoparasit yang terdapat pada tubuh domba dilakukan dengan melihat kutu selama satu menit untuk tiap bagian tubuh (leher, mid side dan paha belakang) baik pada domba yang dicukur maupun yang tidak dicukur. Ektoparasit yang terdapat diantara bulu dilihat dengan menggunakan kaca pembesar. Pengamatan dilakukan setiap minggu hingga minggu ke-4 setelah pencukuran. Setelah dua minggu sebagian dari masing-masing umur domba tersebut dicukur hingga panjang bulu sekitar 0,5-1 cm. Penimbangan bobot badan dilakukan setiap minggu pada semua ternak. Untuk mengetahui pertambahan bobot badan harian, data pertambahan setiap minggu dibagi dengan jumlah hari. Pemeliharaan dilakukan secara semi-intensif yaitu digembalakan di padang rumput Brachiaria humidicola pada siang hari pukul 13.00-16.00 WIB. Selama pengambilan data konsumsi pakan, domba diikat didalam kandang kelompok, pemberian pakan hijauan selama pengambilan data yaitu cut and curry. Data konsumsi yang diukur adalah konsumsi hijauan. Pemberian pakan konsentrat dilakukan setiap hari sebelum dan setelah digembalakan. Konsumsi hijauan dilakukan dengan cara memberikan hijauan ad libitum, pemberian hijauan diberikan dalam jumlah yang sesuai dengan waktu lama penggembalaan karena pemberian hijauan dilakukan secara semi intensif. Jumlah pakan hijauan yang dimakan dapat diketahui dengan cara jumlah hijauan yang diberikan dikurangi dengan sisa. Peubah yang Diamati Pertambahan Bobot Badan (PBB) Pengukuran PBB dilakukan dengan penimbangan, PBB diperoleh dengan cara mengurangi bobot akhir dengan bobot awal domba pada waktu tertentu. Penimbangan bobot badan dilakukan satu kali dalam satu minggu. Adapun PBB harian (PBBH) domba dihitung berdasarkan rumus : 13
Konsumsi Pakan Konsumsi pakan merupakan sejumlah pakan hijauan yang dikonsumsi oleh domba. Perhitungan menggunakan cara pengurangan berat awal pakan yang diberikan dikurangi berat sisa pakan (g/ekor/hari). Pakan hijauan diberikan ad libitum selama lama waktu penggembalaan, sedangkan pakan konsentrat diberikan dengan terbatas. Rumus perhitungan konsumsi pakan berdasarkan bahan segar : Konsumsi Pakan (g/hari) = Pakan yang diberikan – sisa pakan Menghitung Konsumsi Bahan Kering (BK) Konsumsi bahan kering merupakan total bahan kering pakan yang dikonsumsi yakni hijauan dan konsentrat. Jumlah bahan kering yang dikonsumsi didapatkan dengan cara persentase BK dikalikan dengan bahan pakan yang dikonsumsi. Rumus perhitungan konsumsi bahan kering : Konsumsi BK =
× konsumsi pakan
Tingkat Kebersihan Domba Pengukuran tingkat kebersihan dilakukan untuk mengetahui pengaruh pencukuran terhadap tingkat kebersihan. Tingkat kebersihan domba dilihat dari ada tidaknya kotoran yang menempel pada bulu domba serta dilihat dari kekusaman bulu domba. Ada beberapa tingkatan kebersihan tubuh domba : a. Sangat Kotor Bulunya sangat kusam, terdapat bulu yang sudah gimbal dan kotoran menempel hampir pada seluruh bagian tubuh domba. b. Kotor Bulunya kusam dan terdapat kotoran dalam jumlah yang cukup banyak pada tubuh domba. c. Agak bersih Bulunya terlihat agak kusam dan terdapat kotoran pada bagian ekor dan terdapat beberapa kotoran pada tubuh domba.
14
d. Bersih Bulu yang menutupi tubuh domba terlihat agak kusam. Jumlah kotoran atau feses yang menempel pada bagian belakang domba atau tubuh domba sangat sedikit atau hampir tidak ada. e. Sangat bersih Semua bulu yang menutupi tubuh domba tidak terlihat kusam. Tubuh domba terlihat bersih tanpa ada kotoran yang menempel terutama pada bagian belakang domba dan pada bagian ekor. Bagian belakang domba dan ekor tidak terdapat feses yang menempel. Pengukuran Ektoparasit Pengamatan dilakukan sebelum dan setelah domba dicukur. Pengamatan sebelum dicukur dilakukan dengan melihat kutu selama 1 menit. Bagian yang dilihat terdiri dari 3 titik yaitu pada bagian leher, perut samping dan paha belakang. Pengamatan yang dilakukan yaitu melihat jenis ektoparasit yang terdapat pada tubuh domba dan menghitung jumlah ektoparasit tersebut. Jumlah ektoparasit adalah penjumlahan dari ketiga titik tersebut. Rancangan Percobaan Perlakuan Domba dibagi kedalam dua perlakuan pencukuran yang terdiri dari dicukur (C) dan tidak dicukur (T) serta status fisiologis yang terdiri dari jantan I0, betina I0 dan induk kering. a. Perlakuan satu, pencukuran T
: Ternak Domba Garut tidak dicukur.
C
: Ternak Domba Garut dicukur.
b. Perlakuan dua, status fisiologis I0J
: Kelompok jantan I0
I0B
: Kelompok betinaI0
I1BK : Kelompok induk kering Rancangan Rancangan yang digunakan untuk menganalisis PBBH, konsumsi pakan, konsumsi bahan kering, dan ektoparasit pada status fisiologis yang berbeda adalah
15
rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial 2x3 dengan 4 ulangan. Perlakuan yang diberikan pada unit percobaan adalah pencukuran yaitu dicukur dan tidak dicukur, serta status fisiologis yaitu betina I0, jantan I0 dan induk kering. Model yang digunakan menurut Kaps dan Lamberson (2004) ialah, yijk = µ + Ai + Bj + (AB)ij + €ijk Keterangan : yijk
: Variabel respon akibat pengaruh pencukuran ke-I dan taraf status fisiologis ke-j pada ulangan ke-k
µ
: Nilai tengah umum
Ai
: Pengaruh pencukuran ke-i
Bj
: Pengaruh status fisiologis ke-j
(AB)ijk : Pengaruh interaksi antara perlakuan pencukuran ke-i dengan status fisiologis domba ke-j €ijk
: Pengaruh galat percobaan dari pencukuran wool ke-i, status fisiologis domba ke-j dan ulangan ke-k
Data hasil penelitian dianalisa menggunakan ANOVA untuk mengetahui pengaruh perlakuan. Jika perlakuan berpengaruh nyata terhadap peubah yang diamati maka dilakukan uji lanjut Tukey. Data diolah dengan menggunakan aplikasi minitab 15. Uji yang digunakan untuk menganalisis data tingkat kebersihan menggunakan uji non-parametrik, yaitu menggunakan Analisis Rank Spearman. Model yang digunakan yaitu,
Keterangan : rs : Nilai korelasi Rank Spearman di : Selisih setiap pasangan rank domba yang dicukur dan tidak dicukur n : Banyaknya pasangan rank
16
Statistik t :
Keterangan: t : nilai t-hitung
17