METODE Disain, Tempat dan Waktu Penelitian ini menggunakan data dasar hasil penelitian Kebiasaan Minum dan Status Hidrasi pada Remaja dan Dewasa di Dua Wilayah Ekologi Berbeda yang dilaksanakan oleh tim THIRST-The Indonesian Regional Hydration Study (kuesioner terlampir di Lampiran 1). Oleh karena itu, disain penelitian ini secara keseluruhan mengacu pada disain penelitian tersebut yang menggunakan disain cross sectional study. Wilayah penelitian ini terdiri dari 6 lokasi yaitu Bandung Barat–Jawa Barat; Malang–Jawa Timur; Malino–Sulawesi Selatan; Jakarta Utara–DKI Jakarta; Surabaya-Jawa Timur; dan Makasar–Sulawesi Selatan. Pengumpulan data penelitian Kebiasaan Minum dan Status Hidrasi pada Remaja dan Dewasa di Dua Wilayah Ekologi Berbeda dilakukan dari akhir tahun 2008 sampai awal tahun 2009 (Hardinsyah dkk 2010). Pengolahan, analisis, dan interpretasi data dilakukan pada bulan Maret-Juli 2011 di Kampus IPB Darmaga Bogor, Jawa Barat. Jumlah dan Cara Penarikan Subyek Subyek penelitian ini adalah kelompok remaja (laki-laki dan perempuan) berusia 15-18 tahun dan kelompok dewasa (laki-laki dan perempuan) berusia 2555 tahun yang bermukim di lokasi penelitian. Jumlah subyek dihitung berdasarkan rumus perhitungan jumlah subyek minimal penelitian cross sectional study dengan mempertimbangkan proporsi dehidrasi diasumsikan sebesar 30%, seperti berikut: n ≥ za2 x p (1 – p)/d2 n = jumlah subyek minimum za2 = 1,96 p = 0,3 atau 30% (Mantz & Wentz 2005) d = perkiraan akurasi prediksi (0,1) Jumlah subyek minimal untuk tiap jenis kelamin (laki-laki/perempuan) dan kelompok umur (remaja/dewasa) di masing-masing lokasi penelitian adalah 41, yang dibulatkan menjadi 50 untuk mengantisipasi kehilangan subyek dan meningkatkan ketepatan penelitian. Mempertimbangkan dua kelompok jenis kelamin, dua kelompok umur dan enam lokasi penelitian, maka jumlah total subyek adalah 1200. Kelompok usia remaja merupakan pelajar SMU, maka cara penarikan subyek relatif mudah dilakukan dengan memilih SMU dengan jumlah siswa yang
banyak di masing-masing lokasi penelitian. Pemilihan subyek dewasa dilakukan dengan cara memilih guru dan karyawan sekolah yang bermukim di lokasi penelitian. Subyek akhir yang diperoleh dan diolah dalam penelitian ini berjumlah 606 orang untuk remaja dan 594 orang untuk dewasa. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini seluruhnya merupakan data penelitian THIRST (Hardinsyah dkk, 2010) yang diperoleh dalam bentuk electronic file. Data terdiri atas variabel karakteristik individu dan keluarga, pengetahuan tentang air minum, kebiasaan minum, kebiasaan buang air, muntah, dan keringat, tanda-tanda dehidrasi, aktivitas fisik, karakteristik kesehatan individu, serta konsumsi makanan dan minuman. Penelitian ini menggunakan beberapa data penelitian THIRST yang memungkinkan dalam analisis mengenai hubungan aktivitas fisik dan konsumsi energi minuman berkalori dengan Indeks Massa Tubuh. Tabel 5 berisi daftar jenis dan cara pengumpulan data yang digunakan Tabel 5 Aspek, cakupan data, dan metode yang digunakan dalam pengumpulan data Aspek Sosial-ekonomidemografi Indeks Massa Tubuh
Cakupan Karakteristik individu dan keluarga (umur, jenis kelamin, besar keluarga, pengeluaran minum dan pengeluaran keluarga) Berat badan dan tinggi badan
Aktivitas fisik
Jenis dan durasi aktivitas olahraga selama satu minggu
fisik
dan
Asupan makanan dan minuman
Jenis, merk, jumlah, dan frekuensi mengkonsumsi makanan dan minuman
Metode Kuesioner diisi sendiri diawali penjelasan Pengukuran langsung menggunakan timbangan analog dan microtoise untuk tinggi badan Kuesioner diisi sendiri (pencatatan langsung) diawali penjelasan Wawancara selama 7 hari (semi-FFQ)
Pengolahan dan Analisis Data Status Gizi. Status gizi remaja dihitung berdasarkan standar penilaian status gizi berdasarkan IMT menurut umur. Berikut merupakan rumus perhitungan IMT dan standar penilaian status gizi remaja dan dewasa (WHO 2007) BB (kg)
IMT =
TB (m) x TB (m)
Umur (Tahun) 15 16 17 18
Tabel 6 Kategori status gizi remaja berdasarkan IMT menurut umur Laki-laki Perempuan Kurus Normal Gemuk Kurus Normal < 16.5 16.5 – 22.8 > 22.8 < 16.5 16.5 – 23.7 < 17.1 17.1 – 23.7 > 23.7 < 16.8 16.8 – 24.2 < 17.5 17.5 – 24.4 > 24.4 < 17.0 17.0 – 24.7 < 17.9 17.9 – 25.0 > 25.0 < 17.1 17.1 – 24.9
Gemuk > 23.7 > 24.2 > 24.7 > 24.9
Tabel 7 Kategori status gizi dewasa berdasarkan IMT 2
Status gizi Kurus (Underweight) Normal Gemuk (Overweight)
IMT (kg/m ) <18.5 18.5-24.9 ≥25.0
Nilai indeks massa tubuh (IMT) yang normal untuk dewasa berkisar antara 18.5-24.9 (kg/m2). Subyek dikatakan kurus (Kekurangan Energi Kronis/KEK) bila IMT < 18.5 9 (kg/m2) dan mengalami kegemukan bila IMT ≥ 25 9 (kg/m2) (WHO 2007). Subyek gemuk dalam penelitian ini terdiri dari subyek yang mengalami overweight dan obesitas, sedangkan subyek tidak gemuk terdiri dari subyek dengan status gizi kurus dan normal. Persentase remaja gemuk adalah 13.5%. Sementara itu, persentase dewasa gemuk adalah 50.5%. Hal ini berarti tidak sebanding
untuk
dibandingkan,
maka
analisis
selanjutnya
tidak
mempertimbangkan kelompok umur, tetapi hanya distribusi jenis kelamin. Tingkat Aktivitas Fisik. Aktivitas fisik diketahui melalui kombinasi metode tiga hari recall dan metode tiga hari record yang dilakukan pada hari yang berbeda, yaitu pada hari sekolah dan hari libur. Pengukuran aktivitas fisik dilakukan terhadap jenis aktivitas yang dilakukan subyek dan lama waktu melakukan aktivitas dalam sehari. WHO/FAO (2003) menyatakan bahwa aktivitas fisik
adalah
variabel
utama
setelah
angka
metabolisme
basal
dalam
penghitungan pengeluaran energi. Berdasarkan WHO/FAO (2003), besarnya aktivitas fisik yang dilakukan seseorang selama 24 jam dinyatakan dalam PAL (Physical Activity Level) atau tingkat aktivitas fisik. PAL merupakan besarnya energi yang dikeluarkan (kkal) per kilogram berat badan dalam 24 jam. Nilai PAR (Physical Activity Rate) untuk berbagai jenis aktivitas dan tingkat aktivitas fisik menurut WHO/FAO (2004) tercantum dalam Lampiran 2. PAL ditentukan dengan rumus sebagai berikut : PAL = Keterangan:
∑ (PARi x W i) 24 jam
PAL : Physical activity level (tingkat aktivitas fisik) PARi : Physical activity rate dari masing-masing aktivitas (jumlah energi yang dikeluarkan untuk tiap jenis aktivitas per jam) Wi
: Alokasi waktu tiap aktivitas
Perhitungan di atas dijelaskan dengan contoh kasus sebagai berikut : Seorang wanita memiliki 8 jam waktu tidur (8 x 1.0 = 8), 4 jam waktu melakukan pekerjaan rumah tangga (4 x 1.7 = 6.8), 4 jam waktu menonton televisi (4 x 1.4 = 5.6), dan 8 jam waktu bekerja (8 x 1.5 = 12). Total PAL selama 24 jam diperoleh
dengan menjumlahkan seluruh hasil perkalian waktu (jam) dan PAR sehingga diperoleh nilai PAL selama 24 jam adalah 32.4 kkal. Rata-rata nilai PAL selama 24 jam adalah 1.40 kkal/jam. Hal ini berarti wanita tersebut memiliki tingkat aktivitas fisik ringan. Tabel 8 Kategori tingkat aktivitas fisik berdasarkan nilai PAL Kategori Ringan (sedentary lifestyle) Sedang (active or moderately active lifestyle) Berat (vigorous or vigorously active lifestyle)
Nilai PAL 1.40-1.69 1.70-1.99 2.00-2.40
Konsumsi Pangan. Data konsumsi pangan meliputi jenis dan jumlah makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh subyek dalam satu minggu. Data konsumsi makanan kemudian dikonversi ke dalam kandungan energi sesuai tabel DKBM (Daftar Komposisi Bahan Makanan). DKBM tidak memuat kandungan energi minuman berkalori, oleh karena itu kandungan energi dari minuman berkalori diperoleh dari kandungan yang tercantum pada labelnya (Lampiran 3); dan bagi minuman berkalori lainnya yang tidak berlabel dihitung berdasarkan jumlah tambahan gula. Kandungan energi dalam 100 gram gula pasir adalah 364 kkal. Konsumsi gula yang ditambahkan ke dalam makanan dan minuman yang dianjurkan WHO maksimal 10% dari total energi (WHO 2003). Kebutuhan energi dihitung berdasarkan Angka Kecukupan Energi dalam WNPG VIII tahun 2004 yang didasarkan pada Oxford Equation. Angka kecukupan energi merupakan jumlah rata-rata energi yang dibutuhkan dalam suatu populasi. Kebutuhan energi individu pada penelitian ini diperoleh dengan menghitung kebutuhan energi sesuai berat badan aktual berdasarkan energi basal metabolisme (EBM) yang dikoreksi dengan PAL dan Thermal Energy Food (10% dari EBM). Berikut tabel metode perhitungan EBM pada remaja (Tabel 9) dan dewasa (Tabel 10) Tabel 9 Oxford Equation untuk estimasi kebutuhan energi remaja No 1 2 3 4
Umur Laki-laki : 13-15 th 16-18 th Perempuan : 13-15 th 16-18 th
Persamaan EBM
Kebutuhan Energi
(88.5 - 61.9U)+26.7B(PAL)+903TB+25 (88.5 - 61.9U)+26.7B(PAL)+903TB+25
EBM + (10% EBM)
(88.5 - 61.9U)+26.7B(PAL)+903TB+25 (88.5 - 61.9U)+26.7B(PAL)+903TB+25
Keterangan: U = Umur, B = Berat badan, TB = Tinggi badan *PAL pada penelitian ini digunakan PAL masing-masing subyek
No 1 2 3 5 6 7
Tabel 10 Oxford Equation untuk estimasi kebutuhan energi dewasa Kebutuhan Energi Umur Persamaan EBM Koreksi Umur Laki-laki : 19-29 th 16.8B + 498 1.00 30-49 th 16.0B + 462 0.95 EBM x PAL* x Koreksi umur 50-64 th 16.0B + 462 0.95 x (10% EBM) Perempuan : 19-29 th 13.4B + 517 1.00 30-49 th 9.59B + 687 0.95 50-64 th 9.59B + 687 0.95
Keterangan: U = Umur, B = Berat badan, TB = Tinggi badan, EBM = Energi Basal Metabolisme *PAL pada penelitian ini digunakan PAL masing-masing subyek
Data status gizi, tingkat aktivitas fisik, dan asupan energi dari minuman berkalori yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan program komputer Microsoft Excell dan SPSS versi 16 for Windows. Proses pengolahan meliputi entry, coding, editing, cleaning, dan analisis. Hasil pengolahan data selanjutnya dianalisis secara deskriptif dan statistik. Analisis statistik korelasi Pearson digunakan untuk menguji hubungan antara tingkat aktivitas fisik dengan status gizi, begitu pula dengan hubungan antara konsumsi minuman berkalori terhadap status gizi. Analisis perbandingan karakteristik individu dan keluarga, IMT, aktivitas fisik, dan asupan energi minuman berkalori pada subyek gemuk dan tidak gemuk serta pada laki-laki dan perempuan dilakukan dengan menggunakan uji t. Cara membaca hasil uji t adalah terlebih dahulu melihat Levene’s test untuk uji homogenitas (perbedaan varians). Data bersifat homogen jika p>0.05 dan tidak homogen jika p<0.05. Jika data homogen, maka hasil uji beda dilihat dari equal variance assumed dan jika data tidak homogen, maka hasil uji beda dilihat dari equal variance not assumed. Definisi Operasional Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah nilai yang diperoleh dari berat badan dalam kilogram dibagi dengan kuadrat dari tinggi badan dalam meter (kg/m2), yang digunakan sebagai dasar penentuan status gizi. Status Gizi adalah keadaan gizi seseorang yang menunjukkan pemenuhan kebutuhan gizi yang dikelompokkan menjadi kurus, normal, dan gemuk. Kegemukan adalah cerminan dari kelebihan lemak tubuh yang ditandai dengan IMT ≥ 25.0
Kebutuhan Energi adalah sejumlah zat gizi dan energi minimal yang diperlukan oleh seseorang sehari-hari untuk dapat hidup sehat yang didasarkan pada umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, dan tingkat aktivitas fisik. Remaja adalah siswa-siswi SMU yang dijadikan sebagai subyek dalam penelitian berusia 15-18 tahun. Dewasa adalah staf pengajar dan pegawai SMU yang dijadikan sebagai subyek dalam penelitian berusia 25-55 tahun. Karakteristik Individu adalah karakteristik subyek meliputi umur, jenis kelamin, dan pengeluaran untuk minuman. Karakteristik
Keluarga
adalah
keadaan
keluarga
subyek
yang
dinilai
berdasarkan besar keluarga dan pengeluaran rumah tangga. Pengeluaran untuk Minuman adalah pengeluaran individu untuk pembelian minuman yang dinyatakan dalam Rp/minggu. Besar Keluarga adalah jumlah orang yang menetap di rumah, termasuk pembantu yang biaya hidupnya menjadi tanggungan keluarga, dinyatakan dalam jiwa. Pengeluaran Rumah Tangga adalah jumlah pengeluaran keluarga untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga yang dinyatakan dalam Rp/bulan. Aktivitas Fisik adalah kegiatan dan pekerjaan yang dilakukan seseorang dari waktu ke waktu setiap hari yang dinyatakan dalam aktivitas jam/hari dan PAL (Physical Activity Level), dalam hal ini diukur secara recall dan record selama 6 hari. Konsumsi Pangan adalah jumlah makanan dan minuman yang dikumpulkan melalui metode semi-FFQ selama 7 hari dalam satuan URT yang dikonversikan ke satuan gram dan mL. Minuman Berkalori adalah minuman selain air putih yang memiliki kandungan energi, terdiri dari jus/sari buah tanpa kemasan, sari buah kemasan, aneka es buah/campur/kelapa, minuman serbuk, minuman jelly, susu tanpa kemasan, susu kedele, susu kemasan, yoghurt kemasan, teh tanpa kemasan, kopi tanpa kemasan, teh kemasan, kopi kemasan, minuman berkarbonasi,
sirup,
minuman
berelektrolit,
dan
minuman
lainnya
(bir/minuman beralkohol dan jamu/minuman herbal). Kontribusi Energi Minuman Berkalori adalah persentase atau sumbangan energi dari minuman berkalori terhadap total asupan energi seseorang dalam sehari.