METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan dengan mengolah data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai Kebiasaan Minum dan Status Hidrasi pada Remaja dan Dewasa di Dua Wilayah Ekologi Berbeda yang dilaksanakan oleh THIRST (2009). Wilayah penelitian ini terdiri atas enam lokasi yaitu Lembang (Jawa Barat), Jakarta Utara (DKI Jakarta), Malang dan Surabaya (Jawa Timur), serta Malino dan Makasar (Sulawesi Selatan). Pengumpulan data penelitian THIRST dilakukan pada bulan Oktober-November tahun 2008 dan bulan OktoberNovermber tahun 2009. Tahun pertama dilakukan di Jakarta Utara dan Bandung Barat dan tahun kedua di empat lokasi lainnya (Hardinsyah et al. 2010). Pengolahan, analisis dan interpretasi data dilakukan pada bulan April-Juli 2011 di Kampus IPB Darmaga Bogor, Jawa Barat. Jumlah dan Cara Penarikan Subyek Subyek pada penelitian ini adalah kelompok remaja (laki-laki dan wanita) berusia 15-18 tahun dan dewasa (laki-laki dan wanita) berusia 25-55 tahun yang bermukim di lokasi penelitian. Jumlah subyek dihitung berdasarkan rumus perhitungan jumlah subyek minimal penelitian cross sectional study dengan mempertimbangkan proporsi dehidrasi diasumsikan sebesar 30%, seperti berikut: n ≥ za2 x p (1 – p)/d2 Keterangan: n za2 p d
= jumlah subyek minimum = 1,96 = 0.3 atau 30% (Manz & Wentz 2005) = perkiraan akurasi prediksi (0,1)
Berdasarkan rumus perhitungan tersebut, jumlah subyek minimum untuk tiap jenis kelamin di masing-masing lokasi penelitian adalah 41 orang. Jumlah tersebut dibulatkan menjadi 50 orang untuk meningkatkan ketepatan penelitian, sehingga jumlah subyek menjadi 50 orang untuk tiap kelompok umur dan jenis kelamin. Setelah mempertimbangkan dua kelompok jenis kelamin, dua kelompok umur dan dua lokasi penelitian, maka jumlah total subyek yang menjadi subyek penelitian adalah 50 x 2 (jenis kelamin) x 2 (kelompok umur) x 6 (lokasi penelitian) yaitu 1200 subyek.
20
Melalui pertimbangan bahwa kelompok usia remaja (15-18 tahun) merupakan pelajar Sekolah Menengah Umum (SMU), maka cara yang paling mudah dan tepat (secara teknis dan ekonomi) adalah dengan memilih SMU dan institusi/lembaga pendidikan dengan jumlah siswa yang banyak di masingmasing lokasi penelitian. Penelitian ini juga mencakup subyek dari golongan usia dewasa. Pemilihan subyek dewasa dilakukan dengan cara memilih guru dan karyawan sekolah yang berusia 25-55 tahun yang berada di semua lokasi penelitian. Subyek akhir yang diperoleh dan diolah dalam penelitian ini berjumlah 604 orang untuk remaja dan 582 orang untuk dewasa. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data dari penelitian ini sebagian merupakan data penelitian THIRST (Hardinsyah et al. 2010) yang diperoleh dalam bentuk electronic file (e-file). Daftar jenis dan cara pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Aspek, cakupan data, dan metode yang digunakan dalam pengumpulan data No
Aspek
Cakupan
Metode
1
Sosial-ekonomi-demografi
Karakteristik individu (umur, jenis kelamin) dan wilayah ekologi
Kuisioner diisi sendiri diawali penjelasan
2
Aktivitas fisik
Jenis, durasi dan frekuensi aktivitas fisik dan olahraga selama enam hari
Kuesioner diisi sendiri diawali penjelasan
3
Status gizi
Berat badan dan tinggi badan
Pengukuran langsung dengan timbangan analog dan microtoise untuk tinggi badan
4
Tingkat pengetahuan air minun dan hidrasi
Pertanyaan tentang kebutuhan air, tanda-tanda air minum yang aman dan jenis minuman yang diminum dalam hubungannya dengan dehidrasi
Wawancara kuisioner
5
Asupan makanan dan minuman
Jenis, jumlah, dan frekuensi minuman dan makanan
Wawancara selama 7 hari (semi FFQ)
6
Status dehidrasi
Gejala atau tanda dehidrasi & berat jenis, warna, mikrokopik urin
Kuisioner dan pemerik saan fisik, urinalisis
7
Pemeriksaan fisik
Tensi, nadi, serta suhu tubuh
Pengukuran langsung. Tekanan darah dengan menggunakan tensi meter merek OMRON. Suhu tubuh dengan thermometer air raksa
Data dan peubah pada penelitian THIRST yang digunakan terdapat pada Lampiran 1.
21
Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh diolah dan dianalisis dengan menggunakan program komputer Microsoft Office Excell 2007 for Windows dan SPSS 16 for Windows. Pengolahan data diawali dengan pemeriksaan kelengkapan e-file data. Sehingga data subyek yang dapat digunakan untuk analisis yaitu 1186 subyek. Kebutuhan air. kebutuhan air remaja dan dewasa diperoleh dari data sekunder penelitian Fauji (2011) dihitung dengan rekomendasi dari dari NRC dalam Sawka et al. (2005)
yaitu 1 mL/kkal untuk anak-anak dan dewasa
didasarkan pada perhitungan kebutuhan energi. Kebutuhan energi dihitung berdasarkan rumus perhitungan kebutuhan energi dari Institute of Medicine (IOM) tahun 2002 dalam Mahan dan EscottStump (2008) yang didasarkan pada Oxford Equation. Kebutuhan energi individu pada penelitian ini diperoleh dengan menghitung kebutuhan energi sesuai berat badan dan tinggi badan aktual berdasarkan Total Energy Expenditure (TEE) yang dikoreksi dengan PAL dan Thermic Effect of Food (TEF). TEF adalah peningkatan pengeluaran energi yang berhubungan dengan asupan air pangan. Besarnya nilai TEF dihitung dari total pengeluaran energi yaitu sebesar 10% dari TEE (Mahan & Escott-Stump 2008). Asupan air. Data Asupan air dikelompokkan menjadi empat kategori berdasarkan sumbernya, yaitu minuman air putih, minuman lainnya (berwarna dan berasa), air dalam makanan, dan air metabolik. Asupan air yang berasal dari makanan dikonversikan kedalam kandungan air dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM). Konversi ini dihitung dengan rumus (Hardinsyah & Briawan 1994) sebagai berikut: KGij = (Bj/100) x Gij x (BDDj/100) Keterangan: KGij Bj Gij BDDj
: kandungan air dalam bahan makanan j : berat makanan j yang diasupan air (gram) : kandungan air dalam 100 gram BDD bahan makanan j : bagian bahan makanan j yang dapat dimakan
Total asupan air merupakan jumlah air dari minuman dan air yang berasal dari makanan serta air metabolik. Air dari minuman selain air putih dihitung dengan koreksi berat padatan zat gizi yang dikandungnya. Contoh perhitungan air minuman, segelas teh botol kemasan volume 220 mL mengandung 22 gram gula (karbohidrat) maka jumlah air dalam teh botol kemasan adalah 220 – 22 = 198 mL.
22
Sebagian asupan air tubuh dapat pula diperoleh dari hasil metabolisme zat gizi pangan yang dikonsumsi (air metabolik). Menurut Verdú (2009) bahwa jumlah air yang dihasilkan dari metabolisme pemecahan lemak, protein dan karbohidrat per 100 gram adalah 107 mL, 40 mL, dan 55 mL, sehingga dapat diformulasikan kedalam rumus perhitungan per gram zat gizi, yaitu: Air metabolik (mL)= (1,07 x gram lemak) + (0,40 x gram protein) + (0,55 x gram Karbohidrat)
Adapun rumus untuk menghitung total asupan air sebagai berikut: Total asupan air (mL) =A+B+C+D Keterangan: A B C D
: Minuman air putih : Minuman lainnya (bewarna dan berasa) : Air dalam makanan : Air hasil metabolik
Tingkat asupan air. Asupan air dibandingkan dengan kebutuhan sehingga dapat dilakukan penilaian tingkat asupan air terhadap kebutuhan. Rumus yang digunakan adalah: Tingkat Asupan air =
Asupan air x 100% Kebutuhan air
Tingkat asupan air dikategorikan mengacu pada cut off point tingkat kecukupan energi Depkes (1996) yaitu defisit tingkat berat jika (<70%), defisit tingkat sedang (70-70%), defisit tingkat ringan (89-90%) dan cukup (90-119%) serta kelebihan (>120%). Subyek dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu tingkat asupan air defisit (<90%) dan tingkat asupan cukup dan lebih (≥90%). Status gizi. Status gizi remaja dan dewasa diperoleh dari data sekunder penelitian Perdana (2011) dengan perhitungan berdasarkan standar penilaian status gizi berdasarkan IMT menurut umur. Berikut rumus perhitungan IMT dan standar penilaian status gizi remaja dan dewasa menurut WHO (2007): IMT =
BB(Kg) TB (m) x TB (m)
Tabel 5 Kategori status gizi remaja berdasarkan IMT menurut umur Umur (Tahun) 14 15 16 17 18
Kurus < 16,0 < 16,5 < 17,1 < 17,5 < 17,9
Laki-laki Normal 16,0 – 21,9 16,5 – 22,8 17,1 – 23,7 17,5 – 24,4 17,9 – 25,0
Gemuk > 21,9 > 22,8 > 23,7 > 24,4 > 25,0
Kurus < 16,0 < 16,5 < 16,8 < 17,0 < 17,1
Wanita Normal 16,0 – 22,9 16,5 – 23,7 16,8 – 24,2 17,0 – 24,7 17,1 – 24,9
Gemuk > 22,9 > 23,7 > 24,2 > 24,7 > 24,9
23
Nilai IMT yang normal untuk dewasa berkisar antara 18,5-24,9 kg/m2. Subyek dikatakan kurus bila nilai IMT nya <18,5 kg/m2 dan mengalami kegemukan bila ≥25 (WHO 2007).
Subyek kemudian dikategorikan menjadi
gemuk dan tidak gemuk. Subyek gemuk dalam penelitian ini terdiri dari subyek yang mengalami overweight dan obesitas, sedangkan subyek tidak gemuk terdiri dari subyek dengan status gizi kurus dan normal. Tingkat aktivitas fisik. Nilai pengukuran aktivitas fisik diperoleh dari data sekunder penelitian Fauji (2011). Berdasarkan WHO/FAO (2002), besarnya aktivitas fisik yang dilakukan seseorang selama 24 jam dinyatakan dalam PAL (Physical Activity Level) atau tingkat aktivitas fisik. PAL merupakan besarnya energi yang dikeluarkan (kkal) per kilogram berat badan dalam 24 jam. PAL ditentukan dengan rumus sebagai berikut: PAL =
∑ (PARj x W j) 24 jam
Keterangan: PAL PARj Wi
: Physical activity level (tingkat aktivitas fisik) : Physical activity rate (jumlah energi yang dikeluarkan untuk tiap jenis aktivitas per jam) : Alokasi waktu tiap aktivitas
Nilai PAL kemudian dikelompokkan kedalam beberapa tingkatan aktivitas fisik yaitu sangat ringan dan ringan serta sedang dan berat. Kategori tingkat aktivitas fisik berdasarkan nilai PAL dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Kategori tingkat aktivitas fisik berdasarkan nilai PAL Kategori Ringan dan sangat ringan Sedang dan Berat
Nilai PAL ≤ 1,70 > 1,70
Pengetahuan air minum dan hidrasi. Pengetahuan air tentang air minum diketahui melalui wawancara kuisioner dengan memberikan nilai untuk pertanyaan tentang kebutuhan air, tanda-tanda air yang aman diminum dan jenis minuman yang diminum dalam hubungannya dengan dehidrasi. Total poin untuk semua jawaban yang benar adalah 100. Pengetahuan air minum dikelompokkan mengacu pada cut off point pengetahuan gizi yaitu pengetahuan baik apabila >80 poin dan sedang 60-80 poin dan kurang apabila <60 (Khomsan 2000). Tingkat pengetahuan air minum dan hidrasi dikelompokkan ke dalam 2 kategori. Kelompok sedang atau baik apabila skor jawaban ≥60 dan kurang apabila skor jawaban <60.
24
Suhu
tubuh.
Suhu
tubuh
diketahui
melalui
langsung
dengan
pemeriksaan fisik. Dikelompokkan dalam 3 kategori, yaitu normal pada suhu 3637,5oC serta dibawah normal pada <36 oC serta diatas normal >37,5oC (Tamsuri 2007). Dehidrasi. Pengukuran dehidrasi ini dilakukan dengan pemeriksaan urin yang dikumpulkan. Pengukuran dehidrasi ditentukan dengan urine specific gravity ≥1,020 g/mL (Casa et al. 2000). Data jenis kelamin, golongan umur, wilayah ekologi, status gizi, tingkat aktivitas fisik, asupan air, kebutuhan air, pengetahuan air minum, suhu tubuh serta status dehidrasi yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan program computer Microsoft Excell 2007 for Windows dan SPSS versi 16 for Windows. Hasil pengolahan data selanjutnya dianalisis secara univariat,
bivariat,
dan
multivariat.
Analisis
univariat
digunakan
untuk
mendeskripsikan data karakteristik subyek dan asupan air serta status dehidrasi. Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara dua variabel, yaitu variabel dependen dengan variabel independen. Analisis bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji beda-t (Independent Sample t-Test), analisis Chi square dan korelasi Spearman. Analisis Chi square dilakukan apabila variabel yang dianalisis berjenis kategori, baik variabel dependen maupun variabel independen. Variabel yang dianalisis adalah jenis kelamin, kelompok umur dan letak geografis. Analisis korelasi Spearman digunakan untuk mengetahui derajat hubungan linier antara satu variabel dengan variabel lain bila variabelnya numerik. Variabel yang dianalisis dengan korelasi Spearman adalah suhu tubuh, tingkat aktivitas fisik, status dehidrasi, tingkat asupan air dan skor pengetahuan. Besarnya hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dinyatakan dengan koefisien korelasi yang disimbolkan dengan huruf “r”. Besarnya koefisien korelasi akan berkisar antara -1 (negatif satu) sampai dengan +1 (positif satu): -1≤ r ≤+1 Keterangan: + menunjukkan korelasi positif - menunjukkan korelasi negatif 0 menunjukkan tidak adanya korelasi
Analisis multivariat digunakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik. Analisis regresi logistik digunakan untuk mengetahui nilai
25
faktor risiko variabel independen terhadap variabel dependen. Seluruh variabel dianalisis bersama sama untuk mengetahui variabel mana yang berpengaruh terhadap status dehidrasi. Analisis ini menggunakan model binary logistic regression dengan model backward wald. Cara menentukan variabel yang dapat masuk ke dalam analisis regresi logistik adalah dengan kriteria kemaknaan statistik yang dianjurkan yaitu p<0,05. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: β + β x +β x +β x +...+β x
π(x)=
n n e 0 11 22 33 1 + e β0+ β1x1+β2x2+β3x3+...+βnxn
Keterangan: π(x) e β1 xn x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7
: Peluang terjadinya dehidrasi (1= dehidrasi, 0= tidak dehidrasi) : Eksponensial : Koefisien regresi : Variabel independen yang mempengaruhi kejadian dehidrasi. : Jenis kelamin (1= wanita, 0= laki-laki) : Status gizi (1=gemuk, 0= tidak gemuk) : Suhu tubuh (1= tidak normal, 0=normal) : Tingkat aktivitas fisik (1= sedang/berat, 0= sangat ringan/ringan) : Tingkat asupan air (1= <90%, 0= ≥90%) : Tingkat pengetahuan tentang air minum dan hidrasi (1= kurang, 0= sedang/baik) : Wilayah ekologi (1= dataran rendah, 0= dataran tinggi)
Definisi Operasional Remaja adalah siswa-siswi dari SMU yang dijadikan sebagai subyek dalam penelitian. Dewasa adalah staf pengajar dan tenaga kependidikan dari SMU yang dijadikan sebagai subyek dalam penelitian. Asupan air adalah asupan air individu yang berasal dari air putih, minuman selain air putih, air dari makanan, dan air metabolik diukur dalam satuan mL. Kebutuhan air adalah total jumlah air yang dibutuhkan oleh tubuh berdasarkan rumus NRC dalam Sawka et al. (2005) yaitu 1 mL/kkal untuk remaja dan dewasa didasarkan pada perhitungan kebutuhan energi. Tingkat asupan air adalah total asupan air dibandingkan kebutuhannya dinyatakan dalam satuan persen (%). Asupan air dikelompokkan menjadi defisit (<90%) dan cukup atau lebih (≥90%). Tingkat aktivitas fisik adalah tingkat aktivitas fisik yang dilakukan seseorang selama
24
jam
dinyatakan
dalam
PAL.
Nilai
PAL
kemudian
dikelompokkan kedalam beberapa tingkatan aktivitas fisik yaitu sangat
26
ringan (PAL ≤1,7 kkal/kg/hari) dan ringan serta sedang dan berat (PAL >1,7 kkal/kg/hari). Wilayah ekologi adalah wilayah tempat tinggal subyek penelitian yang dikelompokkan menjadi wilayah dataran rendah mewakili daerah suhu panas (Jakarta Utara, Surabaya, Makasar) dan wilayah dataran tinggi mewakili daerah suhu dingin (Lembang, Malang, Malino). Status gizi adalah keadaan gizi seseorang yang menunjukkan pemenuhan kebutuhan gizi yang dikelompokkan menjadi gemuk (IMT ≥25) dan tidak gemuk (IMT <25). Pengetahuan air minum dan hidrasi adalah nilai untuk kemampuan menjawab pertanyaan tentang kebutuhan air, tanda-tanda air yang aman diasupan air dan jenis minuman yang diasupan air dalam hubungannya dengan dehidrasi yang dikelompokkan menjadi kelompok sedang atau baik apabila skor jawaban ≥60 serta kelompok kurang bila skor jawaban <60 (Khomsan 2000). Suhu tubuh adalah panas tubuh yang diukur menggunakan termometer dalam satuan oC. Suhu tubuh normal 36-37,5oC dan tidak normal <36oC dan >37,5oC. Dehidrasi kekurangan air tubuh yang ditentukan berdasarkan USG ≥1,020g/mL. Faktor risiko dehidrasi adalah peubah yang diduga mempengaruhi status dehidrasi melalui analisis statistik. Faktor risiko dehidrasi yang dianalisis adalah jenis kelamin, aktivitas fisik, suhu tubuh, status gizi, tingkat asupan air, pengetahuan tentang air minum dan hidrasi serta wilayah ekologi pada remaja dan dewasa.