28
METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai hubungan konsumsi susu dan kebiasaan olahraga dengan status gizi dan densitas tulang remaja di TPB IPB dilakukan dengan menggunakan desain cross sectional study. Pengamatan terhadap variabel bebas dan terikat dilakukan sekaligus pada suatu saat dan secara langsung. Penelitian ini dilaksanakan di Asrama Putra dan Asrama Putri TPB IPB. Pemilihan Asrama Putra dan Asrama Putri TPB IPB sebagai tempat penelitian dilakukan secara purposive. Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan, yaitu bulan Maret sampai dengan April 2011. Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Contoh penelitian ini adalah mahasiswa yang tinggal di lokasi penelitian. Pemilihan contoh dilakukan secara purposive, dengan kriteria mahasiswa TPB IPB dengan usia 18-19 tahun, mengkonsumsi susu secara rutin minimal 1 kali per minggu, sehat (tidak sedang sakit atau memiliki penyakit), tidak merokok, tidak sedang mengikuti penelitian lain, dan bersedia untuk dijadikan contoh. Pemilihan usia contoh dilakukan secara purposive dengan pertimbangan pembentukan tulang yang sangat pesat dialami oleh seseorang yang berada pada rentang usia 18 hingga 20 tahun (Mann & Truswell 2007). Jumlah keseluruhan populasi adalah 3.700 orang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa TPB IPB yang tinggal di Asrama Putra dan Asrama Putri TPB IPB. Jumlah minimal contoh yang diperlukan dalam penelitian ini sebanyak 90 orang yang diambil secara purposive dengan derajat kepercayaan yang diinginkan 95% dan batas toleransi proporsi (simpangan mutlak) sebesar 10%. Contoh dalam penelitian ini diperoleh dengan mendata mahasiswa yang sesuai dengan kriteria penelitian hingga memperoleh jumlah contoh minimal dan jumlah contoh cadangan untuk mengantisipasi contoh yang drop out di tengah penelitian. Jumlah contoh yang digunakan terdiri dari 45 orang remaja laki-laki dan 45 orang remaja perempuan. Pengelompokan contoh berdasarkan jenis kelamin tersebut akan digunakan dalam uji beda Independent Sample T-Test pada tahap pengolahan dan analisis data. Jumlah contoh minimal yang digunakan dalam penelitian diperoleh berdasarkan perhitungan Daniel (2005) sebagai berikut:
29
z12−α / 2 p (1 − p ) n= d2 n=
(1,96 ) 2 0,37 (0,63) 0.12
n = 90 Keterangan : n = Jumlah contoh minimal p = Estimasi proporsi = 37,1% (prevalensi penderita osteopenia yang berusia kurang dari 25 tahun (Rachmawati 2006)) d = Simpangan mutlak = 10% (batas toleransi) z = Nilai z pada derajat kepercayaan 1-a/2 = 1,96 (nilai z pada derajat kepercayaan 1-α/2 (α = 0,5) Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer mencakup karakteristik contoh, kebiasaan minum susu, konsumsi pangan sumber kalsium, kebiasaan olahraga dan konsumsi suplemen yang diperoleh melalui kuesioner, serta berat badan, tinggi badan, dan densitas tulang contoh yang diperoleh dengan melakukan pengukuran langsung. Karakteristik contoh meliputi data usia, jenis kelamin, dan uang saku. Data mengenai kebiasaan minum susu meliputi jenis susu dan frekuensi mengkonsumsinya. Data konsumsi pangan sumber kalsium meliputi ukuran makanan sumber kalsium yang dikonsumsi selama satu bulan terakhir dan frekuensi mengkonsumsinya. Data tersebut diperoleh dengan menggunakan Food Frequency Quetionnaire (FFQ) semikuantitatif. Data usia dan jenis kelamin diperoleh melalui wawancara langsung dengan cara mengisi kuesioner, sedangkan data berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) diperoleh dari pengukuran langsung menggunakan timbangan injak (bathscale) dan microtoise. Densitas tulang diukur dengan Achilles Insight yang merupakan densitometer jenis quantitative ultrasound milik Anlene Bone Health Check. Semua alat yang digunakan telah dikalibrasi terlebih dahulu sebelum digunakan. Data sekunder adalah data tentang keadaan umum lokasi penelitian. Data tersebut diperoleh dari hasil wawancara dan data-data yang diberikan oleh Badan Pengelola Asrama (BPA) TPB IPB. Data, jenis data, dan cara pengumpulan data ditunjukkan pada Tabel 7.
30
Tabel 7 Data, jenis data dan cara pengumpulan data Variabel
Data
Usia Jenis kelamin Uang saku Densitas tulang Densitas tulang Jenis susu yang diminum Jumlah dan frekuensi Kebiasaan minum minum susu susu - Waktu minum susu - Alokasi uang untuk membeli susu Karakteristik contoh
-
- Ukuran konsumsi pangan Konsumsi pangan - Frekuensi konsumsi sumber kalsium pangan
Konsumsi suplemen Kebiasaan olahraga Status gizi contoh
- Jenis suplemen - Frekuensi konsumsi suplemen - Jenis olahraga - Frekuensi olahraga - Berat badan (BB) - Tinggi badan (TB)
Keadaan umum lokasi penelitian
Jenis Data
Cara Pengumpulan Data
Primer
Kuesioner
Primer
Pengukuran langsung
Primer
Kuesioner
Primer
Food frequency quetionnaire semikuantitatif (Gibson 2005)
Primer
Kuesioner
Primer
Kuesioner
Primer
Pengukuran langsung
Sekunder
Badan Pengelola Asrama (BPA) TPB IPB
Pengolahan dan Analisis Data Proses pengolahan data meliputi pengeditan data, pemberian kode, entri data, cleaning data dan analisis data. Data yang terkumpul diolah dan dianalisis secara deskriptif dan inferensia dengan menggunakan program komputer Microsoft Excel 2007 dan Statistical Program for Social Science (SPSS) versi 16.0 for Windows. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan karakteristik contoh, kebiasaan minum susu, kebiasaan olahraga, status gizi, dan densitas tulang yang disajikan dengan tabulasi frekuensi. Analisis statistik inferensia pada penelitian ini menggunakan uji korelasi dan uji beda Independent Sample T-Test. Uji korelasi digunakan untuk menguji hubungan antara konsumsi susu, konsumsi pangan olahan susu, dan kebiasaan olahraga dengan status gizi dan densitas tulang remaja. Uji beda Independent Sample T-Test digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan rata-rata konsumsi kalsium, indeks massa tubuh, dan densitas tulang antara remaja lakilaki dengan remaja perempuan. Pengkategorian variabel-variabel dalam penelitian disajikan pada Tabel 7. Karakteristik contoh. Data karakteristik contoh meliputi data usia, jenis kelamin contoh dan uang saku. Usia contoh berkisar antara 18-19 tahun. Data jenis kelamin contoh terdiri dari dua kategori yaitu laki-laki dan perempuan. Data
31
uang saku adalah jumlah nominal uang yang digunakan oleh contoh untuk konsumsi makanan dan non makanan (transportasi, pulsa, dan rekreasi) selama satu bulan. Konsumsi pangan sumber kalsium. Data konsumsi pangan sumber kalsium contoh diperoleh dengan metode Food Frequency Quetionnaire (FFQ) semikuantitatif yang meliputi ukuran dan frekuensi pangan. Data tersebut diolah secara deskriptif dengan menggunakan Microsoft Excel 2007. Rumus umum yang digunakan untuk mengetahui kandungan kalsium yang dikonsumsi adalah : Kgij = (Bj/100) x Gij x (BDDj/100) Keterangan : Kgiji
= Kandungan zat gizi i dari bahan pangan j
Bj
= Berat bahan pangan j (gram)
Gij
= Kandungan zat gizi i dalam bahan pangan j
BDDj = Persen bahan pangan j yang dapat dimakan (Sumber : Hardinsyah & Briawan 1994). Setelah konsumsi kalsium dari pangan sumber kalsium diketahui, kemudian dihitung rata-rata konsumsi kalsium contoh dan sumbangan kalsium dari berbagai jenis pangan sumber kalsium terhadap rata-rata konsumsi kalsium harian. Kalsium total diperoleh dengan cara menjumlahkan konsumsi kalsium dari semua bahan pangan sumber kalsium terutama susu, serta suplemen kalsium, kemudian dihitung tingkat kecukupan konsumsi kalsium contoh. Tingkat kecukupan kalsium diperoleh dengan membandingkan konsumsi kalsium total dari semua sumber kalsium dengan angka kecukupan kalsium untuk remaja Indonesia yaitu sebesar 1000 mg (18 tahun) dan 800 mg (19 tahun) (AKG 2004). Hasil perhitungan kemudian dinyatakan dalam persen. Secara umum, tingkat konsumsi dirumuskan sebagai berikut (Hardinsyah & Briawan 1994) : Tingkat konsumsi zat gizi =
Konsumsi zat gizi aktual
x 100%
Angka kecukupan gizi (AKG) Frekuensi konsumsi pangan sumber kalsium contoh. Diperoleh dengan menanyakan berapa kali contoh mengkonsumsi pangan dalam satu bulan terakhir. Status gizi contoh. Penilaian status gizi contoh diperoleh dengan pendekatan antropometri melalui perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT). Nilai IMT dapat diketahui dengan menggunakan rumus : IMT = Berat badan (kg)/Tinggi badan2 (m2)
32
Berdasarkan rumus tersebut dapat diketahui kategori IMT berdasarkan klasifikasi internasional (WHO 2004). Kategori status gizi berdasarkan klasifikasi internasional (WHO 2004)
terbagi menjadi tiga yaitu kurus (<18,50), normal
(18,50-24,99), dan lebih (≥25,00). Tabel 8 Pengkategorian variabel penelitian No. Variabel Data primer 1. Karakteristik contoh - Usia - Jenis kelamin - Uang saku
2.
3.
Densitas tulang
Kebiasaan minum susu - Jenis susu yang diminum
Kategori Pengukuran
1. 1. 2. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 5.
18-19 tahun Laki-laki Perempuan < 500 ribu 500 ribu – 1 juta > 1 juta Well above average Above average Average Below average Well below average
1. 2. 3. 4.
6. 7. 8.
Susu skim Susu bubuk biasa (full cream) Susu kental manis Susu cair dalam kemasan tidak berlabel Susu cair dalam kemasan berlabel Susu bubuk tinggi kalsium Susu cair tinggi kalsium Susu skim
-
Rata-rata konsumsi susu
1. 2. 3. 4. -
Pagi Siang Sore Malam Rata-rata alokasi uang untuk membeli susu
5.
- Jumlah dan frekuensi minum susu - Waktu minum susu
4.
Alokasi uang untuk membeli susu Konsumsi pangan sumber kalsium - Tingkat kecukupan kalsium
5.
6.
7.
Konsumsi suplemen - Jenis suplemen - Frekuensi konsumsi suplemen Kebiasaan olahraga - Jenis olahraga - Frekuensi olahraga
Status gizi contoh (IMT)
Data sekunder 1. Data lokasi penelitian
1. Kurang (<77% AKG) 2. Cukup (≥77% AKG) -
Sumber acuan
Suryono (2007)
THLS (2010)
Zulianti (2007)
Gibson (2005)
Sesuai data Rata-rata frekuensi suplemen
Sesuai data 1. 1-2 kali/minggu 2. 3-5 kali/minggu 3. 6-7 kali/minggu 1. Kurang (<18,50) 2. Normal (18,50-24,99) 3. Lebih (≥25,00) Sesuai data
WHO (2004)
33
Definisi operasional Contoh adalah individu-individu remaja yang digunakan dalam penelitian yang berusia 18-19 tahun dan merupakan mahasiswa TPB IPB yang berada di lokasi penelitian. Densitas tulang adalah jumlah kandungan mineral tulang dalam setiap cm2 tulang yang diukur dengan alat bone densitometer dan ditunjukkan dengan nilai stiffness index (SI). Frekuensi konsumsi pangan sumber kalsium contoh adalah jumlah kali konsumsi pangan sumber kalsium contoh dalam sebulan terakhir melalui wawancara. Kebiasaan minum susu yaitu kegiatan minum susu yang dilakukan oleh contoh dengan frekuensi dan jumlah tertentu yang berlangsung secara terus menerus. Kebiasaan olahraga merupakan kegiatan gerak tubuh yang dilakukan contoh di luar jam mata kuliah olahraga yang dilakukan secara rutin dengan berbagai tingkatan dan frekuensi tertentu (minimal sekali seminggu). Konsumsi suplemen merupakan jenis, jumlah, dan frekuensi produk industri tertentu yang biasa dikonsumsi oleh contoh dan dapat memberikan tambahan asupan zat gizi, termasuk mineral seperti kalsium. Konsumsi susu merupakan jenis, jumlah, dan frekuensi susu yang biasa diminum oleh contoh. Osteopenia merupakan tahap pengeroposan awal dari massa atau densitas tulang dan merupakan gejala awal dari osteoporosis. Osteoporosis merupakan kondisi menurunnya kepadatan tulang yang umumnya terjadi akibat kekurangan asupan kalsium dalam jangka waktu lama. Pangan sumber kalsium merupakan jenis-jenis pangan yang dikonsumsi contoh selama satu bulan terakhir yang dinilai memiliki kandungan kalsium yang tinggi dan menurut beberapa sumber dikatakan sebagai sumber kalsium yang baik. Pola konsumsi pangan sumber kalsium merupakan kebiasaan mengkonsumsi pangan sumber kalsium (susu dan non susu) yang meliputi jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi. Status gizi contoh adalah keadaan kesehatan tubuh contoh yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan (absorpsi), dan utilisasi (utilization) zat gizi
34
makanan yang ditentukan berdasarkan kategori Indeks Massa Tubuh (IMT). Sumbangan kalsium merupakan persentase kontribusi kalsium dari pangan sumber kalsium tertentu terhadap angka kecukupan gizi (AKG). Susu adalah produk normal dari sekresi kelenjar susu ternak perah baik berbentuk
cair
maupun
bubuk
yang
telah
dikemas
dan
telah
diperdagangkan kepada masyarakat (produk komersial). Tingkat konsumsi kalsium contoh adalah konsumsi kalsium total contoh dari pangan sumber kalsium (susu dan non susu) dan suplemen kalsium yang kemudian dibandingkan dengan angka kecukupan kalsium untuk remaja, yaitu 1000 mg/hari (usia 18 tahun) atau 800 mg (usia 19 tahun) (AKG 2004). Uang saku adalah jumlah nominal uang yang digunakan oleh contoh untuk konsumsi makanan dan non makanan (transportasi, pulsa, dan rekreasi) selama satu bulan.