1
MERANCANG PENCAPAIAN KOMPETENSI DASAR MELALUI PERUMUSAN INDIKATOR
Oleh: Nur Dewi Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan
ABSTRAK Tulisan ini bertujuan memberikan informasi kepada guru tentang konsep kompetensi dasar, konsep rumusan indikator, dan cara perumusan indikator
untuk
pencapaian
kompetensi
dasar
yang
ditetapkan.
Perumusan indikator yang tepat terkadang tidak mendapat perhatian serius ketika guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang pada akhirnya bermuara pada kegagalan pencapaian kompetensi dasar oleh peserta didik secara individu. Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perilaku peserta didik yang terukur atau dapat diobservasi mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Perumusan indikator menggunakan kata kerja operasional yang sesuai tingkatan kompetensi dasar. Perumusan indikator yang tepat akan memudahkan guru dalam mengembangkan materi pembelajaran, mendesain kegiatan pembelajaran, serta merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar sehingga akhirnya mampu mendorong setiap individu peserta didik mencapai kompetensi dasar yang diharapkan. Keyword : Kompetensi Dasar, Indikator, Perumusan Indikator
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=361:pencapaian-kompetensiindikator&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Maret 2015 ISSN. 2355-3189
2
Pendahuluan Kegiatan
pembelajaran
merupakan
proses pendidikan
yang
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi diri menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat baik dari segi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup, bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan
hidup
umat
manusia.
Oleh
karena
itu,
kegiatan
pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik menjadi kompetensi yang diharapkan. Untuk menghasilkan proses pembelajaran yang berkualitas harus dimulai dengan perencanaan pembelajaran yang berkualitas pula. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak guru ketika menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) belum memahami dengan baik cara merumuskan indikator pencapaian kompetensi padahal komponen tersebut sangat penting dan merupakan target kemampuan yang harus dikuasai peserta didik secara individu dan merupakan tolok ukur ketercapaian kompetensi dasar dari materi pelajaran. Hasil analisis dari beberapa RPP peserta diklat Kurikulum 2013 menunjukkan bahwa indikator yang dirumuskan dalam RPP hanya mengulang bunyi/teks dari Kompetensi Dasar sehingga formulasi yang tersusun bukanlah indikator karena tidak menggunakan kata kerja operasional sesuai tingkat kompetensi dan tidak menunjukkan adanya perilaku yang dapat diukur atau diobservasi. Rangkuman hasil analisis RPP menunjukkan perumusan indikator tingkat penguasaan peserta diklat berada pada kategori buruk (Hasri, 2014). Dalam perumusan indikator diharapkan setiap kompetensi dasar dikembangkan sekurang-kurangnya menjadi tiga indikator. Namun masih banyak guru yang mengembangkan indikator hanya dua atau satu indikator saja bahkan sering ditemukan RPP yang disusun guru hanya menampilkan KD dan tujuan pembelajaran tanpa indikator pembelajaran padahal kita pahami bersama bahwa target pencapaian indikator bersifat http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=361:pencapaian-kompetensiindikator&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Maret 2015 ISSN. 2355-3189
3
individu sedangkan tujuan pembelajaran target pencapaiannya bersifat klasikal. Mencermati uraian di atas, maka rumusan masalah yang ditetapkan dalam tulisan ini adalah: (1) apakah kompetensi dasar itu?; (2) apakah rumusan indikator itu?; (2) bagaimana cara merumuskan indikator?. Berdasarkan rumusan masalah dalam tulisan ini, maka dapat diketahui tujuan penulisan adalah untuk memberikan informasi secara teoritis kepada guru tentang konsep kompetensi dasar, konsep rumusan indikator, dan cara perumusan indikator yang dapat menunjang pencapai kompetensi dasar secara individu peserta didik. Manfaat yang dapat diperoleh dari tulisan ini adalah: (1) bagi guru sebagai salah satu acuan dalam perumusan indikator; (2) bagi satuan pendidikan sebagai informasi dan masukan untuk menjadi langkah pembinaan guru dalam perumusan indikator sesuai tingkatan kompetensi, menggunakan kata operasional yang tepat, bersifat terukur, dapat diobservasi, dan menjadi acuan penilaian kompetensi peserta didik; (3) bagi peserta didik mendapat layanan dan pengalaman mengajar yang dapat mendukung ketercapaian kompetensi dasar setiap mata pelajaran.
Konsep Kompetensi Dasar Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk berpikir, berbuat, dan bersikap secara konsisten. Seluruh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dipelajari harus berwujud dalam bentuk pikiran, perbuatan, dan perilaku yang relatif bertahan lama. Ada dua ciri kompetensi yaitu keteramatan dan kebertahanan (Sukandi dalam Hapsari, 2010). Kompetensi berkaitan dengan apa yang seseorang bisa lakukan, dan bukan hanya apa yang telah mereka ketahui. Implikasinya adalah kompetensi terkait dengan apa yang dilakukan harus memiliki konteks, kompetensi adalah suatu hasil yang menjelaskan apa yang dapat dilakukan oleh seseorang, mengukur kompetensi harus jelas kinerja yang diukur dan ada standarisasi, dan pengukuran terhadap apa yang bisa http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=361:pencapaian-kompetensiindikator&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Maret 2015 ISSN. 2355-3189
4
dilakukan seseorang dapat dilakukan dalam suatu waktu tertentu.Dalam Kurikulum 2013 yang dimaksud kompetensi adalah seperangkat sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh peserta didik setelah mempelajari suatu muatan pembelajaran, menamatkan suatu program, atau menyelesaikan suatu pendidikan tertentu. Untuk memahami lebih jauh mengenai Kompetensi Dasar terlebih dahulu kita perlu mengetahui hierarki kompetensi di Kurikulum 2013 meliputi Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI), dan Kompetensi Dasar (KD). SKL adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. SKL digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses,standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana prasarana, standar pengelolaan dan standar pembiayaan. Kompetensi Inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai SKL yang harus dimiliki peserta didik pada setiap tingkatan kelas yang menjadi landasan pengembangan KD. KI mencakup : sikap spritual, sikap sosial,
pengetahuan,
dan
keterampilan
yang
berfungsi
sebagai
pengintegrasi muatan pembelajaran, mata pelajaran atau program dalam mencapai SKL. Kompetensi Inti meningkat seiring dengan meningkatnya usia peserta didik yang dinyatakan dengan meningkatnya kelas. KI bukan untuk diajarkan melainkan untuk dibentuk melalui pembelajaran berbagai kompetensi dasar dari sejumlah mata pelajaran yang relevan. Tiap mata pelajaran harus tunduk pada KI yang telah dirumuskan. Dengan kata lain semua mata pelajaran yang diajarkan dan dipelajari pada kelas tersebut harus berkonstribusi terhadap pembentukan KI. Kompetensi Inti adalah pengikat berbagai kompetensi yang harus dihasilkan dengan mempelajari tiap mata pelajaran serta berfungsi sebagai integrator horizontal antar mata pelajaran. Dengan pengertian ini kompetensi inti adalah bebas dari mata pelajaran kerena tidak mewakili http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=361:pencapaian-kompetensiindikator&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Maret 2015 ISSN. 2355-3189
5
mata
pelajaran
tertentu.
Kompetensi
inti
menyatakan
kebutuhan
kompetensi peserta didik, sedangkan mata pelajaran adalah pasokan kompetensi. Dengan demikian kompetensi inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasian (organising element) kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi
kompetensi inti merupakan pengikat untuk organisasi
vertikal dan organisasi horizontal kompetensi dasar. Rumusan Komptensi Inti dalam kurikulum 2013 menggunakan notasi: KI-1 untuk kompetensi Inti spritual, KI-2 untuk kompetensi inti sikap sosial, KI-3 untuk kompetensi inti pengetahua, KI-4 untuk kompetensi inti keterampilan Kompetensi
Dasar
adalah
kemampuan
untuk
mencapai
kompetensi Inti yang harus diperoleh peserta didik melalui pembelajaran yang
mencakup
sikap
spritual,
sikap
sosial,
pengetahuan
dan
keterampilan yang dikembangkan dalam konteks muatan pembelajaran, pengalaman belajar, mata pelajaran sesuai dengan KI. Dalam mendukung KI, capaian pembelajaran mata pelajaran diuraikan menjadi kompetensikompetensi dasar. Pencapaian KI adalah melalui pembelajaran KD yang disampaikan melalui mata pelajaran. Rumusannya dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Menurut
Permendiknas No.41 Tahun 2007 tentang Standar
Proses, disebutkan. Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan minimum yang harus dikuasai peserta didik untuk standar kompetensi tertentu dan digunakan sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran. Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran, dirumuskan dengan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, mencakup pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Kompetensi Dasar (KD) dibutuhkan untuk mendukung pencapaian SKL dan KI. Selain itu kompetensi dasar diorganisisr ke dalam berbagai mata pelajaran yang pada gilirannya
berfungsi sebagai sumber
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=361:pencapaian-kompetensiindikator&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Maret 2015 ISSN. 2355-3189
6
kompetensi. Mata pelajaran yang digunakan sebagai sumber kompetensi tersebut harus mengacu pada ketentuan yang tercantum pada Undangundang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, khususnya ketentuan pada pasal 37. Selain jenis mata pelajaran yang diperlukan untuk membentuk kompetensi, juga diperlukan beban belajar perminggu dan
persemester
didistribusikan
atau
pertahun.
Beban
belajar
ini
kemudian
ke berbagai mata pelajaran sesuai dengan tuntutan
kompetensi yang diharapkan dapat dihasilkan oleh tiap mata pelajaran. Sebagai pendukung pencapaian Kopetensi Inti, KD dikelompokkan menjadi 4 (empat) sesuai dengan rumusan Kompetensi Inti yang didukungnya yaitu: 1. Kelompok KD sikap spritual (mendukung KI-1) 2. Kelompok KD sikap sosial (mendukung KI-2) 3. Kelompok KD pengetahuan (mendukung KI-3) 4. Kelompok KD keterampilan (mendukung KI-4) Uraian KD yang rinci ini adalah untuk memastikan bahwa capaian pembelajaran tidak berhenti sampai pada pengetahuan saja, melainkan harus berlanjut ke keterampilan, dan bermuara pada sikap. Melalui KI tiap mata pelajaran ditekankan bukan hanya memuat kandungan pengetahuan saja, tetapi juga memuat kandungan proses yang berguna bagi pembentukan keterampilannya. Selain itu juga memuat pesan tentang pentingnya memahami mata pelajaran tersebut sebagai bagian dari pembentukan sikap. Hal ini penting mengingat kompetensi pengetahuan sifatnya
dinamis
karena
pengetahuan
masih
selalu
berkembang.
Kemampuan keterampilan akan bertahan lebih lama dari kompetensi pengetahuan, sedangkan yang akan terus melekat pada dan akan dibutuhkan oleh peserta didik adalah sikap. Kompetensi dasar dalam kelompok Kompetensi Inti sikap (KI-1 dan KI -2 ) bukanlah untuk peserta didik karena kompetensi ini tidak diajarkan, tidak dihafalkan dan tidak diujikan, tetapi sebagai pengangan
bagi
pendidik bahwa dalam mengajarkan mata pelajaran tersebut ada pesanhttp://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=361:pencapaian-kompetensiindikator&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Maret 2015 ISSN. 2355-3189
7
pesan spritual dan sosial sangat penting yang terkandung dalam materinya. Dengan kata lain , KD yang berkenaan dengan sikap spritual (mendukung KI-1) dan individual- sosial (mendukung KI-2) dikembangkan secara inderect teaching (tidak langsung) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan (mendukung KI-3) dan keterampilan (mendukung KI-4). Hal ini diuraikan dalam lampiran 4 Permendikbud No. 81 A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013. Untuk memastikan keberlanjutan penguasaan kompetensi, proses pembelajaran dimulai dari komptensi pengetahuan, kemudian dilanjutkan menjadi kompetensi keterampilan dan berakhir pada pembentukan sikap.
Konsep Rumusan Indikator Dalam Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses, Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Panduan
Pengembangan
Indikator
(Kemendiknas,
2010)
menguraikan lebih lanjut pengertian Indikator yang merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang
mencakup
sikap,
pengetahuan,
dan
keterampilan.
Indikator
dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskandalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan: (1) tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam KD; (2) karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah; (3) potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/daerah. Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=361:pencapaian-kompetensiindikator&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Maret 2015 ISSN. 2355-3189
8
rumusan indikator, yaitu: (1) Indikator pencapaian kompetensi yang dikenal sebagai indikator; (2) Indikator penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan menulis soal yang di kenal sebagai indikator soal. Indikator
memiliki
kedudukan
yang
sangat
strategis
dalam
mengembangkan pencapaian kompetensi berdasarkan KD. Indikator berfungsi sebagai berikut : (1) pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran Pengembangan materi pembelajaran harus sesuai dengan indikator yang dikembangkan. Indikator yang dirumuskan secara cermat dapat memberikan arah dalam pengembangan materi pembelajaran yang efektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, potensi dan kebutuhan peserta didik, sekolah, serta lingkungan; (2) pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran. Desain pembelajaran perlu dirancang secara efektif agar kompetensi dapat dicapai secara maksimal. Pengembangan desain
pembelajaran
hendaknya
sesuai
dengan
indikator
yang
dikembangkan, karena indikator dapat memberikan gambaran kegiatan pembelajaran yang efektif untuk mencapai kompetensi. Indikator yang menuntut kompetensi dominan pada aspek prosedural menunjukkan agar kegiatan pembelajaran dilakukan tidak dengan strategi ekspositori melainkan lebih tepat dengan strategi discovery-inquiry; (3) pedoman dalam mengembangkan bahan ajar. Bahan ajar perlu dikembangkan oleh guru guna menunjang pencapaian kompetensi peserta didik. Pemilihan bahan ajar yang efektif harus sesuai tuntutan indikator sehingga dapat meningkatkan pencapaian kompetensi secara maksimal; (4) pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar Indikator menjadi pedoman dalam merancang, melaksanakan, serta mengevaluasi hasil belajar, Rancangan penilaian memberikan acuan dalam menentukan bentuk dan jenis penilaian, serta pengembangan indikator penilaian. Pengembangan indikator penilaian harus mengacu pada indikator pencapaian yang dikembangkan.
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=361:pencapaian-kompetensiindikator&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Maret 2015 ISSN. 2355-3189
9
Cara Perumusan Indikator Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata kerja operasional. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua hal yaitu tingkat kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian kompetensi. Langkah pertama pengembangan indikator adalah menganalisis tingkat kompetensi dalam KD. Hal ini diperlukan untuk memenuhi tuntutan minimal kompetensi yang dijadikan standar secara nasional. Tingkat kompetensi dapat dilihat melalui kata kerja operasional yang digunakan dalam KD. Tingkat kompetensi dapat diklasifikasi dalam tiga bagian, yaitu tingkat pengetahuan, tingkat proses, dan tingkat penerapan. Kata kerja pada tingkat pengetahuan lebih rendah dari pada tingkat proses maupun penerapan. Tingkat penerapan merupakan tuntutan kompetensi paling tinggi yang diinginkan. Klasifikasi tingkat kompetensi untuk 3 ranah dapat dilihat secara rinci di Taksonomi Bloom. Dalam
merumuskan
indikator
perlu
diperhatikan
beberapa
ketentuan sebagai berikut: (1) setiap KD dikembangkan sekurangkurangnya menjadi tiga indikator; (2) keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja yang digunakan dalam KD. Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan dapat dikembangkan melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan peserta didik; (3) indikator yang dikembangkan harus menggambarkan hirarki kompetensi; (4) rumusan indikator sekurangkurangnya mencakup dua aspek, yaitu tingkat kompetensi dan materi pembelajaran; (5) indikator harus dapat mengakomodir karakteristik mata pelajaran sehingga menggunakan kata kerja operasional yang sesuai; (6) rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator penilaian yang mencakup ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=361:pencapaian-kompetensiindikator&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Maret 2015 ISSN. 2355-3189
10
Simpulan Mencermati uraian konsep di atas dapat ditarik simpulan sebagai berikut: (1) Kompetensi Dasar adalah Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan minimum yang harus dikuasai peserta didik untuk standar kompetensi tertentu dan digunakan sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran; (2) Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang
mencakup
sikap,
pengetahuan,
dan
keterampilan.
Indikator
dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskandalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Ada
dua jenis
indikator, yaitu Indikator pencapaian kompetensi dan indikator penilaian. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua hal yaitu tingkat kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian kompetensi.; (3) Cara merumuskan indikator
(a) setiap KD dikembangkan sekurang-
kurangnya menjadi tiga indikator; (b) keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja yang digunakan dalam KD. Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan dapat dikembangkan melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan peserta didik; (c) indikator yang dikembangkan harus menggambarkan hirarki kompetensi; (d) rumusan indikator sekurangkurangnya mencakup dua aspek, yaitu tingkat kompetensi dan materi pembelajaran; (e) indikator harus dapat mengakomodir karakteristik mata pelajaran; (f) rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator penilaian yang mencakup ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=361:pencapaian-kompetensiindikator&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Maret 2015 ISSN. 2355-3189
11
Daftar Pustaka Hasri, Muhammad. 2014. Pemahaman Peserta Dalam Penyusunan RPP Bidang Bahasa Indonesia pada Diklat Teknis Kurikulum 2013 yang Dilaksanakan oleh LPMP Sulawesi Selatan. Makassar. LPMP Sulawesi Selatan. Hapsari, Utami. 2010. Indikator dan Tujuan Pembelajaran dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Semarang. F. MIPA UM Kemendiknas. 2010. Panduan Pengembangan Direktorat Pembinaan SMP Kemendiknas.
Indikator.
Jakarta.
Kemendiknas. 2007. Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses. Jakarta. Kemendiknas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Pedoman Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta. Kemendikbud. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Kerangka Dasar Kurikulum, Struktur, Implementasi dan Evaluasi Kurikulum. Jakarta. Kemendikbud. Kemendikbud. 2013. Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. Kemendikbud. Kemendikbud. 2013. Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum. Jakarta. Kemendikbud.
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=361:pencapaian-kompetensiindikator&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Maret 2015 ISSN. 2355-3189