IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR (SD)
Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan
ABSTRAK Tulisan ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada pendidik tentang Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar. Pembelajaran yang diterapkan di Sekolah Dasar adalah pembelajaran tematik terpadu, yaitu pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik, sedangkan prosesnya menerapkan pendekatan saintifik. Pendekatan
saintifik adalah pendekatan dalam proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruksi pengetahuannya melalui tahapan-tahapan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi/menalar dan mengkomunikasikan pengetahuan yang ditemukan. Implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran di Sekolah Dasar dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut: (1)menganalisis Kompetensi Dasar yang akan dibelajarkan; (2) menganalisis indikator dari Kompetensi Dasar yang akan dibelajarkan; (3) menganalisis tujuan pembelajaran; (4) menganalisis kegiatan pembelajaran; (5) menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran; (6) melaksanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran Kurikulum 2013 Kata kunci: Implementasi, Pendekatan Saintifik, Pembelajaran
ABSTRACT This paper was aimed at providing information to educators on Scientific Approach Implementation in Learning at the Primary Schools. Applied learning at the primary school was an integrated thematic learning, ie learning to use the theme to link several subjects so as to provide a meaningful experience for students, while the process is to apply a scientific approach. The scientific approach was the approach in the learning process which were designed so that learners actively construct knowledge through stages observe, ask, gather information, associates / reasoning and communicating knowledge were found. Implementation of scientific approach to learning in primary school is done through the following steps: (1) to analyze the basic competencies to be covered; (2) to analyze indicators of basic competencies to be covered; (3) analyze the learning objectives; (4) to analyze the learning activities; (5) to write lesson plans; (6) to implementate the learning activities based on the principles of learning curriculum in 2013. Keywords: Implementation, Scientific Approach, Learning 1 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=367:implementasi-pendekatan-saintifiksd&catid=42:ebuletin&Itemid=215 Artikel E-Buletin Edisi Juni 2015 ISSN. 2355-3189
Pendahuluan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut maka muatan kurikulum meliputi empat elemen yakni: (1) tujuan yaitu Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang ingin dicapai pada satuan pendidikan tertentu, (2) isi dan bahan pelajaran yakni materi pelajaran (Standar Isi), (3) cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran atau proses (Standar Proses), dan (4) pengaturan yaitu penilaian (Standar Penilaian). Oleh karena itu perubahan kurikulum dari Kurikulum 2006 ke Kurikulum 2013 berarti perubahan pada empat elemen kurikulum tersebut yakni perubahan pada SKL, Standar Isi, Standar Proses dan Standar Penilaian. SKL pada Kurikulum 2006 diturunkan dari Standar Isi, sedangkan pada Kurikulum 2013 SKL diturunkan dari kebutuhan yang meliputi SKL Sikap, SKL Pengetahuan, dan SKL Keterampilan. Perubahan Standar Isi pada Kurikulum 2013 meliputi pengurangan mata pelajaran disertai penyesuaian materi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta adanya penambahan jam pelajaran. Sedangkan perubahan Standar Proses pada Kurikulum 2013 adalah penggunaan Pendekatan Saintifik yang meliputi kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar dan mengkomunikasikan dalam kegiatan pembelajaran. Adapun perubahan Standar Penilaian yakni pada Kurikulum 2013 lebih menekankan pada Penilaian Autentik yang meliputi penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan. Dalam rangka mengimplementasikan Kurikulum 2013, maka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan (diklat) tentang Implementasi Kurikulum 20013. Diklat yang dimaksud meliputi diklat penyiapan Narasumber Nasional, diklat Instruktur Nasional dan diklat Guru Sasaran. Disamping itu juga telah dilakukan diklat pendampingan implementasi Kurikulum 2013 bagi Instruktur Nasional yang akan mendampingi guru sasaran dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 di satuan pendidikan. Serangkaian diklat tersebut dimaksudkan agar guru sasaran lebih siap dan tidak mengalami kesulitan dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013. Namun dari hasil monitoring dan evaluasi terhadap implementasi Kurikulum 2013 yang dilaksanakan oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Sulawesi Selatan di beberapa sekolah sasaran pada tahun 2014, diperoleh informasi bahwa masih banyak guru mengalami kesulitan dalam mengimplementasikan Kurikulum 2 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=367:implementasi-pendekatan-saintifiksd&catid=42:ebuletin&Itemid=215 Artikel E-Buletin Edisi Juni 2015 ISSN. 2355-3189
2013. Kesulitan yang dimaksud antara lain dalam hal mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis Pendekatan Saintifik yang menjadi karakteristik Kurikulum 2013 dan menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran. Pada umumnya guru, khususnya di SD memposisikan pendekatan saintifik sebagai model pembelajaran yang mempunyai sintak (langkah-langkah) tertentu. Hal ini terlihat dalam langkah-langkah pembelajaran yang ditulis dalam RPP terkesan bahwa unsur-unsur saintifik (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar dan mengkomunikasikan) sebagai langkah pembelajaran yang harus selalu berurutan dalam penerapannya sehingga kegiatan pembelajaran menjadi kaku. Padahal sesungguhnya unsur-unsur pendekatan saintifik tersebut tidak harus selalu berurutan dalam penerapannya. Jadi sifatnya fleksibel dan sesuai dengan karakteristik materi pelajaran. Bisa saja dalam prakteknya setelah mengamati, peserta didik melakukan eksperimen (mengumpulkan informasi) kemudian menanya, dan seterusnya. Jadi tidak harus menanya lebih dahulu kemudian mengumpulkan informasi. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dipandang perlu adanya upaya untuk memberikan informasi tambahan yang lebih spesifik dan praktis kepada guru tentang Kurikulum 2013 khususnya tentang Pendekatan Saintifik dan implementasinya dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu upaya yang dimaksud adalah penulisan artikel yang dapat dipublikasikan melalui website atau media lainnya. Untuk maksud tersebut, maka melalui tulisan ini secara khusus penulis menguraikan implementasi pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran di SD. Konsep Pembelajaran di SD Pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik dan antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (Permendikbud Nomor 103 tahun 2014). Pembelajaran merupakan suatu proses pengembangan potensi dan pembangunan karakter setiap peserta didik sebagai hasil dari sinergi antara pendidikan yang berlangsung di sekolah, keluarga dan masyarakat. Proses tersebut memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia. Dalam Kurikulum 2013 pembelajaran yang diterapkan di SD adalah pembelajaran Tematik Terpadu untuk semua jenjang kelas. Pembelajaran Tematik Terpadu merupakan 3 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=367:implementasi-pendekatan-saintifiksd&catid=42:ebuletin&Itemid=215 Artikel E-Buletin Edisi Juni 2015 ISSN. 2355-3189
salah satu model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik. Sofiyanti, dkk (2015) mengemukakan bahwa pembelajaran terpadu didefinisikan sebagai pembelajaran yang menghubungkan berbagai gagasan, konsep, keterampilan, sikap, dan nilai, baik antar mata pelajaran maupun dalam satu mata pelajaran. Pembelajaran Tematik memberi penekanan pada pemilihan suatu tema yang spesifik yang sesuai dengan materi pelajaran, untuk mengajar satu atau beberapa konsep yang memadukan berbagai informasi. Pembelajaran Tematik Terpadu berdasar pada filsafat Konstruktivisme. Filsafat Konstruktivisme berpandangan bahwa pengetahuan yang dimiliki peserta didik merupakan hasil bentukan peserta didik sendiri (Riyanto, 2009:144).
Peserta didik membentuk
pengetahuannya melalui interaksi dengan lingkungan, bukan hasil bentukan orang lain. Proses pembentukan pengetahuan tersebut berlangsung secara terus menerus sehingga pengetahuan yang dimiliki peserta didik menjadi semakin lengkap. Sofiyanti, dkk (2015) mengemukakan bahwa Pembelajaran Tematik Terpadu menekankan pada keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak. Pembelajaran Tematik Terpadu lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar peserta didik. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga peserta didik akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu, penerapan Pembelajaran Tematik di sekolah dasar akan sangat membantu peserta didik dalam membentuk pengetahuannya, karena sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik). Ciri-ciri Pembelajaran Tematik Terpadu sebagaimana yang dikemukakan oleh Sofianti, dkk (2015) adalah: 1) Berpusat pada peserta didik;
2) Memberikan pengalaman
langsung pada anak; 3) Pemisahan antarmuatan pelajaran tidak begitu jelas (menyatu 4 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=367:implementasi-pendekatan-saintifiksd&catid=42:ebuletin&Itemid=215 Artikel E-Buletin Edisi Juni 2015 ISSN. 2355-3189
dalam satu pemahaman dalam kegiatan); 4) Menyajikan konsep dari berbagai pelajaran dalam satu proses pembelajaran (saling terkait antar muatan pelajaran yang satu dengan lainnya); 5) Bersifat luwes (keterpaduan berbagai muatan pelajaran); 6) Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak (melalui penilaian proses dan hasil belajarnya). Ciri-ciri tersebut tentu menjadi acuan bagi guru dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran di SD. Konsep Pendekatan Saintifik Dalam peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan (Permendikbud) Nomor 57 tahun 2014 dinyatakan bahwa Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka Kurikulum 2013 menganut sistem pembelajaran aktif. Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif, berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. Dengan belajar aktif peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik (Zaini, dkk, 2008:xiv). Untuk menciptakan pembelajaran aktif, maka Kurikulum 2013 mensyaratkan penggunaan Pendekatan Saintifik dalam proses pembelajaran (Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014). Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah
proses pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data
dengan
berbagai
teknik,
menganalisis
data,
menarik
kesimpulan
dan
mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan” (Kemendikbud, 2015). Pendekatan saintifik atau pendekatan berbasis proses keilmuan meliputi lima pengalaman belajar, yakni: Pertama, mengamati, meliputi kegiatan membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat). Kompetensi yang dikembangkan dari kegiatan mengamati adalah melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi. Kedua, menanya, meliputi
kegiatan mengajukan pertanyaan tentang informasi
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan 5 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=367:implementasi-pendekatan-saintifiksd&catid=42:ebuletin&Itemid=215 Artikel E-Buletin Edisi Juni 2015 ISSN. 2355-3189
yang bersifat hipotetik). Adapun kompetensi yang dikembangkan dari kegiatan menanya adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. Ketiga, mengumpulkan informasi yang meliputi kegiatan melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks mengamati objek/kejadian/aktivitas, wawancara dengan nara sumber. Kompetensi yang dikembangkan dari kegiatan mengumpulkan informasi adalah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat. Keempat,
mengasosiasi/menalar
adalah
mengolah
informasi
yang
sudah
dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Kompetensi yang dikembangkan dari kegiatan ini adalah sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan. Kelima, mengkomunikasikan yakni menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Kompetensi yang dikembangkan dari kegiatan mengkomunikasikan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. Dalam menerapkan pendekatan saintifik, guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan
proses
mengamati,
menanya,
menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
mengumpulkan
informasi/mencoba,
Meskipun demikian kelima unsur
pendekatan saintifik tersebut tidak harus muncul seluruhnya dalam satu pertemuan kegiatan pembelajaran serta tidak harus berurutan kemunculannya. Hal tersebut sangat ditentukan oleh karakteristik materi pelajaran yang disajikan. Namun demikian kreatifitas guru dalam merancang skenario pembelajaran sangat dibutuhkan agar penerapan pendekatan saintifik dapat dilakukan secara utuh dalam setiap kegiatan pembelajaran. Prinsip-prinsip
pembelajaran
dengan
pendekatan
saintifik
antara
lain:
(2) pembelajaran membentuk students’ self
(1) pembelajaran berpusat pada siswa;
concept; (3) pembelajaran terhindar dari verbalisme; (4) pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan 6 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=367:implementasi-pendekatan-saintifiksd&catid=42:ebuletin&Itemid=215 Artikel E-Buletin Edisi Juni 2015 ISSN. 2355-3189
prinsip; (5) pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa; (6) pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru; (7) memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi; (8) adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya. Langkah-langkah Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran. Kurikulum 2013 SD melaksanakan pembelajaran tematik terpadu dan prosesnya menerapkan
pendekatan scientific. Untuk mengimplementasikan pendekatan saintifik
dalam kegiatan pembelajaran dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: Pertama, analisis Kompetensi Dasar (KD), yaitu analisis yang dilakukan dengan mencermati kembali KD dari beberapa muatan pelajaran yang akan dibelajarkan pada tema, sub tema dan pembelajaran tertentu yang ada pada buku guru, apakah hal tersebut sudah tepat atau masih harus ditambah, dikurangi dan/atau diganti; Kedua, analisis Indikator dari KD yang akan dibelajarkan yaitu dengan mencermati kembali indikator KD yang ada pada buku guru, apakah hal tersebut sudah tepat atau masih perlu diubah dan/atau dikembangkan. Ketiga, analisis tujuan pembelajaran yaitu dengan mencermati kembali tujuan pembelajaran yang ada pada buku guru, apakah rumusan tujuan tersebut sudah tepat dan sudah mengakomodasi semua indikator dari KD yang akan dibelajarkan atau belum. Keempat, analisis kegiatan pembelajaran yaitu dengan mencermati kembali kegiatan pembelajaran yang ada pada buku guru apakah sudah menerapkan pendekatan saintifik atau belum. Agar kelima pengalaman belajar dalam pendekatan saintifik dapat muncul dalam kegiatan pembelajaran, maka pertanyaan yang perlu dijawab oleh guru dalam merancang langkah-langkah kegiatan pembelajaran adalah: 1) apa yang akan diamati oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran?; 2) stimulasi apa yang harus diberikan dalam kegiatan pembelajaran agar menimbulkan pertanyaan bagi peserta didik?; 3) tugas apa perlu yang diberikan agar peserta didik termotivasi untuk mencari atau mengumpulkan informasi untuk menyelesaikan tugas tersebut?; 4) tugas atau kegiatan pembelajaran seperti apa yang diberikan agar peserta didik melakukan asosiasi/menalar; dan 5) tugas atau kegiatan apa yang perlu dikomunikasikan oleh peserta didik? Untuk lebih jelasnya, berikut ini disajikan contoh hasil analisis untuk tema 9, sub tema 1, yaitu “Makananku sehat dan bergizi” pada pembelajaran 3 adalah sebagai berikut:
7 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=367:implementasi-pendekatan-saintifiksd&catid=42:ebuletin&Itemid=215 Artikel E-Buletin Edisi Juni 2015 ISSN. 2355-3189
Kompetensi Indikator Dasar BHS INDONESIA 3.1.3Mengidentifik 3.1 Menggali asi informasi dari informasi dari teks laporan survei laporan hasil tentang makanan pengamatan kesukaan. tentang gaya, 4.1.1 Membuat gerak, energi laporan tertulis dari panas, bunyi, dan data yang cahaya dengan terkumpul dengan bantuan guru dan menggunakan kosa teman dalam kata baku bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku 4.1Mengamati, mengolah, dan menyajikan teks laporan hasil pengamatan tentang gaya, gerak, energi panas, bunyi, dan cahaya dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku MATEMATIKA 3.3 Memahami aturan pembulatan dalam membaca hasil pengukuran dengan alat ukur 4.17 Menyatakan kesimpulan berdasarkan data tabel atau grafik
3.1.2 Menyata kan data hasil pengukuran dengan aturan pembulatan. 4.17.1 Menyata kan data hasil pengukuran dengan tabel dan dengan diagram batang
SBDP 3.4 Mengetahui berbagai alur cara dan pengolahan media karya kreatif 4.14 Membuat karya kerajinan asesoris dengan berbagai bahan dan teknik
3.4.2 Mendeskripsi kan cara membuat kalung dari bijibijian. 4.14.1 Menghasilkan karya berupa kalung dari biji-bijian
Tujuan Pembelajaran Dengan membaca tabel, siswa mampu menggali informasi dari laporan survei tentang makanan kesukaan di suatu sekolah dengan benar. Setelah melakukan survei, siswa mampu membuat laporan dari data yang terkumpul dengan menggunakan kosakata baku dengan benar. Dengan melihat data hasil pengukuran, siswa mampu mengolahnya dengan aturan pembulatan dengan teliti. Setelah mengolah data, siswa mampu membuat grafik batang berdasarkan data tersebut dan menyusun laporan kesimpulannya dengan benar. Setelah mengenal cara membuat kalung, siswa mampu menghasilkan karya berupa kalung dari biji-bijian dengan teknik kolase dengan benar. Dengan membaca informasi yang tersedia, siswa mampu mengenal cara membuat kalung dari biji-bijian dengan benar. Setelah mengenal cara membuat kalung, siswa mampu mendesain karya berupa kalung dari biji-bijian dengan benar.
Kegiatan Pembelajaran Siswa diminta untuk membaca data hasil survei tentang makanan dan minuman kesukaan di suatu SD dalam bentuk tabel (mengamati). Siswa diminta untuk menggali informasi dari tabel tersebut (mengumpulkan informasi) Siswa diminta untuk mengamati dan menggali informasi dari grafik batang (mengamati dan mengumpulkan informasi) Siswa diminta untuk membentuk kelompok yang beranggotakan 3 orang, dan masing-masing kelompok diminta untuk melakukan survei tentang makanan kesukaan teman-temannya di kelas (mengumpulkan informasi). Siswa mendiskusikan dalam kelompoknya cara mengolah data hasil survei dengan aturan pembulatan dengan teliti, membuat grafik batang dan melaporkannya (menanya, menalar dan mengkomunikasikan) Siswa membaca informasi yang tersedia dan mendiskusikan makanan yang terbuat dari biji-bijian dan cara membuat kalung dari biji-bijian (mengumpulkan informasi) Setelah mengenal cara membuat kalung, siswa mampu menghasilkan karya berupa kalung dari bijibijian dengan teknik kolase dengan benar (menalar).
8 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=367:implementasi-pendekatan-saintifiksd&catid=42:ebuletin&Itemid=215 Artikel E-Buletin Edisi Juni 2015 ISSN. 2355-3189
Kelima, menyusun RPP berdasarkan hasil analisis tersebut di atas. Penyusunan RPP didasarkan atas prinsip-prinsip penyusunan RPP sebagaimana dinyatakan dalam Permendikbud No.103 Tahun 2014, yaitu: 1) setiap RPP harus memuat KD yang akan dibelajarkan; 2) satu RPP dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih; 3) memperhatikan perbedaan individu peserta didik; 4) berpusat pada peserta didik; 5) berbasis konteks; 6) berorientasi kekinian; 7) mengembangkan kemandirian belajar; 8) memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran; 9) memiliki keterkaitan dan keterpaduan antar kompetensi dan/atau antar muatan; 10) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Keenam, melaksanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan RPP yang telah dibuat dengan menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran Kurikulum 2013 sebagaimana dinyatakan dalam Permendikbud No.103 Tahun 2014, yakni: 1) peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu; 2) peserta didik belajar dari berbagai sumber; 3) proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah; 4) pembelajaran berbasis kompetensi; 5) pembelajaran terpadu; 6) pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen; 7) pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif; 8) peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard-skills dan soft-skills; 9) pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat; 10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas
peserta
didik
dalam
proses
pembelajaran
(tut
wuri
handayani);
11) pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; 12) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; 13) pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik; dan 14) suasana belajar menyenangkan dan menantang.
9 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=367:implementasi-pendekatan-saintifiksd&catid=42:ebuletin&Itemid=215 Artikel E-Buletin Edisi Juni 2015 ISSN. 2355-3189
Simpulan Mencermati uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa: (1) Pembelajaran yang diterapkan di SD adalah pembelajaran Tematik Terpadu, yaitu pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik, sedangkan prosesnya menerapkan Pendekatan Saintifik;
(2) Pendekatan Saintifik adalah pendekatan dalam proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruksi pengetahuannya melalui tahapan-tahapan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi/menalar dan mengkomunikasikan pengetahuan yang ditemukan; (3) Implementasi Pendekatan Saintifik dalam pembelajaran di SD dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut: (a) menganalisis KD yang akan dibelajarkan; (b) menganalisis indikator dari KD yang akan dibelajarkan; (c) menganalisis tujuan pembelajaran; (d) menganalisis kegiatan pembelajaran; (e) menyusun RPP; (f) melaksanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran Kurikulum 2013. Daftar Pustaka Permendikbud Nomor 57 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Permendikbud Nomor 103 tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah. Sofiyanti, dkk, 2015. Modul Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 SD Kelas VI. BPSDMPK dan PMP Kemendikbud.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Zaini, dkk, 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
10 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=367:implementasi-pendekatan-saintifiksd&catid=42:ebuletin&Itemid=215 Artikel E-Buletin Edisi Juni 2015 ISSN. 2355-3189