ANDI MULIATI, A.M., Widyaiswara, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Sulawesi Selatan: MEMBANGUN TEORI DALAM PENELITIAN. ABSTRAK Secara umum, teori dapat diartikan sebagai seperangkat pernyataan untuk menjelaskan sejumlah peristiwa. Dalam penelitian, teori adalah alat untuk menginterpretasi, mengkritik dan menyatukan hukum-hukum yang mapan, memodifikasinya guna mencocokkan data yang tidak terantisipasi dalam bentuknya guna menciptakan generalisasi yang baru dan kuat. Secara sederhana, Snow menyatakan bahwa teori merupakan suatu bangunan simbolik yang dirancnag untuk membawa fakta-fakta yang dapat digeneralisasi ke dalam hubungan yang sistematis, mencakup seperangkat unit (fakta, konsep, variable), dan system hubungan antara unit-unit dimaksud. Terdapat 3 (tiga) fungsi teori: (1) deskriptif; (2) predksi; dan (3) penjelasan. Atau, suatu teori berfungsi dalam menganalisis, dalam sinopsis, dan memberi saran. Jadi, teori membantu peneliti menganalisis data, membuat kesimpulan ringkas (sinopsis), hubungan dan mengemukakan hal baru untuk dikaji. Menurut Brodbeck, teori tidak hanya menjelaskan dan memprediksi tetapi juga menyatukan fenomena, dan berfungsi untuk memasukkan temuan-temuan yang tidak diketahui dalam kerangka yang konsisten dan logis. Membangun teori yang baik memerlukan suatu proses mulai dari urutan kegiatannya yang luas sampai aturan-aturan kerja dengan pilihan kegiatan, dan memenuhi 4 (empat) karakteristik (Mouly): (1) memungkinkan deduksi yang dapat diuji secara empiris; (2) kompatibel atau cocok baik dengan pengamatan maupun dengan teori teori yang divalidasi sebelumnya; (3) memakai istilah dan menjelaskan secara sederhana; dan (4) teori ilmiah berdasar pada fakta dan hubungan empiris. Sedang klasifikasi dalam membangun teori menjadi alat dalam mengorganisir dan mengintegrasikan hal-hal yang diketahui dalam bidang tersebut, atau mengelompokkan fakta-fakta dan generalisasigeneralisasi ke dalam kelompok yang homogen tanpa menjelaskan hubungan antara fakta dan generalisasi dalam kelompok tunggal. Induksi dan deduksi sebagai proses utama dalam membangun teori menghasilkan jenis teori yang berbeda: (1) proses induktif menghasilkan teori normatif dan prespektif; dan (2) proses deduktif melahirkan teori logika deduktif. Pada sisi lain, proses menyimpulkan, memprediksi dan meneliti memberi perubahan dari dugaan/prediksi ke generalisasi berbasis pembuktian, dan merupakan kegiatan yang memberikan dan mengidentifikasi hubungan antara hukum-hukum. Modelanalogis (kualitatif atau kuantitatif) disusun rapi dan ilustratif dan berfungsi menyajikan peristiwa-peristiwa dan interaksinya Membangun teori dalam penelitian tentu tidak terlepas pula dari 3 (tiga) aturan utama, sebagai berikut: (1) menggunakan bidang terminologi teknik; (2) mengidentifikasi unsur yang prinsipil; dan (3) menguraikan dan menerapkan keterkaitan antara bagianbagian yang bervariasi (bersifat kompleks) dari pernyataan yang diberikan.
Kata Kunci: Membangun Teori
1 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=111:membangun-teori-dalampenelitian&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi April 2015 ISSN. 2355-3189
MEMBANGUN TEORI DALAM PENELITIAN (Andi Muliati, AM)
Pendahuluan Tujuan tulisan ini adalah untuk mengidentifikasi isu-isu dan prosedur-prosedur dasar dalam membangun teori.
Selanjutnya akan direview makna-makna yang
dihubungkan dengan kata "teori" dan mengidentifikasi beberapa fungsi, struktur, dan proses utama yang dihubungkan dengan membangun teori. Aturan-aturan umum berteori tersebut kemudian akan diterapkan pada perkembangan yang lampau dan akan datang dalam teori pendidikan Dalam membangun teori ada dua hal yang paling penting yaitu pertama: kegiatannya amat luas dan
kedua: aturan-aturan bekerja cenderung lebih
diperintahkan dengan pilihan kegiatan daripada seperangkat aturan yang berlaku untuk membangun teori. Seringkali dalam penulisan karya ilmiah mengalami kesulitan dalam membangun teori dan merupakan salah satu hambatan dalam penyelesaian
penelitian.
Oleh karena itu
melalui tulisan ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi para pembaca dan pemerhati pendidikan.
Pengertian Teori Terdapat kesepakatan umum bahwa sebuah teori adalah seperangkat pernyataan yang berhubungan menjelaskan sejumlah peristiwa, tetapi hanya seperti yang diharapkan. Seperti yang dikatakan oleh Logan dan Olmstead: Setiap orang setuju
bahwa
suatu
teori
merupakan;
seperangkat
pernyataan,
terdapat
ketidaksepakatan tentang karakteristik apa saja dari serangkaian pernyataan yang harus ada agar dapat dikatakan sebagai "teori" Tampaknya, definisi-definisi teori memiliki satu atau lebih dari tiga dimensi karakteristik berikut pernyataan yang menyatu, proposisi universal, dan atau pernyataan yang bersifat pridiktif. Pada umumnya definisi teori menyatakan keutuhan fenomena dalam serangkaian peristiwa yang diliputi oleh teori.
Kaplan menyatakannya sebagai
berikut; Suatu teori adalah suatu cara membuat makna dari situasi yang terganggu 2 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=111:membangun-teori-dalampenelitian&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi April 2015 ISSN. 2355-3189
sehingga memungkinkan kita secara efektif menghasilkan sejumlah kebiasaan, dan lebih penting lagi, untuk memodifikasi kebiasaan atau membuang kebiasaankebiasaan tersebut, menggantikannya dengan yang baru sebagai kehendak situasi. Namun, dalam logika yang direkonstruksi teori akan muncul sebagai alat untuk menginterpretasi,
mengkritik
dan
menyatukan
hukum-hukum
yang
mapan,
memodifikasinya untuk mencocokkan data yang tidak terantisipasi dalam bentuknya, dan mengarahkan kegiatan menemukan generalisasi yang baru dan lebih kuat. Hall dan Lindzey menyatakan bahwa suatu teori merupakan serangkaian konvensi yang seharusnya mengandung sekelompok asumsi yang relevan yang berhubungan secara sistematis satu sama lain dan seperangkat definisi empiris. "O"Connor menyatakan bahwa dalam membangun teori dari praktek kita mengacu kepada serangkaian atau sistem aturan-aturan atau sekumpulan aturan yang mengarahkan atau mengontrol berbagai jenis perrbuatan. Snow menyimpulkan konsepnya tentang suatu teori bahwa: Dalam bentuk yang sangat sederhana, suatu teori merupakan suatu bangunan simbolik yang dirancang untuk membawa fakta-fakta (hukum-hukum) yang dapat digeneralisasi ke dalam hubungan yang sistematis. Teori meliputi: a) seperangkat unit (fakta-faktua, konsep-konsep, variabel-variabel) dan b) suatu sistem hubungan antara unit-unit tersebut.
Faktor-faktor Sturuktural Teori Kita dapat memperluas pegangan dan pemahaman kita tentang membangun teori dengan menguji secara singkat sturuktur-struktur penting dan fungsi-fungsi teori. Gambar 1 suatu gambaran dari sejumlah kejadian yang umum yang secara normal menampilkan suatu teori;
A
B
C 3
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=111:membangun-teori-dalampenelitian&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi April 2015 ISSN. 2355-3189
Penjelasan: A Kejadian dari dimensi yang diketahui B Kejadian dari dimensi yang diassumsikan C Kejadian dari dimensi yang tidak diketahui A menunjukkan semua kejadian yang diketahui yang mungkin diekspresikan sebagai pernyataan fakta, atau prinsip B
menunjukkan dimensi asumsi yaitu mungkin asumsi atau dalil, rencana atau beberapa cara lain untuk merepleksikan informasi yang bersifat tentatif yang tidak dapat dicapai puncak dari ketidak pastian yang ditunjukan oleh fakta/hukum.
C
menunjukkan kejadian-kejadian yang merupakan bagian dari universal atau merupakan keseluruhan kejadian yang belum diperoleh penjelasannya secara penuh.
Jadi tugas/fungsi teori adalah memformulasikan terminologi-terminologi dan kejadian-kejadian yang akan menerangkan isi dari berbagai muatan teori dan untuk menunjukkan saling keterkaitannya.
Fungsi-fungsi Teori Terdapat kesepakatan umum antara ilmuan dan filosof ilmu pendidikan bahwa teori mengandung tiga fungsi yaitu; 1. fungsi deskripsi, 2. fungsi prdiksi, 3. fungsi penjelasan.
Fungsi-fungsi tersebut berhubungan dengan teori di mana ilmuan
mencoba memahami, dan memiliki implikasi bagi orang-orang yang menggunakan teori-teori tersebut. Growin mengatakan: seperangkat fungsi yang berbeda menjadi penting ketika kita melihat teoritisi pada pekerjaannya dalam penelitian. Di sini teori membantu peneliti menganalisis data, membuat kesimpulan ringkas atau sinopsis data, hubungan dan menyarankan hal-hal baru untuk dicobakan. Teori berfungsi di dalam analisis, dalam sinopsis, dalam kekuatan saran atau spekulasi. Penyusunan fakta-fakta dan pengamatan-pengamatan ke dalam skema sangat penting bagi deskripsi bidang apa saja di mana dilakukan kegiatan berteori. Brodbeck mengatakan bahwa; suatu teori tidak hanya menjelaskan dan memprediksi, tetapi juga menyatukan fenomena"
4 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=111:membangun-teori-dalampenelitian&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi April 2015 ISSN. 2355-3189
Pada tingkat yang lebih tinggi, fungsi-fungsi tersebut ditambah yang memungkinkan bergerak ke arah klasifikasi atau kumpulan fakta-fakta ruang lingkup yang lebih luas seperti yang dipergunakan dalam induksi dan prediksi. Pengurutan informasi secara sistematis merupakan tugas kegiatan berteori, dengan deskripsi, prdiksi dan penjelasan. Membangun teori mencapai tingkatan yang paling sistematis ketika teori yang dihasilkan menjadi sistem logico-dedukktif yang penuh, atau sistem logico-matematik. Tujuan-tujuan tingkat tinggi ini dicapai dengan sangat mudah dalam ilmu-ilmu pengetahuan alam, akan tetapi dalam ilmu-ilmu sosial komplikasi seperangkat peristiwa yang harus dijelaskan oleh teori-teori dapat mendorong para teoritisi untuk sementara mengurangi tingkat pencapaian.
Sangat sedikit sistem
teoritis yang menggunakan simbol-simbol dan sruktur-struktur matematika yang telah diciptakan dalam ilmu-ilmu sosial. Akan tetapi model-model verbal dipergunakan secara luas sebagai cara penyajian fenomena tertentu. Namun, teori-teori dalam ilmuilmu sosial harus memenuhi kriteria dasar untuk berteori dan ini termasuk pengorganisasian hubungan-hubungan sehingga teori-teori tersebut dapat dijelaskan dengan baik dan prediksi dapat dibuat untuk peristiwa-peristiwa yang belum diamati dari hubungan-hubungan yang diketahui. Kembali ke definisi Kerlinger yang menggambarkan tiga fungsi teori yaitu, dekripsi, prediksi dan penjelasan. Definisi memerlukan deskripsi melalui karakter proposisi yang ditawarkan dan hubungan-hubungan yang digambarkan antara proposisi dan konstruk-konstruk.
Dengan mempelajari apa variabel-variabel
berhubungan dan bagaimana variabel-variabel tersebut berhubungan, peneliti mampu mengembangkan hubungan-hubungan dan dapat memprediksi antara variabel-variabel tertentu. Semua ini menjelaskan seperangkat peristiwa. Dapat
dikatakan
bahwa
untuk
menggambarkan,
menjelaskan
dan
memprediksi, para teoritisi berusaha bekerja di luar urusannya, karena dia secara konstan mencari hukum-hukum baru dan mencari hubungan-hubungan baru antara hukum yang dinyatakan oleh teori. Biasanya para teoritisi tidak puas dengan hal tersebut. Kemudian dia mencari hubungan-hubungan baru dan hukum-hukum baru dalam suatu teori baru. Kaplan menyatakan fungsi heuristik teori mengatakan bahwa "apa yang penting adalah bahwa hukum menyebar ketika hukum-hukum tersebut disatukan dalam sebuah teori' kemajuan yang paling besar dalam ilmu pengetahuan 5 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=111:membangun-teori-dalampenelitian&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi April 2015 ISSN. 2355-3189
dibuat oleh membangun teori dari sekedar empirisme karena fungsi generatif dari teori tersebut.
Proses dalam Membangun Teori Lebih banyak pengetahuan tentang teori dan proses-prosesnya akan mungkin menguji tugas-tugas pilihan yang dilakukan oleh para teoritis. Dua hal yang paling menonjol, pertama adalah urutan kegiatannya amat luas, kedua adalah aturan-aturan bekerja cenderung lebih diperintahkan dengan pilihan kegiatan dari pada dengan seperangkat aturan yang arbitrer untuk membangun teori. Homans membuat aturan-aturan bagi pembuat teori, kebanyakan di antaranya harus berkaitan dengan masalah-masalah komunikasi: pertama-tama yang jelas, serupa dan umum. Dalam suatu ilmu pengetahuan yang belum terbangun dasarnya, ini merupakan hal-hal yang baik untuk melakukan studi Nyatakan sesuatu yang jelas itu dalam keadaaan yang umum, sepenuhnya ilmu pengetahuan merupakan suatu pemikiran hanya jika hipotesisnya diringkas dalam bentuk sejumlah fakta yang sederhana. Katakan tentang hanya satu hal dalam satu waktu yaitu, dalam memilih katakata atau yang lebih menonjol, konsep-konsep. Lihatlah bahwa hal tersebut tidak berhubungan dengan beberapa jenis atau tingkatan fakta pada waktu yang sama tetapi berhubungan dengan satu dan hanya satu hal; sekali anda telah memilih kata-kata anda, gunakanlah selalu kata-kata yang sama ketika mengacu kepada yang hal yang sama. Sederhanakan sedapat mungkin sejumlah hal-hal yang anda sedang bicarakan "Sesedikit mungkin yang anda dapat; sebanyak yang anda harus lakukan" merupakan aturan untuk mengatur sejumlah tingkatan fakta yang mana terlihat di dalamnya. Satu kali mulai berbicara, jangan berhenti hingga anda selesai. gambarkan secara sistematis hubungan-hubungan antara fakta-fakta yang ditunjuk oleh kata-kata. . Mouly mengidentifikasi empat karakteristik teori yang baik yang memiliki implikasi terhadap kegiatan membangun teori: 1. Suatu sistem teoritis harus memungkinkan deduksi yang dapat diuji secara empiris yaitu harus memberikan cara untuk interpretasi dan verifikasi sendiri
6 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=111:membangun-teori-dalampenelitian&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi April 2015 ISSN. 2355-3189
2. Teori harus kompatibel/cocok baik dengan pengamatan maupun dengan teori-teori yang divalidasi sebelumnya 3. Teori harus dinyakan dalam istilah yang sederhana; yaitu teori tersebut dikatakan baik jika menjelaskan pada umumnya dalam bentuk yang sangat sederhana 4. Teori-teori ilmiah harus berdasarkan pada fakta-fakta dan hubungan-hubungan empiris. Para teoritisi perlu berpikir dalam bentuk kegiatan yang tepat mereka lakukan ketika melakukan kegiatan berteori yakni: (1) Kegiatan tersebut adalah merumuskan definisi, (2) Klasifikasi informasi yang berhubungan ke dalam kategori-kategori yang homogeny, (3) Pemanfaatan proses induktif dan deduktif, (4) Membuat kesimpulan dan prdiksi dan menguji dalan penelitian percobaan, (5) Pengembangan model-model, (6) Pembentukan sub teori.
Definisi Istilah Deskripsi teori, aturan-aturan yang diletakkan oleh Homans, dan karakteristik yang digunanakan oleh Mouly, semuanya memberikan pesan yang empatik bahwa definisi istilah yang cermat merupakan unsur yang sangat penting dalam pekerjaan para teroritisi. Dua aturan yang tampaknya mengatur kegiatan definisi. Pertama adalah kejelasan kosa kata untuk menjamin makna yang tepat; yang kedua adalah konsitensi dalam penggunaan istilah begitu istilah-istilah tersebut telah didefinisikan. Istilah atau konstruk dari bidang kegiatan ilmiah apa saja merupakan bidang studi dari bidang tersebut. Istilah-istilah tersebut merupakan alat berpikir dan berkomunikasi. Untuk kepentingan membangun definisi, para teoritisi terutama harus berhubungan dengan istilah-istilah dasar dan teroritis, Istilah dasar dibatasi secara aksiomatis sementara istilah teoritis harus dibatasi secara operasional Brodbeck membedakan antara definisi nominal dan operasional. Definisi nominal memberikan atribut yang dihubungkan dengan istilah atau konsep. Dalam hal ini sebuah istilah dijelaskan dengan mendaftarkan batas-batas interpretasi. Sebaliknya definisi opersional lebih sulit dalam hal kondisi di mana suatu konsep dipergunakan mrupakan bagian dari definisi. Definisi operasional mengasumsikan kondisi "jika maka", yang berarti bahwa jika kondisi tertentu muncul atau ada, maka pernyataan di mana istilah tersebut dipergunakan benar adanya. Atau sebuah istilah 7 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=111:membangun-teori-dalampenelitian&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi April 2015 ISSN. 2355-3189
diperkenalkan jika kondisi yang dideskripsikan muncul atau ada, Jika sebuah istilah merupakan istilah teoritis, maka konsep biasanya dinamakan konstruk operasional. Tampaknya terdapat semacam kesepakatan umum bahwa definisi istilah teknis merupakan kegiatan yang sangat penting bagi para teoritisi. Terhadap persoalan tersebut ada dua alasan utama. Pemilihan dan definisi istilah-istilah atau konsepkonsep membantu dalam mendefinisikan batasan-batasan bidang studi bagi pekerjaan para teoritisi, dan penggunaan yang konsisten terhadap istilah-istilah dibatasi memudahkan penjelasan dan prediksi.
Klasifikasi Klasifikasi merupakan kegiatan lain dari membangun teori.
Homans
mengajukan klasifikasi sebagai bentuk teori yang paling rendah, akan tetapi dia menjelakskan kemungkinan sistem klasifikasi menjadi atau menghasilkan sebuah teori baru. Namun klasifikasi tidak harus selalu dipikirkan sebagai kegiatan kotak dalam meja yang sederhana.
Hall dan Lindzey menyarankan bahwa salah satu
fungsi teori adalah untuk memasukkan temuan-temuan yang tidak diketahui ke dalam kerangka yang konsisten dan masuk akal. Dalam pandangan seperti ini, klasifikasi sebagai suatu kegiatan membangun teori menjadi alat untuk mengorganisis dan mengintegrasikan apa yang diketahui tentang bidang tersebut di mana kegiatan berteori sedang dilaksanakan.
Melalui klasifikasi, memungkinkan seorang yang
melakukan klasifikasi menjadi sadar akan kehampaan dalam pengetahuan yang perlu untuk memberikan makna terhadap serangkaian kegiatan atau peristiwa. Merupakan fungsi penelitian untuk mengisi kesenjangan tersebut.
Pengamatan terhadap
hubungan-hubungan antara unsur-unsur yang diklasifikasi dapat dimasukkan sebagai bagian dari kegiatan klasifikasi. Kadang-kadang skema klasifikasi yang dikembangkan, atau taksonomi, sebenarnya dinamakan teori. Penunjukkan seperti itu sering membingungkan karena skema klasifikasi tidak memenuhi semua peryaratan sebuah teori. Klasifikasi sebagai kegiatan berteori membantu mengelompokkan fakta-fakta dan generalisasigeneralisasi ke dalam kelompok yang homogen, tetapi tidak menjelaskan hubungan antara kelompok atau hubungan antara fakta-fakta dan generalisasi-generalisasi dalam setiap kelompok tunggal.
Dalam suatu sudut pandang, pengembangan skema 8
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=111:membangun-teori-dalampenelitian&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi April 2015 ISSN. 2355-3189
klasifikasi merupakan kegiatan terminal,
Sebaliknya, sebuah teori memaksa
hubungan-hubungan dan kondisi baru untuk pemahaman. Namun, pengembangan skema klasifikasi merupakan kegiatan berteori, walaupun mungkin dilakukan pada tahap-tahap awal pengembangan teori.
Induksi dan Deduksi Induksi dan deduksi merupakan dua proses dasar untuk menyimpulkan pernyataan teori di bawah definisi istilah-istilah dan susunan skema klasifikasi. Induksi merupakan proses di mana suatu generalisasi yang lebih luas berasal dari seperangkat fakta dari ruang lingkup yang lebih terbatas.
Argumen
induktif
memungkinkan para pembuat teori untuk memperluas urutan pengetahuannya. Deduksi merupakan proses di mana sebuah kesimpulan diperoleh yaitu secara keseluruhan bersifat konklusif atau tidak konklusif.
Kesimpulan diperketat oleh
premis. Argumen deduktif membuat eksplisit konten premis argumen. Dari definisi teori yang diberikan, dapat dilihat bahwa perbedaan jenis teori dihasilkan oleh proses induktif dan deduktif. Proses induktif cenderung menghasilkan jenis-jenis teori yang normatif dan prespektif, sementara, proses deduktif cederung menghasilkan jenis teori logico-deduktif.
Kedua proses tersebut (deduktif dan
induktif) diperlukan secara implisit dan langsung oleh definisi teori dan proses pembangunan teori yang dibahas sejauh ini, akan tetapi induksi dan deduksi menjadi kritis ketika seseorang berpikir tentang kesimpulan, prediksi dan penelitian sebagai proses teori.
Kesimpulan, Prediksi, Penelitian Suatu kegiatan membangun teori yang kompleks dapat dimasukkan di bawah proses kesimpulan.
Pada umumnya, kegiatan menyimpulkan memiliki makna
terhadap yang diketahui dan yang diamati. Lebih khusus, kegitan-kegiatan tersebut termasuk membuat asumsi, merumuskan hipotesis, mencapai generalisasi dari pengamtan-pengamatan dan mendeduksi dari pengamatan dan generalisasi. Seorang teoritisi dipaksa untuk membuat asumsi karena dengan definisi teori, dia diperhadapkan dengan masalah untuk menjelaskan karakter dan hubungan antara peritiwa-peristiwa baik yang diketahui maupun yang tidak diketahui. 9 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=111:membangun-teori-dalampenelitian&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi April 2015 ISSN. 2355-3189
Penggunaan hipotesis dalam membangun terori harus sejelas seperti dalam penelitian. Hipotesis merupakan anggapan yang dapat diuji tentang hubungan antara fenomena
yang didefinisikan, hipotesisi merupakan alat yang sederhana untuk
menverifikasi asumsi yang dinyatakan sehingga mencapai kesimpulan.
Dari
penggunaan hipotesis yang berulang-ulang, pembuat teori dapat menformulasikan postulat, teorema, atau hukum-hukum yang mengatur hubungan unsur-unsur teori. Induksi dan deduksi merupakan proses utama dalam membangun teori. Seorang beoritisi mengamati peristiwa-peristiwa dan kemudian menggeneralisasikan dari hasil-hail yang berhubungan dan sama. Beberapa generalisasi dicapai dengan menyimpulkan keterterimaan premis-premis yang dianggap benar.
Namun,
generalisasi ilmiah diinduksi dari pembuktian yang mendukung.
Deduksi
menghasilkan generalisasi, atau kesimpulan yang sempurna benar sepanjang pembuktian mengarahkan kepada suatu kesimpulan yang valid. Seorang teoritisi menyimpulkan serangkaian generalisasi hukum atau teorema di mana dia sangat yakin benar. Terdapat hubungan timbal balik antara penelitian dan pembuatan teori. Seorang pembuat teori harus melaksanakan penelitian dan hasil penelitian memberikan kontribusi kepada pengembangan teori.
Khusus dalam tahap awal
pengembangan. Sebuah teori terdiri atas pernyataan-pernyataan yang bersifat asumsitif dan tentatif sebagai bagian dari penjelasan seperangkat peristiwa. Teori juga terdiri atas pernyataan-pernyataan yang meliputi peristiwa-peristiwa atau kondisi-kondisi yang berada dalam kategori yang tidak diketahui. Prosedur penelitian dipergunakan untuk merubah generalisasi yang lebih tentatif menjadi status hukum. Interaksi fenomena antara teori dan penelitian adalah apa yang menghasilkan program penelitian yang paling sistematis dimana kemudian menghasilkan teori-teori yang lebih valid. Kesimpulan, prediksi, dan penelitian merupakan kegiatan yang benar-benar membedakan pekerjaan para teoritisi.
Kegiatan-kegiatan tersebut menghasilkan
hukum-hukm dan mengidentifikasi hubungan antara hukum-hukum.
Yang
terkandung dalam proses ini adalah perubahan dari dugaan, atau asumsi, ke generalisasi berdasarkan beberapa pembuktian (postulat), ke deduksi dari postulat yang menyatakan hukum-hukum yang memperbaiki penjelasan seperangkat peristiwa. 10 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=111:membangun-teori-dalampenelitian&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi April 2015 ISSN. 2355-3189
Bangunan Model Bangunan model merupakan proses yang sering dipergunakan dalam berteori. Model merupakan analogi. Bangunan suatu model merupakan suatu cara menyajikan fenomena yang diberikan dan hubungan-hubungannya, tetapi itu bukanlah fenomena.
Secara fungsional model dipergunakan untuk menyajikan
peristiwa-peristiwa dan interaksi peristiwa dalam cara yang tersusun rapi dan ilustratif. Jika dipergunakan seperti itu, maka model membantu menjelaskan faktafakta atau peristiwa-peristiwa yang menimbulkan tanda tanya. Oleh karena itu, model merupakan alat di dalam membangun teori. Tujuan dasar untuk mengembangkan model dinyatakan oleh Rivett ketika dia mendefinisikan model sebagai perangkat hubungan logika, apakah kualitatif maupun kuantitatif, yang akan menghubungkan secara bersama-sama karakteristik realitas yang relevan dengan yang kita perhatikan. Model merupakan alat untuk membantu para teoritisi mengidentifikasi peristiwa-peristiwa dan menunjukkan hubunganhubungan antara mereka. Kaplan lebih spesifik membedakan pandangan-pandangan yang berbeda berikut di mana istilah "model" dipergunakan: 1. Teori apa saja yang diformulasikan secara lebih ketat daripada karakteristik kesusasteraan, akademik, atau gaya kognitif, satu disajikan dengan tingkat ketepatan matematika dan kekakuan logis 2. Model semantik, yang menyajikan analog konseptual kepada sejumlah bidang studi 3. Model fisik, analog sistem non linguistik dengan sesuatu yang sedang dipelajari 4. Model formal, suatu model teori yang menyajikan struktur murni simbol-simbol yang tidak diinterpretasi 5. Model interpretif, yang memberikan interpretasi untuk teori formal
Brodbeck menjelaskan dua penggunaan istilah yang utama.
Sebaliknya, dia
mengatkan bahwa model dipergunakan untuk teori yang spekulatif dan dapat dihitung. Sebaliknya, seperangkat hukum untuk satu teori dapat dipergunakan sebagai model untuk yang lain ketika dua buah hukum memiliki bnetuk yang sama. Penjelasan yang baik diberikan oleh O'Connor ketika dia menulis.
11 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=111:membangun-teori-dalampenelitian&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi April 2015 ISSN. 2355-3189
Model dalam ilmu pengetahuan bertindak sebagai metafor dalam bahasa, model-model tersebut menerangi kita dengan menyarankan argumentasiargumentasi dengan analogi dari sesuatu yang mirip diketahui sejauh tidak diperhatikan.
Penutup Secara umum teori diartikan sebagai suatu kumpulan pernyataan yang menerangkan berbagai kejadian.
Adanya perbedaan dalam mendefinisikan teori
tergantung pada sifat pernyataan tersebut dan jenis kejadian yang berkaitan dengan teori tersebut. Fungsi
utama
menerangkan/keterangan. pernyataan.
dari
teori
adalah
deskripsi
dan
prediksi
dan
Suatu teori merupakan sekumpulan dari sekolompok
Pentingnya pernyataan ini, adalah terminologi yang mendefinisikan
tentang isi dari teori. Selain terminologi yang umum digunakan yang memiliki, arti yang dapat diterima, terdapt terminologi-terminologi yang merupakan dasar dari kumpulan kejadian yang diterapkan dan teori-teori yang penting secara teoritis. Pernyataan dari suatu teori di mana terminologi yang digunakan didalamnya mungkin diekspresikan dalam bentuk pernyataan dari fakta, defenisi, usulan, dalil, hipotesa, deduksi, asumsi, generalisasi, hukum, aksioma atau rumusan/dalil Proses mentiorikan dapat ditujukan lebih lanjut dengan mengidentifikasi beberapa tugas bagi orang berkaitan dalam menyusun teori. Dalam semua pekerjaanpekerjaan dan bersifat ilmiah definisi secara hati-hati dari terminolog dan konstruksi secara teknik adalah salah satu tugas penting, selain itu klassifikasi dari informasi yang telah diketahui atau yang diasumsikan, mungkin tugas yang paling krusial dan unik dalam menteorikan adalah membuat dan menguji kesimpulan dan prediksi. Dua kegiatan selebihnya adalah mengembangkan masalah dan sub teori. Tugas dari para ahli teori adalah menyebarkan ruang lingkup dan intensitasnya, sedikitnya orang akan melakukan pada semua tingkatan yang memungkinkan yang tidak punya inisiatif, boleh memulai dengan beberapa tugas yang terbatas, tetapi dapat diprediksi bahwa pekerjaannya akan berkembang pada setiap kesempatan berikutnya. 12 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=111:membangun-teori-dalampenelitian&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi April 2015 ISSN. 2355-3189
Akhirnya terdapat 3 (tiga) aturan utama dimana setiap orang yang menginginkan menggunakan teori bulding; 1. Penggunaan bidang terminologi teknik, dalam hal ini terdapat 2 demensi yaitu; (1)Menjelaskan pemakaian kata untuk mendapatkan pengertian yang tepat, (2)Menggunakan terminologi tersebut secara konsisten terhadap seluruh kerja teori.
Teori apa saja diharuskan untuk secara hati-hati mendefinisikan untuk
secara hati-hati mendefinisikan dasar-dasarnya dan terminologi teoritisnya dan konsisten menggunakannya dan dalan hal ini mekanisme utama memberi jalan dia langsung memakai prosedur dan disiplin dalam mengkomunikasikan pekerjaannya terhadap orang lain. 2. Aturan kedua
adalah
mengidentifikasi
unsur
yang prinsipil,
misalnya;
subjek/materi dan proses yang penting terhadap teori. Untuk itu perlu mengatur beberapa aturan logika dari ilmu pengetahuan konsep kunci, asumsi dan dalil-dalil yang berhubungan dengan kejadian-kejadian yang sedang dipelajari.
Ketika
seorang ahli teori mengikuti aturan ini dia bekerja dibawah batasan-batasan definisi didalam keseluruhan bidang yang dikuasainya. 3.
Aturan ketiga menguraikan dan menerangkan keterkaitan diantara bagian-bagian yang bervariasi dari pernyataan tersebut, kebanyakan teori bersifat kompleks. Bagian-bagian teori yang bervariasi tersebut boleh saja memiliki arti sendirisendiri atau nyata tetapi arti dari kenyataan tersebut dikembangkan sebagai bagian yang berkaitan secara keseluruhan.
Logika dan penelitian adalah mekanisme
utama untuk mengimplementasikan aturan tersebut.
13 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=111:membangun-teori-dalampenelitian&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi April 2015 ISSN. 2355-3189
DAFTAR PUSTAKA Bentrup, Gary. “Evaluation of a Collaborative Model; A Case Study Analysis of Watershed Planning in the Intermountain West”. SpringerVerlag. New York Inc., Journal Environmental Management, Vol.27, No.5, 2001. Burke, Johnson & Christensen Larry. Educational Research Quantitative and Qualitative approaches. Boston: Allyn & Bacon, 2000. Djaali, Puji Mulyono dan Ramly. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: PPs UNJ, 2000. Guba., Egon G, Yvonna S. Lincoln, Effective Evaluation, San Fransisco: Jossey Publishers 199. Issac, Stephen and William B Michael. Handbook in Research and Evaluation. 2nd edition, San Diego: California, Edits Publisher, 1982. Notoatmojo, Soekidjo. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Rineka Cipta, 1992. Sanders, James R. et al, The Program Evaluation Standards. 2nd edition, California: Sage Publication Inc., 1994. , Pendidikan Sebagai Sarana Reformasi Mental dalam Upaya Pembangunan Bangsa. Jakarta: Balai Pustaka, 1998. Stake, Robert E. The Countenance of Educational Evaluation, Center for Instructional Research and Curriculum Evaluation, Paper University of Illinois, 2006. Subiyanto, Evaluasi Pendidikan Ilmu Pengetahuan alam. Jakarta: PPLPTK, 1988. Sudrajat, Ahkmad. Pendidikan Sepanjang Hayat II, 2008. (http://www. Akhmadsudrajat.wordPress.com/2008/04/03/Pendidikan-Sepanjanghanyat-ii/-33k). Stevenson, N 2006, Young Person’ Charakter Education Hand Book, Indianapolis, Jist Life Stevenson, N 2006, Young Person’ Charakter Education Hand Book, Indianapolis, Jist Life Sutikno, M.Sobry, Menuju Pendidikan Bermutu. Mataram: NTP Press, 2004. The Brandware Group, Inc, 2014, Brandware Research/Leadership, Jakarta http://www.brandwareresearch.com/leadership.phtml Wahjosumidjo, 1987, Kepemimpinan dan Motivasi, Balai Aksara, Jakarta Wiggins, G. 2005. Grant Wiggins on Assesment. Edutopia. The Goerge Lu Educational Foundation (online). Available: hhtp://www.glef.org.
14 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=111:membangun-teori-dalampenelitian&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi April 2015 ISSN. 2355-3189