ANDI MULIATI, A.M., Widyaiswara, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Sulawesi Selatan: METODE KUALITATIF DALAM EVALUASI. ABSTRAK Metode kualitatif memiliki sisi yang berbeda dilihat dari tujuan yang hendak dicapai antara peneliti dan evaluator. Untuk melihat penomena dan situasi secara totalitas atau menyeluruh berdasarkan faktafakta secara alami maka, peneliti menggunakan metode kualitatif sedang evaluator menggunakan metode kualitatif guna memahami program secara keseuruhan dengan pendekatan holistik. Terdapat 2 (dua) strategi penelitian dengan menggunakan metode kualitatif: (1) induktif yakni peneliti membuat suatu pemikiran dari situasi yang dihadapi tanpa memaksakan keinginan dalam menyusun penelitian. Berbeda dengan disain penelitian eksperimen yang memerlukan variable utama dan hipotesis berdasar kerangka teoritis, disain penelitian kualitatif dengan strategi induktif dimulai dengan observasi (berdasarkan pengalaman peserta program dan untuk melihat keunikan program) kemudian menyusun aturan-aturan umum; dan (2) inkuiri naturalistik, yakni peneliti tidak melakukan percobaan karena penelitian terjadi secara alami atau merupakan penemuan sehingga program, interaksi/hubungan tidak ditentukan sebelumnya oleh peneliti tidak seperti halnya peneltian eksperimen dengan melakukan, misalnya, pre-test dan post-test atau membandingkan dengan suatu control terukur. Sedang strategi evaluasi kualitatif dapat disusun dengan pendekatan sebagai berikut: holistik, induktif, inkuiri naturalistik, dan pelingkupan studi phenomena. Strategi dasar secara konprehensif bersumber dari tradisi metodologik, dan pendekatan filosofis “epistomologis (nilai kebenaran)” dari suatu ide dasar. Dalam hal ini, diperlukan teknik lapangan baik dalam observasi, interview, pendeskripsian secara detail, maupun dalam membuat catatan-catatan lapangan yang diperlukan. Strategi idealnya adalah riset holistik-induktif melalui inkuiri naturalistik atau menurut Guba “dimulai dari penemuan (discovery) hingga penekanan pada saat verifikasi”. Bisa dilakukan maju dan mundur, antara bagian dan secara keseluruhan, sebagian variable atau bersifat kompleks. Atau digunakan terhadap kejadian-kejadian yang ditemukan (discovery) kemudian memverifikasinya. Beberapa model penelitian evaluasi kualitatif, seperti: system analysis, behavioral objective, decision making, goal free, art criticism, accreditation, adversary dan transaction. Pada sisi lain, dikenal dua model yang berlawanan, yakni: model tradisional dan model sometime compatible. Fokus dan pemanfaatan evaluasi menunjukkan usaha melalui “model” sehingga evaluator dapat secara aktif, reaktif dan adaptif menjelaskan proses pembuatan keputusan setelah melakukan evaluasi. Sekaitan dengan ini, maka model-model penelitian evaluasi tersebut dapat diarahkan dan fokus pada pemanfaatan evaluasi dengan strategi membuat keputusan. Hal ini juga berkaitan dengan peningkatan kompetensi evaluator dalam hal: perumusan masalah dan penetapan tujuan valuasi, pemilihan strategi inquiry yang tepat, dan pemilihan riset yang sesuai dan rancangan evaluasi yang cocok untuk pengumpulan data atau informasi.
Kata Kunci: Metode Kualitatif
Metode Kualitatif dalam Evaluasi, A.Muliati, AM http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=346:metodekualitatif&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Mei 2015 ISSN. 2355-3189
Page 1
METODE KUALITATIF DALAM EVALUASI (ANDI MULIATI, AM)
PENDAHULUAN Peneliti menggunakan metode kualitatif untuk memahami penomena dan situasi sebagai suatu keseluruhan, sedangkan evaluator menggunakan metode kualitatif untuk memahami program secara keseluruhan. Peneliti berupaya memahami keseluruhan, totalitas, dan fakta-fakta secara alami. Pendekatan holistik berasumsi keseluruhan lebih bermakna daripada jumlah bagianbagiannya, juga berasumsi bahwa penggambaran dan pemahaman konteks program adalah penting untuk memahami program itu. Dengan demikian bahwa tidak begitu sederhana untuk mempelajari dan mengukur bagian-bagian dari suatu situasi dengan mengumpulkan data tentang variable, skala, atau dimensi. Berbeda dengan desain eksperimen yang memanipulasi dan mengukur hubungan antara beberapa variable yang dipilih secara hati-hati dan didepinisikan secara sempit, dalam pendekatan holistik desain penelitian adalah terbuka kepada pengumpulan data dari beberapa aspek yang menggambarkan dinamika sosial dari faktor-faktor situasi atau program.
Pandangan Induktif Salah satu strategi penelitian kualitatif adalah induktif dimana peneliti mencoba membuat sense dari situasi tanpa memaksakan harapan yang ada pada setting penelitian. Desain kualitatif memulai sesuatu dengan observasi dan membangun aturan-aturan yang bersifat umum. Kategori atau dimensi analisis bermula dari obsevasi open-ended dari sini peneliti mencoba memahami aturan yang yang dunia empirik dari studinya. Berbeda dengan pendekatan hipotesis induktif dari desain eksperimen yang membutuhkan spesikasi dari variable utama dan pernyataan khusus hipotesis penelitian sebelum pengumpulan data. Spesifikasi hipotesis penelitian didasarkan pada kerangka teoritis, kerangka ini mengarahkan peneliti dalam melakukan observasi. Peneliti kemudian memutuskan variable-variabel penting apakah dan hubungan penting apakah yang diharapkan antara variable itu.
Metodologi kualitatif
mencoba untuk memahami multiple
hubungan antara dimensi dari data tanpa membuat asumsi prioritas tentang linear atau korelasi antara depinisi secara sempit, operasionalisasi variable. Pendekatan induktif mengevaluasi makna penelitian yang memahami kegiatan program dan hasil dari pengalaman di dalam program itu.
Metode Kualitatif dalam Evaluasi, A.Muliati, AM http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=346:metodekualitatif&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Mei 2015 ISSN. 2355-3189
Page 2
Evaluasi program bersifat induktif di dalam dua cara. Di dalam program sebuah pendekatan induktif memulai dengan pengalaman individual partisipan program tanpa membatasi apakah program itu akan menjadi paling tinggi dari kerja lapangan. Diantara program, pendekatan induktif melihat karakteristik program yang unik.
Pendangan Inkuiri Naturalistik Desain qualitative adalah naturalistic dimana peneliti tidak melakukan percobaan untuk memanipulasi setting penelitian. Setting penelitian terjadi secara natural, program, hubungan, atau interaksi tidak ditetapkan sebelumnya oleh dan untuk peneliti. Metode kualitatif adalah memahami penomena yang terjadi secara natural.
Willem and Raus (1969: 3) mendefinisikan inkuiri
naturalistic sebagai” investigasi di dalam penomena dan di dalam hubungan konteks yang terjadi secara alami. Egon Guba (1978) mendefinisikan “inkuiri naturalistic” sebagai “penemuan-yang diorientasikan”. Berbeda dengan para peneliti eksperimen, mereka mengembangkan program dari dua hal misalnya, pretest and posttest, membandingkan kelompok group eksperimen dan kontrol pada sebuah batas
standar pengukuran. Desain diasumsikan tunggal, dapat diidentifikasi,
terisolasi, dan tritmen dapat diukur. Sebuah evaluasi dinamik tidak mencoba melakukan tritmen tunggal dan menentukan tujuan atau hasil terlebih dahulu, tetapi memfokuskan pada operasi aktual dan dampaknya pada program berikutnya. Evaluator menghimpun pemahaman dan dokumen dari hari-kehari sebagai realitas dari studi. Evaluator tidak mencoba memanipulasi, mengontrol, atau mengeliminir situasi variable atau pengembangan program, tetapi mencoba menerima kompleksitas dari perubahan realitas program. Data dari evaluasi termasuk hasil, perubahan di dalam perlakuan, dan aturan aksi, reaksi dan interaksi.
STRATEGI METODE KUALITATIF Pendekatan Holistik - Peneliti menggunakan metode kualitatif untuk memahami penomena dan situasi sebagai suatu keseluruhan - Evaluator menggunakan metode kualitatif untuk memahami program secara keseluruhan.
Metode Kualitatif dalam Evaluasi, A.Muliati, AM http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=346:metodekualitatif&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Mei 2015 ISSN. 2355-3189
Page 3
- Pendekatan holistik berasumsi bahwa keseluruhan lebih bermakna daripada bagian-bagian, juga berasumsi bahwa penggambaran dan pemahaman konteks program adalah penting untuk memahami program itu. - Berbeda dengan desain eksperimen yang memanipulasi dan mengukur hubungan antara beberapa variable yang dipilih secara hati-hati dan didefinisikan secara sempit, dalam pendekatan holistik desain penelitian adalah terbuka kepada pengumpulan data dari beberapa aspek yang menggambarkan dinamika sosial dari berbagai faktor dan situasi.
Pendekatan Induktif -
Desain kualitatif memulai sesuatu dengan observasi dan membangun aturan-aturan yang bersifat umum.
-
Metodologi kualitatif mencoba untuk memahami multiple hubungan antara dimensi dari data tanpa membuat asumsi prioritas tentang linear atau korelasi antara depinisi secara sempit, operasionalisasi variable.
-
Pendekatan induktif mengevaluasi makna penelitian yang memahami kegiatan program dan hasil dari pengalaman di dalam program itu.
Pendekatan Inkuiri Naturalistik -
Desain qualitative adalah naturalistic dimana peneliti tidak melakukan percobaan untuk memanipulasi setting penelitian. Setting penelitian terjadi secara natural, program, hubungan, atau interaksi tidak ditetapkan sebelumnya oleh dan untuk peneliti.
-
Metode kualitatif adalah memahami penomena yang terjadi secara natural. Willem and Raus (1969) mendefinisikan inkuiri naturalistic sebagai” investigasi di dalam penomena dan di dalam hubungan konteks yang terjadi secara alami.
Egon Guba (1978)
mendefinisikan “inkuiri naturalistic” sebagai “penemuan-yang diorientasikan”. -
Sebuah evaluasi dinamik tidak mencoba melakukan tritmen tunggal dan menentukan tujuan atau hasil terlebih dahulu, tetapi memfokuskan pada operasi aktual dan dampaknya pada program berikutnya. Evaluator menghimpun pemahaman dan dokumen dari harikehari sebagai realitas dari studi. Evaluator tidak mencoba memanipulasi, mengontrol, atau mengeliminir situasi variable atau pengembangan program, tetapi mencoba menerima
Metode Kualitatif dalam Evaluasi, A.Muliati, AM http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=346:metodekualitatif&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Mei 2015 ISSN. 2355-3189
Page 4
kompleksitas dari perubahan realitas program.
Data dari evaluasi termasuk hasil,
perubahan di dalam perlakuan, dan aturan aksi, reaksi dan interaksi.
Pendekatan Studi Ruang Lingkup Fenomena Penyerahan strategi kepada holistik, induktif dan naturalistik berarti penerimaan pendekatan studi fenomena. Evaluator pengguna metode kualitatif berusaha mengerti situasi ruang lingkup studi kontak langsung pribadi dan pengalaman dengan program. Pendekatan riset holistik-induktif dengan metode inkuiri naturalistik mewakili keseluruhan strategi uraian dan pemahaman pelayanan manusia dan program pendidikan yang termasuk spesifikasi peran riset dalam menyimpulkan evaluasi. Rancangan riset kualitatif meminta evaluator dekat dengan masyarakat dan situasi, untuk mempelajari dan mengerti detail kehidupan program. Evaluator berusaha dekat dengan program dengan metode fisikal untuk periode tertentu. Ada beberapa metode metode kualitatif secara mendasar penemuan mereka dalam pemahaman kualitatif mengungkapkan data, oleh Lofland menyatakan : ‘Dalam kehidupan sehari-hari, statistik sosiologis, seperti lainnya, asumsi bahwa mereka tidak tahu atau tidak mengerti, lebih baik mereka tidak melihat lebih jauh atau mengkaitkan dengan lebih banyak. Mereka berasumsi bahwa pengetahuan dan pemahaman orang lain menuntut yang lebih memperhatikan keseringan dan variasi situasi. Lebih jauh, statistik sosiologis, seperti masyarakat lainnya, berasumsi bahwa yang diketahui atau dipamahami sebaiknya ada yang memberi beberapa perhatian usaha kontak tatap muka’.
Keinginan lebih dekat dengan situasi dalam hal meningkatkan pemahaman, membangkitkan deskripsi keseluruhan situasi, untuk perkembangan induktif, dan studi program natural yang rumit “mencakup studi komitmen aktif dalam dunia interaksi individu’ (Denzin,1978).
Ini membuat kemungkinan deskripsi dan pengertian keduanya perilaku
kemampuan observasi eksternal dan bentuk internal (pandangan dunia, opini, nilai, sikap, konstruksi simbol, dan lainnnya).
‘Perhatian perspektif internal yang tidak berarti
mengadministrasi survey sikap. Perspektif internal mengasumsikan bahwa pengertian dapat juga prestasi partisipasi aktif dalam kehidupan dari observasi dan keuntungan dipandang sebagai
Metode Kualitatif dalam Evaluasi, A.Muliati, AM http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=346:metodekualitatif&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Mei 2015 ISSN. 2355-3189
Page 5
intropeksi’ (Bruyn,1963). Partisipasi aktif dalam kehidupan observasi diartikan, minimal lebih dekat dengan sumber data.
Akar Strategi Riset Kualitas Strategi komprehensif dari metode kualitatif
dihasilkan
dari variasi filsafat,
epistemologik, dan tradisi metodologik. Metode kualitatif dihasilkan langsung dari etnographi dan tradisi studi lapangan antropologi (Pelto) dan sosiologi (Bruyn). Lebih umum, paradigma holistik-induktif inkuiri natural berdasarkan perkembangan perspektif dalam fenomenalogi (Busis et al, Carini,), symbolic interaksionisme dan naturalistic–behavourisme (Denzin), etnometodologi (Garfinkel), dan ekologi psikologi (Barker). Suatu penyatuan tema dilalukan metodologi tradisi adalah ide dasar atau doktrin (Verstehen).
Dasar argumen pengumpulan ide menyeluruh Verstehen disampaikan beberapa hal
sbb: Advokasi beberapa versi doktrin Verstehen mengklaim pembentukan manusia dapat dimengerti dalam suatu cara
yang bertujuan studi lain. Dengan kata lain, memanusiakan
kehidupan manusia dalam dunia yang mempunyai ‘arti’ untuk dia. Pendekatan Verstehen mengasumsikan bahwa ilmu sosial membutuhkan metode berbeda dari metode yang digunakan pada eksperimen pada pertanian. Tradisi Verstehen menekankan pengertian bahwa fokus pada ‘pengertian’ perilaku manusia, konteks interaksi sosial, suatu ‘empati’ pengertian didasari pada subjetivitas pengalaman, dan dihubungkan antara bentuk subjektivitas dan perilaku. Tradisi Verstehen atau pengertian diletakkan penekanannya pada kapasistas manusia untuk ‘mengetahui dan mengerti lainnya melalui interopeksi simpatik dan refleksi dari detail deskripsi dan observasi’. Bogdan dan Taylor berbeda dari dasar tradisi Verstehen dalam fenomonologi pada logika positivisme, ilmu sosial dominan perspektif dalam abad ke-duapuluh sbb: Ada dua utama teoritikal perspektif yang mendominasi ilmu social, yaitu: Positivisme dan fenomenologikal. Tradisi fenomenologikal pada metode kualitatif suatu usulan aktif, implikasi peran untuk evaluator dan ilmuan sosial. Dengan demikian pandangan mengenai inti pengetahuan sosial. Itu didatangkan pada pembentukan dalam fenomena yang diobservasi. Pada parsitipasi aktif yang menimbulkan minat, kegunaan, titik pandang, nilai, arti, dan transparan, cenderung bias (Wirth,1949). Metode Kualitatif dalam Evaluasi, A.Muliati, AM http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=346:metodekualitatif&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Mei 2015 ISSN. 2355-3189
Page 6
Ini sungguh perbedaan proses keilmuan yang sukar dengan klasik, eksperimen pedekatan ilmu. Ini bukan satu cara yang disarankan bahwa kelemahan peneliti kemampuan mengumpulkan data, validitas dan reliabilitas (Filstead). Dengan demikian, diperlukan teknik lapangan sebagai partisipan observasi, interview, deskripsi detail, dan kualitas cacatan lapangan.
Dari Strategi Ideal ke Taktik Praktik Riset holistic-induktif melalui inkuiri naturalistik adalah suatu startegi ideal. Dalam praktek, bagaimanapun, perlu diketahu bahwa analisis holistik-induktif dan inkuri naturalistic umumnya subjek tingkatan. Guba menyebutnya mulai dari model penemuan (discovery) hingga penekanan pada model verifikasi. Sebagai umpan balik evaluasi digunakan peneliti gerak mundur ke dalam pendekatan lebih naturalistic untuk mengobservasi bagaimana perubahan dalam program. Metode kualitatif dapat digunakan penemuan (discovery) apa yang terjadi dan kemudian memverifikasi apa yang telah ditemukan. Taktiks praktik metode kualitatif tidak merusak stategi ideal riset kualitatif. Strategi ideal diperbaiki berdasarkan kerangka kerja yang praktik. Analisis holistik-induktif berdasarkan pada aturan inkuiri naturalistic yang digunakan memperbaiki kerangka kerja untuk penyuluhan praktis, keputusan taktis tentang evaluasi. Beberapa model penelitian evaluasi adalah sangat sesuai dengan metode kualitatif dari yang lainnya. Baru-baru ini House mengembangkan beberapa taxonomy sangat komprehensif dari model evaluasi, menurutnya ada 8 model penelitian evaluasi yaitu: (1) sistem analysis, (2) behavioral objective, (3) decision-making, (4) goal free, (5) art criticism, (6) accreditation, (7) adversary dan (8) transaction.
Model-model dan Penjelasannya Model sistem analisis dan behavioral objective adalah: Model system analisis memerlukan (1) pentingnya idetifikasi variabel input dan output program, (2) kuantifikasi input dan pengukuran output (3) analisis statistik hubungan antara input dan outcame program. Input misalnya anggaran program, jumah staf, rasio antara staf dan klien, kararkeristik klien, kemampuan awal (pretes) dll. Metode Kualitatif dalam Evaluasi, A.Muliati, AM http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=346:metodekualitatif&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Mei 2015 ISSN. 2355-3189
Page 7
Pengukuran output misalnya tingkat performance, dasar penempatan, keuntungan terhdap keterampilan yang baru dikuasai, tingkat equvalensi dll. Kedua model analisis sistem dan behavioral objective sejak permulaan mendominasi evaluasi pendidikan. Model Accretation Kelompok akriditasi khsususnya mempercayakan sepenuhnya pada analisis dokumen, wawancara informal dan observasi. Tetapi prosedur pengumpulan data kurang sistematis dan teliti; sangat mungkin untuk pengambilan keputusan dari data, sebagaimana kebiasaan metode deduktif. Data kulitatif dapat dikumpulkan sebagai bagian dari evaluasi akreditasi dan strategi metode kualitatif yang harus digunakan dalam melakukan pendekatan akreditasi yang lebih sistematis dan teliti, sebab untuk melakukan evaluasi harus mempertimbangkan perubahan model dengan mengurangi kedekatan ketergantungan pada ahli dan pengetahuan dari pakar. Model art critism Model art Critrism adalah pendekatan artikulasi ahli-ahli seni dari Elliot W Eisner melalui konsorsium evaluasi. Suatu perbandingan dari evaluator yang berlatar belakang seni membuat kritik penilaian program analog dengan cara tradisional dalam literatur dan artistic ahli seni yang kritis memiliki pengalaman sebagai pendidik. Para ahli seni tidak memiliki komitmen pada prosedur deskriptif, analisis holistik yang menyakinkan pembuat keputusan dalam mendalami program, juga informasi pengambilan keputusan bagi
pembuat kebijakan.
Model ini lebih menekankan pada ahli yang
berpengalaman dari pada terhadap evaluator. Model Adversary Model adversary (berlawanan) mulai dari desain jawaban pada hasil evaluasi yang unggul atau yang tidak efektif. Satu desain kelompok menunjukkan pengumpulan data untuk melihat kelemahan-kelemahan temuan dan melakukan perubahan dengan menyusun faktafakta yang menunjukkan bahwa program tidak memadai atau layak. Model adversary adalah suatu kombinasi pendekatan evaluasi. Batas antara dua kelompok dalam memberikan data untuk prosedur pengumpulan data merupakan cara dari startegi pendekatan evaluasi kualitatif. Evaluator kualitatif melihat pada fenomena yang difahami. Evaluator advesary melihat faktafakta untuk mendukung suatu ketetapan pandangannya. Evaluasi Berfokus Pada Pemanfaatan Metode Kualitatif dalam Evaluasi, A.Muliati, AM http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=346:metodekualitatif&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Mei 2015 ISSN. 2355-3189
Page 8
Pendekatan yang berfokus pada pemanfaatan evaluasi menampilkan suatu usaha untuk bergerak melalui model-model untuk praktek evaluasi, yang merupakan suatu pengenalan terhadap perluasan pilihan bagi para evaluator yang aktif, reaktif, dan adaptif untuk menjelaskan suatu proses pembuatan keputusan tentang isi suatu evaluasi, tetapi isi itu sendiri tidak khusus atau dinyatakan secara tak langsung dalam evaluasi yang lebih maju. Justru karena itu, kedelapan model tersebut digiring ke arah fokus pemanfaatan evaluasi tersebut. Proses itu ditampilkan dengan berfokus pada pemanfaatan dan pendekatan evaluasi paling akhir, untuk diwujudkan di dalam model pengambilan keputusan dan model-model transaksi, berfokus pada pemanfaatan evaluasi tidak menghindari suatu apriori untuk setiap hasil-hasil, metode-metode, tipe pertanyaan, asumsi-asumsi, atau peserta dari kedelapan model yang diidentifikasi oleh House. Evaluasi berfokus pada pemanfaatan bukanlah suatu resep, atau bahkan suatu model di mana hal itu merupakan suatu strategi untuk membuat keputusan-keputusan evaluasi. Evaluasi yang berfokus pada pemanfaatan diawali dengan identifikasi dan organisasi khusus, para pembuat keputusan yang relevan dan para pengguna informasi (bukan samar-samar) yang akan menggunakan informasi yang dihasilkan tersebut. Para evaluator bekerja dengan person (seringkali tugas evaluasi menampilkan beberapa pilihan, sebagai contohnya, staff program, lagganan, donatur, administrator, anggota dewan, dan komunitas-komunitas yang representatif) terhadap pertanyaan-pertanyaan evaluasi yang berfokus pada relevansinya. Dari bergabai pertatanyaan itu, cenderung mengikuti metode-metode riset terbaru dan teknik-teknik analisis data. Evaluasi yang berfokus pada pemanfaatan, rencana pemanfaatannya adalah sebelum data dikumpulkan. Pertanyaan yang mendasari interaksi adalah kesinambungan antara para evaluator dengan para pengambil keputusan, terletak pada perbedaan apa yang dibuat dengan informasi yang dihasilkan? Evaluator berkata: Apa yang anda lakukan jika anda memiliki suatu jawaban untuk pertanyaan itu? Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan evaluasi, pembuat keputusan dan penguna informasi menitik beratkan pemanfaatannya, tanpa menghalangi penggunaan bervariasi dalam memilih metodologi yang bersifat terbuka bagi evaluasi tersebut. Cara-cara tersebut dalam strategi, memunculkan metode-metode kualitatif yang cocok di dalam evaluasi yang berfokus pada pemanfaatan khusus, dan itu berkaitan dengan subjek yang dilibatkan dalam evaluasi.
Metode Kualitatif dalam Evaluasi, A.Muliati, AM http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=346:metodekualitatif&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Mei 2015 ISSN. 2355-3189
Page 9
Pandanglah delapan model evaluasi dan pendekatan evaluasi yang berfokus pada pemanfaatan.
Hal itu merupakan persoalan tetap, yaitu bagaimana untuk
meningkatkan
kompetensi-kompetensi para evaluator dalam kasus berikut: Pengkonsepan masalah riset atau pendefinisian objek evaluasi. Pemilihan strategi inquiry yang tepat untuk menunjukkan riset atau masalah riset Pemilihan riset-riset yang cocok dan rancangan-rancangan evaluasi yang cocok dalam pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan (Northen)
Proses Evaluasi Proses evaluasi ditujukan pada penjelasan dan pemahaman internal dinamis dari operasi program. Proses evaluasi berfokus pada jenis pertanyaan sebagai berikut: Faktor-faktor apa yang menyatukan pembuatan program yang dibutuhkan? Kekuatan dan kelemahan apa yang terdapat pada program tersebut? Bagaimana pelanggan-pelanggan mengajukan program dan bagaimana mereka melakukan kegiatan melalui program di mana mereka pernah sebagai peserta? Apa hakekat dari interaksi antara staff dan pelanggan? Proses evaluasi kebanyakan bertipe menginginkan suatu deskripsi secara rinci dari operasi program tersebut. Misalnya, deskripsi-deskripsi itu didasarkan pada observasi-observasi dan/atau wawancara-wawancara dengan staf, langganan, dan administrator program. Beberapa proses evaluasi memfokuskan diri pada bagaimana program itu diperhatikan oleh peserta dan oleh staf. Mandat untuk menghasilkan keakuratan dan deskripsi-deskripsi rinci terhadap operasi-operasi program secara khusus diarahkan sendiri untuk menggunakan metode-metode kualitatif. Proses tersebut berfokus pada suatu evaluasi tidak langsung, suatu penekanaan atau melihat bagaimana suatu produk atau hasil diproduksi, daripada melihat produk itu sendiri, sehingga hal ini merupakan suatu analisis terhadap proses, dengan jalan mana suatu program memproduksi hasil-hasil tersebut. Proses evaluasi adalah pengembangan deskripsi, berlanjut, fleksibel, dan induktif. Proses evaluator merupakan penyelidikan untuk menjelasankan kesuksesan, kegagalan, dan perubahan dalam sebuah program. Di bawah kondisi dasar dalam dunia nyata, orang tak dapat menduga keadaan bentuk program dan modifikasi rencana-rencana awal dalam cara-cara yang jarang disepelekan. Proses evaluator menggunakan pemahaman dan dokumentasi realita seharihari atau keadaan yang dikaji. Metode Kualitatif dalam Evaluasi, A.Muliati, AM http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=346:metodekualitatif&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Mei 2015 ISSN. 2355-3189
Page 10
Evaluator mencoba untuk menyelesaikan kekusutan apa sebenarnya yang terjadi secara aktual dalam suatu program, dalam suatu penyelidikan terhadap pola-pola utama dan nuansanuansa penting yang memberikan ciri-ciri program itu. Suatu proses evaluasi secara sensitif menghendaki perubahan-perubahan untuk kualitatif dan kuantitatif di dalam sebuah program melalui pengembangan (kualitatif dan kuantitatif), secara mendalam dan diperkenalkan secara rinci dalam program. Program evaluasi berlaku mungkin tidak hanya pada aktivitas formal dan dapat mengantisipasi hasil-hasil, tetapi juga mampu menyelidiki pola-pola informal dan mengantisipasi konsekuensi-konsekuensi dalam konteks lengkap bagi pengembangan dan pengimplementasian program tersebut. Akhirnya proses evaluasi biasanya mencakup persepsi akhir orang terhadap program tentang bagaimana berbagai hal dapat berlaku. Suatu variasi perspektif, dari segi kemasyarakatan, dapat dipandang sebagai hubungan yang berbeda terhadap sumber dalam dan sumber luar program itu. Di bawah kondisi-kondisi apakah proses evaluasi dilakukan? Proses evaluasi memperkenalkan pengambilam keputusan dan pengguna informasi untuk memahami operasi program. Misalnya pemahaman
secara dinamis
tentang pengambilan keputusan bagi
perluasan program, untuk mana program itu berfungsi sebagai operasi terbaik. Proses evaluasi secara khusus digunakan untuk menyatakan daerah di mana program dapat ditingkatkan, dan juga menyoroti kekuatan program yang perlu dilindungi. Proses evaluasi juga digunakan dalam memperkenalkan orang yang dilibatkan dalam suatu program, misalnya
para donatur eksternal, pegawai masyarakat, dan agen-agen luar untuk
memahami bagaimana keberadaan operasi-operasi program. Akhirnya, proses evaluasi secara khusus digunakan untuk desiminasi dan replikasi program di bawah suatu kondisi, di mana suatu program melayani suatu demonstrasi proyek atau mempertimbangkannya menjadi sebuah model yang layak digunakan sebagai replikasi terhadap pertimbangan lainnya. Dengan pemahaman yang dinamis pada proses program, hal itu dapat mengisolasi unsur-unsur kritik yang disumbangkan bagi suatu kesuksesan maupun kegagalan program tersebut. Metode-metode kualitatif secara khusus pantas untuk
digunakan bagi suatu proses
evaluasi. Untuk memahami keunikan tersebut, dinamika eksternal dari suatu program adalah paling baik digunakan untuk pendekatan suatu program tanpa menetapkan sebelumnya hipotesishipotesis tentang kekuatan dan kelemahan program tersebut. Misalnya, suatu pendekatan bukatutup memperbolehkan untuk memunculkan kekuatan dan kelemahan dari observasi-observasi Metode Kualitatif dalam Evaluasi, A.Muliati, AM http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=346:metodekualitatif&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Mei 2015 ISSN. 2355-3189
Page 11
program dan wawancara-wawancara daripa teori-teori dan harapan-harapan evaluator tersebut. Suatu pendekatan buka-tutup memperbolah kanonikal evaluator untuk menemukan apa yang terdapat dalam pendekatan tersebut daripada memvalidasi, penegasan, atau penolakan hipotesis tentang kekuatan dan kelemahan program. Tambahan pula, hakekat proses program cukup kompleks dan saling ketergantungan, mereka jarang sekali dengan mudah dapat ditampilkan sepanjang kumpulan skala-skala kuantitatif itu bersifat unidimensional. Juga skala dari dimensi kuantitatif tidak dapat digunakan untuk menunjukkan secara rinci bahwa skala itu dibutuhkan sebagai blue-print proses program, di mana deskripsi dari proses tersebut digunakan dalam membangun model-model yang bertujuan untuk demonstrasi dan replikasi.
Justru karena itu, metode-metode kualitatif secara khusus tepat
digunakan untuk proses evaluasi.
PENUTUP Proses evaluasi kualitatif menghendaki deskripsi rinci dalam pelaksanaan program, dan merupakan rangkaian jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan, tentang: (1) faktor yang menyatukan program yang dibutuhkan; (2) kekuatan dan kelemahan program; (3) kebutuhan pelanggan dalam mengajukan program sekaiatan kegiatan yang pernah diikuiti; dan (4) interaksi antara staf dan pelanggan. Hal ini dimaksudkan untuk dapat menjelaskan kesuksesan, kegagalan dan perubahan dalam suatu program dengan menggunakan pemahaman dan dokumentasi tentang realita atau kenyataan yang dikaji. Dengan demikian, program evaluasi tidak hanya berlaku terhadap kegiatan formal untuk mengantisipasi hasil yang diperoleh, tetapi juga dapat mengkaji secara informal guna mengantisipasi konsekwensi yang mungkin terjadi dalam implementasi dan pengembangan program tersebut sehingga keputusan yang diambil dapat dijelaskan dan pelaksanaan program dapat dipahami oleh penerima manfaat. Metode kualitatif memiliki sisi yang berbeda dilihat dari tujuan yang hendak dicapai antara peneliti dan evaluator. Untuk melihat penomena dan situasi secara totalitas atau menyeluruh berdasarkan fakta-fakta secara alami maka, peneliti menggunakan metode kualitatif sedangkan evaluator menggunakan metode kualitatif guna memahami program secara keseluruhan dengan pendekatan holistik, untuk penyempurnaan program lebih lanjut.
Metode Kualitatif dalam Evaluasi, A.Muliati, AM http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=346:metodekualitatif&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Mei 2015 ISSN. 2355-3189
Page 12
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Scarvia B & Samuel Ball. The Profession and Practice of Program Evaluation. San Francisco: yossey Bass Publishers, 1978. Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003. Bentrup, Gary. “Evaluation of a Collaborative Model; A Case Study Analysis of Watershed Planning in the Intermountain West”. Springer-Verlag. New York Inc., Journal Environmental Management, Vol.27, No.5, 2001. Burke, Johnson & Christensen Larry. Educational Research Quantitative and Qualitative approaches. Boston: Allyn & Bacon, 2000. Djaali, Puji Mulyono dan Ramly. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: PPs UNJ, 2000. Dali S Naga, Pengantar Teori Sekor Pada Pengukuran Pendidikan, Gamadarma, Jakarta, 1992 David Silverma, Doing Qualitative Research, A Practical Handbook, Sage Publication, London-New Delhi, 2000 Guba, Egon G. Menuju Metodologi inkuiri naturalistik dalam evaluasi pendidikan, terjemahan Sutan Zanti Arbi. Jakarta: Djambatan, 1987. Guba., Egon G, Yvonna S. Lincoln, Effective Evaluation, San Fransisco: Jossey Publishers 199. Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif, Alfabeta, Bandung, 2005 Issac, Stephen and William B Michael. Handbook in Research and Evaluation. 2nd edition, San Diego: California, Edits Publisher, 1982. Patton, Michael Quin. Qualitative Evaluation and Research Methods. USA: SAGE, 1990. Sanders, James R. et al, The Program Evaluation Standards. 2nd edition, California: Sage Publication Inc., 1994. Sudrajat, Ahkmad. Pendidikan Sepanjang Hayat II, 2008. (http://www. Akhmadsudrajat.wordPress.com/2008/04/03/Pendidikan-Sepanjang-hanyatii/-33k). Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung, 2008 Sutikno, M.Sobry, Menuju Pendidikan Bermutu. Mataram: NTP Press, 2004. Worthen, Baline R. and James R. Sanders, Educational Evaluation. London: Longman Inc, 1987.
Metode Kualitatif dalam Evaluasi, A.Muliati, AM http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=346:metodekualitatif&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Mei 2015 ISSN. 2355-3189
Page 13