MENINGKATKAN PEMAHAMAN PENULISAN KARANGAN EKSPOSISI DENGAN METODE CTL ( CONTEKSTUAL TEACHING AND LEARNING ) PADA KELAS IX MTs AL – ISTIQOMAH KABUPATEN BANDUNG
TATI GINAWATI
[email protected] PROGRAM STUDI PBS INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STKIP SILIWANGI BANDUNG
ABSTRAK Judul penelitian ini adalah Meningkatkan Pemahaman Penulisan Karangan Eksposisi Dengan Metode CTL (Contekstual Teaching learning) Pada Kelas IX MTs Al- Istiqomah Kabupaten Bandung.Penelitian ini beranjak dari pokok permasalahan: 1) Apakah metode CTL (Contekstual Teaching and Learning) dapat meningkatkan pemahaman menulis karangan eksposisi?; 2) Apakah efektif pembelajaran menulis karangan eksposisi dengan menggunakan metode CTL?. Serta batasan masalahnya adalah sampai berapa jauh kekurang penguasaan siswa kelas IX dalam menulis karangan eksposisi.Bertitik tolak dari pokok permasalahan di atas, penulis mengajukan hipotesis penelitian sebagai berikut: 1) Siswa kelas IX MTs dapat memahami apa yang dimaksud dengan karangan eksposisi; 2) dalam pembelajaran menulis karangan eksposisi dengan menggunakan pendekatan kontekstual cukup efektif.Sebelum melakukan eksperimen, penulis memberikan tes awal kepada semua siswa. Setelah kegiatan belajar mengajar selesai dilaksanakan, penulis kemudian melakukan tes akhir. Dari nilai tes awal dan tes akhir tersebut, penulis dapat mengetahui bagaimana hasil pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan kontekstual. Langkah berikutnya adalah pengolahan data. Pengolahan data dilakukan dengan uji normalitas, dan pengujian hipotesis.Berdasarkan data hasil tes awal dan tes akhir dapat diperoleh skor rata-rata tes awal adalah 56, skor rata-rata tes akhir adalah 74. Angka – angka tersebut menunjukkan adanya peningkatan kemampuan siswa. Oleh karena itu hipotesis tentang pembelajaran menulis karangan eksposisi ini diterima. Kata kunci: CTL , karangan eksposisi
PENDAHULUAN Pembelajaran Pembuatan Karangan Eksposisi dalam Ilmu Bahasa Indonesia yang merupakan mata pelajaran pokok di sekolah sejak Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Perguruan Tinggi. Hal ini bertujuan agar Bahasa Indonesia selalu ditanamkan dalam setiap tingkat pendidikan, selaras dengan pendapat Amran Halim mengatakan bahwa : “Jalan yang ditempuh untuk tujuan pengajaran Bahasa Indonesia adalah pelajaran Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang hidup disegala tingkat lembaga paendidikan mulai dari Taman Kanak-kanak sampai dengan Perguruan Tinggi ”(Halim,1984:19). Mengingat dalam membuat karangan eksposisi pada pembelajaran Bahasa Indonesia tidak berbeda jauh seperti bahasa lain, maka penulisan karangan eksposisi akan mendapat pengaruh baik dalam kosa kata, gaya bahasa, maupun struktur kalimat dan gaya penulisan karangan, Terutama pada karangan eksposisi akan lebih beragam dengan penambahan dari sumber lain. Seperti halnya jenis tulisan lainnya, karangan eksposisi diperlukan kejelasan dalam penyusunan kalimatnya. Tulisan dipergunakan oleh orang-orang terpelajar untuk merekam, meyakinkan, melaporkan, serta mempengaruhi orang lain. Maksud dan tujuan tersebut hanya dapat tercapai oleh para penulis yang dapat menyusun pikirannya serta mengutarakannya dengan jelas dan mudah dipahami. Kejelasan tersebut tergantung pada pikiran, susunan, organisasi, penggunaan kata-kata dan struktur kalimat yang cerah (Marsey, 1987 : 132). Bahasa Indonesia sangat besar pengaruhnya dalam dunia pendidikan karena melalaui bahasa terjadi suatu interaksi antara guru dan siswa terutama dalam pembahasan karangan eksposisi. Mengingatkan kedudukan Bahasa Indonesia yang sangat penting terutama dalam pengajaran pembuatan karangan eksposisi, maka sebagai guru Bahasa Indonesia bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan pencapaian tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia dalam hal ini penjelasan yang lebih terperinci tentang karangan eksposisi. Hal ini sangat penting agar para siswa dapat mengembangkan karangan eksposisi sesuai dengan teori mengarang yang benar dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan dalam praktik penulisan karangan dengan berbagai bentuk. Pembelajaran dan pengajaran kontekstual melibatkan para siswa dalam aktivitas penting yang membantu mereka mengaitkan pelajaran akademis dengan konteks kehidupan nyata yang mereka hadapi. Dengan mengaitkan keduanya, para siswa melihat makna di dalam tugas sekolah. Ketika para siswa menyusun karangan eksposisi atau menemukan permasalahan lain yang menarik, mereka akan
mengaitkan isi akademik dengan konteks dalam situasi kehidupan. Dan dengan cara ini mereka dapat dengan mudah menemukan makna.
Pembelajaran pada dasarnya merupakan kegiatan guru menciptakan situasi agar siswa belajar. Tujuan utama dari pembelajaran atau pengajaran adalah siswa belajar. Mengajar dan belajar merupakan dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan, ibarat sebuah mata uang yang bermata dua. Bagaimanapun baiknya guru mengajar, apabila tidak terjadinya proses belajar pada siswa, maka pengajarannya tidak baik, tidak berhasil. Sebaliknya, meskipun cara atau metode yang digunakan guru sangat sederhana, tetapi apabila mendorong siswa banyak belajar, pengajaran tersebut cukup berhasil.
Berdasarkan percobaan, pengolahan data, hipotesis dapat disimpulkan bahwa dalam proses belajarmengajar tentang menulis karangan eksposisi menggunakan metode CTL (Contekstual Teaching and Learning) dapat menumbuhkan minat siswa dan meningkatkan keterampilan menulis karangan eksposisi dengan baik. Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah pembelajaran pendekatan CTL (Contekstual Teaching and Learning) dalam menulis karangan eksposisi. Agar masalah penelitian ini terarah, maka masalah tersebut dibatasi yang meliputi perencanaan pembelajaran, langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran, efektifitas pembelajaran dan faktor penghambat dalam menulis karangan eksposisi. Bertitik tolak dari latar belakang masalah dan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1). Apakah metode CTL (Contekstual Teaching and Learning) dapat meningkatkan pemahaman menulis eksposisi? 2). Apakah efektif pembelajaran menulis eksposisi dengan menggunakan metode CTL (Contekstual Teaching and Learning)? Populasi penelitian ini adalah siswa kelas IX MTs Al – Istiqomah Soreang Kabupaten Bandung sebanyak 20 siswa, yang diambil sampel karangannya sebanyak 20% sampai 50%. Sampel merupakan sebagian populasi, teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara random. Sehubungan dengan penulis akan mengadakan penelitian dengan menggunakan pendekatan CTL (Contekstual Teaching and Learning) adalah metode eksperimen semu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Eksperimen Semu, dimana tidak ada kelas Kontrol yang ada hanya satu kelas yaitu kelas eksperimen atau kelas yang diteliti. Hasil tes akhir siswa menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan hasil tes awal. Skor rata-rata
tes awal adalah 56 dan skor rata-rata tes akhir adalah 74. Hal ini menunjukkan perlakuan yang diberikan penulis kepada siswa kelompok eksperimen baik dan berhasil. Dengan dihasilkannya data pretes dan data postes yang berditribusi normal, maka perhitungan yang penulis lakukan untuk menguji hipotesis adalah uji signifikansi. Hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini dapat diterima berdasarkan uji signifikansi. Karena terdapat peningkatan nilai yang signifikan dari nilai postes yang diperoleh peserta didik. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah tes dan non tes, sedangkan indikasinya tingkat keberhasilannya adalah dengan adanya peningkatan nilai akhir yang dicapai siswa. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran Menulis Eksposisi dengan Menggunakan Metode CTL (Contekstual Teaching and Learning) dapat meningkatkan pemahaman siswa. KAJIAN TEORI DAN METODE Menulis merupakan kegiatan pengungkapan ide, gagasan, tanggapan atau pernyataan dengan tulisan. Hal ini didukung pula oleh pendapat Suhendar dalam Wahyudin (2008), menulis merupakan proses perubahan bentuk, pikiran, angan-angan, perasaan, dan sebagainya. Sedangkan menurut Tarigan (1994) menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang grafik tersebut, kalau mereka sepakat memahami bahasa dan gambaran grafik itu sendiri. Tujuan menulis itu sendiri adalah menyampaikan pesan kepada pembaca. Bila tidak dibaca, kegiatan menulis itu sia-sia. Mengajar menulis antara lain adalah membangun kesadaran bahwa menulis itu bergantung pada pembaca dan kualitas respon pembaca menentukan keberhasilan komunikasi tulis. Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah suatu keterampilan berbahasa yang berfungsi untuk menuangkan gagasan, ide, dan pendapat dalam bentuk tulisan untuk dimengerti dan dipahami oleh orang lain. Menulis erat kaitannya dengan mengarang, yaitu kemampuan melahirkan pikiran, perasaan dan pengalaman dengan bahasa yang mudah untuk dipahami orang lain. Keterampilan menulis adalah keterampilan yang tingkatannya paling sulit diantara keterampilan-keterampilan yang lain seperti keterampilan membaca, mendengar dan berbicara, karena untuk dapat menulis seseorang harus dapat menguasai ketiga keterampilan yang lainnya. Belajar menulis seperti belajar keterampilan lain seyogyanya
berangkat dari mudah ke sulit, dari sini ke sana, dari sekarang ke nanti. Ingat saja kata mengekspos yang sudah mengindonesia, yakni membuat sesuatu boleker, terungkap, atau terpajang. Eksposisi adalah tulisan yang tujuan utamanya mengklarifikasi, menjelaskan, mendidik, atau mengevaluasi sebuah persoalan. Eksposisi mengandalkan strategi pengembangan alinea seperti lewat pemberian contoh, proses, sebabakibat klasifikasi, definisi, analisis, komparasi dan kontras. Jenis – Jenis Eksposisi Strategi di atas juga merupakan nama dari jenis-jenis teks ekspositoritas, sehingga ada teks klasifikasi, sebab-akibat dan lain sebagainya. Adapun jenis-jenis dari tulisan eksposisi adalah sebagai berikut. 1).Contoh : Merupakan cara yang paling sederhana tapi efektif bagi penulis untuk menyampaikan gagasannya kepada pembaca. Contoh bisa sebuah kata, kalimat, atau alinea. Penulis dapat memulainya dengan ungkapan: misalnya, sebagai contoh, sebut saja, dan sebaginya. 2).Proses :Ada dua jenis esai proses, yaitu penjelasan yang memberitahu pembaca bagaimana mengerjakan sesuatu dan yang hanya menjelaskan bagaimana sesuatu bekerja.3). Sebabakibat : Sebab selalu mengarah pada adanya satu akibat atau lebih; akibat memiliki satu sebab atau lebih. Sebuah esai dapat merupakan sebuah esai sebab-akibat, dimana penulis mengeksplorasi kaitan sebab-akibat. Esai sebab-akibat seringkali diniati penulisnya sebagai persuasi atau informasi. 4). Klasifikasi : Teks jenis ini pada prinsipnya mengenal karakteristik yang sama dari sejumlah butir yang ada. Dalam menentukan klasifikasi, penulis tentunya melakukan strategi komparasi-kontras.5). Definisi : Definisi bisa definisi pendek dari kamus atau keseluruhan esai menjelaskan sesuatu. Definisi formal terdiri atas tiga hal, yaitu konsep yang diberi definisi, kelas atau kelompoknya, dan hal-hal atau karakteristik yang membedakannya. 6). Analisis Kadang disebut divisi, yakni sebagai cara berfikir dan saat menulis dengan memecah atau membagi sesuatu menjadi bagian-bagian dengan tujuan agar lebih dimengerti, dan seringkali sebagai persiapan untuk menggabungkannya dengan cara sendiri. 7). Komparasi-kontras : Komparasi berfokus pada persamaan, sedangkan kontras berfokus pada perbedaan. Dalam melakukan komparasi, otomatis mengkontraskannya. Dalam esai komparasi-kontras, harus dijaga keseimbangan antara keduanya. Prinsip –prinsip Pembelajaran Kontekstual Menurut Elaine B. Johnson dalam Nana Syaodih (2004), menyimpulkan bahwa dalam pembelajaran kontekstual, minimal ada tiga prinsip utama yaitu: saling ketergantungan, diferensiasi, dan pengorganisasian diri. 1). Prinsip Saling
ketergantungan : Prinsip saling ketergantungan berlaku dalam pendidikan dan pembelajaran. Sekolah merupakan suatu sistem kehidupan, yang terkait dengan kehidupan di rumah, di masyarakat dan di tempat kerja. Dalam kehidupan di sekolah siswa saling berhubungan dan tergantung dengan guru, kepala sekolah, tata usaha, orang tua, serta berbagai nara sumber yang ada di sekitarnya. Dalam proses pembelajaran siswa juga berhubungan dengan bahan ajaran, buku sumber, media, sarana dan prasarana pendidikan, iklim sekolah, lingkungan dan lain-lain. 2). Prinsip Diferensiasi : Diferensiasi menunjuk kepada sifat alam yang secara terus menerus menimbulkan perbedaan, keragaman, keunikan. Alam tidak pernah mengulang dirinya tetapi keberadaannya selalu berbeda. Prinsip diferensiasi menunjukan kreativitas yang luar biasa dari alam. Kalau dari pandangan agama kreativitas luar biasa tersebut bukan alam semestanya tetapi pencipta-Nya. Diferensiasi bukan hanya menunjukan perubahan dan kemajuan tanpa batas, tetapi juga kesatuan-kesatuan yang berbeda tersebut berhubungan, saling tergantung dalam keterpaduan yang bersifat simbiosis mutualisme atau saling menguntungkan. 3). Prinsip Pengorganisasian Diri : Prinsip organisasi diri, menuntut para pendidik dan pengajar di sekolah agar mendorong setiap siswanya untuk memahami dan merealisasikan semua potensi yang dimilikinya seoptimal mungkin. Pembelajaran kontekstual diarahkan untuk membantu para siswa mencapai keunggulan akademik, penguasaan keterampilan standar, pengembangan sikap dan moral sesuai dengan harapan masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian in adalah metode eksperimen semu. Metode eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui suatu hasil yang diharapkan dari variabel-variabel yang diselidiki. Dalam penelitian ini variabel yang diselidiki adalah pengaruh pendekatan pembelajaran secara kontekstual terhadap pemahaman siswa dalam menulis karangan eksposisi, di kelas IX MTs Al Istiqomah Soreang tahun pelajaran 2011 - 2012. Pengukuran dalam penelitian ini dilakukan sebelum dan sesudah diberi perlakuan yaitu pretes dan postes. Karena metode yang digunakan adalah eksperimen semu maka dalam penelitian ini tidak ada kelompok kontrol. Desain dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: O1 X O2. O1 = Pretes O2 = Postes X = Treatment atau perlakuan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Data nilai tes awal dan tes akhir akan penulis uraikan dalam tabel berikut. Tabel 1 Distribusi Nilai Pretest dan Posttest
1
NILAI TES AWAL 55
NILAI TES AKHIR 68
2
45
58
3
55
70
4
52
78
5
50
80
6
58
75
7
70
78
8
58
78
9
55
65
10
64
75
11
72
80
12
56
78
13
47
79
14
48
78
15
47
80
16
50
60
17
52
79
18
60
75
19
50
69
20
74
82
56
74
NO
Berdasarkan data nilai di atas, diperoleh nilai terendah pada tes awal adalah 45 dan nilai tertingginya adalah 74, sedangkan nilai terendah pada akhir tes adalah 58 dan nilai tertingginya adalah 82. Kalau dipersentasekan nilai rata
– rata hasil pretes dengan nilai rata – rata hasil postes mengalami peningkatan sebesar 32%. Dari hasil rekapitulasi nilai tes awal atau pretes terlihat jelas bahwa sebagian besar atau hampir 75% siswa mempunyai pemahaman tentang menulis karangan eksposisi sangat kurang sekali, dan hanya 25% siswa yang mempunyai nilai cukup tentang penulisan karangan eksposisi. Oleh karena itu dalam penelitian yang penulis lakukan, semua siswa dikenai perlakuan sebanyak tiga kali. Ternyata hasilnya mengalami peningkatan.semua itu terlihat, bahwa
sebagian besar atau 70% siswa mempunyai nilai baik, 25% siswa mempunyai nilai cukup, walaupun masih ada yang mempunyai nilai kurang, itupun tidak lebih dari 5%. Tetapi jika dibandingkan dengan tes awal, tes akhir ini ada peningkatan terhadap pemahaman menulis karangan eksposisi. SIMPULAN Dengan diterapkannya pembelajaran menulis karangan eksposisi dengan menggunakan pendekatan kontekstual ternyata sangat berpengaruh terhadap gambaran hasil belajar siswa. Dimana hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari nilai rata-rata kelas pada awal tes atau pretest adalah 56 meningkat menjadi 74 pada tes akhir atau postest. Pembelajaran menulis karangan eksposisi dengan pendekatan secara kontekstual, dimana guru harus menghadirkan situasi atau keadaan nyata kepada dunia anak ketika mereka sedang belajar di kelas,ternyata membuahkan hasil yang cukup baik. Hampir setiap siswa dapat memahami materi yang disampaikan guru, terbukti dengan adanya peningkatan pengerjaan tugas menulis karangan eksposisi dari perlakuan pertama sampai perlakuan ketiga. Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, terdapat perbedaan nilai pretest dan posttest siswa yang mengalami peningkatan cukup signifikan yaitu sebanyak 32%. Hal ini diperkuat dengan perhitungan uji normalitas menggunkan rumus – t. Dengan kata lain, pembelajaran menulis karangan eksposisi dengan menggunakan pendekatan secara kontekstual yang diujicobakan penulis, cukup efektif dalam meningkatkan keterampilan menulis karangan eksposisi.
DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi nak Yang Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta.Jakarta. Alwasilah, A. Chaedar dan Alwasilah, Senny Suzana. 2007. Pokoknya Menulis. Kiblat.Bandung. AR,
Syamsudin dan Vismaia. 2006. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Remaja Rosda Karya.Bandung.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rinek Cipta Jakarta. Elaine B. Johnson, Ph.D. 2002. Contextual Teaching And Learning.Mizan Learning Center. Bandung. Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Remaja Rosda Karya. Bandung. Nurhadi, Senduk A.G. 2003. Pembelajaran Kontekstual Dan Penerapannya Dalam KBK. IKIP Malang. Ruseffendi, E.T. 2005. Dasar – dasar Penelitian Pendidikan Dan Bidang Non – Eksakta Lainnya. Tarsito. Syaodih, Nana. 2004. Kurikulum Dan pembelajaran Kompetensi.Yayasan Kesuma Karya Bandung. Tjahjono, Liberatus. 1987. Sastra Indonesia Pengantar Teori Dan Apresiasi. Nusa Indah. Surabaya.