1|Antologi UPI
Volume
Edisi No.
Juni 2016
PENGGUNAAN METODE GIST UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN WACANA EKSPOSISI SAINS BERBASIS MULTILITERASI DI KELAS V SEKOLAH DASAR Ilafiah Wulandari1 , Ernalis2 , Dede Margo I3 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Kampus Cibiru Universitas Pendidikan Indonesia Email:
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya masalah kemampuan membaca pemahaman di kelas V yang terdapat di SDN Biru 01 Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di lapangan ditemukan banyak masalah dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia khususnya membaca pemahaman, masih banyak siswa yang kurang mampu memahami suatu isi bacaan, siswa yang masih belum dapat menceritakan kembali isi bacaan dengan menggunakan bahasa sendiri dengan baik, serta masih kurangnya penerapan pemahaman siswa terhadap suatu bacaan. Masalah tersebut dipicu oleh lemahnya kemampuan guru dalam menyajikan pembelajaran membaca kurang bervariasi, kreatif, inovatif dan metode yang konvensional sehingga saat pembelajaran membaca terkesan monoton. Untuk itu, peneliti menggunakan metode GIST sebagai alternatif dalam mengajarkan pembelajaran membaca pemahaman dengan berbasis multiliterasi sehingga siswa akan membuat suatu produk sebagai hasil dari pemahamannya terhadap suatu isi bacaan. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana aktivitas siswa dalam proses pembelajaran membaca pemahaman dan bagaimana kemampuan belajar siswa setelah menggunakan metode GIST. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses atau aktivitas dan kemampuan pembelajaran siswa menggunakan metode GIST. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan desain John Elliot. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus, yang setiap siklusnya terdiri dari 3 tindakan. Intrument yang digunakan meliputi lembar observasi, pedoman wawancara, catatan lapani.an dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dan triangulasi. Pada pelakasanaanya pembelajaran dengan menggunakan metode GIST ini terdiri dari tiga tahap yaitu, prabaca,membaca dan pascabaca. Proses aktivitas dari nilai rata-rata siswa pada siklus I sebesar 61,9 siklus II sebesar 70,4 dan siklus III sebesar 82,9. Adapun nilai rata-rata hasil siswa adalah siklus I 56,7 siklus II sebesar 68,5 dan siklus III sebesar 85. Metode GIST dapat memudahkan siswa dalam menemukan intisari dan memahami bacaan sehingga dapat menuliskan dengan bahasa sendiri. Selain itu, metode GIST sangat tepat digunakan untuk pembelajaran membaca pemahaman. Kata Kunci : Metode GIST (Generating Interaction Between Schemata And Text), Membaca Pemahaman,Kemampuan Membaca, Multiliterasi.
1
Penulis Penulis Penanggung Jawab 3 Penulis Penanggung Jawab 2
Ilafiah Wulandari1, Ernalis2, Dede Margo I3 Penggunaan Metode GIST Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Wacana Eksposisi Sains Berbasis Multiliterasi di Kelas V Sekolah Dasar
THE USE OF THE GIST METHOD TO ELEVATE THE READING COMPREHENSION SKILL ON SCIENCE EXPOSITION TEXT BASED ON MULTILITERATURE ON THE FIFTH GRADE ELEMENTARY SCHOOL ILAFIAH WULANDARI 1205393 AN ABSTRACT This research was due to the background on the skill problems of reading comprehension on the V grade at SDN 01 Biru Majalaya district in Bandung regency. Based on the result of observation and interviews, was found on the field many problems in the learning process of Bahasa Indonesia, especially reading comprehension. There were still many students who were not able to comprehend the content of the text. They would not yet retell well the content of the text by using their own words, also the lacks of comprehension application on the text. Those cases are provoked by the weakness of teacher’s competencies in presenting the learnings of reading which are not variative, uncreative, uninovative, and conventional method so the learning process impress monotonous. For that reason, the researcher use the GIST method as an alternative in teaching the learning of reading comprehension based on the multiliterature for the students will make products as the result of their comprehension to the reading contents. The case formulations of the research are what activities the students do in the learning process of reading comprehension and the students learning abilities after using the GIST method. This research is aimed to know the process of activities and the students learning abilities using the GIST method. The method of the research used is the method of the Class Action Research using the design of John Elliot. This research is done in three cicles in which each cicle consists of three action. The instruments used are observation forms, interview guidance, field records, and documentations. The data analysis is done with the qualitative, quantitative, and triangulation approach. On the learning process by using the GIST method consists of three phases namely pre reading, reading, and post reading. The activity process of the students average scores on the first cicle was 61.9, the second cicle was 70.4, and the third cicle was 82.9. And the result of the students average score of cicle I was 56,7, cicle II 68,5, and cicle III 85. The GIST method can make the students easier to find the digest/essence and understand the reading so that they can write with their own words. Besides, the GIST method is very suitable to be used in the learning of reading comprehension. Keywords : GIST method (Generating Interaction Between Schemata And Text), reading comprehension, reading ability, multiliterature
1
Penulis Penulis Penanggung Jawab 3 Penulis Penanggung Jawab 2
3|Antologi UPI
Volume
PENGGUNAAN METODE GIST UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN WACANA EKSPOSISI SAINS BERBASIS MULTILITERASI DI KELAS V SEKOLAH DASAR Ilafiah Wulandari1 , Ernalis2 , Dede Margo I3 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Kampus Cibiru Universitas Pendidikan Indonesia
[email protected] PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu proses untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan menambah wawasan serta mengasah keterampilan yang dimiliki seseorang dalam mencapai tujuan pendidikan baik secara formal maupun non formal. Dalam UU No.20 Tahun 2003 pemerintah mendefinisikan pendidikan sebagai: Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif serta mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Depdiknas,2009,hlm.3). Dalam Undang-Undang tersebut sudah jelas bahwa pemerintah sudah mengatur pendidikan yang ada di Indonesia. Pendidikan yang sebagai dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara harus memiliki tujuan yang harus dicapai. Untuk itu perlu adanya tujuan pendidikan yang sesuai dan dapat dicapai.Seperti yang diuraikan dalam UU No.20 Tahun 2003 yaitu sebagai berikut : Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa 1
Penulis Penulis Penanggung Jawab 3 Penulis Penanggung Jawab 2
Edisi No.
Juni 2016
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembanganya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab (Depdiknas,2009,hlm.6). Dengan adanya tujuan pendidikan diharapkan generasi muda dapat menjawab tantangan dimasa yang akan datang. Karena semakin tahun ilmu pendidikan semakin berkembang. Hal tersebut diakibatkan karena arus globalisasi dan kemajuan teknologi. Seiring dengan perkembangan zaman banyak teknologi baru yang berkembang didunia pendidikan. Tak kalah dengan hal itu, ilmu bahasa pun semakin zaman semakin baik dan berkembang. Pendidikan sebagai wadah untuk meningkatkan pengetahuan pun dituntut untuk dapat menjawab tantangan zaman baik lokal maupun global. Untuk itu peranan pendidikan sangatlah besar guna kemajuan suatu bangsa. Dengan berlandaskan pendidikan diharapkan adanya suatu perubahan kearah yang lebih baik dalam suatu bangsa. Bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran yang utama di sekolah berperan penting dalam perkembangan peserta didik untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Selain itu didalam kurikulum sekolah dasar, bahasa Indonesia memiliki peranan utama didalam mata pelajaran yang ada disekolah dasar SD. Dalam aplikasinya baik dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP maupun Kurikulum 2013 bahasa Indonesia memiliki fungsi sebagai mata pelajaran utama sebagai mata pelajaran yang di Ujian Nasionalkan. Untuk itu bahasa Indonesia memiliki peranan penting untuk memgembangkan serta mengasah keterampilan berbahasa siswa di sekolah. Selain itu dalam perkembangan dan aplikasinya di SD, peserta didik dituntut untuk dapat menguasai empat keterampilan berbahasa yaitu, membaca, menulis, menyimak, berbicara dan juga dapat bersastra. Tentu saja hal tersebut menjadikan siswa lebih aktif dan terampil dalam berbahasa Indonesia. Dalam perkembangannya disekolah bahasa Indonesia memiliki fungsi sebagai mata
Ilafiah Wulandari1, Ernalis2, Dede Margo I3 Penggunaan Metode GIST Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Wacana Eksposisi Sains Berbasis Multiliterasi di Kelas V Sekolah Dasar pelajaran utama serta sebagai alat komunikasi dalam proses pembelajaran di sekolah. Hal tersebut menandakan bahwa kita sebagai generasi muda dituntut untuk menciptakan siswa yang gemar belajar. Salah satu cara untuk menjadikan siswa gemar belajar yaitu dengan cara membaca. Dengan membaca siwa akan memperoleh banyak pengetahuan dan lebih luas wawasannya sehingga mereka mampu menjawab tantangan zaman. Membaca pada hakikatnya memiliki peranan penting bagi kehidupan siswa. Namun dalam kenyataanya membaca menjadi kegiatan yang membosankan bagi siswa. Banyak siswa yang lebih memilih untuk bermain daripada untuk membaca buku diperpustakaan. Agar tujuan membaca pemahaman dapat tercapai dengan yang diharapkan banyak metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran di SD. Metode membaca pemahaman yang dapat digunakan salah satunya yaitu metode Generating Interaction between schemata and text (GIST) yang bertujuan untuk siswa memahami intisari dari sebuah paragraf. Berdasarkan uraian diatas dan sebagai salah satu alternatif pembelajaran meningkatkan membaca pemahaman metode GIST merupakan metode yang tepat untuk digunakan dalam meningkatkan membaca pemahaman dalam wacana eksposisi sains dengan berbasis multiliterasi. Metode GIST ini dapat digunakan untuk membantu siswa dalam meningkatkan membaca pemahaman khususnya dalam wacana eksposisi sains. Metode ini dapat digunakan jika siswa telah memiliki skemata atas isi wacana yang akan dibahasnya. Keunggulan metode ini yaitu kemampuan membimbing siswa untuk menulis rangkuman dengan mengkaji setiap paragraf sehingga mampu meningkatkan keterampilan belajar dari sebuah wacana. Dalam aplikasinya GIST mempresentasikan peran guru sebagai pemimpin pembelajaran, peran siswa dalam kelompok kecil yang bekerjasama menulis rangkuman, dan diskusi kelas guna membentuk hasil akhir intisari wacana. Berdasarkan permasalahan tersebut, masalah pokok yang diungkapkan yakni 1
Penulis Penulis Penanggung Jawab 3 Penulis Penanggung Jawab 2
“Bagaimana meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dengan menggunakan metode GIST dalam wacana eksposisi sains?”. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut: 1. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan metode GIST berbasis multilierasi di kelas V Sekolah Dasar? 2. Bagaimana kemampuan siswa dalam membaca pemahaman melalui pembelajaran dalam wacana eksposisi sains dengan menggunakan metode GIST berbasis multiliterasi di kelas V Sekolah Dasar? Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini memiliki tujuan umum yakni untuk meningkatkan aktivitas dan kemampuan pembelajaran membaca pemahaman wacana eksposisi dengan menggunakan metode GIST. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah untuk meningkatkan ; 1. aktivitas pembelajaran membaca pemahaman melalui wacana eksposisi sains dengan menggunakan metode GIST di kelas V Sekolah Dasar ; 2. kemampuan siswa membaca pemahaman melalui wacana eksposisi sains menggunakan metode GIST di kelas V Sekolah Dasar ; KAJIAN PUSTAKA Menurut Tarigan (2013,hlm 7) membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media katakata/ bahasa tulis.Dalam kegiatan membaca perlu adanya tujuan dalam kegaitan membaca tersebut. Dalam kegiatan membaca tujuan utama yaitu memperoleh informasi atau pengetahuan yang terdapat dalam teks bacaan sehingga pemabaca dapat memahami dan dapat menyimpulkan pembelajaran membaca berdasarkan teks bacaan. Pada hakekatnya pembelajaran membaca di SD terbagi menjadi dua yaitu membaca permulaan yang diawali dari kelas I sampai kelas III dan yang kedua yaitu
5|Antologi UPI
Volume
membaca lanjut yang dimulai dari kelas III sampai dengan kelas VI. Kedua jenis membaca tersebut jelas memiliki tujuan dan prinsipnya masing-masing sesuai dengan tujuan pemebalajaran yang ingin dicapai. Menurut Dalman, (2013, hlm 87) membaca pemahaman merupakan keterampilan membaca yang berada pada urutan yang lebih tinggi. Membaca pemhaman adalah membaca secara kognitif (membaca untuk memahami). Bown (dalam Abidin,2012a, hlm 60) mengemukakan ada sembilan indikasi membaca pemahaman yang perlu diperhatikan dalam membaca pemahaman adalah pembaca dapat melakukan, memilih mengalihkan, menjawab, mempertimbangkan, memperluas, menduplikasi, modeling, dan mengubah. Tujuan membaca pemahaman adalah untuk dapat mencari ide pokok yang terdapat dalam setiap paragraf dan untuk memahami isi bacaan sehingga pembaca dapat memahami makna yang terdapat dalam bacaan tersebut. Nurgiyantoro (2014, hlm 371) menyatakan bahwa penilaian kemampuan membaca bertujuan untuk mengukur kompetensi siswa dalam memahami isi informasi yang terdapat dalam bacaan. Tingkatan tes dalam membaca pemahaman yakni berpikir. Menurut Arikunto (2013,hlm 12) mengungkapkan jenjang berfikir yang cocok diterapkan untuk siswa SD adalah ingatan, pemahaman, dan aplikasi. Hal tersebut sejalan dengan apa yang peneliti lakukan dalam penelitian ini yaitu adanya ingatan, pemahaman dan aplikasi atau penerapan. Kegiatan tersebut termasuk dalam kegiatan literan artinya kegiatan membaca ini menangkap apa yang terkandung dalam suatu bacaan. Wacana eksposisi adalah suatu tuturan yang bersifat memaparkan, menjelaskan suatu pokok pikiran. Ciri wacana eksposisi yaitu wacana yang lebih menekankan pada bentuk daripada isi. Wacana eksposisi bersifat nonfiktif. Wacana eksposisi cenderung disajikan dengan bahasa denotatif dan rasional. Tujuannya yaitu untuk menambah wawasan pembaca. Karena wacana eksposisi merupakan wacana yang memberikan suatu pengetahuan atau menjelaskan suatu peristiwa. Dengan kata lain eksposisi adalah suatu karangan yang 1 Penulis 2 Penulis Penanggung Jawab 3 Penulis Penanggung Jawab
Edisi No.
Juni 2016
memaparkan suatu informasi dengan tujuan menambah pengetahuan pembacanya. Metode adalah rencana keseluruhan proses pembelajaran dari tahap penentuan tujuan pembelajaran, peran guru, peran siswa, materi, samapai tahap evaluasi pembelajaran. Adapun ciri utama dari metode pembelajaran adalah adanya langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran secara prosedural (Abidin,2012a,hlm.73). Abidin (2012a,hlm.83) mengungkapkan bahwa metode GIST bertujuan agar siswa memiliki kemampuan untuk memahami intisari paragraf dengan cara menyediakan resep membaca dengan memproduksi inti sari kalimat demi kalimat guna membangun intisari keseluruhan paragraf atau membuat intisari wacana berdasarkan intisari paragraf demi paragraf. Abidin (2012a,hlm.84) metode GIST dilaksanakan dalam beberapa tahapan pembelajaran yaitu sebagai berikut. 1. Tahap Prabaca a) Guru memilih wacana yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan latar belakangnya. Wacana sebaiknya terdiri atas kurang lebih 5 paragraf. b) Guru menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan siswa selama pembelajaran. 2. Tahap Membaca a) Siswa membaca paragraf. Sebelum membaca siswa ditugaskan oleh guru agar pada saat akhir membaca paragraf mereka mampu menulis intisari paragraf ke dalam satu kalimat yang terdiri atas kurang dari 20 kata. Paragraf selanjutnya disajikan dengan menggunakan pewayang pandang sehingga siswa tidak akan membaca paragraf berikutnya. b) Menulis rangkuman. Setelah siswa menyelesaikan paragraf pertama pewayang pandang dimatikan. Selanjutnya siswa diharuskan menulis rangkuman/intisari pargraf yang tadi dibacanya. Kegiatan ini lebih digunakan dalam kelompok kerja kecil yang maksimal terdiri atas 5 orang siswa. Jika siswa sudah yakin bahwa intisari yang ditulisnya telah benar, tugas guru
Ilafiah Wulandari1, Ernalis2, Dede Margo I3 Penggunaan Metode GIST Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Wacana Eksposisi Sains Berbasis Multiliterasi di Kelas V Sekolah Dasar adalah meyakinkan kembali perasaan siswa tentang kebenaran intisari yang telah disusunnya. c) Membaca dan menulis intisari paragraf berikutnya. Setelah paragraf pertama diselesaikan, selanjutnya siswa ditugas bacakan untuk membaca paragraf kedua dan selanjutnya menulis intisari paragraf tersebut. Demikian pula seterusnya hingga seluruh pargraf selesai siswa baca dan rangkum isinya. 3. Tahap Pascabaca Menyusun rangkuman dari keseluruhan paragraf. Setelah semua pargraf tersusun intisarinya, siswa ditugaskan untuk menuliskan intisari keseluruhan wacana berdasarkan hasil kerjanya atas pargraf demi paragraf dan menyampaikan hasilnya didepan kelas. Pada tahap akhir pembelajaran, siswa secara individu ditugaskan menulis intisari bacaan secara bebas, artinya menggunakan kemampuannya sendiri tanpa tergantung dari ringkasan kelompok yang tadi disusunya Pada awal kemunculan kata multiliterasi istilah literasi lebih dikenal terlebih dahulu. Literasi didefinisikan sebagai kemampuan memahami simbolsimbol bahasa atau kemampuan keaksaraan. Dalam bidang ilmu bahasa, dikenal dengan istilah literasi membaca dan literasi menulis. Literasi membaca adalah kemampuan memahami, menggunakan, dan merefleksi teks melalui pelibatan langsung untuk memperoleh pengetahuan dalam rangka mencapai tujuan tertentu dan untuk berpartisipasi dalam masyarakat (Morrocco,2008,hlm.11). Sejalan dengan pendapat tersebut jelaslah bahwa literasi dapat digunakan dengan ilmu pengetahuan lain sebagai bahan bacaan atau sumber informasi, sehingga ilmu pengetahuan dapat semakin berkembang dan luas. Selain itu, literasi membaca juga dapat diartikan sebagai kemampuan dalam hal memahami bacaan, menggunakan bacaan serta merefleksi teks bacaan sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran bahasa. Dalam prakteknya, ilmu literasi yang 1
Penulis Penulis Penanggung Jawab 3 Penulis Penanggung Jawab 2
berkembang di sekolah dasar, harus tepat sasaran , artinya kemampuan pembelajaran lierasi harus dapat dikuasai oleh siswa sehingga tugas guru yakni harus dapat menumbuhkemabangkan lierasi siswa. Misalnya dalam pembelajaran bahasa, siswa harus dapat memahami apa yang diperintahkan guru dalam memahami suatu teks bacaan. Sejalan dengan pendapat diatas, Weinstein (2006,hlm 608) menyatakan bahwa keterampilan yang sering muncul dalam pembelajaran multiliterasi adalah keterampilan berfikir dan bernalar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan literasi membaca di SD haruslah memiliki makna yang dapat digunakan siswa dalam mengerjakan suatu hal dalam pembelajaran bahasa. Siswa SD harus dapat meningkatkan penguasaan atau pemahamannya sehingga siswa dapat memahami teks bacaan yang dibacanya sehingga menghasilkan produk bacaan seperti, buku zigzag,minibook,kalender cerita. Dengan demikian, melalui pembelajaran membaca pemahaman wacana eksposisi sains berbasis multiliterasi. diharapkan hasil penelitian ini dapat mendeskripsikan proses kemampuan membaca pemahaman dan hasil dari membaca pemahaman. Berdasarkan keunggulan tersebut, alternatif pembelajaran dengan menggunakan metode GIST yang dapat dikembangkan untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penggunaan Metode GIST untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman wacana eksposisi sains berbasis multiliterasi dikelas V Sekolah Dasar”. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dengan metode PTK ini permasalahanpermasalahan yang ada di dalam pembelajaran akan dapat dikaji dan dipecahkan hingga dapat terevaluasi agar pembelajaran dikelas menjadi lebih baik. PTK memiliki tindakan atau tahapan yang terstruktur dan terencana. Dengan hal tersebut diharapkan bahwa PTK mampu memperbaiki serta meningkatkan mutu pembelajaran yang ada dikelas.
7|Antologi UPI
Volume
Pada penelitian ini, desain PTK yang digunakan adalah desain model John Elliot dalam bukunya Abidin 2011. Dalam model John Elliot dalam penelitian tindakan kelas terdiri dari tiga siklus dalam satu siklusnya terdiri dari tiga tindakan. Adapun komponenkomponen dalam penelitian tindakan kelas menurut John Elliot terdiri atas : 1) ide awal , 2) temuan analisis 3) perencanaan umum 4) implementasi , 5) monitoring implementasi dan efektif 6) penjelasan kegagalan implementasi , 7) revisi perencanaan umum. Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas V Sekolah Dasar yang berjumlah 51 siswa, tepatnya di wilayah Majalaya Kabupaten Bandung yaitu SDN Biru 01. Fokus bahasan yang akan diajarkan dalam penelitian ini yaitu keterampilan membaca pemahaman dalam wacana eksposisi sains dengan menggunakan metode GIST dengan berbasis multiliterasi Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan beberapa instrumen penelitian. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi atau data yang valid dari penelitian yang peneliti lakukan, sehingga memudahkan peneliti dalam interpretasi data. Adapun instrumen penelitian tersebut adalah, rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar observasi guru , lembar observasi siswa,wawancara, catatan lapangan, dokumentasi, lembar kerja siswa dan lembar evaluasi. Data yang dikumpulkan dari instrumen yang digunakan, akan menghasilkan dua data yaitu data kualitatif yang berupa analisis data untuk mendeskripsikan proses pembelajaran yang dilakukan dan data kuantitatif yang berupa angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik. Data yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas guru dan siswa, wawancara siswa dan guru serta catatan lapangan yaitu di dianalisis. Kemudian setelah dibandingkan dan terkumpul, selanjutnya data di deskripsikan, dianalisis dan di refleksi. Adapun untuk mengukur aktivitas membaca pemahaman siswa dalam setiap indikator dapat diukur dengan rumus sebagai berikut:
1
Penulis Penulis Penanggung Jawab 3 Penulis Penanggung Jawab 2
Edisi No.
Juni 2016
Rumus di atas dapat digunakan untuk mengukur ketercapaian pembelajaran siswa pada setiap indikator, sehingga akan didapat nilai aktivitas kemampuan kemampuan membaca pemahaman siswa. Sedangkan untuk melihat nilai hasil rata-rata kemampuan membaca pemahaman siswa digunakan rumus statistik sederhana, sebagai berikut:
Dalam penelitian ini, standar keberhasilan siklus dari setiap indikator dalam penelitian yang ditetapkan oleh peneliti yaitu dilihat dari peningkatan nilai kemampuan membaca pemahaman setiap tindakan. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian yang dilakukan terdapat beberapa temuan-temuan selama penelitian dilakukan seperti, siswa masih sulit untuk dikondisikan,siswa yang masih belum paham dengan apa yan diintruksikan peneliti, siswa yang belum dapat membaca dengan teknik yang benar, siswa yang masih menulis ulang paragraf saat kegiatan menemukan intisari. Penelitian dilakukan terdiri dari 3 siklus dan masing-masing siklusnya terdapat 3 tindakan. Selama penelitian dilakukan dari setiap siklusnya yang dapat dijadikan pembahasan. Dari data nilai yang diperoleh siswa terdapat kenaikan berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus satu tindakan 1,2,3 untuk nilai aktivitas hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari gambar grafik berikut
Ilafiah Wulandari1, Ernalis2, Dede Margo I3 Penggunaan Metode GIST Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Wacana Eksposisi Sains Berbasis Multiliterasi di Kelas V Sekolah Dasar Grafik 1 nilai rata-rata siklus I Berdasarkan grafik diatas menunujukan bahwa rata-rata seluruh tindakan aktivitas kemampuan membaca pemahaman siswa siklus pertama ialah 59,8 , Nilai rata-rata membaca pemahaman tindakan II yaitu 60,7 dan nilai rata-rata tindakan III adalah 65,4. Adapun hasil nilai pembelajaran kemampuan membaca pemahaman dengan menggunakan metode GIST pada siklus I tindakan 1, tindakan 2, tindakan 3. Pada analisis data ini dapat diketahui pembelajaran menunjukkan peningkatan nilai hasil pertindakan. Peningkatan hasil belajar ini dapat digambarkan pada tabel dan grafik berikut ini.
Grafik 2 nilai rata-rata hasil kemampuan membaca pemahaman. Berdasarkan grafik diatas menunujukan bahwa rata-rata seluruh tindakan hasil kemampuan membaca pemahaman siswa siklus pertama ialah 54,3 , Nilai rata-rata membaca pemahaman tindakan II yaitu 58,9 dan nilai rata-rata tindakan III adalah 64,7. Berikut nilai aktivitas membaca pemahaman siswa pada siklus kedua.
Grafik 3 nilai rata-rata aktivitas membaca pemahaman siklus II Berdasarkan grafik diatas menunujukan bahwa rata-rata seluruh tindakan aktivitas kemampuan membaca pemahaman siswa siklus pertama ialah 66,6 , Nilai rata-rata 1
Penulis Penulis Penanggung Jawab 3 Penulis Penanggung Jawab 2
membaca pemahaman tindakan II yaitu 69,5 dan nilai rata-rata tindakan III adalah 78. Adapun nilai hasil kemampuan membaca pemahaman siklus II sebagai berikut. .
Grafik 4 nilai rata-rata hasil kemampuan membaca Berdasarkan grafik diatas menunujukan bahwa rata-rata seluruh tindakan hasil kemampuan membaca pemahaman siswa siklus pertama ialah 63,78 , Nilai rata-rata membaca pemahaman tindakan II yaitu 70,94 dan nilai rata-rata tindakan III adalah 71,13. Berikut nilai aktivitas membaca pemahaman siswa pada siklus ketiga.
. Grafik 5 rata-rata nilai aktivitas siklus III Berdasarkan grafik diatas menunujukan bahwa rata-rata seluruh tindakan aktivitas kemampuan membaca pemahaman siswa siklus pertama ialah 79, Nilai rata-rata membaca pemahaman tindakan II yaitu 82 dan nilai rata-rata tindakan III adalah 87,7. Adapun nilai rata-rata hasil kemampuan membaca pemahaman siklus III.
9|Antologi UPI
Volume
Grafik 6 nilai rata-rata hasil membaca siklus III Berdasarkan grafik diatas menunujukan bahwa rata-rata seluruh tindakan hasil kemampuan membaca pemahaman siswa siklus pertama ialah 75,65, Nilai rata-rata membaca pemahaman tindakan II yaitu 78,07 dan nilai rata-rata tindakan III adalah 85 Berikut ini grafik perkembangan aktivitas kemampuan membaca pemahaman siklus I-III.
Edisi No.
Juni 2016
adalah menangkap pesan, informasi, fakta, atau ide pokok bacaan dengan baik.” Dalam teori tersebut jelaslah bahwa membaca pemahaman bukanlah membaca sekilas yang hanya dibaca atau hafal perkata melainkan membaca pemahaman adalah kegiatan membaca yang mampu memahami makna yang terdapat dalam bacaan tersebut. Sehingga siswa harus mampu memilih atau menentukan kalimat yang sesuai dalam sebuah pargaraf tersebut sehingga siswa mendapat pemahaman dari bacaan tersebut. Hal tersebut sesuai dengan kegiatan proses pembelajaran yang mana siswa membaca terlebih dahulu wacana tersebut lalu siswa menentukan intisari dari setiap pargaraf tersebut lalu menceritakan kembali dengan pemahaman siswa menggunakan bahasa sendiri. Selanjutnya yaitu nilai rata-rata hasil kemampuan membaca pemahaman siklus IIII sebagai berikut.
Grafik 7 perkembangan aktivitas membaca pemahaman siklus I-III
Grafik 8 perkembangan hasil rata-rataa kemampuan membaca pemahman siklus I-III
Berdasarkan grafik diatas dapat dijelaskan bahwa proses membaca pemahaman yang dilakukan siswa dengan menggunakan metode GIST memberikan pengaruh pada pembelajaran membaca pemahaman berupa hasil rata-rata proses aktivitas siswa pada siklus I sebesar 61,9 siklus II sebesar 70,4 dan siklus III sebesar 82,9 . Peningkatan nilai tersebut didapat siswa dalam proses membaca pemahaman dengan baik dan benar serta menemukan intisari paragraf.
Berdasarkan grafik 8 dapat dipaparkan bahwa hasil dari membaca pemahaman siswa dengan menggunakan metode GIST memberikan pengaruh terhadap pembelajaran siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia hal tersebut berupa adanya peningkatan nilai rata-rata dari setiap siklusnya. Nilai rata-rata hasil siswa pada siklus I sebesar 56,7, siklus II sebesar 68,5 siklus III sebesar 85. Peningkatan nilai tersebut dikarenakan proses pembelajaran siswa saat menceritakan dengan bahasa sendiri dan juga membuat sebuah produk disetiap tindakannya. Hal tersebut sesuai dengan penerapan metode GIST yang dapat membantu siswa dalam menulis sebuah rangkuman dengan
Kegiatan tersebut sesuai dengan teori Somadayo (2011, hlm 13) bahwa “membaca bukan hafal kata demi kata atau kalimat demi kalimat yang terdapat dalam bacaan, yang lebih penting dalam proses pemahaman 1 Penulis 2 Penulis Penanggung Jawab 3 Penulis Penanggung Jawab
Ilafiah Wulandari1, Ernalis2, Dede Margo I3 Penggunaan Metode GIST Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Wacana Eksposisi Sains Berbasis Multiliterasi di Kelas V Sekolah Dasar menggunakan bahasa sendiri. Sebagaimana dengan yang diungkapkan Cunningham (dalam Abidin,2012a hlm.83) yaitu metode GIST sebagai sebuah alat pembelajaran yang efektif untuk membantu siswa dalam menulis sebuah rangkuman. Hal tersebut jelas terbukti sesuai dengan apa yang telah peneliti lakukan yaitu menceritakan kembali dengan menggunakan bahasa sendiri dalam bentuk tulisan dengan hasilnya adanya peningkatan nilai dari setiap siklusnya. KESIMPULAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan terhadap hasil penelitian yang telah peneliti lakukan tentang penggunaan metode GIST dalam membaca pemahaman wacana eksposisi sains berbasis multiliterasi di kelas V SDN Biru 01 kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung, peneliti dapat mengambil simpulan sebagai berikut : 1. Aktivitas siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan metode GIST berbasis multiliterasi mengalami peningkatan. Hal tersebut terlihat didalam siklus I siswa masih belum dapat menggunakan metode GIST sebagai langkah pembelajaran membaca pemahaman. Pada siklus II siswa mulai terbiasa dengan penggunan metode GIST sebagai proses pembelajaran membaca pemahaman. Dan didalam siklus III sebagaian besar siswa sudah sangat terbiasa menggunakan langkah pembelajaran metode GIST dalam kegiatan membaca pemahaman. Hal ini terlihat dari pemerolehan nilai ratarata proses siswa yang mengalami peningkatan setiap tindakan maupun setiap siklusnya. Adapun nilai rata-rata aktivitas membaca pemahaman siswa adalah siklus I 61,9 siklus II sebesar 70,4 dan siklus III sebesar 82,9. 2. Kemampuan membaca pemahaman dengan menggunakan metode GIST mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Kemampuan 1 Penulis 2 Penulis Penanggung Jawab 3 Penulis Penanggung Jawab
selanjutnya yaitu kemampuan hasil belajar siswa yang berupa lembar evaluasi menceritakan kembali dengan menggunakan bahasa sendiri dan hasil karya siswa berupa produk siklus I buku zigzag, siklus II kalender cerita dan siklus III berupa minibook . Peningkatan tersebut ditunjukkan dari nilai proses dan nilai hasil. Adapun hasil nilai rata-rata hasil kemampuan membaca pemahaman siswa yaitu siklus I mencapai 56,7 siklus II mencapai 68,5 dan siklus III mencapai 85. Nilai tersebut cukup baik karena siswa sudah mampu melewati KKM. Hal tersebut dapat dilihat dari aspek kebahasaan yang originalitas, kesesuain isi, kelengkapan kesesuain, pengguanaan EYD, serta tampilan dari hasil produk siswa berupa gambar yang dibuat, pewarnaan yang sesuai, kreativitas siswa dan juga keterbacaan huruf. B. Implikasi dan Rekomendasi 1. Implikasi Berdasarkan hasil penelitian, implikasi dari pembelajaran menggunakan metode GIST ini yaitu a. Dapat memberikan kemudahan bagi siswa dalam hal membaca pemahaman, tahapan yang terdapat didalam metode GIST sangat membantu siswa dalam proses pembelajaran. Selain itu, setiap tahapannya sangat jelas sehingga siswa mudah memahami dan menerapkan metode tersebut. Siswa juga dapat dengan mudah menemukan intisari dari setiap paragraf, dapat memudahkan siswa memahami teks wacana sehingga dapat menceritakan kembali dengan bahasa sendiri dengan baik yaitu lengkap dan sesuai. Selain itu, metode yang dipadupadankan dengan pembelajaran berbasis
11 | A n t o l o g i U P I
Volume
multiliterasi dapat menambah pengetahuan siswa dalam membuat produk hasil pemahamannya membaca yang berupa buku zigzag, kalender cerita dan minibook sehingga hasil pemahaman siswa menjadi lebih bermanfaat dan bermakna. b. Metode GIST dapat diterapkan oleh guru dalam pembelajaran sehari-hari, dengan tujuan dapat memberikan pembelajaran yang lebih inovatif dalam pembelajaran membaca pemahaman c. Dalam pembelajaran aktivitas dan kemampuan siswa dalam membaca pemahaman berbasis multiliterasi dengan menggunakan metode GIST akan mengalami peningkatan , hal ini terlihat dari tahapan-tahapan yang terstruktur dari metode GIST ini.
2. Rekomendasi Berdasarkan kesimpulan, implikasi hasil penelitian, maka penulis menyampaikan rekomendasi sebagai berikut : a. Peneliti juga menghimbau agar guru-guru atau peneliti dapat menerapkan metode GIST dalam pembelajaran membaca pemahaman, karena penerapan metode ini dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses maupun hasil membaca pemahaman. b. Dengan diterapkannya metode, materi dan tujuan yang sesuai maka akan mempermudah sesuai dengan kebutuhan siswa dalam pembelajaran. c. Guru atau peneliti juga dihimbau untuk selalu menggunakan media pembelajran yang bervariasi saat proses pembelajaran. Sehingga mempermudah guru atau peneliti dalam menyampaikan bahan ajar. 1
Penulis Penulis Penanggung Jawab 3 Penulis Penanggung Jawab 2
Edisi No.
Juni 2016
d. Selain itu, agar hasil meningkat hendaknya kepala sekolah dapat menghimbau, mengevaluasi dan memberikan saran serta motivasi terhadap guru, sehingga akan menarik siswa dalam pembelajaran. Guru atau peneliti juga harus pintar memilih tema bacaan yang menarik agar minat siswa dalam membaca menjadi lebih baik dan bermakna. DAFTAR PUSTAKA Abidin, Y. (2012a).Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung:Refika Aditama Arikunto,S.(2013). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan(edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara Dalman.(2013).Keterampilan Membaca. Depok: Raja Grafindo Persada Morroco,CC.(2008). Supported Literacy For Adolescent:transforming teaching and content learning for the twenty-first century. San Fransisco:Jossey-Bass A Wiley Imprint. Nurgiyantoro,
B. (2014). Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi: Yogyakarta :BPFE
Sumadoyo,S.(2011). Strategi dan Tenik Pembelajaran Membaca: Yogyakarta:Graha Ilmu Tarigan,H,G. (2013). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung Weinsteins,M.(2006). Slash Writers and Guinea Pig As Models For A Scientific Multiliteracy. USA: Kent State University.[Journal]/ Educational Philosophy and Theory, Vol.38.No.5,2006.