Vol /0 2 / No. 04 / Mei 2013
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN WACANA BERBAHASA JAWA DENGAN METODE SURTABAKU Tri Hatmoko
[email protected] Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan(1) penerapan metode SURTABAKU dalam pembelajaran membaca pemahaman wacana berbasa Jawa dan (2) peningkatan kemampuan membaca pemahaman wacana berbahasa Jawasiswa kelas X TKBB 2 SMK N 2 Kebumen tahun pembelajaran 2012/2013.Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan desainPTK.Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X TKBB 2 SMK N 2 Kebumen. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes. Analisis data dilakukan dengan teknik kualitatif dan kuantitatif dan hasilnya disajikan dengan teknik informal.Hasil penelitian ini adalah(1) penerapan metode SURTABAKU melalui lima tahap, yakni survei, tanya, baca, katakan, dan ulangi (2) kemampuan membaca pemahaman wacana berbahasa Jawa siswa kelas X TKBB 2 SMK N 2 Kebumen mengalami peningkatan. Nilai rata-rata kelas pada prasiklus adalah 58,85(kategori kurang) dan pada siklus I meningkat sebesar 13,44% menjadi 72,29 (kategori cukup). Pada siklus II, terjadi nilai rata-rata siswa meningkat lagi sebesar 7,4% menjadi 76,69 (kategori baik) dengan ketuntasan hasil belajar mencapai 84,37%. Kata kunci: membaca pemahaman, metode SURTABAKU A. PENDAHULUAN Membaca pemahaman merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan, informasi, serta memperoleh hiburan. Banyak informasi direkam dan dikomunikasikan melalui media tulis. Oleh karena itu, membaca pemahaman merupakan salah satu cara meningkatkan pengetahuan dan informasi. Kemampuan
membaca
pemahaman
merupakan
bekal
dan
kunci
keberhasilan siswa dalam menjalani proses pendidikan. Sebagian besar pemerolehan ilmu dilakukan siswa melalui aktivitas membaca. Ilmu yang diperoleh siswa tidak hanya didapat dari proses belajar mengajar di sekolah, tetapi juga melalui kegiatan membaca dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, kemampuan membaca dan kemampuan memahami bacaan menjadi bagian penting dalam penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan siswa, tidak terkecuali siswa SMK N 2 Kebumen.
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
27
Vol /0 2 / No. 04 / Mei 2013
Berdasarkan wawancara terhadap guru bahasa Jawa kelas X, penulis memperoleh informasi bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa kelas X TKBB 2 SMK N 2 Kebumen dalam membaca pemahaman terhadap wacana berbahasa Jawa masih rendah. Hal ini ditunjukkan oleh nilai rata-rata kelas yang hanya memperoleh 6,7 padahal kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan adalah 7,5. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pembelajaran membaca pemahaman wacana berbahasa Jawa pada siswa kelas X TKBB 2 SMK N 2 Kebumen belum mencapai tujuan yang ditetapkan. Setelah dilakukan observasi, peneliti mendapati beberapa hal yang menjadi permasalahan terkait dengan belum berhasilnya pembelajaran membaca pemahaman pada kelas X TKBB 2 SMK N 2 Kebumen, di antaranya: (1) metode guru kurang bervariatif, yakni ceramah dan penugasan saja sehingga siswa bosan, (2) motivasi siswa dalam membaca sangat rendah sehingga dalam mengikuti pembelajaran membaca wacana berbahasa Jawa, mereka tidak memperlihatkan keseriusan dan antusiasme, (3) rata-rata siswa kelas X TKBB 2 SMK N 2 Kebumen berasal dari lingkungan yang tidak gemar baca-tulis, dan (4) siswa kelas X TKBB 2 SMK N 2 Kebumen cenderung berpikir praktis dan pragmatis sehingga mereka hanya mau mempelajari dan membaca bacaan yang berkaitan dengan bidang pekerjaannya dan menganggap pengetahuan lain kurang berarti. Berbagai permasalahan dalam pembelajaran membaca pemahaman di kelas X SMK N 2 Kebumen perlu diberikan solusi. Penulis berupaya memberikan solusi dalam hal metode pembelajaran guru. Salah satu alternatif solusi tersebut adalah penerapan metode SURTABAKU dalam pembelajaran membaca pemahaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan membaca pemahaman wacana berbahasa Jawa siswa kelas X TKBB 2 SMK N 2 Kebumen tahun pembelajaran 2012/2013 dengan metode SURTABAKU Metode SURTABAKU, menurut Sukirno (2009: 33), merupakan pengindonesiaan dari metode SQ3R(Survery, Question, Read, Recite, Review) yang artinya survei, tanya, baca, katakan, dan ulangi. Dengan demikian, dapat dipahami metode SURTABAKU adalah cara terarur dalam membaca agar efektif dan efisien dengan menggunakan lima langkah, yakni survei, tanya, baca, katakan,
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
28
Vol /0 2 / No. 04 / Mei 2013
dan ulangi. Dengan langkah-langkah tersebut, kemampuan membaca pemahaman siswa kelas X TKBB 2 SMK N 2 Kebumen dapat ditingkatkan.
B. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Arikunto, 2011: 3).Penelitian dilaksanakan sejak bulan November 2012 sampai dengan bulan maret 2013 yang bertempat di SMK N 2 Kebumen.Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X TKBB 2 yang berjumlah 32siswa.Penelitian ini termasuk penelitian populasi (tidak menggunakan sampel) karena jumlah populasi kurang dari 100 orang (Arikunto, 2009: 134). Pengumpulan data menggunakan teknik tes.Instrumen penelitian berupa instrumen tes (soal pilihan ganda dan cloze).Analisis data menggunakan teknik kualitatif dan kuantitatif dan hasilnya disajikan dengan teknik informal (Sudaryanto, 1993: 145-146).
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penerapan
metode
SURTABAKU
dalam
pembelajaran
membaca
pemahaman wacana berbahasa Jawa dilakukan dalam dua pertemuan (tiap siklus satu pertemuan). Secara umum, langkah pembelajaran dengan metode SURTABAKU adalah: (1) kegiatan awal, berisi apersepsi, motivasi, dan penyampaian tujuan pembelajaran; (2) kegiatan inti, meliputi penjelasan materi mengenai teknik membaca yang baik, pembagian teks bacaan, siswa menyurvei bacaan dengan baca cepat dan menandai bacaan, siswa menyusun pertanyaan yang berkaitan dengan wacana, siswa membaca pemahaman wacana berbahasa Jawa dengan teliti, siswa menjawab pertanyaan yang telah dibuat, siswa mengulangi pembacaan, dan evaluasi; (3) kegiatan akhir, berisi penyimpulan hasil belajar, saran dan pesan moral kepada siswa berkaitan dengan wacana yang telah dibaca, serta refleksi. Berdasarkan refleksi pada siklus II, penggunaan metode SURTABAKU memberikan pengaruh positif terhadap perubahan aktivitas siswa kelas X TKBB 2 SMK N 2 Kebumen.Berdasarkan hasil observasi dan hasil wawancara, diperoleh informasi bahwa ketertarikan, keseriusan, keaktifan,
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
29
Vol /0 2 / No. 04 / Mei 2013
respons, dan sikap siswa dalam membaca mengalami peningkatan ke arah yang positif setelah dilakukan pembelajaran dengan metode SURTABAKU. Dari hasil tes, diketahui bahwa penerapan metode SURTABAKU dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca pemahaman wacana berbahasa Jawa.Di bawah ini disajikan hasil tes prasiklus, siklus I, dan siklus II. Tabel 1 Perbandingan Hasil Tes Kumulatif Kemampuan Membaca Pemahaman Wacana Berbahasa Jawa pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
No. 1 2 3 4 Jumlah
Kategori SangatBaik Baik Cukup Kurang
Nilairata-rata
Prasiklus SiklusI SiklusII JumlahNila JumlahNila JumlahNila F F F i i i 0 0 0 0 3 260,1 1 76,67 5 368,68 24 363,32 15 949,99 27 1926,62 5 1926,57 16 856,68 0 0 0 0 32 1883,34 32 2313,3 32 2549,99 1883,34 2313,3 2549,99 32 32 32 = 58,85 = 72,29 = 79,69 (Kategori (Kategori cukup) (Kategori baik) kurang)
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa nilai rata-rata kelas pada prasiklus adalah 58,85 yang termasuk ke dalam kategori kurang dan pada siklus I mencapai 72,29 yang termasuk ke dalam kategori cukup. Setelah pembelajaran membaca pemahaman wacana berbahasa Jawa dengan metode SURTABAKU pada siklus II, diperoleh nilai rata-rata sebesar 79,69 dan termasuk dalam kategori baik. Agar lebih jelas, di bawah ini disajikan diagram perbandingan hasil tes kumulatif seluruh siswa kelas X TKBB 2 SMK N 2 Kebumen pada prasiklus, siklusI,dan siklus II.
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
30
Vol /0 2 / No. 04 / Mei 2013
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
72,97
79,22
Siklus I
Siklus II
45,62
Prasiklus
Diagram 1 Perbandingan Nilai Kumulatif pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II Dari diagram batang di atas, terlihat bahwa nilai kumulatif membaca pemahaman siswa terus meningkat dari prasiklus, siklus I, dan siklus II. Berdasarkan perbandingan hasil tes kumulatif di atas, dapat diketahui besar persentase peningkatan kemampuan membaca pemahaman wacana berbahasa Jawa siswa kelas X TKBB 2 SMK N 2 Kebumen dari selisih ketiga hasil tes tersebut.Di bawah ini disajikan selisih nilai ketiga hasil tes tersebut dan persentase peningkatannya. Tabel 2 Persentase Peningkatan Hasil Tes Kumulatif Kemampuan Membaca Pemahaman pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II Hasil tes kumulatif Prasiklus
Siklus I
58,85 (Kategori kurang)
72,29 (Kategori cukup)
Siklus II
Peningkatan Prasiklus ke Siklus I Siklus I ke Siklus II Selisih % Selisih %
79,69 (Kategori 13,44 baik)
13,44
7,4
7,4
Dari tabel di atas, terlihat bahwa terjadi peningkatan hasil tes kumulatif pada siklus I sebesar 13,44% dibandingkan dengan hasil prasiklus. Selanjutnya, hasil tes kumulatif siklus I meningkat pada siklus II sebesar 7,4%. D. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pembahasan data, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode SURTABAKU dalam pembelajaran membaca pemahaman wacana Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
31
Vol /0 2 / No. 04 / Mei 2013
berbahasa Jawa dilakukan dalam dua pertemuan (tiap siklus satu pertemuan). Secara umum, langkah pembelajaran dengan metode SURTABAKU adalah: (1) kegiatan awal, berisi apersepsi, motivasi, dan penyampaian tujuan pembelajaran; (2) kegiatan inti, meliputi penjelasan materi mengenai teknik membaca yang baik, pembagian teks bacaan, siswa menyurvei bacaan dengan baca cepat dan menandai bacaan, siswa menyusun pertanyaan yang berkaitan dengan wacana, siswa membaca pemahaman wacana berbahasa Jawa dengan teliti, siswa menjawab pertanyaan yang telah dibuat, siswa mengulangi pembacaan, dan evaluasi; (3) kegiatan akhir, berisi penyimpulan hasil belajar, saran dan pesan moral kepada siswa berkaitan dengan wacana yang telah dibaca, serta refleksi. Setelah
dilakukan
pembelajaran
dengan
metode
SURTABAKU,
kemampuan membaca pemahaman wacana berbahasa Jawa siswa kelas X TKBB 2 SMK N 2 Kebumen meningkat.Nilai rata-rata kelas pada prasiklus adalah 58,85(kategori kurang) dan pada siklus I meningkat sebesar 13,44% menjadi 72,29 (kategori cukup). Pada siklus II, terjadi nilai rata-rata siswa meningkat lagi sebesar 7,4% menjadi 76,69 (kategori baik) dengan ketuntasan hasil belajar mencapai 84,37%. Atas dasar simpulan hasil penelitian di atas, peneliti menyarankan kepada siswa agar terus mengasah kemampuan membaca mengingat pentingnya kemampuan membaca di era informasi seperti sekarang ini.Dengan giat membaca, siswa dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang dewasa ini melaju sangat cepat.Bagi guru, khususnya guru bahasa Jawa, peneliti
menyarankan
meningkatkan
agar
memanfaatkan
efektivitas
pelaksanaan
metode
SURTABAKU
pembelajaran
guna
membaca
pemahaman.Metode tersebut telah terbukti dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca, selain meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Arikunto, Suharsimi. 2009. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
32
Vol /0 2 / No. 04 / Mei 2013
______, dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah. 2011. “Kurikulum Mata Pelajaran Muatan Lokal (Bahasa Jawa) untuk Jenjang Pendidikan SMA/SMALB/SMK/MA Negeri dan Swasta Provinsi Jawa Tengah.” Semarang: Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah. Hurmali, Tarcy. 2011. Seni dan Strategi Membaca Cepat tanpa Lupa. Yogyakarta: Sophia Timur Publisher. Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. ______.Tanpa tahun.“Kesejajaran Bentuk Tes Pilihan Ganda dan Tes Cloze dalam Tes Membaca Pemahaman.” Diakses dari http://eprints.uny.ac.id/ 4813/1/Kesejajaran_Bentuk_Tes_Pilihan_Ganda.pdf pada tanggal 12 Oktober 2012. Nurhadi. 1989. Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca? Bandung: CV Sinar Baru. Purwanto, M. Ngalim. 2009. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Soedarso. 2002. Speed Reading: Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sudaryanto. 1993. Metode dan Teknik Analisis Bahasa; Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistik. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Sudijono, Anas. 1998. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sugiyono.2010.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukirno.2009. Sistem Membaca Pemahaman yang Efektif. Purworejo: UMP Press. Sumarlam. (Ed). 2003. Teori dan Praktek Analisis Wacana. Surakarta: Pustaka Cakra. Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tim Penyusun Kamus. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
33