PDF Compressor Pro
Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana
Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) Wild World Fund (WWF) Indonesia Agustus 2012
“Mengintegrasikan Kemampuan Masyarakat Dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana”
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
PANDUAN PELATIHAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
DEWAN NASIONAL PERUBAHAN IKLIM LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA DAN PERUBAHAN IKLIM NAHDLATUL ULAMA (LPBI NU) WWF INDONESIA JANUARI 2013
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
PANDUAN PELATIHAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“ Tm Penyusun: SultonulHuda Herdys Herdiansyah Chrisandini Kontrbutor Ahl: Imam Santoso Ernawi Erna Witoelar Kontrbutor: Ari Muhammad Victor Rembeth Avianto Muhtadi Edtor Utama: Brigitta Isworo Edtor: M. Ali Yusuf Syamsul Hadi Zuliati A. Rachmi Yuliantri Desan Buku dan Tata Letak: Ardiyanto Aryoseno Hak cipta dilindungi undang-undang All right reserved Diterbitkan ulang oleh: ISBN : 978-602-98306-3-7 Dewan Nasional Perubahan Iklim Gedung Kementerian BUMN Lt. 18 Jl. Merdeka Selatan No. 13, Jakarta 10110
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
KATA PENGANTAR
Dampak perubahan iklim telah dirasakan berbagai belahan dunia di mana banyak di antaranya mengakibatkan bencana. Data secara global menunjukkan bahwa tiga perempat atau 75-80 persen bencana alam di bumi merupakan bencana yang terkait dengan iklim, seperti banjir, badai, penyakit, kekeringan, hingga longsor. Laporan Global Assessment Report (GAR) 2011 yang diterbitkan oleh United Nations International Strategy for Disaster Reduction juga menunjukkan, pada 20 tahun terakhir ini terdapat kecenderungan peningkatan yang kerap berhubungan dengan iklim. Dalam konteks Indonesia, bencana bukan saja diakibatkan oleh posisi geograis yang rentan terhadap ancaman tektonik. Namun, sebagai negara kepulauan di daerah tropis, negeri ini juga memiliki kerawanan terdampak bencana akibat perubahan iklim. Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana, pada tahun 2011, dari 1598 kejadian bencana yang terjadi, 75 persen di antaranya adalah bencana hidrometeorologi seperti banjir, kebakaran, dan puting beliung. Berdasarkan jumlah kejadian terbanyak, paling banyak adalah banjir (403 kejadian), kebakaran (355), dan puting beliung (284). Menyikapi ancaman bencana yang berisiko ekstensif, yang mengakibatkan kerugian serta kerusakan besar, maka ketahanan bangsa Indonesia perlu diperkuat agar dapat mengantisipasi bencana, khususnya yang berkaitan dengan perubahan iklim. Pendekatan integral yang mengaitkan upaya-upaya Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dengan inisiatif Adaptasi Perubahan Iklim (API) perlu digagas segera. Untuk melakukan pendekatan integral PRB-API itu dapat digunakan berbagai strategi agar dapat menjangkau semua lapisan masyarakat. Selain pendekatan pelembagaan yang berdampak
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
pada pengambil kebijakan, strategi lainnya adalah dengan penguatan komunitas masyarakat. Dengan pelibatan komunitas, diharapkan upaya penguatan masyarakat dapat efektif dilakukan pada mereka yang rentan terdampak bencana akibat dampak perubahan iklim. Insiatif kerja sama antara Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU), WWF, dan DNPI dalam pembuatan panduan ini merupakan upaya penguatan masyarakat. Sebagai organisasi massa terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama memiliki kapasitas sumber daya manusia yang kuat untuk melakukan sosialisasi panduan ini. Di sisi lain WWF berperan sebagai lembaga yang memiliki kapasitas keilmuan dan implementasi perubahan iklim. Sementara Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) sebagai intansi pemerintah yang menangani perubahan iklim agar inisiatif ini dapat menjadi bagian dari strategi pembangunan negara yang menyeluruh dan berkelanjutan. Harapan para inisiator panduan ini adalah agar pendekatan pengintegrasian Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana dapat terus dikembangkan dan diimplementasikan secara efektif semua lini. Ketika secara faktual Negara Indonesia berisiko tinggi terhadap ancaman hidrometeorologi, maka urgensi pengembangan dan penggunaan panduan ini menjadi sangat tinggi. Sudah tentu pembangunan bangsa akan menjadi semakin meningkat ketika ketahanan masyarakat diperkuat secara benar. Kiranya panduan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dan dapat mengurangi kerugian serta kerusakan dalam bencana akibat dampak perubahan iklim.
Jakarta, Januari 2013
DNPI, LPBI NU, dan WWF
v
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
KATA SAMBUTAN DEWAN NASIONAL PERUBAHAN IKLIM
Kian diakui bahwa adaptasi perubahan iklim (API) dan pengurangan risiko bencana (PRB) harus menjadi komponen utuh dari perencanaan dan pelaksanaan, khususnya untuk meningkatkan dan mencapai pembangunan yang berkelanjutan. Kedua isu ini butuh diarus-utamakan ke dalam rencana pembangunan nasional dan daerah, strategi pengurangan kemiskinan, kebijakan sektor dan panduan atau petunjuk teknis lainnya. Salah satu pengikat utama dari kedua isu ini adalah bahwa faktor variabilitas iklim dan risiko perubahan iklim harus menjadi pertimbangan dalam penilaian dan perencanaan proyek. Dimasukkannya aspek dan pertimbangan perubahan iklim ke dalam perencanaan pengurangan risiko bencana merupakan langkah strategis dalam merespon bencana iklim (climate hazard). Dipandang strategis karena pendekatan ini dapat mendorong penggunaan sumber daya alam, manusia dan keuangan secara lebih efesien. Pendekatan ini pula akan berpotensi untuk meningkatkan efektiitas dan keberlanjutan sinergisitas antara API dan PRB. Terdapat keuntungan dari pendekatan ini terhadap para pelaku dan pegiat kebencanaan, yaitu; pertama, mendorong peran PRB dalam kebijakan, strategi dan program API. Kedua, membuat informasi dan panduan PRB lebih dapat diakses oleh para pelaku dan pegiat API, khususnya dalam perundingan perubahan iklim di tingkat internasional. Ketiga, menjamin seluruh kebijakan dan upaya serta panduan untuk menilai potensi risiko dan ancaman dari perubahan iklim saat ini. Keempat, bagi pelaku dan pegiat PRB akan membantu secara aktif terlibat dan mempengaruhi kebijakan perubahan iklim pada tingkat lokal, nasional dan internasional. v
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Tentu bagi kedua komunitas ini, adanya ‘persekutuan’ antara API dan PRB akan meningkatkan kesadaran dan pemahaman mencari sinergi dan perbedaan antara keduanya. Disamping itu pula, akan mendorong dialog, pertukaran informasi dan bekerja sama dengan para ahli dan praktisi, institusi penanggung jawab, pembuat kebijakan, lembaga lainnya yang peduli terhadap kebencanaan, khususnya yang diakibatkan oleh perubahan iklim. Apa yang menjadi perhatian dari isi buku panduan ini merupakan releksi dari apa yang juga menjadi perhatian kedua isu ini dalam tingkat internasional. Pada per temuan dunia mengenai pengurangan bencana (World Conference on Disaster Reduction), negara-negara bersepakat bahwa pengurangan risiko yang terkait dengan perubahan iklim harus dimasukkan ke dalam strategi PRB dan API. Demikian pula pada pertemuan mengenai perubahan iklim ke-13 di Bali (Conference of Parties/ CoP 13) pada tahun 2007 di mana para pihak secara resmi mengakui pentingnya elemen-elemen PRB dalam adaptasi untuk dimasukkkan ke dalam Rencana Aksi Bali (Bali Action Plan). Dalam perkembangan terakhir, pada perundingan isu perubahan iklim kembali ditegaskan bahwa PRB harus menjadi komponen kunci dari kerangka kerja Post 2012. Semoga penerbitan panduan ini dapat memperkaya dan mengisi kebutuhan mendorong aksi nyata di lapangan bagi para pelaku kedua isu ini. Diucapkan terima kasih kepada LPBI-NU dan WWF Indonesia serta rekan-rekan di kelompok Kerja Adaptasi DNPI atas upaya menerbitkan buku panduan API dan PRB ini. Tentu dibalik proses terbitnya dan isi dari panduan ini, masih terdapat banyak kekurangan. Oleh sebab itu, kami atas DNPI menyampaikan permohonan maaf. Demikian disampaikan, terima kasih atas perhatian dan kerjasamanya. Jakarta, Januari 2013
Imam S. Ernaw Ketua Pokja Adaptasi - DNPI v
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
KATA SAMBUTAN LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA DAN PERUBAHAN IKLIM NAHDLATUL ULAMA (LPBI NU) Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Perubahan iklim tidak lagi isu semata tetapi sudah menjadi suatu kenyataan yang dampaknya telah dirasakan. Suhu global yang meningkat menyebabkan pemanasan secara global dan memengaruhi pola iklim sehingga pola iklim berubah secara ekstrim. Hal ini meningkatkan hazard (ancaman) atau bahaya. Di sisi lain karena tingginya faktor kerentanan baik sosial dan ekonomi seperti kemiskinan, penataan wilayah dan ruang yang kurang baik, daya dukung lingkungan yang tidak memadai lagi, lemahnya infrastruktur, dan minimnya pemahaman dalam pengurangan risiko, maka dapat diprediksi bahwa dampak nyata akibat perubahan iklim adalah bencana yang mengancam jiwa manusia dan sumber penghidupannya. Dampak perubahan iklim tersebut dapat memperparah dampak suatu bencana, apabila upaya pengurangan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim tidak segera dilakukan. Indonesia merupakan negara yang rawan bencana karena Indonesia berada pada pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonik dunia yang mengakibatkan rentan terhadap gempa (juga berpotensi tsunami), letusan gunung api, dan sebagainya. Pengurangan risiko bencana, adaptasi perubahan iklim dan pelestarian lingkungan merupakan masalah yang cukup rumit. Ketiganya membutuhkan kerja sama berbagai pihak dan harus ditangani secara komprehensif. Untuk pelaksanaannya diperlukan komitmen politik dan hukum, serta harus dilakukan secara terintegrasi dengan kebijakan dan perencanaan pembangunan keseluruhan. Di samping itu, perlu ada sinergi antara pemerintah dan para pemimpin komunitas untuk secara sungguh-sungguh dan terus menerus mengampanyekan aksi-aksi pengurangan
v
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
risiko bencana dan perubahan iklim. Oleh karena itu, diperlukan penguatan pemahaman dan pengetahuan praktis dalam pengurangan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim. Selain itu, di saat yang bersamaan harus dilakukan upaya pelestarian lingkungan. Dalam merespon bencana, perubahan iklim, dan kerusakan lingkungan, Nahdlatul Ulama membentuk Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama atau disingkat menjadi LPBI NU. Program LPBI NU selama ini berupa program pengurangan ancaman dan kerentanan, peningkatan kapasitas, pengembangan komunitas (community development), adaptasi terhadap perubahan iklim melalui kegiatan pelatihan, lokakarya, sosialisasi, simulasi, advokasi, aksi-aksi terkait PRB, adaptasi perubahan iklim, pelestarian lingkungan dan lain-lain. Dalam pandangan LPBI NU, akan sangat efektif apabila isu keagamaan dapat menjadi pintu masuk (entry point) bagi pengurangan risiko bencana, adaptasi perubahan iklim, serta isu penyelamatan dan konservasi lingkungan, mengingat agama merupakan salah satu alat kontrol bagi hasrat manusia yang ingin melakukan hal-hal yang bersifat merusak. Paling tidak apabila jalur sains dan kesepakatan bersama menghadapi hambatan, maka “pendekatan agama” dapat menjadi alat untuk memengaruhi jiwa setiap individu agar tidak merusak lingkungan tetapi melestarikannya. Pernyataan tersebut mengacu pada salah satu prinsip dalam hukum Islam yang dikenal dengan “Saddu adz-Dzari’ah”, yaitu: 1) Segala upaya dan sarana yang dapat menimbulkan bencana harus dicegah. 2) Segala upaya dan sarana yang dapat menghindarkan bencana harus dilakukan. 3) Sesuatu yang tidak dapat dilakukan keseluruhannya, jangan ditinggalkan kesemuanya. 4) Harus diambil alternatif yang paling sedikit/kecil risikonya. Selain itu terdapat beberapa acuan dalam upaya pengurangan risiko bencana, adaptasi perubahan iklim, dan pelestarian ling-
v
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
kungan, yaitu; 1) Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang sebab-sebab, gejala-gejala, dan cara penanggulangannya, agar tidak mengalami risiko yang sama (la yuldaghu al- Mu’min marrotaini i juhrin wahid. Al-Hadits)., 2) Mengapresiasi tradisi, budaya, dan kearifan lokal dalam menghadapi bencana apapun, agar tidak terjadi benturan psikologis dengan masyarakat, karena sikap dan perilaku masyarakat selalu dipengaruhi oleh : keyakinan, pengalaman, dan pengetahuannya. ( al-’Aadah muhakkamah ). 3) Sabda Rasululah: Manusia itu sama-sama berhak (tidak boleh monopoli) atas tiga hal, yaitu padang rumput, air dan api (HR. Ahmad dan Abu Daud). Larangan untuk tidak mengeksploitasi SDA secara berlebihan. 4) Membangun kesabaran dan harapan (untuk bangkit kembali) tanpa mengurangi kesiapan melakukan koreksi-diri, karena orang-orang yang beriman tidak boleh putus asa (Yusuf : 87). Panduan ini diprakarsai oleh LPBI NU, WWF-Indonesia, dan Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI). Panduan ini ditulis dan disusun tidak dengan sekedar membentuk tim penulis dan penyusun namun juga melalui beberapa tahapan proses. Pertama, membentuk tim penulis untuk menyusun garis besar (outline) panduan. Kedua, melaksanakan FGD sebanyak dua kali yang dihadiri oleh para aktivis dari NGO yang concern dalam isu pengurangan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim, tokoh aga- ma dan tokoh masyarakat. Ketiga, Penyusunan buku dimulai dari diskusi hasil forum group discussion (FGD), pembuatan garis besar akhir buku dan pembagian tugas penulisan. Keempat, Uji coba panduan di Yogyakarta dan Surabaya yang dihadiri oleh para aktivis dari NGO yang perduli dalam isu pengurangan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim, tokoh agama, dan tokoh masyarakat. Kelima, proses kaji ulang (review) oleh para ahli. Keenam, pembuatan dummy buku sebelum cetak dan selanjutnya dilakukan proses pencetakan. Terima kasih kepada semua pihak atas segala partisipasinya, terutama WWF- Indonesia dan Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) sehingga panduan ini dapat diterbitkan. Harapannya, panduan ini dapat menjadi sandaran dalam upaya peningkatan pengetahuan, kesadaran, dan ketrampilan masyarakat x
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
dalam melakukan pengurangan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim, sehingga memiliki ketahanan dalam menghadapi ancaman bencana dan dampak perubahan iklim. Amin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Jakarta, Januari 2013
Avanto Muhtad Ketua
x
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
KATA SAMBUTAN WWF-INDONESIA
Salam Lestari! Kepedulian masyarakat akan pemanasan global dan perubahan iklim mulai meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi ini didorong oleh bertambah nya pemahaman akan potensi dampak yang disebabkan oleh fenomena tersebut ke dalam kualitas kehidupan. Cuaca ekstrim dan pergeseran musim misalnya telah memberikan peringatan dini secara nyata tentang gangguan kualitas kehidupan sosial ekonomi sebagai risiko dampak perubahan iklim. Dampak perubahan iklim akan banyak mempengaruhi sektor strategis sektor ekonomi masyarakat di Indonesia. Selain ancaman dari perubahan iklim, kita semua juga menghadapi risiko ancaman bencana alam maupun bencana yang diakibatkan oleh kerusakan lingkungan. Perubahan iklim meningkatkan kerentanan masyarakat dan menambah risiko tingkat kerusakan yang mungkin dialami. Dalam menghadapinya diperlukan sinergi dan kesiapan semua pihak–pemerintah, pemimpin komunitas dan masyarakat sendiri. Perlu pendekatan yang strategis dan inovatif dalam mengenalkan lebih dalam lagi peran dan kemampuan kita untuk memperkuat ketahanan terhadap ancaman dampak perubahan iklim maupun bencana. Lebih jauh lagi, perlu sejak dini kita menanamkan akan pentingnya kesadaran agar kita memiliki kemampuan menyesuaikan diri terhadap perubahan iklim serta mempersiapkan diri dan lingkungan kita. Tahun 2010, bersama Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU), WWF-Indonesia menerbitkan buku “Jalan Terbaik Masyarakat dalam Menghadapi Perubahan Iklim (Perspektif Islam dalam Adaptasi Perubahx
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
an Iklim)”. Sebagai tindak lanjutnya, diprakarsailah penyusunan modul ini yang diharapkan mampu memberikan panduan dan materi yang memadai bagi penggiat organisasi dan komunitas dalam menjangkau masyarakat untuk menyebarkan pengetahuan praktis tentang adaptasi perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana. Modul ini memberikan ruang bagi penggunanya untuk sesuai kebutuhan audiens yang akan dijangkau. Atas nama WWF-Indonesia, perkenankan kami memberikan apresiasi atas kolaborasi dan dukungan LPBI NU dan DNPI sehingga modul ini dapat diterbitkan. Disertai harapan, modul ini dapat dimanfaatkan sebagai panduan bagi banyak pihak dalam meningkatkan ketahanan seluruh elemen masyarakat dalam menghadapi risiko bencana maupun dampak perubahan iklim.
Jakarta, Januari 2013
Nyoman Iswarayoga Direktur Iklim dan Energi
x
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
DAFTAR ISTILAH Adaptas, Pengaturan dalam sistem alam dan manusia menuju lingkungan baru atau mengubah lingkungan. Adaptasi terhadap perubahan iklim mengarah pada pengaturan sistem alam dan manusia dalam merespons rangsangan alam yang aktual atau yang diperkirakan atau pengaruh-pengaruhnya, yang mungkin bersifat setengah merusak atau memanfaatkan kesempatan yang menguntungkan. Berbagai jenis adaptasi dapat dibedakan menjadi Adaptasi antisipatif dan reaktif, Adaptasi pemerintah dan pihak swasta, serta Adaptasi otonomi dan terencana. Adaptasi antisipatif—Adaptasi yang terjadi sebelum dampak dari perubahan iklim teramati. Disebut juga sebagai Adaptasi proaktif. Adaptasi otonomi—Adaptasi yang tidak menuntut respons yang disengaja terhadap rangsangan iklim, tetapi dipicu oleh perubahan-perubahan ekologi dalam sistem alam dan oleh pasar atau perubahan-perubahan keselamatan dalam sistem manusia. Adaptasi otonomi disebut juga sebagai Adaptasi spontan. Adaptasi terencana—Adaptasi yang merupakan hasil keputusan kebijakan yang disengaja, berdasarkan kepedulian terhadap kondisi yang telah berubah atau tentang perubahan dan tindakan yang diperlukan untuk mengembalikan, mengelola, atau mencapai negara yang diinginkan. Akumulas, Terkumpulnya suatu zat tertentu menjadi satu kesatuan dalam kurun waktu tertentu. Angn Topan (Typhoon). Lihat tropical cyclone (badai siklon tropis). Atmosfer, Lapisan udara yang menyelimuti planet bumi. Atmosfer terdiri dari nitrogen (79,1%), oksigen (20,9%), karbondioksida (60.03%) dan beberapa gas mulia (argon, helium, xenon, dan lain-lain), ditambah dengan uap air, ammonia, zat-zat organik, ozon, berbagai garam-garaman, dan partikel padat tersuspensi. Atmosir bumi terdiri dari berbagai lapisan, yaitu berturut-turut dari bawah ke atas adalah troposfer, stratosfer, mesosfer, dan termosfer. x
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Bada Sklon Trops (Tropical cyclone). Badai berputar yang hebat dengan disertai hujan dan angin kencang. Bentuk yang paling berat disebut angin ribut (di Atlantik Utara, Pasiik Timur Laut, atau Pasiik Selatan) atau angin topan (di Pasii k Barat Laut). Badai siklon tropis hanya membentuk dan secara intensif menghangatkan air permukaan dan kemungkinan menjadi lebih hebat dikarenakan pemanasan permukaan lautan oleh pemanasan global. Bahan Bakar Fosl, (BBF), Bahan bakar yang terbentuk dari fosil-fosil tumbuhan dan hewan di masa lampau. Contohnya adalah minyak bumi, gas alam, dan batu bara. BBF tergolong bahan bakar yang tidak terbarukan. Bahaya (Hazard). Suatu kejadian yang potensial menimbulkan kerusakan isik yang mengakibatkan kehilangan nyawa atau terluka, kerusakan harta benda, kekacauan sosial dan ekonomi, atau degradasi lingkungan. Bahaya Alam (Natural hazards). Kejadian alam yang dapat melukai penduduk, harta benda mereka. Bahaya alam dapat dikelompokkan menurut asalnya: geologi (gempa bumi dan letusan gunung berapi), hidro-meteorologi (banjir, gelombang panas, badai), atau biologi (hama dan sekawanan belalang). Beberapa bahaya alam kemungkinan besar terjadi karena aktivitas manusia yang mengakibatkan perubahan iklim. Bencana (Disaster). Keadaan di mana dampak dari bahaya (seperti badai atau kejadian cuaca ekstrem) yang berakibat negatif terhadap individu atau komunitas, menjadi suatu tingkatan di mana kehidupan manusia secara langsung terancam atau kerusakan serius pada struktur ekonomi dan sosial yang merusak kemampuan untuk bertahan hidup atau pulih. Bomassa, Total berat kering (dry weigth) satu spesies atau semua spesies mahluk hidup dalam suatu daerah yang diukur pada waktu tertentu. Ada dua jenis biomassa, yaitu biomasa tanaman dan biomassa binatang. CBDRM (Community-based disaster risk managemment). Suatu konsep pendekatan pengurangan risiko bencana yang berbaxv
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
sis masyarakat/komunitas. Pendekatan ini merupakan proses yang mencari berbagai strategi dan aktivitas pembangunan dan penerapan untuk kesiapsiagaan bencana (dan sering kali merupakan pengurangan risiko) yang secara lokal sesuai dan “dimiliki” lokal. CH4, Gas Metana, salah satu dari 6 Gas Rumah Kaca (GRK) yang memiliki GWP seki tar 21 kali CO2. Gas ini banyak dihasilkan dari dekomposisi bahan organik secara anaerobik, misalnya sawah, penimbunan sampah organik dan kotoran mahluk hidup. Gas CO2, Karbon- dioksida, salah satu dari GRK yang utama dan dijadikan referensi GRK yang lain dalam menentukan Indek GWPnya =1. GRK ini banyak dihasilkan dari pembakaran BBF, biomassa dan alih guna lahan. Deforestas, Penebangan hutan atau konvensi lahan hutan menjadi lahan tidak berhutan secara permanen Ems, Zat yang dilepaskan ke atmosfer yang bersifat sebagai pencemar udara Eros Panta (Coastal Erosion). Pergerakan tanah menuju daratan dari garis pantai dikarenakan tekanan gelombang dan arus. Erosi pantai dapat menjadi lebih buruk karena naiknya permukaan air laut dan badai yang lebih kuat sehubungan dengan perubahan iklim. GRK, Gas Rumah Kaca (Greenhouse Gas), Adalah gas-gas di atmosfer yang dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia. Gas ini berkemampuan untuk menyerap radiasi matahari di atmosfer sehingga menyebabkan suhu di permukaan bumi menjadi lebih hangat. Gas-gas tersebut adalah: CO2, CH4, N2O, SF6, NOx, SO2, O3, CFC, HFCS, PFCS, ClO. Hydro-meteorologcal (Hidro-meteorologi). Proses alami atau fenomena dari alam atmosfer, hidrologi, atau oseanograi yang dapat menyebabkan kehilangan nyawa atau terluka, kerusakan harta benda, kekacauan sosial dan ekonomi, atau degra- dasi lingkungan. Bahaya hidro-meteorologi meliputi: banjir, reruntuhan, dan banjir lumpur; badai siklon tropis, gelombang badai, guntur/badai hujan es, hujan dan badai angin, badai salju, dan xv
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
badai hebat lainnya; kekeringan, tandus, kebakaran liar, suhu ekstrem, badai pasir atau debu; pembekuan dan salju atau es longsor. Bahaya hidro-meteorologi dapat tunggal, berurutan, atau kombinasi dalam asal dan pengaruhnya. Iklm (Climate). Iklim dalam pengertian terbatas biasanya dideinisikan sebagai “rata-rata cuaca”, atau lebih tepatnya sebagai gambaran statistik dalam hal rata-ata dan variabilitas dari kuantitas terkait lebih dari satu periode waktu berkisar dari bulanan sampai ribuan atau jutaan tahun. Kuantitas tersebut paling sering merupakan variabel-variabel permukaan seperti suhu, curah hujan, dan angin. Iklim dalam pengertian luas adalah negara, termasuk gambaran statistik, dari sistem iklim. Periode waktu klasik adalah 30 tahun, seperti dideinisikan oleh Organisasi Meteorologi Dunia. Satu frasa populer dapat membantu membedakan cuaca dari iklim: “Iklim adalah apa yang Anda perkirakan. Cuaca adalah apa yang Anda dapatkan. Intrus Ar Laut (Saltwater intrusion). Peningkatan salinitas pada air tawar bawah tanah yang terletak dekat dengan pantai. Intrusi air laut dapat disebabkan oleh terlalu banyak air dari sumber air tawar (aquifer) atau oleh peningkatan permukaan air laut. IPCC, Inter-governmental Panel on Climate Change adalah suatu panel ilmiah yang terdiri dari para ilmuwan dari seluruh dunia. Panel ini bertugas untuk mengkaji atau meneliti senua aspek dari masalah perubahan iklim. Keanekaragaman Hayat (Biological Diversity atau Biodiversity), Keanekaragaman mahluk hidup dan hal-hal yang berhubungan dengan ekologinya, dimana mahluk hidup tersebut terdapat. Keanekaragaman Hayati mencakup keanekaragaman genetik, spesies dan ekosistem. Kejadan Cuaca Ekstrem (Extreme weather event). Cuaca yang ekstrem dan jarang di tempat tertentu, seperti curah hujan yang terus-menerus ekstrem, panas yang ekstrem, badai angin yang kencang. Secara deinisi, suatu karakteristik dari apa yang disebut “cuaca ekstrem” bervariasi dari tempat ke tempat. Sering kali hal ini didein- isikan sebagai sesuatu yang rata-rata terjadi kurang dari sekali tiap 30, 50, atau 100 tahun. Akan tetapi, xv
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
kejadian tersebut dapat lebih banyak interval frekuensinya di masa mendatang karena pengaruh perubahan iklim. Kepadatan (Density). Jumlah penduduk, penghuni, atau sejenisnya, per unit area. Kepadatan populasi sering kali ditetapkan sebagai jumlah penduduk per hektar area lahan atau per kilometer persegi area lahan. Kerentanan (Vulnerability). Tingkat risiko di mana seseorang atau sesuatu dapat dipengaruhi oleh bahaya khusus dari kejadian mendadak seperti badai hingga perubahan iklim jangka panjang . Kerentanan bergantung pada faktor-faktor dan proses isik, sosial, ekonomi, dan lingkungan. Kerentanan sosial berkaitan dengan faktor sosio-demograis seperti tingginya jumlah penduduk dalam suatu wilayah yang melebihi kapasitas areanya, tingkat ekonomi keluarga serta jaringan sosial melek huruf, tingkat pendidikan, prasarana kesehatan, kedamaian, dan keamanan negara. Kerentanan ekonomi berkaitan dengan tingkat pendapatan masyarakat yang rendah (miskin). Kerentanan lingkungan mengacu pada perluasan degradasi sumber daya alam, seperti deforestasi (konversi hutan menjadi bukan hutan secara permanen), penipisan persediaan ikan, degradasi tanah, dan kekurangan air, semuanya itu mengancam keamanan pangan dan kesehatan. Kerentanan dalam Kajian Perubahan Iklim adalah merupakan fungsi (eksposur-E) , sensitivitas (S) dan kapasitas b eradaptasi (AC). Keterpaparan berupa derajat besar, Lama dan frekuensi tekanan (dalam hal ini perubahan iklim), terhadap sistem termasuk ekosistem dan kehidupan manusia. Sedangkan sensitivitas atau kepekaan adalah derajat reaksi sebuah sistem terhadap tekanan yang dikenakan pada sistem tersebut. Sedangkan k apasitas beradaptasi adalah kapasitas sistem untuk melakukan penyesuaian atau tindakan adaptasi terhadap tekanan tersebut. Kesapsagaan Bencana (Disaster preparedness). Aktivitas-aktivitas yang berkontribusi terhadap pra-rencana, waktu, dan respons yang efektif dari individu atau masyarakat untuk mengurangi dampak dan menghadapi akibat-akibat dari bencana (di masa mendatang). xv
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Manajemen Rsko Dampak Perubahan Iklm (Climate Risk Management). Pendekatan terhadap pengelolaan sistematis yang terkait dengan iklim yang memengaruhi berbagai aktivitas, strategi, atau investasi dengan memperhitungkan risiko variabilitas dan ekstremitas cuaca saat ini seperti halnya perubahan iklim jangka panjang. Manajemen Rsko Bencana (Disaster Risk Management). Suatu proses sistematis dari implementasi kebijakan, strategi, dan tindakan untuk mengurangi dampak-dampak bahaya alam serta bencana yang terkait dengan lingkungan dan teknologi. di antaranya, pengurangan risiko bencana, kesiapsiagaan, respons, pemulihan, dan rehabilitasi. Mtgas—Manajemen Perubahan Iklm (Mitigation—Climate Change Management). Tindakan-tindakan untuk mengurangi konsentrasi GRK di atmosfer, dan pada akhirnya besarnya perubahan iklim. Tindakan-tindakan tersebut mencakup konservasi energi, penggunaan energi terbarukan (seperti angin atau energi matahari ketimbang batu bara, minyak, atau gas) ; atau melakukan penanaman pohon yang menyerap karbon dioksida dari atmosfer. Mtgas—Manajemen Rsko Bencana (Mitigation—Disaster Risk Management). Tindakan -tindakan yang ditujukan pada pengurangan besarnya dampak bencana. Tindakan (langkah) mitigasi dapat dikelompokkan menjadi struktural dan nonstruktural. Tindakan mitigasi struktural dimaksudkan untuk mengurangi kerusakan secara langsung, menyelamatkan kehidupan, dan melindungi harta benda. Tindakan ini meliputi hal-hal seperti bangunan dengan dinding, penampungan air, dan penghutanan kembali untuk menghindari tanah longsor. Tindakan mitigasi nonstruktural dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan dalam menanggulangi ben- cana. Tindakan-tindakan tersebut meliputi latihan tiruan dan peningkatan kesiapsiagaan . Dari perspektif komunitas perubahan iklim, tindakan mitigasi (manajemen risiko bencana) tersebut merupakan langkah adaptasi karena tindakan ini membantu mengurangi dampak negatif perubahan iklim.
xv
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
NU (Nahdlatul Ulama), dalam bahasa berarti ”Kebangkitan Ulama atau Kebangkitan Cendekiawan Islam”. NU sebuah organisasi Islam yang terbesar di Indonesia . Organisasi ini berdiri pada 31 Januari 1926 dan bergerak di bidang pendidikan, sosial, dan ekonomi. Karena jumlahnya yang besar, NU sangat potensial sebagai agen perubahan sosial, budaya, dan kebijakan di Indonesia. Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable development). Pembangunan yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan budaya, sosial, politik, dan ekonomi dari generasi sekarang tanpa menggangu kemampuan dari generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Pemulhan Bencana (Disaster Recovery). Keputusan dan tindakan setelah bencana dengan suatu tinjauan untuk memperbaiki atau meningkatkan kondisi kehidupan sebelum bencana dari komunitas yang terkena dampak. Pemanasan Global (Global Warming). Peningkatan suhu ratarata permukaan Bumi dikarenakan meningkatnya jumlah gasgas rumah kaca (GRK) di atmosfer. Media yang sering menggunakan istilah ini mengacu pada “perubahan iklim.” Pengurangan Rsko Bencana (Disaster risk reduction). Tindakan-tindakan pada semua tingkat untuk mengurangi kerugian karena bencana, melalui pengurangan paparan terhadap bahaya yang berbeda dan mengurangi kerentanan populasi. Praktik-praktik pengurangan risiko bencana yang efektif perlu menggunakan pendekatan sistematis untuk mengurangi kerentanan manusia, sosial, ekonomi, dan lingkungan terhadap bahaya alam. Penngkatan Permukaan Ar Laut (Sea-level rise). Peningkatan rata-rata batas permukaan air laut atau samudera. Permukaan air laut global meningkat sebagai akibat peningkatan suhu global yang akan menyebabkan: (1) mencairnya es di kutub dan gletser yang mengakibatkan lebih banyak air di samudera, dan (2) meluasnya air hangat di samudera, karena volume lebih banyak. Tingkat lokal permukaan laut ditentukan oleh gabunxx
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
gan dari peningkatan global permukaan air laut dan peningkatan lokal atau penurunan permukaan tanah (sebagai contoh, dikarenakan proses geologi). Perngatan Dn (Early warning). Penyediaan informasi yang efektif dan tepat waktu mengenai bahaya yang sudah dekat yang memungkinkan penduduk mengambil tindakan untuk menghindari bencana atau mempersiapkan respons yang efektif. Sistem peringatan dini bergantung pada rantai yang mengaitkan : pemahaman dan pemetaan bahaya; pemantauan dan peramalan; pemrosesan, dan penyebaran peringatan yang mudah dipahami kepada otoritas politik dan populasi masyarakat ; serta melaksanakan tindakan yang sesuai dan tepat waktu dalam menang- gapi peringatan tersebut. Perubahan Iklm (Climate Change). Perubahan iklim mengacu pada semua perubahan dalam iklim sepanjang waktu, apakah disebabkan oleh variabilitas alam atau sebagai akibat dari aktivitas manusia. Penggunaan ini berbeda dari yang dideinisikan oleh Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC), yaitu “perubahan iklim” adalah suatu perubahan iklim yang merupakan akibat langsung ataupun tidak langsung untuk aktivitas manusia yang mengubah komposisi dari atmosfer global dan yang merupakan variabilitas iklim alami yang teramati sepanjang periode waktu yang dapat dibandingkan.” Lihat juga climate variability (variabilitas iklim). Pesantren, Sekolah Islam berasrama yang terdapat di Indonesia. pendidikan di dalam pesantren bertujuan untuk memperdalam pengetahuan tentang al-Qur’an dan Sunnah Rasul, dengan mempelajari bahasa Arab dan kaidah-kaidah tata bahasa -bahasa Arab. Para pelajar pesantren disebut sebagai santri, belajar di sekolah ini sekaligus tinggal pada asrama yang disediakan oleh pesantren. Ramalan Iklm (Seasonal forecasting). Ramalan cuaca atau kemungkinan kondisi cuaca dalam wilayah tertentu selama waktu tertentu (satu bulan atau satu musim) berdasarkan pengamatan dan proyeksi kondisi samudera dan atmosfer. Proyeksi tersebut terkadang selama berbulan-bulan, dapat membantu persiapan xx
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
untuk berbagai keadaan darurat, dari angin topan sampai malaria. Recovery (Pemulihan atau perbaikan kembali). Lihat pemulihan bencana (perbaikan /pemulihan bencana). Reforestas, Umumnya berarti penanaman kembali pada lahan hutan yang rusak. Menurut Marrakech Accord (2001), kegiatan penanaman kembali ini dilakukan pada hutan yang telah rusak sebelum 31 Desember 1989. Rekonstruks (Reconstruction). Lihat disaster recovery (perbaikan/pemulihan bencana ). Rehabltas Bencana (Disaster rehabilitation). Serangkaian tindakan yang dilakukan setelah bencana untuk memungkinkan layanan berfungsi kembali, untuk memperbaiki kerusakan isik dan fasilitas masyarakat, untuk membangkitkan kembali aktivitas ekonomi serta untuk mendukung secara psikologi dan sosial para penduduk yang selamat dari bencana. Rsko (Risk). Kemungkinan dari akibat-akibat berbahaya dikarenakan hubungan antara bahaya dan kondisi yang rentan. Salntas, Kemasinan atau kadar garam yang terdapat dalam sebuah larutan. Santr, Sebutan bagi murid yang mengikuti pendidikan di pondok pesantren. Untuk perempuan disebut santriwati Tanggap Darurat Bencana (Disaster respons). Tindakan mengkoordinasi aktivitas yang bertujuan memenuhi kebutuhan masyarakat yang terkena dampak bencana. UNFCCC, United Nation Framework Convention on Climate Change adalah Konvensi PBB tentang perubahan iklim yang bertujuan untuk menstabilkan konsentrasi GRK sehingga tidak membahayakan sistem iklim bumi. Konvensi ini sudah diratiikasi oleh Indonesia melalui UU No.6/2004 Varabltas Iklm (Climate variability). Variabilitas iklim mengacu pada variasi dalam keadaan negara dan statistik lainnya (seperti standar deviasi/penyimpangan, statistik ekstrem, dan xx
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
sebagainya) dari iklim pada semua skala temporal dan skala spasial melebihi kejadian cuaca masing-masing. Variabilitas mungkin disebabkan oleh proses internal alami dalam sistem iklim (variabilitas internal), atau variasi di alam atau antropogenik sebagai tekanan eksternal (variabilitas eksternal). Lihat juga climate change (perubahan iklim). Vegetas, Tumbuh-tumbuhan pada suatu area yang terkait sebagai suatu komunitas tetapi tidak secara taksonomi. Atau jumlah tumbuhan yang meliputi wilayah tertentu atau di atas bumi secara menyeluruh.
xx
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................... KATA SAMBUTAN LPBI NU .................................................. KATA SAMBUTAN WWF-INDONESIA .................................. KATA SAMBUTAN DNPI ........................................................ DAFTAR ISTILAH .................................................................. DAFTAR ISI ............................................................................ BAB I
: PENDAHULUAN ................................................... Latar Belakang....................................................................... Bagaimana Menggunakan Panduan Ini ..................... Mempersiapkan Pelatihan ...............................................
BAB II : PROSES BELAJAR PARTISIPATORIS Panduan 1 : Pengantar Pelatihan dan Orientasi Belajar .......................................................... BAB III : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA ............. Panduan 1 : Perubahan Iklim dan Bencana ................ Panduan 2 : Belajar Dari Pengalaman........................... Panduan 3 : Menilai Kerentanan dan Tindakan Adaptasi Perubahan Iklim .................... BAB IV : PENYUSUNAN RENCANA TINDAK LANJUT ......... BAB V : MENUTUP PROSES BELAJAR AKTIF ..................... DAFTAR PUSTAKA ............................................................... PROFIL LPBI NU ..................................................................... PROFIL WWF-INDONESIA .................................................... PROFIL DNPI ..........................................................................
xx
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
KONTRIBUTOR
xxv
•
Abdul Qudus Salam (Lakpesdam NU Surabaya)
•
Aris Sustiyono (Lestari Indonesia)
•
Bimo (BPBD Jawa Timur)
•
Bevita Dwi (PMI)
•
Dede Mariana Pardede (Komite Yogyakarta untuk Pemulihan Aceh-KYPA)
•
Dewi Candra Nur Imamah (KKP IPPNU Surabaya)
•
Ely Rosyidah (Fatayat NU Surabaya)
•
Fathurrahman (Akademisi Lamongan)
•
Hasan Bachtiar (Forum PRB - DIY)
•
Heru Santoso (LIPI)
•
Hetty Herawati(Center for International Forestry Research)
•
Ina Nisrina Has (Civil Society Forum)
•
Imam Fadli (IPNU Jawa Timur)
•
Imamur Rosyidin (Komite Lingkungan Hidup Lamongan)
•
Imelda (Institute for Essential Services Reform/IESR Indonesia)
•
Ivan V. Ageung (Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia)
•
Juli Eko Nugroho (Forum PRB – DIY)
•
KH. Rohimin (PWNU DKI Jakarta)
•
Kustiwa Adinata (Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu Indonesia)
•
M. Ariin Purwakananta (Humanitarian Forum Indonesia)
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
•
M. Ghozi (NU Yogyakarta)
•
Mujtahidin (PMI)
•
Nurul Sa’adah Andriani (SAPDA )
•
Rr. Sri Nawangwulan (Tim AKB Mojokerto)
•
Sumolaksono (Indonesian Center for Environmental Law(ICEL)
•
Sofyan (Eyank) (Indonesia Hijau)
•
Syaiful Anam (Tim AKB Pasuruan)
•
Tita (BPBD Jawa Timur)
•
Teguh Rahmanto (NU Surabaya)
•
Ulil Abror (Lakpesdam NU Surabaya)
•
Unsiyah Zulfa (Fatayat NU Surabaya dan SER NU)
•
Untung (Lingkar Yogyakarta)
•
Victor Nahusona (Yayasan Tanggul Bencana Indonesia)
•
Wasingatu Zakiya (IDEA Yogyakarta)
•
Wazir Wicaksono (SER NU Jawa Timur)
•
Yeni Luthiana (Lakpesdam NU Jawa Timur)
xxv
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
xxv
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
1
PENDAHULUAN • • •
Latar Belakang Bagamana Menggunakan Modul ln Mempersapkan Pelathan
1
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
LATAR BELAKANG PENGANTAR Perubahan iklim adalah tantangan terbesar yang dihadapi pada masa kini . Naiknya suhu udara dan perubahan pola cuaca memperburuk risiko-risiko bencana alam yang ada atau dapat memicu timbulnya bencana baru. Penduduk yang paling miskin di planet kita merupakan mereka yang paling rentan. Sebagian besar disebabkan karena mereka lemah secara ekonomi. Selain itu juga diakibatkan kemampuan sosial dan lingkungan yang juga lemah dalam menghadapi dampak dari perubahan iklim dan bencana alam dalam menghadapi konsekwensi perubahan iklim dan bencana alam. Dalam rangka keberlangsungan mata pencaharian secara turun temurun, proyek-proyek pengembangan harus memperhitungkan risiko-risiko ini. Keberhasilan upaya adaptasi perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana sangat ditentukan oleh sumber daya manusia yang berpengetahuan, berketrampilan, dan yang mempunyai semangat mengubah keadaan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menghasilkan dan meningkatkan sumber daya manusia tersebut adalah melalui pelatihan. Untuk memfasilitasi pembelajaran mengenai perubahan iklim yang berdampak pada bencana, masyarakat harus mampu melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim sehingga dampak bencana dapat diminimalisir ataupun kalau mampu dihilangkan. Oleh karena itu LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA DAN PERUBAHAN IKLIM NAHDLATUL ULAMA (LPBI NU) bekerjasama dengan WWF-INDONESIA dan DEWAN NASIONAL PERUBAHAN IKLIM (DNPI) telah mengelaborasi suatu modul pelatihan partisipatif yang sederhana dan mudah digunakan sebagai media fasilitasi dengan harapan agar masyarakat mempunyai kemampuan mengintegrasikan kemampuan beradaptasi masyarakat dalam mengurangi risiko perubahan iklim dengan pengurangan risiko bencana.
2
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
TUJUAN Tujuan Umum: Sebagai pedoman panduan praktis bagi para pemimpin organisasi dan komunitas terutama yang berbasis pesisir, pertanian, dan urban untuk mengintegrasikan pertimbangan-pertimbangan dari tindakan adaptif di tingkatan komunitas dengan strategi strategi yang tepat. Tujuan Khusus : Membantu para aktivis organisasi dan komunitas agar mempunyai kemampuan menganalisisa dan merumuskan perencanaan untuk mengintegrasikan kemampuan beradaptasi dalam mengurangi risiko dan dampak perubahan iklim yang berakibat terjadinya bencana, dengan upaya pengurangan risiko bencana. Lebih khusus lagi, media ini menuntun dan mengarahkan para pengguna untuk: •
Mempelajarai dasar-dasar pengertian mengenai perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana
•
Mengingtegrasikan analisis kerentanan dan dampak perubahan iklim dengan membangun tindakan adaptif dengan mempertimbangkan cara-cara untuk mem- perbaiki dampak suatu aktiitas terhadap perubahan iklim secara global.
•
Memahami bagaimana risiko perubahan iklim dan bencana alam mempengaruhi kehidupan lingkungan, sosial dan manusia
•
Mempelajari bagaimana organisasi yang telah bergerak melakukan kerja-kerja pengintegrasian penanggulangan dampak perubahan iklim yang berupa bencana pada bidang pertanian, pesisir dan urban
•
Merancang rencana tindakan pengintegrasian dalam bentuk adaptasi dan mitigasi terhadap risiko dan dampak perubahan iklim.
3
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
SASARAN Buku Modul ini dirancang untuk tingkat para pimpinan komunitas, namun juga bisa diaplikasikan untuk komunitas. Hal itu tergantung pada homogenitas dari suatu area geograi, dan bisa ditingkatkan sesuai dengan sasaran yang dipilih . Terserah pada pemakai untuk memutuskan seberapa detail dan seberapa banyak waktu yang digunakan untuk melakukan suatu pelatihan.
MANFAAT 1. Bagi penyelenggara pelatihan: •
Adanya acuan dalam memfasilitasi proses pembelajaran sehingga materi pembelajaran dapat disampaikan sesuai dengan tujuan pelatihan .
•
Dapat mengembangkan kurikulum dan modul pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan tujuan dan sasaran organisasi pelaksana pelatihan.
2. Bagi peserta latih: Secara tidak langsung mendapat jaminan mengikuti pelatihan yang terencana dengan baik.
PRINSIP PEMBELAJARAN Ada prinsip-prinsip khusus yang menjadi ciri pembelajaran orang dewasa sebagai pendekatan agar pembelajaran tersebut membuahkan hasil yang diharapkan: 1. Penilaian akan Kebutuhan. Biasanya peserta didik datang dari latar belakang yang berbedabeda. Tiga aspek yang harus ada adalah: a.
Who: Pembelajar sebagai orang yang memiliki kepentingan;
b. What: Hal-hal yang dapat memenuhi kebutuhan dan kepentingan mereka; c.
4
Whom: Orang yang dapat memberikan pelayanan dalam memenuhi kebutuhan tersebut.
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
2. Keamanan dalam kenyamanan dan proses.. Tingkat keamanan dan kenyamanan merupakan prinsip yang dihubungkan dengan respek kepada pemberi pembelajaran sebagai pembuat keputusan dalam menentukan pembelajaran mereka. Ada beberapa hal yang harus disiapkan: a.
Kepercayaan terhadap kompetensi pelaksana/ fasilitator/ narasumber;
b. Kepercayaan terhadap kemungkinan pencapaian dan relevansi tujuan pembelajaran; c.
Kelompok belajar dibiarkan menemukan hasratnya dalam menciptakan keamanan belajar;
d. Kepercayaan terhadap tahapan aktivitas pembelajaran yang dibangun secara nyaman; e. Realisasi bahwa lingkungan merupakan penjamin keamanan yang bersifat tidak menghakimi. 3.
Hubungan Komunikasi. Prinsip ini meliputi respek, keamanan, komunikasi yang terbuka, kemampuan mendengarkan dan kerendahan hati. Dialog merupakan alat sentral dalam berpikir aplikatif
4. Tahapan dan Penguatan (Sequence and Reinforcement) . Diperlukan proses bertahap dari hal yang paling mudah menuju kepada tingkat yang paling sulit, bukan sebaliknya, sebab akan berakibat fatal bagi para pembelajar. Urutan (Sequence) berarti pemrograman pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam urutan yang berlangsung dari hal yang sederhana hingga ke tingkat yang kompleks . Penguatan (Reinforcement ) berarti pengulangan fakta, kemampuan, dan sikap dalam beragam bentuk dan cara yang menarik. 5. Praktek (Praxis). Praksis dilakukan dengan cara membangun releksi dengan pendekatan induktif dari yang khusus kepada yang umum, sedangkan deduktif dari yang umum kepada yang lebih khusus. Praksis dapat digunakan dalam mengajar pengetahuan, keterampi-
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
lan, dan sikap para pembelajar yang kemudian mereka releksikan dalam kehidupan sehari-hari. 6. Menghargai Pembelajar sebagai Pengambil Keputusan. (Respect for Learners Decision Makers). Orang dewasa menginginkan diri menjadi subjek atau pengambil keputusan dan menolak untuk diperlakukan sebagai objek sebagai orang yang dapat dimanfaatkan oleh orang lain. 7. Gagasan, Perasaan , Tindakan (Ideas, Feeling, Actions). Ada tiga aspek penting dalam pembelajaran: ide (sebagai basis pembelajaran kognitif), perasaan (sebagai dasar pembelajaran afektif) dan tindakan (sebagai dasar psikomotorik ) merupakan cara untuk mencegah ketakutan tersebut dalam pembelajaran orang dewasa. 8. Kesegeraan (Immediacy ). pembelajar dewasa membutuhkan pelajaran baru yang dapat dimanfaatkan langsung secepatnya, terkait dengan kemampuan, pengetahuan, dan sikap mereka. Mereka tidak mau membuang-buang waktu yang lama dalam belajar. 9. Peran Jelas Pembelajaran orang dewasa adalah penguatan peran yang jelas dalam komunikasi antara pembelajar dan fasilitator atau narasumber. Orang dewasa membutuhkan penguatan tentang keadilan sebagai manusia yang diberlakukan setara antara pelajar dan fasilitator dan antar pembelajar. 10. Kerja Tim. Merupakan prinsip sekaligus sebagai proses dalam pembelajaran orang dewasa. Tim menjamin kualitas keamanan yang efektif dan berguna. Jaminan safety (keamanan) dalam kelompok belajar terbukti akan selalu diterima. 11. Perjanjian (Engagement). Prinsip ini merupakan hal vital dalam pembelajaran dengan sistem belajar bersama. Dengan prinsip ini, tugas-tugas belajar memberikan dorongan kepada peserta didik untuk terlibat
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
secara aktif dengan isu- isu strategis organisasi mereka sendiri di tengah-tengah masyarakat. 12. Pertanggungjawaban (Accountability ). Akuntabilitas merupakan satu prinsip terpenting dalam pembelajaran orang dewasa. Siapa yang harus akuntabel untuk orang lain? Pertama, desain pembelajaran harus akuntabel untuk pembelajar. Kedua, pembelajar adalah tim yang akuntabel bagi koleganya.
PELATIH PELATIH
Sumber : PMI
Pelatih adalah orang yang memadukan fungsi sebagai fasilitator dan narasumber. Peran utama sebagai Fasilitator adalah memperlancar atau memberikan kemudahan agar setiap peserta pelatihan merupakan sumber yang efektif bagi yang lain. Fasilitator sangat menentukan berhasil tidaknya pelatihan.
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Sedangkan peran sebagai pelatih adalah mentransfer pengetahuan dan ketrampilan terkait materi-materi yang menjadi pembahasan dalam pelatihan. Seorang Pelatih diharapkan memiliki kemampuan, antara lain: 1. Konsep diri terhadap arah dan tujuan pelatihan; 2. Empati; 3. Kemauan dan kemampuan untuk mengambil risiko pribadi; 4. Mengatasi tekanan emosional. 5. Memotivasi peserta melalui praktik lapangan dan sarana belajar. 6. Memaksimalkan partisipasi peserta pelatihan; 7. Membantu peserta pelatihan melihat seluruh masalahnya dalam proses pengambilan suatu keputusan; 8. Memberikan keahlian teknis yang dibutuhkan peserta pelatihan 9. Menjawab pertanyaan-pertanyaan peserta (apabila kita tidak tahu jawabannya , katakan saja tidak tahu).
BATASAN ISI MODUL 1. Kurikulum Istilah kurikulum mulai dikenal di Amerika Serikat sejak tahun 1920, ditinjau dari asal katanya kurikulum berasal dari bahasa latin dari kata curere yang artinya lari. Secara tradisional kurikulum mempunyai pengertian yaitu mata pelajaran atau arena pelatihan untuk suatu produksi pendidikan. Dalam konteks pelatihan berorientasi pembelajaran, kurikulum adalah pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran yang ditata dalam bentuk rencana proses pembelajaran dengan penekanan pada penggunaan berbagai metode pembelajaran sesuai dengan tujuan pelatihan sehingga setelah pelatihan peserta memperoleh peningkatan kompetensi yang dibutuhkan.
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
2. Paradigma Pelatihan. a.
Paradigma pelatihan yaitu pelatihan yang berorientasi pada peserta yang ditandai dengan: •
Keterlibatan penuh dari peserta (peserta merupakan subyek);
•
Memberikan kebebasan kepada peserta;
•
Kerja sama a murni;
•
Variasi dan keragaman dalam metode belajar;
•
Motivasi internal (bukan semata-mata eksternal)
•
Adanya kegembiraan dan kesenangan dalam belajar
•
Integrasi belajar yang lebih menyeluruh ke dalam segenap kehidupan organisasi
b. Paradigma lain yang kadang dipakai namun kurang tepat adalah paradigma pelatihan yang berorientasi pada fasilitator/ pelatih yang ditandai dengan ciri-ciri antara lain:
c.
•
Keberadaan pelatih lebih penting daripada peserta, Fasilitator/pelatih mem- punyai kekuasaan atas berlangsungnya proses.
•
Peserta pasif (mendengarkan, mencatat, dan bertanya untuk klariikasi)
•
Metode yang digunakan lebih banyak ceramah.
Paradigma training ini adalah model yang kurang tepat bagi pembelajaran orang dewasa.
3. Kompetensi. Pelatihan adalah salah satu cara mengubah peserta yang terlibat dalam aspek pengetahuan, sikap, dan ketrampilan dengan pendekatan dan strategi yang tepat baik dalam pendekatan metodologi, materi proses maupun manaje-
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
mennya . Oleh karena itu, potensi seseorang yang ditampilkan setelah dilatih yaitu perubahan dalam aspek pengetahuan, ketrampilan , dan sikap yang dapat dilihat dan diukur. 4. Struktur dan Kerangka Modul. Struktur adalah proporsi waktu antara teori, penugasan, dan praktik lapangan serta jumlah keseluruhan jam pelajaran. Kerangka modul adalah uraian dari setiap materi pembelajaran meliputi judul materi pembelajaran, alokasi waktu yang dibutuhkan, tujuan pembelajaran, pokok bahasan dan atau sub pokok bahasan, metode, media, alat bantu, dan referensi yang digunakan.
Sumber : PMI
10
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
5. Langkah-Langkah (Proses). Langkah-langkah (proses) merupakan uraian terkecil bahan belajar yang akan memandu fasilitator/pelatih menyampaikan bahan belajar dalam proses pembelajaran yang sesuai secara terperinci. Agar praktis dan mudah bagi pengguna, langkah-langkah (proses) dalam modul ini berisi uraian dari pokok-pokok bahasan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang masing-masing dilengkapi dengan metode dan media pembelajaran, petunjuk metode, alokasi waktu, media, sumber belajar dan tahap penyampaian. Dalam merencanakan dan melaksanakan suatu pelatihan, harus selalu diingat akan adanya perbedaan-perbedaan Individu peserta pelatihan baik dalam latar belakang pendidikan, pengalaman, maupun motivasi. Pelatihan harus mendapatkan perhatian baik dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pelatihan, sehingga pelatihan tersebut benar-benar dapat memberikan manfaat yang optimal. Ada tiga aspek penting yang harus didalami untuk menggunakan modul ini, yaitu; kurikulum pelatihan, proses pelatihan, dan metode yang digunakan:
KURIKULUM Kurikulum merupakan masukan untuk proses selanjutnya yaitu penyelenggaraan pelatihan dan evaluasi pelatihan . Sedangkan modul adalah bahan utama dalam proses penyelenggaraan pelatihan yang intinya adalah pelaksanaan proses pembelajaran. Detail kurikulum dalam pelatihan ini lihat di matrik 1.
METODE Metode adalah setiap kegiatan yang ditetapkan oleh narasumber pelatihan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Dengan demikian metode pelatihan harus cocok dengan jenis pelatihan yang diberikan. Meskipun tidak ada suatu metode yang 11
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
paling tepat dalam usaha pelatihan, tetapi dapat dicarikan beberapa alternatif metode pengajaran yang dapat dipih. Di dalam memilih metode pelatihan yang tepat, perlu mempertimbangkan beberapa metode yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti: tujuan belajar, peserta didik, situasi, fasilitas. Berkaitan dengan metode pembelajaran, alat bantu/peraga pembelajaran juga penting dalam pelatihan,karena dapat mengakibatkan salah tafsir; pembelajaran yang diberikan akan lebih mudah, cepat, dan jelas ditangkap; menegaskan dan memberikan dorongan kuat untuk menerapkan apa yang dianjurkan. Alat atau fasilitas dan sarana berhubungan dengan tempat pelaksanaan kegiatan pelatihan, sedangkan alat bantu berhubungan dengan penyampaian pelajaran. Penyelenggaraan pelatihan ini lebih mengedepankan pendekatan partisipatif. Dengan menggunakan pendekatan partisipatif peserta pelatihan tidak akan merasa dipaksa bila diperintah dan akan dengan senang hati untuk menerima. Pendekatan ini akan lebih efektif karena seperti diungkapkan sebelumnya bahwa yang menjadi sasaran utamanya adalah masyarakat orang dewasa yang pada umumnya sudah banyak memiliki pengalaman. Melalui pendekatan partisipatif masyarakat sebagai peserta pelatihan akan ikut berperan lebih banyak dan luas, baik dari sejak dilakukan identiikasi kebutuhan, perencanaan, pelaksanaan, dan sampai pada menilai hasil kegiatan pelatihan. Secara khusus pendekatan ini digunakan untuk melibatkan peserta pelatihan agar dapat berpartisipasi aktif dalam proses pelatihan. Setiap metode pembelajaran di atas, memiliki satu “ranah pembelajaran” yang paling menonjol meskipun juga mengandung ranah pembelajaran lainnya. Ranah pembelajaran tersebut ada tiga yaitu: 1. Ranah kognitif atau ranah perubahan pengetahuan; 2. Ranah afektif atau ranah perubahan sikap-perilaku;
12
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
3. Ranah psikomotorik atau ranah perubahan/peningkatan keterampilan. Dalam modul ini beberapa metode yang digunakan adalah: 1. Ceramah Metode yang dimaksud disini adalah ceramah dengan kombinasi metode yang bervariasi . Mengapa disebut demikian, sebab ceramah dilakukan dengan ditujukan sebagai pemicu terjadinya kegiatan yang partisipatif (curah pendapat, diskusi , pleno, penugasan, studi kasus , dll). Selain itu, ceramah yang dimaksud disini adalah ceramah yang cenderung interaktif, yaitu melibatkan peserta
Sumber : Pokja Adaptasi DNPI
2. Diskusi Kelas Metode ini digunakan untuk sharing gagasan, pemikiran, informasi/pengalaman di antara peserta, sehingga dicapai kesepakatan pokok-pokok pikiran (gagasan, kesimpulan). Untuk mencapai kesepakatan tersebut, para peserta dapat beradu argumentasi untuk meyakinkan peserta lainnya. Kesepakatan pikiran inilah yang kemudian ditulis sebagai hasil 13
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
diskusi. Diskusi biasanya digunakan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari penerapan berbagai metode lainnya, seperti: penjelasan (ceramah), curah pendapat, diskusi kelompok, permainan, dan lain-lain. 3. Curah Pendapat Metode ini digunakan dalam bentuk diskusi dalam rangka menghimpun gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman, dari semua peserta. Berbeda dengan diskusi, di m ana gagasan dari seseorang dapat ditanggapi (didukung, dilengkapi, dikurangi, atau tidak disepakati) oleh peserta lain, pada penggunaan metode curah pendapat pendapat orang lain tidak untuk ditanggapi. Tujuan curah pendapat adalah untuk membuat kompilasi (kumpulan) pendapat, informasi, pengalaman semua peserta yang sama atau berbeda. Hasilnya kemudian dijadikan peta informasi, peta pengalaman, atau peta gagasan untuk menjadi pembelajaran bersama. 4. Diskusi Kelompok Sama seperti diskusi, diskusi kelompok adalah pembahasan suatu topik dengan cara tukar pikiran antara dua orang atau lebih, dalam kelompok-kelompok kecil, yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Metode ini dapat membangun suasana saling menghargai perbedaan pendapat dan juga meningkatkan partisipasi peserta yang masih belum banyak berbicara dalam diskusi kelas. Tujuan penggunaan metode ini adalah mengembangkan kesamaan pendapat atau kesepakatan atau mencari suatu rumusan terbaik mengenai suatu persoalan. S etelah diskusi kelompok, proses dilanjutkan dengan diskusi pleno. Pleno adalah istilah yang digunakan untuk diskusi kelas atau diskusi umum yang merupakan lanjutan dari diskusi kelompok yang dimulai dengan pemaparan hasil diskusi kelompok. 5. Studi Kasus Metode ini bertujuan untuk melatih dan meningkatkan kemampuan peserta dalam menganalisis suatu masalah 14
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
dengan suatu pendekatan yang benar. Kegiatan ini dilakukan dengan cara memberikan sebuah contoh kasus terhadap isu tertentu. Biasanya fasilitator memberikan instruksi khusus kasus tersebut harus diapakan. Macam instruksi bisa berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan tujuan materi, Biasanya dalam bentuk penilaian, mengambil pelajaran, memberikan jawaban, atau lainnya. Tugas peserta adalah melakukan pekerjaan sesuai dengan instruksi fasilitator. Studi kasus bisa dalam bentuk penugasan individu ataupun kelompok. 6. Permainan Metode ini populer dengan berbagai sebutan antara lain pemanasan (ice- breaking) atau penyegaran. Arti pemanasan dalam proses belajar adalah pemecah situasi kebekuan ikiran atau isik peserta. Permainan juga dimaksudkan untuk membangun suasana belajar yang dinamis, penuh semangat, dan antusiasme. Karakteristik permainan adalah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan serta serius tapi santai (sersan). Permainan digunakan untuk penciptaan suasana belajar dari pasif ke aktif, dari kaku menjadi gerak (akrab), dan dari jenuh menjadi riang (segar). Metode ini diarahkan agar tujuan belajar dapat di capai secara eisien dan efektif dalam suasana gembira meskipun membahas hal-hal yang sulit atau berat. Sebaiknya permainan digunakan sebagai bagian dari proses belajar, bukan hanya untuk mengisi waktu kosong atau sekedar permainan . Permainan sebaiknya dirancang menjadi suatu ‘aksi’ atau kejadian yang dialami sendiri oleh peserta, kemudian ditarik dalam proses releksi untuk menjadi hikmah yang mendalam (prinsip, nilai, atau pelajaran-pelajaran). Wilayah perubahan yang dipengaruhi adalah ranah sikap-nilai. 7. Penugasan Metode ini bertujuan untuk melatih dan meningkatkan kemampuan peserta dalam mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya. Kegiatan ini biasanya dilakukan di luar kelas dalam bentuk kerja lapangan atau 1
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
pekerjaan tambahan yang dibebankan di luar forum pelatihan. Penugasan biasanya dalam bentuk tugas individu, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok. Sifat metode penugasan adalah pengembangan ketrampilan. Keunggulan dari metode ini adalah pengalaman yang diperoleh bisa langsung dirasakan oleh peserta, sehingga dapat memicu kemampuan peserta dalam mengembang- kan kemampuannya. Sifat metode praktek adalah pengembangan keterampilan .
Perpaduan antara ranah pembelajaran dan metode adalah sebagai berikut: Ranah Pembelajaran
Nama Metode Pembelajaran • • • • • • •
Pengetuahn (Kogntf)
Ceramah Diskusi kelas Curah pendapat Diskusi kelompok S tudi kasus Permainan Penugasan
Skap Nla (Afektf)
Keteramplan (Pskomotork)
X X X X X
MATERI MODUL Buku ini terdiri dari Enam materi yang dibagi menjadi dua kelompok materi, yakni: 1. Materi penunjang meliputi: •
Pengantar Pelatihan dan Orientasi Belajar
•
Rencana Tindak Lanjut
•
Evaluasi Pelatihan.
2. Materi pokok meliputi: • 1
Perubahan Iklim dan Risiko Bencana
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
•
Menilai Kerentanan dan Dampak Perubahan iklim
•
Belajar dari Pengalaman
•
Tindakan Pengintegrasian Adaptasi Perubahan Iklim dan Dampak Bencana
Secara garis besar maksud dan tujuan dari materi Modul ini adalah sebagai berikut: 1. Pengantar Pelatihan dan Orientasi Belajar Mendeskripsikan mengenai pengenalan satu dengan yang lain seluruh elemen pelatihan, alur pelatihan, materi yang menjadi pembahasan, mengungkap harapan, dan menentukan kesepakatan-kesepakatan terkait dengan seluruh proses pelatihan. Pengantar pelatihan sangat penting dilakukan agar peserta memahami benar untuk apa pelatihan dilakukan, alur pelatihan, manajemen forum, pendekatan yang digunakan, etika dalam proses pelatihan, manajemen forum, materi yang menjadi pembahasan dan waktu yang digunakan. 2. Perubahan Iklim dan Risiko Bencana. Deskripsi berbasis literatur dan bersifat teoritik dari konteks perubahan iklim dan risiko bencana dari aspek geograis, topograis, sejarah, dan lainnya dari fakta- fakta dampak terhadap lingkungan, sosial dan manusia. Materi ini membantu untuk informasi ilmiah dari dampak-dampak perubahan iklim dan risiko bencana , dan juga sumber-sumber yang paling penting dan kadar gas rumah kaca dalam area geograik. Tiga aspek penting dalam pembahasan ini adalah perubahan iklim dan risiko bencana, integrasi pengurangan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim, serta aspekaspek politis berkaitan dengan kebijakan dan regulasinya. 3. Belajar Dari Pengalaman `
Deskripsi pengalaman organisasi dalam melakukan upaya gerakan adaptasi perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana, dari aspek pertanian, pesisir, dan urban, sekaligus menganalisis dampak proyek pembangunan yang relevan 1
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
pada konteks kerentanan perubahan iklim dan risiko bencana. Aspek penting materi ini adalah penyampaian praktik-praktik bagus dan atau lesson learn pengala- man organisasi dalam kerja-kerja pengurangan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim. 4. Menilai Kerentanan dan Dampak Perubahan iklim Penilaian dan identiikasi terhadap kerentanan dan dampak perubahan iklim. Penilaian dilakukan dalam bentuk praktek melakukan analisis terhadap kerentanan dan dampak perubahan iklim. 5. Tindakan Pengintegrasian Adaptasi Perubahan Iklim dan Dampak Bencana Strategi menyusun tindakan masyarakat dalam mengintegrasikan API-PRB dalam bentuk mitigasi dan adaptasi berdasarkan hasil penilaian terhadap kerentanan perubahan iklim dan dampak bencana yang ditimbulkannya 6. Rencana Tindak Lanjut Melakukan rencana tindak lanjut untuk untuk implementasi strategi tindakan. Pelatihan akan mempunyai manfaat jika ada kegiatan paska-pelatihan . Perencanaan ini disesuaikan dengan wilayah di mana peserta pelatihan bertempat tinggal atau bekerja. 7. Evaluasi Pelatihan Menganalisis tingkat pemahaman peserta terhadap materi, komponen dan manajemen pelatihan. Evaluasi sangat penting untuk melihat hasil yang dicapai selama proses pelatihan yang berlangsung.
1
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
MEMPERSIAPKAN PELATIHAN
KONSEP DASAR PELATIHAN Secara umum pelatihan merupakan bagian dari pendidikan yang menggambarkan suatu proses dalam pengembangan organisasi maupun masyarakat. Pendidikan dengan pelatihan merupakan suatu rangkaian yang tak dapat dipisahkan dalam sistem pengembangan sumberdaya manusia. Dalam proses pengembangannya diupayakan agar sumberdaya manusia dapat diberdayakan secara maksimal, sehingga apa yang menjadi tujuan dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia tersebut dapat terpenuhi. Pelatihan adalah suatu bagian pendidikan yang men- yangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku, dalam waktu yang relatif singkat dan dengan me- tode yang lebih mengutamakan praktek dari pada teori. Antara pendidikan dengan pelatihan sulit untuk menarik batasan yang tegas, karena baik pendidikan umum maupun pelatihan merupakan suatu proses kegiatan pembelajaran yang mentransfer pengetahuan dan keterampilan dari sumber kepada penerima. Walaupun demikian perbedaan keduanya akan terlihat dari tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan tersebut. Bila pelatihan lebih menitikberatkan pada kegiatan yang dirancang dengan kekhususan mengajar, fakta pan- dangan yang terbatas kepada keterampilan yang bersifat motorik dan mekanistik. Melalui kegiatan pelatihan diharapkan peserta dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya sehingga dapat memberikan konstribusi yang tinggi terhadap produktivitas peserta pelatihan dan organisasi. Dengan meningkatnya pengetahuan dan keterampilan sebagai hasil pelatihan maka peser-
1
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
ta akan semakin matang dalam menghadapi semua perubahan dan perkembangan yang dihadapi organisasi. Dalam pengembangan masyarakat, pelatihan diberikan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan dari warga masyarakat dalam menghadapi tuntutan maupun perubahan lingkungan sekitarnya. Pemberian pelatihan bagi masyarakat bertujuan untuk memberdayakan, sehingga warga masyarakat menjadi berdaya dan dapat berpartisipasi aktif pada proses perubahan. Pelatihan dapat membantu orang atau masyarakat untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki. Dengan pelatihan juga dapat menimbulkan perubahan dalam kebiasaan-kebiasaan bekerja masyarakat, perubahan sikap terhadap pekerjaan, serta dalam informasi dan pengetahuan yang mereka terapkan dalam pekerjaannya sehari-hari.
MEMPERSIAPKAN SEBUAH PELATIHAN Manajemen pelatihan terdiri dari proses perencanaan, penyelenggaraan dan penggerakan, pemantauan, pengendalian dan penilaian. Proses tersebut merupakan suatu siklus integral yang digambarkan dalam suatu “konsep model pelatihan sebagai suatu proses yang integral” Konsep Model Pelatihan Sebagai Suatu Proses Yang Integral, meliputi lima hal.
1. Proses Pengkajian Kebutuhan Pelatihan. Mengkaji adanya kesenjangan antara standar kinerja dengan tingkat kinerja yang dicapai atau dimiliki. Pengkajian yang benar akan mengarahkan pelatihan yang berorientasi kepada kebutuhan. Yang harus dikaji antara lain; harapan yang ingin dilakukan untuk program, program yang ingin dikembangkan untuk wilayah dan jenis risikonya, pemberdayaan yang akan dilakukan untuk masyarakat, kapasitas sasaran yang akan dilatih.
20
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
2. Proses Perumusan Tujuan Pelatihan. Merumuskan secara tepat dan benar kesenjangan kinerja yang terjadi, dan menetapkan dengan jelas kemampuan yang harus ditingkatkan. Tujuan pelatihan dirumuskan dalam bentuk kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta latih seusai pelatihan. Untuk itu, rumusan tujuan harus jelas, terukur, dan dapat dicapai . 3. Proses Merancang Program Pelatihan. Kompetensi yang telah dijabarkan sebelumnya dalam rumusan tujuan selanjutnya diuraikan dalam kegiatan operasional yang dapat diukur. Proses perancangan ini harus menghasilkan: •
Kurikulum yang dirancang yang harus dicapai dan diuraikan dalam: Materi pelatihan, Metode penyampaian (pembelajaran), Proses pembelajaran se tiap materi
•
Proporsi dan alokasi waktu
•
Metode penyelenggaraan pelatihan (dalam kelas, luar kelas, pembelajaran jarak jauh, ataupun magang).
•
Rancangan alur proses pelatihan
4. Proses Pelaksanaan Program Pelatihan. Terdiri dari rangkaian kegiatan pelaksanaan program pelatihan yang berpedoman pada kurikulum, metode penyelenggaraan, dan rancangan alur proses pelatihan. Dengan benarbenar mengacu pada langkah ketiga, dapat dipastikan bahwa kompetensi yang diharapkan akan dapat tercapai. Proses ini didahului dengan persiapan yang menghasilkan komponen kerangka acuan, jadwal pelatihan, pelatih yang sesuai dengan kriteria, kelengkapan sarana dan prasarana diklat maupun penunjangnya, pelatih , format-format yang dibutuhkan. Selama proses pelaksanaan program pelatihan ini berlangsung, kegiatan pemantauan dan pengendalian perlu dilakukan untuk meminimalisasi kejadian penyimpangan baik dari tujuan m aupun dari langkahlangkah sebelumnya .
21
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
5. Proses Evaluasi Program Pelatihan. Merupakan kegiatan penilaian terhadap pelaksanaan program pelatihan meliputi penilaian terhadap peserta, pelatih, penyelenggara, dan pencapaian tujuan pelatihan. Terdapat tiga tahap evaluasi pelatihan berdasarkan tahapannya , yaitu: •
Penilaian tahap pra pelatihan yang meliputi empat komponen, meliputi; peserta, kurikulum, pelatih, institusi penyelenggara
•
Penilaian tahap selama pelatihan mencakup input, proses, output
•
Penilaian tahap paska pelatihan dilakukan terhadap hasil pelatihan dan
dampak pelatihan Kelima proses tersebut dilakukan secara sistematis, terencana dan terarah. Satu sama lain saling mempengaruhi , sehingga jika satu proses tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya, maka proses lainnya akan terganggu Dengan memperhatikan proses pada siklus manajemen pelatihan, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam manajemen pelatihan, kedudukan kurikulum (training design) adalah sentral. Kurikulum merupakan masukan untuk proses selanjutnya yaitu penyelenggaraan pelatihan (training implementation) dan evalluasi pelatihan (training evaluation). Sedangkan modul adalah bahan utama dalam proses penyelenggaraan pelatihan yang intinya adalah pelaksanaan proses pembelajaran.
22
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
23
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
2
PROSES BELAJAR PARTISIPATORIS • • •
Latar Belakang Bagamana Menggunakan Modul In Mempersapkan Pelathan
2
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
PANDUAN 1
PENGANTAR PELATIHAN DAN ORIENTASI BELAJAR PENGANTAR Dalam proses pelatihan sesi awal merupakan sesi penting untuk keberhasilan sesi berikutnya. Oleh karena itu, perlu dibangun empat hal penting untuk menun- jang tercapainya tujuan pelatihan. Pertama, suasana yang menyenangkan, penuh keakraban, bersahabat dan rileks tanpa ada beban psikologis antara satu dengan lainnya. Perkenalan antara peserta, fasilitator dan panitia sebagai pintu masuk yang paling efektif di dalam mencairkan suasana. Pelatihan partisipatoaris akan berhasil dengan baik manakala setiap peserta dapat berinteraksi secara aktif dalam proses pembelajaran. Kedua, diketahuinya tujuan peserta dan harapan mengikuti pelatihan. Keberadaan peserta merupakan komponen penting dalam pelatihan, oleh karea itu, keterlibatan di dalam pelatihan harus diketahui, baik terkait dengan latarbelakang keterlibatannya di dalam pelatihan, tujuan mengikuti pelatihan, dan harapan yang diinginkan. Ketiga, menyepakati hal-hal teknis untuk mendukung suksesnya pelatihan, seperti menyangkut tugas dan tanggungjawab masing-masing komponen yang terlibat di dalam pelatihan, kemudian kesepakatan-kesepakatan lain untuk menunjang tingkat partisipasi yang lebih luas, terutama dari peserta. Keempat , pemahaman yang tuntas mengenai maksud dan tujuan pelatihan. Hal ini dimaksudkan agar pelatihan tidak menyimpang dari maksud dan tujuan yang direncanakan oleh penyelenggara pelatihan oleh karena itu maksud dan tujuan pelatihan pada tahap awal harus benar-benar dipahami oleh seluruh elemen pelatihan terutama oleh peserta, fasilitator dan narasumber.
2
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
TUJUAN Setelah proses pembelajaran, peserta diharapkan mampu: 1. Mengetahui seluruh elemen yang terlibat di dalam pelatihan. 2. Mengekspresikan tujuan mengikuti pelatihan harapan yang diinginkan 3. Mengetahui tujuan dan alur, materi, metodologi pelatihan yang menjadi standar pelathan 4. Mengetahui tingkat pengetahuan peserta mengenai perubahan iklim dan bencana
POKOK BAHASAN 1. Berkenalan satu dengan yang lainnya 2. Kontrak belajar untuk mengetahui harapan pembelajar dan bina suasana (KAP , norma, harapan) 3. Orientasi pelatihan 4. Pra Tes
METODE 1. Permainan 2. Curah pendapat 3. Penugasan
WAKTU 120 Menit (2 Jam)
MEDIA DAN PERALATAN 1. Lembar harapan dan Kekhawatiran
2
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
2. Jadwal pelatihan & Alur pelatihan 3. Papan lembar kertas / In Focus 4. Lembar Pra Tes
SUMBER BELAJAR 1. TOR 2. Pendekatan proses untuk melibatkan peserta didik dalam pelatihan 3. Modul Pelatihan
LANGKAH-LANGKAH Langkah 1 : Perkenalan (25 menit) 1. Menjelaskan secara singkat maksud dan tujuan sesi ini. Kemudian membagi kertas kepada seluruh pihak yang terlibat dalam pelatihan 2. Bagikan kertas meta plan kepada peserta, kemudian minta peserta menuliskan jati dirinya (nama, umur, jabatan, pekerjaan, pengalaman terkait dengan masalah perubahan iklim dan bencana) 3. Setelah selesai, minta peserta memberikan kertas meta plan yang sudah diisi kepada peserta di samping nya (bisa kanan atau kiri), kemudian persilahkan peserta yang memegang meta plan membacakan tulisan di dalamnya. Lakukan sampai selesai semua. 4. Berikan lagi kertas meta plan kepada peserta, minta peserta menuliskan namanya sendiri (bisa nama panggilan atau nama lengkap), kemudian diminta untuk memasang di depan semua peserta lain, agar peserta lain mudah mengingat namanya untuk memasangkan di depan peserta masingmasing, agar peserta yang lain mudah menghafalnya.
2
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Langkah 2: Orientasi Belajar (20 Menit) 1. Penjelasan secara singkat maksud dan tujuan dari sesi ini. 2. Bukalah slide mengenai TOR dan alur pelatihan. Berikan penjelasan mengenai beberapa aspek penting: •
Dasar pemikiran, Maksud dan tujuan pelatihan, hasil yang diharapkan
•
Pendekatan pelatihan yang dilakukan
•
Materi dan pokok bahasan yang akan disampaikan sekaligus metode yang akan digunakan
•
Organisasi pelaksana, fasilitator, narasumber, panitia dan peserta yang akan terlibat dalam pelatihan.
•
Bagan alur pelatihan dari awal sampai akhir.
3. Minta peserta memberikan komentar dan masukan-masukan mengenai proses belajar yang akan dilakukan agar lebih tepat sesuai dengan harapan.
Langkah 3 : Harapan dan Kekhawatiran (25 menit) 1. Penjelasan secara singkat maksud dan tujuan dari sesi ini. 2. Kemudian membagikan dua meta plan dengan warna yang berbeda. Warna A untuk kekhawatiran dan warna B untuk harapan 3. Meminta peserta menuliskan harapan an dan tujuan mengikuti pelatihan. •
Peserta menuliskan harapan tujuan mengikuti pelatihan dan kekhawatiran terhadap pelatihan di masingmasing kertas meta plan dan tujuan mengikuti pelatihan di potongan kertas.
•
Panjang tulisan tidak lebih dari lima kata.
•
Pernyataan ditulis dalah huruf balok yang besar dan mudah dibaca.
2
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
4. Setelah selesai, minta peserta menempelkan potongan kertas di kertas plano atau papan tulis yang telah disediakan sesuai dengan pengelompokannya. 5. Fasilitator dibantu peserta membagi kategori harapan dan kekhawatiran. Setelah selesai kemudian dibacakan sesuai dengan kategorinya. 6. Berikan penjelasan maksud dan tujuan kenapa harapan dan kekhawatiran penting untuk dilakukan dalam proses pembelajaran. Berikan kepastian bagaimana harapan peserta dapat terwujud dalam pelatihan ini dan sesuatu yang dikhawatirkan tidak terjadi.
Langkah 4 : Kontrak Belajar (15 Menit) 1. Penjelasan secara singkat maksud dan tujuan dari sesi ini. 2. Bagikan rancangan jadual yang sudah disediakan oleh panitia. 3. Beri waktu 5 menit untuk membaca rancangan jadual tersebut. 4. Diskusikan rancangan materi tersebut dengan mengacu pada orientasi belajar dan harapan dan tujuan yang sudah dibahas sebelumnya. Ajak peserta menyepakati jadwal pelatihan
Langkah 5 : Tata Tertib (15 menit) 1. Penjelasan secara singkat maksud dan tujuan dari sesi ini. 2. Tayangkan draft tata tertib, minta peserta memberikan tanggapan dan memberikan persetujuannya. 3. Ajak peserta menyusun tugas kelompok. Tugas ini disesuaikan dengan kebutuhan . Biasanya meliputi jadwal/waktu, review materi, membangun suasana pelatihan. 4. Tempel seluruh hasil diskusi, dan ditempelkan di tempat yang dianggap strategis. 30
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Sumber : LPBI-NU
Langkah 6 : Pre Test (20 Menit) 1. Penjelasan secara singkat maksud dan tujuan dari sesi ini. 2. Bagikan lembar Pra Tes kepada seluruh peserta, setelah selesai minta peserta menjawab seluruh pertanyaan yang ada dalam lembaran Pre Test. 3. Setelah selesai ambil kertas Pra Tes . Berikan penjelasan bahwa pre test ini akan menjadi acuan belajar bagi fasilitator dan narasumber agar proses pembelajaran berhasil.
31
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
3
ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA • • •
Perubahan Iklm dan Bencana Belajar Dar Pengalaman Menla Kerentanan dan Tndakan Adaptas Perubahan Iklm
33
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
PANDUAN 1
PERUBAHAN IKLIM DAN BENCANA PENGANTAR Risiko perubahan iklim dan risiko bencana seringkali tumpang tindih. Perbedaan utamanya adalah bahwa risiko perubahan iklim berkaitan dengan konsekwensi dari perubahan iklim, yang mencakup bahaya yang mendadak dan yang berkembang secara perlahan. Sedangkan risiko bencana termasuk semua bahaya yang berkaitan dengan alam sekitar, yang bisa mencakup risiko-risiko yang tidak berkai- tan dengan perubahan iklim, seperti gempa bumi. Bagian ini diharapkan dapat mengumpulkan informasi ilmiah dari pengetahuan mengenai perubahan iklim dan risiko bencana dari pengertian dasar, keterkaitan perubahan iklim dan bencana, sebab dan dampak-dampaknya serta upaya peredaman risiko. Suatu risiko bencana berkaitan pada perubahan iklim atau tidak, namun penting untuk analisis. Pertama, karena perubahan iklim di masa yang akan datang selalu tanpa eksepsi memperburuk risiko berkaitan dengan iklim. Kedua, asal mula risiko juga penting untuk advokasi. Perubahan iklim, misalnya, sebagian besar disebabkan oleh negara -negara kaya, yang berarti bahwa adaptasi pada dampaknya harus didukung oleh dunia internasional . Pengurangan risiko perubahan iklim dan bencana harus dilakukan oleh semua negara di dunia termasuk Indonesia.
TUJUAN Setelah proses pembelajaran, peserta diharapkan mampu: •
34
Memahami dan menjelaskan terminologi perubahan iklim dan bencana
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
•
Memahami dan menjelaskan keterkaitan perubahan iklim dan bencana
•
Memahami Bencana Ekologis sebagai Dampak Perubahan Iklim Global
•
Memahami dan menjelaskan Dampak Perubahan Iklim dan bencana
•
Mengetahui upaya Peredaman Risiko
POKOK BAHASAN •
Terminologi Perubahan Iklim dan bencana
•
Keterkaitan perubahan iklim dan bencana
•
Bencana Ekologis Sebagai Dampak
•
Perubahan Iklim Global
•
Dampak Perubahan Iklim dan bencana
•
Upaya Peredaman Risiko
METODE •
Curah pendapat
•
Presentasi dan Tanya jawab
•
Diskusi pendalaman
WAKTU 240 menit (4 jam)
MEDIA DAN PERALATAN •
Slide, hand out, lembar diskusi
•
papan tulis/lip chart, kertas plano, spidol, LCD Projector
3
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
SUMBER BELAJAR •
UU No. 24 Tahun 2007
•
RAN PRB - RAN API
•
Lembar panduan diskusi pendalaman
•
Manual relevan lainnya
Sumber : Pokja Adaptasi DNPI
LANGKAH-LANGKAH Langkah 1 (10 menit)
3
•
Jelaskan maksud dan tujuan sesi ini, dengan pokok bahasan dan metode yangdigunakan.
•
Persilahkan narasumber untuk menempati posisi yang disediakan.
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
•
Ajak peserta untuk membuka cakrawala pengetahuan mengenai perubahan iklim dan bencana sebagai pemanasan sesi ini. Minta secara acak peserta untuk berpendapat mengenai fakta terjadinya bahaya iklim dan bencana, risiko dan dampaknya.
•
Kumpulkan pendapat yang disampaikan peserta untuk pendalaman lebih lanjut
Langkah 2: Presentasi Perubahan Iklim dan Bencana (140 menit) •
Perkenalkan data diri dan latarbelakang narasumber secara singkat. Kemudian, konirmasikan kepada narasumber pendapat-pendapat dari peserta sebelumnya untuk mendapatkan masukan dan penjelasan, sekaligus minta narasumber memberikan penjelasan materi berdasarkan pokok bahasan dalam sesi ini.
•
Presentasi narasumber mengenai materi ini. Harapannya presentasi narasumber dilakukan dengan cara yang dapat membuat suasana kondusif dan tidak monoton , sehingga peserta dapat berkonsentrasi dan tidak ngantuk. Narasumber diharapkan menggunakan peralatan dan alat peraga yang ada.
•
Berikan waktu kepada peserta untuk memberikan tanggapan dan pertanyaan kepada narasumber. Tanggapan bisa berupa informasi, konirmasi, masukan. Forum diskusi tanggapan bisa saja dilakukan setelah narasumber selesai memberikan presentasinya, atau bisa saja pada saat presentasi, hal-hal yang kurang jelas peserta bisa menyela dengan tanggapan dan pertanyaan. Sepakati saja sesuai dengan kebutuhan dan situasinya.
•
Jika sudah selesai, rangkum dan sampaikan hasil akhir dari diskusi kepada peserta. Berikan penekanan kepada hal-hal yang merupakan aspek penting dari materi ini.
3
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Langkah 3: Diskusi Pendalaman (60 menit) •
Bagi peserta menjadi beberapa kelompok sesuai kebutuhan (sebisa mungkin kelompok Jumlahnya tidak terlalu besar: 45 orang tiap kelompok).
•
Berikan penjelasan maksud dan tujuan dari sesi ini serta waktu yang diperlukanuntuk proses pembahasan.
•
Kemudian berikan instruksi mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan oleh tiap kelompok. Tiap kelompok akan membahas isu yang sama. Isu yang akan dibahas lihat tabel pada lampiran ini
•
Minta hasil diskusi di tulis pada kertas plano (atau jika ada tulis pada laptop) untuk dipresentasikan.
Langkah 4 (30 menit) •
Minta tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. Setelah selesai ajak seluruh peserta mendalami hasil diskusi apakah ada yang salah, kurang ataupun memerlukan penjelasan lebih rinci.
•
Setelah selesai semua, minta peserta membaca handout yang diberikan untuk mendalami lebih lanjut tentang materi ini sehingga benar-benar mengerti dan paham. Simpulkan hasil dari seluruh proses dalam sesi ini.
•
Berikan penekanan terhadap aspek-aspek yang dianggap penting dan men- jadi kebutuhan peserta. Kemudian tutup sesi ini dengan gerakan-gerakan yang membuat suasana lebih segar.
LEMBAR PANDUAN DISKUSI PENDALAMAN Cara Pengisian Kolom Tabel: Jawablah pertanyaan pada kolom tersebut sesuai dengan pengetahuan dan pen- galaman anda? Bahan (data) dapat diambil dari keadaan (kondisi) yang terjadi di lingkungan rumah anda ataupun tempat anda bekerja. 3
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
BAHAN BACAAN PERUBAHAN IKLIM DAN DAMPAK BENCANA YANG MENYERTA Apa Itu Iklim, Apa Itu Cuaca? Cuaca merupakan gambaran atas kesemua terjadi di alam pada rentang waktu tertentu di suatu tempat terbatas. Cuaca adalah sesuatu gejala alam yang terjadi dari menit ke menit serta dapat berubah drastis dalam waktu yang singkat. Contohnya, langit yang cerah mendadak menjadi hujan lebat dalam kisaran waktu yang pendek. Perubahan cuaca adalah perubahan harian dalam kelembaban, tekanan barometrik, temperatur dan kondisi angin di suatu lokasi tertentu.
3
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Iklim merupakan kondisi rata-rata dari cuaca suatu tempat yang luas dengan rent- ang waktu yang relatif lama. Berdasarkan kedua pengertian tersebut secara jelas dapat kita bedakan antara cuaca dan iklim. Iklim adalah rata-rata peristiwa cuaca di suatu daerah tertentu dalam jangka waktu yang panjang. Iklim secara gampang dideinisikan sebagai keragaman keadaan isik atmosfer dan perubahan iklim diartikan sebagai perubahan pada cuaca yang dipengaruhi langsung ataupun oleh aktivitas manusia yang merubah komposisi atmosfer, yang akan memperbesar keragaman iklim teramati pada periode yang relatif panjang (Tremberth, Houghton and Filho, 1995). Secara statistik perubahan iklim adalah perubahan unsur-unsurnya yang mempunyai kecenderungan naik atau turun secara nyata yang menyertai keragaman harian, musiman maupun siklus.
Pemanasan Global dan Perubahan Iklim Iklim di bumi sangat dipengaruhi oleh keseimbangan dalam bentuk radiasi gelombang pendek. Sebagian radiasi ini diserap oleh gas-gas di dalam atmosfer yang kita kenal dengan GRK (gas rumah kaca), selanjutnya GRK meradiasikan kembali panas tersebut ke bumi, mekanisme ini kita kenal dengan Efek Rumah Kaca (ERK) . Di dalam atmosfer GRK berperan seperti layaknya suatu kubah kaca yang menyelubungi bumi, dalam artian gas ini meloloskan gelombang-gelombang pendek dari matahari menuju bumi, akan tetapi di saat gelombang tersebut diradiasikan kembali oleh bumi gas ini menahannya. Dengan kata lain radiasi yang datang ke bumi dari matahari tidak dapat dipantulkan kembali karena terjebak oleh adanya gas- gas rumah kaca tersebut. Secara otomatis radiasi yang terkumpul di bumi akan semakin besar dan meningkatkan suhu bumi. Ini merupakan analog sederhana mengenai GRK dan peningkatan suhu di bumi. Atmosfer bisa dikatakan menjadi tempat terakumulasinya bermacam GRK , semakin hari jumlahnya terus meningkat Sebelum revolusi industri tahun 1780 baru berkisar 280 ppm, namun 40
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
saat ini konsentrasinya telah meningkat menjadi 382 ppm (Stern Review,2006) Proses berkumpulnya GRK menyebabkan atmosfer menjadi insulator yang menahan lebih banyak panas dari matahari yang dipancarkan ke bumi tetapi kembali dipantulkan kembali oleh atmosfer. Pemahaman ini mengakibatkan para ilmuwan memfokuskan diri pada bagaimana mengurangi efek rumah kaca sebagai proses meminimalisasi dampak perubahan iklim dunia (Thayib,2009 ). Penelitian Unesco/Rostea (1992) mengatakan bahwa terdapat korelasi positif antara konsentrasi karbondioksida dan suhu yang berarti semakin tinggi konsentrasi karbondioksida semakin tinggi pula suhu udara rata-rata. GRK terdiri dari karbondioksida (CO2), dinitroksida (N20), metana (CH4), sulfurheksaliorida (SF6), perluorokarbon (PFC), dan hidroluorokarbon (HFC). Gas-gas tersebut mayoritas terbentuk dari aktivitas manusia yang terkait dengan kemajuan teknologi dan industri. Sebagai contoh karbon dioksida merupakan produk sampingan yang setiap harinya terlahir dari kegiatan manusia seperti proses pem-
41
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
bakaran, hasil samping asap kendaraan bermotor, cerobong pabrik, serta yang paling parah adalah karbon dioksida yang dilepaskan oleh pembangkit listrik dengan bahan bakar batu bara, hal inilah yang menjadikan negara maju menjadi penyumbang gas rumah kaca terbesar dikarenkan mereka mengkonsumsi listrik 25 kali lipat dibandingkan dengan negara berkembang. Perubahan iklim sebenarnya bukan lagi merupakan hal yang aneh bagi kehidupan planet yang kita tempati ini, berjuta tahun lalu suhu bumi jauh lebih dingin bila dibandingkan dengan sekarang. Perubahan iklim kala itu mencairkan es tersebut dan memunculkan daratan serta laut yang memisahkan daratan yang terbentuk. Perubahan iklim mempunyai dampak yang besar bagi lingkungan kita, seperti perubahan pola dan distribusi curah hujan, meningkatnya kejadian kekeringan, banjir, dan tanah longsor, menurunnya produksi pertanian/ gagal panen, meningkatnya kejadian kebakaran hutan, meningkatnya suhu di daerah perkotaan, da n naiknya permukaan air laut. Dalam sebuah laporannya PBB menyatakan bahwa sebagian besar bencana yang terjadi dalam beberapa tahun ini adalah akibat dari adanya perubahan iklim. Diantara bencana-bencana tersebut, bencana banjir merupakan bencana yang paling banyak terjadi dan paling banyak menelan korban. bencana lain akibat perubahan iklim adalah gelombang panas yang menyebabkan kekeringan, kenaikan permukaan laut, kelangkaan pangan, kelangkaan air bersih, angin topan, penyebaran penyakit dan sebagainya. Kejadian-kejadin ekstrim seperti turunnya hujan dengan intensitas yang cukup tinggi tapi dalam waktu yang singkat mengakibatkan terjadinya banjir dan tanah longsor. Di sisi lain terjadi kemarau berkepanjangan yang mengakibatkan kekeringan dan terjadinya krisis air.
42
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Dampak Pemanasan global 1. Mencarnya Es d Kutub Utara Penelitian Centre national de la recherche scientiique (CNRS) menemukan hasil bahwa rata-rata penyusutan lapisan es setahun mencapai 1,17 juta km. Penemuan ini setara kehilangan dua kali wilayah Prancis atau sepuluh kali luas pulau Jawa yang memiliki 130.000 km2. Pegunungan gletser dan tutupan salju rata-rata berkurang pada kedua belahan bumi dan memiliki kontribusi terhadap kenaikan muka laut sebesar 0,77 milimeter per tahun sejak 1993-2003. Berkurangnya lapisan es di Greenland dan Antartika berkontribusi sebesar 0,4 mm pertahun untuk kenaikan muka laut (antara 1993-2003). Berdasarkan pengamatan para ilmuwan, selama terjadi pemanasan global, daerah bagian utara dari belahan bumi utara (Northern Hemisphere) mengalami peningkatan suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah-daerah lain di permukaan bumi. Untu k daerah-daerah pegunungan subtropis, bagian-bagian yang tertutup salju akan semakin sedikit dan lebih mudah mencair. Pengurangan Tutupan Salju, tutupan salju semakin sedikit di beberapa daerah, terutama pada saat musim semi. Sejak 1900, luasan maksimum daerah yang tertutup salju pada musim dingin/ semi telah berkurang sekitar 7% pada belahan bumi utara dan
Sumber : PMI
43
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
sungai-sungai akan lebih lambat membeku (5,8 hari lebih lambat dari pada satu abad yang lalu) dan mencair lebih cepat 6,5 hari. Hal ini berdampak pada naiknya suhu cuaca yang dapat menyebabkan pemanasan global. Selain itu, berkurangnya tutupan salju juga memiliki kontribusi terhadap kenaikan muka laut sebesar 0,77 milimeter per tahun sejak 1993 – 2003.
2. Penngkatan Curah Hujan Jika dibandingkan dengan tahun 1950-1999, maka curah hujan di dunia cenderung meningkat. Bahkan para ilmuan telah memperkirakan bahwa untuk daerah Asia Tenggara penguapan akan meningkat 3,6 % di tahun 2020-an dan 7,1% di tahun 2050, serta 11,3% di tahun 2080-an. Dengan meningkatnya penguapan, maka akan meningkatkan curah hujan pada daerah tersebut. Peningkatan curah hujan yang melebihi kapasitas ternyata juga membawa banyak bencana seperti banjir, tanah longsor, erosi tanah. Curah hujan yang terlalu tinggi juga menyebabkan nutrien tanah tersapu dan terbawa aliran air sehingga membawa dampak negatif pada ketahanan pangan karena produktivitas menurun seiring turunnya tingkat kesuburan tanah. Dampak negatif yang tidak kalah p enting adalah penyebaran penyakit yang dibawa oleh air seperti leptospirosis, diare, dan kolera. Wabah tersebut sangat banyak ditemukan pada daerah yang rawan banjir dan mempunyai curah hujan yang tinggi.
3. Penngkatan Suhu Bum Bukti terbaru menunjukkan bahwa rata-rata suhu Bumi akan naik lebih dari lima derajat celcius atau enam derajat celcius bila emisi GRK terus bertambah dan menimbulkan bahaya besar pelepasan karbon dioksida dari permukaan tanah dan pelepasan metana dari lapisan es di Kutub Utara maupun dari dasar laut. Kenaikan suhu udara global ini akan setara dengan pemanasan global yang pernah terjadi pada Zaman Es terakhir dan bila suhu Bumi sampai memanas enam derajat celcius , dampaknya akan luar biasa, di luar perkiraan manusia . 44
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Dampak Perubahan Iklim di Indonesia 1. Kenakan Permukaan Ar Laut •
Studi yang dilakukan IPCC (2007) menyatakan bahwa sejak tahun 1961 sampai dengan tahun 1993, laut mengalami kenaikan rata-rata 1,8 mm/tahun dan kemudian meningkat pada tahun 1993 sampai 2003 menjadi 3,1 mm/tahun. Terkait dengan perubahan iklim, peningkatan temperatur udara secara global meningkatkan 0,1 cm/tahun sampai 0,25 cm/tahun dalam beberapa abad terakhir.
•
Permukaan air laut di Indonesia sendiri mengalami kenaikan yang berluktuasi. Survei yang dilakukan oleh Bakosurtanal (2002) berdasarkan catatan stasiun pasang surut di Jakarta, Semarang, Jepara, Kupang, Biak, dan Sorong.
Genangan permanen di Tanjung Mas Semarang. Sumber: Helmi UNDIP
4
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Survei menemukan bahwa ketinggian kenaikan air laut meningkat bervariasi sejak 1990 hingga 2001 sekitar 8 mm/ tahun. Riset ITB (1990) dalam Diposaptono, Budiman, dan Agung (2009) menemukan hasil bahwa kenaikan air laut di Belawan 7,83 mm, Jakarta 4,38 mm, Semarang 9,17 mm, dan Surabaya 5,47 mm. •
Jumlah massa air laut di perairan Pasiik Utara terangkat naik dan mengalir di tepi benua mengarah ke garis khatulistiwa. Sedangkan massa air di Atlantik Utara bergerak melalui Samudera Hindia ke Pasiik Utara. Kejadian ini berlangsung secara terus menerus sehingga akan mempengaruhi massa dan ketinggian permukaan air laut di perairan Indonesia karena Indonesia berada di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasiik (Numberi,2009). Luas perairan laut Indonesia diperkirakan sebesar 5,8 juta km² dengan garis pantai terpanjang di dunia sebesar 81.000 km dan menjadikan Indonesia dianggap sebagai salah satu negara utama dalam pergerakan massa air global (www.statistik.dkp.go.id diakses pada 10 Desember 2009).
2. Status Krss Sosal Ekologs
4
•
Kerusakan ekologis akumulatif dalam satu generasi terakhir telah memberikan sinyal lampu merah. Pengelolaan ekonomi tanpa penyelarasan implikasi sosial ekologisnya, ikut berperan penting dalam hilangnya jaminan keselamatan manusia dan keamanan sosial .
•
Perubahan ekologis yang sangat mendasar telah mengubah pula pola-pola dasar interaksi sosial. Konversi lahan pertanian ke lahan yang bersifat nonpertanian menyebabkan berkembangnya kegiatan-kegiatan publik yang tidak memiliki basis sejarah ekonomi masyarakat. Hal ini mempercepat terjadi kerusakan ekologis di berbagai wilayah Indonesia. Lahan produksi pangan, sebagai contoh, terus mengalami penciutan karena konversi dari lahan-lahan beririgasi ke fungsi-fungsi industri atau perkotaan.
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
•
Lahan hutan dengan keragaman atas hak serta status kegunaan menurut ketentuan pemerintah telah menjadi suatu medan perebutan kepentingan yang pelik. Hal ini juga tercermin dari semakin buruknya ketersediaan syarat-syarat sosial ekonomi dari produsen pertanian pangan, antara lain karena proses konsentrasi kuasa atas lahan, tertekannya nilai tukar produk pedesaan serta dampak tidak langsung dari implementasi kebijakan-kebijakan sektoral yang tidak selaras.
•
Besarnya krisis agraria ini, yang belum pernah mengalami pemulihan sistematis lewat kebijakan pembaruan agraria, menjadi salah satu faktor penting dalam peningkatan masalah kerusakan lingkungan secara umum.
•
Perluasan wilayah perkotaan selama ini telah merambah wilayah-wilayah yang secara ekologis bersifat vital dan kritis bagi keberlanjutan daur- hidroorologis setempat. Kasus klasik yang paling mencolok dalam hal ini adalah kegagalan pengendalian pembangunan di kawasan hijau wilaya h. Tangkapan air Puncak, Bogor di Jawa Barat. Kasus ini tidak berdiri sendiri, dan dalam berbagai bentuknya, terjadi di wilayah lain di Jawa serta di pulau- pulau utama lainnya.
•
Kekayaan sumber-sumber daya alam juga telah menimbulkan masalah pelik, karena seperti yang terjadi di pulau-pulau luar Jawa, eksploitasinya seringkali menimbulkan dampak sosial dan ekologis yang mahal sekali bagi masyarakat setempat maupun bagi integritas ekosistem setempat.
•
Model eksploitasi hasil hutan secara industrial dan besarbesaran yang berlangsung di pulau-pulau besar seperti Kalimantan dan Sumatera telah mengakibatkan krisis yang sulit sekali proses pemulihannya. Meskipun selama ini diatur dengan berbagai ketentuan dan kelengkapan aparatur pemantauan dan pengendalian, eksploitasi industrial tersebut berperan penting dalam proses deforestasi serta munculnya rejim produksi hasil hutan ilegal yang lebih sulit lagi dikendalikan.
4
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
•
Tidak tercapainya sebuah model kendali terhadap penggunaan dan penguasaan lahan kota dan susur kota telah menyulitkan usaha untuk mengalokasikan lahan/ruang cadangan untuk mengakomodasi kebutuhan perluasan infrastruktur perkotaan dan industri.
•
Variasi cuaca seperti El-Nino Southern Oscillation (ENSO) , telah memberikan kontribusi terhadap penyebaran penyakit seperti malaria, demam berdarah, diare, kolera, dan penyakit akibat vektor lainnya. World Health Organization (WHO) juga menyatakan bahwa penyebaran penyakit malaria dipicu oleh terjadinya curah hujan di atas normal dan dipengaruhi juga oleh pergantian cuaca yang kurang stabil, seperti setelah hujan lebat cuaca berganti menjadi panas terik matahari yang menyengat. Hal tersebut mendorong perkembangbiakan nyamuk .
3. Tata Kelola Ruang dan Sumber Daya Alam
4
•
Selama ini pengelolaan proses pembangunan belum menggunakan secara ketat sebuah model akuntansi yang ketat untuk menjamin keamanan ketersediaan cadangan ruang, lahan, air, dan segala sumber-sumber daya publik yang dikandungnya. Di lain pihak, praktek kelembagaan dan praktek sosial dari alokasi ruang, lahan dan sumber-sumber daya alam masih sangat diwarnai oleh ketentuan-ketentuan sektoral yang bersifat parsial serta rendahnya kapasitas kelembagaan pada tingkat pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi program-program pembangunan baik pada tingkat lokal maupun pusat.
•
Kedua kelemahan tersebut di atas, telah memperdalam dan memperluas krisis, yang bukan saja mencakup tata guna lahan, perubahan tata guna lahan serta kehutanan (LULUCF) seperti rumusan yang digunakan oleh Protokol Kyoto tetapi juga meliputi kelangkaan dan konlik kepentingan atas hak dan akses pada lahan, air, sumber-sumber daya alam lokal termasuk bahan-bahan tambang, biomassa dari hutan, laut, serta infrastruktur wilayah.
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Sumber: PMI
4. Krss Sumber Daya Ar •
Berdasarkan perhitungan kebutuhan air yang dilakukan oleh Ditjen Sumber Daya Air, Departemen Pekerjaan Umum, Pulau Jawa (yang memiliki populasi dan jumlah industri tinggi), Bali, dan Nusa Tenggara Timur telah mengalami deisit air terutama pada musim kemarau. Deisit air ini akan bertambah parah pada tahun-tahun berikutnya akibat pertambahan penduduk dan meningkatnya kegiatan ekonomi. Pada tahun 1990 kebutuhan air dalam negeri adalah sekitar 3,169x106 m3, sedangkan angka proyeksi pada tahun 2000 dan 2015 berturut-turut sebesar 6,114x106m3 dan 8,903x106m3. Berarti persentase kenaikannya berkisar antara 10%/th (1990-2000) dan 6,67%/ th (2000-2015) [Status Lingkungan Hidup Indonesia 2002 ].
•
Ketersediaan air baku untuk berbagai keperluan untuk sektor permukiman/ domestik, pertanian, perikanan, peternakan, industri dan lingkungan sangat bergantung kepada iklim, sehingga sangat rentan terhadap perubahan iklim. Sarana penampung air (waduk, embung, dsb) yang secara total berkapasitas tampung 5% dari aliran limpasan hanya mampu menjamin sekitar 10% (700.000 ha) dari luas total jaringan irigasi yang ada. Penyediaan air bersih dengan sistem pemipaan baru mencakup sekitar 37% dari penduduk perkotaan dan sekitar 8% untuk penduduk pedesaan. Sisanya dipenuhi dengan penggunaan air tanah terutama 4
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
air tanah dangkal sehingga rawan dari aspek kuantitas dan kualitas terutama di musim kemarau. •
Kebutuhan air untuk industri banyak dipenuhi dari penyedotan air tanah dalam karena pasokan air dari permukaan tidak mencukupi. Penyedotan air tanah yang berlebihan (melebihi kapasitas pasokan) menyebabkan penurunan muka tanah (land subsidence) yang menyebabkan meluasnya daerah rawan banjir dan intrusi air laut. Pemberian prioritas alokasi anggaran yang memadai untuk pembangunan sarana dan prasarana Sumber Daya Air dan kebijakan pengendalian penggunaan air tanah yang konsisten menjadi kunci solusi.
•
Perubahan mendasar terkait sumber daya air juga akan mengakibatkan perubahan pada sistem sosial. Wilayahwilayah yang tadinya dikenal sebagai sumber-sumber air yang melimpah saat ini mengalami perubahan drastis. Hal ini meningkatkan perubahan pola kegiatan yang bersifat pertanian ke non-pertanian serta meningkatkan laju migrasi penduduk pedesaan ke kawasan semiurban dan urban.
•
Kondisi sumber daya air mengalami ancaman akibat meningkatnya degradasi Daerah Aliran Sungai/DAS (tahun 1984 terdapat sejumlah 22 DAS kritis dan sekarang meningkat menjadi 62 DAS yang menyebabkan menurunnya kuantitas dan kualitas aliran sungai. Kondisi tersebut menyebabkan peningkatan banjir di musim hujan dan terjadinya kekeringan di musim kemarau. Penyebabnya antara lain : 1. Penggundulan hutan dan praktek pengolahan tanah di bagian hulu DAS yang menyebabkan erosi dan sedimentasi di bagian hilir 2. pencemaran dari limbah industri, domestik, pertanian dan sampah padat 3. pencemaran dari praktek pertambangan baik di darat maupun di badan air/sungai. 4. Berdasarkan kelas kriteria mutu air pada tahun 2001/2002 tidak ada sungai yang memenuhi kriteria
0
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
mutu air kelas I dan II terutama di bagian hilir. Di bagian hilir, kriteria mutu air pada umumnya dipenuhi untuk kelas III. Debit sungai menurun di musim kemarau, itu pun sangat buruk kualitas air nya akibat pencemaran. 5. Perubahan iklim yang berkecederungan meningkatkan intensitas curah hujan pada musim hujan dan penurunan curah hujan yang sangat tajam pada musim kemarau serta bertambah panjangnya periodemusim kemarau akan memperparah kondisi yang terjadi saat ini. •
Secara umum perubahan iklim akan membawa perubahan kepada parameter-parameter cuaca yaitu temperatur, curah hujan, tekanan dan kelembaban udara. laju arah angin dan kondisi awan serta radiasi matahari. Perubahan pada curah hujan akan berdampak pada sektor-sektor yang terkait dengan air, yaitu sumber daya air, pertanian, infrastruktur (termasuk pemukiman, transportasi, Pembangkit Listrik Tenaga Air dan penataan ruang), perikanan, rawa dan lahan gambut, serta pantai.
•
Meningkatnya kejadian cuaca dan iklim ekstrim yang berpotensi menimbulkan banjir, tanah longsor dan kekeringan. Hal ini akan meningkatkan kerusakan prasarana dan sarana, menurunnya produksi pangan serta kerugian harta benda perorangan dan korban jiwa manusia, termasuk ancaman badai dan gelombang yang tinggi sehingga mengancam keselamatan pelayaran. Ancaman badai ini juga dapat menyebabkan terjadinya pengungsian penduduk yang tinggal pada dataran rendah pantai dan pulau-pulau kecil.
•
Bertambahnya panjang pantai yang terkena erosi sekaligus meningkatnya ancaman intrusi air laut yang dapat mengakibatkan: 1. Penurunan kuantitas dan kualitas pasokan air baku selama musim kemarau yang akan berdampak pada bertambahnya biaya untuk pengolahan air baku untuk air minum.
1
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
2. Ancaman pada sumber air minum (tempat pengambilan air di sungai) 3. karena kenaikan muka air laut. 4. Dapat merusak fungsi sawah sebagai lahan pertanian dan merusak fungsi sungai sebagai sumber air tawar. 5. Kerusakan pada struktur bangunan. 6. Penurunan produksi perikanan akibat kekurangan pasokan air tawar teru- tama di musim kemarau. 7. Masalah-masalah sosial, ekonomi dan lingkungan pada daerah yang terkena dampak. •
Terganggunya transportasi air di darat pada pedalaman Kalimantan akibat menyusutnya muka air sungai di musim kemarau sehingga sungai tidak dapat dilalui oleh kapal besar.
•
Meningkatnya kerentanan kebakaran pada lahan gambut akibat peningka tan temperatur dan berkurangnya curah hujan di musim kemarau.
•
Ancaman kerusakan habitat mangrove dan terumbu karang dan populasi ikan di perairan Indonesia Meningkatnya ancaman atas keanekaragaman hayati akibat perubahan tata guna dan tutupan lahan dan tekanan akibat meningkatnya jumlah penduduk.
•
Meningkatnya ancaman terjadinya peledakan penyakit seperti malaria, demam berdarah, kholera dan lain-lain.
. Krss Sstem Pendukung Kehdupan d Pemukman •
2
Model pengembangan sistem-sistem pendukung (infrastruktur) wilayah yang selama ini cenderung bias pada kawasan perkotaan telah membebani wilayah-wilayah pemukiman dan produksi pedesaan lewat berbagai mekanisme penekanan atau penggusuran tidak langsung. Upaya mitigasi lewat pengendalian deforestasi akan berhadapan dengan sebuah kondisi dimana sumber-sumber penghidupan
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
lokal telah mengalami berbagai tingkat kerusakan. •
Kemiskinan pedesaan menjadi sumber penekan baru bagi kawasan hutan, di samping perluasan lebih lanjut dari eksploitasi hasil hutan industrial. Gelombang migrasi dari sektor pertanian dan/atau wilayah pedalaman/pedesaan ke pusat-pusat perkotaan. Kawasan perkotaan sendiri dengan segala keterbatasan kapasitas kelembagaan, tanpa dukungan dari kerangka kebijakan serta kecukupan keuangan yang sungguh-sungguh berorientasi pada jaminan keselamatan dan kesejahteraan penduduk kota, tidak per- nah disiapkan untuk mengakomodasi proses urbanisasi yang khas tersebut. Air bersih, persampahan, tata-bangunan dan perumahan, serta penyediaan prasarana dan sarana transportasi masal, telah mendorong krisis sistemik di pusat pusat perkotaan.
•
Dalam hal sampah, rata-rata penduduk Indonesia menghasilkan sampah kurang lebih sebanyak 2,75 liter per orang per hari . Sebagai contoh, DKI dengan jumlah penduduk 12 juta jiwa bisa menghasilkan sampah hingga 33 ribu m3 per orang per hari . Akibat sarana dan prasarana pengelolaan sampah yang tersedia belum mencukupi maka banyak sampah yang dibuang langsung ke lingkungan yang menyebabkan pencemaran, antara lain ke sungai dan tanahtanah kosong serta ke laut. Selain itu terjadi konlik sosial yang berkai- tan dengan pengelolaan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah; bahkan hingga merenggut ko rban jiwa akibat pengelolaan TPA yang tidak tepat (meledaknya TPA Leuwi Gajah yang berlokasi di Kota Cimahi, Jawa Barat). Pengelolaan sampah perkotaan di TPA masih menggunakan metoda sistem pembuangan terbuak (open dumping) sehingga gas metana yang dihasilkan dari proses dekomposisi anaerobik dapat terlepas ke atmosfer dan menyebabkan pemanasan global (potensi gaya radiasi pemanasan molekul CH adalah 21 kali lebih besar bandingkan molekul CO ). Berdasarkan kajian pengukuran emisi gas CH4 yang dilakukan di TPA Jelekong, Bandung (Driejana, 2007), setiap kilogram
3
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
sampah bisa mengemisikan 0.0003335 kg CH4ke atmosfer. Bila diambil asumsi bahwa densitas sampah adalah sebesar 196,4 kg/m3 (Saptini, 2007), maka jumlah gas metana yang terlepas ke atmosfer pada tahun 2006 diperkirakan bisa mencapai 40 ton CH4 atau setara dengan 841 ton CO2 .
4
•
Pencemaran udara yang meningkat pesat seiring dengan peningkatan aktiitas penduduk di sektor transportasi, industri, jasa, dan rumah tangga, telah mengakibatkan terjadinya peningkatan penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) serta penyakit lainnya seperti kanker, menurunnya tingkat kecerdasan anak, dengan kadar logam berat yang melampaui rata-rata yang diperbolehkan. Selain itu, pembakaran bahan bakar di kendaraan bermotor bisa menghasilkan hidrokarbon aroma- tik polisiklik (poly cyclic aromatic hydrocarbon) yang merupakan senyawa karsinogenik (dapat mengakibatkan penyakit kanker). Juga telah terjadi hujan asam di Indonesia dengan pH air hujan berkisar antara 4,5 sampai 5. Standar yang umum dipergunakan untuk menentukan telah terjadinya hujan asam adalah bilamana pH air hujan di bawah 5,6.
•
Mengenai kondisi hutan (sekto r LULUCF), penurunan penutupan lahan paling tinggi terjadi pada periode waktu 1997 – 2000, yakni se luas 2,83 juta ha (kawasan hutan dan non kawasan hutan) per tahun dengan laju penurunan tertinggi terjadi di Pul au Sumatera yakni 1,15 juta ha per tahun , Kalimantan 1,12 juta ha per-tahun, Sulawesi 692 ribu ha pertahun, Maluku 294 ribu ha per-tahun, dan Papua 156 ribu ha per-tahun Laju penurunan penutupan.
•
hutan tersebut di atas menurun pada periode 2000 – 2005 menjadi sebesar
•
1,08 juta ha per-tahun.
•
Sekitar 60% dari emisi gas rumah kaca Indonesia berasal dari sektor LULUCF (Indonesia: The First National Communication, 1999). Terdapat publikasi ilmiah internasional yang menyatakan bahwa kebakaran hutan dan ladang gambut di
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Indonesia pada tahun 1997 menyumbang 13 – 40% emisi karbon tahunan dunia [Page et al., 2002]. Walaupun hal tersebut masih menjadi perdebatan para pakar dalam teknik perhitungannya, namun Indonesia perlu melakukan upaya penurunan kebakaran hutan dan lahan. Emisi CO2 akibat kebakaran hutan dan lahan gambut di Indonesia bisa dilihat pada hutan dalam konteks perubahan iklim dapat berperan sebagai carbon sink (penyerap karbon), carbon storage (penyimpan karbon), maupun carbon source (pengemisi carbon). Deforestasi dan degradasi bisa meningkatkan source, sedangkan aforestasi, reforestasi dan kegiatan penanaman lainnya meningkatkan sink dan storage. Emisi Gas Rumah Kaca yang terjadi di sektor LULUCF Indonesia bersumber dari deforestasi (konversi hutan untuk penggunaan lain seperti pertanian, perkebunan, pemukiman, pertambangan, pras- arana wilayah) dan degradasi (penurunan kualitas hutan akibat illegal logging , kebakaran, over cutting, pembukaan lahan dengan membakar dan perambahan). •
Pada Sektor Kelautan, Laut berperan penting dalam siklus karbon dunia. Hampir setengah dari jumlah oksigen yang kita hirup berasal dari hasil fotosintesa yang terjadi di laut. Seperti yang terjadi pada hutan, di laut terjadi proses penyimpanan dan pelepasan karbon. Total karbon yang disimpan di laut sekitar 50 kali lebih besar daripada yang ada di atmosfer. Seperti gam- bar di bawah ini, mekanisme pertukaran di laut sangat dinamis sehingga laut mampu menyimpan dan melepaskan karbon dengan nilai yang signiikan. Nilai pertukaran karbon di laut, yaitu sekitar 90 miliar ton/tahun dilepaskan ke atmosfer dan 92 miliar ton/tahun disera p oleh laut. Selisih nilai ini, yaitu kurang lebih 2-3 miliar ton, adalah jumlah karbon yang terdapat di biomassa laut yang hidup di permukaan. Sedangkan karbon yang tersimpan di dasar laut dan laut dalam mencapai 38.000-40.000 miliar ton.
•
Sebagai perbandingan, vegetasi darat melakukan siklus K arbon sebesar 60 miliar ton karbon yang dilepaskan dan 61 miliar ton karbon yang diserap Siklus karbon di laut dilaku
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
kan melalui 2 mekanisme, yaitu secara isika dan biologi (biological pump). Gas CO2di atmosfer masuk ke laut karena adanya perbedaan antara tekanan parsial CO2 laut untuk melarutkan zat tersebut. Gas CO2 pada siang dan malam hari untuk kepentingan hidup mereka. Gas CO yang dihasilkan oleh itoplankton sebagian dilepaskan kembali ke atmosfer dan sebagian disimpan atau kemudian ditransfer ke laut dalam atau sedimen dasar laut. Selain itoplankton, biota laut lainnya turut melakukan. Di laut dan di atmosfer proses pertukaran karbon, seperti pada terumbu karang, padang lamun, dan mangrove.
•
Sama halnya dengan vegetasi di darat, itoplankton memiliki kloroil yang mampu menyerap spektrum sinar matahari yang cukup tinggi. Selain itu, energi matahari diserap oleh air laut yang kemudian menyebabkan suhu permukaan laut bervariasi. Mekanisme inilah yang terkam oleh satelit. Melalui teknologi penginderaan jauh tersebut, jumlah produktiitas primer dan suhu permukaan laut dapat dihitung sehingga dapat diperkirakan berapa jumlah pertukaran CO2(Carbon lux) di laut. Perkiraan luks karbon harus didukung oleh observasi yang kontinu mengenai kemampuan biota laut dalam melakukan biological pump dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kesehatan lingkungan laut.
•
Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki luas laut 5,8 juta km2, dengan luas potensi terumbu karang sekitar 61.000 km2, padang lamun. 30.000 km2 dan hutan mangrove seluas 93.000 km2. Oleh sebab itu, laut Indonesia beserta sumber dayanya sangat berpotensi untuk menyerap dan melepaskan karbon (carbon sink and carbon release). Perubahan Iklim dapat mempengaruhi karakteristik laut seperti sirkulasi laut, siklus biogeokimia laut dan dinamika ekosistem. Faktor-faktor tersebut merupakan elemen penting dalam siklus karbon di laut. Saat ini, 48% karbon yang dilepaskan dari fosil fuel burning dilimpahkan ke laut dan jumlah tersebut mulai memberikan damak pada laut. Gas CO terus meningkat menyebabkan peningkatan konsentrasi ion hidrogen di dalam laut. Akibatnya, tingkat keasaman
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
laut menjadi meningkat dan memberikan dampak pada ekosistem laut, seperti kematian masal terumbu karang, yang pada akhirnya berdampak pada degradasi lingkungan laut. •
Di sektor energi, konsumsi energi di Indonesia tumbuh sangat pesat sejak tahun 1970. Dalam periode 1970-2003 pertumbuhan konsumsi energi inal Indonesia mencapai 7% pertahun, sedangkan pertumbuhan konsumsi energi dunia hanya mencapai 2,6% pertahun. Pada saat itu, Indonesia masih belum optimal dalam melakukan konservasi energi serta masih terbatas dalam pengembangan energi terbarukan . Kebijakan energi Indonesia sampai dengan tahun 2003 masih menempatkan bahan bakar fosil sebagai sumber energi utama sebesar 95%, sedangkan energi terbarukan hanya 5%.
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
•
Dari data The First National Communication diketahui bahwa pada tahun 1994, konsumsi energi di Indonesia, yang terdiri dari pemakaian di rumah tangga dan bangunan komersial, industri, transportasi, dan pembangkit listrik, menimbulkan emisi CO2 sekitar 170,02 juta Ton. Emisi dari konsumsi energi tersebut merupakan 25% dari emisi keseluruhan Indonesia pada tahun 1994 yang sebesar 748,61 juta Ton CO2. Jumlah emisi dari sektor energi yang dihasilkan Indonesia masih sangat kecil bila dibandingkan dengan negara maju. Data International Energy Administration menunjukkan bahwa untuk tahun 1994, emisi CO2 dunia dari penggunaan energi (pembakaran bahan bakar fos il) adalah sekitar 21 miliar Ton. Dengan demikian, emisi CO2 dari sektor energi di Indonesia pada tahun 1994 hanya menyumbang sekitar 0,81% te rhadap emisi dunia dari konsumsi energi.
•
Pertumbuhan penduduk, ekonomi, dan perkembangan teknologi akan meningkatkan emisi CO2. Tanpa adanya upaya intervensi untuk menurunkan emisi tersebut, pada tahun 2025 sektor energi Indonesia diperkirakan akan mengemisikan CO2 sekitar 1.200 Juta ton (PE-UI, 2006).
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
REFERENSI Fakta, Perubahan Iklim Dan Efek Rumah Kaca : Global Warming http://www. anekanews.com, Mei, 2011 Keterkaitan Perubahan Iklim Dengan Bencana Ekologis. Sumber : www.akarfoundation.org dikutip dari New Scientist, edisi 23 September 2009. Pemanasan Global, www.wikipedia.org , 27 Maret 2012. Pemanasan Global dan Perubahan Iklim, http://www.ofm-jpic. org/global warming/ pdf/Indonesian .pdf, Dipersiapkan oleh Kelompok Kerja Pemanasan Global dari Para Promotor KPKC, Roma, Maret 2002. Perubahan Iklim: Pemanasan Global dan Efek Rumah Kaca, http:// perubahan-iklim-global.blogspot.com, November, 2011. UNDP-Indonesia. 2007. Sisi Lain Perubahan Iklim-Mengapa Indonesia harus Beradaptasi untuk Melindungi Rakyat Miskinnya. Wacana, P. 2009. Bencana Ekologis sebagai Dampak Perubahan Iklim Global dan Upaya Peredaman Risiko Bencana. Available at: www.psmbupn.org/arti cle/. Diakses tanggal 9 Januari 2009.
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
0
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Sumber : Pokja Adaptasi DNPI
PANDUAN 2
BELAJAR DARI PENGALAMAN TUJUAN Setelah proses pembelajaran, peserta diharapkan mampu mengambil pembelajaran yang baik (best practices) pengalaman orang lain dalam melakukan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim
POKOK BAHASAN Upaya melakukan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim: •
Pertanian
•
Pesisir
•
Urban 1
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
WAKTU 180 menit (3 jam)
MEDIA DAN PERALATAN •
Slide, hand out diskusi
•
papan tulis/lip chart, kertas plano, spidol, LCD Projector
SUMBER BELAJAR •
Makalah Narasumber
•
Contoh-contoh Pengalaman Narasumber
LANGKAH-LANGKAH Langkah 1: Presentasi Pengalaman melakukan API (120 menit) 1. Jelaskan maksud dan tujuan sessi ini, dengan pokok bahasan dan metode yang digunakan. 2. Perkenalkan data diri dan latarbelakang narasumber secara singkat. Kemudian, konirmasikan kepada narasumber tentang pokok bahasan dalam sessi ini. 3. Presentasi narasumber mengenai materi ini. Karena materi ini bersifat berbagi pengalaman, maka model pendekatan dalam presentasi lebih bersifat dialog dan banyak contohcontoh kasus. Narasumber diharapkan menggunakan peralatan dan alat peraga yang ada. Peserta bisa menggunakan waktu selama presentasi untuk langsung memberika tanggapan dan pertanyaan kepada narasumber. Tanggapan bisa berupa informasi, konirmasi, masukan. 4. Jika sudah selesai, rangkum dan sampaikan hasil akhir dari diskusi kepada peserta. Berikan penekanan kepada hal-hal yang merupakan aspek penting dari materi ini.
2
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Langkah 2: Diskusi Pendalaman (30 menit) 1. Bagi peserta menjadi beberapa kelompok sesuai kebutuhan (sebisa mungkin kelompok jumlahnya tidak terlalu besar: 45 orang tiap kelompok). 2. Berikan penjelasan maksud dan tujuan dari sessi ini serta waktu yang diperlukan untuk proses pembahasan. (diskusi ini adalah diskusi berdasarkan pengalaman yang dimiliki oleh organisasi dari narasumber yang baru saja melakukan presentasi. Diskusi ini mengulas mengenai dua aspek: •
Kelebihan dan kekurangan dari capaian hasil program API & PRB
•
Upaya untuk perbaikan strategi yang digunakan agar manfaat bagi manusia (masyaraat) dan lingkungan lebih baik.
3. Minta hasil diskusi di tulis pada kertas plano (atau jika ada tulis pada laptop) untuk dipresentasikan. No.
Kelebhan
Kekurangan
Upaya Perbakan Strateg
1 2
Langkah 3: Presentasi hasil Diskusi dan Kesimpulan (30 menit) 1. Minta tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. Setelah selesai ajak seluruh peserta mendalami hasil diskusi apakah ada yang salah, kurang ataupun memerlukan penjelasan lebih rinci. 2. Setelah selesai semua, simpulkan hasil dari seluruh proses dalam sessi ini. Berikan penekanan terhadap aspek-aspek yang dianggap penting dan menjadi kebutuhan peserta. Kemudian tutup sessi ini dengan gerakan-gerakan yang membuat suasana lebih segar.
3
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
4
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Sumber : Pokja Adaptasi DNPI
PANDUAN 3
MENILAI KERENTANAN DAN TINDAKAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM PENGANTAR Apabila modul sebelumnya berkaitan dengan informasi ilmiah mengenai perubahan iklim dan bencana, maka modul ini lebih menitikberatkan pada bagaimana mengenali kerentanan dan dampak perubahan iklim yang secara integratif akan diarahkan kpada pengurangan risiko iklim dan bencana. Ancaman terjadinya bencana karena perubahan iklim merupakan hal yang nyata yang harus dipikirkan bagaimana mengatasinya. Faktor tidak adanya kemampuan masyarakat untuk menghadapi terjadinya perubahan iklim dan dampak yang ditimbulkannya menjadi bagian penting untuk melakukan identiikasi terhadap fakta-fakta kerentanan, dampak dan risiko bencana. Dengan ad
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
anya data analisis dan pemetaan terhadap ancaman iklim, maka masyarakat mempunyai dasar untuk melakukan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dengan mengintegrasikan kepada risiko-risiko bencana. Penilaian terhadap fakta-fakta kerentanan dan ancaman akan menjadi bahan untuk melakukan tindakan API dan PRB. Memungkinkan masyarakat beserta lingkungannya mempunyai persiapan untuk melakukan adaptasi dan mitigasi risiko ancaman iklim sehingga dapat meminimalisir dampak terjadinya bencana.
TUJUAN Setelah proses pembelajaran, peserta diharapkan mampu: 1. Melakukan penilaian terhadap kerentanan dan dampak perubahan. 2. Melakukan tindakan adaptasi perubahan iklim. 3. Melakukan strategi prioritas tindakan
POKOK BAHASAN 1. Penilaian Kerentanan dan dampak Perubahan Iklim 2. Penilaian Tindakan terhadap mitigasi dan adaptasi perubahan iklim 3. Prioritas Strategi Tindakan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim
METODE
•
Curah pendapat pendalaman
•
Diskusi Kelompok
•
Praktek
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
WAKTU 300 Menit (5 Jam)
MEDIA DAN PERALATAN •
Slide, hand out, panduan diskusi
•
papan tulis/lip chart, kertas plano, spidol, LCD Projector alat peraga
SUMBER BELAJAR 1. Hasil Diskusi materi sebelumnya 2. Materi – Materi sebelumnya
LANGKAH-LANGKAH Langkah 1: Presentasi Fasilitator/Penghantar Praktek secara umum(30 menit) 1. Jelaskan maksud dan tujuan sessi ini, dengan pokok bahasan dan metode yang digunakan. 2. Ajak peserta untuk mendalami (curah pendapat) kembali hasil-hasil materi sebelumnya. 3. Presentasi pengantar diskusi untuk menjelaskan bagaimana cara melakukan praktek matrik yang akan dibahas dalam diskusi kelompok, dengan contoh-contoh. 4. Minta relawan dari peserta untuk mencoba mengisi table tersebut untuk mengecek apakah peserta benar-benar sudah paham.
Langkah 2: Praktik Mengenali Kerentanan (70 menit) 1. Jika peserta sudah cukup paham, ajak peserta untuk membentuk kelompok diskusi (masing-masing kelompok maksimal 5 orang).
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
2. Tugaskan tiap kelompok untuk membuat identiikasi kerentanan, dampak dan risiko perubahan iklim. Bahan dan data untuk praktik ini adalah keadaan yang terjadi di lingkungan sekitarnya, baik di tempat kerja maupun di rumah. Panduan praktik Lampiran. Langkah 3: Pleno dan Perbaikan hasil diskusi (30 menit) 1. Minta tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. Yang dilakukan secara bergiliran. 2. Setelah selesai ajak seluruh peserta mendalami hasil diskusi apakah ada yang salah, kurang ataupun memerlukan penjelasan lebih rinci. 3. Setelah selesai semua, berikan penjelasan-penjelasan mengenai beberapa hal yang penting dalam melakukan identiikasi terhadap kerentanan dan dampak perubahan iklim. 4. Berikan penekanan terhadap aspek-aspek yang dianggap penting dan menjadi kebutuhan peserta. Kemudian tutup sessi ini dengan gerakan-gerakan yang membuat suasana lebih segar. Langkah 4: Presentasi Fasilitator/Penghantar Praktek Tindakan (20 menit) 1. Jelaskan maksud dan tujuan sessi ini, dengan pokok bahasan dan metode yang digunakan. 2. Ajak peserta untuk melihat kembali hasil penilaian terhadap kerentanan dan dampak perubahan iklim. 3. Presentasi pengantar diskusi untuk menjelaskan bagaimana cara melakukan praktek matrik yang akan dibahas dalam diskusi kelompok, dengan contoh-contoh. 4. Minta relawan dari peserta untuk mencoba mengisi matrik tersebut untuk mengecek apakah peserta benar-benar sudah paham.
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Langkah 5: Praktek Melakukan Tindakan (70 menit) 1. Jika peserta sudah cukup paham, ajak peserta melakukan diskusi kelompok berdasarkan kelompok yang sebelumnya. 2. Tugaskan tiap kelompok untuk membuat tindakan mitigasi dan adaptasi terhadap kerentanan yang sudah dilakukan. (Bahan dan data untuk praktik ini adalah hasil mengenai kerentanan dan dampak bencana).
Langkah 6: Pleno dan Perbaikan hasil diskusi (30 menit) 1. Minta tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. Yang dilakukan secara bergiliran. 2. Setelah selesai ajak seluruh peserta mendalami hasil diskusi apakah ada yang salah, kurang ataupun memerlukan penjelasan lebih rinci. 3. Setelah selesai semua, berikan penjelasan-penjelasan mengenai beberapa hal yang penting dalam melakukan tindakan mitigasi dan adaptasi atas kerentanan dan dampak perubahan iklim. 4. Berikan penekanan terhadap aspek-aspek yang dianggap penting dan menjadi kebutuhan peserta. Kemudian tutup sessi ini dengan gerakan-gerakan yang membuat suasana lebih segar.
Langkah 7: Memilih Prioritas Tindakan (10 menit) 1. Ajak peserta untuk melihat kembali hasil tindakan yang sudah dilakukan 2. Presentasi pengantar diskusi untuk menjelaskan bagaimana cara melakukan praktek memilih prioritas dari beberapa strategi tindakan yang sudah dilakukan, dengan contohcontoh.
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Langkah 8: Praktek Melakukan Tindakan (20 menit) 1. Jika peserta dirasa sudah cukup paham, ajak peserta melakukan diskusi kelompok berdasarkan kelompok yang sebelumnya. 2. Tugaskan tiap kelompok untuk membuat pilihan prioritas atas strategi tindakan yang sudah dilakukan (Bahan dan data untuk praktik ini adalah hasil strategi tindakan yang sebelumnya sudah dibahas).
Langkah 9: Pleno dan Perbaikan hasil diskusi (20 menit) 1. Minta tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. Yang dilakukan secara bergiliran. 2. Setelah selesai ajak seluruh peserta mendalami hasil diskusi apakah ada yang salah, kurang ataupun memerlukan penjelasan lebih rinci. 3. Setelah selesai semua, berikan penjelasan-penjelasan mengenai beberapa hal yang penting dalam melakukan pilihan prioritas terhadap strategi tindakan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. 4. Berikan penekanan terhadap aspek-aspek yang dianggap penting dan menjadi kebutuhan peserta. Kemudian tutup sessi ini dengan gerakan-gerakan yang membuat suasana lebih segar.
PANDUAN DISKUSI 1. PENILAIAN KERENTANAN DAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM PENGERTIAN KERENTANAN: Faktor atau kendala yang menggambarkan aspek ekonomi, sosial, isik, atau geograi yang menurunkan kemampuan masyarakat/komunitas dan berpengaruh buruk untuk mempersiapkan
0
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
diri maupun menanggulangi dampak yang ditimbulkan oleh bahaya. Kegiatan penilaian merupakan upaya menilai seberapa besar kerentanan yang ada memberikan pengaruh buruk atau melemahkan manusia (masyarakat) untuk meminimalisir/menghilangkan risikonya.
CARA PENGISIAN MATRIK Isilah aspek-aspek yang terkait dengan kerentanan, dampak dan risiko sesuai dengan matrik di bawah ini. Tiap aspek mempunyai keterkaitan satu dengan lainnya. Jenis kerentanan akan berdampak pada sesuatu dan berisiko sesuatu. No.
ELEMEN KERENTANAN
KERENTANAN 1
DAMPAK 2
RISIKO 3
1 2 3 4
2. PENILAIAN STRATEGI TINDAKAN API-PRB PENGERTIAN TINDAKAN: Tindakan adaptasi dan mitigasi didasarkan pada penilaian kerentanan dan dampak perubahan iklimyang sudah dilakukan sebelumnya. Tindakan dilakukan untuk mengurangi ancaman, kerentanan dan dampak serta meingkatkan kapasitas masyarakat.
TEKNIK PENGISIAN MATRIK Isilah aspek-aspek yang terkait dengan Tindakan mengurangi kerentanan dan tindakan mengurangi dampak sesuai dengan matrik di bawah ini.
1
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
•
Tindakan mengurangi kerentanan. Pada kolom penilaian kerentanan dapat disalin (copy) hasil penilaian kerentanan yang sudah dibahas sebelumnya. Kemudian rumuskan strategi tindakan yang harus dilakukan di kolom strategi tindakannya
•
Tindakan mengurangi dampak bencana. Pada kolom penilaian dampak dapat disalin (copy) hasil penilaian dampak yang sudah dibahas sebelumnya. Kemudian rumuskan strategi tindakan yang harus dilakukan di kolom strategi tindakannya.
Berikut table yang dapat membantu melakukan penilaian tindakan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang berdampak kepada bencana: TINDAKAN MENGURANGI KERENTANAN No.
Penlaan Kerentanan
Strateg Tndakan API
TINDAKAN MENGURANGI DAMPAK BENCANA Penlaan Dampak
Strateg Tndakan PRB
1 2 3 4
3. MEMBUAT PRIORITAS PENGERTIAN. Memilih hasil identiikasi dari tindakan didasarkan pada hasil kajian identiikasi tindakan PRB (ancaman, kerentanan, kapasitas. Beberapa hasil yang telah diidentiikasi untuk memilih mana yang mungkin dilakukan. Untuk menyepakati Pemilihan prioritas tindakan diperlukan kriteria yang disepakati bersama. Penentuan kriteria ini didasarkan pada kemampuan sumberdaya yang ada (SDM, fasilitas, anggaran, waktu, situasi, dll)
2
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
TEKNIK PENGISIAN MATRIK 1. Strategi Tindakan. Isi Kolom ini di salin dari dari strategi tindakan yang sudah dibahas sebelumnya. 2. Kriteria Penilaian adalah suatu alat untuk memberikan penilaian yang dapat diukur dan obyektif sesuai dengan kekuatan yang dimiliki. Penjelasan mengenai criteria: •
Tingkat dampak . Tindakan pengurangan dinilai berdasarkan dampaknya terhadap pengurangan risiko iklim dan bencana, apakah cukup mampu mengurangi risikonya atau hanya sedikit saja.
•
Kemendesakan. Tindakan pengurangan risiko mendesak untuk segera diatasi, karena kalau tidak diatasi keadaan akan semakin buruk.
•
Ketersediaan sumberdaya. Tindakan pengurangan risiko dapat dilakukan karena masyarakat memiliki sumberdaya yang cukup untuk melaksanakannya.
3. Keterangan: Nilai yang diberikan untuk setiap keriteria dapat dimulai dari angka 1 (satu) hingga (5). Nilai 1 (satu) penilaian terendah, sedangkan nilai 5 (lima) penilaian tertinggi STRATEGI TINDAKAN
KRITERIA PENILAIAN Tngkat Dampak Kemendesakan
Ketersedaan Sumberdaya
JUMLAH NILAI
PERINGKAT
3
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
BAHAN BACAAN
KERENTANAN RISIKO PERUBAHAN IKLIM Pengertan Kerentanan Istilah kerentanan (vulnerability) sering ditemukan dalam pembahasan adaptasi perubahan iklim.Secara sederhana, kerentanan adalah potensi untuk mengalami kerugian atau kerusakan. Manifestasi dari kerentanan adalah terjadinya dampak (impact). Atau dengan kata lain dampak adalah kerugian atau kerusakan yang ditimbulkan akibat dari suatu bahaya (hazard). Merokok termasuk tindakan berbahaya.Ketika anda merokok maka anda rentan terhadap penyakit pernafasan. Dampak yang anda alami adalah ketika anda terkena penyakit paru-paru. Secara teknis, kerentanan adalah paparan (exposure) ditambah sensitivitas (sensitivity) dan dikurangi kapasitas adaptif (adaptive capacity).Yang dimaksud dengan paparan di sini adalah seberapa besar (magnitude) dan seberapa sering (frequency) suatu sistem (masyarakat maupun sistem alam) terpapar oleh bahaya yang disebabkan oleh perubahan iklim. Rumah yang berada di tepi sungai lebih tinggi tingkat kerentanannya terhadap bahaya banjir dibanding rumah yang terletak di atas bukit. Sensitivitas suatu sistem adalah tingkat pengaruh dari bahaya yang disebabkan oleh perubahan iklim terhadap suatu sistem. Mata pencaharian seorang petani lebih sensitif terhadap perubahan pola curah hujan dibanding seorang pekerja tambang. Rumah yang dibangun di atas tanah lebih sensitif terhadap bahaya banjir dibanding rumah panggun Sedangkan kapasitas adaptif adalah kemampuan dari suatu sistem untuk merespon bahaya yang disebabkan oleh perubahan iklim.Masyarakat yang berpendidikan dan berpenghasilan tinggi serta memiliki akses yang bagus terhadap informasi me4
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
miliki kapasitas adaptif yang lebih tinggi dibanding masyarakat yang berpendidikan dan berpenghasilan rendah serta tidak memiliki akses yang baik terhadap informasi. Kajian kerentanan (vulnerability assessment) adalah suatu analisa mengenai bagaimana perubahan iklim saat ini telah mempengaruhi dan kemungkinan akan mempengaruhi suatu sistem (sosial atau alam). Hasil dari kajian kerentanan digunakan untuk membantu merancang tindakan adaptasi. Kajian kerentanan dan tindakan adaptasi adalah dua kegiatan yang terus menerus dilakukan secara bergantian untuk meningkatkan daya lenting terhadap perubahan iklim. Adaptasi itu sendiri adalah proses penyesuaian terhadap iklim yang sudah dan diperkirakan akan berubah dengan tujuan untuk mengurangi kerentanan.Tindakan yang dilakukan bisa mengurangi paparan atau mengurangi sensitivitas atau meningkatkan kapasitas adaptif. Dari contoh perokok di atas, tindakan adaptasi untuk mengurangi kerentanannya terhadap penyakit pernafasan misalnya mengurangi atau berhenti merokok (mengurangi paparan), mengganti rokok dengan yang memiliki kadar tar atau nikotin yang lebih rendah (mengurangi sensitivitas), atau rajin berolahraga (meningkatkan kapasitas adaptif).
Mtgas Perubahan Iklm Perbedaan makna mitigasi dalam komunitas perubahan iklim dengan maknanya dalam komunitas bencana sering menimbulkan salah komunikasi di antara kedua komunitas tersebut. Istilah mitigasi perubahan iklim maknanya adalah upaya-upaya untuk mengurangi sumber-sumber emisi gas rumah kaca atau memperbanyak rosot (penyerap) gas rumah kaca. Misalnya adalah mengurangi penggunaan bahan bakar fosil atau reboisasi. Upaya mitigasi harus berjalan beriringan dengan adaptasi, salah satunya tidak boleh ditinggalkan, seperti pada matrik di bawah ini.
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
KEGIATAN
MITIGASI
Menggunakan lampu hemat energi
√
Naik angkutan umum
√
Rehabilitasi hutan bakau
√
Membangun pembangkit listrik tenaga air
√
ADAPTASI
√
Mengembangkan tanaman tahan cuaca kering
√
Membeli asuransi terhadap bencana banjir
√
Mengntegraskan Pembangunan Masyarakat dalam Adaptas Tantangan yang diberikan oleh perubahan iklim sangat berat dan kompleks sehingga tidak mungkin bisa dijawab hanya oleh satu sektor, satu bidang keahlian atau bahkan satu institusi. Kerja sama dan koordinasi antar sektor, antar para pakar dan antar lembaga menjadi syarat pokok yang tidak bisa dielakkan apabila ingin berhasil melakukan adaptasi. Upaya pemberdayaan masyarakat kadang tidak memperhatikan aspek konservasi alam, begitu pula sebaliknya, karena kurang koordinasi dan kerja sama di antara para pelakunya. Peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak jarang tanpa disadari,secara langsung atau tidak, mengakibatkan kerusakan lingkungan. Misalnya pembukaan hutan untuk perkebunan kelapa sawit akan menyejahterakan masyarakat namun menganggu ekosistem. Sebaliknya, penetapan kawasan lindung pada ekosistem unik yang melarang masyarakat untuk memasukinya akan mengurangi kesejahteraan masyarakat yang biasa mengambil hasil hutan. Pendekatan terpisah seperti ini tidak bisa digunakan untuk adaptasi perubahan iklim karena perubahan iklim mempunyai skala waktu jangka panjang. Kedua contoh yang disebutkan di atas, dalam jangka pendek akan membawa keuntungan bagi salah satu pihak, masyarakat atau alam. Saling keterkaitan yang erat antara manusia dan ekosistem menyebabkan pendekatan terpisah dalam jangka panjang justru akan membuat kedua belah pihak merugi.
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Perubahan ekosistem dari hutan menjadi monokultur kelapa sawit membuat beberapa species hewan kehilangan habitatnya dan lama-kelamaan masuk dan merusak kebun dan permukiman penduduk. Ekosistem unik pada awalnya terlindungi dengan baik, namun karena masyarakat tidak mempunyai penghasilan alternatif akan secara illegal merambah hutan dan merusak hutan. Pendekatan holistic diperlukan menganalisa kerentanan dan merancang strategi adaptasi agar baik masyarakat maupun ekosistem memperoleh keuntungan yang berkelanjutan, tidak sesaat.Pendekatan jangka pendek dan tidak komprehensif seringkali menghasilkan maladaptasi.Maladaptasi adalah tindakan adaptasi yang malah meningkatkan kerentanan.
Upaya Adaptas Perubahan Iklm Berbagai pilihan adaptasi tersedia untuk menjawab permasalahan yang ditemukan pada kajian kerentanan perubahan iklim. Beberapa melibatkan aplikasi penemuan baru dan teknologi yang mahal, namum sebagian pilihan adaptasi tidak jauh berbeda apa yang sudah dilakukan dan merupakan teknologi sederhana. Ada banyak pilihan adaptasi untuk suatu masalah, yang menjadi tantangan adalah memilih yang tepat. Pilihan yang tepat sangat tergantung pada konteks permasalahan, lokasi, kelompok target , dll. Satu permasalah yang sama belum tentu tindakan adaptasi yang tepat berbeda. Beberapa kategori adaptasi (adapted from WRI Weathering the Storm) 1. Mengubah praktik pengelolaan sumber daya alam 2. Membangun institusi 3. Melakukan proses perencanaan 4. Meningkatkan kesadaran 5. Mempromosikan perubahan teknologi 6. Membentuk sistem pemantauan dan sistem peringatan dini
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
7. Mengubah praktek pertanian 8. Merehabiltasi dan mempertahankan fungsi ekosistem 9. Mempromosikan perubahan kebijakan dan Memperbaiki infrastruktur 10. Menyediakan mekanisme asuransi 11. Memberdayakan masyarakat
Perencanaan Adaptas Langkah-langkah untuk merencanakan adaptasi perubahan dapat dilihat pada skema bawah ini. Langkah-langkah tersebut tidak terlalu berbeda jauh dengan dengan siklus proyek
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
1. Persapan a. Penetapan tujuan dan ruang lngkup (scopng) Tujuan ditetapkan dengan mempertimbangkan sumber daya yang ada yang spesiik dan dinyatakan dengan jelas akan ruang lingkup yang dimaksud di sini dapat berupa batas geograis atau batasan sektor-sektor yang akan dikaji. Luasan wilayah yang dikaji akan tergantung pada target penerima manfaat, bisa masyarakat atau spesies tertentu. Apabila targetnya adalah petani maka batas geograisnya harus mencakup lahan pertanian yang dikerjakan masyarakat petani tersebut. Apbia targetnya adalah suatu hewan langka, maka daerah kajian akan meliputi habitat spesies tersebut b. Pembentukan Tm Perencana dan pembagan tanggung jawab Tugas dari Tim adalah mengarahkan, mengawasi, mengkoordinir dan mengadvokasi adaptasi perubahan iklim dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi hingga perbaikan.Anggota Tim seharusnya multi disiplin dan memiliki berbagai keahlian atau ketrampilan teknis atau otoritas dari lembaga yang memiliki kepentingan di wilayah kajian. c. Edukas dan pelbatan stakeholder Stakeholder yang harus dilibatkan adalah masyarakat di wilayah kajian yang rentan terhadap fenomena perubahan iklim dan pengelola sumber daya alam di wilayah kajian. Perwakilan dari kedua pihak ini malah sebaiknya diikutsertakan pada Tim Perencana. Untuk dapat berpartisipasi aktif perlu ada upaya khusus untuk mengedukasi mereka tentang perubahan iklim, khususnya adaptasi.
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
2. Kajan Kerentanan a. Menganalsa kerentanan terhadap varabltas klm saat n Karena tidak bisa secara langsung menganalisa kerentanan target adaptasi (masyarakat target) terhadap perubahan iklim yang belum terjadi, maka sebagai pendekatannya dilakukan kajian kerentanan terhadap berbagai variabilitas iklim yang pernah dan saat ini mengancam. I.
Mengkaj paparan Efek atau bahaya perubahan iklim yang mengancam sangat bervariasi tergantung pada daerahnya, Tim Perencana harus menentukan fenomena apa saja yang dikaji dengan mempertimbangkan sumber daya yang ada. Contoh-contoh efek/bahaya dapat dilihat di bagian sebelumnya. Pertimbangkan kondisi lingkungan geograis dan ekosistem dimana masyarakat target tinggal atau di sekitarnya. Jika tersedia, kajian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya di lokasi kajian mengenai kejadian cuaca ekstrem di masa lalu bisa menjadi bahan referensi. Kumpulkan dan dokumentasikan perubahan (tren) dari paremeter-parameter yang pernah terjadi terkait bahaya tersebut. Kemudian lakukan Inventori asset apa saja yang berpotensi terpapar dan mengalami kerugian akibat bahaya perubahan iklim yang sudah diidentiikasi pada langkah sebelumnya. Yang dimaksud asset di sini bisa berupa manusia, infrastruktur, sumber daya alam, asset historis/budaya, sumber perekonomian, dll.Kerentanan dari asset tersebut tergantung pada karakter, besarnya dan kecepatan perubahan dari paparan. Dari setiap efek/bahaya yang diidentiikasi dan asset yang terpapar, dilakukan identifkasi dampak-dam-
0
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
paknya terhadap lingkungan hidup, masyarakat maupun infrastruktur. Tim Perencana menentukan akan focus menangani dampak yang mana saja, dengan juga mempertimbangkan ketersediaan sumber daya. Berdasarkan data dan informasi historis, dapat dilakukan pemetaan sederhana mengenai bahaya yang terkait iklim dan tekanan lain non iklim yang mengancam target (masyarakat atau sistem alam)
II. Mengkaj senstvtas Semakin sensitif suatu sistem maka semakin parah akibat yang dirasakan sistem tersebut ketika terpapar perubahan iklim. Sensitivitas tergantung pada karakteristik dan kondisi sistem. Sensitivitas sistem sosial tergantung antara lain oleh usia, kesehatan, ketergantungan pada satu sumber penghasilan. Sistem alam tergantung pada kondisi dan kesehatan ekosistem, karakter isik bumi dan proses yang terdapat didalamnya, seperti topograi, hidrologi, tutupan lahan, geologi, keanekaragaman hayati, tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan.
III. Mengkaj kapastas adaptf Kerentanan suatu sistem dipengaruhi oleh kemampuan sistem tersebut untuk beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi akibat tekanan dari luar sistem.Kapasitas adaptif tergantung pada kemampuan dari sistem untuk mempersiapkan diri, merespon dan pulih dari dampak perubahan iklim.Factor-faktor yang menentukan kapasitas adaptasi dari sistem sosial diantaranya kemampuan pemerintah dalam perencanaan, pengaturan (regulatory) dan pendanaan serta kemampuan masyarakat meng1
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
organisir diri dan berpartisipasi dalam penentuan kebijakan.Sementara kapasitas adaptif dari sistem alam dapat dipengaruhi sifat intrinsic dari sistem atau factor eksternal di luar sistem.
b. Memproyekskan perubahan klm d masa yang akan datang dan dampaknya Untuk dapat beradaptasi terhadap perubahan kondisi di masa yang akan datang, perlu diperkirakan perubahan iklim yang akan terjadi di masa yang akan datang tersebut. Studi tentang proyeksi perubahan iklim yang mencakup daerah kajian mungkin sudah pernah dilakukan dan bisa dijadikan sumber referensi. Perhatikan rata-rata jangka panjang, perubahan mulai dan berakhirnya musim, serta perubahan pola cuaca ekstrim. Skala waktu dari perubahan iklim mencapai 30 hingga 100 tahun. Apabila tersedia sumber daya yang mencukupi, ada baiknya dilakukan studi proyeksi perubahan iklim yang lebih spesiik di wilayah kajian. Simulasi proyeksi perubahan iklim beserta dampaknya dilakukan untuk berbagai kerangka waktu dan skenario emisi global gas rumah kaca dari yang rendah hingga tinggi yang akan mempengaruhi seberapa signiikan iklim berubah. Untuk setiap skenario lakukan deskripsi potensi dampak langsung maupun turunan perubahan iklim terhadap target kajian baik secara kualitatif atau kuantitatif. Digunakan pemodelan iklim untuk proyeksi fenomena iklim di masa mendatang, dan metode downscaling untuk proyeksi pada lokasi yang lebih kecil (resolusi lebih tinggi). Harus dipertimbangkan ketidakpastian yang pasti melekat dari penggunakan model dan metode downscaling. Selain dampak negative dari perubahan iklim, perlu ditelaah juga dampak positif yang bisa dimanfaatkan 2
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
kemudian.Selain dampak langsung, juga perlu diperhatikan dampak-dampak turunan (tidak langsung). Eratnya hubungan alam dan manusia membuat pengaruh perubahan iklim yang dialami salah satu akan mempengaruhi lainnya.
c. Perumusan kerentanan dan penetapan prortas Tim perencana merumuskan kerentanan dari target kajian dan dengan melibatkan stakeholder menentukan prioritas. Langkah ini sangat penting dan subyektif karena keterbatasan sumber daya menyebabkan tidak mungkin untuk menangani semua dampak perubahan iklim.Hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan prioritas adalah tingkat kepastian dan tingkat bahaya.
3. Penyusunan Strateg Adaptas Proses penyusunan strategi adaptasi sebaiknya melibatkan seluruh stakeholder karena selain untuk dmendapatkan masukan mereka juga untuk mendapatkan komitmen dari mereka untuk melakukan implementasi dan pengawasan. a. Menetapkan tujuan akhr Penetapan tujuan tergantung pada tingkat kerentanan dan mempertimbangkan ketersediaan sumber daya. Tujuan harus dinyatakan dengan jelas, realistis dan terukur (secara kuantitatif atau kualitatif).
b. Identikas tndakan adaptas Dampak perubahan iklim bukanlah merupakan bencana baru tetapi lebih parah, lebih sering atau lebih cepat terjadi sehingga tindakan untuk mengatasinya merupakan gabungan dari hal-hal yang sudah pernah diimplementasikan namun telah dimodiikasi sesuai 3
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
dengan ancaman baru dengan tindakan atau teknologi baru. Berbagai bentuk tindakan adaptasi dapat dilihat pada bagian sebelumnya.
c. Memlh dan menetapkan tndakan adaptas Tindakan adaptasi yang dipilih harus memenuhi syaratsyarat, diantaranya: •
Dapat diterima oleh masyarakat
•
Secara teknis dapat dilakukan
•
Ada perangkat dan sumber daya untuk melakukannya
•
Cost efective; manfaatnya melebihi kerugiannya
•
Tidak merusak lingkungan
Dalam membuat prioritas, beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
4
•
Seberapa tepat tindakan tersebut memenuhi tujuan akhir adaptasi
•
Seberapa urgent implementasi dari tindakan tersebut
•
Seberapa mudah tindakan tersebut diimplementasi
•
Apakah tindaka tersebut memenuhi beberapa tujuan adaptasi sekaligus
•
Apakah juga membantu mitigasi perubahan iklim
•
Seberapa leksibel tindakan tersebut dengan berbagai skenario perubahan iklim (kisaran proyeksi perubahan iklim)
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
4. Implementas adaptas a. Mengadops dan melaksanakan rencana adaptas Rencana tindakan adaptasi yang sudah disusun perlu diadopsi dan diluncurkan secara formal. Hal ini akan menambah komitmen dari para stakeholder terutama yang memiliki peran khusus dalam rencana adaptasi. Acara peluncuran juga merupakan media sosialisasi yang baik sehingga akan mendapatkan dukungan dari masyarakat umum dan pihak-pihak terkait. Komunikasi dan koordinasi antar stakeholder mengenai kemajuan pelaksanaan adaptasi sebaiknya secara teratur.
b. Integras rencana adaptas dalam program lan Tim Perencana harus mempertimbangkan program kerja dari berbagai sektor/pihak terkait yang sudah ada dan berusaha agar rencana adaptasi dapat terintegrasi ke dalam program kerja tersebut.Dengan demikian pelaksanaan rencana adaptasi bukan hanya menjadi tugas dari Tim Perencana, namun juga sektor dan pihak-pihak terkait.
c. Montorng dan evaluas Data dan informasi yang sudah terkumpul untuk kajian kerentanan agar terus diperbarui dan dikelola dalam basis data yang baik.Data dan informasi yang teridentiikasi masih kurang atau belum ada mulai dikumpulkan Monitoring kerentanan sistem sosial dan alam merupakan komponen yang sangat penting untuk mengevaluasi apakah tindakan adaptasi yang dilakukan benar-benar dapat mengurangi kerentanan atau ada factor-faktor baru yang menambah kerentanan. Pengumpulan data dan informasi serta pemantauan yang melibatkan stakeholder akan meningkatkan kesadaran
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
mereka terhadap perubahan iklim. Beberapa pertanyaan kunci untuk evaluasi diantaranya: •
Apa saja yang sudah dilakukan?
•
Apa saja tantangannya?
•
Apa yang berhasil dikerjakan? Faktor-faktor apa yang berkontribusi pada keberhasilan tersebut?
•
Apa yang tidak berhasil dikerjakan dan mengapa?
•
Jika ada kesempatan untuk mengulangi, apa yang akan Anda lakukan berbeda?
d. Memperbaru tndakan adaptas Dengan monitoring yang teratur maka bisa dilakukan tindakan pencegahan dan perbaikan tindakan adaptasi. Tim Perencana secara teratur harus mengadakan pertemuan dengan mengundang pihak-pihak terkait untuk mengevaluasi pencapaian rencana adaptasi dan melakukan perubahan rencana apabila diperlukan
Hubungan Pengurangan Rsko Bencana dengan Adaptas Perubahan Iklm Keduanya merupakan pendekatan untuk mengurangi risiko bencana alam namun kedua komunitas tersebut didukung oleh kelembagaan yang berbeda, pelaku yang berbeda, metodologi yang berbeda dan kerangka kebijakan tersebut. Hal ini menyebabkan kebijakan yang tidak konsisten, investasi yang tumpang tindih dan kompetisi untuk melakukan pendekatan yang berbeda dalam menangani masalah yang sama. Meskipun adaptasi perubahan iklim (API) tidak sama pengurangan risiko bencana (PRB) namun keduanya berupaya untuk mengurangi kerentanan terhadap risiko bencana yang terkait iklim, khususnya kejadian ekstrem (variabilitas iklim). Di luar ling
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
kup PRB, API juga menangani dampak negative dari perubahan kondisi iklim yang terjadi perlahan dalam jangka panjang (seperti meningkatnya muka air laut), termasuk ancaman terhadap keanekaragaman hayati, dan juga API meliputi eksplorasi dan pemanfaatan dampak positif dari perubahan iklim.Sedangkan isu yang ditangani PRB diluar API adalah bahaya yang bersifat geoisika (gunung berapi, gempa bumi dan tsunami). Sementara skema di bawah membandingkan antara konsep PRB dan API (Presentasi Heru Santoso).API mempertimbangkan unsur ekosistem/lingkungan yang mendapatkan tekanan dari perubahan iklim sehingga menganggu ketersediaan jasa lingkungan bagi masyarakat.Pengelolaan ekosistem pun menjagi salah satu respon yang dapat dilakukan masyarakat.
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Sumber: Heru Santoso
Salah pengertian antara pelaku API dan PRB sering terjadi akibat perbedaan makna/konteks dari berbagai istilah yang sama, seperti kerentanan, risiko, dampak, respon. Istilah yang paling sering menimbulkan salah pengertian adalah mitigasi.Mitigasi dalam API adalah usaha untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, berbeda maknanya dengan mitigasi PRB.Istilah mitigasi dalam PRB justru serupa maknanya dengan adaptasi dalam API. Bila dibayangkan sebuah garis dengan salah satu ujungnya adalah tanggap darurat bencana (short term humanitarian relief) dan di ujung satunya lagi adalah pembangunan berkelanjutan, maka baik berbagai perspektif pengurangan risilko bencana maupun adaptasi berada di antara kedua ujung tersebut. Keduanya berusaha untuk lebih dekat kepada ujung pembangunan berkelanjutan. Gambar-gambar berikut diambil dari tulisan oleh World Resource Institute yang menunjukkan perbedaan antara coping, daya lenting, adaptasi dan pembangunan secara konseptual.
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Coping dan daya lenting atau resiliensi merupakan istilah yang banyak digunakan oleh komunitas PRB. Dalam coping tidak dilakukan usaha untuk mengurangi kerentanan. Coping adalah tindakan yang dilakukan ketika bahaya/bencana terjadi.Kondisi kesejahteraan (well being) dari sistem tidak dapat kembali ke kondisi awal.
Ketika bencana terjadi, kondisi kesejahteraan suatu sistem yang memiliki daya lenting mengalami penurunan, namun akan kembali ke kondisi semula setelah beberapa saat. Daya lenting atau resiliensi (resilience) adalah kemampuan dari suatu sistem masyarakat atau ekologis dalam menyerap gangguan dan pulih kembali ke kondisi awal.Membangun daya lenting merupakan kegiatan pembangunan atau konservasi business as usual. Masyarakat memiliki berbagai jenis modal yang mempengaruhi daya lenting mereka terhadap perubahan iklim: -
Manusia: pengetahuan, ketrampilan
-
Sosial: gotong royong, jaringan sosial, saling mempercayai
-
Finansial: uang, pinjaman bank, tabungan
-
Alam: sumber daya alam, jasa ekosistem
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
-
Politik: posisi tawar dengan pemerintah, akses dalam pengambilan keputusan
-
Fisik: peralatan, bahan baku
Adaptasi selain merespon kejadian bencana saat ini juga melakukan antisipasi terhadap kemungkinan bencana yang akan terjadi. Dengan melakukan adaptasi, sistem relatif tidak mengalami guncangan berartiketika terjadi bencana. Pengarusutamaan adaptasi dalam pembangunan adalah memasukkan langkah-langkah untuk mengurangi kerentanan perubahan iklim ke dalam kebijakan dan program kerja pembangunan sektoral. Indikasi bahwa pengarusutamaan sudah berhasil adalah bila adaptasi perubahan iklim sudahmenjadi bagian dari pekerjaan dan tanggung jawab sektor-sektor, bukan hanya dari suatu institusi tertentu (biasanya institusi yang menangani isu lingkungan).
0
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Saat ini baik pembuat kebijakan maupun praktisi masih lebih memfokuskan pada dampak dari bencana, dibanding pada akar penyebab kerentanan dari bencana tersebut. Melakukan pencegahan bencana dengan berupaya untuk menguraikan serta menangani akar penyebab kerentanan berarti memperluas lingkup kerja sehingga membutuhkan lebih banyak sumber daya, baik tenaga, waktu maupun pendanaan. Oleh karena itu kerjasama dan koordinasi dari lebih banyak pihak untuk adalah syarat utama untuk mencapai tujuan pengurangan risiko bencana.
1
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
REFERENSI
McGray, Heather. 2007. Weathering the Storm: Options for Framing Adaptation and Development. World Resources Institute. National Wildlife Federation.2011.Scanning the Conservation Horizon: A Guide to Climate Change Vulnerability Assessment. NOAA Oice of Ocean and Coastal Resource Management. 2010. Adapting to Climate Change: A Planning Guide for State Coastal Managers. Schipper, Lisa. 2009. Meeting at the crossroads: Exploring the linkages be- tween climate change adaptation and disaster risk reduction. Climate and Development 1 (2009) 16-30. Earthscan. Cook, Jonathan. 2011. Adaptation options. Presentation prepared for WWF-US Adaptation Workshop Training in Indonesia. WWF. Levine, Elliot and Matthews, John. 2011. Assessing Vulnerability & Identifying Opportunities. Presentation prepared for WWF-US Adaptation Workshop Training in Indonesia. WWF. Price, Jef and Martin, Shaun. 2011. Five things you need to know about climate change. Presentation prepared for WWFUS Adaptation Workshop Training in Indonesia. WWF. Fish, Marianne. 2011. Incorporating climate adaption in marine conservation planning. Presentation prepared for WWFUS Adaptation Workshop Training in Indonesia. WWF. Martin, Shaun. 2011. Integrated approaches for adaptation. Presentation prepared for WWF-US Adaptation Workshop Training in Indonesia. WWF.
2
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Martin, Shaun. 2011. Key concepts in climate change adaptation. Presenta tion prepared for WWF-US Adaptation Workshop Training in Indonesia. WWF. AusAid. 2009. Investing in a Safer Future: A Disaster Risk Reduction policy for the Australian aid program.
3
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
PENGURANGAN RISIKO BENCANA (DISASTER RISK REDUCTION)
Pendahuluan Sebagai negeri yang sarat dengan ancaman bencana dengan bentangan alam yang jauh lebih luas serta jumlah penduduk yang jauh lebih banyak, semestinya kita tak bertaruh lagi untuk masalah bencana. Program-program dan kegiatan-kegiatan mitigasi dan kesiapsiagaan terhadap bencana harus segera dirintis dan dikembangkan. Pendidikan sadar bencana dan latihan menghadapi bencana mesti segera dibiasakan. Kebijakan dan manajemen penanggulangan bencana mesti segera ditata dan dilahirkan. Pusat-pusat studi dan pelatihan menghadapi bencana wajib untuk dimunculkan dan didukung sepenuhnya. Indonesia berisiko tinggi terjadi bencana karena : •
Ancaman tinggi (terkait posisi geograi dan geologi)
•
Kerentanan masyarakat tinggi (demograi, keragaman sosial budaya, pendidikan dan pengetahuan yang masih rendah, kesadaran akan budaya aman yang rendah)
Pengurangan Risiko Bencana atau DRR merupakan konsep baru penanganan bencana yang perlu untuk disebarluaskan ke seluruh pelaku penanganan bencana di Indonesia. Telah terjadi perubahan paradigma dalam penanganan bencana di dunia:
4
•
Dari responsif menjadi preventif
•
Dari sektoral menjadi multi-sektor
•
Dari tanggung jawab pemerintah semata menjadi tanggung jawab bersama
•
Dari sentralisasi menjadi desentralisasi
•
Dari tanggap darurat menjadi pengurangan risiko
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Penyusunan Rencana Aksi Nasional Pengurangan Risiko Bencana merupakan upaya untuk menginventarisasi, mengintegrasikan, dan mengkoordinasikan upaya-upaya pengurangan risiko bencana.. Penyusunan Rencana Aksi Nasional Pengurangan Risiko Bencana merupakan upaya untuk menginventarisasi, mengintegrasikan dan mengkoordinasikan upaya-upaya PRB.
Melakukan Penanggulangan Bencana
Kegiatan Pra Bencana •
Kegiatan pada tahap pra bencana ini selama ini banyak dilupakan, padahal justru kegiatan pada tahap pra bencana ini sangatlah penting karena apa yang sudah dipersiapkan pada tahap ini merupakan modal dalam menghadapi bencana dan pasca bencana.
•
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan sebelum bencana dapat berupa pendidikan peningkatan kesadaran bencana (disaster awareness), latihan penanggulangan bencana (disaster drill), penyiapan teknologi tahan bencana (disasterproof), membangun sistem sosial yang tanggap bencana, dan perumusan kebijakan-kebijakan penanggulangan bencana (disaster management policies).
•
Sedikit sekali pemerintah bersama masyarakat maupun swasta memikirkan tentang langkah-langkah atau kegiatan
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
kegiatan apa yang perlu dilakukan saat menghadapi bencana bagaimana memperkecil dampak bencana.
Kegiatan Saat Bencana •
Kegiatan yang dilakukan segera pada saat kejadian bencana, untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan terutama berupa penyelamatan korban dan harta benda, evakuasi, dan pengungsian, akan mendapatkan perhatian penuh baik dari pemerintah bersama swasta maupun, masyarakat.
•
Pada saat bencana terjadi biasanya begitu banyak pihak yang menaruh perhatian dan mengulurkan tangan memberikan bantuan tenaga moril, maupun material. Banyaknya bantuan yang datang sebenarnya merupakan sebuah keuntungan yang harus dikelola dengan baik, agar setiap bantuan yang masuk dapat tepat guna, tepat sasaran, tepat manfaat, dan terjadi eisiensi.
Kegiatan Pasca Bencana •
Kegiatan pada tahap pasca bencana , dalam bentuk proses perbaikan kondisi masyarakat yang terkena bencana, dengan memfungsikan kembali prasarana dan sarana ke keadaan semula.
•
Pada tahap ini yang perlu diperhaikan adalah rehabilitasi dan rekonstruksi yang dilaksanakan harus memenuhi kaidah-kaidah kebencanaan bukan hanya melakukan rehabilitasi isik saja, tetapi juga perlu memprhatikan rehabilitasi psikis yang terjadi seperti ketakutan, trauma atau depresi.
Mengapa Pengurangan Risiko Bencana ini Penting?
•
Bencana merupakan masalah yang kompleks, dari faktor lingkungan hingga pembangunan.
•
Kesiapan secara konvensional perlu, tapi belum lengkap dan menyeluruh.
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
•
keterpaduan dan pengarusutamaan PRB dalam pengambilan keputusan dan kegiatan sehari-hari memberikan kontribusi pada pembangunan yang berkelanjutan.
Sejarah Kebijakan Penanggulangan Bencana •
Keppres No. 111 tahun 2001 tentang Perubahan atas Keppres RI No. 3 tahun2001, dan Pedoman Umum Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi yang ditetapkan melalui Keputusan Sekretais Bakornas PBP No.2 tahun 2001.
•
Di masa silam, pemerintah Indonesia pernah membentuk Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Alam (BAKORNAS PBA) dengan Keputusan Presiden No. 28 tahun 1979.
•
Pada tahun 1990, melalui Keppres No. 43 tahun 1990, Badan tersebut disempurnakan menjadi Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (BAKORNAS PB) yang tidak hanya berfokus pada bencana alam belaka, namun juga berfokus pada bencana oleh ulah manusia (man-made disaster).
•
Selanjutnya, keppres ini disempurnakan lagi dengan Keppres Nomor 106 tahun 1999 yang memberikan tugas tambahan kepada Bakornas PBP untuk juga menangani dampak kerusuhan sosial dan pengungsi.
•
Namun usia Keppres No. 106 tahun 1999 pun tidak bertahan lama. Disebabkan antara lain pembubaran Departemen Sosial pada era tersebut yang menyebabkan Bakornas PBP kehilangan salah satu organnya.
•
Menyadari kejadian tersebut, Pemerintah kemudian menerbitkan Keppres No.3 tahun 2001 tentang Bakornas Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi yang diketuai oleh Wakil Presiden secara ex oicio menjadi Sekretaris Bakornas PBP.
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
•
Strategi penanggulangan bencana berdasarkan Pedoman Umum Penanggulangan Bencana dan Penanganan pengungsi yang ditetapkan melalui Keputusan Sekretaris Bakornas PBP No. 2 tahun 2001 meliputi empat tahapan yaitu : (1) tahap penyelamatan; (2) tahap pemberdayaan; (3) tahap rekonsiliasi; dan (4) tahap penempatan.
•
Sedangkan kegiatan penanganan pengungsi meliputi kegiatan-kegiatan: (1) penyelamatan (2) pendataan (3) bantuan tanggap darurat; (4) pelibatan masyarakat/ LSM.
Kebijakan Nasional Penanggulangan Bencana •
UU 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana sebagai kerangka sistem nasional PB di Indonesia.
•
Pelaku utama Penanggulangan Bencana adalah pemerintah (pusat dan daerah), masyarakat, dunia usaha. Masyarakat menjadi subyek dalam Penanggulangan Bencana.
•
Prioritas kegiatan/program ditujukan untuk menuju bangsa yang tangguh: Mampu mengantisipasi, Mampu melawan, Mampu bangkit dan pulih kembali.
•
Syarat paham akan management bencana, meliputi: Ancaman, Kerentanan, Kapasitas, Risiko.
•
Pembangunan Sistem Nasional Penanggulangan Bencana sebagai salah satu prioritas program untuk mencapai masyarakat yang tangguh melalui : (1) Individu tangguh, (2) Keluarga tangguh, (3) desa tangguh, (4) kecamatan tangguh, (5) Kab/kota tangguh, (6) provinsi tangguh dan (7) Nasional tangguh.
Kerangka Kerja Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Merupakan kerangka konseptual dari berbagai elemen yang dianggap dapat mengurangi kerentanan dan risiko bencana dalam suatu komunitas, untuk mencegah (preventif) dan mengurangi (mitigasi) dampak yang tidak diinginkan dari ancaman, dalam konteks yang luas dari pembangunan berkelanjutan (UN- ISDR, 2004).
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Bdang Kegatan PRB •
Pengkajian risiko dan peningkatan kewaspadaan, meliputi: Analisis Ancaman, Kerentanan dan Kapasitas, Risiko.
•
Pengembangan pengetahuan, meliputi: Pendidikan, Pelatihan, Penelitian dan Informasi.
•
Komitmen publik dan kerangka kelembagaan, meliputi: Organisasi, Kebijakan, Legislasi dan Aksi Masyarakat.
•
Upaya penerapan, meliputi: Pengelolaan Lingkungan, Penataan Ruang dan Perencanaan Kota, Perlindungan Fasilitas Penting, Penerapan IPTEK, Kemitraan dan Jejaring, serta Lembaga Keuangan.
•
Sistem peringatan dini, meliputi: Peramalan Penyebaran Peringatan, Upaya Kesiapan, dan Kemampuan Tanggap Darurat.
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Isu Pokok Penanganan Bencana D Indonesa 1. Pengaturan Legslas •
Bagaimana PRB menjadi prioritas nasional, departemen dan kementerian?
•
Bagaimana memperkuat kerjasama dan koordinasi antar kementrian dalam membagi tanggung jawab untuk pengurangan risiko bencana?
•
Bagaimana dapat memastikan bahwa pembangunan tidak akan meningkatkan risiko penduduk yang terancam bencana?
•
Bagaimana para pelaku untuk bertanggung jawab terhadap pengurangan risiko?
2. Perumusan Kebjakan •
Bagaimana mendorong dan mengarahkan integrasi PRB dalam perumusan kebijakan pembangunan?
•
Bagaimana membuat pengaturan kelembagaan yang dapat menjamin bahwa kegiatan pembangunan tidak meningkatkan ancaman dan risiko bencana?
3. Perencanaan, Pembangunan, dan Pelaksanaan •
Apakah PRB sudah merupakan bagian dari rencana strategi kementerian dan departemen?
•
Bagaimana mekanisme untuk menjamin bahwa bencana tidak akan merusak proyek dan proyek tidak akan meningkatkan risiko bencana kepada masyarakat?
•
Bagaimana mekanisme untuk mengkoordinasikan kementerian dan departemen yang terkait dengan pelaksanaan pengurangan risiko bencana?
4. Dukungan Pelaksanaan
100
•
Apakah PRB sudah menjadi bagian strategi dari lembaga/organisasi pembangunan?
•
Apakah kelompok sasaran mengenal ancaman risiko
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
yang dihadapi dan mengerti cara mengatasinya? •
Apakah telah dibuat pengaturan kerjasama, kemitraan dan koalisi untuk melaksanakan pengurangan risiko bencana?
KELEMBAGAAN PENANGANAN BENCANA (lma) Prortas Pengurangan Rsko Bencana :
Pertama
: Meletakkan pengurangan risiko bencana sebagai prioritas nasional maupun daerah yang pelaksanaannya harus didukung oleh kelembagaan yang kuat.
Kedua
: Mengidentiikasi, mengkaji dan memantau risiko bencana serta menerapkan sistem peringatan dini.
Ketiga
: Memanfaatkan pengetahuan, inovasi dan pendidikan untuk membangun kesadaran keselamatan diri dan ketahanan terhadap bencana pada semua tingkatan masyarakat.
Keempat
: Mengurangi faktor-faktor penyebab risiko bencana.
Kelima
: Memperkuat kesiapan menghadapi bencana 101
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
pada semua tingkatan masyarakat agar respons yang dilakukan lebih efektif. Prioritas I
: “Memastikan pengurangan risiko bencana merupakan prioritas Nasional dan Daerah berdasar pada kelembagaan yang kuat”. Negara- negara yang mampu mengembangkan kebijakan, hukum/peraturan dan kerangka kerja kelembagaan pengurangan risiko bencana serta mampu mengembangkan dan menilai kemajuan melalui suatu indiktor yang jelas dan terukur, akan memiliki kemampuan yang lebih besar dalam mengelola risiko.
Prioritas II : “Identiikasi, pengkajian dan pemantauan risiko bencana dan pengem- bangan peringatan dini”. Titik awal untuk pengurangan risiko bencana dan pengenalan budaya ketahanan bencana terletak pada pengetahuan tentang bahaya dan kerentanan isik, sosial, ekonomi dan ling- kungan terhadap bencana yang paling banyak dihadapi oleh masyarakat, serta dinamika perubahan bahaya dan kerentanan tersebut dalam jangka pendek dan jangka panjang, diikuti dengan aksi yang diambil berdasarkan pada pengetahuan tersebut. Aspek yang diprioritaskan adalah: (1) Pengkajian risiko nasional dan daerah: peringatan dini. (2) Kemampuan penanganan bencana. (3) Regional dan risiko baru. Prioritas III : “Menggunakan pengetahuan, inovasi dan pendidikan untuk membangun budaya keselamatan dan Ketahanan di semua tingkatan”. Bencana secara subsatansial dapat dikurangi jika penduduk terinformasikan dengan baik dan termotivasi ke arah suatu budaya pencega- han dan ketahanan terhadap bencana. Aspek yang menjadi prioritas 102
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
adalah: (1) Manajemen dan pertukaran informasi: •
Pengembangan informasi risiko dan cara penyelamatan.
•
Penguatan jejaring ahli bencana serta institusi.
•
Kerjasama dan komunikasi ilmuwan dan praktisi.
•
Pemanfaatan informasi, komunikasi dan teknologi dirgantara.
•
Pengembangan direktori, inventarisasi dan sistem pertukaran informasi.
•
Informasi PRB kepada masyarakat.
•
Penyebarluasan terminologi terkait PRB.
(2) Pendidikan dan pelatihan: •
PRB dalam kurikulum untuk kaum muda dan anak-anak.
•
Implementasi PRB di jenjang pendidikan menengah dan tinggi.
•
Implementasi program pendidikan dan kegiatan di sekolah.
•
Program PRB di sektor tertentu.
•
Pelatihan berbasis masyarakat.
•
Akses yang sama dalam pendidikan PRB bagi kelompok rentan.
(3) Penelitian: •
Pengembangan kajian metode prediksi risiko, analisis cost-beneit aksi PRB.
•
Penguatan kemampuan teknis dan sci-
103
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
entiic dalam penera- pan metode, kajian, pemodelan bencana geologi dan hidrometeorologi. (4) Kewaspadaan Masyarakat, meliputi: peran media untuk peningkatan kewaspadaan dan kesiapan masyarakat. Prioritas IV : “Mengurangi faktor-faktor penyebab risiko”. Risiko-risiko bencana terkait dengan perubahan kondisi sosial, ekonomi, lingkungan, dan pemanfaatan lahan serta ancaman yang terkait dengan kejadian geologi, hidrometeorologi, harus dipertimbangkan dalam perencanaan pembangunan. Aspek yang menjadi prioritas adalah: (1) Pengelolaan Lingkungan dan Sumber daya alam:
104
•
Manajemen ekosistem, tataguna lahan, pembangunan.
•
Penerapan Pola Manajemen SDA dan lingkungan.
•
Pengurangan risiko terkait perubahan iklim. (2) Pembangunan sosial dan ekonomi:
•
Ketahanan pangan di daerah rawan.
•
Integrasi PRB dalam sektor kesehatan.
•
Perlindungan dan penguatan fasilitas umum/prasarana isik.
•
Penguatan mekanisme jaring pengaman sosial untuk melindungi masyarakat miskin.
•
Langkah PRB dalam fase pemulihan.
•
Program penanganan pengungsi tidak
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
meningkatkan risiko dan kerentanan. •
Diversiikasi mata pencaharian.
•
Mekanisme asuransi (penggantian kerugian).
•
Kemitraan masyarakat dan dunia usaha.
•
Kelembagaan inansial untuk menghadapi risiko.
(3) Perencanaan tata guna lahan dan upaya teknis lainnya: •
LangkahPRB dalam perencanaan kota dan pemukiman.
•
LangkahPRB dalam infrastruktur utama/ penting.
•
Pedoman dan sarana monitoring dalam tata guna lahan.
•
Langkah PRB dalam perencanaan wilayah (DAS, pesisir dan lain-lain).
•
Revisi Building code.
Prioritas V : “Penguatan kesiapsiagaan bencana untuk respon yang efektif pada semua tingkatan”. Pada saat terjadi bencana, dampak dan kerugian dapat dikurangi secara nyata jika pemerintah, perseorangan dan masyarakat di daerah risiko tinggi telah dipersiapkan dan siap untuk bertindak serta dibekali dengan pengetahuan dan kemampuan penanggulangan bencana secara efektif. Aspek yang menjadi prioritas adalah: (1) Penguatan kebijakan, kemampuan teknik dan kapasitas kelembagaan penanganan bencana pada tingkat regional, nasional dan daerah (termasuk yang berhubungan dengan 10
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
teknologi, pelatihan sumberdaya manusia dan material). (2) Mengembangkan dialog, pertukaran informasi dan koordinasi antara lembaga peringatan dini, pengurangan risiko bencana, response bencana, pembangunan dan instansi/lembaga terkait lainnya di semua tingkatan, dengan tujuan untuk membantu pengembangan pendekatan yang holistic menuju pengurangan dampak bencana. (3) Mengembangkan pendekatan regional yang terkoordinasi dan merumuskan kebijakan, mekanisme operasi, rencana dan sistem komunikasi dalam tanggap darurat bencana. (4) Pengkajian ulang/review secara teratur kesiapsiagaan bencana dan rencana kontingensi serta kebijakan pada semua tingkatan, dengan focus utama pada daerah dan kelompokkelompok paling rentan. (5) Mendorong penyediaan dana tanggap darurat penanganan bencana. (6) Pengembangan mekanisme khusus untuk meningkatkan partisipasi semua pihak terkait, termasuk masyarakat dalam PRB.
Indkator Tngkat Eisens dan Keberhaslan Pelaksanaan PRB 1. Aspek Umum: a.
Peningkatan jumlah jiwa yang selamat.
b. Penurunan jumlah korban yang terluka/cedera. c.
Persentase masyarakat yang terkena dampak kejadian.
d. Persentase jumlah penduduk korban bencana yang 10
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
dapat dihitung pada waktu tertentu setelah bencana. e. Tersedianya standar ketahanan bangunan dan lahan. f.
Kapasitas penanganan tanggap darurat.
2. Indikator Aspek Ketahanan Terhadap Bencana: a.
Distribusi tingkat pendapatan masyarakat.
b. Tingkat pencapaian pendidikan. c.
Tingkat penggunaan pelayanan medis.
d. Tingkat pengangguran. e. Ketersediaan dan ketahanan bangunan perumahan. f.
Angka kelahiran dan kematian pada kelompok-kelompok sosial
g. Kualitas hidup. h. Ketahanan hidup. i.
Ketahanan lingkungan.
j.
Ketahanan ekonomi lokal.
3. Indikator Aspek Kebijakan dan Pelaksanaan Pengurangan Risiko Bencana: a.
Tingkat kesiapan dan waktu yang diperlukan untuk tanggap darurat.
b. Periode pemulihan dan tingkat eisiensi pemulihan. c.
Kerugian dibandingkan dengan biaya pemulihan.
d. Besaran biaya sistem pengurangan risiko bencana. e. Lingkup perencanaan dan pengelolaan kebencanaan. f.
Penyediaan pendukung sosial/program jaring pengaman sosial.
10
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
g. Kontinuitas sumber dan alokasi pendanaan. h. Lingkup, relevansi, dan kemampuan riset dalam mengidentiikasi bencana,
10
i.
risiko, dan ketahanan.
j.
Proses untuk mengkaji ulang, memperbaharui, dan memelihara Rencana
k.
Aksi Pengurangan Risiko Bencana secara reguler.
l.
Kapasitas jaringan kerjasama yang memadukan kepentingan pemerintah, swasta, LSM, perkumpulan profesi, dan individu.
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
MANAJEMEN BENCANA Konsep Bencana Bencana adalah kejadian akibat alam maupun ulah manusia yang secara mendadak atau perlahan terjadi dengan hebatnya mengakibatkan kerugian material, kerusakan lingkungan, dan manusia sehingga masyarakat yang tertimpa harus menanggapinya dengan tindakan yang luar biasa melebihi kemampuannya. Bencana terjadi ketika BAHAYA DAN KERENTANAN bergabung. Bahaya akan menjadi bencana apabila masyarakat memiliki kemampuan lebih rendah dibanding bahaya yang datang, atau kerentanan warga lebih tinggi dari bahaya. Semakin tinggi kerentanan seseorang/komunitas, semakin besar risiko yang diterima. Bahaya bencana adalah fenomena alam atau buatan manusia yang DAPAT menimbulkan kerugian isik dan ekonomi serta mengancam jiwa manusia. Berbagai jenis bahaya bencana, meliputi: •
Alam: gempa bumi, gunung api, banjir, tanah longsor (longsoran), kekeringan, angin kencang, dan lain-lain.
•
Biologis : epidemi/letusan wabah penyakit, HIV/AIDS, lu burung, dan lain-lain
• Sosial: kerusuhan sosial, perang, konlik masyarakat sipil, terorisme, aktivitas gang/maia, dan lain-lain. •
Ekonomi: hiperinlasi, runtuhnya ekonomi, hutang/inancial crisis, masa transisi ekono- mi, pengangguran, gagal panen, dan lain-lain.
•
Politik: kegagalan politik, kudeta, dan lain-lain.
•
Kesalahan manusia: kegagalan teknologi/ industri/ nuklir, kecelakaan transpor- tasi, kebakaran kota, dan lain-lain.
•
Lingkungan: polusi udara dan air.
10
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Risiko bencana adalah besarnya kerugian yang MUNGKIN terjadi (kehilangan nyawa, cedera, kerusakan harta, dan gangguan terhadap kegiatan ekonomi) yang disebabkan oleh suatu fenomena bahaya tertentu saat ancaman bahaya bertemu dengan kerentanan. Risiko bencana terjadi karena bertemunya ancaman bahaya dengan kerentanan yang dipicu oleh potensi bencana tanpa ada kemampuan .
Kerentanan adalah faktor atau kendala yang mengarah dan menimbulkan konsekuensi baik isik, sosial, ekonomi, perilaku, serta motivasi yang BERPENGARUH BURUK (MENURUNKAN KEMAMPUAN) masyarakat/komunitas terhadap upaya- upaya penanggulangan bencana. Ada lima kategori Kerentanan, yakni: 1. Kerentanan Alam. Kerentanan yang terkait dengan geografis alam atau struktur dan topograis alam. Misalnya tanah dataran rendah, tanah labil, tebing curam. 2. Kerentanan Fisik / Materi: Kerentanan yang terkait dengan bentuk-bentuk isik, seperti bangunan, rumah, fasilitas umum, dan lainnya). 3. Kerentanan Sosial /Organisasi: Pengalaman menunjukkan bahwa orang yang terkucilkan dari kehidupan sosial, ekonomi dan politik lebih rentan terhadap bencana dibandingkan mereka yang aktif secara organisasi. Pengetahuan dan ketrampilan masyarakat yang minim akan memicu terjadinya kerentanan dan ketidakmampun menghadapi dampak bencana. 4. Kerentanan Motivasi: Pengalaman juga menunjukkan bahwa mereka yang tidak memiliki kepercayaan diri terhadap kemampuannya, terutama dalam menghadapi bencana, mereka tidak dapat mengendalikan emosinya. Mereka akan menjadi lebih parah jika terkena bencana, dibandingkan dengan orang - orang yang memiliki kepercayaan diri yang cukup tinggi untuk mengubah nasibnya. 110
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
5. Kerentanan Ekonomi: orang miskin yang hanya memiliki sumber daya materi yang kurang biasanya lebih menderita ketika terjadi bencana dibandingkan orang kaya. Faktorfaktor tersebut yang membuat mereka lebih rentan dalam menghadapi bencana dan juga mereka memerlukan waktu yang lebih lama untuk bertahan dan pulih ke keadaan normal, dibandingkan mereka yang lebih mampu secara ekonomi. Kapasitas adalah kemampuan kelompok atau individu untuk menghadapi bencana pada semua tahapannya melalui berbagai sistem yang dikembangkan. Termasuk dalam hal ini adalah kemampuan masyarakat dalam menanggulangi dan bertahan hidup akibat bencana yang terjadi. Kapasitas adalah lawa n dari kerentanan. Jika dalam suatu kelompok atau masyarakat mempunyai kapasitas atau ada fasilitas yang dapat dijadikan kapasitas , maka berarti tingkat kerentanan rendah. Kategori kapasitas sama dengan kategori dalam kerentanan, kapasitas aspek alam, isik materi, sosial/organisasi, motivasi, ekonomi. Dua bentuk kapasitas, yakni: 1. Kapasitas untuk mengurangi KERENTANAN: Kapasitas untuk mengurangi kerentanan dapat berupa membangun bangunan yang tahan gempa, melakukan normalisasi sungai, membersihkan saluran air, atau pindah lokasi ke tempat yang lebih aman. 2. Kapasitas untuk melakukan kegiatan TANGGAP DARURAT (RESPON) dan PEMULIHAN dari kondisi tanggap darurat tersebut ke kondisi normal: Kapasitas untuk merespon kondisi tanggap darurat dan pemulihan meliputi persiapan baik secara material maupun secara pengetahuan mengenai bagaimana menghadapi bahaya tersebut. Misalnya saja, bagaimana menyelamatkan diri ketika terjadi bencana, apa yang pertama kali harus dilakukan, siapa yang pertama kali harus ditolong, atau persiapan barang-barang yang diperlukan pada kondisi darurat tersebut.
111
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Pengelolaan Rsko Be ncana Tujuan pengelolaan risiko bencana adalah menguran g i dan mencegah risiko bencana dengan tindakan mengurangi ancaman dan mengurangi kerentanan: 1. Mengurangi Ancaman. Bahaya tetap akan terjadi. Sebagian bahaya alam tidak dapat dicegah agar tidak terjadi, namun kita dapat mengurangi ancamannya. Contoh; penanaman hutan bakau untuk menahan hempasan ombak yang besar. 2. Mengurangi Kerentanan. Hal terpenting dalam pengurangan risiko bencana adalah menurunkan kerentanan sehingga masyarakat menjadi ‘tahan’ (resilience) terhadap bencana. Berbagai perubahan dikarenakan faktor isik, sosial, ekonomi, maupun kondisi geograi menurunkan kemampuan masyarakat untuk mempersiapkan diri maupun menanggulangi dampak akibat bahaya alam. Contoh: membangun rumah dengan struktur yang kuat agar tahan terhadap getaran yang diakibatkan gempa bumi. 3. Memperkuat Kapasitas/Kemampuan. Agar ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana semakin kuat, maka kapasitas yang sudah dimiliki perlu ditingkatkan. Contoh: dalam menghadapi banjir yang bersifat musiman, kelompok masyarakat memiliki posko banjir yang siap dijalankan setiap banjir terjadi. Peningkatan kapasitas dilakukan dengan meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana penanggulangan banjir, pelatihan tanggap darurat bagi relawan dan lain sebagainya. 4. Pengurangan Risiko Bencana adalah tindakan Pencegahan, Mitigasi, dan Kesiapsiagaan yang dilakukan sebelum terjadinya bencana untuk mencegah dan meminimalkan korban jiwa maupun kerugian material. Bisa dilihat dalam Bagan siklus pengelolaan bencana secara komprehensif di bawah ini: 5. Pencegahan adalah upaya untuk menghilangkan maupun mengurangi ancaman bahaya. Contoh: penghijauan, relokasi perumahan warga ke wilayah yang tidak rawan bencana. 112
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
6. Mitigasi adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalkan risiko bencana. Berbeda dengan kesiapsiagaan, upaya mitigasi ini biasanya ditujukan untuk jangka yang panjang. Upaya ini dapat berupa tindakan untuk mengurangi risiko bencana, baik berupa pembangunan isik maupun penyadaran dan peningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana. Contoh: pelatihan untuk membangun gerakan jamaah masjid terhadap ancaman bahaya bencana. Ada dua jenis dan bentuk Mitigasi: •
Mitigasi Struktural: upaya-upaya pengurangan risiko bencana yang lebih bersifat isik. Mitigasi struktural bisa bersifat isik maupun kebijakan. Contoh mitigasi isik: membuat bangunan yang tahan gempa, sehingga ketika bencana gempa terjadi, maka rumah tersebut tidak akan terlalu hancur akibat goncangan gempa. Contoh mitigasi kebijakan: penyusunan Peraturan Daerah tentang Penang- gulangan Bencana.
•
Mitigasi Non-Struktural: segala upaya pengurangan risiko bencana yang dilakukan namun tidak bersifat isik. Biasanya korban jiwa dan kerugian banyak muncul 113
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
akibat masyarakat yang tidak siap dalam menghadapi bencana. Misalnya: penyadaran, peningkatan pengetahuan, peningkatan keterampilan. Bentuk Mitigasi: pemberian pelatihan-pelatihan, sehingga kita lebih siap dalam menghadapi bencana. Dengan meningkatnya pengetahuan kita akan kebencanaan, semakin kita tahu bagaimana menghadapi bencana, semakin kita siap menghadapi bencana tersebut, semakin dapat diminimalkan risiko bencananya. Kesiapsiagaan adalah tindakan membangun respon dan mengefektifkan reaksi terhadap bencana secara cepat dan sistematis. Contoh: membangun sistem peringatan dini, penyiapan jalur evakuasi, mengenali tanda-tanda akan terjadinya. Sebagian upaya untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana:
114
•
Pelatihan mengenai bagaimana menyelamatkan diri sendiri dan orang di sekitar kita ketika terjadi bencana.
•
Membangun kemampuan untuk memberikan pertolongan pertama pada orang yang terluka ketika terjadi bencana.
•
Upaya-upaya yang dilakukan untuk melakukan pemulihan, terutama mental dengan cepat. Seperti memberikan permainan-permainan yang menyenangkan, menulis cerita, menggambar, dan lain sebagainya.
•
Menyiapkan barang-barang yang perlu dipersiapkan untuk dibawa ketika harus melakukan evakuasi. biasanya disebut sebagai DISASTER KIT atau TAS SIAGA BENCANA.
•
Koordinasi antara pihak-pihak terkait, siapa melakukan apa pada saat keadaan darurat, serta bagaimana menyelamatkan diri menuju tempat yang aman (menentukan jalur evakuasi dan tempat evakuasi).
•
EVAKUASI adalah berpindah tempat dari tempat semula yang dianggap tidak aman ke tempat yang dianggap lebih aman. Penyiapan peta untuk jalur evakuasi juga merupakan
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
salah satu upaya dalam peningkatan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana, sehingga memudahkan masyarakat untuk melakukan evakuasi ketika terjadi bencana. Ada beberapa langkah dalam melakukan pengurangan risiko bencana secara efektif dan eisien. Langkah-langkah ini merupakan bagian dari upaya-upaya pencegahan, mitigasi ataupun kesiapsiagaan.
1. Mengkaj dan menla ancaman bahaya Sebagian bahaya adalah bahaya ikutan. Contoh: gempa bumi dan hujan dapat menyebabkan longsor, banjir dapat menyebabkan epidemi penyakit. Umumnya kajian bahaya didasarkan pada pengalaman di masa lampau. Akan tetapi kita tidak boleh melupakan kemungkinan ancaman bahaya lain yang belum pernah terjadi. Semakin jarang bahaya terjadi di suatu daerah, semakin sedikit informasi yang dimiliki. Oleh karena itu, pencarian informasi dari sumber yang handal perlu dilakukan. Misalnya Badan Meteorologi Klimatalogi dan Geoisika BMKG, Pusat geologi, pusat vulkanologi (PVMBG) dan lainnya. Pemahaman mengenai sifat bahaya mencakup pemahaman tentang: •
Bagaimana bahaya tersebut muncul.
•
Kemungkinan terjadinya dan besarannya.
•
Mekanisme kerusakan isik yang diakibatkannya.
•
Elemen-elemen dan aktivitas yang paling rentan.
•
Konsekuensi kerusakan.
Untuk memudahkan dalam melakukan pengenalan dapat digunakan tabel berikut ini: Jenis Ancaman
Penyebab
Tanda peringatan
Kecepatan datangnya bencana
Perkiran besaran, frekuensi, lamanya dan luasnya
Dampak
11
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
2. Mengkaj dan Menla Kerentanan dan Kapastas Masyarakat dapat menyadari kerentanan yang ada dalam menghadapi bencana serta mempunyai kapasitas sumber daya yang dimiliki untuk menghadapinya. Pemahaman yang dimiliki dapat digunakan untuk menentukan tindakan yang harus dilakukan secara tepat dan efektif untuk mengurangi risikonya. Identiikasi tindakan pengurangan risiko bencana didasarkan pada kajian dan penilaian ancaman bahaya, kerentanan dan kapasitas yang sudah dilakukan pada tahap sebelumnya. Masyarakat dapat menyadari kelemahan/kerentanan yang dimilikinya dalam menghadapi bencana serta kapasitas dan sumberdaya yang dimiliki untuk menghadapi bencana. Mengkaji dan menilai kerentanan dan kapasitas. Kondisi Alam
Kondisi Fisik Bangunan
Kondisi Sosial
Kondisi Sikap/ Mental
Kondisi Ekonomi
3. Mengkaj dan Menla Rsko Bencana Kegiatan pengkajian merupakan upaya menilai seberap besar risiko kemungkinan terjadinya bencana yang dihadapi oleh masyarakat. Pengkajian ini dilakukan dengan menggunakan data dan informasi dari: • Hasil kajian dan penilaian ancaman. • Kajian dan penilaian kerentanan dan kapasitas. Bahaya/ Ancaman
Persepsi akan Risiko (didasarkan pada kerentanan dan kapasitas yang ada)
Bobot Risiko
Risiko yang Tindakan Dapat Diterima (Bisa pencegahan, mitigasi maupun kesiapsiagaan)
4. Tndakan Pengurangan Rsko Bencana. Tindakan pengurangan risiko bencana dilakukan untuk: • 11
Mengurangi atau melemahkan ancaman bahaya.
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Identiikasi Ancaman Bahaya
•
Mengurangi kerentanan.
•
Mempertahankan dan atau meningkatkan kapasitas.
Tindakan Identiikasi Pengurangan Kerentanan Ancaman
Tindakan Pengurangan Kerentanan
Identiikasi Kapasitas
Tindakan Peningkatan Kapasitas
Pengurangan Rsko Bencana Berbass Masyarakat (PRBBM) Yang dimaksud PRBBM adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat sebagai pelaku utama untuk mengurangi risiko terjadinya bencana, baik dipicu oleh gejala alam, ulah manusia, mau pun penggabungan keduanya. Tujuannya yaitu, menanggulangi (mengurangi atau menghilangkan) risiko dan dampak bencana, mempunyai ke- siapan (siap siaga), meredam bencana, dan menangani bahaya dengan masyarakat sebagai pelaku utamanya. Pemerintah maupun pihak luar (aktor lain) diposisikan sebagai pendukungnya. Alasan pentingnya PRBBM adalah: 1. Prioritas. Masyarakat setempat adalah yang paling awal menghadapi ancaman dan terkena langsung dampak bencana. 3. Kekuatan sumber daya . Masyarakat memiliki sumber daya yang bisa didayagunakan, sekalipun keadaan darurat. 4. Efektif dan langsung . Masyarakat sebagai aktor utama, menjadikan kerja-kerja penanganan bencana lebih efektif dan eisien (memperlancar pihak lain mendukung upaya penanganan, bila dibutuhkan) 5. Memahami situasi dan kondisi . Masyarakat setempat memahami dengan baik karakteristik wilayahnya, dan mempunyai cara adaptasi yang telah teruji dari waktu ke waktu. 6. Dibentuk sebagai proses yang berkelanjutan. Pratik PRBBM diyakini mendapatkan jaminan atas keberlanjutannya karena dilakukan oleh masyarakat. 11
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
4
PENYUSUNAN RENCANA TINDAK LANJUT
11
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
PENYUSUNAN RENCANA TINDAK LANJUT
PENGANTAR Membuat RTL adalah suatu upaya future pacing, yakni suatu kegiatan untuk membuat sistem neurologis mengenali apa yang harus dilakukan di masa yang akan datang. Artinya, suatu perencanaan harus mampu membuat “calon pelaku”nya membayangkan secara jelas apa yang harus dilakukan. Suatu perencanaan yang tergambar jelas (gamblang) dalam pikiran, akan menciptakan suatu “sirkuit neurologis baru” yang membuat otak mengenali dengan jelas apa yang harus dilakukannya kemudian. Pelatihan sebaiknya ada rencana tindak lanjut sebagai bagian dari optimalisasi hasil capaian dalam pelatihan yang sudah selesai. Hal ini untuk memotivasi peserta pelatihan mempuyai tugas tanggung jawab untuk melanjutkan apa yang diperoleh dalam pelatihan. Dalam konteks pelatihan ini, rencana tindak lanjut dilakukan sebagai alat untuk melatih dan memotivasi peserta malakukan kegiatan pengurangan risiko iklim dan bencana.
TUJUAN Setelah proses pembelajaran, peserta diharapkan mampu: 1. Melakukan penilaian terhadap sumberdaya 2. Strategi Implementasi rencana tindak lanjut
POKOK BAHASAN 1. Menilai sumber daya yang dimiliki 2. Menyusun rencana kerja operasional
120
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
METODE 1. Curah pendapat pendalaman 2. Penugasan kelompok
WAKTU 240 (4 Jam)
MEDIA DAN PERALATAN 1. Slide, hand out panduan diskusi, lembar tugas 2. Papan tulis/lip chart, kertas plano, spidol, LCD Projector, alat peraga
SUMBER BELAJAR 1. Hasil-Hasil Diskusi Menilai Kerentanan dan Menilai Tindakan 2. Buku Modul Pelatihan Desain Perencanaan LPBI NU
LANGKAH-LANGKAH Langkah 1: Pengantar Fasilitator (30 menit) 1. Jelaskan maksud dan tujuan sessi ini, dengan pokok bahasan dan metode yang digunakan. 2. Fasilitator memberikan penjelasan mengenai dasar-dasar perencanaan, meliputi: •
Pengertian dasar tentang perencanaan organisasi
•
Apa manfaat (kegunaan) perencanaan bagi suatu organisasi
•
Prinsip SMART sebagai standar perencanaan yang baik, terstruktur, sesuai kondisi dan logis.
121
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
3. Setelah peserta paham mengenai dasar-dasar perencanaan, lanjutkan dengan penjelasan mengenai cara membuat perencanaan dan langkah-langkahnya, meliputi: •
Penjelasan mengenai hasil dari materi-materi sebelumnya mulai dari menilai kerentanan dan ancaman, strategi tindakan, dan memilih prioritas. Tekankan bahwa tidak semua strategi akan dibuat perencanaan. Strategi yang paling prioritas yang akan dibuat perencanaan.
•
Jelaskan langkah mengenai penyusunan perencanaan, meliputi; menilai sumberdaya dan menyusun rencana tindak lanjut, dan bagaimana cara mengisinya.
4. Setelah penjelasan selesai, buka diskusi untuk memperdalam materi ini. Pastikan bahwa peserta benar-benar paham dan kemungkinan dapat melakukannya.
Langkah 2: Penyusunan Perencanaan (90 menit) 1. Bagi peserta menjadi beberapa kelompok sesuai kebutuhan. Sebisa mungkin kelompok tetap seperti elompok sebelumnya. Ini terkait dengan pemahaman masalah yang dibahas pada materi-materi sebelumnya. 2. Kemudian berikan instruksi mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan oleh tiap kelompok. 3. Minta hasil diskusi di tulis pada kertas plano (atau jika ada, tulis pada laptop) untuk dipresentasikan.
Langkah 3: Pleno dan Perbaikan hasil diskusi 30 menit) 1. Minta tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. Yang dilakukan secara bergiliran. Setelah selesai ajak seluruh peserta mendalami hasil diskusi yang memerlukan penjelasan lebih rinci dan perbaikan-perbaikan. 2. Minta peserta untuk mengerjakan tugas mengecek kembali hasil perencanaan yang sudah dibuat sebelumnya apakah benar-benar sudah tepat, sesuai kondisi, logis, dan terstruk122
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
tur. DIskusikan bersama peserta perbaikan dari hasil diskusi yang sudah dilakukan. 3. Berikan penekanan terhadap aspek-aspek yang dianggap penting dan menjadi kebutuhan peserta. Kemudian tutup sessi ini dengan gerakan-gerakan yang membuat suasana lebih segar.
PANDUAN DISKUSI 1. DASAR-DASAR PERENCANAAN PENGERTIAN: Perencanaan adalah usaha sistematis untuk memecahkan masalah yang dihadapi atau mewujudkan impian agar mencapai kondisi sesuai yang diinginkan sesuai dengan fakta lapangan.
PRINSIP: Perencanaan yang dibuat harus mengikuti prinsip-prinsip perencanaan yang benar dan dilakukan secara partisipatoris.
STANDAR: Perencanaan harus mengikuti standar SMART: •
Spesiic (khusus), rumusan masalah yang direncanakan harus kongkrit, khusus, dan jelas
•
Measurable (terukur), rumusan yang direncanakan harus terukur, ada indikator (ukuran) hasil yang jelas dan bisa diketahui
•
Achievable (terwujud). Perencanaan harus dapat diwujudkan, bukan angan-angan, mimpi atau mustahil
•
Realistic, perencanaan harus dapat dilakukan baik menyangkut pertimbangaan sumber daya, akses, dan kondisi sosial.
•
Time Bound, perencanaan harus jelas batas waktunya sebagai sebuah rujukan. 123
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
2. TINDAKAN MEMPERTIMBANGKAN SUMBER DAYA PENGERTIAN: Sumberdaya adalah sesuatu yang dibutuhkan dalam mengimplementasikan kegiatan. Sumberdaya ini meliputi: manusia, fasilitas dan dana.
CARA PENGISIAN MATRIK •
Starategi Tindakan yang Direncanakan adalah pilihan tindakan prioritas.
•
Sumberdaya yang dibutuhkan adalah sumberdaya yang akan digunakan untuk mendukung realisasi dari tindakan yang direncanakan.
•
Sumberdaya yang tersedia. Biasanya tidak semua sumberdaya kita miliki (tersedia). Oleh karena itu sumberdaya yang tidak dimiliki (tersedia) untuk menutup ketidaktersediaan sumberdaya yang harus dipenuhi.
•
Sumberdaya manusia, meliputi: keahlian, ketrampilan, tenaga kerja
•
Sumbedaya material/isik, meliputi: alat transportasi, peralatan pelatihan, tempat kegiatan, dan lainnya)
•
Sumberdaya dana, dana yang dimiliki dan dana dari pihak luar.
STRATEGI TINDAKAN YANG DIRENCANAKAN
124
SUMBERDAYA Sumberdaya yang Dbutuhkan SDM
Fsk
Dana
Sumberdaya yang Terseda SDM
Fsk
Dana
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
3. MENYUSUN MATRIK PROGRAM PENGERTIAN: Penjelasan dan penjabaran singkat program yang disusun berdasar cara berpikir logis yang menjelaskan mengapa ingin membuat kegiatan, apa maksud yang hendak dicapai, apa yang ingin dihasilkan, bagaimana cara bekerja untuk mencapai hasil, apa saja indicator keberhasilan, Faktor-faktor apa yang yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan di luar kemampuan pengelola kegiatan.
LOGIKA BERPIKIR LOGIS •
Jika kegiatan-kegiatan dilakukan maka hasil-hasil kegiatan tercapai
•
Jika Hasil-hasil kegiatan tercapai, maka tujuan-tujuan program tercapai
•
Jika tujuan-tujuan program tercapai, maka cita-cita tercapai
CARA PENGISIAN MATRIK •
Strategi. Strategi adalah cara untuk mencapai tujuan. Tujuan terbagi menjadi tiga; yakni: -
Cita-cita. Cita-cita atau tujuan ideal adalah tujuan puncak suatu kegiatan yang diangan-angankan. Dalam sebuah kegiatan atau program cita-cita ini akan dicapai jika memenuhi criteria tujuan-tujuan di bawahnya (Tujuan dan hasil) juga tercapai.
-
Tujuan (Maksud). Tujuan antara (manfaat) yang berdasar pada perubahan pada proses (tahap tertentu. Contoh: peserta pelatihan pasca pelatihan menggunakan pengetahuaan dan ketrampilannya kepada orang lain. Orang lain yang mendapatkan pengetahuaan dan ketrampilan adalah bagian dari tujuan (maksud).
-
Hasil. Tujuan langsung dari proses kegiatan yang dilakukan. Misalnya adalah peserta pelatihan mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan. Peserta yang berubah ini adalah hasil (tujuan langsung) 12
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
STRATEGI
•
Indikator Keberhasilan. Adalah perhitungan keberhasilan dalam sebuah rencana dari tujuan atau kegiatan yang dilakukan. Indikator keberhasilan menyangkut tiga aspek penting yang disebut dengan QQT (quantity, quality, time). Jadi indicator hasil harus menempatkan QQT sebagai sandarannya. Contoh: lima orang mengikuti pelatihan mendapatkan ketrampilan dalam jangka waktu tga hari.
•
Sumber Bukti. Indicator sukses harus dibuktikan dengan beberapa dokumen yang merepresentasikan bahwa ada upaya (kegiatan) yang dilakukan dengan capaian hasil tertentu. Misalnya: foto, daftar hadir, dokumen rekomendasi, dokumen materi, dokumen rapat, dokumen perda yang diadvokasi, dll
•
Faktor yang berpengaruh. Sebuah factor yang mempengaruhi sukses atau gagalnya indicator keberhasilan yang direncanakan. Misalnya: jika pemerintah mendukung, maka advokasi perda lingkungan akan berhasil. INDIKATOR KEBERHASILAN
SUMBER BUKTI
FACTOR YANG BERPENGARUH DARI LUAR
CITA-CITA TUJUAN HASIL
4. PERENCANAAN KEGIATAN CARA PENGISIAN MATRIK Gabungkan dua analisis yang sudah anda buat sebelumnya: penilaian sumberdaya dan matrik program untuk disalin (dicopy) dalam matrik di bawah ini. TINDAKAN CITA-CITA TUJUAN
12
HASIL
TUJUAN
WAKTU
PENJAB
SUMBERDAYA LEMBAGA YANG DIBUTUHKAN PENDUKUNG YANG YANG HARUS TERSEDIA DIPENUHI
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
BAHAN BACAAN DASAR-DASAR PERENCANAAN Menyusun Design Perencanaan
Pengertian: Perencanaan adalah usaha sistematis untuk memecahkan masalah yang dihadapi atau mewujudkan impian agar mencapai kondisi sesuai yang diinginkan sesuai dengan fakta lapangan. Prinsip: Perencanaan yang dibuat harus mengikuti prinsip-prinsip perencanaan yang benar dan dilakukan secara partisipatoris. Standar: Perencanaan harus mengikuti standar SMART: 1. Spesiic (khusus), rumusan masalah yang direncanakan harus kongkrit, khusus, dan jelas 2. Measurable (terukur), rumusan yang direncanakan harus terukur, ada indikator (ukuran) hasil yang jelas dan bisa diketahui 3. Achiavable (terwujud). Perencanaan harus dapat diwujudkan, bukan angan-angan, mimpi atau mustahil 4. Realistic, perencanaan harus dapat dilakukan baik menyangkut pertimbangaan sumberdaya, akses, dan kondisi sosial. 5. Time Bound, perencanaan harus jelas batas waktunya sebagai sebuah rujukan. 12
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Melakukan Monitoring 1. Pengertian Monitoring: Proses pengumpulan informasi bagaimana penggunaan input (masukan) dan proses kegiatan dilaksanakan. 2. Tujuan: untuk menjamin agar pelaksanaan rencana dapat dilaksanakan sesuai dengan yang sudah disepakati. 3. Waktu: Kegiatan monitoring dilaksanakan pada saat perencanaan, pelaksanaan kegiatan. 4. Manfaat: pemahaman terhadap perubahan, proses pembelajaran, identiikasi masalah , proses program, serta mendorong adanya transparansi dan auntabilitas. 5. Cara Melakukan Monitoring: (1) Menentukan tujuan; (2) Menentukan agenda yang harus dipantau; (3) Mengkompilasi dokumen primer yang dimiliki dan atau dokumen skunder; (4) Menentukan baseline pemantauan (aspek apa saja yang harus dipantau); (5) Menentukan metode; (6) Pelaksanaan; (7) Pelaporan
Melakukan Evaluasi 1. Pengertian Evaluasi: Evaluasi tindakan yang dilakukan untuk mengkaji dan menilai hasil dan dampak suatu kegiatan/program. 2. Tujuan: untuk melihat apakah tujuan dan sasaran program sudah tercapai. 3. Waktu: Evaluasi dilakukan setelah program. 4. Manfaat: Mendapatkan masukan terhadap hasil yang diperoleh sebagai bahan untuk perbaikan. 5. Cara Melakukan Evaluasi: (1) Menentukan tujuan; (2) Menentukan agenda yang harus di evaluasi: (3) Menentukan metode (metode evaluasi, metode menganalisa hasil evaluasi, membuat ukuran capaian keberhasilan, menentukan tindakan perbaikan); (4) Pelaksanaan: (5) Penyusunan Laporan
12
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
5
MENUTUP PROSES BELAJAR AKTIF •
EVALUASI PEMBELAJARAN
12
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Sumber: PMI
EVALUASI PEMBELAJARAN PENGANTAR Evaluasi dilakukan untuk meninjau kembali apa yang telah dilakukan. Apakah kegiatan tersebut sesuai dengan perencanaan atau apakah tujuan yang telah ditetapkan tercapai atau tidak. Selain itu, evaluasi juga untuk melihat kekurangan dan apa yang seharusnya dilakukan, serta untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pencapaian suatu program. Evaluasi ini mencakup semua aspek yang terkait dengan kegiatan baik yang bersifat teknis maupun non teknis. Evaluasi yang bersifat teknis biasanya meliputi manajemen kegiatan, manajemen forum, peralatan dan perlengkapan. Sedangkan non teknis biasanya meliputi aspek pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Keduanya merupakan sesuatu yang saling melengkapi. Proses membangun pengetahuan, sikap dan ketrampilan jika tidak ditopang dengan aspek-aspek teknis kemungkinan akan sulit dilakukan. 130
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Jadi, dengan evaluasi setiap orang yang terlibat dalam kegiatan dapat mengukur diri dan mengetahui apa yang seharusnya dilakukan. Evaluasi dilakukan secara keseluruhan yaitu meliputi proses kegiatan, materi, narasumber, fasilitator, keaktifan peserta, sarana pelatihan, dan pelayanan penyelenggaraan kegiatan.
TUJUAN Setelah proses pembelajaran, peserta diharapkan mampu: 1. Melakukan penilaian terhadap pengetahuan peserta terhadap seluruh materi pelatihan 2. Melakukan penilaian manajemen dan proses pelatihan 3. Melakukan penilaian fasilitas pendukung pelatihan 4. Melakukan penilaian daya serap terhadap materi pelatihan 5. Melakukan penilaian fasilitas/pendukung pelatihan
POKOK BAHASAN 1. Test akhir 2. Menilai manajemen dan proses pelatihan 3. Menilai fasilitas pendukung pelatihan 4. Menilai daya serap terhadap materi pelatihan 5. Menilai fasilitas/pendukung pelatihan
METODE 1. Penjelasan Evaluasi 2. Penugasan
WAKTU 90 Menit (1,5 Jam)
131
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
METODE 1. Penjelasan Evaluasi 2. Penugasan
MEDIA DAN PERALATAN 1. Slide, lembar post test, lembar evaluasi. 2. Papan tulis/lip chart, kertas plano, spidol, LCD Projector, alat peraga
SUMBER BELAJAR Handout Evaluasi
LANGKAH-LANGKAH Langkah 1: Post Test (20 menit) 1. Berikan penjelasan tentang maksud dan tujuan dilakukan tes akhir. Kemudian sebarkan lembar tes akhir kepada seluruh peserta. (tes akhir adalah upaya untuk mengukur hasil capaian hasil peserta dari aspek pengetahuan. Materi test akhir sama dengan tes awal. Tes akhir dilakukan di akhir pelatihan. Hasil dari post test ini akan diperbandingkan dengan hasil tes awal. Dari perbandingan ini akan diketahui apakah pengetahuan peserta meningkat selama proses pelatihan berlangsung) 2. Minta peserta mengisi tes dengan serius. Tekankan jika tes akhir ini akan dinilai sebagai bentuk capaian hasil pelatihan dari aspek pengetahuan, sehingga diharapkan peserta menjawabnya dengan serius dan penuh tanggungjawab. 3. Sesudah selesai, minta relawan untuk mengumpulkan untuk dilihat hasilnya oleh fasilitator. 4. Hasil tes awal dan tes akhir akan dikabarkan kepada setiap peserta setelah evaluasi akhir.
132
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Langkah 2: Evaluasi Akhir Pelatihan (60 menit) 1. Fasilitator menjelaskan tujuan, pokok bahasan, metode dan hasil yang ingin dicapai dalam sesi materi ini. 2. Memberikan penjelasan mengenai pentingnya evaluasi bagi sebuah pelatihan agar diketahui kelemahan dan kelebihannya untuk perbaikan pelatihan masa yang akan datang. 3. Fasilitator membagikan kertas form evaluasi kepada semua peserta. Minta peserta mengisi form tersebut. Setelah selesai minta hasil penilaian tersebut diberikan kepada peserta yang ada disampingnya. 4. Berdasarkan hasil pengisian form, kemudian ajak seluruh peserta untuk melakukan curah pendapat untuk lebih menggali secara mendalam evaluasi hasil capaian pelatihan. Hasil dari evaluasi ini menjadi rekomendasi kepada penyelenggara pelatihan untuk bahan perbaikan. 5. Sampaikan harapan-harapan tentang kegunaan pelatihan dan pentingnya melakukan aktiitas tindak lanjut agar pelatihan ini bermanfaat (capaian outcomes). 6. Tekankan lebih lanjut bahwa menjadi bagian sebagai pejuang kemanusiaan adalah tugas mulia dan bermanfaat bagi dirinya dan orang-orang yang ada disekitarnya.
PANDUAN EVALUASI 1. LEMBAR EVALUASI PELATIHAN AKHIR NILAI
KETERANGAN
1
Buruk
2
Kurang
3
Cukup
4
Bagus
5
Memuaskan
133
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Kuisioner ini dipergunakan untuk perbaikan berkelanjutan, mohon diisi dengan sungguh-sungguh. Jika anda lupa atau ragu, sebaiknya dikosongkan saja
134
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
2. TAMBAHAN PANDUAN EVALUASI UNTUK HARIAN
13
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
DAFTAR PUSTAKA Boden, T.A., G. Marland, and R.J. Andres. “Global, Regional, and National Fossil Fuel CO2Emissions”. Carbon Dioxide information Analysis Center (CDIAC). Oak Ridge National Laboratory, U.S. Department of Energy, Oak Ridge, Tenn., U.S.A. Cook, Jonathan, Adaptation options. Presentation prepared for WWF-US Adaptation Workshop Training in Indonesia. WWF, 2011. Darwin, R.F. and R.S.J Tol, ‘Estimates of the Economic Efect of Sea Level Rise’, Environmental and Resource Economics, 19 (2), 113-129, 2001. Fakhruddin M. Mangunjaya, dkk. Menanam Sebelum Kiamat, Conservation International Indonesia, Jakarta, 2007. Fakta, Perubahan Iklim Dan Efek Rumah Kaca : Global Warming http://www. anekanews.com, Mei, 2011 Fish, Marianne, Incorporating Climate Adaption in Marine Conservation Planning, Presentation prepared for WWF-US Adaptation Workshop Training in Indonesia, WWF, 2011. Handout Pelatihan Pengelolaan Risiko bencana Bberbasis Komunitas-Nahdlatul Ulama, CBDRMNU-ITB, AIP Kemitraan Australia Indonesia, 2008, Jakarta Hasil Masukan Uji Materi Panduan Integrasi Adaptasi Perubahan Iklim dan Pen- gurangan Risiko Bencana, 8 Desember di Yogyakarta dan 28 Pebruari di Surabaya. Houghton, R.A. “Carbon Fluxto the Atmosphere from Land-Use Changes: 18502005.” In TRENDS: A Compendium of Data on Global Change. Carbon Dioxide Information Analysis Center, Oak Ridge National Laboratory, U.S. Department of Energy, Oak Ridge, Tenn., U.S.A. 2008. 13
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
International Energy Agency (IEA), 2008. CO2 Emission From Fuel Combustion (2008 Edition). Paris, France: OECD/IEA. Investing in a Safer Future: A Disaster Risk Reduction policy for the Australian Aid Program, AusAID, 2009. IPCC, SRES (Special Reports on Emission Scenarios), 2001. IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change), Climate Change 2007: The Physical Science Basis. Summary for Policy Makers, Contribution of Working Group I to the Fourth Assessment Report of the Intergovrnmental Panel on Climate Change. Paris, February 2007. http://www. ipcc.ch/, 2007. Kerangka Aksi Hyogo Frame Work: Pengurangan Risiko Bencana 2005-2015 Mem- bangun Ketahanan Bangsa dan Komunitas Terhadap Bencana, Penerbit Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI), Cetakan Keempat, Tahun 2008 Keterkaitan Perubahan Iklim Dengan Bencana Ekologis Sumber : www.akarfoun- dation.org dikutip dari New Scientist, edisi 23 September 2009. Levine, Elliot and Matthews, John, Assessing Vulnerability & Identifying Opportunities, Presentation Prepared for WWF-US Adaptation Workshop Training in Indonesia, WWF, 2011. Manual Pelaksanaan Pengelolaan Risiko Bencana, CBDRMNU, CBDRMNU-ITB, AIP Kemitraan Australia Indonesia ,2007, Jakarta Manual Pelaksanaan Pengelolaan Risiko Bencana, CBDRMNU, 2007, Jakarta. Martin, Shaun, Integrated Approaches for Adaptation, Presentation Prepared forWWF-US Adaptation Workshop Training in Indonesia, WWF, 2011. Martin, Shaun, Key Concepts in Climate Change Adaptation, Pre13
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
sentation pre- pared for WWF-US Adaptation Workshop Training in Indonesia, WWF, 2011. McGray, Heather, Weathering the Storm: Options for Framing Adaptation and De- velopment. World Resources Institute, 2007. Modul Pelatihan Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas-Nahdlatul Ula- ma, Tim CBDRMNU, CBDRMNU ITB, AIP Kemitraan Australia Indonesia, 2008, Jakarta Modul Pelatihan Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas-Nahdlatul Ulama, CBDRMNU, 2008, Jakarta. Modul Training of Trainer PBDRMNU, Tim CBDRMNU, CBDRMNU-ITB, AIP Kemitraan Australia Indonesia 2007, Jakarta. Modul Training of Trainer PBDRMNU, Tim CBDRMNU, 2007, Jakarta. National Wildlife Federation, Scanning the Conservation Horizon: A Guide to Cli- mate Change Vulnerability Assessment, 2011. NOAA Oice of Ocean and Coastal Resource Management, Adapting to Climate Change: A Planning Guide for State Coastal Managers, 2010. Pelatihan Manajemen Bencana, UNDP-UPN VETERAN-2006, Yogyakarta. Pemanasan Global, www.wikipedia.org , 27 Maret 2012. Pemanasan Global dan Perubahan Iklim, http:// www.ofm-jpic. org / globalwarming /pdf / indonesian.pdf, Dipersiapkan oleh Kelompok Kerja Pemanasan Global dari Para Promotor KPKC, Roma, Maret 2002. Pengkajian Energi Universitas Indonesia (PEUI), 2006. Perubahan Iklim: Pemanasan Global dan Efek Rumah Kaca, http:// perubahan- iklim-global.blogspot.com, November, 2011
13
PDF Compressor Pro PANDUAN PELATIHAN : ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA “Mengintegrasikan Kemampuan Adaptif Masyarakat dalam Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana“
Pirade, Hendry dan Sultonul Huda, Materi Pelatihan dalam Design Program Train- ing yang dilaksanakan oleh LPBINU, Tahun 2008 dan Tahun 2009. Posavac, Emil J. and Raymond G. Carey, Program Evaluation, Methods and Case Studies, Fourth Edition, Prentice Hall Englewood Clifs, New Jersey, 1992. Price, Jef and Martin, Shaun, Five things you need to know about climate change, Presentation Prepared for WWF-US Adaptation Workshop Training in Indonesia, WWF, 2011. RAN PRBN PRB 2010-2012, oleh Bappenas RI. Schipper, Lisa, Meeting at the crossroads?: Exploring the linkages between climate change adaptation and disaster risk reduction. Climate and Development , Earthscan, 2009. Stern, Nicholas, Stern review on the economics of climate change. UK Treasury, Australia, 2006. Study Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC): 2007. Syadzili, Fawaid, dkk, Membangun Ketahanan Masyarakat Menghadapi Bencana: Perspektif Islam Tentang Pengurangan Risiko Bencana. Jakarta CBDRM-NU,2008. The 1995 IPCC Report: Broad Consensus or “Scientiic Cleansing”?. UNDP-Indonesia. 2007. Sisi Lain Perubahan Iklim-Mengapa Indonesia harus Beradaptasi untuk Melindungi Rakyat Miskinnya Wacana, P. 2009. Bencana Ekologis sebagai Dampak Perubahan Iklim Global dan Upaya Peredaman Risiko Bencana. Available at: www.psmbupn.org/arti cle/. Diakses tanggal 9 Januari 2009. http://www.bakosurtanal.go.id/2002/survei-bakosurtanal http://www.statistik.dkp.go.id
13