MEMBENTUK AKHLAK PRIBADI MAHASISWA AMIKOM MELALUI AGAMA SESUAI PENERAPAN PANCASILA SILA PERTAMA
Disusun Oleh : Nama
: Muhammad Rinaldy Radiany
NIM
: 11.11.5010
Jurusan
: Teknik Informatika
Kelompok
:D
Dosen
: Drs Tahajudin S
Untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Pendidikan Pancasila STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011
ABSTRAK Di dalam Pancasila terkandung banyak nilai di mana dari keseluruhan nilai tersebut terkandung di dalam lima garis besar dalam kehidupan berbangsa negara. Perjuangan dalam memperebutkan kemerdekaan tak jua lepas dari nilai Pancasila. Sejak zaman penjajahan hingga sekarang, kita selalu menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila tersebut. Pembentukan Akhlak penting sekali disini sesuai dengan Pancasila sila pertama yaitu “Ketuhanan Yang Maha Esa”.Sejak jaman purbakala orang Indonesia mengetahui dan percaya tentang Ada yang mutlak sebagai Maha Pencipta,yang disebut Tuhan.Suatu hal yang sangat menarik perhatian adalah sifat toleransi bangsa Indonesia.Ajaran agama,bahwa semua manusia adalah makhluk Tuhan dan harus saling menghargai,telah membawa ketentraman dalam hubungan antara agama-agama yang hidup di Indonesia.
KATA PENGANTAR
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tanpa halangan suatu apapun.Sesungguhnya segala pujian hanya milik Allah semata.Kami memuji-Nya,memohon pertolongan dan meminta ampun kepada-Nya.Kami berlindung kepada Allah dari keburukan diri-diri kami dan kejelekan amal-amal perbuatan kami.Barangsiapa diberi hidayah oleh Allah niscaya tiada seorangpun yang dapat menyesatkannya.Dan barangsiapa disesatkan oleh-Nya niscaya tiada seorangpun yang dapat memberinya petunjuk.Saya bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah,dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas untuk memenuhi persyaratan mata kuliah pendidikan pancasila di STMIK Amikom Yogyakarta. Dalam makalah ini penulis menjelaskan tentang MEMBENTUK AKHLAK PRIBADI MAHASISWA AMIKOM MELALUI AGAMA SESUAI PENERAPAN PANCASILA SILA PERTAMA.Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan pada teknis penulisan maupun materi dikarenakan akan kemampuan yang dimiliki penulis.Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan demi kesempurnaan pembuatan makalah ini.
Yogyakarta,23 Oktober 2011
Penulis
i
DAFTAR ISI Kata Pengantar…………………………………………………………………………..
i
Daftar Isi…………………………………………………………………………………
ii
PENDAHULUAN………………………………………………………….
1
A. Latar Belakang Masalah………………………………………………..
1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………
1
PEMBAHASAN……………………………………………………………
2
A. Pengertian Pancasila……………………………………………………
2
B. Pancasila sebagai kepribadian bangsa…………………………………
6
PENUTUP………………………………………………………………….
9
A. Kesimpulan……………………………………………………………..
9
B. Saran…………………………………………………………………….
9
BAB I
BAB II
BAB III
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………
10
ii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai bangsa Indonesia, kita tentu mengetahui dasar negara kita yang terkenal akan kesakralannya, yang terkenal dengan semboyannya “Bhinneka Tunggal Ika”. Di mana simbolnya merupakan lambang keagungan bangsa Indonesia yang terpancar dalam bentuk Burung Garuda. Simbol di dadanya merupakan pengamalan hidup yang menjadikan Indonesia benar-benar khas ideologi dari bangsa Indonesia. Itulah lambang negara kita, pengamalan sekaligus ideologi kita, Pancasila. Di dalam Pancasila terkandung banyak nilai di mana dari keseluruhan nilai tersebut terkandung di dalam lima garis besar dalam kehidupan berbangsa negara. Perjuangan dalam memperebutkan kemerdekaan tak jua lepas dari nilai Pancasila. Sejak zaman penjajahan hingga sekarang, kita selalu menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila tersebut. Indonesia hidup di dalam berbagai macam keberagaman, baik itu suku, bangsa, budaya dan agama. Dari ke semuanya itu, Indonesia berdiri dalam suatu keutuhan. Menjadi kesatuan dan bersatu di dalam persatuan yang kokoh di bawah naungan Pancasila dan semboyannya, Bhinneka Tunggal Ika. Tidak jauh dari hal tersebut, Pancasila membuat Indonesia tetap teguh dan bersatu di dalam keberagaman budaya. Dan menjadikan Pancasila sebagai dasar kebudayaan yang menyatukan budaya satu dengan yang lain. Karena ikatan yang satu itulah, Pancasila menjadi inspirasi berbagai macam kebudayaan yang ada di Indonesia. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana sejarah Pancasila? 2. Apakah benar kita adalah bangsa besar yang religious,bertoleransi tinggi dan hal-hal baik lainnya?
1
BAB II KEBERADAAN PANCASILA DAN SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA
A. Pengertian Pancasila Istilah
Pancasila
yang
sekarang
telah
menjadi
nama
resmi
Dasar
Filsafat
Negara,dahulunya mempunyai proses perkembangan,baik ditinjau dari segi bahasa maupun sejarahnya,dari segi penulisan maupun penggunaannya.Oleh karena itu,istilah Pancasila ini akan dibahas secara etimologos,historis,dan secara terminologis 1. Secara Etimologis Secara etimologis atau menurut loghatnya Pancasila berasal dari bahasa India,yakni bahasa Sanskerta,bahasa kasta Brahmana,sedangkan bahasa rakyat jelata ialah Prakerta (Ismaun,Tinjauan Pancasila Dasar Filsafat Negara Republik Indonesia). Menurut Muhammad Yamin,di dalam bahasa Sanskerta perkataan Pancasila ada dua macam arti,yaitu : Panca
:artinya “Lima”
Syila
:dengan huruf I biasa (huruf I pendek),artinya “batu sendi”,”alas” atau “dasar”
Syiila
:dengan
huruf
i
panjang
artinya
“peraturan
tingkah
laku
yang
penting/baik/senonoh”.Dari kata “syiila” ini dalam bahasa Indonesia menjadi “susila”,artinya “tingkah laku yang baik”. Dengan uraian di atas maka perkataan “Panca-Syila” dengan huruf i satu (biasa) berarti “berbatu sendi yang lima”,”berdasar yang lima” atau “lima dasar”.Sedangkan Panca-Syiila (dengan huruf Dewanagari,dengan huruf i dua (panjang) berarti “lima aturan tingkah laku yang penting”.
2
2. Secara Historis Secara historis istilah Pancasila mula-mula dipergunakan oleh masyarakat India yang memeluk agama Budha,Pancasila berarti “lima-aturan” atau “Five Moral Principles” yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh para penganut biasa (awam) agama Budha,yang dalam bahasa aslinya,yaitu bahasa Pali “Panca-Sila”,yang berisi lima larangan atau lima pantangan yang bunyinya menurut encyclopedia atau kamus-kamus Buddhisme adalah sebagai berikut (Zainal Abidin Ahmad,termuat dalam bukunya Ismaun. Tinjauan Pancasila Dasar Filsafat Negara Republik Indonesia): a. Panatipata veramani sikkhapadam samadiyami.Artinya Janganlah mencabut nyawa setiap yang hidup.Maksudnya dilarang membunuh. b. Adinnadana veramani sikkhapadam samadiyami.Artinya Janganlah mengambil barang yang tidak diberikan.Maksudnya dilarang mencuri. c. Kameshu
micchacara
veramani
sikkhapadam
samadiyami.Artinya
Janganlah
berhubungan kelamin yang tidak sah denga perempuan.Maksudnya dilarang berzina. d. Musawada
veramani
sikkhapadam
samadiyami.Artinya
Janganlah
berkata
palsu.Maksudnya dilarang berdusata. e. Sura-meraya-majja-pamadatthana
veramani
sikkhapadam
samadiyami.Artinya
Janganlah meminum minuman yang menghilangkan pikiran.Maksudnya dilarang minum minuman keras. Jadi pertama kali istilah Pancasila digunakan untuk memberi nama rumusan lima dasar moral dalam agama Budha. Perkembangan selanjutnya istilah Pancasila masuk dalam khazanah kesusasteraan JawaKuno pada zaman Majapahit di bawah raja Hayam Wuruk dan patih Gajah Mada.Istilah Pancasila terdapat dalam buku keropak Negarakertagama,yang berupa syair pujian ditulis oleh pujangga istana bernama Empu Prapanca selesai pada tahun 1365,yakni di dalam sarga 53 bait ke 2 yang berbunyi sebagai berikut : “Yatnanggegwani pancasyila kertasangskarabhisekaka-krama”.
3
Artinya: (Raja) menjalankan dengan setia kelima pantangan (Pancasila) itu begitu pula upacara-upacara ibadat dan penobatan-penobatan. Selain terdapat dalam buku Negarakertagama yang masih dalam zaman Majapahit istilah Pancasila juga terdapat dalam buku Sutasoma karangan Empu Tantular.Dalam buku Sutasoma ini istilah Pancasila di samping mempunyai arti “berbatu sendi yang lima” (dari bahasa sanskerta) juga mempunyai arti “pelaksanaan kesusilaan yang lima” (Pancasila Krama), yaitu : 1. Tidak boleh melakukan kekerasan 2. Tidak boleh mencuri 3. Tidak boleh berjiwa dengki 4. Tidak boleh berbohong 5. Tidak boleh mabuk minuman keras Demikianlah perkembangan istilah “Pancasila”,dari bahasa Sanskerta menjadi bahasa Jawa-Kuno yang artinya tetap sama terdapat pada zaman Majapahit.Karena di zaman Majapahit hidup berdampingan secara damai kepercayaan tradisi agama Hindu Syiwa dan agama Budha Mahayana dan campurannya Tantrayana.Sedangkan Empu Prapanca sendiri kemudian juga menjabat “Dharmadyaksa ring Kasogatan”.yaitu Penghulu/Kepala Urusan Agama Budha. Sesudah Majapahit runtuh dan Islam tersebar ke seluruh Indonesia,sisa-sisa dari pengaruh ajaran moral Budha yaitu Pancasila,masih terdapat juga dikenal dalam masyarakat Jawa sebagai lima larangan (pantangan,wewaler,pamali),dan isisnya agak lain,yang disebut dengan singkatan “Ma-Lima” yaitu lima larangan,yang dimulai dengan awal kata “Ma”.Lima larangan tersebut adalah: Mateni
: artinya membunuh
Maling
: artinya mencuri
Madon
: artinya berzina
Madat
: artinya menghisap candu 4
Main
: artinya berjudi
Lima larangan moral atau “Ma-Lima” ini dalam masyarakat Jawa masih dikenal dan masih juga menjadi pedoman moral,tetapi namanya sekarang bukanlah Pancasila tetap dengan nama “Ma-Lima”. 3. Secara Terminologis Secara terminologis atau berdasarkan istilahnya yang digunakan di Indonesia,dimulai sejak siding Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 1 Juni 1945.Istilah Pancasila dipergunakan oleh Bung Karno untuk memberi nama pada lima dasar atau lima prinsip Negara Indonesia Merdeka yang diusulkannya.Sedangkan istilah tersebut,menurut Bung Karno sendiri adalah dibisikkan dari temannya seorang ahli bahasa. Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia Merdeka dan keesokan harinya tanggal 18 Agustus 1945 disahkanlah Undang-Undang Dasar 1945 yang sebelumnya masih merupakan Rancangan Hukum Dasar serta dalam Pembukaan-nya memuat rumusan Lima Dasar Negara Republik Indonesia yang diberi nama Pancasila.Sejak saat itulah Pancasila secara resmi atau secara formal masuk ke dalam bahasa Indonesia walaupun di dalam Pembukaan UUD 1945 itu tidak disebutkan nama Pancasila.Pancasila dalam Pembukaan ini sebagai dasar negara,oleh karena itu istilah Pancasila artinya Lima-Dasar,yang dimaksud ialah salah satu dasar negara yang terdiri atas lima unsur yang menjadi satu kesatuan Dasar Filsafat Negara Republik Indonesia yang isinya sebagaimana tertera dalam alinea keempat bagian akhir pembuka UUD 1945. Pancasila dalam bahasa Indonesia dan secara yuridis yang dimaksudkannya adalah : 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan
yang
dipimpin
oleh
hikmat
kebijaksanaan
dalam
permusyawaratan/perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
5
B. Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa Menurut Dewan Perancang Nasional,kepribadian Indonesia adalah “keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia yang membedakan bangsa Indonesia dari bangsa lain”.Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia adalah pencerminan dari garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia dan dipengaruhi oleh tempat,lingkungan,dan suasana waktu sepanjang masa. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa.Sejak jaman purbakala orang Indonesia mengetahui dan percaya tentang Ada yang mutlak sebagai Maha Pencipta,yang disebut Tuhan.Suatu hal yang sangat menarik perhatian adalah sifat toleransi bangsa Indonesia.Ajaran agama,bahwa semua manusia adalah makhluk Tuhan dan harus saling menghargai,telah membawa ketentraman dalam hubungan antara agama-agama yang hidup di Indonesia(Kansil,1986,hlm. 83-84). Situasi kehidupan beragama yang demikian telah mendapatkan kritik yang sangat pedas dari Farid (dalam Jurnal Filsafat Pancasila No. 4,Thn. V,Desember 2000).Ia mengatakan bahwa masyarakat Indonesia adalah bangsa bertuhan,beragama,mengerti kehidupan batiniah,memiliki tradisi keagamaan yang mendarah daging sejak nenek moyang,yang dengan bangga selalu dipermalukan ke anak cucu.Dikatakan bahwa kita adalah bangsa besar yang religious,yang menghayati Tuhan sebagai merembesi kehidupan,mementingkan Ukhrawi,toleransi tinggi,dan hal-hal baik
lainnya.Namun kenyataannya
jauh dari
harapan,karena keagamaan dihayati terlepas dari religiusitasnya. Bagaimana dapat dianggap religious jika hanya karena tidak sekeyakinan seseorang dapat sangat membenci saudara sebangsa,bermusuhan hanya karena beda nama Tuhan,dan beperang atas nama agama dengan cara-cara tekutuk.Siapakah kita ini?benarkah itu jatidiri? Agama yang sesungguhnya menyediakan dasar orientasi hidup yang mantap,telah gagal dimaknai sehingga tidak menjanjikan apa-apa.Aqidah atau keyakinan yang menjadi akar bahkan ruh agama dan berperan menggerakkan hidup dengan cara-cara bermutu,telah tercabut dari hati dan pikiran.Agama kemudian tak lebih dari barang warisan yang harus dirawat sekedar menjaga perasaan pewaris. Berbagai keruwetan hidup yang telah dipaparkan di atas merupakan situasi batas.Situasi batas yang mendorong pada penyadaran eksistensi,dan pada ujungnya mengantarkan 6
kesadaran akan yang Transeden.Dalam hal ini Pancasila yang kandungan nilainya bersifat luhur berfungsi sebagai ungkapan sekaligus sebagai jawaban kehidupan keagamaan,masalah kemanusiaan,keadilan Pancasila.Demikian
dan ini
kenegaraan karena
menemukan
Pancasila
aksentuasinya
sebagai
kepribadian
dalam
rumusan
bangsa.Namun
demikian,Pancasila juga sekaligus memeberikan jawaban atas persoalan hidup yang dihadapi bangsa Indonesia.Ia menjadi cermin kehidupan dan tempat pendasaran nilai-nilai yang hendak diaplikasikan,dan juga memberi jawab soal makna dan tujuan hidup. Kenyataan ini mensyaratkan perlunya peran dinamis dari manusia Indonesia untuk memperkaya wawasan nilai-nilai Pancasila.Maka dari itu Pancasila tidak hanya mendorong untuk berpikir,tetapi juga mendorong tindakan keputusan mengenai kehidupan berbangsa dan bernegara dengan bahan yang diberikan oleh Pancasila untuk dipikirkan. Prinsip sila Ketuhanan Yang Maha Esa(dalam pidato 1 Juni 1945 berada di dalam urutan pertama) dimaksudkan oleh Bung Karno supaya bukan saja bangsa Indonesia bertuhan,tetapi masing-masing orang Indonesia bertuhan Tuhannya sendiri.Negara memberi kebebasan kepada setiap orang untuk menyembah Tuhannya dengan cara yang leluasa,dengan perkataan lain setiap orang dipersilahkan menyembah Tuhannya sesuai dengan agama dan keyakinannya. “Saudara-saudara,apakah prinsip ke-5? Saya telah mengemukakan empat prinsip: 1. Kebangsaan Indonesia; 2. Internasionalisme atau perikemanusiaan; 3. Mufakat atau demokrasi, dan 4. Kesejahteraan Sosial.Prinsip kelima hendaknya: Menyusun Indonesia merdeka dengan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Prinsip Ketuhanan! Bukan saja bangsa Indonesia bertuhan,tetapi masingmasing orang Indonesia hendaknya bertuhan Tuhannya sendiri.Yang Kristen menyembah menyembah Tuhan menurut petunjuk Isa al Masih.Yang Islam bertuhan menurut Nabi Muhammad SAW,orang Budha menjalankan ibadahnya menurut kitabkitab yang ada padanya.Tetapi marilah kita semuanya bertuhan.Hendaknya Negara Indonesia ialah negara yang tiap-tiap orangnya dapat menyembah Tuhannya dengan cara yang leluasa.Segenap rakyat hendaknya bertuhan secara kebudayaan,yakni dengan tiada „egoisme agama‟.Dan hendaknya negara Indonesia satu Negara yang bertuhan!”(Yapeta Pusat,1995,hlm. 63 s.d. 64).
7
Dari uraian ini jelas bahwa Soekarno telah berpikir ke depan bahwa Negara harus memberi
kebebasan
kepada
setiap
warganya
untuk
memeluk
agama
dan
keyakinannya,sebagaimana tuntutan hak-hak asasi manusia.Kemudian Bung Karno lebih dari dua kali menggunakan kata hendaknya daripada kata harus dan wajib.Apakah di sini Bung Karno memberi tempat kepada setiap warga negara yang belum bertuhan supaya bertuhan.Atau lebih lanjut kalimat “Hendaknya negara Indonesia ialah Negara yang tiap-tiap orangnya dapat menyembah Tuhannya…”,memberi kesan belum semua orang Indonesia bertuhan.Hal ini mengingat kayakinan untuk sampai kepada (adanya) Tuhan tidak dapat dipaksakan.Dengan demikian apabila selanjutnya secara jujur manusia Indonesia tetap belum sampai untuk mengakui adanya Tuhan,dan kemudian tentu tidak mempunyai salah satu agama/keyakinan,negara Indonesia harus tetap melindungi mereka sebagai warga negara yang sah,sejajar dengan warga negara RI yang lain.Berpikir selangkah lagi,kalau ini yang dimaksudkan Bung Karno maka ia adalah orang negarawan yang sungguh-sungguh memberi kebebasan
warganya
bukan
hanya
sekedar
bebas
untuk
memeluk
agama/keyakinan,melainkan bebas juga untuk bertuhan dan tidak (atau belum) bertuhan. Pada Naskah II Soekarno menyebutkan bahwa di Indonesia ini ada juga orang yang tidak percaya pada adanya Tuhan.Mereka yang tidak percaya kepada (adanya) Tuhan ini jumlahnya kecil.Mereka itu adalah minoritas.Mayoritas rakyat Indonesia percaya kepada (adanya) Tuhan.Termasuk Soekarno sendiri adalah pribadi yang percaya kepada adanya Tuhan dan sekaligus orang yang beragama (Islam).Tetapi di sini ia tidak bersikap terhadap orang yang tidak percaya kepada Tuhan itu.
8
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Pancasila adalah dasar negara Republik Indonesia,ideologi negara Indonesia,sekaligus menjadi pandangan hidup bangsa.Pancasila juga merupakan sumber kejiwaan masyarakat dan Negara Republik Indonesia khususnya bagi mahasiswa AMIKOM.Maka masyarakat Indonesia menjadikan pengalaman Pancasila sebagai perjuangan utama dalam kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan kenegaraan. Pendidikan Pancasila di STMIK AMIKOM Yogyakarta memiliki peranan yang sangat penting,karena merupakan proses awal dari pembentukan akhlak manusia,dan akan berlanjut sampai sampai manusia itu menemui ajalnya. Di dalam Pancasila terkandung nilai-nilai luhur,ajaran-ajaran moral yang kesemuannya itu merupakan penjelmaan dari seluruh jiwa manusia.Oleh karena itu sebagai penerus bangsa harus mengamalkan Pancasila demi kelestariannya B. SARAN Dari uraian-uraian di atas penulis dapat menyarankan : 1. Pancasila sebagai dasar Negara,sebagai ideologi Negara,serta pandangan hidup masyarakat,memiliki nilai-nilai luhur yang merupakan penjelmaan dari seluruh jiwa masyarakat Indonesia.Maka dari itu harus menjunjung tinggi dan mengamalkan silasila dari pancasila tersebut agar akhlak pribadi mahasiswa AMIKOM dapat terbentuk sesuai Pancasila sila pertama. 2. Supaya mahasiswa AMIKOM menyadari keberadaan Pancasila ini penting,maka perwujudan untuk menuju negara yang aman dan sejahtera pasti akan terwujud.
9
DAFTAR PUSTAKA
Bakry, Noor Ms.1997.Pancasila Yuridis Kenegaraan.Yogyakarta: Liberty. Saksono, Ign. Gatut.2007.Pancasila Soekarno.Yogyakarta: CV.URNA CIPTA MEDIA JAYA.
10