Tugas Akhir Penerapan Pancasila Sila Pertama Sampai Sila Keempat di Daerah Gang Waringin 1
Disusun oleh: Nama : Achwan Yusuf NIM : 11.11.5169
Untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah Pendidikan Pancasila STMIK Amikom Yogyakarta Tahun 2011
Di Negara Indonesia, kita mengenal Pancasila sebagai ideology Negara Indonesia. Di alam pancasila terdapat suatu cita-cita bangsa dan ada pula norma-norma untuk mengatur pola kehidupan bernegara. Dan saya akan melakukan suatu pembahasan tentang penerapan Pancasila tersebut terutama sila pertama hingga sila keempat di daerah gang waringin 1. Banyak sekali referensi di dalam buku pancasila dan sosiologi yang menjelaskan tentang Pancasila dan kehidupan bermasyarakat. Namun saya mensintesa bahwa, Pancasila merupakan dasar falsafah untuk setiap warga di Indonesia terutama untuk mengatur pola kehidupan mereka di dalam lingkungan bermasyarakat. Setelah saya mensintesa kemudian saya membahas tentang penerapan Pancasila sila pertama sampai keempat di gang Waringin 1. Dan saya juga membahas tentang kegiatan apa saja yang dilakukan warga di gang Waringin 1 serta bagaimana perkembangan kegiatan tersebut. Saya telah menyimpulkan bahwa pola kehidupan di gang Waringin 1 telah mengamalkan Pancasila dengan baik, dan ada pula suatu usaha untuk memaksilmalkan penerapan Pancasila di gang Waringin 1.
BAB I A. Latar Belakang Di dalam suatu Negara diciptakan suatu ideologi atau tujuan Negara. Dimana seluruh elemen yang ada di dalam suatu Negara tersebutlah yang berperan penting di dalam perwujudan ideologi Negara tersebut. Di Negara Indonesia memiliki suatu ideologi yaitu Pancasila. Di dalam Pancasila terdapat berbagai sila yang baik sekali untuk digunakan di dalam kehidupan. Di dalam Pancasila terdapat lima sila yang saling berkaitan, dan harus dilakukan secara continuos. Namun, untuk mewujudkan Pancasila sangatlah tidak mudah untuk dilakukan untuk masa ini. Karena masa sekarang ini berbeda dengan masa yang dahulu. Masa dahulu pada waktu Indonesia baru merdeka seluruh warga di Indonesia semuanya semangat untuk mengamalkan pancasila demi meyakinkan pada Negara lain bahwa Negara Indonesia sudah merdeka. Namun, untuk masa sekarang warga Negara Indonesia makin berkurang semangatnya di dalam mengamalkan Pancasila. Terbukti suatu saat pasti diantara kita memiliki rasa malas jika harus mengikuti kegiatan kerja bakti yang ada di desa kita, padahal dengan kerja bakti tersebut dapat memupuk rasa persatuan,terkadang kita juga memiliki rasa malas ketika harus beribadah sholat. Selain itu, faktor globalisasi juga mempengaruhi di dalam Pengamalan Pancasila, di era globalisasi banyak sekali pengaruh-pengaruh yang mendukung Pancasila dan bertentangan dengan Pancasila. Semua ini tergantung pintar-pintarnya kita untuk memilih pengaruh-pengaruh tersebut. Selain itu, era globalisasi juga menyebabkan sebagian orang di Indonesia memiliki daya saing untuk
menjadi seorang entrepreneur yang benar-benar sibuk hingga tidak memiliki waktu untuk mewujudkan Pancasila dengan baik. Hal ini dapat juga kita saksikan di lingkungan perumahan elit, dimana para warga di daerah tersebut pasti ada seorang warga yang hanya mewakilkan diri pada saat ada rapat warga. Faktor internal juga berpengaruh di dalam perwujudan Pancasila, dimana setiap orang memiliki karakter yang berbeda-beda. Seseorang jika berteman dengan orang lain pasti akan ada tiga kemungkinan, mereka akan saling cocok, salah satu dari mereka merasa tidak cocok atau bahkan keduanya tidak memiliki kecocokan sama sekali. Hubungan pertemanan tersebut jika berjalan lama tentu akan mengalami sebuah masalah, baik dari kesalahan salah satu dari mereka ataupun ada orang ketiga yang ingin melakukan suatu provokasi karena tidak suka pada salah satu seseorang tersebut. Hasil negatif dari perbedaan karakter ini, sering kita jumpai di TV dimana konflik antar warga, suku, dll sering sekali muncul. Itu adalah contoh besar yang ada di Indonesia. Sementara untuk contoh kecilnya adalah konflik antar tetangga yang umumnya terjadi pada ibu rumah tangga.
Memahami tentang berkembangnya era globalisasi dan perbedaan semangat hidup dan karakter tersebut saya tertarik untuk membahas tentang penerapan Pancasila yang ada di wilayah gang Waringin 1, terutama penerapan Pancasila sila pertama sampai sila keempat. B. Rumusan Maslah 1. Dimanakah gang Waringin 1? 2. Bagaimanakah keadaan gang Wringin 1? 3. Bagaimanakah penerapan Pancasila sila pertama sampai sila keempat di gang Waringin 1?
BAB II A. Pendekatan Sosiologis 1. Konsep Pancasila Pancasila adalah lima unsur yang menjadi satu kesatuan dasar filsafat Negara Indonesia yang isinya dicantumkan di dalam UUD 1945, yang isinya : a. Ketuhanan yang maha esa. b. Kemanusiaan yang adil dan beradab. c. Persatuan Indonesia. d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Selain Pancasila sebagai filsafat Negara Pancasila juga berfungsi sebagai filsafat bangsa dimana Pancasila melandasi semua pola kehidupan bermasyarakat. (Pancasila Yuridis Kenegaraan, 1994) Pancasila merupakan kesatuan gagasan-gagasan dasar yang terbentuk dalam suatu sistem dan menyeluruh tentang manusia dan kehidupannya, baik individual maupun sosial dalam kehidupan kenegaraan. Penghayatan Pancasila secara sistematis ini dimulai dari pemikiran tentang pedoman yang merupakan sebagai fungsi dan kedudukan Pancasila yaitu: a. Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia, b. Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia, c. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, d. Pancasila sebagai sarana tujuan hidup bangsa Indonesia, e. Pancasila sebagai Pedoman hidup bangsa Indonesia. (Pancasila Yuridis Kenegaraan, 1994) Nilai-nilai Pancasila mengembangkan sosial budaya yang diambil dari nilai-nilai yang ada di Indonesia, dimana Pancasila akan mendasarkan pada nilai yang bersumber pada harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang berbudaya. Pancasila menjadi paradigma atau asumsi-asumsi dasar di dalam lingkungan bermasyarakat. Dimana di dalam Pancasila tersebut terdapat nilai-nilai budaya dan sosial yang bersumber dari harkat dan martabat manusia. Dalam rangka pengembangan sosial budaya, Pancasila menjadi sumber dari norma-norma untuk peningkatan humanisasi dalam bidang sosial budaya. Sebagai kerangka kesadaran Pancasila mendorong terlepasnya simbol-simbol dari keterkaitan struktur dan meningkatnya derajat kemerdekaan manusia dan kebebasan spiritual. (Pendidikan Pancasila, 2010) 2. Konsep Masyarakat Masyarakat adalah sekelompok orang yang hidup bersama yang mempunyai daerah tertentu untuk jangka waktu yang lama dimana masing-masing anggotanya saling berinteraksi baik itu sikap, tingkah maupun perbuatan. Di dalam suatu masyarakat akan juga terjadi suatu perubahan, terkadang perubahan itu sangat cepat dan tidak dapat dikendalikan, hal ini menimbulkan chauvisnisme yang menumbuhakan kehancuran di dalam golongan masyarakat. Unsur manusia sebagai komponen masyarakat yang menentukan dalam arus perubahan tersebut, dimana proses pengembangannya tergantung dari arah lingkungan dan pengaruh-pengaruh dari luar. Di dalam lingkungan masyarakat ini apabila terjadi faham dan idea-idea dari orang tertentu maka timbullah suatu ciptaan yang baru yang masih bersifat masukkan yang kemudian akan ditiru oleh masyarakat sehingga akan menjadi gejala sosial. (Sosiologi Masyarakat Kota dan Desa,)
Di dalam kehidupan bermasyarakat dimana setelah kita berinteraksi satu sama lain, di dalam interaksi sosial ini sangat perlu adanya cara berperilaku agar terwujud suatu ketertiban. Ketertiban didukung oleh tatanan yang mempunyai sifat berlain-lainan karena norma-norma yang mendukung masing-masing tatanan mempunyai sifat yang tidak sama. Oleh karena itu, kita harus memperhatikan dan mematuhi norma-norma kehidupan yang ada. Norma-norma kehidupan itu adalah norma agama yang sebagai pokok dari semua norma yang mengatur tata hidup dan tata bergaul seseorang, norma kesusilaan peraturan hidup yang berdasarkan hati sanubari seseorang , norma kesopanan yang ada di dalam suatu masyarakat dan di lakukan oleh masyarakat itu sendiri untuk mengatur suatu pergaulan agar ada rasa saling menghormati dan norma hukum yaitu peraturan yang telah dibuat oleh lembaga Negara. Dimana dari keempat norma ini merupakan penjabaran dari Pancasila. (Pendidikan Kewarganegaraan, 2008) Manusia sebagai makhluk sosial dalam suatu golongan dimana sifat-sifat individunya dapat berkembang. Hubungan antara manusia tersebut dan golongannya dapat bersifat sangat erat berdasarkan kesamaan nasib dan saling memiliki otonomi jiwa. Hubungan seperti ini adalah bentuk suatu pergaulan hidup, dimana setia manusia akan berkomunikasi satu sama lain dan suatu saat akan ada juga suatu pertentangan namun samar-samar. (Sosiologi Masyarakat Kota dan Desa,) B. Pembahasan Dari pendekatan di atas, dapat disintesa bahwa Pancasila merupakan falsafah yang sangat mendasar bagi manusia terutama di dalam kehidupan bernegara. Pancasila tersebut mempunyai nilai-nilai dan norma yang mengatur pola kehidupan bermasyarakat. Jadi, sekelompok masyarakat dituntut untuk menggunakan Pancasila sebagai dasar untuk bergaul di dalam lingkungan masyarakat. 1. Letak dan keadaan gang Waringin 1 Gang Waringin 1 terletak di Jalan Perumnas, Condong Catur, Yogyakarta dimana di Gang Waringin 1 merupakan lingkungan yang sebagian besar merupakan tempat kosan. Di daerah ini keadaannya lumayan tenang dalam arti ketika malam tiba sekelompok orang yang ingin begadang tidak bersuara dengan keras. Kondisi masyarakat di daerah ini juga lumayan bagus dimana keramahan, tutur sapa dan kesopanan masih terjaga. Keakraban satu sama lain pun masih terkondisikan dengan baik. Penerapan Pancasila di Gang Waringin 1 2. Penrapan Pancasila di Gang Waringin 1 a. Penerapan Pancasila di gang Waringin 1 di dalam segi sila pertama Pengamalan Pancasila pertama, di gang Waringin 1 warganya memeluk agamanya dengan baik. Dimana warga yang islam melakukan sholat tetapi tidak di amsjid melainkan hanya di rumah saja dan warga penghuni kosan yang harus berangkat kerja dan kuliah mereka beribadah di masjid yang lebih dekat dengan kampus atau kantor mereka. Hal yang paling terlihat para warga menuju ke masjid pada saat sholat jumat. b. Penerapan Pancasila di gang Waringin 1 berdasarkan sila kedua
Berdasarkan observasi saya, pengamalan sila kedua di daerah Waringin 1 bagus sekali. Norma-norma kemanusiaan telah diamalkan dengan baik di daerah ini. Semua aspek kemanusiaan telah dilakaukan hampir sempurna. Dimana warga di daerah ini sangat ramah, dan mau untuk berkomunikasi satu sama lain. Tutur sapa saat bertemu pun dijaga dengan baik, dimana jika saling bertemu, pasti akan selalu menyapa. Dan tiap2 saat-saat break sekelompok warga pasti meluangkan waktunya untuk sharing, dll. Tempat yang biasa digunakan untuk sharing adalah warung, teras rumah dan ruang bersama di pondok annisa. Selain, tutur sapa dan keramahan yang ditunjukkan oleh warga, rasa saling tolong menolong juga ditunjukkan oleh warga di gang Waringin 1, dimana jika sesorang membutuhkan suatu pertolongan, jika si penolong bisa melakukannya maka seseorang itu akan ditolong semaksimal mungkin. Terbukti sebulan yang lalu ada seseorang dari daerah lain yang bertempat tinggal di kosan Pondok Annisa yang hidungnya berdarah dan meminta pertolongan terhadap salah seorang warga di gang Waringin 1, dia langsung ditolong dicarikan daun sirih untuk mengobati hidungnya dan lekas dia disuruh untuk tiduran saja di kamarnya hingga darahnya cepat membeku dan benang fibrin melekat dengan sempurna di luka yang ada di hidungnya. c. Penerapan Pancasila di gang Waringin 1 berdasarkan sila ketiga Penerapan sila ketiga di gang Waringin 1 telah terlaksana, karena sila kedua sudah terpenuhi. Warga telah meluangkan waktu breaknya untuk sharing dan mau untuk saling menolong walaupun terhadap warga yang berasal dari daerah lain, hal ini telah menunjukkan bahwa adanya unsur persatuan. Tidak hanya itu, warga juga berusaha untuk lebih memperkokoh unsur persatuan, dimana pada hari minggu warga membuat suatu agenda untuk bergotong –royong. Namun, hal ini belum bisa berjalan secara berkala dan gotong –royongnya pun tidak full satu gang, karena di bagian gang yang berada diujung yang dekat dengan jalan, banyak kendaraan yang keluar masuk. Dan para penghuni kosan juga jarang yang mengikuti kegiatan ini. Walaupun di dalam surat sudah ada peraturan bahwa penghuni kosan harus mematuhi segala peraturan yang diatur oleh warga dan mengikuti segala kegiatan yang telah ditentukan oleh warga. d.Penerapan Pancasila di gang Waringin 1 berdasarkan sila keempat Penerapan sila keempat di daerah Waringin 1, ada sebuah peraturan dimana seluruh warga yang bertempat tinggal di gang Waringin 1 harus mengikuti temu warga. Namun, masih ada juga yang tidak mengikuti temu warga tersebut. Pengamalan tentang musyawarah mufakat hanya ada pada temu warga saja. Selama ini belum ada suatu musyawarah tersendiri karena lingkungan masyarakat cenderung damai dan belum
ada suatu pertikaian atau masalah yang melibatkan banyak orang. Musyawarah ini hanya terjadi di lingkup keluarga saja untuk mendiskusikan tentang perencanaan ke depan nantinya.
BAB III A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan, Saya menyimpulkan bahwa Penerapan Pancasila di Gang Waringin 1 hampir seluruhnya berjalan dengan baik. Penerapan sila pertama telah diamalkan secara individual dan dilakukan secara bersama-sama saat sholat jumat. Penerapan sila kedua sangat baik, karena berdasarkan observasi saya seluruh warga ramah, suka bertutur sapa, berkomunikasi satu sama lain dan saling tolong menolong. Penerapan sila ketiga masih belum begitu maksimal karena kurangnya antusias warga untuk lebih memperkokoh persatuan melalui kegiatan yang ada di daerah gang Waringin 1. Penerapan sila keempat belum terpenuhi, karena masih ada juga warga yang tidak mengikuti pertemuan di desa. Dan jarangnya adanya suatu permasalahan di daerah gang Waringin 1 sehingga musyawarah jarang ditemukan di daerah ini. Warga hanya bermusyawarah di lingkup keluarga saja. B. Referensi Kaelan.1987.Pancasila Yuridis Kenegaraan.Yogyakarta:Liberty Kaelan.2010.Pendidikan Pancasila.Yogyakarta:Paradigma Priyanto,Sugeng,dkk.2008.Pendidikan Kewarganegaraan.Jakarta:Pusat Perbukuan, Deratemen Pendidikan Nasional Mansyur,M Cholil.1995.Sosiologi Masyarakat Kota dan Desa.Surabaya:Usaha Nasional