PENERAPAN PANCASILA SILA 1 DALAM PELAKSANAAN SHALAT BERJAMAAH DI MASJID AL MUHTAR DEKSO OLEH GENERSI MUDA
DISUSUN OLEH : NAMA
: APRIYANTO PANDU G
NIM
: 11.11.5111
KELAS
: D SI - TI
UNTUK MEMENUHI SALAH SATU SYARAT MATAKULIAH PENDIDIKAN PANCASILA
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 / 2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan tugas akhir ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “PENERAPAN PANCASILA SILA 1 DALAM PELAKSANAAN SHALAT BERJAMAAH DI MASJID AL MUHTAR DEKSO OLEH GENERASI MUDA” Tugas akhir ini berisikan tentang penelitihan penerapan sila 1 dalam kehudupan sehari-hari umat islam, lebih khususnya akan membahas menurunya minat generasi muda di daerah Dekso untuk menjalankan sholat berjamaah di masjid. Serta sebab-sebabnya. Saya menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan pembuatan tugas akhir ini yang selanjutnya. Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan tugas akhir ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Yogyakarta, 20 Oktober 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
…………………………………………………………….. i
Daftar Isi
…………………………………………………………………….. ii
Abstrak
…………………………………………………………………….. iii
Bab I. 1.1 Latar Belakang Masalah …………………………………………….. 1 1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………….. 2 Bab II 2.1 Pendekatan Historis
…………………………………………….. 3
2.2 Pembahasan 2.2.1 Butir-Butir Pancasila Sila Pertama …………………………….. 4 2.2.2 Gambaran Umum Generasi Muda Bangsa Indonesia …………. 5 2.2.3 Lokasi …………………………………………………………... 5 2.2.4 Keadaan di Masjid Ketika Datang Waktu Shalat ………………. 5 Bab III ……………………………………………………
8
……………………………………………………………
8
Daftar Pustaka ……………………………………………………………………
9
3.1 Kesimpulan 3.2 Saran
ABSTRAK
Penerapan Pancasila sila 1 dalam masyarakat ternyata belum dipahami secara sepenuhnya oleh warga Negara Indonesia, khususnya para generasi muda. Sehingga banyak generasi muda yang menyalahi aturan dasar – dasar pancasila dan tidak menjalankan syariat agama islam dengan sungguh-sungguh, salah satunya adalah menurunya minat para generasi muda untuk menjalankan shalat berjamaah di masjid. Jumlah pemuda yang menjalankan shalat berjamaah di masjid sangat sedikit sekali jumlahnya. Masjid-masjid hanya diramaikan oleh jamaah yang usianya telah lanjut. Sedangkan para pemudanya lebih suka berada di tempat lain ketika waktu shalat tiba (di warnet dan di warung-warung pinggir jalan) Untuk mengatasi masalah tersebut, orangtua hendaknya lebih menawasi kegiatan anak agar anak tidak salah langkah. Lembaga pendidikan harus lebih giat menanamkan nilai-nilai pancasila kepada generasi muda agar generasi muda kita mengerti,paham dan menjalankan nilai-nilai pancasila khususnya sila 1 sebagai dasar memeluk suatu agama sehingga generasi muda kita akan menjadi generasi kebanggaan bangsa yang berpegang teguh kepada pancasila dan menjalankan syariat agamanya dengan sungguh-sungguh.
BAB I 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang maha Esa, menjadi dasar moral Negara kita. Ketuhanan yang Maha Esa menjiwai kehidupan kita. Persoalan agama diserahkan kepada pemeluk agama itu sendiri. Pemerintah berkewajiban memberikan kesempatan dan mendorong tumbuhnya kehidupan beragama yang sehat di Negara. Pancasila jelas tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia, Karena pancasilalah yang mengatur sikap dan segala peraturan yang ada di Negara Indonesia. Seperti kita tahu, Pancasila telah membebaskan warga Negara untuk memeluk suatu agama dan juga menyuruh agar para pemeluk menjalankan syariatnya dengan sungguh-sungguh. Tetapi banyak remaja kita yang kelakuanya tidak mencerminkan pengamalan Pancasila, tawuran dan narkoba seperti menjadi hal yang biasa di kalangan remaja Sudah sepantasnya di setiap sekolah,. Pendidikan agama harus diajarkan. Sejak sekolah SD bahkan Perguruan Tinggi pendidikan agama selalu ada. Bertujuan agar seluruh warga Indonesia bisa memahami betapa pentingnya agama. Dalam halnya memeluk agama Islam, Shalat adalah salah satu hal yang wajib dan paling pokok dalam syariat islam. Dalam agam islam shalat lebih diutamakan berjamaah/bersama-sama. Tetapi para generasi muda kita banyak yang meninggalkan kewajiban ini. Dapat kita amati ( khususnya di kampung saya “Dekso, Kalibawang” ) jumlah remaja yang shalat di masjid jauh lebih sedikit dibanding para jamaah yang berusia lanjut. Itu sangat memprihatinkan. Dari uraian diatas, maka saya hendak melakukan penelitian tentang adakah hubungan pengamalan sila 1 dengan penyebab menurunnya minat generasi muda di desa Dekso untuk menjalankan sholat berjamaah di Masjid.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: Apakah menurunnya minat generasi muda desa Dekso untuk menjalankan shalat berjamaah di Masjid ada hubunganya dengan kurangya pengamalan sila 1?
BAB II 2.1 PENDEKATAN HISTORIS Sebelum bangsa Indonesia ini berdiri, di wilayah Negara Indonesia ini telah berdiri beberapa kerajaan. Kerajaan-kerajaan terbebut juga telah memiliki kepercayaan dan keyakinan soal agama. Seperti kerajaan Kutai yang menganut Hindu sampai kerajaan Demak yang menganut Islam. Itu semua membuktikan bahwa sebelum terbentuknya pancasila, nenek moyang kita telah memiliki sebuah pedoman yang mengatur tentang kepercayaan dan keyakinan. Karena urusan agama itu adalah yang paling mendasar dan paling pokok, maka dalam sistem Pancasila, Sila Ketuhanan dijadikan sila pertama yang sekaligus mendasari ke 4 sila yang lainya. Sebagai negara yang bermayoritas penduduk agama islam, Pancasila sendiri yang sebagai dasar negara Indonesia tidak bisa lepas dari pengaruh agama yang tertuang dalam sila pertama yang berbunyi sila “Ketuhanan yang Maha Esa”. yang pada awalnya berbunyi “… dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluknya” yang sejak saat itu dikenal sebagai Piagam Jakarta. Tetapi pada akhirnya kalimat “dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluknya” dihilangkan dan diganti dengan “Ketuhanan yang Maha Esa” karena jika penerapan syariat Islam diterapkan, secara tidak langsung namun pasti akan menjadikan Indonesia sebagai negara Islam dan secara “fair” hal tersebut dapat memojokkan umat beragama lain. Yang lebih buruk lagi adalah dapat memicu disintegrasi bangsa terutama bagi provinsi yang mayoritas beragama nonislam.
2.2 PEMBAHASAN
2.2.1 BUTIR-BUTIR PANCASILA SILA PERTAMA Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaanya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antra pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
2.2.2 GAMBARAN UMUM GENERASI MUDA BANGSA INDONESIA Mungkin masih belum hilang dari ingatan kita kasus tawuran pelajar dengan wartawan beberapa waktu lalu. Para pelajar yang seharusnya belajar demi kemajuan bangsa, tetapi malah saling baku hantam dan lempar batu dengan wartawan. Dan bahkan bukan hanya dengan wartawan, sudah tidak asing lagi pelajar tawuran dengan sesama pelajar. Apakah seharusnya kelakuan para generasi muda kita seperti itu ? Semua itu mungkin tidak akan terjadi jika para generasi muda kita mau mengamalkan sila “Ketuhanan yang maha Esa” dan mau menjalankan syariat agam islam dengan sungguh-sungguh. Karena dalam Pancasila dan agama tidak diajarkan saling serang sesama warga dengan alasan yang tidak jelas. Uraian diatas hanya satu contoh kelakuan generasi muda kita. Yang selanjutnya saya akan menguraikan para generasi muda di daerah Dekso Kalibawang.
2.2.3 LOKASI Tempat penelitian saya ini, saya lakukan di daerah Dekso. Dekso adalah sebuah daerah di desa Banjararum Kalibawang Kulon Progo. Di Dekso ada sebuah sekolah menengah pertama dan sekolah menengah kejuruan, yaitu SMP Muh 1 Kalibawang dan SMK Muh 1 Kalibawang, yang notabenya adalah sekolah yang berorientasi pada pendidikan agama Islam. Di komplek sekolah tersebut ada sebuah masjid yang cukup besar yang biasa digunakan untuk shalat warga sekolah dan penduduk sekitar. Di komplek masjid sekolah tersebut saya akan melakukan penelitian.
2.2.4 KEADAAN DI MASJID KETIKA DATANG WAKTU SHALAT WAJIB SHALAT DZUHUR Ketika pukul 12.00, para siswa keluar dari kelas karena itu adalah waktunya istirahat. Ketika azan berkumandang yang menunjukan waktunya shalat dzuhur tiba, hanya beberapa dari siswa yang menuju ke Masjid untuk menjalankan shalat berjamaah. Sedangkan yang lainya sibuk dengan urusan yang lain. Ada yang sibuk
bermain dengan telepon genggam, bercanda dengan teman-temanya dan tidak sedikit pula yang sudah mengantri di kantin. Saya amati sampai pukul 12.30, istirahat telah usai dan mereka kembali ke kelas tanpa “mampir” di masjid untuk shalat. Saya bertanya kepada beberapa siswa yang tidak menjalankan shalat berjamaah. Banyak diantara mereka beralasan bahwa jam istirahat terlalu singkat, jadi tidak ada waktu untuk ke masjid. Padahal jam istirahat skitar 30menit lebih. Sedangkan siswa memberi jawaban yang cukup mengejutkan yaitu mereka tidak shalat di masjid karena malas, ada juga yang tidak shalat karena ikut teman-temanya karena yang shalat hanya sedikit. SHALAT ASHAR Pukul 15.00 waktunya siswa untuk pulang dan bersamaan dengan waktu shalat ashar. Hanya sedikit dari siswa yang shalat berjamaah dahulu sebelum pulang. Pemuda yang lain (bukan siswa) juga tida tampak hadir di Masjid hanya beberapa guru dan warga sekitar yang umurnya sudah lanjut. Saya bertanya lagi kepada para pemuda (siswa SMP dan SMK) kenapa tidak shalat ashar sebelum pulang ? Banyak diantara mereka yang menjawab akan shalat di rumah karena terburu-buru untuk pulang. SHALAT MAGHRIB Ketika waktunya shalat maghrib tiba, pemuda yang menjalankan shalat berjamaah di masjid juga tidak terlalu banyak. Mungkin hanya 1/5 dari jamaah yang hadir. Dimanakah yang lainya ? Kebanyakan mereka “nongkrong” di warung “angkringan” di pinggir jaln, ada juga yang di warung internet. SHALAT ISYA’ Keadaan ketika shalat isya hampir sama dengan shalat maghrib, bahkan jamaahnya berkurang. Sekarang pemuda yang shalat di masjid hanya 2-4 orang saja. SHALAT SUBUH Yang sangat memprihatinkan adalah ketika shalat subuh. Tidak satupun pemuda yang menjalankan shalat subuh di masjid. Mungkin mereka masih terlalu lelah setelah begadang semalaman menonton pertandingan sepak bola. Beberapa pemuda yang saya tanyai, kenapa tidak shalat dimasjid kebanyakan menjawab bahwa mereka sudah/akan shalat dirumah. Seperti kita tahu, shalat jamaah itu
sangat dianjurkan jika kita tidak sedang mengerjakan sesuatu yang penting. Padahal sesuai pengamatan saya, ketika datang waktu shalat, mereka tidak mengerjakan sesuatu yang penting. Jadi seharusnya mereka bisa meluangkan sedikit waktu untuk menjalankan shalat di masjid. Generasi muda yang tidak menjalankan nilai-nilai pancasila akan menjadikan kelakuan mereka tidak terarah, mereka juga akan meninggalkan syariat agamanya, tidak menjalankan kewajiban mereka sebagai warga masyarakat yang memeluk suatu agama. Akibatnya dapat kita lihat, tawuran pemuda dan narkoba menjadi salah satu contoh nyata tidak terkendalinya sikap dan perilaku para generasi muda yang disebabkan tidak adanya pengamalan nilai-nilai pancasila dan syariat agama.
BAB III 3.1 KESIMPULAN . Jadi dapat kita tarik kesimpulan bahwa menurunya minat generasi muda menjalankan shalat berjamaah adalah karena kurang adanya pengamalan terhadap Pancasila, khususnya sila “Ketuhanan Yang Maha Esa” .
3.2 SARAN Jika masalah ini tidak segera ditindak, maka sudah bisa dipastikan di masa yang akan datang remaja bangsa ini akan semakin brutal dan semakin sulit untuk dikendalikan. Karena itu perlu adanya tindakan. Salah satunya adalah dengan cara menanamkan nilainilai pancasila sejak dini. Serta pendekatan dan pengawasan secara personal oleh orang tua dan peran serta semua elemen masyarakat untuk mengatasi masalah seperti ini.
DAFTAR PUSTAKA Kansil,G.S.T.1982,Pendidikan Moral Pancasila,Jakarta: Balai Pustaka. Tim Pembinaan Penatar dan Bahan Penataran Pegawai Republik Indonesia.1990.Bahan Penataran.Jakarta: Balai Pustaka. Majelis Permusyawaratan Rakyat.1990.Undang Undang Dasar, Pedoman Penghayayatan dan Pengamalan Pancasila, Garis-Garis Besar Haluan Negara.Jakarta: Balai Pustaka.