Booklet Da’wah
.: Jumat, 01 Dzulhijjah 1435 H / 26 September 2014
1
Be rilmu Se be lu m Be rk a ta & Be ra ma l
FATWA–FATWA SEPUTAR SHALAT BERJAMAAH (BAG. 2) ِ ِ ِاَ ْﳊﻤﺪ ﻋ م ﻼ ﺴ اﻟ و ة ﻼ ﺼ اﻟ و : َوﺑَـ ْﻌ ُﺪ،ُﻠﻰ آﻟِِﻪ َو َﻣ ْﻦ َواﻻَﻩ ﱠ ُ َ ﱠ َ ُ َْ ٰ ﻠﻰ َر ُﺳ ْﻮِل ﷲ َو َﻋ َ ُ َ َ َ
Mendahului Gerakan Imam Apa hukumnya seseorang mendahului gerakan imam? Sahkah shalatnya? Jawab: Haram hukumnya makmum mendahului imam, bahkan hal ini termasuk dosa besar karena adanya ancaman bagi pelakunya. Adalah sahih dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
ِ ِ ِ أ َْو،س ِﲪَﺎ ٍر َ أ ََﻣﺎ َﳜْ َﺸﻰ أ َ َْﺣ ُﺪ ُﻛ ْﻢ إذَا َرﻓَ َﻊ َرأْ َﺳﻪُ ﻗَـْﺒ َﻞ ْاﻹ َﻣﺎم أَ ْن ُﳛَ ﱢﻮَل ﷲُ َرأْ َﺳﻪُ َرأ ﺻ َﻮرَة ِﲪَﺎ ٍر ُ ُﺻ َﻮرﺗَﻪ ُ ُأَ ْن َْﳚ َﻌ َﻞ ﷲ
“Tidakkah salah seorang dari kalian takut apabila mengangkat kepalanya mendahului imam bahwa Allah akan mengubah kepalanya menjadi kepala keledai atau mengubah wujudnya menjadi wujud keledai?” (HR. al-Bukhari) Adapun tentang sah tidaknya shalatnya, ada perbedaan pendapat. Yang lebih kuat dalam hal ini ialah apabila seseorang mendahului imam dengan sengaja, shalatnya batal. Apabila mendahului imam secara tidak sengaja, ia kembali ke posisi sebelumnya lantas mengikuti imam. Wabillahit taufiq washallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa shahbihi wa sallam. Ketua: Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz; Wakil: Abdur Razzaq Afifi; Anggota: Abdullah bin Qu’ud. (Fatawa al-Lajnah, 7/328329) Imam Sujud Sahwi, Makmum Mengikuti? Jangan dibaca saat Adzan berkumandang atau Khatib sedang Khutbah!
2
Booklet Da’wah
Imam melakukan kesalahan yang menyebabkannya melakukan sujud sahwi, sedangkan saya yakin shalat saya (sebagai makmum) sempurna. Imam melakukan sujud sahwi sebelum salam. Saya tidak ikut melakukan sujud sahwi kecuali setelah imam salam. Bagaimana hukum masalah ini? Jawab: Imam adalah teladan yang diikuti oleh para makmum. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam telah memerintahkan mengikuti imam,
ِْ إِﱠﳕَﺎ ُﺟﻌِﻞ ﺎم ﻟِﻴُـ ْﺆَﱠﰎ ﺑِِﻪ ﻓَِﺈذَا َﻛﺒﱠـَﺮ ﻓَ َﻜﺒﱢـ ُﺮوا َوإِذَا َرَﻛ َﻊ ﻓَ ْﺎرَﻛ ُﻌﻮا ُ اﻹ َﻣ َ
“Imam diadakan tidak lain untuk diikuti. Apabila dia bertakbir, bertakbirlah kalian. Apabila dia rukuk, rukuklah kalian.” Tindakan Anda yang sengaja tidak mengikuti imam dalam hal sujud sahwi, tidak diperbolehkan. Anda harus mengulangi shalat Anda tersebut. Wabillahit taufiq washallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa shahbihi wa sallam. Ketua: Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz; Wakil: Abdur Razzaq Afifi; Anggota: Abdullah bin Ghudayyan. (Fatawa al- Lajnah, 7/329) Qiraah Imam Tidak Bagus Saya shalat di rumah bersama keluarga saya. Sebab, imam di masjid melakukan lahn (kesalahan dalam qiraah) al-Qur’an hingga jelas-jelas mengubah maknanya. Hafalan saya lebih banyak dan lebih sesuai dengan kaidah-kaidah qiraah. Selain itu, pada diri saya tidak ada kemaksiatan sebagaimana yang ada pada imam tersebut- dan Allah Subhanahu wata’ala sajalah yang menyucikan hamba-Nya yang Dia kehendaki. Dia dan jamaahnya bersikeras atas keimamannya karena mereka fanatik kepadanya dan tidak menyukai saya. Sebab, mereka berbeda kabilah dengan saya. Di samping itu juga karena pengingkaran saya terhadap kesalahan mereka. Saya sendiri sebenarnya seorang yang ditugaskan menjadi imam sebuah masjid jami’ di desa lain, hanya saja saya tidak bisa hadir setiap waktu shalat bersama jamaah saya. Bolehkah saya shalat menjadi makmum di belakang imam tersebut? Bolehkah saya mengajukan keberatan (kepada pemerintah) tentang mereka?
Booklet Da’wah
3
Jawab: Menunaikan shalat lima waktu secara berjamaah hukumnya wajib kecuali apabila ada uzur yang menghalanginya, seperti sakit dan lainnya. Oleh karena itu, hendaknya Anda menunaikannya secara berjamaah di masjid yang Anda ditugaskan menjadi imamnya. Hal ini lebih pantas karena dengan demikian berarti Anda menunaikan dua kewajiban: kewajiban sebagai imam yang menjadi tugas Anda dan kewajiban menunaikan shalat berjamaah. Apabila berat bagi Anda, biarkanlah tugas menjadi imam ini diemban oleh orang lain yang bisa menunaikannya sesuai dengan yang dituntut. Shalatlah di masjid yang dekat dengan rumah Anda sebagai makmum, selama imamnya tidak melakukan lahn yang mengubah makna (ayat). Jika lahn yang dilakukannya mengubah makna, hendaknya dia dinasihati. Jika tidak mau menerima dan tetap bersikeras menjadi imam bersamaan dengan adanya lahn yang mengubah makna, hendaknya dilaporkan kepada pejabat yang bertanggung jawab mengurusi keimaman masjid pada Kementerian Agama agar diperiksa. Wabillahit taufiq washallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa shahbihi wa sallam. Ketua: Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz; Wakil: Abdur Razzaq Afifi; Anggota: Abdullah bin Ghudayyan. (Fatawa al- Lajnah, 7/351-352) Anak-Anak Menjadi Imam Seseorang memasuki masjid dan mendapati sejumlah anakanak. Yang terbesar di antara mereka berusia dua belas tahun. Sahkah keimaman anak yang berusia dua belas tahun tersebut? Jawab: Sah hukumnya seorang anak yang sudah berakal menjadi imam shalat berdasarkan sabda Nabi Subhanahu wata’ala,
ِ ْ - ِﺎب ﷲ ِ َﻳـ ُﺆﱡم اﻟْ َﻘﻮم أَْﻗـﺮُؤُﻫﻢ ﻟِ ِﻜﺘ ﻳﺚ َ اﳊَﺪ َ ْ َ َْ
“Yang menjadi imam adalah yang paling banyak bacaannya terhadap Kitabullah ….” Demikian pula hadits dalam Shahih al-Bukhari dari Umar bin Salamah al- Jarmi radhiyallahu ‘anhu, dia mengatakan, “Ayahku kembali dari sisi Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dan
4
Booklet Da’wah
mengatakan bahwa dirinya mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
ِ إِذَا ﺣﻀﺮ ﺼ َﻼةُ ﻓَـ ْﻠﻴَـ ُﺆﱠﻣ ُﻜ ْﻢ أَ ْﻛﺜَـ ُﺮُﻛ ْﻢ ﻗُـ ْﺮآﻧًﺎ ت اﻟ ﱠ ََ َ
‘Apabila datang waktu shalat, hendaknya yang menjadi imam adalah yang paling banyak bacaan al-Qur’annya di antara kalian.’ Mereka melihat-lihat dan tidak mendapatkan seseorang yang lebih banyak bacaan al-Qur’annya daripada diriku. Mereka pun menyuruhku maju padahal usiaku masih enam belas atau tujuh belas tahun.” Wabillahit taufiq washallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa shahbihi wa sallam. Ketua: Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz; Wakil: Abdur Razzaq Afifi; Anggota: Abdullah bin Ghudayyan. (Fatawa al- Lajnah, 7/393-394)
Apabila Imam Berhadats Imam berhadats pada rakaat yang kedua dalam shalat ashar. Dia pun keluar dari shalat dan menunjuk orang lain menggantikannya. Apakah orang tersebut menyempurnakan (meneruskan) shalat atau mengulanginya dari awal? Jawab: Jika imam berhadats di tengahtengah shalat, disyariatkan baginya untuk menunjuk pengganti yang meneruskan shalat yang tersisa. Dengan demikian, tetap sah shalatnya dan shalat para makmum. Hal ini berdasarkan kisah Umar radhiyallahu ‘anhu ketika beliau menjadi imam dan ditusuk, beliau menunjuk Abdurrahman bin Auf sebagai imam yang menggantikannya. Abdurrahman pun menyempurnakan shalat bersama jamaah. Wabillahit taufiq washallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa shahbihi wa sallam. Ketua: Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz; Anggota: Abdullah bin Ghudayyan. (Fatawa al-Lajnah, 7/399) Memperlama Bacaan Shalat Saya shalat di masjid kampung. Ketika saya shalat dan menjadi imam, mereka mengatakan, “Ringankanlah shalatnya.” …Apakah saya harus memperingan shalat atau tidak? Padahal mereka masih muda, tidak ada yang lanjut usia ataupun orang
Booklet Da’wah
5
tua yang lemah. Saya shalat hanya membaca kurang dari sepuluh ayat. Bagaimana solusinya? Apa hukum hal ini dalam Islam? Jawab: Ketika seseorang mengimami manusia, disunnahkan agar ia memerhatikan keadaan mereka dan mengambil yang paling lemah di antara mereka sebagai ukuran. Inilah patokan yang disebutkan dalam sunnah Nabi kita Shallallahu ‘alaihi wasallam yang suci. Shalat dengan membaca sepuluh ayat tidak tergolong memperpanjang. Biasanya, pada shalat subuh, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam membaca suratsurat mufashshal yang panjang; pada shalat maghrib membaca surat-surat mufashshal yang pendek, meski terkadang membaca yang panjang; pada shalat isya, zuhur, dan ashar, beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam membaca yang suratsurat mufashshal yang pertengahan. Terkadang beliau memperpanjang shalat zuhur. Surat-surat mufashshal dimulai dari surat Qaf hingga akhir surat an-Nas. Wabillahit taufiq washallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa shahbihi wa sallam. Ketua: Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz; Wakil Ketua: Abdur Razzaq Afifi; Anggota: Abdullah bin Ghudayyan, Abdullah bin Qu’ud. (Fatawa al-Lajnah, 7/412-413) Orang yang Paling Pantas di Belakang Imam Bolehkah imam memilihkan tempat di belakangnya bagi ulama agar ketika dia lupa ada yang mengingatkannya? Apakah hal ini dibolehkan oleh syariat? Jawab: Disyariatkan agar makmum yang berada di belakang imam adalah orang yang berilmu, memiliki keutamaan, serta orang yang baligh dan berilmu. Hal ini berdasarkan hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dari Abu Mas’ud al-Anshari radhiyallahu ‘anhu bahwa beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
ِﱠ ِﱠ ِ ْ ﻟِﻴﻠِﻴ ِﲏ ِﻣْﻨ ُﻜﻢ أُوﻟُﻮ ْاﻷ ﻳﻦ ﻳَـﻠُﻮﻧَـ ُﻬ ْﻢ َ َﺣ َﻼم َواﻟﻨـ ََ ْ َ ﻳﻦ ﻳَـﻠُﻮﻧـَ ُﻬ ْﻢ ﰒُﱠ اﻟﺬ َ ﰒُﱠ اﻟﺬ،ﱡﻬﻰ
“Hendaknya yang di belakangku adalah orang yang baligh dan berilmu, kemudian yang di bawah mereka, kemudian yang di bawah mereka.” (HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, dan atTirmidzi)
Booklet Da’wah
6
Makna hadits di atas adalah disyariatkan bagi orang yang baligh dan berilmu untuk bersegera menuju shalat sehingga mereka berada di belakang imam. Jadi, tidak bermakna bahwa disediakan tempat bagi mereka (di belakang imam) sampai mereka hadir. Wabillahit taufiq washallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa shahbihi wa sallam. Ketua: Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz; Wakil Ketua: Abdur Razzaq Afifi; Anggota: Abdullah bin Ghudayyan, Abdullah bin Qu’ud. (Fatawa al-Lajnah, 8/16-17) Posisi Anak-Anak Dalam Shaf Apakah anak-anak yang belum baligh bisa dianggap menjadi shaf yang sempurna? Jawab: Apabila seorang anak lelaki mencapai usia tujuh tahun, dia terhitung dalam shalat berjamaah dan shafnya sempurna. Wabillahit taufiq washallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa shahbihi wa sallam. Ketua: Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz; Anggota: Abdullah bin Ghudayyan, Abdullah bin Qu’ud. (Fatawa al-Lajnah, 8/21) ***********
***********
"TAKBIRAN" DI BULAN DZUL HIJJAH (Sebuah nasehat berharga yang di sampaikan oleh AsySyaikh Muhammad bin Shaleh al-'Utsaimin -rahimahullahberkenaan dengan amalan di 10 hari (awal) bulan Dzul Hijjah) Beliau mengatakan: "Sebenarnya pertemuan ini merupakan penyempurna dari muhadharah yang sebelumnya, malam senin kemarin, karena banyak pertanyaan-pertanyaan tentang pembahasan muhadharah, dan Syaikh Hamud menyebutkan bahwa sekarang ini banyak dari saudara-saudara kita yang ingin mengetahui sedikit banyak tentang TAKBIR di 10 hari bulan Dzul Hijjah. Maka kita katakan: Sesungguhnya takbir di 10 hari dari bulan Dzul Hijjah itu disyari'atkan, disunnahkan bagi orangorang untuk memperbanyak takbir di 10 hari bulan Dzul Hijjah, (dengan) dia mengatakan:
Booklet Da’wah
7
Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Laa ilaaha illallaah, Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, wa lillaahil hamdu. Dan sebagian ulama' mengatakan: kamu bertakbir 3 kali; jadi kamu mengatakan: Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Laa ilaaha illallaah, Wallaahu Akbar, Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, wa lillaahil hamdu. Dan dalam hal ini dipersilahkan (untuk memilih), yakni sama saja apakah dia bertakbir 2 kali atau 3 kali, semuanya baik. Namun para ulama' menyebutkan bahwa TAKBIR MUTHLAQ, yakni yang dilakukan di setiap waktu, malam dan siang, (takbir ini) dimulai dari sejak masuknya bulan Dzul Hijjah sampai hari terakhir dari hari-hari tasyriq, yakni sampai tenggelamnya matahari pada malam hari ke 13, sehingga hari-hari tasyriq menjadi hari-hari untuk berdzikir secara muthlaq. Demikian juga 10 hari sebelum hari raya ('iedul adha), termasuk juga pada hari 'iednya. Adapun TAKBIR MUQAYYAD (terikat dengan waktu tertentu), maka dimulai sejak shalat shubuh pada hari 'arafah sampai shalat 'ashr di hari terakhir dari hari-hari tasyriq. Takbir ini dilakukan secara muqayyad, (setiap) selesai shalat 5 waktu pada hari 'arafah, selesai shalat 5 waktu pada hari 'ied, selesai shalat 5 waktu pada tanggal 11, selesai shalat 5 waktu pada tanggal 12, dan selesai shalat 5 waktu pada tanggal 13, (sehingga) keseluruhannya ada 25 shalat yang disunnahkan untuk betakbir setelahnya, yakni setelah mengucapakan: Astaghfirullah (3 kali), Allaahumma Antas Salaam, wa minKas salaam, tabaarakTa ya Dzal Jalaali wal Ikraam. Kemudian dia bertakbir, sehingga takbir ini (kedudukannya) seperti tasbih dan tahmid yang disunnahkan pada setiap waktu setelah selesai shalat. Inilah waktu-waktu TAKBIR MUTHLAQ & TAKBIR MUQAYYAD. Dan telah kita sebutkan bahwasannya sepantasnya (bagi kita) untuk mempergunakan kesempatan di 10 hari bulan Dzul Hijjah ini untuk mengamalkan amalan yang shaleh; baik berupa dzikir, membaca al-Qur'an, berdo'a, shadaqah, shalat, dan yang lainnya.
8
Booklet Da’wah
Hal ini berdasarkan sabda Nabi -shallallahu 'alaih wa sallam- (yang artinya): "Tidaklah dari hari-hari yang ada, suatu amalan shaleh yang dikerjakan pada hari-hari itu lebih Allah cintai, dari pada 10 hari (yakni di bulan Dzul Hijjah) ini", para shahabat mengatakan: "Tidak pula (bisa dibandingkan dengan) jihad di jalan Allah?", Beliau menjawab: "Tidak bisa (di bandingkan dengan) jihad di jalan Allah, kecuali seseorang yang keluar (berjihad) dengan (mempertaruhkan) jiwa dan hartanya, dan tidak ada yang kembali sedikitpun dari itu semua (yakni meninggal)". Kita memohon kepada Allah -subhanahu wa ta'ala- agar supaya menjadikan 10 hari ini, dan yang setelahnya sebagai hari-hari yang baik dan barakah atas kita dan kaum muslimin semua, dan kita juga memohon kepada Allah -ta'ala- di kesempatan ini agar supaya (Allah) menolong saudarasaudara kita kaum muslimin yang ada di Bosnia & Herzegovina, dan menjadikan untuk mereka pertolongan yang kuat, dan kemenangan yang jelas, sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu." (Sumber: http://www.ajurry.com/vb/showthread.php?t=15704) Alih Bahasa: Abu 'Abdillah Jamal MCN (Ma'had Ibnul Qoyyim Balikpapan) Sumber: http://asysyariah.com/fatwa-fatwa-seputar-shalat-berjamaah/ Forum Whatsapp TIS (Thalab ilmu Syar'i)
ِ اﳊﻤ ُﺪِ ِ ر ﱢ ِ وﷲُ ﺗَـﻌ َﺎﱃ أ َْﻋﻠَﻢ ﺑِﺎﻟ ﱠ ﲔ َ ْ ب اْﻟ ٰﻌﻠَﻤ َ َ َ ْ َْ ﺼ َﻮاب َو ُ
Diterbitkan oleh: Pondok Pesantren Minhajus Sunnah Kendari Jl. Kijang (Perumnas Poasia) Kelurahan Rahandouna. Penasihat: Al-Ustadz Hasan bin Rosyid, Lc Kritik dan saran hubungi: 085241855585 Booklet Al-Ilmi versi online: www.ahlussunnahkendari.com Harap disimpan di tempat yang layak, karena di dalamnya terdapat ayat Al-Qur’an dan Hadits!! Berikan kesempatan kepada yang lain untuk membaca buletin ini !!