Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE MENGGUNAKAN BAHASA PENGANTAR BAHASA INDONESIA DENGAN INTERVENSI BAHASA DAERAH TERHADAP HASILBELAJAR PKn SISWA KELAS V Md. Wesi Agung Prabhawa, Ndara Tanggu Rendra 2, Ny. Murda 3 1,2,3
Jurusan PGSD, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e–mail: {
[email protected], ndara
[email protected],
[email protected]} Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, Perbedaan hasil belajar PKn antara siswa yang mengikuti model pembelajaran Think Pair Share dengan intervensi bahasa daerah, untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang mengikuti model pembelajaran Think Pair Share dalam mata pelajaran PKn pada siswa kelas V Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014 di SD Gugus III.Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V di Gugus III Kecamatan Buleleng tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 82 orang. Sampel penelitian ini yaitu siswa kelas V SD No. 1 dan SD No. 2 Jinengdalem yang masing-masing berjumlah 21 dan 23 orang. Data hasil belajar mata pelajaran PKn siswa dikumpulkan dengan metode tes dengan menggunakan soal obyektif. Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif dan inferensial (uji–t). Dari hasil penelitian yang telah dilakukan ditemukan bahwa, hasil belajar dalam pembelajaran PKn pada siswa kelompok Eksperimen dengan model pembelajaran Think Pair Share menggunakan bahasa pengantar bahasa Indonesia dengan intervensi bahasa daerah tergolong tinggi, dengan mean 23,90, hasil belajar pada siswa kelompok kontrol dengan model kooperatif tipe Think Pair Share tergolong sedang, dengan mean 19,96, dengan melihat perbedaan tersebut maka dapat dinyatakan model pembelajaran yang diterapkan berpengaruh terhadap hasil belajar pada mata pelajaran PKn secara signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model Think Pair Share menggunakan bahasa pengantar bahasa Indonesia dengan intervensi bahasa daerah dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share, diketahui bahwa thit > ttab (thit = 7,12 > ttab = 1,671). Kata kunci : model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), hasil belajar dalam mata pelajaran PKn. Abstract This study aims to determine, difference between student learning outcomes Civics lesson modeled Think Pair Share with regional language intervention, to determine differences in student learning outcomes that follow the model of learning Think Pair Share in Civics subject in class V Semester Academic Year 2013/2014 in the SD cluster III.Jenis this study is quasi-experimental study. The study population was all students in class V in Cluster III Buleleng academic year 2013/2014, amounting to 82 people. The sample of this study are students of class V SD No 1 and SD 2 Jinengdalem which amounted to 21 and 23 people.
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) Data results Civics students study subjects were collected with the test method using an objective matter.The data collected were analyzed using descriptive and inferential statistical analysis (t-test). From the research that has been carried out it was found that, in learning civics learning outcomes on student group learning model experiments with Think Pair Share introductory Indonesian language with local language intervention is high, with a mean of 23.90, student learning outcomes in the control group with the model Think Pair Share cooperative classified as moderate, with a mean of 19.96, with a look at the difference it can be stated that the learning model is applied affects the learning outcomes in subjects Civics significantly between students who take learning to use Think Pair Share models using the language of instruction Indonesian the local language intervention with cooperative learning model Think Pair Share, note that thit>ttab (thit =7.12>ttab = 1.671). Keywords : model of cooperative Think Pair Share (TPS), the results of learning in civics subjects
PENDAHULUAN Masalah yang sering terjadi dalam pendidikan merupakan masalah bagi semua komponen yang terlibat didalamnya dan merupakan masalah yang kompleks dan selalu berubah sesuai dengan perkembangan IPTEK dan arus globalisasi. Demikian pula masalah pembelajaran yang merupakan bagian dari pendidikan yang selalu mengalami perubahan dan penyempurnaan, antara lain mengenai metode dan sarana yang digunakan dalam proses pembelajaran. Disamping hal tersebut perlu juga diperhatikan penggunaan bahasa dalam menjelaskan suatu materi, dikarenakan karakteristik dan kemampuan peserta didik dalam suatu sekolah tidaklah sama. Seorang guru dalam pengajaran harus pandai berbahasa dalam menyampaikan atau menyajikan materi pembelajaran, agar peserta didik dapat memahami dengan mudah materi yang disampaikan. Jika guru menggunakan bahasa yang tidak efektif maka siswa tidak akan mengerti terhadap materi yang disampaikan, kemudian munculah suatu permasalahan dalam proses pembelajaran. Hal ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan tempat sekolah tersebut berada contohnya di daerah pedesaan siswa tidak bisa lepas dari bahasa daerah dalam proses pembelajaran, dapat dilihat ketika guru menjelaskan ada beberapa siswa yang
belum menguasai penggunaan bahasa Indonesia sehingga siswa bersangkutan terlihat kebingungan mendengarkan penjelasan guru hal inilah yang terjadi di SD No 1 Jinengdalem. Dalam situasi seperti itulah guru harus memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Selain itu guru harus memperhatikan tujuan pengajaran bahasa, tujuan dari pengajaran bahasa secara umum adalah menerampilkan siswa dalam menggunakan bahasa, baik untuk keterampilan menyimak, berbicara, membaca, maupun menulis. Tujuan tersebut mengisyaratkan kepada para pengajar untuk mengarahkan kegiatan belajar di kelas dalam bentuk kegiatan berbahasa. Dengan kata lain, kegiatan belajar bahasa merupakan kegiatan menggunakan kaidah bahasa sesuai dengan konteks pemakaiannya. Dalam pembelajaran guru berperan sangat penting dalam memperhatikan penggunaan bahasa karena dalam masa perkembangan bahasa anak akan berkembang dengan pesat pada saat masuk sekolah.
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
Dalam permendiknas No. 22 tahun 2006 disebutkan bahwa Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Jinengdalem secara geografis merupakan SD-SD yang berada di daerah pedesaan, siswa lebih cenderung menggunakan bahasa daerah dalam berkomunikasi dengan teman-teman dalam kehidupan sehari-hari. Ini berdampak pada saat pembelajaran dilaksanakan dengan guru menggunakan bahasa Indonesia, nampak bahwa siswa kurang memahami apa materi yang disampaikan oleh guru.
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa guru PKn pada gugus III di SD Jinengdalem pada tanggal 5 februari yaitu diperoleh informasi bahwa, pada saat guru menyajikan materi siswa kurang perhatian secara serius dalam mengikuti pembelajaran sehingga nampak siswa dengan teman sebangku atau teman lain di dalam kelas lebih sering bercakapcakap tentang hal lain yang tidak ada hubungannya dengan materi dan siswa sering keluar masuk kelas saat penyajian materi sehingga berdampak pada siswa tidak mencatat hal-hal penting yang disampaikan guru. Selain itu, dikatakan juga dalam menjawab pertanyaan siswa sering mengeluarkan kata seenaknya dan memancing teman lain untuk tertawa.
Untuk mengatasi suatu permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran hendaknya guru menggunakan berbagai metode, teknik dan model pembelajaran. Dengan adanya inovasi dari guru untuk menggunakan model pembelajaran maka diharapkan suasana pembelajaran lebih menyenangkan dan mengaktifkan siswa. Dengan terciptanya suasana pembelajaran yang menyenangkan yang membangun minat dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran maka diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar yang dicapai oleh siswa, untuk mencapai proses pembelajaran yang menyenangkan maka digunakan model pembelajaran tipe Think Pair Share yang memiliki beberapa kelebihan, adapun kelebihan yang dimiliki oleh model pembelajaran Think Pair Share adalah sebagai berikut :
Untuk memperkuat hasil wawancara maka dilaksanakan observasi pada tanggal 6 februari di dalam kelas pada saat pelaksanaan pembelajaran PKn di gugus III SD Jinengdalem ternyata pada saat pelaksanaan pembelajaran guru lebih cenderung menanamkan konsep-konsep yang bersifat sangat teoritis, dengan menggunakan metode ceramah dalam kegiatan pembelajaran. Dalam pendekatan pembelajaran guru kurang memperhatikan tingkat perbedaan siswa ditinjau dari perbedaan kemampuan, letak geografis atau lingkungan tempat diamana anak didik berada, status ekonomi dan sosial keluarga siswa. Sehingga pembelajaran terlihat satu arah, bahkan guru lebih mendominasi atau lebih aktif dibandingkan dengan siswa yang lebih menunjukkan prilaku pasif. Berkaitan dengan objek penelitian pada gugus III di SD
a. Model pembelajaran Think Pair Share memberikan kesempatan untuk siswa berpikir secara aktif dalam proses pembelajaran, b. Model pembelajaran Think Pair Share memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertukar pikiran dengan teman sebangku dan teman lainnya, c. Model pembelajaran Think Pair Share diharapkan dapat menumbuhkan motivasi belajar dan pada akhirnya memperoleh hasil belajar yang memuaskan (Isjoni 2007). Keterlibatan siswa secara aktif dari awal sampai akhir dalam proses pembelajaran dengan diberikan bertukar pikiran dengan teman sebangku atau teman lain bertujuan agar siswa itu dapat
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
mengembangkan ide dan gagasan yang dimilikinya. Berdasarakan paparan diatas penelitian menggunakan model pembelajaran Think Pair Share dengan menggunakan bahasa pengantar bahasa Indonesia dengan intervensi bahasa daeah dipandang perlu dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang mengikuti model pembelajaran Think Pair Share menggunakan bahasa pengantar bahasa Indonesia dengan intervensi bahasa daerah dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran Think Pair Share. METODE Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen) yang secara umum bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa di kelas yang bermuara pada peningkatan hasil belajar PKn siswa. Penelitian ini dilakukan di gugus 3 SD Jinengdalem kecamatan Buleleng kabupaten Buleleng. Dalam rencana penelitian ini, waktu pelaksanaannya dirancang pada semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014. Rancangan penelitian ini mengikuti desain penelitian eksperimen Post Test Only Control Group Desain. Desain penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1. Post Test Only Control Group Desain.
Kelompok
Perlakuan
Post – test
Eksperimen
X1
O
Kontrol
X2
O
(Can
(Candiasa, 2010)
Keterangan. X1 : perlakuan berupa penggunaan pengajaran Think Pair Share dengan Pembelajaran Menggunakan Bahasa Pengantar Bahasa Indonesia dengan Intervensi Bahasa Daerah, X2 : perlakuan berupa pengguanaan pengajaran Think Pair Share, O : hasil post-test Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2002). Populasi dalam peneliitian ini adalah siswa kelas V SD Jinengdalem tahun pelajaran 2012/2013 yang tersebar ke dalam tiga sekolah sekolah. Guna mengetahui apakah kemampuan siswa kelas V masing–masing SD setara atau belum, maka terlebih dahulu dilakukan uji kesetaraan pada SD 1 dan 2 Jinengdalem dengan hasil yang di dapatkan yaitu thit sebesar -0,871, jadi thit terletak antara -1,67 dan 1,67 maka kedua kelompok dapat dinyatakan setara secara signifikan. Sampel diambil dengan cara teknik random sampling, terpilih dua kelas yaitu siswa kelas V SD No 1 Jinengdalem yang terdiri dari 21 orang siswa sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas V SD No 2 Jinengdalem 23 orang siswa sebagai kelas kontrol. Tahapan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Menentukan sampel penelitian yaitu dua kelas dari populasi yang ditentukan. 2. Menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan teknik undian. 3. Merancang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menentukan SK dan KD. 4. Menentukan sumber belajar dan media pembelajaran yang akan
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
digunakan dalam proses pembelajaran. 5. Menentukan instrumen penilaian sesuai dengan SK dan KD. 6. Melaksanakan uji coba instrumen untuk menentukan validitas dan reliabilitasnya. 7. Melaksanakan pembelajaran dengan memberikan perlakuan yang berbeda pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. 8. Memberikan tes akhir (post – test ) pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. 9. Pemberian post-test pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol dilaksanakan sesuai dengan hari jadwal mata pelajaran yang sudah ada. Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah tes hasil belajar PKn kelas V. Tes hasil belajar ini dibuat dalam bentuk tes pilihan ganda. Tes pilihan ganda tersebut terdiri dari 30 butir soal. Setiap jawaban yang benar akan diberi nilai atau skor (1) dan skor (0) untuk siswa yang menjawab salah. Skor setiap item kemudian dijumlahkan dan jumlah skor tersebut merupakan variabel hasil belajar PKn. Skor 0 merupakan skor minimal dan skor 30 merupakan skor maksimal hasil belajar PKn. Namun sebelum tes disebar kepada siswa, maka tes yang dibuat diujicobakan terlebih dahulu dengan uji validitas dan uji reliabilitas untuk menentukan valid atau tidaknya tes yang akan digunakan. Tes yang diujicobakan kemudian akan diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk memperoleh data yang yang bersifat interval. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif. Koyan (2007) menyatakan bahwa analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui tinggi rendahnya kualitas dari hasil belajar siswa.
Deskripsi data (mean, median, modus) mengenai hasil belajar PKn siswa selanjutnya disajikan ke dalam kurva poligon. Tujuan penyajian data ini adalah untuk menafsirkan sebaran data hasil belajar PKn pada kelompok eksperimen dan kontrol. Hubungan antara mean (M), median (Md), dan modus (Mo) dapat digunakan untuk menentukan kemiringan kurva poligon distribusi frekuensi. Dalam menentukan tinggi rendahnya kualitas variabel–variabel penelitian, skor rata–rata (mean) tiap–tiap variabel dikonversikan dengan menggunakan kriteria rata–rata ideal (Xi) dan standar deviasi ideal (SDi). Sebelum dilakukan uji hipotesis, harus dilakukan beberapa uji prasyarat, yaitu uji normalitas distribusi data dan uji homogenitas varians. Setelah mendapat data pemecahan masalah matematika, data tersebut kemudian diuji normalitas distribusinya untuk mengetahui data kedua kelompok tersebut berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas distribusi untuk skor kemampuan pemecahan masalah matematika digunakan analisis Chi–Square (Candiasa, 2010). Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui bahwa kedua kelompok mempunyai varians yang sama atau tidak. Jika kedua kelompok mempunyai varians yang sama maka kelompok tersebut dinyatakan homogen. Homogenitas varians untuk kedua kelompok digunakan uji F (Agung, 2010). Hipotesis permasalahan yang diuji dalam permasalahan ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar PKn antara siswa yang mengikuti model pembelajaran Think Pair Share dengan bahasa pengantar bahasa Indonesia dengan intervensi bahasa daerah dan siswa yang mengikuti model pembelajaran Think Pair Share pada siswa SD 1 dan 2 Jinengdalem.
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah uji–t dua ekor dengan taraf signifikan 5%. HASIL DAN PEMBAHASAN
mengenai penyebaran atau distribusi data. Objek dalam penelitian ini adalah hasil belajar PKn siswa sebagai akibat dari pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dengan Intervensi Bahasa Daerah pada kelompok eksperimen dan model pembelajaran Think Pair share pada kelompok kontrol. Berikut ini data hasil penelitian tentang hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn. Data hasil belajar siswa disajikan pada Tabel 2.
Data yang telah terkumpul melalui penelitian ini ditabulasikan sesuai dengan keperluan analisis data yang tercantum dalam rancangan penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran umum Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Data Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelompok
mean (M)
Median (Md)
Modus (Mo)
Eksperimen
23,90
24,78
21,3
Kontrol
19,96
19,46
18,76
Dari soal post tes yang diberikan menunjukkan bahwa skor tertinggi adalah (26) dan skor terendah adalah (20). Deskripsi mean (M), median (Md), modus (Mo), varians, dan standar deviasi (s) dari data hasil post–test kelompok eksperimen, yaitu: mean (M) = 23,90, median (Md) = 24,78, modus (Mo) = 21,3 varians (s2) = 2,29, dan standar deviasi (s) = 1,51. Data hasil post–test kelompok eksperimen, dapat disajikan ke dalam bentuk kurva poligon seperti pada Gambar 1.
f 10 Gambar 1. Kurva Juling Normal Kelompok Eksperimen
8 6
Berdasarkan hasil yang diperoleh melaului Mean, Median, Modus maka dapat disimpulkan bahwa kurva di atas adalah kurva juling normal yang berarti sebagian besar skor cenderung normal
f 10 Gambar 2. Kurva Juling Positif Kelompok Kontrol Dari soal post tes yang diberikan menunjukkan bahwa skor tertinggi adalah (26) dan skor terendah adalah (15).
8
Deskripsi mean (M), median (Md), modus (Mo), varians, dan standar deviasi (s) dari data hasil post–test kelompok kontrol, yaitu: mean (M) = 19,96, median
6
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
(Md) = 19,46, modus (Mo) = 18,76, varians (s2) = 8,49, dan standar deviasi (s) = 2,91.
data penelitian yang akan diuji hipotesisnya, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
Berdasarkan hasil yang diperoleh melaului Mean, Median, Modus maka kurva di atas adalah kurva juling Positif yang berarti sebagian besar skor cenderung rendah.
Uji normalitas data dilakukan terhadap data hasil belajar PKn siswa kelompok eksperimen dan kontrol. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dengan menggunakan rumus chi–Square, diperoleh data kemampuan pemecahan masalah matematika kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal.
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan uji–t, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat terhadap sebaran Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji–t Data Hasil Belajar
Kelompok Eksperimen
N
X
s2
thit
21
23,90
2,29
7,12
Analisis uji-t untuk hasil belajar PKn siswa diperoleh thit sebesar 7,12. Sedangkan, ttab dengan db = 21 + 23 - 2 = 42 dan taraf signifikansi 5% adalah 1,671. Hal ini berarti, thit lebih besar dari ttab (thit > ttab), sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran kooperatif tipe TPS Menggunakan Bahasa Pengantar Bahasa Indonesia Dengan Intervensi Bahasa Daerah Terhadap Hasil Belajar Pkn Siswa Kelas V Tahun Pelajaran 2013/2014 SD Negeri 1 Jinengdalem Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng. Hal yang dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh dari model pembelajaran kooperatif tipe TPS Menggunakan Bahasa Pengantar Bahasa Indonesia Dengan Intervensi Bahasa Daerah, dapat dilihat dari rata–rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn antara kedua kelompok sampel. Dari rata– rata ( X ) hitung, diketahui X kelompok eksperimen adalah 23,90 dan X kelompok kontrol adalah 19,96. Hal ini berarti, X eksperimen lebih besar dari X kontrol
ttab (t.s. 5%) 1,671
( X eksperimen > X kontrol). Berdasarkan dari hasil analisi yang telah dilakukan maka, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) Menggunakan Bahasa Pengantar Bahasa Indonesia dengan Intervensi Bahasa Daerah berpengaruh terhadap hasil belajar dalam mata pelajaran PKn pada siswa kelas V Semester Ganjil di SD Gugus III Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng. Hasil analisis terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model kooperatif tipe Think Pair Share Menggunakan Bahasa Pengantar Bahasa Indonesia dengan Intervensi Bahasa Daerah memiliki hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model Think Pair Share. Hal tersebut didasari atas perolehan rata–rata skor hasil belajar PKn siswa. Rata–rata skor hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model kooperatif tipe Think Pair Share Menggunakan Bahasa Pengantar Bahasa Indonesia dengan Intervensi Bahasa Daerah lebih besar dari rata–rata skor hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
dengan model pembelajaran Think Pair Share. Dari hasil analisis data yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar PKn antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Think Pair Share Menggunkan Bahasa Pengantar Bahasa Indonesia dengan Intervensi Bahasa Daerah dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model Think Pair Share. Perbedaan menunjukkan bahwa penggunaan model kooperatif tipe Think Pair Share Menggunkan Bahasa Pengantar Bahasa Indonesia dengan Intervensi Bahasa Daerah mampu meningkatkan hasil belajar PKn siswa. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan perlakuan dalam proses pembelajaran antara model kooperatif tipe Think Pair Share Menggunkan Bahasa Pengantar Bahasa Indonesia dengan Intervensi Bahasa Daerah dengan model Think Pair Share. Perlakuan yang diberikan pada proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Think Pair Share menggunakan bahasa pengantar bahasa Indonesia dengan intervensi bahasa daerah adalah pada Tahap 1. (Think). Siswa diberikan permasalahan untuk dipecahkan secara individu dan diberikan penjelasan mengenai aturan dalam mengerjakan permasalahan yang diberikan dengan bahasa Indonesia dengan Intervensi bahasa Daerah, 2. (Pair). Siswa bertukar pikiran dengan teman sebangku, 3. (Share). Siswa bertukar pikiran dengan pasangan lain dengan menggunakan bahasa Indonesia dengan Intervensi bahasa Daerah. Dalam proses pembelajaran dengan model kooperatif tipe TPS Menggunakan Bahasa Pengantar Bahasa Inonesia dengan Intervensi Bahasa Daerah, ktivitassiswa lebih banyak atau siswa lebih aktif dibandingkan guru melalui proses pembelajaran yang diintervensi dengan
bahasa daerah dan tiga fase proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh siswa dan pada proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS Menggunakan Bahasa Pengantar Bahasa Inonesia dengan Intervensi Bahasa Daerah siswa dapat saling berbagi pengetahuan dan berusaha menggali informasi secara mandiri, kemudian dengan teman sebangku dan melakukan share atau berbagi dengan pasangan lain, dalam proses pembelaran ini guru hanya bertindak sebagai fasilitator dan motivator. Temuan penelitian dalam kegiatan pembelajaran PKn dengan model pembelajaran Think Pair Share menggunakan bahasa pengantar bahasa Indonesia dengan intervensi bahasa daerah memberikan pengaruh yang signifikan pada hasil belajar siswa. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pertama dalam proses penyelesaian masalah siswa mengerjakan secara individu dan guru tetap mengawasi siswa dalam proses pemecahan masalah jika siswa menemukan kendala maka guru berperan untuk memberikan penjelasan menggunakan bahasa pengantar bahasa Indonesia dengan intervensi bahasa daerah sampai siswa merasa paham mengenai apa yang menjadi kendala yang ditemukannya. Faktor kedua yaitu guru memberikan siswa kesempatan untuk memecahkan masalah secara berpasangan yaitu dengan teman sebangku, sehingga dalam proses pembelajaran siswa merasa senang karena diberikan memecahkan masalah dengan teman sebangku. Faktor yang ketiga yaitu siswa diberikan kesempatan untuk belajar berkomunikasi dengan teman lainnya dengan jalan menyampaikan apa yang telah di dapatkannya melalui diskusi yang telah dilakukannya dengan teman sebangku sehingga proses pembelajaran siswa menjadi aktif. Melalui proses pembelajaran tersebut siswa akan mampu meningkatkan pemahaman dan kemampuan yang dimilikinya yang pada akhirnya berpengaruh pada hasil belajar. Selain hal tersebut peneliti menemukan pula siswa merasa lebih mengerti mengenai materi
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
pembelajaran yang diberikan karena dalam proses penyampaian materi diintervensi dengan bahasa daerah dan siswa merasa dapat lebih banyak mengeluarkan ide-ide yang dimilikinya karena siswa diberikan kesempatan untuk memecahkan masalah dengan pasangannya dan menyampaikannya kepada pasangan lain. Penelitian ini sejalan dengan hasil dari beberapa penelitian model kooperatif Tipe Think Pair Share Menggunakan Bahasa Pengantar Bahasa Indonesia dengan Intervensi Bahasa Daerah. Purwanti (2008) menemukan dalam hasil penelitiannya bahwa kemampuan membaca siswa mengalami peningkatan setelah belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif yang disajikan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran TPS dibandingkan belajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal senada juga ditemukan oleh Pujawan dan Gita (2008) dalam Penelitian tentang implementasi siklus ACE melalui Tipe Think Pair Share dengan variabel siklus ACE (Activities, Class Discussion, Exercises) memberikan pengalaman kepada mahasiswa secara aktif untuk membangun pengetahuan sendiri serta membangun makna berdasarkan pengalaman kemudian mengaitkannya dengan konsep yang dipelajarai Pujawan dan Gita (2008) dengan variabel siklus ACE (Activities, Class Discussion, Exercises) memberikan pengalaman kepada mahasiswa secara aktif untuk membangun pengetahuan sendiri serta membangun makna berdasarkan pengalaman kemudian mengaitkannya dengan konsep yang dipelajari. SIMPULAN DAN SARAN Penelitian eksperimen ini dilakukan pada gugus III SD 1 dan 2 Jinengdalem kecamatan Buleleng kabupaten Buleleng. Penelitian ini dilakukan dalam usaha mengetahui perbedaan hasil belajar PKn khususnya pada kelas V SD 1 dan 2 Jinengdalem kecamatan Buleleng kabupaten Buleleng tahun pelajaran
2013/2014. Berdasarkan paparan diatas, peningkatan hasil belajar PKn merupakan hal mutlak yang harus dilaksanakan. Untuk mengatasi permasalahan yang diajukan dalam penelitian, maka peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share Menggunakan Bahasa Pengantar Bahasa Indonesia dengan Intervensi bahasa daerah. Dalam penelitian ini peneliti memberikan perlakuan yang berbeda di dalam proses pembelajaran antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol untuk meningkatkan hasil belajar. Berdasarkan analisis data ditemukan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar PKn siswa diperoleh thit sebesar 7,12. Sedangkan, ttab dengan db = 21 + 23 2 = 42 dan taraf signifikansi 5% adalah 1,671. Hal ini berarti, thit lebih besar dari ttab (thit > ttab), sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kelas eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share Menggunakan Bahasa Pengantar Bahasa Indonesia Dengan Intervensi Bahasa Daerah dengan kelas kontrol menggunakan Model Pembelajaran Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar PKn Siswa Kelas V. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut. 1. Untuk siswa dan siswi hendaknya selalu serius dalam mengikuti model pembelajaran kooperatif yang digunakan guru guna meningkatkan pemahaman, kemampuan dan keefektivan belajar. 2. Kepada guru agar selalu menggunakan model pembelajaran kooperatif guna menambah wawasan dan alternatif model pembelajaran sebagai upaya dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
3. Kepada sekolah agar selalu menyarankan guru untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif guna proses pembelajaran disekolah akan semakin bermutu dan prestasi akademik siswa dapat ditingkatkan. 4. Kepada peneliti lain diharapkan dapat melanjutkan penelitian tentang model pembelajaran yang diterapkan di sekolah dasar DAFTAR RUJUKAN Agung,
A.A.Gede.2010. Penelitian Konvensional (ex post facto /survei dan eksperimental). Makalah disajikan pada seminar dan pelatihan tentang penelitian ex post
facto dan eksperimental. Universitas Pendidikan Ganesha. Candiasa I Made. 2010. Statistik Univariat dan Bivariat Disertai Aplikas SPSS. Undiksha Press. Isjoni.
2007. Cooperative Learning, Efektivitas Pembelajaran Kelompok, Penerbit CV Alfabeta, Bandung.
Koyan. 2007. Asesmen dalam Pendidikan. Singaraja: Undiksha. Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 Tentang Standar Proses Untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)