e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN PENILAIAN PROYEK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECHAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR PENGETAHUAN IPA TEMA CITA-CITAKU SISWA KELAS IVA SDN 22 DAUH PURI I Wayan Sukadana1, I Nengah Suadnyana2, DB.Kt.Ngr.Semara Putra3 Jurusan PGSD, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia Email: {
[email protected] ,
[email protected],ngurahsemara@yah oo.com3} 1
ABTRAK Penelitian ini bertujuan untuk (1) meningkatkan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas iva sdn 22 Dauh Puri (2) meningkatkan hasil belajar pengetahuan IPA tema Cita-citaku siswa kelas IVA SDN 22 Dauh Puri melalui penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian proyek. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas IVA SDN 22 Dauh Puri sebanyak 32 siswa. Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan tes hasil belajar dan tes kemampuan pemecahan masalah. Kemudian data dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif.Rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa kelas IVA SDN 22 Dauh Puri mencapai 76,35 (berada pada predikat B+) pada siklus I dan 80,73 (berada pada predikat A-) pada siklus II.Nilai rata-rata hasil belajar pengetahuan IPA untuk pra siklus diperoleh sebesar 65,94(berada pada predikat B-) dan ketuntasan klasikalnya 62,5%. Setelah penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian proyek, rata-rata hasil belajar mencapai 75,83 (berada pada predikat B+) ketuntasan klasikal yaitu 75% pada siklus I dan 81,25 (berada pada predikat A-) ketuntasan klasikal 84,38% pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan, penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian proyek dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan hasil belajar pengetahuan IPA tema Cita-cita siswa kelas IVA SDN 22 Dauh Puri. Disarankan kepada guru kelas IVA SDN 22 Dauh Puri untuk menerapkan pendekatan saintifik dengan penilaian proyek untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan hasil belajar pengetahuan IPA tema Cita-citaku. Kata kunci : pendekatan saintifik, penilaian proyek, kemampuan pemecahan masalah, hasil belajar pengetahuan IPA. ABSTRACT The goal of this research are (1) improve the ability of solving problem students in class IVA SDN 22 Dauh Puri (2) to gain more knowledge on our study of physics, by theme “Cita-citaku” students in class IVA SDN 22 Dauh Puri through the application of scientific approach to the project assessment. This research is a class act that is done in two cycles. The Subject were students in class IVA SDN 22 Dauh Puri as many as 32 students. Data results of studying physics and problem solving skills are collected by using the test results of learning and problem solving ability test. Then the data were analyzed using quantitative descriptive analysis
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
method.The average ability of solving problems in class IVA SDN 22 Dauh Puri reaches 76.35 (currently on predicate B+) in the first cycle, 80.73 (currently on predicate A-) in the second cycles. The average value of learning outcomes for pre-cycle physics obtained at 65.94 (currently on predicate B-) and the Classical completeness is 62.5%. After the application of a scientific approach to the assessment of the project, the average learning outcomes reached 75.83 (currently on predicate B +) the classical completeness is 75% in the first and the second cycle the average value of outcomes reached 81,25 (currently on predicate A-) and the classical completeness is 84,38%. Based on the results of this study can be concluded, the application of the scientific approach to the assessment of the project to improve learning outcomes physics and problem solving skills in Class IVA SDN 22 Dauh Puri. Suggested that the teacher of Class IVA SDN 22 Dauh Puri to apply scientific project assessment to improve problem solving skillsand learning outcomes physics by theme “Cita-citaku”. Keywords :scientific approach, the project assessment, problem solving skills, learning outcomes physics
PENDAHULUAN Setiap hal yang dilakukan tentu memiliki tujuan yang ingin dicapai, begitu juga dalam dunia pendidikan. Secara umum, pendidikan pada jenjang Sekolah Dasar (SD) diselengarakan dengan tujuan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam bermasyarakat (Sudana, 2013 : 5). Untuk mewujudkan tujuan pendidikan disusunlah suatu kurikulum, dalam perjalanannya kurikulum senantiasa mengalami pengembangan dan penyesuaian sesuai dengan kemajuan jaman (Sagala, 2012 : 230). Seperti yang kita ketahui bahwa pendidikan sebagai suatu sistem adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuannya. Kurikulum merupakan salah satu indikator yang menentukan berhasil tidaknya suatu pendidikan, oleh karena itu kurikulum harus dikelola secara baik dan dan profesional. Dalam Permendikbud No.81A Tahun 2013, kurikulum 2013 menjadi kurikulum terbaru dalam pendidikan di Indonesia, kurikulum 2013 memiliki tujuan untuk meningkatkan rasa ingin tahu siswa dan mendorong siswa untuk aktif. Pada kurikulum 2013, siswa bukan lagi menjadi objek tapi justru menjadi subjek dengan ikut mengembangkan tema yang ada. Dengan adanya perubahan ini, tentunya berbagai standar dalam komponen pendidikan juga akan berubah, baik itu
standar isi, standar proses maupun standar kompetensi lulusan. Tidak hanya hal ini, penilaian pada kurikulum 2013 juga berbeda dengan kurikulum sebelumnya, mengingat kurikulum ini untuk mendorong siswa aktif dalam tiap materi pembelajaran, maka salah satu komponen nilai yang diperoleh siswa bergantung pada siswa itu sendiri. Kurikulum yang berlaku dalam pendidikan akan mengatur proses pembelajaran, dengan kata lain kegiatan pembelajaran yang terjadi di kelas sangat dipengaruhi oleh kurikulum yang berlaku. Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan (Sagala, 2012 : 61). Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. Dalam implementasi pembelajaran dengan kurikulum 2013, mata pelajaran menjadi tematik integratif yaitu mata pelajaran dengan menggunakan tema dalam berbagai mata pelajaran. Pada kenyataannya implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran masih jauh dari apa yang diharapkan. Berdasarkan observasi yang dilakukan dengan guru kelas IVA SDN 22 Dauh Puri yaitu dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tema Cita-citaku, nilai rata-rata siswa baru mencapai B-, sedangkan dalam penilaian yang menggunakan kurikulum 2013 nilai
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 tertinggi yang diterapkan yaitu A. Setelah dilakukan observasi lebih lanjut ditemukan beberapa hal yang diidentifikasi sehubungan masih rendahnya hasil belajar siswa kelas IVA, penyebab dari hal tersebut salah satunya yaitu guru masih bingung dalam penerapan pembelajaran yang menggunakan kurikulum 2013. Faktor lain yang mempengaruhi kurangnya hasil belajar siswa adalah karakteristik maupun kemampuan yang dimiliki siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pada hakikatnya pembelajaran bertujuan tidak hanya memahami dan menguasai apa dan bagaimana suatu terjadi serta untuk hasil belajar saja, tetapi juga memberi pemahaman dan penguasaan tentang “mengapa hal itu terjadi”. Berpijak pada permasalahan tersebut, maka pembelajaran pemecahan masalah menjadi sangat penting untuk diajarkan. Pada dasarnya tujuan akhir pembelajaran adalah menghasilkan siswa yang memiliki pengetahuan dan keterampilandalam memecahkan masalah yang dihadapi kelak di masyarakat. Untuk menghasilkan siswa yang memiliki kompetensi yang handal dalam pemecahanmasalah, maka diperlukan serangkian strategi, metode maupun model pembelajaran pemecahan masalah (Wena, 2013 : 52). Sejalan dengan hal tersebut di atas, guru diharapkan mampu mengaplikasikan kurikulum 2013 di dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu usaha untuk mengatasi hal tersebut adalah Pendekatan Saintifik dengan penilaian projek. Pendekatan saintifik menjadi pendekatan yang dipilih dalam penerapan pembelajaran menggunakan kurikulum 2013. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik merupakan proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau merumuskan masalah), mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran
melibatkan keterampilan proses seperti mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar dan mengkomunikasikan (Kurniasih, 2014 : 30). Penilaian projek adalah sebuah kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode atau waktu tertentu.Yang dimaksud dengan tugas dimaksud harus merupakan suatu investigasi atau menggali sesuatu sampai ditemukan manfaat yang bermakna bagi kehidupan manusia dan bagi peserta didik itu sendiri. Tugas yang dapat mengambarkan suatu projek dapat menyangkut mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) (Arikunto, 2013 : 251). Tugas kegiatan projek tersebut sebagaimana halnya tugas menghasilkan produk, yaitu dimulai dari tahap perencanaan. Bedanya adalah pada kegiatan menghasilkan produk adalah bahwa kegiatan projek tidak langsung pada tahap pembuatan produk, tetapi langsung mengumpulkan data, mengorganisasikan data, pengelolaan data, penyajian data dan sampai pada pengambilan kesimpulan. Projek dalam mata pelajaran IPA sangat menarik karena hasilnya dapat bermanfaat untuk peserta didik sendiri bahkan untuk masyarakat dimana mereka tinggal (Jihad, 2013 : 109). IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang menjadi mata pelajaran pokok pada kurikulum di Indonesia di dalam dunia pendidikan termasuk pada jenjang SD (Susanto, 2013 : 165). IPA diperlukan oleh siswa SD karena dapat memberikan sumbangan untuk mencapai tujuan pendidikan. Melalui pembelajaran IPA, diharapkan siswa meningkatkan kemampuan menyesuaikan diri dengan perubahan dan memasuki dunia teknologi informasi. Sesuai dengan penggunaan kurikulum 2013 mata pelajaran menjadi tematik integratif yaitu mata pelajaran dengan menggunakan tema dalam berbagai mata pelajaran. Sehingga mata pelajaran IPA dipadukan dengan mata pelajaran lain dalam sebuah tema. Berdasarkan uraian di atas diterapkan Pendekatan Saintifik dengan Penilaian Projek untuk Meningkatkan
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 Kemampuan Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar Pengetahuan IPA pada Tema Cita – Citaku Siswa Kelas IVA SDN 22 Dauh Puri. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini yang akan dipaparkan adalah latar tempat dan waktu penelitian. Subjek merupakan orang ataupun sekelompok orang yang menjadi perhatian utama. Berikut adalah pemaparan mengenai latar penelitian dan karakteristik subjek dalam penelitian ini. Latar pada penelitian ini meliputi tempat dan waktu pelaksanaan penelitian. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di SDN 22 Dauh Puri Denpasar, Kecamatan Denpasar Utara. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IVA di SDN 22 Dauh Puri Denpasar yang berjumlah 34 siswa, terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mana PTK adalah proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dan upaya untuk memecahkannya dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari tindakan tersebut (Sanjaya, 2013:149). Dalam penelitian ini menggunakan PTK Pola Kolaboratif, pola ini biasanya inisiatif untuk pelaksanaan PTK tidak dari guru, akan tetapi dari pihak luar yang berkeinginan untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran (Sanjaya, 2013:160). Guru hanya berperan sebagai anggota tim peneliti, yang berfungsi melaksanakan tindakan seperti yang dirancang oleh tim peneliti. Dengan demikian guru tidak memiliki kesempatan yang luas untuk melakukan tindakan, sebab baik perencanaan maupun bagaimana mengimplementasikan tindakan tidak ditentukan oleh guru sendiri, melainkan oleh tim peneliti. Penelitian dilakukan dalam beberapa siklus sampai benar-benar mencapai indikator keberhasilan. Dalam penelitian ini karena melibatkan tema di dalamnya, 1 siklus dalam penelitian diberikan dalam 1 subtema yang terdapat
materi IPA di dalam pembelajaran di Tema Cita-citaku. Adapun model yang dipilih dalam penelitian ini adalah model PTK menurut Kurt Lewin. Model ini adalah model yang mendasari model-model lainnya yang berangkat dari model action research. Kurt Lewin (dalam Sanjaya, 2013:154) menjelaskan bahwa ada empat hal yang harus dilakukan dalam proses penelitian tindakan yakni perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Pelaksanaan penelitian tindakan adalah proses yang terjadi dalam suatu lingkaran yang terus menerus. Perencanaan adalah proses menentukan program perbaikan yang berangkat dari suatu ide gagasan peneliti; sedangkan tindakan adalah perlakuan yang dilaksanakan oleh peneliti sesuai dengan perencanaan yang telah disusun oleh peneliti. Observasi adalah pengematan yang dilakukan untuk mengetahui egektivitas tindakan atau mengumpulkan informasi tentang berbagai kelemahan (kekurangan) tindakan yang telah dilakukan dan refleksi adalah kegiatan analisis tentang hasil observasi hingga memunculkan program atau perencanaan baru. Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturanaturan yang sudah ditentukan (Arikunto, 2013 : 67). Dalam penelitian ini metode tes digunakan pada setiap akhir pembelajaran dengan menggunakan tes untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pengetahuan IPA dan kemampuan pemecahan masalah siswa melalui penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian proyek. Hasil belajar IPA dalam penelitian ini diukur melalui tes hasil belajar berupa tes objektif. Tes obyektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan dengan cara obyektif. Dalam penggunaan tes ini objektif jumlahnya lebih banyak daripada tes esai. Tes obyektif mengandung lebih banyak segi-segi positif, misalnya lebih representatif mewakili isi dan luas bahan, lebih objektif, dapat dihindari campur tangannya unsur-unsur subjektif baik dari segi siswa maupun segi guru yang
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 memeriksa (Arikunto,2013:180). Jenis tes objektif yang dipilih dalam penelitian ini yaitu berupa Pilihan Ganda Biasa (PGB). Kemampuan pemecahan masalah siswa diukur melalui tes kemampuan pemecahan masalah dalam bentuk soal uraian. Tes kemampuan pemecahan masalah dibuat berdasarkan jenjang taksonomi Bloom yang meliputi ingatan, pemahaman dan aplikasi (Puspadewi, 2012:59). Kedalam tes juga disesuaikan dengan karakteristik materi pembelajaran yaitu IPA. Dalam hal ini, penyusunan tes berpedoman pada indikator pembelajaran. Perolehan bobot skor untuk soal tes kemampuan masalah ditinjau dari rubrik kemampuan pemecahan masalah, setiap 1 soal jika siswa menjawab dengan jawaban yang tepat maka siswa mendapatkan 12 skor. Dengan SMI yaitu 60. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Agung (2012:67) menyatakan bahwa “metode analisis deskriptif kuantitatif adalah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka dan atau persentase mengenai keadaan suatu objek yang diteliti sehingga diperoleh kesimpulan umum.”
Kriteria keberhasilan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah 1. Persentase rata-rata hasil belajar siswa berada pada predikat B+ sampai dengan A, 2. Persentase rata-rata kemampuan pemecahan masalah berada pada predikat B+ sampai dengan A, 3. Ketuntasan Klasikal yang ditetapkan yaitu minimal 80 % siswa mendapatkan nilai yang lebih tinggi dari nilai tahun pelajaran sebelumnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang dikumpulkan pada refleksi awal adalah data hasil belajar pengetahuan IPA pra siklus siswa kelas IVA SDN 22 Dauh Puri pada semester 1. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui hasil belajar pengetahuan IPA sebelum penerapan saintifik dengan penilaian projek dilakukan pada siklus I. Data ini digunakan untuk menguatkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan bahwa di kelas IVA masih banyak siswa yang nilainya belum mencapai apa yang diharapkan sekolah. Berdasarkan data yang didapat mengenai hasil belajar pengetahuan IPA pra siklus, diperoleh bahwa skor rata-rata hasil belajar pengetahuan IPA adalah 65,94 dengan ketuntasan klasikal 62,5%.
Tabel 1. Tabel Data Prasiklus Hasil Belajar Pengetahuan IPA SDN 22 Dauh Puri Rata-rata hasil belajar pengetahuan IPA pra siklus. 65,94 Berdasarkan analisis data hasil belajar pengetahuan IPA pra siklus, diperoleh skor rata-rata hasil belajar pengetahuan IPA adalah 65,94 dan dikonversikan ke dalam pedoman konversi nilai PAP skala 4 hasil belajar pengetahuan IPA berada pada predikat B. Ketuntasan klasikal hasil belajar pengetahuan IPA pra siklus adalah 62,5%. Hasil analisis mengenai hasil belajar pengetahuan IPA tema Cita-cita pada siklus I, diperoleh rata-rata (M) 75,83 dan persentase rata-rata (M%) 75,83% yang dikonversikan pada Penilaian Acuan
Ketuntasan Klasikal hasil belajar pengetahuan IPA pra siklus. 62,5% Patokan (PAP) skala 1-4 (kelipatan 0,33) berada pada predikat B+ sedangkan untuk ketuntasan klasikalnya mencapai 75%, yang mana 24 siswa mendapatkan nilai tuntas dari 32 siswa yang mengikuti tes. Sedangkan untuk hasil analisis kemampuan pemecahan masalah siswa pada siklus I, diperoleh rata-rata (M) 76,35 dan persentase rata-rata (M) 76,35% yang dikonversikan pada Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala 1-4 (kelipatan 0,33) berada pada predikat B+. Secara keseluruhan hasil analisis data hasil belajar pengetahuan IPA tema Cita-citaku dan kemampuan pemecahan
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 masalah pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2. Tabel Rekap Hasil Analisis Hasil Belajar Pengetahuan IPA dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas IVA SDN 22 Dauh Puri pada siklus I Kriteria Hasil Belajar Pengetahuan IPA Kemampuan Pemecahan Masalah Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Pengetahuan IPA
Hasil
Keterangan
Persentase rata-rata mencapai 75,83% Persentase Rata-rata mencapai 76,35% Ketuntasan belajar mencapai 75%
Berada pada predikat B+ Berada pada predikat B+ Belum mencapai ketuntasan klasikal yang diharapkan yaitu 80%
Hasil analisis mengenai hasil belajar pengetahuan IPA tema Cita-cita pada siklus II, diperoleh rata-rata (M) 81,25 dan persentase rata-rata (M%) 81,25% yang dikonversikan pada Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala 1-4 (kelipatan 0,33) berada pada predikat A- sedangkan untuk ketuntasan klasikalnya mencapai 84,38%. Untuk hasil analisis kemampuan pemecahan masalah siswa pada siklus II,
diperoleh rata-rata (M) 80,73, persentase rata-rata (M%) 80,73% yang dikonversikan pada Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala 1-4 (kelipatan 0,33) berada pada predikat A-. Secara keseluruhan hasil analisis data hasil belajar pengetahuan IPA tema Cita-citaku dan kemampuan pemecahan masalah pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3. Tabel Rekap Hasil Analisis Hasil Belajar Pengetahuan IPA dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas IVA SDN 22 Dauh Puri pada siklus II Kriteria Hasil Belajar Pengetahuan IPA Kemampuan Pemecahan Masalah Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Pengetahuan IPA
Hasil
Keterangan
Persentase rata-rata mencapai 81,25%
Berada pada predikat A-
Persentase Ratarata mencapai 80,73% Ketuntasan belajar mencapai 84,38%
Berada pada predikat A-
Berdasarkan hasil analisis data penelitian tindakan kelas pada siklus I dan II maka dapat dihitung peningkatan hasil belajar pengetahuan IPA dan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas IVA SDN 22 Dauh Puri yaitu pada siklus I ratarata hasil belajar pengetahuan IPA mencapai 75,83yang berada pada predikat B+ dengan persentase rata-rata 75,83% serta ketuntasan klasikal
Sudah mencapai ketuntasan klasikal yang diharapkan yaitu 80%
mencapai 75% dan pada siklus II aktivitas rata-ratanya mencapai 81,25yang berada pada predikat A-, persentase rata-rata 81,25% dengan ketuntasan klasikal mencapai 84,38%.Peningkatan juga terjadi pada kemampuan pemecahan masalah siswa, pada siklus I rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa mencapai 76,35yang berada pada predikat B+ dengan persentase rata-rata
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 76,35% dan pada siklus II rata-ratanya belajar pengetahuan IPA tema Cita-citaku mencapai 80,73 berada pada predikat Adan kemampuan pemecahan masalah dengan persentase rata-rata 80,73%. siswa kelas IVA SDN 22 Dauh Puri pada Berikut adalah tabel peningkatan hasil siklus I dan siklus II. Tabel 4. Tabel Peningkatan Hasil Belajar Pengetahuan IPA Tema Cita-Citaku dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas IVA SDN 22 Dauh Puri pada Siklus I dan Siklus II Variabel
Siklus I
Siklus II
Peningkatan
Hasil Belajar Pengetahuan IPA Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Pengetahuan IPA Kemampuan Pemecahan Masalah
75,83%
81,25%
5,42%
75%
84,38%
9,38%
76,35%
80,73%
4,38%
Perbandingan peningkatan dari data tersebut dapat dilihat pada grafik berikut ini: 82 81 80 Hasil Belajar Pengetahuan IPA tema Cita-citaku
79 78 77
Kemampuan Pemecahan Masalah
76 75 74 73 Siklus I Siklus I
Grafik 1. Grafik Perbandingan Hasil Belajar dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas IVA SDN 22 Dauh Puri Penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian projek pada tema Citacitaku yang diterapkan pada siswa kelas IVA SDN 22 Dauh Puri sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan apa yang direncanakan yaitu untuk mengatasi masalah yang terjadi. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus yang mana pada 1 siklus terjadi 3 kali pertemuan dengan menerapkan pendekatan saintifik dengan
penilaian projek dengan mengambil pembelajaran pada tema Cita-citaku yang terdapat materi IPA di dalamnya. Pertemuan pertama dan kedua pada 1 siklus digunakan untuk proses penerapan tindakan, pertemuan ketiga diberikan tes untuk mengukur hasil belajar pengetahuan IPA dan kemampuan pemecahan masalah siswa. Dalam penelitian ini peneliti dibantu oleh guru wali kelas IVA dan seorang teman sejawat untuk membantu kelancaran serta dokumentasi. Secara umum penelitian yang dilakukan sudah dikatakan berhasil karena sudah memenuhi kriteria yang diharapkan. Pada Pra-Siklus persentase rata-rata hasil belajar pengetahuan IPA tema Cita-Citaku sebesar 62,5%.Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus I persentase ratarata hasil belajar pengetahuan IPA tema Cita-Citaku mencapai 75,83%yang berada pada predikat B+ dan menjadi 81,25%pada siklus II yang tergolong pada predikat A-.Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Penilaian Projek untuk meningkatkan Hasil Belajar Pengetahuan IPA pada tema Cita-Citaku dan kemampuan pemecahan Masalah siswa kelas IVA SDN 22 Dauh Puri mengarahkan siswa untuk aktif dalam mencari pemecahan terhadap suatu permasalahan dengan menggunakan kegiatan projek dalam pembelajaran baik secara individu maupun secara kelompok. Hasil belajar Pengetahuan IPA tema Cita-Citaku siklus I mengalami peningkatan dari persentase 75,83%
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 menjadi 81,25% pada siklus II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar pengetahuan IPA tema Cita-Citaku dari predikat B+ meningkat menjadi predikat A-. Ketuntasan yang diperoleh dalam siklus I belum memenuhi kriteria yang diharapkan yakni 80% siswa memperoleh nilai sesuai KKM yaitu 75%. Data ketuntasan klasikal siklus I menunjukkan bahwa dari 32 siswa 24 siswa yang tuntas mencapai 75% sedangkan pada siklus II menunjukkan peningkatan menjadi 84,38% dimana 27 siswa sudah tuntas dan memenuhi nilai sesuai dengan KKM yang ditetapkan sekolah. Kemampuan pemecahan masalah siswa siklus I mengalami peningkatan dari 76,35%menjadi 80,73%pada siklus II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas IVA SDN 22 Dauh Puri dari kriteria sedang menjadi kriteria tinggi. Pada kemampuan Pemecahan masalah siswa tidak ditentukan Ketuntasan Klasikal karena dari sekolah tidak menetapkan KKM untuk kemampuan pemecahan masalah siswa. Pada siklus I ketuntasan belajar siswa belum mencapai indikator keberhasilan karena adanya beberapa kendala yang dihadapi. Kendala tersebut, yaitu diantaranya Siswa masih terlihat bingung karena belum terbiasa dengan pendekatan saintifik dengan penilaian projek yang diterapkan. Hal ini terjadi karena pendekatan saintifik dengan penilaian projek masih baru bagi siswa, kerja sama dalam kelompok masih kurang. Hal ini disebabkan oleh adanya siswa yang mendominasi dalam kelompok, sanyak siswa yang kurang disiplin dalam mengerjakan projeknya dan laporannya, siswa masih ragu-ragu dalam mengajukan pendapat serta menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Untuk mengatasi mengatasi masalah yang terjadi peneliti bekerja sama dan berdiskusi dengan guru wali kelas IVA. Seperti yang dipaparkan sebelumnya pada hasil analisis pada siklus II menunjukkan ketuntasan klasikal siswa sudah mencapai indikator keberhasilan Aktivitas belajar siswa meningkat hasil belajar siswa dan kemampuan
pemecahan masalah siswa pun meningkat dari siklus I ke siklus II yaitu dari predikat B+ menjadi A- . Jadi, secara umum pelaksanaan tindakan pada siklus II sudah mengalami berhasil dan masalah yang muncul pada siklus I dapat diatasi pada siklus II. Berdasarkan paparan di atas, penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian projek dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan hasil belajar pengetahuan IPA tema Citacitaku siswa kelas IVA SDN 22 Dauh Puri. Karena pendekatan saintifik dengan penilaian projek memiliki kesesuaian dengan implementasi yang pembelajaran yang menggunakan kurikulum 2013. Mencermati peningkatan yang terjadi baik ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah hasil belajar pengetahuan IPA siswa dengan penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian projek memberikan kontribusi positif untuk peningkatan kualitas pendidikan. Berdasarkan hal tersebut di atas serta peningkatan yang terjadi pada setiap siklus menunjukkan bahwa penerapan saintifik dengan penilaian projek dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan hasil belajar pengetahuan IPA tema Cita-citaku siswa kelas IVA SDN 22 Dauh Puri. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian projek dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas IVA SDN 22 Dauh Puri. Berdasarkan dari data observasi yang dilakukan menunjukkan bahwa pada siklus I rata-rata kemampuan pemecahan masalah mencapai 76,35 berada pada predikat B+. Pada siklus II rata-rata sudah mencapai 80,73, berada pada predikat A-. Hal ini membuktikan bahwa penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian projek dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas IVA SDN 22 Dauh Puri. 2. Penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian projek dapat meningkatkan hasil belajar pengetahuan IPA pada tema Cita-citaku
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 siswa kelas IVA SDN 22 Dauh Puri. Berdasarkan dari data observasi yang dilakukan menunjukkan bahwa pada siklus I rata-rata hasil belajar pengetahuan IPA tema Cita-citaku mencapai 75,83 berada pada predikat B+ dan ketuntasan klasikalnya 75%. Pada siklus II rata-rata sudah mencapai 81,25 berada pada predikat A-, dan ketuntasan klasikal mencapai 84,38%.Hal ini membuktikan bahwa penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian projek dapat meningkatkan hasil belajar pengetahuan IPA tema Cita-citaku. Adapun saran dari penelitian ini adalah 1.Diharapkan kepada siswa kelas IVA SDN 22 Dauh Puri untuk selanjutnya lebih memperhatikan dan memahami tentang pendekatan saintifik dengan penilaian projek yang diberikan guru dalam proses pembelajaran. 2.Diharapkan kepada guru kelas IVA SDN 22 Dauh Puri untuk menerapkan pendekatan saintifik dengan penilaian projek sebagai salah satu alternatif dalam melaksanakan pembelajaran yang inovatif yang dalam pelaksanaanya sesuai dengan kurikulum 201 yang berlaku yang dapat meningkatkan hasil belajar pengetahuan IPA tema Cita-citaku dan kemampuan pemecahan masalah siswa. 3.Diharapkan kepada kepala sekolah agar mengkoordinasikan guru-guru untuk lebih mendalami atau memahami kurikulum yang ada terkait dalam pembelajarannya di dalam kelas dalam hal ini yaitu pembelajaran dengan penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian projek. 4.Disarankan agar lebih kritis menyikapi hal yang belum terpenuhi dalam penelitian ini. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih ini saya persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Ida Sang Hyang Widi Wasa terima kasih atas segala berkah dan rahmat karena telah mengabulkan permohonan, memberikan kemudahan, dan kelancaran dari perencanaan dan penyusunan skripsi ini. Seluruh dosen FIP, Jurusan PGSD (khususnya UPP Denpasar) terima kasih atas pengetahuan, bimbingan serta nasehat-nasehat yang sangat berarti yang telah diberikan selama menempuh
perkuliahan di Jurusan PGSD. Seluruh anggota keluarga (I Made Sujaya, Ni Nyoman Santi dan Ni Kadek Suciani) terima kasih atas kasih sayang, bimbingan, segala bentuk bantuan baik moril maupun materi serta segala sesuatu yang tidak mampu saya ucapkan yang selama ini telah kalian berikan yang tidak ternilai harganya. Teman-teman mahasiswa UPP Denpasar terima kasih atas kerja sama serta bantuan yang telah diberikan. Salam sukses. DAFTAR PUSTAKA Agung, A.A Gede.2005.Metode Penelitian Pendidikan. Singaraja UNDIKSHA -----------------------.2012.Metode Penelitian Pendidikan. Singaraja UNDIKSHA Aisyah, Nyimas. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta : Depdiknas Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara Bundu, Patta. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains Sekolah Dasar. Jakarta : Dikti Erawadi, Gusti Ayu Nyoman. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Basede Learning Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Siswa Sma. Singaraja : UNDIKSHA Jihad, Asep dan Abdul, Haris. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Multi Pressindo Kunandar. 2013. Penilaian Autentik. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Kurniasih, Imas.danBerlin, Sani. 2014. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013.Jakarta : Kata Pena
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
Maeni, Sri Inten.2010.Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Heuristik Vee dan Pembelajaran Aigoritmik terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika ditinjau dari Bakat Numerik pada siswa Kelas X SMA Negeri 1 Ubud. Singaraja : UNDIKSHA Peraturaturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81 a Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum. Tersedia Pada http://www.scribd.com/doc/237332 296/Salinan-Permen-No-81a Tahun-2013#scribd (diakses pada tanggal 20 Desember 2014) Purwanto.2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Puspadewi, Rahayu. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Ikrar Berorientasi Kearifan Lokal Dan Kecerdasan Logis Matematis Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika.Singaraja : UNDIKSHA Sagala, Syaiful. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta Sanjaya, Wina. 2013. Penelitian Pendidikan Jenis Metode dan Prosedur. Jakarta : Kencana Prenanda Media Grup Sudana, Dewa Nyoman. Astawan, Gede. 2013. Pendidikan IPA SD. Singaraja : UNDIKSHA Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta : Kencana Prenanda Media Grup Wena, Made. 2013. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta : Bumi Aksara