MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan Agustus 2008 di Desa Pamijahan, Leuwiliang, Kabupaten Bogor, menggunakan kandang panggung peternak komersil. Analisis pakan, persentase karkas dan organ dalam dilakukan di Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas, Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Materi Ternak Percobaan
Penelitian ini menggunakan DOC ayam broiler strain Cobb sebanyak 3600 ekor yang diperoleh dari PT. Wonokoyo. Ternak percobaan kemudian dibagi ke dalam sembilan petak kandang dengan jumlah ayam tiap petak adalah sama. Ayam tersebut dipelihara sampai umur 42 hari secara intensif dengan pengambilan data dari minggu ke tiga. Kandang dan Perlengkapan
Kandang yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang berbentuk panggung dengan kapasitas 5000 ekor. Kandang tersebut terbuat dari bambu, memiliki tirai dan letaknya berada di tengah sawah. Penelitian ini menggunakan petak-petak untuk membagi dan membedakan ayam dengan perlakuannya yaitu sebanyak 9 petak sehingga setiap petak akan diisi 400 ekor ayam. Luas tiap petak kandang adalah 6 x 8 m2. Kandang disekat dengan menggunakan seng setinggi ±1 m. Penerangan kandang menggunakan lampu neon. Peralatan untuk pemeliharaan ayam broiler yang digunakan adalah tempat makanan, tempat air minum, tong, timbangan digital, ember, termometer, hygrotermometer, gelas ukur, pipet volumetrik, gayung, serta seng sebagai pembatas. Sedangkan peralatan untuk pengamatan organ dalam adalah kompor, panci besar, pisau, timbangan digital serta penggaris atau meteran. Pembagian petak perlakuan di dalam kandang dapat dilihat pada Gambar 2.
15
Petak 1
Petak 2
Petak 3
Petak 4
Petak 5
Petak 6
Petak 7
Petak 8
Petak 9
Kandang Panggung
Gambar 2. Pembagian Petak Dalam Kandang Selama Penelitian Pakan
Penelitian ini menggunakan tiga jenis pakan broiler komersil fase finisher yang berbeda kandungan nutriennya. Metionin cair dalam air minum diberikan dengan konsentrasi 0%; 0,05% dan 0,1% dengan kualitas air yang diberikan bebas dari kontaminasi mikroorganisme. Hasil analisa kimia ketiga jenis ransum komersil yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Hasil Analisis Kimia Pakan Komersil Kandungan Nutrien Kadar air (%) Bahan Kering (%) Energi Bruto (Kal/kg) Abu (%) Protein kasar (%) Lemak kasar (%) Serat kasar (%) P (%) Ca (%) NaCl (%)
R1 11,61 88,39 3957 5,52 20,69 5,80 4,21 0,73 1,19 0,39
Jenis Pakan R2 11,69 88,31 4043 5,74 22,15 4,76 3,44 0,59 1,14 0,4
R3 12,1 87,9 4040 6,01 22,09 4,42 3,69 0,72 1,07 0,29
Sumber : Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan IPB, 2008.
Vaksin dan Vitamin
Vaksin yang diberikan adalah vaksin ND dan Gumboro. Pemberian vaksin ND dilakukan pada saat ayam berumur 5 hari melalui tetes mata untuk mencegah penyakit New Castle Disease (ND). Pemberian vaksin Gumboro dilakukan pada saat ayam berumur 11 hari. Pemberian vaksin gumboro melaluli air minum dilakukan dengan terlebih dahulu ayam dipuasakan minum selama 2 jam. Vitamin diberikan sampai ayam berumur 7 hari dan setelah ayam divaksin.
16
Metode Perlakuan Penelitian
Perlakuan terdiri atas faktor suplementasi metionin cair (0%; 0,05% dan 0,1%) dalam air minum dan tiga jenis ransum komersil periode finisher dari pabrik yang berbeda. Pemberian air minum dilakukan secara ad libitum setiap pagi dan sore hari. Perlakuan penelitian dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Perlakuan Penelitian Suplementasi metionin cair M0 M1 M2
R1 R1M0 R1M1 R1M2
Ransum R2 R2M0 R2M1 R2M2
R3 R3M0 R3M1 R3M2
Ket : M0 : Suplementasi 0% metionin M1 : Suplementasi 0,05% metionin M2 : Suplementasi 0,1% metionin R1: Ransum dari Pabrik 1 R2: Ransum dari Pabrik 2 R3: Ransum dari Pabrik 3
Rancangan Percobaan Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok 3x3 dengan tiga perlakuan metionin dan tiga pengelompokkan menurut jenis ransum. Model matematikanya adalah sebagai berikut : Yij = µ + τi + βj + εij Keterangan : Yij =
Nilai pengamatan pada perlakukan metionin ke-i dan kelompok ransum ke-j
µ
= Nilai rataan umum
τi
= Efek perlakuan metionin ke-i
βj
= Efek kelompok ransum ke-j
εij = Pengaruh galat percobaan Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam (ANOVA), jika berpengaruh nyata, maka dilakukan uji kontras ortogonal (Steel dan Torrie, 1991). Peubah yang Diukur
Peubah yang diukur adalah konsumsi ransum, konsumsi air minum, pertambahan bobot badan, konversi ransum, bobot hidup, bobot karkas, bobot organ
17
dalam (bobot hati, jantung, limpa, ginjal, lemak abdomen, pankreas, gizzard) dan panjang usus halus. 1.
Konsumsi ransum (g/ekor) Ransum diberikan ad libitum setiap pagi dan sore. Rataan konsumsi ransum dihitung dari selisih antara ransum yang diberikan dengan sisa, dibagi jumlah ayam yang ada dalam satu petak. Pengukuran sisa dilakukan seminggu sekali pada pagi hari. Rataan Konsumsi Ransum =
2.
Konsumsi air minum (ml/ekor) Air minum diberikan ad libitum setiap dua kali sehari. Sisa air dihitung saat pergantian air minum. Rataan konsumsi air minum dihitung dari selisih antara air minum yang diberikan dengan sisa, dibagi jumlah ayam yang ada dalam satu petak. Rataan Konsumsi Air =
3.
Pertambahan Bobot Badan (g/ekor/minggu) Pertambahan bobot badan diperoleh dari hasil perhitungan antara bobot badan akhir (pada saat penimbangan) dikurangi bobot badan awal (seminggu sebelum penimbangan). Bobot badan diukur seminggu sekali dan ayam tidak dipuasakan sebelum dilakukan penimbangan ransum. Pengukuran bobot badan dengan menggunakan sampel 10% dari jumlah populasi ayam dan pengambilan sampel dilakukan secara acak bebas. Data yang diambil adalah rataan dari jumlah ayam yang ditimbang. Pertambahan Bobot Badan =
4.
–
Konversi Ransum Konversi Ransum dihitung dari perbandingan hasil antara rataan konsumsi ransum dengan rataan pertambahan bobot badan. Konversi Ransum =
18
5.
Bobot hidup (g/ekor) Sebanyak 5 ekor ayam tiap petak diambil kemudian ditimbang masing-masing bobotnya untuk mendapatkan bobot hidup.
6.
Persentase bobot karkas (%) Persentase bobot karkas diperoleh dari pembagian antara bobot karkas ayam (ayam tanpa bulu, jeroan, kepala dan kaki) dengan bobot badan akhir ayam dikalikan 100%. Persentase Bobot Karkas =
7.
x 100%
Persentase bobot organ dalam (%) Bobot tiap organ dalam (bobot hati, jantung, limpa, ginjal, lemak abdomen, pankreas, gizzard) ditimbang kemudian dibandingkan terhadap bobot hidup ayam dikalikan 100% Persentase Bobot Organ Dalam =
8.
x 100%
Panjang Relatif Usus Halus Usus halus diukur panjangnya (cm) kemudian dibandingkan dengan 100g bobot hidup ayam. Panjang Relatif Usus Halus =
Prosedur Manajemen Pemeliharaan
Pemeliharan ayam broiler dilakukan di kandang panggung peternak komersil. Sebelum memasuki masa pemeliharaan, kandang serta alat-alat yang akan digunakan seperti tempat makan dan air minum dibersihkan dengan menggunakan desinfektan. Setelah itu dilakukan pengapuran secara merata pada lantai dan dinding kandang. Beberapa hari setelah kapur kering dilakukan penyemprotan desinfektan keseluruh kandang dan dibiarkan selama kurang lebih tiga hari dengan tujuan untuk memutuskan siklus mikroba di dalam kandang. Kemudian dilakukan penyekatan hingga terbentuk 9 petak. Selain itu dilakukan pemasangan sekam dan tirai terpal
19
pada sisi kandang. Sekam dan tirai sudah dilepas atau tidak dipakai lagi pada saat ayam berumur 3 minggu. Pada hari ayam didatangkan diberi air minum mengandung larutan gula untuk mengembalikan kondisi DOC akibat perjalanan. Vitamin diberikan pada hari berikutnya sampai ayam berumur 7 hari serta pada waktu sebelum dan sesudah vaksinasi. Tempat pakan dan air minum diletakkan cukup tinggi agar tidak kotor dan tumpah. Pemberian pakan dan air minum diberikan ad libitum setiap pagi dan sore hari. Lampu neon dinyalakan setiap malam untuk membantu penglihatan di malam hari. Penimbangan sisa pakan dilakukan pada pagi hari setiap seminggu sekali. Sedangkan penimbangan sisa air minum dilakukan tiap pergantian air minum yaitu pagi dan sore hari. Sebelum air minum diberikan, dilakukan pengukuran pH dan suhu air menggunakan pH meter digital dan termometer. Pengontrolan pakan dan air minum dilakukan setiap saat untuk menjaga pakan dan air minum agar tidak sampai habis. Jika terdapat pakan atau air minum yang mendekati habis maka penambahan dilakukan pada saat itu juga. Pengukuran suhu dan kelembaban kandang dilakukan pada pagi hari, siang dan sore hari dengan menggunakan higrotermometer yang dipasang ditengah-tengah kandang. Pengukuran Persentase Karkas dan Organ Dalam
Setelah pemeliharaan mencapai 6 minggu, diambil 5 ekor ayam setiap petaknya dengan bobot badan yang hampir sama sebagai sampel untuk diukur persentase karkas dan organ dalam. Ayam ditimbang terlebih dahulu sebelum dipotong kemudian dibului dan dikeluarkan organ dalamnya lalu dibersihkan. Karkas dan organ dalam kemudian ditimbang bobotnya.
20