2015 MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK UDANG (HS 030617) DI ITALIA
ITPC MILAN Via Vittor Pisani, 8 – 6° Piano 20124 Milan (MI), ITALY Tel. +39 02 3659 8182 Fax. +39 02 3659 8191
[email protected]
Page 0
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL DAFTAR ISI
1
KATA PENGANTAR
2
I.
II.
III.
PENDAHULUAN . I. 1 Pemilihan Produk
4
I. 2 Profil Geografi Italia
7
POTENSI PASAR PRODUK UDANG DI ITALIA II. 1 Ekspor Produk Udang Italia ke Dunia
9
II. 2 Potensi Pasar Udang di Italia
11
II. 3 Regulasi Impor Udang di Italia
13
II. 4 Saluran Distribusi Produk Udang di Italia
16
II. 5 Hambatan dan tantangan Lainnya
17
PELUANG & STRATEGI III. 1 Peluang
17
III. 2 Strategi
18
IV. INFORMASI PENTING
19
Page 1
KATA PENGANTAR Dalam upaya penyediaan informasi pasar produk 10 – 10 – 3 dan sesuai dengan keputusan Menteri Perdagangan RI No. 706/M-DAG/KEP/9/2011 tentang Pedoman Penyusunan dan Mekanisme Pelaporan Perwakilan Perdagangan di Luar Negeri, ITPC Milan, Italia telah melakukan penyusunan Market Brief yang didasarkan pada studi literatur (desk study). Informasi pasar ini diharapkan dapat berguna sebagai dasar pengambilan kebijakan oleh pimpinan dan atau sebagai bahan referensi pelaku usaha dibidangnya. Penulisan Market Brief merupakan rangkaian kajian yang terus dilakukan selama 1 tahun untuk memenuhi target yaitu menyiapkan 10 Market Brief. Pada topik ini dipilih produk udang (HS 030617) sesuai data yang mengindikasikan bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar serta adanya peluang pasar untuk produk udang di Italia. Di dalam Market Brief ini akan diinformasikan mengenai latar belakang pemilihan produk, profil Italia, potensi pasar di Italia, serta peluang dan strategi memasuki pasar di Italia. Untuk itu penyusunan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang berguna bagi pihak Pemerintah maupun Swasta di Indonesia, khususnya bagi kalangan eksportir dan pengusaha produk terkait dalam menyikapi peluang ekspor di italia. Disadari sepenuhnya bahwa penulisan laporan ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik yang membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan penulisan ini sangat kami harapkan. Semoga Laporan Market Brief ini dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membutuhkan informasi tentang produk udang. Milan, Januari 2015
Kepala ITPC Milan Agung Pramudya FR.
Page 2
ABSTRAKSI Udang menjadi komoditas perikanan Indonesia yang banyak masuk ke pasar Uni Eropa. Berdasarkan data WITS (2014), Indonesia menduduki peringkat ke-4 dalam daftar 10 besar pemasok produk udang ke pasar Uni Eropa dimana Italia termasuk di dalamnya.Potensi pasar produk udang di Italia cukup besar. Kinerja ekspor produk udang (HS 030617) Italia terus mencatat pertumbuhan positif selama periode tahun 2011-2014 dimana nilai ekspor produk udang Italia mencapai 28.31 juta dolar pada tahun 2014. Sama dengan kinerja ekspor, kinerja impor Italia terhadap produk udang Indonesia sebesar 8.29 juta dolar mengalami kenaikan yang sangat signifikan pada tahun 2014 sebesar 87.19% dibandingkan data tahun 2013. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk dapat meningkatkan ekspor produk udang terutama untuk produk udang vaname dan produk makanan berbasis udang ke negara Italia. Peluang yang besar bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor udang vaname ke Italia semakin terbuka lebar karena negara penghasil udang vaname tertinggi seperti Vietnam, Thailand, dan Tiongkok mengalami penurunan produksi yang signifikan karena udang di negara-negara tersebut terkena virus Early Mortality Syndrome (EMS) yang mengakibatkan turunnya kualitas udang di negara-negara tersebut. Untuk produk makanan berbasis udang, beberapa negara Uni Eropa juga telah melakukan permintaan ekspor produk makanan tersebut dari Indonesia karena kualitas produk dan gizinya sangat baik. Untuk dapat mengambil peluang tersebut, maka Indonesia perlu melakukan beberapa langkah strategis sebagai berikut:
Strategi produksi Strategi ini meliputi sosialisasi kepada nelayan udang budidaya dan tangkap mengenai persyaratan regulasi pangan yang harus dipenuhi untuk ekspor, persyaratan AMDAL yang harus dipenuhi dalam pengembangan tambak, serta peningkatan konversi budidaya dari udang windu ke udang vaname.
Strategi produk Strategi ini meliputi penelitian di bidang bio-proses untuk menghasilkan produk makanan berbasis udang yang bermutu tinggi.
Strategi promosi Strategi ini meliputi partisipasi dalam pameran berskala internasional seperti Seafood Expo Exhibition dan penggunaan teknologi informasi seperti Google Adwordsdan Analytics untuk menjangkau target pembeli yang lebih besar. Page 3
I PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki potensi yang cukup besar di bidang perikanan, terutama karena memiliki luas perairan mencakup 5,8 juta km2 atau sama dengan 2/3 dari luas wilayah Indonesia. Berdasarkan luas perairan yang meliputi 2/3 bagian dari total luas wilayahnya, Indonesia memiliki potensi hasil perikanan yang melimpah baik perikanan tangkap maupun perikanan budaya. Dengan demikian, Indonesia dapat menjadi salah satu negara yang dapat merajai bisnis perikanan dunia. Adanya keunggulan tersebut membuat Indonesia memiliki
peluang
yang
besar
untuk
terus
melakukan
ekspansi
perdagangan produk hasil perikanan di pasar dunia. Salah satu komoditas unggulan sektor perikanan Indonesia adalah udang (HS 030617). Seiring dengan perkembangan dan kemajuan ilmu dan teknologi khususnya di bidang pangan dan perubahan pola makan masyarakat dunia dari red meat menjadi white meat, udang semakin diminati oleh para konsumen di negara maju khususnya negara Eropa sebagai bahan pangan yang bergizi.
I.1 Pemilihan Produk Udang menjadi komoditas perikanan Indonesia yang banyak masuk ke pasar Uni Eropa dimana Uni Eropa yang beranggotakan 28 negara merupakan pasar terbesar dunia untuk komoditas perikanan. Berdasarkan data World Integrated Trade Solution – WITS (2014) pada Tabel 1, pangsa pasar ekspor produk udang Indonesia ke pasar Uni Eropa pada tahun 2012 adalah sebesar 3.77% dimana Indonesia menduduki peringkat ke-4 dalam daftar 10 besar pemasok produk udang ke pasar Uni Eropa. Pangsa pasar Indonesia masih kalah jauh dengan negara-negara lainnya seperti Norwegia (69.88%) yang menduduki peringkat ke-1, Maroko (6.33%) yang menduduki peringkat ke-2, dan Tiongkok (6.21%) yang menduduki peringkat ke-3.
Page 4
Tabel 1. Pangsa Pasar Negara Eksportir Udang ke Uni Eropa
Sumber: World Integrated Trade Solution – WITS (2014)
Berdasarkan data dari KKP (2014) yang terdapat pada Skema 1, jumlah ekspor udang Indonesia masih tergolong fluktuatif. Selama periode tahun 2000 – 2006, ekspor udang Indonesia cenderung meningkat dimana peningkatan terbesar terjadi pada periode tahun 2002 – 2003 yaitu sebesar 47%. Volume ekspor tertinggi terjadi pada tahun 2006 dengan volume ekspor sebesar 31,016 ton. Namun sejak tahun 2007, volume ekspor udang Indonesia ke Uni Eropa cenderung menurun dimana volume ekspor mencapai 16,359 ton pada tahun 2012. Penurunan ekspor ini berkaitan sangat erat dengan turunnya kualitas udang di Indonesia. Di sisi lain, peningkatan standar negara tujuan ekspor juga diduga berkontribusi terhadap semakin menurunnya ekspor udang Indonesia. Walaupun ekspor udang Indonesia cenderung mengalami penurunan, Indonesia masih tergolong top-10 supplier di pasar Uni Eropa berdasarkan data WITS (2014). Tetap eksisnya udang Indonesia di pasar Uni Eropa yang memiliki standar tinggi mencerminkan bahwa potensi udang di Indonesia sesungguhnya sangat besar dan patut untuk dikembangkan lebih lanjut.
Page 5
Skema 1. Perkembangan Volume Ekspor Udang Indonesia ke Uni Eropa Tahun 2000-2012
Sumber: KKP (2014)
Kinerja volume ekspor Indonesia ke pasar Uni Eropa yang selalu menurun ternyata berbanding terbalik dengan kinerja impor Italia atas produk udang dari dunia yang selalu meningkat (lihat Tabel 2 di bawah). Pada tahun 2012 terdapat kenaikan nilai impor sangat signifikan yaitu sebesar 385.76 juta dolar atau sebesar 386% apabila dibandingkan dengan nilai impor tahun pada 2011. Tren impor yang cenderung meningkat ini kemudian berlanjut pada tahun 2013 dimana terdapat peningkatan nilai impor sebesar 60.17 juta dolar atau sebesar 15.6% apabila dibandingkan dengan nilai impor pada tahun 2012. Pada tahun 2014, nilai impor Italia atas produk udang kembali meningkat sebesar 115.56 juta dolar atau sebesar 25.91% apabila dibandingkan dengan nilai impor pada tahun 2013.Dengan adanya tren yang terus meningkat ini, maka diharapkan terdapat kenaikan nilai impor pada tahun 2015.
Page 6
Tabel 2. Kinerja Impor Produk Udang Italia dari Dunia
Sumber: Istat
Berdasarkan data pangsa pasar dan tren di atas, maka dapat dilihat bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk meningkatkan ekspor produk udang ke pasar Uni Eropa khususnya Italia mengingat Italia merupakan negara ketiga terbanyak yang mengkonsumsi produk ikan dan makanan laut seperti udang, kepiting, dan sebagainya (menurut data CBI pada tahun 2013).
I.2 Profil Geografi Italia Italia sebelah utara berbatasan langsung dengan
empat
negara
Eropa
yaitu
Perancis, Swiss, Austria dan Slovenia. Memiliki posisi yang strategis yaitu berada di tengah-tengah antara Eropa dan Afrika, Italia meiliki keuntungan sebagai negara yang memberikan akses ke negara-negara Eropa Utara, negaranegara Mediterania dan negara-negara Eropa Timur. Wilayah Italia meliputi luas kedaulatan 301.340 km2 termasuk dua pulau utama yaitu pulau Sisilia dan pulau Sardinia, yang merupakan dua pulau utama di samping 38 pulau lainnya. Italia memiliki dua teritorial yang independen yaitu Kota Vatican dan Republik San Marino.
Kota perdagangan di Italia adalah Milan dengan GDP per kapita pada awal tahun 2014 mencapai € 35.137. Milan disebut-sebut sebagai salah satu kota utama untuk keuangan dan bisnis dimana GDP-nya merupakan ke-4 Page 7
tertinggi di Eropa dan ke-26 tertinggi di dunia. Milan juga menduduki 20 besar sebagai kota dengan finansial terbaik.
Berdasarkan estimasi sensus yang dilakukan oleh ISTAT pada Desember 2013, populasi di Italia mencapai 60.782.668 jiwa dengan dua wilayah berpenduduk terbesar di wilayah Italia-Utara sebanyak 27 % dari jumlah populasi dan wilayah Italia-Selatan sebanyak 23 % dari jumlah populasi
Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Italia. Mayoritas penduduk Italia beragama Katolik dengan persentase sebesar 83%. Italia dikenal sebagai negara yang penuh dengan peninggalan sejarah dan jenius dalam kebudayaan. Saat ini Italia memiliki 400 buah museum, galeri dan situs arkeologi.
Italia memiliki fasilitas transportasi yang sangat baik, dimana jaringan kereta api dikontrol oleh Trenitalia, Ferrovie dello Stato (Perusahaan Kereta Api Italia) yang rata-rata mengangkut setidaknya 23,3 juta ton komoditas sejak tahun 2005 dan kecenderungan jumlah penumpang yang selalu meningkat.
Jaringan jalan raya untuk pengangkutan kargo dan truk serta transportasi penumpang
juga
terus
bertambah.
Sementara
komoditas
minyak
menggunakan pelayaran sebagai moda transportasi utama dengan jaringan pelabuhan antara lain di Genova, La Spezia, Napoli, Trieste, Livorno dan Venezia. Untuk moda penerbangan, Italia telah mengalami pertumbuhan yang signifikan sejak tahun 2005 dimana tercatat setidaknya terdapat 48,9 juta penumpang domestik dan 63,2 juta penumpang internasional. Italia telah membangun dua bandara udara yang modern di Roma yaitu Fiumicino dan Ciampino serta dua di Milan yaitu Linate dan Malpensa yang mencatat 50% kedatangan dan penerbangan internasional dilakukan di Milan.
Beberapa sektor yang turut mendukung kondisi ekonomi Italia diantaranya adalah sektor pos dan telekomunikasi. Italia telah mengalami reorganisasi yang dilakukan pada tahun 2004 dimana Italia berhasil menggabungkan 3.440 perusahaan skala kecil menjadi beberapa perusahaan skala besar. Beberapa perusahaan komunikasi yang berskala multinasonal antara lain: Vodavone, Telecom, Tele2, Wind, H3g serta memiliki pasar yang terus Page 8
berkembang, dimana 70% populasi memiliki setidaknya satu telepon selular. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Italia juga mulai memberikan insentif kepada perusahaan swasta. Italia juga memiliki sistem IT yang sangat baik pada kantor-kantor administrasi lokalnya.
Otoritas sektor perbankan Italia berada di bawah Bank of Italy yang berdasarkan hukum perbankan Eropa bertanggung jawab sebagai peninjau, pemeriksa serta menganalisa sistem perbankan di seluruh negeri.
II.POTENSI PASAR PRODUK UDANG DI ITALIA II.1 Ekspor Produk Udang Italia ke Dunia Secara umum, Italia mengalami kenaikan ekspor untuk produk krustasea (HS 0306) termasuk di dalamnya produk udang (HS 030617) dan sebagainya berdasarkan Tabel 4. Kinerja ekspor produk udang Italia terus mencatat pertumbuhan positif selama periode tahun 2011-2014 dimana nilai ekspor produk udang Italia mencapai 28.31 juta dolar pada tahun 2014. Berdasarkan Tabel 3 tersebut dapat dilihat bahwa produk udang memiliki ekspor terbesar yaitu 60.35% dari total ekspor produk krustasea Italia ke dunia. Kemudian, nilai ekspor produk udang pada tahun 2014 mengalami kenaikan 8.49% dibanding nilai ekspor produk udang pada tahun 2013. Tabel 3. Kinerja Ekspor Produk Udang Italia ke Dunia
Sumber: Istat
Page 9
Kinerja ekspor produk udang Italia ke negara lain di dunia dapat dilihat pada Tabel 4. Secara keseluruhan, Italia mengalami kenaikan kinerja ekspor produk udang ke dunia sebesar 1.96% pada tahun 2014 apabila dibandingkan dengan data pada tahun 2013. Berdasarkan data tahun 2014 yang terdapat di Tabel 4 dapat dilihat bahwa Spanyol menjadi negara tujuan ekspor di peringkat ke-1 dengan persentase nilai ekspor sebesar 45.27% dari total nilai ekspor Italia ke berbagai negara pada tahun 2014. Slovenia berada di peringkat ke-2 dengan persentase sebesar 6.44%, diikuti oleh Perancis di peringkat ke-3 dengan persentase sebesar 6.44%, Kroasia di peringkat ke-4 dengan persentase sebesar 5.76%, dan Malta di peringkat ke-5 dengan persentase sebesar 5.5%. Indonesia berada di peringkat terakhir yaitu peringkat ke-93 dengan persentase sebesar 0%. Hal ini berarti Italia tidak pernah mengekspor produk udang ke Indonesia karena Indonesia memiliki sumber daya alam produk udang yang melimpah. Pada tahun 2014, Italia mengalami sedikit penurunan ekspor ke Spanyol sebesar 2.02% yang berada di peringkat ke-1 dan Slovenia sebesar 1.96% yang berada di peringkat ke-2 apabila dibandingkan dengan data di tahun 2013. Namun, Italia mengalami kenaikan ekspor ke Perancis sebesar 7.82%, Kroasia sebesar 8.03%, dan Malta sebesar 23.77%. Dengan demikian, Italia mengalami kenaikan ekspor yang signifikan ke Malta yang menduduki peringkat ke-5 dengan persentase 5.5% dari segi total nilai ekspor Italia ke negara-negara lain di dunia. Tabel 4. Kinerja Ekspor Produk Udang Italia ke Dunia berdasarkan Negara Tujuan
Page 10
Sumber: Istat
Berdasarkan Skema 2 dapat dilihat bahwa Italia berada di peringkat ke-14 untuk kinerja nilai ekspor produk ikan dan seafood dengan nilai kurang dari 1,000 juta euro ke negara-negara lain di dunia. Oleh karena itu, Italia masih memiliki potensi yang besar untuk ekspor produk udang ke negara-negara lain di dunia. Skema 2. Perbandingan Total Nilai Ekspor Produk Ikan dan Seafood Negara Uni Eropa ke Negara lain di Dunia pada Tahun 2013 (dalam juta Euro)
Source: CBI
II.2 Potensi Pasar Produk Udang di Italia Kinerja impor Italia terhadap produk krustasea (HS 0306) dapat dilihat pada Tabel 5 dimana produk udang (HS 030617) berada peringkat ke-1 dan menyumbang 63.77% dari total nilai impor pada tahun 2014. Secara keseluruhan, kinerja impor Italia terhadap produk
udang
menunjukkan pertumbuhan positif selama periode 2010 – 2014. Selama periode 2010-2011, tampaknya Italia belum mengimpor produk udang ini dari negara lain namun Italia mulai mengimpor produk udang pada tahun 2012 dengan nilai impor sebesar 385.76 juta dolar. Tren kenaikan impor Page 11
produk udang juga terjadi selama periode 2012 – 2014 dimana nilai impor produk udang pada tahun 2014 sebesar 561.49 juta dolar. Kenaikan nilai impor produk udang yang terjadi pada tahun 2014 sebesar 25.91% apabila dibandingkan dengan data pada tahun 2013. Tabel 5. Kinerja Impor Italia terhadap Produk Udang Dunia
Italia banyak mengimpor produk udang dari negara – negara seperti Ekuador, Spanyol, Argentina, Denmark, dan India (data dapat dilihat pada Tabel 6). Ekuador berada diperingkat ke-1 dengan menyumbang nilai impor sebesar 23.08% dari total nilai impor pada tahun 2014. Spanyol berada di peringkat ke-2 yang menyumbang sebesar 15.42% dari total nilai impor pada tahun 2014, Argentina berada di peringkat ke-3 yang menyumbang sebesar 13.82% dari total nilai impor pada tahun 2014, Denmark berada di peringkat ke-4 yang menyumbang sebesar 7.56% dari total nilai impor pada tahun 2013, dan India berada di peringkat ke-5 yang menyumbang 5.93% dari total nilai impor pada tahun 2014. Indonesia berada di peringkat ke-14 yang menyumbang nilai impor hanya sebesar 0.94% dari total nilai impor pada tahun 2014. Secara keseluruhan, kinerja impor Italia terhadap produk udang dari Indonesia menunjukkan tren yang positif sebesar 1.81% selama periode 2010-2014. Bahkan kinerja impor Italia terhadap produk udang dari Indonesia mengalami kenaikan yang sangat signifikan pada tahun 2014 sebesar 87.19% apabila dibandingkan dengan nilai impor pada tahun 2013. Hal ini menunjukkan
bahwa
Indonesia
memiliki
potensi
besar
untuk Page 12
meningkatkan ekspor produk udang ke negara Italia. Negara Asia lainnya yang memiliki peringkat di atas Indonesia adalah Vietnam yang berada di peringkat ke-10 yang menyumbang 2.44% dari total nilai impor pada tahun 2014. Dua negara Asia lainnya memiliki peringkat di bawah Indonesia adalah Tiongkok yang berada di peringkat ke-16 yang menyumbang 0.83% dari total nilai impor pada tahun 2014 dan Thailand yang berada di peringkat ke-19 yang menyumbang 0.44% dari total nilai impor pada tahun 2014. Tabel6. Kinerja Impor Italia terhadap Produk Udang berdasarkan Negara Asal
II.3Regulasi Produk Udangdi Italia Italia menerapkan kebijakan yang secara umum mengacu pada garis besar ketentuan impor yang telah ditetapkan oleh Uni Eropa. Kebijakan impor serta regulasi ekspor yang perlu dipenuhi terkait syarat ketentuan secara detail dapat disimak pada portal EU Help Desk (http://www.exporthelp.europa.eu) dengan memasukkan kode HS pada kolom yang telah ditentukan. Export Helpdesk EU sebagai layanan online yang disediakan oleh Komisi Uni Eropa untuk mempermudah akses pasar bagi negara-negara berkembang, mengelompokkan ketentuan legal requirements yang harus dipenuhi untuk melakukan ekspor ke Uni Eropa menjadi 9 bagian yakni:
Page 13
Tabel 7. Kebijakan dan Regulasi Ekspor Produk Udang untuk Negara Berkembang yang diterapkan oleh Uni Eropa
Legislasi Kontaminasi
Dasar Hukum EEC 315/1993 Regulation (EC) 1881/2006
Residu obatobatan Hewan
Council Directive 96/23/EC Commission Decision 2011/163/EU
Ilegal fishing
Regulation (EC) 470/2009 Council Regulation (EC) 1005/2008 Commission Regulation (EC) 1010/2009
Kontrol kesehatan untuk produk yang dikonsumsi manusia
Regulation (EC) No 852/2004 Regulation (EC) No 853/2004 Council Directive 2002/99/EC Regulation (EC) No 1829/2003 Regulation (EC) No 258/97
Kontrol kesehatan untuk produk yang tidak dikonsumsi manusia
Regulation (EC) No 1935/2004 Regulation (EC) No 183/2005 Regulation (EC) No 852/2004
Deskripsi Singkat Dalam rangka perlindungan terhadap konsumen, impor bahan makanan ke Uni Eropa (UE) harus sesuai dengan undang-undang Uni Eropa yang dirancang untukmemastikan bahwa makanan yang beredar di pasar aman dikonsumsi dan tidak mengandung kontaminan pada batas yang dapatmengancam kesehatan manusia. Undang-undang Uni Eropa ini dirancang untuk mengontrol keberadaan zat kimiadan residu dari hewan hidup dan produk hewan. Produk yang dipersyaratkan dalamperaturan ini adalah: sapi, yang berhubung dengan domba, caprine, babi dan hewan kuda, unggas, hewan-hewan budidaya (aquaculture), susu, telur, daging kelinci,daging buruan liar dan ternak, dan madu. Peraturan ini menetapkan bahwa produk perikanan yang diperoleh dari IUU fishing dilarang diperdagangkan di Uni Eropa. Dalam rangka memastikan efektivitas larangan ini, EU menetapkan skema sertifikasi hasil tangkapan yang bertujuan untuk menyatakan (lebih jauh: untuk menjamin) bahwa hasil tangkapan yangbersangkutan telah dilakukan sesuaidengan aturan konservasi dan manajemen internasional dan diupayakan untuk memastikan penelusuran atau pelacakan produk perikanan laut. Impor produk perikanan dan akuakultur dimaksudkan untuk konsumsi manusia harus mematuhi persyaratan kesehatanumum yang berkaitan dengan: kebijakan kesehatan negara, establishment disetujui, sertifikat kesehatan, dan kontrol kesehatan. Oleh karena itu, produk hanya dapat diimpor ke Uni Eropa (EU) jika datang dari negara termasuk dalam daftar negara-negara yang memenuhi syarat untuk produk yang relevan, yang disertai dengan sertifikat kesehatan yang layak, dan telah lulus kontrol wajib di posperbatasan pemeriksaan.
Pemerintah Eropa berhak menangguhkan impor dari seluruh atau sebagian dari negara ketiga yang bersangkutan atau mengambil tindakan perlindungan sementara jika terdapat produk yang dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan masyarakat atau hewan, seperti kasus wabah
Page 14
Legislasi
Dasar Hukum Regulation (EC) No 853/2004
Deskripsi Singkat penyakit berbahaya.
Council Directive 2002/99/EC Regulation (EC) No1829/2003 Regulation No 258/97
Label
(EC)
Regulation (EC) No 1935/2004 Council Directive 2000/13/EC Council Regulation (EC) No 104/2000
Produk perikanan yang dipasarkan di EUharus tunduk pada aturan pelabelan untuk bahan makanan, aturan pelabelan untuk produk perikanan, dan aturan pelabelan khusus untuk produk perikanan tertentu, dan tunduk pada standar harmonisasi.
Commission Regulation (EC) No 2065/2001
Marketing Standards
Penelusuran, pemenuhan syarat, dan bertanggung jawab
Voluntir - produk dengan produksi organik
Council Regulation (EC) No 2406/96 Regulation (EC) No 2406/1996 Regulation (EC) No 1224/2009 Regulation (EC) No 178/2002
Council Regulation (EC) No 834/2007 Commission Regulation (EC) No 889/2008 Commission Regulation (EC) No 1235/2008
Produk dapat dipasarkan jika memenuhi standar pemasaran Uni Eropa meliputi klasifikasi kesegaran, ukuran atau kategori berat, kemasan, presentasi, dan pelabelan. Menurut undang-undang keamananpangan Uni Eropa, pangan dan pakan tidak dapat dipasarkan di Uni Eropa jika tidak aman. UU Pangan Uni Eropa tidak hanya menjunjung tinggi perlindungan kehidupan dan kesehatan konsumen (manusia), tetapi juga perlindungan terhadap kesehatan dan kesejahteraan hewan, tanaman, dan lingkungan. Produk pertanian yang hidup dan/atau belum diproses, produk olahan pertanian untuk digunakan sebagai makanan, pakan ternak, benih dan bahan propagasi vegetatif, dan produk dengan metode produksi organik, harus sesuai dengan ketetapan meliputi terutama aspek berikut: -Produksi, pengolahan, pengemasan, transportasi dan penyimpanan produk -Penggunaan produk dan zat-zat tertentu dalam pengolahan makanan.
Regulation (EEC) No 2092/91
Page 15
II.4Saluran Distribusi Produk Udang di Italia Dua segmen utama dalam pasar Uni Eropa khususnya Italia adalah segmenritel (retail) dan layanan makanan (food service). Berdasarkan Skema 3, eksportir produk udang dari negara berkembang dapat memasok produknya ke agen, importir, industri makanan, dan pedagang grosir. Segmen ritel (retail) umumnya disuplai oleh importir (importing wholesalers) dan industri makanan (processing industry) sedangkan segmen layanan makanan (food service) umumnya disuplai oleh importir (importing wholesalers) dan pedagang grosir (traders). Segmen ritel merupakan segmen yang menjual produk udang secara langsung kepada konsumen rumah tangga. Contoh dari segmen ritel meliputi supermarket, toko ikan, dan pasar. Segmen layanan makanan merupakan segmen yang menjual produk udang selainkonsumen rumah tangga. Contoh dari segmen layanan makanan meliputi hotel, restoran, jaringan makanan cepat saji, dan institusi lainnya (universitas, rumah sakit, dan sebagainya). Untuk lebih jelasnya mengenai skema distribusi dapat dilihat pada Skema 3 di bawah.
Skema 3. Skema Distribusi Produk Udang di Italia
Page 16
II.5 Hambatan dan Tantangan Hambatan dan tantangan yang akan dihadapi oleh eksportir produk udang dari negara berkembang untuk masuk ke pasar Uni Eropa tak terkecuali Italia adalah sebagai berikut:
Ketatnya persyaratan dalam hal aturan keamanan pangan Aturan yang ketat ini juga diberlakukan di antara sesama anggota artinya tidak ada perbedaan dalam penerapannya. Setelah kasus “sapi gila” merebak, Uni Eropa menerbitkan apa yang disebut dengan White Paper on Food Safety yang pada intinya adalah memberikan pendekatan legislasi baru dalam kebijakan pangan. Bagi suatu negara yang akan mengekspor ikan dan produknya ke Uni Eropa, kesetaraan sistem mutu dengan Uni Eropa merupakan suatu keharusan. Beberapa pihak menyebutkan bahwa persyaratan keamanan pangan yang ketat merupakan salah satu bentuk hambatan non-tarif.
Kampanye anti udang tambak Dengan semakin meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap kelestarian lingkungan, negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, dan lain-lain yang tergabung dalam Global Aquaculture Alliance (GAA) telah mulai mengadakan kampanye anti-udang tambak. Hal ini disebabkan pembuatan tambak udang dianggap merusak hutan bakau dan mengganggu kelestarian lingkungan.
III PELUANG DAN STRATEGI III.1Peluang Berdasarkan Tabel 5 mengenai kinerja impor Italia terhadap dunia, produk udang menempati peringkat ke-1 dan menyumbang 63.77% dari total nilai impor produk krustasea pada tahun 2014. Kinerja impor Italia terhadap produk udang sendiri mencatat pertumbuhan yang positif selama periode 2010-2014 dimana nilai impor produk udang pada tahun 2014 adalah sebesar 561.49 juta dolar. Untuk ekspor udang Indonesia pada tahun 2014 adalah sebesar 8.29 juta dolar dimana Indonesia menduduki Page 17
peringkat ke-14 dibawah Vietnam yang berada di peringkat ke-10. Hal ini tentu saja merupakan peluang yang sangat besar bagi Indonesia untuk meningkatkan nilai ekspor produk udangnya ke Italia terutama untuk produk udang vaname dan produk makanan berbasis udang. Peluang yang besar bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor udang vaname ke Italia semakin terbuka lebar karena negara penghasil udang vaname tertinggi seperti Vietnam, Thailand, dan Tiongkok mengalami penurunan produksi yang signifikan karena udang di negaranegara tersebut terkena virus Early Mortality Syndrome (EMS) yang mengakibatkan turunnya kualitas udang di negara-negara tersebut. Oleh karena perairan laut Indonesia masih terbebas dari virus-virus berbahaya seperti EMS, maka Indonesia diharapkan dapat meningkatkan ekspor produk udang vaname ke Italia dalam rangka mengambil peluang ini. Di samping produk udang vaname, Indonesia merupakan negara yang paling diminati untuk produk makanan berbasis udang dengan nilai proyeksi ekspor produk makanan berbasis udang ini diperkirakan sekitar 110 juta dolar pada tahun 2014.Saat ini, beberapa negara Uni Eropa telah melakukan permintaan ekspor produk makanan tersebut karena kualitas produk dan gizinya sangat baik.
III.2Strategi Berdasarkan analisis yang telah dilakukan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa strategi sebagai berikut: Tabel 8. Strategi Peningkatan Ekspor Produk Udang ke Italia No 1
Strategi
Deskripsi
Outcome
Strategi Produksi
Memberikan sosialisasi atau workshop kepada nelayan udang budidaya dan tangkap mengenai persyaratan ekspor yang harus dipenuhi ke Italia. Meningkatkan konversi budidaya dari udang windu ke udang vaname. Menerbitkan regulasi yang berfokus pada aspek kelestarian lingkungan
Italia akan semakin tertarik dengan produk udang Indonesia dan akan meningkatkan impor terhadap produk tersebut. Produksi udang vaname Indonesia dapat menguasai pasar Italia. Produk udang Indonesia akan semakin disukai oleh negara maju Page 18
No
Strategi
2
Strategi Produk
3
Strategi Promosi
IV.
Deskripsi
Outcome
(AMDAL) dalam karena produk udang pengembangan tambak. Indonesia merupakan produk yang ramah lingkungan. Meningkatkan penelitian di Italia akan semakin bidang bioproses untuk tertarik dengan produk menghasilkan produk makanan berbasis makanan berbasis udang udang Indonesia dan yang bermutu tinggi. akan meningkatkan impor terhadap produk tersebut Berpartisipasi dalam Minat pembeli dari pameran ikan dan seafood negara-negara Uni seperti “Seafood Expo Eropa khususnya Italia Southern Europe” di akan meningkat dan Barcelona, “European akan memperbesar Seafood Exhibition” di impor untuk produk Brussels, dan udang dari Indonesia. “Mediterranean Seafood Exhibition” di Rimini yang diadakan setiap tahun. Meningkatkan promosi Meningkatnya pembeli produk menggunakan dari Italia terhadap Google Adwords dan produk udang Indonesia Google Analytics untuk sehingga pangsa pasar menjangkau target produk udang Indonesia konsumen Italia yang lebih akan semakin besar di banyak. Italia.
INFORMASI PENTING
4. 1 Major player di Italia 1. Antonio Verrini & Figli S.P.A. - http://www.verrini.com–berlokasi di Genova 2. Natalino Pesca SNC – http://www.natalinopescasantateresa.com – berlokasi di Sardinia 3. Polo Sud S.r.l - http://www.polosudsrl.net – berlokasi di Puglia 4. Società del Mare Adriatico s.r.l. http://www.societamareadriatico.com – berlokasi di Fano 5. Twin Trade - http://www.twintrade.it – berlokasi di Fano 6. Mita BC S.r.l - http://www.mitabc.com – berlokasi di Roma 4. 2 Asosiasi Perdagangan Produk Fish and Seafood di Italia
Page 19
1. Istituto di servizi per il mercato agricolo alimentare. http://www.ismea.it–berlokasi di Roma 2. Society for the management of funds for the agricultural and food sector (SGFA) – http://www.sgfa.it – berlokasi di Roma 4. 3 Alamat dan Website Penting 1. Kedutaan Italia di Indonesia. Jl. Dipenogoro 45 Jakarta 10310, Indonesia. 2. Kamar Dagang Italia di Indonesia. Italian Business Association Indonesia (IBAI). Wisma BRI II, 15th Floor, Suite 1501 Jend. Sudirman No. 44 46 Jakarta 10210 IndonesiaTel: +62 (21) 5713540 ; Fax: +62 (21) 571-9013. Email:
[email protected]. Kontak person: Dr. Luigi Carlo Gastel (President) 3. Promosi Perdagangan Indonesia di Italia. ITPC MILAN, Via Vittor Pisani No.8 Piano 6° Milan, Italia. 4. Perwakilan Indonesia di Italia. Ambasciata della Repubblica di Indonesia,
Via
Campania
53-55,00187
Roma,
Italia.Tel:
+39064200911; Fax: +39064880280 / +390648904910 5. Pihak Yang Dihubungi Bila Terjadi Dispute. Departemen Perdagangan Luar Negeri Italia (Instituito Nazionale per il commercio) perdagangan
Estero
http://www.ice.gov.it/.
Kementrian
Italiahttp://www.mincomes.it/.
atau
http://europa.eu/abc/governments/index_en.htm 6. Untuk Memastikan Nilai Mata Uang Euro Untuk memastikan nilai tukar euro dengan mata uang lainnya, dapat dilakukan dengan mengakses http://www.oanda.com/Atau dapat juga melalui Euromonitor International (agensi riset) Email: mailto:
[email protected]://www.euromonitor.com 7. International
Chamber
of
Commerce.
E-mail:
mailto:
[email protected]. http://www.iccwbo.org 8. International Trade Centre UNCTAD/ WTO E-mail: mailto:
[email protected]. http://www.intracen.org 9. Pameran Perdagangan. Macef (http://www.fmi.it/macef) Page 20
10. Website
tentang
Informasi
terbaru
mengenai
pameran
perdagangan Internasional Miller Freeman at: http://www.dotfood.com/schedule/index.htm 11. Organisasi Promosi Perdagangan Italia ICE, National Institute for Foreign Trade. Address: Via Liszt 21, 00144 Rome, Italy. Telephone: (39) 6-59921 Telefax: (39) 659926900 12. Informasi produk dapat dilihat di Eurostat dan Italian National Statistics (http://www.istat.it). 13. Informasi mengenai Seafood Expo di Barcelona dapat dilihat di: http://10times.com/seafood-barcelona-expo 14. Informasi mengenai European Seafood Exhibition di Brussels dapat dilihat di: http://www.seafoodexpo.com/global/ 15. Informasi mengenai Mediterranean Seafood Exhibition di Rimini dapat dilihat di: http://10times.com/med-seafood
Page 21