2017 MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK PERALATAN LISTRIK (HS 85) DI ITALIA DI ITALIA
INDONESIAN TRADE PROMOTION CENTER ITPC MILAN Via Vittor Pisani, 8 – 6° Piano 20124 Milan (MI), ITALY Tel. +39 02 3659 8182 Fax. +39 02 3659 8191 http://www.itpcmilan.com
Page 0
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL DAFTAR ISI
1
KATA PENGANTAR
2
I.
II.
III.
PENDAHULUAN I. 1 Pemilihan Produk
6
I. 2 Profil Geografi Italia
12
POTENSI PASAR PRODUK PERALATAN LISTRIK DI ITALIA II. 1 Ekspor Produk Peralatan Listrik Italia ke Dunia
15
II. 2 Potensi Pasar Produk Peralatan Listrik di Italia
18
II. 3 Regulasi Impor Produk Peralatan Listrik di Italia
22
II. 4 Saluran Distribusi Produk Peralatan Listrik di Italia
25
II. 5 Hambatan dan tantangan Lainnya
26
PELUANG & STRATEGI III. 1 Peluang
28
III. 2 Strategi
29
IV. INFORMASI PENTING
31
Page 1
KATA PENGANTAR Dalam upaya penyediaan informasi pasar produk 10 – 10 – 3 dan sesuai dengan keputusan Menteri Perdagangan RI No. 706/M-DAG/KEP/9/2011 tentang Pedoman Penyusunan dan Mekanisme Pelaporan Perwakilan Perdagangan di Luar Negeri, ITPC Milan, Italia telah melakukan penyusunan Market Brief yang didasarkan pada studi literatur (desk study). Informasi pasar ini diharapkan dapat berguna sebagai dasar pengambilan kebijakan oleh pimpinan dan atau sebagai bahan referensi pelaku usaha dibidangnya. Penulisan Market Brief merupakan rangkaian kajian yang terus dilakukan selama 1 tahun untuk memenuhi target yaitu menyiapkan 10 Market Brief. Pada topik ini dipilih produk peralatan listrik (HS 85) sesuai data yang mengindikasikan bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar serta adanya peluang pasar untuk produk peralatan listrik di Italia. Di dalam Market Brief ini akan diinformasikan mengenai latar belakang pemilihan produk, profil Italia, potensi pasar di Italia, serta peluang dan strategi memasuki pasar di Italia. Untuk itu penyusunan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang berguna bagi pihak Pemerintah maupun Swasta di Indonesia, khususnya bagi kalangan eksportir dan pengusaha produk terkait dalam menyikapi peluang ekspor di italia. Disadari sepenuhnya bahwa penulisan laporan ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik yang membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan penulisan ini sangat kami harapkan. Semoga Laporan Market Brief ini dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membutuhkan informasi tentang produk peralatan listrik. Milan, Februari 2017
Kepala ITPC Milan Agung Pramudya FR.
Page 2
ABSTRAKSI Industri peralatan listrik yang termasuk dalam klasifikasi kode HS 85 merupakan salah satu industri yang diuntungkan dengan berkembangnya proses produksi berbasis supply chain. Supply chain adalah keseluruhan sistem yang terlibat dalam sebuah rantai produksi yang melibatkan banyak pihak1. Dalam proses produksi supply chain, industri akan cenderung memilih lokasi produksi yang memiliki biaya murah. Negara-negara maju pun cenderung memilih mengimpor barang produksi negara berkembang untuk memenuhi
kebutuhan
domestiknya
daripada
memproduksi
sendiri
peralatan listrik. Italia termasuk pasar Uni Eropa yang matang dan besar potensinya, dan Indonesia adalah negara berkembang yang memiliki keunggulan komparatif untuk produksi alat listrik yang murah. Permintaan pasar Italia yang mulai meningkat paska resesi ekonomi pada tahun 2012, memberikan kesempatan baik untuk Indonesia meningkatkan nilai ekspornya. Eksportir Indonesia telah berhasil memasuki pasar Italia, namun nilai ekspor Indonesia ke Italia masih kalah bila dibandingkan dengan Tiongkok yang merupakan pengekspor terbesar kedua terbesar ke Italia, dan negara Asia Tenggara lainnya terutama Vietnam, Malaysia dan Thailand. Indonesia berada pada peringkat ke-39 pengekspor terbesar produk listrik ke Italia. Alat listrik adalah salah satu jenis ekspor yang sedang ditingkatkan oleh pemerintah Indonesia untuk mencegah defisit anggaran. Hal ini menjadikan alat listrik sebagai produk yang menarik untuk dikaji lebih lanjut. Selain itu, perkembangan teknologi dan inovasi juga mendorong meningkatnya potensi dan peluang di industi peralatan listrik. Pada tahun
1
“Supply Chain,” Wikipedia, diakses pada 17 Februari 2017, https://en.wikipedia.org/wiki/Supply_chain
Page 3
2015, ekspor peralatan listrik Indonesia menyumbangkan 5.7%, dengan nilai sebesar US$ 8.7 triliun dari keseluruhan total nilai ekspor Indonesia 2. Oleh karena itu, kita dapat disimpulkan bahwa peluang Indonesia untuk meningkatkan ekspor produk peralatan listrik (HS 85) ke Uni Eropa, tidak terkecuali ke Italia masih besar. Untuk dapat mengambil peluang tersebut, maka Indonesia perlu melakukan beberapa langkah strategis sebagai berikut:
Strategi produksi
Regulasi pemerintah untuk pemberian insentif fiskal, jaminan ketersediaan pasokan gas dan energi, penghapusan insentif impor secara bertahap, dan fasilitas dukungan pembiayaan yang kompetitif
Strategi produk
Meningkatkan kemampuan know-how dan aktivitas penelitian dan pengembangan terkait teknologi terbaru
Strategi promosi
Bekerjasama dengan trade hub dan bekerja sama dengan agen untuk standardized product. Untuk customized product bekerja sama dengan pembeli langsung. Selain itu juga dengan mengikuti pameran Motek Italy 2016 (International Trade Fair for Assembly and Handling Technology, and Automation).
http://www.worldstopexports.com/indonesias-top-10-exports/. Indonesia’s Top 10 Exports. 30 Agustus 2016. Diakses pada 17 Februari 2017 2
Page 4
Strategi jaminan mutu produk
Sosialisasi berbagai hal yang terkait dengan standar dan implementasi perakitan dan perdagangan peralatan listrik, terutama yang terkait dengan masalah
limbah
pabrik
produk
dan
menerapkan
prinsip-prinsip
perdagangan bebas, sehingga konsistensi mutu produk selalu terjaga sehingga dapat meningkatkan daya saing produk peralatan listrik Indonesia, mengingat konsumen Eropa sangat memperhatikan masalah kesehatan, kelestarian lingkungan dan tanggung jawab sosial.
Page 5
I. PENDAHULUAN Industri supply chain telah menjadi tren bagi industri manufaktur di dunia. Industri supply chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan melakukan kegiatan produksi dan distribusi untuk meningkatkan produktivitas total perusahaan melalui optimalisasi waktu, lokasi dan aliran kuantitas bahan. Rantai industri ini merealisasikan sistem terpadu yang meningkatkan efisiensi biaya dengan memilih tempat produksi, jalur distribusi, dan kantor pemasaran yang murah. Dalam perkembangannya, industri akan cenderung memilih lokasi produksi dengan biaya murah. Dalam hal produksi peralatan listrik, Indonesia memiliki kelebihan berupa upah tenaga kerja yang murah. Hal ini yang menjadikan produk peralatan listrik Indonesia dapat bersaing di pasar internasional, termasuk Eropa. Produk peralatan listrik yang termasuk dalam kode HS 85 adalah electrical machinery and equipment and parts thereof;
telecommunication equipment,
sound recorders,
television
recorders and accessories of such articles3. Pada tahun 2014, pemerintah Indonesia menaruh fokus pada peningkatan ekspor produk peralatan listrik. Hal ini dikarenakan impor peralatan listrik Indonesia lebih besar dari nilai ekspornya. Pemerintah telah melakukan upaya dan perbaikan kebijakan untuk meningkatkan ekspor produk peralatan listrik dan menekan impornya selama lima tahun ke depan 4. I.1 Pemilihan Produk Permintaan terhadap produk listrik Indonesia di Uni Eropa terus meningkat dan persyaratan pun dipermudah. Salah satu faktor pendukung potensi meningkatnya
ekspor
produk
peralatan
listrik
Indonesia
adalah
meningkatnya biaya tenaga kerja di Tiongkok yang membuat beberapa perusahaan
memindahkan
produksinya
dari
Tiongkok.
Tiongkok
“Harmonized System Code,” Foreign Trade, diakses pada 17 Februari 2017, http://www.foreigntrade.com/reference/hscode.cfm?cat=13 4 Riendy Astria, “Hambatan Impor Tak Efektif,” Bisnis Indonesia, 28 Februari 2014, diakses pada 17 Februari 2017, http://apki.net/wp-content/uploads/2014/02/HambatanImpor-Tak-Efektif.pdf 3
Page 6
merupakan negara terbesar kedua pengekspor peralatan listrik ke Italia setelah Jerman. Meningkatnya biaya produksi di Tiongkok meningkatkan kesempatan bagi negara lain untuk mengambil alih pasar potensial. Dengan didukung oleh keunggulan biaya produksi yang murah, Indonesia masih memiliki potensi yang cukup besar untuk meningkatkan nilai ekspornya seperti yang pernah dicapai di tahun-tahun sebelumnya, 2010 dan 2011. Di kawasan Uni Eropa itu sendiri, total impor produk peralatan listrik (HS85) mencapai € 174.6 milyar pada tahun 2014 lalu. Sekitar 30% dari nilai ini merupakan impor dari negara-negara berkembang, sementara sisanya merupakan perdagangan antar negara-negara Uni Eropa itu sendiri dan kawasan lain di pasar global. Inovasi dalam produk peralatan listrik yang masih terus bermunculan, investasi riset dan pengembangan yang besar dalam industri otomotif, energi, elektronik, dan industry kesehatan akan mendorong kenaikan permintaan akan produk peralatan listrik untuk jangka waktu panjang. Eksportir produk peralatan listrik dari negara-negara berkembang memiliki potensi untuk memasok pasar kawasan Eropa Barat yang masih sangat besar, yaitu antara lain Jerman, Perancis, Italia dan Inggris. Pasar-pasar lain yang lebih kecil di kawasan Uni Eropa juga dapat dijangkau melalui jalur perdagangan besar seperti yang terdapat di Jerman, Belanda dan Inggris 5.
Kebutuhan negara-negara di kawasan Uni Eropa akan impor produk peralatan listrik menjadikan kawasan ini sebagai kawasan tujuan ekspor yang potensial bagi produk peralatan listrik asal Indonesia. Konsumsi terbesar negara Uni Eropa untuk produk peralatan listrik diraih oleh Jerman dengan konsumsi sebesar 33%, diikuti dengan Italia dengan nilai konsumsi produk peralatan listrik sebesar 14%. Perancis dan Inggris berada di
5
https://www.cbi.eu/sites/default/files/market_information/researches/trade-statistics-europe-electronicselectrical-engineering-2016.pdf, diakses pada 17 Februari 2017.
Page 7
peringkat ketiga dengan nilai konsumsi yang sama besar yaitu sekitar 9%. Posisi keempat dan kelima diduduki oleh Hungaria dan Spanyol dengan nilai konsumsi sebesar 7% dan 6% (Skema 1)
Skema 1 : Konsumsi Negara-negara Uni Eropa untuk produk peralatan listrik HS 85.
Berdasarkan informasi dari CBI, pasar produk perlatan listrik di kawasan Uni Eropa mengalami penurunan pada tahun 2013 dikarenakan krisis ekonomi yang menimpa kawasan ini. Akan tetapi pada tahun 2014, situasi pasar mulai membaik. Bahkan di beberapa sub sektor untuk produk-produk tertentu bisa membukukan pertumbuhan yang mencapai 2 digit setiap tahunnya seperti produk peralatan listrik untuk barang-barang yang digunakan dalam display, tes dan pengukuran. Penetrasi pasar baru dan pertumbuhan dari pangsa pasar produk peralatan elektronik yang sudah ada saat ini juga dapat memperkuat pasar
produk peralatan listrik di
kawasan Uni Eropa dalam jangka waktu pendek dan panjang.
Berdasarkan skema 2, Jerman merupakan negara di kawasan Uni Eropa yang merupakan produsen terbesar dari produk peralatan listrik HS 85, dengan menguasai nilai produksi sebesar 50.5% dari keseluruhan total nilai produksi di negara-negara di kawasan Uni Eropa untuk produk ini. Posisi kedua diduduki oleh Perancis dengan nilai produksi sebesar 15.5%. Diikuti Page 8
dengan Spanyol di posisi ketiga dengan nilai produksi sebesar 10%. Belgia berada di posisi keempat dengan nilai produksi sebesar 6%.
Italia sendiri berada di posisi kelima dengan nilai produksi hanya sebesar 3.8%. Nilai produksi produk peralatan listrik yang terbilang kecil membuat Italia banyak mengimpor produk tersebut untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya. Oleh karena itu peluang untuk melakukan ekspor produk peralatan listrik HS 85 ini ke Italia masih terbuka lebar.
Skema 2 : Produksi Peralatan Listrik di Negara-negara Uni Eropa
Sementara itu, informasi mengenai nilai impor negara-negara di kawasan Uni Eropa untuk produk peralatan listrik HS 85 ini dapat dilihat pada skema 3 dibawah ini. Berdasarkan skema tersebut dapat dilihat bahwa Jerman merupakan negara yang memiliki nilai impor terbesar untuk produk peralatan listrik HS 85 tersebut. Jerman menjadi negara di kawasan Uni Eropa yang memiliki nilai konsumsi, nilai produksi sekaligus nilai impor terbesar untuk produk peralatan listrik ini dikarenakan industrinya yang sangat maju, terutama untuk industri otomotif dan perlatan medis yang banyak membutuhkan peralatan listrik dan komponennya.
Italia sendiri merupakan negara pengimpor produk peralatan listrik terbesar kedua di kawasan Uni Eropa, disusul oleh Perancis, Inggris dan Hungaria. Page 9
Saat ini pasar Uni Eropa untuk perdagangan produk peralatan listrik HS 85 masih dikuasai perdagangan antar negara-negara Uni Eropa itu sendiri, perdagangan
dengan
negara-negara
berkembang
masih
belum
memberikan nilai yang signifikan. Akan tetapi krisis ekonomi yang sempat melanda negara-negara di kawasan ini membuat banyak produsen peralatan orisinil atau Original Equipment Manufacturers (OEMs) mulai melakukan outsource produksinya di negara-negara berkembang, terutama untuk produk-produk teknologi rendah, sementara mereka fokus untuk membuat produk-produk teknologi tinggi dan highly customised products Hal ini membuka peluang bagi negara-negara berkembang untuk melakukan impor produk-produk power supply dengan biaya murah beserta segenap komponennya ke pasar Uni Eropa.
Skema 3 : Negara Uni Eropa Pengimpor Produk Peralatan Listrik
Untuk informasi mengenai nilai impor produk peralatan listrik Italia terhadap Indonesia sendiri dapat dilihat pada tabel 1. Berdasarkan Tabel 1, maka dapat dilihat bahwa nilai impor produk peralatan listrik HS 85 Italia terhadap produk peralatan listrik Indonesia mengalami penurunan yaitu sebesar US$ 50.58 juta di tahun 2015 atau turun sebesar 10.61% dibandingkan dengan nilai impor di tahun
Page 10
sebelumnya. Secara keseluruhan, nilai impor produk peralatan listrik Italia terhadap produk peralatan listrik Indonesia mencatat tren negatif sebesar 12.18 % dari tahun 2011 – 2015. Pada tahun 2011, nilai impor Italia dari Indonesia untuk produk peralatan listrik HS 85 ini mencapai US$ 108.1 juta. Nilai ini menurun secara drastis pada tahun berikutnya yaitu menjadi senilai US$ 46.13 juta, dan stagnan di kisaran nilai impor sebesar US$ 40-50an juta. Oleh karena itu, penurunan ini harus dapat dicarikan solusi yang optimal dan tepat sasaran sehingga nilai ekspor produk peralatan listrik Indonesia ke Italia dapat kembali meningkat, bahkan menyamai nilai impor pada tahun 2011 lalu yang dapat mencapai nilai lebih dari US$ 100 juta.
Tabel 1. Kinerja Ekspor – Impor Italia terhadap Produk Peralatan Listrik HS 85 Indonesia Italy-Indonesia Balance of Trade - HS 85 Electrical Machinery 2011 - 2015 Value: Million USD
Export Import Balance of Trade
2011
2012
2013
2014
2015
69.86 108.10
54.60 46.13
64.05 46.61
64.86 56.88
44.13 50.85
-38.2359
8.4616
17.4417
7.9787
-6.7178
Trend (%) 11-15
Change (%) 15/14
-7.19
-31.96
-12.18
-10.61
Source: WTA/Istat
Page 11
I.2 Profil Geografi Italia Italia sebelah utara berbatasan langsung
dengan
empat
negara
Eropa yaitu Perancis, Swiss, Austria dan Slovenia. Memiliki posisi yang strategis yaitu berada di tengahtengah antara Eropa dan Afrika, Italia meiliki keuntungan sebagai negara yang memberikan akses ke negaranegara Eropa Utara, negara-negara Mediterania dan negara-negara Eropa Timur. Wilayah Italia meliputi luas kedaulatan 301.340 km2 termasuk dua pulau utama yaitu pulau Sisilia dan pulau Sardinia, yang merupakan dua pulau utama di samping 38 pulau lainnya. Italia memiliki dua teritorial yang independen yaitu Kota Vatican dan Republik San Marino.
Kota perdagangan di Italia adalah Milan dengan GDP per kapita pada akhir tahun 2015 mencapai € 44.700, Milan disebut-sebut sebagai salah satu kota utama untuk keuangan dan bisnis dimana GDP-nya merupakan ke-4 tertinggi di Eropa dan ke-26 tertinggi di dunia. Milan juga menduduki 20 besar sebagai kota dengan finansial terbaik.
Diantara kota-kota di Italia, Milan merupakan kota dengan jumlah tenaga kerja produktif terbesar yaitu 50.7% dari total jumlah penduduk di kota Milan. Milan juga dikenal sebagai pusat mode dunia. Kondisi perekonomian Milan yang juga merupakan kekuatan dan potensinya adalah banyaknya jumlah perusahaan asing yang beroperasi yaitu sekitar 19.500 perusahaan. Milan juga merupakan kota no-2 di dunia setelah New York dalam hal jumlah konsultan asing. Hal ini menunjukkan potensi dan peluang yang cukup besar bagi pelaku usaha Indonesia untuk mencoba meningkatkan ekspornya ke Italia
Page 12
Milan terletak di Propinsi Lombardia, yang memiliki area perdagangan seluas 550,000 meter persegi yang dikelola oleh “La Fiera Milano” . Setiap tahun lebih dari 30,000 pameran perdagangan diselenggarakan. Nilai perdagangan asing mencapai angka € 250 juta. Setiap tahun nilai ekspor Lombardia mencapai angka € 75 miliar sementara nilai impor mencapai €95 miliar. Tingginya nilai impor dibanding nilai ekspor tetap merupakan peluang yang baik bagi para pelaku usaha Indonesia untuk menggenjot nilai ekspornya dan mengembangkan sayapnya ke pasar Italia melalui Lombardia. Pendapatan produk domestik brutto per orang di Lombardia rata-rata sebesar € 25,000
Berdasarkan estimasi sensus yang dilakukan oleh ISTAT pada Desember 2015, populasi di Italia mencapai 60.674.003 jiwa dengan dua wilayah berpenduduk terbesar di wilayah Italia-Utara sebanyak 27 % dari jumlah populasi dan wilayah Italia-Selatan sebanyak 23 % dari jumlah populasi
Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Italia. Mayoritas penduduk Italia beragama Katolik dengan persentase sebesar 83%. Italia dikenal sebagai negara yang penuh dengan peninggalan sejarah dan jenius dalam kebudayaan. Saat ini Italia memiliki 400 buah museum, galeri dan situs arkeologi.
Italia memiliki fasilitas transportasi yang sangat baik, dimana jaringan kereta api dikontrol oleh Trenitalia, Ferrovie dello Stato (Perusahaan Kereta Api Italia) yang rata-rata mengangkut setidaknya 23,3 juta ton komoditas sejak tahun 2005 dan kecenderungan jumlah penumpang yang selalu meningkat.
Jaringan jalan raya untuk pengangkutan kargo dan truk serta transportasi penumpang juga terus bertambah.
Sementara komoditas
minyak
menggunakan pelayaran sebagai moda transportasi utama dengan jaringan pelabuhan antara lain di Genova, La Spezia, Napoli, Trieste, Livorno dan Venezia. Untuk moda penerbangan, Italia telah mengalami pertumbuhan yang signifikan sejak tahun 2005 dimana tercatat setidaknya Page 13
terdapat 48,9 juta penumpang domestik dan 63,2 juta penumpang internasional. Italia telah membangun dua bandara udara yang modern di Roma yaitu Fiumicino dan Ciampino serta dua di Milan yaitu Linate dan Malpensa yang mencatat 50% kedatangan dan penerbangan internasional dilakukan di Milan.
Beberapa sektor yang turut mendukung kondisi ekonomi Italia diantaranya adalah sektor pos dan telekomunikasi. Italia telah mengalami reorganisasi yang dilakukan pada tahun 2004 dimana Italia berhasil menggabungkan 3.440 perusahaan skala kecil menjadi beberapa perusahaan skala besar. Beberapa perusahaan komunikasi yang berskala multinasonal antara lain: Vodavone, Telecom, Tele2, Wind, H3g serta memiliki pasar yang terus berkembang, dimana 70% populasi memiliki setidaknya satu telepon selular. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Italia juga mulai memberikan insentif kepada perusahaan swasta. Italia juga memiliki sistem IT yang sangat baik pada kantor-kantor administrasi lokalnya.
Otoritas sektor perbankan Italia berada di bawah Bank of Italy yang berdasarkan hukum perbankan Eropa bertanggung jawab sebagai peninjau, pemeriksa serta menganalisa sistem perbankan di seluruh negeri.
Page 14
II.POTENSI PASAR PRODUK PERALATAN LISTRIK DI ITALIA II.1 Ekspor Produk Peralatan Listrik Italia ke Dunia
Secara umum, Italia mengalami penurunan ekspor untuk produk peralatan listrik HS 85 berdasarkan Tabel 2. Kinerja ekspor produk peralatan listrik Italia
cenderung stagnan, bahkan mencatatkan pertumbuhan negatif
selama periode tahun 2011 – 2015 dengan rata – rata tren ekspor dari tahun 2011 – 2015 yang mengalami penurunan sebesar 2.86%. Nilai ekspor produk peralatan listrik pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 8.63 % dibanding nilai ekspor produk kertas pada tahun 2014
Ekspor maupun impor Italia mengalami penurunan pada tahun 2012, sebagai akibat dari melemahnya pertumbuhan ekonomi Italia. Nilai ekspor terus meningkat paska tahun 2012 namun belum menyamai nilai di tahun 2011, ini menjadi tantangan bagi Italia untuk meningkatkan ekspornya. Sedangkan nilai impor Italia terus menurun dan peningkatannya tidak cukup signifikan untuk dapat menyamai angka di tahun 2010 (lihat tabel 4). Hal ini menjadi peluang bagi Indonesia untuk memasuki pasar Italia.
Peluang ini didukung dengan tingkat consumer expenditure (konsumsi rumah tangga atas barang dan jasa) yang terus meningkat setelah tahun 2012. Consumer expenditure merupakan indikator permintaan pasar. Dengan
meningkatnya
permintaan
pasar,
maka
Italia
bepotensi
mengkonsumsi dan mengekspor produk peralatan listrik 6.
Italy Country Factfile,” Euromonitor International, diakses pada 18 Februari 2017, http://www.euromonitor.com/italy/country-factfile 6
Page 15
Tabel 2. Kinerja Ekspor – Impor Italia ke Dunia terhadap Produk Peralatan Listrik HS 85 Italy-World Balance of Trade - HS 85 Electrical Machinery 2011 - 2015 Value: Million USD
2011
2012
2013
2014
2015
Trend (%) 11-15
Change (%) 15/14
Export
32440.32
28623.83
29285.45
29996.00
27406.17
-2.86
-8.63
Import
46210.84
34908.04
32617.20
32639.28
31437.33
-8.04
-3.68
-13,770.52
-6,284.21
-3,331.75
-2,643.28
-4,031.15
Balance of Trade
Source: WTA/Istat
Kinerja ekspor produk peralatan listrik Italia ke negara lain di dunia dapat dilihat pada Tabel 3. Secara keseluruhan, Italia mengalami penurunan kinerja ekspor produk peralatan listrik ke dunia sebesar 8.63 % pada tahun 2015 apabila dibandingkan dengan data pada tahun 2014.
Berdasarkan data tahun 2015 yang terdapat di Tabel 3 dapat dilihat bahwa Jerman menjadi negara tujuan ekspor di peringkat ke-1 dengan total nilai ekspor pada tahun 2015 sebesar US$ 3.66 milyar. Perancis berada di peringkat ke-2 dengan total nilai ekspor pada tahun 2015 sebesar US$ 3.64 milyar, diikuti oleh Spanyol di peringkat ke-3 dengan total nilai ekspor pada tahun 2015 sebesar US$ 1.57 milyar, Amerika Serikat di peringkat ke-4 dengan total nilai ekspor pada tahun 2015 sebesar US$ 1.54 milyar, dan Inggris di peringkat ke-5 dengan total nilai ekspor pada tahun 2015 sebesar US$ 1.34 milyar. Sementara itu, Indonesia berada di peringkat ke-68 dimana total nilai ekspor produk peralatan listrik Italia ke Indonesia hanya sebesar US$ 44 juta.
Page 16
Tabel 3. Kinerja Ekspor Produk Peralatan Listrik Italia ke Dunia berdasarkan Negara Tujuan
Italy's Export Partners of HS 85 Electrical Machinery 2011 - 2015 Value: Million USD
Rank
Country
2011
2012
2013
2014
2015
Trend (%) 11-15
Change (%) 15/14
0
-- World --
32440.32184
28623.83003
29285.44768
29996.00198
27406.1735
-2.86
-8.63
1
Germany
4752.667223
4118.466367
4090.679776
4247.765739
3664.921484
-4.77
-13.72
2
France
4626.253042
4071.586763
3873.661147
3763.131866
3648.216734
-5.39
-3.05
3
Spain
1758.998988
1352.247104
1329.799765
1518.06928
1575.139409
-1.05
3.76
4
United States
1673.748056
1563.474679
1455.837018
1415.191084
1551.558725
-2.48
9.64
5
United Kingdom
1290.668133
1328.166202
1304.397186
1595.575013
1349.883188
2.77
-15.40
6
Poland
962.052119
844.308298
994.186961
1114.426921
1102.728278
5.66
-1.05
7
Switzerland
1133.317278
897.560271
851.977708
975.953667
794.615652
-6.07
-18.58
8
660.665436
653.726339
648.001548
688.184438
672.746683
0.88
-2.24
9
Turkey United Arab Emirates
428.352263
464.557187
495.874212
477.432797
628.794389
8.28
31.70
10
Netherlands
637.478792
542.051126
632.519939
594.783692
600.680182
-0.26
0.99
68
Indonesia
69.861436
54.596095
64.052122
64.857547
44.127923
-7.19
-31.96
II.2 Potensi Pasar Produk Peralatan Listrik di Italia
Kinerja impor Italia terhadap produk peralatan listrik HS 85 dunia dapat dilihat pada Tabel 2 diatas dimana total nilai impor produk perlatan listrik adalah sebesar US$ 31.4 milyar pada tahun 2015. Secara keseluruhan, kinerja selama periode 2011 – 2015 mengalami penurunan sebesar 8.04%. Nilai impor produk peralatan listrik sejak tahun 2011 terus mengalami penurunan. Nilai terbesar adalah di tahun 2011, kemudian nilai tersebut cenderung stabil di periode-periode berikutnya di kisaran nilai US$ 32-34 milyar, sebelum akhirnya kembali mengalami penurunan di periode 20142015 dengan nilai sebesar US$ 31.4 milyar. Penurunan nilai impor produk tersebut pada tahun 2015 sebesar 3.68% apabila dibandingkan dengan data pada 2014.
Page 17
Italia banyak mengimpor produk peralatan listrik dari negara – negara di kawasan Uni Eropa lainnya seperti Jerman, Belanda dan Perancis (data dapat dilihat pada Tabel 4). Akan tetapi Cina masih menguasai pasar impor produk peralatan listrik HS 85 Italia, dengan menduduki peringkat ke-1 dengan menyumbang nilai impor sebesar US$ 5.9 milyar dari total nilai impor pada tahun 2015. Jerman berada di peringkat ke-2 yang menyumbang sebesar US$ 5.7 milyar dari total nilai impor pada tahun 2015, Belanda berada di peringkat ke-3 yang menyumbang sebesar US$ 3.9 milyar dari total nilai impor pada tahun 2015.
Perancis berada di peringkat ke-4 dengan nilai sebesar US$ 2.1 milyar dari total nilai impor pada tahun 2015. Di peringkat ke-5 ada negara Asia lain yaitu Vietnam dengan total nilai impor produk peralatan listrik HS 85 ke Italia di tahun 2015 sebesar US$ 1.1 milyar. Indonesia sendiri berada di peringkat ke-39 dengan nilai impor sebesar US$ 50 juta.
Indonesia perlu mengejar ketinggalannya dari Cina dan Vietnam, yang merupakan negara-negara dari kawasan Asia yang mampu berada di peringkat 5 besar dalam hal kinerja ekspor produk peralatan listrik HS 85nya ke Italia. Hal ini penting untuk dilakukan mengingat produk peralatan listrik, terutama yang digunakan sehari-hari dan atau merupakan komponen pelengkap dari peralatan lainnya, ini berpotensi dalam jangka panjang dan akan terus berkembang seiring dengan berkembangnya bisnis infrastruktur, properti dan kendaraan. Pada dasarnya industri peralatan listrik adalah industri yang akan selalu dibutuhkan dan pasarnya semakin berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan inovasi.
Pasar Italia yang potensial untuk produk peralatan listrik dari Indonesia antara lain adalah telefon rumah, television receiver, motor generator, kabel dan perlengkapannya, perlengkapan video, baterai, adaptor, pengeras suara, serta peralatan pemanas ruangan. Kesepuluh produk ini menduduki peringkat lima besar dalam rata-rata lima tahun terakhir. Dari daftar tersebut dapat dilihat kebutuhan pasar di Italia dan kemampuan supply Indonesia. Page 18
Menurut data Badan Pusat Statistik Indonesia, Italia belum termasuk dalam sepuluh besar negara utama tujuan ekspor untuk produk peralatan listrik. Untuk itu, melihat permintaan pasar yang terus meningkat di Italia, pasar Italia menjadi sangat potensial untuk Indonesia 7. Secara keseluruhan, kinerja impor Italia terhadap produk peralatan listrik dari Indonesia menunjukkan penurunan yang signifikan sebesar 10.61% selama periode 2014-2015. Hal ini cukup memperihatinkan mengingat pada tahun 2011, nilai impor Italia terhadap produk peralatan listrik asal Indonesia mencapai US$ 108 juta. Nilai tersebut terus mengalami penurunan yang cukup signifikan di periode tahun-tahun berikutnya yaitu dengan penurunan nilai lebih dari setengahnya yaitu di kisaran US$ 4050an juta, serta membukukan tren negatif sepanjang periode 2011-2015 sebesar 12.18%. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah yang cukup berat untuk meningkatkan ekspor produk peralatan listrik ke negara Italia, serta untuk mengejar ketinggalannya dengan negara-negara Asia lainnya seperti Cina dan Vietnam.
Tabel 4. Kinerja Impor Italia terhadap Produk Peralatan Listrik Dunia (2011 – 2015) Italy's Import Partners of HS 85 Electrical Machinery 2011 - 2015 Value: Million USD
Rank
Country
Trend (%) 11-15
Change (%) 15/14
31437.33
-8.04
-3.68
5791.50
5916.69
-10.23
2.16
6894.89
6552.42
5704.90
-12.30
-12.93
2011
2012
2013
2014
2015
46210.84
34908.04
32617.20
32639.28
9965.75
6004.88
5347.42
10154.76
7687.53
0
-- World --
1
China
2
Germany
3
Netherlands
4565.37
3605.07
3379.11
3494.05
3943.22
-3.19
12.86
4
France
3341.23
2544.89
2478.61
2342.68
2109.79
-9.54
-9.94
5
Vietnam
350.81
892.52
1266.82
1090.75
1112.94
28.53
2.04
6
Hungary United Kingdom
863.70
755.78
740.54
982.95
1075.50
7.27
9.42
1749.38
1311.02
1239.82
1143.62
995.46
-11.88
-12.96
7
“Pemantauan Ekspor Kelompok Hasil Industri Alat-alat Listrik Negara Vietnam,” Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, diakses pada 18 Februari 2017. http://www.kemenperin.go.id/statistik/kelompok_sub.php?ekspor=1&kel=23&n=131 7
Page 19
8 9
Romania United States
10
Poland
39
Indonesia
941.66
870.31
788.03
1027.90
902.08
0.81
-12.24
990.52
841.07
813.93
908.01
896.83
-1.21
-1.23
1191.46
979.35
1105.91
1010.22
890.66
-5.36
-11.84
108.10
46.13
46.61
56.88
50.85
-12.18
-10.61
Dalam hal kinerja ekspor produk peralatan listrik HS 85 ke Italia, Indonesia masih sangat tertinggal dari negara-negara lainnya. Berdasarkan tabel 5, negara-negara yang berada dalam peringkat 5 besar didominasi negaranegara Uni Eropa, dengan pengecualian Cina dan Vietnam. Cina berada di peringkat pertama dengan market share sebesar 18.82%, disusul oleh Jerman dengan market share 18.14%. Peringkat ketiga ditempati oleh Belanda dengan nilai market share 12.54%, dan Perancis serta Vietnam di peringkat keempat dan kelima dengan nilai market share masing-masing sebesar 6.71% dan 3.54%. Indonesia sendiri yang berada di peringkat ke39 hanya memiliki market share sebesar 0.16%.
Page 20
Tabel 5. Nilai Market Share Partner Impor Italia Untuk Produk HS 85
Italy's TOP 10 Import Partners of HS 85 Electrical Machinery
Rank 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 39
Share (%) 2015
Country China Germany Netherlands France Vietnam Hungary United Kingdom Romania United States Poland Indonesia
18.82
Others
24.97
18.14 12.54 6.71 3.54 3.42 3.16 2.86 2.85
75.03
2.83 0.16
II.3 Regulasi Produk Peralatan Listrik di Italia Italia mengacu pada pada garis besar kebijakan Uni Eropa. Regulasi dan kebijakan impor yang perlu dipenuhi terkait syarat dan ketentuan produk HS 85
dapat
dilihat
pada
portal
EU
Help
Desk
(http://www.exporthelp.europa.eu) dengan memasukkan kode HS pada kolom yang telah ditentukan. Untuk produk HS 85, tidak ada ketentuan khusus (specific requirement) dan semua prosedur mengacu pada ketentuan pajak VAT dan Excise, ketentuan umum import Uni Eropa, dan prosedur impor Italia yang dirangkum pada tabel 6 di bawah ini. Tabel 6. Kebijakan dan Regulasi Ekspor Produk Perlatan Listrik untuk Negara Berkembang yang diterapkan oleh Uni Eropa Perihal
Dasar Hukum
Deskripsi Singkat
Bea Cukai
The Union
Berisi
Customs Code
memasuki bea cukai Uni Eropa.
syarat
dan
ketentuan
untuk
http://ec.europa.eu/taxation_customs/cust oms/customs_code/union_customs_code/ index_en.htm
Page 21
Pendaftaran
The Economic
Importir
dari
luar
sebagai
Operator
mendaftarkan dirinya untuk mendapatkan
operator
Registration and
nomor
ekonomi
Identification
Registration and Identification (EORI)
number
sebelum
seri
Uni
Eropa
Economic
pertama
kali
harus
Operator
memasok
barangnya ke Uni Eropa. http://ec.europa.eu/taxation_customs/reso urces/documents/customs/procedural_as pects/general/eori/taxud1633_2008_rev2 _en.pdf Dokumen
Documento
Dokumen
persyaratan
importir
harus
administrasi
amministrativo
dibuat berbahasa Italia dan disubmit
unico (The Single
secara fisik ataupun elektronik melalui
Administrative
sistem Servizio Telematico Doganale.
Document)
Persyaratan lain terkait dokumen impor dapat dilihat di alamat website berikut: http://www.exporthelp.europa.eu/thdapp/t axes/show2Files.htm?dir=/requirements& reporterId2=it&file2=ehir_it15_04v001/it/m ain/ovr_it_010_0612.htm&reporterLabel2 =Italy&label=Overview+of+Import+Proced ures&languageId=EN&status=PROD
Standarisasi
Comitato
Stadarisasi ini dilakukan oleh lembaga
Teknis
Elettrotecnico
non-profit yang bertindak atas mandat dari
Italiano
pemerintah Italia. Komite ini bertanggung jawab untuk menjamin standarisasi produk elektronitechnical,
elektronik,
dan
telekomunikasi agar sesuai dengan Italian Law 186/1868 http://www.ceiweb.it/en/ Standarisasi lain dapat dilihat pada http://www.uni.com/ Tanda CE
Regulation (EC)
Tanda CE menunjukkan bahwa produk
No 765/2008
telah diuji dan memenuhi persyaratan
Page 22
keamanan, kesehatan, dan perlindungan terhadap lingkungan. Lebih
lengkap
dapat
dilihat
di:
http://ec.europa.eu/growth/singlemarket/ce-marking/ Pengaturan
Directive
Uni Eropa menetapkan bahwa produsen
limbah
2002/96/EC of the
peralatan listrik wajib untuk membuat dan
peralatan
European
berpartisipasi dalam skema take back
listrik atau
Parliament and
produk, yaitu memfasilitasi penggunaan
Waste
and of the Council
kembali dan pendauran ulang.
Electrical and
(OJ L-37
Selengkapnya
Electronic
13/02/2003)
http://exporthelp.europa.eu/thdapp/taxes/
dapat
dilihat
di:
Equipment
show2Files.htm?dir=/requirements&report
(WEEE)
erId1=EU&file1=ehir_eu13_03v003/eu/m ain/req_spweee_eu_010_0612.htm&repo rterLabel1=EU&reporterId2=NL&file2=ehir _nl13_03v003/nl/main/req_spweee_nl_01 0_0612.htm&reporterLabel2=Net
Registration,
Regulation (EC)
REACH
Evaluation,
No 1907/2006 of
peletakan bahan kimia dalam komponen
and
the European
peralatan
Authorisation
Parliament and of
penggunaan bahan kimia berbahaya.
of Chemicals
the Council of 18
Selengkapnya
(REACH)
December 2006
http://echa.europa.eu/web/guest/regulatio
mengatur
listrik
kandungan
dan
dapat
dan
membatasi
dilihat
di:
ns/reach/legislation
Konsumen Uni Eropa sangat peduli terhadap kelestarian lingkungan dan aspek sosial dari produk-produk yang mereka konsumsi. Oleh karena itu eksportir harus dapat membuktikan bahwa produknya juga turut membantu kelestarian
lingkungan
dengan
proses
produksi
yang
sustainable
(berkelanjutan). Salah satunya dengan mempraktekkan Fair Trade atau Perdagangan Bebas. Berdasarkan informasi dari World Trade Organization (WTO), produkproduk bisa dikategorikan telah melakukan Fair Trade apabila telah Page 23
menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut : menciptakan kesempatan bagi para petani/produsen kecil, memiliki transparansi dan akuntabilitas, menerapkan praktek-praktek perdagangan yang adil bagi semua pihak yang terlibat, melakukan pembayaran/pembelian dengan harga yang wajar, memastikan tidak ada pekerja ilegal atau pekerja anak dalam proses produksi, memiliki komitmen untuk tidak melakukan diskriminasi dalam bentuk apapun, melakukan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan serta kebasan berasosiasi. Selain itu, prinsip-prinsip lain yang harus diterapkan adalah memastikan kondisi kerja yang memadai, mempromosikan praktek perdagangan Fair Trade dan proses produksi serta praktek bisnisnya secara keseluruhan harus memiliki respek terhadap lingkungan hidup.
Page 24
II.4 Saluran Distribusi Produk Peralatan Listrik di Italia
Peralatan listrik memiliki saluran distribusi yang sama dengan peralatan elektronik. Oleh CBI (Centre for the Promotion of Imports from developing countries), saluran distribusi peralatan listrik masuk dalam kategori electronics and electrical engineering. Segmentasi pasar untuk produk ini dibagi menjadi tiga: 8
Berdasarkan posisi pada proses produksi value chain: komponen, rakitan, sistem.
Berdasarkan kapasitas produksi: volume besar dan volume kecil.
Berdasarkan tingkat kerumitan teknologi: high-end, mid, low-end.
Eksportir dari negara berkembang, termasuk Indonesia, dapat memasuki pasar Uni Eropa, termasuk Italia, melalui dua jalur:
Tidak langsung (indirect): melalui importir, distributor atau agen. Jalur ini sesuai untuk jenis produk yang sudah distandarisasi karena agen atau importir dapat membantu kerjasama dengan lebih banyak pembeli.
Langsung (direct): melalui kerjasama langsung dengan pabrik (pembeli) atau supplier Eropa/Electronic Manufacturing Service (EMS). Keuntungan jalur ini adalah dapat berhubungan langsung dengan pembeli sehingga dapat menjamin adanya hubungan jangka panjang. Biasanya untuk produk yang customize (menyesuaikan permintaan pembeli).
“CBI Market Channels and Segments for Electronics and Electrical Engineering,” Centre for the Promotion of Imports from developing countries Ministry of Foreign Affairs, diakses pada 17 Februari 2017 https://www.cbi.eu/sites/default/files/study/channelssegments-europe-electronics-electrical-engineering2014.pdf 8
Page 25
Skema 4. Jalur Distribusi Produk Peralatan Listrik ke Italia
II.5 Hambatan dan Tantangan
Hambatan dan tantangan yang akan dihadapi oleh eksportir produk peralatan listrik HS 85 dari negara berkembang untuk masuk ke pasar Uni Eropa tak terkecuali Italia adalah sebagai berikut: Tabel 7. Hambatan dan Tantangan yang Kemungkinan Dihadapi oleh Eksportir Produk Peralatan Listrik Indonesia
No
Kategori
Deskripsi Hambatan dan Tantangan
1
Produksi
Produksi dari Vietnam merupakan pesaing utama dari Asia Tenggara untuk pasar Italia. Selain itu juga produk dari Malaysia dan Thailand. Terindikasi bahwa kelebihan dari negara-negara tersebut adalah upah tenaga kerja yang lebih murah, dengan demikian mampu menekan biaya produksi.
2
Produk
Produk peralatan listrik termasuk ekspor yang mengalami defisit pada
tahun 2014. Hal ini dikarenakan value
proposition yang Indonesia tawarkan untuk produk ini
Page 26
No
Kategori
Deskripsi Hambatan dan Tantangan
belum dapat mengungguli produk dari negara lain, sehingga bagi Indonesia, mengimpor menjadi lebih murah dibandingkan memproduksi peralatan listrik. Akibatnya jumlah produksi untuk peralatan listrik ini menurun sehingga jumlah persediaan barang untuk diekspor juga menurun. 3
Pasar
Menurunnya permintaan dunia atas produk batu bara, peralatan listrik, karet olahan, dan mesin atau pesawat mekanik. Selain itu, tantangan bagi eksportir Indonesia adalah memenuhi standar konformitas terhadap legislasi Uni Eropa. Salah satunya adalah tanda CE. Tanda CE adalah indikator bahwa produk tertentu sudah sesuai dengan legislasi Uni Eropa. Tidak semua produk membutuhkan tanda ini, dan hal ini harus diketahui oleh eksportir peralatan listrik. Untuk produk peralatan listrik selain memasuki pasar Italia, legislasi ini perlu dipenuhi
4
Regulasi
Perlu dilaksanakannya kebijakan yang efisien dari pemerintah yang dapat mendukung peningkatan ekspor produk peralatan listrik Indonesia seperti merumuskan kebijakan untuk menurunkan impor dan meningkatkan ekspor peralatan listrik Indonesia, antara lain dengan pemberian insentif fiskal, jaminan ketersediaan pasokan gas dan energi, penghapusan insentif impor secara bertahap, dan fasilitas dukungan pembiayaan yang kompetitif.
5
Komunikasi
Para pembeli dari Uni Eropa umumnya tidak hanya tertarik dengan eksportir yang mengandalkan produk dan profil perusahaannya saja melainkan juga kondisi perekonomian negara eksportir dan kesejahteraan para produsen produk tersebut. Reputasi dari negara eksportir juga dapat memberikan pengaruh terhadap pembeli misalnya dalam hal kualitas dari barang yang dibeli. Apabila kualitasnya tidak bagus, menggunakan bahan
Page 27
No
Kategori
Deskripsi Hambatan dan Tantangan
berbahaya dalam proses produksinya, serta penggunaan lahan yang tidak mengindahkan kelestarian lingkungan bisa mempengaruhi finalisasi kontrak akhir.
III.PELUANG DAN STRATEGI III.1 Peluang Menurunnya produksi peralatan listrik di kawasan Uni Eropa menjadi peluang untuk memasuki pasar tersebut dengan produk yang kompetitif. Indonesia memiliki keunggulan komparatif berupa biaya produksi yang murah dibandingkan negara maju seperti Italia. Oleh karena itu, pasar peralatan listrik Eropa diprediksi akan dikuasai oleh produk dari Asia. Peluang utama untuk produk ini terdapat di pasar negara-negara besar di Eropa seperti Italia. Selain itu, peluang juga terbuka apabila produsen dan eksportir meningkatkan kemampuan teknologi know-how dan fokus pada aktivitas penelitian dan pengembangan teknologi, sehingga dapat mengaplikasikan kemampuan teknologi yang didapat pada proses produksi. Produsen dan eksportir juga harus meningkatkan kapasitas produksinya dan menawarkan harga terbaik9. Dengan berkembangnya sistem produksi value chain, murahnya biaya produksi akan berimbas pada permintaan pasar, terutama dari negara maju yang memiliki biaya produksi mahal dan memilih mengimpor peralatan listik produksi dari negara berkembang. Dengan memperluas pasar di Italia menjadi jembatan bagi produsen Indonesia untuk memasuki pasar Uni Eropa karena Italia merupakan mature market di kawasan Eropa. Potensi pasar peralatan listrik yang ramah lingkungan semakin meningkat. Meskipun eco-label belum menjadi kewajiban produsen peralatan listrik,
“CBI Trade Statistics for Electronics and Electrical Engineering,” Centre for the Promotion of Imports from developing countries Ministry of Foreign Affairs, diakses pada 17 Februari 2017, https://www.cbi.eu/sites/default/files/study/trade-statistics-europeelectronics-electrical-engineering-2014.pdf 9
Page 28
namun seiring dengan berkembangnya isu lingkungan global, hal ini harus mulai menjadi perhatian produsen peralatan listrik di pasar Italia. Inovasi juga merupakan potensi besar bagi produsen peralatan listrik untuk menjaring pasar yang lebih luas. Industri peralatan listrik adalah industri yang dinamis dan penuh inovasi. Seiring dengan ini, maka akan muncul pasar baru. Misalnya, dengan adanya inovasi di bidang pencahayaan elektronik akan mengintegrasikan sistem pencahayaan bangunan, sistem keamanan, dan pencahayaan industri secara keseluruhan. Ditambah lagi peralihan ke kendali otomatis pada kendaraan dan meningkatnya jasa pelayanan akan meningkatkan pasar di Eropa pada umumnya, dan Italia pada khususnya10. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa peluang untuk melakukan ekspor produk peralatan listrik terutama untuk jenis produk-produk peralatan yang lebih spesifik yang disebutkan diatas yaitu jenis yang memiliki tingkat permintaan tinggi dan potensi pasar yang besar, ke negara-negara Uni Eropa masih terbuka lebar, dengan melakukan berbagai strategi yang sesuai, yang akan dibahas berikutnya. III.2 Strategi
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa strategi sebagai berikut: Tabel 8. Strategi Peningkatan Ekspor Produk Peralatan Listrik ke Italia
No
1
Strategi
Deskripsi
Outcome
Strategi Produksi
Regulasi pemerintah untuk pemberian insentif fiskal, jaminan ketersediaan pasokan gas dan energi, penghapusan insentif impor secara bertahap, dan fasilitas
Meningkatkan kapasitas dan jumlah produksi peralatan listrik sehingga meningkatkan kemampuan ekspor.
“Elektronik/Pasar Global/Pasar dan tren Uni Eropa,” Kementrian Perdagangan Republik Indonesia, diakses pada 18 Februari 2017 http://inatrims.kemendag.go.id/en/product/detail/pasar-dan-trenunieropa_76/?market=eu 10
Page 29
2
Strategi Produk
3
Strategi Promosi
dukungan pembiayaan yang kompetitif. Meningkatkan kemampuan know-how dan aktivitas penelitian dan pengembangan teknologi terbaru. Bekerjasama dengan trade hub dan bekerja sama dengan agen untuk standardize product.
Mendapatkan pengetahuan teknologi terbaru untuk produk peralatan listrik. Memperluas pasar Indonesia.
pangsa produk
Untuk customized product Mendapatkan bekerja sama dengan buyer pelanggan/buyer jangka panjang. langsung.
4.
Mengikuti pameran seperti Motek Italy (International Trade Fair for Assembly and Handling Technology, and Automation) http://www.mecspe.com/ Strategi Jaminan Sosialisasi berbagai hal yang Mutu Produk terkait dengan standar dan implementasi perakitan dan perdagangan peralatan listrik, terutama yang terkait dengan masalah limbah pabrik produk dan menerapkan prinsip-prinsip perdagangan bebas, sehingga konsistensi mutu produk selalu terjaga sehingga dapat meningkatkan daya saing produk peralatan listrik Indonesia, mengingat konsumen Eropa sangat memperhatikan masalah kesehatan, kelestarian lingkungan dan tanggung jawab sosial.
Memperkenalkan produk peralatan listrik Indonesia dan mempelajari produk dari negara peserta lainnya. Meningkatnya daya saing produk peralatan listrik Indonesia. Pembeli Uni Eropa akan semakin puas dengan kualitas produk peralatan listrik Indonesia yang konsisten dan terjaga mutunya, serta diproduksi dengan mengikuti semua syarat dan ketentuan yang berlaku dalam menjaga kelestarian lingkungan, serta memiliki sertifikasisertifikasi yang dibutuhkan sehingga permintaan akan produk peralatan listrik buatan Indonesia meningkat dan pada akhirnya akan meningkatkan volume ekspor produk ini Indonesia ke Uni Eropa
Page 30
IV.
INFORMASI PENTING
4. 1 Major player di Italia
Ucimu-Sistemi Per Produrre (Asosiasi Perusahaan Peralatan Mekanik dan Listrik Italia) Promotion and Advertising Department (http://www.ucimu.it/en/association/contacts/) Raffaella Antinori Skype: raffaella.antinori1 Tel: +39-022-6255247. Fax: +39-022-6255890
Confindustria Vicenza (Asosiasi Perusahaan Manufaktur) Piazza Castello 3, 36100 Vicenza, Italia. Tel: +39-0444-232500. Fax: +39-0444-526155. Email:
[email protected] http://www.confindustria.vicenza.it/
ATOP S.p.A. Strada S. Appiano 8/A, 50021 Barberino Val d’Elsa, Italia. Tel: +39-055-806171. Fax: +39-055-8061801. Email:
[email protected] http://www.atop.it/default.aspx
Danieli S.p.A. Via Nazionale 41, 33042, Buttrio (UD) Italia. Tel: +39-0432-1958111. Fax: +39-0432-1958289. Email:
[email protected]. http://www.danieli.com/
Iguzzini Illuminazione S.p.A. Via Mariano Guzzini 37, 62019 Recanati (MC) P.O. Box: 56.75.103.
Page 31
Tel: +39-071-75881. Fax: +39-071-7588295. Email:
[email protected]. http://www.iguzzini.com/
Schnell S.p.A. Via Borghetto 2, -zona Ind. San Liberio, 61030 Montemaggiore al Metauro (PU) Italia. Tel: +39-0721-878711. Fax: +39-0721-8787330. Email:
[email protected]. http://www.schnell.it/
Viasar Group S.p.A. Via Aosta 23, 10078 Venaria Reale, Turin, Italia. Tel: +39-011-4560201. Fax: +39-011-4240428. Email:
[email protected] http://www.viasatgroup.it/en
4. 2
Alamat dan Website Penting 1. Kedutaan Italia di Indonesia. Jl. Dipenogoro 45 Jakarta 10310, Indonesia. 2. Kamar Dagang Italia di Indonesia. Italian Business Association Indonesia (IBAI). Wisma BRI II, 15th Floor, Suite 1501 Jend. Sudirman No. 44 46 Jakarta 10210 IndonesiaTel: +62 (21) 5713540 ; Fax: +62 (21) 571-9013. Email:
[email protected]. Kontak person: Dr. Luigi Carlo Gastel (President) 3. Promosi Perdagangan Indonesia di Italia. ITPC MILAN, Via Vittor Pisani No.8 Piano 6° Milan, Italia. 4. Perwakilan Indonesia di Italia. Ambasciata della Repubblica di Indonesia,
Via
Campania
53-55,00187
Roma,
Italia.Tel:
+39064200911; Fax: +39064880280 / +390648904910
Page 32
5. Pihak Yang Dihubungi Bila Terjadi Dispute. Departemen Perdagangan Luar Negeri Italia (Instituito Nazionale per il commercio)
Estero
perdagangan
http://www.ice.gov.it/.
Italia
Kementrian
http://www.mincomes.it/.
atau
http://europa.eu/abc/governments/index_en.htm 6. Untuk Memastikan Nilai Mata Uang Euro Untuk memastikan nilai tukar euro dengan mata uang lainnya, dapat dilakukan dengan mengakses http://www.oanda.com/Atau dapat juga melalui Euromonitor International (agensi riset) E-mail: mailto:
[email protected]://www.euromonitor.com 7. International
Chamber
of
Commerce.
E-mail:
mailto:
[email protected]. http://www.iccwbo.org 8. International Trade Centre UNCTAD/ WTO E-mail: mailto:
[email protected]. http://www.intracen.org 9. Pameran Perdagangan. Macef (http://www.fmi.it/macef) 10. Website
tentang
Informasi
terbaru
mengenai
pameran
perdagangan Internasional Miller Freeman at: http://www.dotfood.com/schedule/index.htm 11. Organisasi Promosi Perdagangan Italia ICE, National Institute for Foreign Trade. Address: Via Liszt 21, 00144 Rome, Italy. Telephone: (39) 6-59921 Telefax: (39) 659926900 12. Informasi produk dapat dilihat di Eurostat dan Italian National Statistics (http://www.istat.it).
Page 33
V.
REFERENSI
1.
“Supply Chain,” Wikipedia, diakses pada 17 Februari 2017, https://en.wikipedia.org/wiki/Supply_chain
2.
http://www.worldstopexports.com/indonesias-top-10-exports/. Indonesia’s Top 10 Exports. 30 Agustus 2016. Diakses pada 17 Februari 2017
3.
“Harmonized System Code,” Foreign Trade, diakses pada 17 Februari
2017,
http://www.foreign-
trade.com/reference/hscode.cfm?cat=13 4.
Riendy Astria, “Hambatan Impor Tak Efektif,” Bisnis Indonesia, 28 Februari 2014, diakses pada 17 Februari 2017, http://apki.net/wpcontent/uploads/2014/02/HambatanImpor-Tak-Efektif.pdf
5.
https://www.cbi.eu/sites/default/files/market_information/researche s/trade-statistics-europe-electronics-electrical-engineering2016.pdf, diakses pada 17 Februari 2017.
6.
Italy Country Factfile,” Euromonitor International, diakses pada 18 Februari 2017, http://www.euromonitor.com/italy/country-factfile
7.
“Pemantauan Ekspor Kelompok Hasil Industri Alat-alat Listrik Negara Vietnam,” Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, diakses
pada
18
Februari
2017.
http://www.kemenperin.go.id/statistik/kelompok_sub.php?ekspor=1 &kel=23&n=131 8.
“CBI Market Channels and Segments for Electronics and Electrical Engineering,” Centre for the Promotion of Imports from developing countries Ministry of Foreign Affairs, diakses pada 17 Februari 2017 https://www.cbi.eu/sites/default/files/study/channelssegmentseurope-electronics-electrical-engineering-2014.pdf
9.
“CBI Trade Statistics for Electronics and Electrical Engineering,” Centre for the Promotion of Imports from developing countries Ministry of Foreign Affairs, diakses pada 17 Februari 2017, https://www.cbi.eu/sites/default/files/study/trade-statisticseuropeelectronics-electrical-engineering-2014.pdf
Page 34