MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK BUAH PALA (HS 0908) DI ITALIA

2017 MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK BUAH PALA (HS 0908) DI ITALIA

INDONESIAN TRADE PROMOTION CENTER ITPC MILAN Via Vittor Pisani, 8 – 6° Piano 20124 Milan (MI), ITALY Tel. +39 02 3659 8182 Fax. +39 02 3659 8191 http://www.itpcmilan.com

Page 0

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN SAMPUL DAFTAR ISI

1

KATA PENGANTAR

2

I.

II.

III.

PENDAHULUAN I. 1 Pemilihan Produk

7

I. 2 Profil Geografi Italia

12

POTENSI PASAR PRODUK BUAH PALA DI ITALIA II. 1 Ekspor Produk Buah Pala Italiake Dunia

15

II. 2 Potensi Pasar Produk Buah Pala di Italia

17

II. 3 Regulasi Impor Produk Buah Pala di Italia

20

II. 4 Saluran Distribusi Produk Buah Pala di Italia

22

II. 5 Hambatan dan Tantangan Lainnya

24

PELUANG & STRATEGI III. 1 Peluang

26

III. 2 Strategi

27

IV. INFORMASI PENTING

29

Page 1

KATA PENGANTAR Dalam upaya penyediaan informasi pasar produk 10 – 10 – 3 dan sesuai dengan keputusan Menteri Perdagangan RI No. 706/M-DAG/KEP/9/2011 tentang Pedoman Penyusunan dan Mekanisme Pelaporan Perwakilan Perdagangan di Luar Negeri, ITPC Milan, Italia telah melakukan penyusunan Market Brief yang didasarkan pada studi literatur (desk study). Informasi pasar ini diharapkan dapat berguna sebagai dasar pengambilan kebijakan oleh pimpinan dan atau sebagai bahan referensi pelaku usaha dibidangnya. Penulisan Market Brief merupakan rangkaian kajian yang terus dilakukan selama 1 tahun untuk memenuhi target yaitu menyiapkan 10 Market Brief. Pada topik ini dipilih produk buah pala (HS 0908) sesuai data yang mengindikasikan bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar serta adanya peluang pasar untuk produk buah paladi Italia. Di dalam Market Brief ini akan diinformasikan mengenai latar belakang pemilihan produk, profil Italia, potensi pasar di Italia, serta peluang dan strategi memasuki pasar di Italia. Untuk itu penyusunan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang berguna bagi pihak Pemerintah maupun Swasta di Indonesia, khususnya bagi kalangan eksportir dan pengusaha produk terkait dalam menyikapi peluang ekspor di italia. Disadari sepenuhnya bahwa penulisan laporan ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik yang membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan penulisan ini sangat kami harapkan. Semoga Laporan Market Brief ini dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membutuhkan informasi tentang produk buah pala. Milan, Januari 2017

Kepala ITPC Milan Agung Pramudya FR.

Page 2

ABSTRAKSI Pala adalah rempah serba guna yang merupakan turunan dari genus Myristica yang berasal dari Kepulauan Banda, Indonesia. Buah pala adalah bagian dari pohon pala. Buah dan biji pala telah menjadi komoditas perdagangan penting sejak jaman Romawi. Pala adalah pohon yang bisa mencapai tinggi hingga 20 meter dan usia ratusan tahun. Tanaman pala dapat dimanfaatkan kulit kayu, biji, bunga, dan daging buahnya. Panen pertama dilakukan 7 sampai 9 tahun setelah pohonnya ditanam dan mencapai kemampuan produksi maksimum setelah 25 tahun1. Indonesia merupakan produsen Pala terbesar di dunia dan menguasai 80% dari pasokan produk tersebut ke negara-negara Uni Eropa. Permintaan biji pala Indonesia dari Eropa tetap tinggi ditengah perlambatan ekonomi global. Pada awal Oktober 2014, Sulawesi Utara mengekspor biji pala, bunga pala dan daging buah pala kering ke Italia 84,94 ton. Volume sebesar 84,94 ton tersebut, mampu menghasilkan devisa bagi daerah

sebesar

642.242

dolar

Amerika

Serikat

(AS).

Untuk biji pala, diekspor sebanyak 30 ton dengan sumbangan devisa sebesar 361.500 dolar AS, bunga pala 11,27 ton dengan nilai 164.467, serta daging buah pala kering sebanyak 43,56 ton dengan nilai 116.275 dolar AS. Produk turunan pala yang biasa diekspor ke Italia yakni biji pala, bunga pala, batok pala, dan daging pala.Daging pala sangat diminati masyarakat Italia sebagai bahan baku berbagai rempah, aroma terapi, dan bahan baku farmasi serta makanan ringan2. Di tahun-tahun sesudahnya, kinerja ekspor produk pala Indonesia ke Eropa, khususnya Italia juga semakin meningkat. Ekspor pala dari Sulawesi Utara (Sulut) ke Belanda dan Italia (Eropa) pada Februari 2016 mencapai 19,81 ton. Rinciannya ekspor ke Belanda 12,45 ton dengan menghasilkan

“Pala,” Wikipedia, diakses 25 Januari 2017, https://id.wikipedia.org/wiki/Pala http://www.antaranews.com/berita/460563/italia-tujuan-ekspor-pala-paling-potensial, Italia tujuan ekspor pala paling potensial, diakses pada 25 Januari 2017 1 2

Page 3

devisa

USD 136.455 dan ke Italia mencapai 7,36 ton atau senilai

USD 57.697.3 Kemudian pada bulan Maret 2016, Sulut telah mengekspor daging buah pala kering ke Italia sebanyak 21,78 ton dan mampu menghasilkan devisa bagi negara sebesar US$ 50 juta. Ekspor komoditas biji pala ke Italia pada akhir tahun 2016 semakin tinggi dan semakin rutin untuk dilakukan menyusul permintaan terus berdatangan dari negara tersebut mengingat kebutuhan di akhir tahun sangat tinggi.4 Pasar Italia masih sangat terbuka untuk pengiriman produk turunan pala asal Sulut, karena masyarakat disana sangat menyukai pala asal Kabupaten Kepulauan Siau, Tagulandang dan Biaro (Sitaro). Pala asal Sulut diklaim salah satu yang terbaik di dunia, sehingga pasar Eropa sangat meminatinya, karena selain Italia yang menjadi tujuan ekspor pala yakni Belanda, Jerman dan Inggris. Diharapkan, petani dan pengekspor Sulut dapat memanfaatkan kesempatan ini dan dapat lebih meningkatkan lagi kualitas produknya agar tingginya permintaan akan produk buah pala tersebut makin meluas ke negara-negara lain di Eropa. 5 Oleh karena itu, peluang Indonesia untuk terus meningkatkan ekspor produk buah pala (HS 0908) ke negara-negara di Uni Eropa khususnya Italia sangat besar. Untuk dapat mengambil peluang tersebut, maka Indonesia perlu melakukan beberapa langkah strategis sebagai berikut: 

Strategi produksi

Memperpendek rantai pasar dengan sistem “satu pintu” yaitu dengan mendirikan koperasi atau mitra usaha yang mampu membeli produksi pala masyarakat, membuka atau merevitalisasi pelabuhan baru di dekat sentra

3

https://tirto.id/februari-ekspor-pala-sulut-ke-eropa-capai-1981-ton-nCw, Februari, Ekspor Pala Sulut ke Eropa Capai 19,81 Ton, diakses pada 25 Januari 2017 4 http://rayapos.com/jelang-akhir-tahun-ekspor-komoditas-biji-pala-ke-italia-makin-tinggi/, Jelang Akhir Tahun, Ekspor Komoditas Biji Pala Ke Italia Makin Tinggi, diakses pada 25 Januari 2017 5 http://moneter.co.id/pala-indonesia-serbu-pasar-italia/ , Pala Indonesia Serbu Pasar Italia, diakses pada 25 Januari 2017

Page 4

perkebunan pala, contohnya seperti segera merevitalisasi Pelabuhan Bitung menjadi pelabuhan hub Internasional agar bisa memotong durasi pengangkutan serta mempermudah para eksportir Indonesia untuk menyewa Full Ventilated Container 

Strategi produk

Meningkatkan sistem jaminan mutu pasca-panen dan penyimpanan serta penggunaan bibit pala unggul klonal (vegetative) dimana perbanyakan yang dilakukan secara klonal ini lebih mudah, cepat dan mutunya bisa lebih meningkat 

Strategi pemasaran

Pemberian seminar kepada eksportir buah pala mengenai tata cara pengisian dokumen ekspor yang akurat dan lengkap. 

Strategi promosi

Strategi ini meliputi partisipasi dalam pameran berskala internasional yang diselenggarakan di negara-negara Uni Eropa seperti CIBUS, Festival Del Oriente, serta bekerja sama dengan ITPC setempat untuk membangun citra Indonesia yang positif. 

Strategi jaminan mutu produk

Sosialisasi berbagai hal yang terkait dengan standar dan implementasi budidaya, pengolahan dan perdagangan buah pala, terutama untuk menghindarkan produk buah pala asal Indonesia terjangkit jamur aflatoksin, sehingga konsistensi mutu produk selalu terjaga dan dapat meningkatkan daya saing produk buah pala Indonesia, mengingat konsumen Eropa sangat memperhatikan masalah kesehatan, kelestarian lingkungan dan tanggung jawab sosial.

Page 5

I. PENDAHULUAN Pohon pala merupakan tumbuhan asli dari Pulau Banda, Indonesia. Hingga abad ke-19, pulau Banda merupakan sumber produksi buah dan biji pala satu-satunya bagi dunia. Buah pala diperdagangkan pada abad pertengahan oleh pedagang Arab dan dijual dengan harga tinggi ke Venezia. Pada abad ke-17, perdagangan buah pala didominasi oleh Belanda dibawah VOC (Vereenidge Oostindische Compagnie). Selanjutnya, sebagai hasil konsesi perang Napoleon, Belanda menyerahkan kekuasaan atas pulau Banda kepada Inggris. Inggris kemudian mengirim pohon pala beserta tanahnya ke Sri Lanka, Penang, Bencoolen, dan Singapura, untuk selanjutnya dikirim ke Zanzibar dan Granada. Saat ini, pesaing produksi buah pala terbesar adalah buah pala dari Granada. Indonesia dan Granada mendominasi produksi dan ekspor buah pala (nutmeg) dan salut biji pala (mace) dunia.6 Sedangkan impor terbesar berasal dari Eropa Barat, Amerika Serikat, Jepang, dan India. Melihat sejarah dan penyerapan produksi nutmeg dan mace dunia, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar. Namun dengan meningkatnya persaingan di perdagangan internasional, terutama dari Granada untuk produksi pala, Indonesia harus mempertahankan posisinya sebagai penghasil utama dan pengekspor utama ke Negara Italia. Indonesia menguasai 75% produksi buah pala dunia, sedangkan Granada menguasai sebesar 20%7.

Dengan pangsa pasar yang cukup dominan dan permintaan yang tinggi dari Italia, maka buah pala menjadi produk yang menjanjikan untuk meningkatkan ekspor Indonesia sebesar 300% dalam waktu lima tahun mendatang. Ekspor buah pala ke Uni Eropa beberapa kali ditolak karena dinilai mengandung aflatoksin yang melebihi batas ketentuan. Petani Indonesia belum terbiasa

“Nutmeg,” Wikipedia, 25 Januari 2017, diakses 25 Januari 2017, https://en.wikipedia.org /wiki/Nutmeg#Nutmeg_butter 7 “Nutmeg,” New World Ecyclopedia, 2 Februari 2015, diakses pada 25 Januari 2017, http://www.newworldencyclopedia.org/entry/Nutmeg 6

Page 6

mengolah pala agar kadar airnya rendah, sehingga mudah ditumbuhi jamur aflatoxin8. Untuk itu, menjadi pekerjaan rumah yang besar bagi Indonesia untuk meningkatkan jaminan mutu terhadap komoditas pala. Menurut Badan Karantina Pertanian, eksportir pala Indonesia menguasai 80% pasar impor Uni Eropa atau setara dengan nilai tahunan sekitar 30 juta euro9.

I.1 Pemilihan Produk Indonesia dikaruniai sumber daya alam yang begitu melimpah, termasuk rempah-rempah yang berguna menambah cita rasa dan aroma pada masakan. Sementara di belahan dunia lain, rempah-rempah berguna juga untuk

menghangatkan

badan

di

tengah

musim

salju

yang

membekukan.Tidak heran, di masa lalu, para penjelajah dan pedagang dari Eropa berdatangan ke Nusantara dan menjadikan wilayah "zamrud khatulistiwa" sebagai koloninya: Portugis, Spanyol, dan Belanda -- yang melabeli wilayah Tanah Air sebagai "Hindia Belanda". Akibat sejarah eksplorasi rempah-rempah di masa lalu, Indonesia berkembang jadi salah satu wilayah tujuan perdagangan global. Hingga kini, kepopuleran tanaman pala asal Indonesia tidak luntur. Bahkan, selalu ada permintaan pala asal Indonesia untuk dikirim ke negara-negara luar, khususnya Eropa. Pala bahkan memainkan peran penting dalam perdagangan bilateral antara Indonesia dan Uni Eropa 10. Negara-negara Uni Eropa sangat bergantung pada negara-negara berkembang seperti Indonesia dalam hal produk buah Pala. Di tahun 2014, Uni Eropa mengimport 4,2 ribu ton dengan nilai sebesar €44 juta.

Subagyo, “Uni Eropa tolak pala Indonesia,” Antaranews, 6 Maret 2015, diakses pada 25 Januari 2017, http://www.antaranews.com/berita/483770/uni-eropa-tolak-pala-indonesia 8

“Uni Eropa tolak pala Indonesia,” Republika Online, 6 Maret 2015, diakses pada 7 Agustus 2015, http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/15/03/06/nksjrl-uni-eropa-tolak-palaindonesia 9

10

http://global.liputan6.com/read/2264927/kualitas-pala-asal-indonesia-terbaik-di-dunia, Indonesia Terbaik di Dunia, diakses pada 25 Januari 2017

Kualitas

Pala

Asal

Page 7

Berdasarkan Skema 1, negara-negara pengimpor terbesar untuk produk ini di Uni Eropa adalah Belanda, Jerman dan Italia.

Skema 1 : Impor negara-negara Uni Eropa Untuk Produk Pala (HS0908)

Source: Eurostat, 2015

Berdasarkan skema 2, Indonesia sendiri merupakan pemasok utama untuk produk buah pala (HS 0908) ini ke Eropa dengan menguasai sekitar 80% dari total nilai impor. Posisi kedua ditempati Vietnam dengan nilai impor 17%, Grenada dengan nilai 5.9% di posisi ketiga dan Srilanka serta India di posisi ke 4 dan ke 5 dengan nilai impor sebesar 4.1%. Akan tetapi impor Indonesia sendiri menurun rata-rata sekitar 5% setiap tahunnya dalam periode 2010-2014, sementara itu secara umum nilai impor dari pemasokpemasok kecil justru terus bertambah. Contohnya nilai impor dari Vietnam yang terus bertambah, dimana nilai pertambahan tahunannya mencapai 37%. Informasi lebih lanjut mengenai kenaikan dan penurunan kinerja ekspor impor produk buah pala ini akan dibahas lebih lanjut dalam bab-bab berikutnya.

Page 8

Skema 2 . Negara-negara Pengekspor Produk Pala ke Uni Eropa

Di Eropa, Pala sering digunakan untuk membumbui masakan-masakan berbahan dasar kentang, produk-produk daging olahan, sup, saus dan produk-produk yang dipanggang. Selain itu buah pala juga banyak digunakan untuk keperluan aroma terapi, dan bahan baku farmasi serta makanan ringan, bahkan oleh industri kecantikan seperti parfum beraroma buah pala.

Berdasarkan skema 3, selama periode 2010-2014 negara-negara di Uni Eropa memiliki tingkat konsumsi dan nilai pasar yang stabil untuk produk buah pala (HS 0908) ini. Pasar rempah-rempah secara global sendiri diproyeksikan akan terus bertambah sekitar 5% per tahunnya sampai dengan tahun 2019.

Akan tetapi pertumbuhan itu sendiri di kawasan Uni

Eropa akan cenderung lebih lambat mengingat sektor industrinya yang sudah maju dan mulai jenuh11.

11

Markets and Markets 2016, www.cbi.eu, diakses pada 25 Januari 2017

Page 9

Skema 3 : Tingkat Konsumsi Produk Pala Uni Eropa

Source: Eurostat, 2015

Jerman merupakan konsumen terbesar di kawasan Uni Eropa untuk produk buah pala ini, dengan tingkat konsumsi sebesar 28%. Konsumen terbesar kedua di kawasan ini adalah Belanda dengan tingkat konsumsi sebesar 20%. Posisi ketiga ditempati oleh Inggris dengan tingkat konsumsi sebesar 10%. Di posisi berikutnya Italia bersama dengan Perancis yang sama-sama memiliki tingkat konsumsi sebesar 9% (Skema 4).

Skema 4 : Tingkat Konsumsi Produk Buah Pala Negara-negara Uni Eropa

Page 10

Tingginya tingkat konsumsi produk buah pala negara-negara Uni Eropa dan terus meningkatnya permintaan akan produk tersebut membuka peluang bagi Indonesia untuk terus meningkatkan ekspor produk buah palanya ke kawasan ini, terutama ke Italia, sekaligus mengukuhkan posisinya sebagai pemasok terbesar produk HS 0908 ini ke Eropa, mengingat nilai ekspor Indonesia pada tahun 2015 lalu mengalami penurunan yang cukup signifikan seperti yang dijelaskan pada tabel di bawah ini.

Berdasarkan Tabel 1, maka dapat dilihat bahwa nilai impor buah pala HS 0908 Italia terhadap produk pala Indonesia mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu sebesar US$ 6.98 juta di tahun 2015, atau menurun sebesar 28.20% dari tahun sebelumnya yaitu sebesar US$ 9.72 juta di tahun 2014. Secara keseluruhan, nilai ekspor produk buah pala HS 0908 Indonesia ke Italia juga memberikan tren yang negatif sepanjang periode 2011-2015 yaitu dengan nilai penurunan sebesar 15.3%. Salah satu penyebabnya adalah adanya beberapa penolakan terhadap produk pala asal Indonesia karena disinyalir terkontaminasi aflatoksin, yang akan dibahas pada bab-bab berikutnya, juga strategi mengatasinya untuk kembali meningkatkan nilai ekspor produk buah pala ini ke Italia. Tabel 1. Kinerja Ekspor – Impor Italia terhadap Produk Buah Pala HS 0908 Indonesia Italy-Indonesia Balance of Trade - HS 0908 PALA 2011 - 2015 Value: Million USD

2011 Export Import Balance of Trade

2012

2013

2014

2015

0 13.52

0 13.62

0 12.75

0 9.72

0 6.98

-13.52

-13.62

-12.75

-9.72

-6.98

Trend (%) 11-15

Change (%) 15/14

#NUM!

#DIV/0!

-15.30

-28.20

Source: WTA/Istat

Page 11

I.2 Profil Geografi Italia Italia

sebelah

langsung

utara

dengan

berbatasan

empat

negara

Eropa yaitu Perancis, Swiss, Austria dan Slovenia. Memiliki posisi yang strategis yaitu berada di tengahtengah antara Eropa dan Afrika, Italia meiliki keuntungan sebagai negara yang memberikan akses ke negaranegara Eropa Utara, negara-negara Mediterania dan negara-negara Eropa Timur. Wilayah Italia meliputi luas kedaulatan 301.340 km2 termasuk dua pulau utama yaitu pulau Sisilia dan pulau Sardinia, yang merupakan dua pulau utama di samping 38 pulau lainnya. Italia memiliki dua teritorialyang independen yaitu Kota Vatican dan Republik San Marino.

Kota perdagangan di Italia adalah Milan dengan GDP per kapita pada akhir tahun 2015 mencapai € 44.700,Milan disebut-sebut sebagai salah satu kota utama untuk keuangan dan bisnis dimana GDP-nya merupakan ke-4 tertinggi di Eropa dan ke-26 tertinggi di dunia. Milan juga menduduki 20 besar sebagai kota dengan finansial terbaik.

Diantara kota-kota di Italia, Milan merupakan kota dengan jumlah tenaga kerja produktif terbesar yaitu 50.7% dari total jumlah penduduk di kota Milan. Milan juga dikenal sebagai pusat mode dunia. Kondisi perekonomian Milan yang juga merupakan kekuatan dan potensinya adalah banyaknya jumlah perusahaan asing yang beroperasi yaitu sekitar 19.500 perusahaan. Milan juga merupakan kota no-2 di dunia setelah New York dalam hal jumlah konsultan asing. Hal ini menunjukkan potensi dan peluang yang cukup besar bagi pelaku usaha Indonesia untuk mencoba meningkatkan ekspornya ke Italia

Page 12

Milan terletak di Propinsi Lombardia, yang memiliki area perdagangan seluas 550,000 meter persegi yang dikelola oleh “La Fiera Milano” . Setiap tahun lebih dari 30,000 pameran perdagangan diselenggarakan. Nilai perdagangan asing mencapai angka € 250 juta. Setiap tahun nilai ekspor Lombardia mencapai angka € 75 miliar sementara nilai impor mencapai €95 miliar. Tingginya nilai impor dibanding nilai ekspor tetap merupakan peluang yang baik bagi para pelaku usaha Indonesia untuk menggenjot nilai ekspornya dan mengembangkan sayapnya ke pasar Italia melalui Lombardia. Pendapatan produk domestik brutto per orang di Lombardia rata-rata sebesar € 25,000

Berdasarkan estimasi sensus yang dilakukan oleh ISTAT pada Desember 2015, populasi di Italia mencapai 60.674.003 jiwa dengan dua wilayah berpenduduk terbesar di wilayah Italia-Utara sebanyak 27 % dari jumlah populasi dan wilayah Italia-Selatan sebanyak 23 % dari jumlah populasi

Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Italia. Mayoritas penduduk Italia beragama Katolik dengan persentase sebesar 83%. Italia dikenal sebagai negara yang penuh dengan peninggalan sejarah dan jenius dalam kebudayaan. Saat ini Italia memiliki 400 buah museum, galeri dan situs arkeologi.

Italia memiliki fasilitas transportasi yang sangat baik, dimana jaringan kereta api dikontrol oleh Trenitalia, Ferrovie dello Stato (Perusahaan Kereta Api Italia) yang rata-rata mengangkut setidaknya 23,3 juta ton komoditas sejak tahun 2005 dan kecenderungan jumlah penumpang yang selalu meningkat.

Jaringan jalan raya untuk pengangkutan kargo dan truk serta transportasi penumpang juga terus bertambah.

Sementara komoditas

minyak

menggunakan pelayaran sebagai moda transportasi utama dengan jaringan pelabuhan antara lain di Genova, La Spezia, Napoli, Trieste, Livorno dan Venezia. Untuk moda penerbangan, Italia telah mengalami pertumbuhan yang signifikan sejak tahun 2005 dimana tercatat setidaknya Page 13

terdapat 48,9 juta penumpang domestik dan 63,2 juta penumpang internasional. Italia telah membangun dua bandara udara yang modern di Roma yaitu Fiumicino dan Ciampino serta dua di Milan yaitu Linate dan Malpensa yang mencatat 50% kedatangan dan penerbangan internasional dilakukan di Milan.

Beberapa sektor yang turut mendukung kondisi ekonomi Italia diantaranya adalah sektor pos dan telekomunikasi. Italia telah mengalami reorganisasi yang dilakukan pada tahun 2004 dimana Italia berhasil menggabungkan 3.440 perusahaan skala kecil menjadi beberapa perusahaan skala besar. Beberapa perusahaan komunikasi yang berskala multinasonal antara lain: Vodavone, Telecom, Tele2, Wind, H3g serta memiliki pasar yang terus berkembang, dimana 70% populasi memiliki setidaknya satu telepon selular. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Italia juga mulai memberikan insentif kepada perusahaan swasta. Italia juga memiliki sistem IT yang sangat baik pada kantor-kantor administrasi lokalnya.

Otoritas sektor perbankan Italia berada di bawah Bank of Italy yang berdasarkan hukum perbankan Eropa bertanggung jawab sebagai peninjau, pemeriksa serta menganalisa sistem perbankan di seluruh negeri. II.POTENSI PASAR PRODUK BUAH PALA DI ITALIA II.1 Ekspor Produk Buah Pala Italia ke Dunia

Secara umum, Italia mengalami penurunan ekspor untuk produk buah pala HS 0908 berdasarkan Tabel 2. Kinerja ekspor produk pala Italia mengalami penurunan secara signifikan dan mencatatkan pertumbuhan negatif selama periode tahun 2011 – 2015 dengan rata – rata tren ekspor dari tahun 2011 – 2015 yang mengalami penurunan sebesar 21.02%. Nilai ekspor produk pala pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 47.55% dibanding nilai ekspor produk pala pada tahun 2014

Page 14

Indonesia sendiri mengalami kendala dalam melakukan ekspor produk buah pala HS 0908 ke Uni Eropa, yang secara keseluruhan mempengaruhi kinerja ekspornya untuk produk tersebut. Berdasarkan notifkasi dari Rapid Alert System on Food and Feed (RASFF) Portal UE tahun 2014, ditemukan sembilan pengiriman komoditas pala Indonesia bermasalah karena mengandung Aflatoksin, sejenis jamur, di atas ambang batas. Peraturan Uni Eropa Nomer 165 Tahun 2010 mensyaratkan, setiap pala yang diekspor ke negara-negara UE, tidak boleh melebihi kandungan Aflatoksin B1 sebesar 5 ppm, dan Aflatoksin total sebesar 10 ppb. Hasil uji kandungan Aflatoksin pada pala Indonesia tahun 2014 menyebutkan bahwa Aflatoksin B1 bisa mencapai 38,7 ppb dan Aflatoksin total mencapai 49,5 ppm. Akibatnya, Uni Eropa harus re-ekspor pala Indonesia. Disinyalir, meskipun perusahaan eksportir sudah selektif memilih produk untuk diekspor, masalah tetap muncul karena sistem pengapalan. Lamanya bongkar muat atau dweling time, mengakibatkan jamur Aflatoksin berkembang dan menyebar. Akibatnya sesampainya di negara importir seperti Eropa, Aflatoksin pala semakin meningkat di atas ambang batas12. Tabel 2 : Kinerja Ekspor Italia ke Dunia Terhadap Produk Buah Pala HS 0908 Italy-World Balance of Trade - HS 0908 PALA 2011 - 2015 Value: Million USD

2011

2012

2013

2014

2015

Trend (%) 11-15

Change (%) 15/14

Export

12.00

13.82

10.01

8.81

4.62

-21.02

-47.55

Import

16.71

16.09

14.76

12.59

8.71

-14.34

-30.83

Balance of Trade

-4.71

-2.26

-4.75

-3.78

-4.09

Source: WTA/Istat

12

http://www.gatra.com/ekonomi-1/perdagangan/153764-pala-indonesia-dipulangkan-dari-uni-eropa.html,

Pala

Indonesia Dipulangkan dari Uni Eropa , diakses pada 26 Januari 2017

Page 15

Kinerja ekspor produk pala Italia ke negara lain di dunia dapat dilihat pada Tabel 3. Secara keseluruhan, Italia mengalami penurunan kinerja ekspor produk pala ke dunia sebesar 47.55% pada tahun 2015 dibandingkan dengan data pada tahun 2014.

Berdasarkan data tahun 2015 yang terdapat pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa Inggris menjadi negara tujuan ekspor di peringkat ke-1 dengan total nilai ekspor pada tahun 2015 sebesar US$ 1.28 juta. Belgia berada di peringkat ke-2 dengan total nilai ekspor pada tahun 2015 sebesar US$ 876 ribu diikuti oleh Perancis di peringkat ke-3 dengan total nilai ekspor pada tahun 2015 sebesar US$ 561 ribu, Jerman di peringkat ke-4 dengan total nilai ekspor pada tahun 2015 sebesar US$ 544 ribu, dan Spanyol di peringkat ke-5 dengan total nilai ekspor pada tahun 2015 sebesar US$ 487 ribu. Italia tidak melakukan ekspor buah pala ke Indonesia.

Tabel 3. Kinerja Ekspor Produk Buah Pala Italia ke Dunia Berdasarkan Negara Tujuan Italy's Export Partners of HS0908 PALA 2011 - 2015 Value: Million USD

Rank

Country -- World --

2011

2012

2013

2014

2015

Trend (%) 11-15

Change (%) 15/14

12.004347

13.82379

10.0115

8.812095

4.622009

-21.02

-47.55

1

United Kingdom

3.717733

3.905451

2.774887

1.951119

1.287946

-24.53

-33.99

2

Belgium

0.281301

0.494586

0.486638

1.093957

0.876305

35.89

-19.90

3

France

1.327829

0.285753

1.131819

1.049616

0.561098

-4.13

-46.54

4

Germany

1.915832

4.83055

2.13154

2.306436

0.544349

-27.79

-76.40

5

Spain

0.439489

0.77619

1.028502

0.986926

0.487963

4.60

-50.56

0

0

0

0

0

#NUM!

#DIV/0!

55

Indonesia Source: WTA/Istat

II.2 Potensi Pasar Buah Pala di Italia

Kinerja impor Italia terhadap buah pala HS 0908 dunia dapat dilihat pada Tabel 2 diatas dimana total nilai impor produk buah pala adalah sebesar Page 16

US$ 8.71 juta pada tahun 2015. Secara keseluruhan, kinerja selama periode 2011 – 2015 mengalami penurunan sebesar 14.34%. Nilai impor produk buah pala sejak tahun 2011 terus mengalami penurunan. Dimulai dengan nilai impor yang cenderung stabil pada periode 2011-2012 dan 2012-2013 yaitu sekitar US$ 16 juta, nilai tersebut terus mengalami penurunan yang signifikan di periode-periode berikutnya yang mencapai puncaknya pada periode 2014-2015 dimana nilai impor tersebut hanya sebesar US$ 8.71 juta. Penurunan nilai impor produk buah pala pada tahun 2015 sebesar 30.83% apabila dibandingkan dengan data pada 2014. Indonesia sendiri merupakan pemasok terbesar untuk produk buah pala HS 0908 ke Italia, dan merupakan satu-satunya negara di luar kawasan Uni Eropa yang berada di posisi 5 besar. Berdasarkan tabel 4, Indonesia berada di peringkat ke-1 dengan menyumbang nilai impor sebesar US$ 6.97 juta dari total nilai impor pada tahun 2015. Belanda berada di peringkat ke-2 yang menyumbang sebesar US$ 710 ribu dari total nilai impor pada tahun 2015, Jerman berada di peringkat ke-3 yang menyumbang sebesar US$ 216 ribu dari total nilai impor pada tahun 2015. Dua negara Uni Eropa lainnya yaitu Perancis dan Austria berada di peringkat ke-4 dan ke-5 dengan nilai sebesar US$ 165 ribu dan US$121 ribu dari total nilai impor pada tahun 2015.

Di posisi 10 besar, 2 negara Asia yang termasuk di dalamnya adalah Vietnam di posisi ke 6 dengan total nilai impor pada tahun 2015 sebesar US$ 120 ribu dan India di peringkat ke 9 dengan total nilai impor sebesar US$ 76 ribu. Mengingat Indonesia merupakan produsen terbesar di dunia untuk produk buah pala, posisi sebagai pemasok terbesar produk tersebut ke Italia harus terus bisa dipertahankan dan nilai ekspornya juga terus ditingkatkan. Saat ini, meskipun Indonesia masih berada di peringkat pertama, kinerja impor Italia terhadap produk buah pala dari Indonesia menunjukkan perubahan yang negatif sebesar 28.2% selama periode 2014-2015. Kinerja

Page 17

impor Italia terhadap produk buah pala dari Indonesia mengalami penurunan yang sangat signifikan pada tahun 2015 apabila dibandingkan dengan nilai impor pada tahun 2014. Kinerja impor Italia terhadap produk pala Indonesia pada tahun 2014 adalah sebesar US$ 9.71 juta, sementara itu di tahun 2015 jumlah tersebut menurun sebesar 28.2% menjadi US$ 6.97 juta. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia harus melakukan berbagai langkah strategis dalam upaya perbaikan mutu produk buah pala yang dihasilkan berikut dengan masalahmasalah lain yang dapat terjadi dalam pengiriman, sehingga nilai ekspor produk buah pala Indonesia ke Italia dapat kembali ditingkatkan.

Tabel 4. Kinerja Impor Italia terhadap Produk Buah Pala Dunia (2011 – 2015)

Italy's Import Partners of HS 0908 PALA 2011 - 2015 Value: Million USD

Rank

Country

2011

2012

2013

2014

-- World --

16.714528

16.085103

14.757258

12.594886

1

Indonesia

13.518448

13.616785

12.749486

2

Netherlands

1.066241

0.720311

3

Germany

0.470141

4

France

0.355469

5

Austria

0.060584

6

Vietnam

7

2015

Trend (%) 11-15

Change (%) 15/14

8.712448

-14.34

-30.83

9.717804

6.977591

-15.30

-28.20

0.502298

0.772764

0.710659

-7.14

-8.04

0.32244

0.194898

0.238422

0.216407

-16.92

-9.23

0.321685

0.212492

0.226783

0.165548

-17.12

-27.00

0.073097

0.105043

0.104003

0.121355

19.03

16.68

0.35118

0.597622

0.147592

0.544068

0.120488

-20.02

-77.85

United Kingdom

0.088241

0.074299

0.133587

0.068438

0.112953

4.20

65.04

8

Belgium

0.063042

0

0.105197

0.362404

0.087894

#NUM!

-75.75

9

India

0.264345

0.083699

0.035103

0.068322

0.076168

-23.60

11.48

10

Poland

0.143878

0.157018

0.129172

0.093473

0.043407

-25.29

-53.56

Source: WTA/Istat

Dalam hal kinerja ekspor produk buah pala (HS 0908) ke Italia, Indonesia masih merupakan pemasok utama. Berdasarkan tabel 5, negara-negara

Page 18

yang berada dalam peringkat 5 besar seluruhnya adalah negara-negara Uni Eropa kecuali Indonesia yang berada di peringkat pertama dengan market share sebesar 80.09%, peringkat kedua ditempati Belanda dengan market share yang hanya 1/10nya dari Indonesia yaitu sebesar 8.16%. Peringkat ketiga ditempati oleh Jerman dengan nilai market share 2.48%, dan Perancis serta Austria di peringkat keempat dan kelima dengan nilai market share masing-masing sebesar 1.9% dan 1.39%.

Tabel 5. Nilai Market Share Partner Impor Italia Untuk Produk HS 0908

Italy's TOP 10 Import Partners of HS 0908 PALA

Rank 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Share (%) 2015

Country Indonesia Netherlands Germany France Austria Vietnam United Kingdom Belgium India Poland

80.09

Others

0.92

8.16 2.48 1.90 1.39 1.38 1.30 1.01 0.87 0.50

Source: WTA/Istat

II.3 Regulasi Produk Buah Pala di Italia

Italia menerapkan kebijakan yang secara umum mengacu pada garis besar ketentuan impor yang telah ditetapkan oleh Uni Eropa. Kebijakan impor serta regulasi ekspor yang perlu dipenuhi terkait syarat ketentuan secara detail

dapat

disimak

pada

portal

EU

Help

Desk

(http://www.exporthelp.europa.eu) dengan memasukkan kode HS pada kolom yang telah ditentukan.

Page 19

Export Helpdesk EU sebagai layanan online yang disediakan oleh Komisi Uni Eropa untuk mempermudah akses pasar bagi negara-negara berkembang, mengelompokkan ketentuan legal requirements yang harus dipenuhi untuk melakukan ekspor ke Uni Eropa menjadi enam bagian yakni:

Tabel 6. Kebijakan dan Regulasi Ekspor Produk Buah Pala untuk Negara Berkembang yang diterapkan oleh Uni Eropa Legislasi Kontaminasi

Residu pestisida

Kontrol kesehatan

Label

Traceability (pelacakan)

Organik

Dasar Hukum “Council Regulation (EEC) 315/93

Deskripsi Singkat Peraturan yang dirancang untuk memastikan bahwa makanan dan bahan pangan yang masuk ke pasar Uni Eropa aman dikonsumsi dan tidak mengandung kontaminan pada tingkat yang dapat mengancam kesehatan Regulation (EC) manusia. 1881/2006” Regulation (EC) Regulasi ditentukan guna memastikan 1107/2009 perlindungan terhadap konsumen. Jika terdapat kandungan residu dalam tanaman dan hewan atau bagiannya yang digunakan untuk konsumsi, hanya diperbolehkan diimpor jika sesuai dengan ketetapan undang-undang Uni Eropa yang dirancang untuk mengontrol keberadaan zat kimia dan residu dari hewan hidup, produk hewani, dan produk yang berasal dari tumbuhan. Regulation (EC) Ketentuan umum dan ketentuan khusus yang 852/2004 didesain untuk mencegah risiko terhadap kesehatan konsumen dan melindungi kepentingan konsumen. Council Directive Semua bahan makanan yang dipasarkan di 2000/13/ EC Uni Eropa harus mematuhi aturan pelabelan Uni Eropa, yang bertujuan untuk memastikan bahwa konsumen mendapatkan semua informasi penting dalam memilih saat membeli bahan makanan tersebut. Regulation (EC) UU Pangan Uni Eropa tidak hanya 178/2002 melindungi kehidupan dan kesehatan manusia (konsumen), tetapi juga kesehatan dan kesejahteraan hewan, tanaman, dan lingkungan. Oleh karena itu, peraturan ini diberlakukan bahwa produk yang dikonsumsi memenuhi kaidah-kaidah perlindungan tersebut dan memastikan bahwa produk tersebut aman untuk dipasarkan di EU. “Council Pasar Uni Eropa untuk produk pertanian yang Regulation (EC) masih hidup (live) atau belum diproses atau 834/2007 produk pertanian olahan yang digunakan untuk makanan, pakan ternak, benih,

Page 20

Legislasi

Dasar Hukum Commission Regulation (EC) 889/2008”

Deskripsi Singkat maupun material vegetasi, diwajibkan memenuhi aturan produksi secara organik dan peraturan EU.

Produk-produk bahan makanan yang akan memasuki pasar Uni Eropa membutuhkan sertifikasi Fair Trade.

Berdasarkan informasi dari World

Trade Organization (WTO), produk-produk bisa dikategorikan telah melakukan Fair Trade apabila telah menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut : menciptakan kesempatan bagi para petani/produsen kecil, memiliki transparansi dan akuntabilitas, menerapkan praktek-praktek perdagangan yang

adil

bagi

semua

pihak

yang

terlibat,

melakukan

pembayaran/pembelian dengan harga yang wajar, memastikan tidak ada pekerja ilegal atau pekerja anak dalam proses produksi, memiliki komitmen untuk tidak melakukan diskriminasi dalam bentuk apapun, melakukan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan serta kebasan berasosiasi. Selain itu, prinsip-prinsip lain yang harus diterapkan adalah memastikan kondisi kerja yang memadai, mempromosikan praktek perdagangan Fair Trade dan proses produksi serta praktek bisnisnya secara keseluruhan harus memiliki respek terhadap lingkungan hidup. II.4 Saluran Distribusi Produk Buah Pala di Italia

Produk rempah-rempah Indonesia, termasuk pala, dapat memasuki pasar Uni Eropa melalui importir, broker/agen, pemroses/penggiling (processor), sektor industri (food processor), dan pedagang retail. Ketebalan tanda panah dibawah mengindikasikan pentingnya alur distribusi dari Negara berkembang seperti Indonesia:

Page 21

Skema 5 : Jalur Distribusi Produk Buah Pala ke Italia

Low High

Berdasarkan Skema 5, Importir adalah perantara antara eksportir dengan end user industri dan retail. Importir membeli dalam kuantitas bulk dan memiliki kontrak jangka panjang dengan pemasok. Selain importir pada umumnya, di Uni Eropa juga terdapat specialized importers yang fokus pada produk premium dan bersertifikat (organik, fair trade, dll), varian produk eksotis dan atau rempah kualitas tinggi. Sedangkan broker/agen, tidak membeli produk dari pemasok, hanya mempertemukan penjual dan pembeli dan bekerja dengan komisi (0,5-2%)13.

Memasuki pasar ekspor Italia melalui broker menjadi pilihan yang menarik bila ekspotir tidak memiliki pengetahuan yang cukup akan pasar Italia dan berhubungan dengan importir baru. Processor biasanya membeli rempah dalam partai besar dengan kualitas dan persyaratan yang spesifik. Perusahaan ini biasanya melakukan pemrosesan untuk dipasok ke

13

“Market Insights for Indonesian Spices,” CBI Ministry of Foreign Affairs, diakses pada 26 Januari 2017,

http://www.cbi.eu/sites/default/files/study/tailored-information-indonesianspices-eu-market-insights-indonesiaeurope-spices-herbs-2013.pdf

Page 22

kalangan industri besar. Untuk ekspor ke Sektor Industri, lebih tepat dilakukan oleh pengekspor yang dapat memenuhi standar kualitas tinggi dalam hal pelayanan, kualitas, dan volume produk. Biasanya Sektor Industri jarang mengimpor barang langsung dari negara produsen. Saluran distribusi terakhir adalah langsung ke pedagang retail. Namun pada prakteknya hal ini jarang dilakukan.

II.5 Hambatan dan Tantangan

Hambatan dan tantangan yang akan dihadapi oleh eksportir produk buah pala dari negara berkembang untuk masuk ke pasar Uni Eropa tak terkecuali Italia dapat dijelaskan sebagai berikut : Tabel 7. Hambatan dan Tantangan yang Kemungkinan Dihadapi oleh Eksportir Produk Buah PalaIndonesia

No

Kategori

1

Produksi

Deskripsi Hambatan dan Tantangan

1. Pengetahuan petani mengenai teknik budidaya intensif masih kurang. 2. Kurangnya sarana prasarana

pendukung paska

panen (tempat pengasaran). 3. Pola panen yang

tidak

sesuai (panen muda) yang

menurunkan kualitas pala. 4. Masih terbatasnya pendampingan kepada petani. 5. Posisi tawar petani rendah (ketergantungan tinggi kepada tengkulak). 6. Alih fungsi lahan (untuk pemukiman,

bandara,

dan sebagainya 2

Produk

Proses

pengolahan

menyebabkan

pasca

tumbuhnya

panen jamur

pala

masih

aflatoksin

yang

membahayakan kesehatan. Mutu pala harus terjaga mulai dari hulu ke hilir dalam pemrosesannya agar dapat

Page 23

No

Kategori

Deskripsi Hambatan dan Tantangan

menghasilkan pala berkualitas. Berdasarkan data dari Rapid System Alert System on Food and Feed (RASF), sejak 2009-2012 Indonesia telah menerima 21 notifikasi terkait kandungan aflatoksin untuk pala ke Eropa.Untuk mengatasi hal ini, Kementrian Pertanian dan EU Food and Veterinary Office harus secara rutin melakukan inspeksi

untuk

memverifikasi

sistem

pengawasan

keamanan pangan14 3

Pasar

Mulai banyaknya persaingan produk pala dari negara lain. Menurut rincian kualifikasi jenis pala dari Food and Agriculture Organization (FAO), pala Grenada terkenal dengan kualitasnya yang relatif lebih terjaga dari pala Indonesia. Grenada sempat terserang bencana alam dan berimbas pada menurunnya produk pala, namun saat ini pala Grenada telah kembali di pasar internasional dan menjadi pesaing utama pala Indonesia 15.Selain itu negara-negara Asia lain seperti Vietnam dan India juga sudah mulai meningkatkan ekspor produk palanya ke Eropa termasuk Italia

4

Regulasi

1. Perlu dilakukan sosialisasi dan pendampingan kepada petani dan pengekspor pala mengenai peraturan yang berlaku di Italia 2. Lamanya

bongkar

muat

atau

dweling

time,

mengakibatkan jamur Aflatoksin berkembang dan menyebar. Akibatnya sesampainya di negara importir seperti Eropa, Aflatoksin pala semakin meningkat di atas ambang batas. Oleh karena itu sistem yang lebih efektif dan efisien sangat dibutuhkan.

3. Membuka atau merevitalisasi pelabuhan baru di dekat sentra perkebunan pala contohnya seperti segera

14

“Kementrian Pertanian Terus Tingkatkan Mutu Pala,” Tribunnews, 30 Juni 2015, diakses pada 26 Januari 2017,

http://m.tribunnews.com/kementan/2015/ 06/30/kementerian-pertanianterus-tingkatkan-mutu-pala) 15

Nutmeg and derivatives,” FAO Corporate Document Repository, diakses pada 26 Januari 2017,

http://www.fao.org/docrep/v4084e/v4084e0b.htm).

Page 24

No

Kategori

Deskripsi Hambatan dan Tantangan

merevitalisasi Pelabuhan Bitung menjadi pelabuhan hub

Internasional

agar

bisa

memotong

durasi

Indonesia

untuk

pengangkutan

4. Mempermudah

para

eksportir

menyewa Full Ventilated Container. Tujuannya agar menjamin produk lebih awet dan menghambat perkembangan bakteri Aflatoksin. Selain itu, negaraneagara Uni Eropa tidak mau menerima impor komoditas

pala

yang

tidak

menggunakan

Full

Ventilated Container. 5

Komunikasi

Para pembeli dari Uni Eropa umumnya tidak hanya tertarik dengan eksportir yang mengandalkan produk dan profil perusahaannya saja melainkan juga kondisi perekonomian negara eksportir dan kesejahteraan para petani pala tersebut. Reputasi dari negara eksportir juga dapat memberikan pengaruh terhadap pembeli misalnya dalam hal kualitas dari barang yang dibeli. Apabila kualitasnya tidak bagus atau menggunakan bahan berbahaya

dalam

proses

penanamannya

bisa

mempengaruhi finalisasi kontrak akhir.

III PELUANG DAN STRATEGI III.1 Peluang Buah pala asal Indonesia telah lama dikenal. Hal ini menjadi peluang yang baik bagi pengembangan pala di Indonesia. Pala sebagai bahan baku pembuatan minyak atsiri yang memiliki citarasa dan khasiat yang khas serta untuk kebutuhan lainnya akan tetap tinggi. Untuk itu, pala Indonesia harus terjaga kualitasnya. Agar kualitas dapat terjaga, penanganan pala selama panen dan pasca-panen harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Keadaan tanaman pala (bibit, jarak tanam, pemeliharaan) 2. Pemetikan buah pala (buah yang dipetik harus cukup tua) Page 25

3. Pengolahan buah pala (pelepasan daging, fuli, dan biji harus tepat) 4. Penyimpanan dan pengemasan. Peningkatan permintaan pasar internasional terhadap pala juga terus meingkat. Di tahun 2015, konsumsi produk buah pala di negara-negara Uni Eropa tercatat sejumlah 4.300 ton, sementara itu pasar rempah-rempah global diprediksi akan terus meningkat sekitar 5% per tahun sampai dengan tahun 2019. Permintaan pasar Uni Eropa untuk produk buah pala ini diperkirakan akan tetap stabil. Di tahun 2015, Belanda merupakan importir terbesar di kawasan ini dengan nilai impor sebesar 26% dari total keseluruhan nilai impor negara-negara Uni Eropa. Nilai impor Belanda untuk produk pala ini juga relatif stabil selama periode 2011-2015 Selain Belanda, Jerman dan Italia juga merupakan pasar yang potensial bagi Indonesia untuk terus meningkatkan ekspor produk buah palanya, terutama untuk Italia. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, Indonesia menguasai 80% dari market share impor produk buah pala HS 0908 ke Italia. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa peluang untuk melakukan ekspor produk buah pala, ke negara-negara Uni Eropa masih terbuka lebar, dengan melakukan berbagai strategi yang sesuai, yang akan dibahas berikutnya.

Page 26

III.2 Strategi

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa strategi sebagai berikut: Tabel 8. Strategi Peningkatan Ekspor Produk Buah Palake Italia No

1

Strategi

Deskripsi

Outcome

Strategi Produksi 1. Memperpendek rantai

1. Proses pemasaran

pasar dengan sistem

dapat langsung ke

“satu pintu” yaitu

pembeli nasional

dengan mendirikan

dan internasional,

koperasi atau mitra

tanpa melalui

usaha yang mampu

tengkulak

membeli produksi pala masyarakat

2. Produktivitas

meningkat dan

2. Membuka

atau

transportasi lancar

merevitalisasi

sehingga eksportir

pelabuhan baru di dekat

dapat memasok

sentra perkebunan pala,

buah pala dalam

contohnya

kuantitas yang lebih

segera

seperti merevitalisasi

Pelabuhan

Bitung

besar lagi ke Uni Eropa dan

menjadi pelabuhan hub

meminimalisir

Internasional agar bisa

penolakan yang

memotong

terjadi akibat

durasi

pengangkutan 3. Mempermudah para eksportir Indonesia

adanya pala yang tercemar jamur aflatoksin.

untuk menyewa Full Ventilated Container.

2

Strategi Produk

1. Meningkatkan sistem jaminan mutu pasca-

Perbanyakan secara klonal lebih mudah,

Page 27

No

Strategi

Deskripsi

Outcome

panen dan

cepat dan mutu bisa

penyimpanan

lebih meningkat

2. Penggunaan bibit pala unggul klonal (vegetative) 3

Strategi Pemasaran

Memberikan seminar

Pembeli Uni Eropa

kepada eksportir buah pala

akan semakin percaya

mengenai tata cara

dengan eksportir

pengisian dokumen ekspor

Indonesia yang dapat

yang akurat dan lengkap.

berdampak pada meningkatnya kuantitas pembelian buah pala.

4

Strategi Promosi

Melakukan promosi yang

Meningkatnya impor

lebih gencar ke negara-

buah pala dari

negara Uni Eropa dengan

Indonesia ke Italia dan

cara berpartisipasi dalam

negara-negara Eropa

pameran perdagangan

lain yang memiliki

seperti International Food

konsumsi besar

Exhibition, CIBUS, Festival

terhadap produk

Del Oriente dan

tersebut

sebagainya Bekerjasama dengan

Meningkatnya impor

Indonesia Trade Promotion

buah pala dari

Center (ITPC) setempat

Indonesia akibat citra

untuk membangun citra

positif yang dimiliki oleh

Indonesia yang positif bagi

Indonesia.

negara Uni Eropa khususnya Italia. 5

Strategi Jaminan Sosialisasi berbagai hal Mutu Produk yang terkait dengan

Meningkatnya daya saing produk buah pala

standar dan implementasi

Indonesia. Pembeli Uni

budidaya, pengolahan dan

Eropa akan semakin

perdagangan pala

puas dengan kualitas

Page 28

No

Strategi

Deskripsi

Outcome

sehingga konsistensi mutu

buah pala Indonesia

produk selalu terjaga,

yang konsisten dan

mengingat konsumen

terjaga mutunya

Eropa sangat

sehingga permintaan

memperhatikan masalah

akan buah pala

kesehatan, kelestarian

Indonesia meningkat

lingkungan dan tanggung

dan pada akhirnya

jawab sosial. Selain

akan meningkatkan

sosialisasi, pemerintah

volume ekspor buah

perlu memfasilitasi

pala Indonesia ke Uni

produsen dan pengekspor

Eropa

pala dengan penyediaan informasi pasar dan fasilitas pendukung lainnya

IV.

INFORMASI PENTING

4. 1 Major player di Italia 1. La Cosentina SRL, Via Camigliatello Z.I., 87046 Montalto U. (Cs), Italy. Tel: +390984934728. Fax: +390984937087. Email: [email protected]. http://www.lacosentina.com/contattaci 2. Dust SRL, Aldo Moro I Traversa, 4 – 83024 Monteforte Irpino, Avellino, Italy. http://www.dustsrl.com/home.aspx?eng 3. Mercato del Gusto, Via Paolo Biganzoli 4 – 21040 Jerago con Orago, Italy. Tel: +393404989030. http://www.mercatodelgusto.it/contatti Page 29

4. Zafferano-Le Protto, Bonetti S.p.a., Via delle Forze Armate 320, 20152, Milano, Italy. Tel: +39024562082. Fax: +390248910769. Email:[email protected]. http://www.zafferanoleprotto.it/Contatti/Bonetti-Spa.html 5. Borghini s.r.l., Via Thomas Edison, 27-29, 52100, Arezzo, Italy. Tel: +390575382821. Fax: +390575381574. Email: [email protected]. http://www.borghinishop.it/

4. 2

Alamat dan Website Penting 1. Kedutaan Italia di Indonesia. Jl. Dipenogoro 45 Jakarta 10310, Indonesia. 2. Kamar Dagang Italia di Indonesia. Italian Business Association Indonesia (IBAI). Wisma BRI II, 15th Floor, Suite 1501 Jend. Sudirman No. 44 46 Jakarta 10210 IndonesiaTel: +62 (21) 5713540 ; Fax: +62 (21) 571-9013. Email: [email protected]. Kontak person: Dr. Luigi Carlo Gastel (President) 3. Promosi Perdagangan Indonesia di Italia. ITPC MILAN, Via Vittor Pisani No.8 Piano 6° Milan, Italia. 4. Perwakilan Indonesia di Italia. Ambasciata della Repubblica di Indonesia,

Via

Campania

53-55,00187

Roma,

Italia.Tel:

+39064200911; Fax: +39064880280 / +390648904910 5. Pihak Yang Dihubungi Bila Terjadi Dispute. Departemen Perdagangan Luar Negeri Italia (Instituito Nazionale per il commercio) perdagangan

Estero

http://www.ice.gov.it/.

Italiahttp://www.mincomes.it/.

Kementrian atau

http://europa.eu/abc/governments/index_en.htm 6. Untuk Memastikan Nilai Mata Uang Euro Page 30

Untuk memastikan nilai tukar euro dengan mata uang lainnya, dapat dilakukan dengan mengakses http://www.oanda.com/Atau dapat juga melalui Euromonitor International (agensi riset) E-mail: mailto:[email protected]://www.euromonitor.com 7. International

Chamber

of

Commerce.

E-mail:

mailto:[email protected]. http://www.iccwbo.org 8. International Trade Centre UNCTAD/ WTO E-mail: mailto:[email protected]. http://www.intracen.org 9. Pameran Perdagangan. Macef (http://www.fmi.it/macef) 10. Website

tentang

Informasi

terbaru

mengenai

pameran

perdagangan Internasional Miller Freeman at: http://www.dotfood.com/schedule/index.htm 11. Organisasi Promosi Perdagangan Italia ICE, National Institute for Foreign Trade. Address: Via Liszt 21, 00144 Rome, Italy. Telephone: (39) 6-59921 Telefax: (39) 659926900 12. Informasi produk dapat dilihat di Eurostat danItalian National Statistics (http://www.istat.it).

V.

REFERENSI 1. “Pala,”

Wikipedia,

diakses

25

Januari

2017,

https://id.wikipedia.org/wiki/Pala 2. http://www.antaranews.com/berita/460563/italia-tujuan-ekspor-palapaling-potensial, Italia tujuan ekspor pala paling potensial, diakses pada 25 Januari 2017 3. https://tirto.id/februari-ekspor-pala-sulut-ke-eropa-capai-1981-tonnCw, Februari, Ekspor Pala Sulut ke Eropa Capai 19,81 Ton, diakses pada 25 Januari 2017 4. http://rayapos.com/jelang-akhir-tahun-ekspor-komoditas-biji-palake-italia-makin-tinggi/, Jelang Akhir Tahun, Ekspor Komoditas Biji Pala Ke Italia Makin Tinggi, diakses pada 25 Januari 2017 5. http://moneter.co.id/pala-indonesia-serbu-pasar-italia/ , Pala Indonesia Serbu Pasar Italia, diakses pada 25 Januari 2017 Page 31

6. “Nutmeg,” Wikipedia, 25 Januari 2017, diakses 25 Januari 2017, https://en.wikipedia.org/wiki/Nutmeg#Nutmeg_butter

7. Nutmeg,” New World Ecyclopedia, 2 Februari 2015, diakses pada 25 Januari 2017, http://www.newworldencyclopedia.org/entry/Nutmeg 8. Subagyo, “Uni Eropa tolak pala Indonesia,” Antaranews, 6 Maret 2015, diakses pada 25 Januari 2017, http://www.antaranews.com/berita/483770/uni-eropa-tolak-palaindonesia 9. “Uni Eropa tolak pala Indonesia,” Republika Online, 6 Maret 2015, diakses pada 7 Agustus 2015, http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/15/03/06/nksjrl-unieropa-tolak-palaindonesia 10. http://global.liputan6.com/read/2264927/kualitas-pala-asalindonesia-terbaik-di-dunia, Kualitas Pala Asal Indonesia Terbaik di Dunia, diakses pada 25 Januari 2017 11. Markets and Markets 2016, www.cbi.eu, diakses pada 25 Januari 2017 12. http://www.gatra.com/ekonomi-1/perdagangan/153764-palaindonesia-dipulangkan-dari-uni-eropa.html, Pala Indonesia Dipulangkan dari Uni Eropa , diakses pada 26 Januari 2017 13. “Market Insights for Indonesian Spices,” CBI Ministry of Foreign Affairs,

diakses

pada

26

Januari

2017,

http://www.cbi.eu/sites/default/files/study/tailored-informationindonesianspices-eu-market-insights-indonesia-europe-spicesherbs-2013.pdf 14. “Kementrian Pertanian Terus Tingkatkan Mutu Pala,” Tribunnews, 30

Juni

2015,

diakses

pada26

Januari

2017,

http://m.tribunnews.com/kementan/2015/06/30/kementerianpertanianterus-tingkatkan-mutu-pala 15. Nutmeg and derivatives,” FAO Corporate Document Repository, diakses pada 26 Januari 2017, http://www.fao.org/docrep/v4084e/v4084e0b.htm

Page 32