2016 MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK PERLENGKAPAN MAKAN DAN DAPUR DARI KAYU (HS 4419)
INDONESIAN TRADE PROMOTION CENTER ITPC MILAN Via Vittor Pisani, 8 – 6° Piano 20124 Milan (MI), ITALY Tel. +39 02 3659 8182 Fax. +39 02 3659 8191 http://www.itpcmilan.com
Page 0
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL DAFTAR ISI
1
KATA PENGANTAR
2
I.
II.
PENDAHULUAN . I. 1 Pemilihan Produk
4
I. 2 Profil Geografi Italia
7
POTENSI PASAR PRODUK PERLENGKAPAN MAKAN DAN DAPUR DARI KAYU DI ITALIA II. 1 Ekspor Produk Perlengkapan Makan dan Dapur Dari Kayu Italia ke Dunia
9
II. 2 Potensi Pasar Perlengkapan Makan dan Dapur Dari Kayu Indonesia di Italia
11
II. 3 Regulasi Impor Perlengkapan Makan dan Dapur Dari Kayu Indonesia di Italia
13
II. 4 Saluran Distribusi Produk Perlengkapan Makan dan
III.
Dapur Dari Kayu Indonesia di Italia
16
II. 5 Hambatan dan Tantangan Lainnya
17
PELUANG & STRATEGI III. 1 Peluang
17
III. 2 Strategi
18
IV. INFORMASI PENTING
19
Page 1
KATA PENGANTAR Dalam upaya penyediaan informasi pasar produk 10 – 10 – 3 dan sesuai dengan keputusan Menteri Perdagangan RI No. 706/M-DAG/KEP/9/2011 tentang Pedoman Penyusunan dan Mekanisme Pelaporan Perwakilan Perdagangan di Luar Negeri, ITPC Milan, Italia telah melakukan penyusunan Market Brief yang didasarkan pada studi literatur (desk study). Informasi pasar ini diharapkan dapat berguna sebagai dasar pengambilan kebijakan oleh pimpinan dan atau sebagai bahan referensi pelaku usaha dibidangnya. Penulisan Market Brief merupakan rangkaian kajian yang terus dilakukan selama 1 tahun untuk memenuhi target yaitu menyiapkan 10 Market Brief. Pada topik ini dipilih produk Perlengkapan Makan dan Dapur Dari Kayu (HS 4419) sesuai data yang mengindikasikan bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar serta adanya peluang pasar untuk produk tersebut di Italia. Di dalam Market Brief ini akan diinformasikan mengenai latar belakang pemilihan produk, profil Italia, potensi pasar di Italia, serta peluang dan strategi memasuki pasar di Italia. Untuk itu penyusunan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang berguna bagi pihak Pemerintah maupun Swasta di Indonesia, khususnya bagi kalangan eksportir dan pengusaha produk terkait dalam menyikapi peluang ekspor di italia. Disadari sepenuhnya bahwa penulisan laporan ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik yang membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan penulisan ini sangat kami harapkan. Semoga Laporan Market Brief ini dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membutuhkan informasi tentang produk Perlengkapan Makan dan Dapur Dari Kayu. Milan, Juni 2016
Kepala ITPC Milan Agung Pramudya FR.
Page 2
ABSTRAKSI Kerajinan tangan Indonesia mencerminkan keragaman lebih dari 300 kelompok etnis. Setiap kelompok etnis tidak hanya mengembangkan bahasa dan tradisi mereka sendiri, mereka juga mengembangkan ornamen, ukiran dan barang-barang kerajian mereka sendiri, baik untuk keperluan sehari-hari maupun keperluan upacara khusus. Warisan budaya kerajinan tangan yang kaya tersebut hanya milik Indonesia, dan tercermin di dalam ekspor produk-produk tersebut. Kerajinan tangan Indonesia mencakup desain dari kepercayaan animisme yang berada di Indonesia dahulu kala dan juga pencerminan pengaruh dari Hinduisme dan Buddhisme yang dibawa oleh bangsa India, Tiongkok dan pedagang lainnya, serta dipengaruhi oleh budaya Islami dan budaya-budaya lain yang datang berikutnya. Semuanya telah berkontribusi terhadap keragaman budaya Indonesia. Barang-barang dekoratif dan fungsional yang terbuat dari berbagai bahan kayu, serat, bambu, rotan dan rumput, seringkali didekorasi dengan pewarna alami atau kimia, manikmanik atau ornamen alami lainnya. Barang-barang yang dihasilkan memiliki berbagai macam bentuk; termasuk berbentuk mangkuk, wadah, tikar tenunan, keranjang, kap lampu atau produk-produk kertas alami, termasuk produk perlengkapan makan dan dapur dari kayu (HS4419). Secara visual, kerajinan tangan Indonesia kaya akan simbolisme. Motif-motif yang diambil dari alam, seperti bunga, pegunungan, air, awan atau hewan dikombinasikan dengan gambar-gambar yang memiliki makna religius. Secara khusus, barang-barang kerajinan kayu terdiri dari barang keperluan sehari-hari, seperti bejana dan piring makan. Dalam segi perdagangan, ekspor Indonesia tergolong masih sangat kompetitif dengan negara-negara tujuan utama termasuk Amerika Serikat, Uni Eropa dan Jepang. Kinerja ekspornya dalam periode 2009 – 2013 Page 3
cenderung stabil dengan nilai total lebih dari USD 500 juta per tahun. Apabila dilihat secara makro, perlengkapan makan dan dapur dari kayu tergabung dengan produk porselen, olahan kayu, bulu, produk peralatan meja makan dan dapur, serta ukir-ukiran. Modal utama produk Indonesia adalah mutu pengerjaan tangan yang baik serta ketersediaan bahan baku.1 Dengan terus ditingkatkannya regulasi yang mengatur produk berbahan kayu, maka sektor dimaksud masih memiliki potensi pasar yang signifikan. Untuk dapat mengambil peluang tersebut, maka Indonesia perlu melakukan beberapa langkah strategis sebagai berikut:
1. Konsep bisnis dan target pasar yang jelas dan tepat Segmentasi pasar semakin bervariatif seiring dengan bertambahnya keinginan pembeli untuk adanya suatu segmen khusus oleh karena pemilikan suatu produk. Semakin unik dan berbeda suatu produk, semakin mudah pembeli menemukan segmen khusus ini, dan mendorong pada meningkatnya loyalitas dan berkurangnya sensitifitas terhadap harga. Diferensiasi produk dapat berupa motif yang unik, kuno, berdasarkan tradisi tertentu, desain yang inovatif dan fungsional, orisinalitas dan lain sebagainya.
2. Green-Market Indonesia dalam hal ini dapat menjual produk-produk ramah lingkungan misalnya dengan menggunakan kayu alami yang juga diproses secara ramah lingkungan. Berbagai jenis sertifikasi juga dapat dilakukan untuk setiap produk, dalam hal ini berkaitan dengan klaim produk ramah lingkungan.
3. E-commerce Berbagai kemudahan juga diberikan melalui sistem ini, antara lain meningkatnya transparansi informasi, memudahkan dalam pemasaran,
1
http://inatrims.kemendag.go.id/id/product/detail/produksi-dan-perdagangan-indonesia_561/?market=cn
Page 4
serta menjadikan pasar (konsumen) lebih dekat. Indonesia dalam hal ini dapat membangun platform online dan menargetkan akses antara pelaku bisnis di Indonesia dengan pelaku grosir di Eropa
4. Fleksibilitas kuantitas dan penawaran Indonesia dapat melakukan pendekatan ke pengecer skala kecil dengan memberikan fleksibilitas dalam kuantitas (misal, melayani pembelian dalam jumlah kecil) serta penawaran yang nyaman (misal, melayani pengiriman) dengan memperhatikan efisiensi dan efektifitas biaya dari fleksibilitas yang ditawarkan
5. Partisipasi dalam pameran Dalam mengikuti pameran ini, Indonesia harus dapat menunjukkan portofolio produk yang baik pada penyelenggara sehingga dapat memenuhi kriteria sesuai standar penyelenggara.
6. Eksplorasi sumber daya lokal Indonesia harus terus mengeksplorasi ketersediaan bahan baku dari banyak pulau-pulau di seluruh Indonesia sehingga dapat menghasilkan produk peralatan makan dan dapur dari kayu yang lebih beragam dan orisinil dari sisi kualitas bahan dan desain.
7. Kekuatan Pembeli Faktor yang sangat menentukan dalam kompetisi di pasar produk berbasis kayu adalah tingginya kekuatan pembeli (purchasing power) dan persaingan yang ketat antar penyedia barang. Pengusaha Indonesia harus mampu bernegosiasi dan menghasilkan perjanjian jangka panjang dengan distributor di Italia.
Page 5
I. PENDAHULUAN
I.1. Pemilihan Produk Industri mebel dan kerajinan berbahan kayu seperti perlengkapan makan dan dapur mempunyai peran yang penting bagi perekonomian, khususnya dalam memberikan kontribusi kepada penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat. Efek pengali yang diberikan industri ini sangat besar. Mulai dari pengrajin barang setengah jadi, pedagang kayu, pengusaha bahan-bahan pendukung industri mebel, sampai pada penjual makanan yang berada di sekitar daerah industri.2 Selain itu, industri berbasis kayu Indonesia memiliki daya saing dibanding industri dari negara lain, yaitu dibidang ketrampilan mengukir dan tenaga kerja murah. Faktor pendukung lainnya adalah bahan baku kayu tidak tergantung pada Negara lain dan pasar ekspor yang masih berpeluang luas.3 Pasar Eropa adalah pasar tradisional ekspor produk perlengkapan makan dan dapur berbahan kayu dari Indonesia. Di satu sisi, hingga 2014, pasar Eropa masih menyerap sebagian besar pasar produk tersebut. Namun di sisi lain, khusus pasar Italia, nilai ekspor Indonesia masih tergolong sangat rendah. Pada tahun 2015, Indonesia menempati peringkat ke-20 negara rekanan impor Italia dengan market share sebesar 0,32%. Dari sepuluh besar negara asal impor, hanya dua negara yang berasal dari luar Eropa, yaitu Tiongkok yang menempati peringkat pertama dengan menguasai market share sebesar 41,23% dan Thailand di peringkat ke 10 dengan market share sebesar 1,87%
2
“Studi Hambatan Kebijakan Bagi Industri Furnitur: Hasil Studi di Jawa Timur dan Jawa Tengah,” USAID dan SENADA, Agustus 2007, diakses pada 9 Juli 2015, http://pdf.usaid.gov/pdf_docs/PNADN181.pdf 3 Strategi Memajukan Ekspor Furniture Indonesia, diakses pada 9 Maret 2016http://indonesianfurnitures.com/2009/05/16/strategi-memajukan-ekspor-furniture-indonesia
Page 6
Tabel 1. Pangsa Pasar Impor Mebel Italia Berdasarkan Negara Asal Italy's TOP 10 Import Partners of HS 4419 (Wooden Tableware and Kitchenware)
Rank
Country -
Share (%) 2015
1
China
41.23
2
Germany
-
17.53
3
Romania
-
9.42
4
Netherlands
-
6.03
5
Poland
-
3.96
6
Slovenia
-
3.49
7
France
-
3.08
8
Belgium
-
2.38
9
Spain
10
Thailand
20
Indonesia
0.32
Others
8.63
-
2.06 -
1.87
Source: WTA/Istat
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa produk perlengkapan makan dan dapur dari kayu Indonesia kalah bersaing dengan produk Cina meskipun potensi kayu asal Indonesia jauh lebih besar. Oleh karena itu, pemerintah terus berusaha untuk meningkatkan potensi daya saing produk kerajinan kayu Indonesia dan produk-produk turunananya seperti produk perlengkapan makan dan dapur dari kayu ini, antara lain dengan mendukung perdagangan kayu yang legal.
Komitmen Pemerintah dalam mendukung perdagangan kayu legal telah membuahkan hasil. Indonesia menjadi negara pertama di dunia yang mendapatkan skema lisensi Forest Law Enforcement, Governance and Trade (FLEGT) bagi semua ekspor produk kayu Indonesia ke-28 negara di Uni Eropa. Prestasi ini merupakan hasil kerja keras dan komitmen pemerintah selama lebih dari 15 tahun dalam mempromosikan sekaligus meningkatkan keberterimaan ekspor produk kayu legal Indonesia ke
Page 7
mancanegara. Lisensi FLEGT merupakan lisensi tentang Penegakan Hukum, Tata Kelola dan Perdagangan Bidang Kehutanan dari Uni Eropa. 4
Diharapkan lisensi ini dapat makin mempermudah Indonesia untuk terus meningkatkan nilai ekspor produk kerajinan kayunya, terutama produk perlengkapan makan dan dapur dari kayu ke pasar Uni Eropa mengingat potensinya yang masih sangat besar. Berdasarkan figur 1, Negara-negara berkembang merupakan pengimpor ke pasar Uni Eropa untuk produk perlengkapan makan dan dapur dari kayu, dimana pada periode tahun 2010-2015 trendnya terus menunjukkan kenaikan. Kenaikan paling besar terjadi di tahun 2013 – 2014 dengan nilai kenaikan impor mencapai €50 juta
Figur 1 : Impor Uni Eropa untuk produk Peralatan Makan dan Dapur Dari Kayu (dalam € Juta)
Berdasarkan figure 2, Italia sendiri masih berada dalam peringkat 5 besar negara-negara Uni Eropa pengimpor produk peralatan makan dan kayu. Akan tetapi krisis ekonomi global yang terjadi di belahan Amerika dan Eropa berdampak pada menurunnya jumlah ekspor produk berbahan kayu,
4
Pertama di Dunia, Indonesia Raih Lisensi Ekspor Produk Kayu FLEGT dari Uni Eropa, diakses pada 9 Juni 2016
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/05/13/103000026/Pertama.di.Dunia.Indonesia. Raih.Lisensi.Ekspor.Produk.Kayu.FLEGT.dari.Uni.Eropa
Page 8
dimana hal ini berpengaruh secara global terhadap kondisi makro ekonomi negara-negara peng-import wooden furniture.
Selain itu, faktor-faktor lain yang mengakibatkan menurunnya ekspor produk berbahan kayu Indonesia antara lain pengiriman yang tidak tepat waktu, tidak terjaminnya pasokan bahan baku, kapasitas terpasang produksi masih terbatas, kesadaran untuk melakukan promosi masih rendah karena terbentur masalah biaya promosi yang mahal, penguasaan teknologi informasi rendah dan promotion kit terbatas, begitu juga dengan kemampuan untuk melakukan pengembangan produk (inovasi dan forecasting) dan kualitas/standard produk masih rendah kandungan air masih tinggi, sehingga mudah retak dan masih menggunakan teknologi manual, sehingga antara produk sejenis terdapat perbedaan desain. 5
Figur 2 : Negara-negara Uni Eropa yang Merupakan Pengimpor Utama Produk Peralatan Makan dan Dapur dari Kayu pada 2014
Berdasarkan data di atas, Indonesia memiliki peluang besar untuk meningkatkan ekspor produk peralatan makan dan dapur dari kayu ke pasar potensial Italia dengan didukung oleh kualitas dan inovasi Indonesia yang sudah diakui secara internasional. 5
(Strategi Peningkatan Produk Ekspor, diakses pada 9 Juni 2016) http://nursal576.blogspot.it/2014/11/strategi-
peningkatan-produk-ekspor.html
Page 9
I.2. Profil Geografi Italia
Italia
sebelah
langsung
utara
dengan
berbatasan
empat
negara
Eropa yaitu Perancis, Swiss, Austria dan Slovenia. Memiliki posisi yang strategis yaitu berada di tengahtengah antara Eropa dan Afrika, Italia meiliki keuntungan sebagai negara yang memberikan akses ke negaranegara Eropa Utara, negara-negara Mediterania
dan
negara-negara
Eropa Timur. Wilayah Italia meliputi luas kedaulatan 301.340 km2 termasuk dua pulau utama yaitu pulau Sisilia dan pulau Sardinia, yang merupakan dua pulau utama di samping 38 pulau lainnya. Italia memiliki dua teritorial yang independen yaitu Kota Vatican dan Republik San Marino. Kota perdagangan di Italia adalah Milan dengan GDP per kapita pada awal tahun 2014 mencapai € 35.137. Milan disebut-sebut sebagai salah satu kota utama untuk keuangan dan bisnis dimana GDP-nya merupakan ke-4 tertinggi di Eropa dan ke-26 tertinggi di dunia. Milan juga menduduki 20 besar sebagai kota dengan finansial terbaik. Diantara kota-kota di Italia, Milan merupakan kota dengan jumlah tenaga kerja produktif terbesar yaitu 50.7% dari total jumlah penduduk di kota Milan. Milan juga dikenal sebagai pusat mode dunia. Kondisi perekonomian Milan yang juga merupakan kekuatan dan potensinya adalah banyaknya jumlah perusahaan asing yang beroperasi yaitu sekitar 19.500 perusahaan. Milan juga merupakan kota no-2 di dunia setelah New York dalam hal jumlah konsultan asing. Hal ini menunjukkan potensi dan peluang yang cukup besar bagi pelaku usaha Indonesia untuk mencoba meningkatkan ekspornya ke Italia Milan terletak di Propinsi Lombardia, yang memiliki area perdagangan seluas 550,000 meter persegi yang dikelola oleh “La Fiera Milano” . Setiap tahun lebih dari 30,000 pameran perdagangan diselenggarakan. Nilai
Page 10
perdagangan asing mencapai angka € 250 juta. Setiap tahun nilai ekspor Lombardia mencapai angka € 75 miliar sementara nilai impor mencapai €95 miliar. Tingginya nilai impor dibanding nilai ekspor tetap merupakan peluang yang baik bagi para pelaku usaha Indonesia untuk menggenjot nilai ekspornya dan mengembangkan sayapnya ke pasar Italia melalui Lombardia. Berdasarkan estimasi sensus yang dilakukan oleh ISTAT pada Desember 2013, populasi di Italia mencapai 60.782.668 jiwa dengan dua wilayah berpenduduk terbesar di wilayah Italia-Utara sebanyak 27 % dari jumlah populasi dan wilayah Italia-Selatan sebanyak 23 % dari jumlah populasi Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Italia. Mayoritas penduduk Italia beragama Katolik dengan persentase sebesar 83%. Italia dikenal sebagai negara yang penuh dengan peninggalan sejarah dan jenius dalam kebudayaan. Saat ini Italia memiliki 400 buah museum, galeri dan situs arkeologi. Italia memiliki fasilitas transportasi yang sangat baik, dimana jaringan kereta api dikontrol oleh Trenitalia, Ferrovie dello Stato (Perusahaan Kereta Api Italia) yang rata-rata mengangkut setidaknya 23,3 juta ton komoditas sejak tahun 2005 dan kecenderungan jumlah penumpang yang selalu meningkat. Jaringan jalan raya untuk pengangkutan kargo dan truk
serta
transportasi penumpang juga terus bertambah. Sementara komoditas minyak menggunakan pelayaran sebagai moda transportasi utama dengan jaringan pelabuhan antara lain di Genova, La Spezia, Napoli, Trieste, Livorno dan Venezia. Untuk moda penerbangan, Italia telah mengalami pertumbuhan yang signifikan sejak tahun 2005 dimana tercatat setidaknya terdapat 48,9 juta penumpang domestik dan 63,2 juta penumpang internasional. Italia telah membangun dua bandara udara yang modern di Roma yaitu Fiumicino dan Ciampino serta dua di Milan yaitu Linate dan Malpensa yang mencatat 50% kedatangan dan penerbangan internasional dilakukan di Milan.
Page 11
Beberapa sektor yang turut mendukung kondisi ekonomi Italia diantaranya adalah sektor pos dan telekomunikasi. Italia telah mengalami reorganisasi yang dilakukan pada tahun 2004 dimana Italia berhasil menggabungkan 3.440 perusahaan skala kecil menjadi beberapa perusahaan skala besar. Beberapa perusahaan komunikasi yang berskala multinasonal antara lain: Vodavone, Telecom, Tele2, Wind, H3g serta memiliki pasar yang terus berkembang, dimana 70% populasi memiliki setidaknya satu telepon selular. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Italia juga mulai memberikan insentif kepada perusahaan swasta. Italia juga memiliki sistem IT yang sangat baik pada kantor-kantor administrasi lokalnya. Otoritas sektor perbankan Italia berada di bawah Bank of Italy yang berdasarkan hukum perbankan Eropa bertanggung jawab sebagai peninjau, pemeriksa serta menganalisa sistem perbankan di seluruh negeri.
II. POTENSI PASAR PRODUK PERALATAN MAKAN DAN DAPUR DARI KAYU DI ITALIA II.1 Ekspor Produk Peralatan Makan dan Dapur Dari Kayu Italia ke Dunia
Berdasarkan tabel 2, ekspor produk peralatan makan dan dapur dari kayu (HS 4419) Italia kepada dunia termasuk stabil dalam kurun waktu lima tahun terakhir, yaitu selama periode 2011-2015, meskipun dalam kurun satu tahun terakhir (2014 ke 2015), kinerja ekspor mebel Italia mengalami sedikit penurunan sebesar 4,30%. Trend untuk produk HS 4419 ini sendiri menunjukkan kenaikan sebesar 8,52% pada periode 2011-2015. Tabel 2 : Kinerja Ekspor Produk HS 4419 Italia ke Dunia Italy-World Balance of Trade - HS 4419 (Wooden Tableware and Kitchenware) 2011 - 2015 Value: Million USD
2011
2012
2013
2014
2015
Trend (%) 11-15
Change (%) 15/14 Page 12
Export Import Balance of Trade
11.74
10.03
14.51
15.07
14.42
8.52
-4.30
19.62
19.01
20.03
28.84
27.88
11.85
-3.33
-7.87
-8.98
-5.52
-13.78
-13.46
Source: WTA/Istat
Tren ekspor ke sepuluh negara terbesar penyerap produk HS 4419 Italia juga mayoritas mengalami kenaikan seperti terlihat pada tabel dibawah. Dalam kurun satu tahun terakhir penurunan nilai ekspor hanya terjadi di Jerman dan Perancis dengan nilai penurunan yang sangat kecil yaitu hanya sebesar 3,04% dan 0,87%. Tabel 3 : Kinerja Ekspor Produk HS 4419 Italia ke Dunia berdasarkan Negara Tujuan Italy's Export Partners of HS 4419 (Wooden Tableware and Kitchenware) 2011 - 2015 Value: Million USD
Rank
Country World
2011
2012
2013
2014
2015
Trend (%) 11-15
Change (%) 15/14
11.74
10.03
14.51
15.07
14.42
8.52
-4.30
12.66
50.09
1
United States
1.84
1.84
3.40
2.09
3.14
2
Germany
1.94
1.60
1.90
1.67
1.63
-3.04
-2.57
3
Russia
0.13
0.17
0.52
0.20
0.94
49.75
382.82
4
United Kingdom
0.47
0.48
0.47
0.51
0.93
15.34
83.79
5
Saudi Arabia
0.28
0.15
0.30
0.34
0.69
29.82
100.62
6
Canada
0.25
0.21
0.51
0.36
0.65
27.17
82.40
7
France
1.19
0.72
1.96
2.82
0.58
-0.87
-79.48
8
Japan
0.19
0.28
0.32
0.47
0.56
30.30
18.58
9
Turkey
0.35
0.28
0.34
0.47
0.44
10.32
-5.54
10
United Arab Emirates
0.39
0.26
0.51
0.43
0.41
6.15
-6.62
Sumber: Istat
Diperkirakan nilai tersebut akan terus megalami kenaikan mengingat tingkat permintaan dari negara-negara Uni Eropa untuk produk peralatan makan dan dapur dari kayu ini terus mengalami peningkatan seperti yang ditunjukkan dalam figur 3 dibawah ini. Sampai dengan tahun 2011, total penyerapan produk HS 4419 ini tetap stabil di level € 202 juta. Akan tetapi, setelah tahun 2011, penyerapan negara-negara Uni Eropa atas produk ini Page 13
meningkat dengan rata-rata peningkatan tahunan sebesar 0,9% dengan nilai penyerapan produk mencapai € 206 juta di tahun 2013. Kenaikan nilai penyerapan atas produk ini disebabkan antara lain karena tersedianya pasokan produk dari negara-negara Eropa Timur dan negara-negara berkembang untuk memenuhi permintaan akan produk tersebut yang terus bertambah.6 Figur 3 : Total Konsumsi Eropa untuk Produk Peralatan Makan dan Dapur dari Kayu (dalam €Juta)
Sumber : CBI
Menurut Atlas of Economic Complexity, di tahun 2015, lima negara importir produk peralatan makan dan dapur dari kayu Italia terbesar adalah Amerika Serikat, Jerman, Russia, Inggris dan Saudi Arabia seperti yang ditunjukkan dalam figur 4 dibawah ini. 7
6
7
https://www.cbi.eu/sites/default/files/product-factsheet-europe-wooden-salad-sets-2015.pdf, diakses pada 9 Juni 2016 The Atlas of Economic Complexity. http://atlas.cid.harvard.edu, diakses pada 9 Juni 2016
Page 14
Figur 4 : Negara-negara Pengimpor Produk Peralatan makan dan Dapur dari Kayu Italia
Italia sendiri tidak mengekspor produk HS 4419 ke Indonesia sementara Indonesia hanya mengekspor produk peralatan makan dan dapur dari kayu ke Italia sebesar USD 0,09 juta pada 2015 seperti yang ditunjukkan tabel 4 dibawah ini, meningkat sebesar 50,96% dari nilai ekspor terakhir di tahun 2013 sebesar USD 0,04 juta. Oleh karena itu peluang Indonesia untuk meningkatkan ekspornya ke Italia untuk produk HS 4419 ini masih sangat besar.
Page 15
Tabel 4. Kinerja Ekspor Produk HS 4419 Italia dibandingkan dengan Indonesia
Italy-Indonesia Balance of Trade - HS 4419 (Wooden Tableware and Kitchenware) 2011 - 2015 Value: Million USD
Trend (%) 11-15
Change (%) 15/14
0.00
-
-
0.00
0.09
50.96
2,783.49
0.00
-0.09
2011
2012
2013
2014
2015
0.00
0.00
0.00
0.00
0.01
0.00
0.04
-0.01
0.00
-0.04
Export Import Balance of Trade Source: WTA/Istat
II.2 Potensi Pasar Produk Mebel di Italia Kinerja impor produk HS 4419 Italia di tahun 2015 secara keseluruhan mengalami sedikit penurunan dibandingkan tahun 2014 yaitu sebesar 3,33%, meskipun tren selama 2011-2015 mengalami kenaikan sebesar 11,85%. Dengan demikian pasar Italia masih memberikan sinyal positif untuk penyerapan produk dari luar Italia dan potensi pertumbuhan impor Italia masih cukup besar seperti ditunjukkan dalam tabel 5 dibawah ini.
Tabel 5. Negara Rekanan Impor Mebel Italia (dlm Jutaan USD)
Italy's Import Partners of HS 4419 (Wooden Tableware and Kitchenware) 2011 - 2015 Value: Million USD
Rank
Country
2011
2012
2013
2014
2015
Trend (%) 11-15
Change (%) 15/14
World
19.62
19.01
20.03
28.84
27.88
11.85
-3.33
1
China
7.96
8.04
7.61
12.53
11.50
12.51
-8.23
2
Germany
3.30
3.05
3.34
4.69
4.89
12.92
4.20
3
Romania
1.95
1.85
2.46
3.37
2.63
12.67
-22.19
4
Netherlands
0.25
0.28
0.51
0.52
1.68
55.88
222.93
5
Poland
1.20
1.05
1.16
1.26
1.11
0.12
-12.11
Page 16
6
Slovenia
0.22
0.27
0.34
0.52
0.97
44.47
86.23
7
France
0.92
0.86
0.70
0.85
0.86
-1.38
0.43
8
Belgium
0.21
0.44
0.74
0.57
0.66
28.86
16.37
9
Spain
0.57
0.47
0.42
0.57
0.57
2.35
0.74
10
Thailand
0.85
0.53
0.50
0.89
0.52
-4.57
-41.21
11
0.32
0.41
0.23
1.25
0.46
20.09
-63.12
12
Austria Czech Republic
0.60
0.57
0.45
0.51
0.36
-10.66
-29.62
13
Vietnam
0.20
0.16
0.12
0.30
0.28
14.09
-6.73
14
India
0.12
0.10
0.22
0.14
0.21
16.44
49.77
15
0.16
0.50
0.69
0.37
0.17
-1.30
-54.16
16
Serbia United Kingdom
0.26
0.12
0.12
0.15
0.16
-6.98
12.50
17
Tunisia
0.05
0.01
0.00
0.01
0.15
27.18
1,074.43
18
Denmark
0.08
0.10
0.08
0.14
0.12
12.71
-11.70
19
Japan
0.03
0.00
0.01
0.00
0.11
#NUM!
2,082.01
20
Indonesia
0.01
0.00
0.04
0.00
0.09
50.96
2,783.49
Source: WTA/Istat
Berdasarkan data tersebut, Cina berada di peringkat pertama negara pengekspor produk peralatan makan dan dapur dari kayu ke Italia dengan nilai ekspor sebesar USD 11,6 juta pada tahun 2015. Sementara itu Jerman dan Rumania menduduki peringkat ke dua dan ketiga dengan nilai ekspor masing-masing sebesar USD 4,89 juta dan USD 2,63 juta. Dengan demikian jelas terlihat dominasi Cina dalam hal ekspor produk HS 4419 ini ke pasar Italia mengingat selisih nilai ekspornya yang sangat besar dengan Jerman yang berada di peringkat dua yaitu dengan selisih sebesar USD 6,71 juta. Indonesia sendiri berada di peringkat ke 20 dengan nilai ekspor sebesar USD 0,9 juta. Akan tetapi seperti yang sudah disebutkan diatas, Indonesia mengalami kenaikan nilai ekspor produk peralatan makan dan dapur dari kayu ke Italia sebesar 50,96%. Kenaikan nilai ekspor ini perlu didukung dengan regulasi yang mampu menopang sektor perkayuan secara umum. Salah satu regulasi yang dimaksud adalah Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK).
Page 17
Daya saing industri mebel dan kerajinan Indonesia turut meningkat seiring dengan penerapan SVLK. Kini semua negara sudah mengakui produk kayu yang dihasilkan Indonesia diproduksi secara legal dan lestari dengan SVLK. Tidak perlu lagi sertifikasi dari pihak lain. Saat ini sekitar 60 persen industri mebel dan kerajinan berbahan kayu telah mengantongi sertifikat SVLK. Pemerintah mewajibkan seluruh ekspor produk mebel dan kerajinan telah dilengkapi dokumen SVLK mulai 1 Januari 2015. SVLK lebih baik dibandingkan sertifikasi yang dikeluarkan pihak asing karena dikembangkan oleh bangsa sendiri, sehingga pihak-pihak terkait tahu persis mana kayu yang legal dan mana yang tidak8
II.3 Regulasi Produk Peralatan Makan dan Dapur dari Kayu di Italia Italia menerapkan kebijakan yang secara umum mengacu pada garis besar ketentuan impor yang telah ditetapkan oleh Uni Eropa. Kebijakan impor serta regulasi ekspor yang perlu dipenuhi terkait syarat ketentuan secara
detail
dapat
disimak
pada
portal
EU
Help
Desk
(http://www.exporthelp.europa.eu) dengan memasukkan kode HS pada kolom yang telah ditentukan. Kementrian Luar Negeri Italia9 membuat ringkasan laporan untuk peraturan dan regulasi masuknya produk berbahan kayu ke Italia sebagai berikut: Tabel 6. Kebijakan dan Regulasi Ekspor Produk Berbahan Kayu yang diterapkan oleh Uni Eropa
Legislasi Keamanan Produk Secara Umum
Dasar Hukum Directive 2001/95/EC of the European Parliament and of the Council
Deskripsi Singkat Semua produk di pasar Uni Eropa termasuk produk jasa dan tidak termasuk produk barang antic harus patuh pada syarat dan ketentuan Directive 2001/95/EC of the European Parliament and of the Council yang dirancang untuk melindungi kesehatan dan keselamatan pelanggan. Termasuk di dalamnya adalah:
8
”Ekspor Mebel Diprediksi Capai 2 Milyar Dollar” Antara News, 13 Maret 2015, diakses pada 11 Maret 20168http://www.asmindo.or.id/index.php/iffina-2015/news/77-ekspor-mebel-diprediksi-capai-2-miliar-dolar 9 “CBI Product Factsheet: Tropical timber furniture components in Italy,” CBI EU Market Inteligent, Maret 2015, diakses pada 10 Juli 2015, http://www.cbi.eu/sites/default/files/study/product-factsheet-tropical-timber-furniture-componentsitaly-2014.pdf
Page 18
Legislasi
Dasar Hukum
Kandungan Bahan Kimia
REACH regulation (Regulation (EC) 1907/2006)
Produk dari tanaman dan hewan liar
Convention on International Trade in Endangered Species (CITES) Regulation 338/97
Regulasi Kayu Uni Eropa
EU Timber Regulation
Kebijakan pengadaan barang yang berkelanjutan
ICLEI Europe (Asosiasi pemerintah lokal yang bekerjasama untuk pembanguunan berkelanjutan) Ecolabel’s Technical Manual for Timber Furniture
Labelling
Corporate Responsibility
Manajemen Hutan Berkelanjutan
ISO 14000 (lingkungan), OHSAS 18001 (kesehatan dan keselamatan), SA8000 (estándar buruh) Chain of Custody Certification
Fair Trade
FSC
Forest Stewardship Council
Deskripsi Singkat persyaratan keamanan umum, kewajiban produsen dan distributor, dan pengawasan pasar. Uni Eropa memiliki daftar bahan kimia yang dilarang dan atau dibatasi penggunaanya dalam produk yang dipasarkan di Uni Eropa. Untuk kayu, Uni Eropa melarang penggunaan creosote, arsenic, dan mercury http://europa.eu/legislation_summaries/internal_ market/single_market_for_goods/chemical_prod ucts/l21282_en.htm. Produk yang beredar di pasar Uni Eropa tidak boleh melanggar nilai-nilai yang telah disepakati dalam konvensi perdagangan international spesies punah. Keterangan lebih lanjut dapat dilihat di http://www.cbi.eu/market-information/homedecoration-textiles/buyerrequirements#sthash.ajdpNxwE.dpuf Semua kayu yang masuk ke Uni Eropa harus melalui proses due diligence dan dapat dilacak sumbernya. http://ec.europa.eu/environment/forests/pdf/Final %20Guidance%20document.pdf Produk kayu yang masuk ke Uni Eropa pada umumnya dan Italia pada khususnya harus memenuhi syarat dan ketentuan keberlanjutan. http://www.iclei-europe.org/productsactivities/?cmd=view&aid=219
Merupakan análisis teknis dari produk kayu dan partisinya di pasar Eropa. Analisis ini meliputi aspek kayu, keberadaan sertifikasi, penggunaan bahan kimia dan lain sebagainya. http://www.isprambiente.gov.it/files/ecolabel/docu menti-prodotti/mobililegno/manualetecnicomobiliinlegnorev.pdf Produsen produk yang dipasarkan di kawasan Uni Eropa harus memperhatikan program corporate social responsibility dan standarisasi ISO untuk kepatuhan dengan standar sosial dan lingkungan.
Manajemen hutan berkelanjutan menjadi hal yang penting dan umum dilakukan di Uni Eropa. Untuk mengetahui proses sertifikasi lebih lanjut, dapat diakses alamat website berikut: http://gftn.panda.org/practical_info/basics/sound_ forest/certification/coc_certification/coc_guide/ Standard Fair Trade dirancang untuk mencegah kemiskinan dan memberdayakan produsen di negara-negara miskin, berlaku untuk produsen dan eksportir Sertifikasi FSC menjamin produk yang terbuat dari kayu seperti mangkuk kayu, piring atau tempat salad tidak merusak ekosistem hutan
Page 19
Legislasi Standar Perdagangan Internasional
Dasar Hukum International Trade Centre’s Standards Map
Deskripsi Singkat Perangkat online yang dapat digunakan untuk menilai produk yang kita miliki telah sesuai dengan standar keberlanjutan. http://www.standardsmap.org/identify
II.4 Saluran Distribusi Produk Mebel di Italia Pasar Uni Eropa merupakan pasar tunggal yang terdiri dari 28 negara dengan 500 juta konsumen. Keuntungan dari mengekspor ke wilayah Uni Eropa adalah target pasar yang besar serta berlakunya prinsip kebebasan pergerakan barang (the principle of free movement of goods) memberikan kesempatan bagi produk tersebut untuk didistribusikan dan dijual dimanapun di negara-negara anggota Uni Eropa. Suatu barang yang sudah dapat masuk ke salah satu negara Uni Eropa dapat dengan bebas beredar di wilayah Uni Eropa lainnya tanpa melampaui prosedur pabean lagi. Pengiriman barang di wilayah UE dapat seluruhnya dilakukan dengan sarana mobil angkutan atau kereta api (transportasi darat). Keuntungan lainnya adalah beragamnya peraturan dari tiap negara digantikan dengan satu set peraturan dari Uni Eropa sehingga memberikan kemudahan bagi para pelaku bisnis yang berujung pada penghematan biaya.
Pasar untuk barang kerajinan dan produk-produk lain dari kayu di Eropa terbuka luas. Pada dasarnya pasar Eropa untuk produk kerajinan dan struktur distribusinya relatif stabil dengan adanya importir grosir (wholesale importers) dan meningkatnya pelaku usaha impor eceran pribadi (selfimporting retailers) sebagai penghubung utama antara ekportir dan pasar. Perubahan signifikan terdapat pada meningkatnya segmentasi, terutama pada pasar menengah keatas, dan juga meningkatnya diversifikasi pasar untuk barang-barang yang bersifat sustainable, serta berkembangnya penjualan secara online.
Page 20
Figur 5 : Bagan Saluran Perdagangan
Sumber : CBI10
Pada figur 5 di atas dapat dilihat bahwa importir grosir merupakan perantara utama yang menghubungkan eksportir di negara berkembang dengan pengecer di Eropa. Akan tetapi, dengan meningkatnya kompetisi, pengecer skala besar mulai mencoba mengimpor barang-barang kerajinan dan produk-produk lain berbahan kayu secara langsung dan mandiri tanpa perantara. Keuntungannya adalah pengurangan biaya berupa pendapatan importir grosir dan berkurangnya waktu pengiriman ke pasar. Pengecer skala besar ini akan melakukan transaksi tawar menawar yang lebih intensif dengan eksportir di negara berkembang. Selain itu, paradigma bahwa produk merupakan sumber utama dari nilai suatu barang telah bergeser dengan meningkatnya porsi nilai tambahan (added-value) mengutamakan layanan bagi pelanggan yang memuaskan. 10
(http://www.cbi.eu/sites/default/files/study/channels-segments-europe-home-decoration-
2014.pdf)
Page 21
Figur 6 : Segmentasi Pasar Retail
Sumber : CBI11
II.5 Hambatan dan Tantangan Hambatan dan tantangan terhadap produk peralatan makan dan dapur dari kayu Indonesia yang diekspor ke Italia dapat dirumuskan menjadi dua faktor, yaitu eksternal dan internal. Eksternal adalah yang berasal dari luar rantai produksi perlengkapan makan dan dapur berbahan kayu Indonesia, sedangkan internal adalah hambatan dan tantangan yang berasal dari produsen. Berikut penjelasannya:
Hambatan dan tantangan eksternal
1. Regulasi 11
(http://www.cbi.eu/sites/default/files/study/channels-segments-europe-home-decoration-
2014.pdf)
Page 22
Dengan tujuan melindungi konsumen, peraturan yang diterapkan di Uni Eropa semakin ketat dan standar permintaan pasar semakin tinggi. Untuk mematuhi peraturan ini dibutuhkan biaya yang relatif tinggi serta waktu yang cukup lama. Hal ini cukup menyulitkan bagi eksportir negara berkembang seperti Indonesia.
Salah satu contohnya adalah persyaratan yang berhubungan dengan isu lingkungan. Semakin ketatnya peraturan dalam isu lingkungan bisa menjadi hambatan namun juga peluang bagi Indonesia untuk diferensiasi produk di pasaran. Green marketing yang semakin marak di kalangan pembeli dapat dijadikan salah satu alternatif bagi Indonesia untuk mendistribusikan produknya di Italia.
2. Sumber produk
Hambatan lainnya adalah tersedianya produk-produk yang dibuat langsung di Eropa. Baik pembeli eceran maupun grosiran memilih untuk membeli barang yang diproduksi lebih dekat dengan lokasi mereka, misalnya untuk kerajinan dan produk-produk berbasis kayu atau logam di beberapa negara Eropa Timur, seperti Rumania dengan peringkat nilai impor di atas Indonesia, di mana upah buruh lebih rendah dibanding Eropa Barat. Hal ini menjadi hambatan bagi Indonesia karena konsumen dapat memperoleh produk dalam waktu yang lebih singkat, dapat ditransportasi dalam jumlah yang fleksibel dan tidak perlu penyimpanan dalam jumlah besar. Komunikasi juga menjadi lebih mudah, murah dan fleksibel. Akan tetapi, Indonesia dan negara selain Eropa lainnya dapat unggul dalam hal diversifikasi produk karena tidak semua jenis barang tersedia di Eropa.
Page 23
3. Kompetisi Kegagalan dalam membangun sebuah brand cukup menjadi hambatan yang serius dimana kondisi ini telah menghambat upaya produsen untuk bergerak di sepanjang rantai nilai dan dengan demikian mereka tidak dapat mempertahankan industri lebih kompetitif dalam jangka panjang. Dalam hal ini persaingan biaya bukanlah satu-satunya prasyarat untuk mengamankan keunggulan kompetitif terutama ketika menghadapi peningkatan biaya pada tingkat dunia. Hal itu juga penting untuk mengembangkan desain asli dan kemampuan inovatif. Negara pesaing yaitu China menawarkan produk dengan harga yang jauh lebih murah meskipun kualitasnya masih di bawah produk peralatan makan dan dapur dari kayu Indonesia namun memiliki desain yang menarik yang diminati oleh konsumen dari kelas ekonomi menengah. Sementara itu keunggulan negara pesaing lainnya seperti Vietnam dan Thailand berada di desainnya yang unik dan menonjolkan ciri khas budaya mereka. Hal ini diperburuk dengan kondisi perekonomian Italia yang belum pulih dari krisis. Hambatan dan tantangan internal Selain tantangan untuk meningkatkan nilai tambah, industri produk berbasis kayu Indonesia harus tanggap terhadap isu lingkungan dan pembangunan berkelanjutan untuk sertifikasi produk dan ecolabelling. Perdagangan internasional dan aturannya menjadi hambatan dan tantangan tersendiri. Forest Stewartship Council (FSC) dan Smart Wood mensyaratkan
adanya
sertifikasi
produk
kayu
sebagai
upaya
menyeimbangkan kepentingan perdagangan dengan perlindungan hutan. Aturan ecolabelling pada produk kayu menuntut setiap produk harus didasarkan pada kelestarian lingkungan hidup dimulai dari pengambilan bahan baku, pengangkutan bahan baku ke pabrik, proses dalam pabrik, dan pengangkutan ke konsumen, yang secara keseluruhan tidak
Page 24
mencemari konsumen12. Aturan ini membuat biaya produksi menjadi lebih mahal. Standar yang harus dipenuhi selain ecolabelling adalah sertifikasi kandungan bahan kimia dan proses pembuangan limbah. Hal ini menambah biaya produksi. 13
III PELUANG DAN STRATEGI III.1 Peluang Untuk mengkaji peluang meningkatnya nilai impor Indonesia ke Italia untuk produk peralatan makan dan dapur dari kayu, dapat dilakukan perbandingan beberapa komponen penting seperti harga, komunikasi bisnis, logistik, promosi dan ragam produk dengan negara-negara yang saat ini menempati peringkat atas dalam kinerja impor produk HS 4419 tersebut ke Italia
1. Harga dan Logistik Tingginya laju pertumbuhan ekonomi dan sifat negara yang padat karya menjadikan Cina memiliki kapasitas produksi yang besar, beragam, dan dengan demikian memberikan harga yang lebih murah. Rumania dan Perancis, sebagai negara di Eropa, dengan jarak yang lebih dekat tentunya dapat memberikan harga yang lebih murah karena minimnya tarif transportasi dan kemudahan dalam logistik. Hal ini dapat dilihat dari terus meningkatnya nilai impor dari Rumania. Selain itu, standar tarif minimum pekerja di negara-negara Eropa timur, termasuk Rumania, cenderung lebih rendah dibandingkan di Eropa Barat. Harga dan waktu pengiriman barang juga berperan penting dalam peluang perbaikan kinerja impor. Indonesia dalam hal ini perlu menetapkan tingkat harga yang kompetitif jika ingin terus bersaing di pasar Italia. Hal ini dapat
12
Desy Nur Aini, “Tantangan dan Solusi Alternatif dalam Perdagangan Internasional: Studi Kasus Pengalaman NGO APIKRI dan D’Best Furniture,” diakses pada 9 Juli 2015, http://www.academia.edu/9405231/TANTANGAN_DAN_SOLUSI_ALTERNATIF_DALAM_PERDAGANGAN_INTERNASIONAL _Studi_Kasus_Pengalaman_NGO_APIKRI_dan_D_Best_Furniture_ 13 Desy Nur Aini, “Tantangan dan Solusi Alternatif dalam Perdagangan Internasional: Studi Kasus Pengalaman NGO APIKRI dan D’Best Furniture,” diakses pada 9 Juli 2015, http://www.academia.edu/9405231/TANTANGAN_DAN_SOLUSI_ALTERNATIF_DALAM_PERDAGANGAN_INTERNASIONAL _Studi_Kasus_Pengalaman_NGO_APIKRI_dan_D_Best_Furniture_
Page 25
dilakukan dengan memililih saluran distribusi yang tepat sehingga biaya yang berhubungan dengan logistik dapat diminimalisasi.
2. Etika Bisnis, Budaya, dan Bahasa Sebagai sesama negara Eropa, Perancis dan Rumania tentunya memiliki keuntungan yang signifikan dalam hal budaya dan etika bisnis. Selain itu, Rumania dan Perancis juga memiliki keunikan budaya Eropa yang menarik perhatian pasar di Italia. Sedangkan Cina, budayanya yang khas dan dikenal di seluruh negara di dunia tentunya memberikan kemudahan dalam menguasai pasaran di Italia. Indonesia dengan keunikan budayanya tentunya memiliki peluang yang besar dalam meningkatkan nilai impor kerajinan tangan kayu. Sehubungan dengan etika bisnis, Indonesia memiliki permasalahan dengan tingkat korupsi yang tinggi serta banyaknya pelaku kecurangan seperti uang pelican dan sejenisnya. Dengan memperbaiki etika bisnis ini, maka peluang peningkatan nilai Impor akan semakin besar.
3. Promosi Keunggulan komparatif Indonesia yang utama adalah pada komoditas yang berkaitan dengan sumber daya alam. Oleh karena itu, dengan munculnya trend ramah lingkungan, Indonesia memiliki peluang dengan gencar melakukan green-marketing. Sebagai contoh dengan konservasi hutan di mana kerajinan kayu berasal, atau prinsip re-use dan recycle, proses produksi ramah lingkungan, dan lain sebagainya.
III.2 Strategi Faktor yang sangat menentukan dalam kompetisi di pasar kerajinan tangan adalah tingginya kekuatan pembeli dan persaingan yang ketat antar penyedia barang. Dengan mentargetkan penjualan pada pasar level atas (high-end market) dengan barang yang unik, Indonesia dapat membedakan produknya dari para kompetitor karena tidak tersedianya barang pengganti atau substitusi. Fleksibilitas dalam bahan utama disertai dengan unsur Page 26
ramah lingkungan dan sustainabilitas tentunya dapat menjadi strategi yang menguntungkan bagi Indonesia. Beberapa strategi untuk meningkatkan daya saing Indonesia dalam memasarkan kerajinan tangan antara lain:
1. Konsep bisnis dan target pasar yang jelas dan tepat Jumlah
segmentasi
pasar
semakin
bervariatif
seiring
dengan
bertambahnya keinginan pembeli untuk berbeda dari komunitasnya. Semakin unik dan berbeda suatu produk, semakin mudah pembeli menemukan segmen khusus ini, dan mendorong pada meningkatnya loyalitas dan berkurangnya sensitifitas terhadap harga. Dengan menargetkan produksi pada jenis pasar seperti ini diharapkan dapat menjadi strategi yang dapat meningkatkan daya saing Indonesia. Diferensiasi produk dapat berupa motif yang unik atau kuno atau berdasarkan tradisi tertentu, desain yang inovatif dan fungsional, orisinalitas dan lain sebagainya.
2. Green-Market Dampak pada aspek sosial dan lingkungan menjadi perhatian utama bagi konsumen saat ini. Indonesia dalam hal ini dapat menjual produkproduk ramah lingkungan misalnya dengan menggunakan kayu alami yang juga diproses secara berkelanjutan (sustainable) dan menunjukkan sertifikat Fair Trade. Selain itu, aspek sosial dapat dimunculkan dengan mempromosikan bahwa produk tersebut membantu pertumbuhan ekonomi rakyat Indonesia. Tentunya setiap promosi yang dilakukan perlu disertai dengan bukti yang dapat ditunjukkan pada konsumen. Misalkan dengan menambahkan gimmick (promosi khusus) disertai keterangan tambahan mengenai sejarah dan asal usul produk, atau informasi bahwa produk peralatan makan dan dapur dari kayu buatan tangan yang berasal dari daerah tertentu di Indonesia merupakan sumber pendapatan utama dan lokomotif penggerak ekonomi dari daerah tersebut. Berbagai jenis sertifikasi juga dapat dilakukan untuk setiap produk, dalam hal ini berkaitan dengan klaim produk ramah lingkungan. Page 27
3. E-commerce Industri saat ini semakin marak dengan platform on-line dalam bertransaksi di mana pengecer dapat langsung mengakses website distributor, melihat harga, melakukan penawaran dan memilih produk sesuai kebutuhan. Berbagai kemudahan juga diberikan melalui sistem ini, antara lain meningkatnya transparansi informasi, memudahkan dalam pemasaran, serta menjadikan pasar (konsumen) lebih dekat. Permasalahan yang umum ditemui, banyak dari pelaku usaha masih enggan mengenal teknologi internet untuk mengembangkan usahanya. Meskipun pemanfaatan teknologi, informasi, dan jaringan internet semakin mudah dijangkau dan digunakan bahkan untuk orang awam sekalipun. Dengan demikian, peran serta pemerintah Indonesia dalam mendukung bisnis secara on-line ini sangat dibutuhkan. Indonesia dalam hal ini dapat membangun platform online dan menargetkan akses antara pelaku bisnis di Indonesia dengan pelaku pasar di Eropa
4. Fleksibilitas kuantitas dan penawaran Pengecer skala kecil banyak melakukan pembelian melalui distributor domestik di wilayah Eropa. Hal ini menimbulkan dominasi produk tertentu di pasaran, sementara konsumen mencari diferensiasi produk yang beragam. Oleh karena itu, Indonesia dapat melakukan pendekatan ke pengecer skala kecil ini dengan memberikan fleksibilitas dalam kuantitas (misal, melayani pembelian dalam jumlah kecil) serta penawaran yang nyaman (misal, melayani pengiriman). Akan tetapi, perlu diperhatikan juga efisiensi dan efektifitas biaya dari fleksibilitas yang ditawarkan. Dalam hal ini juga dapat melakukan pendekatan dengan membuat perjanjian yang menguntungkan kedua belah pihak.
Page 28
5. Partisipasi dalam pameran Pada umumnya, kegiatan ini diikuti oleh banyak kalangan, seperti produsen dan perajin, eksportir dan importir, kolektor, asosiasi produsen kerajinan, instansi pembina pengrajin, pemerintah provinsi, pemerintah kota, pemerintah daerah, perbankan dan perusahaan penunjang lainnya. Acara ini merupakan one-stop event bagi para pelaku industri kerajinan sekaligus kesempatan baik untuk mencari pelaku ekspor-impor di negara terkait dan melakukan kerjasama bisnis dengan produsen kerajinan serta perajin. Dalam mengikuti pameran ini, pengusaha Indonesia harus dapat menunjukkan portofolio produk yang baik pada penyelenggara sehingga dapat memenuhi kriteria sesuai standar penyelenggara.
6. Eksplorasi sumber daya lokal Indonesia harus terus mengeksplorasi ketersediaan bahan baku dari banyak pulau-pulau di seluruh Indonesia. Pulau seperti Irian, Enggano, Ambon, Aceh, hingga Nusa Tenggara Barat bisa terus digali dalam memperoleh bahan baku sehingga dapat menghasilkan produk peralatan makan dan dapur dari kayu yang lebih beragam dan orisinil dari sisi kualitas bahan dan desain.
7. Kekuatan Pembeli Faktor yang sangat menentukan dalam kompetisi di pasar produk berbasis kayu adalah tingginya kekuatan pembeli (purchasing power) dan persaingan yang ketat antar penyedia barang. Indonesia harus mampu bernegosiasi dan menghasilkan perjanjian jangka panjang dengan pemasok di Italia.
Page 29
IV.
INFORMASI PENTING
4. 1 Major player dan Asosiasi Perdagangan di Italia 1. European Furniture Industries Confederation. Rue Montoyer, 24, BE-1000 Bruxelles http://www.efic.eu/ 2. Calligaris Viale Trieste, 12, 33044, Manzano. Tel: +39 (04) 32 748 397. Fax: +39 (04) 32 748 304. Email:
[email protected] http://www.calligaris.it 3. Interstyle Via Argine, 94, 35040, Casale di Scodosia. Tel: (39) 42987465. Fax: (39) 429879212. Email:
[email protected] http://www.interstyle.it/ 4. Siloma s.r.l Via Toti Dal Monte, 71, 31050, Barbisano. Email:
[email protected] http://www.siloma.it/en/ 5. SMA Mobili Spa Viale Europa, 50, 31018 Albina di Gaiarine, Treviso. Tel: + (39) 0434 756..319/320. Fax: + (39) 0434 756 311. Email:
[email protected]. http://www.smamobili.it/ 6. CALIA Italia S.p.A Contrada Serritello la Valle, 75100, Matera. Tel: +390835 3031. Fax: +390835 303777. Email:
[email protected]. http://www.caliaitalia.com/en 7. DEARKIDS Dear s.n.c. Via Monte Grappa no. 11, 22040, Cremnago di Inverigo. Tel: +39031698242. Fax: +39031698079. Email:
[email protected]. http://www.dearkids.it/ 8. Miniforms Via Ca’Corner Meolo, 30020, Venezia. Tel: +390421618255. Fax: +390421618524. Email:
[email protected]. Page 30
http://www.miniforms.com/ 9. Ditre Italia S.p.A. Via del Lavoro, 21 z.i., 31016, Cordignano. Tel: +390438 9999. Fax: +390438 999993. Email:
[email protected]. http://www.ditreitalia.com/ 10. ALF Group Via S. Pio X, Francenigo, 17-31919, Treviso. Tel: +390434769111. Fax: +390434769245. Email:
[email protected]. http://www.alf.it/en/index.aspx 11. Moroso Via Nazionale 60, 33010, Cavalicco di Tavagnacco. Tel: +39 0432577111. Fax: +39 0432570761. Email:
[email protected]. http://www.moroso.it/ 12. AltaModa Italia srl Via Valdera C.183/a, 56038, Ponsacco. Tel: +39 0587735355. Fax: +39 0587734950. Email:
[email protected]. http://www.altamodaitalia.it/ 13. Zanotta SPA via Vittorio Veneto 57, 20054, Nova Milenese. Tel: +39 (03) 624981. Fax: +39 (03) 62451038. Email:
[email protected]. http://www.zanotta.it/#/en/ 4. 2 Alamat dan Website Penting 1. Kedutaan Italia di Indonesia. Jl. Dipenogoro 45 Jakarta 10310, Indonesia. 2. Kamar Dagang Italia di Indonesia.
Italian Business Association
Indonesia (IBAI). Wisma BRI II, 15th Floor, Suite 1501 Jend. Sudirman No. 44 46 Jakarta 10210 IndonesiaTel: +62 (21) 571-3540 ; Fax: +62 (21) 571-9013. Email:
[email protected]. Kontak person: Dr. Luigi Carlo Gastel (President) 3. Promosi Perdagangan Indonesia di Italia. ITPC MILAN, Via Vittor Pisani No.8 Piano 6° Milan, Italia.
Page 31
4. Perwakilan Indonesia di Italia. Ambasciata della Repubblica di Indonesia,
Via
Campania
53-55,00187
Roma,
Italia.Tel:
+39064200911; Fax: +39064880280 / +390648904910 5. Pihak
Yang
Dihubungi
Bila
Terjadi
Dispute.
Departemen
Perdagangan Luar Negeri Italia (Instituito Nazionale per il commercio) Estero http://www.ice.gov.it/. Kementrian perdagangan Italiahttp://www.mincomes.it/.
atau
http://europa.eu/abc/governments/index_en.htm 6. Untuk Memastikan Nilai Mata Uang Euro Untuk memastikan nilai tukar euro dengan mata uang lainnya, dapat dilakukan dengan mengakses http://www.oanda.com/Atau dapat juga melalui Euromonitor International (agensi riset) E-mail: mailto:
[email protected]://www.euromonitor.com 7. International
Chamber
of
Commerce.
E-mail:
mailto:
[email protected]. http://www.iccwbo.org 8. International Trade Centre UNCTAD/ WTO E-mail: mailto:
[email protected]. http://www.intracen.org 9. Pameran Perdagangan Fuori Salone (http://fuorisalone.it/2014/) 10. Organisasi Promosi Perdagangan Italia ICE, National Institute for Foreign Trade. Address: Via Liszt 21, 00144 Rome, Italy. Telephone: (39) 6-59921 Telefax: (39) 659926900 11. Informasi produk dapat dilihat di Eurostat dan Italian National Statistics (http://www.istat.it). 12. Peraturan dan persyaratan yang harus dipenuhi untuk ekspor ke Italia dapat dilihat di situs CBI Ministry of Foreign Affairs di http://www.cbi.eu/ 13. Referensi untuk syarat dan ketentuan memulai bisnis di Italia juga disediakan
oleh
World
Bank
di
situs
http://www.doingbusiness.org/data/exploreeconomies/italy/#enforci ng-contracts
Page 32
14. Daftar
pemain
utama
untuk
kerajinan
tangan
kayu:
http://www.val-gardena.com/en/carvingcompanies/page456.html 15. Website organisasi non-pemerintahan yang aktif dibidang industri kreatif: -
http://www.mostremercatiulisse.it/l'artigianato.htm
-
http://artigianatoitaliano.primosu.it/
-
http://www.fullarte.it/
-
http://www.artigianato-italia.it/Ecommerce_Default.aspx
16. Federasi
Italia
dari
Industri
Kayu
dan
Mebel
pajak
(impor
duty):
http://www.federlegno.it 17. Website
untuk
mengetahui
tariff
http://www.dutycalculator.com/dc/180412547/antiquescollectibles/arts-monuments/original-work-sculptures/importduty-rate-for-importing-wooden-handicrafts-furniture-from-indiato-italy-is-0/ 18. Badan hukum di Italia yang mengatur kegiatan Impor khususnya VAT: Agenzia delle Entrate (Revenue Agency) Centro Operativo di Pescara (Pescara´s Operative Centre) Sezione Rimborsi IVA ai non residenti (VAT refunds to non-residents Section) Via Rio Sparto 21 I-65100 Pescara Tel: (+39) 085 577 2204 Fax: (+39) 085 577 2325 Email:
[email protected] Website:http://www.agenziaentrate.gov.it/wps/content/Nsilib/Nsi/D ocumentazione/Fiscalita+internazionale/
19. Pameran Perdagangan. Macef (http://www.fmi.it/macef) dan pameran furniture terpenting di dunia Salone del Mobile http://www.salonemilano.it/it/Website.
Page 33
20. Tentang Informasi terbaru mengenai pameran perdagangan Internasional Miller Freeman at: http://www.dotfood.com/schedule/index.htm 21. Organisasi Promosi Perdagangan Italia ICE, National Institute for Foreign Trade. Address: Via Liszt 21, 00144 Rome, Italy. Telephone: (39) 6-59921 Telefax: (39) 659926900 22. Prosedur Impor EU http://www.exporthelp.europa.eu/thdapp/display.htm?page=rt/rt _EUImportProcedures.html&docType=main&languageId=EN
V.
REFERENSI 1. http://inatrims.kemendag.go.id/id/product/detail/produksi-danperdagangan-indonesia_561/?market=cn , .” Diakses pada tanggal 9 Juni 2016 2. “Studi Hambatan Kebijakan Bagi Industri Furnitur: Hasil Studi di Jawa Timur dan Jawa Tengah,” USAID dan SENADA, Agustus 2007, diakses
pada
9
Juni
2016,
http://pdf.usaid.gov/pdf_docs/PNADN181.pdf, Diakses pada tanggal 9 Juni 2016
3. Strategi Memajukan Ekspor Furniture Indonesia, diakses pada 9 Juni 2016http://indonesian-furnitures.com/2009/05/16/strategimemajukan-ekspor-furniture-indonesia 4. “ Pertama di Dunia, Indonesia Raih Lisensi Ekspor Produk Kayu FLEGT dari Uni Eropa, diakses pada 9 Juni 2016 http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/05/13/103000026/Pertama.di.D unia.Indonesia.Raih.Lisensi.Ekspor.Produk.Kayu.FLEGT.dari.Uni.Eropa
Page 34
5. Strategi Peningkatan Produk Ekspor, diakses pada 9 Juni 2016 http://nursal576.blogspot.it/2014/11/strategi-peningkatan-produkekspor.html,
6. Produk Factsheet CBI, https://www.cbi.eu/sites/default/files/productfactsheet-europe-wooden-salad-sets-2015.pdf, diakses pada 9 Juni 2016 7. Italy Furniture Outlook,” World Furniture Online, September 2014, diakses
pada
10
Juli
2015,
http://www.worldfurnitureonline.com/research-market/italy-furnitureoutlook-0058478.html
8. The Atlas of Economic Complexity. http://atlas.cid.harvard.edu, diakses pada 9 Juni 2016 9. ”Ekspor Mebel Diprediksi Capai 2 Milyar Dollar” Antara News, 13 Maret
2015,
diakses
pada
11
M20161http://www.asmindo.or.id/index.php/iffina-2015/news/77ekspor-mebel-diprediksi-capai-2-miliar-dolar 10. “ Study Channels Segments Europe Home Decoration 2014 (http://www.cbi.eu/sites/default/files/study/channels-segmentseurope-home-decoration-2014.pdf , diakses pada tanggal 9 Juni 2016 11. Desy Nur Aini, “Tantangan dan Solusi Alternatif dalam Perdagangan Internasional: Studi Kasus Pengalaman NGO APIKRI dan D’Best Furniture,”
diakses
pada
9
Juli
2015,
http://www.academia.edu/9405231/TANTANGAN_DAN_SOLUSI_A LTERNATIF_DALAM_PERDAGANGAN_INTERNASIONAL_Studi_ Kasus_Pengalaman_NGO_APIKRI_dan_D_Best_Furniture_
Page 35
Page 36