2015 MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK MEBEL KAYU (HS 9403) DI ITALIA
ITPC MILAN Via Vittor Pisani, 8 – 6° Piano 20124 Milan (MI), ITALY Tel. +39 02 3659 8182 Fax. +39 02 3659 8191
[email protected]
Halaman 0
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................... 1 DAFTAR GAMBAR................................................................................................................ 2 DAFTAR TABEL .................................................................................................................... 2 KATA PENGANTAR............................................................................................................... 3 ABSTRAKSI ........................................................................................................................... 4 BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 5 1.1 Pemilihan produk ...................................................................................................... 5 1.2 Profil Geografi Italia .................................................................................................. 7 BAB II Potensi Pasar MEBEL Berbasis Kayu di Italia ............................................................ 9 2.1 Kinerja Impor Mebel Berbasis Kayu di Italia ............................................................. 9 2.2 Kinerja Ekspor Mebel Berbasis Kayu di Italia .......................................................... 12 2.3 Regulasi Produk Mebel berbasis Kayu di Italia ....................................................... 14 2.4 Saluran Distribusi Produk Kerajinan Tangan di Italia .............................................. 18 2.5. Hambatan dan Tantangan Lainnya ........................................................................ 20 BAB III Peluang Dan Strategi ............................................................................................. 22 BAB IV INFORMASI PENTING ............................................................................................ 26 4. 1 Alamat dan Website Penting ................................................................................. 26
Halaman 1
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Neraca Dagang Produk Mebel Kayu di Italia ..................................................... 6 Gambar 2. Peta Negara Italia .............................................................................................. 7 Gambar 3. Profil Impor Mebel Kayu di Italia ...................................................................... 9 Gambar 4. Profil Impor Produk Mebel berbasis Kayu Italia-Indonesia............................. 10 Gambar 5. Nilai Impor Mebel Kayu berdasarkan Importir ............................................... 12 Gambar 6. Kinerja Ekspor Mebel Kayu Italia .................................................................... 12 Gambar 7. Nilai ekspor kerajinan tangan kayu Italia ke Indonesia. .................................. 13 Gambar 8. Bagan saluran perdagangan ............................................................................ 19 Gambar 9. Segmentasi Industri dan Saluran Distribusi Berdasarkan Skala Industri......... 20 Gambar 10. Rincian Komponen Harga Mebel Kayu di Italia ............................................. 23
DAFTAR TABEL Tabel 1. Trend dan change Ekspor dan Impor Produk mebel kayu di Italia ....................... 6 Tabel 2. Trend dan change Ekspor dan Impor Produk mebel kayu di Italia ..................... 10 Tabel 3. Negara Pengimpor Mebel Kayu di Italia ............................................................. 11 Tabel 4. Nilai ekspor ukiran dan hiasan kayu dari Italia ke lima negara tujuan utama .... 13 Tabel 5. Daftar Negara Pengimpor dengan Nilai Impor terdekat dengan Indonesia ....... 22
Halaman 2
KATA PENGANTAR Dalam upaya penyediaan informasi pasar produk 10 – 10 – 3 dan sesuai dengan keputusan Menteri Perdagangan RI No. 706/M-DAG/KEP/9/2011 tentang Pedoman Penyusunan dan Mekanisme Pelaporan Perwakilan Perdagangan di Luar Negeri, ITPC Milan, Italia telah melakukan penyusunan Market Brief yang didasarkan pada studi literatur (desk study). Informasi pasar ini diharapkan dapat berguna sebagai dasar pengambilan kebijakan oleh pimpinan dan atau sebagai bahan referensi pelaku usaha dibidangnya. Penulisan Market Brief merupakan rangkaian kajian yang terus dilakukan selama 1 tahun untuk memenuhi target yaitu menyiapkan 10 Market Brief. Pada topik ini dipilih produk mebel berbasis kayu (HS 9403) sesuai data yang mengindikasikan bahwa Indonesia memiliki potensi dan peluang yang besar untuk memasarkan produk kayu secara global juga khususnya di Italia. Di dalam Market Brief ini akan diinformasikan mengenai latar belakang pemilihan produk, profil Italia, potensi pasar di Italia, serta peluang dan strategi memasuki pasar di Italia. Untuk itu penyusunan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang berguna bagi pihak Pemerintah maupun Swasta di Indonesia, khususnya bagi kalangan eksportir dan pengusaha produk terkait dalam menyikapi peluang ekspor di italia. Disadari sepenuhnya bahwa penulisan laporan ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik yang membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan penulisan ini sangat kami harapkan. Semoga Laporan Market Brief ini dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membutuhkan informasi tentang produk mebel berbasis kayu (HS 9403). Milan, Desember 2015 Kepala ITPC Milan Agung Pramudya FR.
Halaman 3
ABSTRAKSI Potensi Indonesia dalam usaha di bidang mebel khusunya berbasis kayu sangat tinggi karena didukung oleh banyaknya sumber daya alam kayu, rotan, bambu dan lain-lain yang menjadi bahan dasar dari pembuatan mebel (HS 9403). Dalam beberapa dekade terakhir, bersamaan dengan meningkatnya industri desain, industri mebel di Italia menunjukkan peningkatan aktivitas perdagangan baik di dalam negeri maupun luar negeri. Nilai impor mebel kayu di Italia rata-rata senilai 1,25 milyar USD setiap tahunnya, dengan profil relatif stabil dari tahun ke tahun. Dengan melihat profil lima tahun terakhir (20102014), dapat dikatakan bahwa potensi pasar di Italia untuk kerajinan tangan kayu selalu ada dan cenderung stabil, dengan kenaikan rata-rata 6.6% dalam 5 tahun terakhir. Sementara jauh di atas itu, kinerja ekspor mebel kayu Italia berkisar 7,54 Milyar USD, sekitar 6 kali nilai impor, menunjukkan bahwa Italia terus mengembangkan produkproduknya untuk dikenal dan dipakai di seluruh dunia. Kinerja ekspor yang positif ini tentunya mendorong pertumbuhan ekonomi di Italia Nilai Impor mebel kayu Italia dari Indonesia terus menurun dalam lima tahun terakhir dengan tren sebesar 13.93%. Dibandingkan dengan negara lainnya yang justru mengalami peningkatan nilai ekspor ke Italia. Hal ini dapat dijadikan peluang bagi Indonesia untuk menggencarkan strategi pemasaran sehingga dapat meningkatkan daya jual ke Italia secara khusus, dan Eropa secara umum. Strategi yang perlu dilakukan oleh Indonesia dalam meningkatkan nilai ekspor ini antara lain dengan eksplorasi sumber daya lokal dan memasarkan nilai-nilai orisinalitas produk kayu Indonesia, memastikan ketersediaan yang stabil dan fleksibel sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen, membuat produk yang sifatnya unik dan disesuaikan dengan kebutuhan konsumen dan menargetkan pada konsumen level atas, dan pada akhirnya memulai pemasaran secara elektornik atau E-commerce. Diharapkan dengan penerapan strategi ini tidak hanya meningkatkan kuantitas ekspor, tapi juga memberikan keuntungan yang maksimal bagi Indonesia.
Halaman 4
BAB I PENDAHULUAN Dalam beberapa dekade terakhir, bersamaan dengan meningkatnya industri desain, industri mebel di Italia menunjukkan peningkatan aktivitas perdagangan baik di dalam negeri maupun luar negeri. Pembuatan dan produksi mebel kayu di italia sudah diawali semenjak awal 1900-an dengan usaha skala kecil atau perusahaan keluarga. Saat ini, daerah furnitur penghasil utama Italia adalah Brianza (salah satu zona di provinsi Milan), Veneto dan Marche.1 Produksi mebel memanfaatkan berbagai bahan dasar. Kayu merupakan bahan tradisional yang paling banyak digunakan, disertai dengan bahan yang lebih baru mulai dari logam seperti baja dan aluminium, kristal untuk kaca, dan resin untuk plastik. Bahan dasar yang lebih baru memberikan kebebasan bagi kreativitas dalam desain sehingga banyak sekali ragam jenis mebel dipasaran Italia. Namun, furnitur tradisional Italia yang terbuat dari kayu terus berkembang.
1.1 Pemilihan produk Potensi Indonesia dalam usaha di bidang mebel khusunya berbasis kayu sangat tinggi karena didukung oleh banyaknya sumber daya alam kayu, rotan, bambu dan lain-lain yang menjadi bahan dasar dari pembuatan mebel. Berdasarkan data terakhir dari Kementerian Perindustrian RI, nilai ekspor furniture kayu pada 2013 tercatat senilai 1,26 miliar dolar AS. Indonesia menargetkan mencapai 5 miliar dolar AS pada tahun 2019.2 Target tersebut bisa tercapai dengan bahan baku yang berkualitas di Indonesia. Sangat banyak bahan baku spesifik yang menjadi potensi di dalam negeri. Seperti kayu mahoni, jati, hingga rotan yang hanya terdapat di hutan Indonesia. Hal ini menjadi nilai jual tinggi untuk bersaing dengan negara lain. Indonesia memiliki potensi besar dalam industri olahan rotan dan kayu. Kepulauan Indonesia mulai dari Sabang hingga Merauke terdapat kayu dan rotan. Salah satu peluang untuk memasarkan produk mebel kayu Indonesia adalah dengan memasuki pasar Italia. Untuk mengetahui peluang pasar mebel kayu di Italia, dapat dianalisa melalui besarnya nilai impor produk Mebel Kayu di Italia, seperti tertera pada Gambar 1.
1
http://www.lifeinitaly.com/furniture http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/bisnis/14/03/11/n29lpl-ekonomi-industri-potensiindonesia-dalam-industri-olahan-rotan-dan-kayu 2
Halaman 5
Neraca Dagang Produk Mebel Kayu di Italia 2010-2014 (M USD) Impor
Ekspor
9,000.00
7,741.23
8,000.00
Nilai (M USD)
7,000.00
7,729.71
7,903.66
1,118.24
1,131.74
1,272.09
2012
2013
2014
7,294.36
7,054.35
6,000.00 5,000.00 4,000.00 3,000.00
1,405.93
2,000.00 1,000.00
1,344.43
0.00
2010
2011
Tahun Gambar 1. Neraca Dagang Produk Mebel Kayu di Italia (sumber: Istat)
Berdasarkan Gambar 1 di atas, dapat dilihat bahwa industri mebel kayu di Italia sangat aktif, neraca dagang positif menunjukkan produksi dalam negeri yang tinggi disertai strategi pemasaran internasional yang mendukung. Meski nilai kinerja impor jauh berada di bawah ekspor, akan tetapi rata-rata nilai impor berada pada kisaran cukup tinggi yaitu mencapai 1,25 Milyar USD. Hal ini menunjukkan ketertarikan dan keterbukaan Italia terhadap produk asing. Dengan demikian dapat menjadi peluang bagi Indonesia untuk merambah juga pasaran di Italia. Sementara itu Tabel 1 menyajikan persentase pergerakkan nilai impor dan ekspor berupa trend dan change. Tabel 1. Trend dan change Ekspor dan Impor Produk mebel kayu di Italia (2010-2014) Change (%) Deskripsi Trend (%) (2013-2014) Ekspor 4,09 2,25
Impor
6,66
12,40
Sumber: Istat
Kedua aktivitas perdagangan menunjukkan trend dan perubahan yang positif. Perubahan signifikan terhadap impor terjadi untuk aktivitas impor di mana dari tahun 2013 – 2014 terjadi kenaikan lebih dari 10%. Diharapkan trend yang meningkat pada tahun 2013-2014 juga terjadi di tahun-tahun mendatang seiring dengan pertumbuhan ekonomi di Italia pasca Expo 2015. Persentase perubahan (change) yang positif ini merupakan salah satu peluang ekspor produk kerajinan tangan kayu dari Indonesia ke Italia. Hal ini memberikan peluang positif bagi Indonesia untuk melakukan ekspor ke Italia sehubungan dengan Halaman 6
meningkatnya ketertarikan dan daya beli Italia terhadap produk mebel kayu dari luar negeri.
1.2 Profil Geografi Italia
Gambar 2.2.Peta Italia Gambar PetaNegara Negara Italia
Italia sebelah utara berbatasan langsung dengan empat negara Eropa yaitu Perancis, Swiss, Austria dan Slovenia. Memiliki posisi yang strategis yaitu berada di tengah-tengah antara Eropa dan Afrika, Italia meiliki keuntungan sebagai negara yang memberikan akses ke negara-negara Eropa Utara, negaranegara Mediterania dan negara-negara Eropa Timur. Wilayah Italia meliputi luas kedaulatan 301.340 km2 termasuk dua pulau utama yaitu pulau Sisilia dan pulau Sardinia, yang merupakan dua pulau utama di samping 38 pulau lainnya. Italia memiliki dua teritorial yang independen yaitu Kota Vatican dan Republik San Marino.
Kota perdagangan di Italia adalah Milan dengan GDP per kapita pada awal tahun 2014 mencapai € 35.137. Milan disebut-sebut sebagai salah satu kota utama untuk keuangan dan bisnis dimana GDP-nya merupakan ke-4 tertinggi di Eropa dan ke-26 tertinggi di dunia. Milan juga menduduki 20 besar sebagai kota dengan finansial terbaik. Berdasarkan estimasi sensus yang dilakukan oleh ISTAT pada Desember 2013, populasi di Italia mencapai 60.782.668 jiwa dengan dua wilayah berpenduduk terbesar di wilayah Italia-Utara sebanyak 27 % dari jumlah populasi dan wilayah Italia-Selatan sebanyak 23 % dari jumlah populasi Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Italia. Mayoritas penduduk Italia beragama Katolik dengan persentase sebesar 83%. Italia dikenal sebagai negara yang penuh dengan peninggalan sejarah dan jenius dalam kebudayaan. Saat ini Italia memiliki 400 buah museum, galeri dan situs arkeologi. Italia memiliki fasilitas transportasi yang sangat baik, dimana jaringan kereta api dikontrol oleh Trenitalia, Ferrovie dello Stato (Perusahaan Kereta Api Italia) yang rata-rata mengangkut setidaknya 23,3 juta ton komoditas sejak tahun 2005 dan kecenderungan jumlah penumpang yang selalu meningkat. Jaringan jalan raya untuk pengangkutan kargo dan truk serta transportasi penumpang juga terus bertambah. Sementara komoditas minyak menggunakan pelayaran sebagai moda transportasi utama dengan jaringan pelabuhan antara lain di Genova, La Spezia, Halaman 7
Napoli, Trieste, Livorno dan Venezia. Untuk moda penerbangan, Italia telah mengalami pertumbuhan yang signifikan sejak tahun 2005 dimana tercatat setidaknya terdapat 48,9 juta penumpang domestik dan 63,2 juta penumpang internasional. Italia telah membangun dua bandara udara yang modern di Roma yaitu Fiumicino dan Ciampino serta dua di Milan yaitu Linate dan Malpensa yang mencatat 50% kedatangan dan penerbangan internasional dilakukan di Milan. Beberapa sektor yang turut mendukung kondisi ekonomi Italia diantaranya adalah sektor pos dan telekomunikasi. Italia telah mengalami reorganisasi yang dilakukan pada tahun 2004 dimana Italia berhasil menggabungkan 3.440 perusahaan skala kecil menjadi beberapa perusahaan skala besar. Beberapa perusahaan komunikasi yang berskala multinasonal antara lain: Vodavone, Telecom, Tele2, Wind, H3g serta memiliki pasar yang terus berkembang, dimana 70% populasi memiliki setidaknya satu telepon selular. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Italia juga mulai memberikan insentif kepada perusahaan swasta. Italia juga memiliki sistem IT yang sangat baik pada kantor-kantor administrasi lokalnya. Otoritas sektor perbankan Italia berada di bawah Bank of Italy yang berdasarkan hukum perbankan Eropa bertanggung jawab sebagai peninjau, pemeriksa serta menganalisa sistem perbankan di seluruh negeri.
Halaman 8
BAB II POTENSI PASAR MEBEL BERBASIS KAYU DI ITALIA Terdiri dari hampir 38.000 perusahaan, industri mebel Italia sangat terfragmentasi. Sebagian besar berupa Usaha Kecil dan Menengah berada dalam kategori industri mikro atau rumahan. Sektor ini memiliki tenaga kerja total 230.000. Sekitar 88% dari perusahaan mempekerjakan kurang dari 10 pekerja, dan rata-rata perusahaan mempekerjakan hanya 6 pekerja. Perusahaan dengan lebih dari 20 pekerja hanya berkisar sebesar 4% (sekitar 1.600) dari jumlah total perusahaan dan tenaga kerja gabungan mereka mencapai sekitar 103.000 (sekitar 62 pekerja per perusahaan). Perusahaan dengan lebih dari seratus karyawan hanya 0,4% dari total (sekitar 140) dan total pekerja di 140 perusahaan tersebut adalah 28.000 pekerja (200/perusahaan).3
2.1 Kinerja Impor Mebel Berbasis Kayu di Italia Kinerja impor untuk produk mebel kayu dapat dilihat pada Gambar 3. Nilai impor ratarata senilai 1,25 Milyar USD setiap tahunnya, dengan profil relatif stabil dari tahun ke tahun. Dengan melihat profil lima tahun terakhir (2010-2014), dapat dikatakan bahwa potensi pasar di Italia untuk kerajinan tangan kayu selalu ada dan cenderung stabil, dengan kenaikan rata-rata 6.6% dalam 5 tahun terakhir. Profil Impor Produk Mebel Kayu di Italia 2010-2014 (M USD)
1,450.00
1,405.93
1,400.00
Nilai (M USD)
1,350.00 1,300.00
1,344.43
1,272.09
1,250.00 1,200.00 1,150.00
1,118.24
1,131.74
2012
2013
1,100.00 1,050.00 1,000.00
2010
2011
2014
Tahun Gambar 3. Profil Impor Mebel Kayu di Italia (sumber: Istat)
3
International Wooden Furniture Markets: A review ( International Trade Centre, UNCTAD/WTO)
Halaman 9
Profil Impor Produk Mebel Kayu Italia-Indonesia 2010-2014 (M USD) 40.00
33.45
Nilai (M USD)
35.00
27.17
30.00
21.16
25.00 20.00
16.14
15.68
2013
2014
15.00 10.00 5.00 0.00
2010
2011
2012
Tahun
Gambar 4. Profil Impor Produk Mebel berbasis Kayu Italia-Indonesia (sumber: Istat)
Profil dengan trend negatif dapat dicermati dari Gambar 4 di mana penurunan nilai impor terus menerus terjadi dari tahun ke tahun, meskipun cenderung stabil pada 2013-2014. Persentase trend nilai impor 2010-2014 dan perubahan kinerja impor dalam satu tahun terakhir (2013-2014) dapat dilihat dalam Tabel 2. Tabel 2. Trend dan change Ekspor dan Impor Produk mebel kayu di Italia (2010-2014) Change (%) Deskripsi Trend (%) (2013-2014)
Ekspor Impor
21.51 -18.42
-19.07 -2.86
Sumber: Istat
Halaman 10
Negara-negara yang berperan aktif dalam memasok ukiran dan hiasan kayu didominasi oleh Asia dan Eropa. Tabel 3 memperlihatkan pergerakkan nilai impor masing-masing lima negara teratas dan negara pengimpor mebel kayu di Italia, di mana Indonesia menduduki posisi ke lima belas berdasarkan nilai impor tahun 2014. Tabel 3. Negara Importir Mebel Kayu ke Pasaran Italia 2010-2014 (M USD)
Peringkat
Nama Negara
2010
2011
2012
2013
2014
Trend (%) 2010-2014
Change (%) 2013/14
1
China
281.60 276.40 217.37 212.35 246.00
6.38
15.85
2
Germany
221.21 269.93 216.20 206.79 236.82
4.66
14.52
3
Poland
135.70 159.75 125.64 136.98 163.31
14.01
19.22
4
France
64.35
79.63
67.49
78.55
76.09
6.18
-3.13
5
Romania
86.51
72.41
57.38
64.53
71.26
11.44
10.43
13
Vietnam
30.75
31.30
22.62
19.69
20.55
-4.70
4.37
14
Inggris
20.57
18.34
16.76
15.71
16.56
-0.61
5.39
15
Indonesia
33.45
27.17
21.16
16.14
15.68
-13.92
-2.86
16
Bulgaria
5.79
8.75
10.82
11.91
15.61
20.14
31.15
17
Taiwan
22.87
20.90
14.81
16.70
15.58
2.58
-6.72
Sumber: Istat
Dari Tabel 3, dapat dilihat bahwa Cina merupakan pengimpor utama, melebihi negaranegara eropa lainnya dengan nilai impor cukup signifikan. Sementara itu Indonesia berada pada peringkat 15 dengan pesaing utama Vietnam di atas dan Taiwan di bawah. Sementara itu, pesaing terdekat Indonesia dari Eropa adalah Inggris dan Bulgaria. Dapat dilihat dari Gambar 5 bahwa nilai impor Indonesia terus menurun, sesuai dengan data pada Tabel 3 di mana tren Impor dari Indonesia menurun sebesar 13.9% dan perubahan dalam 1 tahun terakhir juga menunjukkan penurunan. Dapat dilihat justru beberapa negara pengimpor utama terus mengalami kenaikkan nilai impor. Sementar itu, terlihat pula profil impor yang menurun oleh negara-negara pesaing terdekat dengan Indonesia yaitu Vietnam dan Inggris.
Halaman 11
Profil Nilai Impor Mebel Kayu di Italia berdasarkan Importir 2010-2014 (M USD) 1 China
2 Germany
3 Poland
13 Vietnam
14 United Kingdom
15 Indonesia
300.00
Nilai Impor (M USD)
250.00 200.00 150.00 100.00 50.00 0.00 2010
2011
2012
2013
2014
Tahun Gambar 5. Nilai Impor Mebel Kayu berdasarkan Importir (sumber: Istat)
2.2 Kinerja Ekspor Mebel Berbasis Kayu di Italia Uni Eropa memegang 50% pasar mebel dengan produksi berkisar 73.6 juta USD dan konsumsi mencapai 74.5 juta USD. Negara dengan konsumsi terbesar adalah Jerman, Inggris dan Prancis, dan negara pengekspor utama adalah Italia dan Jerman. Industri retail di Italia diperkirakan sebesar 10.1 juta USD dengan nilai ekspor sebesar 17.6 juta USD, menjadikan Italia sebagai negara net eksportir.4 Profil Ekspor Produk Mebel Kayu di Italia 2010-2014 (M USD) 8,000.00 7,900.00
Nilai (M USD)
7,800.00
7,903.66 7,741.23
7,729.71
7,700.00 7,600.00 7,500.00 7,400.00
7,294.36
7,300.00 7,200.00 7,100.00
7,054.35 2010
7,000.00
2011
2012
2013
2014
Tahun Gambar 6. Kinerja Ekspor Mebel Kayu Italia (sumber: Istat)
4
International Wooden Furniture Markets: A review ( International Trade Centre, UNCTAD/WTO)
Halaman 12
Kinerja ekspor mebel kayu Italia ke dunia dapat dilihat pada Gambar 6. Trend positif menunjukkan pertumbuhan kuantitas ekspor produk-produk mebel kayu Italia ke berbagai negara di dunia. Hal ini menunjukkan bahwa Italia terus mengembangkan produk-produknya untuk dikenal dan dipakai di seluruh dunia. Kinerja ekspor yang positif ini tentunya mendorong pertumbuhan ekonomi di Italia. Profil Ekspor Produk Mebel Kayu Italia-Indonesia 2010-2014 (M USD) 12.00
10.52
Nilai (M USD)
10.00
8.51
8.00 6.00
5.60
4.93
4.41
4.00 2.00 0.00
2010
2011
2012
2013
2014
Tahun Gambar 7. Nilai ekspor kerajinan tangan kayu Italia ke Indonesia. (sumber: Istat)
Jika dibandingan dengan nilai ekspor dari Italia ke dunia, nilai ekspor ke Indonesia sangat kecil seperti terlihat dalam Gambar 7. Hal ini dikarenakan pasar di Indonesia yang tidak cukup luas dan daya beli yang rendah untuk produk-produk mebel kayu dari Italia. Meskipun demikian, trend positif dapat diamati meski mengalami penurunan di tahun terakhir. Nilai ekspor kerajinan tangan kayu dari Italia ke lima negara tujuan utama serta posisi Indonesia dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Nilai ekspor ukiran dan hiasan kayu dari Italia ke lima negara tujuan utama
Peringkat 1 2 3 4 5 74
Negara
2010
2011
2012
2013
2014
France 1,027.04 1,142.24 1,029.30 1,025.63 1,038.18 Germany 905.15 1,002.46 859.65 873.02 872.07 UK 609.03 643.55 625.01 661.89 737.02 Russia 605.19 711.75 701.53 773.02 700.78 United States 386.82 447.21 503.59 587.28 657.67 Indonesia 4.41 5.60 4.93 10.52 8.51
Trend (%) 2010-2014 -0.86 -2.10 4.18 3.83 14.27 21.51
(sumber: Istat)
Halaman 13
Change (%) 2013-2014 1.22 -0.11 11.35 -9.34 11.98 -19.07
2.3 Regulasi Produk Mebel berbasis Kayu di Italia Regulasi Uni Eropa untuk produk-produk yang beredar di pasaran dapat diakses di http://eur-lex.europa.eu/browse/summaries.html. Dalam situs ini, legislasi mengenai berbagai topik termasuk didalamnya budaya, ekonomi, social, pertumbuhan, sustainabilitas dan lain sebagainya dijelaskan secara detail dan rinci. Berkaitan dengan kegiatan impor, sebagai anggota dari Uni Eropa, Italia menerapkan kebijakan yang secara umum mengacu pada garis besar ketentuan impor yang telah ditetapkan oleh Uni Eropa. Kebijakan impor, regulasi ekspor, syarat dan ketentuan yang perlu dipenuhi dapat ditemukan pada portal “EU Help Desk”5. Regulasi untuk spesifik produk tertentu, dapat diperoleh dengan memasukkan kode HS pada kolom yang telah ditentukan. Untuk produk mebel kayu, kode HS adalah 9403. Ketentuan impor produk yang ditetapkan oleh EU, termasuk di Italia, terdiri atas beberapa persyaratan mutu yang terdiri menjadi 2 bagian yaitu kebijakan (peraturan resmi) beserta additional requirement-nya dan persyaratan yang sifatnya tidak resmi. Persyaratanpersyaratan yang diatur dalam kebijakan resmi nasional dan additional requirement-nya dapat di akses di website http: //cbi.eu/marketinfo. Salah satu peraturan yang diwajibkan sebagai persyaratan mutu pada produk mebel kayu adalah tentang product safety atau ketentuan yang menjamin bahwa produk yang dihasilkan oleh produsen itu aman dipakai, misalkan dalam hal ini adalah bahan baku yang digunakan bebas dari bahan kimia yang berbahaya seperti nikel atau PFOS. Sedangkan yang dimaksud persyaratan yang sifatnya tidak resmi adalah persyaratan yang mendukung persyaratan mutu resmi yang telah dikeluarkan pemerintah, misalkan tentang persyaratan lingkungan, contohnya berupa eco text label (dapat dilihat di website http://www.eco-label.com). Selain persyaratan lingkungan juga ada persyaratan sosial, contohnya berupa produsen yang harus terstandardisasi sistem TQM seperti ISO standards, OHSAS, ILO, Ethical Trading, dll. Di beberapa negara anggota Uni Eropa peraturan mengenai mebel pada umumnya banyak dikaitkan dengan masalah ketahanan barang-barang tersebut terhadap api. Peraturan tersebut tidak hanya mengikat mebelnya, melainkan juga barang-barang yang melengkapi mebel tersebut, misalnya upholstery dan furnishing serta bantal-bantal yang terkadang diletakkan di atas kursi, meja, dan mebel-mebel lainnya. Mebel tersebut diuji tingkat ketahanannya terhadap api, dan bahan penutup yang dipergunakan wajib mencantumkan keterangan mengenai hal tersebut. Bahan pengemas yang dipakai terikat pula pada aturan mengenai limbah.
5
http://exporthelp.europa.eu/thdapp/display.htm?page=form/form_MyExport.html&docTyp e=main&languageId=EN
Halaman 14
Dalam mengolah kayu, rotan dan bambu atau bahan-bahan sejenis yang dipakai dalam pembuatan kursi, termasuk kain penutup/ pembungkusnya, perlu diperhatikan ketentuan mengenai larangan pemasaran dan pemakaian bahan kimia tertentu yang berbahaya sesuai persyaratan Council Directive 76/769/EEC. Untuk proses pengolahan kayu, Directive tersebut antara lain melarang pemasaran bahan yang mengandung: konsentrasi Pentachlorophenol (PCP) maupun garam dan esternya sebanyak 0,1 % atau lebih; Creosote Einecs, Creosote oil Einecs, Distilates (coal tar), naphthalene oils Einecs, dan berbagai bahan yang mengandung creosote. Persyaratan utama dapat diklasifikasi menjadi beberapa sektor sebagai berikut: 1. Kebersihan dan bebas hama Barang impor berupa tanaman serta kayu harus dipastikan memenuhi persyaratan EU untuk kebersihan dan kesehatan tanaman dan kayu yang mengutamakan pencegahan penyebaran organisme berbahaya dari bahan-bahan tersebut. Persyaratan yang berlaku antara lain: 2. Tidak menggunakan unsur-unsur berbahaya sebagai pestisida Ketersediaan sertifikat kesehatan tanaman dan produk turunannya serta terbukti telah melalui sejumlah inspeksi kebersihan dan kesehatan 3. Diimpor oleh importir terdaftar Persyaratan ini berlaku juga untuk bahan-bahan berupa kayu serta kemasan berupa kayu 4. Persyaratan dan regulasi terkait kelestarian lingkungan6 5. Persyaratan teknis a. Pabrikan dan distributor harus mentaati peraturan keamanan secara umum b. Menginformasikan resiko pemakaian produk kepada konsumen c. Memberitahu pihak yang memiliki otorisasi di negara terkait mengenai resiko pemakaian suatu produk serta bekerja sama untuk melindungi keamanan konsumen 6. Standar pemasaran Peraturan secara rinci dapat diakses di Export Help EU7 7. Batasan-batasan Impor8 Uni Eropa menerbitkan Rencana Kerja Forest Law Enforcement, Governance and Trade (FLEGT) pada tahun 20039. FLEGT ini menetapkan berbagai langkah yang tersedia untuk Uni Eropa dan negara-negara anggotanya untuk mengatasi pembalakan liar di hutan dunia. Tiga tujuan utama dari FLEGT adalah: - Mencegah impor kayu illegal ke kawasan Uni Eropa - Meningkatkan jumlah impor kayu legal
6
http://exporthelp.europa.eu/thdapp/display.htm?page=rt%2frt_Requirements.html&docType=main&languageId=en http://exporthelp.europa.eu/thdapp/display.htm?page=rt/rt_MarketingStandards.html&docType=main&languageId=EN 8 http://exporthelp.europa.eu/thdapp/display.htm?page=rt/rt_ImportRestrictions.html&docType=main&languageId=EN 7
9
http://www.euflegt.efi.int/en/web/guest/43
Halaman 15
- Meningkatkan jumlah permintaan terhadap kayu yang berasal dari hutan yang dikelola dengan baik Salah satu peraturan yang dikeluarkan adalah EUTR atau European Union Timber Regulation yang bertujuan untuk mengurangi penebangan liar dengan memastikan bahwa tidak ada kayu atau produk kayu ilegal dapat dijual di Uni Eropa. Peraturan ini melarang operator di Eropa membeli kayu yang diperoleh secara illegal dari negara asalnya, dengan demikian diperlukan sistem sertifikasi dari negara bersangkutan untuk dapat mengimpor kayu ke Eropa. VPA atau Voluntary Partnership Agreement merupakan perjanjian antara negara-negara penghasil kayu dengan Uni Eropa untuk dapat mengimpor kayu ke Eropa. Sebuah negara yang memiliki VPA dan sistem legalisasi operasional dapat menerbitkan lisensi FLEGT untuk kayu dan produk kayu yang dihasilkan secara legal. Indonesia adalah salah satu negara pertama yang memulai negosiasi VPA dengan Uni Eropa10. Indonesia mengembangkan sistem yang dibutuhkan untuk mengendalikan, memverifikasi dan lisensi kayu legal yaitu SVLK atau Sistem Verifikasi Legalitas Kayu . Dengan sistem ini, maka semua produk kayu yang melewati serangkaian prosedur verifikasi dapat dikatakan sebagai kayu yang diproduksi secara legal dan dengan demikian dapat memasukki pasar Uni Eropa serta juga dapat digunakan sebagai standar ekspor ke negara pengimpor lainnya. Jika kayu yang digunakan berasal dari tanaman langka atau hampir punah, maka perlu memperhatikan dokumen CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) yang dikeluarkan oleh badan hukum Uni Eropa bidang wildlife.11 Perlu juga memperhatikan legislasi dan prosedur untuk produk-produk dari hasil alam dan turunannya khusus di Itali.12 Beberapa peraturan untuk impor produk ke Italia antara lain13: 1. VAT: Value Added Tax Merupakan pajak tidak langsung yang dikenakan pada barang atau jasa yang ditanggung oleh konsumen terakhir dan diaplikasikan pada proses produksi dan distribusi. Di Italia, pajak ini disebut IVA atau Imposta sul valore aggiunto. Transaksi yang dikenakan pajak antara lain: Penyediaan barang atau jasa 10
http://www.euflegt.efi.int/indonesia
11
http://exporthelp.europa.eu/thdapp/taxes/show2Files.htm?dir=/requirements&reporterId1=EU&file1=ehir_eu15_01v00 2/eu/main/req_cites_eu_010_0612.htm&reporterLabel1=EU&reporterId2=IT&file2=ehir_it15_01v002/it/main/req_cites_ it_010_0612.htm&reporterLabel2=Italy&label=CITES+-+Endangered+Species+Protection&languageId=en&status=PROD 12 http://www.agenziadoganemonopoli.gov.it/wps/wcm/connect/ef7e080044220063b8c3b94e7aaa0be0/act-20121030MANUALE+OPERATIVO+CITES+16_10_2012.pdf?MOD=AJPERES&CACHEID=ef7e080044220063b8c3b94e7aaa0be0 13
http://exporthelp.europa.eu/thdapp/taxes/show2Files.htm?dir=/taxes/notes&reporterId2=IT&file2=ehit_it15_01v002/it/ main/ovr_vat_it_0612.htm&reporterLabel2=Italy&languageId=en&status=PROD
Halaman 16
Akuisisi barang intra-community Uni Eropa Importasi barang Dalam hal importasi, VAT dikenakan pada proses kliring pajak sebelum dapat digunakan dipasaran Italia 2. Pengemasan Peraturan mengenai bahan kemasan kayu dalam perdagangan internasional terdapat dalam dokumen International Standards for Phytosanitary measures (ISPM 15)14 Standar minimum untuk kemasan dan limbah kemasan termasuk dalam Directive 94/62 / EC. Tujuan dari peraturan ini adalah untuk memastikan perlindungan terhadap lingkungan dan persaingan bebas dalam pasar Uni Eropa tunggal (yaitu tidak ada tindakan perlindungan tidak langsung). 3. Pemberian Label Label harus menggunakan Bahasa Italia. Sehubungan dengan peraturan Uni Eropa, terdapat hal-hal khusus yang perlu dimasukkan dalam label untuk berbagai jenis barang yang berebeda (makanan, tekstil, kosmetik, barang-barang kesehatan, dan lain sebagainya). Label untuk mebel kayu minimal harus memberikan informasi: Informasi rinci mengenai bagian-bagian kayu yang digunakan Negara asal Spesies Kuantitas Rincian mengenai supplier Informasi mengenai sustainabilitas dan sertifikasi lainnya
3. Administrasi pabean Badan administrasi yang bertanggung jawab untuk produk-produk impor dari negara dunia ketiga, termasuk Indonesia, di Italia adalah Agenzia delle Dogane e dei Monopoli (Customs and Monopolies Agency) yang memiliki otoritas terpusat dalam kementrian ekonomi dan keuangan(Ministero dell'Economia e delle Finance) 4. Prosedur Impor Prosedur impor di Italia terdapat dalam The Single Administrative Document (SAD) atau DAU (Documento amministrativo unico) dalam bahasa Italia. Dokumen ini perlu dipersiapkan dalam Bahasa Italia dan harus disajikan baik secara elektronik maupun fisik melalui system kliring pajak terkomputerisasi bernama Servizio Telematico Doganale. SAD diberikan ke otoritas kepabeanan baik oleh importir maupun representatifnya. Area bebas pajak di Italia: Porto franco di Trieste (Free Port of Trieste) Via L. Von Bruck,3 I-34144 Trieste 14
http://www.ispm15.com/ISPM15_Revised_2009.pdf
Halaman 17
Tel: (+39) 040 6731 Fax: (+39) 040 673 2406 E-mail:
[email protected] /
[email protected] http://www.porto.trieste.it/
2.4 Saluran Distribusi Produk Kerajinan Tangan di Italia Pasar Uni Eropa merupakan pasar tunggal yang terdiri dari 28 negara dengan 500 juta konsumen. Keuntungan dari mengekspor ke wilayah Uni Eropa adalah target pasar yang besar serta berlakunya prinsip kebebasan pergerakan barang (the principle of free movement of goods) memberikan kesempatan bagi produk tersebut untuk didistribusikan dan dijual dimanapun di negara-negara anggota Uni Eropa. Suatu barang yang sudah dapat masuk ke salah satu negara Uni Eropa dapat dengan bebas beredar di wilayah Uni Eropa lainnya tanpa melampaui prosedur pabean lagi. Pengiriman barang di wilayah UE dapat seluruhnya dilakukan dengan sarana mobil angkutan atau kereta api (transportasi darat). Keuntungan lainnya adalah beragamnya peraturan dari tiap negara digantikan dengan satu set peraturan dari Uni Eropa sehingga memberikan kemudahan bagi para pelaku bisnis yang berujung pada penghematan biaya. Imporir atau distributor menyalurkan barangnya ke konsumen langsung atau melalui toko-toko serba ada yang berukuran besar ataupun toko-toko khusus yang menjual mebel. Tidak jarang impor dilakukan sendiri oleh toko-toko tersebut baik yang besar maupun menengah/kecil. Saat ini jaringan distribusi mebel dan peralatan rumah tangga IKEA merupakan jaringan pemasaran terbesar eropa. Pasar untuk mebel kayu di Eropa terbuka luas terutama di Jerman. Pada dasarnya pasar Eropa untuk produk mebel kayu distribusinya relatif stabil dengan adanya importir grosir (wholesale importers). Perubahan signifikan terdapat pada meningkatnya segmentasi, terutama pada pasar menengah keatas, dan juga meningkatnya diversifikasi pasar untuk barang-barang yang bersifat sustainable, serta berkembangnya penjualan secara online.
Halaman 18
Gambar 8. Bagan saluran perdagangan15
Pada Gambar 8 di atas dapat dilihat bahwa importir grosir merupakan perantara utama yang menghubungkan eksportir di negara berkembang dengan pengecer di Eropa. Akan tetapi, dengan meningkatnya kompetisi, pengecer skala besar mulai mencoba mengimpor barang-barang mebel kayu secara langsung dan mandiri tanpa perantara. Keuntungannya adalah pengurangan biaya berupa pendapatan importir grosir dan berkurangnya waktu pengiriman ke pasar. Pengecer skala besar ini akan melakukan transaksi tawar menawar yang lebih intensif dengan eksportir di negara berkembang. Selain itu, paradigma bahwa produk merupakan sumber utama dari nilai suatu barang telah bergeser dengan meningkatnya porsi nilai tambahan (added-value) mengutamakan layanan bagi pelanggan yang memuaskan.
15
https://www.cbi.eu/sites/default/files/study/product-factsheet-tropical-timber-furniturecomponents-italy-2014.pdf
Halaman 19
Gambar 9. Segmentasi Industri dan Saluran Distribusi Berdasarkan Skala Industri16
2.5. Hambatan dan Tantangan Lainnya 1. Regulasi Dengan tujuan melindungi konsumen, peraturan yang diterapkan di Uni Eropa semakin ketat dan standar permintaan pasar semakin tinggi. Untuk mematuhi peraturan ini mengkonsumsi biaya yang tidak murah serta waktu yang tidak singkat, sehingga menyebabkan akses yang cukup sulit bagi eksportir negara berkembang, termasuk Indonesia. 2. Sumber produk Hambatan lainnya adalah tersedianya produk-produk yang dibuat di Eropa (Made in Europe). Pemasok utama mebel kayu Italia sebagai besar berasal dari negara di Eropa Timur (Slovenia, Polandia dan Rumania). Negara-negara ini memanfaatkan biaya rendah dan kedekatan mereka dengan produsen furnitur Italia. Relokasi produksi ke negaranegara penerbangan murah memberikan kesempatan bagi eksportir negara berkembang, meningkatkan kesempatan mereka untuk membentuk kemitraan dengan perusahaan Italia. Namun, masih banyak pembeli eceran maupun grosiran memilih untuk membeli barang yang diproduksi lebih dekat dengan lokasi mereka. Hal ini menjadi hambatan bagi Indonesia karena konsumen dapat memperoleh produk dalam waktu yang lebih singkat,
16
https://www.cbi.eu/sites/default/files/study/product-factsheet-tropical-timber-furniturecomponents-italy-2014.pdf
Halaman 20
dapat ditransportasi dalam jumlah yang fleksibel dan tidak perlu penyimpanan dalam jumlah besar. Komunikasi juga menjadi lebih mudah, murah dan fleksibel. Akan tetapi, Indonesia dan negara selain Eropa lainnya dapat unggul dalam hal diversifikasi produk karena tidak semua jenis barang tersedia di Eropa. 3. Ketersediaan bahan alternatif pengganti kayu Bahan baku pengganti kayu untuk mebel sangat banyak tersedia di Italia. Jenis-jenis kayu musiman dari Amerika Utara dan Eropa banyak digunakan sebagai pengganti. Selain itu, mebel dari Kayu Plastik Komposit sangat populer di pasar Italia, terutama untuk aplikasi luar ruangan. Namun demikian, karakteristik teknis dan kualitas lingkungan dari kayu yang berkelanjutan sulit untuk ditandingi. Oleh karena itu Indonesia dapat menonjolkan keunggulan produk kayu yang bersifat natural, apalagi jika didukung dengan program sustainabilitas (rehabilitas kayu). 4. Hambatan dalam Negeri Indonesia Dalam empat tahun ini, nilai ekspor mebel meningkat sebesar 5 miliar dolar AS. Meski meningkat, terdapat permasalahan pada penerapan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK). Dari sekitar 5 ribu eksportir, hanya 600 sampai 700 saja yang memiliki SVLK. Persyaratan tersebut masih menjadi kendala bagi pengusaha karena banyak yang belum siap meski sudah ditangguhkan selama satu tahun. Apabila dikalkulasikan, angkanya tidak begitu besar. Sekitar 100 miliar rupiah untuk membiaya SVLK ini bagi UKM. Pengusaha kecil keberatan karena biaya yang cukup mahal dalam sistem tersebut. Saat ini dalam memperoleh SVLK biaya yang dikeluarkan sekitar 20 hingga 50 juta rupiah. Apabila pemerintah memang menyatakan SVLK bagus, kemudahan akses setidaknya harus diberikan.17
17
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/bisnis/14/03/11/n29lpl-ekonomi-industri-potensiindonesia-dalam-industri-olahan-rotan-dan-kayu
Halaman 21
BAB III PELUANG DAN STRATEGI Untuk mengkaji peluang dan strategi untuk meningkatkan nilai impor Indonesia ke Italia untuk produk mebel kayu, dilakukan perbandingan beberapa komponen penting dengan negara-negara yang memiliki peringkat terdekat dengan Indonesia baik di atas maupun dibawah, baik dari Eropa maupun Asia. Dapat dilihat pada Tabel 5 bahwa nilai impor dari negara-negara seperti Vietnam, Inggris, Bulgaria dan Taiwan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Perlu diperhatikan bahwa bulgaria di tahun 2010 memiliki nilai yang sangat kecil, namun dalam 5 tahun terakhir menunjukkan kinerja pertumbuhan yang sangat signifikan. Hal ini tentu dapat menjadi ancaman bagi Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan strategi-strategi spesifik untuk meningkatkan nilai ekspor mebel kayu dari Indonesia ke Italia. Strategi tersebut antara lain: Tabel 5. Daftar Negara Pengimpor dengan Nilai Impor terdekat dengan Indonesia
Peringkat
Nama Negara
2010
2011
2012
2013
2014
Trend (%) 2010-2014
Change (%) 2013/14
13
Vietnam
30.75
31.30
22.62
19.69
20.55
-4.70
4.37
14
Inggris
20.57
18.34
16.76
15.71
16.56
-0.61
5.39
15
Indonesia
33.45
27.17
21.16
16.14
15.68
-13.92
-2.86
16
Bulgaria
5.79
8.75
10.82
11.91
15.61
20.14
31.15
17
Taiwan
22.87
20.90
14.81
16.70
15.58
2.58
-6.72
1. Eksplorasi sumber daya lokal Indonesia harus terus mengeksplorasi ketersediaan bahan baku dari banyak pulau-pulau di seluruh Indonesia. Pulau seperti Irian, Enggano, Ambon, Aceh, hingga Nusa Tenggara Barat bisa terus digali dalam memperoleh bahan baku. 2. Harga Penentuan harga mebel kayu tropis dilakukan dengan menambahkan sejumlah aspek seusai proses impor. Oleh karena itu, jika terdapat peluag untuk menambah nilai lebih sebelum mengekspor, misalnya dengan mengekspor produk yang lebih canggih, dapat memberikan margin yang lebih tinggi. Untuk meningkatkan harga mebel Anda, unsurunsur estetika dan desain bersama-sama dengan bahan yang digunakan merupakan hal yang paling penting (terutama ketika bagian furnitur Anda digunakan sebagai komponen eksterior). Kualitas kayu disepakati, berdasarkan spesifikasi seperti: noda, knot, getar akhir, cetakan, papan melengkung, lubang serangga, istirahat, perbaikan, dll. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi harga dari bagian-bagian mebel kayu tropis di pasar Italia. Yang paling penting termasuk: - Ketersediaan jenis kayu: Jika spesies sudah tersedia atau ada keterbatasan Halaman 22
- Nilai tambahan dari negara asal: Berapa banyak proses yang dilakukan di dalam negara penghasil - Keberlanjutan: produk bersertifikat lebih biasanya lebih mahal - Volume: lebih menguntungkan untuk permintaan dalam jumlah besar
Gambar 10. Rincian Komponen Harga Mebel Kayu di Italia
3. Kekuatan Pembeli Faktor yang sangat menentukan dalam kompetisi di pasar kerajinan tangan adalah tingginya kekuatan pembeli (powerful buyer) dan persaingan yang ketat antar penyedia barang. Indonesia harus mampu bernegosiasi dan menghasilkan perjanjian jangka panjang dengan pemasok di Italia 4. Fleksibilitas dalam jumlah Kemampuan untuk memasok furniture kayu tanpa pecahan, lubang, tanda-tanda pembusukan, noda dan knot merupakan syarat penting, bersamaan dengan kapasitas untuk menyediakan dalam jumlah yang konsisten. Pada saat yang sama, pemasok harus cukup fleksibel untuk meningkatkan jumlah mereka dalam kasus permintaan untuk produk tertentu yang terus meningkat. Untuk menjaga karakteristik ini, produsen mebel memilih untuk terlibat dalam hubungan jangka panjang dengan pemasok mereka. Pastikan adanya komunikasi dengan pembeli mengenai kapasitas ketersediaan yang dapat dipenuhi. Jika Indonesia dapat menyediakan komponen kayu furnitur tanpa retak dan noda, dan telah dikeringkan dengan baik, Indonesia akan berada dalam posisi yang lebih menguntungkan untuk memasuki pasar Italia. 5. Produk Khusus dan Standar Pasar mebel di Italia terutama berupa pasar dengan produk yang bersifat khusus yang sudah disesuaikan dengan selera konsumen. Produsen mebel kayu Italia, dalam upaya mereka untuk membedakan diri dari pesaing mereka, akan menahan diri dari menawarkan produk standar dan akan mempromosikan desain yang unik. Ini berarti bahwa, pembeli mungkin akan memerlukan desain dan spesifikasi tertentu, untuk bagian furnitur kayu tropis mereka. Menyediakan berbagai macam bagian custom-made akan menambah nilai besar untuk produk Anda. Cerita pemasaran di belakang produk Anda (seperti menggunakan asal eksotis bahan baku dan sifat alami) dapat memberikan keuntungan tersendiri.
Halaman 23
6. E-commerce E-commerce menjadi semakin populer dalam pasar mebel Italia. Sebagai pasar furnitur merupakan bagian dari perdagangan B2B, peran sebuah website yang dirancang dengan baik adalah penting untuk menarik pembeli kayu tropis dari bagian mebel di Italia. Pembeli Italia menghargai situs yang terstruktur dengan indikasi yang jelas dari produk yang tersedia, bersama-sama dengan gambar dan spesifikasi teknis mereka. Asosiasi perdagangan Italia adalah aktor penting dalam tren ini, karena telah meluncurkan platform untuk produsen kecil dan menengah dan grosir furnitur, untuk menampilkan produk mereka secara online. Menampilkan produk Anda pada halaman web menggunakan foto dan video berkualitas baik dapat menjadi titik penjualan penting. Pada saat yang sama, komunikasi melalui Linkedin dan media sosial lainnya dapat membantu Anda jaringan dengan pembeli potensial furniture parts. 7. Target pasar tertentu (High-end) Dengan mentargetkan penjualan pada pasar level atas (high-end market) dengan barang yang unik, Indonesia dapat membedakan produknya dari para kompetitor karena tidak tersedianya barang pengganti atau substitusi. Fleksibilitas dalam bahan utama disertai dengan unsur ramah lingkungan dan sustainabilitas tentunya dapat menjadi strategi yang menguntungkan bagi Indonesia. Beberapa strategi untuk meningkatkan daya saing Indonesia dalam memasarkan kerajinan tangan antara lain: 8. Konsep bisnis dan target pasar yang jelas dan tepat Jumlah segmentasi pasar semakin bervariatif seiring dengan bertambahnya keinginan pembeli untuk berbeda dari komunitasnya. Pembeli mengharapkan adanya suatu identitas khusus oleh karena pemilikan suatu produk. Semakin unik dan berbeda suatu produk, semakin mudah pembeli menemukan identitas khusus ini, dan mendorong pada meningkatnya loyalitas dan berkurangnya sensitivitas terhadap harga. Dengan menargetkan produksi pada jenis pasar seperti ini, misalnya menerapkan prinsip “more for less” tentunya dapat menjadi strategi yang dapat meningkatkan daya saing Indonesia. Diferensiasi produk dapat berupa kerajinan tangan kuno atau berdasarkan tradisi tertentu, desain yang inovatif dan fungsional, orisinalitas dan lain sebagainya. 9. Green-Market Dampak pada lingkungan dan social menjadi perhatian utama bagi konsumen saat ini dalam berbagai bentuk yang berbeda. Indonesia dalam hal ini dapat menjual produkproduk ramah lingkungan misalnya dengan menggunakan kayu alami yang juga diproses secara ramah lingkungan. Selain itu, dampak sosial dapat dipromosikan dengan menyatakan bahwa setiap produk dapat membantu pertumbuhan ekonomi rakyat Indonesia sebagai negara berkembang. Tentunya setiap promosi yang dilakukan perlu disertai dengan bukti yang dapat ditunjukkan pada konsumen. Berbagai jenis sertifikasi juga dapat dilakukan untuk setiap produk, dalam hal ini berkaitan dengan klaim produk ramah lingkungan.
Halaman 24
10. Partisipasi dalam pameran dagang dan seni Pada umumnya, kegiatan ini diikuti oleh banyak kalangan, seperti produsen dan perajin, eksportir dan importir, kolektor, asosiasi produsen kerajinan, instansi pembina pengrajin, pemerintah provinsi, pemerintah kota, pemerintah daerah, perbankan dan perusahaan penunjang lainnya. Acara ini merupakan one-stop event bagi para pelaku industri kerajinan yang ingin mengetahui dunia lifestyle, sekaligus kesempatan baik untuk mencari pelaku ekspor-impor di negara terkait dan melakukan kerjasama bisnis dengan produsen kerajinan serta perajin. Dalam mengikuti pameran ini, Indonesia harus dapat menunjukkan portofolio produk yang baik pada penyelenggara sehingga dapat memenuhi kriteria sesuai standar penyelenggara. 11. Sustainabilitas dan legalitas Permintaan akan kayu tropis yang berasal dari sumber yang berkelanjutan menigkat secara di antara negara-negara anggota Uni Eropa. Pelaksanaan Peraturan mengenai produk Kayu di Uni Eropa bergerak menuju arah ini, memastikan bahwa kayu tropis yang diimpor di Uni Eropa telah memiliki sertifikasi berupa sumber yang terverifikasi secara legal, seperti FSC dan PEFC. Memenuhi persyaratan sertifikasi tersebut akan menjadi penting.
Halaman 25
BAB IV INFORMASI PENTING 4. 1 Alamat dan Website Penting -
-
-
-
-
-
-
Institusi di Italia sehubungan dengan kesenian dan budaya: http://www.beniculturali.it/mibac/export/MiBAC/index.html Federasi Italia dari Industri Kayu dan Mebel http://www.federlegno.it Website untuk mengetahui tariff pajak (impor duty): http://www.dutycalculator.com/dc/180412547/antiques-collectibles/artsmonuments/original-work-sculptures/import-duty-rate-for-importing-woodenhandicrafts-furniture-from-india-to-italy-is-0/ Badan hukum di Italia yang mengatur kegiatan Impor khususnya VAT: Agenzia delle Entrate (Revenue Agency) Centro Operativo di Pescara (Pescara´s Operative Centre) Sezione Rimborsi IVA ai non residenti (VAT refunds to non-residents Section) Via Rio Sparto 21 I-65100 Pescara Tel: (+39) 085 577 2204 Fax: (+39) 085 577 2325 Email:
[email protected] Website:http://www.agenziaentrate.gov.it/wps/content/Nsilib/Nsi/Documentazi one/Fiscalita+internazionale/ Kedutaan Italia di Indonesia. Jl. Dipenogoro 45 Jakarta 10310, Indonesia. Kamar Dagang Italia di Indonesia. Italian Business Association Indonesia (IBAI). Wisma BRI II, 15th Floor, Suite 1501 Jend. Sudirman No. 44 46 Jakarta 10210 IndonesiaTel: +62 (21) 571-3540 ; Fax: +62 (21) 571-9013. Email:
[email protected]. Kontak person: Dr. Luigi Carlo Gastel (President) Promosi Perdagangan Indonesia di Italia. ITPC MILAN, Via Vittor Pisani No.8 Piano 6° Milan, Italia. Perwakilan Indonesia di Italia. Ambasciata della Repubblica di Indonesia, Via Campania 53-55,00187 Roma, Italia.Tel: +39064200911; Fax: +39064880280 / +390648904910 Pihak Yang Dihubungi Bila Terjadi Dispute. Departemen Perdagangan Luar Negeri Italia (Instituito Nazionale per il commercio) Estero http://www.ice.gov.it/. Kementrian perdagangan Italia http://www.mincomes.it/. atau http://europa.eu/abc/governments/index_en.htm Untuk Memastikan Nilai Mata Uang Euro dengan mata uang lainnya, dapat dilakukan dengan mengakses http://www.oanda.com/Atau dapat juga melalui Euromonitor International (agensi riset) E-mail: mailto:
[email protected]://www.euromonitor.com International Chamber of Commerce. E-mail: mailto:
[email protected]. http://www.iccwbo.org Halaman 26
-
-
-
-
-
International Trade Centre UNCTAD/ WTO E-mail: mailto:
[email protected]. http://www.intracen.org Pameran Perdagangan. Macef (http://www.fmi.it/macef) dan pameran furniture terpenting di dunia Salone del Mobile http://www.salonemilano.it/it/Website. Tentang Informasi terbaru mengenai pameran perdagangan Internasional Miller Freeman: http://www.dotfood.com/schedule/index.htm Organisasi Promosi Perdagangan Italia ICE, National Institute for Foreign Trade. Address: Via Liszt 21, 00144 Rome, Italy. Telephone: (39) 6-59921 Telefax: (39) 6-59926900 Prosedur Impor EU http://www.exporthelp.europa.eu/thdapp/display.htm?page=rt/rt_EUImportProc edures.html&docType=main&languageId=EN EU Expanding Exports Helpdesk - http://exporthelp.europa.eu - go to ‘trade statistics’. Eurostat - http://epp.eurostat.ec.europa.eu/newxtweb - statistical database of the EU. Register for the International Trade Statistics site – http://www.trademap.org International Tropical Timber Organisation- http://www.itto.int Manuale Tecnico EcoLabel per Mobili in Legno (Ecolabel’s Technical Manual for Timber Furniture): http://www.isprambiente.gov.it/files/ecolabel/documentiprodotti/mobililegno/manualetecnico-mobiliinlegnorev.pdf Beberapa Importir produk mebel kayu di Italia: o Bambu Design Viale Gran Sasso 50 Milano Tel. 02 70636388 http://www.bambudesign.it o Arte Brotto Via Pigna, 36 – 36027 Rosa (VI) Italia Tel. +390424560560 http://www.artebrotto.com o Tosato Via Masaccio, 8 - 37053 Cerea Verona Italy Telefono: +39 0442 83333 Email:
[email protected] http://www.tosato.com
Halaman 27