2015 MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK PAKAIAN WANITA (HS 6104) DI ITALIA
INDONESIAN TRADE PROMOTION CENTER ITPC MILAN Via Vittor Pisani, 8 – 6° Piano 20124 Milan (MI), ITALY Tel. +39 02 3659 8182 Fax. +39 02 3659 8191
ITPC MILAN Via Vittor Pisani, 8 – 6° Piano 20124 Milan (MI), ITALY Tel. +39 02 3659 8182 Fax. +39 02 3659 8191
[email protected] 1
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR
3
I.
PENDAHULUAN
8
I. 1 Pemilihan Produk
9
I. 2 Profil Geografi Italia
14
II.
POTENSI PASAR PRODUK PAKAIAN WANITA WANITA DI ITALIA II. 1 Ekspor Produk Pakaian Wanita Italia ke Dunia
16
II. 2 Potensi Pasar Produk Pakaian Wanita di Italia
19
II. 3 Regulasi Impor Produk Pakaian Wanita di Italia
23
II. 4 Saluran Distribusi Produk Pakaian Wanita di Italia II. 5 Hambatan dan tantangan Lainnya III.
IV.
31 32
PELUANG & STRATEGI III. 1 Peluang
33
III. 2 Strategi
34
INFORMASI PENTING
37
2
KATA PENGANTAR
Dalam upaya penyediaan informasi pasar produk 10 – 10 – 3 dan sesuai dengan keputusan Menteri Perdagangan RI No. 706/M-DAG/KEP/9/2011 tentang Pedoman Penyusunan dan Mekanisme Pelaporan Perwakilan Perdagangan di Luar Negeri, ITPC Milan, Italia telah melakukan penyusunan Market Brief yang didasarkan pada studi literatur (desk study). Informasi pasar ini diharapkan dapat berguna sebagai dasar pengambilan kebijakan oleh pimpinan dan atau sebagai bahan referensi pelaku usaha dibidangnya. Penulisan Market Brief merupakan rangkaian kajian yang terus dilakukan selama 1 tahun untuk memenuhi target yaitu menyiapkan 10 Market Brief.
Pada topik ini dipilih produk pakaian wanita (HS 6104) sesuai data yang mengindikasikan bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar serta adanya peluang pasar untuk produk pakaian wanita di Italia. Di dalam Market Brief ini akan diinformasikan mengenai latar belakang pemilihan produk, profil Italia, potensi pasar, serta peluang dan strategi memasuki pasar di Italia.
Untuk itu penyusunan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang berguna bagi pihak Pemerintah maupun Swasta di Indonesia, khususnya bagi kalangan eksportir dan pengusaha produk terkait dalam menyikapi peluang ekspor di italia.
3
Disadari sepenuhnya bahwa penulisan laporan ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik yang membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan penulisan ini sangat kami harapkan.
Semoga Laporan Market Brief ini dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membutuhkan informasi tentang produk pakaian wanita
Milan, Desember 2015 Kepala ITPC Milan Agung Pramudya FR.
4
Abtraksi Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) memainkan peranan penting dalam meningkatkan orientasi ekspor di negara-negara Asia, seperti Indonesia, Hong Kong, Singapura, Taiwan, Korea Selatan, Malaysia, Cina, Thailand, dan Vietnam. Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa Indonesia. Selain mempunyai kontribusi yang besar di dalam PDB dan devisa, industri TPT juga menyerap banyak tenaga kerja, baik yang bekerja secara langsung ataupun tidak langsung.
Di Eropa, tekstil dan pakaian jadi merupakan sektor utama bagi industri dengan turnover tahunannya mencapai 215 miliar Euro dan menyerap tenaga kerja sebanyak 2,7 juta orang. Selain itu, penjualan pakaian wanita di negara-negara Eropa mengalami peningkatan selama paruh pertama tahun 2015, yaitu sebesar 0.6% di Perancis, 0.9% di Jerman, 5.0 % di Inggris dan 2.2% di Spanyol.
Di Italia sendiri, transaksi retail mencatatkan pertumbuhan tertinggi di dalam 5 tahun terakhir selama paruh pertama 2015 (terdapat kenaikan sebesar 0.5 % dibandingkan dengan paruh pertama 2014). Berdasarkan data Istat, penjualan pakaian wanita mengalami peningkatan 0.3% sedangkan penjualan produk sepatu dan barang-barang yang terbuat dari kulit mengalami peningkatan sebesar 0.6%. Peningkatan ini menunjukkan bahwa pemulihan dalam penjualan retail domestik terus berlanjut dalam paruh kedua 2015.
Berdasarkan distribusi di pasar fashion Eropa tahun 2014, tiga pasar terbesar adalah Jerman, Inggris dan Italia yang mewakili hampir separuh dari sektor retail pakaian wanita di Eropa. Jerman memiliki market share sebesar 19.8%, disusul Inggris dengan 19.1% dan Italia dengan 16.7%. Sementara itu, pada tahun 2014, Indonesia hanya menguasai market share sebesar 0.99% dari total impor Italia untuk produk HS 6104. Nilai impor Italia terhadap produk dari Indonesia jauh melebihi nilai ekspor Italia ke Indonesia dalam hal produk pakaian wanita (HS6104). Total nilai impor Italia terhadap produk pakaian wanita dari Indonesia adalah sebesar US$ 9.05 juta pada tahun 2014 sedangkan total nilai ekspor Italia
5
ke Indonesia untuk produk pakaian wanita hanya sebesar US$ 0,27 juta pada tahun 2014.
Italia memiliki 4 musim. Musim gugur di Italia Utara, Tengah, dan Selatan berturutturut adalah adalah 7°C, 12°C, dan 16°C. Musim dingin dimulai dari minggu ketiga Desember hingga pertengahan bulan Maret. Suhu di Italia Utara mencapai -2°C dan maksimum 5°C. Di Italia Tengah, suhu minimum mencapai 4°C dan maksimum 13°C.
Sementara itu untuk Musim semi yang dimulai pada pertengahan Maret sampai dengan pertengahan Juni, suhu di Italia Utara berkisar pada 4º C mínimum dan 21º C maksimum. Italia Tengah berkisar pada 6º C sampai 25º C dan di Italia Selatan 16º C mínimum dan 25 º C maksimum. Sedangkan pada musim panas yang dimulai pada pertengahan Juni sampai dengan minggu kedua September, suhu mínimum di Italia Utara, Tengah dan Selatan berturut-turut adalah 16º C, 19º C dan 23º C dengan suhu maksimum antara 30º C - 40º C.1 Suhu yang cukup dingin, berangin dan tingginya curah hujan di musim gugur dan musim dingin serta suhu yang cukup hangat di musim semi dan musim panas menjadi salah satu faktor penting akan kebutuhan produk HS 6104.
Potensi ekspor produk HS 6104 ke Italia tidak hanya didukung oleh faktor iklim saja yang jelas memiliki peran penting dalam memberikan kontribusi terhadap kenaikan trend impor produk HS 6104 dari dunia pada periode tahun 2010-2014 sebesar 8,15 %, tetapi juga oleh faktor budaya berbusana di Italia. Budaya “la bella figura” atau memberikan kesan yang baik adalah salah satu bagian dari tradisi masyarakat Italia, salah satunya melalui busana yang dikenakan. Fashion dianggap sebagai bagian penting dalam kultur Italia.
Oleh karena itu, kita dapat mengambil hipotesis awal bahwa peluang Indonesia untuk meningkatkan ekspor produk pakaian wanita (HS 6104) ke Uni Eropa
1
http://www.italylogue.com/weather
6
khususnya Italia sangat besar. Untuk dapat mengambil peluang tersebut, maka Indonesia perlu melakukan beberapa langkah strategis sebagai berikut: a. Strategi produksi Strategi ini meliputi manufaktur dengan mengutamakan konsep Corporate Social Responsibility (CSR). Produk ekologis, organik, atau teknis dan pengurangan Carbon footprint. b. Strategi produk Strategi ini meliputi memberikan layanan kepada retailer-retailer Eropa, dalam bentuk kontribusi membantu pemenuhan selera konsumen dan memberikan peningkatan kualitas layanan bagi pengimpor. c. Strategi transaksi d. Strategi ini meliputi membangun hubungan baik dengan pembeli dan menjamin transparansi dalam proses distribusi produk dan memperluas saluran distribusi e. Strategi promosi Strategi ini meliputi partisipasi dalam pameran berskala internasional seperti Milan Fashion Week, dan sebagainya serta bekerja sama dengan ITPC setempat untuk membangun citra Indonesia yang positif, serta melakukan promosi penjualan langsung ke konsumen melalui website, dan penggunaan media sosial dan media fashion sebagai sarana untuk mempromosikan perusahaan atau produk
7
I.
PENDAHULUAN
Eropa masih merupakan tujuan ekspor sektor apparel yang menarik bagi negaranegara berkembang walaupun krisis ekonomi belakangan ini telah membuat konsumsi produk apparel cenderung menurun di Eropa. Konsumsi sektor apparel diperkirakan tetap berkembang antara tahun 2012-2017. Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di Eropa memiliki investasi sebesar kurang lebih 4 milyar Euro pada tahun 2014. Seiring dengan kebangkitan dalam aktivitas bisnis di Eropa dimana perdagangan eksternal EU menjadi lebih dinamis, sekitar 173 ribu perusahaan di industri TPT memiliki nilai ekspor sebesar 43 milyar euro dan nilai impor sebesar 99 milyar euro dari negara-negara berkembang.2 Pada tahun 2014, produk HS 6104 (yang merupakan sub-bagian dari industri TPT) dari Indonesia menempati market share sebesar 0.99% dari total impor HS 6104 Italia dari dunia. Indonesia termasuk dalam 20 besar negara pemasok produk HS 6104 ke Italia. Indonesia bersaing dengan Belanda, Inggris dan Portugal yang memiliki market share setara, yaitu di bawah 3%. China masih menduduki peringkat pertama dalam pasar produk HS 6104 di Italia, yaitu dengan dominasi market share sebesar 19,94 %. Secara garis besar, dalam kurun waktu 2013-2014 terjadi penurunan ekspor produk HS 6104 di Italia sebesar -0,23%. Di antara dua puluh besar negara pengekspor HS 6104 bagi Italia, Indonesia termasuk negara yang mengalami penurunan nilai ekspor sebesar -12,11%, yaitu dari 10,29 juta USD pada tahun 2013 menjadi 9,05 juta USD pada tahun 2014.
2
Fashion Economic Trends-Camera Nazionale della Moda Italiana
8
I. 1 PEMILIHAN PRODUK
Industri fashion di Eropa adalah industri yang mengalami perubahan cukup pesat setiap tahunnya, dimana trend gaya, bahan, dan warna busana cenderung berganti pada setiap musim. Disamping jenis bahan (serat buatan, katun dan wol), warna juga merupakan hal penting lainnya yang perlu diperhatikan. Di italia, trend warna busana berubah seiring bergantinya musim. Pada musim dingin, busana yang dikenakan umumnya memiliki dominasi warna gelap seperti hitam, abu-abu, dan coklat tua. Pada musim semi dan musim panas, busana yang dikenakan cenderung menggunakan warna terang dan bermotif. Sementara, busana yang dikenakan pada musim gugur cenderung berwarna coklat, oranye, kuning, merah, dan juga warna-warna netral gelap seperti hitam dan abu-abu. Untuk pakaian wanita, umumnya terbagi dalam berbagai kategori seperti Baju Terusan (dress), Rok, Celana Panjang, Jaket, Blazer, Mantel berupa aksesoris pendukung seperti gelang, kalung dan sebagainya.
9
Sumber: Getty Images
Secara garis besar, pasar sektor apparel dibedakan menjadi enam segmen. Segmentasi pasar selengkapnya dapat disimak pada Tabel 1. Segmen terbawah ditandai dengan adanya produksi massal dengan kualitas produk mendasar. Semakin ke atas, kualitas barang yang diproduksi semakin baik dan jumlah item yang diproduksi pun semakin terbatas dan eksklusif. Berdasarkan klasifikasi tersebut, terlihat bahwa harga produk pakaian wanita jadi berbanding lurus dengan kualitas dan ekslusifitasnya.
Tabel 1: Segmentasi pasar produk pakaian jadi di Eropa Segmentasi High-end Haute Couture
Kualitas
Kualitas unggul dengan jumlah produksi sedikit-sedang High end Kualitas Pret-a-Porter unggul dengan jumlah produksi sedikit-sedang Menengah Kualitas bagus ke atas dengan jumlah produksi sedikit-sedang
Range harga Lebih dari 1000€ 120€1000€
100€500€
Branding Brand-brand eksklusif dengan desainer terkenal Brand-brand eksklusif dengan desainer terkenal Brand-brand dengan desainer yang tidak begitu kondang, menekankan
Saluran distribusi
Volume Pemesanan
Jumlah Toko Cabang -
Toko-toko desainer
Kurang lebih 300 potong
Toko-toko desainer dan toko-toko independen khusus Toko-toko independen dan department store eksklusif
500-1500 potong
Antara 10-25
1500-4500 potong
Antara 25-35
10
pentingnya branding
Menengah
Kualitas bagus 60€dengan jumlah 200€ produksi sedang
Brand tunggal, dan menekankan pentingnya branding
Menengah ke bawah
Kualitas sedang dan diproduksi dalam skala sedang-besar
20120€
Privat, sebagian dengan branding
Bawah
Komoditas produksi masal dengan kualitas dasar
2-20 €
Privat, tanpa brand
Toko-toko independen, toko cabang, department store, pemesanan lewat pos Toko-toko independen, toko cabang, department store, pemesanan lewat pos Factory outlet, hypermarket
1000-10.000 potong
Lebih dari 50
5000-30.000 potong
Lebih dari 100
10.00050.000, 50.000100.000 potong
Lebih dari 150
Sumber: Cbi.nl
Orientasi konsumen Eropa terhadap pakaian wanita berkaitan erat dengan budaya. Gaya berpakaian ditentukan oleh status sosial, umur, kepentingan bisnis, dan tradisi. Di negara-negara Eropa khususnya di Italia, setiap konsumen memiliki kecenderungan yang berbeda-beda dari segi orientasi berbusana, preferensi kualitas dan harga. Trend fashion menjadi hal yang tersebar dengan mudah melalui media pers dan internet.
11
Berikut ini daftar 20 negara pemasok terbesar produk HS 6201 bagi Italia: Skema 1 : Negara-negara pemasok produk HS 6104 di Italia tahun 2014 1.39
1.11
0.99 0.95
0.87
0.91
Cina
1.87 2.70
2.91
Perancis Bangladesh
19.94
3.06
Romania Belgia
3.96
Turki
4.61 10.21 5.26
Spanyol Jerman Kroasia
5.26
9.19 5.82 5.83
6.27
Bulgaria India Belanda
Sumber: Elaborasi data WTA
Dari data tersebut, 3 negara peringkat teratas adalah Cina, Perancis dan Bangladesh, sementara Indonesia merupakan negara penyuplai ke-17 terbesar bagi Italia untuk produk HS 6104 pada tahun 2014. Ekspor produk HS 6104 dari Indonesia ke Italia mencatat trend kenaikan sebesar 9,28 % dalam kurun waktu 2010-2014, meskipun dalam kurun waktu 2013-2014 mengalami penurunan sebesar -12,44%. Impor produk HS 6104 Italia dari Indonesia dalam kurun waktu 2010-2014 mengalami kenaikan sebesar 3,45%, meskipun dalam kurun waktu 2013-2014 mengalami penurunan sebesar -12,11%, seperti yang tertera di dalam Tabel 2 dibawah ini.
12
Tabel 2 : Neraca Perdagangan HS 6104 Italia dengan Indonesia (Million USD) Italia-Indonesia Balance of Trade - HS 6104 (Women or Girl Suits, Ensembles) 2010 - 2014 Value: Million USD
Export Import Balance of Trade
Trend (%) 10-14
Change (%) 14/13
0.27
9.28
-12.44
10.29
9.05
3.45
-12.11
-9.98
-8.78
2010
2011
2012
2013
2014
0.06
0.17
0.23
0.31
4.42
6.38
8.45
-4.36
-6.21
-8.23
Source: WTA/Istat
Dari 20 negara pemasok produk HS 6104 bagi Italia, Indonesia merupakan negara yang mencatat peningkatan ekspor year-on-year secara konsisten ke Italia pada kurun waktu 2010 - 2013, meskipun ada penurunan yang relatif signifikan pada 2013-2014. Sementara itu pemasok produk terbesar seperti Cina dan Perancis justru mengalami fluktuasi tahunan dalam volume ekspor produk HS 6104 ke Italia selama kurun 2010-2014. Skema 2 : Fluktuasi kinerja impor HS 6104 Indonesia di Italia (2010-2014)
Nilai Import (Juta USD)
Dinamika Import HS 6104 dari Indonesia (20102014) 12 10 8 6 4 2 0
10.29 8.45
9.05
6.38 4.42
2010
2011
2012
2013
2014
Tahun
Sumber: Elaborasi data WTA
13
I.2 Profil Geografi Italia
Italia sebelah utara berbatasan langsung dengan empat negara Eropa yaitu Perancis, Swiss, Austria dan Slovenia. Memiliki posisi yang strategis yaitu berada di tengah-tengah antara
Eropa
dan
Afrika,
Italia
meiliki
keuntungan sebagai negara yang memberikan akses
ke
negara-negara
Eropa
Utara,
negaranegara Mediterania dan negara-negara Eropa Timur. Wilayah Italia meliputi luas kedaulatan 301.340 km2 termasuk dua pulau utama yaitu pulau Sisilia dan pulau Sardinia, yang merupakan dua pulau utama di samping 38 pulau lainnya. Italia memiliki dua teritorial yang independen yaitu Kota Vatican dan Republik San Marino. Kota perdagangan di Italia adalah Milan dengan GDP per kapita pada awal tahun 2014 mencapai € 35.137. Milan disebut-sebut sebagai salah satu kota utama untuk keuangan dan bisnis dimana GDP-nya merupakan ke-4 tertinggi di Eropa dan ke-26 tertinggi di dunia. Milan juga menduduki 20 besar sebagai kota dengan finansial terbaik. Berdasarkan estimasi sensus yang dilakukan oleh ISTAT pada Desember 2013, populasi di Italia mencapai 60.782.668 jiwa dengan dua wilayah berpenduduk terbesar di wilayah Italia-Utara sebanyak 27 % dari jumlah populasi dan wilayah Italia-Selatan sebanyak 23 % dari jumlah populasi
14
Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Italia. Mayoritas penduduk Italia beragama Katolik dengan persentase sebesar 83%. Italia dikenal sebagai negara yang penuh dengan peninggalan sejarah dan jenius dalam kebudayaan. Saat ini Italia memiliki 400 buah museum, galeri dan situs arkeologi. Italia memiliki fasilitas transportasi yang sangat baik, dimana jaringan kereta api dikontrol oleh Trenitalia, Ferrovie dello Stato (Perusahaan Kereta Api Italia) yang rata-rata mengangkut setidaknya 23,3 juta ton komoditas sejak tahun 2005 dan kecenderungan jumlah penumpang yang selalu meningkat. Jaringan jalan raya untuk pengangkutan kargo dan truk serta transportasi penumpang juga terus bertambah. Sementara komoditas minyak menggunakan pelayaran sebagai moda transportasi utama dengan jaringan pelabuhan antara lain di Genova, La Spezia, Napoli, Trieste, Livorno dan Venezia. Untuk moda penerbangan, Italia telah mengalami pertumbuhan yang signifikan sejak tahun 2005 dimana tercatat setidaknya terdapat 48,9 juta penumpang domestik dan 63,2 juta penumpang internasional. Italia telah membangun dua bandara udara yang modern di Roma yaitu Fiumicino dan Ciampino serta dua di Milan yaitu Linate dan Malpensa yang mencatat 50% kedatangan dan penerbangan internasional dilakukan di Milan. Beberapa sektor yang turut mendukung kondisi ekonomi Italia diantaranya adalah sektor pos dan telekomunikasi. Italia telah mengalami reorganisasi yang dilakukan pada tahun 2004 dimana Italia berhasil menggabungkan 3.440 perusahaan skala kecil menjadi beberapa perusahaan skala besar. Beberapa perusahaan komunikasi yang berskala multinasonal antara lain: Vodavone, Telecom, Tele2, Wind, H3g serta memiliki pasar yang terus berkembang, dimana 70% populasi
15
memiliki setidaknya satu telepon selular. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Italia juga mulai memberikan insentif kepada perusahaan swasta. Italia juga memiliki sistem IT yang sangat baik pada kantor-kantor administrasi lokalnya. Otoritas sektor perbankan Italia berada di bawah Bank of Italia yang berdasarkan hukum perbankan Eropa bertanggung jawab sebagai peninjau, pemeriksa serta menganalisa sistem perbankan di seluruh negeri.
II.POTENSI PASAR PRODUK PAKAIAN WANITA DI ITALIA II.1 Ekspor Produk Pakaian Wanita Italia ke Dunia
Berdasarkan Tabel 3, ekspor HS 6104 ke dunia pada tahun 2014 mengalami penurunan year-on-year sebesar -0,23 %, meskipun secara keseluruhan menunjukkan trend kenaikan sebesar 2,12 % selama periode 5 tahun terakhir (2010-2014). Kenaikan ekspor ini tidak lain dilatarbelakangi oleh semakin maraknya perusahaan manufaktur dan desain produk pakaian wanita Italia yang diakui sebagai inovator dan trendsetter moda dunia melakukan ekspansi ke pasar internasional yang saat ini dinilai jauh lebih menguntungkan dibandingkan pasar dalam negeri.
16
Tabel 3 : Kinerja Ekspor Produk Pakaian Wanita Italia dengan Dunia (20102014) Italia-World Balance of Trade - HS 6104 (Women or Girl Suits, Ensembles) 2010 - 2014 Value: Million USD
Export Import Balance of Trade
Trend (%) 10-14
Change (%) 14/13
859.25
2.12
-0.23
836.04
909.13
8.15
8.74
25.17
-49.89
2010
2011
2012
2013
680.42
800.41
823.94
861.21
659.23
805.68
777.31
21.19
-5.27
46.63
2014
Source: WTA/Istat
Sumber: Elaborasi data Istat
Di pihak lain, Impor HS 6104 Italia dari dunia pada tahun 2014 mengkontribusikan total nilai sebesar 909,13 juta USD atau meningkat 8,74 % dibandingkan dengan tahun sebelumnya senilai 836,04 juta USD. Dalam jangka periode 5 tahun terakhir (2010-2014), masih terlihat trend positif pada impor HS 6104 Italia dari dunia sebesar 8,15 %. Pada tahun 2012, Italia terlihat mengalami penurunan permintaan impor untuk produk HS 6104 menyusul jatuhnya daya beli konsumen domestik akibat krisis. Dengan lebih besarnya nilai impor dibandingkan nilai ekspor Italia untuk produk HS 6104 dari dunia pada 2014, maka Italia mencatat adanya defisit sebesar 49,89 juta USD pada neraca perdagangannya dengan dunia untuk produk HS 6104.
Kinerja ekspor produk pakaian wanita Italia ke negara lain di dunia dapat dilihat pada Tabel 4. Secara keseluruhan, Italia mengalami penurunan kinerja ekspor
17
produk pakaian wanita ke dunia sebesar 0.23 % pada tahun 2014 apabila dibandingkan dengan data pada tahun 2013. Berdasarkan data tahun 2014 yang terdapat pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa Perancis menjadi negara tujuan ekspor di peringkat ke-1 dengan total nilai ekspor pada tahun 2014 sebesar US$ 132,6 juta. Jerman berada di peringkat ke-2 dengan total nilai ekspor pada tahun 2014 sebesar 84,1 juta, diikuti oleh Amerika Serikat dengan di peringkat ke-3 dengan total nilai ekspor pada tahun 2014 sebesar US$ 54,88 juta, Spanyol di peringkat ke-4 dengan total nilai ekspor pada tahun 2014 sebesar US$ 54,06 juta, dan Inggris di peringkat ke-5 dengan total nilai ekspor pada tahun 2014 sebesar US$ 53,54 juta. Sementara itu, Indonesia berada di peringkat ke-75 dimana total nilai ekspor produk pakaian wanita Italia ke Indonesia hanya sebesar US$ 0,27 juta Tabel 4 : Kinerja Ekspor Produk Pakaian Wanita Italia ke Dunia berdasakan Negara Tujuan Italia's Export Partners of HS 6104 (Women or Girl Suits, Ensembles) 2010 - 2014 Value: Million USD
2010
2011
2012
2013
2014
Trend (%) 10-14
Change (%) 14/13
World
680.42
800.41
823.94
861.21
859.25
2.12
-0.23
1
France
113.55
130.73
122.51
131.71
132.60
4.04
0.67
2
Germany
73.46
86.30
90.70
88.10
84.10
-3.71
-4.55
3
United States
34.19
41.20
54.45
57.38
54.88
0.39
-4.36
4
Spain
52.38
60.85
66.33
67.57
54.06
-9.72
-19.99
5
United Kingdom
45.68
44.12
42.42
45.41
53.54
12.34
17.90
75
Indonesia
0.06
0.17
0.23
0.31
0.27
9.28
-12.44
Rank
Country
Sumber: Istat
18
II.2 Potensi Pasar Produk Pakaian Wanita di Italia Kinerja impor Italia terhadap produk pakaian wanita dunia dapat dilihat pada Tabel 5 dimana total nilai impor produk pakaian wanita adalah sebesar US$ 909,13 miliar pada tahun 2014. Secara keseluruhan, kinerja selama periode 2010 – 2014 sebesar 8,15 %. Selama periode 2010 – 2011, nilai impor produk pakaian wanita pada tahun 2011 mengalami kenaikan sekitar 22,21% dibandingkan dengan data pada tahun sebelumnya. Kemudian, nilai impor tersebut mengalami penurunan sedikit pada tahun 2012 dengan total nilai impor sebesar US$ 777,31 miliar yang dilanjutkan kenaikan pada tahun 2013 dengan total nilai impor sebesar US$ 836.04 miliar. Kenaikan nilai impor produk pakaian wanita pada tahun 2014 sebesar 8,74 % apabila dibandingkan dengan data pada tahun 2013. Tabel 5 : Kinerja Impor Produk Pakaian Wanita Italia dengan Dunia (20102014) Italia-World Balance of Trade - HS 6104 (Women or Girl Suits, Ensembles) 2010 - 2014 Value: Million USD
2010 Export Import Balance of Trade
2013
2014
Trend (%) 10-14
Change (%) 14/13
823.94
861.21
859.25
2.12
-0.23
777.31
836.04
909.13
8.15
8.74
46.63
25.17
-49.89
2011
2012
680.42
800.41
659.23
805.68
21.19
-5.27
Source: WTA/Istat
Sumber: Istat Italia banyak mengimpor produk pakaian wanita dari negara – negara seperti Cina, Perancis, Bangladesh, Rumania dan Belgia (data dapat dilihat pada Tabel 6). Cina berada di peringkat ke-1 dengan menyumbang nilai impor sebesar 19,94% dari
19
total nilai impor pada tahun 2014. Perancis berada di peringkat ke-2 yang menyumbang sebesar 10,21% dari total nilai impor pada tahun 2014, Bangladesh berada di peringkat ke-3 yang menyumbang sebesar 9.19% dari total nilai impor pada tahun 2014, Rumania berada di peringkat ke-4 yang menyumbang sebesar 6,27% dari total nilai impor pada tahun 2014, dan Belgia berada di peringkat ke-5 yang menyumbang 5,82% dari total nilai impor pada tahun 2014. Indonesia sendiri berada di peringkat ke-17 yang menyumbang 0,99% dari total nilai impor pada tahun 2014. Secara garis besar, dalam kurun waktu 2013-2014 terjadi penurunan ekspor produk HS 6104 di Italia sebesar -0,23%. Di antara dua puluh besar negara pengekspor HS 6104 bagi Italia, Indonesia termasuk negara yang mengalami penurunan nilai ekspor sebesar -12,11%, yaitu dari 10,29 juta USD pada tahun 2013 menjadi 9,05 juta USD pada tahun 2014. Penurunan ini disebabkan industri TPT Indonesia belum mampu bersaing dalam pemenuhan kapasitas produksi dengan biaya rendah, sesuai dengan persyaratan yang diwajibkan oleh Uni Eropa. Hal ini disebabkan antara lain karena kelemahan sektor industri TPT di Indonesia yang berasal dari beberapa tekanan dalam negeri seperti birokrasi dalam negeri berupa regulasi yang belum memihak industri kecil, seperti Peraturan Menteri Keuangan PMK No. 253 Tahun 2011 yang menetapkan tambahan pajak ekspor untuk tekstil. Sementara itu, ada kemudahan bagi proses impor tekstil di Indonesia sehingga hal ini dapat menjadi hambatan bagi pengembangan industri tekstil di Indonesia Faktor lain adalah infrastruktur yang kurang memadai baik jalan maupun fasilitas pelabuhan untuk transportasi dan distribusi sehingga berpotensi mengakibatkan
20
biaya ekonomi tinggi, serta sanya kenaikan suku bank yang menyebabkan pinjaman modal menjadi mahal. Kenaikan tarif dasar listrik sebesar 39% pada tahun 2014 turut mempengaruhi biaya produksi yang menjadi semakin tinggi. Selain itu hingga saat ini masih banyak peralatan mesin industri yang tua dan membutuhkan revitalisasi dan restrukturisasi mesin. Diperlukan mesin-mesin baru yang lebih efisien serta mampu meningkatkan kapasitas produksi. Terlepas dari hal-hal tersebut diatas, kemampuan produk Indonesia untuk memenuhi persyaratan ekspor ke Uni Eropa termasuk Italia masih dapat terus ditingkatkan
mengingat
jumlah
penduduk
yang
tinggi
memungkinkan
berkembangnya industri tekstil di Indonesia mengingat sektor industri ini membutuhkan banyak tenaga kerja (padat karya). Kondisi politik yang relatif stabil di Indonesia juga turut berkontribusi dengan memberikan iklim berinvestasi yang kondusif bagi investor-investor asing. Selain itu, upah tenaga kerja industri tekstil di Indonesia yang relatif rendah membuat Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara berkembang lainnya dan
memiliki
comparative
advantage
sebagai
tujuan
outsourcing
bagi
perusahaan-perusahaan Eropa. Perusahaan-perusahaan di Eropa cenderung untuk melakukan alih produksi (outsourcing) ke negara-negara luar dengan upah pekerja yang cukup rendah guna mengurangi biaya produksi. China masih memimpin sebagai sumber utama untuk industri apparel dunia. Industri pakaian wanita jadi berkontribusi sebesar 38% dari total ekspor industri di China. Pesaing di bawah Indonesia di kawasan Asia adalah Bangladesh. Di pasar global, Bangladesh sudah menempati posisi kedua setelah China sebagai eksportir produk apparel untuk merek-merek
21
internasional. Di Bangladesh, saat ini sektor industri tekstil memperkerjakan sekitar 45% dari total buruh industri. Jarak antar sesama negara anggota Uni Eropa yang lebih dekat merupakan salah satu faktor penting yang menyebabkan besarnya impor produk HS 6104 Italia dari sejumlah negara di kawasan Uni Eropa yang mampu menawarkan biaya produksi yang lebih rendah, seperti Rumania dan Belgia. Secara keseluruhan, kinerja impor Italia terhadap produk pakaian wanita dari Indonesia menunjukkan tren yang positif sebesar 3,45% selama periode 20102014. Akan tetapi, kinerja impor Italia terhadap produk pakaian wanita dari Indonesia mengalami penurunan signifikan pada tahun 2014 sebesar 12.11% apabila dibandingkan dengan nilai impor pada tahun 2013. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk meningkatkan ekspor produk pakaian wanita ke negara Italia. Negara Asia yang memiliki peringkat di atas Indonesia adalah Cina yang berada di peringkat ke-1 dengan total nilai impor pada tahun 2014 sebesar US$ 181,30 juta dan Bangladesh yang berada di peringkat ke-3 dengan total nilai impor pada tahun 2014 sebesar US$ 83,56 juta. Dua negara Asia lainnya memiliki peringkat di bawah Indonesia adalah Vietnam yang berada di peringkat ke-29 dengan total nilai impor pada tahun 2014 sebesar US$ 2,95 juta dan Thailand yang berada di peringkat ke-47 dengan total nilai impor pada tahun 2014 sebesar US$ 1,48 juta.
22
Tabel 6. Kinerja Impor Italia terhadap Produk Pakaian Wanita (2010 – 2014) Italia's Import Partners of HS 6104 (Women or Girl Suits, Ensembles) 2010 – 2014 Value: Million USD
Rank
Country
2010
2011
2012
2013
2014
Trend (%) 10-14
Change (%) 14/13
World
659.23
805.68
777.31
836.04
909.13
8.15
8.74
1
China
189.36
214.45
177.55
176.01
181.30
1.05
3.01
2
France
64.05
79.44
75.27
82.54
92.84
11.06
12.48
3
Bangladesh
37.50
57.61
62.72
75.25
83.56
15.42
11.05
4
Romania
48.75
53.55
70.30
63.89
57.03
-9.93
-10.74
5
Belgium
37.81
54.12
45.46
54.18
53.00
7.98
-2.18
17
Indonesia
4.42
6.38
8.45
10.29
9.05
3.45
-12.11
29
Vietnam
2.88
2.38
3.21
3.03
2.95
-4.26
-2.66
33
Thailand
2.62
2.22
1.48
1.86
1.63
5.20
-11.99
Source: WTA/Istat
II.3 Regulasi Produk Pakaian Wanita di Italia Italia menerapkan kebijakan yang secara umum mengacu pada garis besar ketentuan impor yang telah ditetapkan oleh Uni Eropa. Dalam hal Standar Kualitas dan Persyaratan Sertifikasi, kebijakan impor serta regulasi ekspor yang perlu dipenuhi terkait persyaratan bagi pembeli secara umum dari Eropa dapat dibedakan menjadi tiga jenis: 1. Persyaratan-persyaratan wajib, yaitu yang harus dipenuhi eksportir untuk memasuki dan memasarkan produk di pasar Eropa seperti ketentuan hukum. 2. Persyaratan-persyaratan umum, yaitu yang harus dipenuhi untuk diikuti untuk memenuhi persyaratan pasar. 3. Persyaratan-persyaratan pasar niche untuk segmen-segmen tertentu.
23
Tabel 6. Persyaratan Wajib dalam Kebijakan dan Regulasi Ekspor Produk Tekstil yang diterapkan oleh Uni Eropa No. Jenis Persyaratan 1 Persyaratan Wajib
Deskripsi Singkat Terdiri atas : 1. Keamanan produk (The General Product Safety Directive) – berlaku untuk semua produk. Ketentuan umum keamanan produk pada dasarnya menetapkan bahwa semua produk yang akan dipasarkan ke Uni Eropa harus aman untuk digunakan. Apabila tidak terdapat ketentutan-ketentuan legal khusus untuk produk yang akan dipasarkan, ketentuan umum untuk keamanan produk juga berlaku sebagai tambahan, meliputi semua aspek keselamatan yang mungkin belum dibahas seluruhnya secara spesifik. Peraturan ini menjelaskan beberapa persyaratan keamanan umum yang berlaku bagi seluruh produk konsumen yang dijual di dalam pasar Uni Eropa, terlepas dari kondisi yang telah dipakai, baik yang baru maupun yang telah diperbaiki, selama produk tersebut tidak dijual sebagai barang antik, atau harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum digunakan. Atas dasar Directive tersebut, produk tekstil yang tidak aman (berbahaya) akan ditolak dari pasar Uni Eropa (http://inatrims.kemendag.go.id/id) 2. Zat-zat kimia – khusus untuk produk-produk tekstil, kulit, dan aksesoris – REACH REACH adalah legislasi EU yang berhubungan dengan penggunaan zat-zat kimia. Legislasi ini berlaku wajib di EU sejak Juni 2007. REACH menetapkan sistem multiphase untuk zat-zat kimia yang ada maupun yang baru beserta ketentuan-ketentuannya bagi produsen-produsen di EU dan importir. 3. Regulasi (EU) No. 1007/2011 dari Parlemen dan Dewan Eropa tertanggal 27 September 2011 mengenai nama serat tekstil dan pelabelan serta penandaan komposisi serat pada produk tekstil. Regulasi ini mengatur pelabelan dan penandaan (marking) yang terpadu untuk produk tekstil serta metode analisis yang akan diterapkan untuk verifikasi informasi yang tercantum di label dan tanda tersebut. Peraturan ini berlaku untuk produk tekstil yang mengandung paling sedikit 80% serat tekstil dari beratnya, termasuk produk mentah, produk setengah diolah atau yang telah diolah, produk semi manufaktur atau manufaktur, produk setengah jadi atau produk jadi, serta produk yang diperlakukan sama dengan produk tekstil, kecuali produk yang dikontrakkan kepada pekerja rumahan, produk yang dibuat di perusahaan independen tanpa pemindahan barang, serta produk tekstil yang dibuat oleh penjahit outsourcing. (http://inatrims.kemendag.go.id/id) 4. Directive1999/34/EC dari Parlemen dan Dewan Eropa tertanggal 10 Mei 1999 yang mengamandemen Council Directive 85/374/EEC mengenai pendekatan hukum, peraturan dan ketetapan administratif pada negara anggota terkait dengan tanggung jawab terhadap produk cacat (http://inatrims.kemendag.go.id/id)
24
5. Directive 99/44/EC dari Parlemen dan Dewan Eropa tertanggal 25 Mei 1999 mengenai aspek tertentu pada penjualan barang-barang konsumen dan jaminan-jaminannya berlaku terhadap kontrak untuk persediaan barang konsumen yang akan diproduksi. Menurut Directive tersebut, penjual bertanggung jawab kepada konsumen atas segala ketidaksesuaian pada produk dalam jangka waktu dua tahun setelah produk tersebut dikirim. Negara Anggota dapat memberlakukan peraturan lebih tegas untuk menjamin tingkat perlindungan konsumen yang lebih tinggi (http://inatrims.kemendag.go.id/id). 6. Directive 2005/29/EC dari Parlemen dan Dewan Eropa tertanggal 11 Mei 2005 mengenai praktik komersial yang tidak adil antara pelaku bisnis terhadap konsumen dalam pasar Uni Eropa, dan mengamandemen Council Directive 84/450/EEC, Directives 97/7/EC, 98/27/EC dan 2002/65/EC dari Parlemen dan Dewan Eropa serta Regulation (EC) No. 2006/2004 dari Parlemen dan Dewan Eropa (“Unfair Commercial Practices Directive”) bertujuan untuk memastikan kelancaran aktivitas pasar internal Uni Eropa, karena peraturan tersebut bermanfaat bagi konsumen dengan melindungi mereka dari praktik komersial yang tidak adil (http://inatrims.kemendag.go.id/id).
Persyaratan-Persyaratan Sukarela Standar sukarela ditetapkan dan didukung oleh industri atau sektor terkait (dibandingkan dengan perundang-undangan wajib dalam bentuk peraturan teknis yang diberlakukan untuk tujuan keselamatan dan kesehatan lingkungan hidup serta perlindungan konsumen)3. Persyaratan-persyaratan untuk tekstil dan produk tekstil di antaranya adalah sebagai berikut: CEN/TC 248 –Tekstil dan produk tekstil
EN ISO 12945-1:2000:
Determination of fabric propensity to surface
fuzzing and to pilling - Part 1: Pilling box method (ISO 12945-1:2000).
3
EN 1773:1996 - Textiles. Fabrics. Determination of width and length.
http://inatrims.kemendag.go.id/id
25
EN 1102:1995 - Textiles and textile products. Burning behaviour. Curtains and drapes. Detailed procedure to determine the flame spread of vertically oriented specimens.
EN ISO 105-E10:1996 – Textiles. Tests for colour fastness. Part E10: Colour fastness to decatizing.
EN ISO 105-E03:2010 – Textiles. Tests for colour fastness. Part E03: Colour fastness to chlorinated water (swimming-pool water).
EN 14971:2006 - Textiles. Knitted fabrics. Determination of number of stitches per unit of length and unit area.
EN ISO 105-Z10:1999 - Textiles. Tests for colour fastness. Determination of relative colour strength of dyes in solution.
EN ISO 139:2005/A1:2011 - Textiles. Standard atmospheres for conditioning and testing.
EN 14621:2005 - Textiles. Multifilament yarns. Methods of test for textured or non-textured filament yarns.
EN ISO 30023:2012 – Textiles. Qualification symbols for labelling workwear to be industrially laundered.
Berdasarkan peraturan negara-negara Uni Eropa untuk pemberian label pada produk mode dan tekstil, informasi yang tertera pada label harus mencantumkan keterangan mengenai jenis serat yang digunakan, negara tempat produk tersebut diproduksi, instruksi standar perawatan tekstil.
26
Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai ketentuan-ketentuan tersebut : 1. Jenis Serat yang Digunakan : Label harus menyertakan informasi mengenai jenis serat utama yang digunakan dan persentasinya, misalnya 80% wool, 20% katun dan sebagainya. Informasi yang diberikan harus dapat dipahami oleh pasar dimana produk tersebut dijual. Jika ekspor dilakukan ke negara-negara Uni Eropa, informasi hanya dalam Bahasa Inggris tidak memenuhi syarat. Contohnya di Italia, informasi yang tertera dalam label harus tertera dalam Bahasa Italia 2. Negara Tempat Produk Tersebut Diproduksi: Hal ini diperlukan untuk memberi informasi kepada konsumen mengenai asal usul dari produk yang mereka beli. Memberikan keterangan palsu dalam label mengenai tempat asal produk tersebut diproduksi adalah illegal. 3. Simbol Standar Perawatan Tekstil: Pencantuman instruksi pencucian produk tidak diwajibkan namun sangat disarankan. Standar yang digunakan diseluruh Eropa adalah GINETEX symbol.
Pemberian label – ketentuan khusus untuk produk tekstil
Gambar : Simbol standar perawatan tekstil
Untuk produk-produk pakaian wanita jadi yang dipasarkan di Italia, informasi yang tertera pada label harus ditulis dalam bahasa Italia. Label tersebut harus mencantumkan trademark/style produsen, manufaktur, importir, atau retailer dan
27
jenis serat yang digunakan berdasarkan komposisi secara berurutan. Informasi selengkapnya tentang label dapat diperoleh dengan menghubungi institusi Sistema Moda Italia Federazione Tessile Moda Milan, Italia dengan kontak informasi di telepon +39 02-641191 atau email:
[email protected] Sistema Moda Italiana (Sistem Mode Italia) merupakan salah satu organisasi terbesar di Eropa yang merepresentasikan industri mode dan tekstil. Organisasi ini, yang mewakili lebih dari empat ratus ribu karyawan dan sekitar lima puluh ribu perusahaan, merupakan komponen kunci dalam ekonomi dan industry produksi di italia. Organisasi ini bertujuan untuk melindungi dan mempromosikan kepentingan dari industri mode dan tekstil berikut semua anggotanya, mewakili seluruh jaringan baik secara nasional maupun internasional, dalam kaitannya dengan institusi, otoritas public, organisasi ekonomi, politik dan social. Secara khusus, Sistem Mode Italia bertujuan untuk menjadikan sektor mode dan tekstil sebagai sektor yang paling berpengaruh secara ekonomi di Italia.4 Selain label yang mencantumkan informasi-informasi tersebut diatas, yang juga penting untuk diketahui adalah traceability label untuk produk pakaian yang diimpor Italia atau Uni Eropa dalam bentuk batch code atau barcode. Label ini dibuat untuk melacak asal usul produk berupa informasi-informasi mengenai pembuat produk, importir, distributor, penjual dan sebagainya. Hal ini penting untuk dilakukan jika suatu saat penarikan produk dari pasar perlu dilakukan, karena memungkinkan pihak berwenang untuk melacak produk mulai dari pabrik pembuatan sampai ke tangan konsumen, dan membantu produsen untuk
4
http://www.sistemamodaitalia.com/it/federazione/chi-siamo
28
melakukan control yang efektif terhadap proses produksi dan distribusi produk yang mereka hasilkan. Uni Eropa memberikan kebebasan bagi para produsen untuk memilih teknologi yang mereka gunakan untuk sistem pelacakan (traceability) label, tergantung pada jenis apa yang paling sesuai bagi produk dan system distribusi mereka (cetak atau moulding), selama label tersebut mencantumkan informasi sebagai berikut: 1. Nama dan Alamat Produsen Produsen harus mencantumkan nama yang tercatat sebagai merk dagang mereka dan alamat dimana mereka bisa dihubungi, di dalam produk atau dalam dokumen yang menyertai produk. Hal ini merupakan keharusan, baik bagi produsen yang berada di Uni Eropa maupun yang berada di luar Uni Eropa. 2. Nama dan Alamat Importir Peratuan yang sama juga berlaku bagi importir, namun importir tidak boleh meletakkan nama dan alamat dalam cara yang bisa menutupi atau menghalangi informasi yang disediakan oleh produsen. 3. Elemen Identifikasi Produsen harus memastikan bahwa produk mereka memiliki tipe, serial atau nomer model dan elemen lain yang memungkinkan untuk dapat diidentifikasi. Jika ukuran
atau
jenis
produk
tidak
memungkinkan
bagi
produsen
untuk
mencantumkan informasi tersebut pada produk, maka informasi tersebut harus dicantumkan pada kemasan atau dalam dokumen yang menyertai produk. 4. Identifikasi Operator Ekonomi
29
Identifikasi para operator ekonomi, baik yang memberi dan yang diberikan pasokan produk. Hal ini berlaku dalam periode minimal 10 tahun, meskipun diharapkan
para
pihak
menyimpan
dokumen-dokumen
terkait
(yang
memungkinkan untuk dilakukannya proses pelacakan seperti invoices) dalam jangka waktu lebih lama, untuk mengantisipasi kemungkinan dokumen-dokumen tersebut perlu ditunjukkan sebagai bukti kepada otoritas yang berwenang terhadap pengawasan pasar.5
5
European Commission. (2013). The ‘Blue Guide’ on the implementation of EU product rules.
https://cemarking.net/traceability-requirements/
30
II.4 Saluran Distribusi Berikut ini diuraikan distribusi produk pakaian wanita jadi di Eropa. Skema 3 : Saluran Distribusi Produk Pakaian Wanita di Eropa secara Umum
Sumber: Cbi.nl Berdasarkan Skema 3, Saluran distribusi untuk produk pakaian wanita di Eropa dikelompokkan menjadi lima jalur sebagai berikut: 1. Jalur langsung, yaitu produsen menjual produknya secara langsung ke konsumen atau pengguna akhir, misalnya perusahaan-perusahaan yang melakukan penjualan via pos. 2. Jalur Retailer, yaitu produsen menjual barang ke retailer lalu retailer menjualnya ke konsumen. 3. Jalur Grosir/Penjual Skala Besar, yaitu ketika produsen menjual produk ke retailer, dan retailer menjual produk tersebut ke konsumen.
31
4. Jalur agen/broker, saluran distribusi ini biasanya digunakan untuk produkproduk yang diimpor dari negara-negara berkembang. Eksportir dari negara berkembang akan menjual produk ke agen, kemudian barang akan dijual ke penjual skala besar atau grosir, dan dilanjutkan ke retailer, lalu dari retailer ke konsumen akhir atau pengguna akhir. 5. Multi Jalur, yaitu apabila lebih dari satu saluran distribusi digunakan untuk memasarkan produk untuk konsumen yang bervariasi.
Sementara itu, para pelaku pasar dalam saluran distribusi produk pakaian wanita mencakup Agen/Broker, Importir/Grosir/Distributor, Produsen Eropa, Retailer, Designer Shop/Gerai Desainer, Toko Independen, Toko Cabang Brand Tertentu, Departement Store, Hypermarket dan Supermarket, Factory Outlet, Pemesanan via pos, Webshop dan Pasar.
II.5 Hambatan dan Tantangan Hambatan dan tantangan yang akan dihadapi oleh eksportir produk biji kopi dari negara berkembang untuk masuk ke pasar Uni Eropa tak terkecuali Italia adalah sebagai berikut: Tabel 7. Hambatan dan Tantangan yang Dihadapi oleh Eksportir Produk Pakaian Wanita dari Indonesia No. Kategori 1 Pasar
Deskripsi Hambatan dan Tantangan Pasar retail Eropa untuk bahan pakaian wanita saat ini mendapat tekanan yang cukup berat. Berkurangnya profit disebabkan oleh resesi ekonomi dan jatuhnya kepercayaan konsumen. Berdasarkan permintaan konsumen, koleksi pakaian wanita akan berganti lebih cepat dan retailer diharapkan mampu memenuhi kualitas bahan pakaian wanita dengan harga yang
32
setara, sehingga memberikan pengalaman berbelanja yang memuaskan dan memenuhi permintaan pasar.
2
Kompetisi
3
Komunikasi
Persaingan di kalangan para retailer Eropa cukup ketat, khususnya untuk segmen menengah dikarenakan kondisi pasar yang jenuh. Berbagai jenis saluran distribusi diperkirakan akan berkembang untuk memenuhi permintaan belanja konsumen akhir, terutama untuk pakaian wanita yang tailored. Sebagian besar koleksi dan item produk pakaian wanita didatangkan dari Asia termasuk Indonesia, namun retailer-retailer Eropa juga terus mencari alternatif pemasok dari negara-negara lain yang lebih kompetitif. Para pembeli dari Uni Eropa umumnya tidak hanya tertarik dengan eksportir yang mengandalkan produk dan profil perusahaannya saja melainkan juga kondisi perekonomian negara eksportir. Reputasi dari negara eksportir dapat memberikan pengaruh terhadap pembeli misalnya beberapa negara yang pernah mengirim produk yang tidak memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku terbukti tidak berhasil dalam finalisasi kontrak akhir.
III. PELUANG DAN STRATEGI III.1 Peluang Berdasarkan Tabel 1 mengenai kinerja ekspor – impor Italia terhadap produk pakaian wanita dari Indonesia, maka dapat dilihat bahwa nilai impor Indonesia terhadap produk Italia jauh melebihi nilai ekspor Indonesia ke Italia dalam hal produk pakaian wanita HS6104. Total nilai impor Indonesia terhadap produk pakaian wanita dari Indonesia adalah sebesar US$ 9.05 juta pada tahun 2014 sedangkan total nilai ekspor produk pakaian wanita Indonesia ke Italia hanya sebesar US$ 0,27 juta pada tahun 2014. Berdasarkan data Camera Nazionale della Moda Italiana mengenai Fashion Economic Trends, Italia menduduki peringkat ke-3 dalam distribusi di pasar fashion Eropa tahun 2014, dengan 33
presentasi market share sebesar 16,7% setelah Jerman dan Inggris yang masingmasing memiliki market share sebesar 19,8% dan 19.1%. Sementara itu, berdasarkan Tabel 5 Indonesia hanya menduduki peringkat ke-17 sebagai negara eskportir produk pakaian wanita ke Italia dengan nilai ekspor sebesar US$ 9.05% pada tahun 2014 dibawah Cina dan Bangladesh yang menduduki peringkat ke-1 dan ke-3. Dengan memasukkan asumsi proyeksi grafik impor Italia terhadap produk biji kopi Indonesia yang terus meningkat yaitu sebesar 3,45% selama periode 2010 – 2014 yang terdapat pada Tabel 5, maka kita dapat mengambil hipotesis awal bahwa peluang Indonesia untuk meningkatkan ekspor produk pakaian wanita ke Uni Eropa khususnya Italia sangat besar. Salah satu produk yang berpeluang untuk diekspor ke Italia adalah produk tekstil dan pakaian batik. Motif dan corak batik yang beragam memiliki peluang besar untuk mendapatkan tempat di pasar Italia mengingat batik memiliki keunikannya tersendiri. Beragamnya motif dan corak batik memberikan kesan ekslusif dalam segi desain. Motif dan corak yang cerah juga cocok untuk digunakan di Italia pada musim semi dan musim panas.
III.2 Strategi Berdasarkan analisis yang telah dilakukan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa strategi sebagai berikut.
34
Tabel 8. Strategi Peningkatan Ekspor Produk Pakaian Wanita HS 6104 ke Italia No 1
Strategi Strategi Produksi
2
Strategi Produk
3
Strategi Transaksi
Deskripsi Manufaktur dengan mengutamakan konsep Corporate Social Responsibility (CSR). Produk ekologis, organik, atau teknis dan pengurangan Carbon footprint. Industri pakaian wanita Italia saat ini berkembang ke arah keberlanjutan lingkungan (environmental sustainability). Saat ini mulai bermunculan brand-brand yang merangkul konsumen dalam hal lingkungan, menggunakan materi yang bersahabat dengan lingkungan, dan menggalakkan daur ulang. Memberikan layanan kepada retailerretailer Eropa, dalam bentuk kontribusi membantu pemenuhan selera konsumen dan memberikan peningkatan kualitas layanan bagi pengimpor. Segmen menengah ke atas merupakan segmen yang cukup menantang dan merupakan pangsa pasar potensial bagi eksportireksportir di negara-negara berkembang.
Karena outsourcing masih akan menjadi trend produksi, maka para supplier perlu membangun hubungan baik dengan pembeli dan menjamin transparansi dalam proses distribusi produk.
Outcome Eksportir dapat memasok pakaian wanita dalam kuantitas yang lebih besar lagi ke Uni Eropa karena semakin banyak produk yang memenuhi syarat dan ketentuan yang diberlakukan oleh negaranegara Uni Eropa , terutama syarat dan ketentuan yang berkaitan dengan keberlanjutan lingkungan Dengan menyediakan jasa layanan konsumen yang memadai , memahami selera konsumen dan menghasilkan produk yang sesuai, terutama di segmen menengah ke atas yang merupakan pangsa pasar terbesar dan potensial di Uni Eropa, maka peluang produk HS6104 produksi Indonesia untuk dapat terserap dan diterima di Uni Eropa terutama Italia semakin besar Produksi dan rantai suplai diharapkan mampu memenuhi standar kualitas Eropa sehingga hal ini dapat menjadi salah satu titik kekuatan dalam melakukan marketing.
35
4
5
Strategi Promosi
Strategi Distribusi
Memperluas Saluran Distribusi. Menurut analisa Euromonitor, beberapa perubahan terjadi setelah adanya krisis ekonomi. Retailer independen kehilangan volume dan hasil penjualan. Pada tahun 2012, share untuk produk pakaian wanita yang didistribusikan melalui departemen store dan mass merchandiser mengalami penurunan. Jumlah franchise retail cabang di Italia meningkat karena adanya kenaikan jumlah cabang retail di seluruh Italia. Brand dan aksesibilitas menjadi lebih penting peranannya.
Dengan diperluasnya saluran distribusi, produk HS6104 dari Indonesia akan meningkat aksesibilitasnya, yang akan berdampak pada meningkatnya kuantitas pembelian produk
Melakukan promosi penjualan langsung ke konsumen melalui website, dan penggunaan media sosial dan media fashion sebagai sarana untuk mempromosikan perusahaan atau produk. Diperkirakan pada tahun-tahun mendatang jumlah pembelian secara online akan terus meningkat. Online store juga dapat digunakan sebagai media untuk memberikan penawaran koleksikoleksi khusus, misalnya produkproduk yang bersifat fair trade dan berkelanjutan
Melalui promosi penjualan secara online, brand dan produk produksi Indonesia akan semakin dikenal, yang pada akhirnya akan meningkatkan impor produk pakaian wanita Indonesia ke Italia
Berpartisipasi dalam pameran bahan di Eropa dan pameran-pameran fashion pria, untuk mendapatkan informasi tentang bahan-bahan yang sedang populer untuk pakaian wanita outwear.
Meningkatnya impor produk pakaian wanita dari Indonesia ke negaranegara Uni Eropa lainnya
Bekerjasama dengan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) setempat untuk membangun citra Indonesia yang positif bagi negara Uni Eropa khususnya Italia
Meningkatnya impor produk pakaian wanita dari Indonesia sebagai hasil dari citra positif yang dimiliki oleh Indonesia
Kerjasama atau kemitraan dengan agen-agen atau perusahaan yang mengorganisir pengalaman berbelanja alternatif.
Memperluas pangsa pasar melalui kerjasama kemitraaan dengan memanfaatkan jaringan bisnis yang sudah dimiliki oleh mitra kerja tersebut.
36
IV. INFORMASI PENTING 6.1 Kedutaan Italia di Indonesia Jalan Diponegoro no. 45 Menteng 10310 Jakarta - INDONESIA Tel: (+62-21) 31937445 Fax: (+62-21) 31937422 E-mail:
[email protected] 6.2 Trade Promotion Office Italia di Indonesia Italian Trade Commission (ICE Jakarta) Trade Promotion Section of the Italian Embassy BRI II, 29TH FLOOR, Suite 2902 Jl. Jend. Sudirman KAV. 44-46 10210 Jakarta - INDONESIA Tel: (0062) 215713560 Fax: (0062) 215713561 E-mail:
[email protected] 6.3 Asosiasi Dagang Italia di Indonesia Italian Business Association Indonesia (IBAI) Wisma BRI II, 15th Floor, Suite 1501 Jend. Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210 Indonesia Tel. +62 (21) 571-3540 Fax +62 (21) 571-9013 Email:
[email protected] Contact person : Dr. Luigi Carlo Gastel, President 6.4 Kantor Promosi Perdagangan Indonesia di Italia Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Milan Via Vittor Pisani, 8 - 6° Piano 20124 Milano (MI) - Italia Tel. +39 02 3659 8182
37
Fax. +39 02 3659 8191 Email:
[email protected] 6.5 Perwakilan Indonesia di Italia Kedutaan Besar Republik Indonesia di Roma Via Campania 53-55 00187 Roma, Italia Tel: +39064200911 Fax:+39064880280 / +390648904910 Website: www.embassyofindonesia.it 6.6 Asosiasi Produk Tekstil di Italia
Sistema Moda Italia Federasi Italia yang mewakili sektor tekstil dan industri fashion di Italia. Website: http://www.sistemamodaitalia.com Milan head office Viale Sarca 223, 20126 Milano Tel +39 02 64119001 Fax +39 02 66103667/70 E-mail:
[email protected]
Associazione Tessile Italiana (A.T.I.) Website: http://www.asstex.it Sede centrale vle Sarca 223 20126 MILANO MI Tel. 02 66103404
6.7 Daftar Pameran Produk Tekstil (HS 6201) di Italia Milano Unica (Salone Italiano del Tessile) – www.milanounica.it – diselenggarakan dua kali dalam setahun, yaitu bulan Februari dan September di Milan, Italia. Milano Moda Uomo (Fashion Show) – www.milanomodauomo.it – dilaksanakan dua kali dalam setahun, yaitu bulan Januari dan Juni di Milan, Italia.
38
Pitti Immagine Uomo – www.pittimmagine.com – diselenggarakan setiap bulan Januari di Florence, Italia. 6.8 Daftar Importir Produk Tekstil di Italia
Auchan S.p.a Bisnis utama
: Departemen store
Website
: www.auchan.it
Alamat
: Strada 8 Palazo N., 20089 Rozzano, Milano Fiori, MI
Telp/fax
: 02 57581/02 57583189
Email
:
[email protected],
[email protected]
COMEI – Compagnia Mercantile Internazionale SRL Bisnis utama
: Pakaian dan trading – eksport dan import
Website
: www.comei.com
Alamat
: Via I. Pogliaghi, 5 20146 Milano MI
Telp/fax
: 02 4241481/0248958335
Email
:
[email protected]
Gruppo Coin Spa Bisnis utama
: Garmen, aksesoris, retailer perlengkapan rumah –
ekspor dan impor
Website
: www.gruppocoin.it
Alamat
: Via Terraglio, 17 30174 Mestre VE
Telp/fax
: 0412398267/041940102
Nortons Spa Bisnis utama
: Import dan distribusi pakaian anak-anak
Alamat
: Via Damiano Chiesta 37, 20026 Novate Milanese MI
39
Telp/fax
: 02 3545651 – 3546551/02 39100445
Email
:
[email protected]
Onward Luxury group Spa Bisnis utama
: Produksi dan distribusi garmen fashion pria dan
Website
: www.jilsander.com
Alamat
: Foro Buonaparte 71, 20121 Milano MI
Telp/Fax
: 02 8069131/ 02 72001877
Pam Panorma Spa Bisnis utama
: GDO – importer dan buyer
Website
: www.gruppopam.it
Alamat legal
: Via San Marco 5278, 30124 Venezia VE
Alamat operasional: Via delle Industrie 8, 30038 Spinea VE Telp/Fax
: 0415495486 / 0415495810
SIMAR di Bigoni Edoardo Ciro & C. SAS Bisnis utama
: Importer dan Eksporter
Website
: www.simar-tex.com
Alamat legal & Operasional
: Via C. Battisti 22, 24062 Costa Volpino
BG Email
:
[email protected]
Telp/Fax
: 03543473/0354347330
40
Daftar Pustaka Dan, Tekstil et al. “No Title.” (2008): n. pag. Print. “Italian Fashion - Wikipedia, the Free Encyclopedia.” n. pag. Print. “Apparel in Italia.” n. pag. Print.
Fashion Economic Trends – Camera Nazionale della Moda Italiana
http://texsture.com/consumer-behaviour-the-3cs-countries-culture-customers/
http://www.texmedin.eu
http://www.statista.com/statistics/441866/european-fashion-market-share/
http://www.Italialogue.com/weather https://www.cbi.eu/market-information/apparel
41