ISSN : 0853 - 2516 Hubungan Motivasi Kepala Desa Terhadap Perangkat Desa Untuk Mewujudkan Kualitas Pelayanan Oleh : Hendri Suparto
Abstrak Kajian di lakukan untuk menjawab pertanyaan sejauh manakah pengaruh motivasi kepala desa terhadap perangkat desa untuk mewujudkan kualitas pelayanan. Selain itu penelitian ini di lakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi Kepala Desa terhadap Perangkat Desa untuk mewujudkan kualitas pelayanan. Peneliti melakukan penelitian di Desa Karanganyar, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember. Pemilihan lokasi ini dengan alasan bahwa Desa ini adalah desa dengan kinerja terbaik di Kecamatan Ambulu. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari Dependen (X) yaitu Motivasi Kepala Desa yang terdiri dari indikator – indikator Pelaksanaan rapat (X1), Peninjuan (X2), Penyuluhan (X3). Sedangkan Variabel Dependen (Y) yaitu Pelayanan Aparatur Desa yang terdiri dari Keprofesionalan (Y 1) dan Akuntanbilitas (Y2). Data yang sudah terkumpul selanjutnya akan di analisis dengan analisis Korelasi Product Moment dengan menggunakan bantuan program SPSS 17. Berdasarkan analisis data dengan menggunakan analisis Rank Spearman menunjukan bahwa, ada hubungan yang erat antara motivasi Kepala Desa terhadap tingkat pelayanan Aparatur Desa. Hal ini berdasarkan nilai rs-hitung 0,918 yang lebih besar dibanding dengan rs-tabel untuk N= 15 dengan taraf signifikasi 5% adalah 0,516. Pengaruh yang sangat kuat tersebut dibuktikan dengan uji t test yang didapatkan t hitung sebesar 0,765 sedangkan t tabel sebesar 0,692. Kata Kunci : Motivasi, Kualitas Pelayanan
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU” Vol. 13 No. 1 Oktober 2013
1
ISSN : 0853 - 2516 PENDAHULUAN Dalam keberhasilan
rangka dalam
No.32 tahun 2004 mensyaratkan
menunjang
pendidikan
minimal
bagi
calon
keberhasilan
Kepala desa adalah Sekolah Lanjutan
pembangunan desa maka dibutuhkan
Tingkat Pertama atau yang sederat.
figur
yang
Hal ini dengan tujuan agar seorang
mampu untuk turut serta dalam
Kepala desa memiliki pengetahuan
pembangunan desa. Kepala desa
yang cukup untuk menyelesaikan
sebagai
masalah-masalah
seorang
pemimpin
seorang
administrator
pemimpin
tunggal
dan
didesanya
yang
timbul
didesanya.
harus bisa menimbulkan kesadaran
Adapun pengertian pemimpin
dan rasa tanggung jawab dari para
yang
bawahan dan warganya untuk ikut
Kartono dalam bukunya “Pemimpin
bertanggung jawab mensukseskan
dan Kepemimpinan” (1986 : 33)
pembanguinan
bahwa pemimpin adalah seorang
desanya
dan
menyumbang tenaga dan pikiranya.
dikemukakan
oleh
Kartini
pribadi yang memilki kecakapan dan
Seorang Kepala desa sebagai
kelebihan khususnya kecakapan dan
pemimpin dan administrator tunggal
kelebihan disatu bidang, sehingga ia
didesa memilik tugas dan kewajiban
mampu mempengaruhi orang lain
seperti
untuk
tertuang
dalam
Undang-
bersama-sama
melakukan
undang No.32 Tahun 2004 sebagai
aktifitas tertentu dan pencapaian
berikut
suatu
(a)
memimpin
atau
beberapa
tujuan.Jadi
penyelenggaraan pemerintah desa,
berdasarkan
(b) membina kehidupan masyarakat
kepemimpinan diatas, maka dapat
desa, (c) membina perekonomian
dipahami bahwa didalam pencapaian
desa, (d) membina ketentraman dan
tujuan
ketertiban masyarakat didesa, (e)
merupakan tanggung jawab dari
Mendamaikan
seorang pemimpin saja, melainkan
perselisihan
masyarakat didesa. Jadi, seorang Kepala desa
pengertian
suatu
birokrasi
bukanya
merupakan tanggung jawab bersama dari seluruh anggota dengan melalui
harus mampu memimpin warganya
beberapa
proses
dalam semua bidang kehidupan.
seorang
Untuk itu dalam Undang-undang
mewujudkan
penggerak
pemimpin. kualitas
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU” Vol. 13 No. 1 Oktober 2013
dari Untuk
pelayanan 2
ISSN : 0853 - 2516 dalam pelaksanaan tugas-tugasnya
hubungan
Kepala Desa dibantu oleh Perangkat
masyarakat
Desa.
kurang harmonis, kurang nyaman
Pada masa sekarang ini tidak
birokrasi sering
dan sering
dengan
kita
jumpai
juga birokrasi yang
ada lagi alasan bagi rakyat untuk
berbelit-belit, sehingga masyarakat
tidak respek terhadap birokrasi, yang
enggan berurusan dengan birokrasi
seharusnya mempunyai kewajiban
karena pelayanan yang diberikan
mengemban
amanat
rakyat,
tidak
memberikan
pelayanan
kepada
maksimal apabila diberi uang pelicin.
masyarakat.
Memotivasi
pegawai
maksimal
Dengan
dan
demikian
baru
bisa
maka
secara terus menerus akan mampu
dikatakan
meningkatkan pelayanan terhadap
dianggap sebagai pembeli jasa dan
masyarakat.
pihak
Motivasi dapat
bahwa
dapat
birokrasi
masyarakat
berkedudukan
dipengaruhi oleh faktor sosiologis
sebagai penjual jasa. Padahal ini
maupun psikologis. Faktor sosiologis
yang dikatakan salah, sebab pegawai
yaitu
adalah sebagai abdi negara dan abdi
yang
berkenaan
hubungan sosial dalam
suatu
dengan
antara
pegawai
birokrasi
dengan
masyarakat. Kajian
di
lakukan
lingkungan masyarakat sedangkan
menjawab
faktor psikologis yaitu berkenaan
manakah pengaruh motivasi kepala
dengan sifat-sifat dan kepribadian
desa terhadap perangkat desa untuk
setiap
mewujudkan
sebagai
pegawai
baik
pimpinan
statusnya
maupun
pertanyaan
untuk
kualitas
sejauh
pelayanan.
staf.
Selain itu penelitian ini di lakukan
Walaupun kondisi lingkungan sudah
dengan tujuan untuk mengetahui
tercipta dengan baik, tetapi kalau
pengaruh
motivasi
Kepala
Desa
kondisi psikologis pegawai kurang
terhadap
Perangkat
Desa
untuk
menunjang maka akan berpengaruh
mewujudkan kualitas pelayanan.
terhadap proses kegiatan pelayanan yang akhirnya akan berpengaruh
TINJAUAN PUSTAKA
terhadap tingkat kepuasan. Ironisnya
kondisi
faktual
dimasyarakat menunjukkan bahwa
Teori Motivasi Pengertian motivasi ditafsirkan
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU” Vol. 13 No. 1 Oktober 2013
3
ISSN : 0853 - 2516 secara berbeda-beda oleh para ahli
perangsang (insetif) yang diciptakan
sesuai dengan tempat dan keadaan
oleh manager”.
masing-masing, hakekatnya prinsip.
namun
terdapat
pada
persamaan
Lebih
lanjut
Widoyo “Fungsi
mengungkapkan,
Menurut The Liang Gie
pengarahan (motivasi) menyangkut
(1972) menyatakan bahwa motivasi
hubungan yang ada antara pribadi
merupakan pekerjaan yang dilakukan
yaitu pimpinan dan pegawainya.
oleh
dalam
Fungsi-fungsi manajemen akan dapat
memberikan inspirasi, semangat dan
dikerjakan secara efektif jika para
dorongan kepada orang lain untuk
pimpinan
menggiatkan
atau
cara memimpin dan mengetahui
karyawan agar mereka bersemangat
faktor manusia didalam pekerjaan
dan
operational dapat dibimbing dengan
seorang
manajer
orang-orang
dapat
mencapai
hasil
mengetahui
sebagaimana dikehendaki dari orang-
cara
orang tersebut. Sedangkan menurut
berkomunikasi yang baik”. Jadi pada
Hasibuan (1999) motivasi adalah
intinya motivasi adalah suatu energi
pemberian daya penggerak yang
atau dorongan dalam diri seseorang,
menciptakan
untuk melakukan sesuatu yang ingin
kegairahkan
kerja
seseorang, agar mereka mau bekerja sama,
bekerja
efektif
membimbing
bagaimana
dicapainya
Kualitas Pelayanan
upaya untuk mencapai kepuasan.
menurutb
pengertian Drs.
S.
cara
dan
terintregrasi dengan segala daya
Adapun
dengan
motivasi Prajudi
Sejalan dengan hal tersebut diatas,
maka
keinginan
untuk
memenuhi
masyarakat.
Menteri
(1981) “motivasi
Negara
Pendayagunaan
Aparatur
adalah untuk membuat orang lain
Negara
(MENPAN)
dalam
mau bergerak, mau bergiat dengan
keputusannya
suka
menegaskan bahwa pelayanan yang
Atmosoerdirjo
apakah
rela
dengan
didorong
semangatnya oleh
motivasi
Nomor;
berkualitas hendaknya sesuai dengan
tertentu yang dihidupkan apakah
sendi-sendi sebagai berikut:
oleh
1.
intrumen-intrumen
yang
diadakan ataukah oleh perangsang-
81/1993
Kesederhanaan,
dalam
arti
bahwa dalam prosedur / tata cara
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU” Vol. 13 No. 1 Oktober 2013
4
ISSN : 0853 - 2516 pelayanan
diselenggarakan
secara mudah, lancar, cepat dan
umum
tidak berbelit-belit serta mudah
kepastian hukum.
dipahami dan dilaksanakan. 2.
proses serta hasil pelayanan
Kejelasan
dan
4.
kepastian
/
tata
cara
pelayanan umum b.
pelayanan baik
c.
secara
teknis
jawab
pemberi
pelayanan
umum,
waktu
tarif dan hal-hal lain yang berkaitan
Unit kerja atau pejabat yang
pelayanan
bertanggung jawab dalam
imformasikan
secara
memberikan
agar
diketahui
pelayanan
dengan umum
mudah
proses wajub
di
terbuka dan
dipahami oleh masyarakat, baik
Rincian
biaya
/
tarif
diminta maupun tidak diminta. 5.
Effisiensi meliputi : a.
Persyaratan
pelayanan
Jadwal waktu penyelesaian
umum hanya dibatasi pada
umum.
hal-hal
Hak dan kewajiban baik
langsung
dengan
dari
pencapaian
sasaran
pemberi
maupun
yang
berkaitan
penerima pelayanan umum
pelayanan
berdasarkan
memperhatikan keterpaduan
bukti-bukti permohonan
/
dengan
produk
untuk
yang diberikan.
memastikan pelayanan
tetap
antara persyaratan dengan
kelengkapannya sebagai alat
pemrosesan
3.
penanggung
administrative.
penerima
g.
pejabat
maupun
pembayaran.
f.
/
penyelesaian dan rincian biaya /
pelayanan umum dan tata
e.
kerja
umum,
umum. d.
Keterbukaan, dalam arti bahwa
satuan
prosedur
memberikan
prosedur / tata cara, persyaratan,
masyarakat. a.
dapat
pelayanan
b. Dicegah
umum
adanya
umum.
pengulangan
pemenuhan
Pejabat menerima keluhan
kelengkapan
persyaratan
pelanggan (masyarakat).
dalam
Keamanan, dalam arti bahwa
hal
proses
pelayanannya
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU” Vol. 13 No. 1 Oktober 2013
5
ISSN : 0853 - 2516 mempersyaratkan
pemenuhan
kelengkapan
persyaratan
berupa barang ataupun jasa. Dari dua
dari satuan kerja / instansi
data teori pelayanan tersebut peneliti
pemerintah
mengambil teori pelayanan yang
lain
yang
terkait. 6.
kebutuhannya
baik
berdasarkan Undang-undang No.25
Ekonomis, dalam arti pengenaan
tahun 2009 dengan indikator (a)
biaya pelayanan umum harus
keprofesionalan
ditetapkan secara wajar dengan
akuntabilitas.
dan
(b)
memperhatikan : a.
Nilai
barang
atau
jasa
pelayanan umum dengan
Hubungan
b. Kondisi pelanggan untuk
(masyarakat)
membayar
secara
umum. c.
Ketentuan
peraturan yang
berlaku.
diberikan
oleh
Kepala desa dalam rangka untuk meningkatkan
pelayanan
yang
dilakukan oleh Aparatur / Perangkat
pelayanan adalah keberhasilan proses pelayanan publik sangat bergantung pada dua pihak yakni birokrasi
Keadilan yang merata dalam arti
sebagai pelayan dan masyarakat
cakupan
sebagai yang dilayani (Irfan Islami,
distribusi
8.
yang
Desa.Sedangkan tolak ukur kualitas
perundang-undangan
7.
Motivasi adalah merupakan dorongan
dan kemampuan
dengan
tingkat pelayanan
tidak menuntut biaya yang tinggi diluar kewajaran.
motivasi
atau yang
jangkauan merata
dan
1999). Jadi motivasi merupakan
diperlakukan secara adil.
dorongan seorang pimpinan dalam
Ketepatan waktu, dalam arti
memberikan tugas pada bawahan
pelaksanaan pelayanan umum
sehingga muncul dorongan bawahan
dapat diselesaikan dalam kurun
untuk
waktu yang telah ditentukan.
pimpinan.
melaksanakan Dengan
tugas
dari
motivasi
ada
Berdasarkan teori pelayanan
harapan pelayanan yang diberikan
yang telah disebutkan, teori tersebut
oleh Perangkat Desa dapat maksimal,
menjelaskan bahwa pelayanan adalah
sehingga dengan demikian selalu ada
aktivitas
hubungan antara motivasi dengan
seseorang
dalam
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU” Vol. 13 No. 1 Oktober 2013
6
ISSN : 0853 - 2516 tingkat pelayanan.
Gambar. 1. Kerangka konseptual penelitian
Motivasi (X)
Pelayanan(Y)
X1 : Pelaksanaan rapat
Y1 : Keprofesionalan
X2 : Peninjauan
Y2 : Akuntabilitas
X3 : Penyuluhan Variabel penelitian yang terdiri dari variabel Independen yaitu Motivasi Kepala desa (X) dapat diukur melalui 3 indikator sebagai berikut:
Motivasi
sebagai
variabel
(X)
dengan
independent
permasalahan’ Pelayanan
sebagai
dependent
indikator:
variabel (Y) dengan indikator;
a.Pelaksanaan rapat sebagai indikator
a. Keprofesionalan sebagai indikator
(X1) dengan item:
(Y1) dengan item;
-. Rapat atau pertemuan; -.
Kesempatan
menyampaikan pendapat; b.Peninjauan sebagai indikator (X2) dengan itemnya; -.
Melihat
ke
proyek
-.
Berdasarkan
pada
peraturan yang berlaku.
Mengetahui
Penyuluhan sebagai
(Y2) dengan item; -.
hasil
pembangunan c.
jawabkan
b. Akuntanbilitas sebagai indikator
pembangunan; -.
-. Dapat di pertanggung
{X3) dengan itemnya;
dipertanggung
jawabkan; -.
indikator
Dapat
Laporan
keterangan
pertanggung jawaban tiap tahun. Skala yang di gunakan untuk
-. Memberikan pengarahan;
mengukur item-item pada jawaban
-.
responden atas
Mengerti
terhadap
pertanyaan
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU” Vol. 13 No. 1 Oktober 2013
yang 7
ISSN : 0853 - 2516 diajukan oleh peneliti disediakan
yang akan diteliti, baik penelitian
jawaban pilihan berganda terdiri dari
keputusan
3 macam jawaban yaitu :
lapangan”. Tahap pengumpulan data
1.
Jawaban a diberi skor 3
yang digunakan antara lain:
2.
Jawaban b diberi skor 2
a. Observasi
3.
Jawaban c diberi skor 1
maupun
penelitian
Observasi merupakan tehnik
Dari skor jawaban tersebut
pengumpulan
data
dengan
cara
dibuat total skor kemudian dari total
mengadakan pengamatan langsung
skor
dianalisa
terhadap obyek dilapangan dalam hal
menggunakan teknik analisis Rank
ini peneliti melihat langsung tingkat
Spearman dengan dibantu oleh alat
pelayanan
penghitungan Statistical Product and
dilakukan oleh perangkat desa di
Service Solution (SPSS) 16 from
Kantor
Windows.
Kecamatan
selanjutnya
masyarakat
Desa
yang
Karanganyar,
Ambulu,
Kabupaten
Jember. METODOLOGI PENELITIAN
b. Dokumtenasi Dokumentasi yaitu dengan
Peneliti melakukan penelitian
menggunakan data sekunder atau
di Desa Karanganyar, Kecamatan
dokumen yang berkaitan dengan
Ambulu,
obyek penelitian seperti, Profil Desa
Kabupaten
Jember.
Pemilihan lokasi ini dengan alasan
Karanganyar
bahwa Desa ini adalah desa dengan
wilayah,
kinerja
pemerintahan desa, dan termasuk
terbaik
di
Kecamatan
Ambulu.
yang
berisi
luas
kependudukan,
peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pelayanan pemerintah desa. e. Kuisioner
Tahapan pengumpulan data Menurut
Soeharto
(1996)
Kuisioner merupakan tehnik
“pengumpulan data adalah proses
pengumpulan
data
untuk
pertanyaaan
menghimpun
dengan
jalan
data
yang
memberikan
apa
yang
disebarkan kepada responden. Dalam
dikumpulkan), relevan serta akan
penelitian ini kuisioner menjadi alat
memberikan gambaran dari aspek
utama,
diperlukan
(data
diharapkan
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU” Vol. 13 No. 1 Oktober 2013
data
yang
primer 8
ISSN : 0853 - 2516 sebagai data pokok dari responden. Menurut
Koentjaraningrat
(1990)
Adapun
rumus
Spearman menurut Sugiyono (1974)
“Kuisioner adalah suatu daftar yang
sebagai berikut;
berisikan suatu rangkaian pertanyaan
6 b12 1 n n2 1
mengenai satu hal atau satu bidang”. Dengan
demikian
kuisioner adalah daftar pertanyaan untuk
memperoleh
jawaban-jawaban
data
dari
responden
Adapun daftar pertanyaan dalam
Keterangan:
= Koefisien korelasi Spearman Rank n = Jumlah sampel a.
b.
yang penulis tentukan adalah sebesar
orang pegawai. Sedangkan sampel
adalah
sebesar
menolak
dengan sampel. yang
sudah
dengan
Korelasi
Rank
diolah
yang
dan
(kemungkinan
(2009) a. Jika t-test > t-tabel maka secara nyata Ho ditolak dan Hi
dengan
diterima
menggunakan alat bantu statistic berupa SPSS 16 dari Windows.
0,95%
sebeasr 0,5. Menurut Suliyanto
menggunakan Spearman,
artian,
keputusan penulis salah) adalah
di
kumpulkan dan di olah selanjutnya di analisis
dalam
(kemungkinan hipotesis benar)
orang
pegawai, sehingga populasi sama
nantinya
95%
menerima kebenaran hipotesis
yang kami gunakan dalam penelitian
Data
ini
Dengan tingkat kepercayaan
di Desa Karanganyar sebanyak 15
15
penelitian
dan menolak hipotesis kerja (Hi)
adalah
seluruh karyawan/pegawai yang ada
sebanyak
maka
menerima hipotesis nihil (Ho)
Dalam suatu penelitian ini
adalah
ini
Jika rs hitung < rs tabel (nilai kritis)
yang tersedia.
ini
penelitian
menerima hipotesis kerja (Hi)
untuk setiap pertanyaan, sehimgga
populasi
maka
menolak hipotesis nihil (Ho) dan
arti disediakan alternatif jawaban
responden tinggal memilih jawaban
Jika rs hitung > rs tabel (nilai kritis)
penelitian ini bersifat tertutup, dalam
menjadi
berupa
atau orang-orang yang menjawab.
yang
Rank
b.
Jika t-test < t-tabel maka secara
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU” Vol. 13 No. 1 Oktober 2013
9
ISSN : 0853 - 2516 nyata Ho diteima dan Hi ditolak
didapatkan skor dengan jumlah 39,
Σ( x x i ) 2 Ґs n 1
untuk pertanyaan item nomor 2
t
didapatkan skor dengan jumlah 40,
Keterangan;
untuk pertanyaan kuiseoner item
t = harga yang dihitung, yang
nomor 3 didapatkan skor dengan
nantinya
jumlah 39. Dari item kuisioner
akan
dikonsultasikan
dengan nilai t tabel
nomor 1, 2, 3 didapatkan total skor
n= jumlah sampel
39+40+39=118.
x= variabel
Penyuluhan (X3) Nilai yang di peroleh dari
PENYAJIAN DATA DAN
kuisioner terhadap item penyuluhan didapakan
PEMBAHASAN
skor
sebagai
berikut,
untuk jawaban kusioner nomer 1
Penyajian Data Dalam penyajian data ini
didapatkan jumlah skor 44, untuk
akan peneliti tampilkan data-data
jawaban
yang
didapatkan jumlah skor 42, untuk
diperoleh
kuesioner
yang
berdasarkan
peneliti
berikan
kuisioner
jawaban
nomor
kuisioner
nomor
2
3
kepada responden, diperoleh data
didapatkan jumlah skor 38. Dan
sebagai berikut :
jumlah
Pelaksanaan Rapat (X1)
adalah 44 + 42 + 38 =124
Nilai yang di peroleh dari kuisioner terhadap item pertanyaan 1
skor
secara
keseluruhan
Variabel Dependen Y Kepentingan umum (Y1) Nilai yang di peroleh dari
adalah sebesar 38, sedang untuk pertanyaan nomor 2 diperoleh skor
kuisioner
terhadap
sebesar
kepentingan
umum
41,
begitu
juga
untuk
bagian
indikator (Y1)
pertanyaan nomor 3 diperoleh skor
merupakan
sebesar 40. Dan total skor untuk
pelayanan (Y), dengan 3 (tiga)
indikator variabel X1 adalah sebesar
pertanyaan
119.
didapat
Peninjauan (X2)
pertanyaan 1 (pertama) didapatkan
Nilai yang di peroleh dari kuisioner
jawaban keseluruhan dengan skor 36,
terhadap item pertanyaan nomor 1
untuk pertanyaan nomor 2 (dua)
yang
sebagai
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU” Vol. 13 No. 1 Oktober 2013
dari
yang variabel
masing-masing berikut;
untuk
10
ISSN : 0853 - 2516 didapatkan dengan
jawaban
jumlah
pertanyaan item 2 (dua) didapat
35,
untuk
jumlah skor 32, untuk pertanyaan
3
(tiga)
item 3 (tiga) didapat jumlah skor 45.
didapatkan jawaban dengan jumlah
Dengan demikian total skor untuk
skor 45. Dari skor-skor tersebut
indikator akuntanbilitas didapatkan
maka akan didapat jumlah seluruh
dari= 27 + 32 + 45 = 104
pertanyaan
skor
keseluruhan
nomor
skor untuk indikator (Y1) adalah= 36 + 35 + 45 = 116
Pembahasan Dari hasil penyajian data yang
Akuntabilitas (Y2) Nilai yang di peroleh dari kuisioner
terhadap
akuntanbilitas.
Ada
indikator 3
(tiga)
sudah paparkan tersebut diatas maka analisis kuantitatif Korelasi Rank Spearman
yang
pertanyaan yang peneliti sampaikan,
dibantu
dengan
untuk pertanyaan item 1 (satu)
Windows
diperoleh jumlah skor 27, untuk
sebagai berikut:
perhitungannya SPSS
16.
pembahasannya
For
adalah
Korelasi Pelaksanaan Rapat (X1) terhadap Keprofesionalan (Y1) Hasil perhitungan Rank Spearman dengan SPSS pada Indikator (X1) terhadap Indikator (Y1) Correlations Pelaksanaan_Rap Kepentingan_
Spearman's rho Pelaksanaan_Rapat
at
Umum
1.000
.461
.
.084
15
15
Correlation Coefficient
.461
1.000
Sig. (2-tailed)
.084
.
15
15
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Kepentingan_Umum
N
Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa korelasi pelaksanaan rapat Majalah Ilmiah “DIAN ILMU” Vol. 13 No. 1 Oktober 2013
11
ISSN : 0853 - 2516 (X1) terhadap keprofesionalan (Y1) adalah 1,000 dan signifikan. Sedangkan untuk keprofesionalan korelasi koefisiennya adalah 0,461 dan signifikan. Hal ini tercermin dalam angka signifikansi sebesar 0,084 yang lebih besar dari batas tingkat
kepercayaan
atau
taraf
signifikansi
yaitu
5
%
atau
0,05.
Koefisien korelasi hitung atas hubungan antara pelaksanaan rapat terhadap keprofesionalan menunjukkan angka 0,461. Angka tersbut lebih tinggi dari koefisien korelasi tabel yaitu 0,084, sehingga dapat dikatakan bahwa korelasi pelaksanaan rapat terhadap ekonomi mempunyai hubungan yang sangat kuat.
Korelasi Pelaksanaan Rapat (X1) terhadap Akuntanbilitas (Y2) Hasil perhitungan Rank Spearman dengan SPSS pada Indikator (X1) terhadap Indikator (Y2) Correlations Pelaksanaan_
Spearman's rho Pelaksanaan_Rapat
Rapat
Akuntabilitas
1.000
.435
.
.105
15
15
Correlation Coefficient
.435
1.000
Sig. (2-tailed)
.105
.
15
15
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Akuntabilitas
N
Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa korelasi pelaksanaan rapat (X1) terhadap akuntanbilitas (Y2) adalah 1,000 dan signifikan. Sedangkan untuk akuntanbilitas (Y2) menunjukkan angka perhitungan 0,435 dan signifikan. Hal ini tercermin dalam angka signifikansi sebesar 0,105 yang lebih besar dari batas tingkat kepercayaan atau taraf signifikansi yaitu 5 % atau 0,05. Koefisien korelasi hitung atas hubungan antara pelaksanaan rapat terhadap Akuntanbilitas menunjukkan angka 0,435. Angka tersbut lebih tinggi dari koefisien korelasi tabel yaitu 0,105, sehingga dapat dikatakan bahwa korelasi pelaksanaan rapat terhadap Akuntanbilitas mempunyai hubungan yang sangat kuat.
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU” Vol. 13 No. 1 Oktober 2013
12
ISSN : 0853 - 2516 Korelasi Peninjauan (X2) terhadap Keprofesionalan (Y1) Hasil perhitungan Rank Spearman dengan SPSS pada Indikator (X2) terhadap Indikator (Y1) Correlations Kepentingan
Spearman's rho
Peninjauan
Peninjauan
_Umum
1.000
.725
.
.002
15
15
.725**
1.000
.002
.
15
15
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Kepentingan_Umum Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
**
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa korelasi peimjauan (X2) terhadap keprofesionalan (Y1) adalah 1,000 dan signifikan. Sedangkan untuk keprofesionalan (Y1) menunjukkan angka perhitungan 0,725 dan signifikan. Hal ini tercermin dalam angka signifikansi sebesar 0,002 yang lebih besar dari batas tingkat
kepercayaan
atau
taraf
signifikansi
yaitu
5
%
atau
0,05.
Koefisien korelasi hitung atas hubungan antara pelaksanaan peninjauan terhadap keprofesionalan menunjukkan angka 0,725. Angka tersbut lebih tinggi dari koefisien korelasi tabel yaitu 0,002, sehingga dapat dikatakan bahwa korelasi pelaksanaan peninjauan terhadap keprofesionalan mempunyai hubungan yang sangat kuat.
Korelasi Peninjauan (X2) terhadap Akuntanbilitas (Y2) Hasil perhitungan Rank Spearman dengan SPSS pada Indikator (X2) terhadap Indikator (Y2)
Correlations Peninjauan
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU” Vol. 13 No. 1 Oktober 2013
Akuntabilitas
13
ISSN : 0853 - 2516 Spearman's rho
Peninjauan
Correlation Coefficient
1.000
.088
.
.756
15
15
Correlation Coefficient
.088
1.000
Sig. (2-tailed)
.756
.
15
15
Sig. (2-tailed) N Akuntabilitas
N
Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa korelasi peninjauan (X2) terhadap Akuntanbilitas (Y2) adalah 1,000 dan signifikan. Sedangkan untuk Akuntanbilitas (Y2) menunjukkan angka perhitungan 0,088 dan signifikan. Hal ini tercermin dalam angka signifikansi sebesar 0,756 yang lebih besar dari batas tingkat kepercayaan atau taraf signifikansi yaitu 5 % atau 0,05. Koefisien korelasi hitung atas hubungan antara pelaksanaan peninjauan terhadap Akuntanbilitas menunjukkan angka 0,088. Angka tersebut lebih tinggi dari koefisien korelasi tabel yaitu 0,756, sehingga dapat dikatakan bahwa
korelasi
pelaksanaan
peninjauan terhadap Akuntabilitas mempunyai hubungan yang sangat kuat.
Korelasi Penyuluhan (X3) terhadap Keprofesionalan (Y1) Hasil perhitungan Rank Spearman dengan SPSS pada Indikator (X3) terhadap Indikator (Y1) Correlations Kepentingan
Spearman's rho
Penyuluhan
Penyuluhan
_Umum
1.000
.171
.
.543
15
15
Correlation Coefficient
.171
1.000
Sig. (2-tailed)
.543
.
15
15
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Kepentingan_Umum
N
Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa korelasi penyuluhan (X3) terhadap keprofesionalan (Y1) adalah 1,000 dan signifikan. Sedangkan untuk keprofesionalan (Y1) menunjukkan angka perhitungan 0,171 dan signifikan. Hal Majalah Ilmiah “DIAN ILMU” Vol. 13 No. 1 Oktober 2013
14
ISSN : 0853 - 2516 ini tercermin dalam angka signifikansi sebesar 0,543 yang lebih besar dari batas tingkat kepercayaan atau taraf signifikansi yaitu 5 % atau 0,05. Koefisien korelasi hitung atas hubungan antara pelaksanaan penyuluhan terhadap keprofesionalan menunjukkan angka 0,171. Angka tersebut lebih tinggi dari koefisien korelasi tabel yaitu 0,756, sehingga dapat dikatakan bahwa
korelasi
pelaksanaan
penyuluhan terhadap keprofesionalan mempunyai hubungan yang sangat kuat.
Korelasi Penyuluhan (X3) terhadap Akuntanbilitas (Y2) Hasil perhitungan Rank Spearman dengan SPSS pada Indikator (X3) terhadap Indikator (Y2) Correlations
Spearman's rho
Penyuluhan
Penyuluhan
Akuntabilitas
1.000
-.090
.
.750
15
15
Correlation Coefficient
-.090
1.000
Sig. (2-tailed)
.750
.
15
15
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Akuntabilitas
N
Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa korelasi penyuluhan (X3) terhadap Akuntanbilitas (Y2) adalah 1,000 dan signifikan. Sedangkan untuk Akuntanbilitas (Y2) menunjukkan angka perhitungan 0,090 dan signifikan. Hal ini tercermin dalam angka signifikansi sebesar 0,750 yang lebih besar dari batas tingkat kepercayaan atau taraf signifikansi yaitu 5 % atau 0,05. Koefisien korelasi hitung atas hubungan antara pelaksanaan penyuluhan terhadap Akuntanbilitas menunjukkan angka 0,090. Angka tersebut lebih tinggi dari koefisien korelasi tabel yaitu 0,750, sehingga dapat dikatakan bahwa
korelasi
pelaksanaan
penyuluhan terhadap Akuntanbilitas mempunyai hubungan yang sangat kuat.
Korelasi Motivasi Kepala Desa (X) terhadap tingkat pelayanan Perangkat Desa(Y) Hasil perhitungan SPSS korelasi motivasi Kepala Desa terhadap Majalah Ilmiah “DIAN ILMU” Vol. 13 No. 1 Oktober 2013
15
ISSN : 0853 - 2516 tingkat pelayanan Perangkat Desa Correlations
Spearman's rho
Motivasi
Correlation Coefficient
Motivasi
Pelayanan
1.000
.918**
.
.000
15
15
Sig. (2-tailed) N Pelayanan
**
Correlation Coefficient
.918
1.000
Sig. (2-tailed)
.000
.
15
15
N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).s
Dari tabel penghitungan SPSS (Statical Product and Service Solution) maka akan diperoleh nilai korelasi rs = 0,918, dalam tabel kritis nilai rho yaitu tabel P dengan N = 15 dengan taraf kepercayaan 95% atau signifikasi 5% nilai kritisnya dalam tabel adalah sebesar 0,506. Berdasarkan perhitungan tersebut maka didapat t-hitung sebesar 0,918 nilai t-hitung tersebut merupakan t-hitung dari t-tabel untuk korelasi rs antara variabel X dan variabel Y. Berdasarkan ketentuan yang telah penulis uraikan pada bab sebelumnya bahwa kriteria kuat dan tidaknya suatu hubungan dapat dilihat pada tabel nilai-nilai rho didepan membuktikan bahwa mempunyai hubungan yang sangat kuat. Uji t Test Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
-3.418
.765
Pelayanan
1.872
.055
Coefficients Beta
t
.994
Sig.
-4.467
.000
33.867
.000
a. Dependent Variable: Motivasi
Berdasarkan hasil uji student t menunjukkan bahwa koefisien t hitung sebesar 0,765 sementara t table dengan derajat kebebasan n - 2 = 15 – 2 = 13 menunjukkan koefisien sebesar 0,692. Karena t hitung > t tabel maka hipotesis Majalah Ilmiah “DIAN ILMU” Vol. 13 No. 1 Oktober 2013
16
ISSN : 0853 - 2516 alternatif diterima serta menolak hipotesa nol. Selanjutnya karena tingkat signifikansi yaitu 0.50, maka pengaruh motivasi Kepala Desa terhadap Aparatur Desa dalam meningkatkan kualitas pelayanan, mempunyai pengaruh yang signifikan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan
analisis
data
Gibson,
Wancevich,
dengan menggunakan analisis Rank
DONNELLY
Spearman menunjukan bahwa, ada
Organisasi,
pengaruh sangat kuat
Bandung
motivasi
Kepala
Desa
hubungan terhadap
1989. Dalam Erlangga,
Gie, The Liang, 1999. Organisasi
tingkat pelayanan Aparatur Desa.
dan
Motivasi,
Hal ini berdasarkan nilai rs-hitung
Aksara, Bandung
0,918 yang lebih besar dibanding
Hadi, Sutrisno, 1991. Metodologi
dengan rs-tabel untuk N= 15 dengan
Research,
taraf signifikasi 5% adalah 0,516.
Yogyakarta
Pengaruh yang sangat kuat tersebut
Andy Offset,
Hasibuan, 1999. Organisasi dan
dibuktikan dengan uji t test yang
Motivasi,
didapatkan t hitung sebesar 0,765
Bandung
sedangkan t tabel sebesar 0,692.
Bumi
Islamy,
Irfan,
Bumi
Aksara,
1999.
Reformasi
Pelayanan Saran – saran
Publik,
Makalah Pelatihan Strategi
Untuk mewujudkan pelayanan
Pembangunan
Sumber
yang optimal diharapkn Kepala Desa
Manusia
Aparatur
dapat memotivasi Perangkat Desa
Pemerintah daerah dalam
secara terus menerus.
Era
globalisasi,di
Kabupaten Daerah Tingkat II Trenggalek Juniarso Ridwan, Dr, Ir, MSi., MH, 2009.
Hukum
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU” Vol. 13 No. 1 Oktober 2013
Negara
dan 17
ISSN : 0853 - 2516 Kebijakan
Pelayanan
Publik, Nuansa Cendekia 2009
.........................,KEPMENPAN No.63/KEP/M.PAN/7/2003, Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Kartini Kartono, 1986. Pemimpin dan
Kepemimpinan,
Indonesia,
Ghalia
Jakarta
Koentjaraningrat,
1990.
.........................,KEPMENPAN No.81/1993, Tentang Pedoman tata Laksana
Metode
Pelayanan Umum
Penelitian Masyarakat, Gramedia,
.........................,Undang-undang
Jakarta
No.25
Sugiyono, 2007. Metode Penelitian
Pelayanan Publik
Kualitatif, Kuantitatif, CV Alfabeta,
.........................,Undang-undang
Bandung
Tahun
2009,
No.32
Tahun
Tentang
2004,
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian
Tentang Otonomi Daerah,
Ilmu Administrasi, CV Alfabeta,
Sinar Grafika, Jakarta
Bandung Sugiyono,
Dr,1994,
Metode
Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung Suliyanto,
2009. Penelitian
Metodologi (S2)
belajar
(www.
penelitian
_ilmiah?2009) Diakses 11 Mei 2010 Suryabrata,
1987.
Psikologi
Pendidikan, Jakarta, Rajawali Pres Soeharto,
1996,
Dasar-Dasar
Organisasi, Gajah Mada University Pres, Jakarta Toha, Miftah, 1990. Aspek-Aspek Pokok
Administrasi,
Ghalia
Indonesia, Jakarta Majalah Ilmiah “DIAN ILMU” Vol. 13 No. 1 Oktober 2013
18