e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
PENGARUH PENGALAMAN KERJA, KOMPETENSI AUDITOR DAN INDEPENDENSI TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN (STUDI EMPIRIS PADA KANTOR INSPEKTORAT KABUPATEN BULELENG) 1
Made Fandy Permana Putra Edy Sujana, 2Made Pradana Adiputra
1
Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris pengaruh pengalaman kerja, kompetensi auditor dan independensi terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada para pegawai kantor Inspektorat Kabupaten Buleleng. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Metode pengambilan sample menggunakan purposive sampling. Sampel yang digunakan pada penelitian ini seluruh pegawai negeri sipil pada kantor Inspektorat Kabupaten Buleleng. Kuesioner yang disebar 45 kuesioner dan yang dapat digunakan 40 kuesioner. Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi linier berganda. Analisis data menggunakan program SPSS versi 19.0. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa (1) Secara parsial variabel pengalaman kerja mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Inspektorat Kabupaten Buleleng. (2) Secara parsial variabel kompetensi auditor mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Inspektorat Kabupaten Buleleng. (3) Secara parsial variabel independensi mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Inspektorat Kabupaten Buleleng. (4) Secara simultan variabel pengalaman kerja, kompetensi auditor, dan independensi mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Inspektorat Kabupaten Buleleng. Kata kunci: pengalaman kerja, kompetensi auditor, independensi, kualitas hasil pemeriksaan
Abstract This study was intended to identify empirically the impact of working experience, auditor’s competence and independence on the quality of auditing outcome at the Inspectorate Office of Buleleng Regency. This is a quantitative study, in which the samples were determined using the purposive sampling method. The samples included all the government civil servants employed at the Inspectorate Office of Buleleng Regency. Out of 45 exemplars of the questionnaire distributed, 40 could be used. The statistical method used to test the hypothesis was the multiple linier regression. The data were analyzed using SPSS program version 19.0. The result of the study showed that (1) partially the variable of working experience significantly contributed to the quality of the auditing outcome at the Inspectorate Office of Buleleng Regency; (2) partially, the variable of the auditor’s
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) competence and independence significantly affected the auditing outcome at the Inspectorate Office of Buleleng Regency; (3) partially, the variable of independence significantly contributed to the auditing outcome at the Inspectorate Office of Buleleng Regency; (4) simultaneously, the variable of working experience, the auditor’s competence and independence significantly determined the quality of the auditing outcome at the Inspectorate Office of Buleleng Regency. Keywords: working experience, auditor’s competence, independence, quality of auditing outcome
PENDAHULUAN Kebijakan pemerintah pusat yang memberlakukan otonomi daerah merupakan langkah yang kongkrit dalam mewujudkan desentralisasi yang sesungguhnya. Dalam mengelola penyelenggaraan otonomi daerah dan perimbangan keuangan pusat dan daeran telah diatur dalam UU No. 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah. Pentingnya pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi terhadap permasalahan bagaimana pengelolaan keuangan daerah dan anggaran daerah hasilnya akan tercermin dalam bentuk laporan keuangan daerah. Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal, tantangan yang dihadapi akuntansi sektor publik adalah menyediakan informasi yang relevan dan akuntabel. Berdasarkan PP No. 79 Tahun 2005 (Pasal 24) menyatakan bahwa pengawasan terhadap urusan pemerintah didaerah dilaksanakan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sesuai dengan fungsi dan kewenangannya. Salah satu APIP adalah Inspektorat Jendaral Departemen dan Inspektorat Kabupaten/Kota. APIP memiliki tugas pokok dan fungsinya yaitu memberikan rekomendasi, melaporkan hasil kerjanya berdasarkan standar audit APIP. Rekomendasi dan laporan hasil kerja APIP harus berkualitas agar dapat dinilai dari laporan hasil pemeriksaan. Usaha tersebut dapat terlaksana dengan baik apabila sistem pengendalian intern (Apratur Pemerintah) yang efektif, efesien dan akuntabel. Kantor Inspektorat Kabupaten Buleleng merupakan salah satu auditor didaerah yang memiliki tugas pokok melaksanakan pengawasan terhadap penyelenggaran pemerintahan yang
meliputi bidang pembangunan, kemasyarakatan, pemerintahan dan pembinaan serta pelaksanaan urusan pemerintahan daerah. Inspektorat Kabupaten Buleleng dapat dikatakan sebagai pengawas daerah sebab dalam melaksanakan pemeriksaan secara rutin terhadap SKPD di lingkungan Kabupaten Buleleng. Begitu pentingnya peran Inspektorat Buleleng dan padatnya kegiatan yang dilakukannya maka diperlukan sumber daya manusia (auditor) yang memiliki pengalaman kerja, kompetensi serta tingkat independensi yang tinggi sehingga akan menghasilkan kualitas pemeriksaan yang bagus. Dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya, Inspektorat Kabupaten Buleleng dibagi menjadi empat Inspektur Pembantu Wilayah (IRBAN) yang terdiri auditor dan pejabat pengawas pemerintah daerah (P2PD) yang dipimpin oleh pejabat fungsional. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, staf Inspektorat Kabupaten Buleleng melakukan pemeriksaan secara rutin terhadap Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) di lingkungan pemerintahan Kabupaten Buleleng. Maka dari itu dalam melaksanakan semua kegiatan ini sangat dibutuhkan para pegawai yang memiliki kompetensi atau keahlian khusus dalam menghasilkan laporan hasil pemeriksaan yang berkualitas Kualitas hasil pemeriksaan adalah pelaporan tentang kelemahan pengendalian intern dan kepatuhan terhadap ketentuan, tanggapan dari pejabat yang bertanggung jawab, merahasiakan pengungkapan informasi yang dilarang, pendistribusian laporan hasil pemeriksaan dan tindak lanjut dari rekomendasi auditor sesuai dengan peraturan perundang-undangan (Batubara, 2008).
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) Pengalaman kerja seseorang dapat mempengaruhi kualitas hasil pemeriksaan. Semakin tinggi tingkat pengalaman seseorang maka hasil pekerjaan yang dihasilkanpun akan semakin bagus. Hal ini dapat dijadikan rekomendasi bahwa semakin lama masa kerja yang dimiliki oleh seorang auditor maka mempengaruhi kualitas hasil pemeriksaan (Masrizal, 2010). Selain dari pengalaman kerja , seorang auditor juga harus memiliki kompetensi atau keahlian khusus dalam melakukan audit keuangan daerah. Menurut SA Seksi 150 SPAP (2013) menyatakan bahwa syarat pengauditan pada standar auditing meliputi tiga hal, yaitu: 1) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup. 2) Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. 3) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya (kompetensinya) dengan cermat dan seksama. Menurut Boynton (dalam Rohman, 2007), fungsi auditor internal adalah melaksanakan fungsi pemeriksaan internal yang merupakan suatu fungsi penilaian yang independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi yang dilakukan. Selain itu, auditor internal diharapkan pula dapat lebih memberikan sumbangan bagi perbaikan efisiensi dan efektivitas dalam rangka peningkatan kinerja organisasi. Dengan demikian auditor internal pemerintah daerah memegang peranan yang sangat penting dalam proses terciptanya akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan di daerah. Selain memiliki kompetensi atau keahlian khusus, seorang auditor harus dapat memegang teguh prinsip kode etik seorang audit. Salah satu kode etik tersebut yaitu independensi. Menurut Sukriah (2009) menyatakan bahwa independensi merupakan salah satu kompenen etika yang harus dijaga oleh akuntan publik. Independen berarti akuntan publik tidak mudah dipengaruhi, karena melaksanakan pekerjaan untuk kepentingan umum. Akuntan publik tidak dibenarkan memihak
kepentingan siapapun. Auditor berkewajiban untuk jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga kepada kreditur dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas pekerjaan akuntan publik. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Yosefin (2008) meneliti tentang pengaruh tingkat pendidikan, pendidikan berkelanjutan dan independensi pemeriksa terhadap kualitas hasil pemeriksaa di Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Dairi. Penelitian ini menyatakan bahwa tingkat pendidikan, pendidikan berkelanjutan, dan independensi pemeriksa secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Dalam Martani (2013) meneliti tentang pengaruh kecermatan profesional dan pengalaman kerja terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Penelitian ini menyatakan bahwa secara simultan kecermatan profesional dan pengalaman kerja berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Dari uraian rumusan masalah yang diambil, maka tujuan dari penelitian ini adalah : (1) untuk mengetahui adakah pengaruh pengalaman kerja terhadap kualitas hasil pemeriksaan. (2) untuk mengetahui adakah pengaruh kompetensi auditor terhadap kualitas hasil pemeriksaan. (3) untuk mengetahui adakah pengaruh independensi terhadap kualitas hasil pemeriksaan. (4) untuk mengetahui adakah pengaruh pengalaman kerja, kompetensi auditor dan independensi terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Pengalaman kerja seseorang dapat mempengaruhi kualitas hasil pemeriksaan. Semakin tinggi tingkat pengalaman seseorang maka hasil pekerjaan yang dihasilkanpun akan semakin bagus. Hal ini dapat dijadikan rekomendasi bahwa semakin lama masa kerja yang dimiliki oleh seorang auditor maka mempengaruhi kualitas hasil pemeriksaan (Masrizal, 2010). Berdasarkan uraian tersebut penulis menduga terdapat hubungan signifikan antara pengalaman kerja dengan kualitas hasil pemeriksaan dan hubungan tersbut dihipotesiskan :
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) H1 : Pengalaman kerja berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan Selain memiliki pengalaman kerja seorang auditor juga harus memiliki kompetensi maupun keahlian khusus lainnya yang dapat menunjang dalam melakukan audit. Kompetensi tersebut terdiri dari dua sub variabel yaitu pengalaman dan pengetahuan. Auditor sebagai ujung tombak pelaksanaan tugas audit memang harus senantiasa meningkatkan pengetahuan yang telah dimiliki agar penerapan pengetahuan dapat maksimal dalam praktiknya. Penerapan pengetahuan yang maksimal tentunya akan sejalan dengan semakin bertambahnya pengalaman yang dimiliki (Alim, 2007). Berdasarkan uraian diatas penulis menduga terdapat hubungan signifikan antara kompetensi auditor dengan kualitas hasil pemeriksaan dan hubungan tersebut dihipotesiskan : H2 : Kompetensi Auditor berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. Selain memiliki pengalaman kerja dan kompetensi seorang audit diharapkan juga mampu memegang teguh prinsip-prinsip seorang audit salah satunya yaitu prinsip independensi. Menurut Trisnaningsih (2007) menyatakan bahwa auditor yang hanya memahami good governance tetapi dalam pelaksanaan pemeriksaan tidak menegakkan independensinya maka tidak akan berpengaruh terhadap kinerjanya. Berdasarkan uraian tersebut penulis menduga terdapat hubungan signifikan antara independensi dengan kualitas hasil pemeriksaan tersebut dihipotesiskan : H3 :Independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Salah satu cara untuk menciptakan laporan keuangan yang relevan dan tepat maka pemerintah menyajikan laporan keuangan melalui sosial media. Agar dalam menyajikan laporan keuangannya secara relevan maka pemerintah harus dapat memperbaiki sistem kinerja Aparatur pemerintah seperti sumber daya manusia meliputi pengalaman kerja, kompetensi auditor internal serta independensinya Apabila dari segi pengalaman kerjanya,
kompetensi auditor internal, independensinya dan kualitas hasil pemeriksaan maka dalam melakukan pengauditan laporan keuangan dapat dipertanggungjawabkan. Berdasarkan dari uraian diatas, penulis menduga hubungan signifikan antara pengalaman kerja, kompetensi auditor dan independensi dengan kualitas hasil pemeriksaan hubungan tersebut dihipotesiskan: H4 :Pengalaman kerja, kompetensi auditor dan independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. METODE Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Adapun variabel dalam penelitian ini yaitu pengalaman kerja, kompetensi auditor dan independensi sebagai variabel bebas dan kualitas hasil audit sebagai variabel terikat. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai negeri sipil pada kantor Inspektorat Kabupaten Buleleng. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purpossive sampling. Penyusunan struktur pernyataan yang memuat tentang variabel kualitas hasil pemeriksaan. Pengalaman kerja, kompetensi auditor dan independensi yang merujuk pada skala ordinal. Teknik ini menentukan scorring untuk masing-masing item pernyataan dengan lima alternatif jawaban yaitu setuju, tidak setuju, netral , sangat setuju dan sangat tidak setuju dengan rentang nilai diantara 1 sampai 5. Dalam menguji kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan dan diajukan maka teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier namun terlebih dahulu akan diuji validitas dan reabilitas kemudian Uji asumsi klasik ada beberapa asumsi yang harus di penuhi dalam penyusunan model regresi linier berganda agar hasilnya tidak bias. Pada penelitian ini uji asumsi klasik yang digunakan yaitu : Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas dan Uji Heterokedastisitas, Uji Parsial (uji t), Uji Koefisien Determinasi (R2) dan Uji Simultan (uji F)
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) Teknik analisis linier berganda digunakan untuk menentukan hubungan variabel dependen (Y) dan variabel independen (X) Sugiyono (2009) rumus : Y= a+ b1X1+b2X2+b3X3+e.............. (1) HASIL DAN PEMBAHASAN Responden dalam penelitian adalah para pegawai kantor Inspektorat Kabupaten Buleleng. Waktu yang digunakan untuk menyebarkan kuesioner sampai kuesioner terkumpul adalah kurang lebih 1 minggu yaitu dimulai dari tanggal 27 Oktober 2014 sampai 3 November 2014. Distribusi responden menurut jenis kelamin pada kantor Inspektorat Kabupaten Buleleng bahwa dari 40 orang responden dengan presentase 60% adalah laki-laki sebanyak 24 orang dan dengan presentase 40% adalah wanita sebanyak 16 orang. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai kantor Inspektorat Kabupaten Buleleng adalah laki-laki. Distribusi responden menurut jabatan pada kantor Inspektorat Kabupaten Buleleng bahwa dari 40 orang responden dengan presentase 2,5% adalah 1 orang Inspektur, 2,5% adalah 1 orang Sekretaris, 10% adalah 4 orang Inspektur Pembantu, 2,5% adalah 1 orang Kasubag Keuangan, 2,5% adalah 1 orang Kasubag Umum, 12,5% adalah 5 orang Kasubag Perencanaan, 22,5% adalah 9 orang Auditor dan 42,5% adalah 17 orang Staf. Distribusi responden menurut masa kerja pada kantor Inspektorat Kabupaten Buleleng dari 40 orang responden yaitu kurang dari 5 tahun (<5 tahun) sebanyak 13 orang (32,5%), lebih dari 10 tahun (>10 tahun) sebanyak 12 orang (30%), dan 5- 10 tahun sebanyak 15 orang (37,5%). Distribusi responden menurut jenjang pendidikan pada kantor Inspektorat Kabupaten Buleleng dari 40 orang responden yaitu D3 sebanyak 13 orang (32,5%), S1 sebanyak 23 orang (57,5%), dan S2 sebanyak 4 orang (10%). Syarat minimum suatu kuesioner untuk memenuhi validitas adalah jika korelasi antara butir dengan skor total tersebut positif dan nilainya lebih besar dari rtabel pada 40 responden sebesar 0,849. Berdasarkan pada hasil pengolahan uji
validitas terhadap 40 responden menggunakan SPSS versi 19.0 setiap item pernyataan memiliki rhitung lebih besar dari rtabel sehingga setiap item pernyataan adalah valid. Hasil uji reabilitas dapat dilihat dari nilai Cronbach Alpha untuk setiap setiap variabel instrumen dikatakan reliable apabila nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0.60. melihat hasil perhitungan menggunakan SPSS versi 19.0 dapat dinyatakan bahwa seluruh variabel telah memenuhi syarat reabilitas yang dapat dilihat dari nilai Cronbach Alpha kualitas hasil pemeriksaan 0.717, pengalaman kerja 0,739, kompetensi auditor 0,809 dan independensi 0,734. Sehingga dapat digunakan dalam penelitian ini. Pada hasil uji normalitas menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig yaitu 0.752 karena Asymp. Sig lebih besar dari α = 5% maka dapat dinyatakan bahwa data telah memenuhi syarat normalitas. Pada hasil uji multikolinieritas dapat dilihat bahwa nilai tolerence untuk ketiga variabel bebas lebih besar dari 0,1 sedangkan nilai VIF kurang dari 10. Jadi dapat dinyatakan bahwa model regresi ini tidak terdeteksi masalah multikolinieritas. Pada hasil uji heterokedastisitas bisa terjadi karena terdapat variansi di residual yang tidak konsisten pada model regresi. Pengujian heterokedastisitas penelitian ini menyimpulkan bahwa model regresi berganda bebas dari gejala heterokedastisitas. Dari tabel 1 dapat diketahui nilai P value model regresi sebesar 0.752. Hal ini menunjukkan bahwa P value > nilai signifikan (5%), sehingga data dikatakan berdistribusi normal. Yang mana dapat ditunjukkan dengan gambar 1 dibawah ini. Diketahui bahwa data menyebar sekitar garis grafik histogramnya. Hal ini menunjukkan bahwa pola berdistribusinya normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Pengujian selanjutnya yaitu pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan dengan melakukan uji parsial (uji t), uji determinasi (R2) dan uji simultan (uji F). Dari tabel 2, 3 dan 4 di bawah maka dapat diketahui persamaan regresi dalam penelitian ini sebagai berikut :
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) Dari tabel 3 dapat diketahui Adjusted R Square sebesar 0,812. Hal ini menunjukkan bahwa variabel pengalaman kerja, kompetensi auditor, dan Independensi terhadap kualitas hasil pemeriksaan sebesar 81.2% sisanya 18,8% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini. Dari tabel 1.4 dapat diketahui uji ANOVA atau F – test, didapat Fhitung sebesar 57,326 dengan tingkat signifikansi 0,000. Tingkat signifikansi 0,000 mengindikasikan bahwa koefesien regresi signifikan, karena nilai Probabilitas < 0,05. Selain itu, nilai Fhitung > Ftabel ( 57,326 > 2,87) sehingga H4 diterima. Maka, diambil kesimpulan bahwa pengalaman kerja,
Y= -8.203+ 0.261X1+0.252X2+0.436X3
Gambar 1. P-Plot Regression Standarized Residual
Tabel 1. Hasil Uji Normalitas Model
Sig.
Keterangan
Regresi
0,752
Normal
(sumber : data yang diolah, 2014)
Tabel 2. Hasil Uji Regresi Berganda
Model (Constant) Pengalaman_Kerja Kompetensi_auditor Independensi
Unstandarized Coefficients B -8.203 .265 .252 .436
Sts. Error 2.934 .106 .079 .151
Standarized Coefficients Beta .254 .358 .402
T -2.796 2.505 3.170 2.897
Sig. .008 .017 .003 .006
(sumber : data yang diolah, 2014)
Tabel 3. Hasil Uji Koefesien Determinasi ( R2) Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1
.909a
.827
.812
1.122
(sumber : data yang diolah, 2014)
Tabel 4. Hasil Uji F
1
Model Regression Residual Total
Sum of Squares 216.463 45.312 261.775
(sumber : data yang diolah, 2014)
Df 3 36 39
Mean Square 72.154 1.259
F 57.326
Sig. .000a
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) kompetensi auditor, dan independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan di Inspektorat Kabupaten Buleleng dan model regresi yang digunakan dianggap layak uji. Dilihat dari pengalaman kerja memiliki thitung sebesar 2,505 > ttabel sebesar 2.02809 dan nilai probabilitas yaitu 0,017 < 0,05. Ini menunjukkan bahwa pengalaman kerja berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Dengan demikian hipotesis H1 yang menyatakan pengalaman kerja berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan diterima. Dilihat dari kompetensi auditor memiliki thitung sebesar 3,170 > ttabel sebesar 2.02809 dan nilai probabilitas yaitu 0,003 < 0,05. Ini menunjukkan bahwa kompetensi auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Dengan demikian hipotesis H2 yang menyatakan kompetensi auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan diterima. Dilihat dari independensi memiliki thitung sebesar 2,897 > ttabel sebesar 2.02809 dan nilai probabilitas yaitu 0,006 < 0,05. Ini menunjukkan bahwa independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Dengan demikian hipotesis H3 yang menyatakan independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan diterima. PEMBAHASAN Pengalaman Kerja terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Dalam penelitian ini menemukan pengaruh yang searah terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Penelitian ini sejalan dengan Martani (2008) yang menyimpulkan bahwa semakin banyak pengalaman kerja seorang auditor maka akan semakin mempengaruhi kinerjanya. Penelitian sesuai dengan yang di kemukakan oleh (Sukriah, dkk 2009) bahwa pengalaman sangatlah penting diperlukan dalam rangka kewajiban seorang pemeriksa terhadap terhadap tugasnya untuk memenuhi standar audit. Sesuai dengan standar umum dalam standar profesional akuntan publik bahwa auditor diisyaratkan memiliki pengalaman kerja yang cukup dalam profesi yang ditekuninnya serta dituntut
untuk memenuhi kualifikasi teknis dan berpengalaman dalam industri-industri yang mereka audit Selain dari pengalaman kerja auditor juga dapat dipahami sebagai sebuah kombinasi antara ketrampilan (skill), atribut personal, dan pengetahuan (knowledge) yang tercermin melalui perilaku kinerja (job behavior) yang dapat diamati, diukur dan dievaluasi. Pada kantor Inspektorat Kabupaten Buleleng dimana sebagaian besar pegawai yang bekerja paling lama lebih dari 10 tahun sehingga mampu mengaplikasikan dan mengintegrasikan kemampuannya secara maksimal. Pengalaman kerja paling lama lebih dari 10 tahun sehingga auditor mampu lebih cepat dalam melakukan analisis dalam mengaudit laporan keuangan jika dibandingkan dengan pengalaman kurang dari 5 tahun perbedaan auditor sangat terlihat jelas dalam melakukan audit laporan keuangan maupun temuan-temuan lainnya dalam melakukan audit. Lebih banyak pengalaman yang dimiliki oleh auditor dapat di lihat dari tingkat pendidikan dan pelatihan-pelatihan di dapat. Pelatihan–pelatihan juga mempengaruhi kedudukan dari pegawai pada kantor Inspektorat Kabupaten Buleleng semakin tinggi kedudukannya maka semakin tinggi juga pengalaman pemeriksa dalam melakukan pemeriksaan. Pada kantor Inspektorat Kabupaten Buleleng memiliki tingkat pengalaman kerja yaitu lebih dari 10 tahun, dengan tingkat pengalaman kerja lebih dari 10 tahun pegawai mampu mendekteksi kesalahan dalam melakukan pemeriksaan sehingga pegawai dapat memberikan rekomendasi atas laporan yang telah diperiksa. Maka dari itu seseorang yang memiliki pengalaman kerja yang dilihat dari lamanya menjadi auditor, tingginya tugas audit yang didapatkan dan banyaknya jumlah perusahaan yang diaudit akan dapat meningkatkan kualitas hasil audit serta semakin luas pengalaman kerja seseorang maka semakin terampil dalam melakukan pekerjaan sehingga akan menghasilkan hasil sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Selain dari uraian di atas pengalaman kerja juga sangat mempengaruhi kinerja auditor baik dari segi ketrampilan maupun pengetahuannya. Semakin tinggi tingkat
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) pengalaman kerja seorang auditor maka dalam melaksanakan pekerjaannya, seorang auditor akan sangat memperhatikan tingkat ketelitian, ketepatan dan kecepatan untuk menyelesaikan laporan yang akan diaudit. Apabila auditor mampu melaksanakan tugasnya dengan memperhatikan tingkat ketelitian, kepekaan maka akan menghasilkan kualitas hasil pemeriksaan yang relevan dan reliabel. Maka dari itu sangat diharapkan seorang auditor harus memiliki tingkat pengalaman kerja yang tinggi sehingga mampu melakukan pengauditan secara optimal dan berkompeten. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengalaman kerja sangat mempengaruhi kualitas hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor. Pengaruh Kompetensi Auditor terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Dalam penelitian ini menemukan pengaruh yang searah terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Penelitian ini sejalan dengan Putra (2014) yang menyimpulkan bahwa kompetensi auditor berpengaruh positif terhadap efektivitas pengendalian intern, semakin tinggi kompetensi auditor internal maka efektivitas pengendalian intern akan bertambah tinggi. Semakin meningkatnya kompetensi auditor maka auditor akan semakin peka dan cepat tanggap dalam mendeteksi adanya kekeliruan, auditor akan semakin tepat waktu dalam menyelesaikan tugas audit, auditor akan semakin cepat menggolongkan kekeliruan berdasarkan tujuan audit dan sistem akuntansi yang melandasinya, dan semakin berpengalaman seorang internal audit, maka tingkat kesalahan dalam melaksanakan tugas audit akan dapat diminimalisasi. Glossary Our Workforce Matters mengatakan kompetensi adalah karakteristik dari karyawan yang mengkontribusikan kinerja pekerjaan yang berhasil dan pencapaian hasil organisasi (Sinnott, 2002). Pada kantor Inspektorat Kabupaten Buleleng kompetensi yang dimiliki oleh pegawai cukup baik dapat dilihat dari cara mereka menyelesaikan tugas yang diberikan dan mampu mendeteksi adanya
kekeliruan dalam melaksanakan tugasnya. Selain dilihat dari mutu personal masingmasing pegawai kompetensi auditor dilihat dari kemampuan pengetahuan umumnya melalui jenjang pendidikan. Jenjang pendidikan atau pendidikan khusus juga mempengaruhi kualitas hasil pemeriksaan khususnya di bidang akuntansi. Maka dari itu kompetensi auditor sangat mempengaruhi kualitas hasil pemeriksaan. Kompetensi sangat penting dimiliki oleh seorang auditor. Semakin tinggi kompetensi yang dimiliki oleh auditor maka auditor akan semakin cepat dan peka dalam mendeteksi adanya kesalahan yang ditemukan dalam menyelesaikan tugas audit. Maka dari itu tingkat keakuratan dalam menyelesaikan pemeriksaan akan semakin tinggi sehingga menghasilkan kualitas hasil pemeriksaan yang relevan dan objektif. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kompetensi auditor sangat mempengaruhi kualitas hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor. Pengaruh Independensi terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Pada penelitian ini menemukan pengaruh yang searah terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Yosefin (2008) dan Prattama (2014) yang menyimpulkan bahwa independensi berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Semakin tinggi tingkat independensi maka semakin baik kualitas hasil pemeriksaan yang miliki oleh pegawai sehingga laporan yang dikerjakan akan objektif dan dapat di pertanggung jawabkan. Seorang auditor harus memiliki sikap independensi, sikap independensi ini artinya bebas dari pengaruh orang lain dan tidak tergantung dengan orang lain. Jika pegawai memegang teguh sikap independensi ini maka kualitas hasil pemeriksaan yang dihasilkan oleh para pegawai dapat di pertanggungjawabkan. Pada kantor Inspektorat Kabupaten Buleleng sikap independensi yang dimiliki oleh pegawai cukup baik dapat dilihat dari cara mereka melaksanakan pekerjaannya yang untuk kepentingan umum bukan untuk kepentingan pribadi ataupun kepentingan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) siapapun. Pegawai dan auditor sangat memegang teguh kode etik akuntan publik maka dari itu seorang auditor memiliki kejujuran yang tinggi dalam melakukan audit secara objektif sehingga menghasilkan hasil audit yang berkualitas. Seorang auditor dikatakan harus memiliki sikap jujur dikarenakan mengharuskan semua auditor untuk bersikap jujur dan transparan, berani, bijaksana dan bertanggung jawab dalam melaksanakan audit. Keempat unsur ini diperlukan untuk membangun kepercayaan dan memberikan dasar bagi pengambilan keputusan yang andal sedangkan seorang auditor harus memiliki sikap objektif dikarenakan seorang auditor harus bebas dari pengaruh pihak-pihak luar selain itu juga seorang auditor tidak berhak mencaricari kesalahan orang lain dan dapat mempertahankan kriteria dan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang resmi, serta dalam bertindak maupun mengambil keputusan didasarkan atas pemikiran yang logis. Independensi merupakan salah satu prinsip yang harus dimiliki oleh auditor baik auditor internal maupun auditor eksternal. Auditor memperoleh kepercayaan dari klien dan para pemakai laporan keuangan untuk membuktikan kewajaran laporan keuangan yang disusun dan disajikan oleh klien. Oleh karena itu, dalam memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang diperiksa, auditor harus bersikap independen terhadap kepentingan klien. Oleh karena itu, dalam menjalankan tugas auditnya, seorang auditor tidak hanya dituntut untuk memiliki keahlian saja, tetapi juga dituntut untuk bersikap independen. Walaupun seorang auditor mempunyai keahlian tinggi, tetapi dia tidak independen, maka pengguna laporan keuangan tidak yakin bahwa informasi yang disajikan itu kredibel dan relevan. Sikap independensi sangat mempengaruhi terhadap sikap objektifitas auditor dimana sikap yang tidak memihak satu sama lain serta kepentingan pribadi. Maka dari itu seorang auditor diharapkan mampu memegang teguh prinsip independensi dan objektifitas sehingga dalam melakukan audit menghasilkan pemeriksaan yang
berkualitas dan dapat di pertanggungjawabkan. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sikap independensi sangat berpengaruh terhadap kualitas hasil audit. Pengaruh Pengalaman Kerja, Kompetensi Auditor, dan Independensi terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Dari hasil pengujian secara simultan diketahui bahwa variabel pengalaman kerja, kompetensi auditor, dan independensi memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Inspektorat Kabupaten Buleleng. Dimana H4 diterima atau secara simultan antara pengalaman kerja, kompetensi auditor, dan independensi berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Inspektorat Kabupaten Buleleng. Berdasarkan hasil analisis regresi linier ganda, maka dapat diambil suatu justifikasi bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pengalaman kerja, kompetensi auditor dan independensi terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Sesuai dengan standar umum bahwa auditor disyaratkan memiliki pengalaman kerja yang cukup dalam profesi yang ditekuninya serta dituntut untuk memenuhi kualifikasi teknis dan berpengalaman dalam bidang industri yang digeluti kliennya. Pengalaman juga akan memberikan dampak pada setiap keputusan yang diambil dalam pelaksanaan audit sehingga diharapkan setiap keputusan yang diambil adalah merupakan keputusan yang tepat. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin lama masa kerja yang dimiliki auditor maka auditor akan semakin baik pula kualitas audit yang dihasilkan. Selain dari pengalaman seorang auditor juga harus memiliki kompetensi auditor internal sebagai ujung tombak pelaksanaan tugas audit memang harus senantiasa meningkatkan pengetahuan yang telah dimiliki agar penerapan pengetahuan dapat maksimal dalam praktiknya. Penerapan pengetahuan yang maksimal tentunya akan sejalan dengan semakin bertambahnya pengalaman yang. Tingkat independensi juga sangan mempengaruhi kualitas hasil
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) pemeriksaan. Semakin tinggi tingkat indepensi maka kualitas hasil pemeriksaan semakin baik. Temuan ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Yosefin (2008), Martani (2013), Putra (2014) serta literatur-literatur lainnya yang memiliki manfaat yang berkaitan dengan pengalaman kerja, kompetensi auditor serta independensi terhadap kualitas hasil pemeriksaan sehingga dalam melakukan pengauditan laporan keuangan dapat dilaksanakan dengan andal dan tepat.
kriteria tertentu dalam pemilihan responden sehingga penarikan kesimpulan bisa lebih baik. (3) Variabel lain yang kemungkinan berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan seperti tingkat pendidikan, akuntabilitas sebaiknya ditambahkan ke dalam model penelitian.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh pengalaman kerja, kompetensi auditor dan independensi terhadap kualitas hasil pemeriksaan, maka selanjutnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Secara parsial variabel pengalaman kerja (X1) mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Inspektorat Kabupaten Buleleng. 2. Secara parsial variabel kompetensi auditor (X2) mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Inspektorat Kabupaten Buleleng. 3. Secara parsial variabel independensi (X3) mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Inspektorat Kabupaten Buleleng. 4. Secara simultan variabel pengalaman kerja, kompetensi auditor, dan independensi mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Inspektorat Kabupaten Buleleng.
Alim,
Saran Berdasarkan simpulan diatas, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: (1) Inspektorat Kabupaten Buleleng perlu memberikan pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan akuntansi, auditing, dan administrasi agar bisa meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan (2) Penelitian selanjutnya perlu memperbanyak sampel yang digunakan, seperti Inspektorat kabupaten lain dan memberikan kriteria-
DAFTAR PUSTAKA Agoes, S.2004. Auditing. Pemeriksaan Akuntan oleh Kantor Akuntan Publik. Jakarta : LPFE-UI. M. Nizarul 2007, Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap Kualitas Auditor dengan Etika auditor sebagai variabel moderasi, Simposium Nasional Akuntansi X.
Batubara, Rizal Iskandar. 2008. Analisis pengaruh latar belakang pendidikan, kecakapan professional, pendidikan berkelanjutan dan indepensi pemeriksa terhadap kualitas Hasil Pemeriksaan Pengelolaan Keuangan daerah (Study Empiris Pada Bawasko Medan).Skripsi. Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Cetakan IV. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Martani, Lindawati. 2013. Pengaruh Kecermatan Profesional Dan Pengalaman Kerja Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan.Skripsi.Universitas Negeri Gorontalo Masrizal. 2010. Pengaruh Pengalaman dan Pengetahuan Audit terhadap Pendeteksian Temuan Kerugian Daerah (Study Pada Auditor Inspektorat Aceh). Jurnal Telaah dan Riset Akuntansi. Mayangsari, S. 2003. Pengaruh Keahlian Audit dan Independensi terhadap Pendapat Audit: Suatu Kuasieksperimen. Jurnal Riset
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) Akuntansi Indonesia Vol. 6 No. 1. Januari Mulyadi. 2002. Pemeriksaan Akuntan. Edisi ke-4. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Prattama, Arya Satya. 2014. Pengaruh Akuntabilitas, Tingkat Pendidikan, Pendidikan Berkelanjutan dan Independensi Pemeriksa terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan (Studi Empiris: Inspektorat Kabupaten Buleleng), Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pendidikan Ganesha. Rohman, Abdul. 2009. Pengaruh Implementasi Sistem Akuntansi, Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Fungsi Pengawasan dan Kinerja Pemerintah Daerah (Studi Empiris Di Kabupaten Semarang), Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponogoro Semarang. . Satya Prattama, Arya.2014. Pengaruh Akuntabilitas, Tingkat Pendidikan, Pendidikan Berkelanjutan Dan Independensi Pemeriksa Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan (Studi Empiris: Inspektorat Kabupaten Buleleng). Skripsi. Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Sinnott, George C. et.al, 2002, Competencies, Report of the Competencies Workgroup, September 2002, The Department of Civil Service and Governor’s Office of Employee Relations, US. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis.Cetakan ke-12.Bandung:CV Alfabeta. Sukriah, Ika, dkk. 2009 “Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Objektif, Integritas, dan Kompetensi terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan” SNA Palembang Trisnaningsih, Sri. 2007. “Independensi Auditor dan Komitmen Organisasi
Sebagai Mediasi Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Auditor:. SNA X Makassar Utama Putra, Indra. 2014. Pengaruh Kompetensi Auditor Internal Dan Kualitas Jasa Audit Internal Terhadap Efektivitas Pengendalian Intern Dan Perwujudan Good Corporate Governance (GCG) (Studi Empiris Pada Hotel Di Kawasan Lovina, Kabupaten Buleleng). Skripsi. Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Yosefin, Yohana Rotua. 2008. Analisis Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pendidikan Berkelanjutan, dan Independensi Pemeriksa terhadap Kualitas Hasil Pemeriksa (Studi Empiris: Badan Pengawasan Daerah Kabupaten Dairi, Medan). Skripsi Universitas Sumatera Utara.