e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)
IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA INDUSTRI PERHOTELAN (Studi Kasus Pada Melia Bali Hotel) 1I
1
Dewa Ayu Manika Sari, Ni Kadek Sinarwati, 2 Made Arie Wahyuni Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]} Abstrak Melia Bali Hotel adalah salah satu hotel berbintang 5 (lima) yang terletak di kawasan BTDC Nusa Dua. Hotel Melia Bali tergolong 5 hotel terbaik pada kawasan BTDC yang dilihat dari fasilitas dan keramaian pengunjung. Hotel Melia Bali merupakan satu-satunya hotel di kawasan BTDC yang mendapatkan penghargaan Tri Hita Karana Award karena telah melaksanakan program CSR dengan baik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bentuk implementasi CSR yang diterapkan oleh Hotel Meliia Melia dan untuk mengetahui dampak dari penerapan CSR terhadap kinerja keuangan hotel. Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif, dengan sumber data primer dan sekunder. Data primer berupa hasil wawancara, dan data sekunder berupa laporan keuangan hotel selama beberapa periode sebelum dan setelah melakukan CSR. Teknik pengumpulan data dengan metode wawancara,observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan Hotel Melia Bali menerapkan beberapa bentuk CSR yaitu (1) bidang sosial, (2) bidang lingkungan. CSR memberikan dampak positif terhadap kinerja keuanga, dilihat dari peningkatan jumlah penjualan. Meningkatnya jumlah penjualan, maka akan mempengaruhi penjualan dan pendapatan yang nantinya akan mempengaruhi tingkat laba. Kata kunci: Bentuk-bentuk CSR, Corporate Social Responsibility (CSR), Dampak CSR
Abstract Melia Bali Hotel is one of the 5 (five) star hotels located in BTDC Nusa Dua area. Melia Bali Hotel is rated as 5 of the best hotels in the BTDC area evaluated from the facilities and number of visitors. Melia Bali Hotel is the only hotel in the BTDC area that is awarded with Tri Hita Karana Award for having implemented a good CSR program. The purpose of this research was to know the form of CSR implementation implemented by Melia Bali Hotel and to know the impact of CSR implementation on hotel financial performance. The type of data used was qualitative data, with primary and secondary data sources. The primary data were the interview results, and the secondary data were hotel financial reports for several periods before and after the implementation of CSR. The techniques of data collection were through interview method, observation, and documentation. The results of the study showed that Melia Bali Hotel implemented several forms of CSR, namely (1) social field, (2) environmental field. CSR provided a positive impact on financial performance, judging from the increase in the number of sales. Increasing the number of sales, it would affect sales and income that would affect the level of profit. Keywords: Forms of CSR, Corporate Social Responsibility (CSR), Impact of CSR
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017) PENDAHULUAN Perkembangan era globalisasi saat ini terus mengalami peningkatan, termasuk dalam bidang ekonomi. Berbicara mengenai bidang ekonomi, tidak terlepas dari kegiatan bisnis atau usaha, karena bisnis atau usaha merupakan inti dari bidang ekonomi tersebut. Di dunia bisnis, tidak hanya berbicara mengenai keuntungan dan kegiatan produksi saja, namun seiring berjalannya waktu muncul pandangan bahwa lingkungan sosial merupakan bagian penting dalam perkembangan bidang ekonomi bagi perusahaan. Munculnya kesadaran bahwa kegiatan produksi suatu perusahaan secara tidak langsung memberikan dampak negatif bagi lingkungan sosial maupun lingkungan fisik di sekitar tempat kegiatan produksi, membuat perusahaan merasa penting untuk melakukan kegiatan yang bersifat sosial. Kegiatan sosial ini dijadikan sebagai kegiatan yang dapat dikatakan wajib bagi perusahaanperusahaan. Kegiatan sosial ini sering disebut dengan Corporate Social Responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan. CSR diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Pasal 74 Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan. Sehingga mewajibkan perusahaan untuk melakukan aktivitas tanggungjawab sosial. Sejak ditetapkannya perundang-undangan yang mengatur CSR, semakin banyak perusahaan yang melakukan program CSR untuk menjaga reputasi dan keberlangsungan usahanya. Industri pariwisata khususnya pada industri perhotelan juga harus melakukan program CSR dengan tujuan pemberdayaan ekonomi masyarakat dan pelestarian lingkungan. Dan demi menjaga reputasi usahanya, hampir semua hotel melakukan program CSR tersebut. Karena tanpa reputasi yang baik, tidak akan mendapat respon positif dari masyarakat. Citra perusahaan merupakan hal yang penting bagi perusahaan untuk dapat bertahan dan berkembang secara berkesinambungan. Dan cara yang ditempuh untuk membentuk citra dan menjaga keberlangsungan perusahaan,
salah satu caranya adalah melakukan atau menerapkan program CSR. Bali merupakan daerah tujuan wisata sehingga banyak investor yang berinvestasi dibidang sarana-prasarana pariwisata untuk menunjang pariwisata seperti hotel, restaurant, villa, lapangan golf dan tempat rekreasi lainnya. Alih fungsi lahan perkebunan, pertanian dan hutan menjadi hotel, villa maupun akomodasi pariwisata lain bisa berakibat peningkatan penggunaan air dan kurangnya debit air. Hal ini bisa merusak lingkungan dan merugikan masyarakat sekitarnya. Oleh sebab itu hotel perlu menerapkan CSR. Nusa Dua merupakan sebuah kawasan elit di ujung tenggara Pulau Bali, tepatnya sekitar 40 kilometer dari pusat kota Denpasar. Kawasan ini sering menjadi destinasi istimewa konvensi internasional. Potensi wisatanya sangat menjanjikan sehingga pemerintah mengembangkannya dengan sangat serius. Nusa Dua memiliki kekayaan wisata yang menarik, mulai dari puluhan pantai eksotis, tempat rekreasi keluarga, restoran, bar, dan pertokoan. BTDC (Bali Tourism Development Corporate) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang telah berhasil mengembangkan kawasan pariwisata Nusa Dua. Kawasan yang dulunya terpencil memiliki panorama yang sangat indah dengan butiran pasir putih telah ditata secara terpadu serta memiliki fasilitas yang menarik. Kenyamanan yang dirasakan merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Dengan lokasi yang strategis dan dekat dengan Bandara Internasional Ngurah Rai turut menunjang Nusa Dua sebagai sebuah destinasi pariwisata yang terkenal. Melia Bali Hotel adalah Salah satu hotel berbintang 5 (lima) yang terletak di dalam kawasan BTDC Nusa Dua, Bali. Hotel ini merupakan pilihan akomodasi yang populer karena terletak di kawasan wisata elite sekaligus berada di tempat yang strategis. Bandara Internasional Ngurah Rai berjarak sekitar 9.0 km dari hotel ini. Pantai Nusa Dua dapat dicapai dengan berjalan kaki sekitar 14 menit. Bali Collection berjarak sekitar 0,3 km, Wisata
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017) Bahari Tanjung Benoa berjarak 2,7 km dan Pantai Benoa berjarak sekitar 3,7 km. Melia Bali tergolong 5 hotel terbaik pada kawasan BTDC yang dilihat dari fasilitas dan keramaian pengunjung. Melia Bali Hotel merupakan satu-satunya hotel di kawasan BTDC yang mendapatkan penghargaan Tri Hita Karana Award karena telah melaksanakan program CSR dengan baik. Melia Bali Hotel merupakan perusahaan Sol yang dimulai dengan menyewakan sebuah Hotel pertamanya, yaitu Hotel Altair di Palma de Mallorca, Spanyol. Perusahaan Sol didirikan oleh Gabriel Escarrer Julia pada tahun 1956. Perusahaan tumbuh dan berubah nama menjadi Hoteles Sol pada tahun 1976. Kemudian pada tahun 1985 divisi internasional dimulai, dengan hotel pertamanya di Bali Indonesia, yang diberi nama Bali Sol. Bali Sol dibuka pada tanggal 19 Juli 1985 dan diresmikan pada 2 Desember 1985 oleh Bapak Soeharto. Setelah beberapa masa, hotel inipun mengganti nama menjadi Grup Sol Melia pada tahun 1987. Pada tahun 2003-2005 Sol Melia mengambil aliansi strategis dan memegang perusahaan dengan menggunakan konsep terbaru di bidang makanan dan minuman yang diperkenalkan di hotel, juga SPA yang berorientasi pada konsep Soul & Magic. Seiring dengan perkembangan bisnis dalam dunia perhotelan, maka nama perusahaan Sol Melia diubah menjadi Melia Hotel Internasional dan nama Hotel Melia Bali menjadi Melia Bali Indonesia. Adapun pemilik Melia Bali Indonesia Hotel adalah Perusahaan PT. Suryalaya Anindita Internasional (SAI), yang merupakan salah satu anak perusahaan PT. Surya Semesta Iternusa yang berkedudukan di Jakarta. Perkembangan perundang-undangan yang menerbitkan peraturan tentang kewajiban perusahaan dalam menerapkan program Corporate Social Responsibility (CSR), Melia Bali Hotel adalah salah satu hotel berbintang di Bali yang menerapkan program CSR. Melia Bali Hotel menerapkan beberapa bidang program CSR diantaranya dalam bidang sosial dan bidang lingkungan. Dalam melaksanakan
program Corporate Social Responsibility (CSR), tentunya hotel mengeluarkan dana atau biaya untuk merealisasikan berbagai programnya. Karena dengan menjalankan CSR, hotel dapat menunjukkan kepedulian terhadap kepentingan pihak-pihak yang terkait yaitu dengan semua stakeholder, termasuk didalamnya adalah pelanggan (customers), pegawai, pemilik (investor), bahkan juga pemerintah. Hotel sangat peduli dengan adanya CSR, dengan begitu mereka dapat berperan serta dalam membangun lingkungan sosial masyarakat. Sehingga dapat membentuk pencitraan yang baik terhadap hotel itu sendiri. Penerapan program CSR pasti akan membutuhkan suatu biaya, dalam penentuan biaya tersebut akan melibatkan beberapa pejabat-pejabat hotel atau karyawan hotel dan dalam penerapan program CSR juga akan mempengaruhi kinerja kuangan pada Melia Bali Hotel. Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, peneliti ingin meneliti bagaimana dampak penerapan program CSR terhadap kinerja keuangan hotel dengan metode kualitatif. Berdasarkan uraian yang dipaparkan di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) Dan Dampaknya Terhadap Kinerja Keuangan Pada Industri Perhotelan (Studi Kasus Pada Melia Bali Hotel)”. METODE Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Sumber data penelitian dibagi ke dalam dua kategori data yaitu: data primer berupa hasil wawancara, dokumendokumen penting seperti laporan keuangan menggunakan data sekunder. Informan pada penelitian ini adalah ketua team CSR dan wakil ketua team CSR, serta Accounting Manager. Metode pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Gambaran Umum Hotel Melia Bali Melia Bali Hotel merupakan perusahaan Sol yang dimulai dengan menyewakan sebuah Hotel pertamanya,
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017) yaitu Hotel Altair di Palma de Mallorca, Spanyol. Perusahaan Sol didirikan oleh Gabriel Escarrer Julia pada tahun 1956. Perusahaan tumbuh dan berubah nama menjadi Hoteles Sol pada tahun 1976. Kemudian pada tahun 1985 divisi internasional dimulai, dengan hotel pertamanya di Bali Indonesia, yang diberi nama Bali Sol. Bali Sol dibuka pada tanggal 19 Juli 1985 dan diresmikan pada 2 Desember 1985 oleh Bapak Soeharto. Setelah beberapa masa, hotel inipun mengganti nama menjadi Grup Sol Melia pada tahun 1987. Pada tahun 2003-2005 Sol Melia mengambil aliansi strategis dan memegang perusahaan dengan menggunakan konsep terbaru di bidang makanan dan minuman yang diperkenalkan di hotel, juga SPA yang berorientasi pada konsep Soul & Magic. Seiring dengan perkembangan bisnis dalam dunia perhotelan, maka nama perusahaan Sol Melia diubah menjadi Melia Hotel Internasional dan nama Hotel Melia Bali menjadi Melia Bali Indonesia. Adapun pemilik Melia Bali Indonesia Hotel adalah Perusahaan PT. Suryalaya Anindita Internasional (SAI), yang merupakan salah satu anak perusahaan PT. Surya Semesta Iternusa yang berkedudukan di Jakarta. Visi Hotel Melia Bali 1. Memastikan menciptakan keberlanjutan nilai ekonomi bagi perusahaan. 2. Mengoptimalkan model bisnis yang berkelanjutan. 3. Memastikan pemangku kepentingan memilih untuk menjadi sebuah perusahaan dalam bidang perhotelan yang bertanggung jawab. Misi Hotel Melia Bali 1. Kami berusaha untuk mengintegrasikan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang terkait dengan pembangunan berkelanjutan ke dalam proses bisnis kami dan sehubungan dengan semua pemangku kepentingan. 2. Kami ingin tetap dekat dengan para pemangku kepentingan,
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
mendengarkan mereka dan mengenal mereka lebih baik; itu sebabnya kami selalu memiliki sikap didekati terbuka. Kami percaya dalam bekerja pada platform dengan semua pemangku kepentingan kami dan kami siap untuk menjadi pemain proaktif dalam sektor ini, bekerja sama dan bermitra dengan para pemain sosial yang berbeda dalam mencari solusi. Kami berusaha untuk mencapai keseimbangan antara kebutuhan generasi sekarang dan masa depan, antara pembangunan ekonomi, sosial budaya dan lingkungan dan pelestarian, dan antara memuaskan kebutuhan pemangku kepentingan. Kami mengidentifikasi dampak lingkungan dari operasi kami pada lingkungan alam, mengurangi dan membantu untuk melestarikan keanekaragaman hayati. Kami berusaha untuk efisiensi energi dan penggunaan yang bertanggung jawab dari sumber daya. Kami memahami bahwa kegiatan kami dalam masyarakat harus berkontribusi untuk mengurangi perbedaan sosial dan mengurangi kemiskinan, melalui kesempatan untuk pertumbuhan ekonomi yang saling menguntungkan dengan masyarakat lokal. Kami peka terhadap kebutuhan sosial karyawan kami dan kami ingin berbagi komitmen kami dengan mereka, menampung kekhawatiran mereka untuk solidaritas. Kami berkomitmen untuk melestarikan warisan budaya tangible dan intangible dalam masyarakat di mana kami beroperasi. Kita melibatkan diri sepenuhnya dalam lingkungan lokal, menghormati dan membela sebagai warisan kita. Kami terus-menerus mencari keterlibatan tamu kami di semua inisiatif lingkungan, budaya dan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017) sosial, menempatkan penekanan khusus pada pengaruh kita terhadap anak-anak. 10. Kami berharap para pemasok kami untuk mengadopsi kebijakan perbaikan berkesinambungan terhadap mengintegrasikan kriteria pembangunan berkelanjutan ke dalam bisnis mereka, misalnya, keadilan sosial, meminimalkan dampak lingkungan mereka dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi. Struktur Organisasi dan Pembagian Wewenang 1. General Manager : a. Bertanggung jawab terhadap operasional b. Membuat Perencanaan. c. Menciptakan budaya. d. Menjalin komunikasi dengan perusahaan lain. e. Membuat keputusan. 2. Secretary : a. Membuat agenda kegiatan GM. b. Menyimpulkan hasil rapat. c. Membuat laporan hasil kegiatan. 3. Assistant Executive : a. Menjalankan perintah yang di sampaikan oleh General Manager dan selanjutnya meneruskan kepada Manager. b. Executive Assistant Manager, bertanggungjawab kepada General Manager. c. Menyampaikan laporan yang dibuat oleh para Manager. d. Mengambil alih tugas General Manager apabila sewaktuwaktu General Manager berhalangan. 4. Residence Manager : a. Mengepalai semua manager lini pertama. b. Mengawasi dan bertanggung jawab atas seluruh kegiatan manager lini pertama.
c.
Menentukan target yang harus dicapai oleh setiap departemen. Tugas dan tanggung jawab manager lini pertama. 1. Marketing Director : a. Membuat strategi pemasaran dan penjualan. b. Bertanggung jawab atas publikasi atau periklanan hotel. c. Memperkenalkan hotel dan fasilitasnya sekaligus melakukan kotrak kerjasama kepada calon pengguna jasa hotel. d. Memastikan penjualan kamar memenuhi target. e. Juga bertanggungjawab dalam mempertahankan hubungan dengan para pelanggan. 2. Chief Enginering : a. Bertanggung jawab untuk memperbaiki dan menjaga peralatan dan fasilitas hotel. b. Membuat laporan mengenai perbaikan atau pembaharuan fasilitas dan peralatan hotel. 3. Human Resource Departement Director (HRD Director) : a. Bertanggung jawab terhadap semua administrasi karyawan. b. Melakukan perekrutan karyawan. c. Membuat program pengembangan ketrampilan karyawan. 4. Front Office Manager (FO Manager) : a. Bertanggung jawab terhadap semua aktifitas di Front Office. b. Mengoptimalkan dan memaksimalkan occupancy rate hotel. c. Membuat laporan kamar check in dan check out, dan reservasi. d. Menjual kamar, tugas ini antara lain menerima pemesanan kamar, menangani tamu yang tanpa pemesan kamar, melaksanakan pendaftaran, dan penentuan kamar.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017) e.
Memberikan informasi tentang pelayanan hotel. f. Mengkoordinir pelayanan tamu, antara lain sebagai penghubung antara bagianbagian di hotel menangani berbagai masalah dan keluhan tamu. g. Menyusun laporan status kamar dan mengkoordinasikan penjualan kamar dengan bagian house keeping. h. Menyelenggarakan pembayaran tamu. i. Menyusun riwayat kunjungan tamu antara lain melakukan pencatatan data-data individu untuk kunjungan akan datang, dan menyelenggarakan arsip kartu riwayat kunjungan tamu. j. Menangani telephone switch board, telex, dan telegram. k. Menangani barang-barang bawaan tamu. 5. Food and Beverage Manager (F&B Manager) : a. Bertanggung jawab atas pengelolaan makanan dan minuman. b. Membuat laporan pemakaian bahan baku / F&B cost. c. Menciptakan menu baru yang inovative. 6. Accounting Manager : a. Bertanggung jawab atas semua pendataan atau pengadministrasian transaksi dan keuangan. b. Membuat laporan transaksi dan keuangan hotel. c. Mengawasi dan menjaga semua kegiatan transaksi. 7. Chief Security : a. Bertanggung jawab atas keamanan hotel. b. Menghalau gangguan keamana dari dalam atau dari luar hotel. 8. Executive House Keeping (Executive HK): a. Bertanggung jawab atas kebersihan dan kerapihan fasilitas hotel.
b.
c.
Membersihkan dan merapikan kamar yang telah digunakan oleh tamu sesegera mungkin setelah tamu check-out. Melaporkan kepada FO apabila kamar telah siap dijual.
Pembahasan Bentuk Implementasi CSR pada Hotel Melia Bali Hasil wawancara yang dilakukan di Hotel Melia Bali, dapat dikeahui bahwa Hotel Melia Bali telah melaksakan program CSR. Seperti yang disampaikan oleh ketua team CSR (Ibu Wetny, 42 tahun), bahwa: “iya, kami sudah menerapkan CSR mulai dari tahun 2000. Dimana CSR kami ini berlandaskan Tri Hita Karana yaitu hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan lingkungan”. Hal senada juga disampaikan oleh wakil ketua team CSR Hotel Melia Bali (Ibu Kipyati, 38 tahun), bahwa: “hotel menerapkan program CSR sudah dari tahun 2000. Kami menyebut CSR di hotel adalah CIP (Comunity Informent Program) artinya sama dengan CSR tapi hanya beda penyebutan saja”. Hasil dari jawaban yang telah diberikan oleh informan, dapat diketahui bahwa Hotel Melia Bali telah melaksanakan program CSR. Sesuai dengan peraturan yang mengatur CSR yaitu Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) serta Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Perseroan Terbatas (PP 47/2012). Hasil wawancara yang telah dilakukan di Hotel Melia Bali, maka dapat diketahui alasan-alasan yang mendasari Hotel Melia Bali menerapkan program CSR. Seperti yang disampaikan oleh
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017) ketua team CSR (Ibu Wetny, 42 tahun), bahwa: “kami menerapkan CSR bukan karena adanya Undang-Undang yang mewajibkan untuk melaksanakan CSR, tapi karena bentuk kepedulian hotel terhadap lingkungan”. Hal senada juga disampaikan oleh wakil ketua team CSR (Ibu Kipyati, 38 tahun),bahwa: “sebenarnya kami menerapkan CSR karena sadar akan dampak hotel terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar, jadi kami bayar dengan menerapkan CSR yang berlandaskan Tri Hita Karana. Nah, selain kesadaran dari hotel, kami juga memikirkan keuntungan jangka panjangnya. Karena menerapkan CSR, hotel makin dikenal oleh masyarakat dan itu akan berdampak juga pada tamutamu yang menginap disini” Jadi dapat disimpulkan bahwa alasan-alasan Hotel Melia Bali menerapkan CSR yaitu, (1) adanya kesadaran dari hotel terhadap dampak yang ditimbulkan pada lingkungan dan masyarakat, (2) ingin menciptakan lingkungan sosial yang lebih baik, dan (3) hotel juga memikirkan keuntungan jangka panjang karena menerapkan program CSR. Alasan-alasan tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sonny Keraf (1998) dalam buku Etika Bisnis dan Profesi, yang telah mencoba menginventarisasi alasan-alasan bagi yang mendukung perlunya perusahaan menjalankan program CSR, yaitu: 1. Kesadaran yang meningkat dan masyarakat yang semakin kritis terhadap dampak negatif dari tindakan perusahaan yang merusak alam serta merugikan masyarakat sekitar.
2. Sumber daya alam yang semakin terbatas. 3. Menciptakan lingkungan sosial ang lebih baik. 4. Perimbangan yang lebih adil dalam memikul tanggung jawab dan kekuasaan dalam memikul beban sosial dan lingkungan antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat. 5. Bisnis sebenarnya memiliki sumber daya yang berguna. 6. Menciptakan keuntungan jangka panjang. Hasil wawancara yang telah dilakukan di Hotel Melia Bali, maka dapat diketahui bentuk-bentuk CSR yang diterapkan oleh Hotel Melia Bali. Seperti yang diungkapkan oleh ketua team CSR (Ibu Wetny, 42 tahun), bahwa: “karena CSR kami berlandaskan Tri Hita Karana, jadi CSR yang kami terapkan sesuai dengan Tri Hita Karana. Hubungan antara manusia dengan Tuhan kami melakukan bersihbersih ke Pura, kami juga melakukan Tirta Yatra, kalau manusia dengan manusia, kami membantu masyarakat miskin, ada beasiswa sekolah juga. Dan kalau manusia dengan lingkungan kami biasanya melakukan menanam pohon, bersih-bersih”. Hal sama juga dikatakan oleh wakil ketua team CSR (Ibu Kipyati, 38 tahun), bahwa: “CSR atau CIP kita berlandaskan Tri Hita Karana, jadi CSR yang kita lakukan sesuai dengan landasan CSR kita. CSR yang kita lakukan adalah bersih-bersih ke Pura, Tirta Yatra dengan karyawan, kita juga ada beasiswa sekolah, seandainya ada anak dari karyawan hotel tidak mampu kita memberikan beasiswa untuk sekolah dan kalau ada karyawan yang berprestasi tidak mampu melanjutkan sekolah dan jika mau sekolah kita biayai, selain itu kita juga membantu masyarakat miskin, kita melakukan pembersihan di pantai, dan juga menanam pohon. Kami juga memberikan pelatihan untuk karyawan hotel”.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)
Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk CSR yang diterapkan oleh Hotel Melia Bali adalah sebagai berikut: 1. Bidang Sosial, antara lain: a. Pendidikan/pelatihan Memberikan beasiswa sekolah untuk karyawan dan anak dari karyawan hotel yang kurang mampu untuk melanjutkan sekolah. b. Keagamaan Melakukan Tirta Yatra bersama karyawan. c. Kesejahteraan sosial Membantu masyarakat miskin. Dan melakukan pengembangan karyawan dengan cara melakukan pelatihan sesuai dengan pekerjaannya. 2. Bidang lingkungan, antara lain: a. Penghijauan Melakukan penanaman pohon. b. Penyehatan lingkungan Melakukan bersih-bersih di pantai sekitaran pantai di kawan BTDC. Dampak CSR Terhadap Kinerja Keuangan Hotel Melia Bali Hasil wawancara yang telah dilakukan, maka dapat diketahui sumber pendanaan program CSR yang diterapkkan oleh Hotel Melia Bali. Seperti yang diungkapkan oleh ketua team CSR (Ibu Wetny, 42 tahun), bahwa: “pendanaan CSR kami tidak mengambil dari laba atau pendapatan, dana untuk CSR kami itu sumbernya dari donasi para tamu yang menginap disini bisa berupa uang atau barang. Saat tamu melakukan pembayaran maka front office akan menjelaskan program CSR kita, disana tamu akan diberitahu mau menyumbang atau tidak. Kebanyakan tamu antusias menyumbang bahkan banyak tamu yang ikut terjun dalam program CSR ini. Selain menyumbang uang, banyak tamu juga
menyumbang barang seperti alat tulis, dan kalau tamunya check out dan balik ke negaranya biasanya barang-barangnya ditinggal disini katanya untuk didonasikan”. Hal sama juga dikatakan oleh wakil team CSR (Ibu Kipyati, 38 tahun), bahwa: “kalau masalah pendanaan CSR, dananya berasal dari donasi atau sumbangan. Kita mendapat donasi dengan cara, kita akan menjelaskan kepada tamu-tamu yang menginap disini bahwa kita ada program CSR dan jika berkenan tamu boleh menyumbang program ini kia sebut dengan donasi 1$, kita juga ada kotak donasi di front office dan di tempat gym di hotel, dan kita juga menayangkan video kegiatan CSR kita di channel tv di setiap kamar hotel. Dan tidak hanya tamu, para karyawanpun juga boleh melakukan donasi. Jadi tidak ada pemotongan laba untuk program CSR ini”. Ketua team CSR (Ibu Wetny, 42 tahun), menambahkan bahwa: “tamu sangat antusias sekali, bahkan ada yang menyumbang hingga Rp. 10.000.000 dan juga saat check out tamu-tamu meninggalkan barangnya di hotel seperti pakaian, sepatu, tas, dan tamunya juga sangat bersemangat ikut serta dalam program CSR, seperti saat menanam pohon, bersih-bersih di pantai, kunjungan ke panti asuhan, dan kunjungan ke warga miskin”. Dilihat dari hasil wawancara kedua informan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pendanaan CSR bersumber dari donasi para tamu dan karyawan hotel. Jadi hotel tidak menggambil dana dari laba melainkan hasil dari donasi. Seperti yang dijelaskan oleh Budimanta didalam Rudito (2004) dalam hal pendanaan kegiatan CSR, menjelaskan bahwa setiap perusahaan biasanya mempunyai kebijakan sendiri-sendiri mengenai
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017) pendanaan CSR. Ada dengan cara menyisihkan dari sebagian laba tahunan atau laba bersih, dibebankan pada biaya operasi dan lain sebagainya. Hasil wawancara yang dilakukan, dapat diketahui dampak CSR terhadap kinerja keuangan pada Hotel Melia Bali, seperti yang dikatakan ketua team CSR (Ibu Wetny, 42 tahun), bahwa: “jika ditanya pengaruhnya, CSR berpengaruh dengan kinerja keuangan. Karena CSR hotel lebih dikenal oleh masyarakat, jika dilihat di web hotel juga disana kita sudah isi kegiatan CSR kita. CSR juga bisa menarik tamu, seperti yang sudah saya katakan tadi, tamu-tamu sangat antusias sekali dengan program CSR kita. Karena kunjungan tamu meningkat jadi penjualan kamar kita juga meningkat, jadi ini bisa mempengaruhi tingkat laba”. Hal senada juga disampaikan oleh wakil ketua team CSR (Ibu Kipyati, 38 tahun), bahwa: “dilihat dari pengertian kinerja keuangan artinya kemampuan kita dalam mengelola dan mengendalikan sumber daya yang kita miliki untuk mencapai tujuan kita yaitu mencapai penjualan dan laba yang maksimal. Program CSR kita itu kan ada banyak salah satunya itu Tirta Yatra dengan karyawan ada pelatihan-pelatihan juga. Dengan adanya CSR Tirta Yatra ini bisa memberi motivasi pada karyawan kita, mereka lebih semangat kerjanya, apalagi ada beasiswa sekolah untuk karyawan yang kurang mampu mereka jadi termotivasi untuk bekerja lebih optimal, itu dilihat dari karyawan. Kalau dilihat dari penjualan kamar, dampak CSR sangat kelihatan sekali, tamu-tamu sangat tertarik pada hotel kita selain karena fasilitas, tamu-tamu juga tertarik dengan program CSR kita. Jadi intinya CSR berpengaruh terhadap kinerja keuangan”.
Accounting manager (Pak Wirata, 45 tahun) juga mengatakan hal yang sama, bahwa: “program CSR hotel ada banyak, kita juga mempublikasikan kegiatan CSR kita di web hotel. Ini bisa memancing tamu untuk berkunjung ke hotel. Apalagi tamu kebanyakan booking kamar via online. Penjualan kamar meningkat setiap tahunnya, karena penjualan meningkat jadi ini akan berpengaruh pada laba hotel. Walaupun tidak selalu jika penjualan atau pendapatan meningkat laba juga akan meningkat, tapi pendapatan sangat mempengaruhi laba atau ruginya hotel. Pada dasarnya CSR memberikan dampak positif terhadap hotel”. Hasil wawancara dengan ketiga informan dapat disimpulkan bahwa dengan adanya program CSR pada Hotel Melia Bali dapat memberikan pengaruh positif terhadap kinerja keuangan hotel. Dilihat dari penjualan yang mengalami peningkatan setiap tahunnya yang memberikan dampak terhadap laba hotel. Karena adanya CSR juga dapat memberikan motivasi kepada karyawan hotel untuk bekerja lebih optimal untuk mewujudkan tujuan perusahaan yaitu untuk mencapai laba yang maksimal. Seperti yang dijelaskan oleh Mangkunegara (2005) bahwa, faktor yang mempengaruhi kinerja adalah motivasi. Motivasi diartikan sebagai suatu sikap (attitude) pimpinan dan karyawan terhadap situasi kerja (situation) di lingkungan organisasinya. Mereka yang bersikap positif (pro) terhadap situasi kerjanya akan menunjukan motivasi kerja tinggi dan sebaliknya jika mereka bersikap negatif (kontra) terhadap situasi kerjanya akan menunjukan motivasi kerja yang rendah. Situasi kerja yang dimaksud mencakup antara lain hubungan kerja, fasilitas kerja, iklim kerja, kebijakan pimpinan, pola kepemimpinan kerja, dan kondisi kerja.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017) SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Uraian pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa, Hotel Melia Bali telah melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR) dari tahun 2000. Hotel Melia Bali menerapkan beberapa bentuk CSR diantaranya: (1) bidang sosial, yang terdiri dari pendidikan/pelatihan, keagamaan, dan kesejahteraan sosial. Bidang pendidikan/pelatihan, hotel memberikan beasiswa sekolah untuk karyawan dan anak dari karyawan hotel yang kurang mampu untuk melanjutkan sekolah. Bidang keagamaan, hotel melakukan Tirta Yatra bersama karyawan. Bidang kesejahteraan sosial, hotel membantu masyarakat miskin, dan melakukan pengembangan karyawan dengan cara melakukan pelatihan sesuai dengan pekerjaannya. (2) bidang lingkungan, yang terdiri dari penghijauan dan penyehatan lingkungan. Bidang penghijauan, hotel melakukan penanaman pohon. Bidang penyehatan lingkungan, hotel melakukan kegiatan bersih-bersih di pantai di sekitar kawasan BTDC (Bali Tourism Development Corporate). Corporate Social Responsibility (CSR) memberikan dampak positif terhadap kinerja keuangan pada hotel, diterapkannya program CSR dapat menarik minat tamu untuk mengunjungi Hotel Melia Bali. Semakin meningkatnya tamu yang mengunjungi hotel, maka akan mempengaruhi tingkat penjualan dan pendapatan hotel yang natinya akan mempengaruhi tingkat laba bersih yang diperoleh oleh hotel. Saran Saran yang dapat diberikan berkaitan dengan hasil penelitian ini, yaitu: 1. Hotel Melia Bali hendaknya tetap menjalankan program CSR dengan baik untuk keuntungan jangka panjang dan untuk mempertahankan citra hotel di masyarakat. 2. Hotel Melia Bali sebaiknya mempublikasikan kegiatan CSR lebih lengkap dan informasi kegiatan CSR di web lebih sering
diperbaharui, karena dengan adanya CSR reputasi hotel bisa lebih baik dimata masyarakat selain itu juga untuk dapat menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara untuk mengunjungi hotel lebih meningkat. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada investor untuk investasi saham dengan melihat tingkat kinerja keuangan Hotel Melia Bali. UCAPAN TERIMAKASIH Dalam proses penyusunan skripsi ini, peneliti banyak mendapatkan bimbigan, masukan, dorongan, arahan dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui tulisan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada yang terhormat: 1. Ni Kadek Sinarwati S.E., M.Si., Ak. selaku Pembimbing I yang telah memberikan arahan, masukan, dan bimbingan kepada peneliti serta tidak lelah-lelahnya memberikan motivasi kepada peneliti dalam penyusunan skripsi ini dari awal hingga akhir, sehingga penyusunan skripsi ini menjadi lancar dan terselesaikan dengan baik. 2. Made Arie Wahyuni S.E., M.Si. selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan arahan, masukan, dan dukungan dalam penyusunan skripsi ini.
DAFTAR PUSTAKA Agoes, Sukrisno, dan I cenik Ardana. 2014. Etika Bisnis dan Profesi. Jakarta: Salemba Empat. Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Cetakan Keenam. Bandung: Remaja Rosda Karya. Nasution. M.A. 1964. Azas-Azas kurikulum. Bandung: Terate. Rudito, Bambang & Budimantra, Arif & Prasetijo, Adi. 2004. Corporate
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017) Social Responsibility: Jawaban Bagi Modal Pembangunan Indonesia Kini. Jakarta: ICSD. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D) Cetakan Keempat Belas. Bandung:Alfabeta.