e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014)
ANALISIS PENGARUH MORALITAS INDIVIDU, ASIMETRI INFORMASI DAN KEEFEKTIFAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI DI PDAM KABUPATEN BANGLI 1
1
Ketut Sulasmi Ariani Lucy sri Musmini, 2Nyoman Trisna Herawati Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]} @undiksha.ac.id Abstrak Kecenderungan Kecurangan Akuntansi dipengaruhi oleh faktor antara lain adalah moralitas individu, asimetri informasi dan keefektifan sistem pengendalian internal. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tersebut terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi di PDAM Kabupaten Bangli. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif kausatif. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah kepala dan staf sub bagian akuntansi PDAM Kabupaten Bangli dengan responden 30 orang. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel secara purposive. Data dikumpulkan dengan menyebarkan langsung kuesioner kepada responden yang bersangkutan. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi sederhana dengan bantuan Statistical Package for Social Science (SPSS) 19. Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa: 1) moralitas individu (X1) berpengaruh signifikan negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi dimana nilai thitung 3,211 lebih besar dari ttabel 1,7032 dan berada pada taraf signifikan 0,004 < 0,05 dengan nilai koefisien regresi (β) negatif sebesar -0,851 yang berarti semakin rendah moralitas individu, maka kecenderungan kecurangan akuntansi akan semakin tinggi, 2) asimetri informasi (X2) berpengaruh signifikan positif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi dimana nilai thitung 2,610 lebih besar dari ttabel 1,7032 dan berada pada taraf signifikan 0,015 < 0,05 dengan nilai koefisien regresi (β) positif sebesar 0,692 yang berarti semakin tinggi asimetri informasi, maka kecenderungan kecurangan akuntansi semakin meningkat, 3) keefektifan sistem pengendalian internal (X3) berpengaruh signifikan negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi dimana nilai thitung 2,483 lebih besar dari ttabel 1,7032 dan berada pada taraf signifikan 0,020 < 0,05 dengan nilai koefisien regresi (β) negatif sebesar -0,378, yang berarti semakin rendah keefetifan sistem pengendalian internal, maka kecenderungan kecurangan akuntansi akan semakin tinggi. Kata Kunci : Moralitas, asimetri informasi, SPI, KKA Abstrak Accounting fraud tendency is influenced by factors such as individual morality, asymmetry of information and the effectiveness of internal control systems. This study aimed to examine the effect of the inclination of the accounting fraud at the Regional Water Company Bangli Regency. This kind of research is classified as descriptive research causative. The population and sampling in this study was the Regional Water Company Bangli regency with respondents 30 and sub section chief accounting. The data was collected by distributing questionnaires to the respondents directly concerned. The data analysis technique used is a simple regression with the help of Statistical Package for Social Science (SPSS) 19. Conclusion The study indicates: 1) Individual morality (X1) significant negative effect on the tendency of accounting fraud where tvalue 3,211 is greater than ttable 1,7032 and was a significant level of
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014) 0,004 < 0,05 with negatif regression coefficientof (β) -0,851 , which means the lower morality of individuals, then the tendency will be higher, 2) Information asymmetry (X2) significantly positive effect on the tendency of accounting fraud where tvalue 2,610 is greater than ttable 1,7032 and was a significant level of 0,015 < 0,05 with negatif regression coefficientof (β) 0,692, which means higher information asymmetry, then the trend is increasing, 3) The effectiveness of the system internal control significant negative effect on the tendency of accounting fraud where tvalue 2,483 is greater than ttable 1,7032 and was a significant level of 0,020 < 0,05 with negatif regression coefficientof (β) -0,378, which means the lower effectiveness of the system of information control, the tendency of accounting fraud will increasingly high. Keywords: Morality, Information Asymmetry, SPI, KKA
PENDAHULUAN Dalam lingkup akuntansi, konsep kecurangan atau fraud merupakan penyimpangan dari prosedur akuntansi yang seharusnya tidak diterapkan dalam suatu entitas. Penyimpangan tersebut akan berdampak pada laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan. Pendapat bahwa KKA dapat dikatakan sebagai tendensi korupsi dalam definisi dan terminologi karena keterlibatan beberapa unsur yang terdiri dari pengungkapan faktafakta menyesatkan, pelanggaran aturan atau penyalahgunaan kepercayaan dan omisi fakta kritis (Supardi,2007). Indikasi adanya KKA dapat dilihat dari bentuk kebijakan yang disengaja dan tindakan yang bertujuan untuk melakukan penipuan atau manipulasi yang merugikan pihak lain. Berdasarkan daftar kinerja PDAM sesuai dengan buku kinerja PDAM 2012 yang diterbitkan BPPSPAM pada web resmi Kementrian Pekerjaan Umum Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) menyatakan PDAM Kabupaten Bangli satu-satunya di provinsi Bali yang kurang sehat. Hal ini bisa terjadi karena kemungkinan salah satunya laporan keuangan yang disajikan antara lain adalah laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan tidak sesuai dengan kenyataan sehingga menyebebkan target pemasukan dalam satu tahun PDAM Bangli hanya Rp 8,5 miliar. Padahal biaya yang harus ditanggung perusahaan daerah Bangli dalam tahun 2012 telah menembus Rp 10 miliar (http://balipost.com/). Mengenai kurang sehatnya kinerja PDAM Bangli tidak terlepas dari bagaimana kinerja individu atau sumber daya manusia
dalam menerima informasi – informasi untuk menjalankan tugasnya masingmasing. Selain itu ini bisa terjadi karena penerapan sistem administrasi yang belum sesuai dengan peraturan, atau mungkin karena lemahnya sistem pengendalian internal PDAM Kabupaten Bangli. Seharusnya pihak yang berwenang dapat memfungsikan Kabupaten Bangli (BAWASDA) secara optimal, sesuai dengan PP No. 60 Tahun 2008 tentang sistem pengendalian internal pemerintah dan memperbanyak tenaga-tenaga dengan kualifikasi pendidikan akuntansi untuk menyusun sistem akuntansi keuangan daerah. Teori yang menjelaskan kecundrungan kecurangan akuntansi terdapat di teori Gone dalam Wahyudi (2006) kecendrungan fraud juga berasal dari dalam diri individu itu sendiri, salah satunya moralitas. Moral adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai positif. Terbukti dalam penelitian Nani (2010) melakukan penelitian mengenai pengaruh moralitas dan motivasi terhadap tingkat kecurangan dalam laporan keuangan pada SKPD di kota Padang, memperoleh hasil bahwa moralitas berpengaruh signifikan negatif terhadap tingkat kecurangan dalam laporan keuangan pada SKPD di kota Padang, dan motivasi berpengaruh signifikan positif terhadap tingkat kecurangan dalam laporan keuangan pada SKPD di kota Padang. Faktor lain yang berhubungan dengan organisasi yang dapat membuat kecendrungan kecurangan dipengaruhi asimetri informasi. Asimetri informasi adalah ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh principal dan agen, ketika
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014) principal tidak memiliki informasi yang cukup tentang kinerja agen, sebaliknya agen memiliki lebih banyak informasi mengenai kapasitas diri, lingkungan kerja dan perusahaan secara keseluruhan (Miranti Senja. 2011). Terbukti dari penelitian Petra Zulia Aranta (2013). Hasil penelitian menunjukkan hubungan positif asimetri informasi terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi, yang berarti semakin tinggi asimetri informasi, maka kecenderungan kecurangan akuntansi semakin meningkat. Keefektifan sistem pengendalian internal juga merupakan faktor yang mempengaruhi adanya kecenderungan kecurangan akuntansi. Sistem Pengendalian internal memegang peran penting dalam organisasi untuk meminimalisir terjadinya kecurangan ini. Pengendalian internal yang efektif akan menutup peluang terjadinya perilaku kecenderungan untuk berlaku curang dalam akuntansi.Terbukti dalam penelitian Pristiyanti (2012) melakukan penelitian pada pemerintah kota dan kabupaten Semarang. Hasilnya menunjukkan bahwa sistem pengendalian internal, kepatuhan pengendalian internal, budaya etis organisasi, dan komitmen organisasi berpengaruh terhadap kecendrungan kecurangan akuntansi. Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1)Bagaimana berpengaruh moralitas individu terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi? (2)Bagaimana pengaruh asimetri informasi terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi? (3)Bagaimana pengaruh keefektifan sistem pengendalian internal terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi? Dari rumusan masalah yang diambil, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1)Pengaruh moralitas individu terhadap kecenderungan kecurangan akuntan di PDAM Kabupaten Bangli. (2)Pengaruh asimetri informasi terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi di PDAM Kabupaten Bangli. (3)Pengaruh keefektifan sistem pengendalian internal terhadap kecendrungan kecurangan akuntansi di PDAM Kabupaten Bangli.
METODE Penelitian ini dilakukan di PDAM Kabupaten Bangli. Sasaran pengematan difokuskan untuk mengetahui pengaruh moralitas individu,asimetri informasi dan keefektifan sistem pengendalian internal terhadap kecendrungan kecurangan akuntansi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data diperoleh melalui jawaban yang diberikan oleh responden atas pertanyaanpertanyaan dalam kuesioner yang berhubungan dengan penelitan ini. Kuesioner yang akan diberikan kepada kepala dan staf sub bagian akuntansi atau keuangan pada PDAM Kabupaten Bangli diadaptasi dari Petra Zulia Aranta (2013) pada penelitiannya di Pemerintah Kota Sawahlunto, yang terdiri dari 25 pertanyaan, yang berisi 4 kelompok pertanyaan dengan kriteria tertentu. Kelompok pertama berisi tentang kecendrungan kecurangan akuntansi, kelompok ke dua moralitas individu, kelompok ke tiga asimetri informasi, dan kelompok ke empat keefektifan sistem pengendalian internal. Dalam pengukurannya responden diminta pendapatnya mengenai suatu pernyataan, dengan skala penilaian dari 1 sampai dengan 5. Dalam menguji kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan dan diajukan maka teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi sederhana dan dalam perhitungannya menggunakan alat analisis program aplikasi SPSS versi 19. Dalam melakukan penelitian terlebih dahulu melakukan pengujian terhadap alat ukur yang digunakan, yaitu dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah kuisioner layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2008). Sebelum kuesioner dibagikan maka dilakukan uji pendahuluan. Dari print out SPSS versi 19.00 dapat dilihat dari
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014) corrected item-total correlation. Jika nilai rhitung < rtabel , maka nomor item tersebut tidak valid, sebaliknya jika nilai rhitung > rtabel maka item tersebut dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk analisis selanjutnya. Setelah dilakukan pengujian validitas, selanjutnya akan dilakukan pengujian reliabilitas. Instrumen dikatakan reliabel (andal) jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Cara untuk mengukur reabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α) yaitu suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60 (Ghozali, 2008). Jika nilai Alpha < 60% hal ini mengindikasikan ada beberapa responden yang menjawab tidak konsisten dan harus kita lihat satu persatu jawaban responden yang tidak konsisten harus dibuang dari analisis dan alpha akan meningkat. Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk melihat kelayakan model serta untuk melihat apakah terdapat pelanggaran asumsi klasik dalam model regresi sederhana, karena model regresi yang baik adalah model yang lolos dari pengujian asumsi klasik. Terdapat tiga asumsi dasar yang harus dipenuhi oleh model regresi agar parameter estimasi tidak bias, yaitu: Uji normalitas dapat dilakukan dengan metode kolmogorov smirnov, dengan melihat sinifikan pada 0,05. Jika nilai signifikan yang dihasilkan > 0,05 maka akan berdistribusi normal. Pengujian mulitikolinearitas untuk menguji adanya multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai VIF (Variance Inflating Factor) dengan kriteria menurut Santoso (2000), yaitu: Jika angka tolerance diatas 0,10 dan VIF > 10 dikatakan terdapat gejala multikolinearitas. Jika angka tolerance diatas 0,10 dan VIF < 10 dikatakan tidak terdapat gejala multikolinearitas. Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi. Suatu model regresi yang baik adalah regresi yang tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadinya homokedastisitas, dimana titik-titik dalam gambar scatter-plot menyebar dan tidak membentuk pola tertentu yang jelas (Santoso,2008).
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah Analisis deskriptif dimana proses pengolahan data yang telah didapat dari responden. Penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana dengan jumlah variabel lebih dari satu. Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat atau Dependen (Y) dengan variable Independen (X1,X2,X3,X4,X…..Xn) dengan rumus: Y = α + β1X1 , Y = α + β2X2, Y = α β3X3 (1) Uji F dilakukan untuk menguji apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama terhadap variabel dependen atau terikat. Jika f hitung > ftabel, atau sig < 0,05, maka Ha diterima, dan Ho ditolak. Jika fhitung < ftabel, atau sig > 0,05, maka Ha ditolak, dan Ho diterima. Dengan tingkat kepercayaan (α) untuk pengujian hipotesis adalah 95% atau (α) = 0,05. Hipotesis diuji dengan menggunakan uji t untuk menguji apakah secara terpisah variabel bebas mampu menjelaskan variabel terikat secara baik. Data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini dianalisis menggunakan regresi sederhana pada tingkat signifikansi α=0,05. Kesimpulan atas pengujian hipotesis didasarkan pada tingkat signifikan dan nilai koefisiennya yaitu sebagai berikut : 1. Jika tingkat signifikan < α (0,05) dan koefisien regresi (β) negatif maka hipotesis diterima yang berarti tersedia cukup bukti untuk menolak Ho. 2. Jika tingkat signifikan < α (0,05) dan koefisien regresi (β) positif maka hipotesis ditolak dan berarti tidak tersedia cukup bukti untuk menerima hipotesis. 3. Jika tingkat signifikan > α (0,05) dan koefisien regresi (β) negatif maka hipotesis ditolak yang berarti tidak tersedia cukup bukti untuk menerima hipotesis. Pengujian hipotesis dapat juga berdasarkan dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel. Kreterianya yaitu jika thitung < ttabel pada α = 0,05 maka Ho diterima dan jika thitung > ttabel pada α = 0,0 maka Ho ditolak. HASIL DAN PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini adalah para pegawai yang melaksanakan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014) fungsi akuntansi atau keuangan pada PDAM Kabupaten Bangli. Waktu yang digunakan untuk menyebarkan kuesioner sampai terkumpul adalah kurang lebih 2 minggu, dimulai dari tanggal 3 Februari 2014 sampai dengan 17 Februari 2014. Kuesioner diberikan secara langsung kepada responden di Bagian Keuangan PDAM Kabupaten Bangli jumlah kuisioner yang tersebar sebanyak 30 buah, dan kuisioner yang kembali juga 30 buah. Berdasarkan tabel demografi Dari segi umur, responden terbanyak merupakan responden yang berumur 41-50 tahun atau sebesar 36,67% dari total responden. Dari segi masa kerja, responden terbanyak memiliki masa kerja 5-10 tahun sebanyak 13 responden atau sebesar 43,33% dari total responden. Untuk itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar responden dapat dikatakan memiliki pengalaman yang cukup berkaitan dengan fraud yang mungkin terjadi pada entitas tempat responden bekerja. Dari segi pendidikan terakhir terdiri dari 6 kategori antara lain SMA atau sederajat, DII, S1 dan S2. Responden terbanyak merupakan responden dengan lulusan terakhir dari SMA atau sederajat sebanyak 27 responden atau sebesar 90% dari total responden. Sementara dari segi jabatan terdiri dari 2 kategori yaitu kategori kepala subbagian dan staf pengelola keuangan. Responden terbanyak merupakan kategori staf pengelola keuangan yaitu sebesar 27 responden atau sebesar 90% dari total responden. Dengan demikian, pada penelitian ini dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yang merupakan pegawai yang bekerja pada subbagian keuangan merupakan staff pengelola keuangan lulusan SMA atau sederajat. Pengujian instrumen penelitian menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas dengan menggunakan bantuan program Statitical Package of Sosial Science (SPSS) 19. Syarat minimum suatu kuesioner untuk memenuhi validitas adalah jika nilai validitas dilihat dari kolom corrected item total correlation, dimana r tabel dibandingkan dengan r hitung. Dalam penelitian ini N sampel 30, Variabel bebas
3, sehingga df= N-k= 30-3=27 sehingga rtabel nya 0,3116 (berdasarkan tabel statistik) dan diketahui bahwa ttabel : 1,7032 (berdasarkan tabel statistik) , ftabel : 2,960 (berdasarkan tabel statistik). Maka nilai masing-masing item dari kolom corrected item total correlation harus lebih besar dari 0,3116 untuk memenuhi uji validitas. Berdasar pada hasil pengolahan uji validitas terhadap 30 responden setiap item pertanyaan memiliki rhitung lebih besar dari pada rtabel, sehingga setiap item pertanyaan adalah valid. Hasil instrument realibilitas dapat dilihat dari nilai Cronbach’s Alpha untuk setiap variabel, istrumen dikatakan reliabel apabila nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6. Melihat hasil perhitungan mengunakan SPSS 19.00 dapat dinyatakan bahwa seluruh variabel telah memenuhi syarat reliabilitas yang dapat dilihat dari nilai Cronbach’s Alpha moralitas individu 0.711, asimetri informasi 0,815, keefektifan sistem pengendalian internal 0.845, dan kecendrungan kecurangan akuntansi 0.850, sehingga dapat digunakan dalam penelitian ini. Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekatinormal.Uji normalitas dapat dilakukan dengan metode kolmogorov smirnov, dengan melihat sinifikan pada 0,05. Jika nilai signifikan yang dihasilkan > 0,05 maka akan berdistribusi normal. uji normalitas dapat dilakukan dengan melihat sinifikan pada 0,05 (5%). Nilai signifikan X1 (0,355), X2 (0,364), X3 (0,382) dan Y (0,595) yang dihasilkan > 0,05 maka hasil berdistribusi normal. Pada Uji multikolinieritas dapat dilihat bahwa, nilai tolerance untuk ketiga variabel bebas lebih besar dari 0,1 sedangkan, nilai VIF kurang dari 10. Jadi dapat dinyatakan bahwa, model regresi ini tidak terdeteksi masalah multikolinearitas. Uji Heteroskedastisitas dimana titiktitik dalam gambar scatter-plot menyebar dan tidak membentuk pola tertentu yang jelas (Santoso,2008). Adapun hasil dari uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar 1. di bawah ini.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014)
Untuk mengetahui kontribusi dari variabel bebas terhadap variabel terikat dilihat dari adjusted R square-nya. Pemilihan nilai adjusted R squarekarena penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana dengan jumlah variabel lebih dari satu. Adapun hasil dari analisis data koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 1. di bawah ini.
Gambar 1. Scatterplot Heteroskedastisitas Tabel 1. Analisis Data Koefisien Determinasi Model Summaryb Adjusted R Std. Error of Model R R Square Square the Estimate Durbin-Watson 1 .631a .398 .329 2.394 1.607 a. Predictors: (Constant), TOTAL_X3, TOTAL_X2, TOTAL_X1 b. Dependent Variable: TOTAL_Y Dari tabel 1 dapat diketahui Adjusted R square sebesar 0,329. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh sebesar 32,9% pengaruh variabel independen yaitu moralitas individu, asimetri invormasi dan keefektifan sistem pengendalian internal terhadap variabel dependen kecendrungan kecurangan akuntansi. Sebesar 67,1% variabel dependen yaitu kecendrungan kecurangan akuntansi dipengaruhi oleh faktor lain di luar variabel indevenden moralitas individu, asimetri invormasi dan keefektifan sistem pengendalian internal atau ditentukan oleh
faktor lain diluar model yang tidak terdeteksi dalam penelitian ini. Teknik analisis data regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui persamaan regresi hubungan moralitas individu, asimetri informasi, dan keefektifan sistem pengendalian internal yang mempengaruhi kecendrungan kecurangan akuntansi pada PDAM Kabupaten bangli. Adapun hasil analisis regresi linear sederhana dapat dilihat pada tabel berikut ini. Syarat nilai Sig masing-masing variabel harus lebih kecil dari 0,05. Persamaan regresi untuk setiap hipotesis yaitu Y = α + βxXx (2)
Tabel 2. Analisis Data Regresi Sederhana Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model B Std. Error (Constant) 48.108 6.984 TOTAL_X1 -1.096 .341 TOTAL_X2 .766 .293 TOTAL_X3 -.501 .202 Dependent Variable: TOTAL_Y
Stand Coefficients Beta t Sig. 6.889 .000 -.851 -3.211 .004 .692 2.610 .015 -.378 -2.483 .020
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014) Dari tabel 2 di atas maka dapat diketahui persamaan regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk menguji hipotesis pertama (H1) yaitu moralitas individu (X1) = 48,108 + 1,096 X1 (3) Untuk menguji hipotesis kedua (H2) yaitu asimetri informasi (X2) = 48,108 + 0,766 X2 (4) Untuk menguji hipotesis ketiga (H3) yaitu sistem pengendalian internal (X3) = 48,108 + 0,501 X3 (5) Data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini dianalisis menggunakan regresi sederhana membandingkan nilai thitung dengan ttabel dan didasarkan pada tingkat signifikan α=0,05 dengan nilai koefisien regresi (β). Pada Tabel 2 di atas, untuk pengaruh parsial dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dapat dijelaskan sebagai berikut: Pengaruh moralitas individu terhadap kecendrungan kecurangan akuntansi. Hasil uji t diperoleh hasil besarnya nilai thitung adalah 3.211 lebih besar daripada ttabel sebesar 1,7032 dan berada pada taraf signifikan 0.004 < 0,05 dengan nilai koefisien regresi (β) negatif sebesar -0,851, yang artinya H1 diterima. Pengaruh asimetri informasi terhadap kecendrungan kecurangan akuntansi. Hasil uji t diperoleh hasil besarnya nilai thitung adalah 2.610 lebih besar daripada ttabel sebesar 1,7032 dan berada pada taraf signifikan 0,015 < 0,05 dengan nilai koefisien regresi (β) positif sebesar 0,692, yang artinya H2 diterima. Pengaruh keefektifan pengendalian internal terhadap kecendrungan kecurangan akuntansi. Hasil uji t diperoleh hasil besarnya nilai thitung adalah 2.483 lebih besar daripada ttabel sebesar 1,7032 dan berada pada taraf signifikan 0,020 < 0,05 dengan nilai koefisien regresi (β) negatif sebesar -0,378, yang artinya H3 diterima. PEMBAHASAN Hipotesis Pertama Pengaruh Moralitas Individu Terhadap Kecendrungan Kecurangan Akuntansi Hasil penelitian ini menunjukan bahwa moralitas individu berpengaruh signifikan negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi, yang ditunjukan
dengan nilai thitung untuk variabel moralitas individu (X1) adalah 2.483 lebih besar daripada ttabel sebesar 1,7032 dan berada pada taraf signifikan 0.004 < 0,05 dengan nilai koefisien regresi (β) negatif sebesar 0,851. Dengan demikian hipotesis pertama pada penelitian ini diterima, bahwa semakin tinggi moralitas individu yang dimiliki pegawai maka kecendrungan kecurangan akuntansi yang dilakukan juga akan semakin menurun. Hasil penelitian ini konsisten dengan teori menurut Amrizal (2004), moralitas terjadi apabila orang mengambil yang baik karena ia sadar akan kewajiban dan tanggung jawabnya dan bukan karena ia mencari keuntungan, jadi moralitas adalah sikap dan perbuatan baik yang betul-betul tanpa pamrih. Amrizal (2004) juga mengemukakan kepedulian positif dari lingkungan kerja sangat diperlukan dalam membangun suatu etika perilaku dan kultur organisasi yang kuat. Rendahnya kepedulian dan rendahnya moral menyuburkan tindakan kecurangan yang pada akirnya dapat merusak bahkan menghancurkan organisasi, sehingga dapat ditarik kesimpulan semakin tinggi moralitas seseorang maka semakin kecil kecenderungannya untuk melakukan kecurangan akuntansi. Begitu juga dalam suatu perusahaan, moralitas yang dimiliki oleh manajemen yang dapat menentukan hal yang baik dan buruk untuk perusahaan. Moralitas merupakan faktor penting dalam timbulnya kecurangan. Kecenderungan kecurangan akuntansi juga dipengaruhi oleh moralitas orang yang terlibat didalamnya. Dalam suatu perusahaan atau instansi moralitas manajemen sangat berpengaruh terhadap kecenduran kecurangan akuntansi yang mungkin timbul dalam perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa suatu instansi melalui pimpinan menerapkan moralitas yang baik kepada para staf, dengan memberi contoh yang baik kepada para staf tentang bagaimana cara bersikap dalam menjalankan tugas dalam sebuah instansi, menjunjung tinggi kejujuran dan mencintai pekerjaan, serta menghormati pimpinan dan saling menghargai sesama staf. Kecurangan juga dapat dihindari
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014) dengan selalu bersikap terbuka satu sama lain dalam batas-batas kerahasiaan instansi. Jika moralitas terjaga dengan baik, maka kecurangan pun dapat dihindari. Hipotesis Kedua Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Kecendrungan Kecurangan Akuntansi Hasil penelitian ini menunjukan bahwa asimetri informasi berpengaruh signifikan positif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi, yang ditunjukan dengan nilai thitung untuk variabel asimetri informasi (X2) adalah 2,610 lebih besar daripada ttabel sebesar 1,7032 dan berada pada taraf signifikan 0,015 < 0,05 dengan nilai koefisien regresi (β) positif sebesar 0,692. Dengan demikian hipotesis kedua pada penelitian ini diterima, bahwa semakin tinggi asimetri informasi yang dimiliki oleh perusahaan maka kecendrungan kecurangan akuntansi yang dilakukan juga akan semakin meningkat. Laporan keuangan digunakan oleh berbagai pihak, namun yang paling berkepentingan dengan laporan keuangan sebenarnya adalah para pengguna eksternal. Pengelola laporan keuangan tentu mengetahui laporan keuangan yang sebenarnya dikarenakan pengelola keuangan terlibat langsung dengan kegiatan organisasi, sementara pihak eksternal organisasi memiliki informasi yang lebih sedikit dibandingkan pengelola. Karena kondisi tersebut, pengelola tentu akan lebih leluasa atau berkesempatan untuk memanipulasi laporan keuangan yang disajikan dikarenakan ketidaktahuan pengguna eksternal tentang angka dari laporan keuangan yang sebenarnya. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Petra Zulia Aranta (2013) mengenai asimetri informasi yang menunjukkan adanya hubungan positif antara asimetri informasi dengan kecenderungan kecurangan akuntansi yang memiliki arti bahwa, setiap kecurangan akuntansi akan cenderung meningkat apabila asimetri informasi sering terjadi dalam suatu instansi. Dapat disimpulkan bahwa dengan terjadinya asimetri informasi, akan memicu tindakan kecurangan dari para staf. Dalam
hal ini pimpinan kembali menjadi ujung tombak penentu apakah kecenderungan kecurangan dapat diminimalisir atau tidak. Setiap informasi yang berkaitan dengan instansi seharusnya disampaikan kepada para staf dengan merata, sesuai dengan bidangnya masing-masing. Pemberian informasi secara merata kepada para staf sesuai bidang masing-masing, akan menumbuhkan rasa tanggung jawab pada para staf. Apabila rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan telah tumbuh, maka kecurangan akan dapat dihindari. Hipotesis Ketiga Pengaruh Keefektifan Sistem Pengendalian Internal Terhadap Kecendrungan Kecurangan Akuntansi Hasil penelitian ini menunjukan bahwa keefektifan sistem pengendalian internal berpengaruh signifikan negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi, yang ditunjukan dengan nilai thitung untuk variabel keefektifan sistem pengendalian internal (X3) adalah 2,483 lebih besar daripada ttabel sebesar 1,7032 dan berada pada taraf signifikan 0,020 < 0,05 dengan nilai koefisien regresi (β) negatif sebesar 0,378. Dengan demikian hipotesis ketiga pada penelitian ini diterima, bahwa semakin tinggi sistem pengendalian internal yang dimiliki oleh perusahaan maka kecendrungan kecurangan akuntansi yang dilakukan akan semakin menurun. Hasil penelitian ini konsisten dengan Pristiyanti (2012) dan Nani (2010) yang hasilnya menunjukkan bahwa sistem pengendalian internal berpengaruh akuntansi. Kecenderungan kecurangan akuntansi dipengaruhi oleh ada atau tidaknya peluang untuk melakukan hal tersebut. Peluang tersebut dapat diminimalisir dengan adanya pengendalian internal yang efektif. Sistem pengendalian internal memegang peran penting dalam organisasi untuk meminimalisir terjadinya kecurangan ini. Pengendalian internal yang efektif akan menutup peluang terjadinya perilaku kecenderungan untuk berlaku curang dalam akuntansi. Dapat disimpulkan bahwa efektifnya sistem pengendalian internal diharapkan mampu mengurangi adanya tindakan menyimpang yang dilakukan oleh
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014) manajemen. Manajemen cenderung melakukan tindakan menyimpang untuk memaksimalkan keuntungan pribadi. Salah satu peluang tindakan menyimpang yaitu kecenderungan melakukan kecurangan akuntansi, sehingga dengan adanya sistem pengendalian yang baik peluang tersebut dapat dikurangi dengan sistem pengendalian internal yang baik. Pengendalian internal yang baik dapat mengurangi atau bahkan menutup peluang untuk melakuakan kecenderungan kecurangan akuntansi. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan hubungan negatif moralitas individu terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi dimana nilai thitung 3.211 lebih besar dari ttabel 1,7032 dan berada pada taraf signifikan 0.004 < 0,05 dengan nilai koefisien regresi (β) negatif sebesar -0,851. Dengan demikian H1 pada penelitian ini diterima, moralitas individu berpengaruh signifikan negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi memiliki arti bahwa semakin tinggi moralitas individu yang dimiliki pegawai maka kecendrungan kecurangan akuntansi yang dilakukan juga akan semakin menurun. Hasil penelitian menunjukkan hubungan positif asimetri informasi terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi dimana nilai thitung 2.610 lebih besar dari ttabel 1,7032 dan berada pada taraf signifikan 0,015 < 0,05 dengan nilai koefisien regresi (β) positif sebesar 0,692. Dengan demikian H2 pada penelitian ini diterima, asimetri informasi berpengaruh signifikan positif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi memiliki arti bahwa semakin tinggi asimetri informasi, maka kecenderungan kecurangan akuntansi semakin meningkat, demikian juga sebaliknya. Hasil penelitian menunjukkan hubungan negatif keefetifan sistem pengendalian internal terhadap kecendrungan kecurangan akuntansi dimana nilai thitung 2.483 lebih besar dari ttabel 1,7032 dan berada pada taraf signifikan 0,020 < 0,05 dengan nilai koefisien regresi
(β) negatif sebesar -0,378. Dengan demikian H3 pada penelitian ini diterima, keefektifan sistem pengendalian internal berpengaruh signifikan negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi memiliki arti bahwa semakin rendah keefetifan sistem pengendalian informasi, maka kecenderungan kecurangan akuntansi akan semakin tinggi, demikian juga sebaliknya. Saran Saran Bagi Instansi PDAM Kabupaten Bangli. Disarankan untuk meningkatkan kontrol dan disiplin para pegawai, serta mengurangi terjadinya perbedaan informasi, serta menciptakan sistem pengendalian yang efektif sehingga kecenderungan kecurangan akuntansi dapat dikurangi. Saran bagi penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti faktor lain yang mempengaruhi kecenderungan kecurangan akuntansi seperti kesesuaian kompensasi, kontrol atasan, ketaatan aturan akuntansi, etika atasan, disiplin dan lain-lain. Pengambilan sampel dalam penelitian ini terbatas karena kecilnya populasi diharapkan peneliti selanjutnya menambah jumlah sampel dari penelitian.
DAFTAR PUSTAKA Amrizal. 2008. “Pencegahan dan Pendektesian Kecurangan Oleh Internal Auditor”. Tersedia pada http://www.google.com (diakses tanggal 18 Oktober 2013) Aranta, Petra Zulia. 2013. “Pengaruh Moralitas Aparat dan Asimetri Informasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Pemerintah Kota Sawahlunto”. Skripsi S1.FE UNP Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM), Tersedia pada http://www.bppspam.com/index.php? option=com_content&view=article&id
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014) =598&Itemid=92 (diakses tanggal 4 November 2013) Bali Post Media/Berita/Penerbitan . “Terbelit Utang Miliaran Rupiah PDAM Jembrana Kurang Sehat”. Tersedia pada http://balipost.com/ (diakses tanggal 21 Desember 2013) Ghozali, Imam.2008. ”Structural Equation Modeling Metode Alternatif dengan Partial Least Square.” Semarang:Badan Penerbit Universitas Diponegoro Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, nomor 24/2005 : “Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum”. Pristiyanti, Ika Ruly. 2012. ”Persepsi Pegawai Instansi Pemerintah Mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fraud di Sektor Pemerintahan”. Skripsi. Semarang : Fakultas Ekonomi UNNES. Publik dan Badan Usaha Milik Negara”. Publikasi SNA IX: Padang (diakses tanggal 18 Oktober 2013) Santoso, Urip & Pambeleum, Yohanes Jodi. 2008. “Pengaruh Penerapan Akuntansi Sektor Publik terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dalam Mencegah Fraud”. Jurnal Administrasi Bisnis, vol. 4 no. 1 : hal. 14-33. Senja Miranti. 2011. “Pengaruh Asimetri Informasi, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba di PT BEI”. Skripsi S1. FE UNP. Sumiati, Friskila Rini. 2010. “Pengaruh Ketaatan Akuntansi, Sistem Pengendalian Intern, Kesesuaian Kompensasi Dan Moralitas Terhadap Kecendrungan Kecurangan Akuntansi (Fraud) Pada Badan Usaha Milik Negara di Padang”. Skripsi S1. FE UNP.
Supardi. 2007. ”Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Keadilan Distributif dan Keadilan Prosedural, Serta Produktifitas Kerja Pegawai Hotel Berbintang di Daerah Istimewa Yogyakarta”. Wahyudi “Fraud, Apa dan Mengapa?”,Tersedia pada http://Internal.dsuc.co.id/ fraud apa dan mengapa?(diakses tanggal 10 Oktober 2013)