LKjIP 2014 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 2015
Kata Pengantar Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral KESDM Tahun 2014 disusun dalam rangka memenuhi Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. LKjIP ini merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral terhadap pelaksanaan program dan kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang minyak dan gas bumi; ketenagalistrikan, energi baru terbarukan dan konservasi energi; mineral dan batubara; serta geologi kelautan selama tahun 2014. Program dan kegiatan tersebut mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Badan Litbang ESDM Tahun 2010 – 2014. LKjIP ini menguraikan capaian target sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan Badan Litbang ESDM tahun 2014 dalam bentuk laporan dengan pendekatan pengukuran kinerja. Capaian dari masing-masing sasaran dan indikator kinerja diukur dengan membandingkan realisasi dengan target yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja. Pada tahun 2014 merupakan tahun berakhirnya periode Renstra Tahun 2010-2014 sehingga dalam laporan ini juga dilakukan pengukuran hasil yang telah dicapai selama 5 (lima) tahun. Hasil kinerja tahun 2014 ini dan hasil telah dicapai selama 5 (lima) tahun ini selanjutnya menjadi bahan evaluasi di lingkungan Badan Litbang ESDM untuk penyusunan Renstra Tahun 2015-2019 serta perbaikan kinerja pada tahun-tahun berikutnya sehingga menjadi lebih efisien dan efektif.
F.X. Sutijastoto
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
i
Ringkasan Eksekutif Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral (Badan Litbang ESDM) merupakan unit Eselon I di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) awalnya dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 150 Tahun 2001 tanggal 2 Maret 2001, dan Keputusan Menteri ESDM Nomor 1915 tahun 2001 tanggal 23 Juli 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja DESDM. Dalam perkembangan selanjutnya, organisasi Badan Litbang ESDM mengalami penyesuaian, terakhir sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 18 Tahun 2010 tanggal 22 November 2010 yang kemudian diubah dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 22 Tahun 2013 tanggal 14 Agustus 2013. Badan Litbang Energi dan Sumber Daya Mineral mengemban tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang energi dan sumber daya mineral dengan melaksanakan fungsi menyusun kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan pengembangan di bidang energi dan sumber daya mineral; penelitian dan pengembangan di bidang energi dan sumber daya mineral; pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang energi dan sumber daya mineral; dan pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral. Pada pelaksanaan tahun anggaran 2014 telah dituangkan dalam perjanjian/penetapan kinerja yang dilakukan Kepala Badan Litbang ESDM selaku Kuasa Pengguna Anggaran dengan menetapkan sasaran strategis dan target indikator kinerja utama (IKU). Penetapan Kinerja tersebut sesuai dengan tujuan dan sasaran strategis Badan Litbang ESDM pada Renstra Badan Litbang ESDM 2010-2014. Capaian dari masing-masing sasaran dan indikator kinerja tersebut ditunjukkan pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. No 1
I
ii
Program / Kegiatan
Sasaran
2
3
PROGRAM Terwujudnya PENELITIAN program-program DAN litbang unggulan PENGEMBAN GAN ENERGI
Pencapaian Kinerja Tahun 2014 Indikator
Target
Realisasi
% Capaian
4
5
6
7
Jumlah Laporan Ilmiah Jumlah Makalah Ilmiah yang diterbitkan oleh media yang terakreditasi Jumlah Usulan Paten, Hak Cipta dan Litbang Inovasi
114 67
122 98
107,02% 146,27%
20
26
130,00%
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
No 1
Program / Kegiatan
Sasaran
2
3
Indikator
Target
Realisasi
% Capaian
4
5
6
Jumlah peta/atlas Potensi Minyak dan Gas Bumi, Ketenagalistrikan, Energi Baru dan Terbarukan, serta Geologi Kelautan
31
24
77,42%
Jumlah Usulan Masukan/ Rekomendasi Kebijakan/Regulasi (NSPK) dan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI )
31
34
109,68%
Jumlah Pilot Plant/Prototype/Demo Plant atau Rancangan/Rancang Bangun/Formula Indeks Kepuasan Pelanggan atas Layanan Terwujudnya peningkatan jasa Jasa Teknologi di Bidang Penelitian dan teknologi Pengembangan ESDM dan Sertifikasi Produk
21
24
114,29%
88
88,7%
100,80%
DAN SUMBER DAYA MINERAL Terwujudnya kontribusi dalam perumusan dan evaluasi kebijakan sektor ESDM Terwujudnya sentra teknologi di bidang ESDM
7
Pencapaian kinerja terhadap pelaksanaan kegiatan tahun 2014 yang diukur dari indikator kinerja outcome sebanyak enam dari tujuh indikator kinerja melebihi target PK yang ditetapkan, yaitu Laporan Ilmiah, Makalah Ilmiah, Usulan Paten/Hak Cipta/Litbang Inovasi, Usulan Masukan/Rekomendasi KebijakanPilot Plant, Indeks Kepuasan Pelanggan. Sedangkan target indikator kinerja yang tidak tercapai yaitu Peta/Atlas Potensi, yang berada di bawah target (77,42%) (lihat Tabel 1). Hal ini karena d alam pelaksanaan tahun anggaran 2014, sebagian kegiatan penelitian Evaluasi Bersama Intensifikasi Eksplorasi Migas di Kawasan Timur Indonesia tidak terlaksana sehingga jumlah peta yang ditargetkan tidak terealisasi. Dalam upaya peningkatan kapasitas kelembagaan telah dilakukan kegiatan antara lain; Pengelolaan Pengetahuan (Knowledge Management; KM) berupa forum Knowledge Sharing yang diselenggarakan di lingkungan Badan Litbang ESDM serta penyusunan buku seri KM dari para peneliti di lingkungan Kementerian ESDM; dan Penghargaan Energi yang menetapkan 15 (limabelas) penerima penghargaan. Pelaksanaan kegiatan dalam pencapaian sasaran yang dibiayai dari anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN) yang bersumber dari Rupiah LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
iii
Murni dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tahun 2014 melalui Program Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral dijabarkan dalam 5 kegiatan pada Tabel 2 berikut ini. Tabel 2. KODE
Realisasi anggaran belanja per program tahun 2014
KEGIATAN APBN
PAGU (Rupiah)
REALISASI (Rupiah)
%
1910
Penelitian dan Geologi Kelautan
Pengembangan
115.279.976.000
95.488.139.255
82,83
1911
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan, dan Konservasi Energi
111.388.344.000
67.204.935.424
60,33
1912
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara
117.908.736.000
90.251.026.521
76,54
1913
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi “LEMIGAS”
311.281.303.000
193.639.024.839
62,21
1914
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral
46.164.756.000
35.173.456.703
76,19
702.023.115.000
481.756.582.742
68,62
TOTAL
Realisasi penyerapan anggaran sampai akhir tahun 2014 sebesar 68,62% dari total pagu anggaran/DIPA sebesar Rp. 702.023.115.000,- (Tabel 2) Dari 5 (lima) kegiatan yang ada di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral pada tahun anggaran 2014, 1 (satu) kegiatan realisasi anggarannya di atas 80%, (dua) kegiatan di atas 70%, dan 2 (dua) kegiatan di atas 60%. Tabel 3 menyajikan realisasi dan sisa anggaran berdasarkan jenis belanja yaitu belanja pegawai dengan realisasi 79,35%, belanja barang realisasi 66,55%, dan belanja modal dengan realiasi 68,30%. Tabel 3.
Realisasi dan Sisa Anggaran Setelah Penghematan
Jenis Belanja
Pagu Anggaran (Rp.)
•Belanja Pegawai •Belanja Barang •Belanja Modal Jumlah
89.759.083.000 435.453.319.000 176.810.713.000 702.023.115.000
Realisasi (Rp.)
Sisa Anggaran (Rp.) %
% 71.222.980.968 79,35 18.536.102.032 289.778.088.488 66,55 145.675.230.512 120.755.513.286 68,30 56.055.199.714 481.756.582.742 68,62 220.266.532.258
20,65 33,45 31,70 31,38
Sisa anggaran sebesar 31,38% karena pada pengadaan Barang/Jasa terdapat gagal dalam pelaksanaan lelang; Anggaran belanja Badan Layanan Umum (BLU) di P3TMGB “LEMIGAS” tidak terealisasi sebesar Rp. 66,28 milyar; iv
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
Belanja modal pelaksanaan pembangunan Gedung Perkantoran dan Laboratorium pada P3TKEBTKE tidak terlaksana sebesar Rp 30,14 milyar; Penghematan Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota (MAK 524119) terkait adanya surat edaran Menteri PAN & RB nomor 4 Tahun 2014 tanggal 17 November 2014; Adanya sisa Gaji danTunjangan suami/istri (PNS pensiun); Tunjangan fungsional (diberhentikan sementara/permanen), dan Efisiensi Belanja uang makan PNS; Efisiensi Belanja (belanja di bawah pagu). Pencapaian kinerja pada tingkat outcome selama periode Renstra 20102014 yang merupakan jumlah akumulasi dari realisasi IKU menunjukkan realisasi IKU dibandingkan target Penetapan Kinerja dan Target Renstra. Dari tujuh indikator tersebut, capaian kinerja pada enam indikator IKU melebihi target yang ditetapkan, yaitu Laporan Ilmiah, Makalah Ilmiah, Usulan Paten/Hak Cipta/Litbang Inovasi, Peta/Atlas Potensi, Pilot Plant, Indeks Kepuasan Pelanggan. Hal ini dikarenakan adanya penambahan jumlah kegiatan litbang yang merupakan hasil optimalisasi anggaran dengan menggunakan anggaran output cadangan. Sedangkan capaian indikator Usulan Masukan Kebijakan melebihi PK namun tidak mencapai target yang ditetapkan dalam Renstra (65 usulan kebijakan dari 68 usulan kebijakan). Tidak tercapainya target Renstra ini dikarenakan pada tahun anggaran 2012 sampai dengan 2014 pagu anggaran berada di bawah pagu indikatif Renstra.
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
v
Daftar Isi Kata Pengantar ...........................................................................................................i Ringkasan Eksekutif ...................................................................................................ii Daftar Isi ................................................................................................................... vi Daftar Tabel ............................................................................................................. vii Daftar Gambar ........................................................................................................ viii Daftar Lampiran ......................................................................................................... x I. Pendahuluan .........................................................................................................1 II. Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja ..............................................................6 A. Rencana Strategis .................................................................................................... 6 1. Pernyataan Visi ..................................................................................................... 6 2. Pernyataan Misi .................................................................................................... 6 3. Tujuan Strategis .................................................................................................... 7 4. Sasaran dan Program Tahun 2010-2014............................................................... 7 B. Alokasi Anggaran ..................................................................................................... 9 C. Perjanjian/ Penetapan Kinerja ............................................................................... 10 III. Akuntabilitas Kinerja ........................................................................................... 12 A. Pencapaian Kinerja Tahun 2014 ............................................................................ 12 1. Pencapaian Indikator Kinerja Utama Badan Litbang ESDM................................ 12 2. Capaian Anggaran/Keuangan ............................................................................. 99 3. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran dan Kegiatan ........................ 104 B. Pencapaian Kinerja Jangka Menengah (Periode Rencana Strategis 2010 – 2014) 105 1. Pencapaian Program dan Kegiatan Rentra 2010-2014 ..................................... 105 2. Pencapaian Indikator Kinerja Utama Dibandingkan Dengan Renstra 2010-2014 dan Penetapan Kinerja (PK) ............................................................................ 106 3. Analisa Permasalahan dan Tindak Lanjut ......................................................... 112 IV. Penutup ............................................................................................................ 114
vi
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
Daftar Tabel Tabel 1. Tabel 2. Tabel 3. Tabel 4. Tabel 5. Tabel 6. Tabel 7. Tabel 8. Tabel 9. Tabel 10. Tabel 11. Tabel 12. Tabel 13. Tabel 14. Tabel 15. Tabel 16. Tabel 17. Tabel 18. Tabel 19. Tabel 20. Tabel 21. Tabel 22. Tabel 23. Tabel 24. Tabel 25. Tabel 26. Tabel 27. Tabel 28. Tabel 29.
Pencapaian Kinerja Tahun 2014 ..................................................................... ii Realisasi anggaran belanja per program tahun 2014 .....................................iv Realisasi dan Sisa Anggaran Setelah Penghematan .......................................iv Alokasi Anggaran Pada Badan Litbang ESDM Awal dan Setelah Penghematan Tahun 2014 ........................................................................... 10 Penetapan Kinerja 2014 ............................................................................... 11 Pencapaian Kinerja Tahun 2014 ................................................................... 12 Kebun Eksisting Kemiri Sunan Saat Ini.......................................................... 32 Prospek Pengembangan Kebun Kemiri Sunan ............................................. 32 Potensi Produksi Biodiesel Kemiri Sunan Menurut Luas Lahan .................. 33 Hasil Karakteristik Minyak Kemiri Sunan ...................................................... 34 Kapasitas Klaster PLTS Terpusat Pulau Enggano .......................................... 39 Judul Laporan Ilmiah Bidang Minyak dan Gas Bumi .................................... 66 Judul Laporan Ilmiah Bidang Mineral dan Batubara .................................... 68 Judul Laporan Ilmiah Bidang Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan, dan Konservasi Energi ......................................................................................... 70 Judul Laporan Ilmiah Bidang Geologi Kelautan ............................................ 71 Judul makalah ilmiah yang telah terpublikasikan di Bidang Minyak dan Gas Bumi.............................................................................................................. 73 Judul makalah ilmiah yang telah terpublikasikan di Bidang Mineral dan Batubara ....................................................................................................... 76 Judul makalah ilmiah yang telah terpublikasikan di Bidang KEBTKE............ 77 Judul makalah ilmiah yang telah terpublikasikan di Bidang Geologi Kelautan ...................................................................................................................... 78 Daftar Peta Geologi Kelautan ....................................................................... 82 Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Perorangan................................... 96 Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Kelompok Masyarakat ................. 96 Penerima Penghargaan Energi Pratama....................................................... 96 Daftar Kerja Sama Dalam Negeri .................................................................. 98 Alokasi Anggaran Pada Badan Litbang ESDM Awal dan Setelah Penghematan ............................................................................................. 100 Realisasi dan Sisa Anggaran Setelah Penghematan ................................... 101 Realisasi anggaran belanja per program tahun 2014 ................................. 103 Target Kinerja 2010 s.d 2014 ...................................................................... 107 Realisasi Kinerja 2010 – 2014 ..................................................................... 107
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
vii
Daftar Gambar Gambar 1. Struktur organisasi Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral .................................................................................................. 2 Gambar 2. Rantai Nilai Badan Litbang ESDM ................................................................... 3 Gambar 3. Peran Badan Litbang ESDM dalam kebijakan energi dan mineral nasional. . 4 Gambar 4. Hasil evaluasi bersama WK Migas. ............................................................... 13 Gambar 5. Peta Kontur Struktur SB-3 (Top Formasi Talang Akar). ................................ 15 Gambar 6. Rig CBM LEMIGAS - Balitbang....................................................................... 18 Gambar 7. Blueprint Rancangan Teknologi Upgrading Bauksit 50 ton/jam ................. 23 Gambar 8. Produk nugget FeNi dan Nugget FeNi berukuran halus belum proses benefisiasi. .................................................................................................... 24 Gambar 9. Fasilitas Gasifikasi ......................................................................................... 25 Gambar 10. Genset PLTD Maburai ................................................................................... 25 Gambar 11. Genset PLTD Sambaliung .............................................................................. 25 Gambar 12. Run test Genset 10 kVA ................................................................................ 26 Gambar 13. Mata rantai distribusi batubara. .................................................................. 27 Gambar 14. Profil Perkembangan Pengadaan Barang dan Jasa Dalam Negeri dan Impor, Tahun 2009 -2013......................................................................................... 28 Gambar 15. Profil Masterlist Berdasarkan Kelompok Barang/Jasa Domestik dan Impor 29 Gambar 16. Muatan lokal tenaga kerja perusahaan tambang di Indonesia .................... 29 Gambar 17. Peta potensi energi angin Indonesia. ........................................................... 31 Gambar 18. Buah dan Biji Kemiri Sunan........................................................................... 33 Gambar 19. Wakil Menteri ESDM - Susilo Siswo Utomo melakukan peresmian PJU Pintar di Balai Kota Surakarta. ................................................................................ 36 Gambar 20. Suasana FGD penghematan energi PJU. ...................................................... 36 Gambar 21. Skema Siklus Binari Kapasitas 50 kW. .......................................................... 38 Gambar 22. Mapping perjalanan laut-darat dari Bengkulu-Enggano dan 6 klaster PLTS Terpusat........................................................................................................ 39 Gambar 23. Peta batimetri daerah penelitian pada lembar peta 2813 dan 2814. .......... 40 Gambar 24. Peta batimetri dan morfologi daerah penelitian.......................................... 41 Gambar 25. Peralatan IFO Test ........................................................................................ 86 Gambar 26. Bahan baku pembuatan formula surfaktan III.1 dan III.2............................. 87 Gambar 27. Kegiatan modifikasi peralatan. ..................................................................... 89 Gambar 28. Modifikasi tungku pembakaran gas batubara .............................................. 89 Gambar 29. Run test Genset 10 Kva................................................................................. 89 Gambar 30. Pembangunan tungku di Lapas Kuningan .................................................... 90 Gambar 31. Desain Mobil Fuel Cell dan Mobil Aktual Hasil Rakitan ................................ 93 Gambar 32. Pelaksanaan Seminar Nasional Hasil Litbang Faktor Emisi CO 2 . .................. 94 Gambar 33. Penerima Penghargaan Energi 2014 bersama Menteri ESDM dan Wakil Menteri ESDM. ............................................................................................. 95 Gambar 34. Buku Seri Knowledge Management tahun 2014. ......................................... 98 Gambar 35. Alokasi Anggaran Setelah Penghematan berdasarkan jenis Kegiatan. ...... 100 Gambar 36. Pagu anggaran berdasarkan jenis belanja. ................................................. 101 Gambar 37. Realisasi Anggaran berdasarkan jenis Belanja. .......................................... 102 Gambar 38. Sisa Anggaran berdasarkan jenis belanja. .................................................. 102
viii
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
Gambar 39. Hasil Evaluasi Pelaksanaan Monitoring Periode Sampai dengan Bulan Desember 2014 (B12) ................................................................................. 105 Gambar 40. Jumlah Kegiatan Litbang dalam Kurun Waktu 2010 – 2014....................... 105 Gambar 41. Perbandingan jumlah kegiatan pada Renstra dan realisasinya pada 2010 2014. ........................................................................................................... 106 Gambar 42. Perbandingan Realisasi dengan Target Penetapan Kinerja per Indikator Kinerja Tahun 2010 – 2014 ......................................................................... 110 Gambar 43. Perbandingan Jumlah Kumulatif Realisasi Penetapan Kinerja Terhadap Target PK dan Target Renstra Untuk Indikator Kinerja Tahun 2010-2014 111 Gambar 44. A. Perbandingan Pagu Anggaran per Tahun Terhadap Pagu Indikatif RenstraTahun 2010-2014; B. Capaian Realisasi Terhadap Pagu Anggaran Tahun 2010-2014 (Satuan Anggaran Dalam Juta Rupiah) .......................... 112
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
ix
Daftar Lampiran Lampiran 1. Lampiran 2.
x
Penetapan Kinerja Badan Litbang ESDM Tahun 2014 ................ 116 Daftar Kegiatan Litbang Tahun 2014 Badan Litbang ESDM ........ 118
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
I.
B
Pendahuluan
adan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral (Badan Litbang ESDM) adalah unit Eselon I di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) yang dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 150 Tahun 2001 tanggal 2 Maret 2001, dan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1915 tahun 2001 tanggal 23 Juli 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja DESDM. Dalam perkembangan selanjutnya, organisasi Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber daya Mineral mengalami penyesuaian, terakhir sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2010 tanggal 22 November 2010 yang kemudian diubah dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 22 Tahun 2013 tanggal 14 Agustus 2013. Dalam struktur organisasi tersebut, Badan Litbang ESDM terdiri atas 4 (empat) Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang), yaitu: Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara, Puslitbang Teknologi Minyak dan Gas Bumi “LEMIGAS”, Puslitbang Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, dan Puslitbang Geologi Kelautan, serta Sekretariat Badan Litbang yang memberikan dukungan manajemen dan administrasi. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa Badan Litbang ESDM memiliki kemampuan untuk menjalankan peran sesuai dengan amanat yang tertuang dalam kedua Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tersebut. Sesuai Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang kemudian diubah dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 22 Tahun 2013 tanggal 14 Agustus 2013, Badan Litbang Energi dan Sumber Daya Mineral mengemban tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang energi dan sumber daya mineral. Struktur organisasi dapat dilihat pada Gambar 1. Untuk melaksanakan tugas tersebut, fungsi Badan Litbang ESDM adalah sebagai berikut : a. penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan pengembangan di bidang energi dan sumber daya mineral; b. pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang energi dan sumber daya mineral;
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
1
c. pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang energi dan sumber daya mineral; d. pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral. BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SEKRETARIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI “LEMIGAS”
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI KETENAGALISTRIKAN, ENERGI BARU, TERBARUKAN, DAN KONSERVASI ENERGI
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI MINERAL DAN BATUBARA
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN GEOLOGI KELAUTAN
Gambar 1. Struktur organisasi Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral Secara umum seluruh Puslitbang di lingkungan Badan Litbang ESDM mengemban tugas dan fungsi yang sama yaitu : a. penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian, pengembangan, perekayasaan teknologi, dan pengkajian survei; b. pelaksanaan penelitian, pengembangan, perekayasaan teknologi, pengkajian dan survei serta pelayanan jasa, pengelolaan pengetahuan dan inovasi; c. pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitian, pengembangan, dan perekayasaan teknologi, dan pengkajian, dan d. pelaksanaan administrasi. Yang membedakannya adalah ruang lingkup bidang penelitian dan pengembangan yang diselenggarakan pada masing-masing puslitbang. Sektor ESDM berperan dalam menjamin sumber pasokan bahan bakar dan bahan baku (energi dan minerba) yang didukung oleh harga energi yang terjangkau dan kemampuan meningkatkan nilai tambah. Untuk mendukung peran sektor ESDM tersebut, sesuai tugas dan fungsinya, Badan Litbang ESDM melalui hasil kegiatan litbang dan kajian yang diwujudkan dalam 7 (tujuh) indikator kinerja utama (Laporan Ilmiah; makalah Ilmiah; usulan paten, hak cipta dan litbang inovasi; Peta/Atlas Potensi; Usulan Masukan/Rekomendasi Kebijakan; Pilot Plant/Prototype/Demo Plant atau Rancangan/Rancang Bangun,
2
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
Indeks Kepuasan Pelanggan) dalam menghadapi tantangan sektor ESDM antara lain meningkatkan perekonomian nasional, keamanan pasokan energi dan mineral, dan Permasalahan lingkungan.
Gambar 2. Rantai Nilai Badan Litbang ESDM
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
3
Balitbang ESDM mempunyai kemampuan untuk mengembangkan teknologi energi baik untuk meningkatkan kapasitas pasokan energi dan mengurangi ketergantungan kepada minyak serta mendukung pengembangan kapasitas nasional dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Dengan mempertimbangkan potensi sumber daya manusia (SDM) dan sarana prasarana yang tersedia serta mengingat isu strategis sektor energi dan sumber daya mineral (ESDM) pada saat ini, pemberdayaan Balitbang ESDM akan ditingkatkan dengan meninjau rantai nilai industri energi dan mineral sebagai acuan untuk melaksanakan misi pada Renstra Balitbang ESDM mendatang (Gambar 2). Balitbang ESDM juga memfasilitasi terlaksananya perkembangan teknologi, transfer teknologi, peningkatan nilai tambah, dan peningkatan kapasitas di sektor ESDM. Proses litbang di bidang energi, baik fosil maupun EBT diarahkan pada pemanfaatannya di industri primer dengan pemanfataan akhir berupa produk energi, seperti BBM, BBG, BBN, dan listrik. Proses litbang juga dilaksanakan di bidang mineral yang diarahkan pada pemanfaatan nilai tambah di industri primer maupun sekunder. Selain itu, Badan Litbang ESDM juga berperan dalam mendukung pelaksanaan kebijakan dan strategi sektor ESDM (Gambar 3).
Gambar 3. Peran Badan Litbang ESDM dalam kebijakan energi dan mineral nasional. Untuk melaksanakan hal-hal tersebut di atas, maka Badan Litbang ESDM memfokuskan diri dalam meningkatkan kontribusi penelitian dan pengembangan
4
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
ESDM melalui peningkatan pemberdayaan Balitbang ESDM yang optimal guna mendukung perkembangan sektor ESDM. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) ini mengkomunikasikan pencapaian kinerja Badan Litbang ESDM selama tahun 2014. Beberapa perbandingan dilakukan terhadap capaian kinerja dalam tahun 2014, yaitu : a. Dengan Pengukuran Kinerja (PK) tahun 2014 untuk mengukur keberhasilan tahunan organisasi. b. Dengan membandingkan capaian kinerja tahun sebelumnya bertujuan untuk melihat kecenderungan (trend) capaian kinerja. Analisis terhadap hal ini memungkinkan Badan Litbang ESDM fokus pada upaya peningkatan kinerja. c. Bersama-sama dengan capaian kinerja pada tahun-tahun sebelumnya yang menghasilkan akumulasi capaian kinerja dari tahun 2010 sampai dengan akhir tahun 2014, dibandingkan dengan tujuan yang ingin dicapai sebagaimana diuraikan dalam Rencana Strategis Tahun 2010 – 2014.
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
5
II. Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja A. Rencana Strategis
S
esuai tugas dan fungsinya, Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral menyusun Rencana Strategis yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 2010-2014 dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul serta berpedoman pada kebijakan yang telah ditetapkan oleh Pimpinan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral bahwa Badan Litbang ESDM diharapkan dapat memberikan solusi persoalan industri dan masyarakat serta memberikan masukan bagi penyusunan kebijakan di Sektor ESDM. 1. Pernyataan Visi “Terwujudnya Badan Penelitian dan Pengembangan yang profesional, unggul, dan mandiri di sektor energi dan sumber daya mineral”. Dari visi tersebut, ada tiga kata kunci yang perlu didefinisikan agar diperoleh persepsi yang sama, yaitu: • Profesional: Dalam pengertian selalu berpegang teguh pada etika kerja tertinggi, independen (bebas dari tekanan pihak luar), efektif, efisien, produktif, dan inovatif yang didasarkan pada prinsip-prinsip pelayanan prima kepada pelanggan pada khususnya dan pemangku kepentingan (stakeholders) pada umumnya. • Unggul: Keseluruhan tahapan kegiatan litbang mulai dari fase inisiasi sampai evaluasi harus dilaksanakan dengan cara yang terbaik. • Mandiri: yaitu tingkat ketergantungan sumber dana dari pemerintah tidak lagi besar (signifikan) yang mengarah pada self-financing yang dicapai melalui peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)/Jasa Teknologi. 2. Pernyataan Misi Sebagai bentuk nyata dari visi tersebut, ditetapkanlah misi Badan Litbang ESDM, yaitu: a. Memberikan solusi IPTEK di sektor energi dan sumber daya mineral. b. Meningkatkan peran dalam memberikan masukan bagi penyusunan kebijakan di sektor energi dan sumber daya mineral. c. Meningkatkan kualitas pelayanan jasa teknologi. Misi tersebut disusun dengan mempertimbangkan dinamika perkembangan yang terjadi terutama untuk menjawab setiap hambatan,
6
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
kendala, dan peluang dalam rangka mendukung tercapainya visi Badan Litbang ESDM. Pada awal Tahun 2013, tepatnya tanggal 31 Januari 2013 terjadi peralihan pimpinan di Badan Litbang ESDM, yaitu Kepala Badan Litbang ESDM yang sebelumnya adalah Bambang Dwiyanto, M.Sc karena telah memasuki masa purna tugas digantikan oleh F.X. Sutijastoto, M.A. Seiring pergantian tersebut, pimpinan baru mereview Renstra Badan Litbang ESDM 2010-2014 dan menguraikan misi dan sasaran strategis Balitbang ESDM lebih terarah. Adapun misi Badan Litbang ESDM Tahun 2013, yaitu sebagai berikut: • Mendukung pelaksanaan kebijakan dan strategi sektor ESDM • Memfasilitasi terlaksananya perkembangan teknologi, transfer teknologi, peningkatan nilai tambah, dan peningkatan kapasitas di sektor ESDM 3. Tujuan Strategis Tujuan Strategis merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun. Dengan diformulasikannya tujuan strategis ini maka Badan Litbang ESDM akan dapat mengetahui apa yang harus dilaksanakan dalam rangka pencapaian misi dan visi organisasi, dengan mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki. Ada tiga tujuan yang ingin dicapai, yaitu : a. Meningkatnya peran dalam memberikan solusi bagi pengembangan iptek di bidang Minyak dan Gas Bumi, Mineral dan Batubara, Ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, serta Geologi Kelautan. b. Terlaksananya kontribusi optimal dalam perumusan dan evaluasi kebijakan sektor energi dan sumber daya mineral. c. Meningkatnya pelayanan jasa penelitian dan pengembangan di bidang Minyak dan Gas Bumi, Mineral dan Batubara, Ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, serta Geologi Kelautan. 4. Sasaran dan Program Tahun 2010-2014 Sasaran strategis Badan Litbang ESDM merupakan penjabaran lebih rinci dari pernyataan Visi dan Misi sebelumnya, yang menggambarkan sesuatu yang akan dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun dan dialokasikan dalam lima periode secara tahunan melalui serangkaian kegiatan yang dijabarkan lebih lanjut dalam suatu Rencana Kinerja Tahunan (performance plan).
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
7
Sasaran-sasaran yang ditetapkan sepenuhnya mendukung pencapaian tujuan strategis yang terkait. Dengan demikian, apabila sel`uruh sasaran yang ditetapkan telah tercapai, maka dapat diasumsikan bahwa tujuan strategis yang terkait juga telah dapat tercapai. Lebih lanjut, masing-masing sasaran ditetapkan program yang akan dijalankan untuk mencapai sasaran yang terkait. Sebagaimana hubungan sasaran dengan tujuan, maka dengan terselenggaranya program dengan baik, dapat diasumsikan bahwa sasaran yang terkait telah dapat tercapai. Secara keseluruhan sasaran dan program Badan Litbang ESDM tahun 2010 – 2014 yang terkait dengan tujuan strategis, dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Tujuan Pertama “Meningkatkan peran dalam memberikan solusi bagi pengembangan IPTEK di bidang ESDM”, terdiri dari 3 sasaran yaitu 1) Sasaran 1 : terwujudnya program litbang unggulan dengan indikator : Laporan Ilmiah, Makalah Ilmiah yang diterbitkan oleh media yang terakreditasi, Usulan Paten, Hak Cipta dan Litbang Inovasi, Peta/Atlas Potensi Minyak dan Gas Bumi, Ketenagalistrikan, Energi Baru dan Terbarukan, serta Geologi Kelautan 2) Sasaran 2 : terwujudnya sentra teknologi di bidang ESDM dengan indikator : Pilot Plant dan Demo Plant atau Rancangan Produk Rancang Bangun Penerapan Teknologi Unggulan bidang Energi dan Sumber Daya Mineral 3) Sasaran 3 : terwujudnya peningkatan kapasitas kelembagaan dengan indikator : terlaksananya program/kegiatan penguatan kelembagaan yang selaras dengan kegiatan litbang b. Tujuan Kedua “Terlaksananya konstribusi optimal dalam perumusan dan evaluasi kebijakan sektor ESDM”, terdiri dari 1 sasaran yaitu Sasaran : terwujudnya kontribusi dalam perumusan dan evaluasi kebijakan sektor ESDM dengan indikator: usulan masukan/rekomendasi kebijakan/regulasi (NSPK) dan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) c. Tujuan Ketiga “Meningkatnya pelayanan jasa litbang di bidang migas, minerba, ketenagalistrikan dan energi baru terbarukan serta geologi kelautan”, terdiri 1 sasaran, yaitu:
8
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
Sasaran : terwujudnya peningkatan jasa teknologi dengan indikator: Indeks Kepuasan Pelanggan atas Layanan Jasa Teknologi di Bidang Penelitian dan Pengembangan ESDM dan Sertifikasi Produk Dengan adanya perubahan misi Badan Litbang 2013, tujuan dan sasaran strategis Balitbang ESDM berubah menjadi: 1. Terwujudnya konstribusi dalam pelaksanaan, perumusan, dan evaluasi kebijakan sektor ESDM Sasaran: terwujudnya kontribusi dalam perumusan dan evaluasi kebijakan sektor ESDM dengan indikator: usulan masukan/rekomendasi kebijakan/regulasi (NSPK) dan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) 2. Terwujudnya kegiatan litbang unggulan yang mampu berkontribusi dalam menjawab permasalahan sektor ESDM Sasaran: terwujudnya program litbang unggulan dengan indikator : Laporan Ilmiah, Makalah Ilmiah yang diterbitkan oleh media yang terakreditasi, Usulan Paten, Hak Cipta dan Litbang Inovasi, Peta/Atlas Potensi Minyak dan Gas Bumi, Ketenagalistrikan, Energi Baru dan Terbarukan, serta Geologi Kelautan 3. Terwujudnya peningkatan partisipasi masyarakat/industri Sasaran : terwujudnya peningkatan jasa teknologi dengan indikator: Indeks Kepuasan Pelanggan atas Layanan Jasa Teknologi di Bidang Penelitian dan Pengembangan ESDM dan Sertifikasi Produk 4. Terwujudnya sentra teknologi di Bidang ESDM Sasaran : terwujudnya sentra teknologi di bidang ESDM dengan indikator : Pilot Plant dan Demo Plant atau Rancangan Produk Rancang Bangun Penerapan Teknologi Unggulan bidang Energi dan Sumber Daya Mineral 5. Terwujudnya peningkatan kapasitas kelembagaan Sasaran : terwujudnya peningkatan kapasitas kelembagaan dengan indikator : terlaksananya program/kegiatan penguatan kelembagaan yang selaras dengan kegiatan litbang
B. Alokasi Anggaran Dalam tahun 2014, seluruh pembiayaan kegiatan yang bersumber dari DIPA dialokasikan dalam Program Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral yang terdiri atas 5 (lima) Kegiatan, dengan rincian sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 4.
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
9
Tabel 4.
Alokasi Anggaran Pada Badan Litbang ESDM Awal dan Setelah Penghematan Tahun 2014
1910
Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan
115.279.976.000
SETELAH PENGHEMATAN (Rupiah) 115.279.976.000
1911
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan, dan Konservasi Energi
111.720.024.000
111.388.344.000
1912
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara
100.000.000.000
117.908.736.000
1913
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi
330.000.019.000
311.281.303.000
1914
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral
46.200.376.000
46.164.756.000
703.200.395.000
702.023.115.000
KODE KEGIATAN
AWAL (Rupiah)
NAMA KEGIATAN
TOTAL
Pada tahun anggaran 2014, anggaran awal Program Penelitian dan Pengembangan Kementerian ESDM untuk 5 (lima) kegiatan sebesar Rp. 703.200.395.000, kemudian berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 tentang Langkah - Langkah Penghematan dan Pemotongan Belanja Kementerian/Lembaga Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2014 dan Surat Direktur Jenderal Anggaran nomor S-1246 tanggal 14 Juli 2014 tentang Pengesahan Revisi Anggaran dan nomor S-1841/AG/2014 tanggal 6 Oktober 2014, anggaran mengalami penghematan menjadi Rp 702.023.115.000. Besarnya penghematan anggaran pada tahun 2014 untuk seluruh kegiatan adalah sebesar 0,17%.
C. Perjanjian/ Penetapan Kinerja Perjanjian/Penetapan Kinerja merupakan tekad dan janji rencana kinerja tahunan yang akan dicapai oleh setiap instansi pemerintah, sebagai upaya untuk meningkatkan efektivitas implementasi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Penetapan kinerja menggambarkan capaian kinerja yang akan diwujudkan oleh suatu instansi pemerintah/unit kerja dalam suatu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya.
10
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
Tujuan Penetapan Kinerja adalah: 1. Percepatan untuk mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel; 2. Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur; 3. Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dengan pemberi amanah; 4. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi; 5. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi aparatur. Pada pelaksanaan tahun anggaran 2014 telah dituangkan dalam perjanjian/penetapan kinerja yang dilakukan Kepala Badan Litbang ESDM (Lampiran 1) selaku Kuasa Pengguna Anggaran dengan menetapkan sasaran strategis dan target indikator kinerja utama (IKU). Penetapan Kinerja Tahun 2014 Badan Litbang ESDM (Tabel 5) sebagai berikut: Tabel 5. Sasaran Strategis Terwujudnya programprogram litbang unggulan
Terwujudnya kontribusi dalam perumusan dan evaluasi kebijakan sektor ESDM Terwujudnya sentra teknologi di bidang ESDM Terwujudnya peningkatan jasa teknologi
Penetapan Kinerja 2014 Indikator Kinerja
Target
Jumlah Laporan Ilmiah
114
Jumlah Makalah Ilmiah yang diterbitkan oleh media yang terakreditasi
67
Jumlah Usulan Paten, Hak Cipta dan Litbang Inovasi
20
Jumlah Peta/Atlas Potensi Minyak dan Gas Bumi, Ketenagalistrikan, Energi Baru dan Terbarukan, serta Geologi Kelautan
31
Jumlah Usulan Masukan/Rekomendasi Kebijakan/Regulasi (NSPK) dan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Jumlah Pilotplant/Prototype/Demoplant atau Rancangan/ Rancangbangun/ Formula Indeks Kepuasan Pelanggan atas Layanan Jasa Teknologi di Bidang Penelitian dan Pengembangan ESDM dan Sertifikasi Produk
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
31
21
88
11
III. Akuntabilitas Kinerja
P
engukuran tingkat capaian kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun 2014 dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi masing-masing indikator kinerja utama yang dicapai pada tahun 2014.
A. Pencapaian Kinerja Tahun 2014 1. Pencapaian Indikator Kinerja Utama Badan Litbang ESDM Ukuran yang digunakan untuk mengetahui rata-rata pencapaian indikator kinerja setiap sasaran adalah melalui indikator kinerja utama berdasarkan keluaran (output) dan capaian/realisasi hasil (outcome) sesuai Penetapan Kinerja Badan Litbang ESDM Tahun 2014 (Tabel 6). Secara keseluruhan capaian sasaran dan indikator yang telah dilaksanakan Badan Litbang ESDM pada tahun 2014 ditunjukkan pada Tabel 6. Tabel 6. No 1
I
Program / Kegiatan
Sasaran
2
3
PROGRAM Terwujudnya PENELITIAN program-program DAN litbang unggulan PENGEMBAN GAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Terwujudnya kontribusi dalam perumusan dan evaluasi kebijakan sektor ESDM
Pencapaian Kinerja Tahun 2014 Indikator
12
Realisasi
% Capaian
4
5
6
7
Jumlah Laporan Ilmiah Jumlah Makalah Ilmiah yang diterbitkan oleh media yang terakreditasi Jumlah Usulan Paten, Hak Cipta dan Litbang Inovasi Jumlah Peta/Atlas Potensi Minyak dan Gas Bumi, Ketenagalistrikan, Energi Baru dan Terbarukan, serta Geologi Kelautan
114 67
122 98
107,02% 146,27%
20
26
130,00%
31
24
77,42%
Jumlah Usulan Masukan/ Rekomendasi Kebijakan/Regulasi (NSPK) dan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI )
31
24
109,68%
21
24
114,29%
88
88,7
100,80%
Jumlah Pilot Plant/Prototype/Demo Plant atau Rancangan/Rancang Bangun/Formula Indeks Kepuasan Pelanggan Terwujudnya atas Layanan Jasa Teknologi peningkatan jasa di Bidang Penelitian dan teknologi Pengembangan ESDM dan Sertifikasi Produk Terwujudnya sentra teknologi di bidang ESDM
Target
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
Secara umum, realisasi melebihi target yang telah ditetapkan dikarenakan adanya penambahan jumlah kegiatan litbang dengan melakukan optimalisasi menggunakan anggaran Output Cadangan. Namun demikian pada indikator Jumlah Peta/Atlas Potensi Minyak dan Gas Bumi, Ketenagalistrikan, Energi Baru dan Terbarukan, serta Geologi Kelautan hanya mencapai 77,42% mengingat terdapat sebagian kegiatan penelitian Evaluasi Bersama Intensifikasi Eksplorasi Migas di Kawasan Timur Indonesia tidak terlaksana dikarenakan mengalami gagal lelang untuk kegiatan survei geologi dan geofisika sehingga rencana pembuatan peta tidak terealisasi. Untuk mendukung tercapainya indikator kinerja utama, pada tahun 2014 jumlah kegiatan penelitian dan pengembangan yang diselenggarakan oleh Puslitbang di Lingkungan Badan Litbang ESDM mencapai 124 kegiatan (Lampiran 1), dengan litbang unggulan sebagai berikut : a. Bidang Minyak dan Gas Bumi 1. Evaluasi Bersama Kaji Ulang Wilayah Kerja (WK) Migas Tujuan kegiatan adalah untuk meningkatkan kualitas informasi wilayah kerja migas yang belum/tidak laku, dalam rangka memberikan informasi yang lebih akurat dan menarik tentang potensi migas pada wilayah kerja migas yang akan ditawarkan dan meningkatkan penjualan Wilayah Kerja Migas baru sehingga meningkatkan penerimaan devisa negara. Blok Tarakan II : daerah ini tidak layak ditawarkan ulang, karena memiliki gradien geothermal rendah < 1,5, TOC rendah < 1, walaupun batuan reservoir cukup bagus tetapi diperkirakan belum cukup matang untuk meregenerasi hidrokarbon
Blok Buton III : Blok ini tidak direkomendasikan untuk ditawarkan kembali karena sealing untuk hidrokarbon tidak berkembang dengan baik dan juga kedalaman dasar laut lebh dari 5000 meter
Blok Morowali : sebaiknya tidak ditawarkan ulang hingga ada penambahan data sumur maupun seismik dengan kualitas yang baik, hasil analisis sementara menunjukkan adanya Pengangkatan sebelum proses sedimentasi Formasi Salodik yang diduga mengakibatkan migas telah matang dan bermigarasi sebelum benturan pada Miosen Awal antara Blok Banggai Sula dan Sulawesi Timur
Blok Situbondo : perlu penambahan data seismik untuk mencari closure lain di area WK karena minimnya data seismik yang ada
North Bali III : Sudah menjadi Blok WK Baru
Daerah North Bone tidak prospek (tidak layak untuk ditawarkan kembali).
Blok Rote II dan West Timor : Ada barrier fault yang menghalangi migrasi hidrokarbon dari dalaman kitchen di bagian utara/baratdaya ke arah tinggian selatan/timur laut. Mina-1 dan Belalang-1 tidak terindikasi terdapat hidrokarbon (dry hole). Total Sumberdaya kurang dari 1 TCF (Total jumlah dari 21 lead), dan high risk dan tidak ekonomis untuk eksplorasi lebih lanjut.
Blok West Aru : Sebaiknya tidak ditawarkan ulang karena beresiko tinggi dan juga beberapa permasalahan di daerah ini yaitu keterbatasan data (tidak ada data sumur dalam blok), kualitas reservoir yang buruk dari hasil analisis disekitar blok, ada event unconformity yang mengakibatkan beberapa sekuen target hilang, hingga masalah sealing regional karena berkembangnya sandy facies
Blok West Abadi : Sebaknya tidak dtawarkan ulang sebelum ada tambahan data geologi bawah permukaan.
Gambar 4. Hasil evaluasi bersama WK Migas. Hasil evaluasi bersama Kaji Ulang WK Migas available terhadap 10 Blok Wilayah Kerja Migas yang masih terbuka dapat di kategorikan dalam tiga
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
13
kategori yakni (1) North Bali III sudah menjadi WK baru pada pertengahan Kaji ulang; (2) 4 blok WK masih bisa ditawarkan dengan catatan adanya penambahan data yakni Blok Morowali, Situbondo, Rote II dan West Timor dan 5 Blok WK tidak layak ditawarkan yakni : Blok Tarakan II, Blok Buton III, North Bone, South Aru dan West Abadi, dan (3) 5 WK Migas available yang ada mempunyai data seismik kurang dan tidak dapat dihitung sumber dayanya (Gambar 4). 2. Pemetaan Shale Gas Cekungan Sumatera Selatan (Sub-cekungan Palembang Selatan) Tujuan penelitian adalah mengetahui gambaran geologi dan karakter data singkapan Shale HC play di lapangan dan menghasilkan peta serta angka potensi Sumber Daya Shale Hydrocarbon di Cekungan Sumatra Selatan, yaitu pada sub Cekungan Palembang Selatan dan Utara. Target shale-HC play di Sub-cekungan Palembang Selatan dan Tengah adalah Formasi Talangakar (TAF) dan Formasi Lahat/Lemat (LAF/LEF). Pengukuran dan pengamatan laboratorium terhadap data lapangan dilakukan untuk mengetahui karakteristik kedua formasi tersebut sebagai source rock reservoir-hidrokarbon. Total organic carbon (TOC) Formasi Lahat bagus berkisar 1,7 – 8,5%, harga hydrocarbon index (HI) mencapai 130 – 290 mg HC/g TOC. Thermal maturity berkisar antara Ro: 0,64 – 1,40%. Berdasarkan data di atas, maka dapat disimpulkan Formasi Lahat dapat menghasilkan minyak dan gas di bagian yang lebih dalam. Apabila ditinjau tingkat kematangannya, Formasi Lahat terklasifikasi sudah matang seperti yang teramati di daerah Limau, Beringin dan Muaraenim – Lematang. Harga Tmax 436o - 441o C. Berdasarkan data tersebut di atas, maka disimpulkan bahwa Formasi Lahat merupakan potensi yang baik untuk hidrokarbon inconventional. Berdasarkan peta geologi dari Pusat Survey Geologi (PSG), Formasi Talang Akar dan Formasi Lahat yang menjadi target tersingkap di sekitar daerah Muaradua dan Bungamas (Pegunungan Gumai). Di Bungamas, pengamatan dilakukan di Sungai Empayang dan S. Cawang, sedangkan di sekitar daerah Baturaja-Muaradua dilakukan di Sungai Lengkayap dan di jalan Bumikaya. Formasi Talangakar keduanya dibatasi Berdasarkan jenis dibedakan menjadi satuan Serpih.
14
diendapkan tidak selaras di atas Formasi Lahat dan oleh kontak sesar serta adanya batas sekuen. satuan batuan penyusunnya, maka formasi ini 2 (dua) satuan batuan, yaitu satuan Batupasir dan
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
Pada Gambar 5 ditunjukkan peta kontur struktur daerah penelitian. Pada daerah tersebut dapat disimpulkan bahwa Cekungan Sub-Palembang Selatan dan Tengah ada 3 area yang prospek sebagai area Shale HC (Shale Gas dan Shale Oil), yaitu area sekitar sumur: Tepus-1, Singa-1 dan Jelapang-1 dan Kemang-1. Diperkirakan potensi Shale Gas dan Shale oil ada pada area sekitar sumur Jelapang-Kemang dan sumur Singa, sedangkan pada area sekitar sumur Tepus hanya terbentuk shale oil.
Gambar 5. Peta Kontur Struktur SB-3 (Top Formasi Talang Akar). 3. Evaluasi Bersama Pengembangan Kilang BBM dan Petrokimia di Indonesia Tujuan penelitian adalah mengkaji beberapa alternatif pembangunan kilang di Indonesia dan merekomendasikan alternatif terbaik yang dianggap layak dan mampu laksana, termasuk dengan pola pendanaan oleh Pemerintah. Indonesia saat ini memerlukan tambahan kilang baru yang mampu memproduksi BBM minimal 580 ribu bph atau setara dengan dua kapasitas kilang minyak baru masing-masing dengan kapasitas 300 ribu bph. Sedangkan pada tahun 2025, apabila tidak ada pembangunan kilang baru sebelumnya, diperlukan tambahan tiga kilang lagi masing-masing dengan kapasitas 300 ribu bph.
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
15
Kilang baru sebaiknya dirancang menggunakan minyak berat, karena ketersediaan minyak ringan makin terbatas, sehingga harganya diperkirakan akan makin mahal. Minyak Espo dari Rusia meskipun termasuk light crude, saat ini dan hanya untuk beberapa tahun kedepan diperkirakan masih akan dijual dengan discount karena masih belum banyak peminat dan hubungan politik Rusia dengan dunia Barat. Kilang dirancang dengan konfigurasi yang dapat menghasilkan produkproduk BBM dengan spesifikasi internasional yang mengikuti standar Euro 4. Konfigurasi kilang minyak yang terintegrasi dengan kilang petrokimia pada umumnya dapat meningkatkan marjin kilang. Kilang swasta memberikan IRR sebesar 4,36 % tanpa insentif dari pemerintah. Dengan insentif (tax allowance atau tax holiday dan pembebasan PPN barang kena pajak strategis) IRR akan meningkat menjadi 5-5,32 %. Namun inipun belum cukup menarik untuk investor swasta, yang memerlukan IRR minimum sebesar 12 %. Skema Kerja sama Pemerintah dan Swasta (KPS) memberikan IRR sebesar 12,93% tanpa insentif, pemberian insentif dapat meningkatkan IRR menjadi sekitar 15-17%. Kenaikan IRR ini diakibatkan oleh 70% equity merupakan dana pemerintah sehingga suku bunga bank menjadi BI rate yang diasumsikan sebesar 7,5%. Meskipun demikian, kemungkinan pelaksanaan pendanaan secara KPS akan memerlukan proses dan waktu cukup panjang. Pembiayaan oleh Pemerintah seluruhnya dapat memberikan IRR 7,22 %. Ini akan menarik apabila Pemerintah dapat menjual obligasi valas atau Sukuk valas/obligasi syariah yang dimasa lalu dengan kupon/imbal jasa lebih rendah dari 6% dan menurun. Pembangunan kilang baru juga dapat meningkatkan ketahanan energi berupa cadangan BBM nasional dengan sekitar 0,9 hari. Jika dikuantifikasi, ini memberikan manfaat senilai Rp. 2,8 Trilyun, berdasarkan biaya yang diperlukan untuk mengadakan cadangan tersebut. Pembangunan kilang baru memberikan dampak positif yang besar terhadap perekonomian Indonesia. Perhitungan dengan metode InputOutput (IO), dapat memperkirakan masukan nilai aktivitas ekonomi dari proyek ini berupa dampak kepada PDRB, penerimaan pajak dan penciptaan lapangan kerja. Pembangunan kilang ini diperkirakan memberikan nilai masukan sekitar Rp. 546,266 trilyun, yang cukup besar dibanding investasi sebesar Rp 94 trilyun. Di lihat dari sisi Benefit Cost Ratio (BCR), diperoleh BCR sebesar 3,32.
16
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
4. Kajian Strategis Susektor Migas: Pra Feasibility Study Pengembangan Kilang Minyak Mini di Lapangan Minyak Jambi Kilang minyak mini adalah sebuah kilang kecil yang mengolah minyak mentah kurang dari 5000 barrel per hari yang dibangun secara modular sehingga dapat dengan mudah diangkut dan dipindahkan. Kilang minyak mini yang dibangun di lapangan minyak Jambi dengan kapasitas 2.000 bbl/hari menghasilkan Kondensat sekitar 90 bbl/hari, Bensin ON 80 sekitar 610 bbl/hari, Kerosin sekitar 122 bbl/hari, Minyak Solar sekitar 1.138 Bbl/hari dan Residu sekitar 2 bbl/hari. Pembangunan kilang minyak mini dengan kapasitas 2.000 bbl/hari memerlukan investasi sekitar 7,81 juta US$ dan biaya operasi sekitar 69,49 juta US$. Proyek pengembangan kilang mini merupakan proyek yang menguntungkan baik dari sisi pemerintah maupun dari sisi badan usaha, hal ini terlihat dari tingkat pengembalian yang relatif singkat yaitu 3,2 tahun untuk pemerintah dan 4 tahun untuk swasta. Dan IRR yamg relatif besar yaitu 32,43% untuk pemerintah dan 52,42% untuk badan usaha. Selain itu, jika besaran intangible berupa efek berganda dari pengembangan kilang mini dimasukan dalam analisis kelayakan maka dari sisi pemerintah proyek ini layak bahkan memiliki tingkat pengembalian kurang dari 1 tahun. 5. Prototipe Pabrikasi Rig CBM: Optimalisasi Desain dan Uji Fungsi Prototipe Rig CBM Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi rancang bangun sebuah rig CBM yang handal dan ekonomis dan optimalisasi prototipe rig yang telah dibuat agar dapat dikomersialkan dan dimanfaatkan oleh industri CBM dan industri migas. Pada tahun sebelumnya, yaitu 2013 telah dibuat sebuah prototipe rig CBM (Gambar 6). Desain pembuatan Rig CBM ini merupakan Prototype Rig dengan perpaduan teknologi yang digunakan dalam Rig Migas dan Rig Tambang dengan spesifikasi kemampuan setara dengan Rig Migas berkapasitas 350 HP. Komponen TKDN telah mencapai lebih dari 40% pada pembuatan RIG CBM ini, meliputi beberapa bagian struktur Rig antara lain unit carrier rig yang terdiri dari chasis, cabin, roda dan sistem elektrik telah dibuat di dalam negeri, serta beberapa komponen pada peralatan mesin, hidrolik, dan menara (mast). Unit pembawa Rig CBM (carrier) didesain dengan kondisi lebar jalan di Indonesia dan menggunakan sistem penggerak roda 8 x 8 dengan sistem matik, sehingga
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
17
cocok dioperasikan pada medan berat dan berlumpur seperti kondisi geografis Indonesia. Hasil pengujian rig up rig down dan koneksi pipa diperoleh catatan sebagai berikut : • Waktu yang dibutuhkan untuk Rig Up dengan memposisikan rig pada tempatnya dan pemasangan guideline pada mush dibutuhkan kurang lebih 30 menit • Waktu yang dibutuhkan untuk koneksi Pipa dari sejak pengambilan pada pipe rack hingga siap pemboran memakan waktu 3 menit • Waktu yang diperlukan untuk Rig down diperlukan kurang lebih 25 menit • Kemampuan manuver hingga radius kurang lebih 10 meter • Kecepatan laju kendaraan bisa mencapai kurang lebih 60 km/jam Pada tanggal 21 Juli 2014 telah diperoleh Sertifikat Kelayakan Penggunaan Instalasi Rig CBM LEMIGAS - Balitbang dari Direktorat Jenderal Migas dengan masa berlaku hingga 18 Juli 2017. Presentasi mempromosikan Rig CBM dihadapan K3S CBM telah di lakukan di kantor SKK Migas pada bulan September 2014. Kunjungan melihat Rig CBM dan demo uji fungsi di Warehouse PT. Petrodril di Dawuan oleh K3S CBM dan SKK telah dilakukan pada awal bulan Oktober 2014. Presentasi dan kunjungan di beberapa K3S CBM telah dilakukan di antaranya di: • K3S Nu Energy • K3S Pertamina Hulu Energy CBM • K3S Epindo • K3S Medco
Gambar 6. Rig CBM LEMIGAS - Balitbang 6. Evaluasi Bersama Percepatan Konversi BBM Bersubsidi ke BBG di Kementerian/Lembaga Tujuan penelitian adalah melakukan identifikasi jumlah kendaraan dinas di Kementerian/Lembaga, menentukan lokasi dan jenis SPBG untuk melayani pengisian BBG kendaraan dinas di Kementerian/Lembaga, melakukan analisis ketersediaan pasokan gas untuk SPBG di
18
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
Kementerian/Lembaga, menyusun rencana bisnis yang sesuai untuk pengoperasian SPBG Kementerian/ Lembaga, membuat Front End Engineering Design (FEED) SPBG untuk kendaraan dinas di K/L, dan mengetahui cost benefit pembangunan SPBG. Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk meningkatkan pemanfaatan gas bumi untuk transportasi jalan (Peraturan Menteri ESDM No. 19 Tahun 2010 tentang Pemanfaatan Gas Bumi Untuk Bahan Bakar Gas yang Digunakan Untuk Transportasi). Selain itu, guna memberikan contoh yang baik dalam pengendalian BBM bersubsidi, Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri ESDM No. 12 Tahun 2012 tentang Pengendalian Bahan Bakar Minyak. Selanjutnya dikeluarkan Peraturan Menteri ESDM no. 1 Tahun 2013 tentang Pengendalian Penggunaan Bahan Bakar Minyak. Kedua peraturan tersebut melarang kendaraan dinas menggunakan BBM bersubsidi. Penggunaan BBM non subsidi untuk kendaraan dinas mengakibatkan Pemerintah harus mengeluarkan biaya yang lebih besar. Untuk itu, Badan Litbang ESDM melalui PPPTMGB “LEMIGAS” berinisiatif untuk melaksanakan percepatan program konversi BBM ke BBG melalui penggunaan BBG untuk kendaraan dinas di Kementerian/ Lembaga. Dalam melaksanakan program tersebut diusulkan pembangunan beberapa SPBG di beberapa K/L melalui sistem cluster. Cluster 1, SPBG ditempatkan di Kementerian ESDM sebagai SPBG online dengan kapasitas 0,5 MMscfd. Cluster 2, SPBG ditempatkan di Kementerian Hukum dan HAM sebagai MRU dengan kapasitas 0,1 MMscfd. Cluster 3, SPBG ditempatkan di lokasi Gedung DPR/MPR/DPD sebagai MS dengan kapasitas 1 MMscfd. Cluster 4, SPBG ditempatkan di Kementerian Perindustrian sebagai SPBG onlline dengan kapasitas 0,5 MMscfd. Cluster 5, SPBG ditempatkan di LEMIGAS sebagai SPBG DS dengan kapasitas 0,25 MMscfd. Untuk merealisasikan terbangunnya SPBG tersebut telah dilakukan pembuatan Front End Engineering Design (FEED) yang siap untuk ketahap Engineering, Procurement and Construction (EPC). Total investasi yang diperlukan dalam pembangunan SPBG pada clustercluster tersebut adalah sekitar Rp. 111,7 Milyar. Dengan investasi tersebut, dapat diperoleh penghematan sekitar Rp. 30,3 Milyar, pada asumsi harga gas Rp. 4.768/lsp, harga BBM non subsidi sekitar Rp. 9.500/liter, dan jumlah kendaraan dinas yang terkonversi sebanyak 1753 kendaraan.
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
19
Pada asumsi IRR 10%, harga beli gas US$ 4,72 /mmbtu, toll fee US 1.5 / mmbtu dan kurs Rp. 12.000/US$, dan thruput setiap SPBG maksimum, diperoleh harga BBG di MS sekitar Rp. 3.353/lsp dan di DS sekitar Rp.5.161/lsp, MRU KemenkumHam sekitar Rp. 5.584/lsp dan SPBG online KESDM sekitar Rp. 4.270/lsp. Harga rata-rata BBG adalah sekitar Rp. 4.768/lsp. 7. Pemanfaatan DME Sebagai Bahan Bakar pada Sektor Industri dan Transportasi Tujuan penelitian adalah mendapatkan data-data teknis kinerja burner sektor industri berbahan bakar DME murni yang memiliki efisiensi tinggi dan optimal, mengembangkan sistem konversi DME untuk kendaraan diesel berbahan bakar DME pada sektor transportasi, dan tersusunnya rekomendasi bahan masukan bagi pemerintah DME sebagai salah satu bahan bakar alternatif untuk sektor transportasi di Indonesia. Pada tahun 2012 dan 2013 telah dilakukan penelitian mengenai pemanfaatan DME sebagai bahan bakar pada burner industri dan mesin diesel dalam hal ini adalah mesin diesel kendaraan bermotor. Penelitian tahun ini merupakan kelanjutan dari penelitian tahun sebelumnya. Pemanfaatan DME pada motor diesel sektor transportasi dan sektor industri tidak dapat dilakukan secara langsung tetapi memerlukan modifikasi. Pada motor diesel transportasi dengan perbandingan optimum solar dan DME rata - rata 80% - 20% mampu menghasilkan torsi dan daya setara dengan solar 100%. Temperatur mesin dalam kondisi normal. Pemanfaatan DME sebagai bahan bakar mesin diesel dapat mengurangi emisi opasitas rata – rata sebesar 10 % - 20 %. Sedangkan hasil kinerja burner industri kecil modifikasi (burner DME) bila dibandingkan dengan burner LPG yang ada dipasaran, maka burner DME tersebut memiliki efisiensi rata - rata lebih tinggi 45 %, konsumsi Bahan Bakar rata-rata lebih banyak 23 % dan memerlukan waktu pemanasan lebih lama 31%. 8. Optimasi Uji Coba Sumuran Surfaktan LEMIGAS Berbasis MES dengan Metode Huff and Puff Dalam jangka pendek, tujuan penelitian ini adalah memformalasikan surfaktan berbasis MES untuk EOR yang memenuhi beberapa kriteria penyaringan pada skala laboratorium dan pada jangka panjang dapat diaplikasikan pada skala pilot dan lapangan. Selanjutnya, dengan tersedianya surfaktan formula baru dari bahan terbarukan dan dapat diproduksi didalam negeri sehingga mampu menaikkan perolehan minyak melalui aplikasi teknologi pengurasan minyak tahap lanjut dengan
20
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
mekanisme pendorongan pada tegangan antar muka yang rendah dan dengan pengurasan imbibisi spontan. Penelitian ini dilakukan mengikuti beberapa tahapan yaitu: pembuatan MES dari bahan dasar minyak sawit (curah, kemasan, Oleat), re-formulasi campuran surfaktan dengan beberapa tambahan bahan kimia, dan uji laboratorium yang meliputi: uji kompatibiltas, pengukuran IFT, uji ketahanan panas, uji filtrasi, pengamatan perubahan sifat kebasahan batuan, uji imbibisi spontan dan uji core flooding. Hasil yang diperoleh adalah : • Formulasi surfaktan III (1) dan III (2), dgn menggunakan alkali dan tanpa alkali sudah mendapatkan harga IFT 10-3 dyne/cm • Pengujian formulasi surfaktan III (1), tidak terbentuk microemulsion • Pada formulasi surfaktan III (2), terbentuk mikroemulsion ( fasa tengah ) • Pada pengujian thermal stability formulasi larutan surfaktan III (1,2) selama 90 hari stabil berdasarkan pengukuran IFT tetap di range 10-3 dyne/cm • Uji flitrasi menunjukan nilai FR< 1.2 pada larutan surfaktan tanpa alkali • Larutan surfaktan memiliki pH 10-11 • Formula surfaktan dengan menggunakan synthetic brine menunjukan microemulsion yang stabil • Hasil pengujian core flooding dengan injeksi kimia pada kondisi Sor menunjukkan adanya penambahan produksi minyak dengan variasi PV injeksi dan konsentrasi larutan ASP, surfaktan dan polymer saja 9. Evaluasi Produksi Lapangan Eksisting dan Inventarisasi Data Cadangan Migas Indonesia 01 Januari 2014 Tujuan kegiatan adalah melakukan evaluasi dan inventarisasi data cadangan Migas, tentang potensi produksi dan cadangan, perkembangan, penyebaran dan laju pengurasan cadangan minyak dan gas bumi untuk semua lapangan dari kontraktor-kontraktor se-Indonesia status 1 Januari 2014. Dari data yang didapatkan dilakukan kajian evaluasi serta analisis terhadap produksi lapangan eksisting guna mengetahui potensi cadangan Migas dan produksinya dalam rangka membantu pemerintah di dalam meningkatkan perolehan Migas, terutama yang masih memiliki recovery factor dan angka withdrawal rate rendah. Hasil kajian evaluasi dan analisis adalah sebagai berikut: • Data Cadangan Indonesia status 01 Januari 2014 berupa Cadangan Minyak+Kondensat Terbukti (P1) sebesar 3.624,3 MMSTB, cadangan
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
21
• • •
•
•
Mungkin (P2) sebesar 1.951,1 MMSTB, cadangan Harapan (P3) sebesar 1.799,7 MMSTB, dan Cadangan Gas Bumi Terbukti (P1) sebesar 100,3 TSCF, cadangan Mungkin (P2) sebesar 24,6 TSCF dan cadangan Harapan (P3) sebesar 24,5 TSCF. Produksi minyak terus menurun sementara konsumsi dalam negeri terus bertambah, hal ini menyebabkan peningkatan impor minyak mentah dan BBM. Potensi gas bumi yang besar ternyata belum menghasilkan peningkatan konsumsi dalam negeri yang memadai, disebabkan oleh belum tersedianya infrastruktur yang dibutuhkan. Penyebab utama laju pengurasan rendah adalah pengelolaan produksi lapangan-lapangan Sumatera Selatan yang tidak dilakukan dengan baik, karena banyak masalah yang dihadapi antara lain tumpang tindih lahan, perijinan, sabotase, hingga pencurian fasilitas migas dan illegal tapping, maka sumur-sumur yang berproduksi di lapangan tersebut menurun produksinya secara drastis dan faktor perolehan yang didapat tidak sesuai dengan yang diharapkan. Potensi peningkatan produksi minyak lapangan-lapangan Sumatera Selatan masih cukup tinggi, yang diindikasikan dengan tingkat laju pengurasan pada tahun 2014 yang rendah hanya sekitar 1,4% jauh dibawah rata-rata nasional sebesar 8,0%. Lapangan-lapangan Sumatera Selatan dengan cadangan > 10,000 MSTB jika dilakukan optimasi produksi dengan tingkat laju pengurasan sebesar 8,0%., akam memberikan potensi peningkatan produksi minyak sebesar 19,24 MMSTB.
b. Bidang Mineral dan Batubara 1. Pembuatan Rancangan Teknologi Upgrading Bauksit Kapasitas 50 ton/jam Indonesia memiliki lebih dari 810 juta ton endapan bauksit jenis gibsit (Al 2 O 3 .3H 2 O) di wilayah provinsi Kalimantan Barat. Puslitbangtek Mineral dan Batubara mengupayakan pengolahan dan pemurnian terhadap bijih bauksit agar dapat dimanfaatkan secara optimal dan memberikan nilai tambah yang tinggi. Pada tahun 2014, tujuan kegiatan adalah membuat rancangan alat RDS kapasitas 50 ton/jam. Kegiatan ini dilakukan di Sentra Pengembangan Teknologi Pengolahan Mineral Terpadu – Cipatat, Jakarta, Kijang, Kalimantan Barat dan Laboratorium Puslitbang tekMIRA Bandung. Secara umum tahapan proses peningkatan kadar bauksit adalah kominusi, scrubbing dan pencucian, pemisahan dengan magnet, pengeringan dan kalsinasi. Proses lainnya untuk peningkatan kadar bauksit diawali dengan peremukan tahap pertama sampai -5 cm diikuti peremukan tahap kedua sampai ukuran butir maksimum 10 mm, kemudian pencucian dan
22
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
pengayakan serta penggerusan. Produk bauksit berukuran -3 mesh, dan 6 mesh, -8 mesh dan -12 mesh dan berukuran tepung (-100 mesh, -200 mesh, dan -325 mesh) dilewatkan alat pemisah magnetik untuk menghilangkan kandungan besinya (Anonim, 2013b).
Gambar 7. Blueprint Rancangan Teknologi Upgrading Bauksit 50 ton/jam Beberapa kegiatan yang berhasil dicapai adalah sebagai berikut: • Terselesaikannya rancangan peralatan RDS kapasitas 50 ton/jam • Diperolehnya sampel bauksit sebanyak 14 ton dari di Meliau (Kalbar) yang kemudian diuji dengan RDS kapasitas 1,6 ton/jam. • Diperolehnya masukan dari pelaksanaan FGD untuk penyempurnaan rancangan alat RDS kapasitas 50 ton/jam. • Diperolehnya hasil optimal uji coba pembuatan tawas dan PAC. • Blueprint teknologi upgrading bauksit kapasitas 50 ton/jam yang siap dibuat (Gambar 7). 2. Kajian Tekno Ekonomi Pembuatan Spons Fe-Ni dan Besi (Direct Reduced Iron) Dengan Rotary Kiln di Cipatat Tujuan kegiatan adalah melakukan analisis dan evaluasi data hasil pilot plant dan informasi eksternal terkait dengan ferronickel berikut rancangan prosesnya yang dituangkan dalam hasil kajian tekno-ekonomi. Pengambilan sampel pasir besi dilakukan di Yogyakarta dan validasi proses di Citatah dan Puslitbang tekMIRA. Karakteristik bijih yang dipelajari meliputi komposisi kimia untuk melihat kandungan Ni, Fe total, FeO, SiO 2 , MgO, CaO, Al 2 O 3 , P,S, Cr2O 3 , Co, V, TiO 2 , air kristal (H 2 O) dan LOI. Pengujian karakteristik bijih juga diperkuat dengan pengujian XDR dan mineralogi untuk melihat mineral nikel yang
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
23
terkandung di dalam bijih nikel PT. Aneka Tambang, Pomala. Analisis XRD dilakukan per-fraksi agar mineral nikel dapat teridentifikasi. Kandungan nikel yang rendah menyebabkan analisis XRD sulit mengidentifikasi mineral yang terkandung di dalamnya. Sedangkan analisis mineralogi dilakukan untuk melihat penampakan mineral secara optik untuk mendukung keberadaan unsur-unsur yang terkandung di dalam bijih. Setelah dilakukan peleburan bijih besi, pasir besi dan bijih nikel, dihasilkan produk Spons besi, logam Besi, spons nikel dan logam Nikel. Sehingga dihasilkan spons Fe-Ni dengan kondisi crude ferronickel berkadar 5 – 10 Ni dan reduced iron dengan metalisasi 80 % (Gambar 8).
Gambar 8. Produk nugget FeNi dan Nugget FeNi berukuran halus belum proses benefisiasi. 3. Optimalisasi Ekstraksi Logam Tanah Jarang Berbasis Mineral Monasit dan Pasir Zirkon Tujuan kegiatan adalah penguasaan teknologi proses reduksi LTJ khususnya Y dan Nd serta teknologi proses ekstraksi Gd dari monasit. Selain itu diharapkan juga dapat melakukan identifikasi & ekstraksi LTJ dalam abu batubara sehingga diketahui potensi LTJ yang merupakan material masa depan, tersedianya data kajian proses reduksi Ce, kelayakan pembangunan profil investasi (nilai keekonomian) pembangunan smelter Ce, tersedianya masukan rumusan kebijakan kepada Ditjen Minerba terkait pengolahan LTJ di Indonesia, penguasaan teknologi penanganan dampak lingkungan proses reduksi & ekstraksi Gd, mensinergikan aktivitas litbang LTJ guna mewujudkan industri LTJ di Indonesia, dan mensosialisasikan kemajuan penelitian LTJ di Indonesia. Lokasi penelitian dilakukan di beberapa tempat, yaitu pengambilan sampel monazit, senotim dan pasir zirkon di Prop. Bangka Belitung dan Ketapang (Kalimantan Barat) proses; pengambilan contoh abu batubara di PLTU Ombilin (Sumatera Barat), PLTU Suralaya (Banten) dan PLTU Cirebon (Jawa Barat); dan percobaan penelitian di Lab. Tek. Pengolahan Mineral, Puslitbang tekMIRA dan Lab. Kimia Analitik Unpad Bandung.
24
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
sHasil yang telah dicapai adalah terkuasainya teknologi proses reduksi oksida LTJ khususnya untuk Y, Gd, dan Nd dengan rekoveri > 90 % dan diketahuinya profil investasi pembangunan smelter pengolahan dan pemurnian LTJ serta upaya penangananan limbah proses ekstraksi LTJ untuk diolah menjadi pupuk super fosfat. 4.
Pengembangan Gasifikasi Batubara Untuk PLTD Dual Fuel Tujuan kegiatan adalah melakukan uji coba pemanfaatan gasifikasi sistem unggun tetap dengan batubara kalori menengah untuk genset 450 kVA sistem turbo dan otomatis serta perhitungan keekonomian dari optimasi sistem dual fuel yang dilaksanakan di sentra Teknologi Pemanfaatan Batubara di Palimanan, Cirebon (Gambar 9).
Gambar 9. Fasilitas Gasifikasi
Gambar 10. Genset PLTD Maburai
Gambar 11. Genset PLTD Sambaliung
Hasil yang telah dicapai adalah percobaan dengan kalori menengah telah berhasil di lakukan selama 16 hari berturut-turut. Tungku pembakar tar hasil samping proses gasifikasi telah berhasil digunakan untuk memproduksi steam yang digunakan untuk membantu utilitas di proses gasifikasi. Terkuasainya penerapan gasifikasi untuk PLTD dual fuel skala kecil (<10 MW).
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
25
5. Pengembangan Percontohan Gasifier Untuk Gas Engine/ Generator Listrik Tujuan kegiatan adalah melakukan pengembangan rancang bangun gasifier dalam upaya meningkatkan kapasitas dan kualitas gas dan mengembangkan pemanfaatan gas bakar sebagai tenaga pembangkit listrik pada genset kapasitas 8 kW yang berlokasi di Palimanan, Cirebon, Sumatera Selatan, Kalimantan, dan NTB. Pada tahun 2014 ini, kegiatan yang dilakukan antara lain rancang bangun sistem instalasi unit gasifikasi batubara sampai dengan pemanfaatannya sebagai bahan bakar pada genset, sehingga menghasilkan listrik; uji kinerja unit gasifier secara parsial dan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap unit lainnya seperti: gas holder, siklon, pendingin, mixer (pencampur gas bakar dan udara); Uji kinerja unit gasifier untuk pembakaran langsung; dan uji kinerja/komisioning mesin genset kapasitas 8 kW dalam mempersiapkan spesifikasi gasifier, sistem operasional unit gasifier dan pemeliharaan.
Gambar 12. Run test Genset 10 kVA Hasil yang dicapai: • Mendapatkan data karakterisasi batubara, data kualitas, dan data kuantitas gas bakar hasil rancang bangun gasifier untuk genset kapasitas 8 kW; • Mendapatkan data perbandingan efisiensi genset 8 kW antara berbahan bakar solar dan gas bakar; • Terbangunnya percontohan unit gasifier dan pemanfaatannya untuk generator listrik 8 kW.
26
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
6. Kajian Domestic Market Obligation Batubara dan Pengembangan Infrastruktur Batubara Secara Masif Untuk Memenuhi Kebutuhan Batubara Tujuan kegiatan adalah melakukan kajian batubara masa lalu, saat ini dan masa mendatang; membangun database batubara nasional secara berkala dan berkesinambungan; menyusun kembali strategi implementasi kebijakan DMO yang realistis dilihat dari sisi produsen, konsumen & pemerintah; dan melakukan kajian infrastruktur transportasi & distribusi batubara berdasarkan kondisi dan persoalan eksisting infrastruktur batubara saat ini. Kegiatan dilaksanakan dengan mengunjungi konsumen dan produsen batubara. Konsumen di Provinsi Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur dan produsen di Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur. JUMLAH BATUBARA DMO
Mata rantai distribusi batubara untuk PLTU dan Industri lainnya
LOKASI TAMBANG/DMO Moda transportasi : • Jalur transportasi/darat • Jenis alat angkut • Kapasitas • Performance Alat Angkut Kinerja jalan • • Tarif Jasa
PELABUHAN MUAT (asal)
Moda transportasi : • Jalur Pelayaran • Jenis Alat Angkut • Kapasitas • Performance Alat Angkut • Kinerja Pelabuhan • Tarif Jasa
PELABUHAN BONGKAR (akhir) Moda transportasi : • Jalur transportasi • Jenis alat angkut • Kapasitas • Performance Alat Angkut • Kinerja jalan • Tarif Jasa
Optimalisasi : • Waktu Tempuh • Biaya • Kontinuitas
LOKASI PEMAKAI : • PLTU dan • Industri lainnya
Gambar 13. Mata rantai distribusi batubara. Hasil yang dicapai adalah rumusan DMO & pengembangan infrastruktur batubara untuk industri pengguna batubara dalam negeri dan adanya jaminan kepastian hukum bagi industri pengguna batubara. 7. Kajian Kandungan Lokal (Local Content) Perusahaan Pertambangan Mineral di Indonesia Tujuan kegiatan adalah tersedianya dukungan rancangan Permen ESDM tentang penggunaan tenaga kerja, barang, dan jasa DN pada perusahaan pertambangan nikel dan timah di Indonesia. Kegiatan dilaksanakan di Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, dan Kepulauan Bangka Belitung. Melalui pengolahan analisis data survei di beberapa lokasi didapatkan kesimpulan masih besarnya potensi kebutuhan barang dan jasa
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
27
Perusahaan IUP/IUPK yang belum termanfaatkan oleh produsen dalam negeri, sedangkan serapan tenaga kerja dalam negeri dianggap relatif sudah optimal. Ada 3 faktor utama yang menjadi penghambat terjadinya transaksi pengadaan barang dan jasa dalam negeri oleh Perusahaan Pertambangan, yaitu aspek produk berupa pengujian produk dan persyaratan SNI, aspek harga, dan aspek komunikasi/promosi. Muatan lokal untuk tenaga kerja berkisar 96,6%-100% (Gambar 16), muatan lokal barang dan jasa KK rata-rata 37% dengan laju pertumbuhan 2,31%. Adapun muatan lokal atas produk pertambangan berupa bijih nikel, NPI, ferro nickel, maupun nickel matte, diperkirakan berkisar antara 25,0%-43,6%. Dalam upaya peningkatan penggunaan produksi dalam negeri, ada beberapa faktor yang menjadi penghambat dan harus diakomodir dalam Permen ESDM, antara lain meliputi kesempatan, kompetensi dan transparansi pengujian produk dalam negeri oleh perusahaan pertambangan, persyaratan SNI dan standar internasional, aspek harga, dan aspek komunikasi. Hasil kajian telah dimanfaatkan oleh oleh Ditjen Minerba sebagai bahan masukan untuk penyusunan Peraturan Menteri ESDM sesuai Pasal 88 PP No. 23 Tahun 2010.
800
700
(51,49%)
(54,78%)
55,06%)
(57,96%)
(43,75%)
600
500
(54,08%)
47,06%)
(45,29%)
(46,71%)
(51,68%)
400
(56,25%) 300
(44,94%)
200
(45,92%)
52,94%)
DOMESTIK : r(Rencana) = 7,69% r(Realisasi) = 1,23%
(48,51%)
(45,22%)
(42,04%)
(54,71%)
(53,29%)
(48,32%)
IMPOR : r(Rencana) = -6,64% r(Realisasi) = -0,54%
100
0
Rencana
Realisasi
2009
Rencana
Realisasi
2010
Rencana
Realisasi
2011
Rencana
Realisasi
2012
Rencana
Realisasi
2013
Gambar 14. Profil Perkembangan Pengadaan Barang dan Jasa Dalam Negeri dan Impor, Tahun 2009 -2013
28
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
Environmental School & Training DOMESTIK
Processing Plant Power Station
IMPOR
Recreation Facility Medical: Healthy & Safety Miscellaneous Consumables: Food Consumables: Fuel Utilities, Furniture & Appliances Building Materials Repair & Maintenance Sampling & Lab Drilling Equipment Land survey & Recoinassance Communication Air Transport Equipment Water Transport Equipment Land Transport Equipment Heavy Equipment 0
5
10
15
20
25
30
35
40 %
Gambar 15. Profil Masterlist Berdasarkan Kelompok Barang/Jasa Domestik dan Impor
1%
6% 2% 7%
Lainnya Expratiate Jakarta Sorowako Ujungpandang
84%
MUATAN LOKAL TENAGA KERJA
Gambar 16. Muatan lokal tenaga kerja perusahaan tambang di Indonesia 8. Pengembangan Aplikasi Teknologi Underground Coal Gasification (UCG) di Indonesia Tahap I Kegiatan ini sebagai upaya mendukung penerapan teknologi UCG di Indonesia setelah dilakukan kajian data sekunder yang berasal dari penyelidikan dan pengambilan data primer tahun sebelumnya. Tujuan kegiatan pada tahun 2014 adalah menyiapkan data akurat bawah permukaan, konsep manajemen lingkungan dan keamanan dalam rangka penyiapan pilot plant teknologi UCG di Sumatera Selatan (PTBA).
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
29
Proses yang dilakukan, antara lain evaluasi data hasil pemboran tahun sebelumnya; analisis kompleksitas; penyiapan konsep manajemen lingkungan dan keamanan; analisis dan evaluasi struktur; penyelesaian pemboran dan konstruksi sumur; penyiapan well linking; penyiapan instalasi permukaan; proses initial ignition; dan penyiapan rancangan regulasi UCG. Hasil yang telah dicapai adalah pengujian sampel dan desain model pembakaran UCG, melaksanakan kajian regulasi dan membuat draft akademis Pokja Regulasi. c. Bidang Ketenagalistikan, Energi Baru Terbarukan, dan Konservasi Energi 1. Pengembangan Peta Potensi Energi Baru Terbarukan Indonesia Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan suatu Peta Potensi Energi Terbarukan Indonesia berbasis GIS dan Web mencakup komoditas energi Angin, Mikrohidro, Biomassa, dan Surya. Sasaran kegiatan ini pada tahun anggaran 2014 adalah sebagai berikut: a) Pengolahan dan pengintegrasian data hasil kegiatan Studi Potensi EBT untuk menyajikannya dalam bentuk Database berbasis GIS dan WEB; b) Pengembangan Model Peta Potensi Energi Angin resolusi 27x27 km; c) Pengembangan model peta potensi energi mikrohidro 10 provinsi; d) Pembuatan Peta potensi Biomassa: melengkapi dengan data limbah/sampah perkotaan; e) Pengembangan Model Peta Potensi Energi Surya resolusi 27x27 km; f) Verifikasi data potensi di lokasi-lokasi prospek melalui pengambilan data sekunder dan pengukuran lapangan, perhitungan, modeling data dan analisis hasil. Hasil capaian kegiatan ini adalah telah tersedianya • Peta potesi Energi Angin Indonesia resolusi 27x27 km (Gambar 17); • Peta Potensi Energi Surya Indonesia resolusi 27x27 km; • Peta Potemsi Mikrohidro per provinsi untuk 18 Provinsi di Indonesia (Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jambi, Lampung, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Bali, NTB, NTT, Maluku); • Peta Potensi Energi Biomassa Indonesia per Kabupaten. • Paten Metodologi Pengembangan Peta Potensi Energi Angin Indonesia; • Hak Cipta Peta Potensi Energi Angin; • Paten Metodologi Pengembangan Peta Potensi Energi Surya Indonesia; • Hak Cipta Peta Potensi Energi Angin;
30
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
• Paten Metodologi Pengembangan Peta Potensi Mikrohidro Pulau Sumatera; • Hak Cipta Peta Potensi Mikrohidro Pulau Sumatera.
Gambar 17. Peta potensi energi angin Indonesia. 2. Pengembangan Potensi Kemiri Sunan Sebagai Bahan Baku Biodiesel Tujuan kegiatan ini adalah untuk melakukan inventarisasi data dan informasi tentang potensi kemiri sunan untuk mendukung penelitian dan pengembangan biodiesel serta sebagai upaya dalam penganekaragaman sumber daya hayati/bahan baku kegiatan penelitian dan pengembangan Bahan Bakar Nabati. Hasil capaian kegiatan ini adalah teridentifikasinya data dan informasi tentang kemiri sunan untuk pengembangan bahan baku biodiesel. Kemiri Sunan merupakan salah satu sumber daya hayati yang potensial. Kemiri sunan dapat dikembangkan di lahan sub optimal dan dapat berperan sebagai penyerap karbon. Hal yang sangat diperlukan dalam pengembangan kemiri sunan adalah perlunya kepastian harga dan kepastian pangsa pasar. Kemiri sunan saat ini sudah ditanam di beberapa wilayah dengan rincian pada Tabel 7.
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
31
Tabel 7.
LUAS LAHAN Subang 5 Bajawa (NTT) 100 Sumedang 500 Sumedang Majalengka Garut
NO DAERAH 1 2 3 4 5 6 7 Lamongan
JML POHON 1.000 20.000 100.000 547 2.142 1.753 70.000
Kebun Eksisting Kemiri Sunan Saat Ini
TAHUN PERKIRAAN PRODUKSI MINYAK KASAR (liter/tahun) SUMBER TANAM 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2010 44.000 66.000 88.000 110.000 132.000 132.000 BALITTRI 2010 880.000 1.320.000 1.760.000 2.200.000 2.640.000 2.640.000 BALITTRI 2010 4.400.000 6.600.000 8.800.000 11.000.000 13.200.000 13.200.000 DINAS JAWA BARAT 2008 24.068 36.102 48.136 60.170 72.204 72.204 72.204 PT Bahtera Hijau Lestari 2008 94.248 141.372 188.496 235.620 282.744 282.744 282.744 PT Bahtera Hijau Lestari 2008 77.132 115.698 154.264 192.830 231.396 231.396 231.396 PT Bahtera Hijau Lestari 2008 3.080.000 4.620.000 6.160.000 7.700.000 9.240.000 9.240.000 9.240.000 Ponpes Sunan Drajat
(Asumsi umur 5 tahun produksi 100 kg/pohon/tahun dan terus meningkat sampai 300 kg/pohon/tahun pada umur 7 tahun keatas kemudian relatif stabil (DJ Perkebunan, 2012)
Prospek pengembangan kemiri sunan dapat dilihat rinciannya pada Tabel 8. Tabel 8.
Prospek Pengembangan Kebun Kemiri Sunan
Daerah yang prospek untuk dijadikan kawasan pengembangan kemiri sunan di antaranya adalah Provinsi DIY, Ponpes Sunan Drajat Lamongan, Jawa Timur, dan Jati Gede Sumedang, Jawa Barat.
32
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
Tabel 9.
Potensi Produksi Biodiesel Kemiri Sunan Menurut Luas Lahan
Gambar 18. Buah dan Biji Kemiri Sunan Sifat fisika kimia minyak kemiri sunan adalah bahwa minyak kemiri sunan mengandung senyawa jenuh palmitat (9-10%), stearat (8-9%), Senyawa Mono Tak Jenuh: Oleat (11-20%), dan Senyawa Poli Tak Jenuh Linoleat (19-20%), Alpha Eleostearat (41-51%). Properties minyak kemiri sunan terdiri atas Angka Iodium : 133-160 g-I2/100 g. Minyak kemiri sunan mudah teroksidasi (karena banyak senyawa poli tak jenuh/jumlah ikatan rangkap lebih dari satu) karena angka asam (FFA) cepat meningkat. Perlu penambahan antioksidan atau proses hidrogenasi parsial untuk meningkatkan nilai stabilitas oksidasi minyak kemiri sunan atau produk biodiesel.
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
33
Tabel 10.
Hasil Karakteristik Minyak Kemiri Sunan
No 1
Parameter FFA
Satuan % wt
NIlai 14,9878
Metode Uji AOCS
2
Angka Iodium
%-massa (g-I2/100 g)
129,34
AOCS Cd 1-25
3 4
Angka asam Density, 40°C
mgKOH/gram Kg/m3
29,8161 919,3
ASTM D.664 ASTM D 4052
5
Viscosity, 40°C
mm2 (cst)
77,53
ASTM D 445
Kesimpulan dari kegiatan ini adalah kemiri sunan memiliki potensi yang sangat besar untuk substitusi biodiesel, memberikan prospek yang sangat baik karena tidak bertentangan dengan kepentingan pangan. Beberapa kendala teknis yang dihadapi, keterbatasan bibit, kandungan asam lemak bebas yang tinggi, angka Iodium tinggi, waktu induksi yang singkat, menjadi tantangan untuk mengatasinya melalui kegiatan litbang. Untuk menjadikan kemiri sunan sebagai program biodiesel nasional, diperlukan suatu dukungan kebijakan Pemerintah untuk percepatan pengembangan biodiesel kemiri sunan, mulai hulu (bibit, lahan, budidaya) hingga hilir (industri, distribusi, tata niaga). Perlu sinkronisasi program yang sinergis lintas Kementerian terkait, serta dukungan berbagai pihak seperti industri, profesional, praktisi, akademisi, Pemda dan lain lain. 3. Kajian Skema Subsidi Listrik Berdasarkan Kinerja PLN Dalam Pengelolaan Energi Listrik Kajian ini bertujuan untuk menyempurnakan skema insentif yang telah disusun oleh P3TKEBKE pada 2012 dengan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, PLN, Kementerian Perekonomian, Kementerian Keuangan dan Bappenas sehingga dapat dilaksanakan oleh PLN. Tercapainya pengurangan subsidi kepada PT PLN dalam APBN karena adanya efesiensi yang dilakukan oleh PT. PLN dalam pengelolaan energi primer di sisi pembangkit, transmisi, dan distribusi. Pada skema subsidi berbasis kinerja, penghitungan biaya pokok penyediaan (BPP) tenaga listrik didasarkan pada parameter terkendali dan parameter tidak terkendali. Parameter terkendali adalah variabelvariabel yang digunakan untuk menghitung biaya pokok penyediaan (BPP) yang menurut sifatnya berada di dalam kendali PT. PLN (Persero). Parameter terkendali terdiri dari kadar konversi energi (heat rate) menjadi listrik untuk masing-masing jenis bahan bakar, biaya (operasi) Bukan Bahan Bakar (B4), susut jaringan dan pemakaian sendiri. Parameter tidak terkendali adalah variabel-variabel yang digunakan untuk menghitung BPP yang menurut sifatnya berada di luar kendali PT. PLN (Persero). Parameter tidak terkendali terdiri dari harga bahan bakar, nilai
34
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
tukar rupiah, pertumbuhan kebutuhan listrik, dan ketidaktersediaan bahan bakar. Pada skema subsidi listrik berdasarkan kinerja, besarnya heat rate pembangkit thermal yang beroperasi di Indonesia harus diatur batas maksimalnya. Hal ini dilakukan agar BPP pembangkitan dapat dikendalikan oleh Pemerintah. Dari data heat rate pembangkit yang beroperasi di Indonesia, maka usulan batasan heat rate pembangkit yang beroperasi di Indonesia adalah seperti tabel dibawah ini. Dengan menggunakan asumsi pembangkit PLTU menggunakan batubara sub bituminous dengan nilai kalor 5.100 kcal/kg dengan harga 80 USD/ton, harga gas adalah sebesar 6 USD/MMBtu, harga HSD sebesar 0,78 USD/ liter, dan nilai kurs Rp12.000/USD maka biaya bahan bakar pembangkit thermal dapat dihitung setiap tahunnya. Dari hasil kegiatan disimpulkan bahwa: • Skema formulasi subsidi berbasis kinerja PLN dalam pengelolaan energi primer mengharuskan adanya parameter terkendali seperti heat rate pembangkit, pemakaian sendiri, dan susut jaringan yang harus diatur oleh Pemerintah untuk mengendalikan BPP tenaga listrik PT. PLN. • Usulan batasan maksimal parameter heat rate pembangkit PLTU kapasitas < 100 MW sebesar 3.362 kcal/kWh, PLTU kapasitas 100 MW sampai 200 MW sebesar 3.339 kcal/kWh, PLTU kapasitas 200 MW sampai 500 MW sebesar 2.707 kcal/kWh, dan PLTU kapasitas diatas 500 MW sebesar 2.495 kcal/kWh. Usulan batasan maksimal parameter heat rate pembangkit PLTGU adalah sebesar 2.310 kcal/kWh, pembangkit PLTMG sebesar 2.231 kcal/kWh, pembangkit PLTG sebesar 3.601 kcal/kWh, dan pembangkit PLTD sebesar 2.710 kcal/kWh. • Hasil perhitungan penghematan biaya bahan bakar dari produksi energy listrik tahun 2013 dengan adanya pengaturan heat rate di pembangkit mencapai 8,49 trilyun rupiah. Penghematan ini merupakan margin PLN untuk menambah biaya investasi untuk pemenuhan kewajiban pembiayaan dan biaya penambahan kapasitas usaha. 4. Model Percontohan Konservasi di Penerangan Jalan Umum (Smart Street Ligting System) Tujuan kegiatan ini adalah untuk membuktikan PJU Pintar dalam meningkatkan efisiensi melalui peredupan atau dimming sesuai kebutuhan dan mencegah losses, mempelajari penanganan teknologi PJU Pintar di lapangan, dan mempelajari sistem pengelolaan penghematan energi di PJU dengan menggunakan PJU Pintar. Hasil capaian kegiatan ini adalah telah dilakukannya peresmian percontohan PJU Pintar oleh Wakil
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
35
Menteri ESDM, peningkatan efisiensi melalui peredupan/dimming, uji kinerja dan evaluasi teknologi pju pintar di lapangan, percontohan PJU Pintar di perkantoran Badan Litbang ESDM, dan usulan perbaikan sistem pengelolaan penghematan energi di PJU, serta survei pemakaian energi PJU di daerah berdasarkan permintaan pemda.
Gambar 19. Wakil Menteri ESDM - Susilo Siswo Utomo melakukan peresmian PJU Pintar di Balai Kota Surakarta. Percontohan PJU pintar dipasang untuk memotivasi pemerintah daerah untuk melakukan penghematan energi di PJU sekaligus sebagai bahan evaluasi kelayakan apakah teknologi PJU pintar siap digunakan di Indonesia. Pada 2013, percontohan PJU pintar dipasang di 6 wilayah dari 7 pemerintah kota/ instansi yang meminta percontohan tersebut. Kegiatan litbang pada 2014 kemudian memfasilitasi acara peresmian proyek percontohan PJU pintar yang telah terpasang di Surakarta, DKI Jakarta, Bandung, Denpasar, Bengkulu, Sleman dan Jembatan Suramadu. Peresmian dilakukan oleh Wakil Menteri ESDM pada 24 Januari 2014. Acara peresmian didahului dengan Focus Group Discussion (FGD) penghematan energi di PJU.
Gambar 20. Suasana FGD penghematan energi PJU. Evaluasi efisiensi dilakukan dengan memantau tagihan listrik PJU pintar antara sebelum dan sesudah dipasang PJU pintar. Secara umum, tagihan listrik PLN disetiap kota sangat berfluktuatif kecuali kota Bandung yang tetap sepanjang tahun. Penyebab kondisi ini adalah PLN tidak pernah
36
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
melihat langsung pembacaan kWh meter sebagaimana hasil survei pemakaian energi di kota-kota tersebut pada 2013. kWh meter kota Bandung diletakkan di bagian atas tiang sehingga tidak dapat dibaca. Tagihan listrik di Denpasar, Jembatan Suramadu, Surakarta dan Bengkulu mengalami naik turun dengan tren penurunan konsumsi listrik. Kenaikan konsumsi listrik dapat disebabkan beberapa hal, yaitu penambahan beban lampu baru oleh pemerintah daerah dan kesalahan tagihan listrik oleh PLN. Hasil capaian yang lainnya adalah telah dilakukannya evaluasi kehandalan PJU Pintar. Di samping itu, telah dirumuskan pula sistem pengelolaan penghematan energi di PJU dengan menggunakan PJU Pintar sebagai berikut: • Skema ESCO merupakan salah satu bentuk kerjasama daerah. • ESCO melakukan investasi dan pengelolaan efisiensi energi di PJU. • Jasa ESCO dibayar berdasarkan kinerja yang dicapai. Pembayaran berdasarkan persentase penghematan energi yang didapat. Semakin besar penghematan energi yang didapat maka semakin besar pembayaran ke ESCO. Bila tidak ada penghematan yang didapat maka tidak ada yang dibayar ke ESCO. • Pembayaran ke ESCO dilakukan selama suatu periode yang diatur dalam kontrak kerjasama. • ESCO bertanggung jawab terhadap pemeliharaan dan operasional PJU selama pemeliharaan. • Evaluasi pemenang berdasarkan rasio manfaat per biaya tertinggi. Manfaat adalah penghematan tagihan listrik yang didapat selama periode kerjasama. • Biaya adalah penjumlahan pembagian penghematan tagihan listrik ke mitra dan tagihan listrik PJU setelah penghematan selama periode kerjasama. Kesimpulan hasil kegiatan adalah teknologi PJU pintar mampu menghemat pemakaian energi melalui peredupan lampu. Pemerintah daerah belum siap mengoperasikan teknologi PJU pintar yang membutuhkan komitmen penyiapan kemampuan SDM dan infrastruktur teknologi informasi. Penelitian ini kemudian merekomendasikan keterlibatan swasta dalam investasi dan mengelola PJU pintar. Keterlibatan swasta pada prinsipnya menggunakan skema Kerjasama Daerah yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2009 namun seleksi mitra kerjasama menggunakan skema Energy Service Company (ESCO).
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
37
5. Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Tujuan kegiatan ini adalah melakukan pengujian kinerja PLTP Siklus Binari secara off grid dan melakukan pengamatan proses terbentuknya scaling di dalam pipa heat exchanger dengan memantau tekanan di heat exchanger termasuk di dalamnya kegiatan memasang genset dan asesorinya di lokasi Pad-29 sebagai pasokan listrik saat start up peralatan PLTP siklus binari, memantau tekanan kepala sumur HCE-29, mengukur dan mengamati tekanan dan temperatur di inlet preheater, evaporator, turbin dan kondenser, mengukur dan mengamati tekanan dan temperatur di outlet preheater, evaporator, turbin dan kondenser, dan mengukur dan mengamati tegangan (V), Arus (I) dan frekuensi (f) daya listrik yang dihasilkan.
Gambar 21. Skema Siklus Binari Kapasitas 50 kW. Saat ini peralatan PLTP Binary Cycle 50 kW telah terinstall di Dieng dan terhubung dengan pipa brine PT Geodipa Energi. Individual test menunjukan bahwa keseluruhan komponen dapat berfungsi dengan dengan baik. Potensi brine PLTP Dieng mencapai 540 ton/jam atau kurang lebih setara dengan 500 kW. PLTP Binary 50 kW memanfaatan 54 ton/jam brine. Tekanan dan temperatur dari brine sudah memadai dan sesuai dengan parameter desain yaitu berkisar 170oC dan 9-10 bar. Hasil pengujian seluruh sistem siklus binari pada tahap awal menunjukkan kinerja dari preheater, evaporator dan konenser yang baik terindikasi fluida n-pentana dapat menyerap panas dari brine hingga menaikkan temperatur 120oC dalam waktu 170 menit, dan sistim pendinginan fluida kerja juga sudah bekerja dengan baik, terindikasi dengan turunnya temperatur fluida kerja dari 120oC menjadi sekitar 20oC.
38
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
6. Model Percontohan Pemanfaatan Energi Untuk Kegiatan Produktif Di Pulau-Pulau Terluar Dan Perbatasan: Kasus P. Enggano (Bengkulu) Tujuan kegiatan ini adalah tersedianya konsep pengembangan energi untuk kegiatan produktif di pulau terluar, kasus Pulau Enggano. Capaian kegiatan ini adalah telah dilakukan survei awal dan serangkaian kegiatan untuk mencari data Kelistrikan (beban dan pembangkit), data sebaran rumah, data infrastruktur, sosial dan ekonomi, data potensi energi surya dan angin, data harga-harga komponen dan instalasi solar farm, biaya transportasi, data potensi energi setempat, dan potensi penggerak ekonomi. Pada musim penghujan potensi surya sekitar 3 kWh/m2/hari sedangkan musim kemarau potensi surya sekitar 4 kWh/m2/hari.
Gambar 22. Mapping perjalanan laut-darat dari Bengkulu-Enggano dan 6 klaster PLTS Terpusat. Telah dilakukan juga klasterisasi pengembangan PLTS terpusat di tiap desa berdasarkan survei langsung sebaran rumah penduduk, di mana satu klaster satu PLTS terpusat. Setidaknya ada 6 klaster yaitu Klaster Banjarsari ≅ 160 kWp, Klaster Meok ≅ 110 kWp, Klaster Malakoni dan Apoho ≅ 370 kWp, Klaster Kaana 1 ≅ 90 kWp, Klaster Kaana 2 ≅ 100 kWp, Klaster Kahyapu ≅ 150 kWp. Pengukuran potensi angin permukaan juga telah dilakukan namun dengan cara yang manual menggunakan peralatan anemometer digital portable HHF2005 vane anemometer pada ketinggian 2 meter. Hasil pengukuran sesaat kecepatan angin pada musim hujan mencapai 10 m/s – 15 m/s dan pada musim kemarau 4 m/s – 7 m/s. Tabel 11. No. 1 2
Kegiatan Penduduk Pabrik Es
Banjarsari 160 kWp
Kapasitas Klaster PLTS Terpusat Pulau Enggano Meok 110 kWp
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
Klaster
Apoho & Malakoni 370 kWp 800 kWp 3.78 ton/hari
Kaana-1 90 kWp
Kaana-2 100 kWp
Total
Kahyapu 150 kWp
980 kWp 800 kWP
39
No.
Kegiatan
Banjarsari
3 4
Es Storage Pabrik Tepung Pisang
400 kWP
5
Pengolah Melinjo Hotel
60 kWp 10 kg/jam 200 kWp 30 kamar 820 kWp
6 Total
Meok
30 kWp 5 kg/jam
140 kWp
Klaster
Apoho & Malakoni 800 kWp 200 tandan/hari 60 kWp 10 kg/jam 300 kWp 40 kamar 2.330 kWp
Kaana-1
30 kWp 5 kg/jam
120 kWp
Kaana-2
30 kWp 5 kg/jam
130 kWp
Total
Kahyapu 400 kWP
800 kWp 800 kWp
30 kWp 5 kg/jam 200 kWp 30 kamar 780 kWp
240 kWp 700 kWp 4.320 kWp
Berdasarkan potensi sumber daya alam yang ada, industri yang dapat dikembangkan di Pulau ini adalah industri kerajinan tangan (seperti dari bahan rotan, kerang, mutiara dll), industri pengolahan cokelat, melinjo dan buah-buahan, industri pengawetan atau pengolahan ikan, industri budidaya seperti rumput laut dan anggrek hutan. Perkebunan yang paling banyak ditanam oleh masyarakat Enggano adalah kelapa, melinjo, pisang, coklat dan kopi d. Bidang Geologi Kelautan 1. Pemetaan Geologi dan Geofisika Kelautan Lembar Peta 2813 dan 2814 Perairan Laut Seram, Papua Barat (K.R. Geomarin III) Tujuan pemetaan ini adalah untuk menginventarisir dan memetakan aspek-aspek geologi yang berkaitan dengan potensi sumberdaya alam, termasuk mineral dan energi, di samping itu, data geologi dan geofisika ini dapat dimanfaatkan secara optimal untuk berbagai kepentingan di bidang keilmuan.
Gambar 23. Peta batimetri daerah penelitian pada lembar peta 2813 dan 2814.
40
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
Hasil pemetaan menghasilkan data seismik multikanal sepanjang 2.726 km, 21 sampling di 20 lokasi, peta batimetri Atlas seismik (Gambar 23), dan deskripsi megaskopis dan analisis mikrofauna. Perairan di bagian utara menggambarkan bentuk morfologi bergelombang lemah hingga datar dengan pola kontur renggang dan tidak tertutup serta kedalaman laut relatif dangkal berkisar antara 20-100 meter. Bentuk morfologi ini semakin menuju ke arah selatan berubah menjadi bergelombang sedang hingga kuat dan curam. Dan memperlihatkan pola kontur rapat, memanjang dan di beberapa tempat menutup berbentuk tonjolan/bukit kecil merupakan bagian dari morfotektonik Palung Seram. Kedalaman laut di bagian selatan ini mencapai lebih dari 2000 meter. Jenis sedimen penutup bervariasi, perairan bagian utara ditutupi sedimen mulai dari sedimen fraksi kasar hingga sedang (pasir kerikilan-pasir lanauan), sedang di bagian selatan umumnya ditutupi fraksi halus. Secara umum, sebaran tekstur sedimen dibagi menjadi 6 (enam) jenis, yaitu Lanau (Z), Lanau pasiran (sZ), Lumpur sedikit kerikilan (gM), Lumpur pasiran sedikit kerikilan (g)sM, Pasir (S), Pasir lumpuran sedikit kerikilan (g)mS. Daerah pemetaan sangat dipengaruhi oleh struktur utama dari Patahan Sorong (Sorong Fault Zone/SFZ) dan aktif mulai Miosen Akhir hingga sekarang. Sehingga mempengaruhi terhadap perkembangan dan pembentukan cekungan-cekungan sedimentasi, umumnya terbentuk pada Pliosen. Dan di bagian selatan terdapat Palung Seram (Seram Trough) dan Seram Wedge bagian prisma akresi dari sistem sabuk lipatan anjakan Seram (Seram Fold Thrust Belt). 2. Pemetaan Landas Kontinen Di Perairan Utara Papua Tahap-2 dengan Menggunakan Kapal Riset Geomarin III
Gambar 24. Peta batimetri dan morfologi daerah penelitian.
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
41
Dalam upaya Indonesia untuk pengajuan Landas Kontinen di perairan utara Papua tersebut, telah dilakukan pemetaan Landas Kontinen yang kedua dengan menggunakan Kapal Geomarin III. Metode penelitian yang digunakan antara lain pemeruman, multichannel seismic, geomagnet, dan pengambilan contoh sedimen permukan dasar laut. Lima profil yang diperoleh melintasi Eauripik Rise dari barat ke timur mendapatkan fitur morfologi dan struktur bawah permukaan laut. Profil seismik Lintasan 5 menunjukkan puncak Eauripik Rise berada di kedalaman 2400 m ditutupi oleh pelagic sedimen 500 – 1000 m yang asimetris dari barat ke timur. Variasi morfologi kerak samudera tampaknya menunjukkan aktivitas vulkanik dan intrusi kerak samudera. Eauripik Rise terbentuk oleh seafloor spreading sejak zaman Oligosen yang memisahkan Cekungan West Caroline dan East Caroline. Analisis awal jarak 60 mil laut dari puncakpuncak Eauripik Rise sisi barat dan timur dapat dijadikan perhitungan untuk klaim Landas Kontinen Indonesia di luar 200 mil laut. Kesimpulan dari penelitian sebagai berikut: • Kedalaman laut di daerah pemetaan berkisar dari 2000 meter sampai dengan 4200 meter. • Struktur bawah permukaan dasar laut Eauripik Rise terdiri atas dua lapisan yaitu pelagic sedimen dengan ketebalan 500 m – 1000 m dan kerak samudera (Oceanic Crust). Terdapat juga struktur oceanic volcanism dan oceanic intrusion dan sesar geser. • Berdasarkan sifat anomali kemagnetannya daerah survei dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu anomali magnet tinggi (lebih besar dari 50 nT) ditafsirkan sebagai batuan yang bersifat magnetik sedang - tinggi berasosiasi dengan kerak samudera. Anomali magnet sedang (0 nT sampai 50 nT) ditafsirkan sebagai batuan bersifat magnetik sedang sampai rendah, yang merupakan oceanic intrusion dan oceanic volcanism. Anomali magnet rendah (lebih kecil dari 0 nT) ditafsirkan batuannya berupa pelagic sediment. • Sedimen permukaan dasar laut Eauripik Rise berdasarkan hasil pengambilan Gravity Core tersusun oleh lempung pasiran di lapisan paling atas dan pasir lempungan di lapisan terbawah. • Perhitungan jarak 60 mil laut ditentukan dari puncak-puncak Eauripik Rise bagian barat dan timur untuk perhitungan klaim Landas Kontinen di luar 200 mil laut. 3. Potensi Migas dan Kaitannya dengan Lokasi Perangkap di Wokam-Aru Utara, Papua Barat untuk Mendukung Penyiapan WK Migas Nasional (Survei GM III) Tujuan kegiatan adalah tersedianya data dan Informasi berkaitan wilayah berpotensi migas di Perairan Wokam, Aru Utara, Papua Barat, khususnya
42
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
data seismik multi-channel, magnetik, batimetri, sampel sedimen dasar laut. Perairan Wokam Aru Utara, Papua Barat merupakan bagian tepi utara passive margin Mesozoik Arafura – Australia. Sejarah kegiatan eksplorasi migas pada wilayah ini telah dimulai dari tahun 1968 sampai sekarang, namun masih belum ada penemuan yang ekomonis. Lokasi daerah penelitian Survei KR. Geomarin III 2014 yaitu wilayah Wokam Aru Utara, perairan Papua Barat dengan luas area 39.340 km2 atau panjang 215 km ke arah barat laut – tenggara dan lebar 180 km arah timur laut – barat daya. Penelitian dengan survei KR. Geomarin III ini bertujuan untuk mengetahui potensi migas dengan penambahan data seismik multi channel dan data magnetik khususnya peluang lokasi perangkap hidrokarbon dan wilayah batuan induk (kitchen area) yang mendukung keberhasilan penyiapan wilayah kerja migas di Kawasan Timur Indonesia. Hasil survei dengan KR. Geomarin III di perairan Wokam 2014 diperoleh lintasan seismik Multi Channel 1.182 km, magnetik 1. 220 km dan pemeruman batimetri/SBP 1.510 km. Pengambilan sampel sedimen dasar laut sebanyak 9 titik lokasi. Studi awal potensi migas di perairan wokam berdasarkan hasil survei KR. Geomarin III, dari hasil dari interpretasi awal seismik stacking singlechannel, dijumpai enam lokasi potensi jebakan hidrokarbon dari umur Jura – Paleogen, yaitu masing-masing 3 (tiga) lokasi di penampang L-03 dan L-05. Hasil dari analisis anomali magnet total, terlihat area dengan nilai suseptibilias magnet rendah di tiga area yaitu bagian timur lintasan L-01, di bagian tengah L-05 (utara Pulau Wokam) dan di bagian timur L05. Hal ini mengindikasikan wilayah rendahan basement (basement low) yang juga mencerminkan kitchen area. 4. Kajian Potensi Mineral Ikutan Ekonomis dan Unsur Tanah Jarang (REE) Kepulauan Bangka Belitung sebagai Upaya Optimalisasi Data Core Tujuan penelitian adalah inventarisasi dan potensi cadangan mineral di pesisir dan laut, sedangkan sasarannya adalah tersedianya data dan informasi potensi mineral letakan kelautan & kandungan REE sebagai upaya optimalisasi data core di sekitar Pulau Bangka, Babel. Perairan Bangka Belitung dan gugusan pulau-pulau di dalamnya semenjak lama telah dieksplorasi dan eksploitasi guna mengambil kandungan timahnya. Namun demikian mineral-mineral berat ikutan atau yang menyertainya (by-product) kerap ditinggalkan atau belum diolah secara optimal, padahal manfaat dan kegunaan mineral-mineral ini juga tidak kalah pentingnya.
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
43
Puslitbang Geologi Kelautan, sebagai institusi yang melakukan inventarisasi potensi sumberdaya mineral pantai dan lepas pantai, sudah banyak memiliki data khususnya data percontohan pantai dan dasar laut, untuk di sekitar Pantai dan Perairan Bangka Belitung telah terkumpul lebih dari 250 contoh, namun belum ada yang secara khusus menyajikan tentang sebaran mineral ikutannya yang karena sifat fisik dan kimiawinya, mineral-mineral ini memiliki kemanfaatan yang tinggi demikian pula tentang kandungan unsur tanah jarangnya (REE). Metode utama dalam kegiatan ini, adalah mengoptimalkan data percontohan yang sudah ada dengan meningkatkan dan melengkapi analisa laboratoriumnya (analisa geokimia dan mineralogi) untuk mengidentifikasi mineral berat seperti monazit, senotim, apatit, piroklor dan zirkon karena mineral-mineral tersebut sebagian mengandung REE, seperti: La (11,54%), Ce (23,78%), Sm (1,76%), Dy (0,44%), Nd (9,08%), Gd (0,96%), Y (1,33%), Th (4,17%) dan U (0,3%). Perubahan lingkungan di sekitar lokasi kajian teridentifikasi berdasarkan hasil pemindaian contoh inti sedimen dengan menggunakan alat Multi Sensor Core Logger (MSCL). Pantai dan Perairan di sebelah baratlaut Toboali di mana peninjauan lapangan dilakukan, berdasarkan analisa besar butir dibagi dalam 4 jenis, yaitu: 1) satuan sedimen pasir lumpuran sedikit kerikilan; (2) lumpur; (3) Lanau sedikit pasiran dan (4) pasir. Kumpulan mineral berat yang dijumpai di dasar laut tidak jauh berbeda dengan yang dijumpai di pantai sebagai endapan pasir maupun sebagai singkapan (outcrop), yaitu antara lain; ilmenit, kasiterit, magnetit, zirkon dan pyrochlore. Batuan granit yang menyusun pantai di daerah kajian merupakan bagian dari Pluton Toboali yang dicirikan dengan tekstur heterogeneous, berbutir kasar, K- Felspar megakrist, dan merupakan biotit granit. 5. Kajian Teknis Pembangunan Pilot Plant Energi Arus Laut di Selat Toyapakeh – Nusa Penida Tujuan kajian ini adalah adalah untuk tersedianya rekomendasi kebijakan atau kajian teknis dalam rencana pembangunan pilot plant tenaga arus laut di kawasan pesisir Selat Toyopakeh – Nusa Penida, Bali. Kegiatan ini diarahkan untuk mendukung rencana pemerintah pada pembangunan pilot plant energi arus laut skala menengah (100 kW - 1 MW). Hasil kajian teknis ini akan terkait dengan kegiatan selanjutnya yang merupakan bagian dari peta jalan pengembangan potensi energi arus, yaitu Penelitian Detil Potensi Energi Arus Laut dan kegiatan Detail Engineering Design (DED) prototipe turbin pembangkit listrik tenaga arus
44
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
laut yang akan dilakukan. Mengingat pembangunan pilot plant berada di kawasan pesisir dan laut yang gunanya sangat multi dimensi, maka keterpaduan pengelolaan pilot plant ini secara prinsip dapat diselenggarakan dalam keseluruhan proses, dari tahap penelitian, perencanaan sampai tahap pelaksanaan dan pengawasan, harus dilaksanakan secara terencana, rasional, serasi, seimbang dengan memperhatikan daya dukung dan kelestarian fungsinya serta mempertimbangkan kepentingan semua sektor terkait secara seksama. Dari hasil kajian dan analisis terhadap berbagai data dan literatur dapat ditarik satu kesimpulan sebagai berikut: • Pengembangan teknologi lokal PLT-Arus Laut yang sesuai dengan karakteristik arus laut di Indonesia menjadi sangat penting dikembangkan, dengan mempertimbangkan segala kesiapan infrastruktur pendukungnya. • Berdasarkan pertimbangan morfologi dasar laut, lebar selat dan potensi kecepatan arusnya prototipe turbin arus laut yang akan dikembangkan adalah proto tipe turbin dengan skala 10 kW – 100 kW. Target dari pengembangan prototipe turbin ini adalah sebesar 1 MW hanya mungkin diperoleh dengan dengan cara Farming, yaitu menyusun beberapa turbin pembangkit pada lokasi-lokasi yang akan dipilih • Kegiatan selanjutnya yang merupakan bagian dari peta jalan pengembangan potensi energi arus, yaitu Survei Detail untuk Penelitian Tapak Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL). Kegiatan utama yang dilakukan dalam surveyidetail difokuskan pada : Penentuan posisi dan penggunaan sistem referensi yang lebih akurat Durasi pemasangan ADCP stasioner, Tide Gauge dan Weather Station di lokasi terpilih minimal 30 hari Detail pengukuran batimetri dan morfologi dasar laut pada area terpilih • Berdasarkan pertimbangan tata ruang wilayah pesisir di Selat Toyapakeh maka harus dipilih teknologi yang ramah lingkungan yaitu teknologi yang sesuai dengan karakter teknis lokasi yang dapat memberikan manfaat bagi lingkungan, manufaktur yang ramah lingkungan, menggunakan bahan-bahan yang optimum serta mempunyai kelebihan lain yang relevan dengan lingkungan. • Pengembangan infrastruktur termasuk pembangunan pilot plant energi akan selalu dibarengi dengan berbagai macam dampak positif maupun negatif terhadap lingkungan hidup dikawasan pesisir dan lautan. Hal ini terjadi oleh karena kegiatan pembangunan kelautan lebih berorientasi kepada pemanfaatan sumberdaya alam, untuk itu perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengawasannya harus dapat
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
45
diperkirakan minimal untuk jangka waktu 20 tahun dengan tingkat efisiensi dan efektivitas yang tinggi, melalui pemilihan/penetapan secara tepat teknologi dan lokasi pengembangan prioritas. 6. Studi Geologi Cekungan Halmahera Selatan Dalam Rangka Mendukung Data Untuk Pengembangan Wilayah Kerja MIGAS Tujuan kajian adalah tersedianya bahan masukan/rekomendasi untuk pengembangan wilayah kerja migas di Kawasan Indonesia Timur. Cekungan Halmahera Selatan merupakan salah satu cekungan yang memiliki prospek hidrokarbon yang cukup baik dengan ketebalan sedimen kurang lebih 2-4000 meter. Cekungan tersebut dialasi oleh batuan kerak samudera dengan pelamparan yang sangat luas tersebar hampir diseluruh Teluk Weda menyebar keselatan sampai di utara Misool. Tatatan tektonik dan litologi Halmahera terbentuk pada zona interaksi tiga lempeng tektonik, yaitu antara Lempeng Samodra Pasifik, Lempeng Benua Australia dan Lempeng Benua Eurasia. Cekungan Halmahera terbentuk diatas batuan dasar Kompleks Ultrabasa (Batuan Ofiolit), sehingga diperkirakan provenance dari sedimen pengisi cekungan tersebut berasal dari fragmen-fragmen oceanic crust (kerak samodra). yang terisi oleh sedimen (Paleogen dan Neogen) yang cukup tebal. Hasil studi batuan Paleogen dan stratigrafi, daerah kajian sedikitnya mengalami 3 (tiga) deformasi/periode tektonik: Deformasi / periode tektonik Kapur Akhir (fase up-lift / Obduction), Deformasi / periode tektonik Paleogen (fase rifting / extension) dan Deformasi/periode tektonik Neogen (fase transpression) Sistem Petroleum Cekungan Cekungan Halmahera Selatan menunjukan bahwa bahwa Formasi Gemaf bertindak sebagai batuan induk (source rocks) hidrokarbon pada sisipan tipis batubaranya. Batugamping terumbu Formasi Paniti disamping berperan sebagai batuan reservoar juga memungkinkan sebagai source rocks. Batugamping Formasi Tingteng dilihat dari posisi stratigrafinya dapat berperan sebagai batuan reservoar. Sedangkan intra formational shale pada Formasi Tingteng dan Formasi Weda dapat berperan sebagai batuan penudung (cap rocks). Hidrokarbon Play yang dijumpai di Cekungan Halmahera Selatan diperkirakan ada 5 (lima) tipe play yaitu: batugamping terumbu (Reefal build-up) pada Formasi Paniti; batugamping terumbu (Reefal build-up) pada Formasi Tingteng; Play batugamping pasiran (stratigrafi) pada Formasi Tingteng; batupasir (struktur/antiklin) pada Formasi Gemaf dan basement fracture reservoir pada Batuan dasar (ofiolit).
46
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
Indikator Kinerja Utama yang telah ditetapkan berikut ini dijabarkan sesuai dengan urutan tujuan Strategis Badan Litbang ESDM 2014: a. Tujuan 1: Terwujudnya konstribusi dalam pelaksanaan, perumusan, dan evaluasi kebijakan sektor ESDM Sasaran: terwujudnya kontribusi dalam perumusan dan evaluasi kebijakan sektor ESDM dengan indikator: usulan masukan/rekomendasi kebijakan/regulasi (NSPK) dan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI). No
Sasaran
Indikator Kinerja
1.
Terwujudnya kontribusi dalam perumusan dan evaluasi kebijakan sektor ESDM
Jumlah usulan masukan/rekomendasi kebijakan/regulasi (NSPK) dan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI)
Capaian Satuan
Target
Realisasi
Masukan/ rekomendasi kebijakan
31
34
% 109,7
Usulan Masukan/Rekomendasi Kebijakan/Regulasi (NSPK) dan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Kegiatan yang terkait dalam masukan/rekomendasi kebijakan merupakan kegiatan yang hasilnya berupa data dan informasi yang dapat mendukung dan menjadi masukan/rekomendasi kebijakan bagi Kementerian ESDM. 1. Bidang Minyak dan Gas Bumi Bidang Minyak dan Gas Bumi pada tahun 2014 melaksanakan 16 kegiatan yang menghasilkan data dan informasi yang dapat dijadikan sebagai pendukung bagi usulan masukan/rekomendasi kebijakan sebagai berikut: a. Evaluasi Produksi Lapangan Eksisting dan Inventarisasi Data Cadangan Migas Indonesia 01 Januari 2014 b. Pemanfaatan Tar Batubara Menjadi Umpan Kilang c. Pengembangbiakan Mikroalga Air Laut untuk Produksi Biomassa dan Minyak Alga sebagai Bahan Dasar Biofuel d. Evaluasi Bersama Studi Konservasi Lingkungan Sub Sektor Migas e. Studi Pengaruh Penggunaan B-20 terhadap Komponen Metal dan NonMetal Saluran Bahan Bakar Mesin Diesel f. Pemanfaatan DME Sebagai Bahan Bakar pada Sektor Industri dan Transportasi g. Rancang Bangun Tabung dan Konverter Kit untuk Kendaraan Bermotor yang sesuai Kondisi BBG di Indonesia h. Evaluasi Bersama Percepatan Konversi BBM Bersubsidi ke BBG di Kementerian/ Lembaga
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
47
i. j. k. l. m. n. o. p.
Kajian Potensi Propana dan Butana pada Lapangan Gas Bumi dalam Upaya Peningkatan Produksi LPG di Indonesia Kajian Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Spesifikasi CNG untuk Kendaraan Bermotor Evaluasi Bersama QA/QC Pembangunan Pipa Jaringan Gas Kota Pengujian Stabilitas penyimpanan Bahan Bakar Nabati (Biodiesel) Kajian Inventarisasi Gas Metana di Lapangan Migas Indonesia RSNI Adsorben Gas Bumi RSNI Tabung Baja ANG Untuk Rumah Tangga Pengembangan Proses Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Kemiri Sunan Via Hidrogenasi Katalitik Bahan Baku
Rincian hasil beberapa kegiatan berupa data dan informasi untuk mendukung usulan masukan/rekomendasi kebijakan tersebut adalah sebagai berikut: a. Evaluasi Produksi Lapangan Eksisting dan Inventarisasi Data Cadangan Migas Indonesia 01 Januari 2014 Tujuan kegiatan adalah melakukan evaluasi dan inventarisasi data cadangan Migas, tentang potensi produksi dan cadangan, perkembangan, penyebaran dan laju pengurasan cadangan minyak dan gas bumi untuk semua lapangan dari kontraktor-kontraktor se-Indonesia status 1 Januari 2014. Dari data yang didapatkan dilakukan kajian evaluasi serta analisis terhadap produksi lapangan eksisting guna mengetahui potensi cadangan Migas dan produksinya dalam rangka membantu pemerintah di dalam meningkatkan perolehan Migas, terutama yang masih memiliki recovery factor dan angka withdrawal rate rendah. Hasil kajian evaluasi dan analisis adalah sebagai berikut: • Data Cadangan Indonesia status 01 Januari 2014 berupa Cadangan Minyak+Kondensat Terbukti (P1) sebesar 3.624,3 MMSTB, cadangan Mungkin (P2) sebesar 1.951,1 MMSTB, cadangan Harapan (P3) sebesar 1.799,7 MMSTB, dan Cadangan Gas Bumi Terbukti (P1) sebesar 100,3 TSCF, cadangan Mungkin (P2) sebesar 24,6 TSCF dan cadangan Harapan (P3) sebesar 24,5 TSCF. • Produksi minyak terus menurun sementara konsumsi dalam negeri terus bertambah, hal ini menyebabkan peningkatan impor minyak mentah dan BBM. • Potensi gas bumi yang besar ternyata belum menghasilkan peningkatan konsumsi dalam negeri yang memadai, disebabkan oleh belum tersedianya infrastruktur yang dibutuhkan. • Penyebab utama laju pengurasan rendah adalah pengelolaan produksi lapangan-lapangan Sumatera Selatan yang tidak dilakukan dengan baik, karena banyak masalah yang dihadapi antara lain
48
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
tumpang tindih lahan, perijinan, sabotase, hingga pencurian fasilitas migas dan illegal tapping, maka sumur-sumur yang berproduksi di lapangan tersebut menurun produksinya secara drastis dan faktor perolehan yang didapat tidak sesuai dengan yang diharapkan. • Potensi peningkatan produksi minyak lapangan-lapangan Sumatera Selatan masih cukup tinggi, yang diindikasikan dengan tingkat laju pengurasan pada tahun 2014 yang rendah hanya sekitar 1,4% jauh dibawah rata-rata nasional sebesar 8,0%. • Lapangan-lapangan Sumatera Selatan dengan cadangan > 10,000 MSTB jika dilakukan optimasi produksi dengan tingkat laju pengurasan sebesar 8,0%., akam memberikan potensi peningkatan produksi minyak sebesar 19,24 MMSTB. b. Pemanfaatan Tar Batubara Menjadi Umpan Kilang Tujuan penelitian adalah memperoleh data-data teknis proses hidrocracking untuk diaplikasikan di kilang dan mengevaluasi proses pengolahan tar batubara menjadi bahan bakar dan chemical. Dari hasil kajian terdapat opsi untuk rekomendasi kebijakan, yaitu: • Mengusulkan peraturan setingkat menteri yang memberikan kelonggaran untuk mengecualikan tar dari kategori limbah B3 jika diperuntukkan diolah menjadi bahan bakar dan bahan baku. Dengan demikian tar dapat diangkut keluar lokasi pabrik untuk diolah lebih lanjut. • Mendorong dibangunnya unit pengolahan tar di lokasi yang terjangkau dari industri konversi batubara yang sudah ada. Unit tersebut bisa juga bersifat mobile sehingga dapat malayani industri mengolah tar secara bergantian dan berkala. c. Pengembangbiakan Mikroalga Air Laut untuk Produksi Biomassa dan Minyak Alga sebagai Bahan Dasar Biofuel Tujuan penelitian ini untuk kultivasi mikroalga air laut yang potensial untuk produksi biomassa dan perolehan minyak alga sebagai bahan dasar biofuel. Dari penelitian didapatkan kesimpulan berikut: • Kandungan lipid terbesar diperoleh melalui ekstraksi maserasi yang didahului dengan ultrasonik pada amplitudo 20% dan waktu kontak 10 menit, yaitu 3,437 %bk. • Perbedaan hasil ekstraksi tahun ini dengan kegiatan tahun sebelumnya dimungkinkan diakibatkan perbedaan kondisi cuaca dan lingkungan di Lampung, sehingga kualitas mikroalga nya menjadi berbeda. • Perlakuan dengan penambahan konsentrasi bikarbonat 25 ppm menghasilkan kadar lipid tertinggi yaitu 20,236% saat fasa stasionary.
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
49
• Photobioreaktor sistem terbuka Raceway dengan penambahan gas CO 2 70ml/menit tidak dapat meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas biomassa mikroalga. Dari kesimpulan tersebut, maka direkomendasikan: • Mengingat mikroalga potensial sebagai bahan bakar alternative di masa yang akan datang dan peningkatan ekonomi secara nasional, maka perlu peningkatan tim kerja yang lebih progresif dan peningkatan keilmuan dari sumber daya manusia yang lebih mumpuni dengan dukungan manajemen yang lebih akurat • Perlu dilakukan penambahan kerjasama (berupa MOU) dengan institusi lain yang juga melakukan penelitian dan pengembangan mikroalga. • Perlu dibentuk suatu wadah yang dapat menghubungkan penelitian mengenai mikroalga sebagai sumber energi masa depan baik hulu maupun hilir agar terjadi kolaborasi dan meningkatkan efektivitas. d. Studi Pengaruh Penggunaan B-20 terhadap Komponen Metal dan NonMetal Saluran Bahan Bakar Mesin Diesel Rekomendasi ini ditujukan kepada Direktorat Jendral Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) sebagai masukan dalam pelaksanaan program mandatori penggunaan B-20 pada tahun 2016 terutama untuk memberikan data teknis kompatibilitas material saluran bahan bakar kendaraan mesin diesel terhadap B-20. Berdasarkan hasil penelitian yang kami laksanakan, terdapat beberapa kesimpulan yang dapat kami berikan sebagai rekomendasi bagi pemegang kebijakan dalam hubungannya dengan aplikasi B-20, yaitu : • Komponen logam pada sistem bahan bakar mesin diesel yang memiliki kompatibilitas lebih baik terhadap penggunaan Biosolar hingga B20 terdapat pada Injection Pump dengan material penyusun CuO, Al2O3 dan SiO • Komponen non-logam pada sistem bahan bakar mesin diesel yang memiliki kompatibilitas lebih baik terhadap penggunaan Biosolar hingga B20 terdapat pada Fuel Injection Pump dengan material penyusun Fluorocarbon A (Viton A) • Bahan bakar perendam tidak mengalami perubahan komposisi penyusun setelah 2500 jam, dengan demikian tidak terjadi pelarutan material. • Kompatibilitas komponen metal dan non-metal dari saluran bahan bakar kendaraan mesin diesel yang diuji menunjukkan bahwa kompatibilitas material terhadap B-0, B-5, B-10, B-15 dan B-20 tidak berbeda secara signifikan. Dengan demikian penggunaan B-20 masih kompatibel terhadap material yang ada di saluran bahan bakar kendaraan mesin diesel.
50
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
• Rekomendasi ini menjadi bagian dari beberapa rekomendasi lain yang akan diacu dalam persiapan penggunaan B-20 pada tahun 2016. Seluruh pihak yang terkait diharapkan memahami dan dapat mengaplikasikan sesuai bidang pekerjaan masing-masing agar dapat mensukseskan pelaksanaan penggunaan B-20. e. Pemanfaatan DME Sebagai Bahan Bakar pada Sektor Industri dan Transportasi Pada tahun 2014 PPPTMGB"LEMIGAS" telah melakukan penelitian yang berkaitan dengan pemanfaatan DME pada motor diesel sektor transportasi dan sektor industri. Pada motor diesel transportasi dengan memodifikasi sistem saluran bahan bakar dengan menggunakan sistem dual fuel, merubah ukuran celah katup masuk - buang dan modifikasi sistem pendingin diperoleh perbandingan optimum solar dan DME rata rata 80% - 20% mampu menghasilkan torsi dan daya setara dengan solar 100%. Temperatur mesin dalam kondisi normal. Pemanfaatan DME sebagai bahan bakar mesin diesel dapat mengurangi emisi opasitas rata – rata sebesar 10 % - 20 %. Sedangkan hasil kinerja burner DME industri kecil yang telah dibuat bila dibandingkan dengan kinerja burner LPG yang ada di pasaran, maka burner DME tersebut memiliki efisiensi rata - rata lebih tinggi 45 %, konsumsi Bahan Bakar rata-rata lebih banyak 23 % dan waktu pemanasan yang lebih lama 31%. Dalam rangka peningkatan pemanfaatan bahan bakar lain yang lebih ramah lingkungan pada sektor transportasi, Pemerintah mendorong dilaksanakannya diversifikasi sumber energi. Salah satu jenis bahan bakar yang dapat dimanfaatkan untuk kendaraan bermotor adalah Dimetil Eter (DME). Usulan rekomendasi dari penelitian ini adalah perlu disusun SNI tentang DME yang mendukung Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 29 tahun 2013 tentang Tata Niaga Dimethyl Ether sebagai Bahan Bakar. f.
Rancang Bangun Tabung dan Konverter Kit untuk Kendaraan Bermotor yang sesuai Kondisi BBG di Indonesia Maksud dari kegiatan ini adalah melakukan perancangan dan penentuan spesifikasi teknis tabung dan konverter kit yang sesuai dengan kondisi gas (BBG/CNG) domestik khususnya yang ada di SPBG sebagai tindak lanjut dari hasil kajian laboratorium pengaruh komposisi gas terhadap ketahanan material tabung dan komponen konverter kit kendaraan BBG/CNG dari kegiatan tahun sebelumnya. Sasaran yang hendak dicapai dari kegiatan ini adalah tersedianya rancangan dan spesifikasi teknis
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
51
tabung dan konverter kit kendaraan BBG/CNG yang sesuai dengan kondisi gas (BBG/CNG) domestik khususnya yang ada di SPBG yang siap dipetenkan dan dikembangkan serta dikomersialkan sebagai salah satu upaya peningkatan TKDN dan pertumbuhan industri dalam negeri. Berdasarkan fakta yang ada, dibawah ini disampaikan beberapa usulan rekomendasi sebagai langkah upaya solusinya di masa datang: • Pada saat ini tabung CNG yang digunakan untuk kendaraan bermotor berbahan bakar gas masih banyak Tipe 1 dan 2 yang terbuat dari bahan logam baja. Hasil kajian pada tahun 2013 dan beberapa bukti insiden kecelaakaan pada kendaraan berbahan bakar gas menunjukan bahwa disamping berat yang dapat menggangu/mempengaruhi kinerja kendaraan, penggunaan tabung CNG tipe 1 dan 2 relatif rentan terhadap kerusakan dini akibat korosi yang dapat memicu insiden ledakan yang disebabkan kurang baiknya kualitas BBG yang dijual di SPBG di Indonesia. Untuk mengatasi masalah ini maka disarankan menggunakan tabung CNG Tipe 4 yang berbuat dari bahan liner plastik (HDPE) yang diperkuat dengan ahan komposit. Berapa kelebihan lain dari tabung CNG Tipe 4 diantaranya adalah: Tahan korosi Lebih ringan dibandingkan tabung CNG Tipe 1, 2 dan 3 Lebih murah untuk aplikasi pada tabung dengan tekanan lebih tinggi dan ukuran tabung yang lebih besar; Lebih tahan terhadap retak lelah (fatigue cracks); Liner lebih tangguh; Biaya produksi lebih rendah (low capital cost for manufacturing) Bisa dibuat untuk tabung berdiameter besar; Bisa dibuat untuk tabung bertekanan ultra tinggi (1.000 bar) • Dengan mempertimbangan keunggulan yang dimiliki dan tren dunia untuk menggunakan tabung CNG Tipe 4 serta ketahanan terhadap korosi akibat kandungan impuritis dalam BBG, pada saat ini PPPTMGB “LEMIGAS” sedang menyiapkan rancangan tabung CNG Tipe 4 yang disesuaikan dengan kondisi BBG di Indonesia. Rancangan tabung ini dilengkapi dengan peralatan tambahan yang berfungsi untuk membuang cairan dan kotoran yang ada dalam tabung tanpa harus membongkar instalasi tabung dari kendaraan. Namun upaya ini terkendala dengan terbatasnya industri yang mampu membuat tabung hasil rancangan dimaksud. Untuk mengatasi masalah ini perlu kiranya ada upya kebijakan pemerintah yang dapat merangsang minat pihak pengusaha untuk lebih tertarik beinvestasi dalam bidang ini sehingga hasil rancangan ini diharapkan bisa dikembangkan dan dikomersialkan lebih lanjut di masa datang; • Untuk mendukung proses produksi dan sertifikasi tabung CNG 4 hasil rancangan dan juga untuk keperluan pengujian kualitas tabung baru
52
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
dan pemeriksaan periodik seperti dipersyaratkan baik oleh peraturan perundangan di Indonesia maupun standar internasional yang menjadi acuan utama, maka perlu ada laboratorium uji yang memadai. Pada saat ini di LEMIGAS telah ada Laboratorium Uji Tabung yang dapat melayani penguian tabung CNG dan tabung jenis lainnya. Akan tetapi fasilitas yang ada masih sangat terbatas. Untuk itu perlu adanya bantuan untuk menlengkapi alat yang ada sehingga laboratorium ini mapu memberikana pelayanan pengujian yang lengkap sesuai dengan persyaratan yang ditentukan. g. Evaluasi Bersama Percepatan Konversi BBM Bersubsidi ke BBG di Kementerian/ Lembaga Penggunaan BBM non subsidi untuk kendaraan dinas mengakibatkan Pemerintah harus mengeluarkan biaya yang lebih besar. Untuk itu, Badan Litbang ESDM melalui PPPTMGB “LEMIGAS” berinisiatif untuk melaksanakan percepatan program konversi BBM ke BBG melalui penggunaan BBG untuk kendaraan dinas di Kementerian/ Lembaga. Berikut ini adalah data yangdidapatkan yang dapat menjadi pertimbangan untuk usulan rekomendasi kebijakan, yaitu: • Dalam upaya efisiensi APBN, salah satu upayanya adalah melakukan konversi BBM ke BBG untuk kendaraan dinas di K/L. Untuk itu, diperlukan infrastruktur yang mendukung seperti SPBG untuk K/L. • Diusulkan pembangunan beberapa SPBG di beberapa K/L melalui sistem cluster. Cluster 1, SPBG ditempatkan di Kementerian ESDM sebagai SPBG online dengan kapasitas 0,5 MMscfd. Cluster 2, SPBG ditempatkan di Kementerian Hukum dan HAM sebagai MRU dengan kapasitas 0,1 MMscfd. Cluster 3, SPBG ditempatkan di lokasi Gedung DPR/MPR/DPD sebagai MS dengan kapasitas 1 MMscfd. Cluster 4, SPBG ditempatkan di Kementerian Perindustrian sebagai SPBG online dengan kapasitas 0,5 MMscfd. Cluster 5, SPBG ditempatkan di LEMIGAS sebagai SPBG DS dengan kapasitas 0,25 MMscfd. • Untuk merealisasikan terbangunnya SPBG tersebut telah dilakukan pembuatan Front End Engineering Design (FEED) yang siap untuk ke tahap Engineering, Procurement and Construction (EPC). • Total investasi yang diperlukan dalam pembangunan SPBG pada cluster-cluster tersebut adalah sekitar Rp. 111,7 Milyar. Dengan investasi tersebut, dapat diperoleh penghematan sekitar Rp. 30,3 Milyar, pada asumsi harga BBG rata-rata Rp. 4.768/lsp, harga BBM non subsidi sekitar Rp. 9.500/liter, dan jumlah kendaraan dinas yang terkonversi sebanyak 1753 kendaraan. • Dengan asumsi IRR 10%, harga beli gas US$ 4,72 /mmbtu, toll fee US 1.5 / mmbtu dan kurs Rp. 12.000/US$, dan thruput setiap SPBG maksimum, diperoleh harga BBG di MS sekitar Rp. 3.353/lsp dan di DS sekitar Rp.5.161/lsp, MRU KemenkumHam sekitar Rp. 5.584/lsp dan
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
53
SPBG online KESDM sekitar Rp. 4.270/lsp. Harga rata-rata BBG adalah sekitar Rp. 4.768/lsp. • Hasil kajian ini sejalan dengan program Pemerintah dalam rangka penghematan dan efisiensi APBN dan untuk pengendalian BBM yang saat ini sebagian besar diimpor. Untuk itu, pada tahun anggaran 2015 perlu ditindaklanjuti ke tahap Engineering Procuremenr and Construction (EPC). h. Evaluasi Bersama QA/QC Pembangunan Pipa Jaringan Gas Kota Tujuan kegiatan adalah untuk memastikan bahwa instalasi pembangunan pipa penyalur gas sesuai dengan spesifikasi dan prosedur yang sudah ditentukan antara pemilik dan kontraktor pelaksana, sehingga dalam pengoperasiannya dapat berjalan dengan aman selama umur instalasi pipa tersebut. Selain itu untuk meminimalisasi kesalahan oleh kontraktor pembangunan pipa JARGAS. Dari hasil kegiatan, direkomendasikan hal-hal sebagai berikut: • Dari hasil Focused Discussion tanggal 15 Juli 2014 di LEMIGAS merekomendasikan Sistem Quality control dalam perencanaan pembangunan Jaringan pipa gas bumi yang tertuang dalam Program alir Proses Quality Control. • Dalam pandangan industry Migas secara umum, implementasi pengoperasian JARGAS terkait langsung dengan kaidahkaidah'operating excellence' yang harus dijalankan secara utuh oleh setiap operator JARGAS di Indonesia. • Keikutsertaan BUMD untuk menangani pengoperasian JARGAS perlu dipertimbangkan, dengan persyaratan antara lain, mempunyai kemampuan sumber daya manusia yang cukup dan pengetahuan yang memadai dalam mengoperasikan jaringan pipa gas, mempunyai kemampuan manajemen yang baik, sehingga ke depannya JARGAS tersebut bias berkembang lebih baik dengan menambah jaringan pipa gas. • Perlu dibentuk monitoring pengawasan terhadap perusahanperusahaan yang mengoperasional JARGAS, agar fasilitas jaringan pipa gas tersebut dapat dioperasikan dengan baik bahkan mampu berkembang lebih besar lagi baik dari segi jumlah sambungan maupun kapasitas gas yang dialirkan ke jaringan tersebut. • Guna meningkatkan kualitas produksi pipa Polyethyline (PE) untuk infrastruktur JARGAS, perlu ditunjuk lembaga independen yang melakukan pengawasan pengujian pipa PE pabrik atau Vendor. Selama ini LEMIGAS salah satu instansi yang melakukan pengawasan pengujian pipa PE.
54
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
2. Bidang Mineral dan Batubara Bidang Mineral dan Batubara pada tahun 2014 melaksanakan 8 kegiatan yang menghasilkan data dan informasi yang dapat dijadikan sebagai usulan masukan/rekomendasi kebijakan sebagai berikut: a. Kajian Domestic Market Obligation Batubara dan Pengembangan Infrastruktur Batubara Secara Masif Untuk Memenuhi Kebutuhan Batubara di PLTU dan Industri b. Kajian Kandungan Lokal (Local Content) Perusahaan Pertambangan Mineral di Indonesia c. Kajian Kebijakan Pemenuhan Bijih atau Konsentrat Dalam Rangka Kerja Sama Pembangunan Pabrik Pengolahan/Pemurnian Mineral d. Kajian Tekno-Ekonomi Pembuatan Spons Fe-Ni dan besi (Direct Reduced Iron) dengan Rotary Kiln e. Kajian Tekno-Ekonomi Sistem Custom Plant Untuk Pengusahaan Pertambangan Emas dari Bijih Sulfida f. Kajian Pasar Pupuk Majemuk Berbasis Mineral pada Tanaman Teh g. Analisis Keekonomian Bauksit, Bijih Besi, Nikel, Tembaga dan Mangan Utk Mendukung Program PNT Mineral h. Pengembangan Aplikasi Teknologi Underground Coal Gasification (UCG) di Indonesia Tahap I Rincian hasil beberapa kegiatan berupa data dan informasi untuk mendukung usulan masukan/rekomendasi kebijakan tersebut adalah sebagai berikut: a. Kajian Domestic Market Obligation Batubara dan Pengembangan Infrastruktur Batubara Secara Masif Untuk Memenuhi Kebutuhan Batubara di PLTU dan Industri Tujuan kegiatan adalah melakukan kajian batubara masa lalu, saat ini dan masa mendatang, membangun database batubara nasional secara berkala dan berkesinambungan, dan menyusun kembali strategi implementasi kebijakan DMO yang realistis dilihat dari sisi produsen, konsumen & pemerintah. Hasil yang dicapai dapat digunakan sebagai acuan untuk rumusan DMO & pengembangan infrastruktur batubara untuk industri pengguna batubara dalam negeri dan adanya jaminan kepastian hukum bagi industri pengguna batubara. Usulan dalam Kepmen ESDM tentang penetapan kebutuhan batubara dalam negeri (DMO), antara lain sebagai berikut: • Pencantuman kualitas batubara bagi setiap produsen • Penetapan besaran DMO batubara berdasarkan zonasi produsen • Inventarisasi ulang produsen dan konsumen batubara dalam negeri
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
55
Usulan untuk pembangunan infrastruktur : • • • •
Membangun tempat penampungan batubara (stockpile). Membangun tempat pencampuran batubara (blending facility) Menambah kapasitas penampungan batubara di pelabuhan. Membangun sentra penampungan batubara (sentra/ depo) di tingkat konsumen non PLTU. b. Kajian Kandungan Lokal (Local Content) Perusahaan Pertambangan Mineral di Indonesia Tujuan kegiatan adalah tersedianya dukungan rancangan Permen ESDM tentang penggunaan tenaga kerja, barang, dan jasa DN pada perusahaan pertambangan nikel dan timah di Indonesia. Kegiatan dilaksanakan di Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, dan Kepulauan Bangka Belitung. Hasil kajian adalah sebagai berikut: • Dibuat SOP evaluasi dan monitoring kebijakan penggunaan barang dan jasa dalam negeri serta kriteria barang-barang yang dapat diusulkan dalam master list; • Penggunaan buku “Promosi Kepentingan Nasional Dalam Rangka Peningkatan Kandungan Lokal Alat Tambang dan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri” dan buku “Direktori Perusahaan Jasa Pertambangan Mineral dan Batubara” sebagai acuan dalam proses pengadaan barang dan jasa bidang pertambangan mineral dan batubara; • Pertemuan secara berkala Perusahaan pertambangan – Perusahaan/ Produsen Dalam Negeri - Pemerintah untuk membahas peningkatan penggunaan produksi dalam negeri; • Pengaturan tata cara dan mekanisme pengujian produk dalam proses pengadaan barang dan jasa pada perusahaan pertambangan mineral dan batubara; • Pengaturan tata cara dan mekanisme penghitungan TKDN terkait dengan preferensi harga dalam proses pelelangan barang dan jasa pada kegiatan pengusahaan pertambangan mineral dan batubara. Hasil kajian telah dimanfaatkan oleh oleh Ditjen Minerba sebagai bahan masukan untuk penyusunan Peraturan Menteri ESDM sesuai Pasal 88 PP No. 23 Tahun 2010. c. Kajian Kebijakan Pemenuhan Bijih atau Konsentrat Dalam Rangka Kerja Sama Pembangunan Pabrik Pengolahan/Pemurnian Mineral Tujuan kajian adalah tersedianya masukan rumusan kebijakan pola kerjasama pemenuhan bijih dan konsentrat untuk pabrik pengolahan/pemurnian.
56
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
Rekomendasi: Perencanaan pembangunan smelter tidak terlepas dari jumlah dan jaminan ketersediaan bijih/konsentrat untuk jangka waktu minimal sama dengan umur proyek smelter tersebut. Selain itu, pola kerjasama antara pemasok (khusus pemilik IUP kecil) dengan pemilik smelter harus melalui aturan yang jelas, sehingga kedua belah pihak memperoleh jaminan baik dari sisi jumlah kewajiban memasok dari masing-masing IUP maupun jumlah bijih/konsentrat yang harus diterima oleh pemilik smelter. d. Kajian Pasar Pupuk Majemuk Berbasis Mineral pada Tanaman Teh Tujuan kajian adalah dihasilkan suatu keputusan layak tidaknya kegiatan litbang pembuatan pupuk majemuk dilanjutkan pada tahap-tahap berikutnya dalam suatu proses omersialisasi teknologi. Rekomendasi: • Dilakukan dahulu uji coba pasar, yaitu memproduksi Pupuk Majemuk Lengkap (PML) secara riil dalam jumlah kecil dan dipasarkan ke pasar yang sebenarnya untuk memperoleh informasi tanggapan pasar tentang kesesuaian spesifikasi Pupuk Majemuk (PM) dibandingkan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, sehingga dapat menghindari risiko kegagalan yang tinggi; • Mereview studi keekonomian yang terkait dengan ketersediaan bahan baku. e. Analisis Keekonomian Bauksit, Bijih Besi, Nikel, Tembaga dan Mangan Utk Mendukung Program PNT Mineral Tujuan kajian adalah melakukan analisis keekonomian bauksit, bijih besi, nikel, tembaga dan mangan yang bersifat komprehensif dalam rangka mendukung program PNT mineral di dalam negeri, sebagai informasi analisis yang dibutuhkan investor, pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan. Rekomendasi: • UU Nomor 4/2009, Perpres No. 1/2014, dan Permen ESDM No.1/214 harus dilaksanakan dengan konsisten. • Mempermudah proses perijinan pembangunan smelter dan insentif untuk percepatan pembangunan smelter berupa (tax holiday) dan pembebasan bea masuk barang modal. • Adanya kawasan ekonomi khusus untuk mendukung proyek-proyek smelter, kaitan hulu-hilir industri mineral, pembangunan infrastruktur di lokasi proyek smelter, pembangunan sumber energi (PLTU, PLTA, Geothermal dan sumber energi lainnya) pendukung smelter, dukungan dari sektor Perbankan. • Peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia.
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
57
3. Bidang Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan, dan Konservasi Energi Bidang Ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan pada tahun 2014 melaksanakan 6 kegiatan yang menghasilkan data dan informasi yang dapat dijadikan sebagai usulan masukan/rekomendasi kebijakan sebagai berikut: a. Model Percontohan Konservasi di Penerangan Jalan Umum (Smart Street Lighting Systems) b. Roadmap Pengembangan Energi Air c. Meningkatkan Elektrifikasi Daerah – Daerah yang Didukung Oleh Pembangunan Kemampuan Industri PLTU Kapasitas Kecil (<10 MW) d. Potensi Pemanfaatan Energi Panas Bumi Sebagai Sumber Daya Energi Industri Smelter di Nusa Tenggara Timur e. Heat Rate Pembangkit Listrik Listrik Dalam Skema Subsidi Listrik Berbasis Performance Base Regulatory (PBR) f. Menimbang berbagai Alternatif Penyesuaian Harga BBM Jenis Premium dan Dampaknya Terhadap Perekonomian Rincian hasil kedelapan kegiatan berupa data dan informasi untuk mendukung usulan masukan/rekomendasi kebijakan tersebut adalah sebagai berikut: a. Model Percontohan Konservasi di Penerangan Jalan Umum (Smart Street Lighting Systems) Naskah akademik ini berisi mengenai kajian perlunya regulasi mengenai penghematan energi pada penerangan jalan umum (PJU) dengan menggunakan skema pembiayaan Energy Service Company (ESCO). Usulan regulasi ini merujuk pada skema kerja sama daerah dengan penentuan mitra kerja sama berdasarkan rasio manfaat per biaya tertinggi dan kontrak berbasis kinerja. Penghematan energi di PJU diarahkan pada pengelolaan PJU secara modern yaitu menggunakan teknologi PJU pintar yang digabung dengan upaya penghematan energi lainnya seperti meterisasi dan penggunaan luminer efisiensi. ESCO adalah badan hukum yang menyediakan jasa penunjang konservasi energi dengan menggunakan skema kontrak berbasis kinerja yaitu pencapaian target penghematan energi. Bila target penghematan terpenuhi maka pemerintah daerah memberikan sebagian penghematan biaya listrik untuk mengembalikan biaya investasi ESCO sedangkan jika target tidak terpenuhi maka ESCO tidak berhak mendapatkan bagian tersebut. Skema ESCO tersebut telah berjalan dengan baik pada kegiatan penghematan energi di sektor non pemerintah. Sebaliknya, skema tersebut mengalami permasalahan hukum pada proyek pemerintah khususnya PJU disebabkan transparansi pemilihan ESCO, transparansi pembagian penghematan, pandangan skema ESCO sebagai utang pemerintah daerah kepada swasta dan penggunaan akun belanja yang salah ketika
58
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
membayar bagian penghematan. Usulan regulasi pada naskah akademik ini bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut sehingga konservasi energi di sektor publik dapat segera terimplementasikan dengan dana swasta.Untuk menghindari monopoli ESCO yang berarti meningkatkan resiko ketergantungan pemerintah daerah terhadap ESCO, pemerintah daerah perlu membagi pengelolaan PJUoleh beberapa ESCO. Pembagian tidak berdasarkan zoning/ wilayah tetapi lebih berdasarkan kepada skala keekonomian ESCO untuk memulai usaha yaitu target penghematan energi sebesar 317 MWh/ tahun. Pembagian PJU jugs harus memperhatikan besaran daya lampu sebab penghematan energi daya lampu PJU yang besar mempunyai skala keekonomian yang lebih baik daripada penghematan energi pada daya lampu yang kecil. Untuk itu, naskah akademik ini merekomendasikan untuk mengkombinasikan pengelolaan PJU pada berbagai variasi daya lampu yaitu penggantian lampu efisiensi tinggi dan pemasangan PJU pintar sejumlah 4.000 lampu 400 W ke 250W, 4.000 lampu 250W ke 150W dan 4.000 lampu 125W ke 70W. b. Roadmap Pengembangan Energi Air Dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN), energi air diharapkan berkontribusi sebesar 2,63 % total bauran energi di 2025 atau setara 10 juta ton oil equivalent (MTOE). Penetapan target tersebut menandakan upaya pengembalian kejayaan energi air yang pernah memasok 60% suplai listrik nasional di tahun 1970-an. Pencapaian target KEN tersebut sangat memungkinkan bila melihat potensi sumber energi air yang ada namun hal ini perlu di dukung dengan berbagai instrumen dan arah kebijakan adalah peningkatan teknologi pembangkit listrik energi air yang lebih efisien melalui desain turbin dan litbang material yang ringan namun kuat, konservasi sumber daya air di sekitar lingkungan pembangkit, intensifikasi pemetaan potensi energi air, pengembangan pumped storage hydropower untuk melayani beban puncak dan pengoptimalan potensi yang ada, peningkatan kemampuan pekerjaan sipil dan manajerial untuk meminimalkan biaya dan meningkatkan ketahanan, Intergrasi pembangkit listrik energi air dengan proyek sumber daya air, menurunkan resiko investasi yang tinggi melalui mekanisme kerjasama pemerintah swasta dan pemberian insentif fiskal seperti yang sudah dilakukan adalah penetapan harga beli listrik energi air, memberi kesempatan kepada perusahaan dalam negeri untuk pengembangan pembangkit listrik energi air dengan cara melaksanakan peraturan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) minimum yang telah ada, perlunya kontrak power purchase agreement (PPA) berdurasi jangka panjang dan fleksibel.
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
59
c. Meningkatkan Elektrifikasi Daerah – Daerah yang Didukung Oleh Pembangunan Kemampuan Industri PLTU Kapasitas Kecil (<10 MW) Kebutuhan akan energi listrik di daerah perdesaan, daerah perbatasan, pulau terdepan/terpencil, dan daerah perbatasan umumnya membutuhkan beban listrik yang rendah sehingga upaya konvensional yang dilakukan adalah pembangunan sistem jaringan listrik terisolasi dengan sumber listrik dari PLTD kapasitas kecil (kurang dari 10 MW). Akibatnya, saat ini ada 4.422 unit PLTD yang membebani subsidi listrik nasional karena biaya operasi pembangkit PLTD sangat tinggi mencapai Rp 3.286,-/ kWh. Pembangunan pembangkit kapasitas kecil seperti pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) sangat dibutuhkan walaupun PLTS masih mempunyai kelemahan yaitu sifat yang intermittent dan hanya bekerja di siang hari. Alternatif lain adalah PLTU skala kecil yang mempunyai biaya pokok penyediaan (BPP) sebesar Rp 2.851/kWh. BPP PLTU Skala Kecil masih lebih murah dibandingkan dengan BPP PLTD karena biaya bahan bakarnya hanya Rp. 630/kWh sedangkan biaya bahan bakar PLTD sebesar Rp 3.195/ kWh. Pengembangan teknologi PLTU dalam negeri telah dilakukan oleh beberapa lembaga riset dan industri. Beberapa komponen utama PLTU seperti burner, boiler, steam turbine, generator, trafo, pemipaan serta sistem kontrol dan instrumentasi telah mampu diproduksi oleh industri dalam negeri. Badan Litbang ESDM telah melakukan penelitian pembakar siklonyang berpotensi untuk dikembangkan dan diaplikasikan pada PLTU kapasitas kecil. Sinergi produk Badan Litbang ESDM kepada industri manufaktur PLTU dalam negeri merupakan dukungan agar industri tersebut dapat berkembang sehingga dapat membantu upaya pemerintah dalam peningkatan rasio elektrifikasi dan pemenuhan kebutuhan listrik ke depan. d. Potensi Pemanfaatan Energi Panas Bumi Sebagai Sumber Daya Energi Industri Smelter di Nusa Tenggara Timur Potensi energi panas bumi yang dapat dikembangkan di pulau Flores sebesar ± 210 MW. Potensi tersebut tersebar di lapangan Sukoria, Mataloko, Ulumbu dan Wai Pesi dan dapat dimanfaatkan untuk menunjang industri mineral di daerah tersebut. Data mineral mangan NTT sebagian besar tersebar di Kabupaten Manggarai, dengan status cadangan terbukti sebesar 248.000 ton di lokasi Satamani - Desa Satarpunda dengan kadar Mangan 38%. Berdasarkan potensi tersebut,
60
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
maka dapat dikembangkan smelter kapasitas 10.000 ton ingot mangan per tahun selama 25 tahun dengan suplai energi dari panasbumi. Biaya investasi yang dibutuhkan sebesar USD 234,64 miliar dengan rincian biaya pembangunan smelter mangan 10.000 ton (USD 30 juta), biaya pembangunan PLTP 131 MW (USD 196,5 juta), biaya jaringan listrik 20 kms (USD 0,87 juta), biaya pembangunan pelabuhan 5.000 DWT (USD 7,27 juta) dan biaya lainnya. Sebagai cadangan PLTP tersebut, pemerintah dan industri smelter tersebut dapat memanfaatkan PLTD bekas PLN yang telah tidak dioperasikan akibat pembangunan pembangkit listrik baru non BBM yang telah direncanakan oleh PLN. e. Heat Rate Pembangkit Listrik Listrik Dalam Skema Subsidi Listrik Berbasis Performance Base Regulatory (PBR) Perhitungan subsidi Cost Plus Margin dalam PMK No 11 Tahun 20007 menimbulkan paradoks efesiensi, karena setiap kenaikan BPP tenaga listrik justru meningkatkan margin yang diterima PT. PLN (Persero) sehingga perlu diciptakan model subsidi yang memberikan insentif kepada PT. PLN (Persero) untuk efesiensi dan mempercepat kemandirian PT. PLN (Persero). Pada skema subsidi berdasarkan Performance Base Regulatory (PBR), perhitungan Biaya Pokok Penyediaan (BPP) tenaga listrik didasarkan pada parameter terkendali dan parameter tidak terkendali. Salah satu parameter terkendali yang digunakan untuk menghitung BPP adalah kadar konversi energi (heat rate) pembangkit. Pembatasan heat rate operasi pembangkit thermal PT. PLN (Persero) akan menurunkan biaya bahan bakar dalam perhitungan BPP tenaga listrik di Indonesia. Penghematan dari biaya bahan bakar dapat digunakan PT. PLN (Persero) sebagai tambahan investasi untuk untuk pemenuhan kewajiban pembiayaan dan biaya penambahan kapasitas usaha. f.
Menimbang berbagai Alternatif Penyesuaian Harga BBM Jenis Premium dan Dampaknya Terhadap Perekonomian Rekomendasi ini merupakan bagian awal dari simulasi reformasi subsidi BBM yang menganalisis dampaknya pada GDP dan parameter makroekonomi lain. Kajian akan dilanjutkan dengan fokus dampaknya terhadap konsumsi bahan bakar nabati nasional. Kajian awal ini mensimulasikan dampak berbagai alternatif penyesuaian harga BBM jenis Premium untuk mendapatkan pilihan alternatif yang paling baik bagi perekonomian. Ada dua set simulasi masing-masing dengan enam alternatif penyesuaian harga yang dianalisis dengan menggunakan Model IndoCEEC, model keseimbangan umum dinamik yang didesain dengan fokus untuk analisis kebijakan energi. Hasilnya, penyesuaian harga premium melalui
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
61
mekanisme subsidi tetap dengan penyesuaian harga secara kuartalan dengan disertai pemberian bantuan langsung tunai bagi masyarakat miskin menjadi pilihan alternatif yang paling layak dipertimbangkan. 4. Bidang Geologi Kelautan Bidang Geologi Kelautan pada tahun 2014 melaksanakan 6 kegiatan yang menghasilkan data dan informasi yang dapat dijadikan sebagai usulan masukan/rekomendasi kebijakan sebagai berikut: a. Kajian Kebijakan Pengelolaan Data Geologi Kelautan Lintas Sektoral Terkini untuk mendukung Kebijakan ESDM & Pengembangan Wilayah Maluku-Papua b. Kajian Kebijakan Geologi dan Evaluasi Potensi Migas di Daerah Mikrokontinen c. Kajian Pemodelan Sungai Purba Bawah Laut Sebagai Pembawa Timah di Perairan Bangka Belitung Berdasarkan Interpretasi Seismik Hasil Survei Geomarin 1 d. Kajian Kebijakan Landas Kontinen diluar 200 mil laut perairan utara Papua Rincian hasil beberaoaa kegiatan berupa data dan informasi untuk mendukung usulan masukan/rekomendasi kebijakan tersebut, antara lain sebagai berikut: a. Kajian Kebijakan Pengelolaan Data Geologi Kelautan Lintas Sektoral Terkini untuk mendukung Kebijakan ESDM & Pengembangan Wilayah Maluku-Papua Tujuan kajian adalah untuk mengumpulkan dan mengkompilasi data geologi kelautan terutama dalam rangka menyiapkan bahan-bahan rekomendasi sektor energi dan sumber daya mineral dan sektor kelautan lainnya. Sektor yang menjadi isu penting saat ini adalah meningkatkan ketahanan energi, terutama yang berkaitan dengan upaya membantu dalam menentukan usulan Wilayah Kerja Migas dan pengembangan wilayah Maluku-Papua. Cekungan-cekungan sedimen di kawasan Indonesia Timur (MalukuPapua) telah terbukti menghasilkan migas. Terdapat beberapa batuan yang berpotensi menjadi batuan sumber, yaitu serpih berumur Trias, Jura dan Miosen. Batuan reservoar yang telah terbukti berisi cadangan hidrokarbon adalah batupasir berumur Jura dan batuan karbonat berumur Miosen. Dengan meningkatnya kegiatan eksplorasi dan produksi migas di wilayah Maluku-Papua, maka dibutuhkan perencanaan yang tepat termasuk kebijakan ESDM dan pengembangan wilayah.
62
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
Pemilihan lokasi kegiatan pengembangan wilayah dan lingkungan migas dari kegiatan hulu sampai hilir yang tepat mampu menggerakkan sosioekonomi masyarakat yang luas antara lain: pekerjaan konstruksi sarana produksi migas, komitmen perusahaan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat, menambah aktivitas sarana transportasi antar wilayah dan antar pulau, meningkatkan komunikasi antara masyarakat dan pemerintah, dan menambah dampak positif lainnya. b. Kajian Kebijakan Geologi dan Evaluasi Potensi Migas di Daerah Mikrokontinen Indonesia Tujuan kajian adalah tersedianya data tatanan geologi, geofisika, prospek migas di daerah mikrokontinen Indonesia. Cekungan-cekungan mikrokontinen di Kawasan Timur Indonesia (KTI) beberapa diantaranya merupakan daerah frontier, selain masih sulit dijangkau juga keterbatasan data dan infrastruktur pendukung. Tatanan geologi daerah ini tergolong rumit seperti struktur dan tektonik, perangkap stratigrafi (Pra-Tersier-Tersier) dan kedalaman laut mencapai ribuan meter (deep sea basin). Beberapa temuan migas di mikrokontinen seperti di Misool-Kepala Burung telah mendorong beberapa pihak kontraktor untuk melakukan eksplorasi migas. Sebagai contoh, temuan di Blok Masela (Maluku) yang tergolong laut dalam, Blok Tangguh (Papua) serta beberapa blok di Cekungan Banggai-Sula seperti Lapangan Maleo, Donggi dan Senoro. Hasil kajian diketahui daerah prospek adalah cekungan-cekungan Banggai-Sula, Salawati, Misool-Bintuni, TukangbesiButon, Akimeugah, Aru dan sekitar Palung Timor. Langkah strategis yang perlu dilakukan adalah percepatan penelitian dan pemetaan geologi kelautan di seluruh wilayah laut nasional (untuk pemahaman tatanan geologi, seperti struktur, sistem tektonik dan seismik stratigrafi); peningkatan survei G&G di daerah-daerah frontier dan cekungan prospek serta melakukan kegiatan pemboran mandiri oleh pemerintah. Selanjutnya adalah mendorong peningkatkan kegiatan pemboran pengembangan, work over, well service dan optimasi fasilitas. Perlu dilakukan pengembangan lapangan baru di daerah existing produksi, sehingga mempercepat temuan baru dan menambah cadangan. Peningkatan kualitas dan kualitas penelitian dan pengembangan harus diikuti peningkatan kegiatan pemboran di daerah frontier, geokimia, analisis sumur dan reservoir/jebakan. Kegiatan lainnya adalah kajian konsep-konsep baru yang relevan dengan daerah-daerah tertentu untuk mempercepat pemahaman wilayah prospek.
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
63
c. Kajian Kebijakan Landas Kontinen di luar 200 mil laut perairan utara Papua Kegiatan kajian kebijakan Landas Kontinen Indonesia ini merupakan upaya memperoleh kesempatan kepada negara Indonesia sebagai negara kepulauan dan pantai untuk melakukan tinjauan terhadap wilayah landas kontinen hingga mencapai 350 mil laut dari garis pangkal, dari jarak 200 mil laut yang telah ditetapkan. Tujuan kajian kebijakan ini untuk memperoleh batas terluar landas kontinen yang diperbolehkan pada metode penentuan kaki lereng (foot of slope) pada pasal 76 Ayat 6. Pasal 76 Ayat 5 UNCLOS 1982 disebutkan bahwa batas terluar landas kontinen tidak melebihi 350 mil laut dari garis pangkal atau tidak melebihi 100 mil laut dari isobath 2500 meter. Kedua hal tersebut di atas merupakan pembatas lebar landas kontinen atau constraint line. Lokasi daerah kajian berada di Tinggian Eauripik (Eauripik Rise), secara geografis termasuk ke dalam wilayah Perairan Papua dengan batas koordinat 2°00’00’–3°00’00” Lintang Utara dan 140°00’00”–143°00’00” Bujur Timur. Secara geologis diketahui bahwa Eauripik Rise bukanlah kepanjangan dari Papua, namun dari hasil data survei seismik utara Papua membuktikan bahwa ada bagian Eauripik Rise yang berada di dalam wilayah Landas Kontinten 200 nM Indonesia Data hasil survei Landas kontinen Utara Papua tahap II tahun 2014 belum dapat menunjukkan Foot Of Slope (FOS) pada titik yang diperkirakan, sehingga apabila digabung dengan data hasil survei Landas Kontinen Utara tahun 2013, jika sudah digabung maka akan terlihat FOS nya Luas maksimal wilayah yang akan di submisikan ke PBB (CLCS) yang dihasilkan dalam klausul penggunaan klaim punggungan samudera Eauripik Rise adalah sebesar seluas 112.897,5301 kilo meter persegi. Rekomendasi hasil kajian adalah sebagai berikut: • Apabia Pemerintah Indonesia tetap akan mengajukan submisi tahun ini data yang dipakai adalah data dari The National Geophysical Data Center (NGDC) dan ditambah dengan data hasil survei Landas Kontinen Utara Papua tahun 2013 dan 2014 • The Federated States of Micronesia (FSM) sudah melakukan presentasi awal pada bulan Maret 2014 ke Commission on the Limits of Continental Shelf (CLCS) dan menyatakan bahwa klaim mereka bukan merupakan area sengketa dan tidak menerima nota verbal terkait area tersebut.
64
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
• Apakah Pemerintah Indonesia akan mengajukan keberatan akan submisi FSM, tim teknis akan membuat surat ke Ditjen HPI Kementerian Luar Negeri untuk memperkuat argumen membuat nota keberatan akan klaim FSM yang menyatakan tidak bersinggungan dengan klaim negara lain. • Dalam waktu dekat akan dibuat penyusunan draft dokumen submisi pada B12, apapun hasil nota keberatan yang diajukan. • Perlu dilakukan desktop study tambahan untuk mencari dalil submisi menggunakan fitur punggungan bawah laut, terutama pada kawasan puncak eauripik rise ke arah barat agar pendefinisian FOS sesuai dengan kondisi asli. • Agar sebelum merencakan lokasi daerah survei Landas Kontinen Indonesia berikutnya supaya dilakukan terlebih dahulu FGD tentang Landas Kontinen ekstensi (di luar 200 mil laut) yang berpotensi, untuk daerah lain seperti daerah Tanjung Datuk, karena saat ini Indonesia sedang melakukan perjanjian dengan Malaysia atau Pulau Miangas yang berbatasan dengan Philipina. 2. Tujuan 2: Terwujudnya kegiatan litbang unggulan yang mampu berkontribusi dalam menjawab permasalahan sektor ESDM Sasaran: terwujudnya program litbang unggulan dengan indikator: Laporan Ilmiah, Makalah Ilmiah yang diterbitkan oleh media yang terakreditasi, Usulan Paten, Hak Cipta dan Litbang Inovasi, Peta/Atlas Potensi Minyak dan Gas Bumi, Ketenagalistrikan, Energi Baru dan Terbarukan, serta Geologi Kelautan No
Sasaran
1.
Terwujudnya Program Litbang unggulan
Indikator Kinerja
Satuan
Capaian Target Realisasi
%
Jumlah Laporan Ilmiah Jumlah Makalah Ilmiah yang diterbitkan oleh media yang terakreditasi
Laporan Makalah/Laporan
114 67
122 98
107,02 146,27
Jumlah Usulan Paten, Hak Cipta dan Litbang Inovasi Jumlah Peta/Atlas Potensi Minyak dan Gas Bumi, Ketenagalistrikan, Energi Baru dan Terbarukan, serta Geologi Kelautan
Usulan Paten/Hak Cipta Peta/Atlas
20
26
130,00
31
24
77,42
Rincian untuk tujuan strategis kedua Badan Litbang ESDM 2014 adalah sebagai berikut: 1. Laporan Ilmiah Setiap akhir pelaksanaan kegiatan litbang, pelaksana kegiatan menyusun laporan akhir berupa Laporan Ilmiah. Pada tahun 2014, target Laporan Ilmiah sebanyak 114 laporan, sedangkan realisasi Laporan Ilmiah adalah sebanyak 122 laporan. Meningkatnya jumlah Laporan Ilmiah ini dikarenakan adanya penambahan kegiatan selama tahun berjalan melalui optimalisasi anggaran
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
65
melalui anggaran output cadangan. Kegiatan baru berupa kajian-kajian di sektor ESDM sesuai arahan Menteri ESDM. a. Bidang Minyak dan Gas Bumi Laporan ilmiah bidang Minyak dan Gas Bumi tahun 2014 dihasilkan sebanyak 32 laporan. Tabel 12 menunjukkan judul Laporan Ilmiah bidang minyak dan gas bumi dengan rincian hulu migas sebanyak 12 laporan dan hilir migas sebanyak 20 laporan. Tabel 12. No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
66
Judul Laporan Ilmiah Bidang Minyak dan Gas Bumi
JUDUL LAPORAN Keterangan Perekayasaan Sistem Giroskop Gravitymeter Scientrex CG-5 Hulu untuk Pengukuran Garvity di Laut Evaluasi Bersama Kaji Ulang Wilayah Kerja (WK) Migas Hulu Proyek Percontohan Penemuan Cadangan Shale Gas Hulu Pemetaan Shale Gas Play di Daratan Indonesia (Cekungan Hulu Mature Sumatera Selatan, 2014-2015) Evaluasi Bersama Intensifikasi Eksplorasi Migas di Kawasan Hulu Timur Indonesia Sintesis Surfaktan Peptida dengan Teknologi DNA Rekombinan Hulu Evaluasi Produksi Lapangan Eksisting dan Inventarisasi Data Hulu Cadangan Migas Indonesia 01 Januari 2014 Studi Kombinasi Cairan Rumen dan Batubara Untuk Hulu Memprediksi Peningkatan Volume Gas Metana Batubara (GMB) Perekayasaan Peralatan dan Pemodelan Injection Fall off Test Hulu (IFO Test) untuk Aplikasi Dibidang Industri CBM Optimasi Uji Coba Sumuran Surfaktan LEMIGAS Berbasis MES Hulu dengan Metode Huff and Puff Optimalisasi Desain dan Uji Fungsi Prototype Rig CBM Hulu Pengembangan Teknologi Ultrasonografi untuk Aplikasi Hulu Industri Bidang Migas Tahap IV (Desain Alat Inspeksi Sumur) Pengembangan Teknologi Desulfurisasi Secara Oksidatif (ODS) Hilir pada Pembuatan BBM Rendah Sulfur Pemanfaatan Tar Batubara Menjadi Umpan Kilang Hilir Optimasi Proses dan Purifikasi Bioetanol dari Bahan Selulosa Hilir Pengembangbiakan Mikroalga Air Laut untuk Produksi Hilir Biomassa dan Minyak Alga sebagai Bahan Dasar Biofuel Penangkapan CO 2 Menggunakan Pelarut dan Zeolit Hilir Evaluasi Bersama Pengembangan Kilang BBM dan Petrokimia Hilir di Indonesia Evaluasi Bersama Studi Konservasi Lingkungan Sub Sektor Hilir Migas Studi Penentuan Kebutuhan Angka Oktan Kendaraan Bermotor Hilir Mesin Bensin di Indonesia Studi Pengaruh Penggunaan B-20 terhadap Komponen Metal Hilir dan Non-Metal Saluran Bahan Bakar Mesin Diesel Aplikasi Pemanfaatan DME sebagai Bahan Bakar Industri Kecil Hilir
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
No JUDUL LAPORAN Keterangan 23. Pemanfaatan DME Sebagai Bahan Bakar pada Sektor Industri Hilir dan Transportasi 24. Implementasi Skala Produksi dan Optimasi Proses Pabrikasi Hilir Minyak Lumas pada Lube Oil Blending Plant dan Studi Minyak Lumas Sepeda Motor Transmisi Otomatis melalui Uji Jalan 25. Pembuatan Thickener dan Gemuk Lumas Temperatur Tinggi Hilir dengan Bahan Dasar Minyak Jarak 26. Rancang Bangun Tabung dan Konverter Kit untuk Kendaraan Hilir Bermotor yang sesuai Kondisi BBG di Indonesia 27. Evaluasi Bersama Percepatan Konversi BBM Bersubsidi ke BBG Hilir di Kementerian/Lembaga 28. Kajian Potensi Propana dan Butana pada Lapangan Gas Bumi Hilir dalam Upaya Peningkatan Produksi LPG di Indonesia 29. Kelayakan Relokasi Market Gas Pipa dari Ekspor ke Domestik Hilir 30. Kajian Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Spesifikasi Hilir CNG untuk Kendaraan Bermotor 31. Evaluasi Bersama QA/QC Pembangunan Pipa Jaringan Gas Kota Hilir 32. Kajian Strategis Subsektor Migas: Hilir a. Pengembangan Proses Pembuatan Biodiesel dari Minyak Kemiri Sunan via Hidrogenasi Katalitik Bahan Baku. b. Uji Aplikasi Pemisahan CO2 pada Suplai Gas Alam Bertekanan 350 psi untuk Umpan Pembangkit Tenaga Listrik. c. Pemanfaatan LPG sebagai Bahan Bakar Perahu Motor Tempel Nelayan. d. Pengujian Stabilitas Penyimpanan Bahan Bakar Nabati (BBN). e. Kajian Inventarisasi Gas Metana di Lapangan Migas Indonesia Sebagai Bagian dari Global Methane Initiative (GMI). f. Pra Feasibility Study Pengembangan Kilang Minyak Mini di Lapangan Minyak Jambi g. Kajian Kelayakan Manufaktur dan Rencana Bisnis RIG CBM. h. Penyusunan Rancangan Standar Nasional Iindonesia (RSNI) Spesifikasi Adsorben dan Tabung Adsorbed Natural Gas (ANG) untuk Rumah Tangga
b. Bidang Mineral dan Batubara Laporan ilmiah bidang Mineral dan Batubara tahun 2014 dihasilkan sebanyak 31 laporan, dengan rincian teknologi pengolahan dan pemanfaatan mineral sebanyak 11 laporan, teknologi pengolahan dan pemanfaatan batubara sebanyak 9 laporan, dan teknologi eksploitasi tambang dan pengelolaan sumber daya sebanyak 11 laporan (Tabel 13). Jumlah target Penelitian dan Pengembangan sebanyak 29 kegiatan
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
67
terealisasi menjadi 31 kegiatan. Penambahan kegiatan ini sebagai upaya untuk optimalisasi anggaran yang dibiayai dari output cadangan. Tabel 13. No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
15. 16. 17. 18.
68
Judul Laporan Ilmiah Bidang Mineral dan Batubara
JUDUL LAPORAN Pembuatan Rancangan Teknologi Upgrading Bauksit Kapasitas 50 Ton/Jam Kajian Tekno-Ekonomi Sistem Custom Plant Untuk Pengusahaan Pertambangan Emas dari Bijih Sulfida Rancangan Pembuatan Kiserit dari Mineral Dolomit Kapasitas 10.000 ton/tahun Kajian Tekno-Ekonomi Pembuatan Spons Fe-Ni dan besi (Direct Reduced Iron) dengan Rotary Kiln Optimalisasi Pembuatan LTJ Berbasis Mineral Monasit dan Pasir Zirkon Ekstraksi Nikel dan Kobal dari Bijih Nikel Laterit dengan Media Asam Nitrat Sintesis Nano MnO2 dari Mineral Pirolusit Secara Hidrotermal untuk Bahan Baterai Kering Karakterisasi Pasir Zirkon Sebagai Bahan Baku Pembuatan Tepung Zirkon Kajian Pasar Pupuk Majemuk Berbasis Mineral Karakterisasi Mineralogi dan Sifat FisikaKimia Limbah Pengolahan Emas Ekstraksi dan Pemurnian Logam Berharga dari Lumpur Anoda dengan Kapasitas 3 kg/batch Optimasi Pilot Plant Pengeringan Batubara Pengembangan Gasifikasi Batubara Untuk PLTD Dual Fuel Optimasi Pengembangan Process Development Unit Gas Sintesis Dengan Teknologi Gasifikasi Unggun Terfluidasikan Ganda Rancang Bangun dan Aplikasi Pembakar Siklon Rendah Emisi dan Partikulat Utk PLTU Kapasitas 20MW di PT. Kertas Leces Pengembangan Percontohan Gasifier Untuk Gas Engine/ Generator Listrik Pengembangan Teknologi Pembuatan dan Pembakaran Akuabat dari Batubara Penelitian penurunan/ Penghilangan Kadar Abu Batubara
Keterangan Teknologi Pengolahan Pemanfaatan Mineral Teknologi Pengolahan Pemanfaatan Mineral
dan dan
Teknologi Pengolahan Pemanfaatan Mineral Teknologi Pengolahan Pemanfaatan Mineral
dan
Teknologi Pengolahan Pemanfaatan Mineral Teknologi Pengolahan Pemanfaatan Mineral Teknologi Pengolahan Pemanfaatan Mineral
dan
Teknologi Pengolahan Pemanfaatan Mineral Teknologi Pengolahan Pemanfaatan Mineral Teknologi Pengolahan Pemanfaatan Mineral Teknologi Pengolahan Pemanfaatan Mineral
dan
dan
dan dan
dan dan dan
Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Batubara Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Batubara Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Batubara Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Batubara Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Batubara Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Batubara Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Batubara
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
No 19. 20. 21. 22.
23. 24. 25.
26. 27.
28.
29.
30. 31.
JUDUL LAPORAN Karakterisasi Adsorpsi Ammonium Pada Unggun Diam Karbon Aktif Berbasis Batubara Rancang Bangun dan Penerapan Pembakar Batubara pada Dapur Umum Lapas Pengembangan Aplikasi Teknologi Underground Coal Gasification (UCG) di Indonesia Tahap I Konsep Penambangan Endapan Mineral Bawah Air (Under Water Mining) di Laut DangkalRancangan Pembuatan Kiserit dari Mineral Dolomit Kapasitas 10.000 ton/tahun Kajian Domestic Market Obligation Batubara dan Pe-ngembangan Infrastruktur Batubara Secara Masif Kajian muatan Lokal (Local Content) Perusahaan Pertambangan Kajian Kebijakan Pemenuhan Bijih atau Konsentrat Dalam Rangka Kerjasama Pembangunan Pabrik Pengolahan/ Pemurnian Mineral Optimalisasi Penerapan Phytomining pada pertambangan Emas Rancang Bangun Sistem Monitoring dan Pengendalian Pada Aplikasi Teknologi UCG
Keterangan Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Batubara
Otomatisasi Sistem Monitoring Air Asam Tambang (AAT) Secara Vertikal dan Lateral dengan Telemetri Radio Modem Berbasis Komputer Analisis Keekonomian Bauksit, Bijih Besi, Nikel, Tembaga dan Mangan Utk Mendukung Program Penambahan Nilai Tambah (PNT) Mineral Estimasi Besaran Emisi Akibat Perubahan Penggunaan Lahan di Kawasan Pertambangan Prediksi Kualitas Air Hasil Pelindian Kolom dengan Menggunakan Berbagai Perangkat Lunak
Teknologi Eksploitasi Tambang dan Pengelolaan Sumber Daya
Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Batubara Teknologi Eksploitasi Tambang dan Pengelolaan Sumber Daya Teknologi Eksploitasi Tambang dan Pengelolaan Sumber Daya
Teknologi Eksploitasi Tambang dan Pengelolaan Sumber Daya Teknologi Eksploitasi Tambang dan Pengelolaan Sumber Daya Teknologi Eksploitasi Tambang dan Pengelolaan Sumber Daya Teknologi Eksploitasi Tambang dan Pengelolaan Sumber Daya Teknologi Eksploitasi Tambang dan Pengelolaan Sumber Daya
Teknologi Eksploitasi Tambang dan Pengelolaan Sumber Daya Teknologi Eksploitasi Tambang dan Pengelolaan Sumber Daya Teknologi Eksploitasi Tambang dan Pengelolaan Sumber Daya
c. Bidang Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan, dan Konservasi Energi Laporan ilmiah bidang Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan, dan Konservasi Energi tahun 2014 dihasilkan sebanyak 28 laporan, dengan rincian teknologi energi baru terbarukan sebanyak 9 laporan, Teknologi
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
69
Ketenagalistrikan sebanyak 8 laporan, dan Tekno Ekonomi, Konservasi dan Lingkungan Ketenagalistrikan sebanyak 6 laporan (Tabel 14). Tabel 14.
No 1. 2. 3.
Judul Laporan Ilmiah Bidang Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan, dan Konservasi Energi
JUDUL LAPORAN
Keterangan
Penelitian Dan Pengembangan Energi Angin Teknologi Energi Baru Terbarukan Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Angin Kapasitas Menengah Penelitian Dan Pengembangan Mikroalga Teknologi Energi Baru Terbarukan Sebagai Bahan Baku Biodiesel Pengembangan Peta Potensi Energi Baru Teknologi Energi Baru Terbarukan Terbarukan Indonesia
4.
Studi Potensi Energi Angin Indonesia
Teknologi Energi Baru Terbarukan
5.
Pengembangan Fuel Cell Untuk Mobil Listrik
Teknologi Energi Baru Terbarukan
6.
Asesmen Potensi Panas Bumi Untuk Teknologi Energi Baru Terbarukan Mendukung Pemanfaatan Teknologi Siklus Biner
Teknologi Energi Baru Terbarukan
7.
Perancangan PLT-Arus Laut Kapasitas 100 kW
8.
Sistem Gasifikasi Biomassa untuk Pembakaran Teknologi Energi Baru Terbarukan Keramik Penelitian dan Pengembangan Teknologi Teknologi Ketenagalistrikan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Penelitian dan Pengembangan Sistem Smart Teknologi Ketenagalistrikan Microgrids pada Teknologi Pembangkit Energi Baru Terbarukan Kajian Roadmap Peningkatan Efisiensi Teknologi Ketenagalistrikan Pembangkit Tenaga Listrik Kajian Teknis Penerapan Teknologi PLTU Teknologi Ketenagalistrikan Supercritical / Ultracritical di Jawa - Bali Simulasi dan Pemodelan Pembakaran pada Teknologi Ketenagalistrikan Siklon Burner Model Percontohan Pengembangan Energi Teknologi Ketenagalistrikan untuk Kegiatan Produktif di Pulau-pulau Terluar: Kasus P Enggano (Bengkulu) Kajian Skema Subsidi Listrik Berdasarkan Teknologi Ketenagalistrikan Kinerja PLN dalam Pengelolaan Energi Listrik Kajian Substitusi Pembangkit Listrik Tenaga Teknologi Ketenagalistrikan Disel (PLTD) oleh Pembangkit dengan Energi Baru dan Energi Terbarukan Pemanfaatan Gas Metana dari Sanitary Tekno Ekonomi, Konservasi dan Landfill TPA Sampah Untuk Pembangkit Listrik Lingkungan Ketenagalistrikan di Kabupaten Buleleng, Bali Redesain Boiler Biomassa Skala Mini untuk Tekno Ekonomi, Konservasi dan Pembangkit Listrik Lingkungan Ketenagalistrikan
9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
70
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
No
JUDUL LAPORAN
19.
Penelitian Implikasi Lingkungan dari Penggunaan Lampu Hemat Energi Evaluasi Target Bauran Dalam Kebijakan Energi Nasional Kajian Bio Indikator Lingkungan Pembangkit Listrik Panas Bumi Kajian Akademik Standarisasi Pemanfaat Listrik Alat Rumah Tangga Kajian Nuclear Waste Management dalam Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Kajian Pengembangan Potensi Kemiri Sunan Sebagai Bahan Biodiesel Model Percontohan Konservasi di PJU (Smart Street Lighting System) Pengelolaan hasil hasil litbang di masyarakat
20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27.
28.
Keterangan Tekno Ekonomi, Konservasi Lingkungan Ketenagalistrikan Tekno Ekonomi, Konservasi Lingkungan Ketenagalistrikan Tekno Ekonomi, Konservasi Lingkungan Ketenagalistrikan Tekno Ekonomi, Konservasi Lingkungan Ketenagalistrikan Tekno Ekonomi, Konservasi Lingkungan Ketenagalistrikan
dan
Tekno Ekonomi, Konservasi Lingkungan Ketenagalistrikan Tekno Ekonomi, Konservasi Lingkungan Ketenagalistrikan Tekno Ekonomi, Konservasi Lingkungan Ketenagalistrikan Kajian Peningkatan Produksi Dalam Negeri Tekno Ekonomi, Konservasi (TKDN) Sub Sektor Ketenagalistrikan Dan Lingkungan Ketenagalistrikan Energi Baru Terbarukan Pendampingan Kegiatan Penghematan Energi Tekno Ekonomi, Konservasi dan Air di Kantor Pemerintah Lingkungan Ketenagalistrikan
dan
dan dan dan dan
dan dan dan
dan
d. Bidang Geologi Kelautan Laporan ilmiah bidang Geologi Kelautan tahun 2014 dihasilkan sebanyak 31 laporan, dengan rincian Geologi Lingkungan dan Kewilayahan Pantai dan Laut sebanyak 6 laporan, Pemetaan Geologi Kelautan sebanyak 9 laporan, Sumber Daya Energi Kelautan sebanyak 10 laporan, dan Sumber Daya Mineral Kelautan sebanyak 6 laporan (Tabel 15). Tabel 15.
No 1. 2. 3. 4. 5.
Judul Laporan Ilmiah Bidang Geologi Kelautan
JUDUL LAPORAN
Penelitian Lingkungan dan Kebencanaan Geologi Kelautan di Perairan Pantai Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta Penelitian lingkungan geologi kelautan di Pulau Putri, Provinsi KEPRI (Pulau terdepan berbatasan dengan Singapura) Rekonstruksi Perubahan Lingkungan Perairan Selat Makassar Penelitian Rona Lingkungan Geologi Kelautan di Perairan Kep. Tukang Besi, Wakatobi Sulawesi Penelitian Lingkungan Geologi Kelautan Di Perairan Ba’a dan Sekitarnya, Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
Keterangan
KP3 Geologi Lingkungan Kewilayahan Pantai dan Laut KP3 Geologi Lingkungan Kewilayahan Pantai dan Laut KP3 Geologi Lingkungan Kewilayahan Pantai dan Laut KP3 Geologi Lingkungan Kewilayahan Pantai dan Laut KP3 Geologi Lingkungan Kewilayahan Pantai dan Laut
71
No 6.
7.
8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
20. 21. 22.
72
JUDUL LAPORAN
Kajian Kebijakan Pengelolaan Data Geologi Kelautan Lintas Sektoral Terkini Untuk Mendukung Kebijakan ESDM dan Pengembangan Wilayah Maluku-Papua Pemetaan Landas Kontinen di Perairan Utara Papua (K.R. Geomarin III)Pemetaan Landas Kontinen di Perairan Utara Papua (K.R. Geomarin III) Pemetaan Geologi dan Geofisika Kelautan Lembar Peta 2813 dan 2814 Perairan Laut Seram, Papua Barat (K.R. Geomarin III) Pemetaan Geomagnet Perairan Lembar Peta 1317 dan 1316 (KR. Geomarin I) Pengolahan Data Seismik Multichannel LP.2308-2309, Laut Alor Pemetaan Geologi dan Geofisika Kelautan Lembar Peta 2812 dan 2912 Perairan Laut Seram, Papua Barat (K.R. Geomarin III) Pemetaan Geomagnet Perairan Lembar Peta 1315 (KR. Geomarin I) Pengolahan Data Seismik Multichannel LP. 2208 dan 2209 Laut Flores
Keterangan
KP3 Geologi Lingkungan Kewilayahan Pantai dan Laut KP3 Pemetaan Geologi Kelautan KP3 Pemetaan Geologi Kelautan KP3 Pemetaan Geologi Kelautan KP3 Pemetaan Geologi Kelautan KP3 Pemetaan Geologi Kelautan KP3 Pemetaan Geologi Kelautan KP3 Pemetaan Geologi Kelautan
Kajian Kebijakan Landas Kontinen Indonesia di KP3 Pemetaan Geologi Luar 200 Mil Laut Utara Papua Kelautan Penyusunan Peta dan / atau Atlas KP3 Pemetaan Geologi Kelautan Penelitian Potensi Energi Arus Laut Sebagai KP3 Sumber Daya Energi Energi Baru Terbarukan di Perairan Natuna Kelautan Provinsi Kepulauan Riau Kajian Teknis Kajian Teknis Pembangunan Pilot KP3 Sumber Daya Energi Plant Energi Arus Laut di Selat Toyopakeh, Kelautan Nusa Penida - Bali Studi Geologi Cekungan Halmahera Selatan KP3 Sumber Daya Energi Dalam Rangka Mendukung Data Untuk Kelautan Pengembangan Wilayah Kerja MIGAS Potensi Migas dan Kaitannya dengan Lokasi KP3 Sumber Daya Energi Perangkap di Wokam-Aru Utara, Papua Barat Kelautan untuk Mendukung Penyiapan WK Migas Nasional (Survei GM III) Potensi Energi Arus Laut di Perairan Selat KP3 Sumber Daya Energi Lirung, Kabupaten Talaud, Provinsi Sulawesi Kelautan Utara Studi Awal Peningkatan Status Tepi Timur KP3 Sumber Daya Energi Cekungan Jawa Timur Utara Di Perairan Utara Kelautan Bali (Menggunakan Kapal Survei Geomarin III) Kajian Potensi Energi Geolombang laut di KP3 Sumber Daya Energi Perairan Indonesia Kelautan
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
No 23. 24. 25. 26. 27.
28. 29.
30.
31.
JUDUL LAPORAN
Keterangan
Kajian Teknis Potensi Sumber Energi Arus Laut KP3 Sumber Daya Energi di Selat Molo, Pantar, Boleng dan Riau Kelautan Penyusunan Peta Sebaran Gas Biogenik Pesisir KP3 Sumber Daya Energi Kelautan Kajian Kebijakan Geologi dan Evaluasi Potensi KP3 Sumber Daya Energi Migas di Daerah Mikrokontinen Indonesia Kelautan Kajian Potensi Mineral Ikutan Ekonomis dan KP3 Sumber Daya Mineral Unsur Tanah Jarang (REE) Kepulauan Bangka Kelautan Belitung sebagai Upaya Optimalisasi Data Core Penelitian Keterdapatan Endapan Plaser KP3 Sumber Daya Mineral Pembawa Timah dan Unsur Tanah Jarang Kelautan (REE), di Perairan Pantai Todak dan Sekitarnya, Singkep, Provinsi Kepulauan Riau Penelitian Mineral Hidrothermal di Perairan KP3 Sumber Daya Mineral Jailolo, Halmahera Barat, Maluku Utara Kelautan Penelitian Kandungan Mineral Hidrothermal KP3 Sumber Daya Mineral Bawah Laut di Perairan Pulau-Pulau Damar, Kelautan Nila, Serua dan Sekitarnya, Kab. Maluku Tenggara, Prov. Maluku Litbang Potensi Mineral Hidrothermal di KP3 Sumber Daya Mineral Perairan Sabang Provinsi NAD, Eksplorasi Kelautan Prospeksi Potensi Sumber Daya Mineral Logam Kajian Pemodelan Sungai Purba Bawah laut KP3 Sumber Daya Mineral Sebagai Pembawa Timah di Perairan Bangka Kelautan Belitung Berdasarkan Interpretasi Seismik Hasil Survei GM I
2. Makalah Ilmiah Yang Dipublikasikan Pada Jurnal Baik di Tingkat Nasional Maupun Internasional dan Laporan Ilmiah a. Bidang Minyak dan Gas Bumi Makalah ilmiah bidang Minyak dan Gas Bumi dimuat dalam Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi (LPMG) Tahun 2014 dengan nomor ISSN 20893396 dan Scientific Contribution Oil and Gas (SCOG) Tahun 2014 dengan nomor ISSN 20893361. Judul makalah tersebut dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. No. 1. 2.
Judul makalah ilmiah yang telah terpublikasikan di Bidang Minyak dan Gas Bumi Judul Makalah Ilmiah
Media
Sistem Informasi Geografi untuk Optimasi Eksplorasi dan Pengembangan Wilayah Migas Korelasi Penyebaran Emisi SO 2 Industri Pengilangan Migas dengan Kualitas Lingkungan Udara di Sekitarnya
LPMGB
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
LPMGB
73
No. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9 10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21
74
Judul Makalah Ilmiah
Media
Polen Pra-Tersier Daerah Kepala Burung, Papua
LPMGB
Optimalisasi Kinerja Pilot Plant Adsorber Merkuri untuk Gas Bumi Analisis Cost Benefit Pengembangan Cadangan Strategis Reduksi Gas CO 2 oleh Mikroba Scenedesmus sp. Pada Fotobioreaktor Tertutup dengan Variasi Konsentrasi Gas CO 2
LPMGB
Pemanasan Global Akibat Kegiatan di Sektor Minyak dan Gas Bumi
LPMGB
Integrasi Inversi AVO dengan Model Analitik Petrofisika untuk Menghitung Porositas dan Saturasi Air Identifikasi Potensi Migas Melalui Citra Satelit dengan Pendekatan Anomali Topografi (Studi Kasus Daerah Indramayu dan Sekitarnya) Kajian Eksperimen Metode Injeksi Air Berkarbonasi untuk Peningkatan Produksi Minyak dan Pemanfaatan Emisi CO 2 Lumpur Berbasis Air Rendah Padatan dan Tahan Temperatur Tinggi Bagi Pemboran di Formasi Shale Penentuan Tipe Batuan Berdasarkan Parameter-Parameter Elastik Optimasi Produksi Sumur Gas dengan Analisa Nodal
LPMGB
Analisis Tingkat Penarikan Produksi Minyak LapanganLapangan Sumatera Selatan Studi Pengaruh Cairan Rumen dan Jenis Batubara untuk Produksi Gas Metana Desain Formulasi Semen Ringan untuk Mitigasi Kerusakan Formasi Akibat Penvemenan pada Sumur Gas Metana Batubara Evaluasi Kapasitas Simpan CO 2 pada Formasi Geologi di Sumatera Selatan dan Pengaruhnya terhadap Underlying Aquifer Pengaruh Waktu Miling LiOH terhadap Karakteristik Gemuk Lumas Bio Untuk Aplikasi Temperatur Tinggi Analisa Water Based Mud dengan Aditif Barit dan KCl berdasarkan Analisa Toksisitas: Pengujian TCLP dan LC50 – 96 Jam Pemetaan Migas pada Cekungan Frontier Memberamo dengan Citra Satelit dan Didukung Data Subsurface Regional Konversi Plastik Menjadi Senyawa Alkana Rantai C6 – C12 Menggunakan Katalis Ni/Zeolit dan Zn/Zeolit
LPMGB LPMGB
LPMGB LPMGB LPMGB LPMGB LPMGB LPMGB LPMGB LPMGB
LPMGB
LPMGB LPMGB
LPMGB LPMGB
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
No.
Judul Makalah Ilmiah
Media
The Rock Compressibility Characteristics of Some Indonesian Reservoir Limestone Ozonation Process to Enhance Biodegradability of Petroleum Waste by Pseudomonas Aeruginosa Bacteria: Mineral Salt Medium Substitution of Petroleum Base with MES Base Surfactant For EOR: Laboratory Screening Miocene Palynology of The Barito Basin, South Kalimantan
SCOG
SCOG
27
Application of Oleanane and Sterane Index For Biostratigraphic Age Determination: Examples From kangean Oils, Northeast Java Basin Microalgae Biomass Productivity by CO 2 Injection in Correlation with pH Variation in Photobioreactor
28
The Extration of Oil Nannochloropsis sp. Microalgae using Ultrasonic and Fermentation as a cell disruption
SCOG
29
Discrepancy of MCMP Derived From Experiments And Prediction Models of Some Indonesian Oil Fields
SCOG
30
Comparative Study of Porosity Determination Methods for OGIP in Fractured Basement Reservoir
SCOG
Porosity Versus Depth Characteristics of Some Reservoir Sanstones in Western Indonesia Paleogene Palynology of the Central Sumatera Basin Development of Ultrasonography for Downhole Well Inspection Lemigas Pilot Project of Shale Gas Reservoir Effect of Temperature on Methane Production from Coal by Rumen Microbes
SCOG
Evaluation of Surfactant With Thin Film Spreading Mechanism for EOR Pilot Preparation The Influence of the Mixed Nickel (Ni) and Chrome (Cr)Metal on Catalytic Pyrolysis of Polypropylene Plastic Waste into Gasoline Fraction Compound Uji Laboratorium Injeksi Alkali Surfaktan Polimer pada Reservoar Minyak Bersuhu Tinggi
SCOG
Karakterisasi Reservoar Menggunakan Seismik Inversi Simultan untuk Menentukan Penyebaran Reservoar Hidrokarbon
SCOG
22 23 24 25 26
31 32 33 34 35 36 37 38 39
SCOG
SCOG SCOG
SCOG
SCOG SCOG SCOG SCOG
SCOG SCOG
b. Bidang Mineral dan Batubara Makalah Ilmiah di bidang mineral dan batubara pada Tahun 2014 diterbitkan pada Jurnal Teknologi Mineral 0dan Batubara dengan nomor
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
75
ISSN 1979656 dan Indonesian Mining Journal dengan nomor ISSN 08549931 (Tabel 17). Tabel 17. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
76
Judul makalah ilmiah yang telah terpublikasikan di Bidang Mineral dan Batubara Judul Makalah Ilmiah
Media
Konsep Desain Custom Plant Flotasi untuk Mengolah Bijih Sulfida Marjinal Mengandung Emas/Perak Pengaruh Temperatur dan Jenis Reduktor pada Pembuatan Sponge Iron Menggunakan Teknologi Direct Reduced Iron dalam Rotary Kiln Penggunaan Zeolit Alam Sentani sebagai Pengisi Bahan Komposit Polietilen Studi Phytomining Emas dari Ampas Proses Amalgamasi Menggunakan Singkong Karet Pemodelan Bijih Nikel Laterit untuk Estimasi Cadangan pada PT. Anugerah Tompira Nikel di Daerah Masama, Kabupaten Banggai Pengaruh Ukuran Partikel, Suhu, Stoikiometri NaOH terhadap Ekstraksi Alumina dan Kandungan Silika Terlarutnya dari Bauksit Kalimantan Barat Studi Destruksi Sianida oleh Bakteri Pseudomonas pseudoalcaligenes Pengaruh Struktur Geologi terhadap Kualitas Batubara Lapisan "D" Formasi Muara Enim Analisis Kompensasi Dampak Pengangkutan Hasil Tambang Material Konstruksi Pendugaan Zona Jenuh Air Tanah dengan Metode Geolistrik di Sekitar Tambang Analisis Dampak Kebijakan Nilai Tambah Mineral Indonesia terhadap Potensi Pemanfaatan Limbah Pembakaran Batubara PLTU sebagai Media Tanam Penggunaan Batu Pasir Felspatik dan Batu Lempung untuk Keramik Hias Rancang Bangun Tungku Busur Listrik Satu Fase untuk Peleburan Konsentrat Pembuatan Bahan Geopolimer Berbasis Residu Bauksit untuk Bahan Bangunan Economic Feasibility Analysis of Coal Based Activated Carbon Plant in Indonesia Development of New Equations for Estimating Gross Calorific Value of Indonesian Coals Development of Allothermal Gasification by a Dual Fluidized Bed Technology
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Indonesian Mining Journal Indonesian Mining Journal Indonesian Mining Journal
Indonesian Mining Journal Upgrading of Tayan's Crude Bauxite Using Rotary Drum Indonesian Mining Journal Mineralization of the Busang Prospect, East Kalimantan
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
No.
Judul Makalah Ilmiah
Media
Scrubber A Geophysical Prospecting Using Induced Polarization Indonesian Mining Journal Method on Gold-Bearing Sulfide Deposits at Pasawahan Area, Simpenan Sub-District, Sukabumi District, West Java Geotechnical Investigation for Evaluating Coal Mining Indonesian Mining Journal Design of Pit A at Kutai Kertanegara, East Kalimantan
21.
22.
The Behaviour of Heavy Metals Content in Coal Indonesian Mining Journal Combustion Products (CCPs) and Its Leachate from Indonesia Coal Power Plants Improving Tapin Kaolin Quality for White Ware Ceramic Indonesian Mining Journal
23.
24.
Kinetics Analysis for Aluminum Dissolution of West Indonesian Mining Journal Kalimantan Bauxite Through Digestion Process
25.
c. Bidang Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan, dan Konservasi Energi Jumlah makalah ilmiah yang diterbitkan oleh media yang terakreditasi Jurnal Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan pada tahun 2014 sebanyak 13 makalah ilmiah (Tabel 18). Tabel 18. NO. 1. 2.
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Judul makalah ilmiah yang telah terpublikasikan di Bidang KEBTKE
Judul Makalah Ilmiah Analisis Potensi Penghematan Energi Penerangan Jalan Umum Kota Surakarta Dan Kota Bandung Perilaku Tanah Berdasarkan Model Mohr-Coulomb Pada Pondasi Menara Pembangkit Listrik Tenaga Angin 100 Kw Di Desa Tamanjaya, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat Perbandingan Metode Interpolasi Inverse Distance Weighted (Idw), Natural Neighbour, Dan Spline Untuk Perapatan Data Peta Potensi Energi Surya Biaya Marginal Tenaga Listrik Di Wilayah Sumatera
Media Jurnal Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Jurnal Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Pemanfaatan Metode Kriging Untuk Perapatan Data Spasial Radiasi Surya Analisis Konsumsi Listrik Dan Indeks Pembangunan Manusia (Ipm) Di Indonesia Usulan Klasifikasi Nilai Servis Kipas Angin Tumpu Diameter 40 Cm Di Indonesia Analisis Pengujian Kinerja Nilai Efikasi Dan Faktor Daya Inisial Lampu Led Bulb Menggunakan Standar Iec/Pas 62612:2009 Analisis Inventarisasi Daur Hidup Pengembangan Sumur Panas Bumi Indonesia Jejak Karbon Pengembangan Pembangkit Listrik Panas
dan
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
Jurnal Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Jurnal Ketenagalistrikan Energi Terbarukan Jurnal Ketenagalistrikan Energi Terbarukan Jurnal Ketenagalistrikan Energi Terbarukan Jurnal Ketenagalistrikan Energi Terbarukan Jurnal Ketenagalistrikan Energi Terbarukan
dan
dan dan dan
Jurnal Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Jurnal Ketenagalistrikan dan
77
NO. 11. 12. 13.
Judul Makalah Ilmiah Bumi Di Indonesia Penilaian Tegangan Sentuh dan Tegangan Langkah Di Gardu Induk Konvensional dan Berisolasi Gas Modelling And Simulation Of Boost Converter With Maximum Power Point Tracking (Mppt) For Photovoltaic Application Implementation Of Inccond Algorithm To Optimize Pi Boost Converter Formaximum Power Point Tracking In Photovoltaic Arrays
Media Energi Terbarukan Jurnal Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Jurnal Teknologi Universiti Teknologi Malaysia Science and Engineering Vol. 71, No. 5 Jurnal Teknologi Universiti Teknologi Malaysia Science and Engineering Vol. 71, No. 5
d. Bidang Geologi Kelautan Puslitbang Geologi Kelautan mempunyai sarana publikasi karya tulis ilmiah yang sudah terakreditasi, yaitu Jurnal Geologi Kelautan yang berbahasa Indonesia dengan akreditasi/ISSN B/1693-4415 dan Bulletin of the Marine Geology yang berbahasa Inggris dengan akreditasi/ISSN 14106175. Pada Tabel 19 merupakan makalah ilmiah geologi kelautan yang termuat dalam masing-masing publikasi pada tahun 2014. Tabel 19. No
Judul Makalah Ilmiah
Media
1
Interpretasi Struktur Bawah Permukaan Berdasarkan Atribut Anomali Magnetik Perairan Wetar, Nusa Tenggara Timur Distribusi Foraminifera Bentik di Perairan Aceh
Jurnal Geologi Kelautan
3
Indikasi Gas Biogenik di Delta Musi, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan
Jurnal Geologi Kelautan
4
Keberadaan Sesar Dan Hubungannya Dengan Pembentukan Gunung Bawah Laut Di Busur Belakang Perairan Komba, Nusa Tenggara Kandungan Mineral Di Perairan Binuangeun, LebakBanten
Jurnal Geologi Kelautan
Distribution Of Indeks Kualitas Lingkungan (Ikl) Di Wilayah Perairan Natuna Terkait Dengan Aktivitas Indsutri Migas Wilayah Geologi Bawah Permukaan Dasar Laut Berdasarkan Penafsiran Rekaman Seismik Pantul Dangkal Saluran Tunggal Di Perairan Selat Sunda Model Empiris Hari Tenang Variasi Medan Geomagnet Di Stasiun Geomagnet Tondano Manado Lingkungan Dan Evolusi Tektonik Batuan Dan Sedimen Berdasarkan Unsur Kimia Utama Di Perairan Bayah Dan Sekitarnya, Provinsi Banten
Jurnal Geologi Kelautan
2
5 6 7 8 9
78
Judul makalah ilmiah yang telah terpublikasikan di Bidang Geologi Kelautan
Jurnal Geologi Kelautan
Jurnal Geologi Kelautan
Jurnal Geologi Kelautan Jurnal Geologi Kelautan Jurnal Geologi Kelautan
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
No
Judul Makalah Ilmiah
Media
10
Analisis Pentarikhan Radiokarbon Untuk Penentuan Fluktuasi Muka Laut Di Sebelahutara Pulau Bangka
Jurnal Geologi Kelautan
11
Atenuasi Water-Bottom Multiple Transformasi Parabolic Radon
Jurnal Geologi Kelautan
12
Struktur Geologi Laut Flores, Nusa Tenggara Timur
Jurnal Geologi Kelautan
13
Aplikasi Konsep Kriging Pada Data Simulasi Gangguan Geomagnet Lokal
Jurnal Geologi Kelautan
14
The Correlation Between Benthic Foraminifera and Sediment Types of South Makassar Strait Characteristic of Shallow Subsurface Lithology Based on Ground Probing Radar Data Interpretation at Temaju Coast, Sambas District, West Kalimantan Province Suppressing Diffraction Effect Using Kirchhoff Pre-stack Time Migration on 2D Seismic Multichannel Data at Flores Sea Indication of Hydrothermal Alteration Activities Based on Petrography of Volcanic Rocks in AbangKomba Submarine Volcano, East Flores Sea Ostracoda from Subsurface Sediments of Karimata Strait as Indicator of Environmental Changes
Bulletin of the Marine Geology Bulletin of the Marine Geology
19
Late Neogene Seismic Structures of The South Batanta Basin, West Papua
Bulletin of the Marine Geology
20
Analyses of Microfauna Foraminifers as Environ- Mental Bioindicators in Kotok Besar, Kotok Kecil and Karang Bongkok Islands, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta Province Coastal Characteristics of South Singkep Area, Riau Islands Province
Bulletin of the Marine Geology
15 16 17 18
21
Dengan
Metode
Bulletin of the Marine Geology Bulletin of the Marine Geology Bulletin of the Marine Geology
Bulletin of the Marine Geology
3. Usulan Paten/Hak Cipta/Litbang Inovasi a. Bidang Minyak dan Gas Bumi Terdapat 2 judul penelitian yang sudah didaftarkan kepada Direktorat Jenderal HKI pada tahun anggaran 2014 untuk mendapatkan paten, penelitian tersebut merupakan hasil dari kegiatan tahun anggaran sebelumnya, yaitu: • Formulasi Surfaktan Berbasis MES Untuk Aplikasi EOR, dengan nomor pengajuan Paten P00201403381 per tanggal 10 Juni 2014 • Rancang Bangun Pilot Plant Adsorber Mercury Removal Untuk Gas Bumi dengan nomor pengajuan Paten P00201405422 per tanggal 10 September 2014
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
79
Usulan litbang inovasi di bidang minyak dan gas bumi yang diajukan ke BIC (Business Innovation Center) sebagai inovasi prepektif adalah: • Pemanfaatan Zeolit Alam Indonesia Sebagai Adsorben CO2 di Industri Gas Alam dengan tanggal pengusulan 25 April 2014. • Rekayasa Alat Inspeksi Sumur Berbasis Teknologi Ultrasonografi dengan tanggal pengusulan 8 Mei 2014. • Pilot Plant Adsorber Mercury Removal Untuk Pengolahan Gas Bumi dengan tanggal pengusulan 13 Mei 2014. • Studi Cairan Rumen Dan Batubara Untuk Memprediksi Peningkatan Volume Gas Metana Dalam Batubara (GMB) dengan tanggal pengusulan 14 Mei 2014. • Pengembangan Nomograph Untuk Integrasi Seismik, Petrofisika, dan Teknik Reservoar dalam Karakterisasi Reservoar dengan tanggal pengusulan 14 Mei 2014. • Rancang Bangun dan Pembuatan Prototipe CBM dengan tanggal pengusulan 14 Mei 2014. b. Bidang Mineral dan Batubara Terdapat 3 judul penelitian yang sudah didaftarkan untuk mendapatkan paten kepada Direktorat Jenderal HaKI pada tahun anggaran 2014, yaitu: • Pembuatan Karbon Aktif Dari Batubara Peringkat Rendah. Permohonan Paten telah disampaikan kepada Dit. Jen HKI Kemenkumham pada tanggal 30 September 2014 dengan No. Permohonan P00201405945. • Pembuatan Kalsium Fosfat dan Natrium Klorida dari Limbah Cair Ekstraksi Logam Tanah Jarang Melalui Sedimentasi Permohonan Paten telah disampaikan kepada Dit. Jen HKI Kemenkumham pada tanggal 28 Oktober 2014 dengan No.Permohonan P00201406641. • Rainfall Simulator Test Untuk Memprediksi Besaran Tingkat Erosi Tanah, Infiltrasi dan Koefisien Air Limpasan Pada Lahan Miring Permohonan Paten telah disampaikan kepada Dit. Jen HKI Kemenkumham pada tanggal 27 November 2013 dengan No. Permohonan P00201407452. Pengajuan usulan hak cipta tahun 2014 sebagai berikut: • Buku Logam Tanah Jarang “Minyak Bumi” Abad 21, dengan pencipta: Ir. Tatang Wahyudi, M.Sc., dkk., Pemegang Hak Cipta Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara. Permohonan Hak Cipta telah disampaikan kepada Dit. Jen HaKI Kemenkumham pada tanggal 28 Mei 2014 No. C00201402180. • Buku Nikel Komponen Lakur Tahan Korosi, Penulis: Ir. Tatang Wahyudi, M.Sc., dkk dan Pemegang Hak Cipta Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara. Permohonan Hak Cipta telah disampaikan
80
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
kepada Dit. Jen HKI Kemenkumham pada tanggal 28 Mei 2014 No. C00201402181. Sedangkan pengajuan usulan Litbang Inovasi bidang mineral dan batubara yang telah disampaikan kepada Business Innovation Center (BIC) dalam rangka 105 Inovasi Indonesia yang dilaksanakan oleh Kementerian Riset dan Teknologi adalah sebagai berikut: • Tungku Pembakar Tar: Mengubah Limbah B3 Menjadi Energi • Konversi Ampas Pencucian Bauksit Menjadi Bahan Baku Deterjen Ramah Lingkungan • Alat Pemantauan Terpadu Untuk Keselamatan Kerja Tambang Bawah Tanah c. Bidang Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan, dan Konservasi Energi Terdapat 3 judul penelitian yang sudah didaftarkan untuk mendapatkan paten kepada Direktorat Jenderal HaKI pada tahun anggaran 2014, yaitu: • Metode Pembuatan Peta Potensi Energi Angin Indonesia yang diusulkan pada tanggal 9 Desember 2014 dengan nomor P00201407741. • Metode Pembuatan Peta Potensi Energi Surya Indonesia pada tanggal 09 Desember 2014 dengan nomor P00201407744. • Metode Pembuatan Peta Potensi Energi Mikrohidro Sumatera pada tanggal 09 Desember 2014 dengan nomor P00201407742. Sementara itu, dilakukan juga usulan hak cipta sebagai berikut: • Peta Potensi Energi Angin Indonesia Indonesia pada tanggal 09 Desember 2014 dengan nomor C002001404661. • Peta Potensi Energi Surya Indonesia Indonesia pada tanggal 09 Desember 2014 dengan nomor C00201404663. • Peta Potensi Energi Mikrohidro Sumatera Indonesia pada tanggal 09 Desember 2014 dengan nomor C00201404662. Untuk target awal 3 usulan litbang inovasi yang teralisasi hanya 1 usulan, yaitu Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi untuk diikutsertakan dalam litbang inovasi Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek). Pemenang litbang inovasi ini telah diumumkan secara resmi dalam perayaan HariTeknologi Nasional ke-19 di BPPT. d. Bidang Geologi Kelautan Usulan Hak cipta bidang geologi kelautan pada tahun 2014, sebagai berikut:
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
81
• Peta Sebaran Tekstur Sedimen Permukaan Dasar Laut Perairan Lembar Peta 1311 (Laut Jawa) dengan nomor pengajuan hak cipta C00201404324 per tanggal 13 November 2014. • Peta Anomali Magnet Total Perairan Lembar Peta 2210 (BaubauIndonesia) dengan nomor pengajuan hak cipta C00201404325 per tanggal 13 November 2014. • Peta Sebaran Tekstur Sedimen Permukaan Dasar Laut Perairan Lembar Peta 1311-1814 (Sampanahan-Balikpapan) dengan nomor pengajuan hak cipta C00201404326 per tanggal 13 November 2014. 4. Peta/Atlas Potensi Minyak dan Gas Bumi, Ketenagalistrikan, Energi Baru dan Terbarukan, serta Geologi Kelautan a. Peta yang dihasilkan oleh Puslitbang Geologi Kelautan pada tahun 2014 terdiri dari tiga jenis, yaitu Peta Anomali Magnet Total sebanyak 4 peta, Peta Sebaran Tekstur Sedimen Dasar Laut sebanyak 2 peta, Peta Sebaran Gas Biogenik Pesisir sebanyak 1 peta, dan 3 Peta Potensi Energi Laut serta Atlas Data Seismik Multikanal (Tabel 20). Tabel 20.
Daftar Peta Geologi Kelautan
No Judul 1 Peta Anomali Magnet Total Perairan Lembar 1612 (Kualapembuang) 2 Peta Anomali Magnet Total Perairan Lembar 1712 (Banjarmasin) 3 Peta Anomali Magnet Total Perairan Lembar 1812 (Kota Baru) 4 Peta Anomali Magnet Total Perairan Lembar 1813-1814 (Sampanahanbalikpapan) 5 Peta Sebaran Tekstur Sedimen Permukaan Dasar Laut Perairan Lembar 1017 (Tanjunguban) 6 Peta Sebaran Tekstur Sedimen Permukaan Dasar Laut Perairan Lembar 1612 (Kuala Pembuang) 7 Peta Sebaran Gas Biogenik Pesisir 8 9 10 11 12
Peta Potensi Energi Arus Laut Indonesia Peta Potensi Energi Gelombang Laut Indonesia Peta Potensi Energi Panas Laut Indonesia Atlas: Data seismik Multikanal LP. 2208 dan 2209 Laut Flores Atlas: Data seismik Multikanal LP. 2308 dan 2309 Laut Alor
b. Peta yang dihasilkan oleh Puslitbangtek Ketenagalistrikan, Energi Baru dan Terbarukan pada tahun 2014 adalah peta Energi Baru terbarukan berupa potensi-potensinya, yaitu: No 1 2 3 4 5
82
Judul Peta Potensi Energi Angin Indonesia Peta Potensi Energi Surya Indonesia Peta Potensi Energi Biomassa Indonesia Peta Potensi Energi PLTMH Indonesia Peta Potensi Energi PLTMH per Provinsi di Pulau Sumatera
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
c. Peta/Atlas Potensi Minyak dan Gas Bumi dihasilkan 10 (sepuluh) peta/atlas Wilayah Kerja Migas. No 1 2
3 4 5 6 7 8 9 10
Judul
Peta Sumberdaya Migas Evaluasi Bersama Kaji Ulang Wilayah Kerja igas 2014 Blok Morowali Peta Bulk Volume Hidrokarbon Evaluasi Bersama Kaji Ulang Wilayah Kerja igas 2014 Blok Situbondo Peta Sumberdaya Migas Evaluasi Bersama Kaji Ulang Wilayah Kerja igas 2014 Blok North Bali III Peta Sumberdaya Migas Evaluasi Bersama Kaji Ulang Wilayah Kerja igas 2014 Blok Rote II Peta Sumberdaya Migas Evaluasi Bersama Kaji Ulang Wilayah Kerja igas 2014 Blok West Timor Peta Sumberdaya Migas Evaluasi Bersama Kaji Ulang Wilayah Kerja igas 2014 Blok Buton III Peta Sumberdaya Migas Evaluasi Bersama Kaji Ulang Wilayah Kerja igas 2014 Blok North Bone Peta Sumberdaya Migas Evaluasi Bersama Kaji Ulang Wilayah Kerja igas 2014 Blok Tarakan II Peta Sumberdaya Migas Evaluasi Bersama Kaji Ulang Wilayah Kerja igas 2014 Blok South Aru Peta Sumberdaya Migas Evaluasi Bersama Kaji Ulang Wilayah Kerja igas 2014 Blok West Abadi
3. Tujuan 3: Terwujudnya peningkatan partisipasi masyarakat/industri Sasaran : terwujudnya peningkatan jasa teknologi dengan indikator: Indeks Kepuasan Pelanggan atas Layanan Jasa Teknologi di Bidang Penelitian dan Pengembangan ESDM dan Sertifikasi Produk Peningkatan partisipasi masyarakat/industri pada tahun 2014 baru didapatkan melalui Indeks Kepuasan Pelanggan atas Layanan Jasa Teknologi di Bidang Penelitian dan Pengembangan ESDM dan Sertifikasi Produk. No
1.
Sasaran
Indikator Kinerja
Terwujudnya Indeks Kepuasan peningkatan jasa Pelanggan atas Layanan teknologi Jasa Teknologi di Bidang Penelitian dan Pengembangan ESDM dan Sertifikasi Produk
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
Capaian Satuan
Target
Realisasi
%
%
88
88,7
100,8
83
Indeks Kepuasan Pelanggan atas Layanan Jasa Teknologi di Bidang Penelitian dan Pengembangan ESDM dan Sertifikasi Produk Indeks kepuasan Pelanggan atas Layanan Jasa Teknologi di Bidang Penelitian dan Pengembangan ESDM dan Sertifikasi Produk didapatkan melalui kuisioner yang disampaikan kepada pelanggan jasa teknologi. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan dan mengetahui kinerja pelayanan jasa pengujian laboratorium. Adapun survei kepuasan pelanggan dilakukan dengan cara memberikan formulir kuesioner pada saat pelanggan mengambil sertifikat hasil pengujian, mengirimkan/menitipkan formulir kuesioner melalui pengirim sampel kepada pelanggan, ataupun dengan melakukan kunjungan langsung ke pelanggan. Penilaian dilakukan dengan cara menyiapkan kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan pelayanan jasa yang dapat dijadikan sebagai indikator kepuasan pelanggan, antara lain data pelanggan, pelayanan jasa, lingkungan kantor dalam bentuk jawaban pilihan untuk memudahkan pelanggan dalam memberikan penilaian dan komentar tambahan atau saran untuk meningkatkan pelayanan. Kriteria penilaian terdiri atas 4 kategori yaitu Memuaskan, Baik, Cukup dan Kurang. 4. Tujuan 4: Terwujudnya sentra teknologi di Bidang ESDM Sasaran : terwujudnya sentra teknologi di bidang ESDM dengan indikator : Pilot Plant dan Demo Plant atau Rancangan Produk Rancang Bangun Penerapan Teknologi Unggulan bidang Energi dan Sumber Daya Mineral No
Sasaran
Indikator Kinerja
1.
Terwujudnya sentra teknologi di bidang ESDM
Jumlah pilot plant/ prototype/demo plant atau rancangan/rancang bangun/formula
Capaian Satuan
Target
Realisasi
%
Pilot plant/ prototype/ demo plant atau rancangan/rancang bangun/formula
21
24
114,29%
Pilot Plant/Prototype/Demo Plant atau Rancangan/Rancang Bangun/ Formula 1. Bidang Minyak dan Gas Bumi Pilot Plant/prototype/demo plant atau rancangan/rancang bangun/formula pada bidang Minyak dan Gas Bumi terdiri dari 12 buah, yaitu: a. Studi Kombinasi Cairan Rumen dan Batubara Untuk Memprediksi Peningkatan Volume Gas Metana Batubara (GMB)
84
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
b. Perekayasaan Peralatan dan Pemodelan Injection Fall Off Test (IFO Test) untuk Aplikasi di Bidang Industri CBM c. Optimasi Uji Coba Sumuran Surfaktan LEMIGAS Berbasis MES dengan Metode Huff and Puff d. Evaluasi Bersama Studi Konversi Lingkungan Subsektor Migas e. Uji Aplikasi Pemisahan CO 2 pada Suplai Gas Alam Bertekanan 350 psi untuk Umpan Pembangkit Tenaga Listrik f. Implementasi Skala Produksi dan Optimasi Proses Pabrikasi Minyak Lumas pada Lube Oil Blending Plant dan Studi Minyak Lumas Sepeda Motor Transmisi Otomatis melalui Uji Jalan g. Pembuatan Thickener dan Gemuk Lumas Temperatur Tinggi dengan Bahan Dasar Minyak Jarak h. Pemanfaatan LPG sebagai Bahan Bakar Perahu Motor Tempel Nelayan i. Optimalisasi Desain dan Uji Fungsi Prototipe Rig CBM j. Pengembangan Teknologi Ultrasonografi untuk Aplikasi Industri Bidang Migas Tahap IV (Desain Alat Inspeksi Sumur) k. Optimasi Purifikasi Bioetanol dan Bahan Selulosa l. Rancang Bangun Tabung dan Konverter Kit untuk Kendaraan Bermotor yang sesuai kondisi BBG di Indonesia Hasil dari beberapa kegiatan pilot plant Pilot Plant/prototype/demo plant atau rancangan/rancang bangun/formula di bidang minyak dan gas bumi, antara lain sebagai berikut: a. Studi Kombinasi Cairan Rumen dan Batubara Untuk Memprediksi Peningkatan Volume Gas Metana Batubara (GMB) Tujuan kegiatan adalah mengetahui pengaruh cairan rumen dan jenis batubara untuk produksi gas metana pada kondisi reservoir dan pengaruh konsentrasi cairan rumen dan jenis batubara terhadap produksi gas metana. Semua perlakuan yang diuji dapat memproduksi gas metana dengan memanfaatkan sumber mikroba dari limbah cairan rumen dan air formasi. Semakin tinggi tekanan, volume metana yang dihasilkan relatif semakin rendah. Berdasarkan percobaan laboratorium produksi volume gas metana tertinggi (183 cf/ton) pada perlakuan subbituminus 1:2:1, 60oC, dan tekanan 0 Psi. Terjadi aktivitas mikroba pada semua perlakuan pada suhu 60oC dan tekanan ruang, 200 psi, 400 psi yang ditandai dengan perubahan nilai pH, VFA, FTIR, serta foto mikroba.
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
85
b. Perekayasaan Peralatan dan Pemodelan Injection Fall Off Test (IFO Test) untuk Aplikasi di Bidang Industri CBM Tujuan kegiatan adalah : • Mengembangkan teknologi dan peralatan IFO Test untuk aplikasi industri bidang Migas khususnya CBM • Meningkatkan efisiensi dan efektifitas uji sumur sumur CBM • Melakukan rancang bangun dan prototype peralatan Injection Fall off Test untuk meningkatkan kompetensi SDM dan produksi nasional • Merancang sistim yang lebih direct dalam monitoring dengan pemanfaatan rekaman data atas permukaan untuk analisis permeabilitas dan demange pada seam yang diuji. Kegiatan ini direncanakan akan dikerjakan dalam kurun waktu 2 tahun yaitu: tahun pertama merancang dan menyusun peralatan IFO Test lengkap dengan pompa dan beberapa monitor yang harus terpasang dan tahun ke dua membuat pemodelan dan pengujian peralatan pada skala laboratorium/lapangan. Pada tahun 2014 ini telah berhasil dibuat peralatan IFO Test (Gambar 25) yang dapat merekam data atas permukaan untuk mengevaluasi data bawah permukaan. Semua unit perekam data dapat berfungsi dengan baik dengan rekaman keakurasian rekaman data tekanan hingga 1 psi dan laju alir 0.001 galon/menit.
Gambar 25. Peralatan IFO Test c. Optimasi Uji Coba Sumuran Surfaktan LEMIGAS Berbasis MES dengan Metode Huff and Puff Tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah membuat formula surfaktan yang sesuai dengan kondisi reservoar yang menjadi target untuk ditingkatkan kembali produksinya. Surfaktan ini berfungsi mengambil sisa minyak yang terjebak di pori-pori batuan mengumpulkannya membentuk oil bank yang selanjutnya didorong oleh air atau polymer sehingga dapat menghasilkan tambahan produksi minyak.
86
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
Dari keseluruhan hasil pengujian beberapa mata uji sudah dapat dipenuhi oleh formula surfaktan HME 881 terhadap fluida reservoar lapangan Ledok. Pada pengujian core flooding, surfaktan sudah dapat menunjukkan adanya penambahan produksi minyak setelah injeksi air.
Gambar 26. Bahan baku pembuatan formula surfaktan III.1 dan III.2 Dari hasil formulasi dapat disimpulkan sebagai berikut: • Formulasi surfaktan III (1) dan III (2), menggunakan alkali dan tanpa alkali sudah mendapatkan harga IFT 10-3 dyne/cm • Pada formulasi surfaktan III (2), terbentuk mikroemulsion ( fasa tengah ) • Pada pengujian thermal stability formulasi larutan surfaktan III (1,2) selama 90 hari harga IFT terlihat stabil di 10-3 dyne/cm • Uji flitrasi menunjukan nilai FR< 1.2 pada larutan surfaktan tanpa alkali • Larutan surfaktan memiliki pH 7-9 • Hasil pengujian core flooding dengan injeksi kimia pada kondisi Sor menunjukkan adanya penambahan produksi minyak pada formula surfaktan: 1% HME 881 dengan penambahan 0.5% alkalin dan tanpa penambahan alkalin 0.5 % CS II dan 0.2% Alkalin Penggunaan polimer pada uji core flooding menunjukkan hasil yang lebih baik Design bahan kimia pada pengujian core flooding III dan IV adalah rekomendasi dari Pertamina UTC • Dari hasil pengujian yang telah dilakukan formula surfaktan HME881 sudah memenuhi 4 dari 7 persyaratan yang harus dipenuhi pada uji laboratorium, yang belum sempurna adalah kompatibilitas, adsorpsi dan filtrasi • Hasil pengujian Laboratorium ini sudah dipresentasikan di Pertamina pada tgl 1 Oktober 2014.
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
87
2. Bidang Mineral dan Batubara Pilot Plant/prototype/demo plant atau rancangan/rancang bangun/formula pada bidang Mineral dan Batubara terdiri dari 6 buah, yaitu: a. Pembuatan Rancangan Teknologi Upgrading Bauksit Kapasitas 50 ton/jam b. Rancang Bangun dan Aplikasi Pembakar Siklon Rendah Emisi Partikulat untuk PLTU Kapasitas 20 MW di PT. Kertas Leces c. Pengembangan Percontohan Gasifier Untuk Gas Engine / Generator Listrik d. Rancang Bangun dan Penerapan Pembakar Batubara pada Dapur Umum Lapas e. Rancang Bangun Sistem Monitoring dan Pengendalian Pada Aplikasi Teknologi UCG f. Otomatisasi Sistem Monitoring Air Asam Tambang (AAT) Secara Vertikal Dan Lateral Dengan Telemetri Radio Modem Berbasis Komputer Hasil dari beberapa kegiatan pilot plant Pilot Plant/prototype/demo plant atau rancangan/rancang bangun/formula di bidang mineral dan batubara, antara lain sebagai berikut: a. Rancang Bangun dan Aplikasi Pembakar Siklon Rendah Emisi Partikulat Untuk PLTU Kapasitas 20 MW di PT. Kertas Leces Tujuan perancangan adalah membuat rancang bangun & melaksanakan aplikasi pembakar siklon rendah emisi partikulat pada boiler PLTU dengan kapasitas 20 MW pada Pabrik Kertas Leces, Probolinggo, Jawa Timur. Perancangan. Lokasi perancangan di Sentra Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Batubara di Palimanan, Cirebon dan Pabrik Kertas Leces, Probolinggo. Hasil yang dicapai adalah pembakar siklon rendah emisi dapat diimplementasikan untuk boiler pada PLTU kapasitas kecil dengan stabil & efisiensi energi dan ekonomi yang tinggi.
88
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
Gambar 27. Kegiatan modifikasi peralatan. b. Pengembangan Percontohan Gasifier Untuk Gas Engine / Generator Listrik Tujuan kegiatan adalah melakukan pengembangan rancang bangun gasifier sistem two stages dalam upaya meningkatkan kualitas gas & mengembangkan pemanfaatan gas bakar sebagai tenaga pembangkit listrik pada genset. Lokasi kegiatan berada di Sentra Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Batubara di Palimanan, Cirebon dan Desa di wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur.
Gambar 28. Modifikasi tungku pembakaran gas batubara Hasil yang dicapai adalah pengembangan kemampuan desain & rancang bangun gasifier batubara dan gasifier sistem two stages terpadu (gasifier – genset – user).
Gambar 29. Run test Genset 10 Kva.
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
89
c. Rancang Bangun dan Penerapan Pembakar Batubara pada Dapur Umum Lapas Tujuan rancang bangun adalah menghasilkan teknologi pembakaran batubara yang sesuai untuk dapur Lapas dan untuk menambah keterampilan napi yang akan bebas. Lokasi perancangan di Sentra Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Batubara di Palimanan, Indramayu, dan Kuningan. Hasil yang dicapai adalah peninjauan ke dapur lapas dilanjutkan ke Lapas Gintung dan Indramayu dan diputuskan pembakar siklon dibangun di Lapas Kuningan dan Indramayu. Penggerusan batubara sampai -30 mesh di Palimanan diperoleh batubara halus 20 ton. Pembangunan pembakar siklon dan hanggar di Lapas Kuningan.
Gambar 30. Pembangunan tungku di Lapas Kuningan 3. Bidang Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Pilot Plant/prototype/demo plant atau rancangan/rancang bangun/formula pada bidang Ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan terdiri dari 4 buah, yaitu: a. Perancangan PLT-Arus Laut Kapasitas 100 kW: Rancangan Sistem Arus Laut b. Pengembangan Fuel Cell untuk Mobil Listrik c. Boiler Biomassa Skala Mini untuk Pembangkit Listrik d. Sistem Gasifikasi Biomassa untuk Pembakaran Keramik Hasil Pilot Plant/prototype/demo plant atau rancangan/rancang bangun/formula di bidang Ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan, antara lain sebagai berikut:
90
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
a. Perancangan PLT-Arus Laut Kapasitas 100 kW: Rancangan Sistem Arus Laut Tujuan penelitian dan pengembangan energi laut tahun anggaran 2014, yaitu menyiapkan rancangan PLT-Arus Laut sesuai dengan data potensi arus laut di Indonesia yang telah dilakukan oleh P3GL. Lingkup kegiatan penelitian dan pengembangan energi laut tahun anggaran 2014, meliputi perancangam sistem PLT-Arus Laut dan perancangan sistem instalasi energi arus laut. Analisis pemilihan lokasi PLT-Arus Laut dilihat dari berbagai kriteria penilaian pada aspek teknikal dan aspek sosial ekonomi pada tiga lokasi penelitian yang telah dilakukan PPPGL. Pada penelitian Pemanfaatan Energi Arus Laut sebagai Pembangkit Listrik, dihasilkan beberapa kesimpulan, yaitu: • Berdasarkan penilaian pada aspek teknikal dan aspek sosial ekonomi pada lima lokasi penelitian yang telah dilakukan P3GL, maka potensi arus laut di selat larantuka memiliki poin memiliki nilai tertinggi dikuti selat Toyapakeh, Selat Pantar, Selat Gam, Selat Boleng dan Selat Molo. • Perancangan turbin PLT-Arus Laut dilakukan untuk mendapatkan performa turbin yang baik, sehingga pada kecepatan rendah yaitu sebesar 0,3 m/s sudah dapat menghasilkan tenaga listrik. Pada kecepatan rated speed yaitu 2,2 m/s daya rotor yang dihasilkan mencapai design capacity yaitu sebesar 100 kW. b. Pengembangan Fuel Cell untuk Mobil Listrik Tujuan kegiatan ini adalah melakukan perancangan sistem mobil fuel cell, melakukan perakitan mobil listrik, melakukan uji kinerja mobil listrik, dan melakukan uji kinerja sistem fuel cell sehingga terjadi sinkronisasi sistem fuel cell dengan sistem mobil listrik. Hasil capaian kegiatan ini adalah telah selesainya perancangan sistem mobil fuel cell, uji kinerja mobil listrik, dan uji kinerja sistem fuel cell. Desain rangka mobil dan penempatan komponen mobil dirancang menggunakan software Catia. Perakitan mobil fuel cell yang telah dilakukan meliputi perakitan rangka mobil, perakitan rem cakram, perakitan sistem fuel cell, dan perakitan rangka tangki gas. Mobil listrik yang ada di P3TKEBTKE termasuk jenis mobil listrik battery operate. Mobil listrik jenis ini mengandalkan baterai sebagai sumber energi untuk menggerakkan kendaraan. Bagian yang sangat penting pada mobil listrik jenis ini adalah motor listrik, baterai, charger (alat pengisian ulang energi listrik pada baterai), dan sistem kendali (controller). Motor yang digunakan pada mobil listrik ini adalah jenis motor DC seri. Motor
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
91
DC jenis ini mempunyai ciri kumparan penguat medan diseri terhadap kumparan armatur. Kelebihan dari Motor DC jenis ini yaitu daya output yang dihasilkan besar. Tipe motor DC yang digunakan adalah EJ44001, produk dari club car buatan USA, dengan tegangan output 48 VDC 2.300 RPM dan daya yang dihasilkan sebesar 3,3 HP. Uji kinerja sistem fuel cell dilakukan dengan menghitung efisiensi, mengukur kebutuhan bahan bakar, pengujian pengisian baterai mobil dengan fuel cell, dan uji keamanan sistem. Pada pengujian selama 0:12:19 ini efisiensi aktual yang terukur naik turun dengan maksimum 64,91% dan minimum 45,59% dari efisiensi ideal, yaitu 83% . Hal ini karena semakin tinggi arus yang dihasilkan, semakin rendah efisiensinya dan sebaliknya bila semakin arus rendah, semakin tinggi efisiensinya. Kebutuhan bahan bakar hidrogen berbeda-beda bergantung pada ratarata target daya yang dibutuhkan. Misalnya pada rata-rata daya yang dibutuhkan adalah 300 watt maka kebutuhan bahan bakar yang dibutuhkan adalah 4,995681 NL/min. Total tegangan dan arus pada baterai mobil adalah 72 volt yang diserikan (8 volt berjumlah 6 buah dan 12 volt berjumlah 2 buah dengan total 72 volt) dan 100Ah pada tiap baterai mobil sehingga ampere yang disarankan adalah 1/10 dari 100AH tersebut yaitu 10 Ampere untuk pemakaian jangka panjang baterai tersebut sehingga total pengisian bisa mencapai 10 jam dan tegangan yang dianjurkan adalah 73-75 volt. Aspek keamanan mobil fuel cell dibedakan atas keamanan kelistrikan dan keamanan hidrogen. Dalam hal keamanan listrik, total baterai yang digunakan adalah baterai 72 volt DC, sehingga diharuskan berhati-hati dalam pengerjaan pengujian, penginstalan dan pemakaian. Misalkan terjadi arus pendek yang mengakibatkan munculnya titik nyala api, untuk memastikan keselamatan dalam pengerjaan maka pastikan semua konduktor dan terminal di isolasi dan pasanglah sebuah sistem tombol emergency yang akan diaktifkan seperti memutuskan supply 12 Volt ke sistem AutoPAK (menutup katup H2), memutuskan supply 48V ke motor (mencegah mobil berjalan), dan memutuskan supply 72V ke baterai (mengurangi risiko terjadinya arus pendek. jika kabel 72 V menyentuh chasis mobil ). Dalam hal keamanan hydrogen, Hidrogen mendatangkan beberapa bahaya kesehatan pada manusia, mulai dari potensi ledakan dan kebakaran ketika tercampur dengan udara, sampai dengan sifatnya yang menyebabkan asfiksia pada keadaan murni tanpa oksigen. Gas hidrogen yang mengalami kebocoran dapat menyala dengan spontan. Selain itu api hidrogen sangat panas, namun hampir tidak dapat dilihat dengan mata
92
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
telanjang, sehingga dapat menyebabkan kasus kebakaran yang tak terduga. Oleh karena itu pastikan semua selang terhubung dengan baik, apabila diperlukan lakukan pengecekan dengan cairan sabun.
Gambar 31. Desain Mobil Fuel Cell dan Mobil Aktual Hasil Rakitan 4. Bidang Geologi Kelautan Pilot Plant/prototype/demo plant atau rancangan/rancang bangun/formula pada bidang Geologi Kelautan terdiri dari 2 buah, yaitu: a. Rancang Bangun Dudukan dan Catudaya Peralatan Oceanography b. Kajian Teknis Rancang Bangun Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut Hasil Pilot Plant/prototype/demo plant atau rancangan/rancang bangun/formula di bidang Geologi Kelautan, antara lain sebagai berikut: a. Rancang Bangun Dudukan dan Catudaya Peralatan Oceanography Tujuan perancangan adalah tersedianya dudukan dan catudaya sebagai sara penunjang peralatan oceanography. Hasil perancangan adalah rangka dudukan catu daya, regulator DC to DC dari 12 Volt ke 18 Volt, 24 Volt dan 32 Volt, serta pembuatan Marine Plug Conector 3 Pin. b. Kajian Teknis Rancang Bangun Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut Tujuan kajian adalah untuk desain sistem pembangkit listrik tenaga arus laut. Sebelum melakukan perancangan, tim melaksanakan FGD untuk berbagi pengalaman tentang jenis pembangkit tenaga arus laut yang cocok dikembangkan di Indonesia. FGD Arus Laut dilaksanakan di ITS Surabaya tanggal 11 Agustus 2014. Dari hasil diskusi dan masukan para peneliti yang melaksanakan berbagai penelitian arus laut di Indonesia, tim memilih teknologi PLTAL dengan sistem floating (vertical axis) dan mendesain jenis pembangkit tersebut.
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
93
5. Tujuan 5: Terwujudnya peningkatan kapasitas kelembagaan Sasaran: terwujudnya peningkatan kapasitas kelembagaan dengan indikator: terlaksananya program/kegiatan penguatan kelembagaan yang selaras dengan kegiatan litbang Badan Litbang ESDM terus berupaya untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan melalui beberapa kegiatan, antara lain sebagai berikut: a. Pembinaan, Pengawasan dan Diseminasi Kelitbangan Energi dan Sumber Daya Mineral Pada Tahun 2014, Badan Litbang ESDM menyelenggarakan Seminar Nasional Hasil Litbang Faktor Emisi CO 2 dengan tema Penetapan Faktor Emisi CO 2 Nasional (Specific country-TIER 2) dari Bahan Bakar Minyak dan Batubara” yang diselenggarakan pada tanggal 29 – 31 Oktober 2014 di Bandung. (Gambar 32).
Gambar 32. Pelaksanaan Seminar Nasional Hasil Litbang Faktor Emisi CO 2 . Adapun peserta dalam forum ini adalah dari Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perhubungan, Asosiasi Industri, Pelaku Industri Migas dan Batubara, Perguruan Tinggi, Unit Kerja di Lingkungan Badan Litbang ESDM, dan Unit Kerja di lingkungan Kementerian ESDM dan dihadiri sebanyak kurang lebih 100 peserta. b. Penghargaan Energi Penghargaan Energi pada tahun 2014 merupakan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan untuk keempat kalinya. Secara umum, jumlah Calon Penerima “Penghargaan Energi 2014” ini sebanyak 115 (seratus lima belas) calon. Jumlah ini lebih banyak dibandingkan dengan Calon pada tahun 2013
94
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
sebanyak 82 Calon, atau dengan perkataan lain naik sebesar 40%. Berikut rincian Calon Penerima Penghargaan Energi tahun 2014: a. Penghargaan Energi Prakarsa, sebanyak 43 (empat puluh tiga) Calon (Unsur Perorangan sebanyak 25 (dua puluh lima) Orang dan Kelompok Masyarakat sebanyak 18 (delapan belas) Kelompok. b. Penghargaan Energi Pratama, sebanyak 42 (empat puluh dua) Perusahaan Nasional, Daerah/Asing. c. Penghargaan Energi Prabawa, sebanyak 30 (tiga puluh) Provinsi/Kabupaten dan Kementerian/Lembaga. Para Penerima Penghargaan Energi tahun 2014 mendapat kesempatan istimewa untuk bertemu dengan teladan nasional di Istana Negara sekaligus bersilaturahmi dengan Presiden RI beserta jajaran Menteri Kabinet Bersatu Jilid II pada tanggal 18 Agustus 2014. Penganugerahan Penghargaan Energi ke-4 tahun 2014 dilaksanakan di di Balai Kartini, Jakarta Selatan pada tanggal 18 Agustus 2014. Para Penerima Penghargaan Energi tahun 2014 menerima langsung Piala (Gambar 33) dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Jero Wacik.
Gambar 33. Penerima Penghargaan Energi 2014 bersama Menteri ESDM dan Wakil Menteri ESDM. Selanjutnya, 15 Penerima Penghargaan Energi Tahun 2014 sesuai Keputusan Menteri ESDM adalah sebagai berikut: 1. Keputusan Menteri ESDM Nomor 3322 K/74/MEM/2014 tanggal 18 Agustus 2014 tentang Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Tahun 2014. Penerima Penghargaan Energi Prakarsa (Perorangan/Kelompok Masyarakat) tahun 2014 adalah sebagai berikut.
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
95
Tabel 21. No 1. 2. 3.
Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Perorangan Nama
Lokasi Pontianak, Kalimantan Barat Bengkalis, Provinsi Riau Magetan, Jawa Timur
Amin Sofyan Hadi
Suhargo
Tabel 22.
Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Kelompok Masyarakat
No
Nama
Lokasi
1. 2. 3.
Prof. DR. Eliza Hambali dan Tim Koperasi “SAE” Pujon Universitas Islam Riau
Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat Malang, Jawa Timur Pekanbaru, Riau
2. Keputusan Menteri ESDM Nomor: 3323 K/74/MEM/2014 tanggal 18 Agustus 2014 Tentang Penerima Penghargaan Energi Pratama Tahun 2014. Tabel 23.
Penerima Penghargaan Energi Pratama
No
Nama
Lokasi
1. 2. 3. 4.
PT. Duta Pudak Lestari PT. Odira Energy Persada PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk PT. Wilmar Bioenergi Indonesia
Kab. Muaro, Jambi DKI Jakarta Gresik, Jawa Timur Medan, Sumatera Utara
3. Keputusan Menteri ESDM Nomor: 3324 K/74/MEM/2014 tanggal 18 Agustus 2014 Tentang Penerima Penghargaan Energi Prabawa Tahun 2014.Penerima Penghargaan Energi Prabawa No
Instansi Pemerintah
Lokasi
1.
Kepulauan Riau
2. 3. 4.
Pemerintahan Kabupaten Kepulauan Anambas Pemerintahan Kabupaten Lombok Utara Pemerintahan Kabupaten Pasaman Pemerintahan Kabupaten Badung
5.
Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah
Jawa Tengah
Nusa Tenggara Barat Sumatera Barat Bali
Pada tahun 2014, ada yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, yaitu pemberian The Best dari setiap kategori (Amin; Prof. Dr. Erliza Hambali dan Tim; PT. Duta Pudak Lestari dan Pemerintah Kabupaten Badung), dan dari 4 The Best tersebut dipilih The Most Inspiring, yaitu Amin.
96
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
c. Inkubator Bisnis Hasil Litbang Pada tahun 2014, berangkat dari hasil inovasi di lingkungan Badan Litbang ESDM yang belum termanfaatkan di masyarakat, Badan Litbang ESDM memetakan hasil inovasi yang siap termanfaatkan dengan bantuan Tim Inkubator. Dari sekian banyak hasil penelitian, Tim memilih dan membahas dengan cermat 7 program unggulan yang diperkirakan paling maju untuk dapat segera di komersialkan. Ketujuh program itu adalah (1) mini air gun, (2) cyclone burner, (3) gasifikasi batubara untuk menghasilkan bahan bakar mesin diesel, (4) gasifikasi batubara skala kecil untuk industri kecil, (5) biodiesel dari minyak kemiri sunan, (6) Rig CBM dan (7) pengolahan tanah tercemar dan oil sludge endapan tanki minyak. Dari 7 produk hasil penelitian yang dianggap paling unggul tersebut di atas, terhadap produk-produk tersebut masih harus dilakukan banyak perbaikan untuk dapat dikomersialkan dan saat ini Tim Inkubator masih menggodok bentuk inkubasi yang dapat diterapkan terhadap hasil penelitian unggulan tersebut. d. Knowledge Management (KM) Berdasarkan skala prioritas dan untuk memenuhi kebutuhan suatu lembaga litbang dalam rangka meningkatkan kapasitas kelembagaan, sejak tahun 2010 Badan Litbang ESDM mulai mengembangkan kegiatan Pengelolaan Pengetahuan (Knowledge Management) berupa sosialisasi KM dan forum Knowledge Sharing yang diselenggarakan di lingkungan Badan Litbang ESDM. Pada Tahun 2014, kegiatan Pengelolaan Pengetahuan (Knowledge Management) adalah menyelenggarakan beberapa Forum Knowledge Sharing dengan tema “Peran Litbang ESDM dalam membangun ekonomi berbasis pengetahuan” dan narasumber Prof. Dr. Jann Hidajat Tjakraatmadja (SBM-ITB). Selain forum Knowledge Sharing, kegiatan KM juga mencoba menangkap pengetahuan yang ada dari para ahlinya melalui wawancara kemudian dibukukan dalam Buku Seri Knowledge Management. Pada tahun 2014, telah dilakukan wawancara terhadap 2 (lima) peneliti senior di lingkungan Badan Litbang ESDM, yaitu Dr. Umar Said dan Ir. Benny Facius Dictus.
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
97
Gambar 34. Buku Seri Knowledge Management tahun 2014. e. Kerja Sama Pada tahun 2014 telah dilaksanakan kegiatan kerja sama dalam negeri dengan Instansi Pemerintah, BUMN, dan Perguruan Tinggi dengan rincian pada Tabel 24. Tabel 24.
Daftar Kerja Sama Dalam Negeri
No. Nama Instansi 1. Universitas Gadjah Mada 2. Universitas Sumatera Utara 3. Institut Teknologi Sepuluh November 4. Universitas Udayana
No. Nama Instansi 10. PT. Pertamina (Persero) 11. PT. ANTAM (Aneka Tambang) 12. PT Smelting Gresik 13.
5.
14.
6.
ITATS (Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya) Universitas Islam Riau
7.
PT Kertas Leces
16.
8.
PT Geo Dipa Energi
17.
9.
PT Odira Energy Persada
18.
15.
BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional) BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Badan Litbang KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan) Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai
Selain kerja sama dalam negeri, terdapat juga kerja sama luar negeri, yaitu dengan KIER (Korea Institute Of Energy Research), Dongfang Electric International (China), dan KOGAS (Korea).
98
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
2. Capaian Anggaran/Keuangan 1. Realisasi Anggaran/DIPA Tahun 2014 Pagu anggaran/DIPA tahun 2014 (pagu awal) sebesar Rp. 703.200.395.000,-. pada awalnya keseluruhan dengan anggaran blokir/dibintang (*) disebabkan Pagu Anggaran Kementerian ESDM tahun 2014 baru mendapat pengesahan/persetujuan dari Komisi VII DPR-RI tanggal 5 Desember 2013 sedangkan dokumen DIPA tahun anggaran 2014 telah diterbitkan oleh Kementerian Keuangan tanggal 5 Desember 2013. Persetujuan buka blokir/bintang (*) oleh Kementerian Keuangan dilakukan melalui proses pengajuan revisi sesuai ketentuan revisi anggaran ini yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 7/PMK.02/2014 tanggal 13 Januari 2014 tentang Tata Cara Revisi Anggaran Tahun 2014 yang selanjutnya dilakukan pengesahan/persetujuan melalui surat Direktur Anggaran I (u.b. Direktur Jenderal Anggaran) Nomor S-129/AG/2014 tanggal 23 Januari 2014 hal Pengesahan Revisi Anggaran. Pada pagu awal anggaran DIPA terdapat Output Cadangan sebesar Rp 2,51 milyar dikarenakan adanya efisiensi dari Belanja Barang (perjalanan dinas, biaya pemeliharaan peralatan dan mesin) dan Belanja Modal (pengadaan kendaraan). Pagu anggaran/DIPA tahun 2014 selanjutnya mengalami pengurangan/penurunan dengan pagu awal Rp. 703.200.395.000,-. menjadi Rp. 702.023.115.000,- dengan rincian per kegiatan pada Tabel 25. Pengurangan anggaran ini dikarenakan adanya kebijakan penghematan anggaran berdasarkan berdasarkan Inpres No. 4 Tahun 2014 tentang Langkah-Langkah Penghematan dan Pemotongan Anggaran Belanja Kementerian Negara/Lembaga Dalam Rangka Pengamanan Pelaksanaan APBN Tahun Anggaran 2014 dan Surat Menteri Keuangan Nomor S-910/AG/2014 tanggal 23 Mei 2014 tentang Penundaan/Penangguhan Revisi Anggaran Dalam Rangka Mempercepat Penyelesaian Revisi Penghematan/Pemotongan Belanja K/L TA 2014. Pengesahan anggaran untuk penghematan/pemotongan anggaran sebesar Rp. 1.177.280.000,- berdasarkan surat Direktur Anggaran I (u.b. Direktur Jenderal Anggaran) Nomor S-1246/AG/2014 tanggal 14 Juli 2014. Anggaran penghematan tersebut berasal dari Output Cadangan. Selanjutnya terdapat pengalihan alokasi anggaran sebesar Rp. 17.908.736.000,- dari kode kegiatan 1913 (Satker P3TMGB “LEMIGAS) ke 1912 (Satker P3TMB) melalui proses revisi dengan persetujuan
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
99
berdasarkan surat Direktur Anggaran I (u.b. Direktur Jenderal Anggaran) Nomor S-1841/AG/2014 tanggal 6 Oktober 2014. Tabel 25.
Alokasi Anggaran Pada Badan Litbang ESDM Awal dan Setelah Penghematan
KODE KEGIATAN 1910 1911
1912 1913 1914
115.279.976.000
SETELAH PENGHEMATAN (Rupiah) 115.279.976.000
111.720.024.000
111.388.344.000
100.000.000.000
117.908.736.000
330.000.019.000
311.281.303.000
46.200.376.000
46.164.756.000
703.200.395.000
702.023.115.000
AWAL (Rupiah)
NAMA KEGIATAN Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan, dan Konservasi Energi Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral TOTAL
Miliar Rupiah
Alokasi Anggaran
Alokasi anggaran mengalami perubahan penambahan/pengurangan dikarenakan ada penghematan dan revisi anggaran. Perubahan paling besar pada kegiatan dengan kode 1913 (Satker P3TMGB”LEMIGAS”) sebesar 5,67% dari anggaran sebesar Rp. 330.000.019.000,- menjadi Rp. 311.281.303.000,-, sementara pada kegiatan dengan kode 1912 (Satker P3TMB) mengalami kenaikan sebesar 17,91% dari Rp. 100.000.000.000,menjadi Rp. 117.908.736.000,- sehingga penghematan seluruh kegiatan adalah sebesar 0,17% dari Rp. 703.200.395.000,-. menjadi Rp. 702.023.115.000,- (Gambar 35). 350 300 250 200 150 100 50 0
Awal (Rupiah)
1910
1911
1912
1913
1914
Kode Kegiatan
Gambar 35. Alokasi Anggaran Setelah Penghematan berdasarkan jenis Kegiatan.
100
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
Adanya penambahan anggaran pada kegiatan 1912 (Satker P3TMB) untuk revitalisasi kemampuan kapasitas laboratorium mineral dan batubara Puslitbang tekMIRA. Upaya tersebut merupakan tindaklanjut dari penunjukan Puslitbang tekMIRA oleh Direktur Jenderal Mineral dan Batubara untuk melakukan witness/sampling analisa perhitungan kualitas dan kuantitas batubara yang dikapalkan/dijual, sebagai tindak lanjut Action Plan KPK tentang Kajian Sistem Pengelolaan PNBP Mineral dan Batubara serta untuk memastikan keakuratan hasil analisis kualitas dan kuantitas batubara yang dianalisis oleh surveyor independen. Dari 5 (lima) kegiatan yang ada di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral pada tahun anggaran 2014, realisasi penyerapan anggaran sampai akhir Triwulan IV sebesar 68,57% dari total pagu anggaran/DIPA sebesar Rp. 702.023.115.000,-. Realisasi dan sisa anggaran berdasarkan jenis belanja dapat dilihat pada Tabel 26. Tabel 26.
Realisasi dan Sisa Anggaran Setelah Penghematan
Jenis Belanja
Pagu Anggaran (Rp.)
•Belanja Pegawai •Belanja Barang •Belanja Modal Jumlah
89.759.083.000 435.453.319.000 176.810.713.000 702.023.115.000
Realisasi (Rp.)
Sisa Anggaran (Rp.) %
% 79,35 71.222.980.968 18.536.102.032 66,55 289.778.088.488 145.675.230.512 120.755.513.286 68,30 56.055.199.714 481.756.582.742 68,62 220.266.532.258
20,65 33,45 31,70 31,38
Pagu anggaran berdasarkan jenis belanja dapat dilihat pada Gambar 36, terbesar pada belanja barang, yaitu sebesar 62,02% (Rp. 435.453.319.000,-), kemudian pada belanja modal sebesar 25,19% (Rp. 176.810.713.000,-), dan belanja pegawai sebesar 12,79% (Rp. 89.759.083.000,-).
Pagu Anggaran •BELANJA PEGAWAI Rp. 176.810.713.00 0,- ; 25,19%
•BELANJA BARANG
•BELANJA MODAL
Rp. 89.759.083.000 ; 12,79%
Rp. 435.453.319.00 0,- ; 62,02%
Gambar 36. Pagu anggaran berdasarkan jenis belanja.
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
101
Realisasi Anggaran berdasarkan jenis belanja (Gambar 37) paling besar dicapai pada belanja pegawai sebesar 79,35% (Rp. 71.222.980.968,-), kemudian belanja modal 68,1% (Rp. 120.408.005.686,-), dan belanja barang sebesar 66,55% (Rp. 289.778.088.488,-).
Realisasi •BELANJA PEGAWAI
•BELANJA BARANG
68,30%; Rp. 120.755.513.286, -
•BELANJA MODAL 79,35%; Rp. 71.222.980.968,-
66,53%; Rp. 289.778.088.488, -
Gambar 37. Realisasi Anggaran berdasarkan jenis Belanja. Sisa anggaran berdasarkan jenis belanja (Gambar 38) paling besar pada belanja barang sebesar 33,45% (Rp. 145.675.230.512,-), kemudian belanja modal sebesar 31,7% (Rp. 56.055.199.714,-), dan belanja pegawai sebesar 20,65% (Rp. 18.536.102.032,-).
Sisa Anggaran •BELANJA PEGAWAI
•BELANJA BARANG
•BELANJA MODAL 20,65%; Rp. 18.536.102.032,-
31,7%; Rp. 56.055.199.714,-
33,45%; Rp. 145.675.230.512, -
Gambar 38. Sisa Anggaran berdasarkan jenis belanja. Pada pagu awal anggaran DIPA terdapat Output Cadangan sebesar Rp 2,51 milyar, namun setelah dilakukan revisi status anggaran Output Cadangan menjadi Rp. 0,-.
102
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
Tabel 27.
Realisasi anggaran belanja per program tahun 2014
KODE
KEGIATAN APBN
PAGU (Rupiah)
1910
Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan, dan Konservasi Energi Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi “LEMIGAS” Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral
115.279.976.000
95.488.139.255
82,83
111.388.344.000
67.204.935.424
60,33
117.908.736.000
90.251.026.521
76,54
311.281.303.000
193.639.024.839
62,21
46.164.756.000
35.173.456.703
76,19
702.023.115.000
481.756.582.742
68,62
1911
1912 1913
1914
TOTAL
REALISASI (Rupiah)
%
Berdasarkan data dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa secara umum dalam pelaksanaan kegiatan tahun 2014 telah menyerap anggaran yang tersedia untuk menghasilkan output berdasarkan target kegiatan. Namun demikian terdapat beberapa kegiatan tahun 2014 yang tidak terlaksana atau realisasi rendah sehingga mempengaruhi jumlah realisasi anggaran. Hal ini disebabkan antara lain : a. Besar pemotongan/penghematan anggaran sebesar 1,18 miliar atau 0,17% dari total anggaran. Anggaran tersebut berasal dari output cadangan yang pada awal tahun semula sebesar Rp. 2,52 miliar. Terhadap output cadangan telah diusulkan revisi, sampai dengan akhir tahun status anggaran output cadangan menjadi Rp. 0,-. c. Pada pengadaan Barang/Jasa terdapat gagal dalam pelaksanaan lelang. d. Anggaran belanja Badan Layanan Umum (BLU) di P3TMGB “LEMIGAS” tidak terealisasi sebesar Rp. 66,28 milyar, disebabkan PMK tentang renumerasi belum ada dan masih dalam pembahasan Kementerian Keuangan. e. Belanja modal pelaksanaan pembangunan Gedung Perkantoran dan Laboratorium pada P3TKEBTKE tidak terlaksana sebesar Rp 30,14 milyar. Hal ini dikarenakan kegiatan Pematangan Lahan Perkantoran dan Laboratorium serta Pemagaran baru selesai dilaksanakan tahun ini. f. Penghematan Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota (MAK 524119), terdiri atas Biaya Perjalanan Dinas dan Biaya Paket Kegiatan Rapat/Pertemuan Full Board. Hal ini disebabkan adanya surat edaran
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
103
Menteri PAN & RB nomor 4 Tahun 2014 tanggal 17 November 2014 tentang Peningkatan Efektitas dan Efisiensi Kerja Aparatur Negara yang isi agar menghentikan pelaksanaan kegiatan konsinyering/Focus Group Discussion (FGD), dan rapat-rapat teknis lainnya di luar kantor seperti di hotel/villa/cottage/resort. e. Adanya sisa Gaji danTunjangan suami/istri (PNS pensiun), Tunjangan fungsional (diberhentikan sementara/permanen), dan Efisiensi Belanja uang makan PNS. g. Efisiensi Belanja (belanja di bawah pagu) 3. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran dan Kegiatan Dalam upaya meningkatkan pelaksanaan anggaran dan kegiatan telah dilakukan pengendalian internal melalui penerbitan Instruksi Kepala Badan Litbang tentang monitoring dan evaluasi sebagai berikut : • Instruksi Kepala Badan Nomor 186.K/82/BLB/2012 tanggal 27 Januari 2012 tentang Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja di Lingkungan Badan Litbang ESDM; • Instruksi Kepala Badan Nomor 211.K/82/BLB/2012 tanggal 16 Maret 2012 tentang Monitoring Pelaksanaan Kegiatan di Lingkungan Badan Litbang ESDM Monitoring pelaksanaan anggaran pada periode 2013 selanjutnya mengalami perubahan dengan dibentuknya Tim Evaluasi Pengawasan dan Penyerapan Anggaran (TEPPA) oleh Presiden RI tahun 2012. Pelaksanaan kegiatan ini melalui Sistem Monitoring TEPPA (sismontep) untuk mendorong penyerapan anggaran. Kegiatan Sismontep ini pada tahun 2014 sudah tindak berlanjut, namun demkian upaya monitoring pelaksanaan anggaran tetap dilaksanakan melalui kegiatan rekonsiliasi dan forum pertemuan dengan para Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pada Satuan Kerja di lingkungan Badan Litbang ESDM. Melalui monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran telah dilakukan upaya-upaya percepatan absorbsi penyerapan anggaran tahun 2014, melakukan bimbingan teknis dan pendampingan secara terus menerus kepada para Pengelola APBN dalam proses pelaksanaan anggaran dan pencairan dana Monitoring kemajuan pelaksanaan kegiatan dilaksanakan pada tahun berjalan, yaitu akhir bulan ke-3 (B03), akhir bulan ke-6 (B06), akhir bulan ke-9 (B09), dan akhir bulan ke-12 (B12), dilakukan terhadap 124 kegiatan Litbang. Adapun capaian 124 kegiatan adalah sebagai berikut (Gambar 39):
104
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
• • • •
0 kegiatan (0%), penilaian Baik Sekali/kategori Biru 122 kegiatan (98,4%), penilaian Baik /kategori Hijau 2 kegiatan (1,6%), penilaian Cukup/kategori Kuning 0 kegiatan (0%), penilaian Kurang/kategori Merah 2%
Baik Sekali Baik Cukup Kurang
98%
Gambar 39. Hasil Evaluasi Pelaksanaan Monitoring Periode Sampai dengan Bulan Desember 2014 (B12)
B. Pencapaian Kinerja Jangka Menengah (Periode Rencana Strategis 2010 – 2014) 1. Pencapaian Program dan Kegiatan Rentra 2010-2014 Selama periode 2010 – 2014 telah dilaksanakan kegiatan yang didanai oleh APBN (DIPA) dialokasikan dalam Program Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral, yang menghasilkan output dan outcome yang mendukung tercapainya Indikator Kinerja Utama (IKU) yang tercantum dalam Penetapan Kinerja (PK) pada tahun berjalan.
Jumlah Kegiatan Litbang
Pada capaian tingkat output, jumlah kegiatan litbang yang telah dilaksanakan pada tahun 2010 – 2014 sebagaimana tercantum dalam Gambar 40. 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0
P3TMGB
P3TMB
54
2011 2012 2013 2014
2010
P3GL
TOTAL
44
P3TKEBTK E 19
43
160
54
48
23
37
162
35
28
21
24
108
43
24
23
27
117
32
31
28
33
124
Gambar 40. Jumlah Kegiatan Litbang dalam Kurun Waktu 2010 – 2014
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
105
Sedangkan perbandingan antara realisasi jumlah kegiatan litbang dan Renstra 2010-2014 sebagaimana tercantum dalam Gambar 41. 180
Jumlah Kegiatan Litbang
140
162
160
160 126
120
117
116
108
100
124
117 104
97 Target RENSTRA
80
Realisasi
60 40 20 0 2010
2011
2012
2013
2014
Gambar 41. Perbandingan jumlah kegiatan pada Renstra dan realisasinya pada 2010 - 2014. Secara keseluruhan dibandingkan tahun 2010 (based year) jumlah kegiatan litbang meningkat (1,3%) pada tahun 2011 namun mengalami penurunan pada tahun 2012, 2013, dan 2014. Namun demikian, secara umum pada periode Renstra 2010-2014 ini realisasi kegiatan litbang selama empat tahun (kecuali tahun 2012 di bawah target Renstra) dapat melebihi target yang telah ditetapkan dikarenakan adanya penambahan jumlah kegiatan litbang yang merupakan hasil optimalisasi anggaran dengan menggunakan anggaran output cadangan. 2. Pencapaian Indikator Kinerja Utama Dibandingkan Dengan Renstra 20102014 dan Penetapan Kinerja (PK) Pada capaian tingkat outcome yang merupakan indikator kinerja utama Badan Litbang ESDM, selama periode 2010-2011 telah dilakukan review terhadap indikator kinerja utama Badan Litbang ESDM, di mana semula 6 indikator kinerja dan pada tahun 2012 - 2014 menjadi 7 indikator kinerja, yaitu 1) Jumlah Laporan Ilmiah 2) Jumlah Makalah Ilmiah Yang Diterbitkan Oleh Media Yang Terakreditasi 3) Jumlah Usulan Paten, Hak Cipta dan Litbang Inovasi 4) Jumlah Peta/Atlas Potensi Minyak dan Gas Bumi, Ketenagalistrikan, Energi Baru dan Terbarukan, serta Geologi Kelautan 5) Jumlah Usulan Masukan/ Rekomendasi Kebi-jakan/ Regulasi (NSPK) dan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI)
106
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
6) Jumlah Pilot Plant/ Prototype/Demo Plant atau Rancangan/ Rancang Bangun/ Formula 7) Indeks Kepuasan Pelanggan Atas Layanan Jasa Teknologi di Bidang Penelitian dan Pengembangan ESDM dan Sertifikasi Produk Tabel 28.
Target Kinerja 2010 s.d 2014
Keterangan : - Sejak tahun 2012 terdapat perubahan indikator kinerja, antara lain tambahan berupa "Laporan Ilmiah" dan "Indeks Kepuasan Pelanggan" (menggantikan "Jumlah Realisasi PNBP")
Tabel 29. Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Terwujudnya programprogram litbang unggulan
Jumlah Laporan Ilmiah Jumlah makalah ilmiah yang diterbitkan oleh media yang terakreditasi Jumlah usulan paten, hak cipta dan litbang inovasi
Satuan
Realisasi Kinerja 2010 – 2014 Realisasi 2010
Realisasi 2011
Laporan
Realisasi 2012
Realisasi 2013
Realisasi 2014
102
117
122
Makalah
132
140
80
62
98
Usulan
9
6
7
20
26
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
107
Terwujudnya kontribusi dalam perumusan dan evaluasi kebijakan sektor ESDM
Terwujudnya sentra teknologi di bidang ESDM
Terwujudnya peningkatan jasa teknologi
Jumlah Peta/Atlas Potensi Minyak dan Gas Bumi, Ketenagalistrik an, Energi Baru dan Terbarukan, serta Geologi Kelautan
Peta/ Atlas
9
9
23
18
24
Jumlah Usulan Masukan/Reko mendasi Kebijakan/Regulasi (NSPK) dan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Jumlah Pilot Plant/Prototype / Demo Plant atau Rancangan/ Rancang Bangun/Formul a Indeks kepuasan pelanggan atas layanan jasa teknologi di bidang penelitian dan pengembanga n ESDM dan sertifikasi produk Jumlah realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) kegiatan Jasa Penelitian dan Pengembanga n terhadap target yang ditetapkan
Usulan/ Rancangan
28
43
25
35
34
Pilot Plant/ Prototype/ Demo Plant
29
31
30
26
24
%
--
--
85
89
88,7
Juta Rp
34.574
47.138
--
--
--
Pada capaian tingkat outcome, secara umum pada tahun 2010-2014 realisasi melebihi target PK yang telah ditetapkan dikarenakan adanya penambahan jumlah kegiatan litbang yang merupakan hasil optimalisasi anggaran dengan menggunakan anggaran output cadangan. Sedangkan capaian
108
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
Indikator “Realisasi PNBP Kegiatan Jasa Penelitian dan Pengembangan” tahun 2010 dan 2011 berada di bawah target disebabkan terdapat tagihan outstanding di P3TMGB “LEMIGAS” masih dalam proses pembayaran. Selanjutnya, pencapaian indikator kinerja kegiatan utama dijabarkan per tahun dan secara total dibandingkan dengan Target Renstra 2010-2014 untuk mengukur pencapaian kinerja selama periode 5 tahun, disajikan pada Gambar 42. Indikator Kinerja yang ditampilkan sebanyak tujuh indikator kinerja yang disesuaikan dengan Penetapan Kinerja. Gambar 42 menunjukkan total realisasi IKU dibandingkan target Penetapan Kinerja dan Target Renstra selama periode 2010 sampai dengan tahun 2014. Dari tujuh indikator tersebut, capaian kinerja pada enam indikator IKU melebihi target yang ditetapkan, yaitu Laporan Ilmiah, Makalah Ilmiah, Usulan Paten/Hak Cipta/Litbang Inovasi, Peta/Atlas Potensi, Pilot Plant, Indeks Kepuasan Pelanggan. Hal ini dikarenakan adanya penambahan jumlah kegiatan litbang yang merupakan hasil optimalisasi anggaran dengan menggunakan anggaran output cadangan. Sedangkan capaian indikator Usulan Masukan Kebijakan melebihi PK namun tidak mencapai target yang ditetapkan dalam Renstra (65 usulan kebijakan dari 68 usulan kebijakan). Tidak tercapainya target Renstra ini dikarenakan pada tahun anggaran 2012 sampai dengan 2014 pagu anggaran berada di bawah pagu indikatif Renstra. Usulan masukan kebijakan ini sebagian besar merupakan “inisiatif” dari Puslitbang/Badan Litbang, sedangkan hanya beberapa kegiatan saja yang merupakan penugasan/permintaan dari Direktorat Jenderal di lingkungan KESDM atau instansi terkait lainnya. Perlu dijelaskan pada indikator kinerja ini terdapat dua indikator kinerja pada Renstra tidak ada target namun dalam PK target tersebut tercantum. Kedua indikator kinerja tersebut yaitu Laporan Ilmiah dan Indeks Kepuasan Pelanggan. Tidak dicantumkannya target Renstra tersebut karena ada perubahan/revisi jumlah indikator kinerja pada tahun 2012, sedangkan target Renstra telah ditetapkan pada tahun 2010.
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
109
Gambar 42. Perbandingan Realisasi dengan Target Penetapan Kinerja per Indikator Kinerja Tahun 2010 – 2014
110
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
Gambar 43. Perbandingan Jumlah Kumulatif Realisasi Penetapan Kinerja Terhadap Target PK dan Target Renstra Untuk Indikator Kinerja Tahun 2010-2014 2.
Evaluasi Pelaksanan Anggaran Tahun 2010 - 2014 Pada Gambar 43pada periode Renstra 2010-2014 pagu anggaran per tahun dibandingkan tahun 2010 (based year) dari tahun 2011 sampai dengan 2014 berada di bawah target indikatif Renstra. Pencapaian realisasi anggaran per tahun dibandingkan pagu anggaran selama lima tahun tersebut antara 68,6 sampai 83,6 persen. Realisasi tertinggi pada tahun 2013 (83,6%) sedangkan terendah pada tahun 2014 (68,6 persen). Penjelasan tentang rendahnya capaian realisasi anggaran telah dibahas pada sub bab Capaian Anggaran/Keuangan di atas.
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
111
Gambar 44. A. Perbandingan Pagu Anggaran per Tahun Terhadap Pagu Indikatif RenstraTahun 2010-2014; B. Capaian Realisasi Terhadap Pagu Anggaran Tahun 2010-2014 (Satuan Anggaran Dalam Juta Rupiah) 3. Analisa Permasalahan dan Tindak Lanjut Permasalahan: a. Hasil kegiatan litbang adalah laporan dan paten, prototype, pilot plant, dan demo plant yang belum diimplementasikan; b. Pemanfaatan hasil litbang untuk pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan masih terbatas; c. Upaya terobosan pencarian solusi untuk menjawab tantangan ketahanan energi nasional, pengurangan konsumsi BBM dan pelaksanaan hilirisasi mineral dan batubara melalui berbagai inovasi teknologi dengan jumlah kompetensi SDM yang terbatas; d. Beberapa analisa laboratorium dilakukan melalui pihak ketiga karena keterbatasan sarana dan prasarana litbang ; e. Lokasi survei yang semakin jauh memerlukan modernisasi teknologi, khususnya tuntutan peralatan survei dan pengelolaan SDM serta kebutuhan akan kualitas/kuantitas hasil survei semakin tinggi. f. Usulan pengadaan barang dan jasa untuk mendukung kegiatan litbang bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan g. Belum ada kebijakan pendukung: • Penghargaan bagi inventor untuk mendapatkan royalty (reward) • Belum ada aturan pelaksanaan pengelolaan hasil litbang (PP 20/2005) • Pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan
112
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
Tindak Lanjut a. Peningkatan ekonomi berbasis pengetahuan melalui pemanfaatan hasilhasil litbang(pilot plant/rancang bangun/formula/demo plant); b. Sinergi kelitbangan sektor ESDM dengan Kementerian/lembaga terkait, industri/dunia usaha, dan masyarakat; c. Upaya peningkatan kapasitas SDM yang sistematis dan komprehensif secara terus menerus sebagai pembinaan untuk mewujudkan SDM yang kompeten dan profesional di bidangnya; d. Upaya peningkatan kapasitas sarana dan prasarana kegiatan kelitbangan melalui pengembangan laboratorium dengan mempertimbangkan kecenderungan perkembangan teknologi di masa yang akan datang
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
113
IV. Penutup
B
erdasarkan pengukuran kinerja tahun 2014 telah dilakukan sejumlah kegiatan untuk menunjang tugas dan fungsi Badan Penelitian dan Pengembangan ESDM yaitu: “Melaksanakan Penelitian dan Pengembangan di Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral”, dan dalam rangka pencapaian sasaran tahun 2014 dengan hasil sebagai berikut : 1. Keseluruhan kegiatan yang dilaksanakan telah mendukung 5 (lima) sasaran yang telah ditetapkan dalam Renstra Badan Litbang ESDM Tahun 2010 – 2014 yaitu : a.) Terwujudnya program-program litbang unggulan; b.) Terwujudnya konstribusi dalam perumusan dan evaluasi kebijakan sektor energi dan sumber daya mineral; c.) Terwujudnya peningkatan jasa teknologi; d.) Terwujudnya sentra teknologi di bidang energi dan sumber daya mineral; e.) Terwujudnya peningkatan kapasitas kelembagaan, dengan indikator terlaksananya program/kegiatan penguatan kelembagaan yang selaras (alignment) dengan kegiatan litbang. 2. Realisasi anggaran untuk pelaksanaan kegiatan Badan Penelitian dan Pengembangan ESDM tahun 2014 sebesar Rp. 481.756.582.742,- atau 68,62% dibandingkan dengan anggaran yang tersedia (pagu) sebesar Rp. 702.023.115.000,-. Pembiayaan kegiatan yang bersumber dari DIPA tersebut dialokasikan dalam Program Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral yang terdiri atas 5 (lima) kegiatan, yaitu: a) Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, b) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan, dan Konservasi Energi, c) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara, d) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi, dan e) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral. 3. Pencapaian kinerja yang diukur melalui indikator masukan (input) dan indikator keluaran (output) serta indikator hasil (outcome) menunjukkan keberhasilan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana yang ditetapkan sebelumnya. Namun demikian terdapat beberapa kegiatan tahun 2014 yang tidak terlaksana atau realisasi rendah sehingga mempengaruhi jumlah realisasi anggaran. Hal ini disebabkan antara lain : a) pengadaan Barang/Jasa terdapat gagal dalam pelaksanaan lelang; b) Anggaran belanja Badan Layanan Umum (BLU) di P3TMGB “LEMIGAS” tidak terealisasi sebesar Rp. 66,28 milyar; c) Belanja modal pelaksanaan pembangunan Gedung Perkantoran dan Laboratorium pada P3TKEBTKE tidak terlaksana sebesar Rp 30,14 milyar; d) Penghematan Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota (MAK 524119) terkait adanya surat edaran Menteri PAN & RB nomor 4
114
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
Tahun 2014 tanggal 17 November 2014; e) Adanya sisa Gaji danTunjangan suami/istri (PNS pensiun); f) Tunjangan fungsional (diberhentikan sementara/permanen), dan Efisiensi Belanja uang makan PNS; g) Efisiensi Belanja (belanja di bawah pagu). 4. Pencapaian kinerja terhadap pelaksanaan kegiatan tahun 2014 yang diukur dari indikator kinerja outcome sebanyak enam dari tujuh indikator kinerja melebihi target PK yang ditetapkan, yaitu Laporan Ilmiah, Makalah Ilmiah, Usulan Paten/Hak Cipta/Litbang Inovasi, Usulan Masukan/Rekomendasi Kebijakan, Pilot Plant, Indeks Kepuasan Pelanggan. Sedangkan target indikator kinerja yang tidak tercapai yaitu Peta/Atlas Potensi yang berada di bawah target (77,42%). Hal ini pada sebagian kegiatan penelitian Evaluasi Bersama Intensifikasi Eksplorasi Migas di Kawasan Timur Indonesia tidak terlaksana sehingga jumlah peta yang ditargetkan menjadi tidak terealisasi. 5. Pencapaian kinerja pada tingkat outcome selama periode Renstra 2010-2014 yang merupakan jumlah akumulasi dari realisasi IKU menunjukkan realisasi IKU dibandingkan target Penetapan Kinerja dan Target Renstra. Dari tujuh indikator tersebut, capaian kinerja pada enam indikator IKU melebihi target yang ditetapkan, yaitu Laporan Ilmiah, Makalah Ilmiah, Usulan Paten/Hak Cipta/Litbang Inovasi, Peta/Atlas Potensi, Pilot Plant, Indeks Kepuasan Pelanggan. Hal ini dikarenakan adanya penambahan jumlah kegiatan litbang yang merupakan hasil optimalisasi anggaran dengan menggunakan anggaran output cadangan. Sedangkan capaian indikator Usulan Masukan Kebijakan melebihi PK namun tidak mencapai target yang ditetapkan dalam Renstra (65 usulan kebijakan dari 68 usulan kebijakan). Tidak tercapainya target Renstra ini dikarenakan pada tahun anggaran 2012 sampai dengan 2014 pagu anggaran berada di bawah pagu indikatif Renstra.
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
115
Lampiran 1.
116
Penetapan Kinerja Badan Litbang ESDM Tahun 2014
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
117
Lampiran 2.
No
Daftar Kegiatan Litbang Tahun 2014 Badan Litbang ESDM
NAMA UNIT/KEGIATAN
I. PUSLITBANG TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI “LEMIGAS”
2.
Perekayasaan Sistem Giroskop Gravitymeter Scientrex CG-5 untuk Pengukuran Garvity di Laut Evaluasi Bersama Kaji Ulang Wilayah Kerja (WK) Migas
3.
Proyek Percontohan Penemuan Cadangan Shale Gas
4. 5.
Pemetaan Shale Gas Play di Daratan Indonesia (Cekungan Mature Sumatera Selatan, 2014-2015) Evaluasi Bersama Intensifikasi Eksplorasi Migas di Kawasan Timur Indonesia
6.
Sintesis Surfaktan Peptida dengan Teknologi DNA Rekombinan
7.
Evaluasi Produksi Lapangan Eksisting dan Inventarisasi Data Cadangan Migas Indonesia 01 Januari 2014 Studi Kombinasi Cairan Rumen dan Batubara Untuk Memprediksi Peningkatan Volume Gas Metana Batubara (GMB) Perekayasaan Peralatan dan Pemodelan Injection Fall off Test (IFO Test) untuk Aplikasi Dibidang Industri CBM Optimasi Uji Coba Sumuran Surfaktan LEMIGAS Berbasis MES dengan Metode Huff and Puff Optimalisasi Desain dan Uji Fungsi Prototype Rig CBM
1.
8. 9. 10. 11.
14.
Pengembangan Teknologi Ultrasonografi untuk Aplikasi Industri Bidang Migas Tahap IV (Desain Alat Inspeksi Sumur) Pengembangan Teknologi Desulfurisasi Secara Oksidatif (ODS) pada Pembuatan BBM Rendah Sulfur Pemanfaatan Tar Batubara Menjadi Umpan Kilang
15.
Optimasi Proses dan Purifikasi Bioetanol dari Bahan Selulosa
16. 17.
Pengembangbiakan Mikroalga Air Laut untuk Produksi Biomassa dan Minyak Alga sebagai Bahan Dasar Biofuel Penangkapan CO 2 Menggunakan Pelarut dan Zeolit
18.
Evaluasi Bersama Pengembangan Kilang BBM dan Petrokimia di Indonesia
19.
Evaluasi Bersama Studi Konservasi Lingkungan Sub Sektor Migas
20.
22.
Studi Penentuan Kebutuhan Angka Oktan Kendaraan Bermotor Mesin Bensin di Indonesia Studi Pengaruh Penggunaan B-20 terhadap Komponen Metal dan Non-Metal Saluran Bahan Bakar Mesin Diesel Aplikasi Pemanfaatan DME sebagai Bahan Bakar Industri Kecil
23.
Pemanfaatan DME Sebagai Bahan Bakar pada Sektor Industri dan Transportasi
24.
Implementasi Skala Produksi dan Optimasi Proses Pabrikasi Minyak Lumas pada Lube Oil Blending Plant dan Studi Minyak Lumas Sepeda Motor Transmisi Otomatis melalui Uji Jalan
12. 13.
21.
118
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
No
NAMA UNIT/KEGIATAN
25.
Pembuatan Thickener dan Gemuk Lumas Temperatur Tinggi dengan Bahan Dasar Minyak Jarak Rancang Bangun Tabung dan Konverter Kit untuk Kendaraan Bermotor yang sesuai Kondisi BBG di Indonesia Evaluasi Bersama Percepatan Konversi BBM Bersubsidi ke BBG di Kementerian/Lembaga Kajian Potensi Propana dan Butana pada Lapangan Gas Bumi dalam Upaya Peningkatan Produksi LPG di Indonesia Kelayakan Relokasi Market Gas Pipa dari Ekspor ke Domestik
26. 27. 28. 29. 30. 31. 32.
Kajian Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Spesifikasi CNG untuk Kendaraan Bermotor Evaluasi Bersama QA/QC Pembangunan Pipa Jaringan Gas Kota Kajian Strategis Susektor Migas: i. Pengembangan Proses Pembuatan Biodiesel dari Minyak Kemiri Sunan via Hidrogenasi Katalitik Bahan Baku. j. Uji Aplikasi Pemisahan CO2 pada Suplai Gas Alam Bertekanan 350 psi untuk Umpan Pembangkit Tenaga Listrik. k. Pemanfaatan LPG sebagai Bahan Bakar Perahu Motor Tempel Nelayan. l. Pengujian Stabilitas Penyimpanan Bahan Bakar Nabati (BBN). m. Kajian Inventarisasi Gas Metana di Lapangan Migas Indonesia Sebagai Bagian dari Global Methane Initiative (GMI). n. Pra Feasibility Study Pengembangan Kilang Minyak Mini di Lapangan Minyak Jambi o. Kajian Kelayakan Manufaktur dan Rencana Bisnis RIG CBM. p. Penyusunan Rancangan Standar Nasional Iindonesia (RSNI) Spesifikasi Adsorben dan Tabung Adsorbed Natural Gas (ANG) untuk Rumah Tangga
II. PUSLITBANG TEKNOLOGI KETENAGALISTRIKAN, EBT DAN KE
2.
Penelitian dan Pengembangan Energi Angin untuk Pembangkit Listrik Tenaga Angin Kapasitas Menengah Penelitian dan pengembangan Mikroalga sebagai Bahan Baku Biodiesel
3.
Pengembangan Peta Potensi Energi Baru Terbarukan Indonesia
4.
Studi Potensi Energi Angin Indonesia
5.
Pengembangan Fuel Cell untuk Mobil Listrik
6. 7.
Assesment Potensi Panas Bumi untuk mendukung Pemanfaatan Teknologi Siklus Biner Perancangan PLT-Arus Laut Kapasitas 100 KW
8.
Sistem Gasifikasi Biomassa untuk Pembakaran Keramik
9.
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
10. 11.
Apilkasi Pemanfaatan Potensi dan Teknologi Energi Terbarukan pada Sistem Smart Microgrid Kajian Roadmap Peningkatan Efisiensi Pembangkit Tenaga Listrik
12.
Kajian Teknis Penerapan Teknologi PLTU Supercritical/ Ultracritical di Jawa-Bali
1.
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
119
No
NAMA UNIT/KEGIATAN
13.
Simulasi dan Permodelan Sistem Pembakaran Batubara pada Siklon Burner
14.
18.
Model Percontohan Penghematan Energi utnuk Kegiatan Produktif di PulauPulau Terluar dan Perbatasan : kasus P. Enggano (Bengkulu) Kajian Skema Subsidi Listrik Berdasarkan Kinerja PLN Dalam Pengelolaan Energi Listrik Kajian Substitusi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) oleh Pembangkit dengan EBT Pemanfaatan Gas Metan dari TPA Sampah Sanitary Landfill untuk Pembangkit Listrik di Kabupaten Buleleng Redesign Boiler Biomassa Skala Mini untuk Membangkitkan Listrik
19.
Penelitian Implikasi Lingkungan dari Penggunaan Lampu Hemat Energi
20.
Evaluasi Target Bauran Energi Dalam Kebijakan Energi Nasional
21.
Kajian Bioindikator Lingkungan Pembangkit Listrik Panas Bumi
22.
Kajian Akademik Standarisasi Pemanfaat Listrik Alat Rumah Tangga
23.
Kajian Nuclear Waste Management dalam Mengembangkan PLTN
24.
Pengembangan Potensi Kemiri Sunan Sebagai Bahan Baku Biodiesel
25.
Model Percontohan Konservasi Energi di Penerangan Jalan Umum (Smart Street Ligting System) Pengelolaan Hasil Hasil Litbang di Masyarakat
15. 16. 17.
26. 27. 28.
Kajian Peningkatan Produksi Dalam Negeri (TKDN) Sub Sektor Ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan Pendampingan Kegiatan Penghematan Energi dan Air di kantor Pemerintah (Target 4 lokasi)
III. PUSLITBANG TEKNOLOGI MINERAL DAN BATUBARA
2.
Optimalisasi Ekstraksi Logam Tanah Jarang Berbasis Mineral Monasit dan Pasir Zirkon Rancangan Pembuatan Kiserit dari Mineral Dolomit Kapasitas 10.000 ton/tahun
3.
Ekstraksi Nikel dan Kobal dari Bijih Nikel Laterit dengan Media Asam Nitrat
4. 5.
Sistesis Nano MnO2 dari Mineral Pirolusit Secara Hidrotermal untuk Bahan Baterai Kering Karakterisasi Pasir Zirkon Sebagai Bahan Baku Pembuatan Tepung Zirkon
6.
Kajian Pasar Pupuk Majemuk Berbasis Mineral
7.
Karakterisasi Mineralogi dan Sifat Fisika Kimia Limbah Pengolahan Emas
8.
Kajian Tekno Ekonomi Pembauran Spons Fe-Ni dan besi (Direct Reduced Iron) dengan Rotary Kiln Kajian Tekno Ekonomi Sistem Custom Plant untuk Pengusahaan Pertambangan Emas dari Bijih Sulfida Pembuatan Rancangan Teknologi Upgrading Bauksit Kapasitas 50 Ton/Jam
1.
9. 10. 11.
120
Ekstraksi dan Pemurnian Logam Berharga dari Lumpur Anoda Kapasitas 3 kg/batch
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
No
NAMA UNIT/KEGIATAN
12.
Optimasi Pilot Plant Pengeringan Batubara
13. 14.
Optimasi Pengembangan Process Development Unit Gas Sintetis dengan Teknologi Gasifikasi Unggun Terfluidakan Ganda Pengembangan Gasifikasi Batubara untuk PLTD Dual Fuel
15.
Pengembangan Teknologi Pembuatan dan Pembakaran Akuabat dari Batubara
16.
Penelitian Penurunan/Penghilangan Kadar Abu Batubara
17.
19.
Karakterisasi Adsorpsi Ammonium pada Unggun Diam Karbon Aktif Berbasis Batubara Rancang Bangun dan Aplikasi Pembakar Siklon Rendah Emisi Partikulat untuk PLTU Kapasitas 20 MW di PT. Kertas Leces Pengembangan Percontohan Gasifier untuk Gas Engine/Generator Listrik
20.
Rancang Bangun dan Penerapan Pembakar Batubara pada Dapur Umum Lapas
21.
Konsep Penambangan Endapan Bawah Air di Laut Dangkal
22.
Optimalisasi Penerapan Phytomining pada Pertambangan Emas
23.
Pengembangan Aplikasi Teknologi Underground Coal Gasification (UCG) di Indonesia (Tahap 1) Analisis Keekonomian Bauksit, Bijih Besi, Nikel, Tembaga dan Mangan untuk Mendukung Program Peningkatan Nilai Tambah Estimasi Besaran Emisi Akibat Perubahan Penggunaan Lahan di Kawasan Pertambangan Prediksi Kualitas Air Hasil Pelindian Kolom Menggunakan Berbagai Perangkat Lunak Kajian Kandungan Lokal (Local Content) Perusahaan Pertambangan Mineral di Indonesia (Tahun ke-1 : Pertambangan Nikel dan Timah) Kajian Domestik Market Obligation dan Pengembangan Infrastruktur Batubara Secara Masif untuk memenuhi Kebutuhan Batubara di PLTU dan Industri Kajian Kebijakan Pemenuhan Bijih atau Konsentrat Dalam Rangka Pemurnian Mineral Rancang Bangun Sistem Monitoring dan Pengendalian pada Aplikasi Teknologi UCG Otomatisasi Sistem Monitoring Air Asam Tambang Secara Vertikal dengan Telemetri Radio Modem Berbasis Komputer
18.
24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31.
IV. PUSLITBANG GEOLOGI KELAUTAN 1. 2. 3. 4. 5.
Penelitian Lingkungan dan Kebencanaan Geologi Kelautan di Perairan Pantai Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta Penelitian lingkungan geologi kelautan di Pulau Putri, Provinsi KEPRI (Pulau terdepan berbatasan dengan Singapura) Rekonstruksi Perubahan Lingkungan Perairan Selat Makassar Penelitian Rona Lingkungan Geologi Kelautan di Perairan Kep. Tukang Besi, Wakatobi Sulawesi Penelitian Lingkungan Geologi Kelautan di Perairan Ba’a dan Sekitarnya, Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
121
No
NAMA UNIT/KEGIATAN
6.
Kajian Kebijakan Pengelolaan Data Geologi Kelautan Lintas Sektoral Terkini Untuk Mendukung Kebijakan ESDM dan Pengembangan Wilayah Maluku-Papua Pemetaan Landas Kontinen di Perairan Utara Papua (K.R. Geomarin III)Pemetaan Landas Kontinen di Perairan Utara Papua (K.R. Geomarin III) Pemetaan Geologi dan Geofisika Kelautan Lembar Peta 2813 dan 2814 Perairan Laut Seram, Papua Barat (K.R. Geomarin III)
7. 8. 9.
Pemetaan Geomagnet Perairan Lembar Peta 1317 dan 1316 (KR. Geomarin I)
10. 11.
Pengolahan Data Seismik Multichannel LP.2308-2309, Laut Alor Pemetaan Geologi dan Geofisika Kelautan Lembar Peta 2812 dan 2912 Perairan Laut Seram, Papua Barat (K.R. Geomarin III)
12.
Pemetaan Geomagnet Perairan Lembar Peta 1315 (KR. Geomarin I)
13.
Pengolahan Data Seismik Multichannel LP. 2208 dan 2209 Laut Flores
14.
Kajian Kebijakan Landas Kontinen Indonesia di Luar 200 Mil Laut Utara Papua
15.
Penyusunan Peta dan / atau Atlas Penelitian Potensi Energi Arus Laut Sebagai Energi Baru Terbarukan di Perairan Natuna Provinsi Kepulauan Riau Kajian Teknis Kajian Teknis Pembangunan Pilot Plant Energi Arus Laut di Selat Toyopakeh, Nusa Penida - Bali Studi Geologi Cekungan Halmahera Selatan Dalam Rangka Mendukung Data Untuk Pengembangan Wilayah Kerja MIGAS Potensi Migas dan Kaitannya dengan Lokasi Perangkap di Wokam-Aru Utara, Papua Barat untuk Mendukung Penyiapan WK Migas Nasional (Survei GM III) Potensi Energi Arus Laut di Perairan Selat Lirung, Kabupaten Talaud, Provinsi Sulawesi Utara Studi Awal Peningkatan Status Tepi Timur Cekungan Jawa Timur Utara Di Perairan Utara Bali (Menggunakan Kapal Survei Geomarin III)
16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
122
Kajian Potensi Energi Geolombang laut di Perairan Indonesia Kajian Teknis Potensi Sumber Energi Arus Laut di Selat Molo, Pantar, Boleng dan Riau Penyusunan Peta Sebaran Gas Biogenik Pesisir Kajian Kebijakan Geologi dan Evaluasi Potensi Migas di Daerah Mikrokontinen Indonesia Kajian Potensi Mineral Ikutan Ekonomis dan Unsur Tanah Jarang (REE) Kepulauan Bangka Belitung sebagai Upaya Optimalisasi Data Core Penelitian Keterdapatan Endapan Plaser Pembawa Timah dan Unsur Tanah Jarang (REE), di Perairan Pantai Todak dan Sekitarnya, Singkep, Provinsi Kepulauan Riau Penelitian Mineral Hidrothermal di Perairan Jailolo, Halmahera Barat, Maluku Utara Penelitian Kandungan Mineral Hidrothermal Bawah Laut di Perairan Pulau-Pulau Damar, Nila, Serua dan Sekitarnya, Kab. Maluku Tenggara, Prov. Maluku Litbang Potensi Mineral Hidrothermal di Perairan Sabang Provinsi NAD, Eksplorasi Prospeksi Potensi Sumber Daya Mineral Logam
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
No
NAMA UNIT/KEGIATAN
31.
Kajian Pemodelan Sungai Purba Bawah laut Sebagai Pembawa Timah di Perairan Bangka Belitung Berdasarkan Interpretasi Seismik Hasil Survei GM I
32.
Rancang Bangun Dudukan dan Catudaya Peralatan Oceanography
33.
Kajian Teknis Rancang Bangun Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut
LKjIP Badan Litbang ESDM Tahun 2014
123