Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Tahun 2013
LAPORAN STUDI EHRA (Environmental Health Risk Assessment) Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan
DISIAPKAN OLEH: POKJA SANITASI KABUPATEN TAKALAR
Laporan EHRA Kabupaten Takalar 2013 Program PPSP Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan
KATA PENGANTAR Dalam menyusun Buku Putih Sanitasi Kabupaten Takalar oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Takalar sangat membutuhkan input data primer yang bertujuan sebagai salah satu dasar kelengkapan baseline data primer dalam dokumen. EHRA atau yang dikenal dengan Enviroment Health Risk Assesment merupakan study primer yang sangat penting dalam menyusun dokumen sanitasi di Kabupaten Takalar melalui metode survey primer ini dapat diketahui kondisi sanitasi dasar kabupaten yang ditunjang oleh beberapa metode mulai dari pengclusteran area rawan sanitasi, survey pengambilan data dengan teknik wawancara hingga pengolahan data melalui program SPSS. Begitu bermanfaatnya study ini sehingga sangat membantu dalam mengetahui desa / kelurahan mana saja yang menjadi area resiko sanitasi rendah hingga area resiko sanitasi tinggi sehingga menjadi bermanfaat dalam gambaran profil sanitasi di Kabupaten Takalar. Metode yang dilakukan oleh Pokja Sanitasi dalam Survey ini meliputi membentuk tim Survey EHRA mulai dari kabupaten hingga pelaksana survey serta menugaskan masing-masing koordinator wilayah dan supervisor hingga tim pengolah data. Hasil EHRA di analisa dan diperkuat dengan laporan EHRA sebagai bentuk hasil akhir survey data ini. Didalam laporan ini tergambar dengan jelas bagaimana kondisi sanitasi di Kabupaten Takalar. Mulaii dari perilaku BABS masyarakat, PHBS, Bagaimana kondisi pengelolaan persampahan, genangan air hingga air minum dapat dengan jelas tergambar melalui Survey EHRA . Begitu pentingnya EHRA di Kabupaten Takalar sehingga sangat membantu dalam penyusunan BAB III Buku Putih Sanitasi Kabupaten Takalar tentang bagaimana kondisi sanitasi di daerah kami. Meskipun dengan melalui perjalanan yang lambat tapi pasti akhirnya kami dapat menyelesaikan study ini hingga selesai. Kiranya dengan hasil EHRA Kabupaten Takalar ini dapat membantu kami selaku Pokja Sanitasi Kabupaten Takalar dalam menyusun Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi ke depan. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kerjasama yang baik dari semua pihak sehingga pelaksanaan study EHRA dapat berjalan dengan baik. Semoga study ini tidak hanya dilakukan sekali saja tetapi kami akan berusaha untuk terus berupaya melanjutkan study EHRA lanjutan sebagai lanjutan Study EHRA yang telah dilakukan di tahun ini . Takalar, September 2013 Ketua Pokja Sanitasi Kabupaten Takalar
(H. Nirwan.Nasrullah,Msi)
Laporan EHRA Kabupaten Takalar 2013 Program PPSP Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan
Daftar Isi Ringkasan Eksekutif Bab 1: 1.1 1.2 1.3
Pendahuluan Latar Belakang Tujuan dan Manfaat Waktu Pelaksanaan Studi EHRA
Bab 2: 2.1 2.2 2.3 2.4
Metodologi dan Langkah Studi EHRA Penentuantarget area survei (Klastering Kecamatan dan Desa/Kelurahan) Penentuan JumlahDesa/Kelurahan surve Penentuan Jumlah/besar responden Penentuan RT/RW dan responden di lokasi survei
Bab 3: 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8
Hasil Studi EHRA Informasi responden Pengelolaan sampah rumah tangga Pembuangan air kotor/limbah tinja manusia dan lumpur tinja Drainase lingkungan/selokan sekitar rumah dan banjir Pengelolaan air minum rumah tangga Perilaku higiene Kejadian penyakit diare Indeks Risiko Sanitasi (IRS)
Bab 4: 4.1 4.2 4.3
Penutup Kesimpulan Hambatan/Kendala Saran
Daftar Istilah Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar Foto
Laporan EHRA Kabupaten Takalar 2013 Program PPSP Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan
RINGKASAN EKSEKUTIF (RE) Ehra Kabupaten Takalar adalah singkatan dari Enviroment Helth Risk Assesment atau Studi Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan yang menggambarkan kondisi fasilitas sanitasi dan higinitas serta perilaku-perilaku masyarakat pada skala rumah tangga di Kabupaten Takalar. Data yang dihasilkan merupakan ilmu dasar dari penyusunan BAB III Buku Putih Sanitasi Kabupaten Takalar yang menggambarkan profil dasar sanitasi Kabupaten Takalar. Setelah melalui proses yang panjang, perjalanan EHRA Kabupaten Takalar 2013 ini memberikan bayangan mengenai sanitasi dasar yang terjadi di tingkat masyarakat. Awal kegiatan ini dilakukan dengan membentuk tim pelaksana survey EHRA yang di laksanakan oleh Dinas Kesehatan kabupaten Takalar, setelah itu Tim bersama Pokja melakukan Clustering area yang bertujuan mengetahui keadaan awal desa dan kelurahan yang rawan sanitasinya sangat rendah hingga sangat tinggi. Setelah kegiatan pengclusteran area sampling telah selesai, tim melakukan penghitungan jumlah sampling sesuai dengan kebutuhan pendanaan yang telah dialokasikan melalui APBD tingkat 2 Kabupaten Takalar. Proses berikutnya Tim melatih Sanitarian serta anggota pokja yang masuk dalam tim survey untuk bersama-sama menyamakan visi dan misi dalam metode pelaksanaan pengambilan data yang dilandaskan pada metode partisipatif wawancara. Setelah data terkumpul, data diinput oleh tim entry data dengan menggunakan program SPSS. Hasil telah dicapai. Untuk survey EHRA Kabupaten Takalar setelah diolah beberapa komponen sanitasi di kabupaten Takalar dapat terbaca dengan baik. Hasilnya sebagai berikut: A. Komponen Sumber Air Bersih Dikabupaten Takalar Sumber air di Kabupaten Takalar yang terlindungi sebanyak 74,1 % yang tidak tercemar sedangkan yang tercemar memiliki bobot 25,9 %. Penguna sumber air yang tidak terlindungi sebanyak 21,4 % dan yang aman sebesar 78,6 % menggunakan air terlindungi atau tidak tercemar. Keberadaan sumber air ditakalar dari seluruh area di kabupaten takalar, sebanyak 4,1 % mengalami kelangkaan air, sedangkan sisanya 95,9 % tidak mengalami kelangkaan air. B. Komponen Persampahan Di Kabupaten Takalar Kondisi persampahan di kabupaten Takalar untuk pengolahan sampah meliputi pemilahan sampah, pengangkutan sampah, dan sarana persampahan. Dari data survey EHRA dihasilkan data sebanyak 97,8 % pengelolaan persampahan tidak memadai sedangkan 2,3 % memadai. Frekuensi pengangkutan sampai dari data didapat 100 % tidak memadai, ketepatan pengangkutanpun dihasilkan tidak memadai. Keberadaan pengolahan sampah di tingkat masyarakat yang menjadi barometer dasar pengolahan daidapati sebanyak 93,5 % masyarakat tidak mengolah sampah dan sisanya 6,5 % mengolah sampah sendiri. C. Komponen Air Limbah Domestik Kondisi pengolahan air limbah domestik di kabupaten Takalar dapat diilustrasikan demikian keadaan septik tank di kabupaten Takalar sebanyak 9,9 % tidak aman sedangkan 90,1 % dikategorikan aman. Dari isi tangki septik untuk tingkat pencemarannya mencapai 75 % tidak aman sedangkan 25 % dikategorikan aman. Pencemaran oleh SPAL dari hasil data di dapat data sebanyak 35,8 tidak mengakibatkan pencemaran sedangkan 64,3 % mengakibatkan pencemaran.
Laporan EHRA Kabupaten Takalar 2013 Program PPSP Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan
D. Komponen Banjir/ Genangan Hasil study yang didapati dari area beresiko EHRA Kabupaten Takalar adalah sebanyak 41,4 daerah di Kabupaten Takalar mengalami genangan air sedangkan sisanya 58,6 % tidak mengalami genangan atau banjir. E. Komponen Perilaku Higiene dan Sanitasi Kehidupan sehari-hari masyarakat melalui sorotan data EHRA didapat sebanyak 95,6 % tidak melakukan cuci tangan pakai sabun sisanya melakukan cuci tangan pakai sabun. Perilaku BABS di tingkat masyarakat sebesar 30,5 % yang berperilaku BAB Sembarangan sedangkan 69,5 % tidak BAB sembarangan. Untuk keadaan sarana jamban keluarga dari hasil pengamatan lapangan sebanyak 28,1 % keadaan lantai jamban tidak bebas dari tinja sedangkan 71,9 % dari jumlah jamban tidak didapati. 32 % kondisi sarana jamban tidak bebas dari kecoa hanya 68 % bersih dari kecoa dan tikus. Keberfungsian pengelontor sebesar 30,1 tidak berfungsi sedangkan 69,9 dinyatakan berfungsi. Pada wadah airnya pencemaran terjadi sebanyak 7,9 % sedangkan tidak tercemar sebanyak 92,1 %. Keberadaan sabun di jamban sebanyak 35,8 % tidak menyediakan sabun sedangkan 64,2 % menyediakan sabun. Melihat hasil yang telah dianalisis berdasarkan dari masing-masing cluster desa dan kelurahan maka dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang mendesak adalah: 1. Desa dan Kelurahan yang masuk dalam Cluster 3 fokus penyelesaian masalahnya pada komponen Sumber Air, Air Limbah Domestik dan Program higiene dan Sanitasi 2. Desa dan Kelurahan yang masuk dalam Cluster 4 menitikberatkan pembangunan sanitasi pada komponen persampahan dan genangan air. Total jumlah desa di Kabupaten Takalar yang mendapat prioritas pembangunan sanitasi sebanyak 51 wilayah yang di prioritaskan dalam strategi percepatan pembangunan sanitasi Kabupaten Takalar kedepan.
Laporan EHRA Kabupaten Takalar 2013 Program PPSP Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan
Bab 1 Pendahuluan A.
Latar Belakang Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan (Environmental Health Risk Assessment = EHRA) di Kabupaten
takalar adalah sebuah survey partisipatif di Kabupaten untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan higinitas serta perilaku-perilaku masyarakat pada skala rumah tangga. Data yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk pengembangan program sanitasi termasuk advokasi di kabupaten Takalar sampai dengan kelurahan.Data yang dikumpulkan dari studi EHRA akan digunakan Pokja Kabupaten Takalar sebagai salah satu bahan untuk menyusun Buku Putih, penetapan area beresiko dan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SKK). Studi EHRA dipandang perlu dilakukan oleh Kabupaten Takalar karena: 1. Pembangunan sanitasi membutuhkan pemahaman kondisi wilayah yang akurat 2. Data terkait dengan sanitasi dan higiene terbatas dan data sanitasi umumnya tidak bisa dipecah sampai kelurahan/desa serta data tidak terpusat melainkan berada di berbagai kantor yang berbeda 3. Isu sanitasi dan higiene masih dipandang kurang penting sebagaimana terlihat dalam prioritas usulan melalui Musrenbang; 4. Terbatasnya kesempatan untuk dialog antara masyarakat dan pihak pengambil keputusan. 5. EHRA secara tidak langsung memberi ”amunisi” bagi stakeholders dan masyarakat di desa/kelurahan untuk melakukan kegiatan advokasi ke tingkat yang lebih tinggi maupun advokasi secara horizontal ke sesama masyarakat atau stakeholders kelurahan/desa 6. EHRA adalah studi yang menghasilkan data yang representatif di kabupaten/kota dan kecamatan dan dapat dijadikan panduan dasar di tingkat kelurahan/desa Studi EHRA berfokus pada fasilitas sanitasi dan perilaku masyarakat, seperti: A. Fasilitas sanitasi yang diteliti mencakup: 1. Sumber air minum, 2. Layanan pembuangan sampah, 3. Jamban, 4. Saluran pembuangan air limbahrumah tangga. B. Perilaku yang dipelajari adalah yang terkait dengan higinitas dan sanitasi dengan mengacu kepada STBM: 1. Buang air besar 2. Cuci tangan pakai sabun, 3. Pengelolaan air minum rumah tangga, 4. Pengelolaan sampah dengan 3R 5. Pengelolaan air limbah rumah tangga (drainase lingkungan)
Laporan EHRA Kabupaten Takalar 2013 Program PPSP Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan
Survey Ehra bagi Pokja Sanitasi Kabupaten Takalar sangat bermanfaat sehingga pokja berusaha untuk melaksanakan kegiatan ini.Adapun kegiatan yang telah dilakukan oleh Pokja Kabupaten Takalar dalam survey EHRA ini adalah: 1. Persiapan logistik studi, 2. Finalisasi desain studi, 3. Penyiapan dan pelatihan Supervisor, Enumerator, dan petugas entri data, 4. Pelaksanaan survey serta proses pengumpulan data, entri data dan analisa data 5. Penyusunan laporan dan diskusi publik. B.
Maksud dan Tujuan Studi EHRA memanfaatkan sumber daya setempat untuk pengumpulan data.Petugas pengumpul data
(Enumerator) umumnya adalah tenaga kader Posyandu, kader PKK . Pelaksanaan dilakukan dengan kerjasama pokja bersama Tim Dinas Kesehatan. Mengapa EHRA harus dilakukan, bukankah ada data sekunder di masingmasing SKPD serta data primer lapangan yang diambil dari masyarakat pula?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka berikut tujuan pelaksanaan EHRA oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Takalar . Adapun maksud dan tujuan serta manfaat study EHRA kabupaten Takalar adalah sebagai berikut: 1 Tujuan Study EHRA Studi EHRA bertujuan untuk mengumpulkandata primer, untuk mengetahui : 1. Gambaran kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku masyarakat yang beresiko terhadap kesehatan lingkungan 2. Informasi dasar yang valid dalam penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan 3. Memberikan advokasi kepada masyarakat akan pentingnya layanan sanitasi 2. Maksud Hasil survey digunakan sebagai salah satu bahan penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Takalar dan Strategi Sanitasi Kabupaten Takalar 2013. Hasil study inidiharapkan menjadi input data primer untuk Buku Putih Sanitasi Kabupaten Takalar , khususnya Bab 3 dan Bab 5 3. Waktu Kegiatan Pelaksanaan Study EHRA Kabupaten Takalar sesuai schedule start bulan Juni 2013 hingga Agustus 2013. Untuk lebih lengkapnya jadwal kegiatan dapat dilihat pada jadwal berikut.
Laporan EHRA Kabupaten Takalar 2013 Program PPSP Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan
No
Periode
Kegiatan
1
Pelaksanaan Studi EHRA
1.1
Persiapan Studi EHRA Rapat persiapan untuk :
Mei
Juni
Persiapan
a. Membangun kesepahaman tentang studi EHRA b. MembentukTim Pelaksana studi EHRA c. 1.2
Menyiapkan anggaran studi EHRA
Penentuan area survei a. Penentuan klastering wilayah studi EHRA b. P enentuan desa/kelurahan wilayah studi EHRA c. Penentuan responden terpilih dalam setiap desa/kelurahan
1.3
Pelatihan supervisor, enumerator, dan petugas entri data a. Pemilihan supervisor, enumerator, dan petugas entri data b. Pelatihan Studi EHRA, praktik wawancara bagi enumerator, dan pelatihan entri data
1.4
Pelaksanaan survei EHRA
1.5
Pengolahan, Analisis Data dan penulisan laporan a. Entri Data b. Analisis Data c. Penulisan Laporan
Laporan EHRA Kabupaten Takalar 2013 Program PPSP Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan
Juli
Agustus
Bab 2 Metodologi dan Langkah Studi EHRA Dalam Pelaksanaan Kegiatan Survey EHRA Kabupaten Takalar, Pokja Sanitasi Kabupaten Takalar melakukan kegiatan sebagai berikut: 1. Membangun kesepemahaman tentang study EHRA Untuk menumbuhkan kesepahaman dan kesamaan persepsi, Ketua Pokja perlu mengadakan pertemuan yang melibatkan seluruh anggotanya.Pertemuan tersebut diagendakan untuk membahas isu-isu sebagai berikut : Latar belakang, tujuan, dan manfaat studi EHRA. Ketua Pokja atau anggota Pokja yang telah mengikuti pelatihan studi EHRA sebelumnya akan memaparkan bagian ini dengan menekankan pada : Latar belakang pelaksanaan studi EHRA sebagai studi primer yang hasilnya akan digunakan sebagai salah satu komponen penting pembuatan peta area berisiko sanitasi di samping data sekunder dan persepsi SKPD, Tujuan dan manfaat studi EHRA sehingga dapat menimbulkan kesepahaman akan pentingnya pelaksanaan studi EHRA 2. Penyusunan Tim Studi EHRA dan Rencana Pelaksanaan Studi EHRA Kabupaten Takalar 2013 Unituk kegiatan ini Pokja Sanitasi Kabupaten Takalar menyusun dan menyepakati Tim Studi EHRA dan Rencana pelaksanaan survey EHRA yang berisi: a. Jadwal Kegiatan Terperinci b. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab (SKPD/Perorangan) c. Alokasi Dana untuk tiap Kegiatan Setelah melakukan Rapat , tim Survey EHRA Kabupaten Takalar melaksanakan kegiatan dengan kerangka kerja kegiatan sebagai berikut : 1. Penentuan Target Area Survey 2. Penentuan Jumlah Desa dan Kelurahan 3. Penentuan jumlah dan Besar Responden 4. Penentuan RT dan RW area survey 2.1
Penentuan Target Area Survey
Dalam menentukan area survey kegiatan, tim EHRA bersama Pokja Sanitasi Kabupaten Takalar menetapkan target area survey dengan metode sampling random. Dalam metode ini desa dan kelurahan terbagi dalam 4 cluster area. Dimana masing-masing area survey memiliki bobot dan kriteria pemilihan untuk kondisi sesuai dengan data yang ada. Kriteria dalam area survey ini meliputi:
a. Kepadatan penduduk yaitu jumlah penduduk per luas wilayah tertentu. Untuk kabupaten Takalar tingkat kepadatan penduduk tidak merata. Ada beberapa kecamatan atau desa dan kelurahan yang memiliki kepadatan penduduk relatif tinggi dan lainnya masih sangat rendah karena sebagian besar lahannya masih berupa perkebunan persawahan, pegunungan serta hutan. Oleh karena itu, studi EHRA di kabupaten Takalar yang kepadatan penduduknya tidak merata diutamakan di kecamatan dan desa dengan kepadatan penduduk lebih dari 25 jiwa per Ha. b. Angka kemiskinan dengan indikator yang ada data menunjukkan kondisi sosial ekonomi setiap kecamatan dan desa/kelurahan. Angka kemiskinan dihitung berdasarkan proporsi jumlah Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera 1 dengan formula sebagai berikut:
9
(∑ Pra-KS + ∑ KS1) Angka kemiskinan = ---------------------------------- X 100% ∑ KK Persentase angka kemiskinan disepakati oleh Pokja Sanitasi kabupaten Takalar. c. Daerah/wilayah yang dialiri sungai//saluran drainase/ saluran irigasi yang berpotensi digunakan atau telah digunakan sebagai sarana MCK dan pembuangan sampah oleh masyarakat. d. Daerah terkena banjir dan dinilai mengangggu ketentraman masyarakat Parameter ketinggian air, luas daerah banjir/genangan, dan lamanya surut merupakan penentu oleh Pokja yang mengacu kepada SPM PU dengan ketinggian genangan lebih dari 30 cm dan lamanya genangan lebih dari 2 jam. 2.2 Penentuan Jumlah Desa/Kelurahan Area Survei Untuk menentukan target area survey Pokja Kabupaten Takalar terlebih dahulu melakukan Klastering untuk seluruh Kecamatan dan Desa/Kelurahan. Hasil analisis dalam studi EHRA adalah desa dan kelurahan, sehingga pemilihan secara random hanya dilakukan untuk proses memilih desa dan kelurahan serta responden yang digunakan dalam studi EHRA. Pokja dan Tim EHRA Kabupaten Takalar menentukan jumlah sampel responden yang akan diambil berdasarkan kemampuan anggaran biaya survey yang tersedia di kabupaten Takalar. Adapun langkah-langkahnya kegiatan dapat dilihat pada diagram dibawah ini : Gambar 2.1 Langkah Kegiatan Penentuan Sampling Random 1. Tentukan total jumlah sampel yang akan diambil dalam skala Kabupaten Takalar
2. Selanjutnya jumlah responden (sampel) per desa/ kelurahan adalah 40, maka jumlah desa/ kelurahan area survey, Ndk= X/40
3. Peritungan proporsi jumlah desa/ kelurahan di tiap Klaster
4. ;pendistribusian nilai Ndk ke setiap Klaster desa/ kelurahan secara proporsional sehingga diperoleh jatah jumlah desa/ kelurahan area survey di tiap klasternya
5. Pada setiap klaster: pilih desa/ kelurahan secara random sampai tercapai jatah jumlah desa/ kelurahan di tiap klasternya
Tabel 2.1 Hasil Clustering Kecamatan dan Desa Kabupaten Takalar No.
Kecamatan & Kelurahan
KRITERIA KLASTER
Klaste
10
Kepadatan Penduduk
Jumla h KK Miskin
Banji r
Terlewati sungai/drainase/iriga si
r
2
I
Kecamatan Galesong
1
Desa
2
Desa
Bontoloe Kalenna Bontongape
3
Desa
Bontomangape
4
Desa
Parambambe
5
Desa
Pattinoang
6
Desa
Boddia
7
Desa
Parangmata
8
Desa
Galesong Kota
9
Desa
Galesong Baru
10
Desa
11
Desa
Pa’lalakkang Pa’rasangan Beru
12
Desa
Kalukuang
13
Desa
Mappakalompo
14
Desa
Campagaya
II
Kecamatan Galesong Selatan
1
Desa
Mangindara
2
Desa
Bontomarannu
3
Desa
Barammamase
4
Desa
Bonto Kassi
5
Desa
Sawakong
6
Desa
Bentang
7
Desa
Bonto Kanang
8
Desa
Popo
9
Desa
Taroang
10
Desa
Kadatong
11
Desa
Kale Bentang
12
Desa
Kalukuboddo
III
Kecamatan Galesong Utara
1
Desa
Bontosunggu
2
Desa
Tamasaju
3
Desa
Bontolebang
4
Desa
Tamalate
5
Desa
Bontolanra
6
Desa
Pakkabba
7
Desa
Aeng Batu-batu
8
Desa
Aeng Towa
9
Desa
Bontokadopepe
1
1
0
0
1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1
0
0
0
0
2
0
0
2
0
0
2
0
0
2
0
0
2
0
0
2
0
0
2
0
0
2
1 1 0 1
1
0
0
0
0
2
0
0
1
0
0
2
1 1 1
2 2
2
2
1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0
0
2
0
0
0
0
0
1
0
0
2
0
0
1
0
0
2
0
0
2
0
0
2
0
0
2
0
0
2
0
0
2
0
0
1 2
1 1 1 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1
0
0
2
0
0
2
0
0
2
0
0
2
0
0
2
0
0
2
0
0
2
0
0
2
0
0
1
11
10 IV 1
Desa
Sampulungan
0
1
0
Kecamatan Mappakasunggu Desa
1
0 1
Mattirobaji
0
0
0
0
0
0
0
0
2
Desa
Maccinibaji
0
3
Kel
Takalar
0
0
0
0 1
4
Desa
Patani
0
1
1
1
3
5
Desa
Soreang
0
1
0
0
1
6
Desa
Pa’batangan
0
1
0
0
1
7
Desa
Bontomanai
0
0
0
0
0
8
Desa
Rewataya
0
0
0
0
0
9
Desa
Tompotana
0
0
0
0
0
V
Kecamatan Mangarabombang
1
Desa
Punaga
0
1
0
0
1
2
Desa
Laikang
1
Desa
Cikoang
0
0 0
0 1
1
3
0 0
1
0
0
1
1
2
1
4
Desa
Patopakang
0
5
Desa
Bonto Parang
0
1
0
0
1
6
Desa
Panyangkalang
0
1
0
0
1
7
Desa
Bonto Manai
0
1
Desa
Lakatong
0
1
0 1
1
8
0 1
9
Desa
Tope Jawa
0
1
1
1
3
10
Desa
Banggae
0
1
Desa
Mangadu
1
1
0 1
1
11
0 1
0
0
1
1
Lengkese
12
Desa
0
VI
Kecamatan Pattallassang
1
Desa
Pattallassang
1
2
Desa
Palantikang
3
Desa
Pappa
1 0
4
Desa
Maradekaya
5
Desa
Kalabbirang
0 1
6
Desa
Sombalabella
7
Desa
8
3
4
1 1
0
1
2 3
1
1
4
0 1
1
2
1
1 1
0
0
0
1
1
0
0
1
2
Bajeng
1
0
0
1
2
Desa
Sabintang
1
0
0
2
9
Desa
Salata
1 0
0
0
0
0
VII
Kecamatan Polombangkeng Selatan
1
Desa
Pa’bundukang
0
1
0
0
1
2
Desa
Bontokadatto
0
1
0
1
2
3
Desa
Rajaya
0
1
0
0
1
4
Desa
Bulukunyi
0
1
0
1
2
0
1
2
0 1
1
3
2
5
Desa
Cakura
0
1
6
Desa
Surulangi
0
1
0
7
Desa
Lantang
0
1
0
2
12
8
Desa
Moncongkomb a
0
9
Desa
Canrego
0
1
10
Desa
Patte’ne
0
1
VIII
Kecamatan Polombangkeng Utara
1
1
2
1
1
3
1
1
3
0
1
1
Desa
Panranuangku
0
1
0
0
1
2
Desa
Manongkoki
1
1
0
1
3
3
Desa
Malewang
0
0
1
2
4
Desa
Palleko
0
0
2
5
Desa
Mattompodalle
1 0
1 1 1
0
1
2
6
Desa
0
1
0
0
1
7
Desa
Parang Luara Pa’rappungant a
1
0
0
1
8
Desa
Massamaturu -
0 0
1
0
0
1
9
Desa
Timbuseng
0
1
0
0
1
10
Desa
Ko’mara
0
1
0
1
2
11
Desa
Barugaya
0
1
0
0
1
12
Desa
Towata
0
1
0
1
2
13
Desa
Kampung Beru
0
1
0
0
1
14
Desa
Lassang
0
0
0
0
0
0
0
0
0
15
Desa
Parang Baddo
0
16
Desa
Balangkanaya
0
0
0
0
0
17
Desa
0
0
0
0
0
18
Desa
Kale Ko'mara Lassang Barat
0
0
0
0
IX
Kecamatan Sanrobone
1
Desa
Laguruda
0
0
0
0
0
1 0
0
0
0
2
Desa
Sanrobone
0
0
3
Desa
Banyuanyara
0
1
1
1
3
4
Desa
Paddinging
0
0
0
0
0
5
Desa
Ujung Baji
0
0
0
0
0
6
Desa
Tonasa
0
0
0
0
0
13
2.3
Penentuan Jumlah Responden
Unit sampling utama (Primary Sampling) pada Studi EHRA adalah RT (Rukun Tetangga) dan dipilih secara proporsional dan random berdasarkan total RT di semua RW dalam setiap Desa/Kelurahan yang telah dipilih menjadi area survey. Jumlah sampel total responden minimal adalah 400 responden. Sementara jumlah sampel RT per Desa dan Kelurahan minimal 8 RT dan jumlah sampel per RT minimal 5 responden.Dengan demikian jumlah sampel per desa/kelurahan minimal 40 responden.Responden dalam studi EHRA adalah ibu atau anak perempuan yang sudah menikah dan berumur antara 18 s/d 60 tahun. Berdasarkan nilai statistik, untuk menentukan jumlah sampel minimum dalam skala kabupaten takalar Pokja menggunakan menggunakan “Rumus Slovin” sebagai berikut:
Dimana: n adalah jumlah sampel N adalah jumlah populasi d adalah persentase toleransi ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir 5% (d = 0,05) Asumsi tingkat kepercayaan 95%, karena menggunakan α=0,05, sehingga diperoleh nilai Z=1,96 yang kemudian dibulatkan menjadi Z=2. Hasil penentuan jumlah survey dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.2 Hasil Jumlah Responden Tiap Desa
No. Klaster 1 2 3 4 5 TOTAL
0 1 2 3 4
Jumlah total Proporsi kelurahan 19 27 45 7 2 100
19% 27% 45% 7% 2%
Jumlah kelurahan terpilih 4 5 9 1 1 20
Jumlah Responden 40 40 40 40 40
TOTAL 160 200 360 40 40 800
14
2.4 Penentuan RW/RT dan Responden di Lokasi Survei Rumah tanggaresponden dipilih dengan menggunakan cara acak (random sampling). Hal ini bertujuan agar seluruh rumah tangga memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Artinya, penentuan rumah tangga responden bukan bersumber dari preferensi enumerator/supervisor ataupun keinginan responden itu sendiri. Untuk menentukan RT/RW di lokasi terpilih, adalah sebagai berikut: a. Urutkan RT per RW per desa/kelurahan. b. Tentukan Angka Interval (AI). Untuk menentukan AI, perlu diketahui jumlah total RT total dan jumlah yang akan diambil. Contohnya adalah sebagai berikut : Jumlah total RT kelurahan : 58 Jumlah RT yang akan diambil : 8 Maka angka interval (AI) = jumlah total RT kelurahan / jumlah RT yang diambil. AI = 58/8 = 7,25 dengan pembulatan maka diperoleh AI = 7 c. Untuk menentukan RT pertama, kocoklah atau ambilah secara acak angka antara 1 – 7 (angka random). Sebagai contoh, angka random (RT1) yang diperoleh adalah 3. d. Untuk memilih RT berikutnya adalah 3 + 7= 10 dst.
Kategori Klaster Klaster 0 Klaster 1 Klaster 2 Klaster 3 Klaster 4
Tabel 2.3 Kriteria Clustering Desa EHRA Kabupaten Takalar Kriteria Wilayah kecamatan atau desa/kelurahan yang tidak memenuhi sama sekali kriteria indikasi lingkungan berisiko. Wilayah kecamatan atau desa/kelurahan yang memenuhi minimal 1 kriteria indikasi lingkungan berisiko Wilayah kecamatan atau desa/kelurahan yang memenuhi minimal 2 kriteria indikasi lingkungan berisiko Wilayah kecamatan atau desa/kelurahan yang memenuhi minimal 3 kriteria indikasi lingkungan berisiko Wilayah kecamatan atau desa/kelurahan yang memenuhi minimal 4 kriteria indikasi lingkungan berisiko Tabel 2.4 Clustering Kecamatan EHRA Kabupaten Takalar
Rekap Klaster Kecamatan berdasarkan Penilaian Pokja : Klaster
0
1
2
3
4
Jumlah Kecamatan
0
3
6
0
0
15
Tabel 2.5 Clustering Desa / Kelurahan EHRA Kabupaten Takalar Rekap Klaster Desa/Kelurahan berdasarkan penilaian Kecamatan : Klaster
0
1
2
3
4
Jumlah Kelurahan
19
27
45
7
2
Tabel 2.6 Jumlah responden EHRA Kabupaten Takalar
No. Klaster 1 2 3 4 5 TOTAL
0 1 2 3 4
Jumlah total Proporsi kelurahan 19 27 45 7 2 100
19% 27% 45% 7% 2%
Jumlah kelurahan terpilih 4 5 9 1 1 20
Jumlah Responden
TOTAL
40 40 40 40 40
160 200 360 40 40 800
Tabel 2.7 Daftar Desa Terpilih Survey EHRA Kabupaten Takalar No
Nama Desa dan Kelurahan
Kecamatan
Clustering
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Soreang Mangadu Pattopakang Bontokadatto Bulukunyi Malewang Parangbaddo Bontomarannu Bontokassi Barrammamase Aeng towa Sampulungan Sombalabella Pappa Salaka Lagaruda Banyuara Boddia Kalenna Bontomangape
Mappakasunggu Mangarabombang Polombangkeng Selatan Polombangkeng Selatan Polombangkeng Selatan Polombangkeng Utara Polombangkeng Utara Galesong Selatan Galesong Selatan Galesong Selatan Galesong Utara Pattallassang Pattallassang Pattallassang Pattallassang Sanrobone Sanrobone Galesong Galesong
1 4 1 2 2 2 0 0 2 1 2 1 2 2 0 0 3 2 2
20
Mappakalompo
Galesong
1
16
Bab 3 Hasil Studi EHRA 3.1
Informasi Responden
Secara umum responden yang diwawancaraidalam survey EHRA kabupaten Takalar tahun 2013 ini berusia antara 18-60 tahun. Untuk lebih lengkapnya adalah sebagai berikut: a. Untuk usia < 20 tahun : 1,5 % b. Untuk usia 21-25 tahun : 6,1 % , c. Umur 26-30 tahun :13,1 %, d. Umur 31-35 :15,5 % e. Umur > 45 tahun :29,5%. Status kepemilikan rumah di Kabupaten Takalar dapat diasumsikan dari hasil EHRA adalah sebagai berikut: a. b. c. d. e. f.
Milik sendiri Rumah dinas Berbagi dengan keluarga lain Kontrak Milik orang tua Tidak tahu
:88,5 % :1,9 % : 0,4 % : 0,1 % : 9% :0,1 %
Pendidikan responden dapat dikategorikan sebagai berikut: a. Tidak sekolah formal : 12,8 % b. SD : 37,3% c. SMP : 23 % d. SMA : 18,6 % e. SMK : 1,9 % f. Universitas/Akademi : 6,5 % Status keluarga tidak mampudi kabupaten Takalar dari hasil EHRA dapat dilihat dari hasil EHRA dapat dibaca bahwa yang memiliki keterangan tidak mampu dari kelurahan untuk kategori miskin adalah sebanyak 21,9 % sisanya 78,1 % tidak memiliki keterangan tidak mampu, kepemilikan asuransi bagi masyarakat juga dapat diketahui sebesar 37 % sedangkan 63 % tidak memiliki keterangan tidak mampu. Sbagian besar keluarga memiliki anggota rumah hal ini dapat diketahui melihat hasil informasi responden dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
17
Tabel 3.1 B. INFORMASI RESPONDEN. Kluster Desa/Kelurahan 0 n Kelompok Umur Responden
Apa status dari rumah yang anda tempati saat ini?
n
%
n
3 %
n
4 %
n
11 %
12
n
%
3
1,9
6
3,0
2
,6
1
2,5
0
,0
12
1,5
21 - 25 tahun
13
8,1
16
8,0
19
5,3
0
,0
1
2,5
49
6,1
26 - 30 tahun
25
15,6
29
14,5
44
12,3
4
10,0
3
7,5
105
13,1
31 - 35 tahun
20
12,5
32
16,0
62
17,3
3
7,5
7
17,5
124
15,5
36 - 40 tahun
19
11,9
37
18,5
65
18,1
12
30,0
9
22,5
142
17,8
41 - 45 tahun
29
18,1
28
14,0
57
15,9
8
20,0
7
17,5
129
16,1
> 45 tahun
51
31,9
52
26,0
110
30,6
12
30,0
13
32,5
238
29,8
Milik sendiri
135
84,4
172
86,0
331
91,9
34
85,0
36
90,0
708
88,5
10
6,3
2
1,0
2
,6
0
,0
1
2,5
15
1,9
Berbagi dengan keluarga lain
1
,6
0
,0
2
,6
0
,0
0
,0
3
,4
Kontrak
0
,0
1
,5
0
,0
0
,0
0
,0
1
,1
13
8,1
25
12,5
25
6,9
6
15,0
3
7,5
72
9,0
1
,6
0
,0
0
,0
0
,0
0
,0
1
,1
Tidak sekolah formal SD
21
13,1
36
18,0
38
10,6
6
15,0
1
2,5
102
12,8
67
41,9
76
38,0
127
35,3
11
27,5
17
42,5
298
37,3
SMP
32
20,0
40
20,0
89
24,7
10
25,0
13
32,5
184
23,0
SMA
26
16,3
41
20,5
65
18,1
9
22,5
8
20,0
149
18,6
SMK
1
,6
1
,5
10
2,8
3
7,5
0
,0
15
1,9
Universitas/Akademi
13
8,1
6
3,0
31
8,6
1
2,5
1
2,5
52
6,5
Ya
17
10,6
68
34,0
64
17,8
8
20,0
18
45,0
175
21,9
Rumah dinas
Tidak tahu
Apakah ibu
%
2
<= 20 tahun
Milik orang tua
Apa pendidikan terakhir anda?
1
Total
18
mempunyai Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari desa/kelurahan?
Tidak
143
89,4
132
66,0
296
82,2
32
80,0
22
55,0
625
78,1
Apakah ibu mempunyai Kartu Asuransi Kesehatan bagi Keluarga Miskin (ASKESKIN)?
Ya
47
29,4
121
60,5
121
33,6
3
7,5
4
10,0
296
37,0
Tidak
113
70,6
79
39,5
239
66,4
37
92,5
36
90,0
504
63,0
Apakah ibu mempunyai anak?
Ya
149
93,1
183
91,5
332
92,2
34
85,0
39
97,5
737
92,1
11
6,9
17
8,5
28
7,8
6
15,0
1
2,5
63
7,9
Tidak
19
3.2
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Pengelolaan persampahan di Kabupaten Takalar berdasarkan hasil EHRA menyebutkan bahwa tingkat pengelolaan sampah masyarakat sebagian besar dibakar. Dari 4 Cluster yang ada sebanyak 69,4 % mengelola sampah dengan jalan membakar. Berikutnya untuk pengelolaan persampahan dibuang ke laut atau sungai atau danau sebesar 15 % sisanya dibiarkan saja membusuk dan dibuang kelahan kosong, Proses pemilahan secara pendataan dalam EHRA masyarakat di Kabupaten Takalar sudah melakukan pemilahan dari organik dan anorganik hanya daerah cluster 2 sekitar 53,8 % tidak melakukan pemilahan. Pengelolaan di lingkungan akan persampahan memadai sebanyak 72,8 % masyarakat mengelola sampah dengan baik. Untuk pengangkutan sampah hingga saat ini terbilang tidak memadai, hal ini diakibatkan ketepatan waktu pengangkutan oleh armada persampahan dari hasil EHRA yang didapat secara menyeluruh sampah tidak terangkut dengan tepat waktu. Pengolahan secara menyeluruh di kabupaten Takalar sebanyak 93,5 % sampah tidak diolah. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada grafik dan tabel di bawah ini.
Grafik 3.1 Grafik Pengelolaan Sampah Kabupaten Takalar
20
Gambar 3.2 Grafik Perilaku Praktik Pemilahan Sampah oleh Rumah Tangga -
21
Tabel 3.2 Area BeresikoPersampahan Berdasarkan Study EHRA Kluster Desa/Kelurahan 0
1
2
3
n 156
% 97,5
n 199
% 99,5
n 347
% 96,4
Ya, memadai
4
2,5
1
,5
13
Frekuensi pengangkutan sampah
Tidak memadai
0
,0
0
,0
Ketepatan waktu pengangkutan sampah
Tidak tepat waktu
0
,0
0
Pengolahan sampah setempat
Tidak diolah
156
97,5
4
2,5
Pengelolaan sampah
Tidak memadai
Ya, diolah
Total
n
4
40
% 100,0
3,6
0
2
100,0
,0
2
184
92,0
16
8,0
n
11
12
40
% 100,0
n 782
% 97,8
,0
0
,0
18
2,3
0
,0
0
,0
2
100,0
100,0
0
,0
0
,0
2
100,0
329
91,4
40
100,0
39
97,5
748
93,5
31
8,6
0
,0
1
2,5
52
6,5
22
3.3
Pembuangan Air Kotor Atau Limbah Tinja Manusia dan Lumpur Tinja
Pengelolaan air limbah domestik meliputi Air kotor, air limbah dan lumpur tinja manusia di Kabupaten Takalar merupakan komponen dari survey study EHRA. Pengelolaan air limbah di kabupaten Takalar secara garis besarnya dapat dilihat dari jumlah kepemilikan sarana di rumah tangga masing-masing. Untuk tempat BAB di kabupaten Takalar masyarakat memilih Jamban Pribadi sebanyak 74,1 % dari keseluruhan masyarakat di Kabupaten Takalar. Sisanya ke sungai, MCK Umum , ke lubang galian, WC helikopter , ke selokan dan lainnya. Tempat penyaluran lumpur tinja di Kabupaten Takalar sebagian besar ke lubang tanah sebesar 53,6 % sisanya tangki septik sebesar 14,6 % dan selebihnya tidak tahu, pipa sewer, dan ada juga yang langsung ke sungai dan laut. Pengurasan tangki septik masyarakat hingga saat ini sekitar 96,6 % tidak pernah mengalami pengurasan. Kepemilikan jamban di Kabupaten Takalar berdasarkan jenis toilet adalah sebesar 73,9 % memakai toilet jongkok leher angsa. Sebesar 25,8 % ,memiliki jamban duduk siram leher angsa. Dan tidak punya kloset 0,9 %. Untuk informasi selengkapnya dapat dilihat pada grafik dan tabel area beresiko dibawah ini
Grafik 3.3 Persentase Tempat Buang Air Besar
23
Grafik 3.4 Tempat Penyaluran Lumpur Tinja Kabupaten Takalar
Grafik 3.5 Waktu Terakhir Pengurasan Tangki Septik Kabupaten Takalar 2013
24
Grafik 3.6 Praktik Pengurasan Tangki Septik Kabupaten Takalar
Grafik 3.7 Persentase Tanki Septik Aman dan Tidak Aman Kabupaten Takalar 2013
25
Tabel 3.3 Area Beresiko Air Limbah Domestik Berdasakan study EHRA Kabupaten Takalar
Kluster Desa/Kelurahan 0 n 2.1 Tangki septik suspek aman
Tidak aman Suspek aman
24
1 % 15,0
n
Total
2 %
n
3
8
4,0
47
% 13,1
n
4 %
n
11 %
12
n
%
0
,0
0
,0
79
9,9
136
85,0
192
96,0
313
86,9
40
100,0
40
100,0
721
90,1
2.2 Pencemaran karena pembuangan isi tangki septik
Tidak, aman
3
100,0
0
,0
0
,0
0
,0
0
,0
3
75,0
Ya, aman
0
,0
0
,0
1
100,0
0
,0
0
,0
1
25,0
2.3 Pencemaran karena SPAL
Tidak ada pencemaran Ya, ada pencemaran
52
32,5
63
31,5
127
35,3
4
10,0
40
100,0
286
35,8
108
67,5
137
68,5
233
64,7
36
90,0
0
,0
514
64,3
26
3.4
Drainase Lingkungan di Selokan Sekitar Rumah dan Banjir
Banjir bila menggenangi lingkungan terlebih lagi bila lama genangan lebih dari 2 jam sangat meresahkan lingkungan permukiman. Data EHRA yang menitikberatkan pada survey genangan di kabupaten Takalar menyebutkan bahwa bila banjir tiba jumlah rumah yang tergenang terdapat 6,3 % mengalami banjir selama setahun. Sekitar 17,5 % hasil survey EHRA periode banjir hanya dialami oleh warga sekali dalam setahun dan yang tidak mengalami banjir sebesar 75,6 %. Secara periode banjir rutin di kabupaten Takalar, dari total responden 72,8 % mengalami banjir rutin sedangkan yang menjawab tidak hanya sebesar 27,2 %. Wilayah dan tinggi genangan banjir di perumahan masyarakat mendapat sorotan EHRA sebesar 51,3 % banjir memasuki rumah warga sedangkan 48,7 % tidak masuk kedalam rumah bila banjir tiba. Yang menjadi pertanyaan bila genangan terjadi sampai berapa lama genangan tersebut menggenangi perumahan masyarakat di Kabupaten Takalar. Jawaban hasil study EHRA menegaskan bahwa yang kurang dari 1 jam sebesar 3 %, untuk lama banjir 1-3 jam responden merespon sebesar 14 %, lama genangan setengah hari sebanyak 14 %, 1 hari sebanyak 30 % dan yang lebih dari hari sebesar 1 %. Dimanakah lokasi banjir di tingkat masyarakat di Kabupaten Takalar terjadi genangan, EHRA menjawab bahwa dari hasil pengamatan dilapangan, sebesar 79,1 % banjir menggenangi halaman rumah. 32,1 % lokasi masuk hingga kedapur. Dan didekat kamar mandi 13,3 % sisanya didekat bak penampungan dan lainnya sebesar 6,1 %. Bagaimana saluran air limbah kabupaten Takalar, titik sorotan EHRA menyebutkan bahwa kepemilikan Sarana Pembuangan Air Limbah ( SPAL ) sebesar 41,7 % memiliki SPAL rumah Tangga sisanya 58,3 tidak memiliki SPAL. Apa akibatnya jika tidak memiliki SPAL menurut EHRA akan terjadi genangan sebesar 41,4 % . Sisanya 58,6 % tidak mengalami genangan. Dengan demikian maka dapat diketahui berapa banyak SPAL yang berfungsi di Kabupaten Takalar. Keberfungsian SPAL dapat diukur sebanyak 48,6 % SPAL berfungsi dengan baik. Yang tidak berfungsi sebesar 19,4 % saluran tidak berfungsi, yang tidak ada saluran sebanyak 28,8 % dan saluran yang kerting sebanyak 3,3 %. Melihat masih banyak saluran serta belum adanya saluran di masing – masing area survey maka dapat diketahui juga tingkat pencemaran akibat SPAL. Data EHRA menjelaskan bahwa sebanyak 35,8 % tidak merasakan pencemaran karena SPAL, sebanyak 64,2 % masyarakat merasakan adanya pencemaran.
27
Grafik 3.8 Grafik Persentase Rumah Tangga Pernah Mengalami Banjir
Grafik 3.9 Persentase Rumah Tangga Yang Pernah Mengalami Banjir Rutin Di Kabupaten Takalar
28
Grafik 3.10 Grafik Lama Air Menggenang Jika Terjadi Banjir di Kabupaten Takalar 2013
Grafik 3.11 Lokasi Genangan Di Sekitar Rumah Kabupaten Takalar 2013
29
Grafik 3.12 Grafik Persentase Kepemilikan SPAL
Grafik 3.13 Grafik Aklibat Tidak Memiliki SPAL Rumah Tangga Di Kabupaten Takalar 2013
30
Grafik 3.14 Persentase SPAL Yang Berfungsi
Grafik 3.15 Persentase Pencemaran SPAL Di Kabupaten Takalar
31
Tabel 3.4 Tabel Area Beresiko Genangan Air Di Kabupaten Takalar
Kluster Desa/Kelurahan 0
n 4.1 Adanya genangan air
Ada genangan air (banjir)
Tidak ada genangan air
1
59
% 36,9
101
63,1
n
Total
2
3
81
% 40,5
n 135
% 37,5
119
59,5
225
62,5
n
4
29
% 72,5
11
27,5
n
11
12
27
% 67,5
n 331
% 41,4
13
32,5
469
58,6
32
3.5
Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga
`
Pengertian akan air minum adalah air yang layak dipakai untuk masa, minum dan berbagai aktivitas masyarakat lainnya. Akses terhadap air bersih berdasarkan EHRA untuk dipakai makan dan minum sumber air yang dipakai adalah sumur pompa tangan atau sumur bor. Persentase yang biasanya memakai sumur pompa tangan sebanyak 40,9 % sedangkan untuk PDAM responden mejawab hanya 26 % yang memakai air ledeng. Dan untuk minum sebesar 23 %. Mengetahui hal tersebut maka didapat sumber air minum yang tercemar sebesar 25,9 %, sisanya sebesar 74,1 % tidak mengalami pencemaran. Untuk penggunaan sumber air yang tidak terlindungi di Kabupaten Takalar sebesar 78,6 % sedangkan sisanya sebanyak 21,4 % berstatus tidak aman. Kelangkaan air di kabupaten Takalar sebanyak 95,9 % tidak mengalami kelangkaan terhadap akses air minum. Grafik 3.16 Akses Terhadap Air Bersih Di Kabupaten Takalar
\
33
Grafik 3.17 Grafik Sumber Air Minum dan Masak Di Kabupaten Takalar
34
Tabel 3.5 Area Beresiko Sumber Air Di Kabupaten Takalar Kluster Desa/Kelurahan 0 n 1.1 Sumber air terlindungi
1.2 Penggunaan sumber air tidak terlindungi. 1.3 Kelangkaan air
Tidak, sumber air berisiko tercemar Ya, sumber air terlindungi Tidak Aman Ya, Aman Mengalami kelangkaan air Tidak pernah mengalami
1
Total
2
3
% 30,0
n
48
30
% 15,0
n 120
% 33,3
112
70,0
170
85,0
240
28 132
17,5 82,5
32 168
16,0 84,0
10
6,3
13
150
93,8
187
n
4
2
% 5,0
66,7
38
92 268
25,6 74,4
6,5
9
93,5
351
n
11
12
7
% 17,5
n 207
% 25,9
95,0
33
82,5
593
74,1
8 32
20,0 80,0
11 29
27,5 72,5
171 629
21,4 78,6
2,5
1
2,5
0
,0
33
4,1
97,5
39
97,5
40
100,0
767
95,9
35
3.6
Perilaku Higiene dan Sanitasi
Perilaku Higiene dan Sanitasi merupakan perilaku hidup bersih dan sehat bagi masyarakat. Study EHRA menitikberatkan pada perilaku cuci tangan pakai sabun, perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Untuk perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun di Kabupaten Takalar hasil pendataan survey EHRA mengatakan sebanyak 95,6 % masyarakat tidak melakukan praktek CTPS, sisanya 4,4 % melakukan cuci tangan pakai sabun. Ketersediaan sarana sabun dalam jamban menjadi penentu praktek cuci tangan pakai sabun. Untuk ketersediaan sabun dalam jamban , EHRA menjelaskan bahwa sebanyak 64,3 % masyarakat menyediakan sabun sedangkan 35,7 % ketersediaan sabun dalam jamban tidak ada. Kapan saja masyarakat melakukan CTPS di kabupaten Takalar, survey membuktikan waktu sebelum makan sebanya 88,9 %, sesudah makan memiliki bobot 48,9 %. Setelah Buang Air Besar (BAB) sebanyak 62.3 %. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Untuk BABS di Kabupaten Takalar menurut hasil analisis EHRA menyebutkan sebanyak 30,5 % masyarakat masih BABS sedangkan yang sudah terfokus sebesar 69,5 %. Grafik 3.18 Grafik CTPS Di Lima Waktu Penting Untuk Kabupaten Takalar
36
Grafik 3.19 Grafik Waktu Melakukan CTPS
Grafik 3.20 Grafik BABS Di Kabupaten Takalar
37
3.7
Kejadian Penyakit Diare
Penyakit Diare menjadi bagian dari materi survey EHRA Kabupaten Takalar dikarenakan bila keadaan sanitasi buruk di tingkat masyarakat maka penyakit diarelah yang pertama muncul menyerang sehingga dapat diketahui bila suatu kabupaten memiliki penderita diare besar maka yakinlah bahwa kabupaten tersebut berada pada kondisi sanitasi yang rawan. Survey EHRA 2013 ini menelusuri kerawanan penyakit diare di kabupaten Takalar. Kesimpulan yang didapat bahwa selama setahun anggota keluarga di masyarakat takalar sebanyak 69,4 % tidak pernah menderita penyakit diare. Saat 6 bulan yang lalu reponden yang menderita diare hanya 1 %, 6 bulan yang lalu munculnya penyakit diare di tingkat masyarakat hanya berkisar 1,5 %, untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Lalu umur berapa saja dalam keluarga yang terkena diare. Hasil survey menjelaskan bahwa perempuan dewasa mnduduki peringkat tertinggi sebesar 46,9 %, menyusul laki-laki dewasa sebesar 21,6 %, lalu anak balita 22 % dan sisanya anak non balita serta anak remaja perempuan dan laki-laki. Hasil selengkapnya dapat dilihat padat tabel 3.7 mengenai hasil analisis penderita diare di kabupaten Takalar.
38
Tabel 3.7 Kejadian Diare Pada Penduduk Kabupaten Takalar 2013
0 n H.1 Kapan waktu paling dekat anggota keluarga ibu terkena diare
Hari ini Kemarin 1 minggu terakhir 1 bulan terakhir 3 bulan terakhir 6 bulan yang lalu Lebih dari 6 bulan yang lalu Tidak pernah
1
Kluster Desa/Kelurahan 2 % n % ,5 4 1,1 2,5 11 3,1 6,0 31 8,6 5,5 26 7,2 4,5 27 7,5 ,0 9 2,5 3,0 18 5,0
% 1,3 3,1 7,5 8,8 4,4 1,3 3,1
n
2 5 12 14 7 2 5 113
70,6
156
78,0
234
1 5 12 11 9 0 6
Total 3 n
4 0 0 0 3 3 0 1
,0 ,0 ,0 7,5 7,5 ,0 2,5
8 25 59 63 47 12 31
12 % 1,0 3,1 7,4 7,9 5,9 1,5 3,9
47,5
33
82,5
555
69,4
1 4 4 9 1 1 1
% 2,5 10,0 10,0 22,5 2,5 2,5 2,5
65,0
19
n
%
11 n
A. Anak-anak balita
Tidak Ya
34 13
72,3 27,7
37 7
84,1 15,9
94 32
74,6 25,4
19 2
90,5 9,5
7 0
100,0 ,0
191 54
78,0 22,0
B. Anak-anak non balita
Tidak Ya
43 4
91,5 8,5
39 5
88,6 11,4
115 11
91,3 8,7
21 0
100,0 ,0
6 1
85,7 14,3
224 21
91,4 8,6
C. Anak remaja lakilaki
Tidak Ya
45 2
95,7 4,3
42 2
95,5 4,5
117 9
92,9 7,1
16 5
76,2 23,8
7 0
100,0 ,0
227 18
92,7 7,3
D. Anak remaja perempuan
Tidak Ya
46 1
97,9 2,1
41 3
93,2 6,8
121 5
96,0 4,0
20 1
95,2 4,8
7 0
100,0 ,0
235 10
95,9 4,1
E. Orang dewasa lakilaki
Tidak Ya Tidak
35 12 26
74,5 25,5 55,3
28 16 27
63,6 36,4 61,4
105 21 65
83,3 16,7 51,6
18 3 11
85,7 14,3 52,4
6 1 1
85,7 14,3 14,3
192 53 130
78,4 21,6 53,1
Ya
21
44,7
17
38,6
61
48,4
10
47,6
6
85,7
115
46,9
F. Orang dewasa perempuan
39
3.8
Indeks Risiko Sanitasi (IRS) Indeks Resiko Sanitasi merupakan hasil akhir analisis study EHRA Kabupaten
Takalar tahun 2013. Besaran nilai resiko sanitasi Kabupaten Takalar dapat tergambar dalam Indeks Resiko Sanitasi ini . Jenis masalah apa yang terjadi di tingkat masyarakat dapat terbaca dengan baik. Dari hasil IRS study EHRA Kabupaten Takalar dapat disimpulkan bahwa untuk cluster awal pokja cluster
0 yang menjadi pokok
permasalahannya adalah air Limbah Domestik, cluster 1 pokok permasalahannya adalah persampahan, cluster 2 masalah yang didapat adalah persampahan dan sumber air, cluster 3 masalahnya pada genangan air sedangkan cluster 4 genangan air. Setelah melalui perhitungan statistik nilai max dan min maka didapatlah 4 katergori yang rawan sanitasi dimana : a. Cluster 1 permasalahan yang ada pada PHBS b. Cluster 2 permasalahan yang terjadi pada genangan air c. Cluster 3 permaslahan yang terjadi ada pada air limbah domestik d. Cluster 4 permasalahan yang didapati pada genangan air dan persampahan.
Berikut ini adalah gambar grafik IRS Kabupaten Takalar dalam study EHRA tahun 2013 Grafik 3.21 Grafik Indeks Area Beresiko
40
Bab 4 Penutup 4.1
Kesimpulan Dengan berakhirnya study EHRA Kabupaten Takalar 2013 ini maka telah dapat dipahami akan kondisi
sanitasi kabupaten Takalar dimana dapat diketahui kecamatan mana serta desa apa saja yang menjadi input data primer dalam penyusunan BAB III Buku Putih Sanitasi Kabupaten Takalar. Gambaran akan kerawanan sanitasi masing-masing desa telah diilustrasikan melalui clustering dan tingkat kerawanan sanitasinya melalui hasil analisis EHRA. Semoga EHRA di Kabupaten Takalar ini mampu memberikan masukan serta input data kepada pemerintah kabupaten Takalar dalam memberikan pelayanan program prioritas dalam menyusun strategi pembangunan sanitasi yang berkelanjutan di masa yang akan datang. Harapan terbesar dalam penyusunan laporan ini kiranya study EHRA tidak hanya dilakukan sekali namun akan dilanjutkan untuk mengetahui perkembangan kemajuan sanitasi di tahun ke 3 setelah pelaksanaan tahun ini. Masih banyak kekurangan yang di dapati dalam pelaksanaan study EHRA ini kiranya dari pengalaman kegiatan awal ini kami selaku pelaksana kegiatan EHRA mampu memberikan masukan dan melengkapi kekurangan tersebut di study EHRA yang akan datang. 4,2
Hambatan dan Kendala Beberapa hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan study EHRA kabupaten Takalar antara
lain: 1. Dalam penganggaran study EHRA kabupaten Takalar kami merasa masih sangat kurang sehingga pelaksanaan study EHRA kabupaten Takalar berjalan sesuai dengan pendanaan yang ada. 2. Pihak stakholder terkait study EHRA kiranya mampu memahami akan pentingnya study EHRA untuk kabupaten di masa yang akan datang 3. Terlalu banyaknya tim yang dibentuk utamanya tim entry data sehingga dalam menunggu penginputan data saling menunggu yang mengakibatkan keterlambatan analisis hasil study EHRA. 4.3
Saran Dari permasalahan serta kekurangan dalam pelaksanaan study EHRA kabupaten Takalar Tahun 2013,
maka kami dapat memberikan saran dan masukan sebagai berikut: 1. Penganggaran study EHRA untuk tahun yang akan datang kiranya di proporsionalkan dengan kegiatan sehingga hasil yang dicapai dapat maksimal
41
2. Pihak stakholder terkait study EHRA kiranya memahami betul akan tugas dalam melaksanakan study EHRA ini kedepan 3. Tim pelaksana dan tim penyusun study EHRA ke depannya kiranya tidak terlalu banyak sehingga efektivitas kerja baik mulai dari persiapan , pelatihan hingga pelaksanaan serta analisis data serta penyusunan laporan dapat berjalan sesuai dengan target waktu yang ada. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya kegiatan Sudy Enviroment Health Risk Asesment EHRA Kabupaten Takalar ini. Semoga hasil tingkat kerawanan sanitasi Kabupaten Takalar dapat memacu dan memberikan input untuk pembangunan sanitasi Kabupaten Takalar kedepan.
42
Lampiran Tabel Dasar Hasil Study EHRA Tabel 4.1 TABEL INDEKS RISIKO Kluster Desa/Kelurahan 0
1
% 1.1 Sumber air terlindungi
1.2 Penggunaan sumber air tidak terlindungi. 1.3 Kelangkaan air 2.1 Tangki septik suspek aman 2.2 Pencemaran karena pembuangan isi tangki septik
3.1 Pengelolaan sampah
%
3
%
4
%
%
Tidak, sumber air berisiko tercemar Ya, sumber air terlindungi
30,0
15,0
33,3
5,0
17,5
70,0
85,0
66,7
95,0
82,5
Ya
17,5
16,0
25,6
20,0
27,5
Tidak
82,5
84,0
74,4
80,0
72,5
6,3
6,5
2,5
2,5
,0
Tidak
93,8
93,5
97,5
97,5
100,0
Tidak
15,0
4,0
13,1
,0
,0
Ya
85,0
96,0
86,9
100,0
100,0
Ya
100,0
,0
,0
,0
,0
,0
,0
100,0
,0
,0
Ya
32,5
31,5
35,3
10,0
100,0
Tidak
67,5
68,5
64,7
90,0
,0
Tidak
97,5
99,5
96,4
100,0
100,0
2,5
,5
3,6
,0
,0
Ya
Tidak 2.3 Pencemaran karena SPAL
2
Ya 3.3 Ketepatan waktu pengangkutan sampah
Tidak tepat waktu
,0
,0
100,0
,0
,0
3.2 Frekuensi pengangkutan sampah
Tidak memadai
,0
,0
100,0
,0
,0
3.4 Pengolahan sampah setempat
Tidak diolah
97,5
92,0
91,4
100,0
97,5
diolah 4.1 Adanya genangan air
Ya
2,5
8,0
8,6
,0
2,5
36,9
40,5
37,5
72,5
67,5
43
Tidak
63,1
59,5
62,5
27,5
32,5
Tidak
95,6
97,0
93,9
100,0
100,0
4,4
3,0
6,1
,0
,0
Tidak
28,8
38,5
22,8
32,5
17,5
Ya
71,3
61,5
77,2
67,5
82,5
Tidak
26,9
44,5
23,9
25,0
70,0
Ya
73,1
55,5
76,1
75,0
30,0
Tidak
26,3
36,0
23,3
77,5
30,0
Ya
73,8
64,0
76,7
22,5
70,0
5.2.d. Apakah terlihat ada sabun di dalam atau di dekat jamban?
Tidak
36,9
39,0
30,3
55,0
45,0
Ya
63,1
61,0
69,7
45,0
55,0
5.3 Pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air
Ya,Tercemar
13,8
2,5
9,4
2,5
2,5
Tidak tercemar
86,3
97,5
90,6
97,5
97,5
5.4 Perilaku BABS
Ya, BABS
32,5
40,0
25,0
32,5
22,5
Tidak
67,5
60,0
75,0
67,5
77,5
5.1 CTPS di lima waktu penting
Ya 5.2.a. Apakah lantai dan dinding jamban bebas dari tinja? 5.2.b. Apakah jamban bebas dari kecoa dan lalat? 5.2.c. Keberfungsian penggelontor.
44
Tabel 4.2 Indeks Risiko Sanitasi Variabel
CLUSTER
Jawaban 0
1
2
4
3
1. SUMBER AIR 1.1 Sumber air terlindungi
Tidak
30,0
15,0
33,3
5,0
17,5
1.2 Penggunaan sumber air tidak terlindungi.
Ya
17,5
16,0
25,6
20,0
27,5
1.3 Kelangkaan air
Ya
6,3
6,5
2,5
2,5
,0
15,0
4,0
13,1
,0
,0
100,0
,0
,0
,0
,0
35,3
10,0
100,0
2. AIR LIMBAH DOMESTIK 2.1 Tangki septik suspek aman 2.2 Pencemaran karena pembuangan isi tangki septik
Tidak Ya
2.3 Pencemaran karena SPAL
Ya
32,5
31,5
Tidak
97,5
99,5
96,4
100,0
100,0
,0
100,0
,0
,0
3. PERSAMPAHAN 3.1 Pengelolaan sampah 3.2 Frekuensi pengangkutan sampah
Tidak memadai
,0
3.3 Ketepatan waktu pengangkutan sampah
Tidak tepat waktu
,0
,0
100,0
,0
,0
3.4 Pengolahan sampah setempat
Tidak diolah
97,5
92,0
91,4
100,0
97,5
Ya
36,9
40,5
37,5
72,5
67,5
5.1 CTPS di lima waktu penting
Tidak
95,6
97,0
93,9
100,0
100,0
5.2.a. Apakah lantai dan dinding jamban bebas dari tinja?
Tidak
28,8
38,5
22,8
32,5
17,5
5.2.b. Apakah jamban bebas dari kecoa dan lalat?
Tidak
26,9
44,5
23,9
25,0
70,0
4. GENANGAN AIR 4.1 Adanya genangan air 5. PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT
45
5.2.c. Keberfungsian penggelontor.
Tidak
5.2.d. Apakah terlihat ada sabun di dalam atau di dekat jamban?
Tidak
5.3 Pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air
Ya, tercemar
5.4 Perilaku BABS
Ya, BABS
26,3
36,0
23,3
77,5
30,0
36,9
39,0
30,3
55,0
45,0
13,8
2,5
9,4
2,5
2,5
32,5
40,0
25,0
32,5
22,5
46
Tabel 4.3 Kalkulasi Indeks Risiko Sanitasi
Variabel
Bobot
1. SUMBER AIR
CLUSTER 0
CLUSTER 1
CLUSTER 2
CLUSTER 3
CLUSTER 4
15
11
16
8
11
1.1 Sumber air tercemar
25%
8
4
8
1
4
1.2 Penggunaan sumber air tidak terlindungi.
25%
4
4
6
5
7
1.3 Kelangkaan air
50%
3
3
1
1
-
49
12
16
3
33
1
4
-
-
2. AIR LIMBAH DOMESTIK. 2.1 Tangki septik suspek aman
33%
5
2.2 Pencemaran karena pembuangan isi tangki septik
33%
33
-
-
-
-
2.3 Pencemaran karena SPAL
33%
11
11
12
3
33
49
48
97
50
49
3. PERSAMPAHAN. 3.1 Pengelolaan sampah
25%
24
25
24
25
25
3.2 Frekuensi pengangkutan sampah
25%
-
-
25
-
-
3.3 Ketepatan waktu pengangkutan sampah
25%
-
-
25
-
-
3.4 Pengolahan setempat
25%
24
23
23
25
24
37
41
38
73
68
37
41
38
73
68
4. GENANGAN AIR. 4.1 Adanya genangan air
100%
47
5. PERILAKU HIGIENE DAN SANITASI 5.1 CTPS di lima waktu penting
43
45
38
46
41
25%
24
24
23
25
25
5.2.a. Apakah lantai dan dinding jamban bebas dari tinja?
6%
2
2
1
2
1
5.2.b. Apakah jamban bebas dari kecoa dan lalat?
6%
2
3
1
2
4
5.2.c. Keberfungsian penggelontor.
6%
2
2
1
5
2
5.2.d. Apakah terlihat ada sabun di dalam atau di dekat jamban?
6%
2
2
2
3
3
5.3 Pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air
25%
3
1
2
1
1
5.4 Perilaku BABS
25%
8
10
6
8
6
48
Tabel 4.4
Kumulatif Indeks Risiko Sanitasi
Variabel 1. SUMBER AIR 2. AIR LIMBAH DOMESTIK. 3. PERSAMPAHAN. 4. GENANGAN AIR. 5. PERILAKU HIGIENE DAN SANITASI
CLUSTER 0
CLUSTER 1
CLUSTER 2
CLUSTER 3
CLUSTER 4
15
11
16
8
11
49
12
16
3
33
49
48
97
50
49
37 43
41
38
73
68
45
38
46
41
Tabel 4. Katagori Daerah Berisiko Sanitasi Total Indeks Risiko Max Total Indeks Risiko Min Interval Katagori Area Berisiko Kurang Berisiko Berisiko Sedang Risiko Tinggi Risiko Sangat Tinggi
Batas Nilai Risiko 205 156
Keterangan
12 Batas Bawah 156 169 182 196
Batas Atas 168 181 195 208
49
Tabel 4.5 Tabel Area Beresiko EHRA Kabupaten Takalar 2013 ID
Skor
Kecamatan Kelurahan
berdasarkan data EHRA
7305.010
Kecamatan Mangara Bombang
7305.010.001 7305.010.002 7305.010.003 7305.010.004 7305.010.005 7305.010.006 7305.010.007 7305.010.008 7305.010.009 7305.010.010 7305.010.011 7305.010.012
Punaga Laikang Cikoang Patopakang Bonto Parang Panyangkalang Bonto Manai Lakatong Tope Jawa Banggae Mangadu Lengkese
1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 4 1
7305.020.001
Mattirobaji
3
7305.020.002 7305.020.003 7305.020.004 7305.020.005 7305.020.006
Maccinibaji Takalar Patani Soreang Pa'batangan
3 1 2 1 1
7305.020.007
Bontomanai
3
7305.020.008
Rewataya
3
7305.020.009
Tompotana
3
7305.021.001
Laguruda
3
7305.021.002 7305.021.003
Sanrobone Banyuanyara
3 2
7305.021.004
Paddinging
3
7305.021.005
Ujung Baji
3
7305.021.006
Tonasa
3
7305.020
7305.021
7305.030 7305.030.001
Kecamatan Mappakasunggu
Kecamatan Sanrobone
Kecamatan Polombangkeng Selatan Surulangi
1
50
7305.030.002 7305.030.003 7305.030.004 7305.030.005 7305.030.006 7305.030.007 7305.030.008 7305.030.009 7305.030.010 7305.031
7305.050.001 7305.050.002 7305.050.003 7305.050.004
Pattalassang Palantikang Pappa Maradekaya Kalabbirang Sombalabella Bajeng Sabintang Salaka
2 4 4 2 1 4 4 4 3
Kale Ko'mara Lassang Barat Panranuangku Manongkoki Malewang Palleko Mattompodalle Parang Luara Pa’rappunganta Massamaturu Timbuseng Ko’mara Barugaya Towata Kampung Beru Lassang Parang Baddo Balangtanaya
3 3 1 2 4 4 4 1 1 1 1 1 1 4 1 3 3 3
Mangindara Bontomarannu Barammamase Bonto Kassi
4 3 1 4
Kec. Polombangkeng Utara
7305.040.001 7305.040.002 7305.040.003 7305.040.004 7305.040.005 7305.040.006 7305.040.007 7305.040.008 7305.040.009 7305.040.010 7305.040.011 7305.040.012 7305.040.013 7305.040.014 7305.040.015 7305.040.016 7305.040.017 7305.040.018 7305.050
1 1 2 4 4 4 4 4 2
Kecamatan Pattalassang
7305.031.001 7305.031.002 7305.031.003 7305.031.004 7305.031.005 7305.031.006 7305.031.007 7305.031.008 7305.031.009 7305.040
Rajaya Pa'bundunkang Canrego Bontokadatto Bulukunyi Cakura Lantang Moncongkomba Patte'ne
Kecamatan Galesong Selatan
51
7305.050.005 7305.050.006 7305.050.007 7305.050.008 7305.051.009 7305.050.010 7305.050.011 7305.050.012 7305.051
7305.060.001 7305.060.002 7305.060.003 7305.060.004 7305.060.005 7305.060.006 7305.060.007 7305.060.008 7305.060.009 7305.060.010
1 4 4 4 4 4 1 2
Bontoloe Kalenna Bontongape Bontomangape Parambambe Pattinoang Boddia Parangmata Galesong Kota Galesong Baru Pa’lalakkang Pa’rasangan Beru Kalukuang Mappakalompo Campagaya
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4
Bontokadopepe Sampulungan Bontosunggu Tamasaju Bontolebang Tamalate Bontolanra Pakkabba Aeng Batu-batu Aeng Towa
1 1 4 4 4 4 4 4 4 4
Kec.Galesong
7305.051.001 7305.051.002 7305.051.003 7305.051.004 7305.051.005 7305.051.006 7305.051.007 7305.051.008 7305.051.009 7305.051.010 7305.051.011 7305.051.012 7305.051.013 7305.051.014 7305.060
Sawakong Bentang Bonto Kanang Popo Taroang Kadatong Kale Bentang Kalukuboddo
Kecamatan Galesong Utara
52
Peta 4.1 Peta Area Beresiko EHRA Kabupaten Takalar 2013
53
Foto Kegiatan EHRA Kabupaten Takalar. 1. Persiapan Study EHRA
2. Penentuan Area Survey
54
3. Pelatihan Erumenator, supervisor dan Entry data a. Pelatihan Erumenator
b. Pelatihan Supervisor
c.
Pelatihan Entry Data
55