Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2014
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN WAJO
Provinsi SULAWESI SELATAN
Disiapkan oleh:
POKJA SANITASI KABUPATEN WAJO
PPSP WAJO
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Wajo Tahun 2014 dapat terselesaikan. Penyusunan Buku Putih Sanitasi didukung oleh Data Sekunder bersumber dari Instansi terkait dan Studi EHRA yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan. Tak lupa ucapan terima kasih untuk semua pihak yang telah berpartisipasi dalam proses penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Wajo ini. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Wajo merupakan gambaran sanitasi yang ada di Kabupaten Wajo baik dari Air Limbah, Persampahan maupun Drainase serta Air Bersih, yang ditinjau dari Kelembagaan, Sistem dan Cakupan Pelayanan, Peran Serta Masyarakat, Komunikasi dan Media, Peran Swasta, Pendanaan dan Pembiayaan serta Permasalahan Mendesak. Penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Wajo, diharapkan akan menjadi dasar dalam meningkatkan pembangunan di bidang sanitasi agar tercipta lingkungan yang sehat dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di masyarakat. Kami sadari penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) ini masih jauh dari titik kesempurnaan, olehnya itu diharapkan saran, kritik dan masukan yang membangun untuk kesempurnaan Buku Putih Sanitasi (BPS) ini. Karena dengan tersusunnya
Buku
Putih
Sanitasi
(BPS)
merupakan
awal
perencanaan
pembangunan Sanitasi di Kabupaten Wajo. Sengkang, 18 Agustus 2014
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
1
PPSP WAJO
RINGKASAN EKSEKUTIF
RINGKASAN EKSEKUTIF Buku Putih Sanitasi ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas dan faktual mengenai kondisi dan profil sanitasi Kabupaten Wajo pada saat ini. Pemetaan kondisi dan profil sanitasi (sanitation mapping) dilakukan untuk menetapkan zona sanitasi prioritas yang penetapannya berdasarkan urutan potensi Buku Putih Sanitasi Kabupaten Wajo merupakan Buku Induk terhadap rencana pengembangan pembangunan di bidang sanitasi dan menjadi dasar serta acuan terhadap semua pekerjaan sanitasi yang lebih terintegrasi dan terpadu secara berkesinambungan,. Buku Putih Sanitasi menyediakan data dasar yang esensial mengenai struktur, situasi dan kebutuhan sanitasi Kabupaten Wajo, yang nantinya menjadi panduan kebijakan Pemerintah Kabupaten dalam menejemen kegiatan sanitasi. Dalam penyusunan Buku Putih ini, langkah-langkah pendekatan dari bawah (bottom-up approach) yang dilakukan adalah sebagai berikut: Pertemuan secara berkala dengan anggota Pokja yang dikoordinasikan oleh Bappeda Kabupaten Wajo selaku Ketua Pokja; Meninjau dan melakukan survei ke tempattempat yang dilayani program sanitasi serta sebagian dari daerah pelayanan di pedesaan; Diskusi (focus group discussions) yang bersifat teknis dan mendalam juga dilakukan dengan pihak-pihak yang terlibat dalam sanitasi. Diskusi untuk memberikan gambaran yang lebih jelas terkait kondisi yang ada serta upaya-upaya yang telah, sedang dan akan dilakukan untuk meningkatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat di bidang sanitasi. Kondisi wilayah Kabupaten Wajo yang berbentuk mangkok sehingga aliran air dari berbagai kabupaten lain seperti Soppeng, Bone, Luwu dll akan berakhir atau berhulu ke Kabupaten Wajo. Hal ini sering menyebabkan banjir karena meluapnya danau tempe dan ditambah dengan banyaknya saluran drainase yang tidak berfungsi dengan baik, sungai yang mengalami pendangkalan. Ini semua dikarenakan banyaknya masyarakat yang masih membuang sampah, membuang tinja dan limbah rumah tangga disembarang tempat. Kondisi ini akan berdampak pada pencemaran lingkungan yang dapat menyebabkan timbulnya berbagai jenis penyakit yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat.
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
ii
PPSP WAJO
RINGKASAN EKSEKUTIF Melihat kondisi wilayah Kabupaten Wajo yang rawan terjadi banjir dan untuk peningkatan kualitas kesehatan masyarakat maka diperlukan peningkatan kualitas sanitasi. Peningkatan kualitas sanitasi meliputi pada penataan saluran drainase, pengelolaan persampahan dan peningkatan kualitas dan kuantitas air minum bersih bagi masyarakat. Wilayah Kajian Sanitasi di Kabupaten Wajo terdiri dari 15 Desa/Kelurahan dari 9 (Sembilan) Kecamatan yaitu; Kecamatan Tempe (Lapongkoda dan Siengkang;
Kecamatan
Tanasitolo
(Wajariaja
dan
Sabbangparu (Ujung Pero dan Wage); Kecamatan Kecamatan
Belawa
(Leppangeng);
Kecamatan
Lowa);
Kecamatan
Pammana (Simpursia);
Maniangpajo
(Anabanua);
Kecamatan Majauleng (Tua dan Tellu Limpoe); Kecamatan Bola (Manurung dan Balielo; dan Kecamatan Penrang (Doping dan Walanga). Untuk masalah pengelolaan air limbah domestik di kabupaten wajo, masih banyak yang perlu dibenahi seperti halnya pengadaan IPLT, Tangki Septik yang sesuai dengan syarat-syarat yang berlaku, perlunya sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya penggunaan jamban dan yang memenuhi syarat kesehatan. Di Kabupaten Wajo, terkait pengelolaan persampahan masih sangat kurang di lingkungan masyarakat. Kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan, sarana pengelolaan sampah perlu ditingkatkan lagi. Kondisi drainase di Kabupaten Wajo masih sangat perlu perhatian dalam hal pembangunan, pemeliharaan dan peningkatan.
Hal
tersebut
memerlukan
anggaran
yang
besar
dalam
pelaksanaannya, sehingga Pemerintah Daerah harus menjadikan hal tersebut adalah prioritas perencanaan pembangunan. Perlunya lembaga khusus sebagai pengelola sistem drainase perkotaan. Kabupaten Wajo memiliki beberapa wilayah atau area berisiko sanitasi yakni, untuk Komponen Air Limbah terdapat 2 Kelurahan yang berisiko sangat tinggi dan 17 Desa/Kelurahan yang berisiko tinggi. Untuk Komponen Persampahan terdapat
pula
5
Desa/Kelurahan
yang
berisiko
sangat
tinggi
dan
16
Desa/Kelurahan yang berisiko tinggi. Dan untuk Komponen Drainase terdapat 7 Desa/Kelurahan yang berisiko sangat tinggi dan 16 Desa/Kelurahan yang berisiko tinggi. Dengan demikian untuk Sanitasi Kabupaten Wajo masih perlu pembenahan di beberapa Desa/Kelurahan yang ada di Kecamatan-Kecamatan.
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
iii
PPSP WAJO
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI Kata Pengantar ..................................................................................................
i
Ringkasan Eksekutif (Executive Summary)
...........................................
ii
......................................................................................................
iv
Daftar Tabel ......................................................................................................
vii
Daftar Peta
xi
Daftar Isi
......................................................................................................
Daftar Gambar
..........................................................................................
xii
Daftar Istilah
..........................................................................................
xiv
..........................................................................................
1
1.2 Landasan Gerak ..........................................................................................
2
1.3 Maksud dan Tujuan
..............................................................................
6
..........................................................................................
7
Bab 1: Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
1.4 Metodologi
1.5 Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain
.......
10
Bab 2: Gambaran Umum Wilayah 2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik
............................................ 18
2.2 Demografi ....................................................................................................... 32 2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah
........................................................ 35
2.4 Tata Ruang Wilayah
............................................................................... 49
2.5 Sosial dan Budaya
............................................................................... 63
2.6 Kelembagaan Pemerintah Daerah 2.7 Komunikasi dan Media
.......................................................
68
............................................................................... 72
Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah 3.1 Wilayah Kajian Sanitasi ............................................................................... 73 3.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terkait Sanitasi 3.2.1 Tatanan Rumah Tangga 3.2.2 Tatanan Sekolah
.................... 76
................................................................... 76
............................................................................... 83
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
iv
PPSP WAJO
DAFTAR ISI
3.3 Pengelolaan Air Limbah Domestik 3.3.1 Kelembagaan
.......................................................
87
..........................................................................................
87
3.3.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan 3.3.3 Peran Serta Masyarakat
.......................................................
92
..................................................................
109
3.3.4 Komunikasi dan Media ..............................................................................
112
3.3.5 Peran Swasta
..........................................................................................
114
3.3.6 Pendanaan dan Pembiayaan ..................................................................
116
3.3.7 Permasalahan mendesak
..................................................................
119
3.4 Pengelolaan Persampahan
..................................................................
121
..........................................................................................
122
3.4.1 Kelembagaan
3.4.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan 3.4.3 Peran Serta Masyarakat
.......................................................
126
................................................................... 150
3.4.4 Komunikasi dan Media ............................................................................... 154 3.4.5 Peran Swasta
........................................................................................... 156
3.4.6 Pendanaan dan Pembiayaan .................................................................... 159 3.4.7 Permasalahan mendesak
.................................................................... 163
3.5 Pengelolaan Drainase Perkotaan.................................................................... 165 3.5.1 Kelembagaan
............................................................................................ 165
3.5.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan 3.5.3 Peran Serta Masyarakat
......................................................... 169
..................................................................... 185
3.5.4 Komunikasi dan Media ................................................................................. 188 3.5.5 Peran Swasta
............................................................................................. 190
3.5.6 Pendanaan dan Pembiayaan ...................................................................... 192 3.5.7 Permasalahan mendesak
...................................................................... 195
3.6 Pengelolaan Komponen Terkait Sanitasi
...............................................197
3.6.1 Pengelolaan Air Bersih .................................................................................. 197 3.6.2 Pengelolaan Air Limbah Industri Rumah Tangga 3.6.3 Pengelolaan Limbah Medis
...................................203
...................................................................... 205
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
v
PPSP WAJO
DAFTAR ISI
Bab 4: Program Pengembangan Sanitasi Saat Ini dan yang Direncanakan 4.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terkait Sanitasi
....................... 209
4.2 Peningkatan Pengelolaan Air Limbah Domestik ...............................................212 4.3 Peningkatan Pengelolaan Persampahan
...............................................215
4.4 Peningkatan Pengelolaan Drainase Perkotaan ...............................................218 4.5 Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi Bab 5: Area Berisiko Sanitasi
...............................................226
...................................................................... 230
Lampiran
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
vi
PPSP WAJO
DAFTAR TABEL
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Nama Daerah Aliran Sungai di Wilayan Kabupaten Wajo
......... 28
Tabel 2.2 Nama, Luas Wilayah dan Jumlah Keluraha per-Kecamatan
......... 28
Tabel 2.3 Jumlah dan Kepadatan Penduduk 3 – 5 Tahun Terakhir
......... 33
Tabel 2.4 Jumlah dan Kepadatan Penduduk saat ini dan Proyeksi untuk 5 Tahun
................................................................................. 34
Tabel 2.5 Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Wajo Tahun 2009 – 2013
..................................................................... 41
Tabel 2.6 Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Wajo Tahun 2009 – 2013
..................................................................... 44
Tebel 2.7 Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kabupaten Wajo Tahun 2009 – 2013
..................................................................... 45
Tabel 2.8 Belanja Sanitasi Per-Kapita Kabupaten Wajo Tahun 2009 – 2013 Tabel 2.9 Realiasasi dan Potensi Retribusi Sanitasi Per-Kapita
46
...................... 47
Tabel 2.10 Peta Perekonomian Kabupaten Wajo Tahun 2009 – 2013
......... 48
Tabel 2.11 Fasilitas Pendidikan yang tersedia di Kabupaten Wajo ..................... 65 Tabel 2.12 Jumlah Penduduk Miskin per Kecamatan Tabel 2.13 Jumlah rumah per Kecamatan
................................. 66
......................................................... 67
Tabel 2.14 Kegiatan Komunikasi terkait Sanitasi
............................................. 68
Tabel 2.15 Media Komunikasi dan Kerjasama terkait Sanitasi
..................... 72
Tabel 3.1 Rekapitulasi Jumlah Sarana Air Bersih dan Sanitasi Sekolah Tingkat Dasar/MI
.................................................................... 84
Tabel 3.2 Kondisi sarana Sanitasi Sekolah Dasar (MI)
................................. 85
Tabel 3.3 PHBS terkait Sanitasi di Sekolah Dasar/MI
................................. 86
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
vii
PPSP WAJO
DAFTAR TABEL
Tabel 3.4 Daftar Pemangku Kepentingan yang terlibat dalam Pengelolaan Air Limbah Domestik
............................................. 89
Tabel 3.5 Daftar Peraturan terkait Air Limbah Domestik Kabupaten Wajo......... 91 Tabel 3.6 Cakupan Layanan Air Limbah Domestik yang ada Di Kabupaten Wajo
.................................................................... 98
Tabel 3.7 Kondisi Prasarana dan Sarana Air Limbah Domestik
..................... 108
Tabel 3.8 Daftar Program/Kegiatan Layanan Air Limbah Domestik Berbasis Masyarakat
..................................................................... 110
Tabel 3.9 Pengelolaan Sarana Air Limbah Domestik oleh Masyarakat
.......... 111
Tabel 3.10 Peran Swasta dalam Penyediaan Layanan Air Limbah Domestik
115
Tabel 3.11 Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi Komponen Air Limbah Domestik Kabupaten Wajo Tahun 2009 – 2013
..................... 117
Tabel 3.12 Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi Komponen Air Limbah Domestik Kabupaten Wajo Tahun 2009 – 2013 .................................. 118 Tabel 3.13 Permasalahan Mendesak
......................................................... 120
Tabel 3.14 Daftar Pemangku Kepentingan yang terlibat dalam Pengelolaan Persampahan
................................................................................ 123
Tabel 3.15 Daftar Peraturan terkait Sanitasi
............................................. 125
Tabel 3.16 Cakupan Layanan Persampahan yang ada di Kabupaten Wajo
140
Tabel 3.17 Kondisi Prasarana dan Sarana Sampah yang ada di Kabupaten Wajo
.................................................................... 149
Tabel 3.18 Daftar Program/Kegiatan Layanan Persampahan Berbasis Masyarakat
................................................................................ 152
Tabel 3.19 Pengelolaan Sarana Persampahan oleh Masyarakat
..................... 153
Tabel 3.20 Peran Swasta dalam Penyediaan Layanan Pengelolaan
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
viii
PPSP WAJO
DAFTAR TABEL
Persampahan
................................................................................ 158
Tabel 3.21 Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi Komponen Persampahan Kabupaten Wajo Tahun 2009 – 2013
..................... 161
Tabel 3.22 Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi Komponen Persampahan Kabupaten Wajo Tahun 2009 – 2013 Tabel 3.23 Permasalahan Mendesak
............................................. 162
......................................................... 164
Tabel 3.24 Daftar Pemangku Kepentingan yang terlibat dalam Pengelolaan Drainase Perkotaan
............................................. 166
Tabel 3.25 Daftar Peraturan terkait Drainase Perkotaan
................................. 168
Tabel 3.26 Cakupan Layanan Pengelolaan Drainase yang ada di Kabupaten Wajo
.................................................................... 173
Tabel 3.27 Kondisi Sarana dan Prasarana Drainase di Kabupaten Wajo ......... 180 Tabel 3.28 Daftar Program/Kegiatan Layanan Drainase Perkotaan yang berbasis masyarakat
.................................................................... 186
Tabel 3.29 Kondisi Sarana dan Prasarana Drainase Perkotaan oleh Masyarakat
................................................................................ 187
Tabel 3.30 Penyedia Layanan Pengelolaan Drainase Perkotaan yang ada di Kabupaten Wajo .................................................................... 191 Tabel 3.31 Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi Komponen Drainase Perkotaan Kabupaten Wajo Tahun 2009 – 2013
..................... 193
Tabel 3.32 Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi Komponen Drainase Perkotaan Kabupaten Wajo Tahun 2009 – 2013 Tabel 3.33 Permasalahan Mendesak
..................... 194
......................................................... 196
Tabel 3.34 Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih Perpipaan Kabupaten Wajo ................................................................................ 202
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
ix
PPSP WAJO
DAFTAR TABEL
Tabel 3.35 Pengelolaan Limbah Industri Rumah Tangga Kabupaten Wajo........
204
Tabel 3.36 Pengelolaan Limbah Medis di Fasilitas-fasilitas Kesehatan
........
206
Tabel 4.1 Rencana Program dan Kegiatan PHBS terkait Sanitasi saat ini........
210
Tabel 4.2 Kegiatan PHBS terkait Sanitasi yang sedang berjalan .................... 211 Tabel 4.3 Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik saat ini
................................................................... 213
Tabel 4.4 Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik yang sedang Berjalan ........................................................................................... 214 Tabel 4.5 Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Persampahan saat ini
............................................................................... 216
Tabel 4.6 Kegiatan Pengelolaan Persampahan yang sedang Berjalan ........................................................................................... 217 Tabel 4.7 Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Drainase Perkotaan saat ini............................................................................... 219 Tabel 4.8 Kegiatan Pengelolaan Drainase Perkotaan yang sedang Berjalan ........................................................................................... 220 Tabel 4.9 Rencana Program dan Kegiatan Komponen terkait Sanitasi saat ini
............................................................................... 227
Tabel 4.10 Kegiatan Komponen terkait Sanitasi yang sedang Berjalan ........................................................................................... 228 Tabel 5.1 Area Berisiko Sanitasi Komponen Air Limbah Domestik Tabel 5.2 Area Berisiko Sanitasi Komponen Persampahan Tabel 5.3 Area Berisiko Sanitasi Komponen Drainase
......... 234
..................... 235
................................. 236
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
x
PPSP WAJO
DAFTAR PETA
DAFTAR PETA Peta 2.1
Peta Daerah Aliran Sungai di Kabupaten Wajo
...................... 30
Peta 2.2
Peta Administrasi Kabupaten Wajo
Peta 2.3
Rencana Struktur Ruang Kabupaten Wajo
................................. 58
Peta 2.4
Rencana Pola Ruang Kabupaten Wajo
................................. 62
Peta 3.1
Peta Wilayah Kajian Sanitasi
Peta 3.2
Peta Cakupan Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik
............................................. 31
......................................................... 75
termasuk IPAL terpusat ..................................................................... 96 Peta 3.3
Peta Cakupan Layanan Persampahan
.................................. 138
Peta 3.4
Peta Jaringan Drainase dan Wilayah Genangan Kabupaten Wajo
Peta 3.5
Peta Cakupan Layanan Air Bersih
Peta 5.1
Peta Area Berisiko Sanitasi Komponen Air Limbah Domestik .......... 231
Peta 5.2
Peta Area Berisiko Sanitasi Komponen Persampahan ....................... 232
Peta 5.3
Peta Area Berisiko Sanitasi Komponen Drainase
171
.............................................. 200
....................... 233
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
xi
PPSP WAJO
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1
Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo .......... 70
Gambar 2.2
Diagram SKPD terkait dalam pembangunan sanitasi Kabupaten Wajo
..................................................................... 71
Gambar 3.1
Grafik CPTS di Lima Waktu Penting
.................................. 78
Gambar 3.2
Grafik Persentase Penduduk yang Melakukan BABS
Gambar 3.3
Grafik Pengelolaan Air Minum (pencemaran pada wadah penyimpanan dan penangan air)
Gambar 3.4
Grafik Pengelolaan Sampah Setempat
Gambar 3.5
Grafik pencemaran Karena SPAL
Gambar 3.6
Grafik Tempat Penyaluran Akhir Tinja
Gambar 3.7
Grafik Persentase Tangki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman
.......... 79
...................... 80
.................................. 81
.............................................. 82 .................................. 94
..................................................................... 95
Gambar 3.8
Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik
Gambar 3.9
Penyuluhan atau Sosialisasi yang pernah diikuti di Kabupaten Wajo
97
..................................................................... 113
Gambar 3.10 Grafik Pengelolaan Sampah
.............................................. 136
Gambar 3.11 Grafik Pengangkutan Sampah
.............................................. 137
Gambar 3.12 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan
.......... 139
Gambar 3.13 Kegiatan Penyuluhan atau Sosialisasi yang pernah diikuti di Kabupaten Wajo
.......................................................... 155
Gambar 3.14 Grafik Persentase Rumah Tangga yang mengalami banjir rutin
170
Gambar 3.15 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Drainase Perkotaan ........... 172 Gambar 3.16 Kegiatan Penyuluhan atau Sosialisasi yang pernah
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
xii
PPSP WAJO
DAFTAR GAMBAR
diikuti di Kabupaten Wajo
.......................................................... 189
Gambar 3.17 Grafik Sumber Air Minum dan Memasak
.................................. 201
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
xiii
PPSP WAJO
DAFTAR ISTILAH
DAFTAR ISTILAH 1. BPS : Buku Putih Sanitasi 2. EHRA : Environmental Health Risks Assessment 3. PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 4. PPSP : Program Percepatan Sanitasi Permukiman 5. RPJPD : Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 6. RPJMD : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 7. Sanitasi Sanitasi secara umum mengacu pada penyediaan fasilitas dan layanan untuk pembuangan limbah (urin dan tinja) dan juga mengacu pada kemampuan mejaga kondisi higienis, melalui pelayanan pengumpulan sampah dan pembuangan air limbah (WHO,http//www.who.int/topics/sanitation/.Diakses pada 30 November 2011) 8. Air Limbah Air yang dihasilkan dari aktivitas manusia yang mengandung zat-zat yang dapat mempengaruhi kualitas lingkungan 9. Air Limbah Domestik Air Limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan permukiman, rumah makan, perkantoran, perniagaan, apartemen, dan asrama (Lampiran 2 Permen PU No.14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang) 10. Cubluk Sistem pembuangan tinja sederhana, terdiri atas lubang yang digali secara manual dilengkapi dengan dinding rembes air 11. IPLT : Instalasi Pengolahan Limbah Tinja Instalasi pengolahan air limbah yang didesain hanya menerima lumpur tinja melalui mobil atau gerobak tinja (tanpa perpipaan) (Lampiran 2 Permen PU No.14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang) 12. Jamban
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
xiv
PPSP WAJO
DAFTAR ISTILAH
Fasilitas pembuangan tinja 13. Pengolahan Air Limbah Perlakuan terhadap air limbah, agar dapat dibuang ke badan air sesuai baku mutu yang diisyaratkan 14. Tangki Septik Ruang kedap air yang berfungsi menampung dan mengolah air limbah rumah tangga 15. 3R Reduce, Reuse, dan Recycle. Sebuah pendekatan untuk mengurangi timbulan sampah melalui mengurangi, menggunakan kembali, serta mendaur ulang sampah 16. Open Dumping (penimbunan terbuka) Proses penimbunan sampah di TPA tanpa melalui proses pemadatan dan penutupan secara berkala 17. Pengelolaan Sampah Kegiatan
sistematis,
menyeluruh
dan
berkesinmabungan
yang
meliputi
pengurangan dan penanganan sampah 18. Sampah Sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat (UU no.18 tahun 2008) 19. Sanitary Landfill Metode pengurugan di areal pengurugan sampah yang disiapkan dan dioperasikan secara sistematis dengan penyebaran dan pemadatan sampah pada area pengurugan serta penutupan sampah setiap hari (Permen PU No.03/PRT/M/2003) 20. Tempat Penampungan Sementara (TPS) Tempat sebelum sampah diangkut ke tempat pendaur ulang, pengolahan, dan/atau tempat pengolahan sampah terpadu (UU no.18 tahun 2008)
21. Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
xv
PPSP WAJO
DAFTAR ISTILAH
Tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahan dan pemprosesan akhir sampah (UU no.18 tahun 2008) 22. Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) Tempat untuk memproses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia dan lingkungan (UU no.18 tahun 2008) 23. Drainase Prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan air penerima air dan atau ke bangunan resapan manusia 24. Drainase Perkotaan Drainase di wilayah perkotaan yang berfungsi mengendalikan air permukaan sehingga tidak mengganggu masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia 25. Saluran Primer Saluran drainase yang menerima air dari saluran sekunder dan menyalirkannya ke badan penerima air 26. Saluran Sekunder Saluran drainse yang menerima air dari saluran tersier dan menyalurkan ke saluran primer 27. Salun Tersier Saluran yang menerima air dari sistem drainase lokal dan menyalurkannya ke saluran drainase sekunder 28. CTPS : Cuci Tangan Pakai Sabun Perilaku cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir (Pedoman STBM, 2008)
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
xvi
PPSP WAJO
BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
LATAR BELAKANG Upaya pembangunan sarana dan prasarana sanitasi lingkungan telah dilaksanakan melalui berbagai pendekatan, namun demikian tidak lepas dengan berbagai persoalan yang harus disikapi antara lain : Banyaknya sarana dibangun yang tidak berkelanjutan yang diakibatkan oleh berbagai faktor, belum dipahaminya oleh beberapa pihak bahwa sanitasi dasar memiliki dampak yang sangat mendasar dengan fakta sektor ini belum ditempatkan sebagai program prioritas dalam pembangunan. Kabupaten Wajo dalam menjalankan pembangunan nasional dan daerah dari waktu ke waktu, bukannya dirasakan semakin ringan dan mudah, tetapi pada kenyataannya justru diperhadapkan kepada pergeseran keadaan dalam kondisi yang semakin sulit, kompleks, dinamis serta tantangan yang semakin besar dan beranekaragam sejalan dengan perkembangan
tingkat
kebutuhan,
kesejahteraan
dan
kemauan
masyarakat. Akses masyarakat miskin terhadap pelayanan sanitasi dasar yang masih rendahnya kesadaran dan partisipasi masyarakat terhadap pembangunan dan pemeliharaan sarana sanitasi. Melihat kondisi tersebut, Pemerintah Kabupaten Wajo menganggap perlu mengambil sikap, sejalan dengan semangat program Kebijakan Nasional di sektor sanitasi khususnya di kawasan perkotaan (kota sengkang) guna mendukung pemerintah indonesia dalam mencapai Millenium Development Goalts (MDGs) yang dihasilkan pada johannesburg summit pada tahun 2002. Rencana Strategis Sanitasi kota sengkang didasarkan pada upaya untuk mendorong percepatan dalam dalam pemenuhan layanan kebutuhan
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
1
PPSP WAJO
BAB I PENDAHULUAN
dasar di bidang sanitasi sebagai salah satu kewajiban atau mandatori dalam kerangka otonomi daerah. Rencana Strategis Sanitasi Kota Sengkang didasarkan dan mempertimbangkan kondisi aktual pada saat ini dan harapan ideal kondisi masa depan. 1.2.
LANDASAN GERAK
1.2.1. Defenisi dan Ruang Ligkup Sanitasi Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 965/MENKES/SK/XI/1992, dikatakan bahwa Sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Sedangkan menurut Notoadmojo (2003), sanitasi itu sendiri merupakan perilaku perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. Sedangkan untuk pengertian dari sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebagainya. Sanitasi dasar adalah sanitasi minimum yang diperlukan untuk menyediakanm lingkungan sehat yang memenuhi syarat kesehatan yang menitik beratkan pada pengawasan berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia (azwar, 1995). Upaya sanitasi dasar penyediaan air bersih, pembuangan kotoran manusia, pengelolaan sampah dan pengelolaan air limbah. Ruang lingkup sanitasi lingkungan terdiri dari beberapa cakupan. Kesehatan lingkungan merupakan ilmu kesehatan masyarakat yang menitikberatkan usaha preventif dengan usaha perbaikan semua faktor lingungan agar manusia terhindar dari penyakit dan gangguan kesehatan.
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
2
PPSP WAJO
BAB I PENDAHULUAN
Kesehatan lingkungan adalah karakteristik dari kondisi lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan. Untuk itu kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari enam usaha dasar kesehatan masyarakat. 1.2.2. Visi dan Misi Kab. Wajo Visi dan Misi Calon Bupati Wajo untuk periode 2014 – 2019, harus mengacu pada Visi dan Misi Wajo yang telah ditetapkan dalam RPJPD 2005-2025,sebab apabila terpilih maka akan menjadi VISI dan MISI RPJMD wajo tahap III,tahun 2014-2019,karena itu VISI yang disebutkan diatas tetap sejalan dengan visi wajo 2015-2025,yakni “mewujudkan kesejahteraan masyarakat wajo dengan jiwa kemandiriandan pemerintahan yang demokratis bernafaskan keagamaan.” Makna visi calon bupati wajo Drs.H.A. Burhanuddin Unru,MM;bersama Dr.H.A. syahrir kube Dauda,SE.M.SI,sebagai calon bupati wajo periode 2014-2019,serta
keterkaitannya
dengan
visi
RPJPD
wajo
2005-
2025,adalah : 1)
BERKARAKTER RELIGIUS,yakni suatu sikap dan prilaku masyarakat bersama aparat pemerintah daerah yakni diharapkan tumbuh dan berkembang sebagai modal dasar pembangunan sumber daya manusia wajo lima tahun ke depan karakter masyarakat wajo yang sesuai dengan
nilai-nilai
kearifan
budaya
wajo(sipakatau,sipakalebbi,sipakainge),senantiasa
dinafasi
lokal oleh
kehidupan keagamaan yang kuat.karakter religius itu hanya dapat berkembang jika kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat merata disemua wilayah sehingga sejalan dengan filsafat bugis wajo : MACCAPI NA WARANI,MALEMMPU MAGETTENG. 2) PRODUKTIF,suatu tekad untuk memajukan agama masyarakatdan agama negara kerajaan,karena itu seluruh aktivitasnya disandarkan pada PAMMASE DEWATA dan kemudian menjadi PAMMASE PUANG
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
3
PPSP WAJO
BAB I PENDAHULUAN
ALLAH TA ALA dengan demikian senantiasa terjadi suasana AMAN dan TENTERAM. 3) MACCAPI NA WARANI,MALEMMPU NA MAGETTENG bermakna sebagai pembelajar,yakni orang wajo senantiasa membekali dirinya dengan;prinsip,sebagai KEMANDIRIAN
modal
kehidupan
dasar
masyarakat
dalam yang
membangun
sejahtera,adil
dan
makmur. Kearifan lokal budaya wajo tersebut sejalan senafas dengan nilai-nilai dasar kearifan lokal budanya sulawesi selatan yang menjiwai RPJMD provinsi sulawesi selatan.nilai-nilai kearifan budaya wajo tersebut masih tumbuh dan berkembang menafasi prilaku dan watak orang wajo sampai sekarang bahkan menjadi penetrasi atas nilai budaya asing yang masuk ke daerah ini. Nilai-nilai dasar ini menjadi NAFAS VISI dan MISI serta dijabarkan dalam
STRATEGI,ARAH,POKOK-POKOK
PROGRAM
Drs.H.A.Burhanuddin Unru,MM - Dr.H.Syahrir upayanya
akan
memimpin
kebupaten
pasangan
kube Dauda dalam wajo
tahun
2014-
2019.implementasinya akan tertuang dalam RPJMD kabupaten wajo 2014-2019,apabila pasangan ini,terpilih insyah allah. Perekonomian masyarakat dengan mengimplementasikan etos kerja YASSIWAJORI
dan
akhirnya
menumbuhkan
sikap
kemandirian.produktif dalam pengertian lebih luas adalah,jiwa,sikap dan prilaku yang senantiasa berorientasi pada efesiensi dan efektifitas sehingga pendapatan masyarakat meningkat dan ekonomi bertumbuh secara konstan melampaui pertumbuhan ekonomi provinsi sulawesi 4) UNGGUL,dalam pengertian manusianya cerdas dan sehat(macca na paulle) dan komoditas hasil olahannya UNGGUL,karena dikembangkan melalui industri kreatif.suatu tekad untuk mengembangkan komoditas unggulan melalui pendekatan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi berbasis masyarakat antar kewilayahan yang didukung oleh
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
4
PPSP WAJO
BAB I PENDAHULUAN
infrastruktur jalan,jembatan,irigasi,embung
buatan dan revitalisasi
lingkungan hidup pada wilayah pesisir,rawa,danau. 5) SEJAHTERA,adalah suatu cita-cita kabupaten wajo tahun 2025 melalui RPJPDnya,karena itu untuk tahap III RPJMD,diterjemahkan makna SEJAHTERA
sebagai suatu tekad untuk mendorong pertumbuhan
pendapatan masyarakat di atas rata-rata provinsi dan nasional,serta merata
bagi
masyarakat
wajo,maka
dengan
demikian
angka
pengangguran harus ditekan bersamaan dengan makin rendahnya jumlah masyarakat miskin.kehidupan yang sejahtera hanya dapat diwujudkan oleh manusia yang berkarakter hidup religius dam mampu membuat keunggulan yang produktif,maka kemudian PAMMASE dari allah SWT,senantiasa menyertainya. 6) Mengembangkan
sistem
perencanaan
yang
partisipatif
untuk
mendukung kebijakan pembangunan berorientasi lingkungan hidup berbasis pedesaan dan perkotaan. 7) Meningkatkan kualitas tatanan kehidupan yang religius,demokratis dan berkeadilan untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang aman dan tenteram. 8) Meningkatkan
kapasitas
aparat
dan
kapabilitas
kelembagaan
pemerintah daerah dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik untuk melaksanakan pelayanan publik yang berkualitas. Misi Kab. Wajo Berdasarkan uraian Visi sebagai suatu cita-cita, harapan bahkan tekad untuk jangka waktu sampai 2019 mendatang, maka dijabarkanlah dalam Misi yang juga disinergikan dengan Kisi Wajo 2025. Diuraikan sebagai berikut : 1.
Mengembangkan kualitas SDM yang sehat,cerdas dan berkarakter religius untuk mampu bersaing secara regional dan nasional.
2.
Meningkatkan mendukung
akselerasi pembangunan
pembangunan
infra
pusat-pusat
produksi
struktur
dalam
pertanian
dan
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
5
PPSP WAJO
BAB I PENDAHULUAN
pemasaran komoditas unggulan untuk percepatan kesejahteraan masyarakat. 3.
Menciptakan kondisi yang kondusif untuk pertumbuhan ekonomi berbasis
masyarakat
sehingga
dapat
mendorong
peningkatan
pendapatan rakyat dan daerah. 4.
Mengembangkan
sistem
perencanaan
yang
partisipatif
untuk
mendukung kebijakan pembangunan berorientasi lingkungan hidup berbasis pedesaan dan perkotaan. 5.
Meningkatkan kualitas tatanan kehidupan yang religius,demokratis dan berkeadilan untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang aman dan tenteram.
6.
Meningkatkan
kapasitas
aparat
dan
kapabilitas
kelembagaan
pemerintah daerah dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baaik untuk melaksanakan pelayanan publik yang berkualitas. 1.3 MAKSUD DAN TUJUAN 1.3.1 Maksud Buku Putih Sanitasi ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas dan faktual mengenai kondisi dan profil sanitasi Kabupaten Wajo pada saat ini. Pemetaan kondisi dan profil sanitasi (sanitation mapping) dilakukan untuk menetapkan zona sanitasi prioritas yang penetapannya berdasarkan urutan potensi Buku Putih Sanitasi Kabupaten Wajo merupakan Buku Induk terhadap rencana pengembangan pembangunan di bidang sanitasi dan menjadi dasar serta acuan terhadap semua pekerjaan sanitasi yang lebih terintegrasi dan terpadu secara berkesinambungan,. Buku Putih Sanitasi menyediakan data dasar yang esensial mengenai struktur, situasi dan kebutuhan sanitasi Kabupaten Wajo, yang nantinya menjadi panduan kebijakan Pemerintah Kabupaten dalam menejemen kegiatan sanitasi.resiko kesehatan lingkungan (priority setting). Dalam Buku Putih ini, priority setting dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang tersedia, hasil studi Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
6
PPSP WAJO
BAB I PENDAHULUAN
(Environmental Health Risk Assessment) atau EHRA, dan persepsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Wajo yang menangani secara langsung pembangunan dan pengelolaan sektor sanitasi di Kabupaten Wajo. 1.3.2 Tujuan Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam proses penyusunan Buku Putih ini adalah : 1. Tersedianya
data
yang
riil
dan
dapat
dipertanggungjawabkan
mengenai sektor sanitasi yang akan menjadi dasar penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Wajo; 2. Mengidentifikasi
dan
memetakan
keberhasilan
dan
kegagalan
pembangunan sanitasi Kabupaten Wajo dalam upaya untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan; 3. Pembangunan kapasitas (capacity building) Pemerintah Kabupaten Wajo beserta stakeholder lainnya untuk mampu menyusun rencana tindak dan menetapkan strategi pengembangan sanitasi kabupaten; 4. Menjadikan
Buku
Putih
sebagai
pedoman
penangganan
dan
pengembangan pembangunan sanitasi Kabupaten Wajo, sehingga terdapat kesamaan pandang dari setiap pelaku pembangunan dalam penyusunan program pembangunan, pengendalian dan pengawasan dalam pembangunan sanitasi; 5. Menjamin terciptanya mekanisme pembangunan yang transparan, konsisten, partisipatif, berkeadilan dan akuntabel. 1.4 METODOLOGI 1.4.1
Metode penyusunan buku putih Metode yang digunakan dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi ini adalah studi dokumen dan pengumpulan data sekunder yang ada di
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
7
PPSP WAJO
BAB I PENDAHULUAN
masing-masing SKPD yang terkait, dan didukung dengan observasi objek yang relevan. Selain itu dilakukan beberapa jenis survey yaitu survey keterlibatan sektor swasta, survey komunikasi dan pemetaan media, survey partisipasi masyarakat jender dan kemiskinan kepada beberapa responden baik kalangan SKPD, Pengusaha, Media maupun ke masyarakat langsung dan survey Environmental Health Risk Assesment (EHRA) ke rumah tangga sample di 20 desa/kelurahan. Analisa
yang
digunakan
adalah
analisa
kualitatif
dengan
membandingkan data dan informasi yang ada dikaitkan dengan kondisi yang seharusnya atau kondisi ideal untuk mengetahui seberapa jauh kesenjangan yang ada. Untuk penentuan area dengan resiko tinggi digunakan analisa kualitatif persepsi SKPD dan analisa kuantitatif hasil EHRA. 1.4.2
Langkah-langkah penyusunan buku putih Dalam penyusunan Buku Putih ini, langkah-langkah pendekatan dari bawah (bottom-up approach) yang dilakukan adalah sebagai berikut: -
Pertemuan
secara
berkala
dengan
anggota
Pokja
yang
dikoordinasikan oleh Bappeda Kabupaten Wajo selaku Ketua Pokja. -
Meninjau dan melakukan survei ke tempat-tempat yang dilayani program sanitasi serta sebagian dari daerah pelayanan di pedesaan.
-
Diskusi (focus group discussions) yang bersifat teknis dan mendalam juga dilakukan dengan pihak-pihak yang terlibat dalam sanitasi. Diskusi untuk memberikan gambaran yang lebih jelas terkait kondisi yang ada serta upaya-upaya yang telah, sedang dan akan dilakukan untuk meningkatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat di bidang sanitasi.
Adapun tahapan penyusunan buku putih adalah sebagai berikut:
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
8
PPSP WAJO
BAB I PENDAHULUAN
Gambar 1.1.Diagram penyusunan buku putih kabupaten BA-01
OUTPUT / PRODUK
PROSES
PERTEMUAN PERDANA BA-02
PENGUMPULAN DATA SEKUNDER BA-03
PEMETAAN AWAL : Manajemen dan operasi sistem sanitasi BA-04 PENGUMPULAN DATA LANJUTAN:
-
Umum Teknis & kesehatan lingkungan Kelembagaan SDM Perundangan & Peraturan Keuangan & Ekonomi Komunikasi & Media Pemberdayaan masyarakat, jender & kemiskinan Layanan sanitasi oleh badan usaha
BA-05
PEMETAAN AWAL : Manajemen dan operasi sistem sanitasi
PENILAIAN PEMETAAN CEPAT SANITASI KABUPATEN
BB-01
RAPAT KONSULTASI Tim pengarah & Tim teknis BB-02
RAPAT KONSULTASI -2 Camat & Lurah BB-03
Studi Environmental Health Risk Assesment (EHRA) BB-04
PENILAIAN PEMETAAN KONDISI SANITASI: Berdasarkan studi EHRA dan data lainnya BB-05
PENETAPAN :
- Kelurahan beresiko sanitasi (4 katagori) - Penyebab utama masalah sanitasi
BB-06
PENYUSUNAN DRAFT BUKU PUTIH
KONSEP BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN
BC-01
RAPAT KONSULTASI -3
Pemangku kepentingan tingkat kabupaten
MASUKAN UNTUK
BC-02
FINALISASI BUKU PUTIH
BUKU PUTIH SANITASI
Program utama/kegiatan mendesak (melalui musrenbang dan penyusunan strategi sanitasi kabupaten
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
9
PPSP WAJO
BAB I PENDAHULUAN
1.4.3
Sumber data Adapun sumber data penyusunan buku putih dapat dikelompokkan sebagai berikut :
-
Data primer Didalamnya meliputi penilaian resiko kesehatan lingkungan, penilaian sanitasi berbasis masyarakat, penilaian penyedia sarana sanitasi oleh sektor swasta, penilaian keterlibatan gender dan masyarakat miskin, dan peran media. Data ini diperoleh dengan cara melakukan beberapa studi terkait aspek kelembagaan, keuangan, komunikasi, keterlibatan sektor swasta,
keterlibatan
masyarakat
dan
gender,
dan
studi
EHRA
(Environmental Health Risk Assessment) dimana sebagian data ini bersifat kualitatif (yang menyangkut persepsi) yang kemudian dikuantifikasi. -
Data sekunder Data kuantitatif yang telah tersedia di setiap SKPD yang didalamnya meliputi aspek demografi, kepadatan penduduk, data keluarga miskin, kesehatan masyarakat, arah dan kebijakan pembangunan kota, data kelembagaan dan keuangan, dan lain-lain yang sifatnya umum. Sumber data sekunder adalah Buku Wajo Dalam Angka tahun 2013 dan dokumen perencanaan kabupaten yang lainnya.
1.5
DASAR
HUKUM
DAN
KAITANNYA
DENGAN
DOKUMEN
PERENCANAAN LAIN 1.5.1
Dasar Hukum Dalam
penyusunan
Buku
Putih
Sanitasi
Kabupaten
Wajoberlandaskan pada beberapa peraturan perundang-undangan yang berlaku dikeluarkan oleh pemerintah provinsi maupun daerah. Program Pengembangan Sanitasi Permukiman di Kabupaten Wajo didasarkan pada aturan-aturan dan produk hukum yang meliputi :
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
10
PPSP WAJO
BAB I PENDAHULUAN
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1966 tentang Hygiene; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman; 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air; 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional 5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah; 6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; 7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah; 9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; 10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 11. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman; 12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 tentang Pengaturan Air; 13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air; 14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai; 15. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan;
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
11
PPSP WAJO
BAB I PENDAHULUAN
16. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air; 17. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. 18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum; 19. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah 20. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Standar Pelayanan Minimum. 21. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. 22. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014 23. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan. 24. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air. 25. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air. 26. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416 Tahun 1992 tentang Persyaratan dan Pengawasan Kualitas Air. 27. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 69/PRT/1995 tentang Pedoman Teknis Mengenai Dampak Lingkungan Proyek Bidang Pekerjaan Umum. 28. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 35/MENLH/7/1995 tentang Program Kali Bersih.
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
12
PPSP WAJO
BAB I PENDAHULUAN
29. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 296/1996 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan UKL –UPL Proyek Bidang Pekerjaan Umum. 30. Keputusan Menteri Negara lingkungan Hidup No 337/1996 tentang Petunjuk Tata Laksana UKL dan UPL Departemen Pekerjaan Umum. 31. Keputusan Menteri Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 119/1998 tentang Ruang Lingkup dan Jenis-jenis Retribusi Daerah Tingkat I dan Daerah Tingkat II. 32. Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
829/Menkes/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan. 33. Keputusan Menteri Kimpraswil 534/2000 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Permukiman. 34. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis Usaha dan atau Kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL; 35. Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
907/Menkes/VII/2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum; 36. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik; 37. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 294/PRT/M/2005 tentang Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. 38. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu air Limbah Domestik. 39. Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
1205/Menkes/Per/X/2004 tentang Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA); 40. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/KPTS/M/2005 tentang Pedoman Pemberdayaan Penanggung Jawab Teknik Badan Usaha Jasa Konstruksi Kualifikasi Kecil.
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
13
PPSP WAJO
BAB I PENDAHULUAN
41. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21 Tahun 2006 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan persampahan. 42. Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). 43. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. 44. Peraturan daerah kabupaten wajo nomor 1 tahun 2001 tentang kewenangan pemerintah kabupaten wajo sebagai daerah otonom; 45. Peraturan daerah kabupaten wajo nomor 11 tahun 2004 tentang pembangunan partisipatif kabupaten wajo; 46. Peraturan
Daerah
Nomor
11
Tahun
2009
tentang
Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Wajo Tahun 2009 – 2014 (Lembaran Daerah Kabupaten Wajo Tahun 2009 Nomor 11); 47. Peraturan daerah kabupaten wajo nomor 4 tahun 2008 tentang urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah kabupaten wajo; 48. Peraturan daerah kabupaten wajo nomor 5 tahun 2010 tentang bangunan gedung; 49. Peraturan daerah kabupaten wajo nomor 12 tahun 2010 tentang perubahan atas peraturan daerah nomor 6 tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja dinas daerah pemerintah kabupaten wajo; 50. Peraturan daerah kabupaten wajo nomor 26 tahun 2011 tentang legislasi daerah; 51. Peraturan daerah kabupaten wajo nomor 12 tahun 2012 tentang rencana tata ruang wilayah kabupaten wajo tahun 2012-2032; 52. SK bupati wajo nomor 201/KPTS/V/2007 tentang pembentukan tim pokja pembangunan air minum penyehatan lingkungan (AMPL) kabupaten wajo;
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
14
PPSP WAJO
BAB I PENDAHULUAN
53. Kebijakan nasional air minum dan penyehatan lingkungan berbasis masyarakat (pedoman operasionalisasi kebijakan); 54. Adat-istiadat sipakatau, sipakalebbi, sipakainge (saling menghormati, saling menasehati); 55. Adat-istiadat lempu,getteng,adapanagau (jujur,tegas,konsisten). 1.5.2
Keterkaitan BPS dengan Dokumen Perencanaan Lainnya Buku Putih Sanitasi Kabupaten Wajo terkait dengan berbagai dokumen perencanaan pembangunan, baik tingkat nasional, provinsi, maupun kabupaten. Oleh karena itu, Buku Putih Sanitasi Kabupaten Wajo disusun dengan memperhatikan keterkaitan, keselarasan, dan keterpaduan dengan berbagai dokumen dimaksud, yang dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Memperhatikan
RPJP
dan
RPJM
Nasional
dilakukan
melalui
penyelarasan kebijakan, strategi dan program pembangunan sanitasi Kabupaten Wajo dengan arah, kebijakan umum dan prioritas pembangunan nasional dan pembangunan kewilayahan. 2. Memperhatikan RPJPD dan RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan dilakukan melalui penyelarasan kebijakan, strategi dan program pembangunan sanitasi Kabupaten Luwu Utara dengan kebijakan, strategi dan program pembangunan Provinsi Sulawesi Selatan. 3. Berpedoman pada RPJPD dan RTRW Kabupaten Wajo dilakukan dengan:
(1)
penyelarasan
kebijakan,
strategi
dan
program
pembangunan sanitasi Kabupaten Wajo dengan visi, misi, arah, kebijakan pembangunan jangka panjang daerah; dan (2) penyelarasan kebijakan, strategi dan program pembangunan sanitasi Kabupaten Wajo dengan pemanfaatan struktur dan pola ruang Kabupaten Wajo. 4. Berpedoman pada Renstra SKPD terkait Sanitasi Kabupaten Wajo dilakukan dengan penyelarasan kebijakan, strategi dan program
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
15
PPSP WAJO
BAB I PENDAHULUAN
pembangunan sanitasi Kabupaten Wajo dengan rencana dan strategi SKPD. 5. Berpedoman dengan Dokumen Wajo Dalam Angka dilakukan dengan penyelarasan data mengenai kondisi sanitasi kabupaten dengan data yang diperlukan dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi melalui proses validasi data melalui kajian-kajian yang telah ditetapkan oleh petunjuk teknis pelaksanaan Program PPSP. 1.5.3
Sistematika Buku Putih Sanitasi Sistematika pembahasan Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Wajo, ini terdiri dari 5 bab yang meliputi : BAB I PENDAHULUAN Berisikan latar belakang, landasan gerak, maksud dan tujuan, metodologi yang digunakan,
dasar hukum dan keterkaitan dengan dokumen
perencanaan lainnya serta sistematika penulisan yang digunakan. BAB II GAMBARAN UMUM Berisikan kondisi geografis, administratif, kondisi fisik, demografi, keuangan dan perekonomian, tata ruang wilayah, sosial dan budaya, serta kelembagaan pemerintah daerah. BAB III PROFIL SANITASI KABUPATEN Berisikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan promosi higiene meliputi : tatanan rumah tangga dan tatanan sekolah; pengelolaan air limbah
domestik,
pengelolaan
persampahan,
pengelolaan
drainase
lingkungan, dan pengelolaan terkait komponen sanitasi BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN Berisikan penjelasan detail mengenai rencana program dan kegiatan untuk tahun depan dan program serta kegiatan sanitasi yang sedang berjalan
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
16
PPSP WAJO
BAB I PENDAHULUAN
saat ini, meliputi : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene, Peningkatan Pengelolaan Air Limbah Domestik, Peningkatan Pengelolaan
Persampahan,
Peningkatan
Pengelolaan
Drainase
Lingkungan, Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi. BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI Menyajikan hasil dari kegiatan Penetapan Area Berisiko Sanitasi dan hasil analisis posisi pengelolaan sanitasi saat ini, meliputi : Area Berisiko Sanitasi dan Posisi Pengelolaan Sanitasi saat ini. 1.5.4
Manfaat buku putih Dengan adanya Buku Putih Sanitasi ini beberapa manfaat yang dapat diperoleh Pemerintah Kabupaten Wajo adalah sebagai berikut: 1. Diketahuinya kondisi menyeluruh sanitasi kabupaten saat ini yang menjadi masukan penting bagi penyusunan prioritas pembangunan sanitasi. Hal ini dapat dicapai karena Buku Putih disusun dari kompilasi berbagai data terkait sanitasi Kabupaten Wajo; 2. Adanya pedoman pelaksanaan pengembangan sanitasi Kabupaten Wajo yang lebih jelas dan tepat sasaran; 3. Buku Putih dapat dijadikan acuan strategi sanitasi kota karena Buku Putih Sanitasi juga menjadi dasar bagi penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK); 4. Buku
Putih
dapat
dijadikan
rekomendasi
bagi
perencanaan
pembangunan daerah khususnya di bidang sanitasi; 5. Karena Buku Putih memuat strategi pengembangan sanitasi serta prioritas penanganan sanitasi, maka Buku Putih juga dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk melakukan investasi di bidang sanitasi.
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
17
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO 2.1
GEOGRAFIS. ADMINISTRATIF DAN KONDISI FISIK A. Letak Geografis dan Kondisi Wilayah Kabupaten wajo terletak pada posisi 3039’-4016’ Lintang Selatan dan 119053’-120027 Bujur Timur, merupakan daerah yang terletak ditengah-tengah Propinsi Sulawesi Selatan dan pada zone tengah yang merupakan suatu depresi yang memanjang pada arah laut tenggara dan terakhir merupakan selat. Batas wilayah Kabupaten Wajo adalah sebagai berikut : - Sebelah Utara
: Kabupaten
Luwu
dan
Kab.
Sidenreng
Rappang - Sebelah Timur
: Teluk Bone
- Sebelah Selatan : Kabupaten Bone dan Kabupaten Soppeng - Sebelah Barat
: Kabupaten Soppeng dan Kabupaten Sidrap
Luas Wilayahnya adalah 2.506,19 Km2 atau 4,01% dari luas Propinsi Sulawesi Selatan dengan rincian Penggunaan lahan terdiri dari lahan sawah 87.975 ha (35,10%) dan lahan kering 162.644 ha (64,90%). Sampai dengan akhir tahun 2011 wilayah Kabupaten Wajo tidak mengalami pemekaran, yaitunya tetap terbagi menjadi 14 wilayah Kecamatan. Selanjutnya dari keempat-belas wilayah Kecamatan tersebut, wilayahnya dibagi lagi menjadi wilayahwilayah yang lebih kecil yang disebut desa atau kelurahan. Tetap sama dengan kondisi pada tahun 2008, wilayah Kabupaten Wajo terbentuk dari 48 wilayah yang berstatus Kelurahan dan 128 wilayah yang berstatus Desa. Jadi secara keseluruhan, wilayah Kabupaten Wajo terbagi menjadi 176 desa/kelurahan.
Masing-masing
wilayah
Kecamatan
tersebut
mempunyai potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang berbeda meskipun perbedaan itu relatif kecil, sehingga pemanfaatan sumber-sumber yang ada relatif sama untuk menunjang pertumbuhan pembangunan di wilayahnya.
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
18
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
B. Topografi Ketinggian Ketinggian wilayah dari permukaan laut (elevasi) merupakan faktor pembatas alam terhadap pengusahaan tanaman di daerah beriklim tropis. Begitu pula pengaruh pembatas ketinggian akan banyak tampak pada temperatur (suhu) yang selanjutnya berpengaruh pula terhadap pertumbuhan. Dalam menyusun penggolongan wilayah tanah usaha, ketinggian wilayah dikelompokkan ke dalam beberapa kelas, yaitu : a. Ketinggian wilayah antara 0-7 meter di atas permukaan laut dikelompokkan ke dalam kelompok tanah usaha terbatas. b. Ketinggian wilayah antara 7-25 meter di atas permukaan laut di kelompokkan ke dalam kelompok wilayah tanah usaha utama Ia dan Ib. c. Ketinggian wilayah antara 25-100 meter di atas permukaan laut di kelompokkan ke dalam kelompok wilayah tanah usaha Utama Ic. d. Ketinggian wilayah antara 100-500 meter di atas permukaan laut di kelompokkan ke dalam kelompok wilayah tanah usaha utama Id. Berdasarkan peta ketinggian kabupaten Wajo skala 1 : 100.000, maka penyebaran kelompok ketinggian wilayah dan luasnya di setiap kecamatan menurut konsepsi di atas, disajikan pada Tabel. Pada Tabel tersebut terlihat bahwa di Kabupaten Wajo penyebaran ketinggian wilayah antara 0-100 meter di atas permukaan laut luasnya adalah 209.876,98 hektar atau 84,13 persen terhadap luas kabupaten. Untuk ketinggian wilayah lebih dari 100 meter di atas permukaan laut luasnya 11.414,18 hektar atau 4,58 % terhadap luas kabupaten.
LUAS WILAYAH MENURUT KELOMPOK KETINGGIAN DI SETIAP KECAMATAN KABUPATEN WAJO
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
19
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
NO. 1.
KECAMATAN
KETINGGIAN
Sabbangparu
100 sampai 500 m
LUAS KEC. 2.
Tempe
3.
Pammana
4.
Bola
LUAS KEC. 5.
Takkalalla
LUAS KEC. 6.
Sajoanging
LUAS KEC. 7.
0.12%
25 sampai 100 m
2616.66
21.06%
7 sampai 25 m
8759.39
70.51%
Rawa
1031.25
8.30%
12422.05
100.00%
4.20
0.10%
25 sampai 100 m
1656.60
38.82%
7 sampai 25 m
1646.15
38.58%
Danau
543.68
12.74%
Rawa
416.74
9.77%
4267.37
100.00%
22.92
0.15%
25 sampai 100 m
5811.29
38.77%
7 sampai 25 m
7593.49
50.65%
Danau
212.80
1.42%
Rawa
1350.56
9.01%
14991.06
100.00%
0 sampai 7 m
1026.73
5.80%
25 sampai 100 m
4290.87
24.23%
7 sampai 25 m
8975.95
50.68%
Rawa
3418.27
19.30%
BOLA
17711.82
100.00%
0 sampai 7 m
4549.11
27.10%
25 sampai 100 m
5314.23
31.65%
7 sampai 25 m
6925.98
41.25%
TAKKALALLA
16789.32
100.00%
0 sampai 7 m
8417.31
48.61%
25 sampai 100 m
3294.17
19.03%
7 sampai 25 m
5603.08
32.36%
SAJOANGING
17314.56
100.00%
71.39
0.32%
396.92
1.80%
13926.50
63.13%
6809.87
30.87%
Danau
31.85
0.14%
Rawa
822.40
3.73%
SABBANGPARU
Majauleng
TEMPE 100 sampai 500 m
LUAS KEC.
PERSEN (%)
14.75
100 sampai 500 m
LUAS KEC.
LUAS (HA)
PAMMANA
0 sampai 7 m 100 sampai 500 m 25 sampai 100 m 7 sampai 25 m
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
20
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
LUAS KEC. 8.
Tanasitolo
MAJAULENG
22058.93
100.00%
343.06
2.26%
10414.03
68.46%
2598.88
17.08%
Danau
349.61
2.30%
Rawa
1506.75
9.90%
15212.33
100.00%
1465.83
9.04%
10857.81
66.98%
Danau
456.66
2.82%
Rawa
3429.42
21.16%
16209.72
100.00%
100 sampai 500 m
1788.01
10.41%
25 sampai 100 m
13731.92
79.98%
1261.46
7.35%
387.38
2.26%
17168.77
100.00%
96.92
0.34%
0 sampai 7 m
6432.98
22.30%
100 sampai 500 m
5405.88
18.74%
25 sampai 100 m
9293.56
32.22%
7 sampai 25 m
7618.70
26.41%
28848.04
100.00%
5518.40
30.08%
100 sampai 500 m
454.98
2.48%
25 sampai 100 m
4577.14
24.95%
7 sampai 25 m
7792.98
42.48%
PITUMPANUA
18343.50
100.00%
0 sampai 7 m
1378.03
10.06%
25 sampai 100 m
7917.44
57.79%
7 sampai 25 m
4329.61
31.60%
75.49
0.55%
13700.57
100.00%
100 sampai 500 m
2983.47
14.64%
25 sampai 100 m
16210.20
79.53%
1189.11
5.83%
100 sampai 500 m 25 sampai 100 m 7 sampai 25 m
LUAS KEC. 9.
Belawa
TANASITOLO 25 sampai 100 m 7 sampai 25 m
LUAS KEC. 10.
Maniangpajo
BELAWA
7 sampai 25 m Rawa LUAS KEC. 11.
Keera
> 500 m
LUAS KEC. 12.
Pitumpanua
KEERA 0 sampai 7 m
LUAS KEC. 13.
MANIANGPAJO
Penrang
Rawa LUAS KEC. 14.
Gilireng
PENRANG
7 sampai 25 m
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
21
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
LUAS KEC. 15.
Danau Tempe
LUAS
GILIRENG
20382.78
100.00%
Danau
6822.73
48.54%
Danau1 1 meter
1261.88
8.98%
Danau2 1 meter
3672.14
26.12%
Danau2 2 meter
2199.52
15.65%
Danau2 7 meter
100.67
0.72%
DANAU TEMPE
14056.94
100.00%
Sumber : Data Pokok Pembangunan Kab. Wajo, Hasil Analisis, 2010
PETA KETINGGIAN WILAYAH KABUPATEN WAJO
Kemiringan Kemiringan
lereng
merupakan
faktor
fisik
dalam
perencanaan
pembukaan suatu wilayah dan berpengaruh langsung pada usaha dan kegiatan penduduk. Dalam menyusun tingkat kemampuan dan kesesuaian tanah, kemiringan lereng di kelompokkan ke dalam empat kelas, yaitu : a. Wilayah datar, yaitu wilayah yang berlereng antara 0 – 2 %; b. Wilayah landai, yaitu wilayah yang berlereng antara 2 – 15 %; c. Wilayah agak curam, yaitu wilayah yang berlereng antara 15–40 %; d. Wilayah curam, yaitu wilayah yang berlereng lebih dari 40 %;
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
22
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
Penyebaran luas wilayah menurut kelas kemiringan lereng di setiap kecamatan Kabupaten Wajo disajikan pada Tabel 2.2. Pada Tabel tersebut, terlihat bahwa kelas kemiringan lereng antara 0 – 2 % merupakan wilayah terluas untuk masing-masing kecamatan jika dibandingkan dengan kemiringan lereng yang lainnya. Wilayah yang berlereng lebih dari 40 % atau curam dominan berada pada kecamatan.
LUAS WILAYAH MENURUT KELOMPOK KEMIRINGAN DI SETIAP KECAMATAN KABUPATEN WAJO NO. 1.
KECAMATAN Sabbangparu
0-2%
LUAS KEC. 2.
Tempe
LUAS KEC. 3.
Pammana
LUAS KEC. 4.
KETINGGIAN
Bola
5.
Takkalalla
77.91%
15 - 40 %
293.99
2.37%
2 – 15 %
1418.98
11.42%
Rawa
1031.25
8.30%
SABBANGPARU
12421.9
100.00%
0-2%
2266.50
53.11%
15 - 40 %
139.07
3.26%
2 – 15 %
901.38
21.12%
Danau
543.68
12.74%
Rawa
416.73
9.77%
TEMPE
4267.36
100.00%
0-2%
11942.52
79.66%
15 - 40 %
267.40
1.78%
2 – 15 %
1217.95
8.12%
Danau
212.80
1.42%
Rawa
1350.58
9.01%
PAMMANA
14991.25
100.00%
0-2%
14060.21
79.38%
233.39
1.32%
Rawa
3418.27
19.30%
BOLA
17711.87
100.00%
0-2%
16728.31
99.64%
60.94
0.36%
TAKKALALLA
16789.25
100.00%
0-2%
16377.62
94.59%
2 – 15 % LUAS KEC. 6.
Sajoanging
PERSEN (%)
9677.68
2 – 15 % LUAS KEC.
LUAS (HA)
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
23
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
2 – 15 % LUAS KEC. 7.
Majauleng
LUAS KEC. 8.
Tanasitolo
Belawa
LUAS KEC. 10.
5.41%
SAJOANGING
17314.53
100.00%
0-2%
19331.90
87.64%
15 - 40 %
555.92
2.52%
2 – 15 %
1316.96
5.97%
Danau
31.85
0.14%
Rawa
822.40
3.73%
22059.03
100.00%
8242.47
54.18%
15 - 40 %
617.55
4.06%
2 – 15 %
4466.21
29.36%
Danau
349.61
2.30%
Rawa
1536.50
10.10%
TANASITOLO
15212.34
100.00%
0-2%
12323.64
76.03%
Danau
456.66
2.82%
Rawa
3429.42
21.16%
16209.72
100.00%
70.83
0.41%
13392.81
78.01%
15 - 40 %
1580.82
9.21%
2 – 15 %
1736.83
10.12%
387.38
2.26%
17168.67
100.00%
>40 %
2113.91
7.33%
0-2%
20030.98
69.44%
15 - 40 %
4651.11
16.12%
2 – 15 %
2052.10
7.11%
KEERA
28848.10
100.00%
266.33
1.45%
16963.02
92.47%
15 - 40 %
575.40
3.14%
2 – 15 %
538.83
2.94%
PITUMPANUA
18343.58
100.00%
0-2%
13625.08
99.45%
75.49
0.55%
13700.57
100.00%
MAJAULENG 0-2%
LUAS KEC. 9.
936.91
Maniangpajo
BELAWA >40 % 0-2%
Rawa LUAS KEC. 11.
Keera
LUAS KEC. 12.
Pitumpanua
MANIANGPAJO
>40 % 0-2%
LUAS KEC. 13.
Penrang
Rawa LUAS KEC.
PENRANG
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
24
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
14.
Gilireng
>40 %
47.09
0.23%
10897.22
53.46%
15 - 40 %
4323.04
21.21%
2 – 15 %
5115.28
25.10%
GILIRENG
20382.63
100.00%
Danau
14056.94
100.00%
DANAU TEMPE
14056.94
100.00%
0-2%
LUAS KEC. 15.
Danau Tempe LUAS
Sumber : Data Pokok Pembangunan Kab. Wajo, Hasil Analisis, 2010
PETA KELERENGAN KABUPATEN WAJO
C.
Geohidrologi Sungai Besar di Kabupaten Wajo, terdapat 7 sungai. Diantaranya Sungai Siwa dengan panjang 20,50 Km, Lebar 70,00 m, dan Kedalaman 0,85 m, Sungai Awo panjang 43,50 Km, Lebar 85,00 m, dan Kedalaman 0,65 m, Sungai Keera panjang 27,00 Km, Lebar 65,00 m, dan Kedalaman 0,60 m, Sungai Gilireng panjang 61,50 Km, Lebar 40,00 m, dan Kedalaman 0,35 m, Sungai Bila/Belawa panjang 15,00 Km, Lebar 40,00 m, dan Kedalaman 0,40 m, Sungai Cenranae panjang 47,00 Km, Lebar 115,00 m, dan Kedalaman 0,70 m, serta Sungai Walennae panjang 28,50 Km, Lebar 95,00 m, dan Kedalaman
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
25
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
0,55 m. Sungai-sungai kecil yang dialiri di Kabupaten Wajo, sebanyak 33 sungai. D.
Klimatologi (iklim) Berdasarkan peta zone agroklimatologi yang disusun oleh Balai Informasi Pertanian Propinsi Sulawesi Selatan maka Wilayah Kabupaten Wajo adalah Tipe Iklim C1,D1,D2,E2 dan E3 dengan definisi bahwa “berdasarkan metode oldeman dalam menentukan tipe iklim sangat dipengaruhi oleh banyaknya bulan basah dan bulan kering. Kriteria bulan basah dapat dicirikan dengan banyaknya curah hujan lebih dari 200 mm/bulan yang terjadi pada Bulan April-Juli secara berurutan, sedangkan kriteria bulan kering dapat ditandai pada Bulan Agustus-Oktober dengan iklim yang tergolong tropis tipe B dan tipe C dengan suhu antara 29ºC-31ºC.
E. Daerah Aliran Sungai (DAS) Wilayah Kabupaten Wajo terdiri dari beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS) baik yang besar maupun kecil. Sungai-sungai yang ada di wilayah ini sebagian daerah pengalirannya dalam wilayah Kabupaten Wajo dan sebagian lainnya juga berada pada wilayah kabupaten lainnya. Bahkan Sungai Bila yang daerah bagian hilirnya merupakan wilayah Kabupaten Wajo, berhulu di Kabupaten Enrekang dan Kabupaten Sidrap. Demikian pula dengan Sungai Siwa, Sungai Gilireng, Sungai Awo, Sungai Walennae dan lain-lain. Kondisi tersebut diatas ini menunjukkan bahwa diperlukan adanya penggabungan beberapa DAS yang berdekatan atau mempunyai karakteristik yang sama.daerah aliran sungai dalam kabupaten wajo,pada
umumnya
merupakan
daerah
subur.berbagai
jenis
komoditas pertanian bernilai ekonomi tinggi yang sesuai dengan kondisi lingkungan tempat tumbuh didaerah aliran sungai ini diusahakan
oleh
masyarakat
dan
pengusaha.kondisi
tersebut
menyebabkan daerah ini banyak diminati untuk pengembangan berbagai
usaha
tani
baik
pangan,hortikultura,peternakan,
usaha dan
tani
perkebunan,tanaman
lain-lain.
sejalan
dengan
perkembangan berbagai usaha tani ini,berbagai kegiatan bukan
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
26
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
pertanian lainnya juga berkembang seperti pemukiman,prasarana jalan,transportasi,dan lain-lain. Mengingat dampak yang begitu luas dari pemanfaatan sumber daya alam (SDA) yang tidak terencana dibeberapa DAS dalam wilayah kabupaten wajo,maka perlu disusun satu rencana pengelolaan DAS terpadu dalam wilayah kabupaten wajo.keterpaduan ini menyangkut keterpaduan kelompok
antar
wilayah
masyarakat
dan
administrasi(kecamatan/desa),antar antar
berbagai
bidang/sektor
pembangunan dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat.untuk maksud tersebut maka penyusunan rencana pengelolaan DAS terpadu dalam wilayah kabupaten wajo ini akan dilakukan oleh satu tim yang anggota-anggotanya terdiri dari berbagai bidang keahlian dan disiplin ilmu yang telah memiliki pengalaman yang luas dibidangnya masing-masing.
(Lihat Tabel 2.1 Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten Wajo, Tabel 2.2 Nama, luas wilayah per Kecamatan dan Jumlah Kelurahan, Peta 2.1 Peta Daerah Aliran Sungai, dan Peta 2.2 Peta Wilayah Administratif)
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
27
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
Tabel 2. 1. Daftar Sungai Dan Daerah Aliran Sungainya Di Kabupaten Wajo
No
Nama Daerah AliranSungai
Luas (Ha)
1
Siwa
0,014
2
Awo
0,369
3
Keera
0,176
4
Gilireng
0,025
5
Bila/Belawa
0,006
6
Cenranae
0,541
7
Walennae
0,271
Sumber : Dinas PSDA, Energi dan SD.Mineral Kab. Wajo
Tabel 2.2. Nama, Luas wilayah per-Kecamatan dan Jumlah kelurahan
Kecamatan
Jumlah
Luas (Km2)
Kelurahan/Desa
Persentase Administrasi
Jumlah
Jumlah
Desa
Kelurahan
(KM2)
(1)
(2)
(3)
(4)
Sabbangparu
12
3
132.75
Tempe
-
16
Pammana
13
Bola
(%) thd total
(5)
Terbangun (ha)
(%) thd total
(6)
(7)
5%
1,991.25
0,15%
38.27
2%
765.40
0,2%
2
162.10
6%
1,621.00
0,1%
10
1
220.13
9%
5,503.25
0,25%
Takkalalla
11
2
179.76
7%
4,494.00
0,25%
Sajoanging
6
3
167.01
7%
4,175.25
0,25%
Penrang
9
1
154.90
6%
1,549.00
0,1%
Majauleng
14
4
225.92
9%
1,129.60
0,05%
Tanasitolo
15
4
154.60
6%
3,092.00
0,2%
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
28
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
Kecamatan
Jumlah
Luas (Km2)
Kelurahan/Desa
Persentase Administrasi
Terbangun
Jumlah
Jumlah
Desa
Kelurahan
Belawa
6
3
172.30
7%
4,307.50
0,25%
Maniangpajo
5
3
175.96
7%
879.80
0,05%
Gilireng
8
1
147.00
6%
735.00
0,05%
(KM2)
(%) thd total
(ha)
(%) thd total
Keera
9
1
368.36
15%
9,209.00
0,25%
Pitumpanua
10
4
207.13
8%
3,106.95
0,15%
Kab. Wajo
128
48
2506.19
100%
42,559.00
Sumber: BPS Wajo 2013
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
29
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
Peta 2.1 Peta Aliran Sungai (DAS) Kabupaten Wajo
Sumber : RTRW Kab. Wajo
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
30
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
Peta 2.2 Peta Administrasi Kabupaten Wajo
Sumber : RTRW Kab. Wajo
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
31
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
2.2.
DEMOGRAFI Demografi Jumlah penduduk dalam periode dua tahun terakhir memperlihatkan adanya kecenderungan yang terus mengalami peningkatan dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,14 persen,dari 388.990 pada tahun 2010 menjadi 389.552 jiwa pada tahun 2012. Persebaran penduduk,jumlah penduduk yang sebanyak itu tersebar pada 14 kecamatan atau 128 desa dan 48 kelurahan;dengan kepadatan penduduk per kilometer persegi sekitar 155 jiwa.kecamatan yang terpadat penduduknya adalah kecamatan tempe dan pitumpanua.kedua kecamatan tersebut merupakan sentra perekonomian kabupaten wajo,sehingga mudah dipahami apabila kecamatan tersebut mempunyai penduduk yang padat. Perhitungan proyeksi penduduk menggunakan analisis proyeksi Geometrik, yang merupakan rata-rata yang diperoleh dengan mengalikan semua data dalam suatu kelompok sampel, kemudian diakarpangkatkan dengan jumlah data sampel tersebut. (Lihat Tabel 2.3 Jumlah dan Kepadatan Penduduk 3 Tahun Terakhir dan Tabel 2.4 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Saat Ini dan Proyeksinya Untuk 5 Tahun)
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
32
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO Tabel 2.3. Jumlah penduduk dan kepadatannya 3 – 5 tahun terakhir
Nama Kecamatan
Jumlah Penduduk
Jumlah KK
Tingkat Pertumbuhan
Kepadatan Penduduk
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
2009
2010
2011
2012
2009
2010
2011
2012
2009
2010
2011
2012
2009
2010
2011
2012
Sabbangparu
25.725
25.834
26.017
26.159
7.169
6.740
6.796
6.874
-(0,05)
0,42
0,71
0,55
193,79
194,61
195,98
197,05
Tempe
56.486
61.121
61.084
61.581
13.352
13.649
13.569
13.684
1,60
8,21
-(0,06)
0,81
1.475,99
1.597,10
1.596,13
1.609,12
Pammana
31.252
31.276
31.232
31.640
8.172
7.934
8.651
8.794
-(0,04)
0,08
-(0,14)
1,31
192,79
192,94
192,67
195,19
Bola
19.309
19.384
19.504
19.640
4.616
4.620
4.656
4.676
-(0,96)
0,39
0,62
0,70
87,72
88,06
88,60
89,22
Takkalalla
20.304
20.640
20.805
21.034
5.492
4.939
5.097
5.181
1,37
1,66
0,80
1,20
112,95
115,74
117,01
Sajoanging
19.339
18.807
18.841
18.960
5.124
4.806
4.861
4.915
0,31
-(2,75)
0,18
0,63
115,80
112,61
112,81
113,53
Penrang
15.489
15.705
15.740
15.898
4.335
3.923
3.934
4.026
0,38
1,39
0,22
1,00
99,99
101,39
101,61
102,63
Majauleng
31.708
31.329
31.501
32.062
8.398
8.218
8.248
8.431
0,55
-(1,20)
0,55
1,73
140,35
138,67
139,43
141,92
Tanasitolo
40.201
39.271
39.623
40.340
10.530
9.361
9.715
10.057
0,20
-(2,31)
0,90
1,81
260,03
254,02
256,29
260,93
Belawa
31.235
31.985
32.039
32.154
7.532
7.444
7.593
7.892
0,75
2,40
0,17
0,36
181,28
185,64
185,95
186,62
Maniangpajo
15.846
15.966
16.175
16.306
3.960
3.892
3.907
3.987
0,18
0,76
1,31
0,81
90,05
90,74
91,92
92,67
Gilireng
11.339
11.043
11.084
11.490
2.955
2.937
2.979
3.022
0,16
-(2,61)
0,37
3,66
77,14
75,12
75,40
78,16
Keera
21.795
21.734
22.094
22.693
5.888
5.661
5.699
5.785
1,20
-(0,24)
1,61
2,71
59,17
59,00
59,98
61,61
Pitumpanua
42.422
41.978
42.434
42.694
10.727
9.827
9.906
9.948
0,16
-(1,05)
1,09
0,61
59,17
202,66
204,87
206,12
Total
382.450
386.073
388.173
392.651
98.250
93.951
95.611
97.272
5,81
5,11
8,37
17,85
3.146
3.407
3.417
3.452
Sumber : BPS Wajo Tahun 2010 - 2013
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
33
114,82
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
Tabel 2.4.
Jumlah dan Kepadatan Penduduk saat ini dan Proyeksi 5 Tahun Jumlah Penduduk
Jumlah KK
Tingkat Pertumbuhan
Kepadatan Penduduk
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
Nama Kecamatan 2012
2013
2014
2015
2016
2012
2013
2014
2015
2016
2012
2013
2014
2015
2016
2012
2013
2014
2015
2015
Sabbangparu
26.159
26.266
26.374
26.482
26.591
6.874
6.952,895
7.032,70
7.113,41
7.195,056
0,41
0,41
0,41
0,41
0,41
197,05
198,13
199,21
200,30
201,39
Tempe
61.581
63.176
64.812
66.491
68.213
13.684
13.799,97
13.916,93
14.034,88
14.153,83
2,59
2,59
2,59
2,59
2,59
1.609,12
1.622,22
1.635,42
1.648,,73
1.662,15
Pammana
31.640
31.735
31.830
31.926
32.021
8.794
8.939,364
9.087,13
9.237,34
9.390,032
0,30
0,30
0,30
0,30
0,30
195,19
195,22
200,33
202,95
205,60
Bola
19.640
19.675
19.711
19.746
19.782
4.676
4.696,086
4.716,26
4.736,52
4.756,863
0,18
0,18
0,18
0,18
0,18
89,22
89,23
90,47
91,11
91,74
Takkalalla
21.034
21.293
21.555
21.820
22.088
5.181
5.266,384
5.353,18
5.441,40
5.531,073
1,23
1,23
1,23
1,23
1,23
117,01
119,59
120,90
122,23
Sajoanging
18.960
18.880
18.801
18.722
18.643
4.915
4.969,6
5.024,81
5.080,63
5.137,066
-(0,42)
-(0,42)
-(0,42)
-(0,42)
-(0,42)
113,53
113,54
114,98
115,72
116,46
Penrang
15.898
16.017
16.137
16.258
16.380
4.026
4.120,151
4.216,50
4.315,11
4.416,024
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
102,63
102,64
104,70
105,75
106,81
Majauleng
32.062
32.197
32.332
32.468
32.604
8.431
8.618,06
8.809,27
9.004,72
9.204,513
0,42
0,42
0,42
0,42
0,42
141,92
141,95
147,03
149,66
152,33
Tanasitolo
40.340
40.396
40.453
40.510
40.566
10.057
10.411,04
10.777,54
11.156,95
11.549,71
0,14
0,14
0,14
0,14
0,14
260,93
260,98
270,46
275,36
280,35
Belawa
32.154
32.450
32.748
33.050
33.354
7.892
8.202,774
8,525,79
8.861,52
9.210,47
0,92
0,92
0,92
0,92
0,92
186,62
186,63
187,97
188,64
189,32
Maniangpajo
16.306
16.430
16.555
16.681
16.807
3.987
4.068,638
4.151,95
4.236,96
4.323,72
0,76
0,76
0,76
0,76
0,76
92,67
92,68
94,19
94,19
95,73
Gilireng
11.490
11.533
11.575
11.618
11.661
3.022
3.065,621
3.109,87
3.154,76
3.200,297
0,37
0,37
0,37
0,37
0,37
78,16
78,19
83,99
87,06
90,25
Keera
22.693
22.993
23.296
23.604
23.915
5.785
5.872,298
5.960,91
6.050,87
6.142,175
1,32
1,32
1,32
1,32
1,32
61,61
61,63
66,28
68,75
71,30
Pitumpanua
42.694
42.779
42.865
42.951
43.037
9.948
9.990,178
10.032,53
10.075,07
10.117,79
0,20
0,20
0,20
0,20
0,20
206,12
206,13
208,64
209,92
211,20
Total
392.651
395.820
399.044
402.327
405.662
97.272
98.973
92.190
102.500
104.329
9,17
9,17
9,17
9,17
9,17
3.452
3.466
3.523
3.559
3.596
Sumber : BPS Wajo Tahun 2010 - 2013
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
34
117,02
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
2.3.
KEUANGAN DAN PEREKONOMIAN DAERAH
2.3.1. Pengelolaan Pendapatan Daerah Anggaran Daerah pada hakekatnya merupakan salah satu alat untuk meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan tujuan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggungjawab. Dengan
demikian
APBD
harus
benar-benar
dapat
mencerminkan dan mampu menjawab tuntutan masyarakat melalui berbagai program dan kegiatan dalam upaya peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan jasa publik seperti pendidikan, kesehatan, kebersihan,
keamanan/ketertiban
dan
lain-lain
dengan
memperhatikan potensi yang dimiliki. Kebijakan Pendapatan Daerah diupayakan akan terus meningkat dari tahun sebelumnya dengan mengoptimalkan sumbersumber Pendapatan Daerah melalui : (1) Pendapatan Asli Daerah, melalui
Pajak
Daerah,
Retribusi
Daerah,
Hasil
Pengelolaan
Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan (Bagian laba Usaha Daerah), dan lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah, dengan melakukan program
intensifikasi,
ekstensifikasi
dan
difersifikasi
untuk
meningkatkan pendapatan asli daerah, (2) Dana Perimbangan, melalui Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak, DAU, dan DAK, (3) Lainlain Pendapatan Daerah Yang Sah, melalui Dana Bagi Hasil Pajak dari Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya, Bantuan Keuangan dari Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya, Sumbangan dari Organisasi/ Lembaga tertentu/ perorangan atau pihak ketiga, dan Dana Penyesuaian yang diharapkan dari pemerintah. Target pendapatan daerah meliputi Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah, pada tahun 2015 ditargetkan sebesar Rp. 1.026.559.010.025,--
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
35
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
atau betambah sebesar Rp. 608.004.789.482,- dari target 2014 sebesar Rp. 418.554.220.543,- yang lalu, yang dapat dirinci sbb: • Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun 2015 ditargetkan sebesar Rp. 70.754.656.300,-- atau dengan kata lain tidak berbeda dengan tahun 2014.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terdiri
dari: • Pajak
daerah,
tahun
2015
ditargetkan
sebesar
Rp.
18.875.500.000,- sama dengan tahun 2014. • Retribusi Daerah, tahun 2015 ditargetkan sebesar Rp. 21.021.727.000,- sama dengan tahun 2014. • Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan yang terdiri dari bagian laba usaha daerah tahun 2015 ditargetkan sebesar Rp. 5.838.955.700,- atau sama dengan tahun 2014. • Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah tahun 2015 ditargetkan sebesar Rp. 25.018.473.600,- sama dengan tahun 2014 • Dana Perimbangan •
Bagi hasil Pajak / Hasil Bukan Pajak tahun 2015 ditargetkan sebesar Rp. 59.513.728.485,- atau sama dengan target tahun 2014.
•
Dana Alokasi Umum tahun 2015 ditargetkan sebesar Rp. 631.247.160.000,- atau dibandingkan pada tahun 2014 hanya sebesar Rp. 662.809.518,-.
•
Dana Alokasi Khusus tahun 2015 ditargetkan sebesar Rp. 63.351.730.000,- atau sama tahun 2014.
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
36
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
• Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah •
Pendapatan Hibah pada tahun 2015 ditargetkan sebesar Rp. 492.225.000,-.
•
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya tahun 2015 ditargetkan sebesar Rp. 30.100.000.000,-.
•
Dana Penyesuaian dan otonomi khusus pada tahun 2015 ditargetkan
sebesar
Rp.
173.143.314.000,-.
Meningkat
dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp. 150.563.757.240,•
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemda Lainnya tahun 2015 ditarrgetkan sebesar Rp. 20.535.757.240.
Pendapatan daerah merupakan sumber penerimaan daerah yang harus dialokasikan dalam APBD untuk membiayai segala aktifitas yang diprogramkan dalam memberikan pelayanan umum kepada masyarakat. Kebijakan-kebijakan dalam mencapai target antara lain melakukan intesifikasi, ekstensifikasi dan difersivikasi pengelolaan sumber-sumber pendapatan asli daerah, dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada baik SDM tenaga dan prasarana dalam memberikan pelayanan. Disamping juga melakukan upaya lainnya dengan menggali sumber-sumber lainnya yang memang berpotensi untuk mendapatkan nilai tambah terhadap penerimaan daerah dari berbagi sektor, sesuai dengan potensi, kondisi dan karakter daerah yang dimiliki. Pencapaian target tersebut tentunya dapat diwujudkan melalui upaya yang serius dan kerja keras yang dilakukan oleh pemerintah daerah dengan melipatkan partisipasi masyarakat dalam mencapai hasil yang maksimal.
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
37
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
2.3.2. Pengelolaan Belanja Daerah Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2014 berpedoman pada Peraturan Pemerintah nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 tentang perubahan atas permendagri nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Berkenaan dengan itu, seperti tahun anggaran sebelumnya, belanja tidak langsung diharapkan untuk menunjang pelaksanaan tugas operasional Satuan Kerja Daerah secara rutin. Alokasi ini diarahkan untuk dapat memberikan dukungan yang optimal terhadap kelancaran jalannya pemerintahan dan pelayanan administrasi pada setiap lembaga daerah (Satuan Kerja Daerah) baik pelayanan yang langsung terhadap aparatur daerah maupun pelayanan kepada publik yang menjadi tanggung jjawab pemerintah daerah. Total Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2014 kabupaten Wajo sebesar Rp.1.113.790.207.665,-. a. Kebijakan Belanja Tidak Langsung Kebijakan belanja tidak langsung yang terdiri dari belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan social, belanja bagi hasil, bantuan keuangan, dan belaja tidak terduga. Kebijakan Belanja tidak Langsung berorientasi kepada upaya pemenuhan Kebutuhan Gaji Pegawai pada setiap SKPD dan belanja Bunga, Belanja Subsidi, Belanja Hibah, Belanja Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Desa, Belanja tidak terduga yang dikelola oleh SKPD yang bersumber dari dana bantuan pemerintah Provinsi ke Daerah
Otonom
dan
Sumbangan
Pemerintah
Provinsi
kepada
Pemerintah Desa dari penerimaan PBB yang selama ini sudah disalurkan kepada pemerintah Desa. Berkaitan dengan rencana pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan Pegawai negeri Sipil melalui peningkatan gaji pada tahun 2014, maka penyediaan dana
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
38
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
untuk pembayaran gaji dan tunjangan pegawai termasuk gaji calon pegawai negeri sipil (CPNS) sesuai dengan petunjuk dan kebijakan Pemerintah Pusat, yang disediakan accres untuk memperhitungkan kenaikan gaji pegawai dan pembayaran gaji ke-13 untuk Tahun Anggaran 2014. Alokasi Belanja Tidak Langsung diperuntukan untuk membiayai Belanja Pegawai Negeri Sipil sebesar Rp. 599.459.073.828,- Belanja Bunga sebesar Rp. 200.000.000,- Belanja hibah Rp. 10.818.744.500,Belanja bantuan sosial Rp.171.700.000,- Belanja bantuan Keuangan kepada provinsi / kabupaten / kota dan pemerintah desa Rp. 31.033.655.060,- Belanja tidak terduga Rp. 3.250.000.000,- dengan total keseluruhan belanja tidak langsung Rp. 644.933.173.388,-. b. Kebijakan Umum Belanja Langsung Khusus mengenai Belanja Langsung tahun 2014, diperuntukan untuk melakukan urusan wajib dan urusan pilihan melalui program dan kegiatan daerah sesuai pengkodean yang telah diatur sesuai ketentuan yang berlaku, dengan tetap memperhatikan Pokok-Pokok Kebijakan Pemerintah Daerah yang dijabarkan dalam RPJMD Wajo dan RKPD Tahun 2014. Untuk tahun 2014 alokasi Belanja Langsung, hal yang perlu mendapatkan perhatian pada program kegiatan 2014 antara lain: 1. Pendidikan Gratis dan Kesehatan Gratis 2. Peningkatan Infrastruktur (Jalan, Jembatan, Irigasi dan air Bersih) 3. Operasional UPTD 14 Kecamatan dan Pembinaan PAUD 4. Sarana dan Prasarana Pertanian, Kesehatan dan Pendidikan 5. DED Master Plan Kawasan Perkantoran Pemerintah Kab. Wajo, Rencana Detail Kawasan Danau Tempe. 6. Operasional Adipura
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
39
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
7. Pengadaan Kendaraan Dinas Opersional SKPD, Dokter Ahli dan Mobil Pemadam Kebakaran 8. Anggaran
untuk
Penanggulangan
Bencana
dan
Penanggulangan Kemiskinan dan beberapa kegiatan lain yang sangat prioritas untuk tahun 2014. Alokasi Belanja Langsung diperuntukan untuk membiayai belanja pegawai Rp. 25.921.632.647,53 Belanja barang dan jasa sebesar
Rp.173.302.296.465,12
dan Belanja Modal
sebesar Rp. 230.582.614.537,35 sehingga total keseluruhan belanja langsung diperkirakan sebesar Rp. 429.806.543.650,sedangkan
total
APBD
secara
keseluruhan
diperkirakan
mencapai sebesar Rp. 1.085.935.021.944,-. Kebijakan belanja daerah berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 tentang Organisasi Perangkat Daerah yang telah dituangkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Wajo Nomor 5, 6, 7, 8 tentang Kelembagaan
Orrganisasi
Perangkat
Daerah
Kabupaten
Wajo
berdasarkan Urusan Pemerintahan. (Lihat tabel 2.5 Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Wajo Tahun 2009 – 2012).
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
40
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO Tabel 2.5 Rekapotulasi Realisasi APBD Kabupaten Wajo Tahun 2009 – 2012 Tahun
Rata-Rata Pertumbuhan
No
Jenis Pendapatan Daerah
1 a b
Rp Rp Rp
2009 42.519.649.450,24 3.821.000.000,00 10.241.933.500,00
Rp Rp Rp
2010 42.414.431.248,00 4.390.000.000,00 9.432.913.700,00
Rp Rp Rp
2011 50.693.043.504,00 7.847.000.000,00 16.983.043.504,00
Rp Rp Rp
2012 55.172.195.463,06 8.923.456.984,00 15.485.564.429,00
Rp Rp Rp
2013 70.335.694.882,61 10.089.662.940,50 22.082.598.141,00
Rp
5.823.686.000,00
Rp
5.823.686.000,00
Rp
5.900.000.000,00
Rp
5.779.541.649,35
Rp
5.838.955.719,00
0,06
Rp
22.633.029.950,24
Rp
22.767.831.548,00
Rp
19.963.000.000,00
Rp
24.983.632.400,71
Rp
32.324.478.082,11
8,56
b c
Pendapatan Asli Daerah Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus
Rp 352.944.661.000,00 Rp 66.521.000.000,00
3
Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah
Rp
26.197.778.530,00
a b
Hibah Dana Darurat Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan dari Pemerintah Daerah lainnya
Rp Rp
Dana Penyesuaian dan Otonom Khusus
c d 2 a
c d e f
Bantuan Keuangan dariProvinsi dan Pemerintah Daerah lainnya Sumbangan dari Organisasi / Lembaga tertentu / Perorangan atau Pihak Ketiga JUMLAH PENDAPATAN
53,89 24,09 21,18
Rp 483.884.191.096,00
Rp 491.228.246.496,00
Rp 564.838.841.390,00
Rp 707.011.202.160,00
Rp
785.680.626.369,00
28,99
Rp
Rp
Rp
87.857.720.390,00
Rp 118.658.974.160,00
Rp
119.950.099.369,00
13,96
Rp 364.822.715.000,00 Rp 49.285.100.000,00
Rp 413.733.921.000,00 Rp 63.247.200.000,00
Rp 513.517.208.000,00 Rp 74.835.020.000,00
Rp Rp
592.275.827.000,00 73.454.700.000,00
11,25 3,78
Rp 136.135.763.946,00
Rp 197.473.206.744,00
Rp 132.231.109.946,13
Rp
163.186.203.406,72
3111,53
-
Rp Rp
1.150.000.000,00 -
Rp Rp
-
-
Rp Rp
24.208.226.890,00 -
Rp Rp
545.272.900,00 -
Rp
13.129.788.050,00
Rp
13.128.788.050,00
Rp
20.443.500.000,00
Rp
25.375.242.056,13
Rp
29.115.148.226,72
18,91
Rp
-
Rp Rp
64.418.530.096,00
77.120.431.496,00
-
-39,55
Rp 108.219.833.400,00
Rp 159.659.246.900,00
Rp
82.502.476.000,00
Rp
110.596.915.000,00
6,65
13.067.990.480,00
Rp
13.637.142.496,00
Rp
Rp
145.165.000,00
Rp
22.928.867.280,00
3125,52
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp 552.601.619.076,24
Rp 669.778.441.690,00
17.370.459.844,00
Rp
-
Rp 813.005.091.638,00
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
Rp 894.414.507.569,19
41
Rp 1.019.202.524.658,33
-
PPSP WAJO No 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 1
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
Jenis Pendapatan Daerah Belanja Pegawai Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa Belanja Tidak Terduga
2009 Rp 303.602.489.018,50 Rp 300.000.000,00 Rp Rp 2.633.288.600,00 Rp 13.561.983.849,00
Rp Rp Rp Rp Rp
Rp
Rp
-
Tahun 2010 2011 342.164.567.721,61 Rp 388.561.804.271,71 200.000.000,00 Rp 200.000.000,00 Rp 3.696.412.000,00 Rp 5.017.958.500,00 23.714.864.093,00 Rp 20.678.209.000,00 -
Rp
18.351.578.880,00
Rp
13.110.558.976,00
Rp
550.000.000,00
Rp
800.000.000,00
Rp Rp
13.218.668.432,00
2012 Rp 446.349.743.063,00 Rp 126.888.788,00 Rp Rp 11.496.391.100,00 Rp 2.404.294.090,00
Rp Rp Rp Rp Rp
Rp
Rp
-
Rp
21.982.298.666,00
Rp
Rp
2013 487.078.157.226,00 104.359.349,00 41.154.718.783,00 2.810.346.000,00
-
-
Rata-Rata Pertumbuhan 10,05 -17,53 92,64 -1,89 14,84
29.812.708.775,00
1.181.040.000,00
Rp
1.928.090.838,00
30,36
JUMLAH BELANJA TIDAK LANGSUNG
Rp 338.999.340.347,50
Rp 383.686.402.790,61
Rp 428.626.640.203,71
Rp 483.540.655.707,00
Rp
562.888.380.971,00
128,47
Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal JUMLAH BELANJA LANGSUNG Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya (SILPA)
Rp 20.968.576.384,00 Rp 108.898.395.428,00 Rp 202.595.960.068,00 Rp 332.462.931.880,00
Rp 19.624.730.327,00 Rp 102.122.910.576,00 Rp 218.466.821.963,00 Rp 340.214.462.866,00
Rp 23.462.790.650,00 Rp 134.542.913.280,00 Rp 280.512.026.445,00 Rp 438.517.730.375,00
Rp 29.001.306.601,00 Rp 140.332.308.178,00 Rp 215.353.394.785,00 Rp 384.687.009.564,00
Rp Rp Rp Rp
28.549.445.389,00 182.948.613.765,00 174.538.991.192,00 386.037.050.346,00
7,04 12,04 -1,19 17,89
Rp 127.805.034.461,76
Rp
Rp
Rp
74.682.942.131,00
Rp
84.716.066.932,15
24969,02
Rp
664.952.104,00
Rp
664.952.104,00
0,00
6
Penerimaan Piutang Daerah
1
JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH Penyertaan Modal Pemda
Rp
3
Pembayaran Pokok Utang
Rp
4 5
Pemberian Pinjaman Daerah Pembayaran Utang Pihak Ketiga
Rp Rp
JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN
Rp
Rp
58.127.464.894,61
950.000.000,00
59.705.246,71
-
Rp
-
Rp
-
Rp 127.805.034.461,76
Rp
58.127.464.894,61
Rp
59.705.246,71
Rp
75.347.894.235,00
Rp
85.381.019.036,15
24969,02
Rp
Rp
-
Rp
900.000.000,00
Rp
992.301,00
Rp
-
-39,98
Rp
200.000.000,00
Rp
184.500.451,00
Rp
200.000.000,00
0,13
Rp Rp
4.465.967.356,00
Rp Rp
16.992.597.719,00
Rp Rp
3.434.025.752,00
-20,00 43,61
Rp
5.565.967.356,00
200.000.000,00
Rp
8.743.371.310,50 -
Rp Rp
3.805.040.928,00
Rp
4.005.040.928,00
8.943.371.310,50
200.000.000,00 -
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
-
Rp
42
17.178.090.471,00
Rp
3.634.025.752,00
-16,24
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
2.3.3. Pengalokasian Anggaran Sanitasi Pengalokasian anggaran untuk kegiatan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar sanitasi yang terdiri dari drainase, pengelolaan limbah dan persampahan di Kabupaten Wajo tahun 2012 memiliki proposi anggaran sanitasi terhadap belanja total di Kabupaten Wajo hanya berkisar di angka 0,20 %. Sedangkan proporsi Investasi Sanitasi terhadap belanja sanitasi sekitar 0,87% dan proporsi OM terhadap belanja sanitasi sekitar 0,13%.
(Lihat Tabel 2.6 Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Wajo Tahun 2009-2013, Tabel 2.7 Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kabupaten Wajo Tahun 2009 – 2012, Tabel 2.8 Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Wajo Tahun 2009-2012, Tabel 2.9 Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi Per Kapita dan Tabel 2.10 Peta Perekonomian Kabupaten Wajo Tahun 2009 – 2012)
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
43
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO Tabel 2.6. Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi Kab. Wajo Tahun 2009-2012 Tahun
No.
Realisasi Anggaran
2009
2010
2011
2012
2013
Rata2 Pertumbuhan
-1
-2
-3
-4
-5
-6
-7
-8
1.
Dinas Pekerjaan Umum
412.730.000
1.774.736.800
22.260.000
0
4.707.876.700
46
-
-
-
-
-
1.774.736.800 110.890.000
22.260.000 404.720.000
1.032.982.000
4.707.876.700 1.433.485.500
46,25 74
1.a
Investasi
1.b 2.
Operasional/Pemeliharaan (OM) Dinas Tata Ruang dan Permukiman
412.730.000 863.250.000
2.a
Investasi
-
-
-
-
-
-
2.b
Operasional/Pemeliharaan (OM)
863.250.000
110.890.000
404.720.000
1.032.982.000
1.433.485.500
74,37
3.
Dinas Kesehatan
586.565.700
323.619.000
36.357.500
170.655.500
348.507.660
68
3.a
Investasi
-
-
-
-
-
-
3.b 4.
Operasional/Pemeliharaan (OM) Badan Lingkungan Hidup Daerah
586.565.700 90.000.000
323.619.000 60.000.000
36.357.500 2.914.000
170.655.500 26.015.000
348.507.660 14.230.000
68,00 124
4.a
Investasi
-
-
-
-
-
-
4.b
Operasional/Pemeliharaan (OM)
90.000.000
60.000.000
2.914.000
26.015.000
14.230.000
123,80
5.
Bappeda
43.274.000
45.607.100
21.130.000
34.974.000
61.251.500
18
5.a
Investasi
-
-
-
-
-
-
5.b
Operasional/Pemeliharaan (OM)
43.274.000
45.607.100
21.130.000
34.974.000
61.251.500
18,47
6
Belanja Sanitasi (1+2+3+4+5)
1.995.819.700
2.314.852.900
487.381.500
1.264.626.500
6.565.351.360
331
7
Pendanaan Investasi Sanitasi Total (1a+2a+3a+4a+5a)
0
0
0
0
0
0
8
Pendanaan OM (1b+2b+3b+4b+5b)
2.314.852.900 Rp 340.214.462.866,00
487.381.500 Rp 438.517.730.375,00
1.264.626.500 Rp 384.687.009.564,00
6.565.351.360 Rp 386.037.050.346,00
331 3,86
9
Belanja Langsung
1.995.819.700 Rp 332.462.931.880,00
10
Proporsi Belanja Sanitasi – Belanja Langsung (6/9)
0,01
0,01
0,00
0,00
0,02
85,72
11 12
Proporsi Investasi Sanitasi – Total Belanja Sanitasi (7/6) Proporsi OM anitasi – Total Belanja Sanitasi (8/6)
0 1,00
0 1,00
0 1,00
0 1,00
0 1,00
0 1,00
Sumber : Realisasi APBD Tahun 2009– 2012 Keterangan : investasi termasuk didalmnya pembangunan sarana prasarana, pengadaan Lahan, pelatihan koordinasi, advokasi, kampaye dan studi-studi yang terkait sanitasi
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
44
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO Tabel 2.7. Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kab. Wajo Tahun 2009-2012
No 1
2009
Belanja Sanitasi (1.1+1.2+1.3+1.4)
1.1
Air Limbah Domestik
1.2
Sampah Rumah Tangga
1.3
Drainase Perkotaan
1.4
PHBS
2
Belanja Sanitasi (Rp)
Uraian
Dana Alokasi Khusus (2.1+2.2+2.3)
2.1
DAK Sanitasi
2.2
DAK Lingkungan Hidup
2.3
DAK Perumahan dan Permukiman
3
Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi
4
Bantuan Keuangan Provinsi untuk Sanitasi Belanja APBD Murni untuk Sanitasi (1-2-3) Total Belanja Langsung % APBD murni terhadap Belanja Langsung Sumber : Realisasi APBD Tahun 2009– 2013
2010
2011
2012
Rata-Rata Pertumbuhan
2013
1.902.508.700
1.451.371.200
476.219.800
1.229.652.500
6.504.099.860
74,1
179.260.000
-
9.968.300
11.400.000
12.300.000
(15,55)
497.915.000
170.890.000
407.634.000
1.047.597.000
1.435.415.500
53,37
805.130.000
974.392.200
22.260.000
-
4.707.876.700
(35,34)
420.203.700
306.089.000
36.357.500
170.655.500
348.507.660
71,66
863.042.000
1.760.360.000
1.183.625.000
1.693.610.000
2.236.437.000
38,2
-
909.910.000
266.200.000
752.460.000
1.225.037.000
34,95
863.042.000
850.450.000
917.425.000
941.150.000
1.011.400.000
3,29
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2.765.550.700
3.211.731.200
1.659.844.800
2.923.262.500
8.740.536.860
112
332.462.931.880 0,008
340.214.462.866 0,009
438.517.730.375 0,004
384.687.009.564 0,008
386.037.050.346 0,023
4
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
45
29,114
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO Tabel 2.8. Belanja Sanitasi Per Kapita Kab. Wajo Tahun 2009-2012
Belanja Sanitasi (Rp)
No
Deskriptif
1
Total Belanja Sanitasi Kebupaten Wajo
2
Jumlah Penduduk
2009
Belanja Sanitasi Perkapita (1/2)
2010
2011
2012
2013
Rata-Rata Pertumbuhan
1.902.508.700 1.451.371.200 476.219.800 1.229.652.500 6.504.099.860 99,25 382.450
386.073
388.173
951.254.350
725.685.600
238.109.900 614.826.250
Sumber: Data Realisasi Fisik Keuangan SKPD Kab. Wajo Tahun 2013
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
46
392.651
397.033
0,75
3.252.049.930 50
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO Tabel 2.9. Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi Per Kapita Tahun 2009-2013
No 1
Uraian Retribusi Air Limbah Realiasasi Retribusi Potensi Retribusi
2
Retribusi Sampah Realiasasi Retribusi Potensi Retribusi
3
Retribusi Drainase Realiasasi Retribusi Potensi Retribusi
4 5 6
Total Realisasi Retribusi Sanitasi (1a+2a+3a) Total Potensi Retribusi Sanitasi (1b+2b+3b) Proporsi Total Realisasi Potensi Retribusi Sanitasi (4/5)
Rp Rp Rp Rp
2009
Belanja Sanitasi (Rp) 2011
2010
2012
Rata-Rata Pertumbuhan
2013
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
-
85.684.000
Rp
82.275.000
Rp
75.219.000
Rp
91.816.500
Rp
92.500.000
2,05
Rp Rp Rp Rp Rp -
85.684.000
Rp
82.275.000
Rp
75.219.000
Rp
91.816.500
Rp
92.500.000
2,05
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
-
Rp
85.684.000
Rp
82.275.000
Rp
75.219.000
Rp
91.816.500
Rp
92.500.000
Rp -
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
-
-
-
-
Sumber :SKPD Wajo
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
47
-
2 -
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
Tabel 2.10 Tabel Peta Perkonomian Kabupaten Wajo Tahun 2009-2012
No 1
Deskriptif PDRB Harga Konstan (Struktur Perekonomian) (Rp)
2
Pendapatan Perkapita Kabupaten (Rp)
3
Pertumbuhan Ekonomi (%)
Belanja Sanitasi (Rp) 2009
2010
2.316,83
2.449,03
2011
5,71
Sumber : Data BPS Wajo Tahun 2013
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
2012
2.716,66 2.960,94
12.241,17 14.061,72 5,10
Rata-Rata
48
Pertumbuhan 2.610,865
17,111
19,904
11.556
10,93
8,99
7,68
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO 2.4.
TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN
2.4.1. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Wajo: Penataan ruang wilayah bertujuan untuk mewujudkan penataan ruang wilayah kabupaten yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan
untuk
mendukung
keterpaduan
fungsi
kegiatan
pertanian, perikanan, industri, dan pertambangan energi gas, serta pariwisata. 2.4.2. Kebijakan Penataan Ruang Daerah Guna mewujudkan tujuan penataan ruang Kabupaten Wajo hingga tahun 2032, maka dirumuskan kebijakan penataan ruang, yang antara lain : a. keterpaduan pengembangan pusat-pusat pelayanan wilayah kabupaten berdasarkan fungsi kawasan; b. peningkatan
kualitas
jaringan
dan
jangkauan
pelayanan
prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, dan sumber daya air secara terpadu dan merata; c. pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup; d. penetapan
kawasan
perlindungan
daerah
bawahannya,
setempat, ruang terbuka hijau, kawasan pelestarian alam, kawasan rawan bencana, kawasan lindung geologi, dan kawasan lindung lainnya; e. perwujudan dan peningkatan keserasian, keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budidaya; f.
pengembangan potensi kawasan pariwisata dan obyek wisata dengan berorientasi kearifan lokal;
g. pengembangan dan peningkatan kawasan strategis kepentingan ekonomi yang berdaya saing skala kabupaten, provinsi dan nasional; h. pengembangan kawasan strategis sosial dan budaya untuk meningkatkan
pertumbuhan
wilayah
dan
kegiatan
kepariwisataan; i.
pengembangan dan pelestarian kawasan strategis kepentingan fungsi daya dukung dan lingkungan;
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
49
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO j.
pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan strategis kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi; dan
k. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara. 2.4.3. Strategi Penataan Ruang Kabupaten Wajo meliputi : Strategi penataan ruang Kabupaten Wajo dimaksudkan sebagai penjabaran dari rumusan kebijakan penataan ruang, sehingga diharapkan pemerintah kabupaten memiliki langkah-langkah strategis guna mewujudkan tujuan penataan ruang kabupaten Wajo, dalam dimensi keruangan. Adapun rumusan strategi pengembangan wilayah Kabupaten Wajo, antara lain : 1. Strategi keterpaduan pengembangan pusat-pusat pelayanan wilayah kabupaten berdasarkan fungsi kawasan, terdiri atas: a. mempertahankan keterkaitan antar sub pusat pelayanan kota (PKL, PKLp, PPK), terhadap wilayah di sekitarnya; b. menata dan mengendalikan pengembangan pusat-pusat pelayanan untuk mewujudkan pembangunan perkotaan yang berwawasan lingkungan; dan c. mendorong pertumbuhan pada kawasan-kawasan
yang
berpotensi sebagai pusat pelayanan. 2. Strategi peningkatan kualitas jaringan dan jangkauan pelayanan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, dan sumber daya air secara terpadu dan merata, terdiri atas : a. meningkatkan kualitas jaringan prasarana transportasi; b. mengembangkan jaringan prasarana transportasi darat untuk meningkatkan aksesibilitas antar kawasan di seluruh wilayah; c. mengembangkan
prasarana
transportasi
laut
untuk
meningkatkan aksesibilitas wilayah pesisir dan pulau-pulau, dan beberapa wilayah di Provinsi Sulawesi Tenggara; d. mengembangkan
kapasitas
sumber
energi
listrik
dan
distribusi pelayanan hingga mencapai pusat-pusat lingkungan dengan memanfaatkan energi terbarukan dan tak terbarukan secara optimal;
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
50
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO e. mengembangkan sumber daya air untuk pemanfaatan, pengendalian dan pelestarian sumber daya air melalui pembuatan sumur-sumur resapan dan perlindungan kawasan mata air dan danau; f. mengembangkan pelayanan telekomunikasi yang merata hingga menjangkau seluruh kawasan; g. mengembangkan kapasitas pelayanan air minum hingga mencapai pusat-pusat pelayanan lingkungan terutama pada kawasan ketinggian atau daerah rawan air bersih; h. mengembangkan sistem jaringan drainase perkotaan dan perdesaan untuk mengendalikan genangan air dan banjir; i. mengembangkan sistem pembuangan air limbah di setiap kawasan dan mengamankan kawasan permukiman dan kawasan pesisir dari pencemaran; dan j. mengembangkan jalur dan ruang evakuasi bencana pada wilayah yang rawan bencana. 3. Strategi pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup, terdiri atas : a. membatasi
kegiatan-kegiatan
yang
dapat
mengganggu
pelestarian lingkungan hidup; b. mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun sebagai akibat pengembangan kegiatan budi daya, dalam rangka mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistem wilayah; dan c. mengarahkan pemanfaatan ruang pada kawasan lindung untuk menjaga fungsi lindung dan menjaga keberlanjutan pembangunan wilayah jangka panjang. 4. penetapan
kawasan
perlindungan
daerah
bawahannya,
setempat, ruang terbuka hijau, kawasan pelestarian alam, kawasan rawan bencana, kawasan lindung geologi, dan kawasan lindung lainnya, terdiri atas: a. menentukan batas-batas kawasan yang harus ditetapkan sebagai
kawasan
perlindungan
daerah
bawahannya,
setempat, ruang terbuka hijau, kawasan pelestarian alam,
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
51
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO kawasan rawan bencana, kawasan lindung geologi, dan kawasan lindung lainnya; b. mengarahkan
pemanfaatan
perlindungan
setempat,
ruang
ruang
pada
terbuka
kawasan
hijau,
kawasan
pelestarian alam, kawasan rawan bencana, kawasan lindung geologi, dan kawasan lindung lainnya dengan peraturan zonasi; c. menysusun mekanisme dan peraturan pemanfaatan ruang pada kawasan perlindungan setempat, terutama pemanfaatan sempadan pantai dan sungai; d. menyusun ketentuan insentif dan disinsentif, ketentuan perizinan serta sanksi terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang pada kawasan perlindungan setempat, ruang terbuka hijau, kawasan pelestarian alam, kawasan rawan bencana, kawasan lindung geologi, dan kawasan lindung lainnya. 5. Strategi perwujudan dan peningkatan keserasian, keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budidaya, terdiri atas: a. mengembangkan
potensi
unggulan
pada
pusat-pusat
pertumbuhan untuk mendorong pemerataan pembangunan; b. mengembangkan
kawasan
budidaya
untuk
mengakomodasikan kegiatan peruntukan hutan produksi, hutan
rakyat,
pertanian,
perkebunan,
perikanan,
pertambangan, industri, energi, pariwisata serta peruntukan lainnya; c. pengembangan
pusat
permukiman
sebagai
pusat
pertumbuhan dan pusat pengembangan kawasan; d. pengembangan dan penataan kawasan pesisir menuju perwujudan kawasan minapolitan yang berkelanjutan; 6. mengembangkan
kawasan
peruntukan
pertanian
meliputi
peruntukan budidaya tanaman pangan, budidaya hortikultura diarahkan untuk menjaga ketahanan pangan dan pelestarian lingkungan; a. mendorong penyediaan
pengembangan dan
kawasan
peningkatan
sarana
budidaya dan
melalui
prasarana
penunjang; dan
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
52
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO b. mengendalikan kegiatan budidaya sesuai dengan peruntukan lahan, kemampuan lahan dan konflik pemanfaatan ruang; 7. Strategi pengembangan kawasan pariwisata dan obyek wisata yang berorientasi kearifan lokal, terdiri atas: a. mengembangkan kawasan peruntukan pariwisata meliputi kawasan pariwisata, kawasan daya tarik wisata khusus dan kawasan daya tarik wisata; b. mengembangkan obyek wisata yang memiliki potensi tinggi sebagai salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW) terkemuka; c. mengembangkan kepariwisataan berbasis masyarakat yang diintegrasikan
dengan
pengembangan
pertanian
pada
kawasan daya tarik wisata khusus dan daya tarik wisata d. mempromosikan
potensi
wisata
pada
tingkat
regional,
nasional dan internasional; dan e. mengembangkan sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan kepariwisataan. 8. Strategi pengembangan dan peningkatan kawasan strategis kepentingan ekonomi yang berdaya saing skala kabupaten, provinsi dan nasional, terdiri atas: a. menetapkan suatu ruang kegiatan sektor unggulan tertentu sebagai kawasan strategis yang memberikan kontribusi signifikan dalam pertumbuhan ekonomi wilayah; b. meningkatkan fungsi dan radius pelayanan pada suatu kawasan jasa dan perdagangan agar memiliki daya saing nasional dan internasional; c. meningkatkan kualitas kawasan peruntukan permukiman perkotaan dan permukiman perdesaan melalui penyediaan sarana dan prasarana dasar permukiman yang memadai; d. mengembangkan kawasan peruntukan kegiatan industri diarahkan pada sentra-sentra industri kreatif dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan; dan e. mengarahkan peruntukan permukiman perkotaan dengan konsep compact city dan permukiman perdesaan diarahkan mengikuti
pola
mengelompok,
untuk
menghindari
perkembangan secara sporadis dan linier;
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
53
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO f. memanfaatkan
sumber
daya
pesisir
dan
laut
melalui
pemanfaatan jasa-jasa lingkungan, potensi perikanan dengan tetap
menjaga
kelestarian
ekosistem
pesisir
dan
pemberdayaan masyarakat; dan g. mengembangkan kegiatan perekonomian perdesaan berbasis pertanian, industri kecil, dan pariwisata yang dilengkapi sarana dan prasarana penunjang. 9. Strategi pengembangan kawasan strategis sosial dan budaya untuk
meningkatkan
pertumbuhan
wilayah
dan
kegiatan
kepariwisataan, terdiri atas: a. melestarikan dan merevitalisasi kawasan atau obyek yang memiliki nilai sejarah dan menjadikan sebagai salah satu obyek wisata; dan b. mendorong pengembangan budaya lokal sebagai salah satu potensi wilayah. 10. Strategi pengembangan dan pelestarian kawasan strategis kepentingan fungsi daya dukung dan lingkungan, terdiri atas: a. melestarikan dan merehabilitasi hutan lindung pada kawasan lindung; b. melestarikan dan merehabilitasi kawasan hutan mangrove; c. melestarikan dan melindungi sumber-sumber air bersih berupa mata air dan danau serta wilayah tangkapannya; dan d. mensosialisasikan
pelestarian
kawasan
lindung
serta
pengendalian pembangunan pada kawasan rawan bencana berbasis mitigasi. 11. Strategi pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan strategis kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi, terdiri atas: a. mengembangkan sumber daya alam yang tersedia dengan penggunaan teknologi tinggi; dan b. pengelolaan sumber daya alam dan teknologi tinggi dengan memperhatikan kelestarian lingkungan. 12. Strategi peningkatan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan negara, terdiri atas:
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
54
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO a. mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus pertahanan dan keamanan; b. mengembangkan budidaya
tidak
kawasan
lindung
terbangun
dan/atau
disekitar
kawasan
kawasan
khusus
pertahanan dan kemanan; c. mengembangkan budidaya secara selektif di dalam dan sekitar kawasan khusus pertahanan dan keamanan; dan d. turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan dan keamanan negara. 2.4.4. Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten A. Sistem Perkotaan Kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat
permukiman perkotaan,
pemusatan dan distribusi
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Pembangunan dan pengembangan kawasan perkotaan di Kabupaten Wajo Timur dilakukan dengan mempertimbangkan rencana struktur ruang wilayah kabupaten yang meliputi rencana sistem pusat-pusat permukiman dan rencana sistem prasarana wilayah Kabupaten Wajo. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka di wilayah Kabupaten Wajo ditetapkan setiap kecamatan akan dikembangkan minimal satu pusat kawasan permukiman (dijadikan
sebagai
kawasan
perkotaan
walaupun
belum
memenuhi kriteria sebagai kawasan perkotaan). 1. Kota orde pertama (Kota Sengkang) peran fungsi penunjang yang diberikan sesuai dengan potensi dan kemampuan wilayah, yang meliputi: •
Sistem transportasi regional terpadu (darat)
•
Jasa kepariwisataan
•
Permukiman
•
Agroindustri dan agrobisnis
•
Pemerintahan dan pendidikan
•
Pelayanan Jasa sosial dan ekonomi
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
55
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO 2. Kota orde kedua, peran fungsi penunjangnya, antara lain: •
Perdagangan lokal
•
Transportasi lokal
•
Jasa kepariwisataan
•
Perikanan laut
•
Jasa kepelabuhanan
•
Permukiman
•
Hasil pertanian
3. Kota orde ketiga, peran fungsi penunjangnya, antara lain: •
Industri kecil rakyat
•
Hasil-hasil pertanian
•
Hasil-hasil perkebunan
•
Jasa kepariwisataan
•
Permukiman
•
Perikanan darat dan laut
Wilayah pelayanan kota orde pertama Sengkang, meliputi cakupan
wilayah
pelayanan
seluruh
wilayah
administratif
Kabupaten Wajo. Kota orde kedua (Anabanua, Paria, dan Siwa) yang berperan sebagai pusat satuan kawasan pengembangan merupakan
pusat
pertumbuhan
untuk
satuan
kawasan
pengembangan yang bersangkutan. Kota orde ketiga (kota-kota kecamatan) merupakan pusat pelayanan lokal dan juga pusat pemerintahan wilayah kecamatan dan pusat pelayanan sosial dan ekonomi untuk wilayah bersangkutan. B. Sistem Perdesaan Sesuai dengan Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, pengertian dari kawasan perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai
tempat
pemerintahan,
permukiman
pelayanan
perdesaan,
sosial
dan
pelayanan
kegiatan
jasa
ekonomi.
Berdasarkan kriteria dan pertimbangan tersebut, maka delineasi kawasan perdesaan adalah kawasan di seluruh kecamatan di
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
56
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO wilayah Kabupaten Wajo yang tidak ditetapkan sebagai kawasan perkotaan. Sehingga kawasan perdesaan ini sifatnya menyebar di hampir seluruh kecamatan di wilayah ini. (Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Peta 2.3 Struktur Ruang Kab. Wajo dan Peta 2.4 Rencana Pola Ruang Kabupaten Wajo yang termuat dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2012 – 2032 berikut ini:)
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
57
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO Peta 2.3 Peta Struktur Ruang Kabupaten Wajo
Sumber : RTRW Kab. Wajo
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
58
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO 2.4.5. Rencana
pengembangan
sistem
prasarana
yaitu
sistem
prasarana utama merupakan sistem jaringan transportasi yang terdiri atas: A.
Sistem transportasi jaringan darat; Sistem lalulintas di Kabupaten Wajo terdiri atas, angkutan barang dan angkutan penumpang. Sistem jaringan lalulintas angkutan
barang
di
Kabupaten
Wajo
lebih
didominasi
pengangkutan hasil-hasil bumi, baik dari sentra produksi ke pengolahan dan pemasaran, maupun sebagai jalur perlintasan antar wilayah. Sedangkan untuk rute angkutan umum, di Kabupaten Wajo melayani beberapa rute angkutan, antara lain: 1. Rute Kota Sengkang – Kabupaten Soppeng – Kabupaten Bone – Kabupaten Maro – Kota Makassar 2. Rute Kota Sengkang – Kabupaten Sidendreng Rappang – Kota
Parepare
–
Kabupaten
Barru
–
Kabupaten
Pangkejene Kepulauan – Kabupaten Maros – Kota Makassar 3. Rute Kota Sengkang – Kabupaten Soppeng – Kabupaten Barru – Kabupaten Pangkejen Kepulauan – Kabupaten Maros - Kota Makassar 4. Rute Kota Sengkang – Kota Siwa – Kabupaten Luwu 5. Rute Kota Sengkang – Kota Watampone 6. Rute Kota Sengkang – Kota Watansoppeng 7. Rute Kota Siwa – Kabupaten Luwu 8. Rute Kota Siwa – Kabupaten Sidendreng Rappang – Kota Parepare – Kabupaten Barru - Kabupaten Pangkejen Kepulauan – Kabupaten Maros - Kota Makassar 9. Rute Kota Menge – Kabupaten Sidendreng Rappang – Kota Parepare 10. Rute Kota Atapangnge - Kabupaten Sidendreng Rappang – Kota Parepare B.
Sistem jaringan transportasi laut; Untuk transportasi laut ini, pembangunan dan peningkatan prasarana dan sarana yang ada, di antaranya adalah:
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
59
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO 1. Pelabuhan Very di Siwa, melayani penupang dan barang yang
menghubungkan
ke
Sulawesi
Tenggara
(Pelabuhan Tobaku di Kolaka Utara), diarahkan untuk dapat
mendorong
perumbuhan
ekonomi
dan
penyeberangan penumpang untuk membuka akses wilayah Utara Sul-Sel (Wajo, Luwu, dan Palopo) ke Sulawesi Tenggara. 2. Dermaga Penyeberangan di Sungai Siwa, melayani angkutan penumpang dengan modan angkutan jenis “fiber” menghubungkan beberapa wilayah di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat ke Sulawesi Tenggara (Pelabuhan Kolaka dan Pelabuhan Tobaku di Kolaka Utara). 3. Pelabuhan/dermaga rakyat yang umumnya melayani merupakan
dermaga
penyebarangan
yang
menghubungkan ke pulau-pulau kecil, dermaga ini terdapat
di
Kecamatan
Penrang,
dan
Kecamatan
Sajoanging (Dermaga Cenrana’E) 4. Terdapat dermaga PPI, antara lain di PPI Danau Tempe di Kecamatan Tempe, PPI Siwa di Kec. Siwa, dan PPI Keera di Kecamatan Keera 5. Pelabuhan Rakyat Tosewo di Desa Botto Kecamatan Takalalla
2.4.6. Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Wajo Adapun sistem perwilayahan yang terbentuk di Kabupaten Wajo, antara lain : a. Satuan Kawasan Pengembangan (SKP1), meliputi Kecamatan Tempe, Sabbangparu, Pammana, dan Kecamatan Tanasitolo, dengan
Pusat
Pengembangan
Kawasan
(PPK)
di
Kota
Sengkang, yang juga berfungsi sebagai Pusat Pengembangan Wilayah di Kabupaten Wajo (PPW/ibukota kabupaten); b. Satuan Kawasan Pengembangan (SKP2), meliputi Kecamatan Keera,
dan
Kecamatan
Pitumpanua,
dengan
pusat
pengembangan di Kota Siwa (Kec. Pitumpanua);
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
60
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO c. Satuan Kawasan Pengembangan (SKP3), meliputi Kecamatan Majau/leng, Penrang, Sajoanging, Takkalalla dan Kecamatan Bola Solo, dengan pusat pengembangan di Kota Paria (Kecamatan Majauleng); d. Satuan Kawasan Pengembangan (SKP4), meliputi Kecamatan Maniangpajo, Gilireng dan Kecamatan Belawa, dengan pusat pengembangan di Anabanua (Kecamatan Maniangpajo).
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
61
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO Peta 2.4 Peta Pola Ruang Kabupaten Wajo
Sumber : RTRW Kab. Wajo
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
62
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO 2.5.
KONDISI SOSIAL BUDAYA KABUPATEN WAJO
A. Sektor Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu aspek yang sangat penting untuk menyiapkan sumber daya manusia berkualitas bagi pembangunan, dan juga sebagai salah satu pilar utama agar penduduk dapat memberdayakan
dirinya
berpartisipasi
dalam
pembangunan.
Pendidikan di sini tidak diartikan hanya pendidikan formal saja, akan tetapi dalam arti lebih luas, termasuk pendidikan berpolitik. Pendidikan politik tidak mesti diisolasikan dari yang lainnya, akan tetapi menjadi salah satu unsur pendidikan yang penting agar penduduk dapat secara partisipatif menentukan serta menikmati hasil pembangunan. Namun disadari, indikator dasar tentang pendidikan politik sampai saat ini belum tersedia. Indeks Pendidikan Perhitungan angka indeks ini terdiri dari dua komponen yaitu angka melek huruf dan rata-rata lama bersekolah. Kedua komponen tersebut merupakan pembentuk indeks pendidikan. Keadaan tahun 2011, kondisi pendidikan Kabupaten Wajo memperlihatkan tren yang semakin membaik dibandingkan dengan keadaan 4 tahun yang lalu. Indeks pendidikan pada tahun 2007 sebesar 67,79 dan meningkat menjadi 71,32 pada tahun 2012. Namun bila dibandingkan dengan angka Provinsi Sulawesi Selatan terlihat bahwa indeks pendidikan Kabupaten Wajo relatif masih rendah, dimana angka Provinsi Sulsel 76,82 pada tahun 2012. Untuk meningkatkan indeks pendidikan Kabupaten Wajo, dibutuhkan suatu program yang mendorong akses pendidikan yang lebih luas serta dana yang cukup besar.
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
63
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
a) Angka Melek Huruf Angka melek huruf dihitung berdasarkan penduduk yang berumur 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis. Dalam periode 2007-2012, jumlah penduduk yang dapat membaca dan menulis tersebut semakin meningkat. Pada tahun 2007 tercatat 81,68 persen dan meningkat menjadi 84,99 persen pada tahun 2012. Namun demikian dibandingkan dengan angka Provinsi Sulawesi Selatan, angka melek huruf Kabupaten Wajo relatif masih rendah.
b) Angka Rata-rata Lama Sekolah Angka ini sangat berguna untuk memonitor tingkat pencapain setiap penduduk dalam kegiatan bersekolah. Interpretasinya, semakin tinggi angka tersebut maka semakin tinggi jenjang pendidikan yang telah dicapai penduduk. Keadaan lama bersekolah penduduk tahun 2012 telah meningkat. Keadaan 2007 rata-rata lama bersekolah, penduduk 6 tahun dan meningkat menjadi 6,6 tahun pada tahun 2012. Dengan kata lain pada tahun 2012, bahwa setiap penduduk telah menamatkan pendidikannya di sekolah dasar dan sedang duduk di kelas 1 SMP. (Lihat Tabel 2.11 Fasilitas Pendidikan Yang Tersedia di Kabupaten Wajo, Tabel 2.12 Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan dan Tabel 2.13 Jumlah Rumah Per Kecamatan)
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
64
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
Tabel 2.11 Fasilitas Pendidikan yang tersedia di Kab. Wajo
No
Jumlah Fasilitas Pendidikan
Nama
Umum
Kecamatan
Agama
SD SLTP SMA SMK MI MTs MA
1
Sabbangparu
29
5
1
1
13
15
-
2
Tempe
39
10
8
3
39
50
29
3
Pammana
39
6
1
-
17
16
-
4
Bola
29
5
1
-
-
-
-
5
Takkalalla
26
6
1
-
12
-
-
6
Sajoanging
20
5
1
1
-
-
-
7
Penrang
19
5
2
-
-
3
3
8
Majauleng
39
7
4
1
12
16
6
9
Tanasitolo
34
6
-
1
15
6
-
10 Belawa
36
8
2
-
84
32
18
11 Maniangpajo
16
4
1
-
-
-
-
12 Gilireng
16
4
-
1
-
-
-
13 Keera
23
4
2
-
-
4
3
14 Pitumpanua
31
6
4
1
61
47
9
Sumber : BPS Kab. Wajo Tahun 2013
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
65
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO B. Kemiskinan Pada tahun 2012 menurut data BPS Kab. Wajo, jumlah keluarga prasejahtera adalah sebesar 10.841 keluarga. Jumlah keluarga prasejatera terbanyak berada di Kec. Tanasitolo yaitu 2.103 keluarga. Sedangkan jumlah Keluarga Sejahtera III+ sebanyak 5.215 keluarga terbanyak di Kec. Tempe. Tabel 2.12 Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan Di Kabupaten Wajo Tahun 2012
No
Nama Kecamatan
Jumlah Keluarga Miskin (KK)
1
Sabbangparu
498
2
Tempe
3
Pammana
727
4
Bola
122
5
Takkalalla
144
6
Sajoanging
531
7
Penrang
743
8
Majauleng
1.463
9
Tanasitolo
2.103
1.111
10 Belawa
717
11 Maniangpajo
539
12 Gilireng
377
13 Keera
727
14 Pitumpanua
1.039
Sumber : BPS Wajo Tahun 2013
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
66
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO
Tabel 2.13 Jumlah Rumah Per Kecamatan Di Kabupaten Wajo
No
Nama Kecamatan
Jumlah Rumah
1
Sabbangparu
5.636
2
Tempe
14142
3
Pammana
7265
4
Bola
4.716
5
Takkalalla
4.917
6
Sajoanging
4.660
7
Penrang
3.733
8
Majauleng
7.248
9
Tanasitolo
9.364
10 Belawa
7.372
11 Maniangpajo
4.113
12 Gilireng
2.767
13 Keera
5.287
14 Pitumpanua
9.614
Sumber : Dinas Tarkim Wajo Tahun 2013
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
67
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO 2.6.
KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH Kebijakan Daerah berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 tentang Organisasi Perangkat Daerah, dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Wajo berdasarkan Organisasi Perangkat Daerah yakni terdiri dari 15 Dinas, 9 Badan, 5 Kantor (Satpol+Inspektorat), 2 RSUD, 3 Sekretariat. SKPD yang terkait dengan program PPSP tersebut adalah : 1)
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Merupakan Instansi perencanaan pembangunan di daerah dimana instansi ini menghimpun data dari SKPD dalam pelaksanaan program yang berkaitan dengan sanitasi.
2)
Dinas Pekerjaan Umum Instansi ini dibentuk untuk membangun sarana prasarana umum.
Didalamnya terbagi atas dua bidang kerja fisik yakni
Bidang Bina Marga dan Bidang Cipta Karya. Untuk Program Sanitasi, yang menjadi penanggungjawab adalah Bidang Cipta Karya. 3)
Dinas Kesehatan Instansi ini menangani masalah kesehatan lingkungan dan penanggulangan penyakit, sehingga dalam upaya peningkatan kesehatan lingkungan dan masyarakat dapat menjadi sarana pendukung bagi terciptanya program-program kesehatan.
4)
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa / Kelurahan (BPMPDK) Sanitasi masih erat hubungannya dengan instansi ini karena memiliki fungsi yang penting sebagai ujung tombak penguatan pemberdayaan dan kelembagaan masyarakat agar mendukung penyelesaian masalah sanitasi di masyarakat.
5)
Badan Lingkungan Hidup Daerah Dampak lingkungan sangat terkait dengan permasalahan sanitasi. Oleh karena itu, keberadaan SKPD yang mengurusi
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
68
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO lingkungan
berperan
penting
pula
terhadap
kebijakan
pembangunan sanitasi. 6)
Dinas Tata Ruang dan Permukiman SKPD
ini
sangat
menyebarluaskan pentingnya
penting
informasi
untuk kepada
memberikan masyarakat
dan akan
arti sanitasi yang baik dan akibat buruk akibat
sanitasi buruk. 7)
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Dalam hal ini, komunikasi berfungsi sebagai wadah untuk menjelaskan atau memperkenalkan teori ataupun penyebaran informasi tentang sanitasi. Instansi inilah yang berperan untuk hal tersebut.
8)
Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Penggunaan Anggaran untuk program kegiatan terpusat di Instansi ini. Begitupun halnya anggaran yang digunakan untuk operasional program ini. (Lihat Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo dan Gambar 2.2 Struktur SKPD yang terkait dalam Pembangunan Sanitasi Kabupaten Wajo)
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
69
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Wajo BUPATI WAKIL BUPATI DPRD
STAF AHLI BIDANG HUKUM DAN POLITIK
STAF AHLI BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN
STAF AHLI BIDANG KEMASYARAKATAN & SDM
LEMBAGA LAIN
BADAN USAHA 1. BUMD PT. Wajo Energy Jaya 2. PDAM
1. Inspektorat Daerah 2. Badan Penanggulangan Bencana Daerah 3. Satpol-PP 4. Kantor Pelayanan Terpadu 5. Sekretariat Korpri
STAF AHLI BIDANG PEMRINTAHAN
LEMBAGA TEKNIS DAERAH
1. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah 2. Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah 3. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 4. Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian 5. Badan Lingkungan Hidup Daerah 6. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 7. Badan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera 8. Badan Pengelolaan Keuangan Daerah 9. Rumah Sakit Umum Daerah Lamaddukelleng 10. Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah 11. Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
STAF AHLI BIDANG PEMBANGUNAN
DINAS DAERAH 1. Dinas Pendidikan 2. Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata 3. Dinas Kesehatan 4. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi 5. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika 6. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 7. Dinas Pekerjaan Umum 8. Dinas Koperasi ,UMKM dan Perindustrian 9. Dinas Pertanian dan Peternakan 10. Dinas Kehutanan dan Perkebunan 11. Dinas Kelautan dan Perikanan 12. Dinas Tata Ruang dan Permukiman 13. Dinas Pendapatan Daerah 14. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Energi dan Sumber Daya Mineral 15. Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar
SEKRETARIAT DAERAH
ASISTEN PEMERINTAHAN & KESEJAHTERAAN RAKYAT
ASISTEN PEREKONOMIAN & PEMBANGUNAN
ASISTEN ADMINISTRASI UMUM
1. Bagian Adm. Pemerintahan Umum 2. Bagian Adm. Kesejahteraan Rakyat 3. Bagian Adm. Kemasyarakatan 4. Bagian Administrasi Kerjasama Antar Daerah
1. Bagian Adm. Pengembangan Potensi Daerah 2. Bagian Adm. Pembangunan 3. Bagian Adm. Sumber Daya Alam 4. Bagian Adm. Perekonomian
1. Bagian Hukum & Perundangundangan 2. Bagian Organisasi & Tata Laksana 3. Bagian Umum 4. Bagian Humas & Protokol
Kecamatan (14)
Kelurahan (48)
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
70
SEKRETARIAT DPRD
1. Bagian Umum 2. Bagian Keuangan 3. Bagian Perundangundangan 4. Bagian Risalah dan Persidangan
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO Gambar 2.2 Diagram SKPD terkait dalam Pembangunan Sanitasi Kabupaten Wajo
BUPATI
BAPPEDA
DINAS PU
- Bidang Fisik dan Prasarana - Bidang Penelitian dan Statistik - Bidang Sosial Budaya
- Bidang Cipta Karya
BLHD - Bidang Analisa Dampak Lingkungan
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
71
DINAS KESEHATAN
DINAS TARKIM
- Bidang Kesehatan Keluarga - Bidang Pencegahan Penyakit
- Bidang Permukiman - Bidang Tata Ruang
PPSP WAJO
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN WAJO 2.7.
KOMUNIKASI DAN MEDIA Tabel 2.15 Media Komunikasi dan Kerjasama terkait Sanitasi
No
Jenis Media
Khalayak
Pendanaan
Isu Yang Diangkat
Pesan Kunci Bersama-
Masyarakat Umum terutama yang 1
TV Kabel
bertempat tinggal di Kabupaten Wajo
Produksi dan Penyiaran dari masingmasing pemilik TV Kabel
Segala Kegiatan
sama
dan Peristiwa
mencegah
yang terjadi di
hal-hal yang
Kabupaten Wajo
bersifat
baik di
negatif di
Pemerintahan
lingkup
maupun
Pemerintah
Masyarakat
dan
Umum
Masyarakat Umum
Efektivitas Dari hasil Evaluasi di Masyarakat dengan adanya media ini banyak informasi yang bisa didapatkan sehingga dapat mencegah dan mengurangi halhal negatif
Bersama-
2
Tabloid Komunika
sama
Pemberitaan
Segala Kegiatan
mencegah
yang ada di
Masyarakat
dan Peristiwa
hal-hal yang
media ini
Umum
yang terjadi
bersifat
membantu
terutama yang
Dari
secara Nasional
negatif di
masyarakat
bertempat
Kementerian
baik di
lingkup
mengetahui
tinggal di
Kominfo
Pemerintahan
Pemerintah
pentingnya
Kabupaten
maupun
dan
menjaga
Wajo
Masyarakat
Masyarakat
kebersihan
Umum
Umum
untuk lebih
mengenai
sehat
Kesehatan Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kab. Wajo
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
72
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH Pemaparan pada bab ini mengenai profil sanitasi wilayah yang mencangkup wilayah kajian sanitasi, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) terkait sanitasi, pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan persampahan, pengelolaan drainase perkotaan dan pengelolaaan komponen terkait sanitasi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi sanitasi di Kabupaten Wajo secara real. Pengelolaan sanitasi akan meliputi berbagai aspek yaitu, kelembagaan, sistem dan cakupan pelayanan peran serta masyarakat, komunikasi dan media, peran swasta, pendanaan dan pembiayaan dan permasalahan mendesak. Kondisi wilayah Kabupaten Wajo yang berbentuk mangkok sehingga aliran air dari berbagai kabupaten lain seperti Soppeng, Bone, Luwu dll akan berakhir atau berhulu ke Kabupaten Wajo. Hal ini sering menyebabkan banjir karena meluapnya danau tempe dan ditambah dengan banyaknya saluran drainase yang tidak berfungsi dengan baik, sungai yang mengalami pendangkalan. Ini semua dikarenakan banyaknya masyarakat yang masih membuang sampah, membuang tinja dan limbah rumah tangga disembarang tempat. Kondisi ini akan berdampak pada pencemaran lingkungan yang dapat menyebabkan timbulnya berbagai jenis penyakit yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat. Melihat kondisi wilayah Kabupaten Wajo yang rawan terjadi banjir dan untuk peningkatan kualitas kesehatan masyarakat maka diperlukan peningkatan kualitas sanitasi. Peningkatan kualitas sanitasi meliputi pada penataan saluran drainase, pengelolaan persampahan dan peningkatan kualitas dan kuantitas air minum bersih bagi masyarakat. 3.1 Wilayah Kajian Sanitasi Wilayah Kajian Sanitasi di Kabupaten Wajo terdiri dari 15 Desa/Kelurahan dari 9 (Sembilan) Kecamatan yaitu; 1. Kecamatan Tempe • Lapongkoda • Siengkang 2. Kecamatan Tanasitolo • Wajariaja • Lowa 3. Kecamatan Sabbangparu • Ujung Pero • Wage 4. Kecamatan Pammana • Simpursia | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
73
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
5. Kecamatan Belawa • Leppangeng 6. Kecamatan Maniangpajo • Anabanua 7. Kecamatan Majauleng • Tua • Tellu Limpoe 8. Kecamatan Bola • Manurung • Balielo 9. Kecamatan Penrang • Doping • Walanga Pengelompokan Desa/Kelurahan berdasarkan Strata : 1. Strata 0 • Doping Kecamatan Penrang 2. Strata 1 • Lapongkoda Kecamatan Tempe • Anabanua Kecamatan Manniangpajo 3. Strata 2 • Simpursia Kecamatan Pammana • Tua Kecamatan Majauleng • Wajoariaja Kecamatan Tanasitolo • Manurung Kecamatan Bola • Walanga Kecamatan Penrang 4. Strata 3 • Ujung Pero Kecamatan Sabbangparu • Wage Kecamatan Sabbangparu • Tellu Limpoe Kecamatan Majauleng • Siengkang Kecamatan Tempe • Lowa Kecamatan Tanasitolo 5. Strata 4 • Leppangeng Kecamatan Belawa • Balielo Kecamatan Bola (Lihat Peta 3.1 Peta Wilayah Kajian Sanitasi Kab. Wajo)
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
74
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Peta 3.1 Wilayah Kajian Sanitasi Kabupaten Wajo
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
75
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
3.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terkait Sanitasi Dasar Pemikiran dilakukan penyuluhan tentang PHBS adalah karena faktor perilaku secara teoritis memiliki andil 30 – 35 % terhadap derajat kesehatan, sedangkan dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar, maka diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat, salah satunya melalui program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Faktor lingkungan adalah merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan derajat kesehatan masyarakat. Lingkungan sehat akan mendukung masyarakat untuk hidup sehat demikian sebaliknya lingkungan yang tidak sehat dapat menimbulkan penyakit terutama penyakit yang berbasis lingkungan. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan lingkungan pada umumnya masih rendah sehingga masih perlu ditingkatkan melalui berbagai upaya program yang sesuai. Kesehatan masyarakat terkait erat dengan kondisi kesehatan lingkungan serta perilaku sehat dari penghuni di dalam lingkungan tersebut. Kondisi lingkungan ini terkait dengan lingkungan hunian yang sebagian wilayah adalah alokasi yang rawan banjir/genangan dan terbatasnya jangkauan pelayanan fasilitas kesehatan. Keadaan lingkungan yang sehat tercipta dengan terwujudnya kesadaran individu dan masyarakat untuk perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Sasaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terkait Sanitasi, yaitu: Meningkatnya cakupan PHBS pada tahun 2018, Meningkatnya peran media dalam promosi PHBS, Meningkatnya jumlah dukungan sektor swasta (CSR) dalam promosi PHBS sampai tahun 2018. Untuk mencapai tujuan tersebut dijabarkan dalam sasaran meningkatkan kesadaran dan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat dengan indikator rumah tangga sehat, institusi kesehatan yang berperilaku sehat, institusi pendidikan yang sehat, tempat kerja yang sehat, tempat umum yang sehat, posyandu serta meningkatkan kemandirian masyarakat sebagai peserta jaminan pemeliharaan kesehatan. 3.2.1 Tatanan Rumah Tangga PHBS masih diperlukan dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, karena faktor perilaku memiliki andil 30-35 % terhadap derajat kesehatan, sedangkan dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar, maka diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat, salah satunya melalui program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu memperaktekkan PHBS. Adalah suatu upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Ada 10 indikator minimal untuk PHBS di dalam rumah tangga : | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
76
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
a. b. c. d. e.
Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan; Memberi bayi baru lahir ASI eksklusif 0-6 bulan; Menimbang bayi dan balita setiap bulan diposyandu; Menggunakan sumber air bersih; Mencuci tangan pakai air bersih dan pakai sabun sebelum dan sesudah aktifitas; f. Menggunakan jamban sehat; g. Memberantas jentik nyamuk dirumah 1 kali 1 minggu; h. Makan buah dan sayur setiap hari; i. Melakukan aktifitas fisik setiap hari minimal 30 menit sehari; j. Tidak ada perilaku merokok di dalam rumah.
(Lihat Gambar 3.1 Grafik CTPS di lima waktu penting, Gambar 3.2 Grafik Persentase Penduduk yang nelakukan BABS, Gambar 3.3 Grafik Pengelolaan Air Minum (pencemaran pada wadah penyimpnan dan penanganan air), Gambar 3.4 Grafik Pengelolaan Sampah Setempat, Gambar 3.5 Grafik Pencemaran karena SPAL)
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
77
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Gambar 3.1 Grafik CTPS di lima waktu penting CTPS LIMA WAKTU PENTING
9.2
Tidak Ya
90.8
Masyarakat melakukan Cuci Tangan Pakai Sabun di Kabupaten Wajo, khususnya di daerah kajian sanitasi adalah diantaranya sebelum ke toilet, setelah menceboki bayi/anak, setelah dari buang air besar, sebelum makan, sesudah makan, sebelum memberi menyuapi makanan, sebelum menyiapkan makanan, setelah memegang hewan, sebelum shalat dll dengan persentase yang melakukan CPTS di Kabupaten Wajo sebanyak 9,2% dan yang tidak melakukan sebanyak 90,8%
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
78
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Gambar 3.2 Grafik Persentase Penduduk yang melakukan BABS
Perilaku BABS
20%
Ya 80%
Tidak
Perilaku Buang Air Besar Sembarang di lingkungan masyarakat masih ada sebagian yang melakukannya, namun sebagian besar telah memiliki jamban pribadi maupun WC umum. Lokasi yang menjadi pilihan melakukan BABS masyarakat antara lain WC Helicopter, sungai, kebun, selokan, lubang galian dll. Dengan persentase yang melakukan BABS di Kabupaten Wajo sebaesar 20% dan yang tidak melakukan BABS sebesar 80%.
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
79
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Gambar 3.3 Grafik Pengelolaan Air Minum (pencemaran pada wadah penyimpnan dan penanganan air)
Untuk sumber air yang sering digunakan masyarakat diantaranya air kemasan, air isi ulang, air ledeng dari PDAM, air hidran umum, air kran umum, air sumur pompa tangan, air sumur gali. Dan air tersebut digunakan untuk keperluan sehari-hari yakni gosok gigi, cuci pakaian, cuci piring dan gelas, masak dan minum. Dari hasil Studi EHRA dapat dilihat, masyarakat yang pengelolaan air minumnya masih tercemar sekitar 16% dan yang tidak tercemar 84%.
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
80
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Gambar 3.4 Grafik Pengelolaan Sampah Setempat
Pengelolaan Sampah Setempat
30% Tidak Diolah
70%
Ya, Diolah
Pengelolaan Sampah Setempat dari hasil Studi EHRA menunjukkan bahwa masih banyak sampah yang hanya di kumpul dan dibuang ke TPS, dibakar, dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah, dibuang ke sungai/kali/laut/danau, dibiarkan saja sampai membusuk, dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk dll dengan persentase jumlah sampah yang diolah masyarakat di Kabupaten Wajo sebanyak 30% dan sampah yang tidsk diolah sebanyak 70%.
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
81
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Gambar 3.5 Grafik Pencemaran karena SPAL
Berdasarkan hasil Studi EHRA diketahui bahwa sebagian besar masyarakat atau 44% belum mengelola air limbah dari dapur, kamar mandi dan tempat cuci dengan benar.
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
82
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
3.2.2 Tatanan Sekolah Munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (usia 6-10), ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS. Oleh karena itu, penanaman nilai-nilai PHBS disekolah merupakan kebutuhan mutlak dan dapat dilakukan melalui pedekatan usaha kesehatan Sekolah (UKS). PHBS di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat. Jumlah anak di indonesia rata-rata 30% dari total penduduk Indonesia atau sekitar 237.556.363 orang dan usia sekolah merupakan masa keemasan untuk menanamkan nilai-nilai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sehingga berpotensi sebagai agen perubahaan untuk mempromosikan PHBS, baik dilingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Saat ini di Indonesia terdapat lebih dari 250.000 sekolah negeri, swasta maupun sekolah agama dari berbagai tindakan. Jika tiap sekolah memiliki 20 kader kesehatan saja maka ada 5 juta kader kesehatan yang dapat membantu terlaksananya dua strategi utama Departemen Kesehatan yaitu: Menggerakan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup dan Surveilans, monitoring dan informasi kesehatan Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di sekolah yaitu : Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun, Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah, Menggunakan jamban yang bersih dan sehat, Olahraga yang teratur dan terukur, Memberantas jentik nyamuk, Tidak merokok di sekolah, Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan, Membuang sampah pada tempatnya. Adapun Sasaran pembinaan PHBS di sekolah, yaitu Siswa, Warga sekolah (kepala sekolah, guru, karyawan sekolah, komite sekolah dan orang tua siswa), Masyarakat lingkungan sekolah (penjaga kantin, satpam,dll) Adapun Manfaat Pembinaan PHBS di Sekolah, yaitu : Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit, Meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada prestasi belajar siswa, Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu menarik minat orang tua, Meningkatkan citra pemerintah daerah di bidang pendidikan, Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain. (Lihat Tabel 3.1 Rekapitulasi Jumlah Sarana Air Bersih dan Sanitasi Sekolah Tingkat Dasar/MI, Tabel 3.2 Kondisi Sarana Sanitasi Sekolah Dasar/MI, Tabel 3.3 PHBS Terkait Sanitasi di Sekolah Dasar/MI)
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
83
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH Tabel 3.1 Rekapitulasi Jumlah Sarana Air Bersih dan Sanitasi Sekolah Tingkat Dasar/MI
No
1 2 3
Status Sekolah Dasar Sekolah Dasar Negeri Sekolah Dasar Swasta MI Total
Jumlah Siswa Jumlah Sekolah
L
P
Jumlah Guru L
Sumber Air Bersih *)
P
285 12622 15519 1015 1525 7
260
259
24
50
PDAM SPT/PL 33
130
1
2
32 1070 1113 81 142 2 324 13952 16891 1120 1717 36 Sumber : Kajian Sanitasi Sekolah Kab. Wajo
5 137
SGL
Toilet Guru **)
T
L dan P
L/P
76 31 83584 4
0
4
17 6 8 97 37 83596
T
Toilet Guru **) L dan P
L/P
136 66 41792 4
1
1
12 11 9 152 78 41802
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
T
Fas. Cuci Tangan Y
T
188 35 169 100 4
4
Saluran Drainase
Y
T
177
91 176
2
2
26 5 14 26 218 42 187 128
19 198
84
2
Fas. Pengolahan Sampah
11
Y
T
3
81 4
21 10 16 123 189 101
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Tabel 3.2 Kondisi Sarana Sanitasi Sekolah Dasar/MI No Kondisi Sarana Sanitasi % Sangat Baik 1 Toilet Guru 20 2 Toilet Siswa 10 Fasilitas Cuci Tangan Pakai Sabun 3 15 (CPTS) 4 Sarana Air Bersih 12 5 Pengelolaan Sampah 26 6 Saluran Drainase 20 Ketersediaan Dana Untuk Kegiatan 7 10 Higiene dan Sanitasi 8 Pendidikan Higiene dan Sanitasi 30 Sumber : Kajian Sanitasi Sekolah Kab. Wajo
% Baik 13 30
% Kurang Baik 67 60
39
46
30 17 10
58 57 70
25
65
60
10
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
85
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
3.3 PHBS Terkait Sanitasi di Sekolah Dasar/MI mber : Kajian Sanitasi Sekolah Kab. Wa Tabel 3.3 PHBS Terkait Sanitasi di Sekolah Dasar/MI PHBS Terkait Baik Sanitasi Cuci Tangan Pakai 342 Sabun Penggunaan Toilet 389 Perilaku Buang 410 Sampah Sumber : Kajian Sanitasi Sekolah Kab. Wajo
%
Kurang baik
%
57
258
43
65
211
35
68
90
31
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
86
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
3.3 Pengelolaan Air Limbah Domestik Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Di mana masyarakat bermukim, di sanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water). Layanan air limbah domestik adalah pelayanan sanitasi untuk menangani limbah Air kakus.Jamban yang layak harus memiliki akses air bersih yang cukup dan tersambung ke unit penanganan air kakus yang benar. Apabila jamban pribadi tidak ada, maka masyarakat perlu memiliki akses ke jamban bersama atau MCK. Prasarana pengelolaan limbah di Kabupaten Wajo perlu perhatian yang lebih. Hal ini karena terkait langsung dengan derajat kesehatan masyarakat. Sistem pembuangan limbah yang terdapat di Kabupaten Wajo dapat dibedakan menjadi dua yaitu; sistem buangan rumah tangga biasanya langsung dibuang atau dialirkan ke sungai atau saluran pematsan. Sedangkan untuk pemukiman yang terdapat di pusat kota sebagian sudah menggunakan sistem septick tank. Kegiatan yang berpotensi menimbulkan pencemaran di Kabupaten Wajo adalah kegiatan yang berasal dari rumah tangga inilah yang berkonstribusi membuang limbah paling banyak yaitu berkisar ± 70%. Jika dibandingkan kegiatankegiatan lain yang hanya sekitar ± 15-20 % saja. Untuk mengolah limbah cair rumah tangga, Pemerintah Kabupaten Wajo telah mengupayakan bantuan dan fasilitas berupa pembangunan IPAL komunal bagi industri skala kecil dan rumah tangga. Adapun Tujuan Sub Sektor Air Limbah Domestik, yaitu: Meningkatkan lingkungan yang sehat dan bersih di Kabupaten Wajo melalui pengelolaan air limbah domestik dan industri rumah tangga yang berwawasan lingkungan. Sedangkan sasarannya adalah Tersedianya perencanaan pengelolaan air limbah domestik dan industri rumah tangga skala perkotaan pada tahun 2018, Meningkatnya cakupan kepemilikian jamban keluarga dengan penggunaan tangki septik pada tahun 2018, Meningkatnya jumlah dan cakupan layanan pengelolaan air limbah secara komunal di wilayah padat kumuh miskin perkotaan pada tahun 2018, dan Meningkatnya efektivitas layanan pengelolaan air limbah domestik skala kota pada tahun 2018. 3.3.1
Kelembagaan Kelembagaan Pemerintah Kabupaten Wajo dalam hal ini yang menangani masalah terkait Dampak Lingkungan adalah BLHD. Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Wajo telah beberapa kali berganti nama tugas dan fungsi, dibentuk pada masa orde baru dengan nama bagian lingkungan hidup dibawah sekretariat daerah, kemudian pembentukan dan tata kerja Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Daerah (Bapedalda) Kabupaten Wajo berdiri sendiri melalui Perda No.16 Tahun 2000, dan selanjutnya dengan peraturan pemerintah nomor 41 Tahun 2007. | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
87
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Dan peraturan daerah nomor 7 Tahun 2008 berganti nama dengan Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Adapun junlah personil pejabat Eselon II.b terdiri dari 1 Orang, Eselon III.a terdiri dari 10 Orang. Dan staf non struktural sebanyak 13 Orang, sedangkan tingkat Pendidikan (S1) 15 Orang, (D3/D4) 3 Orang, (SLTA) 5 Orang. Visi kelembagaan BLHD Kabupaten Wajo yaitu “Terwujudnya Lingkungan Hidup yang serasi, selaras dan seimbang yang dijiwai nilai-nilai budaya lokal kabupaten wajo” sedangkan Misinya adalah Peningkatan pelestarian dan pemulihan kualitas lingkungan, Peningkatan pengawasan dan pengendalian dampak lingkungan, Mewujudkan kualitas sumberdaya manusia dalam pengelolaan lingkungan. (Tabel 3.4 Daftar Pemangku Kepentingan yang terlibat dalam Pengelolaan Air Limbah Domestik, Tabel 3.5 Daftar Peraturan terkait Air Limbah Domestik Kabupaten Wajo)
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
88
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH Tabel 3.4 Daftar Pemangku Kepentingan yang terlibat dalam Pengelolaan Air Limbah Domestik Pemangku Kepentingan Pemerintah Kabupaten Swasta
Fungsi PERENCANAAN - Menyusun target pengelolaan air limbah domestik skala kabupaten - Menyusun rencana program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target - Menyusun rencana anggaran program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA - Menyediakan sarana pembuangan awal air limbah domestik - Membangun sarana pengumpulan dan pengolahan awal (Tangki Septik) - Menyediakan sarana pengangkutan dari tangki septik ke IPLT (Truk Tinja) - Membangun jaringan atau saluran pengaliran limbah dari sumber ke IPAL (Pipa Kolektor) - Membangun sarana IPLT dan atau IPAL PENGELOLAAN - Menyediakan layanan penyedotan lumpur tinja - Mengelola IPLT atau IPAL - Melakukan penarikan retribusi penyedotan lumpur tinja - Memberikan izin usaha pengelolaan air limbah domestik, dan atau penyedotan air limbah domestik - Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (tangki septik, dan saluran drainase perkotaan) dalam pengurusan IMB
Masyarakat
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
89
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Pemangku Kepentingan
Fungsi
Pemerintah Kabupaten
Swasta
Masyarakat
- Mengatur prosedur penyediaan layanan air limbah domestik (pengangkutan, personil, peralatan dll)
-
-
- Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan air limbah domestik
-
-
- Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan air limbah domestik
-
-
- Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan air limbah domestik skala kabupaten
-
-
- Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan air limbah domestik
-
-
- Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan air limbah domestik, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan air limbah domestik
-
-
- Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap baku mutu air limbah domestik
-
-
PENGATURAN DAN PEMBINAAN
MONITORING DAN EVALUASI
Sumber : BLHD Kab. Wajo | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
90
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH Tabel 3.5 Daftar Peraturan terkait Air Limbah Domestik Kabupaten Wajo Ketersediaan Substansi AIR LIMBAH DOMESTIK - Target Capaian Pelayanan Pengelolaan Air Limbah Domestik di Kabupaten ini - Kewajiban dan Sanksi bagi Pemerintah Kabupaten dalam Penyediaan Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik - Kewajiban dan Sanksi bagi Pemerintah Kabupaten dalam Memberdayakan Masyarakat dan Badan Usaha dalam Pengelolaan Air Limbah Domestik - Kewajiban dan Sanksi bagi Masyarakat dan atau Pengembang untuk Menyediakan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik di Hunian Rumah - Kewajiban dan Sanksi bagi Industri Rumah Tangga untuk Menyediakan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik di Tempat Usaha - Kewajiban Penyedotan Air Limbah Domestim untuk Masyarakat, Industri Rumah Tangga dan Kantor Pemilik Tempat Usaha - Retribusi Penyedotan Air Limbah Domestik - Tata Cara Perizinan untuk Kegiatan Pembuangan Air Limbah Domestik bagi Kegiatan Permukiman, Usaha Rumah Tangga dan Perkantoran Sumber : BLHD Kab. Wajo
Pelaksanaan
Ada (sebutkan)
Tidak Ada
Efektif Dilaksanakan
Belum Efektif Dilaksanakan
Tidak Efektif Dilaksanakan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Perda Kab. Wajo No.12 Tahun 2002
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
91
Keterangan
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
3.3.2
Sistem dan Cakupan Pelayanan Air limbah yang dimaksud adalah air limbah permukiman (municipial wastewater) yang terdiri dari atas yang pertama black water yaitu air limbah domestik (rumah tangga) yang bersal dari tinja manusia, urine, air pembersih, air pengelontor dan kertas pembersih dan yang kedua Igrey water yait air limbah domestik yang berasal dari air cucian pakaian. Pengolahan air limbah domestik dengan On-site system ini adalah jamban yang biasanya dibangun di masing-masing rumah atau di tempat-tempat tertentu dan dipakai secara bersama atau kolektif untuk beberapa rumah tangga. Penyediaan jamban ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor ekonomi dan ketersediaan lahan. Terdapat dua macam sistem dalam pengelolaan air limbah domestik yaitu˸ a. Sanitasi sistem setempat atau dengan sistem sanitasi on-site yaitu fasilitas sanitasi individual seperti septic tank atau cubluk. b. Sanitasi sistem off-site atau dikenal dengan istilah sistem terpusat atau sistem sewerage, yaitu sistem yang menggunakan perpipaan untuk mengalirkan air limbah dari rumah-rumah secara bersamaan dan kemudian dialirkan ke IPAL. Sebagian besar masyarakat Kabupaten Wajo masih menggunakan sistem pengelolaan air limbah on site berupa jamban keluarga. Sarana sanitasi di rumah tangga hanya 0,06 % keluarga memiliki jamban, dan yang tergolong jamban sehat sebesar 58 SR sebesar 0,01 % dari jumlah jamban yang ada. Selebihnya penduduk yang tinggal di tepi sungai dan danau memiliki jamban terapung yang langsung terbuang ke sungai. Pengelolaan limbah cair rumah tangga yang dilakukan masyarakat Kabupaten Wajo sebagai berikut a. Membuang air limbah rumah tangga ke got/parit/saluran drainase dekat rumahnya dengan atau tanpa melalui pipa. b. Membuang ke sungai/danau dengan atau melalui pipa. c. Menampung/meresapkan air limbah rumah tangga ke dalam lubang/kubangan terbuka yang dibuat dekat kamar mandi. d. Memakai air limbah rumah tangga untuk menyiram jalan. Ada beberapa alasan yang mempengaruhi masyarakat dalam pengelolaan air limbah seperti disebutkan diatas adalah sebagai berikut a. Belum adanya pelayanan air limbah rumah tangga seperti halnya sampah b. Cara itu lebih mudah c. Tidak membutuhkan biaya d. Tidak ada larangan membuang air limbah ke got | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
92
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Pada umumnya masyarakat menggunakan tangki septik yang tidak memenuhi kaidah teknis karena tangki septik yang dibangun tidak kedap air dan tanpa dasar sehingga langsung meresap ke dalam tanah. Selain keterbatasan pengetahuan masyarakat mengenai bahaya kontaminasi sumber air bersih / minum, hal tersebut dikarenakan masyarakat merasa lebih mudah, murah, dan simpel. Selain itu dikarenakan belum adanya IPLT (Instansi Pengolahan Limbah Tinja) menyebabkan masyarakat belum perlu memiliki tangki septik yang memenuhi kaidah teknis, karena saat penuh masyarakat harus membuat tangki baru lagi. Di Kabupaten Wajo saat in industri masih tergolong sangat sedikit dan terbatas walaupun demikian penanganan limbah industri belum maksimal bahkan fenomena tersebut masih saja dijalankan seperti bahan buangan yang keluar dari pabrik langsung dibuang ke alam bebas seperti oli bekas, limbah cair langsung menggunakan sungai atau parit sebagai sarana pembuangan limbah, limbah padat memanfaatkan tanah kosong sebagai tempat pembuangan dan limbah gas/asap cerobong dianggap sarana yang baik pembuangan limbah. (Lihat Gambar 3.6 Grafik Tempat Penyaluran Akhir Tinja, Gambar 3.7 Grafik Persentase Tangki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman, Peta 3.2 Peta Cakupan Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik Termasuk PAL Terrpusat , Gambar 3.8 Diagram Sistem Sanitasi pengelolaan air limbah domestik, Tabel 3.6 Cakupan layanan air limbah domestik yng ada di Kabupaten/Kota, Tabel 3.7 Kondisi Prasarana dan Sasaran Air Limbah Domestik,)
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
93
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Gambar 3.6 Grafik Tempat Penyaluran Akhir Tinja
Kemana Tempat Penyaluran Buangan Akhir Tinja
19%
1%
Tangki Septik
1%
Pipa Sewer 56%
22%
Cubluk/Lubang Tanah Langsung ke Drainase Sungai/Danau/pantai Tidak Tahu
1%
Penyaluran akhir tinja berdasarkan hasil Studi EHRA menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Kabupaten Wajo telah memiliki Tangki Septik sebagai tempat penyaluran tinja. Dari persentase sebanyak 56% telah melakukan penyaluran akhir tinja ke Tangki Septik, 44% terbagi ke Pipa Sewer, Cubluk/Lubang Tanah, Langsung ke Drainase, Sungai/Danau/Pantai dan yang tidak tahun penyaluran pembuangannya.
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
94
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Gambar 3.7 Grafik Persentase Tangki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman
Tangki Septik Suspect Aman
24% Suspek Aman 76%
Tidak Aman
Di Kabupaten Wajo, Tangki Septik dengan suspect aman berdasarkan hasil Studi EHRA sebesar 76% dan yang tidak aman sebesar 24%.
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
95
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Peta 3.2 Peta Cakupan Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik Termasuk IPAL Terrpusat
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
96
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Gambar 3.8 Diagram Sistem Sanitasi pengelolaan air limbah domestik
Produk Input
Black WAter
(A) User Interface
(B) Pengumpulan & Penampungan/ Pengolahan Awal
(C) Pengangkutan/ Pengaliran
(D) (Semi) Pengolahan Akhir Terpusat
(E) Daur Ulang dan/atau Pembuangan Akhir
Tangki Septik
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
97
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Tabel 3.6 Cakupan layanan air limbah domestik yang ada di Kabupaten/Kota Sarana Tidak Layak
Sarana Layak
BABS* No
(i) 1
Individual
Nama Kecamatan / Kelurahan
(ii) KECAMATAN MANIANGPAJO DUALIMPOE TANGKOLI ANABANUA MATTIROWALIE ABBANUANGNGE KALOLA SOGI MINANGATELLUE
Offsite System Kawasan/ Terpusat
Onsite System Berbasis Komunal
(KK)
Cubluk, Tangki Septik Tidak Aman** (KK)
Jamban Keluarga dengan Tangki Septik Aman (KK)
MCK Umum/ Jamban Bersama (KK)
MCK++ (KK)
Tangki Septik Komunal (KK)
IPAL Komunal (KK)
Sambungan Rumah (KK)
(iii)
(iv)
(v)
(vi)
(vii)
(viii)
(ix)
(x)
478
478
3960
0
0
0
0
0
92 27 178 0 109 48 0 24
92 27 178 0 109 48 0 24
653 396 994 790 275 376 278 198
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
98
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Sarana Tidak Layak
Sarana Layak
BABS* No
(i) 2
Individual
Nama Kecamatan / Kelurahan
(ii) KECAMATAN BOLA SOLO UJUNG TANAH LATTIMU RAJAMAWELLANG SANRESENG ADE PATTANGNGA LEMPONG MANURUNG BOLA BALIELO PASIR PUTIH
Offsite System Kawasan/ Terpusat
Onsite System Berbasis Komunal
(KK)
Cubluk, Tangki Septik Tidak Aman** (KK)
Jamban Keluarga dengan Tangki Septik Aman (KK)
MCK Umum/ Jamban Bersama (KK)
(iii) 1393 292 103 127 233 51 75 47 44 120 174 127
(iv) 1393 292 103 127 233 51 75 47 44 120 174 127
(v) 2788 314 234 260 254 285 122 398 302 320 202 97
(vi) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
MCK++ (KK)
Tangki Septik Komunal (KK)
IPAL Komunal (KK)
Sambungan Rumah (KK)
(vii) 2 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
(viii) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
(ix) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
(x) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
99
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Sarana Tidak Layak
Sarana Layak
BABS* No
(i) 3
Individual
Nama Kecamatan / Kelurahan
(ii) KECAMATAN PENRANG PENRANG TADANGPALIE WALANGA TEMMABARANG LAWESSO BENTENG DOPING RADDAE PADAELO MAKMUR
Offsite System Kawasan/ Terpusat
Onsite System Berbasis Komunal
(KK)
Cubluk, Tangki Septik Tidak Aman** (KK)
Jamban Keluarga dengan Tangki Septik Aman (KK)
MCK Umum/ Jamban Bersama (KK)
MCK++ (KK)
Tangki Septik Komunal (KK)
IPAL Komunal (KK)
Sambungan Rumah (KK)
(iii) 940 22 37 123 184 98 90 185 27 148 26
(iv) 940 22 37 123 184 98 90 185 27 148 26
(v) 3636 251 233 357 356 453 418 485 243 478 362
(vi) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
(vii) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
(viii) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
(ix) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
(x) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
100
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Sarana Tidak Layak
Sarana Layak
No
Nama Kecamatan / Kelurahan
Individual (KK)
4
KECAMATAN MAJAULENG TUA TELLULIMPOE TOSORA TAJO CINNONGTABI WATAN RUMPIA TENGNGA BOTTO TANRE RUMPIA LIMPOMAJANG PARIA URAIYANG MACANANG LAERUNG LIU BOTTO BENTENG BOTTO PENNO LAMIKU
1179 176 40 134 121 124 43 0 0 0 20 211 81 0 95 82 52 0 0
Offsite System Kawasan/ Terpusat
Onsite System
BABS* Cubluk, Tangki Septik Tidak Aman** (KK) 1179 176 40 134 121 124 43 0 0 0 20 211 81 0 95 82 52 0 0
Jamban Keluarga dengan Tangki Septik Aman (KK) 7052 332 340 436 414 427 300 189 453 799 377 376 355 403 260 417 361 270 543
Berbasis Komunal MCK Umum/ Jamban Bersama (KK) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
MCK++ (KK) 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
101
Tangki Septik Komunal (KK) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
IPAL Komunal (KK)
Sambungan Rumah (KK)
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Sarana Tidak Layak
Sarana Layak
BABS* No
(i) 5
Individual
Nama Kecamatan / Kelurahan
(ii) KECAMATAN BELAWA LEPPANGENG LAUTANG LIMPORILAU BELAWA MACERO MALAKKE ONGKOE SAPPA WELE
Offsite System Kawasan/ Terpusat
Onsite System Berbasis Komunal
(KK)
Cubluk, Tangki Septik Tidak Aman** (KK)
Jamban Keluarga dengan Tangki Septik Aman (KK)
MCK Umum/ Jamban Bersama (KK)
MCK++ (KK)
Tangki Septik Komunal (KK)
IPAL Komunal (KK)
Sambungan Rumah (KK)
(iii) 1286 140 181 282 0 220 121 0 98 244
(iv) 1286 140 181 282 0 220 121 0 98 244
(v) 6344 889 516 575 722 538 557 897 937 713
(vi) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
(vii) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
(viii) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
(ix) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
(x) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
102
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH Sarana Tidak Layak
Sarana Layak
No
6
Individual
Nama Kecamatan / Kelurahan
KECAMATAN TEMPE WIRINGPALENNAE SITAMPAE ATAKKAE MADDUKKELLENG SENGKANG PADUPPA BULUPABBULU SALOMENRALENG LAELO WATALIMPUE TEMPE MATTIROTAPPARENG PATTIROSOMPE CEMPALAGI LAPONGKODA TEDDAOPU
Offsite System Kawasan/ Terpusat
Onsite System
BABS*
Berbasis Komunal
(KK)
Cubluk, Tangki Septik Tidak Aman** (KK)
Jamban Keluarga dengan Tangki Septik Aman (KK)
MCK Umum/ Jamban Bersama (KK)
MCK++ (KK)
Tangki Septik Komunal (KK)
IPAL Komunal (KK)
Sambungan Rumah (KK)
2252 330 0 164 13 8 0 0 326 441 0 519 346 84 21 0 0
2252 330 0 164 13 8 0 0 326 441 0 519 346 84 21 0 0
13769 684 509 1020 1226 351 693 1171 663 862 799 1803 1016 399 400 1151 1022
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
103
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH Sarana Tidak Layak
Sarana Layak
No
7
Individual
Nama Kecamatan / Kelurahan
KECAMATAN SABBANGPARU TALOTENRENG WALANAE UGI MALLUSESALO SOMPE WAGE PASAKA UJUNGPERO BENTENGLOMPO LIU TADANGPALIE SALOTENGNGA BILA WORONGNGE PALLIMAE
Offsite System Kawasan/ Terpusat
Onsite System
BABS*
Berbasis Komunal
(KK)
Cubluk, Tangki Septik Tidak Aman** (KK)
Jamban Keluarga dengan Tangki Septik Aman (KK)
MCK Umum/ Jamban Bersama (KK)
MCK++ (KK)
Tangki Septik Komunal (KK)
IPAL Komunal (KK)
Sambungan Rumah (KK)
1482
1482
6066
0
0
0
0
0
272 103 98 93 108 87 0 298 32 69 0 64 25 96 137
272 103 98 93 108 87 0 298 32 69 0 64 25 96 137
416 241 375 310 918 345 577 321 366 426 412 381 326 314 338
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
104
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Sarana Tidak Layak
Sarana Layak
No
8
Nama Kecamatan / Kelurahan
KECAMATAN PAMMANA TOBATANG LAPAUKKE KAMPIRI PALAWARUKKA WATAMPANUA CINA PAMMANA TADANGPALIE LAGOSI WECUDAI SIMPULISIA LEMPA PATILA LAMPULUNG ABBANUANGNGE
Offsite System Kawasan/ Terpusat
Onsite System
BABS* Individual
Berbasis Komunal
(KK)
Cubluk, Tangki Septik Tidak Aman** (KK)
Jamban Keluarga dengan Tangki Septik Aman (KK)
MCK Umum/ Jamban Bersama (KK)
MCK++ (KK)
Tangki Septik Komunal (KK)
IPAL Komunal (KK)
Sambungan Rumah (KK)
1447 0 103 197 132 107 186 0 87 138 0 63 0 121 129 184
1447 0 103 197 132 107 186 0 87 138 0 63 0 121 129 184
6428 223 309 488 344 276 471 649 455 400 416 496 805 498 483 115
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
105
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH Sarana Tidak Layak
Sarana Layak
No
9
Nama Kecamatan / Kelurahan
KECAMATAN TANASITOLO PAKKANNA UJUNG BARU NEPO PAJALELE UJUNGE TANCUNG BARUTANCUNG PINCENGPUTE MAPPADAELO LOWA MANNAGAE INALIPUE TONRALIPU ASSORAJANG WAJORIAJA MARIO WAETUO
Offsite System Kawasan/ Terpusat
Onsite System
BABS* Individual
Berbasis Komunal
(KK)
Cubluk, Tangki Septik Tidak Aman** (KK)
Jamban Keluarga dengan Tangki Septik Aman (KK)
MCK Umum/ Jamban Bersama (KK)
MCK++ (KK)
Tangki Septik Komunal (KK)
IPAL Komunal (KK)
Sambungan Rumah (KK)
1316 48 98 0 92 68 28 18 218 0 38 102 185 21 175 0 76 53
1316 48 98 0 92 68 28 18 218 0 38 102 185 21 175 0 76 53
9177 555 214 441 330 437 671 440 450 625 308 528 518 173 812 627 394 420
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
106
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Sarana Tidak Layak
Sarana Layak
BABS* No
(i)
Individual
Nama Kecamatan / Kelurahan
(ii) WEWANGREWU PALIPPU Sumber : BLHD Kab. Wajo
Offsite System Kawasan/ Terpusat
Onsite System Berbasis Komunal
(KK)
Cubluk, Tangki Septik Tidak Aman** (KK)
Jamban Keluarga dengan Tangki Septik Aman (KK)
MCK Umum/ Jamban Bersama (KK)
(iii) 0 96
(iv) 0 96
(v) 860 374
(vi) 0 0
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
MCK++ (KK)
Tangki Septik Komunal (KK)
IPAL Komunal (KK)
Sambungan Rumah (KK)
(vii) 0 0
(viii) 0 0
(ix) 0 0
(x) 0 0
107
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Tabel 3.7 Kondisi Prasarana dan Sasaran Air Limbah Domestik
No (i) 1
Jenis (ii) Sistem Onsite Berbasis Komunal - IPAL Komunal
- MCK ++ - Tangki Septik Komunal 2 Truk Tinja 3 IPLT : kapasitas Sistem Offsite 4 IPAL Kawasan/Terpusat - Kapasitas - Sistem Sumber : BLHD Kab. Wajo
Satuan
Jumlah/ Kapasitas
(iii)
(iv)
Unit
Kondisi Tidak Berfungsi Berfungsi (v) (vi)
2 kubik
-
Unit Unit Unit M³/Hari
-
-
-
-
-
-
M³/Hari
-
-
-
Keterangan (vii)
terendam banjir 9 desa/kel
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
108
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
3.3.3
Peran Serta Masyarakat Masalah limbah sebetulnya dapat dipecahkan dengan baik sebagaimana yang berhasil dilakukan di negara maju apabila peran serta masyarakat meningkat. Isu peran serta masyarakat yakni Operasional dan Maintenace MCK Umum dan MCK Plus belum Optimal, Masyarakat belum terbiasa untuk menjalankan pemeliharaan sarana pengolahan air limbah domestik yang telah dibangun, ketergantungan kepada pemerintah masih tinggi, Pemanfaatan saluran drainase dan badan air untuk buangan air limbah secara langsung maupun secara terselubung. ( Tabel 3.8 Daftar program/kegiatan layanan air limbah domestic berbasis masyarakat, Tabel 3.9 Pengelolaan saran air limbah domestic oleh masyarakat )
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
109
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Tabel 3.8 Daftar program/kegiatan layanan air limbah domestic berbasis masyarakat.
No
Nama Program/Kegiatan
Sumber : BLHD Kab. Wajo
Pelaksana PJ
-
Lokasi
-
Tahun Program/ Kegiatan **) -
Penerima Manfaat ***)
L
P
-
-
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
110
Jumlah Sarana
Kondisi Sarana Saat Ini
Berfungsi -
-
Tidak Berfungsi -
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Tabel 3.9 Pengelolaan sarana air limbah domestik oleh masyarakat
No
Jenis Sarana
Tahun Sarana Dibangun
Sumber : BLHD Kab. Wajo
Pengelola
Lokasi
Lembaga -
-
Kondisi -
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
Pengosongan Tangki Septik /IPAL
Biaya Operasi dan Pemeliharaan -
Waktu -
111
Layanan -
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
3.3.4
Komunikasi dan Media Kegiatan Penyuluhan Lingkungan yang diselenggarakan oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Wajo selama tahun 2013, yakni : Program Adipura Jumlah Peserta 150 Orang Tanggal Pelaksanaan 9 April 2013, Persampahan Jumlah Peserta 150 Orang Tangga Pelaksanaan 15 April 2013, Bank Sampah Jumlah Peserta 100 Orang Tanggal Pelaksanaan 2 Mei 2013, Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit Jumlah Peserta 100 Orang Tanggal Pelaksanaan 21 Agustus 2013, Pengembangan Pembanguna Bendung Gerak Jumlah Peserta 100 Orang Tanggal Pelaksanaan 15 Oktober 2013, Program Sekolah Adiwiyata Jumlah Peserta 200 Orang Tanggal Pelaksanaan 20 OKtober 2013, Go Green Sul-Sel Jumlah Peserta 80 Orang Tanggal Pelaksanaan 25 Oktober 2013, Konversi dan Rehabilitasi Danau Tempe Jumlah Peserta 80 Orang Tanggal Pelaksanaan 10 September 2013. ( Gambar 3.9 Penyuluhan atau sosialisasi yang pernah diikuti di Kabupaten/Kota )
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
112
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Gambar 3.9 Penyuluhan atau sosialisasi yang pernah diikuti di Kabupaten/Kota
Penyuluhan / Sosialisasi
17%
6% 7%
70%
Masalah Sampah dan Kebersihan Lingkungan Air Limbah dan Jamban Keluarga Saluran Air Kotor Air Bersih
Sosialisasi/Penyuluhan Kegiatan terkait Sanitasi di Kabupaten Wajo dilaksanakan di kabupaten maupun di kecamatan. Namun didominasi dengan sosialisasi/Penyuluhan tentang Air Bersih sebanyak 70%. Sampah dan Kebersihan Lingkungan menempati persentase kedua setelah air Bersih sebanyak 17% dan sisanya tentang Saluran Air Kotor dan Air Limbah dan jamban keluarga masing-masing sebanyak 7% dan 6%.
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
113
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
3.3.5
Peran Swasta Keterlibatan swasta di bidang air limbah domestik, kurang tertarik untuk melakukan investasi. Namun secara umum berbicara tentang Lingkungan Hidup ada 2 (dua) Mitra Kerja atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bekerja sama dengan pihak Pemerintah Daerah. ( Tabel 3.10 Peran Swasta dalam PenyediaanLayanan Air Limbah Domestik )
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
114
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Tabel 3.10 Peran Swasta dalam Penyediaan Layanan Air Limah Domestik
No
Nama Provider/Mitra Potensial
1
LSM Indonesia Hijau
2
LSM Wajo Institute
Tahun Mulai Operasi/ Berkontribusi
2000 - 2010
Jenis Kegiatan/ Kontribusi Terhadap Sanitasi Pelatihan Pengelolaan Limbah, Pembuatan Biogas Pendampingan kegiatan penjilidan kapasitas SLBM
Volume
2 keg, 2 keg
Potensi Kerjasama
Penyusunan dokumen Tata Lingkungan atau sebagai Pendamping Kegiatan Pemerintah Daerah
1 keg
Sumber : BLHD Kab. Wjao
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
115
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
3.3.6
Pendanaan dan Pembiayaan Penganggaran komponen Air Limbah Domesti Kab. Wajo bersumber dari APBD II, dengan pelaksana kegiatan Badan Lingkungan Hidup Daerah, Dinas Tata Ruang dan Permukiman dan Dinas Pekerjaan Umum. ( Tabel 3.11 Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi komponen Air Limbah Domestik Kab/Kota Tahun 2009 - 2013 , Tabel 3.12 Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi Komponen Air Limbah Domestik ahun 2009 - 2013 )
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
116
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Tabel 3.11 Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi komponen Air Limbah Domestik Kab/Kota Tahun 2009 - 2013
No
Komponen
Belanja (Rp) 2009
2010
2011
1
Air Limbah (1a+1b) Rp 179.260.000 Rp Rp 9.968.300 Pendanaan Investasi Air 1.a Rp Rp Rp Limbah Pendanaan OM yang Rp 179.260.000 Rp Rp 9.968.300 1.b dialokasikan dalam APBD Perkiraan biaya OM 1.c berdasarkan infrastruktur Rp Rp Rp terbangun Sumber : Laporan Capaian Kinerja Fisik dan Keuangan Kab. Wajo Tahun 2009 - 2013
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
Rata-Rata Pertumbuhan (%)
2012
2013
Rp 11.400.000
Rp 12.300.000 Rp -
-15,55
Rp 11.400.000
Rp 12.300.000
-15,55
Rp
Rp -
Rp
117
-
-
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Tabel 3.12 Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi Komponen Air Limbah Domestik Tahun 2009-2013 Belanja (Rp) No
Komponen
1 Retribusi Air Limbah 1.a Realisasi Retribusi 1.b Potensi Retribusi
2009
2010
2011
2012
2013
Rata-Rata Pertumbuhan (%)
-
-
-
-
-
-
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
118
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
3.3.7
Permasalahan Mendesak Untuk masalah pengelolaan air limbah domestik di kabupaten wajo, masih banyak yang perlu dibenahi seperti halnya pengadaan IPLT, Tangki Septik yang sesuai dengan syarat-syarat yang berlaku, perlunya sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya penggunaan jamban dan yang memenuhi syarat kesehatan.
( Tabel 3.13 Permasalahan Mendesak )
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
119
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Tabel 3.13 Permasalahan Mendesak No
Permasalahan Mendesak
1
Cakupan akses masyarakat khususnya masyarakat miskin untuk menggunkan jamban yang memenuhi syarat kesehatan masih sangat rendah.
2
Pembuangan black water secara langsung ke sepanjang sungai dan Danau Tempe tanpa pengolahan.
3
Tingkat kesadaran masyarakat untuk memakai jamban yang layak dengan ketersediaan air bersih yang cukup.
4
Pembangunan tangki septik yang tidak memenuhi syarat konstruksi sehingga menimbulkan kerawanan pencemaran.
5 6
Belum adanya peraturan daerah mengenai pengelolaan limbah cair skala rumah tangga. Belum adanya IPLT (Instalasi Pengolahan Limbah Tinja) di Kabupaten Wajo.
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
120
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
3.4 Pengelolaan Persampahan Pengelolaan persampahan di Kota Sengkang ditangani oleh Dinas Tata Ruang, Pemukiman & Kebersihan Kabupaten Wajo, wilayah pelayanan masih belum mencakup seluruh wilayah administrasi Kota Sengkang pada beberapa tahun terakhir ini telah mendapat perhatian Pemerintah. Sehingga dapat dikatakan kebersihan dan keindahan suatu hal yang mutlak dilaksanakan, masing-masing saling berkaitan. Kebersihan jalan utama, kolektor dan tersedianya Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS/Depo) adalah wajib. a. Kegiatan Penyapuan Jalan Kegiatan penyapuan jalan dan pengumpulan sampah di Kota Sengkang dimulai sejak pukul 04.00 WITA sampai pukul 10.00 WITA dilanjutkan kembali pada pukul 16.00 WITA sampai pukul 18.00 WITA. Kegiatan penyapuan difokuskan pada jala-jalan protokol, daerah keramaian dan taman kota. Dalm pelaksanaannya setiap petugas penyapu jalan diberikan tanggung jawab untk menyapu jalan, sampah yang dihasilkan kemudian dikumpulkan dan langsung diangkut menggunakan truk sampah dan dibawa ke TPA. b. Pengumpulan Sampah Dari Sumber Sampah Kegiatan pengumpulan sampah di Kota Sengkang sudah dimulai dari tingkat masyarakat dimana masyarakt turut berperan serta dalam pengumpulan dan sebagian masyarakat sudah melakukan pemilahan sampah organik dan non organik,. Kegiatan pengumpulan sampah oleh masyarakat pada saat ini sudah efektif berjalan di beberapa kelurahan. Sampah-sampah tersebut dikumpulkan oleh masyarakat menggunakan tempat sampah yang disiapkan secara swadaya. c. Pengangkutan Sampah Pelayanan pengagkutan sampah di Kota Sengkang menggunakan kendaraan roda tiga, gerobak dorong dan truk sampah. Kendaraan roda tiga yang disipakan oleh Pemerintah kabupaten Wajo bertugas untuk mengangkut sampah yang telah dikumpulkan oleh masyarakat di masing-masing kelurahan yang kemudian dibawa ke TPS dan kemudian langsung dibawa ke TPA dengan menggunakan Dump Truck. Gerobak dorong banyak difungsikan untuk mengumpulkan samaph dari tong sampah yang berada di tempat – tempat umum kemudian sampah tersebut dikumpulkan ke TPS untuk diangkut ke TPA. d. Tempat Pembuangan Akhir Sampah yang dihasilkan dari kegiatan pengumpulan dan pengangkutan kemudian dibawa ke TPA open dumping Cempalagi Kota Sengkang. Sistem dan Cakupan Pelayanan Sampah di Kota Sengkang yang terangkut adalah 336.498 m3 atau 90 % dari 373.887 m3 total timbulan sampah. Kawasan di Kota Sengkang yang berpotensi memiliki permasalahan pengelolaan sampah antara lain di pertokoan dan pasar, | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
121
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Sedangkan pengelolaan sampah domestik pada umumnya dilakukan oleh masyarakat sendiri dangan cara penimbunan dan pembakaran. Tujuan Sub Sektor Persampahan adalah Mewujudkan lingkungan yang sehat dan bersih di Kabupaten Wajo melalui peningkatan kualitas dan kuantitas pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan untuk seluruh wilayah Kabubaten di atas standar Pelayanan Minumum/SPM. Sedangkan Sasaran Sub Sektor Persampahan yakni : 1. Meningkatnya efektivitas layanan pengelolaan persampahan pada tahun 2018. 2. Mengurangi timbulan sampah post collection pada tahun 2018. 3. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan sistem 3 R (reduce, reuse dan recycle) skal rumah tangga pada tahun 2018. 3.4.1
Kelembagaan Lembaga Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo yang bersentuhan langsung dengan pengelolaan persampahan adalah Dinas Tata Ruang dan Permukiman yang di tangani oleh Bidang Kebersihan dan Keindahan serta Badan Lingkungan Hidup Daerah yang ditangani oleh Bidang Analisa Dampak Lingkungan. Untuk Dinas Tata Ruang dan Permukiman terkait dengan Pengadaan Sarana dan Prasarana Persampahan dari mulai TPS, TPA, sampai proses pengangkutan sampah sedangkan untuk Badan Lingkungan Hidup Daerah terkait Pengadaan Sarana dan Prasarana Persampahan berupa TPS yang bersumber dari Dana DAK. ( Tabel 3.14 Daftar pemangkukepentingan yang terlibat dalam pengelolaan persampahan, Tabel 3.15 Daftar peraturan terkait sanitasi )
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
122
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Tabel 3.14 Daftar pemangku kepentingan yang terlibat dalam pengelolaan persampahan PEMANGKU KEPENTINGAN FUNGSI
Pemerintah Kabupaten/Kota
Swasta
Masyarakat
-
-
-
-
-
-
-
-
PERENCANAAN Menyusun target pengelolaan sampah skala kab/kota Menyusun rencana program persampahan dalam rangka pencapaian target Menyusun rencana anggaran program persampahan dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA Menyediakan sarana pewadahan sampah di sumber sampah Menyediakan sarana pengumpulan (pengumpulan dari sumber sampah ke TPS) Membangun sarana Tempat Penampungan Sementara (TPS) Membangun sarana pengangkutan sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Membangun sarana TPA Menyediakan sarana komposting PENGELOLAAN Mengumpulkan sampah dari sumber ke TPS Mengelola sampah di TPS Mengangkut sampah dari TPS ke TPA Mengelola TPA Melakukan Pemilahan sampah* Melakukan penarikan retribusi sampah
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
123
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
PEMANGKU KEPENTINGAN FUNGSI
Pemerintah Kabupaten/Kota
Swasta
Masyarakat
-
-
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan sampah skala kab/kota
-
-
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan persampahan
-
-
-
-
Mengatur prosedur penyediaan layanan sampah (jam pengangkutan, personil,peralatan, dll Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan sampah Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan sampah MONITORING DAN EVALUASI
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan persampahan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan persampahan Sumber : Dinas Tata Ruang dan Permukiman dan BLHD Kab. Wajo
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
124
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Substansi
Tabel 3.15 Daftar peraturan terkait sanitasi Ketersediaan Efektif Ada (Sebutkan) Tidak Ada Dilaksanakan
Pelaksanaan Belum Efektif Dilaksanakan
Tidak Efektif Keterangan Dilaksanakan
PERSAMPAHAN Target capaian pelayanan pengelolaan persampahan di Kab/Kota ini
Perbup Pengelolaan Sampah di Kab. Wajo No.5 Tahun 2008
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Perda Retribusi Pelayanan Persampahan/ Kebersihan No. 17 Tahun 2011
-
-
-
-
Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam menyediakan layanan pengelolaan sampah Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dan usaha dalam pengelolaan sampah Kewajiban dan sanksi masyarakat untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah di hunian rumah, dan membuang ke TPS Kewajiban dan sanksi bagi kantor / unit usaha di kawasan komersial / fasilitas social / fasilitas umum untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah, dan membuang ke TPS Pembagian kerja pengumpulan sampah dari sumber ke TPS, dari TPS ke TPA, pengelolaan di TPA, dan pengaturan waktu pengangkutan sampah dari TPS ke TPA Kerjasama Pemerintah Kab/Kota dengan swasta atau pihak lain dalam pengelolaan sampah Retribusi sampah atau Kebersihan
Sumber : Buku Pengelolaan Persampahan dan RTH, BLHD Kab. Wajo | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
125
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
3.4.2
Sistem dan Cakupan Pelayanan Pengelolaan sampah suatu kota bertujuan untuk melayani penduduk terhadap sampah yang dihasilkannya, yang secara tidak langsung turut memelihara kesehatan mayarakat serta menciptakan suatu lingkungan bersih, baik, dan sehat dengan perkembangan penduduk yang diiringi dengan aktivitas manusia yang lebih lua serta adanya jenis sampah akibat dari kemajuan teknologi yang sulit terurai, maka sampah menimbulkan masalah bagi lingkungan, permasalahan ini menuntut perlunya dikelola secara profesional. Dalam pengelolaan sampah semacam ini dituntut suatu pelayanan yang cepat dengan kapasitas yang besar untuk proses pengumpulan dan pengangkatan sampah, khususnya dari daerah urban. Pengelolaan ini pun perlu dilaksankan secara efektif,efesien dan dengan program yang terencana agar dapat menekan biaya. Penanganan kebersihan semacam ini baru akan berhasil baik bila masyarakat juga ikut terlibat langsung atau berperan serta secara aktif terutama dalam mengikuti peraturan keberhasilan umum,pembayaran retribusi maupun cara-cara mengenai sampah yang produksinya secara baik dan benar. Informasi yang jelas perlu disampaikan kepada masyarakat sehingga menyadari bahwa perbedaan tingkat elayanan dan kualitas akan memerlukan biaya yang berbeda pula. Oleh karena itu, bila masyarakat menginginkan suatu pelayanan yang lebih baik ( peningkatan kualitas ), harus menyadari bahwa untuk tingkat pelayanan tersebut diperlukan kontribusi masyarakat yang lebih besar/tinggi pula. Sebagai contoh, bila semula dilayani dengan pola komunal dan ingin dilayani dengan pola individual langsung ( door to door dengan truk ), maka akan diperlukan biaya O & M yang lebih besar berarti masyarakat tersebut harus membayar retribusi yang lebih tinggi sesuai tingkat pelayanan diperolehnya. Harus disadari bahwa penduduk kota juga merupakan bagian dari masalah pengelolaan persampahan yang memerlukan perhatian tersendiri. Agar menyadari pentingnya peran aktif dari masyarakat, perlu diberikan informasi dan penyuluhan serta diikutsertakan dalam proses penentuan cara penanganan sampah yang akan diterapkan, khususnya dalam kegiatan pengumpulan sampah. Secara umum, kegiatan penanganan sampah sangat tergantung pada kejelasan penentuan : Daerah yang akan dilayani, Tingkat pelayanan Kualitas pelayanan tipe atau pola pelayanan yang akan diterapkan. | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
126
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Pada dasarnya, pengelolaan sampah ada 2 macam yaitu pengelolaan / penanganan sampah setempat (individu) dan pengelolaan sampah terpusat untuk suatu lingkungan pemukiman atau kota Penanganan setempat Penanganan setempat dimaksudkan penenganan yang dilaksanakan sendiri oleh penghasil sampah dengan menanam daam galian tanah pekarangannya atau dengan cara lain yang masih dapat dibenarkan. Hal ini dimungkinkan bila daya dukung lingkungan masih cukup tinggi misalnya,lahan dan lain – lain. Pengelolaan terpusat Pengelolaan persampahan secara terpusat, khususnya dalam tekhnis operasional adalah suatu proses atau kegiatan penanganan sampah yang terkoordinir untuk melayani suatu pemukiman atau kota. Pengelolaan samah secara tersebut mempunyai kompleksitas yang besar karna mencakup berbagai aspek yang terkait. Aspek-aspek tersebut dikelompokkan dalam 5 aspek utama yakni aspek institusi, hokum, teknis operasional, pembiayaan dan retribusi serta aspek peran serta masyarakat. Aspek Intitusi Institute dalam system pengelolaan persampahan memegang peranan yang penting,meliputi status, struktur organisasi, fungsi, tanggung jawab, dan wewenang serta koordinasi vertical maupun horizontal dari badan pengelola. a. Bentuk Institusi Sebagian tindak lanjut Peraturan Pemerintah nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, Pemerintah Kabupaten Wajo telah telah menetapkan institusi yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah yaitu Dianas Kebersihan dan Pertmanan Kabupaten Wajo ( eselon II ), dan secara khusus pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan kebersihan ditangani oleh pejabat eselon III yaitu Bidang Pengelolaan Sampah, Sarana dan Prasarana Kebersihan. Dibawah bidang,secara tekis dan operasional dilaksanakan oleh pejabat eselon IV yaitu ; Seksi Pengangkutan Sampah, Sarana dan Prasarana, Kebersihan, Seksi Kebersihan Jalan dan Tempat Umum dan Drainase, dan Seksi Peralatan. Kebersihan, Seksi Kebersihan jalan dan tempat Umum dan Drainase, dan Seksi Peralatan Kebersihan. b. Struktur Organisasi Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi dari institusi tersebut di atas diharapkan,dapat mempertimbangkn criteria berikut : | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
127
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Pola kerja struktur didasarkn pada pola kerja matriks Beban kerja dan pengelompokan kerja yang dilaksankan Menciptakan pengendalian internal Menciptakan beban kerja yang seimbang Rentang kendali yang sesuai dengan batas kemampuan Penanaman yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku Pedoman penyusunan struktur organisasi dinas pelaksana Daerah c. Personalia Jumlah personel unit pengelola persampahan harus cukup memadai baik kualitas/kuantitasnya sesuai tugasnya. Dalam pengelolaan persampahan kemampuan manajemen an teknik sangat diperlukan. Oleh karena itu, untuk tingkat pimpinan, sebaiknya klasifikasinya harus mempertimbangkan factor kemampuan. Kebutuhan personil : Jumlah kebutuhan tenaga staf memperhatikan : Struktur Organisasi Beban tugas Jumlah kebutuhan tenaga operasional memperhatikan Pengendalian Jumlah peralatan Rancangan operasional Keperluan tenaga penunjang dan pembantu Beban Penugasan d. Tata Laksana Kerja Yang dimaksud dengan tata laksanakan kerja adalah meliputi lingkup tugas, wewengan, tanggung jawab serta bentuk interaksi antarunit organisasi. Yang perlu diperhatikan dalam penyusunan tata laksana kerja: Menciptakan pembebanan yang merata Tingkat pembebanan yang merata Pendelegasian wewenang yang proporsional dan berimbang Birokrasi pendek Penugasan yang jelas dan terukur Penyusunan forum – forum pengawasan,pelaporan dan evaluasi baku. e. Pendidikan dan Latihan Pendidikan dan latihan dibagi dalam 3 kelompok yaitu: Teknik dan manajemen Teknik Operasional Pendidikan Khuus
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
128
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Teknik dan manajemen level manajemen menengah yaitu subseksi keatas, sedangkan teknik operasional untuk pengawas ke bawah. Pendidikan khusus diberikan untuk karyawan atau petugas yang mendapatkan tugas spesifikasi, misal : Operator dozer, pelaksanaan proyek kompas dan sebagainya. Aspek Peraturan / Hukum Pengelolaanpersampahan dalam kegiatannya sangat ditentukan oleh peraturan yang mendukungnya. Peraturan-peraturan tersebut meibatkan wewenang dan tanggung jawab pengelola kebersihan serta partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan dan pembayaran retribusi. a. Macam – macam Peraturan Daerah Peraturan daerah yang merupakan dasar hokum baggi pelaksanaan pengelolaanpersampahan adalah : 1) Peraturan daerah yang dikaitkan dengan ketentuan umum pengelolaan kebersihan, yang ditujukan bagi masyarakat. 2) Peraturan daerah mengenai pembentukan institusi formal. 3) Peraturan daerah menetukan struktur tarif dan tarif dasar pengelolaan dasar. b. Sifat-sifat Peraturan Daerah Peraturan harus mempunyai sifat : - Sesuai dengan pedoman yang diberikan oleh peraturan yang berderajat tinggi. - Sesuai dengan sistem yang sedang dirancang / dterapkan. - Terukur dan secara periodic dievaluasi kembali. - Fleksibel,dapat memberikan pedoman untuk masalah yang umum terjadi secara luwes. - Bersifat Impementatif. Misal, masyarakat diharuskan membuang ampahditempatnya, tidak akan bermanfaat bila ternyata pemerintah justru tidak mampu menyediakan tempatnya. c. Materi Pokok Pengaturannya 1) Pedoman umum pengelolaan kebersihan lingkungan Materi pokok pengaturannya memuat : - Lembaga / instansi yang terlibat - Teknik dan pola pengelolaan persampahan - Menentukan bentuk peran serta aktif dan tidak aktif yang dapat dilakukan masyarakat - Bentuk pengelolaan pengumpulan sampah ( metode, peralatan, pengadaan dan lain-lain ). | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
129
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
-
Tata caranya perlakuan sampah di instansi, perusahaan, pabrik dan lain-lain. - Himbauan dan kewajiban yang diserukan bagi seluruh anggota masyaraktat di wilayah hokum yang berlaku,berikut sangsi yang diberikan bila dilanggar. 2) Pembentukan organisasi Materi pokok dalam penerbitan produk hukm adalah: - Mendefinisikan bentuk dan struktur organisasi - Menjelaskan uraian tugas dan tata laksana kinerja organisasi - Menjelaskan kewenangan,hak dan lingkup tugas organisasi 3) Pembentukan struktur tariff retribusi - Menjelaskan struktur tariff retribusi - Menjelaskan criteria penilaian pengelompokan dan pengklasifikasian wajib retribusi - Penjelasan tata cara penarikan retribusi - Penentuan organisasi pelaksanaan dan penanggung jawab pelaksanaan pencaapaian target. Aspek Teknik Operasional Teknik operasional pengelolaan persampahan dimulai dari pewadahan/penympanan pada sumber sampah, kegiatan pengumpulan, Pengangkutan serta pembuangannya di suatu tempat yang aman serta tidak mengganggu lingkungan bagi baik manusia, flora dan fauna atau sumber daya lainnya. Dalam proses penanganan sampah tersebut dapat terjadi kegiatan antara, seperti kegiatan pada stasiun pemindahan ( Transfer Depo atau LPS ) atau Transfer Station, serta proses pengelohan sampah dlam rangka mengurangi berat serta volume sampah atau pemanfaattan benda/bahan yang masih bernilai ekonomis atau pemanfaatan energy yang terkandung daam bahan buangan tersebut. a. Pentimpanan / pewadahan sampah Untuk mencegah sampahberserakah yang akan member kesan atau terlihat kotor serta untuk mempermudah proses kegiatan pengumpuln, sampah yang dihasilkannya perlu disediakan tempat untuk penyimpanan / penampungan sambil menunggu kegiatan pengumpulan sampah. Tempat sampah ini juga harus direncakan dengan mempertimbangkan kemudahan dalam proses pengumpulan ( mempercept proses ) higienis untuk penghasil sampah maupun petugas pengumpul, kuat dan relative tahan lama serta juga mempertimbangkan segi estetika. | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
130
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Rencana pengadaan pewadahan atau tempat sampah diperhitungkan deengan rata-rata laju timbulan sampah ( laju generasi sampah ) per orang per hari, jumlah anggota keluarga serta frekuensi pengumpulan yang diterpkan. b. Pengumpulan Pengumpulan merupakan kegiatan operasi pengambilan sampah yang dimulai dari sumber penghasil sampah atau dari titik-titik pewadahan komunal sebelum diangkut ke Tempat Penampungan Sementara ( TPS ). Operasi Pengumpulan pada dasarnya dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : - Pola pengumpulan individual dan - Pola Pengumpulan komunal 1) Pola pengumpulan individual ini terdiri dari individu langsung dan individu tidak langsung. (1) Pola individu langsung Pola pengumpulan sampah dari masing-masing sampah dan diangkat langsung menuju Tempat Pembuangan akhir ( TPA ) Pola Pengumpulan individu langsung antara lain menggunakan Truck Biasa, Dump Truck atau Compactor Truk. Alat pengumpul ( berupa Truck ) dalam hal ini sekaligus berfungsi sebagai alat pengangkut sampah menuju TPA. (2) Pola individu tidak langsung Pola pengumpul sampah dari masing-masing sumber sampah diangkut ke TPA melalui proses pemindahan. Kedua pola pengumpulan diatas umumnya diterapkan untuk daerah pelayanan reratur, seperti pemukiman teratur,pertokoan, perkantoran dan lain-lain fasilitas jalan yang landai. Alat pengumpulan yang dipakai : gerobak Sampah, atau becak sampah volume 0,5 – 1 m3. Alat Pengumpul ini dipakai untuk melayani daerah pelayanan dengan jalanjalan yang sempit dan tidak dapat dilalui kendaraan Truck. 2) Pola Komunal Pola komunal juga dibagi dalam dua kategori yakni : o Pola komunal langsung dan o Pola komunal tidak langsung (1) Pola komunikasi langsung
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
131
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Pola Pengumpulan sampah dari masing-masing titik pewadahan komunal dan langsung diangkut menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Pengumpulan dari masing-masing sumber sampah dilakukan sendiri oleh penghasil sampah ( rumah tangga, dll ) yang membawa sampah masing-masing dan meletakkan ke tempat / titik pengumpulan yang ditentukan. Dari tempat-tempat pewadahan komunal, sampah langsung diangkut ke TPA. Cara Pengumpulan komunal dilakukan untuk daerah-daerah pemukiman yang sempit yang tidak dapat dilewati kendaraan pengumpul. Titik-titik pengumpulan sampah pada umumnya dapat berupa : bak sampah ( TPS ), lapangan ( LPS ), Container dll. (2) Pola komunal tidak langssung Pola pengumpul sampah dari masing-masing titik pewadahan komunal, diangkut ke lokasi pemindahan kemudian diangkut ke TPA menggunakan truk. Pemindahan sampah pada pengumpulan dengan pola individual tidak langsung dan pola komunal tidak langsung : • Transfer Station Transfer Station atau Transfer Depo merupakan tempat pemindahan sampah sebelum diangkut ke TPA (LPA), Selama ini transfer station yang kita kenal adalah lokasi pemindahan sampah dari gerobak/becak sampah kedalam truk untuk diangkut ke TPA dengan luas ± 200 m2. Dinegara lain yang dimaksud dengan Transfer Station mempunyai tujuan yang sama hanya yang dipindahkan bukan dari gerobak,tetapi dari Truk pengumpulan sampah dipindahkan kedalam kendaraan transportasi yang berkapasitas sangat besar ( Congtainer trailer, kereta api,tongkang dll ) untuk diangkut ke TPA. Transfer Station dapat memproses kegiatan pemindahan dalm ribuan ton sampah per hari. Jakarta merencanakan untuk membangun TS besar untuk tiap wilayah. • Lokasi Pengumpulan Sampah LPS secara umum berupa pelataran yng diperkeras dengan luas ± 10 m2 dan terletak di tepi jalan, Merupakan tempat pengumpulan sampah yang sekaligus dibungkus dalam kantong-kantong plastik atau pembbungkus lainnya. Sampah ditempatkan pada waktu tertentu untuk mencegah agar tidak tersebar. | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
132
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Container besar Merupakan container besar dengan volume 6 – 10 m3 yang ditempatkan pada lokasi yang strategisdi tepi jalan yang tidak mengganggu kelancaran lalu lintas. Pemilihan bentuk tempat pengumpulan sampag didasarkan pada situasi dan kondisi sertempat dengan pertimbangan sebagai berikut : - Untuk daerah pelayanan yang masih memiliki cukup lahan,sebaiknya digunakan sistem Transfer Depo yang telah dievaluasi merupaakan sistem operasi yang murah dan efisien. - Untuk daerah pelayanan yang padat dan sulit didapatkan lokasi Transfer Depo, dapat dipakai sistem container besar ( 6- 10 m3 ) yang ditempatkan ditepi jalan dengan memperhatikan : • Kemudahan operasi/nomor kendaraan • Kemungkinan gangguan terhadap lalu lintas - Untuk Daerah – daerah teratur dan berpenghasilan menengah / tinggi sebaiknya diterapkan metode pengumpulan dengan pola individual langsung. Sampah dikumpulkan secara door to door dengan kendaraan pengangkut yang langsung membawanya ke TPA. - Untuk Daerah – daerah padat dengan penghasilan yang rendah sebaiknya diterapkan sistem pengumpulan dengan pola komunal mempergunakan Container /TPS didapatkan lokasi transfer. c. Pengangkutan Meupakan kegiatan operasi yang dimulai dari sumber sampah atau Transfer depo/TPS ke tempat Pengolahan / Tempat Pembuangan Akhir. Bentuk / Pola pengangkutan tergantung pada jenis yang digunakan diantaranya berupa : 1) Pengangkutan dengan sistem Transfer Depo Kegiatan pengangkutan berupa : - Persiapan di pool kendaraan dan perjalanan ke Transfer Depo - Kegiatan peindahan sampah ke truk dan pengangkutan ke TPA - Pembongkaran sampah di TPA dan perjalanan kembali ke Transfer Depo pertama atau berikutnya ( shift kedua, dst ) Jenis kendaraan yang dipakai sebaiknya berupa Dump Truck untuk mempercepat operasi pembongkaran. 2) Pengangkutan dengan Sistem Container •
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
133
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Kegiatan pengangkutan berupa : - Persiapan di pool kendaraan (load haul) dan perjalanan ke lokasi denagn membawa penuh gerobak container kosong dibawa. - Sampah di lokasi, container kosong ditukar, container penuh diangkut dan dibawa ke TPA. - Kegiatan pengosongan container di TPA.Setelah container kosong dan dibersihkan, dibawa ke lokasi container penuh lainnya, dan seterusnya. Jenis kendaraan yang dipakai adalah Arm Roll Truck. d. Pengolahan Pengolahan sampah merupakan salah satu tahapan dalam pengelolaan sampah yang bertujuan untuk mengurangi volume sampah. Ditinjau dari proses pengolahannya, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut diantaranya adalah : 1. Pengompasan ( Composting ) merupakan upaya mengurangi volume sampah secara biologi. 2. Pembakaran ( Uncineration ) merupakan upaya mengurangi volume sampah secara kimiawi. 3. Penghancuran ( Sherdding ) merupakan upaya mengurangi volume sampah dengan cara memotong / memecah sampah. 4. Pemisahan merupakan upaya mendaur ulang material-material untuk ditingkatkan manfaatnya atau diubah menjadi produkproduk lain atau energy. 5. Pengeringan merupakan upaya pengurangan kadar air dengan maksud mengurangi volume dan berat sampah. 6. Pemadatan ( Compacting ) merupakan upaya mengurangi volume sampah secara mekanis. e. Pembuangan Akhir Merupakankegiatan operasi tahap akhir dmana sampah diamankan di suatu tempat agar tidak menimbulkan gangguan terhadap lingkungan sekitarnya, baik alam maupun manusia. Beberapa metode pembuangan smapah akhir, meliputi : 1. Metode Penimbunan Terbuka ( Open Dumping ) Merupakan sistem pembuangan akhir yang paling sederhana, di mana sampah hanya ditimbun disuatu tempat tanpa tindak lanjut berikutnya. Timbunan sampah terbuka dapat menimbulkan gangguan terhadap lingkungan berbau bau, lalat, pencemaran air, estetika dan lain-lain. | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
134
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
⇒ Metode ini tidak direkomendasikan untuk digunakan lagi, sesuai undang – undang Nomor : 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah. 2. Metode Lahan Urug Terkendali ( Controlled Landfill ) Merupakan perbaikan dari cara open dumping, dimana timbunan sampah secara bertahap ditutup dengan lapisan tanah untuk mengurangi kemungkinan gangguuan dan pencemaran terhadap lingkungan sekitarnya. Selain itu, perlu dilakukan usaha proteksi pencemaran leachate dan gas dengan cara yang sederhana seperti : - Pengumpulan leachate dasar TPA - Pengumpulan dan penyaluran gas methan - Pengolahan leachate di dalam kolam-kolam Pemagaran lokasi dan sistem drainase merupakan fasilitas tambahan. Pada akhirnya pengoperasiannya TPA ini semua timbunan sampah akan tertutup oleh lapisan tanah. 3. Metode Lahan Urug Saniter ( Sanitary Landfill ) Pada metode ini, penutupan dengan lapisan tanah dilakukan pada tahap akhir dari operasi, sehingga setelah operasi berakhir tidak akan terlihat adanya timbunan sampah. Selain itu, upaya pengendalian leachatedan gas yang lebih baik dari pada sistem cotrolled landfill. Metode ini sudah jauh lebih baik / aman dari sebelumnya. Kelemahan dari metode ini adalah biaya operasi yang pemeliharaan yang mahal, sehingga umumnya pemerintah daerah belum mampu melaksanakannya. 4. Metode Improved Sanitary Landfill Merupakan pengembangan lebih lanjut dari sanitary landfill, dimana seluruh Leachate ( air sampah ) yang dihasilkan akan disalurkan dan diolah di suatu sebelum dibuang secara aman. ( Lihat Gambar 3.10 Grafik Pengelolaan Sampah, Gambar 3.11 Grafik Pengangkutan Sampah, Peta 3.3 Peta Cakupan layanan persampahan, Gambar 3.12 Diagram Sistem Saitasi pengelolaan persampahan, Tabel 3.16 Cakupan layanan persampahan yang ada di Kabupaten/Kota, Tabel 3 .17 Kondisi Prasarana dan Sarana sampah yang ada di Kabupaten/Kota )
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
135
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Gambar 3.10 Grafik Pengelolaan Sampah
Bagaimana sampah rumah tangga dikelola? dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang 1%
dikumpulkan dan dibuang ke TPS
0% 9% 25%
dibakar
1% 43%
14% 7%
dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah dibuang ke sungai/kali/laut/danau dibiarkan saja sampai membusuk dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk lain-lain
Grafik menunjukkan pengelolaan sampah rumah tangga berdasarkan hasil Studi EHRA hanya 9% yang dinilai cukup baik antara lain : Dikumpulkan dan dibuang ke TPS; sebagian besar belum mengelola sampahnya dengan baik antara lain : dibakar (43%0, dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah (7%), dibuang ke sungai/kali/laut/danau (14%), dibiarkan saja sampai membusuk (1%), dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk (25%), dll (1%).
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
136
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Gambar 3.11 Grafik Pengangkutan Sampah
Berdasarkan hasil EHRA, didapatkan bahwa pengangkutan sampah dari rumah yang ada di Kabupaten Wajo dengan rincian; Tiap hari sebesar 23%, beberapa kali dalam seminggu sebesar 21%, sekali dalam seminggu sebesar 2%, tidak pernah sebesar 23%, lainnya sebesar 23% dan tidak tahu 8%.
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
137
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Peta 3.3 Peta Cakupan layanan persampahan
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
138
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH Gambar 3.12 Diagram Sistem Saitasi pengelolaan persampahan
Produk Input
(A) User Interface
(B) Pengumpulan Setempat
(C) Penampungan Sementara (TPS)
Gerobak Sampah
Container
(E) (Semi) (D) Pengolahan Pengangkutan Akhir Terpusat
(F) Daur ulang/ Pembuangan Akhir
Sampah Organik Tempat Sampah
Jalan Sampah Anorganik
Truk Sampah Motor Sampah
Taman
TPA Cempalagi
Bak Sampah
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
139
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Tabel 3.16 Cakupan layanan persampahan yang ada di Kabupaten Wajo Volume Terlayani No.
1
Institusi Pengelola
Tidak Terlayani
Jumlah Penduduk
Timbulan Sampah
(orang)
(M3)
Kelurahan Walennae
1,127
0
0
0
0
8.45
Kelurahan Talotenreng
2,286
0
0
0
0
17.15
Kelurahan Sompe
4,243
0
0
0
0
31.82
Desa Liu
1,607
0
0
0
0
12.05
Desa Ugi
1,772
0
0
0
0
13.29
Desa Ujung Pero
1,327
0
0
0
0
9.95
Desa Wage
1,379
0
0
0
0
10.34
Desa Worongnge
1,283
0
0
0
0
9.62
Desa Salotengnga
1,584
0
0
0
0
11.88
Desa Pallimae
1,737
0
0
0
0
13.03
Desa Mallusesalo
1,404
0
0
0
0
10.53
Desa Pasaka
1,945
0
0
0
0
14.59
Desa Tadangpalie
1,615
0
0
0
0
12.11
Desa Benteng Lompoe
1,375
0
0
0
0
10.31
Desa Bila
1,475
0
0
0
0
11.06
Nama Kecamatan/Keluruhan
3R (%)
(M3)
(%)
(M3)
TPA (%)
(M3)
(%)
(M3)
Kecamatan Sabbangparu
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
140
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Volume Terlayani No.
2
Institusi Pengelola
Tidak Terlayani
Jumlah Penduduk
Timbulan Sampah
(orang)
(M3)
Kelurahan Pammana
2,549
0
0
0
0
19.12
Kelurahan Cina
2,754
0
0
0
0
20.66
Desa Lempa
2,964
0
0
0
0
22.23
Desa Patila
2,614
0
0
0
0
19.61
Desa Kampiri
2,589
0
0
0
0
19.42
Desa Lapaukke
1,426
0
0
0
0
10.70
Desa Lagosi
2,233
0
0
0
0
16.75
Desa Pallawarukka
1,869
0
0
0
0
14.02
Desa Wecudai
1,529
0
0
0
0
11.47
Desa Lampulung
2,422
0
0
0
0
18.17
Desa Watampanua
1,601
0
0
0
0
12.01
Desa Tadangpalie
2,832
0
0
0
0
21.24
Desa Simpurusia
2,079
0
0
0
0
15.59
Desa Tobatang
1,073
0
0
0
0
8.05
Desa Abbanuangnge
1,106
0
0
0
0
8.30
Nama Kecamatan/Keluruhan
3R (%)
(M3)
(%)
(M3)
TPA (%)
(M3)
(%)
(M3)
Kecamatan Pammana
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
141
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH Volume Terlayani No.
3
Institusi Pengelola
Tidak Terlayani
Jumlah Penduduk
Timbulan Sampah
(orang)
(M3)
Kelurahan Paria
2,58
0
0
0
0
19.35
Kelurahan Limpomajang
1,751
0
0
0
0
13.13
Kelurahan Macanang
1,5
0
0
0
0
11.25
Kelurahan Uraiyang
1,795
0
0
0
0
13.46
Desa Tosora
2,378
0
0
0
0
17.84
Desa Cinnong Tabi
2,058
0
0
0
0
15.44
Desa Rumpia
3,444
0
0
0
0
25.83
Desa Laerung
1,325
0
0
0
0
9.94
Desa Lamiku
1,598
0
0
0
0
11.99
Desa Botto Benteng
1,488
0
0
0
0
11.16
Desa Botto Tanre
1,475
0
0
0
0
11.06
Desa Tua
2,264
0
0
0
0
16.98
Desa Tajo
2,215
0
0
0
0
16.61
754
0
0
0
0
5.66
Desa Liu
1,422
0
0
0
0
10.67
Desa Tellulimpoe
1,612
0
0
0
0
12.09
Desa Botto Penno
980
0
0
0
0
7.35
1,423
0
0
0
0
10.67
Nama Kecamatan/Keluruhan
3R (%)
(M3)
(%)
(M3)
TPA (%)
(M3)
(%)
(M3)
Kecamatan Majauleng
Desa Tengnga
Desa Watan Rumpia
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
142
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH Volume Terlayani No.
4
Institusi Pengelola
Tidak Terlayani
Jumlah Penduduk
Timbulan Sampah
(orang)
(M3)
Kelurahan Siengkang
3,18
0.6
0
0
14.3
9.54
Kelurahan Pattirosompe
2,691
0.6
0
0
12.1
8.07
Kelurahan Tempe
6,936
0.6
0
0
31.2
20.81
Kelurahan Maddukkelleng
7,044
0.6
0
0
31.7
21.13
Kelurahan Watallipue
2,621
0.4
0
0
7.9
11.79
Kelurahan Mattirotappareng
3,53
0.5
0
0
13.2
13.24
Kelurahan Laelo
1,692
0.4
0
0
5.1
7.61
Kelurahan Salomenraleng
1,888
0.4
0
0
5.7
8.50
Kelurahan Cempalagi
2,589
0.6
0
0
11.7
7.77
Kelurahan Lapongkoda
6,594
0.5
0
0
24.7
24.73
Kelurahan Teddaopu
5,016
0.5
0
0
18.8
18.81
Kelurahan Padduppa
3,406
0.5
0
0
12.8
12.77
Kelurahan Wiringpalennae
4,115
0.5
0
0
15.4
15.43
Kelurahan Atakkae
4,736
0.5
0
0
17.8
17.76
Kelurahan Sitampae
1,594
0.4
0
0
4.8
7.17
Kelurahan Bulupabbulu
3,949
0.3
0
0
8.9
20.73
Nama Kecamatan/Keluruhan
3R (%)
(M3)
(%)
(M3)
TPA (%)
(M3)
(%)
(M3)
Kecamatan Tempe
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
143
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH Volume Terlayani No.
5
Institusi Pengelola
Tidak Terlayani
Jumlah Penduduk
Timbulan Sampah
(orang)
(M3)
Kelurahan Macero
2,183
0
0
0
0
16.37
Kelurahan Malakke
2,995
0
0
0
0
22.46
Kelurahan Belawa
3,397
0
0
0
0
25.48
Desa Ongkoe
4,396
0
0
0
0
32.97
Desa Leppangeng
4,289
0
0
0
0
32.17
Desa Wele
3,581
0
0
0
0
26.86
Desa Limporilau
3,545
0
0
0
0
26.59
Desa Sappa
4,411
0
0
0
0
33.08
Desa Lautang
3,357
0
0
0
0
25.18
Nama Kecamatan/Keluruhan
3R (%)
(M3)
(%)
(M3)
TPA (%)
(M3)
(%)
(M3)
Kecamatan Belawa
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
144
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH Volume Terlayani No. 6
Timbulan Sampah (M3)
Kelurahan Tancung
2,386
0
0
0
0
17.90
Kelurahan Mappadaelo
2,226
0
0
0
0
16.70
Kelurahan Pincengpute
2,704
0
0
0
0
20.28
Kelurahan Baru Tancung
1,894
0
0
0
0
14.21
Desa Nepo
1,671
0
0
0
0
12.53
Desa Lowa
1,392
0
0
0
0
10.44
Desa Inalipue
2,281
0
0
0
0
17.11
Desa Pakkanna
2,827
0
0
0
0
21.20
Desa Wajoriaja
2,072
0
0
0
0
15.54
Desa Wewangrewu
2,888
0
0
0
0
21.66
Desa Wae Tuwo
2,102
0
0
0
0
15.77
Desa Assorajang
3,963
0
0
0
0
29.72
Desa Ujunge
2,068
0
0
0
0
15.51
Desa Pajalele
1,669
0
0
0
0
12.52
Desa Mario
1,664
0
0
0
0
12.48
Desa Palippu
1,411
0
0
0
0
10.58
Desa Tonralipue
897
0
0
0
0
6.73
Desa Ujung Baru
1,706
0
0
0
0
12.80
Desa Mannagae
2,519
0
0
0
0
18.89
3R (%)
(M3)
Institusi Pengelola (%) (M3)
Tidak Terlayani
Jumlah Penduduk (orang)
Nama Kecamatan/Keluruhan
TPA (%)
(M3)
(%)
(M3)
Kecamatan Tanasitolo
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
145
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Volume Terlayani No.
7
Institusi Pengelola
Tidak Terlayani
Jumlah Penduduk
Timbulan Sampah
(orang)
(M3)
Kelurahan Anabanua
4,441
0
0
0
0
33.31
Kelurahan Dualimpoe
2,858
0
0
0
0
21.44
Kelurahan Tangkoli
1,544
0
0
0
0
11.58
Desa Mattirowalie
2,522
0
0
0
0
18.92
Desa Kalola
1,608
0
0
0
0
12.06
Desa Sogi
1,049
0
0
0
0
7.87
Desa Abbanuangnge
1,434
0
0
0
0
10.76
Desa Minangatellue
850
0
0
0
0
6.38
Nama Kecamatan/Keluruhan
3R (%)
(M3)
(%)
(M3)
TPA (%)
(M3)
(%)
(M3)
Kecamatan Maniangpajo
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
146
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Volume Terlayani No.
8
Institusi Pengelola
Tidak Terlayani
Jumlah Penduduk
Timbulan Sampah
(orang)
(M3)
Kelurahan Solo
2,434
0
0
0
0
18.26
Desa Bola
1,735
0
0
0
0
13.01
Desa Ujung Tanah
1,785
0
0
0
0
13.39
Desa Lempong
2,011
0
0
0
0
15.08
Desa Sanreseng Ade
1,699
0
0
0
0
12.74
Desa Pattangnga
1,328
0
0
0
0
9.96
Desa Balielo
1,937
0
0
0
0
14.53
Desa Manurung
1,595
0
0
0
0
11.96
Desa Lattimu
1,58
0
0
0
0
11.85
Desa Pasir Putih
1,077
0
0
0
0
8.08
Desa Raja Mawellang
2,459
0
0
0
0
18.44
Nama Kecamatan/Keluruhan
3R (%)
(M3)
(%)
(M3)
TPA (%)
(M3)
(%)
(M3)
Kecamatan Bola
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
147
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Volume Terlayani No.
9
Institusi Pengelola
Tidak Terlayani
Jumlah Penduduk
Timbulan Sampah
(orang)
(M3)
Kelurahan Doping
2,688
0
0
0
0
20.16
Desa Padaelo
1,974
0
0
0
0
14.81
Desa Temmabarang
1,909
0
0
0
0
14.32
Desa Penrang
1,104
0
0
0
0
8.28
Desa Lawesso
1,601
0
0
0
0
12.01
Desa Benteng
1,811
0
0
0
0
13.58
Desa Walanga
1,787
0
0
0
0
13.40
Desa Makmur
1,184
0
0
0
0
8.88
812
0
0
0
0
6.09
1,028
0
0
0
0
7.71
Nama Kecamatan/Keluruhan
3R (%)
(M3)
(%)
(M3)
TPA (%)
(M3)
(%)
(M3)
Kecamatan Penrang
Desa Tadangpalie Desa Raddae
Sumber : Kajian Pokja Kab. Wajo
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
148
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Tabel 3.17 Kondisi Prasarana dan Sarana sampah yang ada di Kabupaten/Kota
No
Jenis Prasarana / Sarana
Satuan
Jumlah / Kapasitas
(i) 1
(ii) Pengumpulan Setempat - Gerobak Sampah Gerobak Motor Sampah Penampungan Sementara - Truk Terbuka - Truk Compactor Pengangkutan - Dump Truck - Arm Roll Truck - Trailer Container
(iii)
(iv)
unit
3
unit
10
unit unit unit unit unit
Ritasi / hari
Kondisi
(v)
Tidak Berfungsi (vi)
2
-
-
-
-
-
6 4 -
3 3 -
-
-
- TPS 3R unit 23 5 TPA/TPA Regional - Sanitary Landfill Ha - Controlled landfill Ha - Open dumping Ha 6 Alat Berat - Bulldozerl unit - Whell/truck loader unit - Excavator / backhoe unit 7 IPL - Sistem Sumber : Buku Pengelolaan Persampahan dan RTH, BLD Kab. Wajo
-
2
3
4
Berfungsi
Keterangan (vii)
(Semi) Pengelolaan Akhir Terpusat
-
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
149
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
3.4.3
Peran serta Masyarakat Peran serta masyarakat dapat berupa pengurangan volume sampah mulai dari sumbernya. Program ini dijalankan melalui promosi dan kampanye peningkatan upaya 3R yaitu reduction (pengurangan), reuse (penggunaan kembali), dan recyle (pengolahan). Strategi lainnya yang dilakukan ialah meningkatkan pemahaman tentang pengolahan sampah sejak dini melalui pendidikan di sekolah-sekolah. Perubahan pemahaman bahwa masyarakat bukan hanya sebagai objek tetapi lebih sebagai mitra yang mengandung makna kesetaraan. Hal penting sebagai pola penanganan sampah yang berbasis masyarakat. Menurunnya kepedulian masyarakat dalam hal menjaga kebersihan lingkungan merupakan pemicu terjadinya degrasi kualitas lingkungan. Pada umumnya proses pengelolaan sampah dengan basis partisipasi aktif masyarakat terdiri dari beberapa tahap : 1.
Mengupayakan agar sampah di kelola, dipilah dan diproses tahap awalmulai dari tempat timbulan sampah itu sendiri.
2.
Pada fase awal ditingkat rumah tangga setidaknya diupayakan untuk mengelolah sampah organik menjadi kompos dan sampah organik dipilah serta mengumpulkan menurut jenisnya sehingga memungkinkan untuk di daur ulang.
3.
Pewadahan dan pengumpulan dari wadah tempat timbulan sampah sisa yang sudah di pilah ke tempat pemindahan sementara.
4.
Pengangkutan ke tempat pembuangan atau ke tempat pengelolaan sampah terpadu.
5.
Pengolahan sambah yang tidak memungkinkan untuk diolah di setiap lingkungan rumah tangga di TPS.
Pengangkutan sisa akhir sampah, sampah yang tidak dapat di daur ulang atau tidak dapat dimanfaatkan lagi ke tempat pembuangan sampah terakhir (TPA) a. Bentuk-bentuk Peran Serta Masyarakat Bentuk peran serta masyarakat berdasarkan karakteristik, kemampuan, kesempatan dan kondisi yang ada di masyarakat dapat dikelompokkan : Peran serta pasif : - Sadar akan kebersihan terhadap lingkungan | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
150
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
-
Peran serta ini dalam bentuk tidak membuang sampah sembarangan dan menetapkan sampah pada tempat yang tertutup dan lain-lain Sadar akan kewajiban membayar retribusi Masyarakat menyadari bahwa pengelolaan persampahan memerlukan basa yang besar dan diantaranya dibebankan kepada masyarakat.
Peran serta aktif : - Pengumpulan sampah dengan pola komunal, merupakan tindak nyata dalam memantu pekerjaan institusi pengelolaan kebersihan. - Kontrol social, dengn saling mengingatkan antra anggota masyarakat seperti menegur yang membuang puntung rokok di sembarangan tempat. - Gotong royong dalam hal kebersihan - Turut serta menyediakan sarana kebersihan b. Usaha Peningkatan Peran Serta Masyarakat Kemungkinan yang dapat diterapkan dalam pengembangan peran serta masyarakat adalah : 1.) Penyuluhan sebagai program intersektoral,dengan menyampaiakan : Ancaman bahaya bila sampah tidak dikelola dengan baik. a.) Siklus Pengelolaan Persampahan b.) Pengelolaan sampah yang baik dan benar c.) Pembiayaan d.) Peran anggota masyarakat dan pemerintah daerah 2.) Penyuluhan Umum Sasarannya adalah masyarakat luas, brsifat terbuka,dengan teknik peyampaian langsung maupun tidak langsung, materi satu dengan diatas. 3.) Perlakuan Kejut Penetapan hokum dengan dipersiapkan lebih dahulu dasar hukumnya, petunjuk pelaksana, bentuk sanksi dan aparat pelaksananya. ( Tabel 3.18 Daftar Program/Kegiatan Layanan persampahan Berbasir Masyarakat, Tabel 3.19 Pengelolaan sarana persampahan oleh masyarakat )
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
151
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Tabel 3.18 Daftar Program/Kegiatan Layanan persampahan Berbasis Masyarakat
No
Nama Program/kegiatan
1
TPST 3R ; TPST Sampah Organik
2
Peningkatan Peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan ; Bank Sampah
Pelaksana/PJ
Lokasi
Tahun Program / Kegiatan **)
Peneri ma manfa at***) L
P
Jumlah Sarana
Kondisi Sarana Saat Ini**) Ber fungsi
Tidak Berfun gsi
BLHD
TPA
2009
3 unit
-
SKPD, Sekolah, Masyarakat (Permukiman/P erumahan)
SKPD (4), Sekolah (17), Permukiman (3), TPA (1), Pasar (2)
2010
-
-
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
152
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Tabel 3.19 Pengelolaan sarana persampahan oleh masyarakat
No 1
Jenis Kegiatan Pemilahan sampah di Rumah tangga
2
Pengangkutan sampah ke TPS
3
Pengelolaan sampah: a)
Pengelolaan sampah organik
b)
Pengelolaan sampah non organik
c)
Pengelolaan sampah terpadu
Lokasi -
Kecamatan Tempe
Kelurahan Cempalagi (TPA) Kelurahan Cempalagi (TPA) Kelurahan Cempalagi (TPA)
Lembaga
Kondisi
Kerjasama dengan pihak lain
-
-
-
-
Aktif
-
Iuran sampah Rp.3000,/bln sampai Rp.500.000,/bln
BLHD
Aktif
-
-
BLHD
Aktif
-
-
BLHD
Aktif
-
-
Pengelola
Dinas Tarkim
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
Keterangan
153
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
3.4.4
Komunikasi dan Media Strategi untuk meningkatkan ( sasaran ) sub sektor persampahan adalah : Meningkatkan sinergi antara pihak-pihak pelku pembangunan sanitasi ( pemerintah dan masyarakat ) untuk mengembangkan kampanye dan promosi pengelolaan persampahan Melakukan advokasi yang berkesinambungnan kepada stakeholder kunci ( SKPD, Pantia Anggaran, Bupati Wajo, DPRD, Departemen Teknis, Pemerintah Pusat ) menyusun materi sosialisasi tentang sanitasi Kota Sengkang yang terintegrasiantar SKPD. Memanfaatkan beragam media untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pengelolaan dan pengolahan sampah yang sesuai dengan program pemerintah. Meningkatkan sosialisasi pengelolaan sampah kepada masyarakat sehingga menjangkau seluruh key stakeholder ( Gambar 3.13 Kegiatan Penyuluhan atau sosialisasi yang pernah diikuti di Kabupaten/Kota )
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
154
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Gambar 3.13 Kegiatan Penyuluhan atau sosialisasi yang pernah diikuti di Kabupaten/Kota
Penyuluhan / Sosialisasi
17%
6% 7%
70%
Masalah Sampah dan Kebersihan Lingkungan Air Limbah dan Jamban Keluarga Saluran Air Kotor Air Bersih
Sosialisasi/Penyuluhan Kegiatan terkait Sanitasi di Kabupaten Wajo dilaksanakan di kabupaten maupun di kecamatan. Namun didominasi dengan sosialisasi/Penyuluhan tentang Air Bersih sebanyak 70%. Untuk Masalah Sampah dan Kebersihan Lingkungan hanya sekitar 17%.
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
155
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
3.4.5
Peran Swasta Penanganan persampahan merupakan tugas dari masing-masing pemda. Pemerintah pusat sendiri lebih berperan dalam pembinaan dan pengaturannya saja. Hal ini terkait dengan otonomi daerah yang memberi kewenangan penuh bagi daerah untuk mengurusi keperluannya sendiri termasuk masalah sampah. Namun kondisi perekonomian saat ini sangat menyulitkan daerah untuk membiayai investasi pengelolaan sampah. Keikutsertaan swasta dalam pengelolaan sampah dibutuhkan, mengingat tingginya biaya yang harus dikeluarkan untuk penanganan masalah ini. Peningkatan iklim yang kondusif bagi kemitraan pemerintahswasta seperti pemberian ijin dan kewenangan serta dijaminanya jumlah suplai sampah, merupakan strategi yang harus dilakukan pemerintah. Perangkat hukum yang mengatur mengenai keterlibatan pihak swasta dalam hal pengelolaan sampah sudah ada, yaitu Peraturan Presiden (Perpres) No. 67 Tahun 2005 serta Peraturan Pemerintah (PP) No. 16 Tahun 2005 tentang kerjasama pemerintah dengan badan usaha swasta (KPS) dalam penyediaan infrastruktur penyehatan lingkungan permukiman (PLP). Peran Serta Swasta dalam Bidang Persampahan 1.) Beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam upaya pengembangan peran swasta yaitu : - Aspek Hukum Mencakup hal tentang badan usaha,kedudukan dan daerah usaha, wilayah usaha,penguasaan, nasionalisasi dan perpajakan. - Aspek Teknis Mencakup hal tentang sistem pengelolaan sampah,persyaratan umum, komponen penanganan sampah, kelengkapan pengajuan permohonan. - Aspek Opersional Mencakup hak pengusahaan kepada calon investor, ruang lingkup kepada badan usaha, studi kelayakan, perencanaan teknis, pembiayaan, persiapan pelaksanaan-pelaksanaan fisik, operasi pemeliharaan. - Aspek Keuangan Mencakup komponen biaya investor, sumber dana investasi, fasilitas investasi, kebijaksanaan penetapan tariff, dll. Kegiatan kerjasama pemerintah dan swasta menganut sistem saling menguntungkan maka dengan demikian diharapkan | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
156
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
masyarakat bersedia berpartisipasi dalam penanggulangan sampah secara berkeseimbangan. 2.) Bentuk Peran Serta Swasta Bentuk organisasi swasta yang dapat dikembangkan adalah antara lain : - Usaha Perorangan ( CV ) - Usaha Terbatas ( PT ), atau usaha-usaha lain yang disediakan dengan kondisi setempat. Tugas pemerinyah dalam hal ini pada kegiatan pengawasan, pemantauan dan pengendalin yang telah dibuat. Tugas organisasi swasta adalah menjalankan kewajiban sesuai dengan kesepakatan yang ada. 3.) Kaitan Persampahan dengan Sanitasi Sanitasi adalah pengawasan factor-faktor dalam lingkungn fisik manusia yang dapat menimbulkan pengaruh yang merugikan pada perkembangan jasmani kesehtan dan ketahanan hidupnya. Sanitasi mempunyai ruang lingkup dan orientasi yang menitik beratkan pada pencegahan pennyakit menular. Sama halnya dengan Air Limbah domestik, pengelolaan persampahan kerjasama swasta oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang Lingkungan Hidup. ( Tabel 3.20 Peran Swasta dalam penyediaan layanan pengelolaan persampahan )
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
157
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Tabel 3.20 Peran Swasta dalam penyediaan layanan pengelolaan persampahan
No
1
Nama Provider/Mitra Potensial
LSM Indonesia Hijau
Tahun mulai operasi/ Berkontribusi
2009
Jenis kegiatan/ Kontribusi Terhadap Sanitasi
Pelatihan Pengolahan Limbah, Pembuatan Biogas
Volume
2 keg 2 keg
Potensi Kerjasama
Penyusunan dokumen Tata Lingkungan atau sebagai Pendamping Kegiatan Pemerintah Daerah
Pendampingan kegiatan penjilidan LSM Wajo 2000 / 2010 kapasitas SLBM 2 1 keg Institute (sanitasi lingkungan berbasis masyarakat) Sumber : Buku Pengelolaan Persampahan dan RTH, BLHD Kab. Wajo
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
158
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
3.4.6
Pendanaan dan Pembiayaan Pengolahan persampahan membutuhkan sejumlah dana untuk mendukung investasi,operasi, pemeliharaan, pergantianperalatan serta peningkatan pelayanan. a. Sumber Dana Dana untuk pengolahan persamopaan dan kebersihan suatu kota yang dianggap memadai adalah 5 – 10% dari APBD yang dalam hal ini menunjukkan adanya prioritas penerangan subsector ini. Dana investasi, operasi dan pemeliharaan dapat berasal dari bergai sumber : Diusahakan agar biaya pengelolaan persampahan dapat diperoleh dari masyarakat ( self financing ) APBD TK – II APBD TK – I APBN Pusat Pinjaman dari dalam dan luar negeri b. Penentuan Biaya Struktur biaya dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian besar, yaitu : Biaya investasi Biaya operasi dan pemeliharaan Biaya investasi Pengadaan prasarana dan sarana Pengadaan perangkat lunak seperti studi / perencanaan induk program persampahan, penyusunan sistem prosedur, pendidikan dan latihan awal. Start up, biaya insidentil penerapan sistem baru Biaya operasi dan pemeliharaan : Gaji dan Upah Transportasi dan bahan bakar dan lain-lain Perawatan dan perbaikan Pendidikan dan latihan awal Administrasi kantor dan lapangan Dan Lain-lainnya c. Retribusi Bagi masyarakat yang memperoleh pelayanan persampahan dari pemerintah ataupengelola sampah sedapat mungkin diperhitungkan dengan matang. Retribusi diusahakan untuk dapat mencapai kondisi pengelolaan yang mampu membiayai sendiri. Perhitungan bear | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
159
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
retribusi dilakukan dengan cara klasifikasi langganan dan prinsip subsidi silang. Pelaksanaan penarikan retribusi dilakukan pengaturan sebagai berikut: Disusun sistem penarikan pengendalian pemungutan yang efektif Dibagi dalam wilayah penagihan Didasarkan pada target, penagihan mulai dilaksanakan setelah pelayanan berjalan Teratur Struktur tarif dalam Perda perlu dipublikasikan Untuk meningkatkan efesiensi penagihan retribusi, sebaiknya pemerintah daerah melakukan penjajangan kemungkinan mengaitkannya dengan air minum atau rekening listrik. (Tabel 3.21 Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi Komponen Persampahan kabupaten Wajo Thn 2009.-2013 , Tabel 3.22 Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi Komponen Persampahan Kab. Wajo Thn 2009 – 2013 )
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
160
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Tabel 3.21 Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi Komponen Persampahan kabupaten Wajo Tahun 2009 - 2012
No
Belanja (Rp)
Komponen
2009
2010
Rp
2
Sampah (2a+2b)
Rp 497.915.000
Rp 170.890.000
Rp 404.720.000
Rp 428.697.000
Pendanaan Investasi Sampah
Rp
Rp
Rp
Rp
2.b 2.c 3
Pendanaan OM yang dialokasikan dalam APBD Perkiraan biaya OM berdasarkan infrastruktur terbangun Drainase (3a+3b)
-
-
Rp
-
Rp
-
-
Rp Rp 1.485.415.500 Rp -
Rp 497.915.000
Rp 170.890.000
Rp 404.720.000
Rp 428.697.000
Rp 1.485.415.500
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp -
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
-
Rp
-
Aspek Promosi Higiene dan Rp - Rp - Rp Sanitasi Sumber : Laporan Capaian Kinerja Fisik dan Keuangan Kab. Wajo Tahun 2009 - 2013 4
-
2013
Air Limbah (1a+1b)
-
Rp
2012
1
2.a
-
2011
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
161
Rp Rp -
Rata-Rata Pertumbuhan (%) 723,6
723,6
-
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Tabel 3.22 Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi Komponen Persampahan Kabupaten Wajo Thn 2009. - 2012
No 1 2 2.a
Komponen
3
2009
2010 Rp
-
Rp
2012
Rp
Retribusi Sampah Realisasi Retribusi
Rp 85.684.000 Rp 85.684.000
Rp 82.275.000 Rp 82.275.000
Rp 75.219.000 Rp 75.219.000
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Retribusi Drainase
-
2011
Retribusi Air Limbah
2.b Potensi Retribusi
Rata-Rata Pertumbuhan (%)
Belanja (Rp)
Sumber : Laporan Capaian Kinerja Fisik dan Keuangan Kab. Wajo Tahun 2009 - 2013
-
Rp Rp 91.816.500 Rp 91.816.500 Rp Rp -
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
2013 Rp
-
Rp 92.500.000 Rp 92.500.000 Rp
-
Rp
-
162
410,26
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
3.4.7
Permasalah Mendesak Di Kabupaten Wajo, terkait pengelolaan persampahan masih sangat kurang di lingkungan masyarakat. Kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan, sarana pengelolaan sampah perlu ditingkatkan lagi. ( Tabel 3.23 Permasalahan Mendesak )
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
163
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Tabel 3.23 Permasalahan Mendesak No
Permasalahan Mendesak
1
Masih kurangnya disiplin masyarakat dalam membuang sampah ke tempat sampah, seperti tidak tepat waktu, tidak tepat cara dan tidak tepat tempatnya. Pedagang kaki lima dan pengemudi angkutan umum dan pengendara mobil pribadi yang membuang sisa bungkusan makanan atau minuman,tissue dan sampah di jalan Masih ada masyarakat yang belum memanfaatkan 3R Masih ada masyarakat yang membakar atau membuang sampah
2 3 4 5
Sistem open dumping sudah tidak sesuai lagi sebagai sarana pengelolahan sampah di Kota Sengkang
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
164
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
3.5 Pengelolaan Drainase Kota Dalam sistem pengelolaan jaringan drainase Kota Sengkang perlu perhatian yang serius, sebab secara umum topografi wilayah Kota Sengkang termasuk dataran rendah terhadap (Danau Tempe), sehingga perlunya sistem yang bagus agar tidak terjadi luapan akibat bertemunya beberapa saluran. Selain itu sistem pembagian wewenang penanganan drainase dengan SKPD belum ada penanganan yang terintegrasi satu dengan yang lainnya. Secara umum kondisi drainase di Kota Sengkang masih banyak yang terbuka dan sebagian kecil yang tertutup. Kondisinya banyak mengalami penurunan kualitas seperti terjadinya penyumpatan dan tidak berfungsinya manhole. Keadaan ini sangat mengkhawatirkan bagi penduduk dan pengguna jalan apabila terjadi genangan air akibat peningkatan intensitas curah hujan. Tujuan Sektor Drainase Kota yakni Meningkatkan lingkungan yang sehat dan bersih di Kota Sengkang melalui penyediaan sarana dan prasarana drainase. Sedangkan Sasaran Sektor Drainase Kota yaitu Tersedianya dokumen perencanaan sistem drainase kota yang terintegrasi pada tahun 2018, dan Berkurangnya luas genangan di Kota Sengkang dengan memperioritaskan penanganan di wilayah genangan pada tahun 2018. 3.5.1 Kelembagaan Penanganan Drainase di Kabupaten Wajo ditangani oleh Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya, baik pengelolaan, pembangunan maupun pemeliharaan drainase. ( Tabel 3.24 Daftar pemangku kepentingan yang terlibat dalam pengelolaan drainase perkotaan, Tabel 3.25 Daftar peraturan terkait drainase perkotaan )
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
165
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH Tabel 3.24 Daftar pemangku kepentingan yang terlibat dalam pengelolaan drainase perkotaan PEMANGKU KEPENTINGAN FUNGSI
Pemerintah Kabupaten/Kota
Swasta
Masyarakat
-
-
-
-
-
-
Menyediapkan advis planning untuk pengembangan kawasan permukiman, termasuk penataan drainase perkotaan di wilayah yang akan dibangun
-
-
Memastikan integrasi sistem drainase perkotaan (sekunder) dengan sistem drainase sekunder dan primer
-
-
Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan drainase perkotaan Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan drainase perkotaan
-
-
-
PERENCANAAN Menyusun target pengelolaan drainase perkotaan skala kab/kota Menyusun rencana program drainase perkotaan dalam rangka pencapaian target Menyusun rencana anggaran program drainase perkotaan dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA Menyediakan / membangun sarana drainase perkotaan PENGELOLAAN Membersihkan saluran drainase perkotaan Memperbaiki saluran drainase perkotaan yang rusak Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (saluran drainase perkotaan) dalam pengurusan IMB PENGATURAN DAN PEMBINAAN
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
166
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
PEMANGKU KEPENTINGAN FUNGSI
Pemerintah Kabupaten/Kota
Swasta
Masyarakat
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan drainase perkotaan skala kab/kota
-
-
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan drainase perkotaan
-
-
-
-
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan drainase perkotaan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas kemacetan fungsi drainase perkotaan Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Wajo
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
167
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH Tabel 3.25 Daftar peraturan terkait drainase perkotaan
Substansi DRAINASE PERKOTAAN Target capaian pelayanan pengelolaan Drainase Perkotaan di Kab/Kota ini
Ketersediaan Ada Tidak Ada (Sebutkan)
Efektif Dilaksanakan
Pelaksanaan Belum Efektif Dilaksanakan
Tidak Efektif Dilaksanakan
-
-
-
-
-
Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam menyediakan layanan Drainase Perkotaan
-
-
-
-
-
Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dan usaha dalam pengelolaan Drainase Perkotaan
-
-
-
-
-
Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana drainse perkotaan, dan menghubungkannya dengan sistem Drainase Perkotaan
-
-
-
-
-
Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk memelihara sarana Drainase Perkotaan sebagai saluran pematusan air hujan
-
-
-
-
-
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Wajo
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
168
Keterangan
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
3.5.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan Selain berfungsi penyalur air hujan, saluran darinase di kawasan permukiman di Kota Sengkang juga berfungsi sebagai penyalur air bekas mandi, mencuci dan memasak. Air limbah tersebut disalurkan langsung ke saluaran-saluran drainase di tepi jalan (side drain) yang umumnya terbuka. Permasalahan yang sering dijumpai akibat kondisi sistem seperti ini adalah di musim kemarau terjadi aliran yang lampat dengan kedalaman air di saluran yang kecil sekali, sehingga akan timbul endapan-endapan dan memberi kesempatan berkembangbiaknya vektor penyakit seperti, nyamuk, lalat dan insekta lainnya. Baru di musim hujan air mengalir lancar, akan tetapi karena kapasitas tampungan terbatas maka air meluap dan menggenangi daerah sekitarnya. Saluran drainase di Kota Sengkang baru berpusat pada daerah pusat kota dan jalan utama saja. Sedangkan di luar kawasan perkotaan masih berupa saluran alami sehingga mengakibatkan permasalahan genangan air pada daerah yang tidak memiliki saluran drainase. Secara umum sistem drainase yang ada di Kota Sengkang adalah melalui selokan/parit baik berasal dari KM/WC maupun dari dapur/tempat cuci. Kemudian mengalir ke sungai yang ada di sekitarnya tanpa ada pengolahan terlebih dahulu. Sedangkan masyarakat yang bermukim di sepanjang sungai dan danau langsung membuang air limbah ke sungai dan ke danau. Semua sistem saluran drainase di Kota Sengkang bermuara di sungai dan danau. ( Gambar 3.14 Grafik persentase rumah tangga yang mengalami banjir rutin, Peta 3.4 Peta jaringan drainase dan wilayah genangan Kabupaten/Kota, Gambar 3.15 Diagram Sistem Sanitasi pengelolaan drainase perkotaan, Tabel 3.26 Cakupan layanan pengelolaan drainase yang ada di Kabupaten/Kota, Tabel 3.27 Kondisi sarana dan prasarana drainase di Kabupaten/Kota )
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
169
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Gambar 3.14 Grafik persentase rumah tangga yang mengalami banjir rutin
Apakah Banjir Bisa Terjadi Secara Rutin?
38% Ya
62%
Tidak
Berdasarkan hasil Studi EHRA menunjukkan bahwa di Kabupaten Wajo masih beresiko tinggi atas banjir rutin terlihat dari persentase rumah tangga yang mengalami banjir rutin sebesar 62% dan sisanya 38% tidak mengalami banjir rutin.
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
170
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH Peta 3.4 Peta jaringan drainase dan wilayah genangan Kabupaten/Kota
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
171
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Gambar 3.15 Diagram Sistem Sanitasi pengelolaan drainase perkotaan
Produk Input
(A) User Interface
(B) Pengumpulan & Penampungan/ Pengolahan Awal
(C) Pengangkutan/ Pengaliran
(D) (Semi) Pengolahan Akhir Terpusat
(E) Daur Ulang dan/atau Pembuangan Akhir
Grey Water
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
172
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Tabel 3.26 Cakupan layanan pengelolaan drainase yang ada di Kabupaten Wajo
No. 1.
Nama Kecamatan/Kelurahan
Luas
Wilayah Genangan Ketinggian Lama Frekuensi
Penyebab
(Ha)
(M)
(Jam/Hari)
Kali/Tahun)
0.30
720 0 0 720 720
1 0 0
Pasang Pasang
0
-
Kecamatan Sabbangparu
Desa Liu
1.38
Desa Ugi
1.80
1 0 0 1 1
Desa Ujung Pero
1.78
1,5
2160
Desa Wage
0.24
1
1440
Desa Worongnge
2.30
1
4320
Desa Salotengnga
1.94
1
720
Desa Pallimae
1.60
1
720
Desa Mallusesalo
5.72
1
1440
Desa Pasaka
0.24
1
720
Desa Tadangpalie
1.12
1
720
Desa Benteng Lompoe
1.83
1,5
720
0
0
0
Kelurahan Walennae Kelurahan Talotenreng
0
Kelurahan Sompe
0
Desa Bila
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
173
PPSP WAJO
No. 2.
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Nama Kecamatan/Kelurahan
Luas
Wilayah Genangan Ketinggian Lama Frekuensi
Penyebab
(Ha)
(M)
(Jam/Hari)
Kali/Tahun)
0
0
0
0
-
Kelurahan Cina
1.00
2
720
Desa Lempa
1.03
1
720
Desa Patila
0.46
1
720
Desa Kampiri
0.61
2
1440
0
0
0
0
-
Desa Lagosi
3.57
2
720
Desa Pallawarukka
3.71
2,5
720
0
0
0
0
-
Desa Lampulung
4.32
1,5
720
Desa Watampanua
3.37
2,5
720
Desa Tadangpalie
3.33
1,5
720
Desa Simpurusia
0
0
0
0
-
Desa Tobatang
0
0
0
0
-
1.31
1
720
Kecamatan Pammana Kelurahan Pammana
Desa Lapaukke
Desa Wecudai
Desa Abbanuangnge
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
174
PPSP WAJO
No. 3.
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Nama Kecamatan/Kelurahan
Luas
Wilayah Genangan Ketinggian Lama Frekuensi
Penyebab
(Ha)
(M)
(Jam/Hari)
Kali/Tahun)
Kelurahan Paria
0
0
0
0
Kelurahan Limpomajang
0
0
0
0
Kelurahan Macanang
0
0
0
0
Kelurahan Uraiyang
0
0
0
0
Desa Tosora
0
1
0
0
Desa Cinnong Tabi
0
0
0
0
Desa Rumpia
0
0
0
0
Desa Laerung
0
0
0
0
Desa Lamiku
0
0
0
0
Desa Botto Benteng
0
0
0
0
Desa Botto Tanre
0
0
0
0
Desa Tua
0
1
0
0
Desa Tajo
0
1
0
0
Desa Tengnga
0
0
0
0
-
Desa Liu
0
0
0
0
-
Desa Tellulimpoe
0
1
0
0
-
Desa Botto Penno
0
0
0
0
-
Desa Watan Rumpia
0
0
0
0
-
Kecamatan Majauleng
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
175
PPSP WAJO
No. 4.
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Nama Kecamatan/Kelurahan
(Ha)
(M)
(Jam/Hari)
2.07
1
1440
0
0
0
Kelurahan Tempe
2.35
1
720
Kelurahan Maddukkelleng
3.45
1
1440
Kelurahan Watallipue
2.56
1,5
2160
Kelurahan Mattirotappareng
3.42
1,5
2160
Kelurahan Laelo
2.46
2,5
4320
Kelurahan Salomenraleng
2.85
2,5
1440
Kelurahan Cempalagi
0
0
Kelurahan Lapongkoda
0
Kelurahan Teddaopu
Penyebab
0
-
0
0
-
0
0
0
-
0.75
1,5
720
Kelurahan Padduppa
1.15
2
720
Kelurahan Wiringpalennae
1.10
2
720
Kelurahan Atakkae
0.50
1,5
720
Kelurahan Sitampae
1.04
1,5
720
0
0
0
0
-
Kelurahan Pattirosompe
Kelurahan Bulupabbulu
5.
Kali/Tahun)
Kecamatan Tempe Kelurahan Siengkang
No.
Luas
Wilayah Genangan Ketinggian Lama Frekuensi
Nama Kecamatan/Kelurahan
Luas
Wilayah Genangan Ketinggian Lama Frekuensi
(Ha)
(M)
(Jam/Hari)
Kelurahan Macero
4.52
1
720
Kelurahan Malakke
4.14
1
720
Kelurahan Belawa
1.82
1
720
0
0
0
1.31
1
720
0
0
0
4.80
1
720
0
0
0
3.86
1
720
Kali/Tahun)
Penyebab
Kecamatan Belawa
Desa Ongkoe Desa Leppangeng Desa Wele Desa Limporilau Desa Sappa Desa Lautang
0
-
0
-
0
-
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
176
PPSP WAJO
No. 6.
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Nama Kecamatan/Kelurahan
Luas
Wilayah Genangan Ketinggian Lama Frekuensi Kali/Tahun)
Penyebab
(Ha)
(M)
(Jam/Hari)
Kelurahan Tancung
2.21
1
720
Kelurahan Mappadaelo
0.45
1
720
Kelurahan Pincengpute
0.36
1
720
Kelurahan Baru Tancung
0.75
1
720
Desa Nepo
2.27
1
720
Desa Lowa
0
1
720
0
-
Desa Inalipue
0
0
0
0
-
Desa Pakkanna
0.91
1
720
Desa Wajoriaja
0
0
0
0
-
Desa Wewangrewu
0
0
0
0
-
Desa Wae Tuwo
0
0
0
0
-
Desa Assorajang
1.44
1
720
Desa Ujunge
1.03
1
720
Desa Pajalele
1.64
1
720
Desa Mario
0
0
0
0
-
Desa Palippu
0
0
0
0
-
Desa Tonralipue
0
0
0
0
-
Desa Ujung Baru
0
0
0
0
-
Desa Mannagae
0
0
0
0
-
Kecamatan Tanasitolo
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
177
PPSP WAJO
No. 7.
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Nama Kecamatan/Kelurahan
Luas
Wilayah Genangan Ketinggian Lama Frekuensi
Penyebab
(Ha)
(M)
(Jam/Hari)
Kali/Tahun)
Kelurahan Anabanua
0
0
0
0
-
Kelurahan Dualimpoe
0
0
0
0
-
Kelurahan Tangkoli
0
0
0
0
-
Desa Mattirowalie
0
0
0
0
-
Desa Kalola
0
0
0
0
-
Desa Sogi
0
0
0
0
-
Desa Abbanuangnge
0
0
0
0
-
Desa Minangatellue
0
0
0
0
-
Kecamatan Maniangpajo
No.
Nama Kecamatan/Kelurahan
Luas
Wilayah Genangan Ketinggian Lama Frekuensi
(Ha)
(M)
0.97
1
0
0
1.69
1
Desa Lempong
0
Desa Sanreseng Ade Desa Pattangnga
Penyebab
(Jam/Hari)
Kali/Tahun)
0
0
-
0
0
0
-
0
0
0
0
-
0
0
0
0
-
3.08
1
Desa Manurung
0
0
0
0
-
Desa Lattimu
0
0
0
0
-
Desa Pasir Putih
0
0
0
0
-
0.58
1
8 Kecamatan Bola Kelurahan Solo Desa Bola Desa Ujung Tanah
Desa Balielo
Desa Raja Mawellang
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
178
PPSP WAJO
No. 9.
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Nama Kecamatan/Kelurahan
Luas
Wilayah Genangan Ketinggian Lama Frekuensi
Penyebab
(Ha)
(M)
(Jam/Hari)
Kali/Tahun)
Kelurahan Doping
0
0
0
0
-
Desa Padaelo
0
0
0
0
-
Desa Temmabarang
0
0
0
0
-
Desa Penrang
0
0
0
0
-
Desa Lawesso
0
0
0
0
-
Desa Benteng
0
0
0
0
-
Desa Walanga
0
0
0
0
-
Desa Makmur
0
0
0
0
-
Desa Tadangpalie
0
0
0
0
-
Desa Raddae
0
0
0
0
-
Kecamatan Penrang
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
179
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Tabel 3.27 Kondisi sarana dan prasarana drainase di Kabupaten/Kota Kondisi
No
Jenis Prasarana / Sarana
Satuan
Jumlah / Kapasitas
(i) 1
(ii)
(iii)
(iv)
Komp.BTN Pepabri Serikaya Jl. Sawerigading - Jl. W.R.Monginsidi - Jl. Nuri - Jl. S.Cenranae
m'
2757,31
-
Jl. Pisang - Jl. Latenri Bali - Jl. Ahmad Yani - Jl. Lasangkuru Jl. Amanagappa - Jl. Mesjid Raya - Jl. Belibis - Jl. Sungai
m'
1121,43
-
Jl. Cendana - Jl. Pahlawan - Jl. Sulawesi - Jl. Irian - Jl. R.A.Kartini - Jl. A.Malingkaan - Jl. Lapabbe - Jl. H.A.Ninnong - Jl. S.Cenranae
m'
1570,17
-
Jl. Kejaksaan - Jl. Anggrek - Jl. Flamboyan - Jl. A.Macca Amirullah - Jl. A.Pawellangi Jl. Melati - Jl. Kenanga - Jl. Bau Mahmud - Jl. A.Paggaru Jl. H.A.Ninnong - Jl. S.Cenranae
m'
2231,51
-
Jl. Beringin - Jl. Rusa - Jl. Lembu - Jl. Bau Baharuddin Jl. A.Parenrengi - Jl. Bau Munawarah - Jl. Lapaddaga Jl. A.Paggaru - Jl. H.A.Ninnong - Jl. S.Cenranae
m'
3033,81
-
Berfungsi (v)
Tidak Berfungsi (vi)
Keterangan (Kali/tahunan) (vii)
Saluran Primer
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
180
PPSP WAJO
No (i) 2
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Jenis Prasarana / Sarana (ii) Saluran Sekunder - Jl. Rusa - Jl. Beringin - Jl. Lembu Jl. Gabus Jl. Bau Baharuddin Jl. Kejaksaan Jl. Lapawennari Jl. Andi Parenrengi Jl. H.Bahe Jl. Rejeki Jl. A.Magga Amirullah Jl. Pengadilan Jl. Anggrek Jl. Bau Munawarah Jl. A.macca Amirullah Jl. A.Koro Jl. Flamboyan Jl. Veteran Jl. Lapaddaga Jl. Bau Mahmud Jl. Nusa Indah Jl. Empat Lima Jl. A.Paggaru Jl. Lacilellang Jl. Melati Jl. Mawar Jl. Kenanga Jl. Jawa Jl. Udang Jl. H.A.Muri Jl. Lapabbe Jl. A.Malingkaan Jl. Kalimantan
Satuan
Jumlah / Kapasitas
(iii) m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m'
Kondisi
(iv)
Berfungs i (v)
Tidak Berfungsi (vi)
8310 1696 1838 0938 2462 1220 0532 1258 0662 0518 1594 0524 0616 1286 1370 0692 0750 1704 0612 1410 0260 1086 1588 1072 0538 0248 0722 0518 0604 0404 0710 0706 0634
-
Keterangan (Kali/tahunan)
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
(vii)
181
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
No
Jenis Prasarana / Sarana
Satuan
Jumlah / Kapasitas
(i)
(ii)
(iii) m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m'
(iv) 1034 0560 1222 0886 0620 1124 0782 1582 0474 0426 1114 1216 1010 0666 0392 0274 0866 0740 0244 0516 0486 0440 0234 0474 0170 0558 1284 0524 0144 0472 0764 0322 0378 0782 1146
Jl. Sulawesi Jl. Jati Jl. Cendana Jl. R.A.Kartini Jl. Sumatra Jl.Irian Jl. Maluku Jl. Pahlawan Jl. Nusa Tenggara Jl. Gunung Pattirosompe Jl. Bhayangkara Jl. S.Walennae Jl. S.Cenranae Jl. Muhammadiyah Jl. Datuk Sulaeman Jl. Lasalewangeng Totenreng Jl. Lamungkace Toaddamang Jl. A.Oddang Jl. S.Kalola Jl. K.H.As'ad Jl. S.Bulete Jl. Puangrimaggalatung Jl. Latenrilait Tosengngeng Jl. Lasangkuru Jl. Lontar Jl. Tomaddualeng Jl. Tolanca Jl. Amanagappa Jl. Lamaddukkelleng Jl. Belibis Jl. A.Pallawarukka Jl. Lombok Jl. Tomat Jl. Nangka Jl. Kelapa
Kondisi Berfungs i (v)
Tidak Berfungsi (vi) -
Keterangan (Kali/tahunan)
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
(vii)
182
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
No
Jenis Prasarana / Sarana
Satuan
Jumlah / Kapasitas
(i)
(ii)
(iii) m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m'
(iv) 4548 0430 0218 0114 1286 0752 1300 0448 0750 1000 2000 3776 0670 0208 0232 0742 1170 0438 0608 0420 0528 0484 0360 0478 0168 1178 0600 3116 1122 3496 3324 0626 0'348 1034
Jl. Serikaya Jl. Nenas Jl. Durian Jl. Langsat Jl. Jambu Jl. A.Tanjong Jl. Merpati Jl. Bangau Jl. Nuri Jl. Tekukur Jl. Elang Jl. K.C.Kirana Jl. A.Pawellangi Jl. Bete Jl. Belanak Jl. Jangko Jl. Kandea Jl. Bali Jl. Timor Timur Jl. Latenri Bali Jl. Empat Puluh Ribu Jl. S.Siwa Jl. S.Bila Jl. S.Gilireng Jl. Mangga Jl. Pipit Jl. Mesjid Raya Jl. Sawerigading Jl. Gelatik Jl. Angsa Jl. Garuda Jl. Teratai Jl. Emmy Saelan Jl. Dahlia
Kondisi Berfungs i (v)
Tidak Berfungsi (vi) -
Keterangan (Kali/tahunan)
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
(vii)
183
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
No
Jenis Prasarana / Sarana
Satuan
(i)
(ii)
(iii) m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m' m'
Jl. Seroja Jl. Batam Jl. Bau Baharuddin II Jl. Asoka Jl. A.Toppo Jl. Pisang Jl. Beringin I Jl. Andi Jalante Jl. Macan Jl. Murni Jl. Bau Baharuddin I Jl. A. Massalissi Jl. Beringin II Jl. A.Hasan Amirullah Jl. Syekh Abdul Bazam Jl. Stasiun Jl. Masjid Taqwa Jl. K.H.Syarif Nur Jl. Latsitarda I Jl. Latsitarda II 3 Bangunan Pelengkap - Rumah Pompa - Pintu Air Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Wajo
Jumlah / Kapasitas (iv) 1000 0242 0962 354 0720 0336 0554 0510 0458 1032 0394 0198 5908 0238 0302 0224 0610 0614 0236 0430 3
Kondisi Berfungs i (v)
Tidak Berfungsi (vi) -
Keterangan (Kali/tahunan)
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
(vii)
184
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
3.5.3 Peran Serta Masyarakat Dalam hal pembangunan drainase dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo, masyarakat hanya membantu dalam hal pembersihan. (Tabel 3.29 Kodisi sarana dan prasarana drainase perkotaan oleh masyarakat, Tabel 3.28 daftar Program/Kegiatan Layanan Drainase Perkotaan Yang Berbasis Masyarakat)
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
185
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Tabel 3.28 daftar Program/Kegiatan Layanan Drainase Perkotaan Yang Berbasis Masyarakat
No
Nama Program/kegiatan
Pelaksana/PJ
Lokasi
Tahun Program/ Kegiatan**)
1 2
-
-
-
-
Penerima Kondisi Sarana Saat manfaat***) Jumlah Ini**) Sarana Tidak L P Berfungsi Berfungsi -
Total
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
186
-
-
-
-
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Tabel 3.29 Kodisi sarana dan prasarana drainase perkotaan oleh masyarakat
No
Jenis Kegiatan
Lokasi
1 2
-
-
Pengelola Lembaga -
Kondisi -
Iuran
Keterangan
-
-
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
187
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
3.5.4
Komunikasi dan Media Melakukan advokasi yang bekesinambungan kepada stakeholder kunci ( SKPD, Panitia Anggaran, Bupati Wajo, DPRD,Departemen Teknis, Pemerintah Pusat ) dengan menyusun materi sosialisasi tentang sanitasi Kota Sengkang yang terintegrsi antar SKPD. Memanfaatkan beragam media untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pengelolaaan drainase lingkungan. Meningkatkan sosialisasi pengelolaan drainase lingkungan lingkungan kepada masyarakat sehingga masyarakat menyadari arti penting pembangunan sanitasi bagi kemajuan roda perekonomian, dan diusahakan dapat menjangkau seluruh key stakeholder. Meningkatkan sinergiantara pihak-pihak pelaku pembangunan sanitasi untuk mengembangkan kampanye dan promosi pemeliharaan dan pembangunan drainase lingkungan. ( Gambar 3.16 Kegiatan Penyuluhan atau sosialisasi yang pernah diikuti di Kabupaten/Kota )
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
188
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Gambar 3.16 Kegiatan Penyuluhan atau sosialisasi yang pernah diikuti di Kabupaten/Kota
Penyuluhan / Sosialisasi
17%
6% 7%
70%
Masalah Sampah dan Kebersihan Lingkungan Air Limbah dan Jamban Keluarga Saluran Air Kotor Air Bersih
Sosialisasi/Penyuluhan Kegiatan terkait Sanitasi di Kabupaten Wajo dilaksanakan di kabupaten maupun di kecamatan. Namun didominasi dengan sosialisasi/Penyuluhan tentang Air Bersih sebanyak 70%. Saluran Air Kotor hanya memiliki persentase sebesar 7%
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
189
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
3.5.5 Peran Swasta Dalam hal pengelolaan drainase di Kabupaten Wajo, tidak melibatkan peran swasta. Program kegiatan yang mendukung pengelolaan drainase merupakan peran serta pemerintah daerah. ( Tabel 3.30 Penyediaan layanan pengelolaan drainase perkotaan yang ada di Kabupaten/Kota )
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
190
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Tabel 3.30 Penyediaan layanan pengelolaan drainase perkotaan yang ada di Kabupaten Wajo
No
Nama Provider/Mitra Potensial
Tahun mulai operasi/ Berkontribusi
Jenis kegiatan/ Kontribusi Terhadap Sanitasi
Volume
Potensi Kerjasama
1
-
-
-
-
-
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
191
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
3.5.6 Pendanaan dan Pembiayaan Pembangunan drainase dan pengembangan serta pemeliharaannya dibiayai langsung pemerintah, dengan sumber dana APBN, APBD I dan APBD II. ( Tabel 3.31 Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi per Komponen Drainase Perkotaan Kab.Wajo Thn 2009 – 2012, Tabel 3.32 Realisasi dan Potensi Sanitasi Komponen Drainase Perkotaan Kab.Wajo Thn 2009 – 2012)
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
192
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Tabel 3.31 Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi per Komponen Drainase Perkotaan Kabupaten Wajo Tahun 2009 - 2013
No 1
Komponen
Rata-Rata Pertumbuhan (%)
Belanja (Rp) 2009
2010
2011
Drainase (3a+3b) Rp 499.769.000 Rp 1.076.856.000 Rp 1.292.423.000 Pendanaan Investasi 1.a Drainase Pendanaan OM yang Rp Rp Rp 1.b dialokasikan dalam APBD Perkiraan biaya OM 1.c berdasarkan infrastruktur terbangun Sumber : Laporan Capaian Kinerja Fisik dan Keuangan Kab. Wajo Tahun 2009 - 2013
2012
2013
Rp 2.664.642.720
Rp 4.657.095.000
Rp
Rp
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
200.000.000
193
143,29
-
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Tabel 3.32 Realisasi dan Potensi Sanitasi Komponen Drainase Perkotaan Kabupaten Wajo Tahun 2009 - 2013
No
SKPD
1 Retribusi Drainase 1.a Realisasi Retribusi 1.b Potensi Retribusi
2009
2010
2011
2012
2013
Rata-Rata Pertumbuhan (%)
-
-
-
-
-
-
Retribusi Sanitasi Tahun (Rp)
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
194
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
3.5.7 Permasalan Mendesak Kondisi drainase di Kabupaten Wajo masih sangat perlu perhatian dalam hal pembangunan, pemeliharaan dan peningkatan. Hal tersebut memerlukan anggaran yang besar dalam pelaksanaannya, sehingga Pemerintah Daerah harus menjadikan hal tersebut adalah prioritas perencanaan pembangunan. Perlunya lembaga khusus sebagai pengelola sistem drainase perkotaan. ( Tabel 3.33 Permasalahan mendesak )
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
195
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Tabel 3.33 Permasalahan mendesak
No
Permasalahan Mendesak
1
Keterbatasan Anggaran SKPD yang membidangi pembangungan/pemeliharaan drainase perkotaan
2
Belum adanya Lembaga formal Pengelola Sistem Drainase Perkotaan di tingkat kelurahan sehingga masih menjadi tanggungjawab SKPD teknis terkait
3
Perlu dilakukan perencanaan/survey yang lebih detail sebagai tindak lanjut dari dokumen masterplan drainase Kota Sengkang
4
Kondisi Sistem Drainase (Fisik) baik Primer maupun Sekunder Perkotaan masih memerlukan pembangunan/pemeliharaan dan peningkatan
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
196
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
3.6 Pengelolaan Komponen terkait Sanitasi 3.6.1 Pengelolaan air Bersih Untuk kebutuhan air bersih penduduk Kabupaten Wajo, sampai saat ini sebagian besar masih memanfaatkan air permukaan, air tanah dalam sebagai sumber air bagi keperluan rumah tangga yaitu untuk MCK maupun untuk air minum. Layanan air Minum di Kota sengkang sendiri dilaksanakan atas prakarsa masyarakat, PDAM dan program-program terkait antara lain Pamsimas, PNPM, serta program rutin darfi dinas terkait melalui DAK. Program pembangunan air minum sebelumnya yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah, antara lain melalui proyek Pembangunan Sarana dan Prasarasana Air Minum Perkotaan dan Perdesaan. Adapun Tujuan dan sasaran Sektor Air Bersih, yaitu : Tujuan Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Wajo melalui peningkatan cakupan layanan air bersih. Sasaran 1. Meningkatkan cakupan pelayanan air bersik Kabupaten Wajo pada tahun 2018. 2. Terjaganya supply air secara kualitas dan kuantitas dari sumber secara terus menerus. 3. Menurunkan kehilangan air pada tahun 2018. 4. Meningkatkan kepedulian akan pentingnya air bersih. Sistem dan Cakupan Pelayanan Untuk memenuhi kebutuhan air bersih Kabupaten Wajio disupplay dari instansi pengolahan PDAM dengan kapasitas produksi 81,71 L/dt. Saat ini jumlah sambungan rumah PDAM baru 7.028 KK atau 59,1 % Cakupan Pelayanan PDAM di kota Sengkang. Beberapa kecamatan belumterlayani dengan sistim pelayanan air bersih yang memadai kedepan akan menjadi perhatian pemerintah dalam program pencapaian sasaran MDGs bidang air minum. Tantangan Pembangunan Sanitasi di Kota Sengkang Keberlanjutan hasil pembangunan merupakan isu yang perlu mendapatkan penanganan bersama dan menjadi prioritas utama dalam pembangunan sanitasi. Pengalaman menujukkan pelaksanaan pembangunan sanitasi dengan melibatkan masyarakat secara penuh sejak pengambilan keputusan sampai dengan pengelolaan menujukkan hasil lebih baik dan berkelanjutan yang ditandai dengan dukungan peran serta masyarakat,fungsi kelembagaan pengelola, penyiapan dana operasi dan pemeliharaan oleh masyarakat, tepat gunanya teknologi yang dipilih berdasarkan kemampuan masyarakat serta | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
197
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
dijadikannya aspek penanganan lingkungan sebagai bagian dari proyek. Sebaiknya proyek sanitasi yang beriorentasi pada target fisik saja tanpa memberdayakan masyarakat sebagai pelaku dan pengambil keputusan utama maka proyek tersebut tidak berkelanjutan dikarenakan masyarakat tidak merasa memiliki. Lokakarya pembangunan sanitasi Kota Sengkang yang diikuti oleh seluruh dinas terkait di Kota sengkang, menindentifikasi isu-isu penting dan permasalahan yang dihadapi oleh daerah dalam pelaksanaan pembangunan sanitasi berdasarkan aspek keberlanjutan sebagaimana sebagai berikut : Permasalahan - Rendahnya pengetahuna masyarakat, kesadaran masyarakat terhadap kebersihan masih kurang, perilaku BABS masing tinggi, kesadaran gotong royong yang menurun - Kordinasi antara lintas program dan lintas sektoral masih rendah, kelembagaan di desa belum begitu berfungsi. - Dana kurang,alokasi dana untuk pengolahan sampah masih minim,iuran kebersihan oleh masyarakat masih kurang - Tidak ada sarana yang memada, tidak tersedianya tempat pembuangan sampah, banyak dranase tidak berfungsi, kurangnya pembangunan drainase baru khususnya drainase tersier. - Tanah kosong tidak terurus, sampah ditumpuk tidak tertangani, banyak KK tidak memiliki jamban, drainase tidak berujung sehingga mampet oleh sampah dan menjadi perindukan nyamuk, hewan ternak berkeliaran. Faktor Penyebab Utama - Keingintahuan kurang akan bahayalimbah padat ( sampah ) dan cair ( black water dan grey water ) dan prilaku masyarakat membuang sampah tidak pada tempatnya. - Sanitasi belum menjadi program prioritas daerah. - Masyarakat belum eroganisir dengan baik dan terbatasnya pendapat asli daerah. - Tidak memiliki alat pengelolahan sampah. - Terbagtasnya sarana pengangkutan sampah dan maasuh belum optimalnya petugas pengelohan sampah. Kondisi lingkungan saat ini harus menjadi perhatian yang serius, sampah, limbah, yang dihasilkan masyarakat yang terus bertambah yang perlu penangan yang cepat dan tepat, sehingga tidak akan menimbulkan berbagai masalah kesehatan yang berdampak terhadap masyarakat, hal ini | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
198
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
disebabkan oleh prilaku buruk, BABS dan membuang sampah tidak pada tempatnya dan pengelolaannya belum maksimal serta masih rendahnya koordinasii antar lintas sektoral. Koordinasi antar dinas terkait terhadap pengelolaaan sanitasi di Kota Sengkang selama ini masih dikelola masing-masing SKPD terkait, baik pembiayaan, skala prioritas, tidak menjadi salah satu program priorias pembangunan, sehingga tujuan pembangunan terutama sanitasi tidak maksimal, oleh karena itu perlu dijalankan bersama-sama lintas terkait dan adanya koordinasi antar lintas terkait, baik itu pendanaan, pengelolaan,prnyuluhan PHBS dan pemberdayaan masyarakat yang memadai, serta teknologi sarana prasarana yang berkualitas sehingga Pembangunan Sanitasi Kota Sengkang ke depan aka nada manfaat yang signifikan akan berkelanjutan. ( Peta 3.5 Peta cakupan layanan air bersih, Gambar 3.17 Grafik Sumber Air Minum dan Memasak, Tabel 3.34 Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih Perpipaan Kab/Kota )
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
199
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Peta 3.5 Peta cakupan layanan air bersih
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
200
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH Gambar 3.17 Grafik Sumber Air Minum dan Memasak
Air dari Wa duk /Da Lain nau nya
SUMBER AIR MINUM DAN MEMASAK DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2014
3.2 3
0.2 0.2
Air Air Sum Mat kran Air Air ur Air a Air umu Sum Sum Gali Air Led Air m- ur ur tida Mat tida Air Bot Air eng Hidr PDA Pom Gali k a Air k ol Isi dari an M/P pa Terli Terli terli terli Air dari Kem Ulan PDA Um roye Tan ndu ndu ndu ndu Huja Sun asan g M um k gan ngi ngi ngi ngi n gai
4.7 4.5 2
2.7
0.2 0.2 0.5 0.5
6 5.5
Masak
26
1.5 1.666666667 0.333333333 0.5 2.833333333
29.5 28.83333333 30.33333333
Minum
20.5 19.33333333 11.33333333
0.666666667 5.5 0
5
10
15
20
25
30
35
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
201
Sumber Air Minum berdasarkan Studi EHRA di Kabupaten Wajo memperlihatkan persentase Air Sumur Gali Terlindungi sebesar 28,83%, Air Sumur Pompa Tangan sebesar 26%, Air Ledeng dari PDAM sebesar 19,33%, Air Isi Ulang sebesar 11,33%, Air Botol Kemasan sebesar 5,5%, Air Sumur Gali Tidak Terlindungi sebesar 5,5%, Air Dari Sungai sebesar 4,5%, Lainnya sebesar 3%, Air Hujan sebesar 2, Air Kran Umum PDAM/Proyek sebesar 1,67%, Air Hidran Umum sebesar 0,5%, Mata Air Terlindungi sebesar 0,5%, Air Dari Waduk/Danau sebesar 0,2 dan Mata Air Tidak Terlindungi sebesar 0,2%.
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Tabel 3.34 Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih Perpipaan Kab/Kota No
Uraian
Sistem Perpipaan
Satuan
1
Pengelolaan
2
Tingkat Pelayanan
%
3
Kapasitas Produksi
Lt/detik
4
Kapasitas terpasang
Lt/detik
5
jumlah Sambungan Rumah (Total)
Unit
6
Jumlah Kran Air
Unit
7
Kehilangan Air (UFW)
8
Retribusi/Tarif (rumah tangga)
9
Jumlah Pelanggan per Kecamatan
Keterangan
PDAM/BPAM
%
59 81,71 110 7.028 7.028 39,3
M3
- Kecamatan Tempe
Pelanggan
- Kecamatan Tanasitolo
Pelanggan
0 SR
- Kecamatan Sabbangparu
Pelanggan
0 SR
- Kecamatan Pammana
Pelanggan
0 SR
- Kecamatan Bola
Pelanggan
0 SR
- Kecamatan Takkalalla
Pelanggan
0 SR
- Kecamatan Sajoanging
Pelanggan
0 SR
- Kecamatan Penrang
Pelanggan
0 SR
- Kecamatan Majauleng
Pelanggan
0 SR
- Kecamatan Belawa
Pelanggan
0 SR
- Kecamatan Maniangpajo
Pelanggan
0 SR
- Kecamatan Gilireng
Pelanggan
0 SR
- Kecamatan Keera
Pelanggan
0 SR
- Kecamatan Pitumpanua
Pelanggan
0 SR
7.028
SR
Sumber : PDAM Kab. Wajo | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
202
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
3.6.2 Pengelolaan Air Limbah Industri Rumah Tangga Pengeolaan Air limbah Industri Rumah Tangga di Kabupaten Wajo terdapat di 4 kecamatan dengan beberapa jenis industri. Pengolahan Air Limbah Industri Rumah Tangga di lokasi tersebut diolah dengan 4 cara yakni dibakar, pembekuan, penyulingan dan penggilingan. ( Tabel 3.35 Pengelolaan limbah industri rumah tangga Kabupaten/Kota )
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
203
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Tabel 3.35 Pengelolaan limbah industri rumah tangga Kabupaten/Kota Jenis Industri Rumah Tangga
LOKASI
Pembuat Kasur Kel. Pammana Pembuat Kasur Desa Tobatang P.Padi Pammana P.Gerabah Desa Kampiri Pembuat Kue Bolu dan Kering Anabanua Pembuat Keripik Pisang Kalola Warung Bakso Pakkanna Usaha Kuliner Pakkanna Warung Bakso Baru Tancung Warung Bakso Inalipue Rumah Bangunan Lowa Rumah Bangunan Mappadaelo Rumah Bangunan Pinceng Pute Rumah Bangunan Tonralipue Pembuat Cincin WC Pitumpanua Pembuat Cincin WC Pitumpanua Pabrik Es Pitumpanua Penyulingan Daun Cengkeh Pitumpanua Penyulingan Padi Pitumpanua Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Wajo
Jumlah industri RT
Jenis Pengolahan
119 41 11 4 3 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 5 1
Dibakar Dibakar Dibakar Dibakar Dibakar Dibakar Dibakar Dibakar Dibakar Dibakar Dibakar Dibakar Pembekuan Penyulingan Penggilingan
Kapasitas (m3/hari)
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
204
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
3.6.3 Pengelolaan Limbah Medis Dalam hal pengelolaan limbah medis di Kabupaten Wajo, Intalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) khusus berada di Rumah Sakit Umum Daerah Maddukkelleng Kecamatan Tempe dengan jenis pengolahan Bio Tank, namun terdapat pula di Puskesmas, Pustu, Poskesdes, Polindes dengan jenis pengolahan di Bakar/di Kubur, terdapat di 6 kecamatan. ( Tabel 3.36 Pengelolaan limbah medis di fasilitas-fasilitas kesehatan )
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
205
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Tabel 3.36 Pengelolaan limbah medis di fasilitas-fasilitas kesehatan Nama Fasilitas Kesehatan
Lokasi
Jenis Pengolahan Limbah Medis
RSUD Maddukkelleng
Bio Tank
PUSKESMAS
Anabanua
Bakar
POSKESDES
Dualimpoe
Bakar
POSKESDES
Tangkoli
Bakar
POSKESDES
Mattirowalie
Bakar
POSKESDES
Sogi
Bakar
POSKESDES
Abbanuangnge
Bakar
PUSTU
Kalola
Bakar
PUSTU
Minangatellue
Bakar
Menge
Bakar/di Kubur
PUSTU
Tancung Purai
Bakar/di Kubur
PUSTU
Lakoro
Bakar/di Kubur
PUSTU
Tokadde
Bakar/di Kubur
POSKESDES
Timoreng
Bakar/di Kubur
POSKESDES
Wattang
Bakar/di Kubur
POSKESDES
Malakke
Bakar/di Kubur
POSKESDES
Salompare
Bakar/di Kubur
PUSKESMAS
Aluppang
Bakar
Botto
Bakar
IPAL RSUD
PUSKESMAS
PUSTU
Kapasitas (m3/hari)
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
206
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Nama Fasilitas Kesehatan
Lokasi
Jenis Pengolahan Limbah Medis
POLINDES
Lamarua
Bakar
POSKESDES
Ceppaga
Bakar
POSKESDES
lamarua
Bakar
POSKESDES
Parigi
Bakar
PUSKESMAS
Sappa
Bakar
POSKESDES
Sappa
Bakar
PUSTU
Ongko
Bakar
PUSTU
Wele
Bakar
Doping
Bakar
PUSTU
Temmabarang
Bakar
PUSTU
Padaelo
Bakar
PUSTU
Penrang
Bakar
POSKESDES
Walanga
Bakar
POSKESDES
Benteng
Bakar
POSKESDES
Raddae
Bakar
POSKESDES
Makmur
Bakar
POSKESDES
Tadangpalie
Bakar
Lawesso
Bakar
Baru Tancung
Bakar
PUSTU
Inalipue
Bakar
PUSTU
Lowa
Bakar
PUSKESMAS
POLINDES PUSKESMAS
Kapasitas (m3/hari)
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
207
PPSP WAJO
BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH
Nama Fasilitas Kesehatan
Lokasi
Jenis Pengolahan Limbah Medis
PUSTU
Pakkanna
Bakar
POLINDES
Tonralipue
Bakar
POSKESDES
Mannagae
Bakar
POSKESDES
Mappadaelo
Bakar
POSKESDES
Pajalele
Bakar
POSKESDES
Ujung Baru
Bakar
Kapasitas (m3/hari)
Sumber : Dinas Kesehatan dan RSUD Maddukkelleng Kab. Wajo
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
208
PPSP WAJO
BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN
BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANTASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN 4.1 “Pelaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) terkait Sanitasi Sesuai dengan Rencana Strategis Sanitasi Kota dijelaskan bahwa Aspek PHBS bertujuan mewujudkan daerah yang sehat dengan membudayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, dengan sasaran meningkatkan cakupan PHBS pada tahun 2018, meningkatkan peran media dalam promosi PHBS dan meningkatkan jumlah dukungan sektor swasta (CSR) dalam promosi PHBS sampai tahun 2018. Dalam sektor PHBS terkait Sanitasi Tahun 2014 di Kabupaten Wajo dikelola langsung oleh Dinas Kesehatan sebagai penanggungjawab program kegiatan. Dalam hal ini, program kegiatan terkait PHBS yang dikelola diantaranya Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Program Perbaikan Gizi Masyarakat, Program Pengembangan Lingkungan Sehat , Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular, dan Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya.
( Tabel 4.1 Rencana program dan kegiatan PHBS terkait sanitasi saat ini ( tahun n+1 ), Tabel 4.2 Kegiatan PHBS terkait sanitasi yang sedang berjalan )
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
209
PPSP WAJO
BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN Tabel 4.1 Rencana program dan kegiatan PHBS terkait sanitasi saat ini ( tahun n+1 )
Rencana Program dan Kegiatan PHBS Terkait Sanitasi Tahun 2015 No 1
Nama Program/Kegiatan Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat - Pengembangan Media Promosi dan Informasi Sadar Sehat - Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan
2
Program Perbaikan Gizi Masyarakat
3
- Pemberian Tambahan Makanan dan Vitamin - Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan Program Pengembangan Lingkungan Sehat - Pengkajian Pengembangan Lingkungan Sehat - Sosialisasi Kebijakan Lingkungan Sehat
4
Sumber Pendanaan/ Pembiayaan
SKPD Penanggung jawab
Sumber Dokumen Perencanaan
Volume
Kegiatan Kegiatan
1 1
Rp Rp
11.850.000 43.675.000
APBD II APBD II
Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan
RKPD RKPD
Kegiatan Kegiatan
1 1
Rp Rp
50.000.000 17.500.000
APBD II APBD II
Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan
RKPD RKPD
Kegiatan
1
Rp
45.000.000
APBD II
Dinas Kesehatan
RKPD
Kegiatan
1
Rp 201.780.000
APBD II
Dinas Kesehatan
RKPD
Kegiatan
1
Rp
78.110.000
APBD II
Dinas Kesehatan
RKPD
Kegiatan
1
Rp 258.104.000
APBD II
Dinas Kesehatan
RKPD
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular - Penyemprotan/Fogging Sarang Nyamuk
5
Indikasi Biaya (Rp)
Satuan
Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya - Pengadaan Alat Kesehatan untuk Penyakit akibat Dampak Merokok di Puskesmas
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
210
PPSP WAJO
BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN Tabel 4.2 Kegiatan PHBS terkait sanitasi yang sedang berjalan
Kegiatan PHBS Terkait Sanitasi Tahun 2014 No 1
2
3
4
Sumber Dana
Lokasi Kegiatan
11.075.000
APBD II
Kab. Wajo
Dinas Kesehatan
Rp
58.050.000
APBD II
Kab. Wajo
Dinas Kesehatan
1
Rp
35.371.500
APBD II
Kab. Wajo
Dinas Kesehatan
Kegiatan
1
Rp
16.258.000
APBD II
Kab. Wajo
Dinas Kesehatan
- Pengkajian Pengembangan Lingkungan Sehat
Kegiatan
1
Rp
45.000.000
APBD II
Kab. Wajo
Dinas Kesehatan
- Sosialisasi Kebijakan Lingkungan Sehat
Kegiatan
1
Rp 131.720.000
APBD II
Kab. Wajo
Dinas Kesehatan
Kegiatan
1
Rp
APBD II
Kab. Wajo
Dinas Kesehatan
Nama Program/Kegiatan
Satuan
Volume
Biaya (Rp)
- Pengembangan Media Promosi dan Informasi Sadar Hidup Sehat
Kegiatan
1
Rp
- Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Kegiatan
1
- Pemberian Tambahan Makanan dan Vitamin
Kegiatan
- Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Pelaksana Kegiatan
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular - Penyemprotan/Fogging Sarang Nyamuk
60.074.500
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
211
PPSP WAJO
BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN
4.2 “ Peningkatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Berdasarkan Rencana Strategis Sanitasi kota bahwa sektor Air Limbah bertujuan meningkatkan lingkungan yang sehat dan bersih di daerah melalui pengelolaan air limbah domestik dan industri rumah tangga yang berwawasan lingkungan dengan sasaran tersedianya perencanaan pengelolaan air limbah domestik dan industri rumah tangga sakala perkotaan pada tahun 2018, meningkatkan cakupan kepemilikan jamban keluarga dengan penggunaan tangki septik pada tahun 2018, meningkatnya jumlah dan cakupan layanan pengelolaan air limbah secara komunal di wilayah padat, kumuh miskin perkotaan pada tahun 2018, dan meningkatnya efektivitas layanan pengelolaan air limbah domestik skala kota pada tahun 2018. Dalam hal ini Pengelolaan Air Limbah Domestik di Kabupaten Wajo dikelola oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah dan Dinas Tata Ruang dan Permukiman. Pengelolaan Air Limbah tercakup didalam Program Pengendalian Perencanaan dan Perusakan Lingkungan Hidup dan Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah. Di Kabupaten Wajo sudah terdapat Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) sebanyak 2 unit namun tidak berfungsi, sedangkan untuk perusahaan terdapat 3 unit namun difungsikan khusus untuk perusahaan tersebut. Penganggaran program kegiatan tersebut telah dilaksanakan di tahun 2014 sebesar Rp. 1.140.570.000 (DAK) dan Rp. 149.057.000 (APBD II) untuk program Pengendalian Perencanaan dan Perusakan Lingkungan Hidup, sedangkan untuk tahun 2015 dinggarkan sebesar Rp. 106.310.000 (BLHD) untuk Program Pengendalian Perencanaan dan Perusakan Lingkungan Hidup dan Rp. 13.200.000 (TRP) untuk Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah. ( Tabel 4.3 Rencana Program dan kegiatan pengelolaan air limbah domestik saat ini (tahun n+1), Tabel 4.4 Kegiataan Pengelolaan Air Limbah domestic yang sedang berjalan )
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
212
BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN
PPSP WAJO
Tabel 4.3 Rencana Program dan kegiatan pengelolaan air limbah domestik saat ini (tahun n+1) Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Tahun 2015 No
1
Nama Program/Kegiatan
Volume
Indikasi Biaya (Rp)
Sumber Pendanaan/ Pembiayaan
SKPD Penanggung jawab
Sumber Dokumen Perencanaan
Kegiatan
1
Rp 106.310.000
APBD II
BLHD
RKPD
Kegiatan
1
Rp
APBD II
TRP
RKPD
Program Pengendalian Perencanaan dan Perusakan Lingkungan Hidup - Peningkatan pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan
2
Satuan
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah - Rehabilitasi / pemeliharaan sarana dan prasarana air limbah
13.200.000
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
213
PPSP WAJO
BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN Tabel 4.4 Kegiataan Pengelolaan Air Limbah Domestik yang sedang berjalan
Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Tahun 2014 No
Nama Program/Kegiatan
Satuan
Volume
1
Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
Biaya (Rp)
- Peningkatan Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan
Kegiatan
1
Rp 1.140.570.000
- Peningkatan Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan
Kegiatan
1
Rp
149.057.000
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
Sumber Dana
Lokasi Kegiatan
Pelaksana Kegiatan
DAK
Kab. Wajo
BLHD
APBD II
Kab. Wajo
BLHD
214
PPSP WAJO
BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN
4.3 Peningkatan Pengelolaan Persampahan berdasarkan Rencana Strategis Sanitasi Kota dijelaskan bahwa Sektor persampahan bertujuan mewujudkan lingkungan yang sehat dan bersih di daerah melalui peningkatan kualitas dan kuantitas pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan untuk seluruh wilayah kota diatas Standar Pelayanan Minimal (SPM) dengan sasaran meningkatnya layanan pengelolaan persampahan pada tahun 2018, mengurangi timbulan sampah post collection pada tahun 2018, dan meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan sistem 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle) skala rumah tangga pada tahun 2018. Peningkatan Pengelolaan Persampahan di Kabupaten Wajo dikelola oleh Dinas Tata Ruang dan Permukiman dan Badan Lingkungan Hidup Daerah. Pelaksanaan Program terkait Pengelolaan Persampahan yang dilaksanakan di Dinas Tata Ruang dengan sumber dana APBD II sebesar Rp.115.890.000,-. Dengan Program Kegiatan yang diusulkan di tahun 2015 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan sebesar Rp.1.253.260.000,- (APBD II) dilaksanakan oleh Dinas Tata Ruang dan Permukiman sedangkan Badan Lingkungan Hidup Daerah sebesar Rp.30.000.000,(APBD II). ( Tabel 4.5 Rencana program dan kegiatanpengelolaan persaahmahan saat ini (tahun n+1), Tabel 4.6 Kegiatan pengelolaan persampahan yang sedang berjalan )
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
215
PPSP WAJO
BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN Tabel 4.5 Rencana program dan kegiatanpengelolaan persampahan saat ini ( tahun n+1 )
Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Persampahan Tahun 2015 No
1
Nama Program/Kegiatan Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Satuan
Volume
Kegiatan
4
Kegiatan
1
Sumber Pendanaan/ Pembiayaan
SKPD Penanggung jawab
Sumber Dokumen Perencanaan
Rp 1.253.260.000
APBD II
Dinas Tarkim
RKPD
Rp
APBD II
BLHD
RKPD
Indikasi Biaya (Rp)
- Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan - Peningkatan operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana - Peningkatan kemampuan aparatur pengelolaan persampahan - Pengendalian dan pengelolaan persampahan 2
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan - Peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan
30.000.000
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
216
PPSP WAJO
BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN Tabel 4.6 Kegiatan pengelolaan persampahan yang sedang berjalan
Kegiatan Pengelolaan Persampahan Tahun 2014 No 1
Satuan
Volume
Biaya (Rp)
Sumber Dana
Paket
1
Rp 15.000.000
APBD II
Kab. Wajo
Dinas Tarkim
Paket
1
Rp 30.000.000
APBD II
Kab. Wajo
Dinas Tarkim
Rp 35.000.000
APBD II
Kab. Wajo
Dinas Tarkim
- Pemeliharaan Kontainer
Rp 20.000.000
APBD II
Kab. Wajo
Dinas Tarkim
- Pemeliharaan Mesin Rumput
Rp 15.890.000
APBD II
Kab. Wajo
Dinas Tarkim
Nama Program/Kegiatan Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan - Penyediaan Prasarana dan Sarana Pengelolaan Persampahan - Penyediaan Alat - Alat Kebersihan - Pengadaan Pompa Penyemprot - Peningkatan Operasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Persampahan - Pemeliharaan TPA Cempalagi
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
217
Lokasi Kegiatan
Pelaksana Kegiatan
PPSP WAJO
BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN
4.4 Peningkatan Pengelolaan Drainase Perkotaan Sesuai dengan Rencana Strategis Sanitasi Kota dijelaskan bahwa sektor drainase berujuan meningkatkan lingkungan yang sehat dan bersih di daerah melalui penyediaan sarana dan prasarana drainase dengan sasaran tersedianya dokumen perencanaan sistem drainase kota yang terintegrasi pada tahun 2018 dan berkurangnya luas genangan di daerah dengan memperioritaskan penangana di wilayah genangan pada tahun 2018. Pengelolaan Drainase Perkotaan ( Tabel 4.7 Rencana program dan kegiatan pengelolaan drainase perkotaan saat ini ( tahun n+1), Tabel 4.8 kegiatan pengelolaan drainase perkotaan yang sedang berjalan )
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
218
BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN
PPSP WAJO
Tabel 4.7 Rencana program dan kegiatan pengelolaan drainase perkotaan saat ini ( tahun n+1) Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Drainase Tahun 2015 No
1
Nama Program/Kegiatan
Satuan
Volume
Indikasi Biaya (Rp)
Sumber Pendanaan/ Pembiayaan
SKPD Penanggung jawab
Sumber Dokumen Perencanaan
Program Pembangunan Saluran Drainase / Gorong-Gorong - Pembangunan saluran drainase / goronggorong
Rp
290.000.000
APBD II
TRP
RKPD
- Pembangunan dan Pemeliharaan MCK, Drainase, Duiker dan Gorong-Gorong
Rp 4.035.000.000
APBD II
PU
RKPD
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
219
PPSP WAJO
BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN Tabel 4.8 Kegiatan Pengelolaan Drainase Perkotaan yang sedang berjalan
Kegiatan Pengelolaan Drainase Perkotaan Tahun 2014 No
Nama Program/Kegiatan
1
Program Pembangunan / Pemeliharaan Talud, Drainasse, Duiker & Gorong-gorong dan Sarana Air Minum
Satuan
Volume
Biaya (Rp)
Sumber Dana
Keg
15
Rp 2.269.000.000
APBD II
Lokasi Kegiatan
Pelaksana Kegiatan
- Pembangunan / Pemeliharaan Talud, Drianse, Duiker & Gorong-gorong - Pembangunan Drainase
Jl. S.Siwa - Jl. S.Bulete Kec. Tempe Jl. Maluku Setapak III Kec. Tempe Jl. Lembu - Jl. Macan Kec. Tempe Jl. W.R.Monginsidi Kec. Tempe Jl. Merak Stp.I Kec. Tempe Jl. Bau Baharuddin - Jl Lapaddaga Kec. Tempe Jl. Cendrawasih Atapange Desa Rumpia Kec. Majauleng Ulugalung Desa Lempa Kec. Pammana
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
220
Dinas PU
PPSP WAJO No
BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN Nama Program/Kegiatan
Satuan
Volume
Biaya (Rp)
Sumber Dana
Lokasi Kegiatan
- Pembangunan / Pemeliharaan Talud, Drianse, Duiker & Gorong-gorong (retensi) - Pembangunan Drainase
Keg
34
Rp 253.925.150
APBD II
BTN Lembah Kec. Tempe Jl. Jangko - Jl. Gabus Kec. Tempe Jl. Lacilellang Kec. Tempe Jl. S.Gilireng Kec. Tempe Jl. S.Cenranae Kec. Tempe Jl. Ibu Kota Kecamatan Pitumpanua Jl. Lapaddaga Kec. Tempe Jl. Tekukur Atapange Kec. Majauleng Jl. Bau Baharuddin II Kec. Tempe Lapangan Batara Menge Kec. Belawa Jl. Poros Menge Lancirang Waji Kec. Belawa
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
221
Pelaksana Kegiatan
PPSP WAJO No
BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN Nama Program/Kegiatan
Satuan Volume
Biaya (Rp)
Sumber Dana
Lokasi Kegiatan Jl. Sawerigading (sebelah barat) Kel. Maddukkelleng Kec. Tempe Jl. Muhammadiyah Jl. A.Oddang Kec. Tempe Jl. Poros Tekukur Kec. Tempe Samping Lapangan Tennis Tampangeng Sengkang Kec. Tempe SMK 1 Pitumpanua Kec. Pitumpanua Seputar Lapangan Sepak Bola Sabbangparu Kec. Sabbangparu Jl. Lapewennari Kec. Tempe Jl. Listrik Atapange Kec. Majauleng Jl. Macan Kec. Tempe Jl. Merpati Lr.II Kec. Tempe
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
222
Pelaksana Kegiatan
PPSP WAJO No
BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN Nama Program/Kegiatan
Satuan Volume
Biaya (Rp)
Sumber Dana
Lokasi Kegiatan Kel. Pincengpute Kel. Baru Tancung Kec. Tanasitolo Jl. Sinar Baru Kel. Siwa Jl. 45 Kel. Mappadaelo Kec. Tanasitolo Jl. A.Pallawarukka Lr.I Kec. Tempe Liu (perkuburan) Kec. Sabbangparu Kel. Dua Limpoe Kec. Maniangopajo Desa Liu dan Desa Salotenga Kec. Maniangpajo Jl. Garuda SuraE Kec. Tempe Sekitar Lapangan Bola Kec. Sabbangparu BTN Tae Belakang Pos Ronda Kec. Tempe
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
223
Pelaksana Kegiatan
PPSP WAJO No
BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN Nama Program/Kegiatan
Satuan
Volume
Biaya (Rp)
Sumber Dana
Lokasi Kegiatan
Pelaksana Kegiatan
Rk.1 Mellengnge Desa Cinnongtabi Kec. Majauleng Lap. Sepakbola Lapabessi Kec. Majauleng 3
4
Program Pembanggunan / Pemeliharaan Bangunan Keciptakaryaan - Pemeliharaan Saluran, Drainase, Talud, dan Sarana Air Bersih - Pemeliharaan Drainase, Duiker dan Talud Program Pemeliharaan / Pembangunan Infrastruktur Jalan dan Pembangunan Drainase (Dana Insentive DBH Optimalisasi dan DBH SDA PBB Migas)
Kegiatan 1
Rp 100.000.000
APBD II
Kab. Wajo
Dinas PU
Lokasi
Rp 1.000.000.000
APBD II
Jl. Pelabuhan Kec. Pitumpanua
Dinas PU
7
Jl. S.Alauddin Kec. Pitumpanua Jl. Tocamming - Jl. Penghibur Kec. Pitumpanua Jl.A. Paggaru Lr.3 Kec. Tempe Jl. Pipit Kec. Tempe Jl. H.A.Ninnong (kp. Arab) Kec. Tempe | Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
224
PPSP WAJO No
BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN Nama Program/Kegiatan
Satuan Volume
Biaya (Rp)
Sumber Dana
Lokasi Kegiatan
Pelaksana Kegiatan
Jl. H.A.Ninnong Kel. Watallipue Kec. Tempe 5
Program Pembangunan Jalan, Jembatan, Drainase dan Air Bersih (retensi) - Pembangunan Jalan, Jembatan, Drainase dan Air Bersih - Pembangunan Drainase / Talud
Lokasi
5
Rp 14.568.750
APBD II
Jl. Cempaka Masjid Jamitul Khaeriyah Jl. H.A.ASMIDIN Desa Ujung Baru Kec. Tanasitolo Pasar Belawa Kec. Belawa Jl. Cempaka Kel. Siwa Kec. Pitumpanua
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
225
Dinas PU
PPSP WAJO
4.5
BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi Pelaksanaan program kegiatan terkait sanitasi diantaranya Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Masyarakat yang dilaksanakan di tahun 2014 yakni Pembangunan MCK Komunal di 5 Lokasi dengan jumlah anggaran sebesar Rp.799.420.00,- untuk sumber dana DAK dan Rp.79.942.000,-. Sedangkan Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih dan Sanitasi dan Pembangunan Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) (Pendamping DAK) yang direncanakan di tahun 2015 dengan jumlah anggaran masing-masing sebesar Rp.128.000.000,- (8 Lokasi) dan Rp.615.000.000,( Tabel 4.9 Rencana program dan kegiatan Komponen terkait Sanitasi saat ini (n+1), Tabel 4.10 Kegiatan terkit Sanitasi yang berjalan )
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
226
PPSP WAJO
BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN Tabel 4.9 Rencana program dan kegiatan Komponen terkait Sanitasi saat ini (n+1)
Rencana Program dan Kegiatan Terkait Sanitasi Tahun 2015 No
1
Nama Program/Kegiatan
Sumber Pendanaan/ Pembiayaan
SKPD Penanggung jawab
Sumber Dokumen Perencanaan
Rp 128.000.000
APBD II
Dinas PU
RKPD
1
Rp 275.000.000
APBD II
Dinas PU
RKPD
Kegiatan
1
Rp 150.000.000
APBD II
Dinas PU
RKPD
Kegiatan
1
Rp 190.000.000
APBD I
Dinas PU
RKPD
Satuan
Volume
Lokasi
8
Dana Daerah untuk Program Bersama (DDPUB) PAMSIMAS
Kegiatan
Dana Replikasi PAMSIMAS (Pemberdayaan Masyarakat) Perencanaan IKK Kecamatan
Indikasi Biaya (Rp)
Pembangunan Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) (Pendamping DAK) Pembangunan MCK Komunal - Kel. Bulete - Kel. Maddukelleng - Kel. Bulu Pabbulu - Kel. Salomenraleng - Desa Tobatang - Desa Parigi - Kel. Botto - Desa Salotengnga
2
Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Masyarakat
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
227
PPSP WAJO
BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN Tabel 4.10 Kegiatan terkait Sanitasi yang berjalan
Kegiatan Terkait Sanitasi Tahun 2014 No 1
Nama Program/Kegiatan
Satuan
Volume
Lokasi
5
Biaya (Rp)
Sumber Dana
Lokasi Kegiatan
Pelaksana Kegiatan
Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih dan Sanitasi - Pembangunan Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) - Pembangunan Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat - Pembangunan MCK Komunal
2
Rp
159.884.000
DAK
Paojepe Masia Kec. Pitumpanua
Dinas PU
Rp
159.884.000
DAK
Desa Tellulimpoe Kec. Majauleng
Dinas PU
Rp
159.884.000
DAK
Desa Ujung Tanah Kec. Bola
Dinas PU
Rp
159.884.000
DAK
Desa Lempong Kec. Bola
Dinas PU
Rp
159.884.000
DAK
Desa Alesilurung Kec. Pitumpanua
Dinas PU
Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih dan Sanitasi - Pembangunan Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) - Pembangunan Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
228
PPSP WAJO
No
BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN
Nama Program/Kegiatan - Pembangunan MCK Komunal
Satuan
Volume
Lokasi
5
Biaya (Rp)
Sumber Dana
Rp
15.988.400
APBD II
Rp
15.988.400
APBD II
Rp
15.988.400
APBD II
Rp
15.988.400
APBD II
Rp
15.988.400
APBD II
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
229
Lokasi Pelaksana Kegiatan Kegiatan Paojepe Masia Kec. Dinas PU Pitumpanua Desa Tellulimpoe Dinas PU Kec. Majauleng Desa Ujung Dinas PU Tanah Kec. Bola Desa Lempong Kec. Bola Desa Alesilurung Kec. Pitumpanua
Dinas PU
Dinas PU
PPSP WAJO
BAB V AREA BERISIKO SANITASI
BAB V AREA BERISIKO SANITASI Area Berisiko Santasi Kabupaten Wajo memiliki beberapa wilayah atau area berisiko sanitasi yakni, untuk Komponen Air Limbah terdapat 2 Kelurahan yang berisiko sangat tinggi dan 17 Desa/Kelurahan yang berisiko tinggi sedangkan yang berisiko Rendah dan Sangat Rendah masing-masing 20 Desa/Kelurahan dan 82 Desa/Kelurahan. Untuk Komponen Persampahan terdapat pula 5 Desa/Kelurahan yang berisiko sangat tinggi dan 16 Desa/Kelurahan yang berisiko tinggi sedangkan untuk Berisiko Rendah dan Sangat Rendah masing-masing 22 Desa/Kelurahan da 78 Desa/Kelurahan. Dan untuk Komponen Drainase terdapat 7 Desa/Kelurahan yang berisiko sangat tinggi dan 16 Desa/Kelurahan yang berisiko tinggi sedangkan untuk Berisiko Rendah dan Sangat Rendah masing-masing 36 Desa/kelurahan dan 62 Desa/Kelurahan. Dengan demikian untuk Sanitasi Kabupaten Wajo masih perlu pembenahan di beberapa Desa/Kelurahan yang ada di Kecamatan-Kecamatan. Penetuan Area Berisiko Sanitasi melalui Data Sekunder, Studi EHRA dan Persepsi SKPD berdasarkan Pengamatan/Survey Lapangan. Dari hasil skoring terhadap 3 (tiga) faktor penilaian dapat diidentifikasi 13 desa/kelurahan yang beresiko sangat tinggi (skor = 4), yang ditunjukkan dengan warna merah dan 34 desa/kelurahan yang beresiko tinggi (skor = 3), yang ditunjukkan dengan warna kuning. Sementara sebanyak 59 desa/kelurahan mempunyai resiko sanitasi rendah ditunjukkan dengan warna hijau dan sisanya 112 desa/kelurahan mempunyai resiko sanitasi sangat rendah ditunjukkan dengan warna biru.
( Peta 5.1 Peta Area berisiko sanitasi komponen air limbah domestic, Peta 5.2 Peta Area berisiko sanitasi komponen persampahan, Peta 5.3 Peta Area berisiko sanitasi komponen drainase, Tabel 5.1 Area berisiko sanitasi komponen air limbah domestik, Tabel 5.2 Area berisiko sanitasi komponen persampahan, Tabel 5.3 Area berisioko sanitasi komponen drainase )
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
230
PPSP WAJO
BAB V AREA BERISIKO SANITASI
Peta 5.1 Peta Area berisiko sanitasi komponen air limbah domestik
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
231
PPSP WAJO
BAB V AREA BERISIKO SANITASI
Peta 5.2 Peta Area berisiko sanitasi komponen persampahan
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
232
PPSP WAJO
BAB V AREA BERISIKO SANITASI
Peta 5.3 Peta Area berisiko sanitasi komponen drainase
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
233
PPSP WAJO
BAB V AREA BERISIKO SANITASI
Tabel 5.1 Area berisiko sanitasi komponen air limbah domestik No
Area Beresiko
1
Resiko 4
2
Resiko 3
Wilayah Prioritas Air Limbah Kelurahan Sompe, Kecamatan Sabbangparu Kelurahan Anabanua Kecamatan Maniangpajo Kelurahan Paria, Kecamatan Majauleng Desa Cinnongtabi, Kecamatan Majauleng Desa Rumpia, Kecamatan Majauleng Kelurahan Siengkang, Kecamatan Tempe Kelurahan Pattirosompe, Kecamatan Tempe Kelurahan Tempe, Kecamatan Tempe Kelurahan Lapongkoda, Kecamatan Tempe Kelurahan Teddaopu, Kecamatan Tempe Kelurahan Wiringpalennae, Kecamatan Tempe Kelurahan Pincengpute, Kecamatan Tanasitolo Desa Assorajang, Kecamatan Tanasitolo Desa Mannagae, Kecamatan Tanasitolo Desa Padaelo, Kecamatan Penrang Desa Penrang, Kecamatan Penrang
Area Berisiko Sangat Tinggi dari hasil EHRA terlihat di 2 Kecamatan yakni Kecamatan Sabbangparu dan Kecamatan Maniangpajo, sedangkan Area Berisiko Tinggi Terdapat di 4 Kecamatan yakni Kecamatan Majauleng, Kecamatan Tempe, , Kecamatan Tanasitolo dan Kecamatan Penrang.
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
234
PPSP WAJO
BAB V AREA BERISIKO SANITASI
Tabel 5.2 Area berisiko sanitasi komponen persampahan No
Area Beresiko
1
Resiko 4
2
Resiko 3
Wilayah Prioritas Persampahan Kelurahan Sompe, Kecamatan Sabbangparu Kelurahan Cina, Kecamatan Pammana Desa Rumpia, Kecamatan Majauleng Desa Ongkoe, Kecamatan Belawa Desa Mannagae, Kecamatan Tanasitolo Kelurahan Anabanua, Kecamatan Maniangpajo Kelurahan Talotenreng, Kecamatan Sabbangparu Kelurahan Pammana, Kecamatan Pammana Kelurahan Paria, Kecamatan Majauleng Desa Cinnongtabi, Kecamatan Majauleng Kelurahan Bulu Pabbulu, Kecamatan Tempe Kelurahan Pincengpute, Kecamatan Tanasitolo Kelurahan Baru Tancung, Kecamatan Tanasilolo Desa Assorajang, Kecamatan Tanasitolo Desa Mattirowalie, Kecamatan Maniangpajo Desa Padaelo, Kecamatan Penrang Desa Penrang, Kecamatan Penrang Desa Tadangpalie, Kecamatan Penrang Desa Raddae, Kecamatan Penrang
Area Berisiko Sangat Tinggi dari hasil EHRA terlihat di 6 Kecamatan yakni Kecamatan Sabbangparu, Kecamatan Pammana, Kecamatan Majauleng Kecamatan Belawa, Kecamatan Tanasitolo dan Kecamatan Maniangpajo, sedangkan Area Berisiko Tinggi Terdapat di 7 Kecamatan yakni Kecamatan Sabbangparu, Kecamatan Pammana, Kecamatan Majauleng, Kecamatan Tempe, Kecamatan Tanasitolo, Kecamatan Maniangpajo dan Kecamatan Penrang.
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
235
PPSP WAJO
BAB V AREA BERISIKO SANITASI
Tabel 5.3 Area berisioko sanitasi komponen drainase No
Area Beresiko
1
Resiko 4
2
Resiko 3
Wilayah Prioritas Drainase Kelurahan Watallipue, Kecamatan Tempe Keluraha Mattirotappareng, Kecamatan Tempe Keluraha Macero, Kecamatan Belawa Desa Leppangeng, Kecamatan Belawa Kelurahan Solo, Kecamatan Bola Desa Woronge, Kecamatan Sabbangparu Kelurahan Cina, Kecamatan Pammana Desa Lampulung, Kecamatan Pammana Desa Watampanua, Kecamatan Pammana Desa Tadangpalie, Kecamatan Pammana Kelurahan Maddukkelleng, Kecamatan Tempe Kelurahan Laelo, Kecamatan Tempe Kelurahan Salomenraleng, Kecamatan Tempe Kelurahan Wiringpalennae, Kecamatan Tempe Kelurahan Atakkae, Kecamatan Tempe Kelurahan Tancung, Kecamatan Tanasitolo Desa Rajamawellang, Kecamatan Bola
Area Berisiko Sangat Tinggi dari hasil EHRA terlihat di 3 Kecamatan yakni Kecamatan Tempe, Kecamatan Belawa dan Kecamatan Bola sedangkan Area Berisiko Tinggi Terdapat di 5 Kecamatan yakni Kecamatan Sabbangparu, Kecamatan Pammana, Kecamatan Tempe, Kecamatan Tanasitolo dan Kecamatan Bola.
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
236
PPSP WAJO
LAMPIRAN
LAMPIRAN
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
PPSP WAJO
LAMPIRAN
Peta Resiko Sanitasi Kabupaten Wajo
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
PPSP WAJO
LAMPIRAN
Diagram Sumber Informasi atau Berita
Diagram Sumber Informasi atau Berita 3% 5% 7%
25% Surat Kabar Radio Televisi
10%
Papan Pengumuman Lainnya Tidak Tahu
50%
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
PPSP WAJO
LAMPIRAN Diagram Surat Kabar Yang Paling Sering Dibaca
3%
Diagram Surat Kabar Yang Paling Sering Dibaca 15% 30%
7%
Fajar Tribun Timur
5%
Pare Pos Radar Bone Rakyat Sulsel Tidak/Jarang Baca Koran
40%
Diagram Stasiun Radio Yang Paling Sering Didengar
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
PPSP WAJO
LAMPIRAN
Diagram Stasiun Radio Yang Paling Sering Didengar
5%
RRI
5% 25%
10%
Radio Suara As'Adiyah Maradeka FM Gamasi FM
15% 15%
Mesra FM Lainnya
25%
Tidak/Jarang Dengar Radio
Diagram Stasiun Televisi Yang Paling Sering Ditonton
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
PPSP WAJO
LAMPIRAN
Diagram Stasiun Televisi Yang Paling Sering Ditonton
5%
MNCTV
5%
Indosiar
25%
10%
SCTV Matro TV
15% 15%
Berita Wajo TV One
25%
Tidak/Jarang Nonton TV
Diagram Jenis Acara TV Yang Paling Sering Ditonton
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
PPSP WAJO
LAMPIRAN
Diagram Jenis Acara TV Yang Paling Sering Ditonton 3% Sinetron
7%
Musik Dangdut
15%
40%
Berita Infotainment Lainnya
20% 15%
Tidak Tahu
Diagram Sumber Infromasi Tentang Sanitasi Selain dari Media Massa
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
PPSP WAJO
LAMPIRAN
Diagram Sumber Informasi Tentang Sanitasi Selain dari Media Massa 5%
RT
20%
RW Lurah/Staf Kelurahan
35%
10% 5% 25%
Kader Petugas Puskesmas Lainnya
Diagram Sumber Informasi Yang Dipercaya Tentang Sanitasi
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
PPSP WAJO
LAMPIRAN
Diagram Sumber Informasi Yang Dipercaya Tentang Sanitasi 5%
6%
Tokoh Agama
10% 9%
Kelurahan, RT, RW Penyuluh Kesehatan
30%
Guru/Sekolah Anak Media Massa
40% Lainnya
Diagram Jenis Pertemua Yang Pernah diikuti
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
PPSP WAJO
LAMPIRAN
Diagram Jenis Pertemuan Yang Pernah Diikuti 2%
3% 5%
Arisan
12%
Pengajian
15%
Rapat RT
26%
Penyuluhan Kesehatan Lainnya Tidak Pernah Ikut
37%
Tidak/Jarang Dengar Radio
Diagram Kesenian Tradisional Yang Biasa Ditonton
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
PPSP WAJO
LAMPIRAN
Diagram Kesenian Tradisional Yang Biasa Ditonton
5%
5%
Tarian di Acara Nikahan
35%
Elekton Festival Band
35% Lainnya
20%
Tidak Ada
Diagram Kegiatan Lingkungan Yang Pernah Dihadiri
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo
PPSP WAJO
LAMPIRAN
Diagram Kegiatan Lingkungan Yang Pernah Dihadiri 3%
5%
Peringatan Hari-Hari Besar Upacara Adat
17% 45%
Festival Daerah Lainnya
30%
Tidak Ada
| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo