LAPORAN
KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI V DPR RI DALAM RANGKA MENINJAU PROYEK PEMBANGUNAN MRT DI DKI JAKARTA TANGGAL 06 APRIL 2017
KOMISI V DPR RI JAKARTA, 2017
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN …………………………………………….……………………… 3 I.1. Maksud dan Tujuan ………….…………………..……………………………3 I.2. Lokasi dan Waktu ………….…………………………….…………………… 3 I.3. Agenda Kunjungan ………………………….…….…………………………. 3 I.4. Daftar Anggota Rombongan …………………………………………………4 II. HASIL KUNJUNGAN DAN TEMUAN LAPANGAN ……….……….…. 5 III. REKOMENDASI …………….………………………………………..…......……14 IV. PENUTUP ……………………………………………………………..…..………... 15
Laporan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI ke MRT DKI Jakarta 2017
Hal 2
LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI V DPR RI DALAM RANGKA MENINJAU PROYEK PEMBANGUNAN MRT DI DKI JAKARTA TANGGAL 06 APRIL 2017
======================================= I.
PENDAHULUAN
Kota Jakarta merupakan ibu kota Indonesia yang berpenduduk lebih dari 9 juta jiwa. Diperkirakan lebih dari empat juta penduduk daerah sekitar Jabodetabek melakukan perjalanan ke dan dari kota setiap hari kerja. Masalah transportasi menjadi semakin pelik dan telah diprediksi bahwa tanpa terobosan kebijakan transportasi massal, kemacetan akan membanjiri Jakarta menjadi kemacetan lalu lintas di seluruh kota pada tahun 2020.
Sejak tahun 1980 lebih dari dua puluh lima studi subjek umum dan khusus telah dilakukan terkait dengan kemungkinan Mass Rapid Transit (MRT) sistem di Jakarta. Salah satu alasan utama untuk penundaan dalam menanggulangi masalah adalah krisis ekonomi dan politik 1997-1999. Sebelum ditempa krisis, skema
Build-Operate-Transfer
(BOT)
dianggap
sebagai
bagian
dari
pembangunan MRT dengan melibatkan sektor swasta. Namun setelah krisis menimpa,
rencana
dengan
mengandalkan
BOT
untuk
menyediakan
pembiayaan terbukti tidak layak dan proyek MRT diusulkan kembali dengan skema pendanaan oleh pemerintah.
Transportasi umum di Jakarta saat ini baru melayani 56% perjalanan yang dilakukan oleh komuter sehari-hari. Angka ini sangat perlu untuk ditingkatkan dengan kota yang tingkat pertumbuhan kendaraan bermotor mencapai ratarata 9,5% per tahun, kondisi ini jauh melebihi kenaikan panjang jalan yang hanya 0,01% antara tahun 2005 hingga 2010.
Transportasi umum di Jakarta saat ini terutama terdiri dari sistem angkutan cepat bus Transjakarta dan feedernya, sistem Kereta Commuter Jabodetabek,
Laporan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI ke MRT DKI Jakarta 2017
Hal 3
berbagai jenis bus, mulai dari bemo sangat kecil dan mikrolet berukuran pickup, minibus untuk kendaraan lebih besar seperti Kopaja minibus. Ditambah dengan taksi dan kendaraan roda dua baik yang berbasis konvensional maupun online. I.1 Maksud dan Tujuan 1. Untuk melakukan pengawasan dengan melihat secara langsung programprogram proyek pembangunan MRT yang dibiayai langsung dari APBN. 2. Untuk mengetahui dan menginventarisir permasalahan-permasalahan yang mungkin masih ada pada proses pembangunan MRT sehingga dapat diantisipasi sedini mungkin. 3. Untuk menyerap aspirasi dari masyarakat terkait proyek pembangunan MRT, yang pembiayaanya melalui APBN. Sedangkan, tujuan dilaksanakannya Kunjungan Kerja ini adalah dalam rangka melaksanakan sebagian fungsi dan tugas Dewan, khususnya yang berkaitan dengan fungsi anggaran dan fungsi pengawasan. I.2. Lokasi dan Waktu 1. Pelaksanaan Kunjungan dan Pertemuan diadakan pada Tanggal 06 April 2017; 2. Lokasi Bundaran HI Jakarta Pusat Provinsi DKI Jakarta . 1.3. Agenda Kunjungan 1. Pertemuan dengan Direksi PT. MRT Jakarta serta seluruh Mitra Komisi V DPR RI; 2. Peninjauan Proyek Pembangunan MRT Jakarta. I.4. Daftar Anggota Rombongan Anggota Komisi V DPR RI yang ikut serta dalam Kunjungan Kerja Spesifik ke proyek pembangunan MRT Jakarta adalah sebagai berikut: NO. 1.
NO. ANGG. A-457
2. 3.
A-225
NAMA
FRAKSI
KET.
MICHAEL WATTIMENA, S.E., M.M.
F.PD
PIMP/KETUA TIM
SIGIT SOSIANTOMO
F.PKS
WAKIL KETUA
Ir. RENDHY M. AFFANDY LAMADJIDO, MBA
F.PDIP
ANGGOTA
Laporan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI ke MRT DKI Jakarta 2017
Hal 4
4.
A-198
Ir. BUDI YUWONO, DIPL,SE
5.
A-311
6.
F.PDIP
ANGGOTA
HAMKA B. KADY
F.PG
ANGGOTA
A-316
Ir. RIDWAN BAE
F. PG
ANGGOTA
7.
A-453
Drs. H. UMAR ARSAL
F.PD
ANGGOTA
8.
A-452
DR.Ir. BAHRUM DAIDO, M.Si
F.PD
ANGGOTA
9.
A- 456
WILLEM WANDIK, S.Sos
F.PD
ANGGOTA
10.
A-487
H. SUNGKONO
F.PAN
ANGGOTA
11.
A-464
H.A. BAKRI,H.M.,SE
F.PAN
ANGGOTA
12.
A-521
Hj. NURHAYATI
F.PPP
ANGGOTA
13.
A-518
Dra. Hj. WARDATUL ASRIAH
F.PPP
ANGGOTA
IRMAWAN
F.PKB
ANGGOTA
F.NASDEM
ANGGOTA
14 15.
A- 23
Drs. SOEHARTONO
Mitra Komisi V yang turut mendampingi kunjungan kerja spesifik ke MRT Jakarta: NO.
NAMA
1
KETERANGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN MASRONOYUGIHARTIMAN DIREKTUR PRASARANA PERKERETAAPIAN
2
HADI S. LEGOWO
3
HARYANTO
4
VONNY MAHENDRI
KA BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN WIL JAKARTA DAN BANTEN KASI PRASARANA BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN WIL JAKARTA DAN BANTEN KASUBAG RENCANA
II. HASIL KUNJUNGAN DAN TEMUAN LAPANGAN Beberapa temuan lapangan terkait dengan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V ke Proyek Pembangunan MRT Jakarta adalah sebagai berikut: 1. Pertemuan Direksi MRT Jakarta bersama Komisi V DPR RI;
Mandat PT MRT Jakarta berdasarkan Perda No. 3 Tahun 2008 adalah untuk penyelenggaraan prasarana, untuk penyelenggaraan sarana serta untuk pengembangan properti/bisnis di stasiun dan sekitarnya.
Fitur MRT Jakarta fase I Koridor Selatan - Utara (Lebak Bulus - Bundaran HI) Total Estimasi Biaya Proyek (Fase I) ± ¥ 123.368 juta = ± Rp 14.187 triliun Rencana Operasi Maret 2019 dengan jarak tempu 30 menit.
Laporan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI ke MRT DKI Jakarta 2017
Hal 5
Konsep Desain Stasiun MRT Jakarta adalah berbasis Kesadaran lokal Ekologi Manusia, sebagai Konektivitas simbolis budaya lokal serta Menciptakan ruang untuk merasa aman dan kenyamanan dengan gaya internasional, Urban Life, Perdamaian dunia.
Fitur MRT Jakarta Fase II Selatan - Utara Fase II & Timur – Barat. Selatan - Utara (Fase II) (A) Koridor : Bundaran HI – Kampung Bandan Panjang jalur : ± 8.3 Km Metode konstruksi : Bawah tanah dan Jalur Layang Jumlah Stasiun : 8 (termasuk 1 Depo) Basic Engineering Design akan dimulai pada 2017 dan Advanced Works of Construction akan dimulai pada 2018.
Timur – Barat Koridor : Cikarang – Balaraja Panjang jalur : ± 87 Km Jumlah Stasiun : 41 Fase I : Ujung Menteng – Kembangan Panjang Jalur : ± 27 Km Metode Konstruksi : Bawah Tanah dan Jalur Layang Jumlah Stasiun : 22 (termasuk 2 Depo) (Target konstruksi pada 2020).
Trase MRT Fase 2 sd Kp. Bandan Trase MRT fase 2 (± 8.3KM) : 1. St. Sarinah 2. St. Monas 3. St. Harmoni 4. St. Sawah Besar 5. St. Mangga Besar 6. St. Glodok 7. St. Kota 8. St. dan Depo Kp. Bandan.
Rekrutmen Dan Pengembangan Sdm O&M: -
Proses rekrutmen di API Madiun Indonesia Kelas pelatihan masinis di MRT Training Center Prasarana Malaysia Operation & Maintenance Consulting Services (OMCS) by International Consultant MOU untuk pengembangan SDM dengan beberapa instansi
Japan
Semua Revisi PM yang diperlukan untuk Tenaga OM sudah ditandatangani Menteri Perhubungan.
MRTJ: Visi, Misi, dan Tujuan untuk bisnis Non Fare Box (NFB) Melalui bisnis NFB, MRT Jakarta memiliki target untuk dapat mencapai kondisi berkelanjutan dan independen secara finansial
2. Peninjauan Proyek Pembangunan MRT Jakarta
Progress Konstruksi Per 31 Maret 2017 53,62% Elevated Section Cp 101 – Cp 103 (Per 31 Maret 2017) 84,47% Underground Section Cp 104 – Cp 106 (Per 31 Maret 2017) Overall: 68,98%.
Pengoperasian MRT Dengan Standar Internasional sesuai PERDA NO 3 Tahun 2008 (Pasal 5) “Pada saat Perkeretaapian Umum Perkotaan MRT Jakarta mulai dioperasikan, Perseroan berkontrak dengan Pemprov DKI
Laporan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI ke MRT DKI Jakarta 2017
Hal 6
Jakarta untuk memberikan pelayanan sesuai dengan standar pelayanan yang disepakati dengan mengacu kepada standar internasional.” Dilakukan benchmark terhadap operator perkeretaapian urban lain untuk menentukan tingkat layanan yang harus dicapai oleh MR.
III. REKOMENDASI Secara singkat, dari hasil Kunjungan dapat disampaikan saran dan rekomendasi sebagai berikut: 1. Komisi V DPR RI mendukung proyek pembangunan MRT yang merupakan anggaran yang dibiayai APBD dan APBN sebagai pendukung transportasi massal guna mengurai kemacetan yang sangat kronis di Jakarta. 2. Komisi V DPR RI mendesak pemerintah pusat untuk mengintegrasikan seluruh moda transportasi yang ada di Jakarta termasuk antara MRT dengan LRT, Busway, Kereta Commuter Line, dll 3. Komisi V DPR RI meminta Pemerintah Pusat agar pembangunan MRT tepat waktu dan agar dapat segera dioperasikan sehingga bermanfaat bagi masyarakat. 4. Terkait dengan adanya redesain perencanaan pembangunan program MRT, Komisi V DPR RI mendesak agar perubahan tersebut tidak berdampak signifikan terhadap progress pembangunan MRT secara keseluruhan. 5. Komisi V DPR RI mendorong agar pembangunan program MRT dapat segera direalisasikan. IV. PENUTUP Demikian
Laporan
Kunjungan
Kerja
Spesifik
Komisi V
DPR-RI ke
proyek
pembangunan MRT Jakarta yang dilaksanakan pada tanggal 06 April 2017. Laporan ini menjadi masukan bagi Komisi V DPR RI dan untuk ditindaklanjuti pemerintah dalam rangka perbaikan dan pembangunan Infrastruktur MRT yang merupakan dasar bagi mobilitas rakyat di DKI Jakarta.
Laporan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI ke MRT DKI Jakarta 2017
Hal 7
Jakarta,
April 2017
KETUA TIM KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI V DPR-RI MRT JAKARTA
MICHAEL WATTIMENA, SE, MM Nomor Anggota: A-457
Laporan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI ke MRT DKI Jakarta 2017
Hal 8