LAPORAN KEGIATAN PENYERAPAN ASPIRASI MASYARAKAT KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN IR. H. TEGUH JUWARNO, MSI RESES MASA PERSIDANGAN II TAHUN SIDANG 2014-2015 _____________________________________________________________ PENDAHULUAN Salah satu kewajiban anggota DPR adalah memperjuangkan aspirasi rakyat dalam
meningkatkan
kesejahteraan
dikomunikasikan dengan pemerintah
dan
kemakmuran
bersama
untuk
sehingga mampu diwujudkan menjadi
kebijakan publik. Dalam rangka penyerapan aspirasi rakyat, Ir. H. Teguh Juwarno, M.Si anggota DPR RI No. A-484 melakukan kunjungan kerja perorangan ke Daerah Pemilihan Jateng IX (Kab/Kota Tegal dan Brebes) pada reses masa persidangan II Tahun sidang 2014-2015 bulan Februari s/d. Maret. Kegiatan serap aspirasi rakyat periode ini dilakukan antara lain untuk mengetahui problematika Petani dalam meningkatkan hasil pertaniannya dan persiapan program swa sembada pangan yang dicanangkan pemerintah di Daerah Pemilihan Jateng IX (Kab/Kota Tegal dan Kab. Brebes). PELAKSANAAN KUNJUNGAN KERJA A. WAKTU PELAKSANAAN Kunjungan kerja perorangan Teguh Juwarno di Dapil Jawa Tengah IX (Kab./Kota Tegal dan Kab. Brebes) dalam rangka serap aspirasi rakyat pada Reses Masa Persidangan II (satu) tahun sidang 2014-2015 dimulai tanggal 13 Maret 2015 – 22 Maret 2015 B. KEGIATAN PENYERAPAN ASPIRASI MASYARAKAT 1. Dialog dan Serap Aspirasi Warga Kota Tegal Acara dialog serap aspirasi rakyat dengan warga Kota Tegal dilaksanakan di Kantor DPD PAN Kota Tegal Jl. Teuku Umar No 50 Panggung Tegal Timur Kota Tegal. Dialog dengar warga kelurahan Panggung 1
Kota Tegal dan sekitarnya dihadiri 70 orang warga yang terdiri atas ibu rumah tangga, pelajar, anggota ormas tingkat kelurahan, dan warga masyarakat. Dalam kesempatan dialog tersebut masyarakat menyampaikan aspirasinya terkait dengan permasalahan yang dihadapi mereka, khususnya dalam bidang pendidikan, keolahragaan dan ekonomi keluarga. Dalam bidang Pendidikan, warga masyarakat kelurahan Panggung Kota Tegal mengharapkan agar bantuan kepada sekolah-sekolah dasar baik negeri maupun swasta di Kota Tegal diperhatikan khususnya untuk ruang kelas yang bocor dan sebagaian sudah rusak dindingnya. Selanjutnya mereka juga minta agar bantuan beasiswa bagi siswa tidak mampu tetap diteruskan dan diperbanyak jumlah penerimanya maupun besaran dana yang diterima masing-masing siswa, karena biaya hidup meningkat dan harga-harga barang kebutuhan sekolah juga ikut naik akibat kenaikan harga BBM. Mohon Pak Teguh dapat mengusulkan ke pusat. Dalam bidang keolahragaan masyarakat Kelurahan Panggung Kota Tegal dan sekitar meminta agar pemerintah dapat membantu menyediakan lapangan olahraga sepakbola, di setiap kelurahan dan lapangan bulutangkis, serta tenis meja di setiap RW di Kota Tegal. Selanjutnya mengharapkan adanya program untuk menyelenggarakan kembali pertandingan antar kelurahan atau klub amatir di tingkat lokal atau daerah untuk berberapa cabang olahraga yang telah merakyat seperti sepakbola, bulutangkis, tenis meja, atletik dan lain-lain. Dengan semaraknya olahraga di tingkat kelurahan, RT dan RW diharapkan di masa depan akan muncul bibit olahragawan berprestasi seperti Simon Santoso dari daerah Kota Tegal. Tegal adalah penghasil suttelcoock untuk permainan bulutangkis terbesar di Indonesia, namun hanya mampu mengorbitkan satu pemain bulu tangkis di tingkat nasional. Potensi ini harus terus dibina dan dikembangkan. Dalam bidang ekonomi keluarga, masyarakat mengharapkan adanya bantuan pelatihan dan ketrampilan wirausaha serta bantuan modal bagi masyarakat untuk membuka usaha berbasis rumah tangga.
2
2. Dialog dan Serap Aspirasi Warga Kabupaten Brebes Acara dialog serap aspirasi warga Kabupaten Brebes dilaksanakan di Kantor DPD PAN Kabupaten Brebes, Jl. Jenderal Sudirman Kec Brebes Kabupaten Brebes. Dialog serap aspirasi dengan warga kecamatan kota Brebes dan sekitarnya ini, dihadiri
90 orang warga yang terdiri atas ibu rumah
tangga, pelajar, anggota ormas tingkat kelurahan, dan warga masyarakat. Dalam kesempatan dialog serap aspirasi tersebut masyarakat menyampaikan aspirasinya terkait dengan permaslahan yang dihadapi mereka, khususnya dalam bidang pendidikan, keolahragaan dan infrastruktur. Dalam bidang keolahragaan masyarakat kecamatan kota Brebes meminta agar pemerintah dapat membantu menyediakan lapangan olahraga sepakbola, di setiap kelurahan atau desa dan lapangan bulutangkis, serta tenis meja di setiap RW di Brebes. Selanjutnya mengharapkan adanya program untuk menyelengkarakan kembali pertandingan antar kelurahan atau klub amatir di tingkat lokal atau daerah untuk berberapa cabang olahraga yang telah merakyat seperti sepakbola, bulutangkis, tenis meja, atletik dan lain-lain. Dengan semaraknya olahraga di tingkat kelurahan, RT dan RW diharapkan akan tumbuh bibit olahragawan berprestasi di masa depan dari daerah Brebes. Dalam bidang Pendidikan, masyarakat kota Brebes mengharapkan agar bantuan beasiswa bagi siswa tidak mampu terus dilanjutkan dan diperbanyak jumlah penerimanya maupun besaran dana yang diterima masing-masing siswa, karena biaya hidup meningkat dan harga-harga barang kebutuhan sekolah juga ikut naik akibat kenaikan harga BBM. Dalam bidang infrastruktur, masyarakat menginginkan agar program bantuan
P4-IP untuk perbaikan infrastruktur perkotaan tetap dilanjutkan.
Jalan-jalan kecil dan gang-gang di pemukiman penduduk banyak yang rusak dan belum diperbaiki oleh pemerintah daerah karena keterbatasan anggaran. Mereka menanti bantuan program P4-IP untuk memperbaiki jalan lingkungan di pemukimannya serta selokan untuk memperlancar saluran pembuangan limbah rumah tangga untuk menghidari wabah penyakit dan banjir.
3
3. Pemantauan Persiapan Program Swasembada Pangan di Kabupaten Tegal
Di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal khususnya desa Tanjungharja dan sekitarnya saat ini sedang musim tanam padi. Lahan Pertanian dan para petani
siap
mensukseskan
program
pemerintah
untuk
mencapai
swasembada beras pada tahun 2018.
Petani minta jaminan pemerintah untuk membantu kemudahan bagi para petani untuk mendapatkan bibit yang berkualitas, pupuk subsidi dan obatobatan pertanian dengan jumlah yang memadai.
Informasi dari Bapak Yulianto dari Kodim Tegal, bahwa Pangdam IV Diponegoro dan Gubernur Jawa Tengah telah menandatangani surat perjanjian
kerjasama
untuk
mensukseskan
pencapaian
program
swasembada beras tahun 2018 di Jawa Tengah. Dan perjanjian ini diikuti oleh aparat structural di bawahnya untuk melakukan penjanjian yang sama (Kodim dengan Bupati/Walikota dan Koramil dengan Camat).
TNI AD telah membuat program pendampingan pertanian kepada para petani di wilayah kerja Koramil masing-masing. Koramil membangun komunikasi yang baik para petani dan gapoktan untuk mendata jumlah sawah yang sudah ditanami padi, mendorong petani untuk melakukan penanaman padi dengan pola baru (tumpang sari), membantu kesulitas petani dalam mengolah tanahnya serta menindak pihak-pihak yang melakukan penimbunan atau pengoplosan pupuk bersubsidi yang melanggar ketentuan hukum serta mengoptimalkan penggunaan alat-alat pertanian bantuan pemerintah yang telah diterima para petani atau gapoktan.
C. ASPIRASI RAKYAT : 1. Program Swasembada Pangan.
Kabupaten Tegal sebagai sentra pertanian padi, bawang dan kacangkacangan di Jawa. Namun saat panen raya justru sering menjadi petaka buat para Petani. Mengapa demikian, karena saat panen raya biasanya 4
harga gabah, bawang merah dan kacang sangat rendah bahkan tidak dapat menutup biaya produksinya.
Kami minta pemerintah dapat memberikan kemudahan akses dan mensubsidi harga benih, pupuk dan obat pembasmi hama pertanian kepada para petani setiap awal musim tanam.
Problem utama para petani pada saat musim tanam adalah langkanya bibit
yang berkualitas dan hilangnya pupuk bersubsidi dari pasaran. Akibatnya para Petani harus mengeluarkan biaya lebih besar untuk mendapatkan bibit tanaman berkualitas dan pupuk.
Dengan biaya awal tanam yang besar sangat berpengaruh terhadap meningkatnya biaya produksi pertanian rakyat, sementara itu harga jual hasil pertanian tidak mengalami peningkatan yang berarti pada masa panen tiba.Inilah yang sering menjadi penyebab kerugian terbesar dari para petani kecil.
2. Jaminan Pembelian Hasil Panen Petani oleh Bulog dengan harga yang baik.
Terkait dengan hasil panen panen padi oleh para petani di Kabupaten Tegal, kami minta pemerintah dapat menaikkan harga pembelian gabah kering petani (GKP) oleh Bulog pada masa panen padi tahun ini.
Permohonan ini, merupakan suara para petani di Tegal karena biaya produksi pertanian semakin meningkat (harga benih, pupuk dan obat pertanian naik) bahkan harga beras juga naik. Namun harga gabah kering petani oleh Bulog tidak mengalami perbaikan, sehingga hasil panen petani dibeli para tengkulak dengan harga yang kurang baik.
Jika harga pembelian gabah kering giling tidak naik maka para petani di Tegal akan menjadi semakin miskin. Hasil panen padi tidak akan mampu digunakan untuk membeli beras dan membeli alat-alat kebutuhan pertanian untuk musin tanam berikutnya. Cepat atau lambat para petani akan terjebak pada lilitan utang.
3. Iklim usaha perdagangan hasil pertanian yang sehat 5
Kami mohon sekiranya pemerintah dapat menciptakan iklim usaha dan perdagangan bawang yang sehat di Tegal sehingga para petani dapat ikut menikmati kemakmuran dari hasil pertanian bawang. Di sisi lain kami mengharapkan agar pemerintah menjaga pasar bawang di Tegal berjalan normal tanpa adanya kecurangan yang dilakukan oleh oknum-oknum tengkulak untuk menjatuhkan harga bawang merah dengan cara impor bawang dari luar negeri saat menjelang panen dan membiarkan membusuk dijalanan.
Pemerintah sebagai regulator perlu bertindak menegakkan keadilan dan menyehatkan pasar bawang dan hasil pertanian lain di Kabupaten Tegal. Apa yang harus dilakukan oleh para petani di Tegal untuk bisa mendapatkan pasar bawang. padi dan palawija yang sehat ?
4. Terkait dengan Permasalahan Distribusi Pupuk Bersudsidi.
Saya mohon penjelasan tentang kebijakan pupuk bersubsidi untuk para Petani. Kami warga desa Tanjungharja Kecamatan Kramat Kab Tegal sebagian besar hidup sebagai Petani dan buruh tani.
Problem kami adalah kesulitan mendapatkan pupuk saat sedang musim tanam. Pupuk subsidi seakan-akan hilang yang ada adalah pupuk yang tidak bersubsidi. Harga pupuk bersubsidi Rp 1.800/kg sedangkan harga pupuk non subsidi sekitar Rp 4.500,-. Kami ini kebanyakan Petani kecil dengan modal yang terbatas sehingga sangat mengharapkan adanya pupuk subsidi untuk bisa menekan biaya produksi pertanian.
Kami sangat mendukung program Pemerintah untuk mencapai swa sembada pangan pada tahun 2017. Dapatkan keluhan kami ini disampaikan kepada bapak-bapak di pusat yang terkait dengan kebijakan tentang pupuk subsidi. ?
5. Terkait Dengan Bantuan Alat Pertanian
Ada beberapa kasus ketidakadilan yang menimpa para anggota kelompok tani khususnya petani padi terkait adanya sumbangan pemerintah berupa 6
alat-alat pertanian kepada para kelompok tani. Biasanya alat-alat tersebut disimpan dan dimanfaatkan oleh ketua kelompok taninya. Sedangkan anggotanya sangat sulit untuk meminjam alat tersebut untuk mengolah sawahnya.
Kepada siapa kami harus melaporkan hal ini dan pihak mana yang akan menindak para ketua kelompok tani yang menguasai secara sepihak alatalat bantuan pemerintah tersebut untuk kepentingannya sendiri dan keluarganya ?
Adakah sanksi hukum yang bisa diterapkan untuk menindak oknumoknum masyarakat seperti ini yang telah menyalahgunakan kewenangan dan kepercayaan masyarakat untuk kepentingan diri sendiri atau keluarganya saja.
6. Terkait Korupsi
Saya mendapatkan informasi bahwa beberapa minggu yang lalu, aparat TNI AD di Kabupaten Tegal berhasil menangkap para pengoplos pupuk subsisi dengan barang bukti sebanyak 100 Ton.
Para pengoplos pupuk ini mencampur pupuk subsidi dengan bahan kimia tertentu dan kemudian menjualnya ke pasar dengan harga eceran pupuk non subsidi. Tindakan oknum-oknum
ini sangat merugikan petani di
Tegal dan merupakan pelanggaran terhadap ketentuan hukum yang berlaku.
Sikap dan tindakan pengoplosan pupuk ini menghancurkan usaha pemerintah dan masyarakat untuk menegakkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
Kami mohon kepada pihak yang berwenang baik Polisi maupun TNI untuk menindak orang-orang ini dan sejenisnya dengan hukuman yang berat, karena telah mencari keuntungan di atas penderitaan para petani.
7
PENUTUP Demikian hasil laporan kunjungan kerja perorangan Ir. H. Teguh Juwarno, M.Si Anggota DPR RI Daerah Pemilihan Jawa Tengah IX ( Kab./Kota Tegal dan Kab. Brebes) pada masa reses Persidangan II tahun sidang 2014-2015. Semoga dapat menjadi bahan pertimbangan dan evaluasi untuk perbaikan baik bagi anggota dewan yang bersangkutan, lembaga DPR RI maupun
Pemerintah,
sehingga dalam kegiatan kunjungan kerja berikutnya telah ada langkah-langkah nyata yang bisa dirasakan masyarakat atas problem yang terjadi di tengah-tengah masyarakat yang telah menyampaikan aspirasinya.
8
SOSIALISASI 4 PILAR DI DAERAH PEMILIHAN DESA TANJUNG HARJA KAB. TEGAL 15 MARET 2015
9
10
11
12