Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
KATA PENGANTAR Peran BPKP sesuai amanah dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara dan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi, dan Instruksi Presiden Nomor 17 Tahun 2011 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2012, adalah melakukan pengawasan intern atas akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP dalam rangka mewujudkan tatakelola pemerintahan yang baik dan bersih. Dalam mewujudkan amanah tersebut, BPKP melakukan pengawasan dan pembinaan meliputi kegiatan audit, evaluasi, reviu, investigasi, bimbingan teknis, dan asistensi kepada kementerian/lembaga dan pemerintah daerah. Hasil pengawasan dan pembinaan tersebut diharapkan dapat memberikan informasi yang berharga kepada para pemangku kepentingan (stakeholders) serta memberikan keyakinan yang memadai atas kualitas akuntabilitas keuangan negara/daerah dan penyelenggaraan SPIP pada kementerian/lembaga dan pemerintah daerah. Laporan hasil pengawasan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah pada Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012 berisi rangkuman informasi atas hasil pengawasan dan pembinaan sebagai media pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara/daerah terhadap satuan kerja kementerian/lembaga (instansi vertikal) dan unit kerja di lingkungan pemerintah daerah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, tidak termasuk 6 (enam) Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Jawa Tengah yang menjadi wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa
Yogyakarta.
Laporan
ini
disajikan
dengan
mengelompokkan
hasil
pengawasan BPKP ke dalam empat perspektif, yaitu: (i) akuntabilitas pelaporan keuangan; (ii) akuntabilitas kebendaharaan umum negara dan pengelolaan aset; (iii) akuntabilitas perwujudan iklim bagi kepemerintahan yang baik dan bersih; dan (iv) akuntabilitas pengawasan atas pelaksanaan program lintas sektoral.
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
i
CrD
LaponnHasilPengawasan Tahun2012
untuk telahdanakanterusberkomitmen BPKPselakuauditorinternoemerintah jasa pemberian jaminan pemerintahan melaluipenyediaan mendukung tugas-tugas (consulting) (assurance) dan pemerintah kepadakementerian/lembaga dan konsultasi pada peningkatan akuntabilitas keuangannegara,/daerah, daerahyang berorientasi mendukungpencapaianprioritasnasionalyangpro-job,pm-pooLprogrodh, danproenvironmentdengan menekankanpada pencapaianefektivitas,efisiensi,dan pembangunan (deboltlenecking). kelancaran kehematan sertapenyelesaian hambatan informasi ini dapatmemberikan Akhirkata,semogalaporanhasilpengawasan yangbermanfaat keputusan strategis,khususnya bagiGubernurdalampengambilan serta dalam peningkatan kualitas akuntabilitaskeuangan negara./daerah, pembangunan daerahpadaumumnya.
22 Jamrari2013 Yogyakarta, A
I
Kepdlqfert/vakilanyr'
tF1
, Condrolmantoro 1975071 001 NIP 19530922
PerwakilanBPKP Daerahlsiimewa Yogyakaia
IE
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
RINGKASAN EKSEKUTIF Sesuai amanat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara, Instruksi Presiden
Nomor
9
Tahun
2011
tentang
Rencana
Aksi
Pencegahan
dan
Pemberantasan Korupsi, dan Instruksi Presiden Nomor 17 Tahun 2011 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2012, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta melaksanakan pengawasan terhadap program/kegiatan lintas sektoral, kebendaharaan umum Negara berdasarkan penetapan Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara, dan kegiatan lainnya atas penugasan Presiden, serta melaksanakan pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan pengawasan dan pembinaan bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai serta mendorong terwujudnya akuntabilitas keuangan negara, yang meliputi akuntabilitas pelaporan keuangan, akuntabilitas kebendaharaan umum negara dan pengelolaan aset, akuntabilitas perwujudan iklim kepemerintahan yang baik dan bersih,
dan
akuntabilitas
pengelolaan
program
lintas
sektoral.
Ikhtisar
hasil
pengawasan atas akuntabilitas keuangan negara/daerah tahun 2012 adalah sebagai berikut : A. Akuntabilitas Pelaporan Keuangan Hasil Audit BPK atas LKPD tahun 2011, menunjukkan tiga LKPD atau 50% dari total (enam) LKPD di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta telah memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK. Opini atas LKPD tahun 2011 menunjukkan adanya perkembangan yang baik dibandingkan dengan tahun 2010 di mana hanya dua LKPD yang memperoleh opini WTP. Dalam rangka meningkatkan akuntabilitas pelaporan keuangan Pemerintah Daerah, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta secara proaktif telah bekerja sama dengan seluruh Pemerintah Daerah dalam upaya menuju perolehan dan mempertahankan opini WTP dengan lingkup kegiatan pembinaan terhadap Pemerintah Daerah, antara lain dalam bentuk : penguatan SPIP pada Pemerintah Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
iii
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
Daerah melalui kegiatan sosialisasi, workshop, bimtek, dan diagnostic assessment SPIP;
pendampingan
penyusunan
laporan
keuangan
Pemerintah
Daerah;
pendampingan atas reviu laporan keuangan yang dilakukan oleh Inspektorat DIY/Kabupaten/Kota dan
pendampingan penyusunan LAKIP. Selain terhadap
Pemerintah Daerah, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta juga melakukan sosialisasi, asistensi, dan bimbingan teknis penerapan Sistem Akuntansi Keuangan-Entitias tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) di BUMD dan audit dukungan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman hibah luar negeri dengan memberikan simpulan atas kewajaran penyajian laporan keuangan. B. Akuntabilitas Kebendaharaan Umum Negara/Daerah Hasil
pengawasan
negara/daerah penerimaan
dan negara
terhadap
pengelolaan dan
akuntabilitas
aset
menghasilkan
penghematan
belanja
kebendaharaan potensi
umum
penyelamatan
negara/daerah
sebesar
Rp3.500.393.205,49 yaitu dari hasil audit Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp43.957.000,00, hasil audit eskalasi/klaim sebesar Rp2.112.759.955,74 dan hasil audit keuangan/operasional/kinerja sebesar Rp1.343.676.249,75. Kegiatan pengawasan terhadap pengelolaan aset negara/daerah diantaranya melalui inventarisasi dan penilaian atas Barang Milik Negara/Daerah, yang selanjutnya dicatat dalam neraca laporan keuangan pemerintah. Hasil inventarisasi dan
penilaian
atas
BMN/D
yang
dilakukan
pada
Tahun
2012
bernilai
Rp452.741.389.974,12. Kegiatan lainnya berupa pembenahan pengelolaan aset tetap dengan menggunakan aplikasi SIMDA Aset pada pemerintah Kabupaten Kulon Progo. Kegiatan pembinaan yang dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas akuntabilitas kebendaharaan umum negara/daerah di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi monitoring DAK, DPDF-PPD, DPIPD, dan DPPIP, audit operasional pengelolaan PNBP, evaluasi penyerapan anggaran, telaah dan pemberian
masukan
terkait regulasi
pengelolaan asset,
inventarisasi dan
pendampingan inventarisasi asset, sosialisasi dan kediklatan dalam rangka pengembangan kapasitas pengelolaan asset.
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
iv
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
C. Akuntabilitas Perwujudan Iklim Kepemerintahan yang Baik dan Bersih Upaya Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dalam rangka peningkatan akuntabilitas perwujudan iklim bagi kepemerintahan yang baik dan bersih di Daerah Istimewa Yogyakarta dilakukan melalui strategi preventif/edukatif, strategi represif dan strategi solusi kesisteman. Strategi preventif/edukatif dilakukan dalam rangka membangun public awareness pada instansi pemerintah dan masyarakat agar peduli terhadap permasalahan negara/daerah dan memahami cara-cara mengatasinya melalui kegiatan penguatan SPIP, Sosialisasi Anti Korupsi, sosialisasi, pemetaan, bimbingan teknis, dan evaluasi penerapan FCP, serta sosialisasi Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas Korupsi sebagai sistem cegah dini dan perbaikan tatakelola. Strategi represif dilakukan melalui kegiatan audit, evaluasi, dan monitoring dengan tujuan untuk memberikan solusi perbaikan tata kelola, termasuk dalam rangka penyelamatan keuangan negara melalui pengungkapan kasus dugaan Tindak Pidana Korupsi (TPK). Tahun 2012 melalui kegiatan audit investigatif dan audit penghitungan atas kerugian keuangan negara, telah menghasilkan potensi penyelamatan keuangan negara/daerah sebesar Rp2.607.903.338,00. Sedangkan strategi solusi kesisteman dilakukan melalui Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EKPPD) terhadap seluruh Pemerintah Kabupaten/Kota
di
wilayah
Daerah
Istimewa
Yogyakarta,
sosialisasi/
pendampingan/asistensi GCG, assessment/evaluasi penerapan GCG, asistensi penerapan SIA PDAM, Evaluasi/audit Kinerja BUMD, pengembangan Key
Performance Indicator (KPI), Risk Management (RM), Sosialisasi/asistensi penyusunan Corporate Plan, dan kegiatan lainnya dalam rangka peningkatan akuntabilitas dan kinerja BUMD. Dalam
D. Akuntabilitas Pengelolaan Program Lintas Sektoral Pengawasan
dan
pembinaan
terhadap
program-program
strategis
menekankan pada audit efisiensi, keekonomisan, dan keefektifan pelaksanaan program lintas sektoral, audit kinerja pada bidang pelayanan publik, dan mediasi dalam rangka penyelesaian hambatan kelancaran pembangunan (debottlenecking). Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
v
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
Hasil audit kinerja terhadap pengelolaan program lintas sektoral pada tingkat kegiatan menunjukkan capaian kinerja dengan kategori “kurang berhasil sampai sangat berhasil” : yaitu sangat berhasil sebanyak 2 kegiatan, berhasil sebanyak 2 kegiatan, cukup berhasil sebanyak 2 kegiatan, dan kurang berhasil sebanyak 1 kegiatan; serta dengan kategori kurang memadai sampai sangat memadai menunjukkan capaian kinerja yaitu : memadai sebanyak 2 kegiatan dan cukup memadai sebanyak 2 kegiatan. Penjelasan lebih lanjut hasil audit kinerja tersebut adalah sebagai berikut: a. Audit Kinerja Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) dengan capaian kurang berhasil di tingkat provinsi dan cukup berhasil di tiga kabupaten yaitu Kulon Progo, Gunungkidul dan Sleman. b. Audit Kinerja Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dengan capaian berhasil di tiga kabupaten yaitu Kulon Progo, Gunungkidul dan Sleman. c. Audit Kinerja Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Kementerian Agama dengan capaian sangat berhasil untuk madrasah negeri dan kategori berhasil untuk madrasah swasta di DIY dan tiga kabupaten yaitu Gunungkidul, Kulon Progo dan Sleman. d. Audit Kinerja Program Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dengan capaian sangat berhasil di tiga kota/kabupaten yaitu Kota Yogyakarta, Kab. Bantul dan Gunungkidul. e. Audit Kinerja Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan dengan capaian cukup memadai di tingkat provinsi dan memadai di empat kabupaten yaitu yaitu Kulon Progo, Gunungkidul, Sleman dan Bantul. f. Audit Kinerja Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan dengan capaian cukup memadai di tingkat provinsi dan memadai di dua kabupaten yaitu Sleman dan Bantul. g. Audit Kinerja Program Beras untuk Rakyat Miskin (Raskin) dengan capaian cukup berhasil di tingkat provinsi. h. Audit dukungan atas laporan keuangan 28 Program Lintas Sektoral menunjukkan simpulan Wajar.
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
vi
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
Dari
hasil mediasi hambatan kelancaran
pembangunan antara
lain
penyelesaian atas permasalahan kepemilikan dan penguasaan tanah milik PT KAI (Persero) DAOP 6 telah diperoleh kesepakatan antara PT KAI (Persero) DAOP 6 dengan pemerintah Kota Magelang mengenai pemanfaatan tanah milik PT KAI (Persero)
di
wilayah
Kota
Magelang
yang
akan
ditindaklanjuti
dengan
penandatanganan MoU. Sedangkan mediasi permasalahan pengadaan gedung ruang rawat inap pada Puskesmas Mlati II Kabupaten Sleman telah disarankan dan disepakati bahwa kelanjutan pembangunan ruang rawat inap yang sempat terhenti pada tahun 2012 akibat putus kontrak akan dilaksanakan pada tahun anggaran 2013.
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
vii
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
DAFTAR ISI Halaman
KATA PENGANTAR
i
RINGKASAN EKSEKUTIF
iii
DAFTAR ISI
vii
BAB I
SIMPULAN DAN SARAN
1
A
Simpulan
1
1. Akuntabilitas Pelaporan Keuangan
1
2. Akuntabilitas Kebendaharaan Umum Negara/Daerah
2
dan Pengelolaan Aset 3. Akuntabilitas Perwujudan Iklim Kepemerintahan yang
3
Baik dan Bersih
B BAB II
4. Akuntabilitas Pengelolaan Program Lintas Sektoral
5
Saran
7
URAIAN HASIL PENGAWASAN
9
A
Informasi Umum
9
1. Kebijakan Pengawasan dan Pembinaan Tahun 2012
9
B
2. Gambaran Umum Pemerintah Daerah
11
3. Peran Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
13
4. Penyajian Informasi
14
Hasil Pengawasan dan Pembinaan Terhadap Akuntabilitas
16
Pengelolaan Keuangan Negara 1. Akuntabilitas Pelaporan Keuangan
16
2. Akuntabilitas Kebendaharaan Umum Negara/Daerah
27
dan Pengelolaan Aset 3. Akuntabilitas Perwujudan Iklim Bagi Kepemerintahan
34
yang Baik dan Bersih 4. Akuntabilitas Pengelolaan Program Lintas Sektoral
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
42
viii
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
Lampiran-lampiran 1. Kegiatan Pembinaan Akuntabilitas Laporan Keuangan Pemda Tahun 2012 2. Kegiatan Pembinaan Akuntabilitas Laporan Keuangan Satker K/L Tahun 2012 3. Data Opini Audit Perwakilan BPKP dan Eksternal Auditor atas BUMD 4. Hasil Audit Eskalasi Harga dan Audit Klaim Tahun 2012 5. Hasil Audit Keuangan/Kinerja/Operasional Tahun 2012 6. Kegiatan Penerapan Strategi Preventif terhadap KKN Tahun 2012 7. Hasil Audit Investigasi Berindikasi TPK Tahun 2012 8. Hasil Audit Perhitungan Kerugian Keuangan Negara Tahun 2012 9. Pemberian Keterangan Ahli atas Kasus Berindikasi TPK 10. Upaya Peningkatan Tata Kelola BUMD 11. Peningkatan Kapabilitas APIP dan JFA 12. Audit Keuangan atas Program/Kegiatan Lintas Sektoral
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
ix
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
BAB I SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan 1. Akuntabilitas Pelaporan Keuangan Kualitas akuntabilitas pelaporan keuangan Pemerintah Daerah diukur dengan perolehan opini audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), hasil evaluasi LAKIP, dan hasil audit atas laporan keuangan BUMD. Akuntabilitas pelaporan keuangan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2011 menunjukkan peningkatan kualitas dibanding tahun 2010. Hasil Audit BPK atas LKPD tahun 2011, menunjukkan tiga LKPD atau 50% dari total (enam) LKPD di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yaitu LKPD Daerah Istimewa Yogyakarta, LKPD Kota Yogyakarta dan LKPD Kabupaten Sleman, sedangkan tahun 2010 hanya dua LKPD yaitu LKPD Daerah Istimewa Yogyakarta dan LKPD Kota Yogyakarta yang memperoleh opini WTP. Tiga LKPD lainnya yaitu Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulonprogo dan Kabupaten Gunung Kidul tahun 2011 memperoleh opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Sesuai dengan pasal 3 ayat (1) dan (2) Undang-undang Nomor 5 Tahun 2011 tanggal 3 Mei 2011 tentang Akuntan Publik, BPKP tidak lagi memiliki kewenangan untuk melakukan audit atas laporan keuangan BUMD. Namun demikian BPKP tetap memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas laporan keuangan BUMD melalui kegiatan sosialisasi, asistensi dan bimbingan teknis penerapan Sistem Akuntansi Keuangan-Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) di PDAM. Dalam
rangka
meningkatkan
akuntabilitas
pelaporan
keuangan
Pemerintah Daerah, pada tahun 2012 Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta secara proaktif telah bekerja sama dengan Pemerintah Daerah dalam upaya menuju perolehan dan mempertahankan opini WTP. Selama tahun 2012 Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
telah menandatangani
1
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
MoU dengan 6 Pemerintah Daerah atau 100% dari total Pemerintah Daerah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan 19 BUMD dari total 28 BUMD atau 67,86%. Lingkup kegiatan pembinaan terhadap Pemerintah Daerah, antara lain dalam bentuk : penguatan SPIP pada Pemerintah Daerah melalui kegiatan sosialisasi, workshop, bimtek, dan diagnostic assessment SPIP; pendampingan penyusunan laporan keuangan Pemerintah Daerah; pendampingan atas reviu laporan keuangan yang dilakukan oleh Inspektorat DIY/Kabupaten/Kota dan pendampingan penyusunan LAKIP. Selain terhadap Pemerintah Daerah, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta juga melakukan sosialisasi, asistensi, dan bimbingan teknis penerapan Sistem Akuntansi Keuangan-Entitias tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) di BUMD dan audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar negeri dengan memberikan pendapat (opini) atas kewajaran penyajian laporan keuangan.
2. Akuntabilitas
Kebendaharaan
Umum
Negara/Daerah
dan
Pengelolaan Aset Pengawasan atas akuntabilitas kegiatan kebendaharaan umum negara ditetapkan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara, sedangkan lingkup pengawasan atas akuntabilitas kegiatan kebendaharaan umum daerah adalah atas permintaan pimpinan daerah dan/atau pejabat pengelola keuangan daerah, dilaksanakan melalui berbagai kegiatan pengawasan yaitu evaluasi, audit, monitoring, pemetaan, dan sebagainya yang menghasilkan koreksi penerimaan
negara/daerah
dan
koreksi
atas
pengeluaran
(belanja)
negara/daerah serta rekomendasi kebijakan lainnya. Kegiatan evaluasi penyerapan anggaran semester I tahun 2012 menunjukkan tingkat penyerapan antara 29,89% sampai dengan 40,59%. Beberapa permasalahan yang menyebabkan lambatnya tingkat penyerapan anggaran antara lain lambatnya proses pengadaan barang dan jasa, lambatnya pencairan dana, dan terlambatnya penyusunan RAB oleh PPTK. Namun
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
2
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
demikian pada akhir tahun 2012 tingkat penyerapan mencapai antara 83,36% sampai dengan 95,37%. Kegiatan pengawasan lainnya menghasilkan penyelamatan potensi penerimaan
dan
penghematan
pengeluaran
negara
sebesar
Rp3.500.393.205,49. Dari hasil audit pengelolaan PNBP terhadap Satker K/L di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, beberapa hal yang perlu mendapat perhatian antara lain penerimaan PNBP yang belum disetorkan ke Kas Negara, pengenaan tarif PNBP yang tidak sesuai dengan peraturan yang mendasari, pembukuan yang tidak tertib, kurangnya pengendalian intern, penyetoran PNBP tidak tepat waktu dan pemberian jasa tahun 2011 yang belum dibayar oleh pengguna jasa senilai Rp43.957.000,00. Dari hasil audit eskalasi dan audit klaim dihasilkan penghematan pengeluaran negara sebesar Rp2.112.759.955,74. Sedangkan dari hasil audit keuangan/operasional/kinerja terhadap proyekproyek berbantuan luar negeri (PHLN), dana dekonsentrasi dan kegiatan lain dihasilkan temuan audit senilai Rp1.343.676.249,75. Kegiatan diantaranya
pengawasan
melalui
terhadap
inventarisasi
pengelolaan
aset
negara/daerah
penilaian
atas
Barang
dan
Milik
Negara/Daerah, yang selanjutnya dicatat dalam neraca laporan keuangan pemerintah. Hasil inventarisasi dan penilaian atas BMN/D yang dilakukan pada Tahun 2012 bernilai Rp452.741.389.974,12. Di samping itu dalam tahun 2012 Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah melakukan pembenahan pengelolaan aset tetap pada Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dengan menggunakan aplikasi SIMDA Aset. Kegiatan pembinaan yang dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas akuntabilitas kebendaharaan umum negara/daerah di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi monitoring DAK, DPDF-PPD, DPIPD, dan DPPIP, audit operasional pengelolaan PNBP, evaluasi penyerapan anggaran, telaah dan pemberian masukan terkait regulasi pengelolaan asset, inventarisasi dan pendampingan inventarisasi asset, sosialisasi dan kediklatan dalam rangka pengembangan kapasitas pengelolaan asset.
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
3
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
3. Akuntabilitas Perwujudan Iklim bagi Kepemerintahan yang Baik dan Bersih Secara umum hasil penilaian terhadap kualitas akuntabilitas pewujudan iklim bagi kepemerintahan yang baik dan bersih dapat tercermin dari indikator/indeks good governance yang diperoleh. Menurut indeks persepsi korupsi (IPK) yang direlease oleh Transparency International Indonesia tahun 2008, Kota Yogyakarta menduduki peringkat 1 dengan perolehan skor sebesar 6.43 dan pada tahun 2010 meskipun mengalami penurunan dengan perolehan skor sebesar 5,81 pemerintah Kota Yogyakarta telah membuktikan komitmennya dalam peningkatan akuntabilitas perwujudan iklim bagi kepemerintahan yang baik dan bersih. Sedangkan menurut hasil survei integritas pelayanan publik tahun 2010 yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kota Yogyakarta menduduki peringkat 3 dengan nilai integritas 5,89. Memperhatikan perolehan skor yang telah dicapai baik skor IPK maupun nilai integritas (berkisar di angka 5,81 s.d. 6,43), kota Yogyakarta tergolong menduduki peringkat atas. Capaian tersebut merupakan cerminan kuatnya komitmen para pimpinan dan jajaran Pemerintah Daerah untuk mewujudkan iklim bagi kepemerintahan yang baik dan bersih. Komitmen tersebut dipertegas dengan telah dicanangkannya Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Korupsi oleh Pemerintah Kota Yogyakarta dan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2012 ini. Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta mendorong peningkatan akuntabilitas perwujudan iklim bagi kepemerintahan yang baik dan bersih di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta melalui penguatan SPIP, Sosialisasi Anti Korupsi, sosialisasi, pemetaan, bimbingan teknis, dan evaluasi penerapan FCP, serta sosialisasi Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas Korupsi sebagai sistem cegah dini dan perbaikan tatakelola. Strategi represif dilakukan dalam rangka penyelamatan keuangan negara melalui pengungkapan kasus dugaan Tindak Pidana Korupsi (TPK). Dalam tahun 2012 melalui kegiatan audit investigatif dan audit penghitungan atas kerugian keuangan negara, telah
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
4
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
menghasilkan
potensi
penyelamatan
keuangan
negara/daerah
sebesar
Rp2.607.903.338,00. Strategi solusi kesisteman salah satunya dilakukan melalui Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EKPPD) terhadap seluruh Pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Dari hasil
evaluasi atas kinerja tahun 2011, diketahui perolehan peringkat dan status kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah atas 5 (lima) Pemda memperoleh kategori
tinggi
dengan
urutan
peringkat
Pemkot
Yogyakarta,
Pemkab
Kulonprogo, Pemkab Sleman, Pemkab Bantul dan Pemkab Gunungkidul. Strategi lainnya adalah melalui sosialisasi/ pendampingan/asistensi GCG,
assessment/ evaluasi penerapan GCG, asistensi penerapan SIA PDAM, Evaluasi/audit Kinerja BUMD, pengembangan Key Performance Indicator (KPI),
Risk Management (RM), Sosialisasi/asistensi penyusunan Corporate Plan, dan kegiatan lainnya dalam rangka peningkatan akuntabilitas dan kinerja BUMD.
4. Akuntabilitas Pengelolaan Program Lintas Sektoral Akuntabilitas pengelolaan program lintas sektoral ditekankan pada keberhasilan pencapaian efektivitas, efisiensi, dan kehematan program. Sehingga pengawasan BPKP terhadap program-program strategis menekankan pada audit efisiensi, keekonomisan, dan keefektifan pelaksanaan program lintas sektoral, audit kinerja pada bidang pelayanan publik, dan mediasi dalam rangka penyelesaian hambatan kelancaran pembangunan (debottlenecking). Lingkup kegiatan audit dan pembinaan yang telah dilaksanakan meliputi : 4.1 Hasil Pengawasan atas Program Lintas Sektoral a. Audit Kinerja Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) dengan capaian kurang berhasil di tingkat provinsi dan cukup berhasil di tiga kabupaten yaitu Kulon Progo, Gunungkidul dan Sleman. Hambatan capaian kinerja antara lain kurang efektifnya sistem pengendalian intern, kelemahan dalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa, ketidaksesuaian infrastruktur dengan
spesifikasi
teknis dan kelemahan administrasi.
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
5
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
b. Audit Kinerja Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dengan capaian berhasil di tiga kabupaten yaitu Kulon Progo, Gunungkidul dan Sleman. Namun masih ada hambatan pada efektivitas sistem pengendalian intern dan kekurangpahaman ketentuan terkait oleh pelaksana kegiatan ditingkat sekolah. c. Audit
Kinerja
Program
Bantuan
Operasional
Sekolah
(BOS)
Kementerian Agama dengan capaian sangat berhasil untuk madrasah negeri dan kategori berhasil untuk madrasah swasta di DIY dan tiga kabupaten yaitu Gunungkidul, Kulon Progo dan Sleman. Belum optimalnya
capaian
kinerja
terutama
untuk
madrasah
swasta
disebabkan kelemahan sistem pengendalian intern yang meliputi unsur lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi maupun pemantauan pengendalian intern. d. Audit Kinerja Program Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dengan capaian sangat berhasil di tiga kota/kabupaten yaitu Kota Yogyakarta, Kab. Bantul dan Gunungkidul. Masih terdapat beberapa kelemahan dalam unsur kegiatan pengendalian, penilaian risiko dan informasi komunikasi yang mengakibatkan bantuan diberikan tidak tepat sasaran, waktu, dan penggunaan. e. Audit Kinerja Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan dengan capaian cukup memadai di tingkat provinsi dan memadai
di
empat
kabupaten
yaitu
yaitu
Kulon Progo,
Gunungkidul, Sleman dan Bantul. Hambatan capaian kinerja antara lain kurang efektifnya Sistem Pengendalian Intern dan adanya permasalahan penyalahgunaan dana simpan pinjam perempuan, tunggakan macet dan hasil kegiatan yang belum dimanfaatkan. f.
Audit Kinerja Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan dengan capaian cukup memadai di tingkat provinsi dan memadai di dua kabupaten yaitu Sleman dan Bantul. Hambatan capaian kenerja antara lain belum efektifnya sistem pengendalian intern
dan
adanya
permasalahan
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
pekerjaan
fisik
belum
6
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
selesai/kekurangan volume fisik, penyalahgunaan dana bergulir, pemborosan anggaran, dan kelemahan administrasi. g. Audit Kinerja Program Beras untuk Rakyat Miskin (Raskin) dengan capaian cukup berhasil di tingkat provinsi. h. Audit dukungan atas laporan keuangan 28 Program Lintas Sektoral, seluruhnya mendapat simpulan Wajar. Mediasi Hambatan Kelancaran Pembangunan
4.2
Dari hasil mediasi hambatan kelancaran pembangunan antara lain penyelesaian atas permasalahan kepemilikan dan penguasaan tanah milik PT KAI (Persero) DAOP 6 telah diperoleh kesepakatan antara PT KAI (Persero) DAOP 6 dengan pemerintah Kota Magelang mengenai pemanfaatan tanah milik PT KAI (Persero) di wilayah Kota Magelang yang akan ditindaklanjuti dengan penandatanganan MoU. Sedangkan pada Puskesmas Mlati II Kabupaten Sleman dicapai kesepakatan bahwa pembangunan ruang rawat inap yang sempat terhenti akibat putus kontrak pada tahun 2012 akan dilanjutkan pada tahun 2013 dengan menentukan posisi 0% per tahun anggaran 2012.
B. Saran Untuk meningkatkan kualitas akuntabilitas keuangan negara, kepada Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta kami sarankan agar mendorong pemerintah daerah dan init kerja/instansi vertikal di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dalam upaya pelaksanaan hal-hal sebagai berikut : a. Percepatan peningkatan kualitas laporan keuangan daerah sehingga dapat mempertahankan dan memperoleh opini WTP dari BPK melalui rencana aksi yang jelas, tepat, dan terstruktur. b. Percepatan penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada seluruh Pemerintah Daerah sampai tingkat SKPD dan unit kerja instansi vertikal. c. Peningkatan peran Forum Bersama APIP Daerah Istimewa Yogyakarta dalam upaya peningkatan akuntabilitas pelaporan keuangan.
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
7
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
d. Peningkatan kapabilitas APIP di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta melalui peningkatan kompetensi auditor dan leveling kapabilitas Inspektorat menjadi minimal level 2. e. Peningkatan kapasitas pegawai/panitia/pejabat pengadaan barang dan jasa melalui diklat dan sertifikasi pengadaan barang dan jasa. f. Peningkatan kualitas kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah dan BUMD. g. Peningkatan pengawasan terhadap program-program lintas sektoral dengan mengefektifkan peran APIP. h. Peningkatan penyelenggaraan Reformasi Birokrasi termasuk pencanangan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas Korupsi. i. Penerapan Fraud Control Plan (FCP) pada unit kerja/SKPD dan BUMD yang memiliki risiko korupsi tinggi.
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
8
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
BAB II URAIAN HASIL PENGAWASAN
A. Informasi Umum 1. Kebijakan Pengawasan dan Pembinaan Tahun 2012 Sebagai unit kerja BPKP, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta melaksanakan kegiatan pengawasan dan pembinaan berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh BPKP Pusat. Penetapan kebijakan pengawasan dan pembinaan didasarkan pada ruang lingkup peran BPKP sebagaimana tertuang dalam
Peraturan
Pemerintah
Nomor
60 Tahun
2008
tentang
Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) mencakup : a. Melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan Negara atas kegiatan tertentu yang meliputi kegiatan yang bersifat lintas sektoral, kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara, dan kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden. b. Pembinaan penyelenggaraan SPIP meliputi penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP, sosialisasi, pendidikan dan pelatihan, pembimbingan dan konsultasi, serta peningkatan kompetensi auditor aparat pengawasan intern pemerintah. Selain itu, kebijakan pengawasan dan pembinaan juga mengacu kepada Inpres Nomor 4 Tahun 2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara, Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi, dan Instruksi Presiden Nomor 17 Tahun 2011 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2012. Kebijakan pengawasan dan pembinaan dituangkan dalam Rencana Kegiatan Tahunan (RKT) yang selanjutnya menjadi kontrak kinerja Kepala Perwakilan dengan Kepala BPKP yang dituangkan dalam dokumen Penetapan Kinerja (Tapkin). Dokumen Tapkin berisi program, kegiatan serta target kinerja. Tapkin dan realisasi kinerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2012 tersaji pada tabel 2.1 di bawah ini. Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
9
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
Tabel 2.1 Penetapan dan Realisasi Kinerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2012 Sat.
Target Kinerja
Realisasi Kinerja
Lap
43
56
130,23
Lap
16
35
218,75
Lap
2
2
100,00
Lap
80
158
197,50
Lap
15
24
160,00
Lap
41
46
112,20
Laporan Hasil Pengawasan atas Permintaan Presiden Bidang Polsoskam, Keuangan Daerah dan Akuntan Negara Laporan Dukungan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP BIdang Polsoskam Laporan Hasil Bimtek/Asistensi Penyusunan LKPD Laporan Hasil Pengawasan atas Kinerja Pelayanan Publik Bidang Keuangan Daerah Laporan Dukungan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP Bidang Keuangan Daerah Laporan Hasil Sosialisasi dan Bimtek Penerapan JFA APIP Daerah Laporan Hasil Sosialisasi dan Bimtek Penerapan Tata Kelola APIP Daerah Laporan Evaluasi Penerapan Tata Kelola APIP Daerah Laporan Hasil Bimtek/Asistensi GCG/KPI Sektor Korporat Laporan Hasil Pengawasan atas Kinerja BUMD
Lap
14
14
100,00
Lap
0
6
100,00
Lap
30
112
373,33
Lap
15
16
106,67
Lap
12
41
341,67
Lap
4
5
125,00
Lap
6
10
166,67
Lap
2
2
100,00
Lap
9
9
100,00
Lap
14
21
150,00
Lap
19
51
268,42
18.
Laporan Hasil Bimtek/Asistensi Penyusunan LK BUMD Laporan Hasil Sosialisasi Masalah Korupsi
Lap
12
28
233,33
19.
Laporan Hasil Bimtek/Asistensi Implementasi FCP
Lap
8
16
200,00
20.
Laporan Hasil Kajian Pengawasan
Lap
2
30
1.500,00
21.
Laporan Hasil Audit Investigasi atas HKP, Eskalasi, dan Klaim Laporan Hasil Audit Investigasi, PKKN, dan Pemberian Keterangan Ahli atas Permintaan Instansi Penyidik Hasil Penyelenggaraan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP Laporan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP
Lap
12
13
108,33
Lap
41
36
87,80
Lap
60
60
100,00
Unit
182
278
152,75
639
1.069
167,29
No
Sasaran/Indikator Output
A.
Hasil Pelaks. Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP Laporan Hasil Pengawasan Lintas Sektor Bidang Perekonomian, Polsoskam, dan Keuangan Daerah Laporan Hasil Bimtek/Asistensi Penyusunan LKKL Bidang Perekonomian dan Polsoskam Laporan Hasil Pengawasan atas Penerimaan Negara Bidang Perekonomian dan Polsoskam Laporan Hasil Pengawasan BUN Bidang Perekonomian, Polsoskam, Keuangan Daerah dan Akuntan Negara Laporan Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders Bidang Perekonomian, Polsoskam, dan Keuangan Daerah Laporan Hasil Pengawasan atas Proyek PHLN
1.
2. 3. 4.
5.
6. 7.
8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
22.
B. 23. C. 24.
Hasil Pengadaan dan Penyaluran Sarana dan Prasarana Perwakilan BPKP Jumlah Sarana dan Prasarana Jumlah
Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
%
10
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
Pencapaian indikator kinerja dan pelaksanaan kegiatan di atas didukung oleh ketersediaan anggaran yang memadai. Tabel 2.2 di bawah ini menyajikan data anggaran dan realisasi anggaran selama tahun 2012. Tabel 2.2 Anggaran dan Realisasi Anggaran Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012 Anggaran
No
Sasaran
1.
Hasil Pelaksanaan Pengawasan Intern
(Rp000)
Realisasi (Rp000)
%
3.819.782
3.774.032
98,80
Dukungan
12.791.693
12.690.433
99,21
Hasil Pengadaan dan Penyaluran Sarana
295.000
294.054
99,68
16.906.475
16.758.519
99,12
Akuntabilitas
Keuangan
Negara
dan
Pembinaan SPIP 2.
Hasil
Penyelenggaraan
Manajemen Perwakilan BPKP 3.
dan Prasarana Perwakilan BPKP Jumlah
2. Gambaran Umum Pemerintah Daerah Gubernur disamping sebagai kepala pemerintahan di wilayah Provinsi, juga berkedudukan sebagai wakil pemerintah di daerah sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi yang telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010. Dalam pasal 3 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 dinyatakan
bahwa
Gubernur
sebagai
wakil pemerintah
memiliki tugas
melaksanakan urusan pemerintahan antara lain meliputi : a. Koordinasi penyelenggaraan pemerintahan antara pemerintah daerah provinsi dengan instansi vertikal, dan antarainstansi vertikal di wilayah provinsi yang bersangkutan;
Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
11
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
b. Koordinasi penyelenggaraan pemerintahan antara pemerintah daerah provinsi dengan pemerintah kabupaten/kota di wilayah provinsi yang bersangkutan; c. Koordinasi
penyelenggaraan
pemerintahan
antarpemerintahan
daerah
kabupaten/kota di wilayah provinsi yang bersangkutan; d. Koordinasi dalam penyusunan, pelaksanaan dan pengendalian serta evaluasi dalam rangka sinkronisasi RPJPD, RPJMD, dan RKPD kabupaten dan kota agar mengacu pada RPJPN, RPJMN, dan RKP serta kebijakan pembangunan nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah; e. Koordinasi
pembinaan
dan
pengawasan
penyelenggaraan
tugas
pembantuan di daerah provinsi dan kabupaten/kota; f. Pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraan pemerintahan
daerah
kabupaten/kota. Daerah Istimewa Yogyakarta terdiri dari enam Pemerintah Daerah, yaitu : a. Pemerintah daerah Daerah Istimewa Yogyakarta; b. Pemerintah Kota Yogyakarta; c. Pemerintah Kabupaten Bantul; d. Pemerintah Kabupaten Sleman; e. Pemerintah Kabupaten Kulon Progo; dan f. Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul. Filosofi yang melandasi pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Hamemayu Hayuning Bawana, sebagai cita-cita luhur untuk mewujudkan tata nilai kehidupan masyarakat Yogyakarta berdasarkan nilai budaya.
Hamemayu Hayuning Bawana mengandung makna sebagai kewajiban melindungi, memelihara, serta membina keselamatan dan lebih mementingkan berkarya untuk masyarakat dari pada memenuhi ambisi pribadi. Bertolak dari landasan filosofi tersebut, Visi pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta yang ingin dicapai tahun 2010 – 2014 adalah sebagai berikut : “Pemerintah Daerah yang katalistik dan masyarakat mandiri yang berbasis
keunggulan daerah serta sumber daya manusia yang berkualitas unggul dan beretika”.
Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
12
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
Visi tersebut akan diwujudkan melalui empat misi pembangunan daerah sebagai berikut : a. Mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang sehat, cerdas, profesional, humanis, dan beretika dalam mendukung terwujudnya budaya yang adiluhung. b. Menguatkan fondasi kelembagaan dan memantapkan struktur ekonomi daerah berbasis pariwisata yang didukung potensi lokal dengan semangat kerakyatan menuju masyarakat yang sejahtera. c. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas tata kelola pemerintahan yang berbasis Good Governance. d. Memantapkan prasarana dan sarana dalam upaya meningkatkan pelayanan publik. Sejak tanggal 31 Agustus 2012, berdasarkan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2012, Provinsi Derah Istimewa Yogyakarta ditetapkan sebagai Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki keistimewaan kedudukan hukum untuk mengatur dan mengurus kewenangan istimewa. Kewenangan istimewa adalah wewenang tambahan tertentu selain wewenang sebagaimana ditentukan dalam undang-undang tentang pemerintah daerah, meliputi : a. tata cara pengisian jabatan, kedudukan, tugas, dan wewenang Gubernur dan wakil Gubernur; b. kelembagaan Pemerintah Daerah DIY; c. kebudayaan; d. pertanahan; dan e. tata ruang.
3. Peran Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta Keberadaan Perwakilan BPKP di daerah dimaksudkan untuk memberikan kontribusi nyata kepada Pemerintah Daerah dalam upaya mewujudkan visi dan misinya melalui pelaksanaan kebijakan pengawasan dan pembinaan terhadap satuan kerja K/L dan Pemerintah Daerah di wilayah tugasnya. Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta berperan melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembinaan penyelenggaraan SPIP
Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
13
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
pada satuan kerja K/L dan satuan kerja Pemerintah Daerah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta menuju terwujudnya tata kepemerintahan yang baik dan bersih (Good and Clean Governance). Berdasarkan Peraturan Kepala BPKP Nomor 61/K/SU/2012 tanggal 2 Februari 2012, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta menerima pelimpahan 6 (enam) Pemerintah Daerah di wilayah Provinsi Jawa Tengah, masuk menjadi wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta. Keenam Pemda tersebut yaitu Kabupaten Klaten, Kabupaten Magelang, Kota Magelang, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Cilacap. Dengan terbitnya Perka BPKP ini maka wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi 12 pemda di wilayah DIY dan Jawa Tengah. Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta melaksanakan peran pengawasan dan pembinaan pada : a. Satuan Kerja pada 12 Pemerintah Daerah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah. b. Satuan Kerja Kementerian/Lembaga di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan 6 kota/kabupaten di Provinsi Jawa Tengah; c. Perguruan Tinggi Negeri di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan 6 kota/kabupaten di Provinsi Jawa Tengah; d. BUMD di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan 6 kota/kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Peran Perwakilan BPKP tersebut dilaksanakan melalui kegiatan audit, reviu, evaluasi, monitoring, sosialisasi, pembimbingan dan konsultasi, bimbingan teknis, workshop, pendidikan dan pelatihan.
4. Penyajian Informasi Laporan Hasil Pengawasan ini menyajikan informasi keseluruhan kualitas akuntabilitas keuangan negara di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dengan menggunakan data eksternal dan internal hasil pengawasan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta serta mengacu pada empat dimensi (perspektif) yaitu :
Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
14
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
a. Akuntabilitas Pelaporan Keuangan b. Akuntabilitas Kebendaharaan Umum Negara dan Pengelolaan Aset c. Akuntabilitas Perwujudan Iklim bagi Kepemerintahan yang Baik dan Bersih d. Akuntabilitas Pengelolaan Program Lintas Sektoral Keempat perspektif tersebut diikhtisarkan pada gambar di bawah ini. Hasil Pengawasan : Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara
AKUNTABILITAS PELAPORAN KEUANGAN
Indikator :
AKUNTABILITAS KEBENDAHARAAN UMUM NEGARA DAN PENGELOLAAN ASET
1
Upaya Perbaikan Kewajaran Laporan Keuangan terhadap K/L/Pemda (Opini BPK, BPKP, dan Auditor Eksternal Lainnya)
Penyerapan Anggaran, Optimalisasi Penerimaan Negara, Peningkatan Cost Saving (Klaim, Eskalasi Harga) dan Pengelolaan Aset Negara
AKUNTABILITAS PERWUJUDAN IKLIM BAGI KEPEMERINTAHAN YANG BAIK DAN BERSIH
AKUNTABILITAS PENGELOLAAN PROGRAM LINTAS SEKTORAL
3
2
Indikator :
Indikator :
Indikator :
Pengungkapan Kasus/Pelanggaran yang Diduga Merugikan Keuangan Negara dan Penyelenggaraan SPIP, FCP, dan GCG
Efisiensi, Keekonomisan, dan Efektivitas Program Lintas Sektoral, Perbaikan Kinerja Pelayanan Publik, dan Penanganan Hambatan Kelancaran Pembangunan (Debottlenecking)
4
Data internal hasil pengawasan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta adalah data yang diperoleh dari kegiatan pengawasan dan pembinaan (assurance dan consulting) yang dilakukan langsung atas satuan kerja K/L dan satuan kerja di lingkungan Pemerintah Daerah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan data eksternal adalah data yang diperoleh BPKP dari pihak ketiga, auditor eksternal, publikasi laporan keuangan oleh satuan kerja K/L dan satuan kerja di lingkungan pemerintah daerah yang bersangkutan atau sumber data lain yang sah yang dapat digunakan untuk memberikan gambaran
Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
15
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
keseluruhan kualitas akuntabilitas keuangan pada satuan kerja K/L dan satuan kerja di lingkungan pemerintah daerah. Penyajian informasi kualitas akuntabilitas keuangan negara satuan kerja K/L dan satuan kerja di lingkungan pemerintah daerah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta yang berasal dari berbagai sumber tersebut, dimaksudkan untuk memberikan informasi yang komprehensif dan obyektif, sehingga persepsi/simpulan yang diperoleh oleh pengguna informasi (users) tidak bias
(misleading) yang disebabkan oleh faktor risiko ujipetik (sampling) pengawasan. Namun demikian, para pengguna informasi atas laporan ini dianggap memahami bahwa hasil pengawasan yang terkait dengan satuan kerja K/L dan satuan kerja di lingkungan pemerintah daerah belum tentu mewakili keseluruhan populasi untuk mengukur kualitas akuntabilitas keuangan negara pada satuan kerja K/L dan satuan kerja di lingkungan pemerintah daerah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
B. Hasil Pengawasan dan Pembinaan Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Negara 1. Akuntabilitas Pelaporan Keuangan Salah satu upaya nyata mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan
keuangan
negara/daerah
adalah
penyampaian
laporan
pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang memenuhi prinsip-prinsip tepat waktu, relevan dan akurat, disusun dengan mengikuti Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP)
dan
berdasarkan
pada
penyelenggaraan
sistem
pengendalian intern yang memadai. Laporan keuangan disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan APBN oleh presiden selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara, menteri keuangan selaku pemegang sebagian kekuasaan pengelolaan keuangan negara, para menteri/pimpinan pertanggungjawaban
lembaga APBD
selaku oleh
para
pengguna
anggaran,
serta
gubernur/bupati/walikota
selaku
pengelola keuangan daerah (Pasal 30, 31, dan 32 serta Penjelasan UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara).
Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
16
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
Salah satu indikator kualitas akuntabilitas keuangan pemerintah ditunjukkan dari opini auditor eksternal yaitu Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas penyajian laporan keuangan pemerintah. Opini BPK tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu acuan dalam mengukur kualitas akuntabilitas pelaporan keuangan suatu K/L atau Pemerintah Daerah. 1.1. Upaya Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pelaporan Keuangan Dalam rangka meningkatkan akuntabilitas pelaporan keuangan Pemda, selama Tahun 2012 Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta secara proaktif telah bekerja sama dengan Pemda dalam upaya menuju opini WTP. Upaya tersebut menjadi prioritas penugasan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta mengingat sampai dengan tahun 2011 sebagian Pemerintah Daerah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta belum memperoleh opini WTP dari BPK. Sampai dengan Tahun 2012 Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah menandatangani MoU dengan 6 Pemerintah Daerah atau 100% dari total Pemda di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan 19 dari total 28 BUMD atau 67,86%. Lingkup kegiatan pembinaan terhadap Pemerintah Daerah yang dilaksanakan pada Tahun 2012 antara lain dalam bentuk: a. Penguatan
SPIP
pada
Pemerintah
Daerah
melalui
kegiatan
sosialisasi, workshop, diklat, bimtek, diagnostic assessment, dan pendampingan penerapan SPIP. b. Pendampingan penyusunan laporan keuangan Pemerintah Daerah. c. Pendampingan atas reviu laporan keuangan yang dilakukan oleh Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota. Kegiatan pembinaan oleh Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta pada Tahun 2012 tampak pada Tabel 2.3.
Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
17
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
Tabel 2.3 Perkembangan Kegiatan Pembinaan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta atas Upaya Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pelaporan Keuangan Pemda Tahun 2010 – 2012
Jumlah Pemerintah Daerah No
Kegiatan
1.
Penguatan SPIP
5
83,33%
6
100%
6
100,00%
2.
Pendampingan
4
66,67%
6
100%
4
66,67%
2
33,33%
6
100%
3
50,00%
2
33,33%
3
50%
3
50,00%
1
16,67%
3
50%
3
50,00%
0
0
5
83,33%
1
16,67%
2010
2012
2011
penyusunan laporan keuangan 3.
Pendampingan reviu laporan keuangan
4.
Pendampingan penataan Barang Milik Daerah
5.
Pendampingan penyusunan LAKIP
6.
Peningkatan Kapasitas SDM Pengelola Keuangan
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
Rincian kegiatan di atas dapat dilihat pada Lampiran 1. Penurunan
jumlah
Pemda
yang
dilakukan
pendampingan
penyusunan maupun reviu atas laporan keuangan oleh Perwakilan BPKP Daerah Istimewa menunjukkan adanya peningkatan kemampuan sumber daya Pemda dalam menyusun sendiri dan melakukan reviu atas laporan keuangan.
Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
18
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
Selain kegiatan-kegiatan di atas, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta juga senantiasa mendorong terwujudnya koordinasi antar APIP di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Forum Bersama (Forbes) APIP yang telah dibentuk pada akhir tahun 2010 yang lalu. Kepala Perwakilan BPKP dipercaya sebagai pembina Forbes APIP Daerah Istimewa Yogyakarta. Salah satu Pokja dalam kepengurusan Forbes APIP Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Pokja Menuju WTP yang secara intensif menggagas dan melaksanakan rencana aksi guna mempercepat pencapaian target memperoleh opini WTP.
Forbes
melakukan pertemuan secara berkala setiap tiga bulan untuk melakukan koordinasi dan tukar pengalaman di antara APIP. Dalam pelaksanaan kerjasama antara Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dengan satuan-satuan kerja K/L dan Pemda di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, tidak menemui kendala atau hambatan yang berarti. 1.2. Peningkatan Kualitas Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah Dari hasil audit BPK atas LKPD tahun 2011 di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, tiga LKPD atau 50% dari total enam LKPD memperoleh opini WTP dari BPK. Perolehan opini WTP atas LKPD tahun 2011 relatif menunjukkan kemajuan dibandingkan dengan tahun 2010. Pada tahun 2011 terdapat tiga LKPD yang memperoleh opini WTP, sedangkan pada tahun 2010 hanya dua LKPD yang memperoleh opini WTP. Perkembangan opini BPK atas LKPD Tahun 2009-2011 dapat dilihat pada Tabel 2.4 di bawah ini.
Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
19
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
Tabel 2.4 Perkembangan Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2009 - 2011
Jumlah Pemerintah Daerah No
Jenis Opini
2009
2011
2010
1.
WTP
1
16,67%
2
33,33%
3
50%
2.
WDP
5
83,33%
4
66,67%
3
50%
3.
TMP
0
0
0
0
0
0
4.
TW
0
0
0
0
0
0
6
100%
6
100%
6
100%
Jumlah Sumber
: Ikhtisar Hasil Pemeriksaan BPK
Keterangan
: WTP : Wajar Tanpa Pengecualian; WDP : Wajar Dengan Pengecualian; TMP : Tidak Memberikan Pendapat; TW : Tidak Wajar
Apabila dilihat dari trend perkembangan opini BPK tiap pemerintah daerah maka dapat disimpulkan bahwa sampai dengan tahun 2011 Pemerintah daerah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Pemerintah Kota Yogyakarta telah berhasil menjaga predikat WTP. Sedangkan Pemkab Sleman telah meningkatkan upaya sehingga berhasil memperoleh opini WTP. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.5 berikut ini. Tabel 2.5 Perkembangan Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Di Wilayah D.I. Yogyakarta Tahun 2009 – 2011
Opini BPK No
Nama Pemda
2009
2010
2011
1.
Provinsi DIY
WDP
WTP
WTP
2.
Kota Yogyakarta
WTP
WTP
WTP
3.
Kab. Bantul
WDP
WDP
WDP
4.
Kab. Sleman
WDP
WDP
WTP
5.
Kab. Kulon Progo
WDP
WDP
WDP
6.
Kab. Gunung Kidul
WDP
WDP
WDP
Sumber : Ikhtisar Hasil Pemeriksaan BPK
Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
20
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
Dalam penyusunan laporan keuangan tahun 2011, dari enam Pemerintah Daerah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta seluruhnya didampingi oleh Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk membantu Pemerintah Daerah agar dalam menyusun laporan keuangan dapat dilakukan secara lebih mudah, cepat, dan akurat, BPKP telah mengembangkan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah (SIMDA). Penerapan SIMDA yang berbasis teknologi informasi ini mendukung program e-government yang sedang digalakkan oleh pemerintah dan pelaksanaan e-audit oleh Badan Pemeriksan Keuangan (BPK). Sampai dengan tahun 2011, tiga Pemerintah Daerah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta telah menggunakan aplikasi SIMDA secara bertahap yaitu Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Sleman. Sedangkan Kota Yogyakarta telah berkomitmen untuk menerapkan SIMDA pada tahun 2013. Belum diperolehnya opini WTP dari BPK oleh tiga pemerintah daerah menunjukkan bahwa pelaporan keuangan Pemda tersebut masih belum sepenuhnya dapat diyakini kewajarannya oleh BPK disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain adanya kelemahan sistem pengendalian intern, belum tertatanya barang milik negara/daerah dengan tertib, tidak sesuainya pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dengan ketentuan yang berlaku, penyajian laporan keuangan yang belum sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), kelemahan dalam sistem penyusunan laporan keuangan, serta kurang memadainya kompetensi SDM pengelola keuangan pada pemerintah daerah. Dampak dari belum diperolehnya opini WTP dari hasil audit BPK atas laporan keuangan pemerintah antara lain: a. Kurangnya
kepercayaan
dan
partisipasi
masyarakat
dalam
peningkatan investasi di daerah. b. Timbulnya persepsi publik akan adanya penyimpangan dalam pengelolaan keuangan negara/daerah.
Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
21
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
1.3. Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pelaporan Keuangan K/L dan Proyek PHLN Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga disusun berdasarkan informasi laporan keuangan unit akuntansi atau satuan kerja yang berada di bawahnya. Dengan demikian, kualitas opini Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga
(LKKL)
dipengaruhi
oleh
kualitas
laporan
keuangan yang disusun oleh unit akuntansi atau satuan kerja tersebut. Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta berkomitmen untuk mendorong agar unit akuntansi atau satuan kerja K/L di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta mampu menyusun laporan keuangan dengan baik, sehingga dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas opini LKKL. Dalam upaya peningkatan kualitas opini LKKL, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta melaksanakan kegiatan pengawasan dan pembinaan terhadap satuan-satuan kerja K/L di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta,
meliputi
kegiatan
penguatan
SPIP,
pendampingan
penyusunan laporan keuangan, pendampingan reviu laporan keuangan, pendampingan penataan BMN, dan sebagainya. Gambaran hasil pembinaan tersebut tampak pada Tabel 2.6 di bawah ini. Tabel 2.6 Perkembangan Kegiatan Pembinaan Perwakilan BPKP Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta atas Upaya Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pelaporan Keuangan pada Satuan Kerja K/L Di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010 – 2012
Jumlah Satuan Kerja K/L No
Kegiatan
2010
2012
2011
1.
Penguatan SPIP
3
27,27%
3
8,11%
27
57,45 %
2.
Pendampingan
3
27,27%
16
43,24 %
19
40,43 %
5
45,46%
5
13,51%
0
0
penyusunan laporan keuangan 3.
Pendampingan reviu laporan keuangan
Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
22
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
Jumlah Satuan Kerja K/L No 4.
Kegiatan Pendampingan
2010
2012
2011
0
0
10
27,03%
1
2,12 %
0
0
3
8,11%
0
0
11
100%
37
100%
47
100%
penataan Barang Milik Negara 5.
Peningkatan Kapasitas SDM Pengelola Keuangan Jumlah
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
Rincian kegiatan di atas dapat dilihat pada Lampiran 2. Di samping itu, BPKP juga ditunjuk oleh negara donor atau lembaga pemberi pinjaman untuk melakukan audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman hibah luar negeri dengan memberikan
pendapat
(opini)
atas
kewajaran
penyajian
laporan
keuangan. Pada tingkat Perwakilan, audit keuangan tersebut bersifat audit dukungan terhadap audit keuangan yang dilakukan oleh BPKP dan pemberian opini atas laporan keuangan proyek yang dibiayai dari pinjaman dan hibah luar negeri dilakukan oleh BPKP Pusat. 1.4. Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan BUMD Selain dari opini BPK, kualitas akuntabilitas pelaporan keuangan juga dapat dilihat dari kewajaran penyajian informasi keuangan pada laporan keuangan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Hasil audit eksternal auditor atas laporan keuangan BUMD menjadi salah satu faktor penting dalam mengukur good corporate governance BUMD. Dari hasil audit eksternal auditor atas laporan keuangan BUMD tahun 2011 di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, terdapat 13 BUMD atau 100 % dari total BUMD yang diaudit memperoleh opini WTP.
Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
23
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
Perkembangan opini atas BUMD tahun 2009-2011 dapat dilihat pada Tabel 2.7. Tabel 2.7 Perkembangan Opini Eksternal Auditor atas Laporan Keuangan BUMD Di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2009– 2011
Jumlah BUMD No
Jenis Opini
2009
2011
2010
1.
WTP
13
86,67%
13
100%
13
100%
2.
WDP
0
0
0
0
0
0
3.
TMP
1
6,67%
0
0
0
0
4.
TW
1
6,66%
0
0
0
0
15
100%
13
100%
13
100%
Jumlah
Rincian kegiatan di atas dapat dilihat pada Lampiran 3. Sesuai dengan pasal 3 ayat (1) dan (2) Undang-undang Nomor 5 Tahun 2011 tanggal 3 Mei 2011 tentang Akuntan Publik, BPKP tidak lagi memiliki wewenang untuk melakukan audit atas laporan keuangan BUMD. Namun demikian, BPKP tetap memberikan kontribusi terhadap peningkatan
kualitas
laporan
keuangan
BUMD
melalui
kegiatan
sosialisasi, asistensi, dan bimbingan teknis penerapan Sistem Akuntansi Keuangan-Entitias tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) di PDAM. 1.5. Kualitas Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Daerah Indikator kualitas akuntabilitas keuangan negara/daerah juga dapat diukur dari hasil evaluasi pelaporan kinerja (LAKIP) Pemerintah Daerah yang dilakukan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan & RB) yang dibantu oleh BPKP. Pada tahun 2012 Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta tidak melakukan evaluasi LAKIP tahun 2011 terhadap Pemda di lingkungan D. I. Yogyakarta. Evaluasi LAKIP direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2013. Dalam mendorong peningkatan kualitas LAKIP Pemda, pada
Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
24
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
tahun 2012 Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah melaksanakan pendampingan penyusunan LAKIP di Pemkot Yogyakarta, Pemkab Sleman dan Pemkab Bantul. 1.6. Evaluasi Penyusunan dan Penetapan APBD Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan evaluasi penyusunan dan penetapan APBD dengan memprioritaskan Pemerintah Daerah
yang
mengalami
keterlambatan
dalam
penyusunan
dan
penetapan APBD. Hasil evaluasi penyusunan dan penetapan APBD pemerintah daerah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta selama tiga tahun
terakhir
menunjukkan
adanya
perbaikan
kualitas
dalam
penyusunan dan penetapan APBD. Tahun 2010 terdapat dua APBD yang proses penyusunan dan penetapannya mengalami keterlambatan, tahun 2011 terdapat satu APBD yang proses penyusunan dan penetapannya mengalami keterlambatan, dan tahun 2012 tidak terdapat APBD yang proses penyusunan dan penetapannya mengalami keterlambatan, sehingga tidak dilakukan evaluasi. Kegiatan evaluasi dilakukan terhadap penyusunan dan penetapan APBD pemerintah daerah di wilayah Jawa Tengah yang menjadi wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta. 1.7. Pembinaan Penyelenggaraan SPIP pada Pemerintah Daerah Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, BPKP melaksanakan amanah sebagai pembina penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Pelaksanaan pembinaan dalam Tahun 2012 merupakan kelanjutan dari tahapan implementasi SPIP dan monitoring perbaikan atas kelemahan SPIP dalam mendukung keandalan laporan keuangan. Kegiatan pembinaan yang telah dilakukan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi sosialisasi, workshop, diklat, bimbingan dan konsultasi, diagnostic assessment, pendampingan serta monitoring penerapan SPIP.
Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
25
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah memberikan pemahaman dan membangun komitmen penyelenggaraan SPIP kepada seluruh Pemerintah Daerah melalui sosialisasi, workshop, dan diklat SPIP. Sebagai hasil upaya pemahaman tersebut telah diterbitkan Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota tentang penyelenggaraan SPIP dan telah dibentuk Satuan Tugas Penyelenggaraan SPIP di lingkungan Pemerintah Daerah se Daerah Istimewa Yogyakarta. Bimbingan dan konsultasi diarahkan pada pemetaan (Diagnostic
Assessment)
kondisi
dan
pembangunan
infrastruktur
Sistem
Pengendalian Intern. Dari bimbingan dan konsultasi tersebut telah berhasil mengidentifikasi permasalahan penerapan SPIP dan area perbaikan (area of improvement) pada keenam pemerintah daerah. Bimbingan dan konsultasi tersebut telah berhasil mendorong pemerintah daerah menyiapkan rencana aksi penerapan SPIP sesuai dengan tahapan dan kebutuhan. Selain itu, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta juga melakukan pemantauan atas perbaikan SPIP terutama sebagai tindak lanjut hasil temuan pemeriksaan BPK dalam rangka meningkatkan kualitas laporan keuangan pada empat Pemerintah Daerah. Perkembangan penyelenggaraan SPIP oleh Pemerintah Daerah dapat dilihat pada Tabel 2.8 di bawah ini. Tabel 2.8 Perkembangan Penyelenggaraan SPIP pada Pemda Di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta sampai dengan Tahun 2012 No
Pemda
Uraian Tahapan Penyelenggaraan SPIP
A.
Tahap Persiapan
1.
Pembentukan Satgas Penyelengaraan SPIP
6
100%
2.
Penyusunan Peraturan Kepala Daerah tentang
6
100%
2
33%
6
100%
implementasi SPIP 3.
Penyusunan Juklak SPIP
4.
Pemahaman (knowing) tentang SPIP
4.1
Sosialisasi, Desiminasi, Bimtek
Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
26
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
Pemda
Uraian Tahapan Penyelenggaraan SPIP
No Diklat
6
100%
5.
Pemetaan (Diagnostic Assessment)
6
100%
B.
Tahap Pelaksanaan
1.
Pembangunan Infrastruktur (norming) 4
80%
4.2
1.1
Perbaikan terbatas kelemahan SPIP sebagai tindak lanjut temuan pemeriksaan BPK
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
Sampai dengan tahun 2012, pemetaan pada Pemda Daerah Istimewa, Pemkot Yogyakarta dan Kabupaten Sleman telah dilakukan pada seluruh SKPD, sedangkan pada Pemda lainnya pemetaan baru dilakukan pada masingmasing 5 (lima) SKPD yang disample. Sehubungan dengan kondisi kualitas akuntabilitas pelaporan keuangan yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, maka beberapa hal yang menjadi fokus rencana tindak ke depan adalah sebagai berikut : a.
Melanjutkan dan memonitoring pelaksanaan rencana aksi MoU yang telah disepakati antara seluruh Pemerintah Daerah dengan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta.
b.
Mempercepat implementasi SPIP pada seluruh Pemerintah Daerah sampai pada tingkat SKPD.
c.
Meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM pengelola keuangan Pemda.
d.
Meningkatkan kapasitas APIP di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta melalui peningkatan kompetensi auditor dan leveling kapasitas Inspektorat menjadi minimal level 2.
e.
Mendorong peran Forum Bersama APIP Daerah Istimewa Yogyakarta dalam upaya peningkatan akuntabilitas pelaporan keuangan.
2. Akuntabilitas Kebendaharaan Umum Negara dan Pengelolaan Aset Perbendaharaan negara adalah pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara, termasuk investasi dan kekayaan yang dipisahkan, yang ditetapkan dalam APBN dan APBD berdasarkan landasan hukum di bidang administrasi keuangan negara, yaitu Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara yang menganut asas kesatuan, asas Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
27
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
universalitas,
asas
profesionalitas
tahunan,
dan
dan
menjamin
asas
spesialitas
keterbukaan
dan
serta
mendorong
akuntabilitas
dalam
pelaksanaan anggaran. Pengawasan atas akuntabilitas kegiatan kebendaharaan umum negara ditetapkan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara yang dilaksanakan melalui berbagai kegiatan pengawasan meliputi audit, evaluasi, monitoring, pemetaan, dan sebagainya yang menghasilkan koreksi penerimaan negara/daerah dan koreksi atas pengeluaran (belanja) negara/daerah serta rekomendasi kebijakan lainnya. Sedangkan pengawasan atas akuntabilitas kegiatan kebendaharaan umum daerah dilakukan atas dasar permintaan dari pimpinan daerah dan/atau pejabat pengelola keuangan daerah serta pejabat lain yang berwenang. Kegiatan pengawasan dan pembinaan yang dilaksanakan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dalam rangka peningkatan kualitas akuntabilitas kebendaharaan umum negara/daerah terhadap Pemda dan satuan-satuan kerja K/L di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, tampak pada Tabel 2.9 di bawah ini. Tabel 2.9 Perkembangan Kegiatan Pengawasan dan Pembinaan Upaya Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Kebendaharaan Umum Negara/Daerah Di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010, 2011, dan 2012 Output No 1
Kegiatan 2011
2012
1 laporan
6 laporan
2 laporan
Optimalisasi Penerimaan Negara -
Audit operasional Pengelolaan PNBP
2
2010
Penghematan pengeluaran keuangan Negara/Daerah
3
-
Audit keuangan
42 laporan
36 laporan
36 laporan
-
Audit operasional/kinerja
45 laporan
145 laporan
34 laporan
-
3 laporan
4 laporan
Telaah dan pemberian masukan di bidang regulasi dan/atau pengelolaan asset
Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
28
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
Output No
Kegiatan
4
Pra-risk assessment atas proyek baru
5
Inventarisasi dan/atau pendampingan dalam rangka inventarisasi asset
2010
2011
2012
-
7 laporan
4 laporan
-
13 laporan
5 laporan
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
2.1. Optimalisasi Penerimaan Negara Optimalisasi penerimaan negara di daerah dihasilkan dari koreksi atas penerimaan negara. Koreksi tersebut antara lain adalah dari hasil audit Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) terhadap satuan-satuan kerja K/L di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan hasil audit operasional pengelolaan PNBP pada beberapa satuan kerja K/L, dijumpai potensi penerimaan negara berupa PNBP sebesar Rp43.957.000,00 pada audit PNBP Balai Besar Veteriner Wates. Selain itu dijumpai beberapa permasalahan sebagai berikut : a. Penerimaan PNBP yang belum disetorkan ke Kas Negara b. Pengenaan tarif PNBP yang tidak disertai peraturan yang mendasari c. Pembukuan yang tidak tertib d. Lemahnya pengendalian intern e. Penyetoran PNBP yang tidak tepat waktu 2.2. Penghematan Pengeluaran Negara/Daerah Penghematan pengeluaran negara/daerah dihasilkan dari koreksi atas belanja daerah, antara lain dari hasil kegiatan audit eskalasi harga dan audit klaim. Pada tahun 2012 dihasilkan penghematan keuangan negara/daerah sebesar Rp2.112.759.955,74 dengan rincian sebagaimana pada Tabel 2.10 berikut ini.
Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
29
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
Tabel 2.10 Hasil Audit Eskalasi Harga dan Audit Klaim Tahun 2012 Kejadian
Koreksi (Rp)
Audit Eskalasi Harga
1
1.175.126.845,00
Audit Klaim
3
937.633.110,74
Uraian
Keterangan SNVT PJSA Serayu-Opak Pekerjaan
perbaikan
darurat
bencana erupsi Merapi Jumlah
4
2.112.759.955,74
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
Rincian kegiatan di atas dapat dilihat pada Lampiran 4. Di samping itu, berdasarkan hasil audit keuangan dan audit kinerja atas proyek-proyek berbantuan luar negeri (PHLN) serta audit operasional dana dekonsentrasi pada tahun 2012 dihasilkan temuan hasil audit yang merugikan kerugian keuangan negara dan kewajiban penyetoran kepada negara sebanyak 155 kejadian dengan nilai Rp1.343.676.249,75 dengan rincian sebagaimana pada tabel 2.11 di bawah ini. Tabel 2.11 Hasil Audit Keuangan/Kinerja/Operasional Tahun 2012 Uraian Audit Keuangan
Kejadian
Nilai (Rp)
Keterangan
56
1.063.779.444,00
Audit keuangan proyek-proyek berbantuan
luar
negeri
dan
hibah (PHLN) Audit Operasional
51
229.493.665,75
Audit
operasional
dana
dan
audit
dekonsentrasi
operasional lainnya Audit Kinerja
14
50.403.140,00
Audit kinerja Program Bantuan Sekolah
Operasional Audit
Kinerja
Pembangunan
(BOS), Program
Infrastruktur
Perdesaan (PPIP), dan Evaluasi Kinerja
Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah (EKPPD) Jumlah
155
1.343.676.249,75
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
Rincian kegiatan di atas dapat dilihat pada Lampiran 5.
Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
30
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
2.3. Monitoring Pengelolaan DAK, DPDF-PPD, DPIPD dan DPPIP Koreksi atas penerimaan transfer berupa DAK dan DPDF-PPD, DPIPD dan DPPIP, dihasilkan dari kegiatan pengawasan berupa monitoring
pengelolaannya
pada
pemprov/pemkab/pemkot,
yang
didasarkan atas permintaan Menteri Keuangan kepada BPKP. Gambaran hasil monitoring pengelolaan DAK dan DPDF-PPD, DPIPD dan DPPIP adalah sebagaimana terdapat pada Tabel 2.12 berikut ini. Tabel 2.12 Hasil Monitoring Pengelolaan DAK, DPDF-PPD, DPIPD dan DPPIP Tahun 2012 Uraian
Kejadian
Nilai (Rp)
Pencairan dana tidak sesuai prestasi kerja
29
1.336.960.132,88
Kondisi fisik yang tidak tepat sasaran
0
0
Hasil kegiatan fisik yang tidak dimanfaatkan
7
21.522.000,00
Sisa dana yang tidak dicantumkan dalam SILPA pada
0
0
0
0
0
0
0
0
36
1.358.482.132,88
Neraca per 31 Des 2010 Dana APBD dari sumber lain untuk membiayai kegiatan DAK dan DPDF-PPD, DPIPD dan DPPIP Dana Diblokir Penggunaan
dana
untuk
kegiatan
yang
tidak
diperbolehkan Jumlah
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
2.4. Evaluasi Penyerapan Penyerapan Anggaran Pemerintah Daerah Hasil kegiatan evaluasi penyerapan anggaran semester I tahun 2012 terhadap pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta menunjukkan tingkat penyerapan anggaran sebesar 29,89% dan pada pemerintah Kabupaten Kulon Progo sebesar 40,59%. Beberapa permasalahan yang menyebabkan lambatnya tingkat penyerapan anggaran antara lain lambatnya proses pengadaan barang dan jasa, lambatnya pencairan dana, terlambatnya penyusunan RAB oleh PPTK. Namun demikian pada
Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
31
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
akhir tahun 2012 tingkat penyerapan pada enam pemerintah daerah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta mencapai antara 83,36% sampai dengan 95,37%. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.13 di bawah ini. Tabel 2.13 Data Realisasi Penyerapan Anggaran Pemerintah Daerah Di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012 No
Pemerintah Daerah
Anggaran
Realisasi
%
1
D.I. Yogyakarta
2.285.140.075.735,00
2.050.642.239.987,00
89,78
2
Kota Yogyakarta
1.146.288.393.816,00
1.013.979.058.624,00
88,46
3
Kabupaten Bantul
1.345.680.130.604,00
1.283.441.803.241,00
95,37
4
Kabupaten Kulon Progo
933.462.178.850,00
881.816.873.977,00
94,47
5
Kabupaten Sleman
1.595.739.879.570,00
1.417.955.271.550,00
88,86
6
Kabupaten Gunungkidul
1.181.402.067.393,00
984.866.478.580,00
83,36
2.5. Pengelolaan Aset Negara Kegiatan pengawasan terhadap pengelolaan aset negara/daerah diantaranya
melalui
pendampingan
penelusuran,
inventarisasi
dan
penilaian atas Barang Milik Negara/Daerah, yang selanjutnya dicatat dalam
neraca
laporan
keuangan
pemerintah/laporan
keuangan
pemerintah daerah. Hasil pendampingan penelusuran, inventarisasi dan penilaian atas BMN/D menunjukkan perbaikan pencatatan dan penilaian aset pada tahun 2012 yaitu BMN sebesar Rp4.701.046.750,00 dan BMD sebesar Rp448.040.343.224,12 dengan rincian sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2.14 berikut ini.
Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
32
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
Tabel 2.14 Hasil Inventarisasi dan Penilaian BMN dan BMD Tahun 2012 Volume
Uraian
Keterangan
Jumlah (Rp)
BMN pada Satuan Kerja K/L di wilayah D. I. Yogyakarta : BMN yang bersumber dari APBN
pada
Sosnakertrans
Kab.
314
917.797.300,00
Inventarisasi
dalam
Dinas
rangka hibah BMN dari
Kulon
Kemenakertrans
kepada
Pemkab Kulon Progo
Progo Tahun 2006-2011 BLK Dinaskesos Kab. Sleman
296
3.783.249.450,00
Inventarisasi atas BMN bersumber dari APBN
Sub Jumlah
610
4.701.046.750,00
800
436.427.106.736,00
BMD pada Pemerintah Kabupaten di wilayah D. I. Yogyakarta : Inventarisasi BMD Pemkab
Dari Total Aset tersebut baru
Gunung Kidul
teridentifikasi
sebanyak 641 UPB senilai Rp273.312.665.460,00 Inventarisasi BMD Pemkab
--
11.613.236.488,12
Bantul
penelusuran Aset Lainnya yang
tidak
rincian
barang
didukung sebagai
tindak lanjut temuan BPK Sub Jumlah Jumlah
800
448.040.343.224,12
1.410
452.741.389.974,12
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
Di samping itu pada tahun 2012 Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah melakukan pembenahan pengelolaan aset tetap pada Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dengan menggunakan aplikasi SIMDA Aset. 2.6. Pendampingan Pengadaan Barang dan Jasa Untuk membantu mengatasi hambatan/permasalahan pengadaan barang dan jasa yang dihadapi para pejabat pengadaan di daerah, Perwakilan
BPKP
Daerah
Istimewa
Yogyakarta
memberikan
pendampingan dalam bentuk konsultasi permasalahan pengadaan barang Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
33
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
dan jasa dengan membentuk Satgas Pengadaan Barang dan Jasa. Kegiatan
yang
telah
dilaksanakan
dalam
Tahun
2012
adalah
pendampingan kepada Inspektorat atas reviu pelaksanaan pembangunan Gelanggang Remaja di Klebengan Kabupaten Sleman, pemberian nasehat atas pengadaan tanah UNY, bantuan konsultasi tentang Pejabat Pembuat Komitmen di Pemerintah Kota Yogyakarta, Kajian atas PBJ secara swakelola pada sekolah-sekolah di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, Kajian atas Draft Petunjuk Operasional Pengadaan Barang
dan
Jasa
dana
PNBP-BLU
RSUP
Dr.Sardjito,
dan
Supervisi/Pengamatan kegiatan pengadaan barang dan jasa pada pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Atas permasalahan akuntabilitas kebendaharaan umum negara/daerah di wilayah D. I. Yogyakarta, beberapa hal yang perlu menjadi fokus rencana tindak ke depan adalah : a.
Meningkatkan pengawasan intern atas pelaksanaan program dan kegiatan dimulai dari perencanaan.
b.
Meningkatkan kapasitas petugas pengadaan barang dan jasa melalui diklat dan sertifikasi pengadaan barang dan jasa.
c.
Menerapkan SPIP pada program dan kegiatan.
3. Akuntabilitas Perwujudan Iklim Bagi Kepemerintahan Yang Baik
dan Bersih Kepemerintahan
yang
baik
merupakan
suatu
konsepsi
tentang
penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, demokratis, dan efektif sesuai dengan cita-cita terbentuknya suatu masyarakat madani, dan hal ini terkait dengan kontribusi, pemberdayaan, dan keseimbangan peran antara tiga subyeknya (pemerintah, dunia usaha/swasta, dan masyarakat) maupun keseimbangan antara tiga kepentingan (politik, sosial, dan ekonomi). Kepemerintahan yang baik dan bersih juga mensyaratkan adanya pengaturan kelembagaan serta kompetensi birokrasi sebagai pelaksana kebijakan
Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
34
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
politik/publik atau sebagai perangkat otoritas atas peran-peran negara dalam menjalankan amanat yang diembannya. Pengawasan oleh BPKP terhadap akuntabilitas pewujudan iklim bagi kepemerintahan yang baik dan bersih dilaksanakan melalui: (i) strategi preventif/edukatif; (ii) strategi represif; dan (iii) solusi kesisteman. Upaya preventif/edukatif berupa pelaksanaan Sosialisasi Anti Korupsi, penerapan Fraud Control Plan (FCP) dan Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas Korupsi sebagai sistem cegah dini dan perbaikan tatakelola, sedangkan strategi represif dilakukan dalam rangka penyelamatan keuangan negara melalui pengungkapan kasus dugaan Tindak Pidana Korupsi (TPK). Adapun solusi kesisteman dilakukan melalui pendampingan Sistem Akuntansi PDAM, penerapan BLUD dan assessment penerapan Good
Corporate Governance (GCG) pada BUMN/D, pendampingan pengadaan barang dan jasa, dan peningkatan kapasitas APIP. 3.1. Pencegahan KKN Melalui Upaya Preventif Edukatif Selama tahun 2012, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dalam rangka penerapan strategi preventif/edukatif pada berbagai satuan kerja K/L dan Pemda meliputi
pelaksanaan
penguatan
SPIP,
Sosialisasi
Anti
Korupsi,
sosialisasi, pemetaan, bimbingan teknis, dan evaluasi penerapan FCP, serta sosialisasi Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas Korupsi dengan rincian sebagaimana tampak pada Tabel 2.15 berikut ini. Tabel 2.15 Perkembangan Kegiatan Penerapan Strategi Preventif terhadap KKN di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012 Pemda/
Satker
BUMD
K/L
Penguatan SPIP pada K/L dan Pemda
6
27
33
Sosialisasi Program Anti Korupsi
-
3
3
No 1. 2.
Kegiatan
Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
Total
35
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
No
3.
Kegiatan
Pendampingan Sistem
Pengembangan
Pencegahan
KKN
Pemda/
Satker
BUMD
K/L
4
2
6
2
-
2
5
5
10
Total
berupa
Fraud Control Plan 4.
Sosialisasi Program Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas Korupsi
5.
Pelayanan
konsultasi
pengadaan
barang dan jasa Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
Rincian kegiatan di atas dapat dilihat pada Lampiran 6. 3.2. Pemberantasan KKN Melalui Upaya Represif Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Daerah Istimewa D. I. Yogyakarta dalam rangka penerapan strategi represif pada berbagai satuan kerja K/L dan Pemda meliputi audit investigatif yang berindikasi TPK, audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN), dan Audit Investigatif atas Permintaan Instansi Lain sebagaimana tampak pada Tabel 2.16 di bawah ini. Tabel 2.16 Perkembangan Kegiatan Penerapan Strategi Represif terhadap KKN Di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012 No 1. 2.
Kegiatan
Audit Investigasi Bantuan
Perhitungan
Kerugian
Pemda/
Satker
BUMD
K/L
3
3
6
3
4
7
4
19
23
Total
Keuangan Negara 3.
Pemberian Keterangan Ahli
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
36
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
Rangkuman hasil kegiatan pengawasan dimaksud selama tahun 2012 adalah sebagaimana tampak pada Tabel 2.17 sampai dengan Tabel 2.19 sebagai berikut ini. Tabel 2.17 Hasil Audit Investigatif Berindikasi TPK Di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012 No
1.
Instansi
Jumlah Kasus
Nilai (Rp)
Satuan Kerja K/L
3
1.274.433.400,00
2.
Pemprov
-
0
3.
Pemkab
3
556.972.863,00
4.
Pemkot
-
0
5.
BUMN
-
0
6.
BUMD
-
0
6
1.831.406.263,00
Jumlah
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
Rincian kegiatan di atas dapat dilihat pada Lampiran 7. Tabel 2.18 Hasil Audit Perhitungan Kerugian Keuangan Negara Di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012 No
Instansi
Jumlah Kasus
Nilai (Rp)
1.
Satuan Kerja K/L
4
252.543.475,00
2.
Pemprov
-
0
3.
Pemkab
3
523.953.600,00
4.
Pemkot
-
0
5.
BUMN
-
0
6.
BUMD
-
0
7
776.497.075,00
Jumlah
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
Rincian kegiatan di atas dapat dilihat pada Lampiran 8.
Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
37
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
Tabel 2.19 Pemberian Keterangan Ahli Kasus Berindikasi TPK Di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012 No
Jumlah Kasus
Instansi
Nilai (Rp)
1.
Kejaksaan
10
3.690.238.568,00
2.
Kepolisian
5
666.120.571,00
3.
KPK
0
0
4.
Pengadilan Negeri
8
1.896.355.513,00
23
6.252.714.652,00
Jumlah
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
Rincian kegiatan di atas dapat dilihat pada Lampiran 9. 3.3. Pencegahan KKN Melalui Strategi Solusi Kesisteman dan Peningkatan Kapasitas APIP Salah satu strategi solusi kesisteman dilakukan melalui kegiatan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EKPPD) dilakukan oleh Tim Bersama Pemerintah Daerah dan Perwakilan BPKP Daerah
Istimewa
Yogyakarta
terhadap
seluruh
Pemerintah
Kabupaten/Kota di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Dari hasil evaluasi atas kinerja tahun 2011 diketahui perolehan peringkat dan status kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah sebagai berikut : Tabel 2.20 Hasil Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Tahun 2012 Peringkat
Kabupaten/Kota
Skor
Kategori
1.
Kota Yogyakarta
2,977
Tinggi
2.
Kabupaten Sleman
2,952
Tinggi
3.
Kabupaten Kulon Progo
2,884
Tinggi
4.
Kabupaten Bantul
2,757
Tinggi
5.
Kabupaten Gunung Kidul
2,634
Tinggi
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakrta
Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
38
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
Kegiatan-kegiatan lain yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dalam rangka penerapan strategi solusi kesisteman
meliputi
sosialisasi/pendampingan/asistensi
GCG,
assessment/evaluasi penerapan GCG, asistensi penerapan SIA PDAM, Evaluasi/audit Kinerja BUMD, pengembangan Key Performance Indicator (KPI),
Risk
Management
(RM),
Sosialisasi/asistensi
penyusunan
Corporate Plan, dan kegiatan lainnya dalam rangka peningkatan akuntabilitas dan kinerja BUMD. Tabel 2.21 berikut adalah rangkuman hasil kegiatan dimaksud. Tabel 2.21 Kegiatan Pengawasan Dalam Rangka Peningkatan Tatakelola BUMD Di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012 No
Kegiatan
Frekuensi (kali)
1.
Assessment/evaluasi penerapan GCG
2
2.
Asistensi penerapan SIA PDAM
6
3.
Evaluasi/audit kinerja BUMD
8
4.
Pengembangan Key Performance Indicator (KPI)
3
5.
Pengembangan Risk Management (RM)
0
6.
Sosialisasi/asistensi penyusunan Corporate Plan
1
7.
Pendampingan
penyusunan
Rencana
2
Strategis
Bisnis/Rencana Bisnis dan Anggaran 8.
Pendampingan penyusunan Dokumen BLUD
8
9.
Pendampingan SAK-ETAP PDAM
5
Jumlah
35
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
Rincian kegiatan di atas dapat dilihat pada Lampiran 10 Dalam rangka peningkatan kapasitas APIP, BPKP berperan melalui penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, serta pembinaan PFA. Tabel 2.22 di bawah ini menyajikan figur peran BPKP dalam
Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
39
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
peningkatan kapasitas APIP di lingkungan Pemda di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Tabel 2.22 Kegiatan Peningkatan Kapasitas APIP Di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012
No
Kegiatan
Pemda
1.
Pendidikan dan Pelatihan/Workshop
1
2.
Pembinaan JFA
3
3.
Sosialisasi tata kelola APIP
8
Jumlah
12
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
Rincian kegiatan di atas dapat dilihat pada Lampiran 11. Selain hal-hal tersebut di atas, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan kerja sama dengan KPK dengan membentuk Tim Koordinasi Supervisi Pencegahan Korupsi. Pada tahun 2012 Tim melakukan pengamatan pada Pemda Daerah Istimewa dan Pemkot Yogyakarta dan menemukan kelemahan atas proses perancanaan dan penganggaran APBD berupa keterlambatan penyusunan APBD 2013, keterlambatan pengesahan APBD perubahan tahun 2012, dan standar harga barang dan jasa yang tidak lengkap. Atas proses pengadaan barang dan jasa Tim menemukan potensi inefisiensi, pekerjaan yang tidak sesuai spesifikasi, Berita Serah Terima Barang yang dibuat secara formalitas dan mutu pekerjaan yang tidak baik. Sedangkan dari beberapa jenis pelayanan publik Tim menemukan adanya sistem antrian yang kurang tertib, fasilitas layanan pengaduan yang kurang terinformasikan, pelayanan yang tidak maksimal, jam layanan yang belum optimal dan adanya pembayaran di luar tarif resmi. Secara umum hasil penilaian terhadap kualitas akuntabilitas pewujudan iklim bagi kepemerintahan yang baik dan bersih di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta tercermin dari indikator/indeks good governance yang diperoleh.
Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
40
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
Menurut
indeks
persepsi
korupsi
(IPK)
yang
direlease
oleh
Transparency International Indonesia tahun 2008, Kota Yogyakarta menduduki peringkat 1 dengan perolehan skor sebesar 6.43. Pada tahun 2010 meskipun mengalami penurunan dan menduduki peringkat 4, dengan perolehan skor sebesar 5,81 pemerintah Kota Yogyakarta telah membuktikan komitmennya dalam
peningkatan
kualitas
akuntabilitas
penyelamatan
keuangan
negara/daerah dan perwujudan iklim bagi kepemerintahan yang baik dan bersih. Demikian juga menurut hasil survei integritas pelayanan publik tahun 2010 yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan direlease tahun 2011, meskipun perolehan nilai integritas masih dibawah nilai standar minimal yang ditetapkan oleh KPK, Kota Yogyakarta menduduki peringkat 3 dengan nilai integritas 5,89. Jika menilik perolehan skor yang telah dicapai baik skor IPK maupun nilai integritas (berkisar di angka 5,81 s.d. 6,43), kota Yogyakarta tergolong menduduki peringkat atas. Capaian tersebut merupakan cerminan dari adanya komitmen yang kuat para pimpinan dan jajaran Pemerintah Daerah untuk mewujudkan iklim bagi kepemerintahan yang baik dan bersih. Komitmen tersebut dipertegas dengan telah dicanangkannya Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Korupsi oleh Pemerintah Kota Yogyakarta dan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2012. Sedangkan berdasarkan hasil audit Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta, perkembangan hasil audit sampai dengan 31 Desember 2012 tampak pada Tabel 2.23 berikut ini.
Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
41
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
Tabel 2.23 Perkembangan Data Temuan Pemeriksaan dan Tindak Lanjut Pemerintah Daerah di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Sampai dengan 31 Desember 2012
TP s.d. 31/12/12
Pemda Kej.
Nilai (Rp000)
TL s.d. 31/12/12 Nilai
Kej.
(Rp000)
TPB s.d.31/12/12 Kej.
Nilai (Rp000)
Kota Yogyakarta
683
45.374.296
663
45.290.621
20
83.674
Kab. Bantul
449
11.023.301
433
10.868.588
16
154.712
Kab. Sleman
451
31.499.314
421
31.159.631
30
339.682
Kab. K. Progo
457
18.949.471
433
18.412.656
24
536.815
Kab. G. Kidul
318
6.052.643
303
5.998.214
15
54.429
111.729.713
105
1.169.312
4,45
1,04
Total
2.358
112.899.025
2.253
% dari Total TP Sumber : SIM HP Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
Sehubungan akuntabilitas perwujudan iklim kepemerintahan yang baik dan bersih, beberapa fokus rencana tindak yang perlu dilaksanakan ke depan adalah : a. Memperbaiki implementasi SPIP pada satuan kerja Pemerintah Daerah. b. Meningkatkan capaian skor GCG pada BUMD. c. Meningkatkan capaian skor kinerja pada BUMD yang belum mencapai skor Baik. d. Meningkatkan kapasitas pengelola pengadaan barang dan jasa melalui diklat dan sertifikasi. e. Mendorong implementasi Fraud Control Plan (FCP) pada Pemda dan BUMD. f. Mencanangkan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas Korupsi. g. Meningkatkan kapasitas APIP/Inspektorat Pemerintah Daerah. 4. Akuntabilitas Pengelolaan Program Lintas Sektoral Akuntabilitas pengelolaan program lintas sektoral ditekankan pada keberhasilan pencapaian efektivitas, efisiensi, dan kehematan program.
Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
42
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
Walaupun keberhasilan suatu program sulit diukur dengan obyektif, namun suatu
pengukuran
pendekatan.
harus
Beberapa
dilakukan
program
dengan
strategis
menggunakan
harus
dapat
berbagai
dinilai
tingkat
capaiannya, sebagai pengukur keberhasilan, di samping sebagai alat pengendalian kebijakan. Dalam rangka mendukung program Pemerintah yang pro job, pro poor, dan pro growth, dan pro-environment, BPKP secara konsisten pada tahun 2012 melakukan pengawasannya pada pelaksanaan program-program strategis. Program-program strategis ini adalah program yang tercantum dalam prioritas nasional, prioritas bidang, prioritas kewilayahan, dan prioritas Pemda. Dalam laporan ini, program strategis adalah program nasional yang berada atau berkaitan dengan wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta serta program strategis daerah sebagaimana tercantum pada RPJMD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta periode 2010 – 2014. Sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2011, Gubernur sebagai wakil pemerintah di wilayah provinsi memegang peranan penting untuk menunjang keberhasilan program lintas sektoral dalam hal koordinasi antara instansi daerah dengan instansi vertikal dan antara instansi vertikal dengan instansi vertikal lainnya. Pengawasan BPKP terhadap program-program strategis menekankan pada audit atas efisiensi, keekonomisan, dan keefektifan pelaksanaan program lintas sektoral, audit kinerja pada bidang pelayanan publik, dan mediasi dalam rangka penyelesaian hambatan kelancaran pembangunan (debottlenecking). 4.1 Hasil Pengawasan atas Program Lintas Sektoral Hasil pengawasan BPKP atas program lintas sektoral sampai dengan tahun 2012 antara lain dapat diuraikan berikut ini : a.
Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) Program kesejahteraan masyarakat
Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
ini
dimaksudkan
masyarakat miskin
desa
terhadap
untuk
meningkatkan
melalui peningkatan
pelayanan
infrastruktur
akses dasar
43
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
perdesaan dengan tujuan meningkatkan akses masyarakat miskin terhadap
infrastruktur
meningkatkan
peran
dasar serta
di
wilayah
masyarakat
perdesaan, dalam
dan
penyediaan
infrastruktur perdesaan. Pada pelaksanaan audit kinerja PPIP di tahun
2012
untuk
tahun
anggaran
2011,
capaian
kinerja
pelaksanaan PPIP di tingkat DIY masuk dalam kategori kurang berhasil, sedangkan di tingkat kabupaten yaitu Kab. Kulon Progo, Kab. Gunungkidul dan Kab. Sleman (termasuk pelaksanaan di tingkat desa) masuk dalam kategori cukup berhasil. Hambatan pencapaian kinerja terletak pada kelemahan sistem pengendalian intern yang meliputi unsur lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi maupun pemantauan
pengendalian
intern.
Permasalahan
program
infrastruktur perdesaan antara lain kelemahan dalam pelaksanaan pengadaan,
ketidaksesuaian
inftrastruktur dengan
spesifikasi
teknis maupun pedoman dan kelemahan administrasi. Untuk muncul
pada
mengeliminir program
permasalahan-permasalahan infrastruktur
perdesaan
yang
diperlukan
penguatan pada sistem pengendalian intern secara komprehensif. b.
Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Program lintas sektoral yang utama di Bidang Pendidikan adalah Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Program BOS bertujuan untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar sembilan tahun. Dari hasil audit kinerja pada tahun 2012 untuk tahun anggaran 2011 diketahui capaian kinerja pada kabupaten yang diaudit yaitu Kab. Kulon Progo, Kab. Gunungkidul dan Kab. Sleman adalah kategori berhasil. Belum optimalnya capaian kinerja tersebut disebabkan kelemahan sistem pengendalian intern yang meliputi unsur lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi maupun pemantauan pengendalian
Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
intern.
Selain
itu
juga
dijumpai
kurangnya
44
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
pemahaman oleh pelaksana kegiatan di tingkat sekolah sehingga terjadi penyimpangan antara lain keterlambatan penerimaan dana dan
pengadaan
barang
dan
jasa
yang
tidak
sesuai
pedoman/juknis. Untuk
mengeliminir
permasalahan-permasalahan
yang
muncul pada program BOS diperlukan penguatan pada sistem pengendalian intern secara komprehensif. c.
Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Kementerian Agama Selain dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan Nasional, terdapat Program BOS yang dilaksanakan oleh Kementerian Agama
yang
juga
bertujuan
untuk
meringankan
beban
masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar sembilan tahun. Dari hasil audit kinerja pada tahun 2012 untuk tahun anggaran 2011 diketahui capaian kinerja pada tingkat Daerah Istimewa dan kabupaten yang diaudit meliputi Kab. Gunungkidul, Kab. Kulon Progo dan Kab. Sleman adalah kategori
sangat
berhasil untuk madrasah negeri dan kategori berhasil untuk madrasah swasta. Belum optimalnya capaian kinerja terutama untuk
madrasah
swasta
disebabkan
kelemahan
sistem
pengendalian intern yang meliputi unsur lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi maupun pemantauan pengendalian intern. Akibatnya dijumpai permasalahan antara lain bantuan yang tidak tepat sasaran, jumlah, waktu dan penggunaan, serta administrasi yang tidak tertib. Untuk
mengeliminir
permasalahan-permasalahan
yang
muncul pada program BOS diperlukan penguatan pada sistem pengendalian intern secara komprehensif. d.
Program Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Penyaluran dana BOK merupakan salah satu bentuk tanggung jawab pemerintah dalam pembangunan kesehatan bagi
Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
45
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
seluruh
masyarakat
khususnya
dalam
meningkatkan
upaya
kesehatan promotif dan preventif guna tercapainya target Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan dan MDGs Bidang Kesehatan tahun 2015. Audit kinerja dilaksanakan dengan tujuan untuk menilai tingkat keberhasilan pelaksanaan Program BOK yang dijabarkan dalam empat tepat yaitu tepat sasaran, tepat waktu, tepat
jumlah
permasalahan
dan
tepat
guna,
penyaluran
dana
serta BOK
menginventarisasi dan
memberikan
rekomendasi dalam kaitannya dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas. Dari hasil audit kinerja pada tahun 2012 untuk tahun anggaran 2011 diketahui capaian kinerja untuk kota/kabupaten yang diaudit meliputi Kota Yogyakarta, Kab. Bantul dan Kab. Gunungkidul adalah sangat berhasil. Meski demikian, masih terdapat beberapa kelemahan dalam unsur kegiatan pengendalian, penilaian risiko dan informasi komunikasi yang mengakibatkan bantuan diberikan tidak tepat sasaran, waktu, dan penggunaan. e.
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan
(PNPM-MPd)
merupakan
pemerintah
dalam
pengentasan
upaya
salah
satu
kemiskinan
program melalui
pendekatan pembangunan yang berbasiskan pada pemberdayaan masyarakat (Community Driven Development / CDD Project), dengan mengedepankan masyarakat sebagai pelaku utama kegiatan
program.
masyarakat,
strategi
Sebagai dan
suatu
kebijakan
program
pemberdayaan
pelaksanaannya
selalu
berkembang, memenuhi tuntutan dan perkembangan kebutuhan masyarakat. Audit kinerja dilakukan untuk menilai 6 (enam) ketaatan yaitu : ketaatan pada ketentuan loan agreement; ketaatan prosedur pengadaan oleh masyarakat, ketaatan mekanisme proses perencanaan dan penetapan usulan kegiatan program oleh masyarakat; ketaatan dalam proses pencairan dan penyaluran Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
46
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
dana program dari Unit Pengelola Kegiatan (UPK) ke Tim Pengelola
Kegiatan
(TPK);
ketaatan
dalam
peruntukan
penggunaan dana program di UPK dan TPK; dan ketaatan pengelolaan dana bergulir. Dari hasil audit kinerja pada tahun 2012 untuk tahun anggaran 2011 di tingkat DIY diketahui capaian kinerja program masuk kategori cukup memadai. Sedangkan di tingkat kabupaten yang diaudit yaitu Kab. Kulon Progo, Kab. Gunungkidul, Kab. Sleman dan Kab. Bantul capaian kinerja program masuk kategori memadai. Hambatan pencapaian kinerja terletak pada kelemahan sistem pengendalian intern yang meliputi unsur lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi maupun pemantauan pengendalian intern. Permasalahan pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan antara lain, penyalahgunaan dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP), pengendapan dana dan tunggakan macet yang lebih dari 6 bulan, warga yang menjadi penerima manfaat pada dua kelompok yang berbeda dan hasil kegiatan yang belum dimanfaatkan. Untuk
mengeliminir
permasalahan-permasalahan
yang
muncul pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perdesaan
diperlukan
penguatan
pada
sistem
pengendalian intern secara komprehensif. f.
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan merupakan salah satu program pemerintah dalam upaya pengentasan kemiskinan melalui pendekatan pembangunan yang berbasiskan pada pemberdayaan masyarakat (Community
Driven Development / CDD Project), dengan mengedepankan masyarakat sebagai pelaku utama kegiatan program. Sebagai suatu program pemberdayaan masyarakat, strategi dan kebijakan pelaksanaannya selalu berkembang, memenuhi tuntutan dan Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
47
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
perkembangan kebutuhan masyarakat. Audit kinerja dilakukan untuk menilai 6 (enam) ketaatan yaitu ketaatan pada ketentuan
loan agreement; ketaatan prosedur pengadaan oleh masyarakat, ketaatan mekanisme proses perencanaan dan penetapan usulan kegiatan program oleh masyarakat; ketaatan dalam proses pencairan dan penyaluran dana program dari UPK ke TP; ketaatan dalam peruntukan penggunaan dana program di UPK dan TPK; dan ketaatan pengelolaan dana bergulir. Dari hasil audit kinerja pada tahun 2012 untuk tahun anggaran 2011 diketahui capaian kinerja program di tingkat provinsi masuk kategori cukup memadai. Sedangkan di tingkat kabupaten yang diaudit meliputi Kab. Sleman dan Kab. Bantul capaian kinerja program masuk kategori memadai. Hambatan pencapaian kinerja terletak pada kelemahan sistem pengendalian intern yang meliputi unsur lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi maupun pemantauan pengendalian intern. Permasalahan
Program
Nasional
Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Perkotaan antara lain pekerjaan fisik yang belum selesai, kekurangan volume fisik, hasil pengadaan yang tidak digunakan, penyalahgunaan dana bergulir, pemborosan anggaran dan kelemahan administrasi. g.
Program Raskin Penyaluran Raskin bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran masyarakat
masyarakat miskin
miskin
dalam
dan
meningkatkan
pemenuhan
kebutuhan
akses pangan
pokoknya sebagai salah satu hak dasar masyarakat sebagai salah satu program peningkatan ketahanan pangan nasional. Efektivitas Program Raskin tahun 2011 dapat dicapai melalui koordinasi antar instansi terkait mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan
pengendalian,
partisipasi Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
dengan
masyarakat.
mengedepankan
Distribusi
Raskin
peran
diharapkan
penting dapat
48
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
memenuhi 6 Tepat (tepat sasaran, tepat waktu, tepat harga, tepat jumlah, tepat administrasi, dan tepat kualitas). Dari hasil audit kinerja pada tahun 2012 untuk tahun anggaran 2011 pada tingkat DIY diketahui bahwa capaian kinerja program raskin cukup berhasil. Pelaksanaan program Raskin perlu peningkatan untuk ketepatan sasaran, jumlah, harga, waktu dan administrasi. Serta perlunya peningkatan koordinasi lintas sektor/instansi untuk meningkatkan capaian kinerja program. Selain itu hambatan pencapaian kinerja terletak pada kelemahan sistem pengendalian intern yang meliputi unsur lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi maupun pemantauan pengendalian intern. Untuk
mengeliminir
permasalahan-permasalahan
yang
muncul pada Program Raskin diperlukan penguatan pada sistem pengendalian intern secara komprehensif. Sebagai
pendukung
Akuntabilitas
Lintas
Sektoral,
Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan audit dukungan atas kegiatan-kegiatan yang didanai dari bantuan/hibah luar negeri. Pada tahun 2012 telah dilakukan audit dukungan atas laporan keuangan 28 program/kegiatan lintas sektoral dengan hasil sebagaimana pada tabel 2.24 berikut ini. Tabel 2.24 Audit Dukungan atas Laporan Keuangan Program/Kegiatan Lintas Sektoral Tahun 2012 No
Program/Kegiatan
Jml Audit
Simpulan
1
Audit Keuangan atas IBRD Loan No. :
3
Wajar
7866-ID; 7504-ID; 4384-ID; 7664-ID; 4779ID / IDA Credit 4063-ID PNPM Mandiri Perkotaan Tahun 2011
Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
49
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
2
Audit Keuangan atas INVEST ADB Loan
3
Wajar
5
Wajar
5
Wajar
2
Wajar
2
Wajar
2
Wajar
2
Wajar
1
Wajar
1
Wajar
1
Wajar
1
Wajar
No. 2416-IND Tahun Anggaran 2011
4
Audit Keuangan IBRD Loan 75910 / TF 93613 BOS-KITA Tahun 2011
5
Audit Keuangan PNPM Mandiri Perdesaan IBRD Loan 7505-ID / Loan 7867-ID / Loan 8079-ID Tahun Anggaran 2011
6
Audit Keuangan Grant TF-091895 Basic Education Capacity - GOI Executed Tahun 2011
7
Audit Keuangan IBRD Loan 4789-IND, IDA Credit 4077-IND : Indonesia Managing Higher
Education
for
Relevance
and
Efficiency (IMHERE) Tahun 2011
8
Audit Keuangan IBRD Grant Deutch 56841 PAUD Tahun 2011
9
Audit Keuangan PNPM Rural III Disaster Recovery
Support
TF-098819
Tahun
Anggaran 2011
10
Audit Keuangan atas Health Proffesional Education Quality Project (IBRD) Loan No. 7737-ID) Tahun 2011
11
Audit Keuangan atas IBRD Loan No. 7669ID DOISP Tahun 2011
12
Audit
Keuangan
atas
Settlement
Rehabilitation and Reconstruction Project (Rekompak) TF-098869 D.I. Yogyakarta Tahun 2011
13
Audit Keuangan Program BERMUTU IBRD Loan 7476-IND / IDA Credit 4349IND / Deutch Grant TF 090794 TA 2011 Jumlah
28
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta
Rincian kegiatan di atas dapat dilihat dalam Lampiran 12.
Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
50
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2012
4.2 Mediasi Hambatan Kelancaran Pembangunan Dari hasil mediasi hambatan kelancaran pembangunan antara lain penyelesaian atas permasalahan kepemilikan dan penguasaan tanah milik PT KAI (Persero) DAOP 6 telah diperoleh kesepakatan antara PT KAI (Persero) DAOP 6 dengan pemerintah Kota Magelang mengenai pemanfaatan tanah milik PT KAI (Persero) di wilayah Kota Magelang yang akan ditindaklanjuti dengan penandatanganan MoU. Sedangkan pada Puskesmas Mlati II Kabupaten Sleman dicapai kesepakatan bahwa pembangunan ruang rawat inap yang sempat terhenti akibat putus kontrak pada tahun 2012 akan dilanjutkan pada tahun 2013 dengan menentukan posisi 0% per tahun anggaran 2012. Selain itu dalam rangka meningkatkan akuntabilitas pengelolaan program lintas sektoral, pada tahun 2012 BPKP secara proaktif telah melakukan pembinaan terhadap Pemda yang ada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Upaya tersebut menjadi prioritas penugasan BPKP mengingat sampai dengan tahun 2011 masih banyak Pemda yang belum mencapai target kinerja program lintas sektoral. Atas pengelolaan program lintas sektoral, hal-hal penting yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut : a. Meningkatkan peran pengawasan APIP di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. b. Pembinaan kepada Penanggung Jawab Keuangan/Pejabat Pembuat Komitmen perlu ditingkatkan agar pelaksanaan program sepenuhnya mengikuti pedoman yang telah ditetapkan. c. Peningkatan kinerja pengelolaan program perlu ditingkatkan melalui sosialisasi ketentuan pelaksanaan program dan perpajakan. d. Untuk program BOS KITA dan BOS Kementerian Agama, Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota perlu meningkatkan kualitas verifikasi, monitoring jumlah siswa, sosialisasi kegiatan BOS kepada sekolah, serta prosedur pencairan dana BOS perlu dipercepat.
Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
51
Lampiran 1
KEGIATAN PEMBINAAN AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN PEMDA TAHUN 2012
Kegiatan
No
A. Penguatan SPIP - Sosialisasi/Workshop SPIP
- Pendampingan/Bimtek Implementasi SPIP - Monitoring Perbaikan Penerapan SPIP - Persiapan Diagnostic Assessment SPIP B. Pendampingan Penyusunan/Riviu LK - Pendampingan Penyusunan LK Pemda - Reviu LK Pemda - Pendampingan Implementasi SIMDA C. Pendampingan Penataan BMD - Asistensi pengelolaan BMD dengan aplikasi SIMDA BMD - Inventarisasi BMD - Pendampingan inventarisasi dan verifikasi BMN D. Pendampingan LAKIP - Narasumber Sosialisasi Penyusunan LAKIP E. Peningkatan Kapasitas SDM Pengelola Keuangan - Narasumber Pelatihan Pengelolaan
Jumlah Kegiatan
Jumlah Pemda
11
4
4
3
5
5
2
2
5
3
3
3
7
2
4
2
1 1
1 1
3
3
Pemkab Bantul, Pemkab Sleman, Pemkot Yogyakarta
2
1
Pemprov DIY
Keuangan Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
Pemerintah Daerah Pemprov DIY, Pemkab Gunungkidul, Pemkot Yogyakarta, Pemkab Bantul Pemprov DIY, Pemkab Sleman, Pemkab Kulon Progo Pemprov DIY, Pemkab Sleman, Pemkab Kulon Progo, Pemkab Gunungkidul, Pemkab Bantul Pemprov DIY, Pemkot Yogyakarta
Pemkab Gunungkidul, Pemkab Bantul, Pemkot Yogyakarta Pemkab Kulon Progo, Pemkab Sleman, Provinsi DIY Pemkab Bantul, Pemkab Kulon Progo Pemkab Sleman, Pemkab Kulon Progo Pemkab Gunungkidul BLK Dinaskesos Kab. Sleman
Lampiran 2
KEGIATAN PEMBINAAN AKUNTABILITAS LAPORAN KEUANGAN SATKER K/L TAHUN 2012
Jumlah Kegiatan
Jumlah Satker
24
24
P4TK Yogyakarta, Perwakilan BKKBN DIY, BB PBPTH Yogyakarta, ISI Yogyakarta, Kanwil BPS DIY, PTUN Yogyakarta, BB Kulit, Karet dan Plastik Yogyakarta, KR I BKN Yogyakarta, UNY, UIN Sunan Kalijaga, LPMP Yogyakarta, Kanwil BPN DIY, Pengadilan Tinggi Yogyakarta, PTA Yogyakarta, BBWS Serayu Opak, KPU DIY, Kanwil Ditjen Pajak DIY, STPN, UGM, Kanwil Ditjen Perbendaharaan DIY, Kanwil Kemenag DIY, BB Veteriner Yokyakarta, BB Kerajinan Batik Yogyakarta, BPOM Yogyakarta
1
1
Perwakilan BKKBN D.I. Yogyakarta
1
1
1
1
Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Yogyakarta Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta
B. Pendampingan Penyusunan/Riviu LK - Pendampingan Penyusunan 22 LK Satker K/L
19
No
Kegiatan
A. Penguatan SPIP - Monitoring Penerapan SPIP
- Pendampingan Implementasi SPIP - Narasumber dalam Diklat SPIP - Narasumber Sosialisasi SPIP
Nama Satker K/L
STPN Yogyakarta, Kemenperta Prov. DIY, Kemenakertrans Prov. DIY, Kejati DIY, Kementerian PU di DIY, KPU Prov. DIY, BPS Prov. DIY, Kanwil Kemenhuk dan HAM Prov. DIY, Dinas Pariwisata Prov. DIY, Polda DIY, Kementerian Sosial di DIY, Kementerian Kehutanan di DIY, Kanwil Kemenag Prov. DIY, Perwakilan BKKBN Prov. DIY Polda DIY, Ditjen Badan Peradilan Militer dan TUN (05) Mahkamah Agung RI di Wilayah DIY, Ditjen Badan Peradilan Umum (03) Mahkamah Agung RI di Wilayah DIY, Ditjen Peradilan Agama (04) Mahkamah Agung RI di Wilayah DIY, Sekretariat Jenderal (01) Mahkamah Agung RI di Wilayah DIY,
- Pendampingan Reviu LK Satker K/L
0
0
-
No
Kegiatan
C. Pendampingan Penataan BMD - Pendampingan inventarisasi dan verifikasi BMN
D. Peningkatan Kapasitas SDM Pengelola Keuangan - Narasumber Pelatihan
Jumlah Kegiatan
Jumlah Satker
1
1
Inventarisasi atas BMN yang Bersumber dari APBN Dir. Bina LEMSARLATKER Dirjen BL Kemenakertrans pada Dinsosnakertrans Kab. Kulon Progo Tahun 2006-2011
0
0
-
Nama Satker K/L
Pengelolaan Keuangan Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
Lampiran 3
DATA OPINI AUDIT PERWAKILAN BPKP DIY DAN EKSTERNAL AUDITOR ATAS BUMD No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Nama BUMD PDAM Tirta Marta PDAM Kab Bantul PDAM Kab Sleman PDAM Kab Kulon Progo PDAM Kab Gunung Kidul BPD DIY PD BPR Bank Jogja PD BPR Bank Sleman PD BPR Bank Bantul PD BPR Bank Wates PD BPR Bank Wonosari PD Tarumartani PT Anindya Mitra Internasional PT Selo Adikarto Kulon Progo PD Aneka Usaha Kulon Progo
2008 WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP TW WTP 0
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
Opini 2009 WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP TW TMP WTP
2010 WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP 0 0 WTP
Lampiran 4
HASIL AUDIT ESKALASI HARGA DAN AUDIT KLAIM TAHUN 2012 No Judul Audit 1 Audit Eskalasi Harga atas Kontrak Pekerjaan ICB Paket No 3 Construction of Sabo Dam Training Dykes in Mt.Merapi Area pada Satuan Kerja Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak 2 Audit Klaim atas Pekerjaan Pembangunan Jembatan Gantung dan Jembatan Bailley Kegiatan Tanggap Darurat Bencana Alam Lahar Dingin Gunung Merapi Paket XI Tahun 2011 di Wilayah Kabupaten Sleman 3 4
Audit Klaim atas Pekerjaan Perbaikan Darurat Bencana Erupsi Merapi Lanjutan 4 paket 1 Audit Klaim atas Pekerjaan Perbaikan Darurat Bencana Erupsi Merapi Lanjutan 4 paket 3 Jumlah
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
Koreksi (Rp) 1.175.126.845,00
513.718.000,00
84.926.110,74 338.989.000,00 2.112.759.955,74
Lampiran 5
HASIL AUDIT KEUANGAN/KINERJA/OPERASIONAL TAHUN 2012
No A 1 2 3 4 5 6
Uraian
Kejadian
Nilai (Rp)
Audit Keuangan Pemda DIY Kota Yogyakarta Kabupaten Bantul Kab. Sleman Kab. Gunungkidul Kab. Kulon Progo Sub Jumlah
1 10 12 21 5 7 56
65.600.000,00 27.734.800,00 138.666.724,00 700.858.975,00 22.263.750,00 108.655.195,00 1.063.779.444,00
B 1 2 3 4 5 6
Audit Operasional Pemda DIY Kota Yogyakarta Kabupaten Bantul Kab. Sleman Kab. Gunungkidul Kab. Kulon Progo Sub Jumlah
23 10 4 10 0 4 51
63.331.053,00 60.304.500,00 40.457.500,00 20.117.612,75 45.283.000,00 229.493.665,75
C 1 2 3 4 5 6
Audit Kinerja Pemda DIY Kota Yogyakarta Kabupaten Bantul Kab. Sleman Kab. Gunungkidul Kab. Kulon Progo Sub Jumlah Jumlah
1 3 5 0 5 0 14 155
185.000,00 10.103.640,00 454.500,00 39.660.000,00 50.403.140,00 1.343.676.249,75
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
Lampiran 6 KEGIATAN PENERAPAN STRATEGI PREVENTIF TERHADAP KKN TAHUN 2012
No
Kegiatan
A. Penguatan SPIP - Sosialisasi/Workshop SPIP
Jumlah Kegiatan
Pemerintah Daerah Jumlah Nama Pemda Pemda
Satuan Kerja Jumlah Kegiatan
Jumlah Satker
Nama Satker
11
4
Pemprov DIY, Pemkab Gunungkidul, Pemkot Yogyakarta, Pemkab Bantul
24
24
P4TK Yogyakarta, Perwakilan BKKBN DIY, BB PBPTH Yogyakarta, ISI Yogyakarta, Kanwil BPS DIY, PTUN Yogyakarta, BB Kulit, Karet dan Plastik Yogyakarta, KR I BKN Yogyakarta, UNY, UIN Sunan Kalijaga, LPMP Yogyakarta, Kanwil BPN DIY, Pengadilan Tinggi Yogyakarta, PTA Yogyakarta, BBWS Serayu Opak, KPU DIY, Kanwil Ditjen Pajak DIY, STPN, UGM, Kanwil Ditjen Perbendaharaan DIY, Kanwil Kemenag DIY, BB Veteriner Yokyakarta, BB Kerajinan Batik Yogyakarta, BPOM Yogyakarta
- Pendampingan/Bimtek Implementasi SPIP - Monitoring Perbaikan Penerapan SPIP
4
3
1
1
Perwakilan BKKBN D.I. Yogyakarta
5
5
Pemprov DIY, Pemkab Sleman, Pemkab Kulon Progo Pemprov DIY, Pemkab Sleman, Pemkab Kulon Progo, Pemkab Gunungkidul, Pemkab Bantul
1
1
Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Yogyakarta
- Persiapan Diagnostic Assessment SPIP
2
2
Pemprov DIY, Pemkot Yogyakarta
1
1
Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta
B. Sosialisasi Program Anti Korupsi
-
-
-
3
3
C. Fraud Control Plan
4
4
Pemkot Yogyakarta, PDAM Kab. Gunungkidul, PDAM Kab. Sleman, PDAM Kab. Kulon Progo
2
2
Dinas Pendidikan Kab. Gunungkidul, Mahasiswa dari Universitas di DIY, Dinas Pendidikan Kab. Kulon Progo (pelajar) Kantor Pertanahan Kab. Sleman, Dinas Perindagkop Kab. Sleman
D. Pembangunan ZI menuju WBK
2
2
-
-
-
5
5
Pemkab. Sleman, Pemkab Gunungkidul Pempov DIY, Pemkab. Kulon Progo, Pemkot Yogyakarta, Inspektorat Kab. Gunungkidul, Inspektorat Kota Yogyakarta
5
5
RSUD Sleman, Dispora Kab. Sleman, RSUP Sardjito, Dinas Diknas Kab. KulonProgo, UNY
E.
Konsultasi Pengadaan Barang dan Jasa
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
Lampiran 7
HASIL AUDIT INVESTIGASI BERINDIKASI TPK TAHUN 2012
No Judul Audit 1 Audit Investigatif atas Perkara Dugaan TPK dalam Penyaluran Dana Bantuan Rehab dan Rekon Pasca Gempa Bumi di Desa Terong Kec Dlingo Kab Bantul TA 2007 2 Audit Investigatif pada Perencanaan Pembangunan Gedung Pendidikan (Kampus Baru) Akademi Teknologi Kulit (ATK) Yogyakarta 3 Audit Investigatif atas Dugaan penyimpangan Penyaluran dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP) PNPM Mandiri Pedesaan tahun 2006-2010 pada Unit pengelola Kegiatan (UPK) Kec Minggir Kabupaten Sleman 4 Audit Investigatif atas Pengadaan Tanah untuk TPA di Desa Banyuroto Kecamatan Naggulan Kabupaten Kulon Progo TA 2006 5 Audit Investigatif atas Dugaan TPK dana Bantuan PKBM dan KF Bakti Muda Desa Kanoman Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulon Progo TA 2007 s.d 2011 6
Audit Investigatif atas Perkara Dugaan TPK APBDes TA 2008 s/d 2010 Desa Wunung Kec Wonosari Kabupaten Gunungkidul Jumlah
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
Nilai (Rp) 1.155.000.000,00
-
119.433.400,00
264.993.600,00
102.008.500,00
189.970.763,00
1.831.406.263,00
Lampiran 8
HASIL AUDIT PERHITUNGAN KERUGIAN KEUANGAN NEGARA TAHUN 2012
No Judul Audit 1 PKKN atas Pembayaran Honorarium Harian Lepas pada Pembangunan Talud dan Pembersihan Jalan Pasca Erupsi Merapi di Dusun Suruh Argo Mulyo Cangringan Sleman TA 2010 2 PKKN atas Dugaan Penyimpangan Dana APBS SMAN 1 Gamping Kabupaten Sleman Tahun 2009 3 PKKN atas Perkara Dugaan Penyimpangan Dana Penguatan Modal Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman Tahun 2005 atas nama Kelompok Tani Guyub Rukun 4 PKKN atas Perkara Dugaan Penyimpangan Dana Penguatan Modal Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman Tahun 2005 atas nama Kelompok Nurul Amin Putri 5 PKKN atas Perkara Dugaan TPK Kasus Penyalahgunaan Uang Kas Desa Guwosari Kec Pajangan Kabupaten Bantul 6 PKKN atas Pelaksanaan Perluasan TPA Sampah di Dukuh Wukirsari Desa Baleharjo Kec Wonosari Kab Gunungkkidul TA 2010 7 PKKN atas Perkara Dugaan Penyimpangan Pengadaan Tanah untuk TPA di Desa Banyuroto Kecamatan Naggulan Kabupaten Kulon Progo TA 2006 Jumlah Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
Nilai (Rp) 50.245.000,00
57.298.475,00 45.000.000,00
100.000.000,00
190.500.000,00
71.460.000,00
261.993.600,00
776.497.075,00
Lampiran 9
PEMBERIAN KETERANGAN AHLI ATAS KASUS BERINDIKASI TPK No 1 2 3 4 5
6 7 8
9 10
11 12
13
14 15 16 17 18
Pemberian Keterangan Ahli Kejaksaan PKA di Kejari Bantul atas TPK pada Penggunaan Dana Rekonstruksi Rumah Pasca Gempa PKA di Kejari Sleman Dana Penguatan Modal a.n. Nurjanah PKA TPA Banyuroto Kec. Nanggulan Kab. Kulon Progo
Frekuensi
Nilai (Rp)
1
1.618.200.000,00
1
100.000.000,00
1
261.993.000,00
PKA atas TPK Dana Penguatan Modal dari Dinas Pertanian dn kehutanan Kab. Sleman PKA atas Dugaan TPK Penyaluran Dana Simpan Pinjam Perempuan PNPM Kec. Minggir Kab. Sleman
1
45.000.000,00
1
119.433.400,00
PKA atas Dugaan TPK a.n. Nuri Susatyo PKA di Kejari Wonosari atas TPK Perluasan Tanah untuk TPA PKA atas Dugaan TPK Penyaluran Dana Bantuan Rekonstruksi dan Rehabilitasi Desa Dlingo Kab. Bantul
3 1
319.152.168,00 71.460.000,00
1
1.155.000.000,00
1 1
57.298.471,00 190.500.000,00
1
102.008.500,00
1
51.320.000,00
1
264.993.600,00
3
109.016.000,00
2 1
1.618.200.000,00 117.819.513,00
1 1 23
51.320.000,00 6.252.714.652,00
Kepolisian PKA Penggunaan Dana APBS SMAN 1 Gamping PKA di Polres Bantul dalam Perkara Penyalahgunaan Uang Kas Desa Guwosari Kec. Pajangan Kab. Bantul PKA atas Dugaan TPK PKBM Bhakti Muda Panjatan Kab. Kulon Progo PKA atas Pembayaran Honorarium Harian Lepas pada Pembangunan Talud dan Pembersihan Jalan Pasca Erupsi Merapi di Dusun Suruh Argo Mulyo Cangringan Sleman TA 2010 PKA atas Pengadaan Tanah untuk TPA di Desa Banyuroto Kecamatan Naggulan Kabupaten Kulon Progo TA 2006 Pengadilan Negeri PKA di Pengadilan Tipikor Yogyakarta a.n. Terdakwa Saryoto PKA di PN Bantul a.n. Terdakwa Ir. Liliek Karnaen PKA di PN Tipikor Yogyakarta Terdakwa a.n. Djati Kumara PKA di PTUN Jakarta PKA di Pengadilan Tipikor Jumlah
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
Lampiran 10
UPAYA PENINGKATAN TATA KELOLA BUMD
Nama Kegiatan
No
Frekuensi
Nama BUMD
1.
Assessment/evaluasi penerapan GCG
2
PDAM Gunungkidul, PT TWC
2.
Asistensi penerapan SIA PDAM
6
PDAM Kota Yogyakarta (2 keg), PDAM Kab. Gunungkidul (2 keg), PDAM Kab. Kulon Progo, PDAM Kab. Sleman
3.
Evaluasi/audit kinerja BUMD
8
4.
Pengembangan Key Performance Indicator (KPI) Pengembangan Risk Management (RM)
3 0
PDAM Kab. Kulon Progo, BUMD di wilayah DIY, PT TWC --
1
PDAM Kab. Sleman
2
Puskesmas Kab. Sleman, RSUD Prambanan
8.
Sosialisasi/asistensi penyusunan Corporate Plan Pendampingan penyusunan Rencana Strategis Bisnis/Rencana Bisnis dan Anggaran Pendampingan penyusunan Dokumen BLUD
8
9.
Pendampingan SAK-ETAP PDAM
5
KP3M Sleman, DPDPK Kota Yogyakarta, RSUD Wates, RSUD Kab. Sleman (2 keg), Puskesmas Kab. Sleman, Taman Pintar, PDAM Kota Yogyakarta PDAM Kota Yogyakarta, PDAM Kab. Bantul, PDAM Kab. Sleman, PDAM Kab. Kulon Progo, PDAM Kab. Gunungkidul
Jumlah
35
5. 6. 7.
RSUD Sleman, RSUD Wates, PDAM Kab. Bantul, PDAM Kab. Kulon Progo, PDAM Kota Yogyakarta, PDAM Kab. Sleman, PDAM Kab. Gunungkidul, BPR Bank Jogja
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
Lampiran 11
PENINGKATAN KAPABILITAS APIP DAN JFA
No
Nama Kegiatan
Frekuensi
Nama Pemda
1
Pendidikan dan Pelatihan/Workshop
1
Pemkot Yogyakarta
2
Pembinaan JFA
3
Inspektorat Kab. Sleman, Inspektorat Kab. Kulon Progo, Pemkot Yogyakarta
3
Sosialisasi tata kelola APIP
8
Inspektorat Kab. Bantul, Inspektorat kota Yogyakarta, Inspektorat Kab. Kulon Progo, Inspektorat Kab. Sleman (2 keg), Inspektorat Kab. Gunungkidul (3 keg)
Jumlah
12
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
Lampiran 12
AUDIT DUKUNGAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PROGRAM/KEGIATAN LINTAS SEKTORAL
No
Nama Penugasan
Simpulan
1
Audit Keuangan IBRD Loan 75910/TF-93613 BOS-KITA Kab. Kulonprogo Tahun 2011 Audit Keuangan atas Health Proffesional Education Quality Project (IBRD) Loan No. 7737-ID) pada UGM Yogyakarta Tahun 2011 Audit Keuangan atas IBRD Loan No. : 7866-ID; 7504-ID; 4384-ID; 7664-ID; 4779-ID / IDA Credit 4063-ID PNPM Mandiri Perkotaan Kab. Bantul Audit Keuangan atas IBRD Loan No. : 7866-ID; 7504-ID; 4384-ID; 7664-ID; 4779-ID / IDA Credit 4063-ID PNPM Mandiri Perkotaan Kab. Sleman Tahun 2011 Audit Keuangan atas IBRD Loan No. : 7866-ID; 7504-ID; 4384-ID; 7664-ID; 4779-ID / IDA Credit 4063-ID PNPM Mandiri Perkotaan Prov. DIY Tahun 2011
Wajar
Audit Keuangan atas IBRD Loan No. 7669-ID DOISP Tahun 2011 pada Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak Audit Keuangan atas INVEST ADB Loan No. 2416-IND Tahun Anggaran 2011 pada SMKN 2 Depok Sleman Audit Keuangan atas INVEST ADB Loan No. 2416-IND Tahun Anggaran 2011 pada SMKN 2 Kasihan Bantul Audit Keuangan atas INVEST ADB Loan No. 2416-IND Tahun Anggaran 2011 pada SMKN 2 Yogyakarta Audit Keuangan atas Settlement Rehabilitation and Reconstruction Project ( Rekompak ) TF-098869 Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2011 (s.d. 30 Apil 2012) Audit Keuangan Grant TF-091895 Basic Education Capacity - GOI Executed Kab Sleman Tahun 2011 Audit Keuangan Grant TF-091895 Basic Education Capacity-GOI Executed pada Dinas Pendidikan Kab. Kulon Progo Tahun 2011 Audit Keuangan IBRD Grant Deutch 56841 PAUD Tahun 2011 pada Kabupaten Gunung Kidul Audit Keuangan IBRD Grant Deutch 56841 PAUD Tahun 2011 pada Kabupaten Kulon Progo Audit Keuangan IBRD Loan 4789-IND, IDA Credit 4077-IND : Indonesia Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (IMHERE) Tahun 2011 pada Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta Audit Keuangan IBRD Loan 4789-IND, IDA Credit 4077-IND : Indonesia Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (IMHERE) Tahun 2011 pada Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Audit Keuangan IBRD Loan 4789-IND, IDA Credit 4077-IND : Indonesia Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (IMHERE) Tahun 2011 pada Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Audit Keuangan IBRD Loan 75910 / TF 93613 BOS-KITA Kab. Bantul Tahun 2011
Wajar
2 3 4
5
6 7 8 9 10
11 12 13 14 15
16
17
18
Wajar Wajar Wajar
Wajar
Wajar Wajar Wajar Wajar
Wajar Wajar Wajar Wajar Wajar
--
Wajar
Wajar
No
Nama Penugasan
Simpulan
19
Audit Keuangan IBRD Loan 75910 / TF 93613 BOS-KITA Kab. Gunung Kidul Tahun 2011 Audit Keuangan IBRD Loan 75910 / TF 93613 BOS-KITA Kab. Sleman Tahun 2011 Audit Keuangan IBRD Loan 75910/ TF 93613 : BOS KITA Kota Yogyakarta Tahun 2011 Audit Keuangan PNPM Mandiri Perdesaan IBRD Loan 7505-ID / Loan 7867-ID / Loan 8079-ID pada Kabupaten Bantul Tahun Anggaran 2011 Audit Keuangan PNPM Mandiri Perdesaan IBRD Loan 7505-ID / Loan 7867-ID / Loan 8079-ID pada Kabupaten Gunung Kidul Tahun Anggaran 2011
Wajar
24
Audit Keuangan PNPM Mandiri Perdesaan IBRD Loan 7505-ID / Loan 7867-ID / Loan 8079-ID pada Kabupaten Kulon Progo Tahun Anggaran 2011
Wajar
25
Audit Keuangan PNPM Mandiri Perdesaan IBRD Loan 7505-ID / Loan 7867-ID / Loan 8079-ID pada Kabupaten Sleman Tahun Anggaran 2011 Audit Keuangan PNPM Mandiri Perdesaan IBRD Loan 7505-ID / Loan 7867-ID / Loan 8079-ID pada Provinsi DIY Tahun Anggaran 2011 Audit Keuangan PNPM Rural III Disaster Recovery Support TF-098819 Kabupaten Sleman Tahun Anggaran 2011. Audit Keuangan PNPM Urban III Disaster Recovery Support TF-098870 Tahun 2011 pada Provinsi D.I. Yogyalkarta Audit Keuangan Program BERMUTU - IBRD Loan 7476-IND / IDA Credit 4349IND / Deutch Grant TF 090794 pada PPPPTK Matematika Yogyakarta TA 2011
Wajar
20 21 22 23
26 27 28 29
30
31 32
Audit Community Based Settlement Rehabilitation and Reconstruction Project (CSRRP) for Central and West Java Prov. DIY Grant TF - JRF Grant TF 090014-IND Tahun 2011 Audit Keuangan ADB Loan 1964-INO SF SCBD pada BAPPEDA Kab. Bantul Tahun 2011 Audit Keuangan ADB Loan 2464-INO SF SCBD pada BAPPEDA Kab. Sleman Tahun 2011
Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta
Wajar Wajar Wajar Wajar
Wajar Wajar Wajar Wajar
--
---