Kata Pengantar
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan taufik dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Akhir Penyusunan Rencana Aksi Ekonomi Kreatif Kota Salatiga yang menguraikan tentang pendahuluan; analisis kondisi umum dan potensi ekonomi kreatif, kerangka kerja pengembangan ekonomi kreatif, tujuan, sasaran dan strategi serta rencana aksi pengembangan ekonomi kreatif Kota Salatiga. Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi kreatif ini merupakan rencana pembangunan ekonomi yang merupakan bagian dari dokumen perencanaan pembangunan Kota Salatiga yang akan menjadi acuan bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan pemerintah
Kota
Salatiga
dalam
menyusun
rencana
pembangunan,
baik
rencana
pembangunan jangka menengah maupun perencanaan tahunan, diantaranya RPJMD, RKPD, Rencana Strategis SKPD, dan Rencana Kerja SKPD. Rencana aksi ini juga akan menjadi acuan bagi para cendekiawan dan masyarakat dalam upaya pengembangan ekonomi kreatif di Kota Salatiga. Peran pemerintah daerah, cendekiawan dan masyarakat tersebut saling melengkapi untuk mendorong tumbuhnya usaha-usaha ekonomi kreatif di Kota Salatiga, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara umum. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan rencana aksi pengembangan ekonomi kreatif Kota Salatiga ini. Kami juga mohon kritik dan saran demi perbaikan dokumen rencana aksi pengembangan ekonomi kreatif kota Salatiga ini. Harapan kami rencana aksi pengembangan ekonomi kreatif Kota Salatiga ini dapat dijadikan sebagai pedoman bagi SKPD dalam menyusun rencana pembangunan di Kota Salatiga pada tahun-tahun mendatang.
Salatiga, 10 Desember 2010 Bappeda Kota Salatiga
i
Daftar Isi
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan ..........................................................................................
I-1
1.1 Latar Belakang .........................................................................................
I-1
1.2 Tujuan ...................................................................................................
I-2
1.3 Ruang Lingkup .........................................................................................
I-3
1.4 Hasil yang diharapkan...............................................................................
I-3
1.5 Sistematika Laporan Akhir .........................................................................
I-4
Bab II Kondisi Daerah dan Potensi Ekonomi Kreatif Kota Salatiga .............. II-1 2.1 Gambaran Umum Kota Salatiga ................................................................. II-1 2.2 Potensi Ekonomi Kreatif Kota Salatiga ........................................................ II-13
Bab III Kerangka Kerja Pengembangan Ekonomi Kreatif ............................. III-1 3.1 Pondasi dan Pilar Pengembangan Ekonomi Kreatif ..................................... III-1 3.2 Aktor Utama Penggerak Ekonomi Kreatif ................................................... III-3 3.3 Peran Masing-Masing Aktor Utama Penggerak Ekonomi Kreatif ................... III-3
Bab IV Tujuan, Sasaran Dan Strategi Serta Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif ................................................................................... IV-1 4.1 Arah Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia ........................................ IV-1 4.2 Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Tantangan (SWOT) Ekonomi Kreatif .................................................................................................... IV-10 4.3 Arah Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga ................................... IV-13 4.4 Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif ........................................... IV-17
Bab V Penutup ................................................................................................. V-1
i
Bab I Pendahuluan
Laporan Akhir
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Perdagangan bebas dan krisis ekonomi global mengharuskan setiap negara, termasuk Indonesia berupaya keras untuk dapat bersaing baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri. Kondisi tersebut dapat dipecahkan dengan mendorong suatu bentuk perekonomian yang lebih berdaya saing, sumber daya yang terbarukan dan berkesinambungan berbasis kreatifitas, dimana ide atau gagasan dapat memberikan kesejahteraan secara ekonomi dan sosial bagi masyarakat. Pengembangan ekonomi dan ekonomi kreatif di Indonesia diperlukan agar siap memanfaatkan dan merebut peluang pasar yang semakin kompetitif. Pengembangan ekonomi kreatif merupakan pilihan tepat untuk menjaga ketahanan ekonomi dalam kondisi krisis global. Ekonomi Kreatif perlu dikembangkan karena ekonomi kreatif berpotensi besar dalam memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan; menciptakan iklim bisnis yang positif; membangun citra dan identitas bangsa; berbasis pada sumberdaya yang terbarukan; menciptakan inovasi dan kreativitas yang merupakan keunggulan kompetitif suatu bangsa; dan memberikan dampak sosial yang positif. Menyadari peran penting ekonomi, Presiden RI telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional yang mulai berlaku tanggal 7 Mei 2008. Dalam Perpres tersebut, Pemerintah menetapkan beberapa kelompok industri prioritas, diantaranya adalah industri pengolahan seperti industri batu mulia dan perhiasan, industri gerabah dan keramik hias, industri minyak atsiri
dan
industri
makanan
ringan.
Secara
khusus,
Presiden
mengajak
mengembangkan produk ekonomi yang berbasis seni budaya dan kerajinan, berbasis pada warisan, benda-benda sejarah dan purbakala, tradisi dan adat, sebagai titik tolak untuk meningkatkan daya saing dalam era ekonomi kreatif. Pada tanggal 22 Desember 2008 pemerintah juga telah mencanangkan tahun 2009 sebagai Tahun Indonesia Kreatif (TIK). Tujuan dari program ini adalah terbukanya wawasan seluruh pemangku kepentingan akan kontribusi ekonomi kreatif terhadap ekonomi Indonesia dan terciptanya citra bangsa yang positif. Presiden Republik Indonesia juga telah memerintahkan kepada 28 instansi pemerintah pusat dan daerah untuk mendukung kebijakan Pengembangan Ekonomi Kreatif tahun 2009-
I-1
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga 2015 melalui Instruksi Presiden Nomor 6 tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif. Dijelaskan dalam Inpres tersebut bahwa pengembangan kegiatan ekonomi dilakukan
berdasarkan
kreativitas,
keterampilan,
dan
bakat
individu
untuk
menciptakan daya kreasi dan daya cipta individu yang bernilai ekonomis dan berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat Indonesia. Dalam Inpres Nomor 6 tahun 2009, presiden juga mengamanatkan kepada masing-masing Menteri, Kepala Lembaga Pemerintah Non Departemen, Gubernur, Bupati/Walikota untuk menyusun dan melaksanakan Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif. Pengembangan ekonomi kreatif di Kota Salatiga sangat diperlukan untuk menjawab
tantangan
permasalahan
pembangunan,
diantaranya
pertumbuhan
ekonomi yang relatif konstan atau bahkan cenderung rendah pasca krisis ekonomi, tingkat kemiskinan dan pengangguran yang masih tinggi, dan daya saing industri yang masih rendah. Untuk menentukan arah pengembangan ekonomi kreatif, sekaligus memenuhi Instruksi Presiden Nomor 6 tahun 2009, diperlukan Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga. Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga ini disusun dengan tetap mendasarkan pada arah kebijakan pembangunan ekonomi dan industri di Kota Salatiga yang telah tercantum dalam RPJMD Kota Salatiga tahun 2007-2012, dan RPJPD Kota Salatiga tahun 2005-2005, serta memperhatikan RPJM Nasional, RPJP Nasional, RPJMD Provinsi Jawa Tengah 2008-2013 dan RPJPD Provinsi Jawa Tengah 2005-2025. Selanjutnya Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga ini menjadi masukan dalam menyusun RKPD, Renja SKPD dan RAPBD.
1.2 Tujuan Tujuan Penyusunan Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga adalah : 1. Menyusun arah pengembangan ekonomi kreatif di Kota Salatiga. 2. Menyusun kerangka kerja pengembangan ekonomi kreatif di Kota Salatiga. 3. Menyusun sasaran, strategi, rencana program dan kegiatan pengembangan ekonomi kreatif di Kota Salatiga.
I-2
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga 1.3 Hasil Yang Diharapkan Hasil yang diperoleh dari kegiatan Penyusunan Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga adalah : 1. Tersusunnya arah pengembangan ekonomi kreatif di Kota Salatiga sebagai pedoman bagi SKPD terkait dalam pengambilan kebijakan pembangunan daerah. 2. Tersusunnya kerangka kerja pengembangan ekonomi kreatif untuk meningkatkan partisipasi aparatur pemerintah daerah dan masyarakat dalam pengembangan ekonomi kreatif di Kota Salatiga. 3. Tersusunnya strategi, rencana program dan kegiatan pengembangan ekonomi kreatif di Kota Salatiga sebagai pedoman dalam penyusunan program dan kegiatan di SKPD terkait, sehingga terjadi kolaborasi dan sinergi yang positif.
1.4 Ruang Lingkup Ekonomi Kreatif Menurut Departemen Perdagangan RI (2008) ekonomi kreatif merupakan era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan stock of knowledge dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonomi. Ekonomi kreatif merupakan wujud dari upaya mencari pembangunan yang berkelanjutan melalui kreativitas. Berkelanjutan diartikan sebagai suatu iklim perekonomian yang berdaya saing dan memiliki cadangan sumberdaya yang terbarukan. Pesan besar yang ditawarkan ekonomi kreatif adalah pemanfaatan cadangan sumberdaya yang bukan hanya terbarukan, bahkan tak terbatas, yaitu ide, talenta dan kreativitas. Dalam ekonomi kreatif itu sendiri terdapat bagian yang tak terpisahkan dari ekonomi kreatif, yaitu industri kreatif. Menurut John Howkins dalam The Creative Economy: How People Make Money
From Ideas, ekonomi kreatif diartikan sebagai segala kegiatan ekonomi yang menjadikan kreativitas (kekayaan intelektual), budaya dan warisan budaya maupun lingkungan sebagai tumpuan masa depan (Warta Ekonomi, No.12/Tahun XX/9 Juni 2008). Lebih lanjut Simatupang (2007) menjelaskan bahwa ekonomi kreatif diartikan sebagai sistem kegiatan lembaga dan manusia yang terlibat dalam produksi, distribusi, pertukaran dan konsumsi barang dan jasa yang bernilai kultural, artistik, dan hiburan. Pelanggan mempunyai ikatan estetika, intelektual, dan emosional yang memberikan nilai terhadap produk kreatif di pasar. Menurut DCMS (Creative Digital Industries National Mapping Project ARC
Centre of Excellent for Creative Industries and Innovation, 2007) industri kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreatifitas, keterampilan serta bakat
I-3
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut (BPEN/WRT/001/I/2009 edisi Januari). Hal senada juga disampaikan oleh Mohammad Adam Jerusalem (2009), bahwa industri kreatif adalah industri yang mempunyai keaslian dalam kreatifitas individual, ketrampilan dan bakat yang mempunyai potensi untuk mendatangkan pendapatan dan penciptaan lapangan kerja melalui eksploitasi kekayaan intelektual. Industri Kreatif dapat diartikan pula sebagai sebuah industri yang mempunyai ide-ide baru, SDM yang kreatif dan juga mempunyai kemampuan dan bakat yang terus dikembangkan dalam menyelesaikan setiap pekerjaan (Setyoso Hardjowisastro, 2009). Cokorda Istri Dewi (2009) menjelaskan bahwa industri kreatif berasal dari ide manusia yang merupakan sumber daya yang selalu terbaharukan. Berbeda dengan industri yang bermodalkan bahan baku fisikal, industri kreatif bermodalkan ide-ide kreatif, talenta dan keterampilan. Menurut United Nations Conference on Trade and Development/UNCTAD (2008) dalam Mohammad Adam Jerusalem (2009), industri kreatif adalah : 1. siklus kreasi, produksi, dan distribusi dari barang dan jasa yang menggunakan modal kreatifitas dan intelektual sebagai input utamanya; 2. bagian dari serangkaian aktivitas berbasis pengetahuan, berfokus pada seni, yang berpotensi mendatangkan pendapatan dari perdagangan dan hak atas kekayaan intelektual; 3. terdiri dari produk-produk yang dapat disentuh dan intelektual yang tidak dapat disentuh atau jasa-jasa artistik dengan muatan kreatif, nilai ekonomis, dan tujuan pasar; 4. bersifat lintas sektor antara seni, jasa, dan industri; dan 5. bagian dari suatu sektor dinamis baru dalam dunia perdagangan. Menurut Betti Alisjahbana (2009) terdapat tiga hal potensial dalam ekonomi kreatif, yaitu Knowledge Creative (Pengetahuan yang kreatif), Skilled Worker (pekerja yang berkemampuan), Labor Intensive (kekuatan tenaga kerja) untuk dapat dipergunakan kepada begitu banyak ruang dalam industri produk kreatif yang terus berkembang di Indonesia, seperti crafts, advertising, publishing and printing,
television and radio, architecture, music, design, dan fashion. Terdapat 14 (empat belas) subsektor ekonomi kreatif yang telah ditetapkan oleh Pemerintah sebagai fokus pengembangan ekonomi kreatif hingga tahun 2025, meliputi:
I-4
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga 1. Periklanan Beberapa definisi yang dikemukakan oleh berbagai sumber mengenai sub sektor industri periklanan adalah sebagai berikut: a. Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa periklanan (komunikasi satu arah dengan menggunakan medium tertentu), yang meliputi proses kreasi, produksi dan distribusi dari iklan yang dihasilkan, misalnya perencanaan komunikasi iklan, iklan luar ruang, produksi material iklan, promosi, kampanye relasi publik, tampilan iklan di media cetak (surat kabar dan majalah), dan elektronik (televisi dan radio), pemasangan berbagai poster dan gambar, penyebaran selebaran, pamflet, edaran, brosur dan reklame sejenis, distribusi dan delivery advertising materials atau samples, serta penyewaan kolom untuk iklan (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia BPS, 2005). b. Segala bentuk pesan tentang suatu produk disampaikan melalui suatu media, dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal, serta ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat (Departemen Perdagangan RI, 2007). c. Deskripsi atau presentasi dari produk ide ataupun organisasi dalam membujuk individu untuk membeli, mendukung atau sepakat suatu hal. Berdasarkan ketiga pengertian diatas, Departemen Perdagangan RI (2009) menyimpulkan bahwa sub sektor periklanan merupakan industri/jasa yang mengemas bentuk komunikasi tentang suatu produk, jasa, ide, bentuk promosi, informasi, layanan masyarakat, individu maupun organisasi yang diminta oleh pemasang iklan (individu, organisasi swasta/pemerintah) melalui media tententu (misalnya televisi, radio, cetak, digital signage, internet) yang bertujuan mempengaruhi,
membujuk
target
individu/masyarakat
untuk
membeli,
mendukung atau sepakat atas hal yang ingin dikomunikasikan.
2. Arsitektur Departemen Perdagangan (2009) mengidentifikasi beberapa sumber yang menjelaskan mengenai pengertian sub-sektor industri arsitektur, yaitu sebagai berikut: a. Menurut kamus Bahasa Indonesia, arsitektur diartikan sebagai seni dan ilmu membangun bangunan. Dengan kata lain arsitektur diartikan sebagai suatu pengungkapan hasrat kedalam suatu media yang mengandung keindahan. b. Menurut Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI), arsitektur didefinisikan sebagai wujud hasil penetapan pengetahuan, ilmu, teknologi, dan seni secara utuh
I-5
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga dalam mengubah ruang dan lingkungan binaan, sebagai bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia. c. Menurut Wikipedia, arsitektur adalah aktivitas desain dan membangun sebuah gedung serta struktur fisik lainnya, yang memiliki tujuan utama untuk menyediakan tempat berteduh bagi kepentingan sosial. d. Menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (BPS, 2005), industri arsitektur adalah jasa konsultasi arsitek, mencakup desain bangunan, pengawasan konstruksi, perencanaan kota dan sebagainya. Ekonomi kreatif yang termasuk subsektor arsitektur antara lain: arsitektur taman, perencanaan kota, perencanaan biaya konstruksi, konservasi bangunan warisan, dokumentasi lelang, dll.
3. Pasar barang seni Subsektor industri pasar barang seni dan barang antik adalah kegiatan yang berkaitan dengan perdagangan barang-barang seni asli (orisinil), unik, langka dan berasal dari masa lampau (bekas) yang dilegalkan oleh undangundang (bukan palsu atau curian) serta memiliki nilai estetika seni yang tinggi. Industri pasar barang seni dan barang antik tidak mengandalkan penggandaan dari kreativitas, pemilik galeri justru mengandalkan faktor kelangkaan dari barang seni tersebut dan didistribusikan melalui lelang, galeri, art shop, baik secara tradisional maupun secara online (Departemen Perdagangan, 2009). Dalam Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (BPS, 2005), jenis usaha yang termasuk dalam sub sektor pasar seni dan barang antik yaitu kelompok usaha perdagangan eceran barang antik, seperti guci bekas, bokor bekas, lampu gantung bekas, dan meja/kursi marmer bekas.
4. Kerajinan Menurut Departemen Perdagangan (2009) sub sektor industri kerajinan adalah kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi produk yang dibuat dan dihasilkan oleh tenaga pengrajin, berawal dari proses desain sampai dengan proses penyelesaian produknya, meliputi barang kerajinan yang terbuat dari batu berharga, serat alam maupun buatan, kulit, rotan, bambu, kayu, logam (emas, perak, tembaga, perunggu, besi) kayu, kaca, porselin, kain, marmer, tanah liat dan kapur.
I-6
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga Berdasarkan hasil simposium nasional UNESCO/ITC (1997), sub sektor industri kerajinan adalah industri yang menghasilkan produk-produk, baik secara keseluruhan dengan tangan atau menggunakan peralatan biasa, peralatan mekanis, mungkin juga digunakan sepanjang kontribusi para perajin tetap lebih substansial pada komponen produk akhir. Produk kerajinan tersebut terbuat dari bahan baku dalam jumlah yang tidak terbatas, berupa produk kegunaan, estetika, artistik, kreatif, pelestarian budaya, dekoratif, fungsional, tradisional, religius dan simbol-simbol sosial.
5. Desain Subsektor industri desain adalah kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, interior, produk, industri, pengemasan, dan konsultasi identitas perusahaan (Departemen Perdagangan, 2009). Ada tiga kelompok yang termasuk dalam subsektor desain, yaitu desain grafis/desain komunikasi visual, desain industri, dan desain interior. a. Desain grafis adalah proses kreatif yang menggabungkan seni dan teknologi dalam mengkomunikasikan suatu gagasan atau ide. Desain grafis harus bekerjasama dengan perangkat-perangkat komunikasi berupa gambar dan tipografi agar dapat menyampaikan pesan dari klien ke sasaran audiensnya. b. Desain industri adalah seni terapan yang mengkolaborasikan faktor estetika dan kegunaan dari produk yang harus dioptimalkan agar dapat diproduksi dan dijual. Desain industri berperan dalam menciptakan dan menetapkan solusisolusi desain terhadap permasalahan yang ada pada bagian teknik, faktor penggunaan, pemasaran, pengembangan merek dan penjualan. c. Desain interior adalah segala macam aktivitas yang berkaitan dengan segala sesuatu yang berada didalam dimensi ruang dan dinding, jendela, pintu, dekorasi, tekstur, pencahayaan, perabotan dan furnitur dengan tujuan menciptakan
ruangan
yang
optimal
bagi
penghuni
bangunan
yang
bersangkutan.
6. Fesyen (Fashion) Subsektor fesyen adalah kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan aksesorisnya, konsultansi lini produk fesyen, serta distribusi produk fesyen (Departemen Perdagangan, 2009).
I-7
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga 7. Video, Film dan Fotografi Menurut Wikipedia (2010), video adalah teknologi pengiriman sinyal elektronik dari suatu gambar bergerak (film). Sementara itu fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya menggunakan alat berupa kamera. Subsektor industri video, film dan fotografi adalah kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi produksi video, film, dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video, film. Termasuk didalamnya penulisan skrip, dubbing film, sinematografi, sinetron, dan eksibisi film (Departemen Perdagangan, 2009).
8. Permainan Interaktif (Interactive Games) Departemen Perdagangan (2009) mendefinisikan subsektor permainan interaktif sebagai kegiatan rekreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan dan edukasi. Permainan interaktif dilakukan secara interaktif melalui jaringan internet, sehingga dukungan ketersediaan teknologi informatikan mutlak diperlukan. Permainan interaktif didefinisikan sebagai permainan yang memiliki kriteria sebagai berikut: a. Berbasis elektronik, baik berupa aplikasi software pada komputer (online maupun stand olone), console (Playstation, XBOX, Nitendo dll), mobile handset dan arcade. b. Bersifat menyenangkan dan memiliki unsur kompetisi. c. Memberikan interaksi kepada pemain (feedback), baik antar pemain atau pemain dengan alat. d. Memiliki tujuan atau dapat membawa satu atau lebih konten atau muatan dengan
pesan
yang
disampaikan
bervariasi
misalnya
unsur
edukasi,
entertainment, promosi produk (advertisment), sampai kepada pesan yang destruktif.
9. Musik Sub-sektor musik adalah kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi/komposisi, pertunjukan musik, reproduksi, distribusi, dan ritel rekaman suara, hak cipta rekaman, promosi musik, penulis lirik, pencipta lagu atau musik, pertunjukan musik, penyanyi, dan komposisi musik (Departemen Perdagangan, 2009).
I-8
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga
10. Seni Pertunjukan Subsektor seni pertunjukkan adalah kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha yang berkaitan dengan pengembangan konten, produksi pertunjukan, pertunjukan balet,
tarian
tradisional,
tarian
kontemporer,
drama,
musik
tradisional,
musikteater, opera, termasuk tur musik etnik, desain dan pembuatan busana pertunjukan, tata panggung, dan tata pencahayaan (Departemen Perdagangan, 2009).
11. Penerbitan dan Percetakan Sub-sektor penerbitan dan percetakan adalah kegiatan kreatif yang terkait dengan penulisan konten dan penerbitan buku, jurnal, koran, majalah, tabloid, dan konten digital serta kegiatan kantor berita (Departemen Perdagangan, 2009). Lapangan usaha yang termasuk dalam subsektor penerbitan dan percetakan sesuai dengan Klasifikasi Lapangan Usaha 2005: a. Penerbitan buku, buku pelajaran, atlas/peta, brosur, pamflet, buku musik, dan publikasi lainnya. b. Penerbitan surat kabar, jurnal, tabloid, majalah umum dan teknis, komik dan sebagainya. c. Penerbitan khusus, seperti perangko, materai, uang kertas, blangko cek, giro, surat andil, obligasi surat saham, surat berharga lainnya, paspor dan tiket pesawat terbang. d. Penerbitan lainnya, seperti penerbitan foto-foto, grafir, dan kartu pos, formulir, poster, reproduksi, percetakan lukisan dan barang-barang cetakan lainnya. e. Pelayanan jasa percetakan surat kabar, majalah, jurnal, buku, pamflet, peta atau atlas, poster dan lainnya, termasuk kegiatan fotokopi atau thermocopy, juga mencetak ulang melalui komputer, mesin stensil dan sejenisnya. f.
Perdagangan besar lainnya yang mencakup usaha perdagangan besar komoditi hasil percetakan dan penerbitan.
g. Perdagangan eceran hasil percetakan, penerbitan dan perangkat buletin, kamus, buku ilmu pengetahuan, dan buku bergambar. h. Perdagangan ekspor lainnya yang mencakup usaha mengekspor komoditi hasil percetakan dan penerbitan. i.
Kegiatan kantor berita yang mencakup kegiatan pemerintah dalam usaha mencari, mengumpulkan, mengolah, sekaligus mempublikasikan berita melalui
I-9
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga media cetak elektronik, dengan tujuan menyampaikan kepada masyarakat sebagai informasi yang dikelola swasta. j.
Pencari berita yang mencakup usaha mencari berita yang dilakukan oleh perseorangan sebagai bahan informasi.
12. Layanan Komputer dan Piranti Lunak Subsektor komputer dan piranti lunak yaitu kegiatan kreatif yang terkait dengan pengembangan
teknologi
informasi
termasuk
jasa
layanan
komputer,
pengembangan piranti lunak, integrasi sistem, desain dan analisis sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain prasarana piranti lunak dan piranti keras, serta desain portal (Departemen Perdagangan, 2009).
13. Televisi dan Radio Subsektor televisi dan radio yaitu kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi, produksi dan pengemasan, penyiaran, dan transmisi televisi dan radio. Televisi dan radio dalam hal ini adalah segenap produk kreasi bahan dan materi siaran radio dan televisi serta usaha penyiarannya kepada masyarakat umum, seperti penyelenggaraan siaran TV dan siaran radio milik pemerintah/ pemerintah daerah maupun swasta di Kota Salatiga.
14. Riset dan Pengembangan Sub-sektor riset dan pengembangan merupakan kegiatan kreatif yang terkait dengan usaha inovatif yang menawarkan penemuan ilmu dan teknologi dan penerapan ilmu dan pengetahuan tersebut untuk perbaikan produk dan kreasi produk baru, proses baru, material baru, alat baru, metode baru, dan teknologi baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar. Pengertian mengenai riset dan pengembangan dijelaskan pula dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Menurut undang-undang tersebut, penelitian diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan yang berkaitan dengan pemahaman dan pembuktian kebenaran atau ketidakbenaran suatu asumsi dan/atau hipotesis di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta menarik kesimpulan ilmiah bagi keperluan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sementara itu pengembangan diartikan sebagai ilmu pengetahuan dan
I - 10
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga teknologi yang bertujuan memanfaatkan fungsi, manfaat dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada atau menghasilkan teknologi baru.
1.5 Sistematika Sistematika penulisan laporan akhir rencana aksi pengembangan ekonomi kreatif Kota Salatiga adalah sebagai berikut : Bab I Pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang, tujuan, ruang lingkup, hasil yang diharapkan, dan sistematika laporan akhir. Bab II Gambaran umum Kota Salatiga, menguraikan tentang kondisi geografis, kondisi demografis, dan kondisi perekonomian daerah. Bab III Kerangka Kerja Pengembangan Ekonomi Kreatif, menguraikan tentang pengertian ekonomi kreatif; Potensi Ekonomi Kreatif Kota Salatiga; dan Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Tantangan (SWOT) Ekonomi Kreatif Kota Salatiga. Bab IV Arah, Sasaran dan Strategi serta Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif, berisi tentang arah pengembangan ekonomi kreatif indonesia; sasaran pengembangan
ekonomi
pengembangan
ekonomi
kreatif kreatif
indonesia; kota
sasaran
salatiga;
dan
dan
strategi
rencana
aksi
pengembangan ekonomi kreatif Kota Salatiga. Bab V Penutup, menguraikan tentang kesimpulan dan beberapa rekomendasi bagi pemerintah daerah dalam pengembangan ekonomi kreatif di Kota Salatiga.
I - 11
Bab II Kondisi Daerah dan Potensi Ekonomi Kreatif Kota Salatiga
Laporan Akhir
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga
BAB II KONDISI DAERAH DAN POTENSI EKONOMI KREATIF KOTA SALATIGA
2.1 Gambaran Umum Kota Salatiga 2.1.1 Kondisi Geografis Kota Salatiga terletak antara 007.17’ dan 007.17’.23” Lintang Selatan, dan antara 110.27’.56,81” dan 110.32’.4,64” Bujur Timur. Dilihat dari topografi wilayahnya, Kota Salatiga dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu daerah bergelombang (65%), daerah miring (25%), dan daerah datar (10%). Secara administratif Kota Salatiga terbagi menjadi 4 kecamatan dan 22 kelurahan dan dikelilingi wilayah Kabupaten Semarang. Gambaran Kota Salatiga secara lebih jelas dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 2.1 Peta Kota Salatiga
II - 1
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga Secara rinci batas-batas wilayah Kota Salatiga adalah sebagai berikut: •
Sebelah utara : 1. Desa Pabelan dan Desa Pejanten Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang. 2. Desa Kesongo dan Desa Watu Agung Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.
•
Sebelah timur : 1. Desa Ujung-ujung, Desa Sukoharjo dan Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. 2. Desa Bener, Desa Tegal Waton dan Desa Nyamat Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.
•
Sebelah selatan : 1. Desa Sumogawe, Desa Samirono dan Desa Jetak Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. 2. Desa Patemon dan Desa Karang Duren Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.
•
Sebelah barat : 1. Desa Candirejo, Desa Jombor, Desa Sraten dan Desa Gedongan Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. 2. Desa Polobogo Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Luas wilayah Kota Salatiga pada tahun 2008 tercatat sebesar 5.678,110
hektar. Dari total luas wilayah tersebut, 798,932 hektar (14,07%) berupa lahan sawah, 4.680,195 hektar (82,43%) berupa lahan kering, dan sisanya 198,983 hektar (3,50%) adalah lahan lainnya. Menurut penggunaannya, sebagian besar lahan sawah di Kota Salatiga digunakan untuk sawah pengairan teknis (46,49%), lainnya sawah pengairan setengah teknis, sawah pengairan sederhana, dan sawah tadah hujan. Sementara itu lahan kering sebagian besar digunakan untuk pekarangan (65,85%), dan sisanya untuk tegalan (kebun). Rincian penggunaan lahan di Kota Salatiga dapat dilihat pada tabel berikut:
II - 2
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga Tabel 2.1 Penggunaan Lahan di Kota Salatiga Tahun 2004 – 2008
1.176,359
Lahan Lainnya 59,611
315,771
703,544
35,535
1.054,850
Argomulyo
29,911
1.749,135
73,644
1.852,690
Sidomukti
64,500
1.051,175
30,193
1.145,850
Jumlah 2008
798,932
4.680,195
198,983
5.678,110
Jumlah 2007
800,932
4.681,435
198,743
5.678,110
Jumlah 2006
802.297
4.680,070
195,743
5.678,110
Jumlah 2005
803.590
4.678,777
195,743
5.678,110
Jumlah 2004 805.335 Sumber: BPS Kota Salatiga (2008).
4.677,032
195,743
5.678,110
No
Lahan Sawah 388,750
Kecamatan
1.
Sidorejo
2.
Tingkir
3. 4.
Lahan Kering
Jumlah 1.624,720
2.1.2 Kondisi Demografis Pada tahun 2008 jumlah penduduk Kota Salatiga sebanyak 167.033 jiwa, terdiri dari 82.541 jiwa laki-laki dan 84.492 jiwa perempuan. Kepadatan penduduk Kota Salatiga pada tahun 2008 sebesar 2,703 jiwa per kilometer persegi. Dilihat dari kelompok umur, sebagian besar penduduk Kota Salatiga adalah kelompok penduduk produktif (usia 15 tahun s.d 60 tahun), yaitu sebanyak 117.186 orang (70,16%), dan lainnya penduduk non produktif (usia 0-14 tahun dan usia 60 tahun keatas) sebanyak 49.847 orang (29,84%). Jumlah penduduk Kota Salatiga tahun 2004-2008 secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Kota Salatiga Tahun 2004 – 2008 No
Kelompok Umur
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1.
0-4
3.277
3.279
6.556
2.
5-9
6.444
6.132
12.576
3.
10-14
6.634
6.295
12.929
4.
15-19
5.585
6.287
11.872
5.
20-24
6.954
7.095
14.049
6.
25-29
9.133
9.291
18.424
7.
30-39
15.357
15.158
30.515
8.
40-49
11.995
13.007
25.002
9.
50-59
8.727
8.597
17.324
10.
60 s.d keatas
8.435
9.351
17.786
82.541
84.492
167.033
II - 3
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga
No
Kelompok Umur
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Jumlah 2008 Jumlah 2007
82.762
84.499
167.261
Jumlah 2006
87.386
89.409
176.795
Jumlah 2005
87.109
89.074
176.183
Jumlah 2004
85.270
90.832
176.102
Sumber: BPS Kota Salatiga (2008).
2.1.3 Kondisi Perekonomian Daerah Pertumbuhan ekonomi (pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000) Kota Salatiga dalam kurun waktu empat tahun berapa pada kisaran 4,15% - 5,39%. Pertumbuhan PDRB atas dasar harga berlaku menunjukkan penurunan pada kisaran 10,68% - 12,52%. Perkembangan laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 di Kota Salatiga selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut: Gambar 2.2 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 dan Atas Dasar Harga Berlaku di Kota Salatiga Tahun 2005-2008 (%) 14,00
12,29
12,00
12,12
12,52 10,68
Persentase
10,00
PDRB ADHK tahun 2000
8,00 5,39
6,00 4,15 4,00
4,98
PDRB ADHB
4,17
2,00 0,00 2005
2006
2007
2008
Sumber: BPS Kota Salatiga (2008). Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku di Kota Salatiga dalam kurun waktu empat tahun menunjukkan peningkatan, dari sebesar Rp 1.104.131,85 juta pada tahun 2005 menjadi 1.237.905,23 juta
II - 4
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga
pada tahun 2006, sebesar 1.370.166,64 juta pada tahun 2007, dan 1.541.682,46 juta pada tahun 2008. Perkembangan PDRB Kota Salatiga atas dasar harga berlaku selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.3 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Kota Salatiga Tahun 2005-2008 (Juta Rupiah) No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
9.
Lapangan Usaha
2005
2006
Pertanian 62.547,34 Pertambangan dan Penggalian 712,06 Industri Pengolahan 216.927,88 Listrik, Gas & Air Minum 68.653,68 Konstruksi 57.604,25 Perdagangan, Hotel & Restoran 193.552,56 Angkutan & Komunikasi 135.210,32 Lembaga Keuangan, Persewaan, dan Jasa Persewaan 115.351,36 Jasa-jasa 253.572,40 Jumlah 1.104.131,85 Sumber: BPS Kota Salatiga (2008).
2007
2008
65.380,02
76.343,79
85.585,96
806,35 229.572,93 78.008,68 66.557,10
863,62 251.617,36 83.037,30 74.677,07
948,29 273.701,34 96.485,05 86.218,07
216.153,57 146.925,75
242.100,15 157.078,58
279.806,09 177.287,37
123.711,78 310.789,05 1.237.905,23
137.250,66 347.198,11 1.370.166,64
158.613,37 383.036,92 1.541.682,46
Sama seperti PDRB atas dasar harga berlaku, PDRB Kota Salatiga Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) tahun 2000 juga menunjukkan peningkatan dalam kurun waktu tahun 2005-2008. Pada tahun 2005 PDRB Kota Salatiga hanya sebesar Rp 722.063,95 juta, selanjutnya meningkat menjadi Rp 752.149,22 juta pada tahun 2006, sebesar Rp 792.680,44 juta pada tahun 2007, dan Rp 832.154,86 juta pada tahun 2008. Perkembangan PDRB Kota Salatiga secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.4 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Kota Salatiga Tahun 2005-2008 (Juta Rupiah) Lapangan Usaha 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Minum Konstruksi Perdagangan, Hotel & Restoran Angkutan & Komunikasi Lembaga Keuangan, Persewaan, dan Jasa Persewaan Jasa-jasa Jumlah
2005
2006
2007
2008
46.967,81 500,18 150.764,76 35.866,17 38.841,41 136.764,90 103.368,25
44.458,18 514,89 159.333,13 38.088,53 41.113,63 143.150,91 111.009,76
47.952,75 524,05 168.536,20 39.898,17 44.114,92 150.996,88 118.950,30
51.150,86 525,83 171.322,03 43.952,08 47.746,46 159.005,89 127.110,14
68.514,74
70.142,46
74.450,47
80.439,11
140.475,73 722.063,95
144.337,73 752.149,22
147.256,70 792.680,44
150.902,46 832.154,86 II - 5
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga Sumber: BPS Kota Salatiga (2008).
Dalam kurun waktu empat tahun (2005-2008) perekonomian Kota Salatiga didominasi oleh sektor industri pengolahan (kisaran 20,59% 21,26%). Pada kurun waktu tersebut terjadi pergeseran dua sektor yang memberikan kontribusi PDRB terbesar kedua dan terbesar ketiga. Pada tahun 2005 dan 2006 sektor jasa-jasa memberikan kontribusi terbesar kedua terhadap PDRB, namun pada tahun 2007 dan 2008 kontribusinya lebih rendah dibandingkan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Perkembangan kontribusi PDRB atas dasar harga konstan selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut: Gambar 2.3 Kontribusi Produk Domestik Regional Bruto Kota Salatiga Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Tahun 2005-2008 (Persen) 22,00 21,18
21,26
21,00
Persentase
20,88
20,00
19,45
20,59 19,18
19,05
19,11
Perdagangan, Hotel & Restoran
19,00 18,94
19,03
Jasa-jasa
18,58
18,00
Industri Pengolahan
18,13
17,00 16,00 2005
2006
2007
2008
Sumber: BPS Kota Salatiga (2008).
Kontribusi sektor PDRB terhadap total PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 juga menunjukkan kecenderungan yang sama, yaitu didominasi oleh sektor industri pengolahan. Pada tahun 2005 dan tahun 2006 sektor jasa memberikan kontribusi terbesar kedua, namun pada tahun 2007 dan 2008 persentase kontribusi lebih rendah dibandingkan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Kondisi ini menunjukkan bahwa sektor perdagangan, hotel dan restoran di Kota Salatiga menunjukkan perkembangan yang positif.
II - 6
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga
Secara rinci perkembangan kontribusi tiga sektor PDRB terbesar adalah sebagai berikut: Gambar 2.4 Kontribusi Produk Domestik Regional Bruto Kota Salatiga Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2005-2008 (Persen) 22,00 20,88
21,18
21,26
21,00 20,59 Persentase
20,00
19,45
Industri Pengolahan 19,18
19,05
19,00 18,94
19,11
Perdagangan, Hotel & Restoran
18,13
Jasa-jasa
19,03 18,58
18,00 17,00 16,00 2005
2006
2007
2008
Sumber: BPS Kota Salatiga (2008).
Perkembangan laju inflasi barang dan jasa di Kota Salatiga pada tahun 2008 masih tinggi, yaitu mencapai 10,20%. Kelompok jenis barang dan jasa yang berkontribusi paling tinggi terhadap laju inflasi umum adalah perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (14,02%). Inflasi pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan juga tergolong tinggi, mencapai 9,81%. Secara rinci nilai inflasi per kelompok barang dan jasa dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.5 Laju Inflasi menurut Kelompok Jenis Barang dan Jasa Kota Salatiga Tahun 2008 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Kelompok Jenis Barang dan Jasa
Bahan makanan Makanan jadi, minuman, rokok Perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, rekreasi, dan olah raga Transpor, komunikasi, dan jasa keuangan Laju inflasi Sumber: BPS Kota Salatiga (2008).
Inflasi 9,04 7,69 14,02 6,29 5,32 7,54 9,81 10,20
II - 7
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga
Laju inflasi di Kota Salatiga dalam kurun waktu lima tahun menunjukkan kecenderungan meningkat. Nilai inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2005, yaitu mencapai 17,8%, dan terendah terjadi pada tahun 2004 sebesar 4,26%. Jika dibandingkan dengan laju inflasi nasional dan laju inflasi Kota Semarang, laju inflasi Kota Salatiga lebih tinggi, kecuali tahun 2004 dan 2008. Jika dibandingkan dengan Kota Surakarta, laju inflasi di Kota Salatiga juga lebih tinggi, kecuali tahun 2004. Kondisi ini menunjukkan bahwa dibandingkan kota-kota besar di Jawa Tengah dan Nasional, tingkat perubahan harga barang dan jasa di Kota Salatiga sangat tinggi. Perbandingan laju inflasi antara Kota Salatiga dengan Kota Semarang, Kota Surakarta dan Nasional secara rinci dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 2.5 Grafik Perbandingan Laju Inflasi Nasional, Kota Semarang, Kota Salatiga dan Kota Surakarta 2004-2008 (%) 20
17,8 17,11
18
16,46
16 13,88
Inflasi (%)
14 2004
11,06
12
10,34
10,2
2005 2006
10 8 6
6,59
6,75
7,22
4
2007 2008
6,4 6,6
6,96
6,79 6,08 5,98
5,15 4,26
2
6,18
3,28
0 Nasional
Kota Semarang
Kota Salatiga Kota Surakarta
Sumber: BPS Kota Salatiga (2008).
2.1.4 Kondisi Keuangan Daerah Kota Salatiga memiliki kapasitas fiskal yang rendah (pendapatan daerah dibawah 800 milyar rupih), yaitu hanya Rp 302.688.638.675,00 pada tahun 2007; Rp390.721.283.861,00 pada tahun 2008, dan Rp 375.192.777.000,00. Pendapatan II - 8
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga daerah sebagian besar berasal dari dana perimbangan pemerintah pusat, dengan proporsi sebesar 83,7% pada tahun 2007, sebesar 70,9% pada tahun 2008, dan sebesar 78,2%. Sementara itu belanja daerah Kota Salatiga sebesar Rp 253.773.747.814,00 pada tahun 2007; Rp 368.393.972.667,00 pada tahun 2008; dan Rp 432.656.545.000,00 pada tahun 2009. Pada tahun 2007 dan 2008 sebagian besar belanja digunakan untuk belanja tidak langsung dengan proporsi mencapai 61,6% pada tahun 2007, dan sebesar 52,2% pada tahun 2008 dan sisanya digunakan untuk belanja langsung (belanja pembangunan). Pada tahun 2009 proporsi belanja langsung mengalami perbaikan yaitu mencapai 52,8%, dan sisanya untuk belanja tidak langsung. Kondisi ini menunjukkan bahwa pembelanjaan keuangan daerah untuk pembangunan daerah semakin baik. Perkembangan APBD Kota Salatiga tahun 2007-2009 selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.6 Ringkasan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Salatiga Tahun 2007-2009 No A 1 a. b. c. d. 2 a. b. c. 3 a. b. c. d. e. f. g.
Uraian PENDAPATAN DAERAH Pendapatan Asli Daerah Pajak daerah Retribusi daerah Hasil pengel. Kekada yg dipisahkan Lain - lain PAD yang sah Dana Perimbangan Dana bagi hasil pajak /Bukan Pajak Dana alokasi umum Dana alokasi khusus Lain - lain pendapatan daerah Hibah Dana darurat Dana bagi hasil pajak dari propinsi DL Bagi Hasil Lainnya Pendapatan lainnya Dana penyesuaian & otonomi khusus Bantuan keuangan dari propinsi Jumlah Pendapatan daerah
2007 R
P (%)
2008 R
P (%)
2009 R
P (%)
36.192.748.028
12,0
45.149.901.979
11,6
52.053.155.000
13,9
7.065.860.976 19.427.777.942 684.131.589
22,1 61,7 4,0
7.995.573.127 22.321.901.734 1.451.640.514
17,7 49,4 3,2
8.243.033.000 6.843.378.000 1.637.844.000
15,8 13,1 3,1
37,0 13.380.786.604 83,7 277.098.276.684 7,3 20.685.561.684
29,6 35.328.900.000 70,9 293.570.138.000 7,5 24.834.796.000
67,9 78,2 8,5
212.614.000.000 22.196.510.000 13.218.894.444
83,9 8,8 4,4
225.384.715.000 31.028.000.000 68.473.105.198
81,3 11,2 17,5
236.691.342.000 32.044.000.000 29.569.484.000
80,6 10,9 7,9
0 0 10.493.436.444
0,0 0,0 79,4
0 0 12.190.578.848
0,0 0,0 17,8
0 0 13.545.559.000
0,0 0,0 45,8
2.725.458.000 0 0
20,6 0,0 0,0
0 4.685.093.750 51.597.432.600
0,0 6,8 75,4
0 0 4.480.275.000
0,0 0,0 15,2
0
0,0
11.543.650.000
39,0
9.014.977.521 253.276.996.203 18.466.486.203
0 302.688.638.675
0,0
390.721.283.861
375.192.777.000
II - 9
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga
No B 1 a. b. c. d. e. f. g. h. 2 a. b. c.
C 1
2
Uraian BELANJA DAERAH Belanja Tidak Langsung Belanja pegawai Belanja bunga Belanja subsidi Belanja hibah Belanja bantuan sosial Belanja bagi hasil kepada pemdes Belanja bantuan keu. Kpd pemdes Belanja tidak terduga Belanja Langsung Belanja pegawai Belanja Barang dan jasa Belanja modal Jumlah Belanja Surplus / (Defisit) PEMBIAYAAN DAERAH Penerimaan Pembiayaan Silpa tahun sebelumnya Pencairan dana cadangan Hasil penjualan kekada yg dipisahkan Penerimaan pinjaman daerah Penerimaan kembali pemberian pinjaman daerah Penerimaan piutang daerah Pengeluaran Pembiayaan Pembentukan dana cadangan Penyertaan modal (investasi) daerah Pembayaran pokok utang Pemberian pinjaman daerah Pembayr. utang kepada pihak ketiga Pembiayaan netto Sisa Lebih Pembiayaan Angg. (SILPA)
P (%)
2007 R 156.272.088.715 144.585.251.511 64.036.574 0 0 10.748.296.630 89.113.000 785.391.000
P (%)
2008 R
2009 R
P (%)
61,6 192.398.743.710
52,2 204.203.364.000
47,2
57,0 0,0 0,0 0,0 4,2 0,1
181.687.845.024 0 0 0 10.388.207.886 0
49,3 0,00 0,0 0,0 2,8 0
184.174.595.000 0 0 7.890.030.000 11.182.034.000 0
42,6 0,00 0,0 1,8 2,6 0
263.718.800
0,1
823.235.000
0,2 0,0 52,8 7,6 26,5 65,9
0,5
0 97.501.659.099 0 42.058.087.421 55.443.571.678 253.773.747.814 48.914.890.861
0,0 58.972.000 38,4 175.995.228.957 0 43,1 49.513.954.722 56,9 126.481.274.235 368.393.972.667 22.327.311.194
0,0 133.470.000 47,8 228.453.181.000 0,0 17.381.655.000 28,1 60.576.119.000 71,9 150.495.407.000 432.656.545.000 (59.101.612.000)
75.202.710.897
113.355.743.562
131.355.079.000
74.926.324.197 0 0
112.742.565.630 0 5.617.600
0
0
276.386.700
116.830.092
0
490.730.240
11.375.036.128
5.400.000.000
10.000.000.000
2.000.000.000
406.000.000
2.000.000.000
419.036.128 550.000.000
0 1.400.000.000
63.827.674.769
107.955.743.562
120.855.079.000
112.742.565.630
130.283.054.756
63.391.312.000
10.500.000.000
Dilihat dari nilai nominalnya, pendapaten asli daerah Kota Salatiga menunjukkan peningkatan dari sebesar Rp 36.192.748.028,00 pada tahun 2007, menjadi Rp 45.149.901.979,00 pada tahun 2008, dan Rp 52.053.155.000,00 pada tahun 2009. Pada tahun 2007 dan 2008 peningkatan PAD lebih banyak disebabkan II - 10
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga oleh peningkatan retribusi daerah, yang sasarannya lebih banyak pada masyarakat kalangan menengah kebawah. Pada tahun 2009 kontribusi terbesar berasal dari lain-lain PAD yang sah, sedangkan retribusi daerah kontribusinya menurun. Kondisi ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah melakukan upaya-upaya pengurangan pengeluaran masyarakat kalangan bawah, dan meningkatkan keuntungan dari sumber-sumber pendapatan daerah yang lain, diantaranya laba BUMD. Dalam kurun waktu yang tiga tahun dana perimbangan mengalami peningkatan
dari
sebesar
Rp
253.276.996.203,00
(2007)
menjadi
Rp
277.098.276.684,00 (2008) dan Rp 293.570.138.000,00 (2009). Peningkatan ini lebih banyak disebabkan oleh peningkatan Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Lain-lain pendapatan daerah yang sah juga menunjukkan peningkatan dari sebanyak Rp 13.218.894.444,00 pada tahun 2007 menjadi Rp 68.473.105.198,00 pada tahun 2008, namun pada tahun 2009 menurun menjadi Rp 29.569.484.000,00. Perkembangan nilai PAD, dana perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah Kota Salatiga selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2.6 Trend Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Daerah Kota Salatiga Realisasi Tahun 2007-2009
Tingkat ketergantungan kota Salatiga terhadap pemerintah pusat dan pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk membiayai pembangunan masih tinggi. Hal ini dapat dilihat dari dua indikator, yaitu derajat desentralisasi fiskal dan kemandirian keuangan daerah. Besarnya derajat desentralisasi fiskal Kota Salatiga pada tahun 2007 sebesar 12%, menurun pada tahun 2008 menjadi 11,6%, dan
II - 11
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga meningkat menjadi 13,9% pada tahun 2009. Kemandirian keuangan daerah Kota Salatiga pada tahun 2007 sebesar 13,6%, menurun menjadi 13,1% pada tahun 2008, dan meningkat menjadi 16,1%. Kondisi ini menunjukkan bahwa semangat otonomi daerah untuk kemandirian keuangan daerah sesuai dengan arah kebijakan keuangan daerah dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah Kota Salatiga belum terlihat. Perkembangan derajat desentralisasi fiskal dan kemandirian keuangan daerah selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 2.7 Grafik Kemampuan Keuangan Daerah Kota Salatiga Tahun 2007-2009
Proporsi belanja langsung (belanja pembangunan) pada tahun 2007 dan 2008 masih lebih rendah dibandingkan belanja tidak langsung, namun pada tahun 2009 proporsinya lebih tinggi dibandingkan belanja tidak langsung. Proporsi belanja langsung menunjukkan peningkatan dari sebesar 38,4% pada tahun 2007 menjadi 47,8% pada tahun 2008, dan pada tahun 2009 mencapai 52,8%. Perkembangan proporsi belanja langsung dan belanja tidak langsung dapat dilihat pada gambar berikut:
II - 12
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga Gambar 2.8 Grafik Proporsi Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung Kota Salatiga Tahun 2007-2009
2.2 Potensi Ekonomi Kreatif Kota Salatiga Kota Salatiga sebagai salah satu dari enam kota di Jawa Tengah, memiliki potensi untuk mengembangkan ekonomi kreatif bagi perkembangan perekonomian daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Potensi ekonomi kreatif yang terdapat di Kota Salatiga
dapat dirinci berdasarkan
sub-sektor, sebagai berikut : 1. Periklanan Usaha yang khusus menangani jasa periklanan di Kota Salatiga belum begitu menonjol. Usaha pembuatan media iklan sebagian besar masih tergabung dengan usaha percetakan (poster, leaflet, spanduk, baliho dan sebagainya). Usaha biro iklan dan penyedia media iklan (kolom iklan) yang diselenggarakan oleh pengusaha lokal juga belum begitu terlihat. Hal ini salah satunya disebabkan di Kota Salatiga tidak memiliki koran harian, penerbitan majalah dan media TV. Sebagian besar media massa yang beredar di Salatiga berasal dari
kota besar, seperti Semarang,
Jakarta dan Surabaya serta Surakarta.
II - 13
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga 2. Arsitektur Perkembangan arsitektur di Kota Salatiga belum begitu berkembang. Jumlah perusahaan yang bergerak dalam bidang arsitektur di Kota Salatiga hanya sebanyak 1 unit, yaitu PT. 3 Indonesia Dea. Kondisi ini menunjukkan bahwa desain arsitektur bangunan di Kota Salatiga masih bergantung jasa perusahaan arsitektur dari kota lain disekitarnya, seperti Kota Semarang, Jakarta, Surabaya dan Kota Surakarta.
3. Pasar barang seni Keberadaan pasar barang seni (lukisan, patung, keramik dan lain-lalin) serta barang antik seperti galeri seni di Kota Salatiga belum ada. Selama ini perdagangan kerajinan barang seni, galery dan barang antik dilakukan di kota lain secara perseorangan yang memiliki hobby sama.
4. Kerajinan Kota Salatiga memiliki berbagai potensi kerajinan yang potensial untuk terus dikembangkan menjadi produk-produk kreatif sehingga memiliki nilai jual tinggi dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kerajinan tersebut antara lain kerajinan kaca, kerajinan bambu, kerajinan batu pahat, kerajinan emas, dan kerajinan aksesoris cina. Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Salatiga, jumlah usaha kerajinan kaca sebanyak 1 unit dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 2 orang dan modal usaha sebesar 20 juta rupiah. Usaha kerajinan bambu sangat berkembang di Kota Salatiga dengan jumlah usaha mencapai 105 unit yang mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 142 orang, dan modal kerja sebesar 113 juta rupiah. Kerajinan bambu di Kota Salatiga berada di Dukuh Karangpete Kelurahan Kotawinangun Kecamatan Tingkir. Produk yang dihasilkan antara lain sumpit, vas bunga, anyaman kere untuk pelindung panas, hingga hiasan berbentuk hewan seperti bebek, pinguin, kucing dan kiwi, atau sesuai dengan pesanan. Pemasarannya meliputi wilayah Pulau Jawa bahkan pernah menerima pesanan dari korea selatan.
II - 14
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga
Gambar 3.1 Kerajinan Bambu Kota Salatiga Usaha kerajinan batu Bong Pay adalah kerajinan batu pahat atau ukir dengan berbagai ornament untuk hiasan interior maupun eksterior yang biasanya dipakai pada pemakaman cina. Usaha kerajinan batu Bong Pay di Kota Salatiga sebanyak 10 unit dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 32 orang, dan modal sebesar Rp 360 juta.
Kerajinan ini berada di sepanjang jalan
Fatmawati Kelurahan Blotongan Kecamatan Sidorejo. Pemasarannya selain di Salatiga dan sekitarnya juga menjangkau beberapa daerah di Provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Yogyakarta, juga ekspor ke luar negeri.
Gambar 3.2 Hasil Kerajinan Batu Pok Pay di Kota Salatiga
II - 15
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga
Gambar 3.3 Kerajinan Aksesoris China Kota Salatiga
5. Desain Usaha desain di Kota Salatiga meliputi desain grafis, desain web, dan desain interior. Jumlah masing-masing jenis desain belum terdata secara jelas oleh pemerintah Kota Salatiga. Namun demikian, dilihat dari informasi di media informasi internet perkembangan usaha desain ini sudah cukup berkembang.
Gambar 3.4 Hasil Desain website oleh Rimlight Design Kota Salatiga
6. Fesyen (Fashion) Fesyen di Kota Salatiga sangat berkembang, diantaranya pembuatan aksesoris pakaian, pembuatan pakaian jadi, pembuatan sepatu dan sandal, dan pembuatan batik. Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Salatiga pada tahun 2009 terdapat sebanyak 7 unit usaha dibidang aksesoris
II - 16
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga fesyen, dengan penyerapan tenaga kerja sejumlah 31 orang dan modal usaha sebesar 170 juta rupiah. Usaha pembuatan pakaian jadi di Kota Salatiga sebanyak 6 unit usaha dengan tenaga kerja sebanyak 24 orang dan modal sebesar Rp. 150 juta. Di Kota Salatiga terdapat 2 perusahaan konveksi besar, yaitu PT. Damatex dan PT. Timatex. Sentra industri konveksi skala kecil terdapat di Kecamatan Tingkir. Jenis produk-produk industri konveksi Kota Salatiga antara lain celana hawai (celana pendek bersaku banyak), aneka pakaian anak dan dewasa, sprei, sarung bantal, dan guling.
Gambar 3.5 Produk Konveksi Kota Salatiga Jumlah usaha pembuatan sepatu dan sandal kulit di Kota Salatiga sebanyak 3 unit dengan tenaga kerja sebanyak 6 tenaga kerja dan modal usaha sebesar 30 juta rupiah. Usaha pembuatan sepatu dan sandal kulit ini memiliki kualitas yang bagus dari kulit asli, namun wilayah pemasarannya masih terbatas di Kota Salatiga, belum dapat menjangkau kabupaten lain di sekitarnya.
Gambar 3.6 Poduk Sepatu, Sandal dan Tas Kulit Salatiga
II - 17
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga Usaha batik di Kota Salatiga juga cukup terkenal, yaitu Batik Plumpungan dan batik Selotigo. Batik Plumpungan adalah batik dengan motif batu yang terinspirasi dari batu prasasti plumpungan. Produksi batik ini merupakan batik cap dan batik tulis dengan jenis produksi kain, baju dan lainnya. Industri ini terletak di wilayah Kelurahan Salatiga dengan pemasaran meliputi wilayah Salatiga dan sekitarnya.
Gambar 3.7 Produk Batik Plumpungan Kota Salatiga
II - 18
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga Batik Selotigo memiliki motif gambar Watu Rumpuk sebagai dasar dan terdapat pengembangan serta inovasi dalam produksi. Produksi batik ini merupakan batik cap atau printing dengan aneka jenis produksi berupa kain, baju, tas, sandal, dan sarung bantal. Pusat produksinya berada di Kelurahan Kauman Kidul dengan pemasarannya meliputi wilayah Salatiga, Kabupaten Semarang, Kota Surakarta dan Kota Semarang serta beberapa daerah di Jawa Tengah.
Gambar 3.8 Produk Batik Selotigo Kota Salatiga Untuk
menunjang
pengembangan
fesyen,
di
Kota
Salatiga
diselenggarakan event Salatiga Carnival Center (SSC). Di Kota Salatiga juga terdapat komunitas pecinta fashion carnaval, diantaranya Satya Wacana Carnival
II - 19
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga (SWC) yang telah mengikuti berbagai event karnaval busana di beberapa daerah.
Gambar 3. 9 Event Salatiga Carnival Center 7. Video, Film dan Fotografi Usaha video dan fotografi cukup berkembang di Kota Salatiga, namun dalam skala kecil, sehingga belum terdata secara akurat oleh Pemerintah Kota. Jenis
usaha
ini
antara
lain
jasa
video
shooting,
foto
studio,
jasa
pemotretan/fotografi, dan penyewaan film/ compact disk (CD), video compact disk/ digital video disc (VCD/DVD). Usaha pembuatan VCD dan DVD dilakukan dalam skala kecil, untuk perekamanan kegiatan, seperti : acara resmi di kantor, perusahaan dan kampus, belum merupakan usaha produsction house (PH) yang secara terap memproduksi bahan siaran TV. Sedangkan perusahaan film belum berkembang dan sedangkan usaha pemutaran film (bioskop) sudah tidak ada lagi di Kota Salatiga. II - 20
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga
Gambar 3.9 salah satu usaha fotografi di Kota Salatiga 8. Permainan Interaktif Usaha pembuatan alat permainan interaktif untuk anak-anak di Kota Salatiga belum begitu berkembang. Usaha-usaha yang memproduksi permainan interaktif (interactive games) yang berbasis teknologi informatika dan permainan untuk anak-anak masih sangat sedikit. Kota Salatiga memiliki Atlantic Dreamland yang menjadi pusat rekreasi keluarga dengan jenis permainan outbond, waterboom, mini coster, circulartrack, boom-bom car, junior jet, soft play, dll. Wahana wisata ini terletak di daerah Isep-Isep, Jalan Sukarno-Hatta Salatiga. 9. Musik Potensi ekonomi kreatif di Kota Salatiga pada subsektor musik cukup banyak, diantaranya keroncong, campursari, dangdut, rock dangdut, musik pop, pop metal,
karawitan, nasidaria,
kelompok musik
dan seni
hadrah/terbangan/rebana.
Jumlah
di Kota Salatiga pada tahun 2009 cukup banyak dan
berkembang cukup baik, antara lain : Tabel 3.1 Jumlah Kelompok Musik di Kota Salatiga No Kategori Jumlah (Kelompok) 1 Musik keroncong 4 2 Nasidaria 1 3 Dangdut/Rock 15 4 Campursari 6 5 Hadrah/Terbangan/Rebana 5 6 Musik Pop 2 7 Pop Metal 1 8 Drumblek 1 Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi, Kebudayaan dan Pariwisata Kota Salatiga (2010)
II - 21
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga Pentas-pentas musik di Kota Salatiga selama ini lebih banyak pada acara pertumjukkan musik yang mendapatkan sponsor dari perusahaan, pentas musik di kampus dan acara-acara hajatan dan perayaan hari-hari besar (Kemerdekaan, hari raya keagamaan, Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru) dalam masyarakat.
Gambar 3.9 Grup musik Kota Salatiga NAS4 Band telah Mengeluarkan Album
10. Seni Pertunjukan Seni pertunjukan di Kota Salatiga cukup berkembang dengan baik. Berdasarkan data dinas perhubungan, komunikasi, kebudayaan dan Pariwisata Kota Salatiga, potensi seni pertunjukan yang ada di Kota Salatiga antara lain seni tari sebanyak 7 kelompok, kuda lumping 10 kelompok, pedalangan 2 kelompok, ketoprak 4 kelompok, badut 1 kelompok, prajuritan 1 kelompok dan reog 1 kelompok.
Gambar 3.10 Tari Egrang Kota Salatiga pada saat Festival Permainan Tradisional di Kranggan, Temanggung (23 September 2010).
II - 22
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga
Gambar 3.11 Pertunjukan Kuda Lumping Kota Salatiga
11. Penerbitan dan Percetakan Usaha percetakan cukup berkembang di Kota Salatiga. Sampai dengan tahun 2009 terdapat sebanyak 10 unit usaha dibidang percetakan (majalah, jurnal, buku, pamflet, peta/atlas, poster, spanduk dan lain sebagainya), dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 30 orang, dan modal usaha sebesar 1 milyar rupiah. Di Kota Salatiga juga terdapat sebanyak 15 unit usaha fotokopi dan thermocopy dengan jumlah tenaga kerja yang terserap sebanyak 45 orang dan modal usaha lebih kurang sebesar Rp. 450 juta.
12. Layanan Komputer dan Piranti Lunak Usaha yang terkait dengan layanan komputer dan piranti lunak di Kota Salatiga belum berkembang. Usaha pembuatan piranti keras dan piranti lunak selama ini belum ada. Usaha jasa konsultasi piranti lunak berkembang dalam skala kecil tergabung dalam usaha service komputer yang melayani masyarakat Kota Salatiga. Usaha penjualan dan perakitan komputer saat ini telah banyak berkembang di Kota Salatiga.
13. Televisi dan Radio Lembaga penyiaran televisi di Kota Salatiga belum berkembang. Sampai dengan tahun 2009 di Kota Salatiga belum ada stasiun TV lokal. Sementara itu perkembangan radio di Kota Salatiga berkembang cukup bagus. Sampai dengan tahun 2009 setidaknya terdapat sebanyak 13 stasiun radio yang menempari gelompbang Am dan FM , yaitu Radio RSPD Suara Salatiga, Radio Zenith, Radio
II - 23
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga Qolbu, Radio Pesona, Radio Elisa, Radio XT, Radio Espansa, Radio Raksa, Radio Eksis, Radio SMA Lab UKSW, Radio Suara Agape, Radio Bethani, dan Radio Xkrisa. Namun demikian alokasi freskuensi radio di Kota Salatiga sangat terbatas, hanya 2 kanal sesuai dengan pemetaan dari Balai Monitor dan Spektrum (Balmon) Kementerian Perhubungan, yaitu kanal 97 frekuensi 97,2 MHz dan kanal 164 frekuensi 103,9 MHz.
14. Riset dan Pengembangan Potensi ekonomi kreatif dalam bidang riset dan pengembangan di Kota Salatiga terkait dengan hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Sekolah Tinggi Bahasa Asing Satya Wacana, Sekolah Tinggi
Ilmu
Ekonomi
AMA,
yang
melakukan
penelitian
dalam
rangka
pengembangan Iptek. Demikian pula Bappeda Kota Salatiga setiap tahun melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan terkait dengan programprogram pemerintah daerah.
II - 24
Bab III Kerangka Kerja Pengembangan Ekonomi Kreatif
Laporan Akhir
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga
BAB III KERANGKA KERJA PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF KOTA SALATIGA
3.1 Pondasi dan Pilar Pengembangan Ekonomi Kreatif Ekonomi kreatif Kota Salatiga dikembangkan dengan model layaknya sebuah bangunan, yang terdiri dari elemen-elemen berupa pondasi (landasan), bangunan (pilar) dan atap (aktor utama).
Bisnis
Cendikiawan
I n d u s t r i
T e k n o l o g i
S u m b e r d a y a A l a m
Pemerintah Daerah
K e l e m b a g a a n
L e m b a g a K e u a n g a n
Sumberdaya Manusia (Insan Kreatif) Gambar 3.1 Model Pengembangan Ekonomi Kreatif Pondasi pengembangan ekonomi kreatif Kota Salatiga yaitu sumberdaya manusia (insan kreatif). Insan kreatif memiliki peran sentral dalam pengembangan berbagai aktivitas ekonomi kreatif di Kota Salatiga, sebagai faktor produksi utama didalam ekonomi kreatif. Oleh karena itu untuk menunjang pengembangan ekonomi kreatif di Kota Salatiga perlu dilakukan pembangunan SDM yang terampil untuk meningkatkan pengetahuan dan kreatifitas.
III - 1
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga Pilar utama dalam pengembangan ekonomi kreatif di Kota Salatiga meliputi: 1. Industri Industri merupakan bagian dari kegiatan masyarakat yang terkait dengan produksi, distribusi, pertukaran serta konsumsi produk atau jasa. Industri ini menghasilkan produk kreatif yang mengindikasikan adanya faktor kreasi dan originalisasi yang diproduksi sedemikian rupa untuk dikomersialisasikan. 2. Teknologi Teknologi merupakan suatu entitas baik material maupun non material yang merupakan aplikasi dari proses mental atau fisik untuk mencapai nilai tertentu. Teknologi tidak hanya mesin atau alat bantu yang berwujud, namun teknologi ini termasuk kumpulan teknik atau metode-metode atau aktivitas yang mengubah budaya. Teknologi ini merupakan alat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang dapat dipakai untuk berkreasi, memproduksi, berkolaborasi, mencari informasi, distribusi, dan sarana bersosialisasi dalam menciptakan produk-produk kreatif. 3. Sumberdaya Alam Sumberdaya alam diperlukan sebagai input dalam proses penciptaan nilai tambah bahan baku menjadi produk kreatif. Sumberdaya alam ini mencakup bahan baku industri maupun ketersediaan lahan yang menjadi input penunjang ekonomi kreatif. Ketersediaan sumberdaya alam ini sangat terkait dengan penciptaan produk-produk kreatif yang bersifat fisikal, seperti desain, kerajinan dan fesyen. 4. Kelembagaan Kelembagaan disini diartikan sebagai tatanan sosial yang berkembang di masyarakat Kota Salatiga, mencakup kebiasaan, norma, adat, aturan, serta hukum yang berlaku. Kelembagaan menjadi pilar utama pengembangan ekonomi kreatif dimaksudkan
bahwa
dalam
penciptaan
produk-produk
kreatif
hendaknya
memperhatikan tatanan sosial di Kota Salatiga sehingga memiliki nilai-nilai kearifan budaya lokal. 5. Lembaga Keuangan Lembaga keuangan merupakan lembaga yang berperan menyalurkan pendanaan kepada pelaku usaha ekonomi kreatif yang membutuhkan, baik dalam bentuk modal/ekuitas maupun pinjaman/kredit. Keberadaan lembaga keuangan memiliki peranan yang sangat penting untuk menjembatani kebutuhan keuangan bagi pelaku usaha ekonomi kreatif. Lembaga keuangan ini diharapkan dapat menyalurkan pinjaman kepada usaha ekonomi kreatif yang tidak hanya
III - 2
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga menghasilkan produk fisikal, tetapi juga yang menghasilkan produk kreatif non fisikal yang memanfaatkan dunia maya dalam bentuk digital.
3.2 Aktor Utama Penggerak Ekonomi Kreatif Terdapat tiga aktor utama sebagai penggerak lahirnya kreativitas ide, ilmu pengetahuan, dan teknologi yang vital bagi tumbuhnya ekonomi kreatif di Kota Salatiga yaitu : 1. Cendikiawan Cendikiawan merupakan orang-orang yang memiliki perhatian utama pada pencarian kepuasan dalam mengolah seni dan ilmu pengetahuan, menerapkan dan menularkannya. Para cendikiawan dalam ekonomi kreatif meliputi budayawan, seniman, para pendidik di lembaga pendidikan, para pelopor di paguyuban, sanggar budaya dan seni, individu atau kelompok studi dan peneliti, penulis dan tokoh lainnya di bidang seni, budaya dan ilmu pengetahuan yang terkait dengan pengembangan ekonomi kreatif. Para cendikiawan ini memiliki peran yang sangat penting dalam memperkuat basis inovasi dan perluasan jaringan informasi. 2. Pelaku bisnis Bisnis (perusahaan) merupakan suatu organisasi yang dikenali secara legal dan sengaja diciptakan untuk menyediakan barang-barang baik berupa produk dan jasa kepada konsumen. Perusahaan umumnya dimiliki oleh swasta dan dibentuk untuk menghasilkan keuntungan dan meningkatkan kemakmuran bagi pemiliknya. 3. Pemerintah Daerah Pemerintah daerah merupakan unsur penyelenggaraan pemerintahan daerah yang memiliki kewenangan untuk mengelola suatu daerah, dalam hal ini Kota Salatiga. Pemerintah daerah disini meliputi kepala daerah (Walikota) dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), serta lembaga legislatif (DPRD) yang saling mendukung dalam penciptaan usaha-usaha ekonomi kreatif di Kota Salatiga.
3.3 Peran Masing-masing Aktor Utama Penggerak Ekonomi Kreatif Perkembangan ekonomi kreatif Kota Salatiga tidak terlepas dari peran ketiga aktor utama penggerak ekonomi kreatif, yaitu sebagai berikut: 1. Cendikiawan dan Masyarakat Peran yang dimiliki kaum cendikiawan antara lain sebagai agen penyebarluasan dan pengimplementasian ilmu pengetahuan, seni dan teknologi serta membentuk nilai-nilai yang konstruktif bagi pengembangan ekonomi kreatif di masyarakat Kota
III - 3
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga Salatiga. Dalam hal pendidikan para cendikiawan berperan untuk mendorong lahirnya generasi-generasi yang memiliki pola pikir kreatif untuk mendukung tumbuhnya karsa dan karya ekonomi kreatif. Dalam hal penelitian para cendikiawan berperan sebagai pemberi masukan tentang kebijakan-kebijakan pengembangan ekonomi kreatif, dan menghasilkan teknologi yang dapat mendukung cara kerja dan penggunaan sumberdaya yang efisien, serta menjadikan usaha ekonomi kreatif yang kompetitif. Dalam hal pengabdian masyarakat, para cendikiawan berperan untuk membentuk tatanan sosial yang mendukung tumbuh suburnya ekonomi kreatif di Kota Salatiga. 2. Pelaku bisnis Pelaku bisnis yang mencakup pelaku usaha, investor, dan pencipta teknologiteknologi baru. Pelaku bisnis memiliki peranan dalam hal penciptaan produk dan jasa kreatif, pasar baru yang dapat menyerap produk dan jasa yang dihasilkan serta penciptaan lapangan kerja bagi individu-individu kreatif dan tenaga kerja pendukung lainnya. Pelaku bisnis juga memiliki peranan dalam membentuk komunitas dan enterpreneur kreatif, yaitu sebagai motor penggerak dalam sharing pemikiran, alih pengetahuan, bimbingan bisnis dan pelatihan menajemen pengelolaan usaha di bidang ekonomi kreatif. 3. Pemerintah Daerah Pemerintah daerah memiliki peranan yang sangat penting dalam pengembangan ekonomi kreatif, yaitu sebagai berikut: a. Katalisator dan fasilitator, dimaksudkan bahwa Pemerintah Kota Salatiga berperan dalam memberi rangsangan, tantangan dan dorongan agar ide-ide bisnis ekonomi kreatif terus berkembang. Sebagai katalisator pemerintah daerah diharapkan berperan memberdayakan komunitas kreatif untuk lebih produktif tidak hanya konsumtif, memberikan penghargaan bagi individu maupun kelompok kreatif, prasarana intelektual (perlindungan hak kekayaan intelektual, internet cepat), dan permodalan termasuk modal ventura atau modal bergulir(revolving capital) dengan cara merintis hubungan dengan kalangan perbankan dan lembaga keuangan non bank. Sebagai fasilitator pemerintah daerah melakukan fasilitasi pembentukan forum ekonomi kreatif, penyediaan database dan homepage ekonomi kreatif, fasilitasi pengembangan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan kreatif, dan penyediaan ruang publik
III - 4
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga sebagai media bagi masyarakat untuk berkumpul, alih pengetahuan, tukar informasi dan menyalurkan kreatifitas. b. Regulator, dimaksudkan bahwa pemerintah Kota Salatiga berperan untuk membuat kebijakan-kebijakan yang dapat menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi pengembangan ekonomi kreatif terutama kebijakan yang terkait dengan sumberdaya manusia, industri, sumberdaya alam, dan teknologi.
III - 5
Bab IV Tujuan, Sasaran dan Strategi Serta Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga
Laporan Akhir
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga
BAB IV TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI SERTA RENCANA AKSI PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF KOTA SALATIGA
4.1 Arah Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia Visi Ekonomi Kreatif Indonesia hingga tahun 2025, yaitu “Bangsa Indonesia yang berkualitas hidup dan bercitra kreatif di mata dunia”. Misi ekonomi kreatif adalah sebagai berikut: “Memberdayakan Sumber Daya Insani Indonesia Sebagai Modal Utama Pembangunan Nasional” untuk: 1. Peningkatan kontribusi industri kreatif terhadap pendapatan domestik bruto Indonesia. 2. Peningkatan ekspor nasional dari produk/jasa berbasis kreativitas anak
bangsa
yang mengusung muatan lokal dengan semangat kontemporer. 3. Peningkatan penyerapan tenaga kerja sebagai dampak terbukanya lapangan kerja baru di industri kreatif. 4. Peningkatan jumlah perusahaan berdaya saing tinggi yang bergerak di industri kreatif. 5. Pengutamaan pada pemanfaatan pada sumberdaya yang berkelanjutan bagi bumi dan generasi yang akan datang. 6. Penciptaan nilai ekonomis dari inovasi kreatif, termasuk yang berlandaskan kearifan dan warisan budaya nusantara. 7. Penumbuhkembangan kawasan-kawasan kreatif di wilayah Indonesia yang potensial. 8. Penguatan citra kreatif pada produk/jasa sebagai upaya pencitraan negara (national branding) Indonesia di mata dunia Internasional. Pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia dibagi menjadi 2 tahap, yaitu tahap penguatan pondasi dan pilar ekonomi kreatif (tahun 2009-2014), dan tahap akselerasi ekonomi kreatif (2015-2025). Sasaran ekonomi kreatif nasional yang hendak dicapai hingga tahun 2025 adalah sebagai berikut: 1. Kontribusi PDB industri kreatif mencapai 9-11% PDB nasional dengan syarat pertumbuhan rata-rata 9-11%. 2. Kontribusi ekspor industri kreatif mencapai 12-13% ekspor nasional, dengan syarat pertumbuhan rata-rata 10-12%. 3. kontribusi tenaga kerja industri kreatif mencapai 9-11% tenaga kerja nasional.
IV - 1
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga 4. Jumlah perusahaan industri kreatif meningkat 3-4 kali jumlah perusahaan industri kreatif tahun 2006. 5. Melanjutkan mendukung laju deforestasi berdasarkan kesepakatan baru pasca Kyoto 2012. 6. Mempertahankan pertumbuhan paten domestik terdaftar sebesar 4%. 7. Mempertahankan pertumbuhan hak cipta domestik terdaftar sebesar 38,94%. 8. Mempertahankan pertumbuhan merk domestik terdaftar sebesar 6%. 9. Mempertahankan pertumbuhan desain industri domestik terdaftar sebesar 39,7%. 10. Menumbuhkembangkan 7 kawasan kreatif potensial di wilayah indonesia (1 kawasan per tahun). 11. Menciptakan 325 merk lokal baru yang sudah ada, yang terpercaya dan telah secara legal terdaftar di dirjen HKI di Indonesia dan juga di kantor paten negara tujuan ekspor. Pada tahap penguatan pondasi dan pilar ekonomi kreatif (tahun 2009-2014) telah disusun peta jalan pengembangan ekonomi kreatif sebagai berikut:
Gambar 4.1 Peta Jalan Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia Tahun 2009-2015
IV - 2
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga Sasaran jangka panjang pengembangan ekonomi kreatif nasional sampai dengan tahun 2025 adalah sebagai berikut: 1. Insan kreatif dengan pola pikir dan moodset kreatif. 2. Industri yang unggul di pasar dalam dan luar negeri, dengan peran dominan wirausahawan lokal. 3. Teknologi yang mendukung penciptaan kreasi dan terjangkau oleh masyarakat Indonesia. 4. Pemanfaatan bahan baku dalam negeri secara efektif bagi industri di bidang ekonomi kreatif. 5. Masyarakat
yang
menghargai
Hak
Kekayaan
Intelektual
(HKI)
dan
mengkonsumsi produk kreatif lokal. 6. Tercapainya tingkat kepercayaan yang tinggi oleh lembaga pembiayaan terhadap industri di bidang ekonomi kreatif sebagai industri yang menarik. Sasaran pengembangan ekonomi kreatif nasional tahun 2009-2015 sesuai dengan Intruksi Presiden Nomor 5 tahun 2009 adalah sebagai berikut: 1. Peningkatan jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) kreatif yang berkualitas secara berkesinambungan dan tersebar merata di wilayah Indonesia; dengan strategi pengembangan sebagai berikut: a. Meningkatkan anggaran pendidikan untuk mendukung penciptaan insan kreatif Indonesia. b. Melakukan kajian dan revisi kurikulum pendidikan dan pelatihan agar lebih berorientasi pada pembentukan kreativitas dan kewirausahaan pada anak didik sedini mungkin. c. Meningkatkan kualitas pendidikan nasional yang mendukung penciptaan kreativitas dan kewirausahaan pada anak didik sedini mungkin. d. Menciptakan akses pertukaran informasi dan pengetahuan ekonomi kreatif di masyarakat. 2. Peningkatan jumlah dan perbaikan kualitas lembaga pendidikan dan pelatihan formal
dan
informal
yang
mendukung
penciptaan
insan
kreatif
dalam
Pengembangan Ekonomi Kreatif; dengan strategi pengembangan sebagai berikut: a. Membangun lembaga pendidikan dan pelatihan formal dan informal yang terkait dengan Pengembangan Ekonomi Kreatif, di daerah yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai klaster industri di bidang ekonomi kreatif.
IV - 3
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga b. Memperbaiki infrastruktur dan kualitas pembelajaran di lembaga pendidikan dan pelatihan. c. Membangun mekanisme kemitraan antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan pelatihan dengan pelaku usaha untuk mengembangkan pendidikan dan pelatihan berkualitas dalam Pengembangan Ekonomi Kreatif. d. Mendorong pihak swasta untuk membangun lembaga pendidikan dan pelatihan khususnya yang terkait kebutuhan SDM dalam Pengembangan Ekonomi Kreatif yang berkualitas dengan biaya terjangkau. e. Menciptakan keterhubungan dan keterpaduan antara lulusan pendidikan tinggi dan sekolah menengah kejuruan yang terkait dengan Pengembangan Ekonomi Kreatif yang membutuhkan. f.
Menciptakan dan menjaga sistem standardisasi mutu pendidikan tinggi dan sekolah menengah kejuruan yang terkait dengan Pengembangan Ekonomi Kreatif.
3. Peningkatan penghargaan kepada insan kreatif oleh Pemerintah; dengan strategi pengembangan sebagai berikut: a. Memberikan dukungan kepada insan kreatif berbakat yang mendapat kesempatan di dunia internasional. b. Memberikan dukungan pada kegiatan dan organisasi seni budaya dan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berperan dalam Pengembangan Ekonomi Kreatif. c. Menyelenggarakan acara dan program yang menggali, mengangkat, dan mempromosikan insan kreatif Indonesia. d. Menciptakan profil profesi dan standar kompetensi bagi para pelaku dalam Pengembangan Ekonomi Kreatif. e. Memberikan
apresiasi/penghargaan
kepada
insan
kreatif
secara
berkesinambungan. 4. Peningkatan jumlah wirausahawan kreatif sebagai lokomotif industri di bidang ekonomi kreatif; dengan strategi pengembangan sebagai berikut: a. Mendukung para wirausahawan kreatif yang membutuhkan kemudahan dalam memulai dan menjalankan usaha. b. Mendorong para wirausahawan sukses untuk berbagi pengalaman dan keahlian di institusi pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi dalam Pengembangan Ekonomi Kreatif.
IV - 4
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga c. Membangun mekanisme kemitraan antar
pelaku bisnis ekonomi kreatif
sebagai wadah pelatihan kewirausahaan. 5. Penciptaan database dan jejaring insan kreatif di dalam maupun di luar negeri; dengan strategi pengembangan sebagai berikut: a. Membangun database dan cerita sukses insan kreatif dan produk kreatif Indonesia. b. Memfasilitasi pengembangan jejaring dan mendorong kerja sama antar insan kreatif Indonesia di dalam dan luar negeri. c. Mendorong dan memfasilitasi insan kreatif luar negeri datang ke Indonesia untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan serta membangun jejaring bisnis di bidang ekonomi kreatif. d. Membangun mekanisme kemitraan antar insan kreatif berpengalaman dengan insan kreatif potensial. 6. Peningkatan daya tarik industri di bidang ekonomi kreatif; dengan strategi pengembangan sebagai berikut: a. Memperluas jangkauan distribusi produk kreatif di dalam dan luar negeri. b. Meningkatkan apresiasi pasar terhadap produk kreatif di dalam dan luar negeri. c. Melakukan riset pemasaran produk kreatif di dalam dan luar negeri. d. Melakukan promosi produk kreatif di dalam dan luar negeri. e. Menata dan merevitalisasi regulasi distribusi, regulasi impor-ekspor, dan subsidi untuk menjamin nilai tambah yang dapat dinikmati dengan adil. f.
Mendorong
penegakan
hukum
atas
penyelundupan,
impor
illegal,
pembajakan serta pelanggaran atas Hak Kekayaan Intelektual (HKI). g. Menciptakan iklim persaingan usaha yang sehat dan adil untuk menjamin setiap pelaku usaha di bidang ekonomi kreatif memiliki akses pasar yang sama. 7. Peningkatan efisiensi serta produktivitas industri untuk meningkatkan keunggulan komparatif; dengan strategi pengembangan sebagai berikut: a. Melakukan penataan industri pendukung
terhadap
industri di bidang
ekonomi kreatif. b. Mengembangkan infrastruktur transportasi dan infrastruktur telekomunikasi untuk memperluas jangkauan produk kreatif. c. Memberikan insentif ekspor produk kreatif. d. Memberikan insentif untuk impor bahan baku produk kreatif. IV - 5
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga e. Melakukan penataan sebaran industri yang mendukung penciptaan klaster industri dan koridor ekonomi kreatif. 8. Peningkatan inovasi bermuatan lokal, untuk menciptakan keunggulan kompetitif; dengan strategi pengembangan sebagai berikut: a. Mengembangkan sentra desain produk kreatif. b. Meningkatkan riset sosial-ekonomi, sejarah, budaya, dan seni. c. Melakukan
sosialisasi
tentang
pasar,
desain,
hasil
penelitian,
dan
perkembangan teknologi yang terkait dengan pengembangan industri di bidang ekonomi kreatif. 9. Pembentukan basis-basis teknologi pendukung industri di bidang ekonomi kreatif menuju klaster teknologi; dengan strategi pengembangan sebagai berikut: a. Membuat prioritas basis pendukung teknologi informasi dan komunikasi bagi industri di bidang ekonomi kreatif. b. Memfasilitasi koordinasi dan kolaborasi antar industri, lembaga riset pemerintah, dan pendidikan tinggi secara intensif. c. Mengoptimalisasikan
lembaga riset pemerintah untuk mengembangkan
teknologi yang mendukung pengembangan industri
di bidang ekonomi
kreatif. d. Mengembangkan
inkubator-inkubator
teknologi
untuk
mendukung
Pengembangan Ekonomi Kreatif. e. Mengembangkan industri piranti keras dan piranti lunak dalam negeri sebagai penopang teknologi industri di bidang ekonomi kreatif. 10. Penguatan kapasitas penguasaan teknologi dan kemampuan pemanfaatan komputer di bidang ekonomi kreatif; dengan strategi pengembangan sebagai berikut: a. Meningkatkan jumlah dan mutu lembaga pendidikan dan pelatihan teknologi informasi dan komunikasi di bidang ekonomi kreatif. b. Menjalin kemitraan yang saling menguntungkan dengan negara yang memiliki teknologi kreatif yang sudah maju. c. Mengembangkan pengelolaan sertifikasi atas teknologi di bidang ekonomi kreatif. d. Mengintensifkan kerja sama riset dan teknologi multidisiplin antar institusi pendidikan di bidang ekonomi kreatif. e. Melaksanakan penetrasi jaringan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi ke sentra industri di bidang ekonomi kreatif. IV - 6
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga 11. Penguatan iklim usaha kondusif bagi investasi teknologi pendukung ekonomi kreatif; dengan strategi pengembangan sebagai berikut: a. Melakukan revitalisasi regulasi impor teknologi pendukung industri di bidang ekonomi kreatif. b. Melakukan sosialisasi regulasi teknologi informasi dan komunikasi yang terkait dengan industri di bidang ekonomi kreatif. c. Memberikan insentif investasi teknologi serta infrastruktur teknologi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 12. Peningkatan kemampuan SDM untuk memanfaatkan bahan baku yang berasal dari alam; dengan strategi pengembangan sebagai berikut: a. Melakukan intensifikasi pelatihan teknologi pengolahan material tepat guna dan ramah lingkungan. b. Menjalin kemitraan strategis dengan negara yang sudah maju pada teknologi pengolahan. c. Melakukan
intensifikasi kerja sama lembaga pemerintah/swasta dengan
industri di bidang ekonomi kreatif khususnya dalam pemanfaatan bahan baku alternatif. 13. Peningkatan apresiasi dan promosi sadar lingkungan pada industri di bidang ekonomi kreatif yang menggunakan bahan baku alam; dengan strategi pengembangan sebagai berikut: a. Mengkampanyekan penggunaan sumber daya alam terbarukan dan ramah lingkungan. b. Mengkampanyekan pengembangan produk kreatif yang berorientasi pada penghematan sumber daya dan ramah lingkungan. 14. Pembentukan basis-basis teknologi penghasil bahan baku pendukung Industri di bidang ekonomi kreatif; dengan strategi pengembangan sebagai berikut: a. Mendorong penelitian yang terkait dengan bahan baku sumber daya alam yang terbarukan dan ramah lingkungan dengan memperkuat koordinasi dan kolaborasi antara industri, lembaga riset pemerintah, dan pendidikan tinggi. b. Mendukung riset untuk mengembangkan material alternatif yang berciri khas Indonesia sebagai bahan baku industri di bidang ekonomi kreatif. c. Menentukan
prioritas
riset
keanekaragaman
hayati
Indonesia
yang
berpontensi untuk dipatenkan. d. Memberikan bantuan dukungan teknologi pengolahan bahan baku industri di bidang ekonomi kreatif. IV - 7
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga 15. Penciptaan iklim kondusif untuk menjaga ketersediaan pasokan bahan baku yang dibutuhkan oleh industri di bidang ekonomi kreatif; dengan strategi pengembangan sebagai berikut: a. Mengevaluasi kebijakan ekspor komoditi hayati yang merupakan bahan baku utama bagi industri di bidang ekonomi kreatif. b. Membuat peraturan perdagangan komoditi hayati yang dibutuhkan oleh industri di bidang ekonomi kreatif yang adil bagi para pemangku kepentingan. c. Melakukan koordinasi secara aktif untuk mengawasi pemanfaatan sumber daya alam, penegakan hukum atas penyelundupan dan pencurian komoditi hayati yang merupakan bahan baku utama bagi industri di bidang ekonomi kreatif. 16. Penciptaan penghargaan terhadap HKI dan sosialisasi pentingnya HKI; dengan strategi pengembangan sebagai berikut: a. Mengkampanyekan pentingnya kreativitas dan HKI sebagai modal utama keunggulan bersaing dalam era ekonomi kreatif. b. Mendorong pemberantasan praktek pembajakan produk kreatif. c. Menyusun dan mengimplementasikan kebijakan HKI secara konsisten. d. Memantapkan landasan interaksi bisnis antara perusahaan dengan insan kreatif berupa kontrak bisnis standar yang menghargai HKI. e. Memberikan layanan pengabdian masyarakat berupa edukasi dan layanan informasi HKI. 17. Peningkatan apresiasi terhadap budaya bangsa dan kearifan lokal; dengan strategi pengembangan sebagai berikut: a. Mensosialisasikan pentingnya penghargaan atas keanekaragaman budaya dalam masyarakat Indonesia yang merupakan sumber inspirasi bagi Pengembangan Ekonomi Kreatif. b. Menyusun dan mengimplementasikan kebijakan kebudayaan yang membawa bangsa Indonesia mencintai, menghargai dan bangga sebagai bangsa Indonesia. c. Mengkampanyekan penggunaan produk kreatif dalam negeri sebagai upaya penciptaan pasar bagi produk kreatif di dalam negeri. d. Mendorong penciptaan produk kreatif yang mengintegrasikan budaya lokal dan kecenderungan pasar yang diminati oleh pasar dalam dan luar negeri.
IV - 8
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga 18. Peningkatan kesadaran dan penghargaan dunia internasional terhadap produk kreatif indonesia; dengan strategi pengembangan sebagai berikut: a. Membangun konsep, strategi dan implementasi kampanye dan promosi tentang Indonesia. b. Mengembangkan diplomasi budaya sebagai bagian penting dari fungsi perwakilan Republik Indonesia di luar negeri. c. Mempromosikan produk kreatif yang memiliki nilai ekonomis dan membawa ciri khas Indonesia ke dunia internasional. 19. Penciptaan masyarakat kreatif yang saling menghargai dan saling bertukar pengetahuan demi kuatnya industri nasional di bidang ekonomi kreatif; dengan strategi pengembangan sebagai berikut: a. Memfasilitasi dan mendorong terciptanya komunitas insan kreatif di dalam dan di luar negeri. b. Mendorong dan mengikutsertakan ikatan profesi dan asosiasi industri dalam pengembangan industri di bidang ekonomi kreatif. c. Memberdayakan masyarakat untuk dapat berpartisipasi aktif dalam komunitas kreatif baik secara formal maupun non formal. d. Menciptakan ruang publik terbuka untuk asimilasi nilai-nilai dan pertukaran pengetahuan antar pemangku kepentingan industri di bidang ekonomi kreatif. 20. Penciptaan
skema
dan lembaga pembiayaan
yang mendukung tumbuh
kembangnya industri di bidang ekonomi kreatif; dengan strategi pengembangan sebagai berikut: a. Mendorong dan memfasilitasi terciptanya skema pembiayaan yang sesuai bagi industri di bidang ekonomi kreatif. b. Mengembangkan lembaga pembiayaan di sentra-sentra industri di bidang ekonomi kreatif. 21. Penguatan hubungan antara pelaku bisnis, pemerintah, dan cendekiawan dengan lembaga keuangan. a. Memberikan prioritas bantuan dan fasilitasi pembiayaan industri di bidang ekonomi kreatif yang sudah
layak/mandiri tetapi belum bankable dengan
skema pembiayaan yang sesuai. b. Memfasilitasi interaksi
pelaku
industri di bidang ekonomi kreatif dengan
lembaga pembiayaan untuk mengembangkan skema pembiayaan yang efektif.
IV - 9
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga c. Memfasilitasi pertemuan antar pelaku industri di bidang ekonomi kreatif yang membutuhkan biaya dengan lembaga pembiayaan.
4.2 Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Tantangan (SWOT) Ekonomi Kreatif Kota Salatiga 1. Analisis Faktor-Faktor Internal Kondisi internal menggambarkan semua kondisi dan faktor-faktor dalam masyarakat di Kota Salatiga, berupa potensi/kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) yang meliputi berbagai aspek potensi sumber daya manusia, prasarana dan sarana, dan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Hasil identifikasi potensi/kekuatan dan kelemahan pengembangan ekonomi kreatif di Kota Salatiga adalah sebagai berikut: a. Kekuatan (Strength) 1) Letak Kota Salatiga yang strategis diantara pusat-pusat perekonomian di Jawa Tengah (Surakarta dan Semarang), dan tersedianya sarana telekomunikasi
yang
lengkap
dan
dapat
menjadi
pendorong
pengembangan ekonomi kreatif. 2) Terdapat potensi sumberdaya manusia pendukung pengembangan ekonomi kreatif, terutama kelompok penduduk usia muda (kelompok umur 19 – 40 tahun) yang cukup banyak dan berpendidikan tinggi yang dapat menjadi sumberdaya manusia bagi pengembangan ekonomi kreatif. 3) Pengembangan dan pembinaan usaha ekonomi masyarakat telah dilakukan oleh SKPD melalui pendekatan cluster dengan difasilitasi Forum for Economic Development and Employment Promotion (FEDEP) atau Forum Pengembangan Ekonomi dan Sumber Daya. 4) Tersedianya fasilitasi website pemerintah Kota Salatiga (www.pemkotsalatiga.go.id) dan blog resmi SKPD Dinas Perindustrian Perdagangan, Koperasi
dan
UMKM
(www.disperindagsalatiga.blogspot.com),
dan
berbagai yang dapat menjadi wadah promosi potensi ekonomi kreatif Kota Salatiga. 5) Terdapat beberapa perguruan tinggi (Universitas Kristen Satya Wacana, ABA,
AMA,
STAIN
dan
lainnya)
yang
dapat
mendukung
bagi
pengembangan produk kreatif di Kota Salatiga. 6) Di Kota Salatiga terdapat beberapa sarana, jalur jalan utara dan gedung pertemuan umum yang dapat dioptimalkan fungsinya menjadi pusat IV - 10
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga aktivitas ekonomi kreatif Kota Salatiga, sebagaimana kota-kota lain, misalnya : wisata belanja, wisata kuliner, pusat aktivitas/kegiatan kaum muda dan lain-lain. 7) Di Kota Salatiga terdapat beberapa even atau kegiatan masyarakat yang dapat menjadi media atau forum bagi pengembangan ekonomi kreatif, antara lain: Moment Hari Jadi Kota Salatiga, hari-hari besar nasional, Festival Sumber Air Senjoyo, Festival Budaya UKSW, Salatiga Fashion Carnival dan lain-lain. Kegiatan tersebut dapat dipromosikan dalam penguatan grand image Kota Salatiga sebagai Kota Ekonomi Kreatif. b. Kelemahan (Weakness) 1) Potensi ekonomi kreatif yang berbasis pada pengetahuan, design dan kreativitas di Kota Salatiga belum diperhitungkan sebagai potensi ekonomi daerah. 2) Kurangnya penghargaan masyarakat Kota Salatiga terhadap Produk Asli Salatiga (karya sendiri). Kampanye 100% Cinta Produk Indonesia, belum mendapatkan dukungan luas di masyarakat. 3) Belum optimalnya fasilitasi dan kesadaran tentang Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) terhadap produk Produk Asli Kota Salatiga. 4) Belum tersedianya basis data 14 sub sektor ekonomi kreatif yang dapat menjadi data dasar bagi SKPD terkait dalam upaya pengembangan ekonomi kreatif di Kota Salatiga. 5) Masih minimnya program dan kegiatan pemerintah daerah yang memfasilitasi
penguatan
sumberdaya
kreatif
sebagai
basis
bagi
pengembangan ekonomi kreatif di Kota Salatiga. 6) Belum optimalnya pengembangan sentra dan cluster industri kreatif Kota Salatiga. 7) Belum optimalnya koordinasi antar SKPD, fasilitasi dan dukungan kebijakan serta komitmen SKPD pengampu urusan dalam pengembangan ekonomi kreatif di Kota Salatiga. 8) Belum ada kebijakan yang mendukung iklim kreatif di Kota Salatiga dalam hal perijinan dan investasi. 9) Belum tersedianya arena, gedung kesenian atau art centre yang dapat menjadi pusat aktivitas dan kegiatan pengembangan ekonomi kreatif di Kota Salatiga.
IV - 11
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga 10) Belum optimalnya kerjasama antar daerah (KAD) dalam mengembangkan ekonomi kreatif antara Kota Salatiga dengan kota lain di Indonesia (Semarang, Surakarta, Yogyakarta, Jakarta, Bandung, Bali, dll) yang terkait dengan pemasaran produk/jasa ekonomi kreatif. 11) Belum optimalnya dukungan dunia usaha (Kadin, Asosiasi Pengusaha) dan cendikiawan dalam upaya pengembangan ekonomi kreatif di Kota Salatiga. 2. Analisis Faktor-Faktor Eksternal Kondisi eksternal adalah menggambarkan semua kondisi dan faktor yang berada diluar pemerintah dan masyarakat di Kota Salatiga, yang berupa peluang (opportunity) dan ancaman (threath) yang meliputi berbagai aspek sumber daya alam, sumber daya manusia, prasarana dan sarana serta kebijakan pembangunan yang secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi perkembangan ekonomi kreatif Kota Salatiga. Berdasarkan hasil identifikasi faktor-faktor eksternal, dikemukakan sebagai berikut : a. Peluang (Opportunity) 1) Dukungan kebijakan nasional bagi pengembangan ekonomi kreatif di Kota Salatiga dari Kementerian Perdagangan seiring dengan berlakunya Inpres Nomor 6 tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif dan menetapkan tahun 2009 sebagai Tahun Indonesia Kreatif (TIK). 2) Dukungan kebijakan dalam upaya keberpihakan pengembangan usaha kecil, mikro dan menengah (UMKM) dalam rangka meningkatkan lapangan pekerjaan, meningkatkan jumlah wirausaha dan fasilitasi permodalan bagi UMKM. 3) Bergesernya gaya hidup masyarakat perkotaan pada gaya hidup kembali ke alam dan lebih mencintai seni dapat menjadi “pasar” bagi produk kreatif dari Kota Salatiga. 4) Berlakunya perdagangan bebas Asia (ACFTA) mulai tahun 2010 menjadi peluang bagi pengembangan ekonomi kreatif untuk bersaing di pasar regional dan internasional. b. Ancaman (Threath) 1) Meningkatnya persaingan produk ekonomi kreatif dengan kota-kota lain yang telah lebih dulu mengembangkan dan memfasilitasi berkembangnya
IV - 12
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga ekonomi kreatif, antara lain Kota Surakarta, Yogyakarta, Bandung yang telah memiliki “trademark” sebagai kota kreatif. 2) Masuknya produk-produk kreatif berharga murah dari luar negeri (Jepang, China, Korea dan Taiwan) terutama mainan anak-anak, tekstil, garment, software gratis, film, VCD, Komik dan buku cetakan ke pasar tradisional yang mendesak produk kreatif lokal. 3) Masuknya produk kerajinan dan fesyen sejenis dari daerah lain dengan kualitas yang lebih baik, dapat mengancam pasar industri kerajinan dan karya masyarakat Kota Salatiga. 4) Masuknya produk-produk yang memperoleh dukungan perusahaan multi nasional (multinational corporation), seperti Mc Donald, Coca Cola, Marlboro, Microsoft
Sony, IBM atau diimpor oleh perusahaan besar
nasional Gramedia, Grafiti dan lain-lain. 5) Belum adanya fasilitasi perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) bagi perlindungan hak cipta dan perlindungan karya cipta dari warga Kota Salatiga yang dapat mengakibatkan adanya pengakuan dari pihak lain. Misalnya : Batik, design, kerajinan dan lain-lain.
4.3 Arah Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga 1. Tujuan Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga Tujuan pengembangan ekonomi kreatif Kota Salatiga jangka panjang (tahun 2009-2025) adalah sebagai berikut: a. Peningkatan jumlah insan kreatif di Kota Salatiga b. Peningkatan jumlah perusahaan dan lapangan kerja baru bagi masyarakat Kota Salatiga di sektor ekonomi kreatif. c. Penciptaan nilai ekonomis dari inovasi kreatif, termasuk yang berlandaskan kearifan dan warisan budaya daerah. d. Penguatan citra kreatif pada produk/jasa di Kota Salatiga. e. Peningkatan distribusi produk/jasa ekonomi kreatif Kota Salatiga. Tujuan pengembangan ekonomi kreatif jangka menengah (tahun 20092015) Kota Salatiga adalah sebagai berikut: a. Penciptaan iklim yang mendorong kreativitas masyarakat. b. Pengembangan kemampuan penciptaan nilai kreatif c. Peningkatan peluang atau permintaan terhadap produk kreatif
IV - 13
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga 2. Sasaran dan Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga Sasaran dan strategi pengembangan ekonomi kreatif tahun 2009-2015 Kota Salatiga diuraikan sesuai dengan tujuan sebagai berikut: Tujuan 1. Penciptaan iklim yang mendorong kreativitas masyarakat Sasaran yang ingin dicapai sesuai dengan tujuan pertama yaitu: a. Peningkatan penghargaan kepada insan kreatif di Kota Salatiga; dengan strategi pengembangan sebagai berikut: 1) Memberikan dukungan kepada insan kreatif berbakat yang mendapat kesempatan di tingkat provinsi, nasional dan internasional. 2) Menyelenggarakan acara dan program yang menggali, mengangkat, dan mempromosikan insan kreatif Kota Salatiga bekerjasama dengan media massa. 3) Memberikan dukungan penyelenggaraan kegiatan masyarakat yang terkait 14 sub sektor ekonomi Kreatif. b. Penciptaan
database
dan
jejaring
insan
kreatif;
dengan
strategi
pengembangan sebagai berikut: 1) Membangun database dan cerita sukses insan kreatif dan produk kreatif Kota Salatiga. 2) Memfasilitasi pengembangan jejaring dan mendorong kerja sama antar insan kreatif Kota Salatiga dengan insan kreatif di daerah lain. 3) Mendorong dan memfasilitasi insan kreatif dari daerah lain datang ke Kota Salatiga untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan serta membangun jejaring bisnis di bidang ekonomi kreatif. c. Penguatan iklim usaha kondusif bagi investasi teknologi pendukung ekonomi kreatif; dengan strategi pengembangan sebagai berikut: 1) Perbaikan regulasi, pelayanan dan fasilitasi kemudahan perijinan usaha ekonomi kreatif. 2) Melakukan sosialisasi kebijakan perijinan usaha/industri dibidang ekonomi kreatif. d. Penciptaan penghargaan terhadap HKI dan sosialisasi pentingnya HKI; dengan strategi pengembangan sebagai berikut: 1) Mengkampanyekan pentingnya kreativitas dan HKI sebagai modal utama keunggulan bersaing dalam era ekonomi kreatif. 2) Memberikan layanan pengabdian masyarakat berupa edukasi dan layanan informasi HKI. IV - 14
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga e. Peningkatan apresiasi terhadap budaya daerah dan kearifan lokal; dengan strategi pengembangan sebagai berikut: 1) Mengkampanyekan penggunaan produk kreatif Kota Salatiga sebagai upaya penciptaan pasar bagi produk kreatif di luar daerah melalui pemanfaatan event atau kegiatan masyarakat sebagai media bagi pengembangan ekonomi kreatif. 2) Mendorong penciptaan produk kreatif yang mengintegrasikan budaya lokal dan kecenderungan yang diminati oleh pasar di dalam daerah dan luar daerah. f.
Penciptaan masyarakat kreatif yang saling menghargai dan saling bertukar pengetahuan; dengan strategi pengembangan sebagai berikut: 1) Memfasilitasi dan mendorong terciptanya komunitas insan kreatif di Kota Salatiga. 2) Memberdayakan masyarakat untuk dapat berpartisipasi aktif dalam komunitas kreatif baik secara formal maupun non formal. 3) Menciptakan ruang publik terbuka untuk asimilasi nilai-nilai dan pertukaran pengetahuan antar pemangku kepentingan di bidang ekonomi kreatif.
g. Penciptaan skema dan lembaga pembiayaan yang mendukung tumbuh kembangnya
industri
di
bidang
ekonomi
kreatif;
dengan
strategi
pengembangan sebagai berikut: 1) Mendorong dan memfasilitasi terciptanya skema pembiayaan yang sesuai bagi industri di bidang ekonomi kreatif. 2) Mengembangkan lembaga pembiayaan non bank di sentra-sentra industri kreatif. h. Penguatan hubungan antara pelaku bisnis dan pemerintah daerah dengan lembaga keuangan. 1) Memfasilitasi pertemuan antar pelaku usaha ekonomi kreatif yang membutuhkan biaya dengan lembaga pembiayaan. Tujuan 2. Pengembangan kemampuan penciptaan nilai kreatif Sasaran yang ingin dicapai sesuai dengan tujuan kedua adalah sebagai berikut: a. Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) kreatif yang berkualitas di Kota Salatiga; dengan strategi pengembangan sebagai berikut: 1) Mengembangkan kurikulum pendidikan dan pelatihan, dan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah yang berorientasi pada pembentukan kreativitas dan kewirausahaan pada anak didik sedini mungkin. IV - 15
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga 2) Memperkuat akses pertukaran informasi dan pengetahuan ekonomi kreatif dalam masyarakat. b. Peningkatan jumlah lembaga pendidikan, pelatihan dan informal yang mendukung penciptaan insan kreatif; dengan strategi pengembangan sebagai berikut: 1) Mendorong pihak swasta untuk membangun lembaga pendidikan dan pelatihan yang berkualitas dan terjangkau di bidang ekonomi kreatif. 2) Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan non formal berbasis ekonomi kreatif. c. Peningkatan jumlah wirausahawan kreatif sebagai lokomotif di bidang ekonomi kreatif; dengan strategi pengembangan sebagai berikut: 1) Memberikan kemudahan dalam memulai dan menjalankan usaha bagi para wirausahawan baru di bidang ekonomi kreatif. 2) Mendorong wirausahawan sukses untuk berbagi pengalaman dan keahlian kepada masyarakat untuk menciptakan wirausahawan kreatif baru. d. Penguatan kapasitas penguasaan teknologi dan kemampuan pemanfaatan komputer di bidang ekonomi kreatif; dengan strategi pengembangan sebagai berikut: 1) Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan dan pelatihan teknologi informasi dan komunikasi di bidang ekonomi kreatif. 2) Mengintensifkan kerjasama riset dan teknologi di bidang ekonomi kreatif multidisiplin antar institusi pendidikan terutama perguruan tinggi berbasis teknologi informasi. Tujuan 3. Peningkatan peluang atau permintaan terhadap produk kreatif Sasaran yang ingin dicapai sesuai dengan tujuan ketiga adalah sebagai berikut: a. Peningkatan daya tarik industri di bidang ekonomi kreatif; dengan strategi pengembangan sebagai berikut: 1) Memperluas jangkauan distribusi pemasaran produk kreatif Kota Salatiga di luar daerah. 2) Meningkatkan apresiasi pasar di luar daerah terhadap produk kreatif Kota Salatiga.
IV - 16
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga b. Peningkatan kesadaran dan penghargaan daerah lain terhadap produk kreatif Kota Salatiga; dengan strategi pengembangan sebagai berikut: 1) Mempromosikan
produk
kreatif
yang memiliki
nilai
ekonomis
dan
membawa ciri khas Kota Salatiga ke tingkat provinsi dan nasional. c. Peningkatan
efisiensi
serta
produktivitas
industri
untuk
meningkatkan
keunggulan komparatif; dengan strategi pengembangan sebagai berikut: 1) Melakukan penataan industri pendukung terhadap industri di bidang ekonomi kreatif. 2) Melakukan penataan sebaran industri yang mendukung penciptaan klaster industri ekonomi kreatif. d. Peningkatan
inovasi
bermuatan
lokal,
untuk
menciptakan
keunggulan
kompetitif; dengan strategi pengembangan sebagai berikut: 1) Melakukan sosialisasi
tentang pasar,
desain, hasil
penelitian,
dan
perkembangan teknologi yang terkait dengan pengembangan industri di bidang ekonomi kreatif. e. Pembentukan basis-basis teknologi pendukung industri di bidang ekonomi kreatif menuju klaster teknologi; dengan strategi pengembangan sebagai berikut: 1) Mengoptimalisasikan peran lembaga penelitian, LSM dan perguruan tinggi untuk
mengembangkan
teknologi
yang
mendukung
pengembangan
industri di bidang ekonomi kreatif. 2) Mengembangkan
inkubator-inkubator
teknologi
untuk
mendukung
pengembangan ekonomi kreatif.
4.4 Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Rencana aksi pengembangan ekonomi kreatif Kota Salatiga tahun 2009-2015 secara rinci tercantum pada matrik berikut ini:
IV - 17
Penyusunan Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga Tabel 4.1 Matrik Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga Tahun 2009-2015 No A
1)
2)
3)
Tujuan dan Sasaran Strategi Penciptaan iklim yang mendorong kreativitas masyarakat Peningkatan a. Memberikan dukungan kepada insan penghargaan kepada kreatif berbakat yang mendapat insan kreatif Kota kesempatan di tingkat provinsi, nasional Salatiga dan internasional. b. Memberikan apresiasi/penghargaan kepada insan kreatif Kota Salatiga. c. Memberikan dukungan penyelenggaraan kegiatan masyarakat yang terkait 14 sub sektor ekonomi Kreatif. Penciptaan database dan a. Membangun database dan cerita sukses jejaring insan kreatif di insan kreatif dan produk kreatif Kota dalam negeri; Salatiga. b. Memfasilitasi pengembangan jejaring dan mendorong kerja sama antar insan kreatif Kota Salatiga dengan insan kreatif di daerah lain. c. Mendorong dan memfasilitasi insan kreatif dari daerah lain datang ke Kota Salatiga untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan serta membangun jejaring bisnis di bidang ekonomi kreatif. Penguatan iklim usaha a. Memperbaiki regulasi, pelayanan dan kondusif bagi investasi fasilitasi kemudahan perijinan usaha teknologi pendukung ekonomi kreatif. ekonomi kreatif b. Melakukan sosialisasi kebijakan perijinan usaha/industri dibidang ekonomi kreatif.
Rencana Aksi (Indikasi Kegiatan)
a. Fasilitasi partisipasi insan kreatif berprestasi pada lomba tingkat provinsi, nasional dan internasional. b. Penyelenggaraan lomba dan event-event ekonomi kreatif Kota Salatiga (Sayembara desain arsitektur, desain produk, desain batik, desain fesyen, film, musik, kesenian, permainan interaktif, dll) a. Pemetaan potensi produk ekonomi kreatif Kota Salatiga. b. Penyusunan portal/data base pusat informasi ekonomi kreatif kota salatiga. c. Fasilitasi pengembangan jejaring antar insan kreatif.
SKPD Utama
§
Dinas Pendidikan, Pemuda dan OR.
§
Disperindagkop dan KUKM
§
Disperindagkop dan KUKM Disperindagkop dan KUKM Disperindagkop dan KUKM
§ §
a. Penyusunan standar operasional § prosedur pelayanan perijinan usaha. b. Sosialisasi regulasi dibidang perijinan § bagi pelaku usaha ekonomi kreatif.
Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Disperindagkop dan KUKM
IV - 18
Penyusunan Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga No 4)
5)
6)
7)
Tujuan dan Sasaran Strategi Penciptaan penghargaan a. Mengkampanyekan pentingnya terhadap HKI dan kreativitas dan HKI sebagai modal utama sosialisasi pentingnya keunggulan bersaing dalam era ekonomi HKI. kreatif. b. Memberikan layanan pengabdian masyarakat berupa edukasi dan layanan informasi HKI. Peningkatan apresiasi a. Mengkampanyekan penggunaan produk terhadap budaya daerah kreatif Kota Salatiga sebagai upaya dan kearifan lokal penciptaan pasar bagi produk kreatif di luar daerah melalui pemanfaatan event atau kegiatan masyarakat sebagai media bagi pengembangan ekonomi kreatif. b. Mendorong penciptaan produk kreatif yang mengintegrasikan budaya lokal dan kecenderungan yang diminati oleh pasar di dalam daerah dan luar daerah. Penciptaan masyarakat a. Memfasilitasi dan mendorong terciptanya kreatif yang saling komunitas insan kreatif di Kota Salatiga. menghargai dan saling b. Memberdayakan masyarakat untuk dapat bertukar pengetahuan berpartisipasi aktif dalam komunitas kreatif baik secara formal maupun non formal. c. Menciptakan ruang publik terbuka untuk asimilasi nilai-nilai dan pertukaran pengetahuan antar pemangku kepentingan di bidang ekonomi kreatif. Penciptaan skema dan a. Mendorong dan memfasilitasi lembaga pembiayaan terciptanya skema pembiayaan yang yang mendukung sesuai bagi industri ekonomi kreatif. tumbuh kembangnya b. Mengembangkan lembaga pembiayaan industri di bidang keuangan non bank di sentra-sentra ekonomi kreatif industri kreatif.
§
Rencana Aksi (Indikasi Kegiatan) Sosialiasi HKI kepada masyarakat.
a. Penyelenggaraan event budaya daerah. b. Penganugerahan penghargaan kelompok seni berprestasi
SKPD Utama § Disperindagkop dan KUKM
§
bagi §
Dishubkominfobud par Dishubkominfobud par
a. Pembentukan forum pengembangan § Disperindagkop dan ekonomi kreatif Kota Salatiga. KUKM b. Pembinaan komunitas kreatif Kota § Disperindagkop dan Salatiga. KUKM
c. Pembangunan Salatiga.
taman
kreatif
Kota § Badan Lingkungan hidup
a. Fasilitasi kerjasama penyediaan skema • Disperindagkop dan pembiayaan bagi industri kreatif dengan KUKM lembaga perbankan. b. Pembentukan koperasi simpan pinjam di • Disperindagkop dan sentra-sentra industri kreatif. KUKM
IV - 19
Penyusunan Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga No 8)
Tujuan dan Sasaran Strategi Rencana Aksi (Indikasi Kegiatan) SKPD Utama Penguatan hubungan a. Memfasilitasi pertemuan antar pelaku a. Fasilitasi permodalan usaha bagi pelaku § Disperindagkop antara pelaku bisnis dan industri di bidang ekonomi kreatif yang industri kreatif. dan KUKM pemerintah dengan membutuhkan biaya dengan lembaga lembaga keuangan. pembiayaan.
B
Pengembangan kemampuan penciptaan nilai kreatif Peningkatan Jumlah a. Mengembangkan kurikulum pendidikan a. Pengembangan jurusan SMK berbasis Sumber Daya Manusia dan pelatihan, dan kegiatan ekonomi kreatif (misalnya computer, (SDM) kreatif yang ekstrakurikuler di sekolah yang Desain Grafis, fotografi, dll). berkualitas di Kota berorientasi pada pembentukan b. Pengembangan ekstrakurikuler sekolah Salatiga kreativitas dan kewirausahaan pada yang telah ada (misalnya seni anak didik sedini mungkin. pertunjukan, musik) dan penyediaan b. Memperkuat akses pertukaran informasi ekstrakurikuler baru (misalnya dan pengetahuan ekonomi kreatif pengembangan desain, fotografi, dalam masyarakat. kerajinan, permainan interaktif). c. Penyelenggaraan pelatihan usaha ekonomi kreatif. Peningkatan jumlah a. Mendorong pihak swasta untuk a. Koordinasi pengembangan lembaga lembaga pendidikan, membangun lembaga pendidikan dan pendidikan dan pelatihan berbasis pelatihan formal dan non pelatihan yang berkualitas dengan biaya ekonomi kreatif dengan pengusaha. formal bermutu yang terjangkau dalam bidang ekonomi b. Fasilitasi pengembangan dan penyediaan mendukung penciptaan kreatif. sarana dan prasarana lembaga insan kreatif. b. Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan non formal berbasis ekonomi pendidikan non formal berbasis ekonomi kreatif. kreatif. Peningkatan jumlah a. Memberikan kemudahan dalam memulai a. Fasilitasi perijinan usaha bagi wirausahawan dibidang dan menjalankan usaha bagi para wirausahawan baru di bidang ekonomi ekonomi kreatif. wirausahawan baru di bidang ekonomi kreatif. kreatif
1)
2)
3)
§ Dinas Pendidikan, Pemuda dan OR § Dinas Pendidikan, Pemuda dan OR
§ Disperindagkop dan KUKM § Dinas Pendidikan, Pemuda dan OR
§ Dinas Pendidikan, Pemuda dan OR
§ Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu.
IV - 20
Penyusunan Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga No
Tujuan dan Sasaran
4)
Penguatan kapasitas penguasaan teknologi dan kemampuan pemanfaatan komputer di bidang ekonomi kreatif
5)
Peningkatan daya tarik industri di bidang ekonomi kreatif
C
1)
2)
Strategi b. Mendorong wirausahawan sukses untuk berbagi pengalaman dan keahlian kepada masyarakat untuk menciptakan wirausahawan kreatif baru. a. Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan dan pelatihan teknologi informasi dan komunikasi di bidang ekonomi kreatif. b. Mengintensifkan kerjasama riset dan teknologi di bidang ekonomi kreatif multidisiplin antar institusi pendidikan terutama perguruan tinggi berbasis teknologi informasi. a. Memperluas jangkauan distribusi pemasaran produk kreatif Kota Salatiga di luar daerah. b. Meningkatkan apresiasi pasar di luar daerah terhadap produk kreatif Kota Salatiga.
Rencana Aksi (Indikasi Kegiatan) SKPD Utama b. Seminar enterpreunership ekonomi § Disperindagkop dan kreatif KUKM c. Temu bisnis ekonomi kreatif Kota § Disperindagkop dan Salatiga KUKM b. Pelatihan teknologi informasi dan § Dinas Pendidikan, komputer bagi tenaga pengajar lembaga Pemuda dan OR pendidikan dan pelatihan. c. Koordinasi pengembangan kerjasama § Disperindagkop dan riset dan teknologi di bidang ekonomi KUKM kreatif.
a. Penyusunan database pemasaran produk dan jasa ekonomi kreatif Kota Salatiga. b. Fasilitasi promosi produk UMKM dan industri kreatif Kota Salatiga secara online. c. Fasilitasi UMKM dan industri kreatif pada pameran di luar daerah.
Peningkatan peluang atau permintaan terhadap produk kreatif Peningkatan kesadaran a. Mempromosikan produk kreatif yang § Penyelenggaraan pameran produk dan penghargaan daerah memiliki nilai ekonomis dan membawa ekonomi kreatif Kota Salatiga. lain terhadap produk ciri khas Kota Salatiga ke tingkat provinsi kreatif Kota Salatiga dan nasional. Peningkatan efisiensi a. Melakukan penataan industri pendukung a. Pengembangan cluster industri kreatif serta produktivitas terhadap industri ekonomi kreatif. Kota Salatiga. industri untuk b. Melakukan penataan sebaran industri b. Penataan sentra industri kreatif Kota meningkatkan yang mendukung penciptaan klaster Salatiga. keunggulan komparatif industri ekonomi kreatif.
§ Disperindagkop dan KUKM § Disperindagkop dan KUKM § Disperindagkop dan KUKM
§ Disperindagkop dan KUKM
§ Disperindagkop dan KUKM § Disperindagkop dan KUKM
IV - 21
Penyusunan Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga No 3)
4)
Tujuan dan Sasaran Strategi Rencana Aksi (Indikasi Kegiatan) SKPD Utama Peningkatan inovasi a. Melakukan sosialisasi tentang pasar, § Sosialisasi tentang pasar, desain, hasil § Disperindagkop dan bermuatan lokal, untuk desain, hasil penelitian, dan penelitian, dan perkembangan teknologi KUKM menciptakan keunggulan perkembangan teknologi yang terkait ekonomi kreatif. kompetitif dengan pengembangan industri di bidang ekonomi kreatif. Pembentukan basis-basis a. Mengoptimalisasikan peran lembaga a. Kajian tentang basis teknologi § Disperindagkop teknologi pendukung penelitian, LSM dan perguruan tinggi pendukung ekonomi kreatif Kota dan KUKM. industri di bidang untuk mengembangkan teknologi yang Salatiga. ekonomi kreatif menuju mendukung pengembangan industri di b. Fasilitasi kerjasama pengembangan § Disperindagkop klaster teknologi bidang ekonomi kreatif. teknologi pendukung industri ekonomi dan KUKM b. Mengembangkan inkubator-inkubator kreatif. teknologi untuk mendukung pengembangan ekonomi kreatif.
IV - 22
Penyusunan Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga Tabel 4.2 Matrik Pentahapan Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga Tahun 2009-2015 No 1. 2.
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Rencana Aksi (Indikasi Kegiatan) Fasilitasi partisipasi insan kreatif berprestasi pada lomba tingkat provinsi, nasional dan internasional. Penyelenggaraan lomba ekonomi kreatif Kota Salatiga (Sayembara desain arsitektur, desain produk, desain batik, desain fesyen, film, musik, kesenian, permainan interaktif, dll) Pemetaan potensi produk ekonomi kreatif Kota Salatiga. Penyusunan portal/data base pusat informasi ekonomi kreatif kota salatiga. Fasilitasi pengembangan jejaring antar insan kreatif. Penyusunan standar operasional prosedur pelayanan perijinan usaha. Sosialisasi regulasi dibidang perijinan bagi pelaku usaha ekonomi kreatif. Sosialisasi HKI kepada masyarakat. Penyelenggaraan festifal/event budaya daerah (Salatiga Carnival Centre, Hari Jadi Kota Salatiga) Penganugerahan penghargaan bagi kelompok seni berprestasi Pembentukan forum pengembangan ekonomi kreatif Kota Salatiga. Pembinaan komunitas kreatif Kota Salatiga. Pembangunan taman ekonomi kreatif Kota Salatiga. Fasilitasi kerjasama penyediaan skema pembiayaan bagi pelaku ekonomi kreatif dengan lembaga perbankan. Pembentukan koperasi simpan pinjam di sentra-sentra industri kreatif. Fasilitasi permodalan usaha bagi pelaku ekonomi kreatif. Pengembangan jurusan SMK berbasis ekonomi kreatif (misalnya computer, Desain Grafis, fotografi, dll).
20092012 √ √
2013
2014
2015
√
√
√
√
√
√
SKPD Utama Dinas Pendidikan, pemuda dan OR Disperindagkop dan KUKM, dan Dishubkominfobudpar
√ √
Disperindagkop dan KUKM Disperindagkop dan KUKM
√ √
Disperindagkop dan KUKM Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Disperindagkop dan KUKM
√
√
√
√ √
√ √
Disperindagkop dan KUKM Dishubkominfobudpar
√
√
√
Dishubkominfobudpar Disperindagkop dan KUKM
√ √
√
√ √ √
Disperindagkop dan KUKM Badan Lingkungan hidup Disperindagkop dan KUKM
√
Disperindagkop dan KUKM
√ √
√ √
√ √
Disperindagkop dan KUKM Dinas Pendidikan, pemuda dan OR IV - 23
Penyusunan Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga No
Rencana Aksi (Indikasi Kegiatan)
18.
Pengembangan ekstrakurikuler sekolah yang telah ada (misalnya seni pertunjukan, musik) dan penyediaan ekstrakurikuler baru (misalnya pengembangan desain, fotografi, kerajinan, permainan interaktif). Penyelenggaraan pelatihan usaha ekonomi kreatif. Koordinasi pengembangan lembaga pendidikan dan pelatihan berbasis ekonomi kreatif dengan pengusaha. Fasilitasi pengembangan dan penyediaan sarana dan prasarana lembaga pendidikan non formal berbasis ekonomi kreatif. Fasilitasi perijinan usaha bagi wirausahawan baru di bidang ekonomi kreatif. Seminar enterpreunership ekonomi kreatif Temu bisnis ekonomi kreatif Kota Salatiga Pelatihan teknologi informasi dan komputer bagi tenaga pengajar lembaga pendidikan dan pelatihan. Koordinasi pengembangan kerjasama riset dan teknologi di bidang ekonomi kreatif. Penyusunan database pemasaran produk dan jasa ekonomi kreatif Kota Salatiga. Fasilitasi promosi produk UMKM dan industri kreatif Kota Salatiga secara online. Fasilitasi UMKM dan industri kreatif pada pameran di luar daerah. Penyelenggaraan pameran produk ekonomi kreatif Kota Salatiga. Pengembangan cluster industri kreatif Kota Salatiga. Penataan sentra industri kreatif Kota Salatiga. Sosialisasi tentang pasar, desain, hasil penelitian dan perkembangan teknologi ekonomi kreatif. Kajian tentang basis teknologi pendukung ekonomi kreatif Kota Salatiga. Fasilitasi kerjasama pengembangan teknologi pendukung industri ekonomi kreatif.
19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35.
20092012 √
√ √
2013
2014
2015
√
√
√
Dinas Pendidikan, pemuda dan OR
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √
√
√
Disperindagkop dan KUKM Dinas Pendidikan, pemuda dan OR Dinas Pendidikan, pemuda dan OR Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Disperindagkop dan KUKM Disperindagkop dan KUKM Dinas Pendidikan, pemuda dan OR Disperindagkop dan KUKM
√ √
√ √
√ √ √ √
SKPD Utama
Disperindagkop dan KUKM √
√
√
Disperindagkop dan KUKM
√ √ √
√ √ √
√ √ √
√
√
Disperindagkop dan Disperindagkop dan Disperindagkop dan Disperindagkop dan Disperindagkop dan
√
KUKM KUKM KUKM KUKM KUKM
Disperindagkop dan KUKM √
√
Disperindagkop dan KUKM
IV - 24
Penyusunan Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga
Dalam pengintegrasian rencana aksi pengembangan ekonomi kreatif Kota Salatiga kedalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), maka dikelompokkan sebagai berikut: Tabel 4.3 Matrik Pengintegrasian Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif kedalam RKPD Kota Salatiga Tahun 2009-2015 No 1.
Urusan Pendidikan
Program
Rencana Aksi (Kegiatan)
Program Pendidikan Menengah
Pengembangan jurusan SMK berbasis ekonomi kreatif (misalnya computer, Desain Grafis, fotografi, dll). Pengembangan ekstrakurikuler sekolah yang telah ada (misalnya seni pertunjukan, musik) dan penyediaan ekstrakurikuler baru (misalnya pengembangan desain, fotografi, kerajinan, permainan interaktif).
Program pendidikan non formal
Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Fasilitasi partisipasi insan kreatif berprestasi pada lomba tingkat provinsi, nasional dan internasional. Koordinasi pengembangan lembaga pendidikan dan pelatihan berbasis ekonomi kreatif dengan pengusaha. Fasilitasi pengembangan dan penyediaan sarana dan prasarana lembaga pendidikan non formal berbasis ekonomi kreatif. Pelatihan teknologi informasi dan komputer bagi tenaga pengajar lembaga pendidikan dan pelatihan.
20092012 √
2013
2014
2015
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
SKPD Utama Dinas Pendidikan, pemuda dan OR Dinas Pendidikan, pemuda dan OR
Dinas Pendidikan, pemuda dan OR Dinas Pendidikan, pemuda dan OR Dinas Pendidikan, pemuda dan OR Dinas Pendidikan, pemuda dan OR
IV - 25
Penyusunan Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga No
Urusan
2.
Lingkungan Hidup
3.
Perencanaan Pembangunan
4.
Penanaman Modal
5.
Koperasi UKM
dan
Program
Rencana Aksi (Kegiatan)
Program Pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH) Program Pengembangan data/informasi Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
Pembangunan taman Ekonomi kreatif Kota Salatiga.
Program penciptaan iklim Usaha Kecil Menengah yang kondusif
Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah
20092012
2013
2015
√
Pemetaan potensi produk ekonomi kreatif Kota Salatiga.
√
Penyusunan standar operasional prosedur pelayanan perijinan usaha.
√
Fasilitasi perijinan usaha bagi wirausahawan baru di bidang ekonomi kreatif.
√
Fasilitasi kerjasama penyediaan skema pembiayaan bagi industri kreatif dengan lembaga perbankan.
√
Fasilitasi permodalan usaha bagi pelaku ekonomi kreatif. Sosialisasi regulasi dibidang perijinan bagi pelaku usaha ekonomi kreatif. Pembentukan forum pengembangan ekonomi kreatif Kota Salatiga.
√
Pembinaan komunitas kreatif Kota Salatiga. Penyelenggaraan pelatihan usaha ekonomi kreatif.
2014
Badan Lingkungan hidup Bappeda
√
√
√
√
√ √
√
√
√
√
SKPD Utama
√
√
Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Disperindagkop dan KUKM
Disperindagkop dan KUKM Disperindagkop dan KUKM Disperindagkop dan KUKM
Disperindagkop dan KUKM Disperindagkop dan KUKM IV - 26
Penyusunan Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga No
Urusan
Program
Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah
Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi 6.
Kebudayaan
Program Pengelolaan Keragaman Budaya
Rencana Aksi (Kegiatan) Seminar enterpreunership ekonomi kreatif Temu bisnis ekonomi kreatif Kota Salatiga Sosialisasi HKI kepada pelaku usaha ekonomi kreatif. Fasilitasi temu pengusaha ekonomi kreatif dengan lembaga perbankan.
20092012 √
2013
2014
2015
√ √
√
√
Penyusunan database pemasaran produk dan jasa ekonomi kreatif Kota Salatiga. Penyelenggaraan pameran produk ekonomi kreatif di Kota Salatiga. Fasilitasi promosi produk ekonomi kreatif Kota Salatiga secara online. Fasilitasi industri kreatif pada pameran di luar daerah. Sosialisasi tentang pasar, desain, hasil penelitian dan perkembangan teknologi ekonomi kreatif. Pembentukan koperasi simpan pinjam di sentra-sentra industri kreatif.
√
Penyelenggaraan festival/event budaya daerah (Salatiga Carnival Centre, Hari Jadi Kota Salatiga)
√
√
√
SKPD Utama Disperindagkop dan KUKM Disperindagkop dan KUKM Disperindagkop dan KUKM Disperindagkop dan KUKM
Disperindagkop dan KUKM √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Disperindagkop dan KUKM Disperindagkop dan KUKM Disperindagkop dan KUKM Disperindagkop dan KUKM Disperindagkop dan KUKM
√
√
Dishubkominfob udpar
IV - 27
Penyusunan Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga No
7.
Urusan
Perindustrian
Program
Program peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi
Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
Program Penataan Struktur Industri Program Pengembangan sentra-sentra industri potensial
Rencana Aksi (Kegiatan) Penganugerahan penghargaan bagi kelompok seni berprestasi Penyelenggaraan lomba ekonomi kreatif Kota Salatiga (Sayembara film, musik, kesenian, dll). Kajian tentang basis teknologi pendukung ekonomi kreatif Kota Salatiga. Fasilitasi kerjasama pengembangan teknologi pendukung industri ekonomi kreatif. Koordinasi pengembangan kerjasama riset dan teknologi di bidang ekonomi kreatif. Penyusunan portal/data base pusat informasi ekonomi kreatif kota salatiga. Penyelenggaraan lomba dan eventevent ekonomi kreatif Kota Salatiga (Sayembara desain arsitektur, desain produk, desain batik, desain fesyen, permainan interaktif, dll) Fasilitasi pengembangan jejaring antar insan kreatif. Pengembangan cluster industri kreatif Kota Salatiga. Penataan sentra industri kreatif Kota Salatiga.
20092012
√
2013
2014
2015
√
√
√
√
√
√
√
SKPD Utama Dishubkominfob udpar Disperindagkop dan KUKM Disperindagkop dan KUKM
√
√
√
Disperindagkop dan KUKM Disperindagkop dan KUKM
√
Disperindagkop dan KUKM
√
Disperindagkop dan KUKM
√
Disperindagkop dan KUKM Disperindagkop dan KUKM Disperindagkop dan KUKM
√ √
√
√
√
IV - 28
Penyusunan Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga Dalam pengintegrasian rencana aksi pengembangan ekonomi kreatif Kota Salatiga kedalam Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD), maka dikelompokkan sebagai berikut: Tabel 4.3 Matrik Pengintegrasian Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif kedalam Renja SKPD Kota Salatiga Tahun 2009-2015 No 1.
Nama Instansi Dinas Pendidikan, pemuda dan Olah Raga
Program Program Menengah
Pendidikan
Program pendidikan non formal
Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan 2.
Badan Lingkungan hidup
Program Pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH)
Rencana Aksi (Kegiatan) Pengembangan jurusan SMK berbasis ekonomi kreatif (misalnya computer, Desain Grafis, fotografi, dll). Pengembangan ekstrakurikuler sekolah yang telah ada (misalnya seni pertunjukan, musik) dan penyediaan ekstrakurikuler baru (misalnya pengembangan desain, fotografi, kerajinan, permainan interaktif). Fasilitasi partisipasi insan kreatif berprestasi pada lomba tingkat provinsi, nasional dan internasional. Koordinasi pengembangan lembaga pendidikan dan pelatihan berbasis ekonomi kreatif dengan pengusaha. Fasilitasi pengembangan dan penyediaan sarana dan prasarana lembaga pendidikan non formal berbasis ekonomi kreatif. Pelatihan teknologi informasi dan komputer bagi tenaga pengajar lembaga pendidikan dan pelatihan. Pembangunan Salatiga.
taman
Ekonomi
kreatif
Kota
20092012 √
2013
2014
2015
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
IV - 29
Penyusunan Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga No 3.
4.
5.
Nama Instansi
Program
Rencana Aksi (Kegiatan)
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu
Program Pengembangan data/informasi
Pemetaan potensi produk ekonomi kreatif Kota Salatiga.
Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
Penyusunan standar operasional pelayanan perijinan usaha.
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Program penciptaan iklim Usaha Kecil Menengah yang kondusif
Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah
prosedur
20092012 √
2013
2014
2015
√
Fasilitasi perijinan usaha bagi wirausahawan baru di bidang ekonomi kreatif. Fasilitasi kerjasama penyediaan skema pembiayaan bagi industri kreatif dengan lembaga perbankan.
√
√
√
Fasilitasi permodalan usaha bagi pelaku ekonomi kreatif. Sosialisasi regulasi dibidang perijinan bagi pelaku usaha ekonomi kreatif.
√
√
√
√ √
√
√
√
√
Pembentukan forum pengembangan ekonomi kreatif Kota Salatiga.
√
Pembinaan komunitas kreatif Kota Salatiga. Penyelenggaraan pelatihan usaha ekonomi kreatif. Seminar enterpreunership ekonomi kreatif Temu bisnis ekonomi kreatif Kota Salatiga Sosialisasi HKI kepada pelaku usaha ekonomi kreatif.
√ √ √
√ √
IV - 30
Penyusunan Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga No
Nama Instansi
Program Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah
Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi Program peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi
Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
20092012
Rencana Aksi (Kegiatan) Fasilitasi temu pengusaha dengan lembaga perbankan.
ekonomi
kreatif
Penyusunan database pemasaran produk dan jasa ekonomi kreatif Kota Salatiga. Penyelenggaraan pameran produk ekonomi kreatif di Kota Salatiga. Fasilitasi promosi produk ekonomi kreatif Kota Salatiga secara online. Fasilitasi industri kreatif pada pameran di luar daerah. Sosialisasi tentang pasar, desain, hasil penelitian dan perkembangan teknologi ekonomi kreatif. Pembentukan koperasi simpan pinjam di sentrasentra industri kreatif. Kajian tentang basis teknologi ekonomi kreatif Kota Salatiga.
Penyelenggaraan lomba dan event-event ekonomi kreatif Kota Salatiga (Sayembara desain arsitektur, desain produk, desain batik, desain fesyen, permainan interaktif, dll) Fasilitasi pengembangan jejaring insan kreatif.
2014
2015
√
√ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
pendukung
Fasilitasi kerjasama pengembangan teknologi pendukung industri ekonomi kreatif. Koordinasi pengembangan kerjasama riset dan teknologi di bidang ekonomi kreatif. Penyusunan portal/data base pusat informasi ekonomi kreatif kota salatiga.
2013
√
√ √
√
√ IV - 31
Penyusunan Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga No
6.
Nama Instansi
Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi, Kebudayaan dan Pariwisata
Program
Rencana Aksi (Kegiatan)
Program Penataan Pengembangan cluster industri kreatif Kota Struktur Industri Salatiga. Program Pengembangan Penataan sentra industri kreatif Kota Salatiga. sentra-sentra industri potensial Program Pengelolaan Penyelenggaraan festival/event budaya daerah Keragaman Budaya (Salatiga Carnival Centre, Hari Jadi Kota Salatiga)
Penganugerahan penghargaan bagi kelompok seni berprestasi Penyelenggaraan lomba ekonomi kreatif Kota Salatiga (Sayembara film, musik, kesenian, dll).
20092012 √
2013
2014
2015
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
IV - 32
Bab V Penutup
Laporan Akhir
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga
BAB V PENUTUP
Kebijakan pengembangan ekonomi kreatif di Kota Salatiga sebagai pilihan kebijakan yang bersifat strategis dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat di era otonomi daerah. Potensi ekonomi kreatif di Kota Salatiga termasuk cukup baik dan beragam, namun perlu mendapatkan dukungan dan fasilitasi dari Pemerintah Kota Salatiga dan kalangan dunia usaha untuk mengembangkan agar mampu menjadi pendorong bagi perkembangan ekonomi masyarakat. Pengembangan ekonomi kreatif sangat penting, karena kegiatan ini dapat menurunkan angka pengangguran dan membuka peluang usaha baru bagi masyarakat Kota Salatiga. Langkah-langkah kebijakan pengembangan ekonomi kreatif Kota Salatiga yang perlu diambil agar
pelaku usaha ekonomi kreatif semakin dapat ditingkatkan yaitu
sebagai berikut : 1. Pemerintah Kota Salatiga dapat menjadi promotor bagi pengembangan ekonomi kreatif, yaitu dengan membangun komitmen diatara SKPD pengelola urusan meningkatkan koordinasi dalam melakukakan fasilitasi pengembangan ekonomi kreatif secara
terpadu.
Pemerintah
Kota
Salatiga
dapat
memasukkan
pentingnya
pengembangan ekonomi kreatif dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah, baik Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan RPJMD Kota Salatiga, hal ini sebagai “coss cutting isues” di luar isu urusan wajib dan urusan pilihan dalam pembangunan daerah. 2. Pemerintah Kota Salatiga dapat mengambil peran sebagai “Fasilitator Sosial” dalam mengembangkan ekonomi kreatif, terkait dengan fasilitasi home page, internet cepat, penyediaan data industri kreatif, pengelompokkan secara cluster dan membentuk forum pendidikan dan pelatihan kewirausahaan kreatif. 3. Pemerintah Kota Salatiga dapat menyediakan ruang publik agar kelompok-kelompok masyarakat dapat berkreasi bagi pengembangan ekonomi kreatif, misalnya : fasilitasi gedung kesenian, ruang pamer, fasilitasi website Kota Salatiga untuk promosi dan lain-lain. 4. Pemerintah Kota Salatiga dapat berperan sebagai katalisator dalam mempercepat perkembangan ekonomi kreatif, melalui cara-cara : a. Upaya pemberdayaan komunitas kreatif untuk melakukan kegiatan dan apresiasi bagi karya-karyanya.
V-1
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga b. Fasilitasi permodalan usaha dengan cara merintis hubungan dengan kalangan perbankan dan lembaga keuangan non bank, terkait dengan kredit program yang berbunga rendah atau fasilitasi permodalan melalui modal bergulir atau inkubator bisnis. c. Fasilitasi prasarana intelektual, misalnya terkait dengan pengesahan hak cipta dan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI). d. Penghargaan bagi perseorangan dan
kelompok masyrakat yang telah merintis
usaha dan mengembangkan ekonomi kreatif di Kota Salatiga. 5. Mengembangkan iklim usaha yang bersifat kondusif bagi peningkatan kerjasama kegiatan usaha dalam masyarakat yang berbasis pada ilmu pengetahuan dan Iptek, antara lain melalui: a. Peningkatan lapangan pekerjaan baru bagi kelompok usia produktif yang memasuki lapangan kerja. b. Peningkatan keterbukaan bagi datangnya pekerja kreatif dari daerah lain. 6. Pemerintah Kota Salatiga dapat menggabungkan aktivitas yang telah ada dapat menjadi wadah kegiatan pelaku usaha ekonomi kreatif di Kota Salatiga, misalnya : Peringatan Ulang Tahun Kota Salatiga, hari-hari besar keagamaan dan lain-lain. 7. Perlunya mengembangkan ekonomi kreatif melalui kerjasama antar daerah (KAD) terutama pemerintah daerah yang diajak bekerja sama telah menunjukkan gambaran tentang Kota Kreatif. Kerjasama dapat dilakukan dengan Kota Surakarta, Yogyakarta, Bandung, Denpasar dan dapat pula bekerjasama dengan Provinsi Jawa Tengah di Semarang. Kegiatan tersebut dapat dilakukan melalui pelatihan dan peningkatan kapasitas SDM, pemagangan dan studi banding. 8. Mendorong tumbuhnya cipta kreatif di kalangan sekolah menengah (SMA/SMK), perguruan tinggi dan masyarakat di tingkat nasional dan internasional melalui penyelengggaraan event budaya seperti Festival Budaya di Salatiga dan Festifal Sendang Senjoyo, seperti halnya dengan Jember Fashoin Carnival di Jember, Solo Batik Carnival di Surakarta, Karnaval Malioboro di Yogyakarta, Festival Kesenian Liam Gunung di Magelang, Padepokan Seni Bagong Kusudiardjo di Yogyakarta, Desa Semi Tembi di Bantul, dan lain-lain. 9. Meningkatkan
kerjasama
dengan kalangan dunia usaha
dalam memfasilitasi
pengembangan ekonomi kreatif, melalui channeling usaha, fasilitasi melalui corporate social
responsibility
(CSR)
dari
perusahaan
negara
dan
swasta.
Fasilitasi
pengembangan ekonomi kreatif harusnya segera dapat dialokasikan sumber pendanaan dari Koperasi dan UMKM.
V-2
Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Salatiga 10. Guna mengembangkan usaha dan merintis kegiatan kewirausahaan dalam ekonomi kreatif maka Pemerintah Kita Salatiga dapat membuat acara Langen Boga setiap malam minggu/libur di jalan raya, seperti Pusat Kuliner di Surakarta (Galabo) didepan PGS Batik, Pusat Kuliner di Pinggiran/Lesehan Malioboro Yogyakarta, dan di Cilacap terdapat Event Mingguan yang difasilitasi stand kuliner didepan Alun-alun Kota. 11. Pemerintah Kota Salatiga dapat memfasilitasi dengan menyediakan insentif pajak atau membebaskan niaya perijinan usaha (UMKM) sebagai insentif bagi berkembangnya ekonomi kreatif.
V-3