LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS PADJADJARAN TAHUN ANGGARAN 2007
Sosialisasi Penggunaan Lahan Tegalan dan Kebun Campuran Berbasis Zona Agroekologi Di Kecamatan Cibugel Kabupaten Sumedang
Ketua Anggota I Anggota II
OLEH : : Muhammad Amir Solihin, SP., MT. : Rija Sudirja, SP., MT. : Oviyanti Mulyani, SP.
Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Padjadjaran Tahun Anggaran 2007 Berdasarkan SPK No. /2007 Tanggal 2007
LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS PADJADJARAN
Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran November 2007
LEMBAR PENGESAHAN PKM TAHUN ANGGARAN 2007
1. Judul
: Sosialisasi Penggunaan Lahan Tegalan dan Kebun Campuran Berbasis Zona Agroekologi Di Kecamatan Cibugel Kabupaten Sumedang
2. Ketua Pelaksana a. Nama b. NIP c. Pangkat/Golongan d. Jabatan e. Fakultas/Jurusan
: : : : :
Muhammad Amir Solihin, SP., MT. 132 304 087 Penata Muda/IIIa Asisten Ahli Pertanian/Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan
3. Personalia a. Jumlah Anggota Pelaksana b. Jumlah Anggota Pembantu 4. Jangka Waktu Kegiatan 5 Sumber Dana 6. Biaya yang diperlukan
: : : : : :
3 Orang - Orang 6 bulan DIPA PNBP LPM UNPAD Tahun 2007 Rp 2.000.000,00 (Dua Juta Rupiah)
Bandung, 31 Oktober 2007 Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran
Ketua Pelaksana,
Prof. Dr. Hj. Yuyun Yuwariah, Ir., M.S. NIP. 130 524 003
Muhammad Amir Solihin, SP., MT. NIP. 132 304 087
Menyetujui, Ketua Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Padjadjaran
Dr.Ir. Ari Sufyandi, Dipl.Hydr.,MSP. NIP. 131 122 474
ABSTRAK
Pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi. Salah satu tujuan pengabdian kepada masyarakat adalah meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pemanfaatan sumberdaya yang dimilikinya untuk pembangunan masyarakat perdesaan secara mandiri. Untuk menyumbangkan karya bakti nyata bagi pelaksanaan kegiatan tersebut, terpilih salah satu lokasi yang potensial ke arah perbaikan produktivitas lahan dan penerapan teknologi tepat guna yang selama ini cukup rawan pula dari bahaya kerusakan dan kelestarian alam. Lokasi terpilih itu adalah Kecamatan Cibugel Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat. Sebagai lokasi pusat kegiatan sosialisasi dilaksanakan di Desa Jayamekar. Kegiatan utama masyarakat di lokasi kegiatan umumnya bergerak di sector pertanian pangan, sayuran dan perkebunan. Namun demikian, kondisi wilayah yang berbukit dan bergunung serta curah hujan yang cukup tinggi menyebabkan pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan karakteristik wilayah menjadi kurang produktif dan cenderung tidak lestari bagi lingkungan. Untuk mencapai produktivitas lahan yang optimal dan lestari, maka pertimbangan agroekologi di wilayah studi dapat menjadi salah satu cara yang tepat. Zona agroekologi menghendaki pemanfaatan lahan mempertimbangkan kemiringan, drainase, curah hujan, dan ketinggian tempat. Berdasarkan kriteria zona agroekologi, lokasi studi sebaiknya diusahakan bagi tanaman perkebunan, tahunan atau kehutanan. Sedangkan tanaman pangan kukrang sesuai atau dapat diusahakan hanya pada waktu tertentu. Hal ini terbukti dari kegiatan sosialisasi dengan diskusi yang berkembang pada pelaksanaan kegiatan, usaha tanaman pangan seperti padi mengalami kegagalan panen atau produktivitas sangat rendah ketika peralihan musim kemarau ke musim hujan. Pada saat itu, kondisi lingkungan menjadi ekstrim bagi pertumbuhan tanaman. Ini karena ketidakcocokan jenis tanaman dengan karakteristik agroekologi setempat. Masyarakat memberikan antusias yang cukup besar menanggapi kegiatan ini sehingga pengetahuan dan pemahaman terhadap pentingnya pertimbangan pemanfaatan lahan sesuai dengan zonaagroekologi setempat dalam upaya pelestarian lingkungan disertai dengan adanya peningkatan produksi dan pendapatan masyarakat. Tumbuhnya minat dan kesadaran akan pentingnya pemanfaatan sesuai kriteria tumbuh tanaman menjadi hal yang ingin dicapai dan dilaksanakan agar pertanian berkelanjutan dan peningkatan pendapatan dapat terwujud.
Kata Kunci : Pemanfaatan lahan, Zona Agro Ekologi, Tegalan dan Kebun Campuran
TIM PELAKSANA 1. Ketua Pelaksana a. Nama dan gelar b. Pangkat/gol./NIP c. Jabatan d. Bidang keahlian e. Tempat kegiatan f. Waktu yang disediakan untuk Kegiatan ini (dalam jam/minggu)
: : : : : :
M. Amir Solihin, SP., M.T. Penata Muda/IIIa/132 304 087 Asisten Ahli Ilmu Tanah Desa Jayamekar, Kec. Cibugel. 4 jam/minggu
2. Anggota Pelaksana I a. Nama dan gelar b. Pangkat/gol./NIP c. Jabatan d. Bidang keahlian e. Tempat kegiatan f. Waktu yang disediakan untuk g. Kegiatan ini (dalam jam/minggu)
: : : : : :
Rija Sudirja, SP., M.T. Penata/IIId/132 207 291 Lektor Ilmu Tanah/Lingkungan Desa Jayamekar, Kec. Cibugel 4 jam/minggu
3. Anggota Pelaksana II a. Nama dan gelar b. Pangkat/gol./NIP c. Jabatan d. Bidang keahlian e. Tempat kegiatan f. Waktu yang disediakan untuk g. Kegiatan ini (dalam jam/minggu)
: : : : : :
Oviyanti Mulyani, S.P. Penata Muda/IIIa/132 316 921 Asisten Ahli Madya Kimia Tanah Desa Jayamekar, Kec. Cibugel 4 jam/minggu
PRAKATA
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah Yang Maha Kuasa, atas perkenan-Nya penelitian dan laporan hasil PKM ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat yang kami lakasanakan kami dengan judul “Sosialisasi Penggunaan Lahan Tegalan dan Kebun Campuran Berbasis Zona Agroekologi Di Kecamatan Cibugel Kabupaten Sumedang”. Kegiatan kami ini merupakan salah satu pengabdian kepada masyarakat yang ditujukan untuk mendiseminassi potensi wilayah khususnya sektor pertanian sebagai upaya peningkatan pendapatan petani dan ekonomi wilayah. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Oktober 2007. Kegiatan ini merupakan kegiatan dasar pengembangan suatu komoditas pertanian unggulan ditinjau dari aspek-aspek Fisik wilayah. Kami sadari bahwa waktu, dana dan ketersediaan data yang terbatas menjadi salah satu persoalan dalam kegiatan kami ini, namun seoptimal mungkin kami telah berusaha untuk dapat memberikan hasil yang sebaik-baiknya. Oleh karena itu, saran dan masukkan kepada kami merupakan ilmu bagi kami agar dapat melakukan penelitian lebih baik lagi. Atas perhatian dan bantuan semua pihak atas terselenggaranya kegiatan ini, kami ucapkan terima kasih.
Oktober 2007
Tim Pelaksana
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK TIM PELAKSANA........................................................................................................... ii PRAKATA....................................................................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................... 4 2.1. 2.2. 2.3.
Peruntukan Lahan Berbasis Zona Agroekologi ........................................... 4 Penetapan Zona Agroekologi ...................................................................... 6 Pemanfaatan Lahan di Kecamatan Cibugel ................................................ 7
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN...................................................................... 10 3.1. 3.2. 3.3. 3.4.
KERANGKA PEMECAHAN MASALAH..................................................... 10 REALISASI PEMECAHAN MASALAH ...................................................... 11 KHLAYAK SASARAN ANTARA YANG STRATEGIS................................ 13 METODE KEGIATAN ................................................................................ 13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................................ 14 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................................ 15 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 16
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latarbelakang Pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu pelaksanaan Tridharma
Perguruan Tinggi yang melibatkan staf pengajar dan masyarakat bekerja secara aktif. Salah satu tujuan pengabdian kepada masyarakat adalah meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pemanfaatan sumberdaya yang dimilikinya, serta dapat menjadi pendorong pembangunan masyarakat perdesaan secara mandiri. Untuk menyumbangkan karya bakti nyata bagi pelaksanaan kegiatan tersebut, telah terpilih salah satu lokasi yang potensial ke arah perbaikan produktivitas lahan dan penerapan teknologi tepat guna, yang selama ini cukup rawan pula dari bahaya kerusakan dan kelestarian alam. Lokasi terpilih itu adalah Kecamatan Cibugel Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat. Lokasi merupakan daerah dengan kondisi lahan tegalan yang terlantar dan terbuka cukup luas, serta topografi berbukit, sehingga akan rawan terhadap erosi dan banjir, dengan demikian lambat laun dapat mengurangi produktivitas lahan. Sejauh ini penanggulangan yang dilakukan misalnya dengan cara-cara pembuatan sengkedan dan penanaman pohon pelindung. Meskipun demikian, masih tetap diperlukan adanya usaha-usaha lain dalam memperbaiki dan mempertahankan tanahnya agar berkualitas atau memiliki tingkat kesuburan yang baik. Salah satu upaya yang diharapkan dapat membantu permasalahan tersebut adalah optimalisasi penggunaan lahan sesuai dengan karakteristik agroekologi daerah tersebut. Tanaman merupakan pabrik biologis yang mempunyai mekanisme spesifik sesuai jenis tanaman dan kondisi lingkungan tumbuhnya. Sebagai pabrik biologis, tanaman yang dibudidayakan akan memproduksi hasil yang berguna bagi berbagai kepentingan. Optimalitas produksi tanaman sangat bergantung pada karakterisitk lingkungan tempat tumbuh tanaman tersebut. Oleh karena itu. Penggunaan lahan sesuai dengan karakteristik wilayah yang bersangkutan merupakan keharusan.
1.2.
Identifikasi dan Perumusan Masalah Lokasi PKM merupakan wilayah pertanian yang sebagian besar lahan kering.
Topografi wilayah yang berbukit dan bergunung, sedangkan vegetasi dan pengunaan lahan sudah banyak dibudidayakan pertanian. Untuk beberapa jenis tanaman masih sesuai dengan kondisi lahan dan iklim setempat, tetapi terdapat juga jenis tanaman yang ditanam tidak sesuai dengan karakter alam yang ada. Hal ini dapat menyebabkan hasil produksi pertanian sulit mendapatkan hasil yang optimal.
1
2
Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan karakteristik lingkungan tempat tumbuhnya, selain tidak dapat memberikan hasil produksi yang optimal, tetapi juga cenderung dalam jangka panjang berperan dalam degradasi lahan serta penurunan pendapatan petani. 1.3.
Tujuan dan Manfaat
1.3.1. TUJUAN KEGIATAN Pengenalan pola pemanfaatan lahan sesuai dengan karakter agroekologi wilayah dengan tujuan: 1. Menyebarluaskan upaya pemanfaatan lahan yang sesuai dengan karakter agoekologi wilayah setempat. 2. Merupakan upaya pendekatan kepada petani dalam pemanfaatan lahan yang lestari dan berkelanjutan 3. Memperkenalkan kepada masyarakat tani, berbagai komoditas yang sesuai untuk dikembangkan di wilayah tersebut. 1.3.2. MANFAAT KEGIATAN Berdasarkan persoalan dan tujuan kegiatan, manfaat kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini mempunyai manfaat luas, baik dalam upaya pengembangan pertanian yang berkelanjutan maupun dalam menunjang pelestarian sumberdaya alam setempat.
1.4.
Sistematika Laporan
BAB I Bab I merupakan pendahuluan yang menguraikan latarbelakang, identifikasi masalah, tujuan dan manfaat, serta sistematika laporan BAB II Bab II merupakan uraian tinjauan pusataka yang relevan dengan pemanfaatan lahan tegalan dan kebun campuran berdasarkan penilaian zona agroekologi di lokasi kegiatan. BAB III Bab III merupakan uraian mekanisme pemecahan masalah dan pelaksanaan kegiatan di lokasi kegiatan berdasarkan masalah yanng telah diidentifikasi. Pada bab ini diuraikan juga khalayak sasaran kegiatan dan metoda yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan.
3
BAB IV Bab IV merupakan hasil pelaksanaan kegiatan dan pembahasannya, serta pencapaian hasil kegiatan berdasarkan kerangka evaluasi kegiatan BAB V Bab V menguraikan kesimpulan hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat di lokasai kegiatan dan saran-saran yang dibutuhkan dalam kegiatan sejenis berikutnya.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berdasarkan uraian pendahuluan pada bab sebelumnya, pada bab ini akan diuraikan tinjauan pustaka pengunaan lahan pada lahan tegalan dan kebun campuran berdasarkan kriteria zona agroekologi di Kecamatan Cibugel Kabupaten Sumedang. 2.1.
Peruntukan Lahan Berbasis Zona Agroekologi Sektor pertanian merupakan salah satu sektor di bidang ekonomi yang memiliki
arti dan kedudukan penting dalam pembangunan nasional. Sektor ini berperan sebagai sumber penghasil bahan makan, sumber bahan baku bagi industri, mata pencaharian sebagian besar penduduk, penghasil devisa negara dari ekspor komoditinya bahkan berpengaruh besar terhadap stabilitas dan keamanan nasional. Namun keberadaan sumberdaya lahan yang terbatas tidak mampu mengimbangi kebutuhan lahan yang sangat pesat baik dari sektor pertanian maupun non pertanian, akibatnya timbul persaingan penggunaan lahan yang saling tumpang tindih dan tidak memperhatikan aspek kelestarian lingkungan (Djaenuddin, 1996). Hal ini dapat menjadi kendala bagi proses pembangunan nasional, khususnya di sektor pertanian. Perencanaan yang tepat dan informasi yang aktual sangat dibutuhkan oleh para pengguna lahan dan pihak-pihak yang terkait agar penggunaan lahan tersebut dapat optimal sesuai dengan kemampuannya dan dapat digunakan secara berkelanjutan. Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut, diantaranya dengan membuat suatu perencanaan yang tepat dan rasional baik melalui aspek teknis maupun non teknis. Aspek teknis dapat dilakukan diantaranya dengan menentukan potensi wilayah sedangkan aspek non teknis dapat dilakukan dengan pendekatan kebijaksanaan bagi pengembangan wilayah tersebut. Kedua aspek ini akan saling berkaitan erat terhadap keberhasilan proses dan hasil pembangunan suatu wilayah. Aspek teknis merupakan salah satu cara yang tepat dan mendasar bagi perencanaan pembangunan wilayah karena dengan cara ini dapat diketahui potensi dan daya dukung lahan di wilayah tersebut untuk jenis-jenis penggunaan lahan yang dipertimbangkan Hampir setiap aktivitas manusia berkaitan erat dengan pemanfaatan lahan. Dalam perspektif ekonomi lahan merupakan faktor produksi yang multi fungsi (diperlukan oleh berbagai sektor) dan sifatnya terbatas. FAO dalam Arsyad (1989), mengartikan lahan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air, vegetasi, serta benda yang ada di atasnya yang kesemuanya berpengaruh besar terhadap potensi dalam pemanfaatan dan pengembangannya.
5
Seiring dengan jumlah penduduk dan aktivitas manusia yang bertambah dengan cepat, persaingan penggunaan lahan di berbagai sektor terutama pergeseran dari sektor pertanian ke sektor non pertanian, telah menyebabkan lahan pertanian menjadi langka. Namun demikian, lahan untuk usaha pertanian masih menjadi pemikiran utama mengingat fungsinya sebagai produsen bahan baku untuk berbagai industri dan untuk memenuhi kebutuhan pangan, serat dan sandang untuk manusia yang jumlah, ragam dan mutunya semakin meningkat. Kebutuhan akan pangan dan serat yang semakin meningkat ini, menuntut hasil produksi pertanian yang semakin tinggi yang berlanjut pada kebutuhan akan lahan pertanian yang semakin meningkat. Sayangnya dewasa ini kegiatan pertanian tidak saja telah dilakukan di lahan yang subur tetapi sudah dimulai pada lahan-lahan marjinal dengan sedikit atau bahkan tanpa memperhatikan daya dukung dari lahan itu sendiri. Hal ini kemudian menyebabkan terjadinya degradasi lahan yang dapat mengancam keberlanjutan penggunaan lahan dan lingkungannya. Agar lahan dapat terus dipergunakan untuk keperluan pertanian secara berkesinambungan, penggunaan lahan pertanian haruslah ditata sesuai dengan potensi dan daya dukung lahan. Penataan penggunaan lahan seringkali tidak efisien karena kurangnya informasi mengenai kesesuaian penggunaan lahan, dan tindakan pengelolaan yang diperlukan bagi setiap areal lahan. Informasi kesesuaian penggunaan lahan akan mempertimbangkan berbagai faktor, baik fisik lingkungannya maupun sosial ekonomi. Dalam kaitannya dengan faktor fisik, kegiatan evaluasi lahan sangat berperan besar dalam memberikan berbagai alternatif penggunaan lahan yang sesuai. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam kegiatan evaluasi lahan ini adalah metode zona agroekologi yang dasar dan landasan metode penetapannya adalah melalui evaluasi kesesuaian lahan untuk penggunaan lahan yang spesifik untuk sektor pertanian. Menurut Amien (1994) zona agroekologi memiliki pendekatan yang lebih terpadu dimana faktor-faktor penentu produksi pertanian seperti tanah, hidrologi dan iklim mendapatkan perhatian yang seimbang. Dalam zona agroekologi lahan akan dicoba dipilah berdasarkan kondisi karakteristik lahan dan iklim untuk kemudian dapat ditentukan alternative penggunaan lahan yang sesuai. Sehingga pada setiap zona agroekologi akan memiliki karakteristik lahan dan sistem pertanian tertentu yang berbeda dengan zona agroekologi lainnya sehingga kebutuhan pengelolaan dan teknologi yang dibutuhkan akan berbeda pada setiap zona agroekologi, dengan demikian pertanian yang tangguh berkelanjutan diharapkan dapat tercapai.
6
2.2.
Penetapan Zona Agroekologi Mengolah peta kontur, peta ketinggian, data curah hujan menjadi peta dijital
kemiringan, kelembaban, rejim suhu dan drainase. Kemudian peta-peta tersebut ditumpang susunkan sehingga diperoleh zona agroekologi sebagai satuan pemetaan. Penentuan zona agroekologi dilakukan berdasarkan : 1. Lereng, wilayah dikelompokkan berdasarkan kemiringan lereng, sehingga diperoleh empat zona utama, yaitu : Zona I
: Kemiringan > 40%
Zona II : Kemiringan 16-40% Zona III : Kemiringan 8-15% Zona IV : Kemiringan < 8% 2. Pengelompokkan sub zona dilakukan berdasarkan kelembaban dan rejim suhu. Rejim kelembaban dibedakan berdasarkan jumlah bulan kering (curah hujan < 60 mm) dalam satu tahun. Sedangkan rejim suhu didasarkan pada ketinggian tempat dari permukaan laut Wilayah dibagi berdasarkan rejim kelembaban menjadi 3 kelompok yaitu
Lembab (simbol x) yaitu bulan kering < 3 bln dalam setahun
Agak kering (simbol y) yaitu jika jumlah bulan kering antara 4 -7 bulan dalam setahun
Kering (simbol z) yaitu jika jumlah bulan kering > 7 bulan dalam satu tahun
Rejim suhu terbagi menjadi 2 kelompok yaitu
Panas (simbol a) yaitu daerah pada ketinggian ≤ 750 mdpl
Sejuk (symbol b) yaitu daerah pada ketinggian ≥ 750 mdpl
3. Sub zona juga dikelompokkan lagi berdasarkan keadaan drainase tanah (mudah tidaknya air hilang dari tanah) yaitu :
Drainase baik (simbol 1) yaitu daerah yang tanahnya tidak tergenang
Drainase buruk (simbol 2) yaitu daerah yang tanahnya selalu tergenang
Maka pada setiap zona agroekologi terdapat beberapa kombinasi sub zona.
7
Contoh kombinasi zona agroekologi dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini Zona I
1. Baik
Zona II
Lereng
Drainase
Zona III
. 2. Buruk
Zona IV
II a y 1 a. Panas
x. Lembab
Suhu
Kelembaban
b. Sejuk
y. Sedang z. Kering
Gambar 1. Struktur Zona Agroekologi 2.3.
Pemanfaatan Lahan di Kecamatan Cibugel Kecamatan Cibugel merupakan salah satu wilayah pertanian di Kabupaten
Sumedang bagian selatan. Pada wilayah ini aktivitas ekonomi dominan masyarakatnya bergerap disektor pertanian, khususnya pertanian di lahan kering. Sebagai aktivitas dominan, upaya pengembangan usaha tani dilakukan agar produksinya dapat memberikan hasil yang optimal. Namun demikian, kondisi eksisting menunjukkan masih banyak usaha tani yang belum mempertimbangkan karakteristik lingkungannya. Hal ini berdampak pada ancaman terjadinya degradasi lahan dan produksi pertanian yang kurang optimal. Upaya pengembangan pertanian tersebut terlebih dahulu memerlukan pengaturan penggunaan lahan pertanian. Pengaturan penggunaan lahan ini biasanya berkaitan erat dengan pertimbangan penggunaan lahan sekarang (present landuse) dan penggunaan lahan potensial (potential landuse), karena biasanya penggunaan lahan potensial berbeda dengan penggunaan lahan sekarang. Metode zona agroekologi dapat mempermudah dalam memberikan alternatif penggunaan lahan potensial khususnya dalam sektor pertanian, dimana akan terdapat lahan untuk berbagai sistem pertanian tertentu berdasarkan kondisi agroekologinya. Desa Jayamekar sebagai desa yang dijadikan pusat lokasi kegiatan mempunyai luas wilayah 1.925 ha (Data Dasar Profil Desa, 2005), terbagi dalam 4 Dusun. Jumlah penduduk Desa Jayamekar tahun 2005 sebanyak 3.292 jiwa dengan kepadatan penduduknya adalah 584 jiwa/km2. Penduduknya sebagian besar berpendidikan SD (36,41%) dan tidak tamat SD (30,77).
8
Secara geografis, seluas +1.088 ha dijadikan kawasan budidaya dengan kondisi perbukitan dan pegunungan. Sarana perhubungan pada umumnya cukup memadai, baik jalan kabupaten/kecamatan maupun jalan antar desa. Desa ini berjarak ± 30 km dari pusat kota kabupaten dan 2 km dari pusat kota kecamatan, dapat ditempuh dengan menggunakan angkutan desa. Ikilm desa ini sebagian besar tergolong beriklim basah, dengan curah hujan tahunan berkisar dari 2.300-3.000 mm, bulan kering terjadi selama 2-3 bulan. Berdasarkan zona agroklimat tergolong zona B1, B2, dan C2. Rejim kelembaban termasuk udik dengan curah hujan tahunan di atas 2000 mm. Berdasarkan hasil interpretasi dan pengecekan di lapangan menunjukkan bahwa daerah Desa Jayamekar merupakan Grup Landform Volkan, berkembang dari bahan induk vulkanik muda dan tua yang didominasi oleh andesit, basalt, dan batu lempung. Kelas kedalaman tanah bervariasi dari sangat dangkal sampai sangat dalam, namun secara umum didominasi oleh kelas dalam (100-150 cm), kelas sangat dangkal sampai dangkal dijumpai di lereng lembur pasir atau sekitar perbukitan cikuda labuh (di lereng volkan atas) atau setempat di daerah bawahnya yang mempunyai batuan yang muncul ke permukaan. Hasil pendeskripsian profil di lapangan dan interpretasinya secara sederhana, maka tanah-tanah di Desa Jayamekar dapat dibagi ke dalam 3 (tiga) ordo, yaitu: Entisol, Andisol, dan Inceptisol (Rija Sudirja, 2006). Tanah Andisol mempunyai sifat spesifik antara lain: kandungan bahan organik tanah tinggi (>3%), tekstur ringan, konsistensi gembur, berat jenis rendah (<0,9 g/cm2), retensi P tergolong tinggi (>85%). Andisol ditemukan pada rejim kelembapan akuik, udik, dan ustik. Tanah Inceptisols adalah tanah yang sudah mengalami perkembangan struktur, dicirikan dengan terbentuknya horison kambik diklasifikasikan sebagai Inceptisol. Penyebarannya pada grup Entisol diduga menempati lereng-lereng volkan atas G. Simpay pada relief bergunung (>40%). Penggunaan lahan di Desa Jayamekar terdiri atas dua kelompok utama, yaitu: penggunaan lahan budidaya (sawah, tegalan, kebun campuran, hutan produksi) dan non budidaya (hutan). Tegalan yang ada hampir seluruhnya belum memenuhi kaidah konservasi. Tanaman tembakau merupakan tanaman utama yang diusahakan secara intensif. Pola tanam yang diterapkan palawija-tembakau-palawija. Tanaman palawija yang umum diusahakan padi ladang, jagung, ubikayu, dan sayur-sayuran. Kebun campuran umumnya terdapat di sekitar pemukiman dan hutan produksi. Tanaman yang dikembangkan terutama tanaman perkebunan dan hortikultura (alpukat, petai, jengkol, pisang, cengkih). Vegetasi hutan merupakan hutan lahan kering dataran tinggi yang menempati bagian puncak G. Simpay. Hutan yang ada merupakan hutan asli 700 ha, hutan lindung 600 ha, dan hutan produksi 100 ha. Sebagian telah dirambah untuk
9
dijadikan areal tanaman palawija, sehingga fungsi utamanya sebagai daerah penyangga menjadi sangat terbatas. Dari hasil evaluasi kesesuaian lahan beberapa komoditas menunjukkan bahwa lahan yang dapat dikembangkan untuk komoditas pertanian hanya seluas 525 ha (27,29%), sedangkan sisanya seluas 1.400 ha (72,71%) tidak dapat dikembangkan untuk pertanian karena kondisi biofisik lahan tidak memungkinkan dan/atau status lahannya berupa kawasan hutan. Apabila lahan-lahan tersebut dipaksakan untuk dikelola/dikembangkan maka kemungkinan akan terjadi degradasi lahan dan kerusakan lingkungan. Lahan-lahan tersebut diarahkan sebagai kawasan konservasi. Oleh karena itu, diperlukan upaya alih teknologi (diseminasi) dalam proses adopsi, difusi, dan pembelajaran yang berkesinambungan serta mempertimbangkan berbagai faktor dalam perencanaan penggunaan lahan. Masyarakat dan pemerintah (penyuluh dan
aparat
desa)
disini
akan
difasilitasi
untuk
memahami
dan
membuat
menyelenggarakan program peningkatan kemampuan penggunaan lahan tegalan dan kebun campuran berbasis zona agroekologi, dan pada akhirnya diharapkan pendapatan masyarakat meningkat serta lingkungan fisik/alam (produktivitas tanah) tetap terjaga kelestariannya.
10
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.1.
KERANGKA PEMECAHAN MASALAH Penggunaan lahan merupakan hasil dari upaya manusia yang sifatnya terus
menerus dalam memenuhi kebutuhannya terhadap sumber daya lahan. Lonjakan populasi dan kegiatan penduduk telah meningkatkan intensitas penggunaan lahan yang kemudian menyebabkan lahan subur dan potensial untuk lahan pertanian semakin langka akibat terjadinya degradasi tanah dan lingkungan. Untuk itu diperlukan suatu pengaturan penggunaan lahan pertanian yang seksama yang sesuai dengan kondisi biofisik melalui pendekatan zona agroekologi. Zona agroekologi merupakan suatu himpunan dari sejumlah faktor alam dan kegiatan pertanian yang menggunakan dan mengeksploitasi lingkungannya. Pada prinsipnya pengelompokkan zona agroekologi dilakukan berdasarkan perbedaan karakteristik lahan yaitu relief (lereng), iklim (suhu dan kelembaban udara) dan drainase tanah, sehingga pada setiap zona agroekologi akan memiliki karakteristik lahan tertentu yang kemudian dapat ditentukan alternatif penggunaan lahan yang sesuai. Zona agroekologi dapat memudahkan pelaksanaan analisis yang dibutuhkan dalam penilaian kesesuain lahan untuk penggunaan pertanian. Untuk membantu penilaian kesesuaian lahan ini dapat dilakukan secara terkomputerisasi salah satunya dengan menggunakan sistem pakar (Expert system). Sistem pakar merupakan perangkat lunak komputer yang dapat memberikan arahan tentang penggunaan lahan untuk sistem pertanian yang tepat berdasarkan sifat-sifat lahan seperti lereng, tekstur, kemasaman dan lain-lain, dengan mempertimbangkan bahwa lereng yang curam, tekstur yang sangat kasar ataupun gambut dalam maupun pH yang sangat rendah sebagai pembatas, sistem akan memberikan rekomendasi untuk sistem pertanian seperti tanaman semusim, tanaman tahunan atau kehutanan (Amien, 1997). Sistem pertanian tanaman semusim hanya dianjurkan pada lahan dengan kemiringan kurang dari 8%, sistem pertanian wanatani dimana tanaman tahunan ditanam bersama dengan tanaman semusim akan dianjurkan pada lahan dengan kemiringan antara 8-15% dan untuk sistem pertanian perkebunan tanaman tahunan akan dianjurkan pada lahan dengan kemiringan antara 16-40%, sedangkan lahan dengan kemiringan lebih dari 40% hanya dianjurkan untuk kehutanan. Penggunaan lahan aktual yang sesuai dengan zona agroekologi dapat mewujudkan keseimbangan dan keberlanjutan lahan karena lahan digunakan sesuai
11
dengan kondisi fisiknya, namun di daerah penelitian terdapat lahan tererosi seluas 2511 ha (BPN 2002) yang diduga dipengaruhi oleh penggunaan lahan yang tidak sesuai, kemudian terjadinya penurunan produktivitas lahan yang tampak pada penurunan produksi beberapa komoditas pertanian, misalnya untuk tanaman padi ratarata produksinya turun 3,79% yaitu dari 9,88 ton/ha (2000) menjadi 6,09 ton/ha (2002), begitu pula pada tanaman palawija rata-rata produksi turun dari 29,472 ton/ha (2000) menjadi 27, 324 ton/ha (2002). Walaupun penurunan ini dapat disebabkan oleh banyak faktor namun penurunan produktivitas lahan berupa produksi per satuan luas yang rendah dapat dijadikan indikator tingkat keberhasilan dan kesesuaian suatu pola penggunaan lahan Sektor pertanian sebagai salah satu sektor ekonomi dominan wilayah perdesaan dapat dilakukan dengan menentukan prioritas-prioritas sektor pertanian yang kemudian dapat dirinci lagi berdasarkan komoditas. Lokasi studi sebagai wilayah pertanian dengan topografis berbukit membutuhkan pemanfaatan lahan yang tepat dan dapat
tetap
menjaga
keseimbangan
ekologis
setempat.
Dengan
demikian,
produktivitas masyarakat Cibugel dapat meningkat, tetapi juga diiringi kelestarian tanah dan air secara berkelanjutan. 3.2.
REALISASI PEMECAHAN MASALAH Berdasarkan kerangka permasalahan, kondisi lokasi kegiatan dan ketersediaan
dana yang ada. Pelaksanan kegiatan dilakukan dilakukan diawali dengan mengadakan berbagai pertemuan dengan aparat desa dan pihak-pihak kunci di masyarakat Desa Jayamekar Cibugel untuk mendapatkan gambaran kondisi dan kemungkinan implementasi kegiatan di lapangan. Berdasarkan tahapan kegiatan di atas, disimpulkan bahwa kegiatan sosialisasi implementasi penggunaan lahan berbasis zona agroekologi dapat dilakukan melalui tahapan yang berkelanjutan. Hal ini disebabkan kondisi masyarakat yang sebagian besar adalah petani dengan berbagai keterbatasan pengetahuan dan pemahaman yang terkait dengan pemanfaatan lahan yang berkelanjutan. Pada tahap awal ini, masyarakat diupayakan untuk dikenalkan dengan kegiatan pertanian dengan berbagai pola kegiatan dan hasil-hasilnya ataupun dampak dari kegiatan tersebut. Sebagaimana umumnya petani di Indonesia, petani di desa ini juga melakukan kegiatan pertanian dengan kemampuan seadaanya. Dalam pemupukan dan pengendalian hama dilakukan dengan pengetahuan dan dana yang terbatas. Akhirnya, produktivitas pertaniannya kurang optimal. Untuk itu perlu adanya cara lain dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada agar kebutuhan bagi produktivitas pertanian petani dapat lebih optimal. Salah satu yang dapat diterapkan adalah dengan
12
memanfaatkan lahan pertanian sesuai dengan karakteristik zona agroekologi setempat. Selama ini, petani sudah mengusahakan lahan pertanian secara intensif baik bagi tanaman pangan, perkebunan, maupun buah-buahan. Namun demikian, pertimbangan pilihan jenis tanaman belum memperhatikan karakteristik wilayah khususnya kriteria zona agroklimatologi, seperti lereng, drainase, suhu dan kelembaban. Lokasi kegiatan mempunyai klasifikasi Ibx1 dan Iibx1 yang berarti pemanfaatan lahan harus diarahkan ke tanaman buah-buahan, tahunan dan kehutanan. Pilihan petani saat ini cenderung lebih banyak dipengaruhi oleh trend penanaman jenis tanaman di wilayah lain yang terletak di sebelah hilir lokasi kegiatan (Darmaraja) yang memberikan hasil yang baik. Namum demikian, karakteristik agroekologi wilayah tersebut sanat berbeda karena berada di dataran rendah sedangkan lokasi kegiatan PKM terletak di dataran tinggi. Perbedaan karakteritik agroekologi ini ternyata terbukti memberikan dampak yang berbea pada masingmasing wilayah. Di wilayah yan menjadi lokasi kegiatan PKM, hasil usaha tani khususnya tanaman pangan memberikan hasil kurang menguntungkan. Lain halnya dengan wilayah Darmaraja, hasil usaha tani tanaman pangan memberikan hasil yang baik dan menguntungkan. Pertemuan-pertemuan yang telah dilakukan berjalan secara interaktif dengan ditunjang ilustrasi visual dan kasus yang seringkali terjadi di wilayah kerja petani. Hal ini membuka peluang masyarakat untuk bertanya jawab ataupun mengeluarkan pendapat dan permasalahan dalam kegiatan berusaha taninya. Masyarakat secara antusias mengikuti kegiatan ini dengan diskusi dan tanya jawab. Dari hasil pertemuanpertemuan tersebut dapat diketahui bahwa masyarakat sudah memahami pentingnya kegiatan ini dan menggugah minat untuk dapat melaksanakannya. Sosialisasi penggunaan lahan tegalan dankebun campuran berbasis zona agroekologi terbukti memberkan pencerahan bagi petani berupa pengetahuan dan pemahaman baru tentang upaya meningkatkan produktivitas usaha taninya agar bisa lebih optimal dan berkelanjutan. Hal ini tentunya sudah merupakan suatu kemajuan yang berarti, tetapi perlu ditindak lanjuti oleh tahapan berikutnya secara berkelanjutan. Untuk itu, melalui aparat terkait diharapkan kegiatan ini dapat ditindaklanjuti melalui kegiatan-kegiatan demontrasi lainnya secara langsung di masyarakat dan pembinaan ke depannya.
13
3.3.
KHLAYAK SASARAN ANTARA YANG STRATEGIS Dalam pelaksanaan kegiatan ini pelibatan masyarakat petani sebagai pelaku
utama didampingi oleh tenaga-tenaga penyuluh atau motivator pedesaan yang sekiranya memiliki akses pada penerapan teknologi tepat guna. Diidentifikasi, khalayak sasaran antara yang stategis khususnya adalah kelompok tani dan tokoh masyarakat tani. Kelompok ini merupakan sebagian masyarakat yang secara rutin melakukan pertemuan dan pelatihan berbagai kegiatan produktif yang dekat dengan kehidupan sehari-harinya. Dalam aktivitas ekonomi masyarakat, mereka berperan sebagai salah satu pendorong pembangunan desa secara keseluruhan. Keterlibatan LPM UNPAD sebagai salah satu katalisator diseminasi pengetahuan kepada masyarakat dan aparat setempat. Dengan demikian, sosialisasi pengetahuan diharapkan dapat secara efektif dipahami masyarakat sesuai dengan kondisi aktual usaha tani di lokasi kegiatan.
3.4.
METODE KEGIATAN Kegiatan dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan partisipatif, dimulai
perencanaan, observasi lapangan sampai kepada pencarian informasi pendukung kelayakan program. Untuk melengkapi informasi tentang permasalahan yang terdapat di masyarakat khususnya dalam pemanfaatan lahan tegalan dan kebun campuran, diperhatikan pula data sumbernya dari catatan potensi desa setempat. Kegiatan yang dilakukan dalam mencari informasi tersebut antara lain: 1. Mengadakan pertemuan dengan kepala desa dan aparatur pemerintahan desa, tokoh-tokoh masyarakat dan petani, serta Petugas Penyuluh Lapangan. 2. Melakukan anjangsana ke penduduk dengan memperhatikan kehidupan seharihari masyarakat desa. Penyuluhan ini berdasarkan pada hasil observasi lapangan, kebutuhan, dan kemampuan masyarakat serta sumberdaya pendukung. Materi sosialisasi yang diberikan adalah pengetahuan tentang pemanfaatan lahan tegalan dan kebun campuran (lahan kering dan berlereng) untuk mencapai peningkatan produktivitas dan pendapatan petani serta terjaganya kelestarian lingkungan setempat dari bahaya erosi/longsor dan banjir.
14
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan, diketahui bahwa masyarakat desa selama ini belum mengetahui pertimbangan pemilihan penggunaan lahan yang sesuai dengan karakteristik zona agroekologi wilayah setempat. Proses marginalisasi petani yang terjadi, dialami juga pada masyarakat di desa ini. Usaha tani yang selama ini telah dilakukannya ternyata tidak memberikan hasil yang optimal. Akibatnya peningkatan pendapatan tidak terjadi dan peningkatan kesejahteraan tidak tercapai. Dengan adanya kegiatan ini, kelompok antara yang diharapkan akan menjadi motivator penggerak masyarakat di kemudian hari terbuka akan satu wawasan dan pengetahuan baru mengenai persoalan yang mereka hadapi dalam usaha pertanian mereka. Pentingnya peningkatan produktivitas lahan tetapi memperhatikan karakteristik wilayah dapat dipahami masyarakat tani khususnya kelompok antara dengan baik. Dengan demikian, upaya-upaya alternatif jenis tanaman dan upaya alternatif jenis bibit yang dilakukan petani akan digunakan dengan mempertimbangkan faktor agroekologi wilayah. Jika dilihat dari kerangka evaluasi yang telah dibuat, hal ini telah mencapai kondisi yang dinginkan sebagai berikut : 1. Adanya peningkatan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang penggunaan lahan tegalan dan kebun campuran dengan mempertimbangkan karakteristik agroekologi wilayah. 2. Adanya minat masyarakat untuk mengatasi kendala usaha taninya karena keterbatasan faktor agroekologi dengan mempertimbangkan alternatif lainnya yang memungkankan adanya peningkatan produktivitas lahan dan hasil-hasilnya. 3. Meningkatkan kesadaran masyarat tentang pentingnya mempertimbangkan faktor agroekologi wilayah dalam usaha taninya. 4. Diketahui dan dipahaminya penyebab persoalan uaha tani yang terjadi selama ini dan faktor-faktor agroekologi yang menjadi dasar pilihan-pilihan petani dalam uaha taninya.
15
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab sebelumnya, pada bab ini akan diuraikan kesimpulan hasil sosialisasi pemanfaatan lahan tegalan dan kebun campuran berbasis zona agroekologi serta saran bagi pengembangan kegiatan selanjutnya. 5.1.
Kesimpulan Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa sosialisasi
penggunaan lahan tegalan dan kebun campuran berbasis agroekologi memberikan peningkatan
dan
pemahaman
masyarakat
khususnya
petani
dalam
upaya
meningkatkan produktivitas lahan pertaniannya. Hasil diseminasi ini memberikan jawaban kepada petani tentang penyebab kegagalan usaha taninya selama ini pada waktu-waktu tertentu terutama pada kondisi lingkungan menjadi ekstrim bagi pertumbuhan tanaman, khususnya tanaman pangan. Faktor-faktor agroekologi wilayah, seperti kelerengan, drainase, suhu dan kelembaban menjadi pertimbanganpertimbangan utama dalam penentuan tanaman dan bibit yang akan digunakan petani setempat. Hal ini merupakan salah satu awal yang baik bagi perubahan kebiasaan petani menuju ke arah cara berusaha tani yang lebih baik dan dapat memberikan hasil yang optimal bagi peningkatan kesejahteraan keluarganya.
5.2.
Saran Pelaksana sosialisasi akan lebih berhasil guna jika ditunjang sumberdaya yang
memadai bagi pelaksanaan kegiatan secara berkelanjutan. Perubahan perilaku dankebiasan petani dalam bertani harus dilakukan dengan upaya gradual dan sistematis. Untuk itu, perlu adanya kegiatan lanjutan agar kontribusi perguruan tinggi terhadap pembangunan menjadi lebih nyata dan terasa oleh masyarakat.
16
DAFTAR PUSTAKA Anwar. Affendi, 1995. Beberapa Proposisi Kelembagaan Agribisnis di Perdesaan, Makalah Seminar Hasil Penelitian Agribisnis, Biro Perencanaan Departemen Pertanian, Jakarta. Babbie, Earl., 1986. The Practice of Social Research, Wadsworth Publishing Co. Belmont, California. BAPPEDA Jawa Barat, 2003. Rencana Tata Ruang Wilayah Jawa Barat. BAPPEDA Kabupaten Garut, 1997. Rencana Tata Ruang Kabupaten Garut Tahun 1998 – 2007. Begbie, R., 1989. Sustainable Agriculture II : Another Farmer’s Viewpoint, Future ed 13. Barbier, E. B., 1991. Environmental Degradation in the Third World : Greening of the World Economy, Earthscan, London. Breimer, R. F., A. J. Van Kekem and H. Van Reuler, 1986. Guidelines for Soil Survey and Land Evaluation in Ecological Research, MAB Technical Notes : 17, UNESCO, Paris. Budiharjo, Eko, 1995. Pendekatan Sistem Dalam Tata Ruang Pembangunan Daerah Untuk Meningkatkan Ketahanan Nasional, UGM Press, Yogyakarta. BPS Kabupaten Garut, 2003. Kabupaten Garut Dalam Angka. Dent, David and Anthony Young, 1989. Land Evaluation Djaenuddin, D., 1996. Evaluasi Sumberdaya Lahan Untuk Menunjang Penataan Ruang Propinsi Jawa Barat, PPTA, Bogor. Djaenudduin, D., M. Hendrisman, K. Nugroho, D. G. Rossiter dan E. R. Jordens, 1996. Evaluasi Lahan Sistem Otomatisas Untuk Membantu Pemetaan Tanah, LREP-II, Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Bogor. Dunn. Willism N., 1999. Pengantar Analisis Kebijakan Publik, Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Fitzpatrick, E. A., 1994. An Introduction to Soil Science : Second Edition, Longman Scientific Technical, Longman group Limited, England. Food and Agriculture Organization of The United Nations, 1976. A Framework for Land Evaluation, Soil Bulletin 32, FAO, Rome, Italy. Food and Agriculture Organization of The United Nations, 1983. A Guidelines : Land Evaluation for Rainfed Agriculture, Soil Bulletin 52, FAO, Rome, Italy. Food and Agriculture Organization of The United Nations, 1989. Guidelines for Land Use Planning, FAO, Rome, Italy.
17
Friedman, J. and Alonso W, 1964. Regional Development and Planning, MIT Press., Cambridge. Hadjisarosa, Purnomosidi, 1981. Konsep Dasar Pengembangan Wilayah di Indonesia, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Hamblin, A. and Goss, K., 1993. Sutainable Agriculture Indicators for Australia and New Zealand, SCARM Report No.51, Dept Primary Industries and Energy, Canberra. Hardjowigeno. Sarwono, 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis, Penerbit Akademika Pressiondo, Jakarta. Haughton and Hunter, 1994. Sustainable Cities, Jessica Kingsley Publishers Ltd. London. Hayami, Y dan Masao. Kikuchi, 1982. Asian Village Economy at The Crossroad : An Economic Approach to Institutional Change. University if Tokyo Press, Tokyo. Hayami, Y. dan Masao. Kikuchi, 1981. Dilema Ekonomi Desa, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta. Herrmann, T., 1993. Crop Rotation Sustainbility Index, Soil and Water Conservation, South Aust Dept. Primary Industries. Howe, John and Peter Richards, 1984. Rural Roads and Poverty Alleviation, Intermediate Technology Publications Ltd. London, United Kingdom. Jayadinata, Johara T., 1999. Tata Guna Tanah Dalam Perencanaan Perdesaan, Perkotaan dan wilayah, Penerbit ITB, Bandung. Jhingan, M. L., 1996. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Johnson, G. L, 1985. Agricultural Surplus Research on Agriculture Technologies, People and Capital Growth dalam Gibb, M and C. Carlson, eds : Crops Productivity-Research Imperatives Revised. An International Coference Held at Boyne Highlands Irn, Harbor Springs, Michigan October 13 – 18, 1985. Johnson, D. T., 1991. The Business of Farming : A Guide to Farm Business Management in The Tropics, Macmillan Publisher Ltd., Londong. Kachigan, S. K., 1986. Statistical Analysis : An Interdiciplinary Introduction to Univariate and Multivariate Methode, Radius Press, New York. Karmana, Maman H., 2002. Pengaruh Sistem Penyakapan Terhadap Tingkat Partisipasi Petani dan Efisiensi Pengusahaan Padi Sawah, Jurnal Agrikultura UNPAD. Bandung Kasryno. Faisal, 1984. Prospek Pembangunan Ekonomi Pedesaan Indonesia, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
18
Kismantoroandji, H. T., 1996. Mengembangkan Agribisnis Hortikultura Melalui Kemitraan, Prakarsa Ed. November, Bandung. Kusmantoro, H. T., 1996. Mengembangkan Agribisnis Hortikultura Melalui Kemitraan, Prakarsa November 1996. Bandung Landon, J. R., 1991, Booker Tropical Soil Manual : A Hand Books for Soil Survey and Agracultural Land Evaluation in The Tropics and Sub Tropics, Longman Scientific & Technical, Longman Group Ltd, UK. Mosher, A. T., 1966. Getting Agiculture Moving, F. A. Preager Inc. New York. Mubyarto, 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian, Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Sosial Ekonomi (LP3ES), Jakarta. Munasinghe, M., 1990. Environmrntal Economics and Sustainable Development. The Wolrd Bank, Washington, D. C. Oades, J. M. and Walters, L. J., 1994. Indicators for Sustainable Agriculture : Policies ti Paddock, International Workshop of Biota : Management in Sustainable Farming System, CSIRO, Adelaide. Oakley, G., 1991. The Statistic of Resource and Environmental Appraisal, in Environmental Indicators for Sutainable Agriculture, Report on a National Workshop, Beaureu of Rural Resource, Canberra. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, 1993. Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan, PPTA, Bogor. Reid, David., 1995. Sustainable Development : An Introduction Guide, Earthscan Publications, London Robert. Brian, 1995. The Quest For Sustainable Agriculture and Land Use, UNSW Press, Sydney. Rogers,
Everett, 1969. Modernization Among Peasents Communication, Holt, Reinehart and Winston.
:
The
Impact
of
Rossiter, D. G., 1994. Land Evaluation, Cornell University, Ithaca, New York, USA. Rossiter, D. G. and Van Wambeke, Armand R., 1997, Automated Land Evaluation System : ALES version 4.65d User’s Manual, Cornell University, Ithaca, New York, USA. Sanchez, Pedro, A., 1993, Sifat dan Pengelolaan Tanah Tropika 2, Penerbit ITB, Bandung. Saragih, Bungaran., 1997. Pembangunan Sektor Agribisnis Dalam Kerangka Pembangunan Ekonomi Indonesia, BAPPENAS, Jakarta. Sarief, E. Saifuddin, 1989a, Fisika dan Kimia Tanah Pertanian, Pustaka Buana, Bandung. Sarief, E. Saifuddin, 1989b, Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian, Pustaka Buana, Bandung
19
Siagian, H, Drs., M.Pd., 1989. Pokok-pokok Pembangunan Masyarakat Desa, Penerbit Citra Aditya Bakti, Bulog. Siegel. Sidney, 1994. Statistika Non Parametrik : Untuk Ilmu-ilmu Sosial, PT Gramedia Pustaka Uatama, Jakarta. Sitorus, Santun R. P., 1985, Evaluasi Sumberdaya Lahan, Penerbit Tarsito, Bandung. Sudjana, 1989. Metoda Statistik, Penerbit Tarsito, Bandung. Sujarto, Djoko, 1999. Pengembangan Wilayah, Planologi, FTSP ITB Soekartawi, 1996. Pembangunan Pertanian, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Soewardjo dan Syaefuddin, 1986. Penelitian Konservasi Tanah dan Air Di Daerah Aliran Sungai. Risalah Lokakarya Pola Usaha Tani, Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Jakarta. Sudaryanto, T. dan N. Syafa’at, 1993. Pengaruh Teknologi Baru dan Lingkungan Produksi Terhadap Kesenjangan Pendapatan Antar Wilayah Agroekosistem, FAE Vol. 10 No. 2 dan Vol. 11 No. 1, Bogor. Sugandi, Aca, 1992. Penataan Ruang Wilayah Berwawasan Lingkungan Dalam Menunjang Pembangunan Berkelanjutan, Jurnal PWK No.5/Th IV/Sepetember 1992, ITB, Bandung. Sugiono, 1997. Statistika Untuk Penelitian, Penerbit Alfabeta, Bandung. United State Department of Agriculture, 1998. Soil Taxonomy. University of California, 1990. Sustainable Agriculture : Balancing Social, Envorinmentasl anda Economic Concern. Conf. Proceeding, Santa Cruz, June. Uphoff, N. and C. H. Rasahan, 1992. A Strategy for Sustainable Agriculture and Rural Development with Poverty Alleviation in Proceeding Poverty Alleviation with Sustainable Agriculture and Rural Development in Indonesia, CASER and CIFAD, Bogor.
20
Lampiran 1. Peta Lokasi Kegiatan
21
Lampiran 2. Peta Penggunaan Lahan di Kecamatan Cibugel
22
Lampiran 3. Foto-Foto Kegiatan
23
LAMPIRAN 4. DAFTAR RIWAYAT HIDUP KETUA DAN ANGGOTA PELAKSANAAN KEGIATAN PENERAPAN PKM
a. Ketua Pelaksana 1. Nama Lengkap dan Gelar Akademik
: M. Amir Solihin, S.P., M.T.
2. Tempat dan Tanggal Lahir
: Bandung, 4 Juli 1974
3. Alamat/No. Telp Rumah/Handphone
: 70102747/0816604111
3. Jenis Kelamin
: Laki-laki
4. Fakultas/Jurusan
: Pertanian/Ilmu Tanah
5. Pangkat/Golongan/NIP
: Penata Muda/IIIa/132304087
6. Bidang Keahlian
: Pengembangan Wilayah
Tahun Perolehan Gelar Akademik Terakhir : 2002 7. Kedudukan dalam Tim
: Ketua Pelaksana
8. Pengalaman dalam Bidang Pengabdian kepada Masyarakat: No. Judul Kegiatan 1. Dosen Pendamping pada kegiatan Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa (KKNM) - Desa Lemah Ayu Indramayu 2. Pemanfaatan Limbah Pertanian di Desa Sukasari Kec. Tanjungsari Kab. Sumedang 3. Peyuluhan Pemanfaatan Limbah Budidaya Jamur di Karawang
Tahun 2006 2005 2006
Sumber Dana DIK/DIKS/ DIPA PNBP LPM UNPAD DIK/DIKS UNPAD DIPA PNBP LPM UNPAD
Bandung, 31 Oktober 2007 Ketua Pelaksana,
M. Amir Solihin, S.P., M.T.
24
b. Anggota Pelaksana I 1. Nama Lengkap dan Gelar Akademik
: Rija Sudirja, Ir., M.T.
2. Tempat dan Tanggal Lahir
: Sumedang, 19 Agustus 1969
3. Jenis Kelamin
: Laki-laki
4. Fakultas
: Pertanian
5. Pangkat/Golongan/NIP
: Penata/IIId/132207291
6. Bidang Keahlian
: Konservasi tanah dan air
Tahun Perolehan Gelar Akademik Terakhir : 1999 7. Kedudukan dalam Tim
: Anggota Pelaksana
8. Pengalaman dalam Bidang Pengabdian kepada Masyarakat: No. Judul Kegiatan 1. Dosen Pendamping pada kegiatan Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa (KKNM) - Desa Cisurupan dan Desa Karamat Wangi Kab. garut - Desa Mulyasari dan Desa Sirnamulya Kab. Sumedang - Desa Tenjonagara Kec. Cigalontang Kab. Tasikmalaya 2. Pemberdayaan Perkumpulan Petani Pemakai Air 3. Pemanfaatan Limbah Pertanian di Desa Sukasari Kec. Tanjungsari Kab. Sumedang 4. Apresiasi Budidaya Pertanian Berbasis Kesesuaian Lahan di Desa Jayamekar Kecamatan Cibugel Kabupaten Sumedang 5. Fasilitator Pelatihan Pembuatan Kompos di Balai Besar Pengembangan dan Perluasan Kerja DEPNAKERTRANS RI
Tahun
2002
Sumber Dana DIK/DIKS/ DIPA PNBP LPM UNPAD
2003 2005 2004
Dinas PSDA
2005
DIK/DIKS UNPAD DIPA PNBP LPM UNPAD
2006 2007
BPPTK Depnakertrans
Bandung, 31 Oktober 2007 Anggota Pelaksana,
Rija Sudirja
25
c.
Anggota Pelaksana II 1. Nama Lengkap dan Gelar Akademik
: Oviyanti Mulyani, S.P.
2. Tempat dan Tanggal Lahir
: 7 Oktober 1981
3. Jenis Kelamin
: Perempuan
4. Fakultas
: Pertanian
5. Pangkat/Golongan/NIP
: Penata Muda/IIIa/132316921
6. Bidang Keahlian
: Kimia Tanah
Tahun Perolehan Gelar Akademik Terakhir : 2004 7. Kedudukan dalam Tim
: Anggota Pelaksana
8. Pengalaman dalam Bidang Pengabdian kepada Masyarakat: No. Judul Kegiatan Tahun 1. Sosialisasi Kebijakan Pengendalian 2004 Konversi Lahan di Kabupaten Karawang
Sumber Dana Deptan
Bandung, 1 Maret 2007 Anggota Pelaksana,
Oviyanti Mulyani, S.P.