LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
IbM Pengolahan Silase dari Hay (Haylase) sebagai Bank Pakan Hijauan dengan Konsentrat untuk Penggemukan Sapi Potong Di Kecamatan Arosbaya Kabupaten Bangkalan-Madura
Oleh : Ketua : Dr. Mirni Lamid, drh., MP./ NIDN. 0016016204. Anggota : Retno Sri Wahjuni, drh., MS./ NIDN. 0006035602 Tri Nurhajati, drh., MS/ NIDN. 0017065307
Dibiayai oleh DIPA Bantuan Pendanaan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (BPPTNBH) Universitas Airlangga Tahun Anggaran 2016 Sesuai dengan Surat Keputusan Rektor Universitas Airlangga Tentang Pelaksanaan Program Pengabdian Masyarakat Universitas Airlangga Sumber Biaya Bantuan Pendanaan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (BPPTNBH) Tahun 2016 Nomor : 947/UN3/2016, Tanggal 22 April 2016
UNIVERSITAS AIRLANGGA OKTOBER 2016 1
2
RINGKASAN Salah satu upaya untuk mewujudkan swasembada daging sapi pada tahun 2020 pemerintah melakukan sejumlah upaya dan strategi diantaranya pengembangan usaha sapi potong difokuskan di Madura. Pulau Madura dipilih menjadi tempat pengembangan ternak sapi dan kambing serta perkebunan tebu di lahan kering. Kementerian Pertanian menyediakan dana sekitar Rp10 miliar untuk dua Kabupaten di Madura yakni Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Sampang. Pengembangan ternak sapi dan kambing di Madura bertujuan meningkatkan kegiatan perekonomian dalam mendukung Master Plan Percepatan dan Perluasan Ekonomi Indonesia (MP3EI) pada koridor Jawa-Madura. Kecamatan Arosbaya Kabupaten Bangkalan merupakan salah satu kecamatan yang mempunyai jumlah sapi potong cukup banyak yang mempunyai prospek dikembangkan sebagai pemasok kebutuhan daging nasional. Salah satu upaya untuk pengembangan sapi potong dan kambing adalah dengan kontinuitas penyediaan pakan ternak yang berkualitas, baik hijauan, limbah pertanian maupun konsentrat. Permasalahan yang dihadapi peternak adalah dengan peningkatan jumlah populasi sapi potong tentunya membutuhkan ketersediaan hijauan sepanjang tahun terutama dimusim kemarau. Pada musim kemarau yang panjang pakan ternak hanya berasal dari jerami kering tanpa pengolahan yang tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi ternak, disisi lain pada musim penghujan hijauan dan limbah pertanian sangat berlimpah. Kurangnya ketersediaan pakan ternak yang berkualitas akan berpengaruh terhadap usaha pemenuhan kebutuhan nutrisi ternak sehingga berdampak terhadap produktivitas ternak. IbM Kelompok Tani Ternak Adil Makmur Desa Glagga dan Kelompok Tani Karang Tani di Desa Karang Duwak Kecamatan Arosbaya Kabupaten Bangkalan bertujuan pemenuhan swasembada daging melalui pengenalan, penyebarluasan, alih teknologi pakan dengan cara aplikasi pengolahan silase dari hay (haylase) dengan bahan baku berasal dari rumput, limbah pertanian (jerami jagung, jerami padi, daun jagung, tebon jagung) dengan konsentrat berkualitas sebagai feed suplemen dalam upaya optimalisasi penggemukan sapi potong. Kelompok Tani Ternak Adil Makmur mempunyai prospek peternakan sapi potong yang dapat dikembangkan untuk memenuhi swasembada daging yang sedang digalakkan. Permasalahan yang dihadapi Kelompok Tani Karang Tani adalah setiap musim penghujan produksi rumput dan limbah pertanian melimpah yang belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan petani peternak dalam melakukan pengolahan hijauan kering (haylage), yang dapat digunakan sebagai Bank Pakan Hijauan. Metode yang akan dipakai dalam pencapaian tujuan tersebut dengan sosialisasi pengolahan pengolahan hijauan kering (haylage) sebagai bahan baku pakan dan pembuatan konsentrat. Kesimpulan yang diperoleh : 1. Pembuatan pakan haylase dan konsentrat dapat memberi hasil yang positif dalam peningkatan sumber daya petani peternak di Desa Karang Duwak dan Desa Glagga Kecamatan Arosbaya Kabupaten Bangkalan, 2. Pengukuran pertambahan berat badan sapi potong 0,4-0,5 kg/hr, 3. Teknologi tepat guna haylase dapat meningkatkan kualitas Hijauan Makanan Ternak, (HMT) dan limbah pertanian sebagai pakan sapi potong.
Kata kunci : haylage, konsentrat, penggemukan, sapi potong, swasembada daging.
3
PRAKATA
Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan judul : IbM Pengolahan Silase dari Hay (Haylase) sebagai Bank Pakan Hijauan dengan Konsentrat untuk Penggemukan Sapi Potong Di Kecamatan Arosbaya Kabupaten Bangkalan-Madura , sedang berjalan seperti yang diharapkan dan sesuai dengan jadwal yang direncanakan. Kegiatan ini dilaksanakan mulai bulan Maret sampai dengan bulan September 2016 yang diikuti oleh 3 orang staf pengajar dan 4 orang mahasiswa (S1 dan S2) Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dapat terselenggara dengan lancar atas dukungan moril maupun materiil dari berbagai fihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Kementerian Riset , Teknologi dan pendidikan Tinggi 2. Rektor Universitas Airlangga 3. Ketua Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat Universitas Airlangga 4. Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga 5. Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bangkalan 6. Pengurus dan anggota Kelompok Tani Desa di Kecamatan Arosbaya Serta semua fihak yang telah ikut membantu terlaksananya kegiatan ini. Semoga laporan kegiatan ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang terkait, serta dapat digunakan sebagai landasan pelaksanaan program berikutnya. IbM Pengolahan Silase dari Hay (Haylase) sebagai Bank Pakan Hijauan dengan Konsentrat untuk Penggemukan Sapi Potong Di Kecamatan Arosbaya Kabupaten Bangkalan-Madura.
Surabaya, 16 Oktober 2016 Tim Pelaksana
4
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Pengesahan
2
Ringkasan
3
Prakata
4
Daftar Isi
5
BAB I
Pendahuluan
8
BAB 2
Target dan Luaran
13
BAB 3
Metode Pelaksanaan
14
BAB 4
Kelayakan Perguruan Tinggi
17
BAB 5
Hasil Dan Pembahasan
19
BAB 6
Kesimpulan
27
Daftar Pustaka
28
Lampiran 1. Teknologi Pembuatan Haylage Hijauan
29
Dokumentasi Kegiatan
30
5
DAFTAR TABEL
TABEL
1
HALAMAN
Hasil Analisis Proksimat Pakan Pengolahan Haylage
25
Hijauan dan Konsentrat 2
Hasil Quisioner Peternak
26
6
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
HALAMAN
1
Teknologi Pengolahan Haylage Hijauan
29
2
Dokumentasi Kegiatan
30
7
JUDUL IbM Pengolahan Silase dari Hay (Haylase) sebagai Bank Pakan Hijauan dengan Konsentrat Solusi Penggemukan Sapi Potong Di Kecamatan Arosbaya Kabupaten Bangkalan-Madura
BAB 1 PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Kebutuhan daging sapi sebagai salah satu sumber protein hewani semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya gizi yang seimbang. Program Swasembada Daging Sapi Tahun 2020 (PSDS-2020) merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan ketahanan pangan hewani asal ternak berbasis sumberdaya domestik khususnya ternak sapi potong. Pencapaian swasembada daging sapi sudah lama didambakan oleh masyarakat agar ketergantungan terhadap impor baik sapi bakalan maupun daging makin menurun dengan mengembangkan potensi dalam negeri.
Oleh karena itu, untuk menuju
swasembada daging sapi pada tahun 2020, pemerintah melakukan sejumlah upaya dan strategi diantaranya pengembangan usaha sapi potong difokuskan di Madura yang mempunyai potensi dan peluang untuk pengembangan sapi Madura (Nurgiatiningsih, 2011), hal ini sesuai dengan kebijakan Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Soekarwo, untuk menjadikan Pulau Madura sebagai ”Pulau Ternak”. Pulau Madura dikenal sebagai daerah produksi ternak potong khususnya Kabupaten Bangkalan.
Populasi ternak sapi Bangkalan tiap tahun mengalami peningkatan. Hal ini
disebabkan salah satunya adalah keberhasilan program inseminasi buatan atau perkawinan silang antara Sapi Madura dengan Sapi Limousin untuk memperbaiki mutu genetik dan produktivitas sapi lokal dengan menghasilkan sapi Madrasin (Madura-Limosin). Data populasi ternak sapi potong pada tahun 2011 menunjukkan populasi sapi potong sebesar 127 619 ekor, dan tahun 2012 sebesar 205.157 ekor (Dinas Pertanian dan Peternakan Bangkalan, 2012), yang menunjukkan adanya. kenaikan populasi sebesar 37,79 %. Kecamatan Arosbaya Kabupaten Bangkalan merupakan salah satu kecamatan yang mempunyai jumlah sapi potong cukup banyak yaitu 23.087 ekor (Dinas Pertanian dan Peternakan Bangkalan, 2012), dengan pola pemeliharaan semi intensif dan intensif. Kecamatan Arosbaya mempunyai Kelompok Tani Ternak Adil Makmur Desa Glagga dan Kelompok Tani Karang Tani di Desa Karang Duwak. Jumlah anggota Kelompok Tani Ternak Adil Makmur sebanyak 90 8
orang dan Kelompok Tani Karang Tani sebanyak 70 orang dengan populasi ternak total di kedua kelompok ternak tersebut yaitu kambing 980 ekor, sapi potong 845 ekor, domba 435 ekor, yang mempunyai prospek dikembangkan sebagai pemasok kebutuhan daging nasional. Kendala pengembangan peternakan di wilayah tersebut dapat digambarkan bahwa kondisi musim sangat berpengaruh terhadap pola pemberian pakan ternak. Pada musim kemarau yang panjang pakan ternak hanya berasal dari jerami kering tanpa pengolahan yang tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi ternak, disisi lain pada musim penghujan hijauan dan limbah pertanian sangat berlimpah. Kurangnya ketersediaan pakan ternak yang berkualitas akan berpengaruh terhadap usaha pemenuhan kebutuhan nutrisi ternak, hal tersebut akan berdampak terhadap produktivitas ternak. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk peningkatan produktivitas dan jumlah ternak adalah dengan memperhatikan kontinyuitas ketersediaan pakan hijauan ternak yang berkualitas baik. Dilihat dari tersedianya lahan rumput dan produksi limbah pertanian (jerami padi, jerami jagung, daun jagung, pucuk tebu) yang ada di dua lokasi tersebut kualitasnya sudah cukup baik dan pada musim penghujan serta musim panen produksi rumput dan limbah pertanian melimpah. Pakan merupakan biaya produksi yang terbesar dalam usaha peternakan yaitu sekitar 60 – 80% dari biaya produksi (Hardianto dkk., 2002), sehingga penyusunan ransum tidak hanya harus mencukupi kebutuhan nutrisi tetapi juga harus secara ekonomis menguntungkan. Kabupaten Bangkalan merupakan salah satu daerah yang terletak di Pulau Madura yang merupakan wilayah administrasi di Provinsi Jawa Timur mempunyai luas wilayah 1.260,14 Km2. Secara geografis posisinya berada di antara 112º–113º BT dan 6º–7º LS yang dibatasi oleh Laut Jawa disebelah utara, Kabupaten Sampang disebelah timur dan Selat Madura disebelah selatan dan barat. Kabupaten Bangkalan juga memiliki lahan pertanian tanaman pangan seluas kurang lebih 98.683,38 Ha atau sekitar 79,03 % dari luas Kabupaten Bangkalan seluruhnya. Lahan tersebut terdiri atas sawah teknis seluas 1.956,49 Ha dan tegal seluas 71.751,98 Ha. Kabupaten Bangkalan mempunyai hutan seluas 12.341,63 Ha atau 9 % dari luas Kabupaten Bangkalan, dimana Kecamatan Arosbaya mempunyai hutan seluas 45 ha. Lokasi ini ditanami padi serta palawija seperti jagung, kedelai, kacang tanah. kacang hijau, ubi jalar dan ubi kayu, dengan produksi padi sebesar 4975.38 ton dan palawija sebesar 1279.98 ton pada tahun 2012 (Dinas Pertanian dan Peternakan Bangkalan, 2012). Dilihat dari tersedianya lahan rumput dan produksi limbah pertanian (jerami padi, jerami jagung, daun jagung, pucuk tebu yang ada di lokasi Kecamatan Arosbaya kualitasnya sudah cukup baik dan melimpah pada musim penghujan. 9
Hijauan dan limbah pertanian yang melimpah ini mempunyai prospek untuk dikembangkan sebagai Bank Pakan Hijauan (BPH) yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi ternak ruminansia (sapi potong, kambing dan domba) akan protein yang dapat diberikan sepanjang tahun terutama pada musim kemarau. Pulau Madura dipilih menjadi tempat pengembangan ternak sapi dan kambing serta perkebunan tebu di lahan kering. Kementerian Pertanian menyediakan dana sekitar Rp10 miliar untuk dua Kabupaten di Madura yakni Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Sampang. Pengembangan ternak sapi dan kambing di Madura bertujuan meningkatkan kegiatan perekonomian dalam mendukung Master Plan Percepatan dan Perluasan Ekonomi Indonesia (MP3EI) pada koridor Jawa-Madura. Melalui program swasembada daging sapi, penyediaan daging sapi dari dalam negeri diproyeksikan meningkat dari 67 persen pada tahun 2010 menjadi 90 persen pada tahun 2014. Salah satu upaya untuk pengembangan sapi potong dan kambing adalah dengan kontinuitas penyediaan pakan ternak yang berkualitas, baik hijauan, limbah pertanian maupun konsentrat. Permasalahan yang dihadapi peternak adalah dengan peningkatan jumlah populasi sapi potong tentunya membutuhkan ketersediaan hijauan sepanjang tahun terutama dimusim kemarau. Kebutuhan nutrisi tidak hanya dipenuhi dari hijauan tetapi harus dilengkapi dengan pakan tambahan (konsentrat) yang berkualitas, yang mengandung protein dan energi yang tinggi. Konsentrat (dedak padi, tepung jagung, bungkil kopra, bungkil kedelai dll) adalah campuran bahan pakan yang mengandung nilai gizi tinggi. Fungsi konsentrat adalah untuk melengkapi kekurangan gizi dari pakan hijauan. Konsentrat dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu konsentrat sumber protein ( protein kasar ≥ 20%) dan konsentrat sumber energi (protein kasar ≤ 20% dan serat kasar ≤18%) (Tillman et al.,1999). Untuk meningkatkan penyediaan pakan ternak secara kontinyu maka di introduksikan dilakukan pengawetan hijauan kering (haylage) melalui pembuatan silase yang merupakan metode untuk penyimpanan pakan ternak dengan kadar air yang rendah yaitu antara 55% sampai 65%. Beberapa bahan yang dapat dipakai sebagai bahan dasar silase adalah bahan dari rumput kering, jerami padi, batang jagung, daun jagung dan sebagainya. Hasil penelitian Lamid dan Lokapirnasari (2005) melaporkan silase rumput raja dengan penambahan isolate bakteri Lactobacillus sp. dapat meningkatkan protein kasar dan menurunkan serat kasar dengan waktu fermentasi anaerobic selama 3 minggu. Yahya (2006) juga melaporkan silase campuran rumput gajah dan jerami padi dengan penambahan bakteri Lactobacillus sp. dan jamur Saccharomyces 10
cervisiaev dapat meningkatkan nilai nutrisi dan memberikan kondisi ammonia nitrogen serta derajat keasaman cairan rumen yang normal pada ternak sapi potong. Hay merupakan hijauan
yang diawetkan dalam bentuk kering, bertujuan untuk
menurunkan kandungan air sehingga menyebabkan jamur, bakteri dan enzim, aktivitasnya menjadi berkurang.
Selanjutnya menurut Rstephenson (2003), pembuatan hay bertujuan
meminimalkan kehilangan bahan kering untuk menyediakan pakan ternak dengan kandungan nutrien yang baik. Teknologi pengolahan haylase merupakan produk olahan hay yang mengalami proses fermentasi anaerob yang disimpan dalam silo dan proses pembuatan silase tersebut disebut dengan ensilase bertujuan untuk mengawetkan bahan pakan dan memperkecil kehilangan kandungan nutrien pakan (Mc Donald, 1981). Cara pengawetan ini menghasilkan bahan pakan yang mempunyai nilai nutrisi tinggi yang kandungan nutrien dan kecernaannya hampir sama dengan bahan bakunya. Kandungan bahan kering untuk pembuatan haylase antara 50-55%. Proses ensilase memerlukan waktu dua sampai tiga minggu. Keuntungan pengolahan haylase adalah memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas pakan (Rstephenson, 2003) yang dapat digunakan sebagai Bank Pakan Hijauan. Disisi lain teknologi haylage meningkatkan pendapatan petemak sapi potong karena menurunnya biaya pakan, dan meningkatkan pendapatan petani karena limbah pertanian (jerami padi, jerami jagung dan daun jagung) yang dibeli oleh peternak. Aplikasi inovasi haylage hijauan dan konsentrat berbasis sumberdaya lokal masih sangat terbatas (belum banyak dilakukan oleh petani peternak). Oleh karena itu diperlukan alih teknologi tepat guna kepada para peternak sapi potong di Kecamatan Arosbaya sebagai mitra dalam pelaksaanaan Iptek bagi Masyarakat untuk dapat membuat pengolahan haylase sebagai Bank Pakan Hijauan, yang dapat meningkatkan produktivitas sapi potong sepanjang tahun sebagai usaha komersial menuju swasembada daging di Kabupaten Bangkalan–Madura serta dapat menekan biaya pakan. Melalui aplikasi inovasi haylage dan konsentrat berbasis pemanfaatan limbah pertanian dapat diubah menjadi produk (daging) bernilai dan berdaya jual tinggi. B. Permasalahan Mitra Pengembangan sapi potong di Kecamatan Arosbaya Kabupaten Bangkalan dihadapkan pada kendala : 1. Peningkatan jumlah populasi sapi potong membutuhkan ketersediaan hijauan berkualitas sepanjang tahun terutama dimusim kemarau
11
2. Kurangnya pengetahuan peternak dalam melakukan pengolahan haylage hijauan ketika produksi rumput, limbah pertanian dan hasil samping pertanian melimpah untuk Bank Pakan Hijauan 3. Permasalahan prioritas mitra Kelompok Ternak Sapi Potong Tani Ternak Adil Makmur dan Kelompok Tani Karang Tani Kecamatan Arosbaya baik produksi maupun manajemen adalah keterbatasan dalam penyediaan pakan ternak berkualitas baik pakan basal maupun konsentrat, baik secara kuantitatif dan kualitatif maupun kesinambungannya sepanjang tahun.
Pada
musim kemarau peternak memberikan pakan yang belum berkualitas sesuai dengan kebutuhan nutrisi ternak. Peternak hanya mengandalkan sumber pakan jerami padi tanpa pengolahan di musim kemarau tanpa penambahan konsentrat sebagai pakan pelengkap. Hal ini disebabkan peternak belum memiliki pengetahuan/kemampuan untuk memanfaatkan sumber bahan pakan rumput dan limbah pertanian yang diawetkan dengan teknologi pengolahan haylage hijauan dan konsentrat menjadi suatu produk pakan yang berkualitas untuk sapi potong. Peternak sapi potong masih melakukan managemen pemeliharaan sapi potong secara individu dan sederhana. 3. Permasalahan mitra Kelompok Karang Tani adalah limbah pertanian pasca panen yang belum diolah secara maksimal menjadi produk hijauan yang mempunyai nilai gizi tinggi dan berkualitas serta mempunyai nilai jual tinggi. Petani peternak kurang pengetahuannya bagaimana membuat teknologi tepat guna pengolahan haylage hijauan dan konsentrat berkualitas sebagai feed suplemen. 4. Pemerintah Kabupaten Bangkalan telah berhasil menggalakkan program inseminasi buatan antara sapi Madura dan sapi Limousine (MADRASIN) sehingga populasi sapi potong meningkat, sehingga dibutuhkan kontinyuitas pakan yang berkualitas. Dengan telah dibangunnya jembatan Nasional Suramadu diharapkan ditahun mendatang Kabupaten Bangkalan dapat menjadi sentra ternak sapi potong untuk meningkatkan perekonomian terutama sub sektor peternakan untuk wilayah Jawa Timur. Dengan keunggulan komporatif yang dimilikinya, Sapi Madura dipandang memiliki potensi dan kontribusi yang cukup besar dalam mendukung keberhasilan PSDSK. Untuk itu upaya peningkatan produksi dan produktifitas sapi Madura difokuskan melalui kegiatan Pengembangan Pulau Madura sebagai Pulau Sapi (P2MPS) dengan melibatkan seluruh stake holder terkait. Upaya pengembangan peternakan diarahkan pada peningkatan kualitas pemberdayaan masyarakat peternak sehingga berperan aktif pada pola usaha peternakan yang efisien dan berorientasi bisnis. 12
Namun disisi lain sistem manajemen pemberian pakan khususnya kualitas dan pola pemberian pakan merupakan masalah utama dalam pengembangan usaha pemeliharaan sapi potong secara semi intensif dan intensif di Desa Glagga Kecamatan Arosbaya. Selama ini peternak yang ada di Desa Glangga dan Desa Karang Duwak Kecamatan Arosbaya pada musim kemarau hanya mengandalkan ketersediaan jerami padi kering tanpa pengolahan dan tanpa pemberian konsentrat. Disisi lain pada musim penghujan produksi rumput dan limbah hasil pertanian (jerami padi, jerami jagung, daun jagung dll) di daerah ini cukup banyak tersedia. Hal ini memberikan peluang bagi pengolahan haylage hijauan sebagai Bank Pakan Hijauan yang sangat diperlukan untuk kontinyuitas ketersediaan pakan hijauan sepanjang tahun terutam di musim kemarau, sehingga dapat menjamin ternak terpenuhi kebutuhan nutrisinya. Melihat kondisi ini perlu sentuhan teknologi pengolahan haylage hijauan dan pembuatan konsentrat berkualitas dengan bahan baku lokal sebagai feed suplemen untuk menghasilkan pakan ternak berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi ternak sapi potong, sehingga meningkatkan produktivitas ternak sapi potong lokal dan Madrasin yang meliputi penggemukan dan peningkatan populasi ternak. Dengan demikian upaya ini diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup peternak dan dapat mengembangkan potensi masyarakat pedesaan yang masih tertinggal taraf hidupnya, yang pada akhirnya dapat mengembangkan pembangunan di wilayah tersebut.
BAB 2. TARGET DAN LUARAN Hasil yang diharapkan dengan adanya Iptek bagi Masyrakat sebagai berikut : 1.
Produk haylage
sebagai Bank Pakan Hijauan dan konsentrat berkualitas yang siap
dipasarkan secara komersial untuk pakan ternak ruminansia (sapi potong, domba, kambing) di wilayah Pulau Madura (Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep). 2. Peningkatan berat badan sapi potong dengan mengaplikasikan teknologi tepat guna. 4. Peningkatan populasi ternak sapi potong melalui pola pemberian pakan yang sesuai kebutuhan nutrisi sapi potong, penanganan kasus-kasus reproduksi dan kesehatan ternak. 4. Peningkatan pendapatan peternak pada kelompok tani. 5. Publikasi Jurnal Ilmiah Nasional. 6. Pembuatan buku petunjuk praktis pengolahan pakan dan kesehatan hewan.
13
BAB 3. METODE PELAKSANAAN Solusi yang ditawarkan kepada mitra Kelompok Tani Ternak Adil Makmur Desa Glagga dan Kelompok Tani Karang Tani di Desa Karang Duwak Kecamatan Arosbaya Kabupaten Bangkalan dalam pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat bersama Tim Universitas Airlangga untuk mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan penyediaan pakan ternak secara kontinyu dan peningkatan pemanfaatan rumput serta limbah pertanian (jerami padi, jerami jagung, daun jagung) yang melimpah di Kelompok Tani Ternak Adil Makmur Desa Glagga dan Kelompok Tani Karang Tani di Desa Karang Duwak dalam penyediaaan kebutuhan nutrisi, untuk meningkatkan produktivitas ternak sapi potong sebagai upaya meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para peternak di wilayah tersebut. Atas dasar asumsi diatas maka solusi pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat di Kelompok Tani Ternak Adil Makmur Desa Glagga dan Kelompok Tani Karang Tani di Desa Karang Duwak Kecamatan Arosbaya Kabupaten Bangkalan ditawarkan sebagai berikut : 1. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan peternak melalui alih teknologi tepat guna pengolahan haylage hijauan menggunakan bahan sumber karbohidrat (bekatul/tetes/tp. jagung) dan probiotik, pembuatan konsentrat berkualitas untuk penggemukan sapi potong. 2. Dengan penggunaan haylage hijauan dan konsentrat berkualitas ini dapat mengurangi biaya produksi, meningkatkan pertambahan berat badan sapi potong serta meningkatan pendapatan peternak, serta penyediaan Bank pakan hijauan sepanjang tahun. 3. Untuk meningkatkan keterampilan peternak dilaksanakan pelatihan dan penyuluhan yang menyangkut pemeliharaan sapi potong sebelum dan sesudah panen (siap jual), penyusunan formula ransum sapi potong, tata laksana perkandangan dan penanganan penyakit. 4. Kabupaten Bangkalan sebagai pilot project sentra penggemukan sapi potong 5. Dapat menunjang perekonomian sektor peternakan untuk pengentasan kemiskinan sebagai contoh Kabupaten lain. Pemberdayaan peternak yang diarahkan pada kegiatan peningkatan daya saing dan partisipasi masyarakat, melalui peningkatan kapasitas dan kelembagaan SDM peternak dan kelompok ternak dengan berbagai sosialisasi penyuluhan dan pelatihan inovasi pengolahan haylage dan konsentrat berkualitas sebagai pakan ternak sapi potong. Kegiatan dilakukan dalam waktu 8 bulan untuk realisasi program IbM.
14
Prosedur kerja untuk mendukung realisasi metode sebagi berikut : A. SURVEI Survei dilakukan saat akan melaksanakan kegiatan. Survei tempat dilakukan di Kelompok Tani Ternak Adil Makmur Desa Glagga dan Kelompok Tani Karang Tani di Desa Karang Duwak Kecamatan Arosbaya Kabupaten Bangkalan-Madura. Dilanjutkan dengan ijin pada Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bangkalan.
B. TAHAP PEMBINAAN Pada tahap pembinaan ini dilaksanakan dengan mengundang Kelompok Tani Ternak Adil Makmur Desa Glagga dan Kelompok Tani Karang Tani di Desa Karang Duwak Kecamatan Arosbaya Kabupaten Bangkalan-Madura termasuk penyuluh lapangan (PPL), tim kesehatan (paramedis), Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bangkalan dengan menggunakan metode tutorial dan visualisasi menggunakan LCD. Adapun materi yang diberikan meliputi : 1. Penyuluhan cara pengolahan haylage hijauan dan konsentrat berkualitas dengan teknologi tepat
guna sebagai solusi untuk pakan basal dan pakan pelengkap sapi potong dan
kambing. Adapun materi pembinaan yang akan disampaikan meliputi : Berbagai jenis bahan pakan hijauan, limbah pertanian (jerami padi, jerami jagung, daun jagung dll), bahan pakan konsentrat, pemix mineral, komposisi gizi hijauan, limbah pertanian dan bahan konsentrat yang digunakan, cara pembuatan formula konsentrat dengan penambahan premix mineral dan teknik penyusunan ransum sapi potong dan kambing. 2. Penyuluhan reproduksi dan produksi, cara pencatatan data (recording) dan diskusi penanganan kesehatan sapi potong dan kambing. Tim Medis Pengabdian Kepada Masyarakat akan melakukan transfer teknologi tepat guna dalam mengatasi permasalahan tersebut antara lain dalam mendeteksi birahi, menangani gangguan reproduksi dan kasuskasus penyakit yang sering terjadi di kelompok ternak tersebut. 3. Penyuluhan tentang sistem manajemen perkandangan sederhana yang memenuhi persyaratan kesehatan ternak
C. TAHAP PELATIHAN Dalam upaya meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan peternak tentang inovasi tepat guna pengolahan haylage hijauan dan konsentrat berkualitas, penanganan reproduksi dan
15
kesehatan ternak serta sistem manajemen perkandangan yang baik, maka akan dilakukan demo dan pelatihan yang meliputi : 1. Cara pengolahan haylage hijauan dan konsentrat berkualitas agar nantinya peternak dapat menerapkan teknologi ini secara baik dan benar. 2. Penyusunan kartu recording, dilanjutkan dengan peninjauan ke lapangan untuk penanganan reproduksi dan kesehatan ternak. 3. Pengujian kualitas hasil pengolahan haylage hijauan dan konsentrat berkualitas yang dibuat peternak yang akan diuji menggunakan analisis proksimat meliputi : kadar air, bahan kering, protein kasar, serat kasar, abu , bahan organik dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN), DE dan Total Digestible Nutrient (TDN).
D. TAHAP APLIKASI Pakan haylage hijauan dan konsentrat berkualitas hasil pembuatan saat pelatihan bersamasama tim Pengabdian Kepada Masyarakat Unair, selanjutnya diaplikasikan untuk pemeliharaan sapi potong lokal, MADRASIN dan kambing. Diharapkan
pemberian haylage hijauan dan
konsentrat berkualitas dapat meningkatan pertambahan bobot badan sapi potong di Kelompok Tani Ternak Adil Makmur Desa Glagga dan Kelompok Tani Karang Tani di Desa Karang Duwak Kecamatan Arosbaya Kabupaten Bangkalan-Madura. Dengan disertai penanganan reproduksi dan kesehatan ternak diharapkan dapat menurunkan ongkos produksi sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani peternak.
E. TAHAP EVALUASI a. Para anggota dan pengurus Kelompok Tani Ternak Adil Makmur Desa Glagga dan Kelompok Tani Karang Tani di Desa Karang Duwak Kecamatan Arosbaya Kabupaten Bangkalan-Madura yang mengikuti pre test dan post test. b. Mencatat pertambahan bobot badan sapi potong lokal dan MADRASIN dari beberapa parameter yang diamati antara lain meliputi : Konsumsi pakan, Nilai konversi pakan ( Feed Convertion Rate = FCR), uji analisis proksimat (kadar air, bahan kering, protein kasar, serat kasar, abu , bahan organik, BETN, DE, TDN).
16
KHALAYAK SASARAN ANTARA YANG STRATEGIS Sebagai khalayak sasaran adalah para peternak sapi potong Desa Glagga dan Desa Karang Duwak Kecamatan Arosbaya Kabupaten Bangkalan. Pelaksanaan kegiatan pengabdian ini nantinya lebih banyak melibatkan kerjasama dengan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bangkalan Propinsi Jawa Timur.
BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI Kinerja lembaga pengabdian kepada masyarakat dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat satu tahun terakhir berupa pemberdayaan masyarakat secara inovatif, integratif, dan komprehensif. Peningkatan kerjasama dan jejaring (networking) dalam bidang pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan di tingkat nasional dan internasional, diarahkan untuk pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat. Mengembangkan budaya ilmiah pengabdian kepada masyarakat yang berorientasi pada pencapaian produk unggulan, baik bioexcellentproduct maupun model excellent, sehingga membawa manfaat nyata, baik untuk kepentingan institusi maupun masyarakat dengan keluaran berupa teknologi, produk unggulan, publikasi ilmiah maupun market yang berlandaskan pada hasil riset. Tim pelaksana Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Program IbM ini terdiri dari 3 orang staf dosen dengan bidang keahlian yang berbeda yang dapat menunjang pelaksanaan kegiatan program ini. Tim pelaksana kegiatan program IbM ini disamping mempunyai pengalaman dalam berbagai riset yang hasilnya diaplikasikan untuk kegiatan IbM, juga mempunyai skill/ketrampilan serta pengalaman kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat khususnya yang berkaitan dengan aplikasi teknologi tepat guna.
1. Ketua Tim Pelaksana a. Nama
: Prof. Dr. Mirni Lamid, drh., MP
b. Pangkat/Golongan/NIP
: Pembina/IVB/196201161992032001
c. NIDN
: 0016016204
d. Jabatan Fungsionaal
: Lektor Kepala
e. Bidang Keahlian
: Nutrisi dan Produksi Ternak
f. Fakultas/Program Studi/Pusat
: Kedokteran Hewan UNAIR
g. Waktu untuk Kegiatan ini
: 10 jam/minggu
17
2. Anggota Pelaksana I a. Nama
: Tri Nurhajati, drh., MS
b. Pangkat/Golongan/NIP
: Pembina/IVA/195306171979012001
c. NID
: 0017065307
d. Jabatan Fungsionaal
: Lektor Kepala
e. Bidang Keahlian
: Nutrisi dan Produksi Ternak
f. Fakultas/Program Studi/Pusat
: Kedokteran Hewan UNAIR
g. Waktu untuk Kegiatan ini
: 8 jam/minggu
3. Anggota Tim Pelaksana II
4.
a. Nama
: Retno Sri Wahjuni, drh., MS
b. Pangkat/Golongan/NIP
: Pembina/IVA/ 195606031985032001
c. NID
: 00-0410-5401
d. Jabatan Fungsionaal
: Lektor Kepala
e. Bidang Keahlian
: Kesehatan Ternak
f. Fakultas/Program Studi/Pusat
: Kedokeran Hewaan UNAIR
g. Waktu untuk Kegiatan ini
: 6 jam /minggu
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan yang terlibat dalam kegiatan ini : 3 orang
18
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dilihat dari tersedianya lahan Hijauan Makanan Ternak (HMT) , limbah pertanian (jerami padi, jerami jagung, daun jagung, pucuk tebu) dan bahan baku pakan konsentrat yang ada di dua lokasi tersebut kualitasnya sudah cukup baik dan pada musim penghujan serta musim panen produksi rumput dan limbah pertanian melimpah. 1. Pelaksanaan program Pengabdian Kepada Masyarakat oleh Tim Pengmas Unair melakukan koordinasi yaitu persiapan untuk survey lokasi di Kabupaten Bangkalan. Sebagai khalayak sasaran adalah Kelompok Tani Ternak Adil Makmur Desa Glagga Kecamatan Arosbaya dan Kelompok Tani Karang Tani Desa Karang Duwak Kecamatan Arosbaya Kabupaten Bangkalan
untuk menentukan prioritas pemecahan masalah di daerah tersebut. 2. Tahap selanjutnya dilakukan koordinasi antara pengurus kelompok tani ternak di Kecamatan tersebut dengan pihak terkait yaitu dengan Dinas Pertanian dan Peternakan setempat maupun dengan Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Airlangga untuk menentukan jadwal kegiatan. 3. Penentuan jadwal kegiatan dengan kelompok ternak di wilayah tersebut. 4. Identifikasi bahan baku pakan meliputi Hijauan Makanan Ternak (HMT) , limbah pertanian (jerami padi, jerami jagung, daun jagung, pucuk tebu) masing-masing sebagai bahan baku lokal untuk pembuatan konsentrat (sumber energi, protein) dan pakan basal sapi potong. 5. Analisis kandungan nutrisi Hijauan Makanan Ternak (HMT) , limbah pertanian (jerami padi, jerami jagung, daun jagung, pucuk tebu dan bahan baku pakan konsentrat (Dedak padi, tp jagung, tp ikan, bungkil kedelai, jerami kangkung). 6. Pemberian kuisioner untuk mengetahui kemampuan peternak tentang limbah pertanian dan konsentrat (sumber energi, protein). 7. Penyuluhan dan demo. Adapun materi-materi yang diberikan kepada para peternak yang meliputi : -
Berbagai jenis bahan pakan bahan baku pakan meliputi Hijauan Makanan Ternak (HMT)
, limbah pertanian (jerami padi, jerami jagung, daun jagung, pucuk tebu), bahan penyusun konsentrat (Dedak padi, tp jagung, tp ikan, bungkil kedelai, jerami kangkung), komposisi gizi hijauan, limbah pertanian dan bahan penyusun konsentrat yang digunakan, cara pembuatan formula konsentrat praktis dan teknik penyusunan ransum sapi potong dan kambing.
19
-
Penyuluhan reproduksi dan produksi, cara pencatatan data (recording) dan diskusi
penanganan kesehatan sapi potong dan kambing. Teknik Pengabdian Kepada Masyarakat akan melakukan transfer teknologi tepat guna dalam mengatasi permasalahan tersebut antara lain : mendeteksi birahi, penanganan gangguan reproduksi dan kasus-kasus penyakit yang sering terjadi di kelompok ternak tersebut. JADWAL KEGIATAN No Kegiatan 1.
- Rapat koordinasi dengan tim pengmas IbM - Observasi lapangan di Bangkalan - Perijinan - Koordinasi dengan
April X
Mei
Juni
Bulan Juli Agustus September Oktober
Kelompok Tani Ternak Adil Makmur Desa Glagga
Kecamatan Arosbaya dan Kelompok Tani Karang Tani Desa Karang Duwak
2.
3.
Kecamatan Arosbaya Kabupaten Bangkalan - Identifikasi tanaman Hijauan Makanan Ternak (HMT) , limbah pertanian (jerami padi, jerami jagung, daun jagung, pucuk tebu), bahan penyusun konsentrat (Dedak padi, tp jagung, tp ikan, bungkil kedelai, jerami kangkung), - Analisis proksimat bahan baku lokal : hijauan, limbah pertanian dan bahan baku konsentrat - Penyuluhan dan pelatihan pembuatan haylase dan konsentrat - Pengamatan hasil pembuatan haylase dan konsentrat dari hasil yang dibuat
X
X
X
X
20
- oleh para peternak - Analsis pakan pembuatan haylase, jerami padi fermentasi dan konsentrat 4. - Pemberian pakan haylase/jerami padi fermentasi dan konsentrat pada sapi potong 5. - Pengukuran pertambahan berat badan ternak 6. - Laporan Kemajuan
X
X
X
X X
PAKAN SAPI POTONG Pada usaha peternakan rakyat, pakan yang diberikan pada umumnya sesuai dengan kemampuan peternak, bukan sesuai dengan kebutuhan ternaknya. Pasokan pakan berkualitas rendah merupakan hal yang biasa. Namun jika terjadi terus menerus dalam waktu yang cukup lama, maka cara ini akan berpengaruh negative terhadap produktivitas ternak. Pemberian pakan dimaksudkan agar ternak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sekaligus untuk pertumbuhan dan reproduksi. Pemberian pakan yang baik juga perlu dilakukan untuk memenuhi :
Kebutuhan hidup pokok, yaitu pakan yang mutlak dibutuhkan dalam jumlah
minimal. Pada hakikatnya kebutuhan hidup pokok adalah kebutuhan minimal nutrien untuk menjaga keseimbangan dan mempertahankan kondisi tubuh ternak.
Kebutuhan tersebut
digunakan untuk bernafas, bergerak, dan pencernaan makanan.
Kebutuhan untuk pertumbuhan, yaitu kebutuhan pakan yang diperlukan ternak
untuk proses pembentukan jaringan tubuh dan menambah berat badan.
Kebutuhan untuk reproduksi, yaitu kebutuhan pakan yang diperlukan ternak untuk
proses reproduksi, misalnya kebuntingan. Dalam memilih bahan pakan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain : 1. Mengandung zat gizi / nutrisi yang dibutuhkan ternak. 2. Mudah diperoleh dan sedapat mungkin terdapat didaerah sekitar sehingga tidak menimbulkan masalah ongkos transportasi dan kesulitan mencarinya. 3. Terjamin ketersediaannya sepanjang waktu dan dalam jumlah yang cukup. 4. Disukai oleh ternak. 5. Harga bahan pakan terjangkau. 21
6. Bahan pakan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia. 7. Tidak mengandung racun dan tidak dipalsukan. Hijauan merupakan pakan pokok untuk ternak ruminansia. Umumnya hijauan berasal dari tanaman rumput-rumputan dan kacang-kacangan. Kekurangan hijauan makanan ternak setiap tahun terutama pada musim kemarau merupakan masalah yang harus dipecahkan. Peningkatan produksi hijauan makanan terutama pada musim penghujan, merupakan peluang bagi peternak untuk membuat haylase sebagai bank pakan hijuan untuk mengatasi kelangkaan pakan di musim kemarau. Untuk memenuhi nutrisi sapi potong sepanjang musim maka pemanfaatan HMT sebagai bahan pembuatan haylage dan limbah pertanian (jerami padi) untuk pakan ternak tidak dapat diabaikan.
Haylage Haylage merupakan proses lanjutan dari hay untuk dijadikan silase (Silase yang dibuat dari hay dengan kadar air kurang dari 60 %). Pada dasarnya prinsip pembuatan haylage sama dengan pembutan silase, yaitu melalui proses ensilase (fermentasi) pada kondisi anaerob yang disimpan dalam silo, hanya saja haylage dibuat dari hijauan kering (hay) sedangkan silase terbuat dari hijauan segar. Pembuatan haylage bertujuan untuk mengawetkan bahan pakan dan memperkecil kehilangan kandungan nutrien dalam pakan. Selain itu pembuatan haylage juga bertujuan untuk meningkatkan palatabilitas karena hay mempunyai palatabilitas yang rendah serta untuk memanfaatkan limbah hasil pertanian yang kondisinya sudah mengering agar disukai oleh ternak. Kualitas haylage yang dihasilkan dipengaruhi oleh bahan baku haylage, jenis silo, bahan pengawet, dan faktor lain yang meliputi pelayuan, perlakuan mekanis, perlakuan pasca panen hijauan, stuktur tanaman dan kandungan protein. Haylage yang baik mempunyai karakteristik antara lain berbau asam, tidak berjamur, tidak berlendir, mempunyai warna yang seragam (hijau kecoklatan) dan teksturnya jelas. Bahan untuk membuat silase setidaknya digunakan tiga jenis bahan pakan, diantaranya hijauan, konsentrat dan bahan aditif. Hijauan merupakan sumber serat utama dalam pembuatan silase. Hijauan yang digunakan dalam pembuatan silase merupakan hijauan atau bagian bagian lain dari tumbuhan yang disukai ternak ruminansia, seperti rumput, legume, biji bijian, tongkol jagung, pucuk tebu, batang nanas, tongkol gandum, jerami padi dan lain-lain. Syarat hijauan (tanaman) yang dibuat silase yaitu segala jenis hijauan serta bijian yang di sukai oleh ternak, 22
terutama yang mengandung banyak karbohidratnya. Kadar air bahan yang optimal untuk dibuat silase adalah 65-75%. Kadar air tinggi menyebabkan pembusukan dan kadar air terlalu rendah sering menyebabkan terbentuknya jamur. Kadar air yang rendah juga dapat meningkatkan suhu dalam silo sehingga meningkatkan resiko kebakaran. Konsentrat digunakan untuk memperbaiki kandungan nutrisi serta sebagai stimulan dan subtrat penopang roses fermentasi. Konsentrat yang biasa digunakan meliputi dedak, bekatul, onggok dan ampas sagu. Onggok bisa ditambahkan sebanyak 2,5% dari berat hijauan. Sedangkan dedak halus sebanyak 5% dan jika menggunakan ampas sagu diperlukan 7% dari berat hijauan. Bahan aditif untuk pembuatan silase dibedakan menjadi 2 jenis yaitu stimulan dan inhibitor. Bahan aditif yang masuk kategori stimulan adalah bahan pakan sumber karbohidrat seperti molasses. Selain itu molases dan urea juga bisa ditambahkan untuk meningkatkan kandungan protein silase berbahan baku jagung. Bahan stimulant lain yang juga bisa dipakai adalah enzim atau mikrobia yang biasa dijual di pasaran. Sedangkan bahan yang masuk kategori inhibitor diantaranya asam format, asam klorida, antibiotik, asam sulfat dan formalin. Penambahan inhibitor bermanfaat untuk proses ensilase, tetapi penggunaannya masih asing bagi petani kita. Hal ini dikarenakan bahan stimulan lebih mudah didapatkan, harganya juga lebih murah serta lebih ramah lingkungan. Bahan utama untuk pembuatan hay adalah segala macam hijauan (rumput atau legume) dan jerami yang di sukai oleh ternak ruminansia. Cara memanen dan menangani paska panen sangat mempengaruhi kualitas hay. Cara memanen yang kurang baik akan mengakibatkan banyaknya hijauan yang akan tercecer dan terbuang. Juga bila hijauan telah dipanen harus diletakkan ditempat yang teduh dan memadai, karena jika tertimpa hujan maka kualitas hijauan tersebut akan menurun. Syarat hijauan (tanaman) yang dibuat hay yaitu bertekstur halus atau yang berbatang halus agar mudah kering, dipanen dari area yang subur, dipanen saat menjelang berbunga (berkadar protein tinggi, serat kasar dan kandungan air optimal), sehingga hay yang diperoleh tidak berjamur (tidak berwarna “gosong”) yang akan menyebabkan turunnya palatabilitas dan kualitas. Agar hay dapat lebih awet disimpan, maka biasanya diberi bahan tambahan yang berupa bahan pengawet. Adapun macam-macam pengawet yang dapat dipakai antara lain garam dapur (Nacl), asam propionic, dan amonia cair. Garam sebagai pengawet diberikan 1-2% akan dapat mencegah timbulnya panas karena kandungan uap air, juga dapat mengontrol aktivitas mikroba, serta dapat menekan pertumbuhan jamur. Asam propionic berfungsi sebagai fungicidal dan 23
fungistalic untuk mencegah dan memberantas jamur yang tumbuh serta tidak menambah jumlah jamur yang tumbuh. Adapun pemberian untuk hay yang diikat (dipak) sebanyak 1% dari berat hijauan. Amonia cair juga berfungsi sebagai fungisidal dan pengawet, mencegah timbulnya panas, meningkatkan kecernaan hijauan tersebut dan memberikan tambahan N yang bukan berasal dari protein (NPN). Haylage merupakan proses lanjutan dari hay untuk dijadikan silase, dengan kata lain Haylage adalah hay yang dijadikan silase. Sehingga bahan - bahan yang digunakan dalam pembuatan haylage sama dengan bahan – bahan pembuatan silase. Perbedaannya hanya terdapat pada bahan utamanya, jika silase menggunakan hijauan segar hylage menggunakan hijauan kering (hay). Probiotik yang digunakan dalam kegiatan ini salah satunya merupakan hasil produk penelitian Tim Pelaksana IbM. Sapi Madura termasuk sapi potong yang memiliki kemampuan daya adaptasi yang baik terhadap stress pada lingkungan tropis, keadaan pakan yang kurang baik mampu hidup, tumbuh dan berkembang namun dengan pertambahan berat badan yang rendah. Sapi Madura sebagai sapi potong tipe kecil memiliki variasi berat badan sekitar 250 kg dan pemeliharaan yang baik dengan pemenuhan kebutuhan pakan yang baik mampu mencapai berat badan yang optimal (Hariyono, 2010). Pemeliharaan sapi Madura di Desa Karang Duwak Kecamatan Arosbaya umumnya bersifat semi intensif dengan cara dikandangkan terus menerus dan pemberian makan dan minum jika dimasukkan dalam kandang. Jenis pakan berupa hijauan pakan ternak berupa rumput lapangan, alang-alang, rumput gajah bila musim penghujan. Pada musim kemarau jerami padi merupakan pakan utama bagi sapi madura. Pengenalan teknologi pembuatan haylase dan pembuatan konsentrat melalui penyuluhan dan pelatihan telah memberi hasil positif dan meningkatkan ketrampilan peternak. Hal ini dimungkinkan karena proses pembuatan haylase dan pembuatan konsentrat dapat dikerjakan peternak dengan mudah dan dengan biaya yang murah. Ciri-ciri haylase yang baik : 1. Tidak berbau asam 2. Tidak berjamur, tidak berlendir 3. Mempunyai warna yang seragam (warna aslinya atau kecoklatan) 4. Tekstur masih jelas 5. Haylase tahan sampai 2 tahun apabila penyimpanan baik dan benar . Konsentrat merupakan salah
satu media pakan yang bisa dibilang wajib bagi para peternak semua jenis sapi yang mengejar 24
penggemukan sapi terutama bagi sapi potong. Konsentrat juga dikenal sebagai bahan pakan yang kadar nutrisi protein tinggi dan karbohidrat serta kadar serat kasar yang rendah (dibawah 18%). Untuk membuat konsentrat ada beberapa kombinasi bahan alami/organik yang dapat kita gunakan sebagai komposisi pembuatan konsentrat yang baik. Bahan-bahan komposisi konsentrat yang digunakan dalam kegiatan pengmas IbM ini terdiri dari : dedak padi, tp jagung, bungkil kedelai, jerami kangkung, tp ikan, premix mineral. Tatalaksana perkandangan merupakan salah satu faktor produksi yang belum mendapat perhatian dalam usaha peternakan sapi potong khususnya peternakan rakyat. Kontruksi kandang yang belum sesuai dengan persyaratan teknis dapat mengganggu produktivitas ternak, kurang efisien dalam penggunaan tenaga kerja dan berdampak terhadap lingkungan sekitarnya. Kondisi kandang yang tidak leluasa, tidak nyaman dan tidak sehat akan menghambat produktivitas ternak. Beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kandang untuk sapi potong antara lain dari segi teknis, ekonomis, kesehatan kandang (ventilasi kandang, pembuangan kotoran), efisien pengelolaan dan kesehatan lingkungan sekitarnya. Perbaikan kandang juga dilakukan pada kandang peternak peserta pengmas IbM , yang nantinya dapat digunakan sebagai percontohan perkandangan semi intensif.
Tabel 1. Hasil Analisis Proksimat Pakan Haylase dan konsentrat Komposisi Nutrisi
Bahan kering Abu(%) Protein Kasar (%) Lemak Kasar (%) Serat Kasar (%) Ca (%) BETN (%) BO (%) DE (Kcal/kg) TDN (%)
Haylase Kelp Tani Kelp Tani
Konsentrat Kelp Tani Kelp Tani
Karang Tani
Ternak Adil Makmur
Karang Tani
Ternak Adil Makmur
65.98 12.70 9.85 5.81 20.1928
55.07 9.78 9.32 3.44 19.43
0.93 17.94 56.28 2088.95 65.48
0.82 14.03 45.29 1594.64 62.24
89.89 9.08 8.97 8.70 21.20 0.78
89.91 8.92 9.74 6.87 24.53 1.26
41.94 82.33 3147.13 75.81
39.85 83.55 3027.83 71.53
25
Tabel 2. Hasil Quisioner Peternak INDIKATOR 1.
Pemanfaatan hijauan makanan ternak (rumput) dan
Sebelum IbM
Sesudah IbM
60 %
85 %
35 %
85%
25 %
80 %
jerami padi 2.
Pengetahuan manfaat pakan konsentrat untuk penggemukan sapi potong
3.
Pembuatan haylase dengan bahan baku rumput dan fermentasi jerami padi
4.
Pembuatan konsentrat
30 %
80%
5.
Pengolahan rumput sebagai bank pakan hijauan
30 %
80 %
Keinginan membuat haylase sebagai pakan ternak
35%
85%
Pengetahuan tentang penyusunan ransum sapi
30 %
70 %
30 %
80%
0,1-0,2 kg/hari
0,4-0,5 kg/hari
6.
potong. 7.
Pola pemberian pakan haylase dengan konsentrat
8.
Pertambahan berat badan
Pertambahan berat badan yang dicapai memberikan keuntungan yang diperoleh peternak. Pertambahan berat badan selama 1 bulan diperoleh 15 kg (30 hari x 0,5 kg), dengan rasio efisiensi pakan 70%. Hasil kegiatan IbM ini menunjukkan bahwa bahan pakan rumput dan limbah pertanian dan diolah menjadi produk haylage sebagai strategi penggemukan sapi potong terutama pada musim kemarau. Disisi lain limbah agroindustri antara lain : dedak padi, tp jagung, bungkil kedelai, jerami kangkung, tetes, tp ikan, premix mineral mempunyai prospek untuk dikembangkan sebagai bahan baku pembuatan konsentrat, hal ini memberi indikasi bahwa biodiversity bahan-bahan limbah pertanian dan agroindustri yang keberadaannya di pedesaan cukup banyak dapat dimanfaatkan secara optimal dengan harga yang relatif murah sehingga memberikan keuntungan bagi peternak. Hasil kegiatan pengmas pembuatan haylage dan konsentrat diapikasikan pada 16 orang peternak, yang selanjutnya diikuti oleh hampir semua peternak diwilayah tersebut. Manfaat dari kegiatan pengmas ini peternak dapat membuat sendiri haylage dan konsentrat, selanjutnya daerah Kecamatan Arosbaya akan menjadi daerah binaan dengan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bangkalan. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa haylage dengan bahan baku sebagai
bank pakan ternak 26
memberikan keuntungan ganda bagi masyarakat Desa karang Duwak dan Desa Glagga. Rumput melimpah pada musim hujan sekarang oleh peternak dapat diolah dengan teknologi tepat guna sebagai bank pakan sapi potong yang dapat dimanfaatkan pada musim kemarau. Dengan adanya penerapan teknologi tepat guna pembuatan pembuatan haylage, maka kualitas rumput masih dapat dipertahankan tetap baik. Hal ini menyebabkan pertambahan berat badan sapi potong bisa meningkat dari sebelumnya, sehingga keuntungan peternak meningkat. Disisi lain meningkatnya pengetahuan peternak tentang pembuatan haylage dan konsentrat secara mandiri meningkatkan ketrampilan peternak dan kesadaran untuk memanfaatkan rumput dan agroindustri melimpah untuk menjadi bahan pakan yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi ternak sepanjang waktu. Hasil kegiatan pengmas yang telah dicapai setelah dievaluasi ternyata optimalisasi produksi sapi potong dapat tercapai.
BAB 6. KESIMPULAN : 1. Pembuatan pakan haylase dan konsentrat dapat memberi hasil yang positif. dalam peningkatan sumber daya petani peternak di Desa Karang Duwak dan Desa Glagga Kecamatan Arosbaya Kabupaten Bangkalan. 2. Pengukuran pertambahan berat badan sapi potong 0,4-0,5 kg/hr 3. Teknologi tepat guna haylase dapat meningkatkan kualitas Hijauan Makanan Ternak (HMT) dan limbah pertanian (jerami padi) sebagai pakan sapi potong.
SARAN Dapat disarankan bagi para peternak di wilayah Desa Karang Duwak dan Desa Glagga Kecamatan Arosbaya Kabupaten Bangkalan dan sekitarnya, agar secara rutin melakukan pembuatan pakan haylase dengan metode-metode yang telah diajarkan oleh Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Airlangga agar dapat digunakan secara optimal.
27
DAFTAR PUSTAKA Amalia, R. N. 2010. Kajian silase daun ubi kayu (Manihot esculenta) dengan berbagai zat aditif terhadap kecernaan in vitro. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. (Skripsi). Hanafi, N. D. 2008. Teknologi Pengawetan Pakan Ternak. Universitas Sumatera Utara. Hardianto, R., D.E. Wahyono, C. Anam, Suryanto, G. Kartono dan S.R.Soemarsono. 2002. Kajian Teknologi Pakan Lengkap (Complete feed) sebagai peluang agribisnis bernilai komersial di pedesaan. Makalah Seminar dan Ekspose Teknologi Spesifik Lokasi. Agustus 2002. Badan Litbang Pertanian, JakartaHoward, R.L; Abotsi, E; Jansen van Rensburg El and Howard, S. 2003. African Journal of Biotecnology . Vol. 2 (12). Pp. 602-619 Lamid Mirni, Widya Paramita L. 2005. Biofermentasi dengan Inokulum Isolat Bakteri Asam Laktat pada Proses Silase Rumput Raja. Laporan Penelitian DIPA. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Airlangga. Mc. Donald, P. 1981. The Biochemistry of Silage. John Wiley and Sons Ltd, Chichester, New York. Nurgiatiningsih VMA. 2011. Peta Potensi Sapi Madura Murni di Empat Kabupaten Madura. J. Ternak Tropika. Vol. VII, No 67(3): 17-22. Rahmat dan B. Harianto. 2012. 3 Jurus Sukses Menggemukkan Sapi Potong. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Rstephenson. 2003. Hay, Silage, Haylage & other slides. Rukmana, R. 2005. Budidaya Rumput Unggul Hijauan Makanan ternak. Kanisius, Yogyakarta. Tillman, A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo, dan S. Lebdosoekojo. 1999. Ilmu Makanan. Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Hal. 422. Yahya Arif Andi. 2006. Pengaruh Pemberian Silase Rumput Gajah dan Jerami Padi yang Disemprot Suspensi Lactobacllus sp dan Saccharomyses cervisiae Terhadap Kadar Amonia Nitrogen dan pH Cairan Rumen Domba. Skripsi. Fakultas KedokteranN Hewan Universitas Airlangga Yusandi. 2008. Kajian mutu dan palatabilitas silase dan hay ransum komplit berbasis sampah organik primer pada kambing Peranakan Etawah. Program Pascasarjana Institut pertanian Bogor. (Tesis)
28
Lampiran 2. Teknologi Pengolahan Haylage Hijauan Teknologi Pengolahan Haylage Hijauan Hijauan pakan ternak : Rumput, daun jagung, tebon jagung→ dianginkan 4-5 jam Jerami jagung, jerami padi
Dedak padi, tp jagung, bungkil kedelai dan premix mineral (feed suplemen)
Dicacah/chopper
Konsentrat berkualitas (sumber energi dan protein)
Bekatul 5% Probiotik 5% Tetes 2% Dimasukkan dalam gentong plastik/drum/kantong plastik
Haylage hijauan berkualitas : • mempunyai warna seperti bahan asalnya • bau asam yang harum • tidak terdapat jamur • pH 4-4,5 dan 5,5 • dapat disimpan lebih lama dalam kondisi anaerob Haylage hijauan + konsentrat berkualitas
Dikemas dalam kantung plastik
Bank pakan hijauan sepanjang tahun
Analisis proksimat : bahan kering, bahan organik, protein kasar, serat kasar, abu, BETN, TDN
Siap diberikan pada ternak sapi potong, kambing
Siap dijual secara komersial Variabel yang diukur : - Konsumsi pakan - FCR - Efisiensi pakan - Pertambahan bobot badan sapi potong
-
Peningkatan Pendapatan: Kelompok Tani Ternak Adil Makmur Desa Glagga Kelompok Tani Karang Tani Desa Karang Duwak 29
DOKUMENTASI IbM HAYLASE
30
31
Gambar Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat IbM 32